BAB II: TANGGAPAN TERHADAP KAK DAN STUDI PUSTAKA
|
|
- Sri Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II: TANGGAPAN TERHADAP KAK DAN STUDI PUSTAKA 2.1. TARGET PERANCANGAN Desain diharapkan dapat menjawab kebutuhan dan tuntutan perancangan yang diminta, yaitu : 1. Perancangan Kota ; Desain mempertimbangkan RTRW kawasan agar selaras dengan pengembangan perencanaan dan perancangan kawasan karena ketinggian RUSUNAWA ini adalah 16 lantai. 2. Masterplan ; di lokasi akan direncanakan 2 menara bangunan RUSUNAWA dan Tahap pertama pembangunan adalah satu menara berlantai 16 dengan unit satuan rumah susun seluas 30 m2. Fungsi 2 lantai terbawah adalah untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial termasuk Kantor Pengelola. 3. Arsitektur Hemat Energi ; Perancangan bangunan menerapkan kaidah arsitektur berkelanjutan berupa konsumsi energi dan air yang efisien dan fleksibel terhadap penggunaan sumber energi. Penerapan Zero Run Off/ Water Harvesting. Perencanaan Kaidah Arsitektur Hemat Energi juga mengacu pada PERMEN PU Nomor 05/PRT/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi dan PERGUB DKI Jakarta Nomor 032 tahun 2012 tentang Bangunan Hijau. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 15
2 4. Tipe ; Arsitektur bangunan RUSUNAWA dapat mencerminkan bahwa bangunan tersebut adalah hunian vertikal di lokasi kawasan tepi sungai dan diharapkan memiliki ciri khas tertentu untuk bangunan sejenis di DKI Jakarta dengan tetap mempertimbangkan ciri khas lingkungan disekitarnya. 5. Lansekap ; Meminimalkan perkerasan dalam lokasi dan memberi peneduhan yang cukup pada permukaan perkerasan. Memiliki ruang terbuka sebagai ruang publik atau communal space pada bangunan dan lansekap yang selaras dan berkesinambungan Perancangan jalur pedestrian yang nyaman terpisah dengan jalur kendaraan bermotor serta Penyediaan aksesibilitas bagi para difabel baik di area dalam dan luar bangunan serta lingkungannya. Pada lokasi tidak disediakan parkir mobil hanya berupa jalur sirkulasi untuk keperluan jalur pemadam kebakaran, ambulans dan Drop Off. 6. Sosial ; Calon Penghuni adalah sebagian warga yang di Relokasi dari Bantaran Sungai Ciliwung sektor Pintu Air Manggarai Jembatan Kampung Melayu. Desain Tata ruang dalam unit hunian maupun ruang-ruang publik harus merespon pola hidup masyarakat yang sebagian besar belum terbiasa tinggal dalam hunian vertikal dimana perlu dipertimbangkan waktu didalam proses adaptasi tersebut. 7. Biaya Bangunan ; Taksiran biaya pembangunan masih dalam koridor yang wajar bagi ukuran bangunan gedung negara berlantai 16 dengan elevator sebagai penghubung utama antar lantai serta mempertimbangkan Harga Satuan Bangunan Gedung Negara Pemprov DKI Jakarta.Spesifikasi teknis menggunakan bahan-bahan yang umum dan memiliki kandungan lokal optimal. Keseimbangan antara pertimbangan ekonomis dengan kualitas yang wajar (reasonable) dengan menerapkan standar dan modul yang fleksibel baik untuk material maupun peralatan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 16
3 2.2. Tanggapan Perpoint 1. Dengan membuat sistem RTRW dapat menjangkau masalah-masalah tentang lingkungan dalam maupun luar rusunawa, serta membantu para penghuni menjalakan aktifitas bersama seperti lingkungan pada umumnya, sehingga dapat menyatukan warga-warga untuk menjalankan aktifitas bersama. Gambar 1 pengelompokan RT (rukun tetangga) 2. Dengan di bangunnya 1 tower untuk 16 lantai dengan perunitnya mempunyai luasan 30 m2, Target jumlah hunian adalah minimal 20 unit per lantai atau total 280 unit per menara. Luas per unit 30 m2 terdiri atas 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur dan 1 ruang keluarga serta 1 tempat jemur, bagian 2 lantai terbawah akan di buat Fasum dan Fasos akan di gunakan bersama bagi para penghuni dan pengelola rusunawa 3. perencanaan untuk Rusunawa yang berpenghasilan rendah pada penghuni sangat cocok untuk diterapkan, jadi penghuni maupun pengelola dapat menghemat biaya, tetapi bangunan itu sendiri dapat bertahan dalam jangka yang lama, sehingga perawatannya tidak terlalu sulit, pemanfaatan pada iklim di indonesia juga bisa di terapkan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 17
4 di rusunawa ini, gambar di samping menjelaskan pemanfaatan matahari sebagai pencahayaan alami, cahaya matahari juga dapat di gunakan untuk penyimpanan daya yang bisa di jadikan listrik akan tetapi cara perawatan juga bisa mahal jadi harus di perhitungkan kembali dan air hujan dapat di tampung dan di gunakan kembali untuk aktifitas para penghuni, seperti mandi, mencuci pakaian kecuali untuk minum. Gambar 2 pemanfaatan energi matahari 4. berdekatannya dengan kali ciliwung tipe-tipe untuk bangunan rusunawa sendiri jangan menghalangi pandangan pada kali tersebut, sehingga malah tidak akan terawat karena terabaikan, jadi yang harus diperlakukan kali tersebut adalah bagian dari rusunawa itu, jadi penghuni dan pengelola dapat merawat serta melestarikan kali ciliwung, bila tidak merawat akan menjadikan tempat itu polusi bagi si penghuni. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 18
5 untuk meminimalkan perkerasan pada rusunawa sangat di perlukan karena perkerasan salah satunya tidak dapat menyerap air, pada bagian pohonpohon peneduh juga di perlukan untuk para penghuni yang melakukan aktifitas bersama di lingkungan rusunawa, tidak disediakan tempat parkir mobil juga dapat menentukan siapa yang tinggal, yang sudah pernah ada rusunawa yang di buat kan tempat parkir malah di salah fungsi yang bertempat tinggal malah menengah keatas, dibuatkan jalur untuk mobil pemadaman agar suatu waktu masalah kebakaran tidak menjadi sulit pada masuk mobilnya. Gambar 3 Penerapan Konsep Hijau 5. Dalam kehidupan sosialisasi pada rusunawa ini mengacu pada lingkungan sosial pada umumnya, maka dari itu di buatkan RTRW, serta dibuatkan fasum fasos untuk kegiatan bersama-sama. 6. biaya bangunan pada rusunawa ini melihat dari penghuni yang berpenghasilan menengah kebawah, maka dari itu bangunan harus mempunyai ketahanan yang lama akan cuaca, dan masalah perawatan juga tidak terlalu mahal, dapat di jangkau bagi para penghuni. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 19
6 7. Pada bagian depan yang dekat dengan jalan raya, dan pedestrian pejalan kaki di buat pohon-pohon peneduh untuk meredup kebisingan dari jalan raya itu sendiri, gunanya untuk pedestrian untuk peneduh bagi pejalan kaki agar nyaman berjalan disitu. Gambar 4 Penerapan Pohon Peneduh 10. Untuk ruang terbuka, di manfaatkan bagi para penghuni untuk berkumpul melakukan aktifitasnya seperti bermain, dan bersosialisasi, ruang terbuka tersebut juga di buat nyaman seperti peneduhannya sehingga membuat ruang terbuka tersebut tidak terlalu gersang, dan dapat di manfaatkan juga untuk menyerap air. Gambar 5 penerapan ruang terbuka hijau Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 20
7 2.3. Pengertiaan Rumah Susun (Umum) Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal, dan merupakan satuansatuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. (UU, No.1 tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman) Macam-macam rumah susun di Indonesia yaitu: 1. Rumah susun umum adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan menengah bawah dan berpenghasilan rendah yang pembangunannya mendapatkan kemudahan dan bantuan Pemerintah atau Pemerintah Daerah.Rumah susun khusus adalah rumah susun yang diselenggarakan oleh Negara tau swasta untuk memenuhi kebutuhan sosial. 2. Rumah susun negara adalah rumah susun yang dimiliki dan dikelola Negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian. 3. Rumah susun dinas adalah rumah susun negara yang dimiliki negara yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian untuk menunjang pelaksanaan tugas pejabat atau pegawai negeri beserta keluarganya. 4. Rumah susun komersial adalah rumah susun yang diperuntukkan bagi masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi dan dapat diperjual belika sesuai dengan mekanisme pasar. Contohnya adalah apartemen atau kondominium. Pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, rumah susun negara, dan rumah susun dinas merupakan tanggung jawab Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 21
8 2.4. Pengertian Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) Rusunawa adalah singkatan dari rumah susun sederhana sewa yaitu bangunan bertingkat yang dibangun dalam satu lingkungan tempat hunian yang memiliki wc dan dapur yang menyatu, dengan cara membayar sewa tiap bulannya kepada pengembang. bangunan gedung bertingkat yang dibangun di suatu lingkungan baik dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang digunakan secara terpisah, status penguasaannya sewa dengan fungsi utamanya sebagai hunian. (Peraturan Menegpera nomor 18 tahun 2007) Rumah Susun Sederhana Sewa (rusunawa) adalah rumah susun yang dibangun untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dan dikelola oleh pengelola lokasi yang ditunjuk oleh pemilik rusunawa untuk dioperasikan berdasarkan sistem sewa. (Departemen Pekerjaan Umum dan Japan International Cooperation Agency, dalam Pengelolaan Operasional Rumah Susun Sederhana Sewa, 2007:2). Pembangunan rusunawa dilengkapi dengan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) seperti : fasilitas pendidikan, fasilitas bina sosial, fasilitas peribadahan, fasilitas kesehatan, fasilitas olah raga dan rekreasi, dan fasilitas komersial. Karena penghuni rusunawa biasanya sekitar asumsi 1 RW ± 2500 jiwa penduduk (SNI tentang Tata cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan) sehingga diperlukan fasilitas-fasilitas tersebut di kawasan rusunawa. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 22
9 Tabel 1 Sasaran Penghuni Rumah Susun Golongan Penghasilan Atas Atas atas Atas menengah Atas - bawah (18 jt - ) (15 jt 18 jt) (10 jt 15 jt) Menengah Menengah atas Menengah menengah Menengah bawah (6 jt 10 jt) (3 jt 6 jt) (1.5 jt 3 jt) Bawah Bawah atas Bawah menengah Bawah bawah (0.6 jt 1.5 jt) (0.25 jt 0.6 jt) ( jt) Dari table diatas, maka dapat disimpulkan sasaran masyarakat sesuai dengan rusunawa yang akan dibangun diperuntukkan untuk kelompok masyarakat yang berpenghasilan perbulan sekitar Rp ,00 Rp ,00 (kalangan bawah/rendah). 1. Alasan memilih perancangan rusunawa: - Mengatasi permukiman liar yang semakin lama menjadi padat karena semakin bertambahnya pertumbuhan penduduk Jakarta. - Membantu penduduk berpenghasilan rendah untuk mempunyai tempat tinggal yang layak karena lahan di Jakarta semakin mahal dan sempit. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 23
10 - Menciptakan lingkungan Kota Jakarta yang bersih, sehat, tertib dan berwibawa. Kendala rusun yaitu di dalam lingkup sosial/budaya, masyarakat yang sebelumnya hidup di hunian horizontal kemudian dipindah ke dalam hunian vertikal sehingga masyarakat susah untuk saling berintaeraksi sosial, sehingga mereka perlu beradaptasi dan salah satu solusi desain dengan /lantai blok bangunan terdapat ruang bersama/balai pertemuan untuk menampung kegiatan sosial mereka dan dilingkungan rusun juga terdapat ruang terbuka seperti lapangan, taman, sarana rekreasi untuk mereka saling berinteraksi antar blok bangunan. Manusia cenderung untuk memilih suatu lingkungan yang sesuai dan memuaskan, sehingga dapat bermukim dengan baik, sambil mempersiapkan masa depan bagi keluarganya. Maka dihasilkan suatu penggabungan terhadap keberadaan ruang bersama, yaitu: - Mudah pencapaian : sebaiknya masih berada dalam lantai yang sama dengan unit/warga yang terdekat. - Leluasa dalam pandangan : space/ruang sebaiknya bebas kolom. - Bebas sirkulasi : sebaiknya tidak terpotong oleh arus sirkulasi. - Bernuansa alam dan terbuka : sederhana dalam bentuk dan tidak terkesan tertutup. Adapun tujuan pemerintah menempatkan warga masyarakat berpenghasilan rendah/tergusur di dalam rusun adalah agar mereka dapat hidup secara layak dalam rumah yang sehat, manusiawi serta sekaligus menjunjung kehidupannya. (UU RI No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun). a. Kebijaksanaan tata ruang dan bangunan o Perencanaan fisik: Penggunaan lantai dasar efektif (setelah dikurangi koridor, tangga, toilet, dll) diatur sebagai berikut: 40% untuk kegiatan bersama dan fasilitas sosial dalam gedung, seperti kantor perhimpunan penghuni, taman kanak kanak, dll. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 24
11 o 60% luas digunakan untuk komersial/disewakan oleh perhimpunan penghuni dan pengelola bangunan dengan kriteria: - Anggota perhimpunan penghuni/para penghuni rumah susun. - Telah mempunyai kegiatan usaha sebelumnya dan dengan kepindahannya ke rumah susun usaha yang dikelolanya juga ikut pindah (usaha perumahan) - Masyarakat penghuni yang sudah mendapatkan pembinaan dalam rangka pemindahan ke rumah susun Pengelolaan lantai dasar diatur berdasarkan azas koperasi dengan mengutamakan pada pengusaha kecil/sektor usaha informal, sesuai dengan Renstra DKI Studi Banding Tabel 2 Studi banding No Rusun Kebon Kacang Rusun Cengkareng Rusun Benhil 1 Lokasi Jl. Kebon Kacang XI, Jakarta Pusat Cengkareng, Jakarta Barat Jl. LAN Penjernihan, Jakart Pusat 2 Akses Rusun berada di sekitar jalan kebon kacang sehingga akses menuju atau keluar area rusun cukup mudah. Jarak rumah susun dengan rute kendaraan umum cukup jauh ±1km Rusun berada di samping jalan utama penjernihan. Tersedianya halte yang di peruntukan penghuni rusun. 3 Jenis rusun Rusunami Rusunawa Rusunawa Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 25
12 4 Jumlah lantai 4 lantai 4 lantai 9 lantai 5 Jumlah tower 8 tower 16 tower 3 tower 6 Jml.unit per lantai 14 unit 12 unit 12 unit 7 Tipe unit Sistem koridor Double loudead Singgel loudead Double loudead 9 Pencahayaan Cahaya masuk Cahaya yang masuk Pencahayaan koridor koridor langsung kedalam kedalam koridor menggunakan lampu koridor. merupakan radiasi sehingga Koridor terasa sejuk karena cahaya yang langsung dari matahari. mengakibatkan pemborosan energi. masuk kedalam Koridor berada di sisi koridor bukan radiasi bangunan. langsung yang di timbulkan matahari. 10 Kondisi koridor Sejuk Cukup rapi Lantainya bersih. Lantai terdapat genangan-genangan Kotor Mudah terkena air hujan. Bersih Terdapat banyak benda-benda penghuni yang di taru di koridor. Sebagian di gunakan untuk aktifitas penghuni. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26
13 11 Fungsi lantai dasar Hunian Ruko Ruko 12 Ruang interaksi Koridor Lantai dasar 13 Ruang jemur Penghuni menjemur di area balkon hunian. Penghuni menjemur di area balkon hunian. Penghuni menjemur di area balkon hunian 14 Parkir kendaraan Kendaraan bermotor di parkirkan di lantai dasar, sedangkan mobil di parkirkan di luar area rusun. Kendaraan bermotor di parkirkan di area lantai dasar dan sekitar rusun, sedangkan mobil berada di tepi jalan rusun. Kendaraan di parkirkan di depan area rusun. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 27
14 15 Sirkulasi antar Sirkulasi antar tower Sirkulasi antar tower Karena hanya tower per blok atau dua per blok atau dua terdapat 3 tower maka tower. tower. sirkulasi antar tower saling berkaitan. 16 Sirkulasi vertikal Tangga Tangga Lift dan tangga 17 Tangga Menggunakan tangga Menggunakan tangga Menggunakan tangga kebakaran monyet. monyet. darurat. 18 Kondisi Tangga yang di Tangga yang di Lift tidak berfungsi transportasi per pergunakan cukup gunakan tidak dengan maksimal dan Lt baik dan terawat. terawat. terkesan kotor. 19 Kondisi dreinase Saluran pembuangan cukup baik. Saluran pembuangan terlalu kecil sehingga tidak mampu menampung air pembuangan rusun Saluran pembuangan tidak terawat. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 28
15 20 Penampungan sampah Berada di setiap blok yang kemudian di buang ke penampungan sampah sementara rusun. Terdapat di setiap tower, namun kondisinya tidak terawat. 21 Sirkulasi Kendaraan cukup Cukup baik, lebar Baik karena berada di kendaraan mudah untuk menuju rusun ini. Namun bagi jalan yang cukup luas dan kondisi jalan yang cukup baik. pinggir jalan utama. mobil hanya di parkir di luar area rusun. 22 Sirkulasi pejalan Pejan kaki cukup Pejalan kaki harus Pejaln kaki cukup kaki mudah karena rusun berjan terlebih dahulu mudah untuk menuju berada di pinggir jalan sekitar ±1km untuk jalan utam. utama. mendapatkan kendaraan umum. 23 Interaksi dengan Kurang baik karena Kurang baik karena Kurang baik karena lingkungan rusun membuat rusun jauh dari tidak di sediakannya Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 29
16 sekitar pembatasan. lingkungan bersifat sosial. aarea untuk berinteraksi dengan warga sekitar. 24 Instalasi air, gas, lisrik dll Cukup baik Cukup baik Cukup baik 25 Sarana olahraga Kurang tersedianya sarana olah raga, karena rusun ini hanya memiliki satu lapangan olah raga. Sangat baik tersedianya sarana olah raga di setiap bloknya. Kurang tersedianya sarana olah raga yang dapat menunjang aktifitas penghuninya Kesimpulan Lokasi hunian susun menjadi penting karena menyanggkut permasalahan kemudahan akses penghuni. Pencahayaan pada koridor yang menggunakan sistem double loudead kurang baik, sehingga di perlukan perancanaan pencahayaan. Ruang interaksi tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Tidak di sediakannya ruang jemur, sehingga penghuni cenderung menjemur di jendela. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 30
17 Diperlukan sistem utilitas yang baik sehingga pipa-pipa utilitas tidah merusak keindahan bangunan. Arah hadap hunian berpengaruh terhadap jalinan sosial antar penghuni. Parkir kendaraan tidak tertata dengan baik sehingga pengawasan terhadap keamanan menjadi berkurang. Tidak tersedianya parkiran untuk gerobak, bagi para pedagang. Kurang maksimalnya penyediaan fasilitas terhadap penghuni. Tidak tersedianya area yang di peruntukan bagi pasar kaget, karena dari hasil survey banyak pedagang yang menggelar dagangannya di area jalan. Sampah rumah tangga langsung di buang ke TPU tanpa adanya sistem pengolahan limbah. Banyak warga yang membuat taman buatan yang menggantung di area koridor sehingga menimbulkan kekumuhan. Dari hasil survey rusun kurang memperhatikan area bermain bagi anak-anak sehingga banyak anak-anak yang bermain di area koridor. Di perlukannya sirkulasi atar tower, untuk memudahkan interaksi antar penghuni. Sirkulasi vertikal sebaiknya di pisahkan dengan tangga pemadam kebakaran. Dreinase tidak berfungsi secara baik karena ukuran yang terlalu kecil Study Literature Dong Tang Long Social Housing Zone adalah sebuah contoh upaya pemerintahan Vietnam untuk memberikan perumahan perkotaan bagi penduduk berpenghasilan rendah sampai menengah bagi penduduk perkotaan yang terlantar oleh pembangunan perkotaan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 31
18 Gambar 6 Perspektif Dong tang long terdiri dari 6 lantai dan 15 blok yang terletak di Daerah Truong Thanh, District 9, Kota Ho Chí Minh. Untuk meminimalisasi biaya, bangunan terorientasi pada pola zigzag untuk mengurangi masuknya cahaya matahari dari arah barat sehingga tidak dengan penyelesaian biaya. Blok individu terbentuk seperti piramida terbalik untuk meningkatkan ruang hijau pada lantai dasar dan untuk menyediakan tempat berteduh dan shelter dari iklim Vietnam yang lembab panas. Strategi lain untuk mengurangi konsumsi energy meliputi memaksimalkan cahaya matahari dengan penggunaan ventilasi. Gambar 7 Site Plan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 32
19 Dalam perancangan proyek ini, arsitek bekerja untuk membuat trotoar dan ruang publik disesuaikan dengan permukiman pada negara Vietnam. Seperti pada banyak negara, tradisi ruang social pada negara Vietnam telah terganggu oleh gaya hidup perkotaan dan komunitas yang tinggi. Di Dong Tang Long, arsitek menciptakan trotoar internal dan area hijau pada lantai paling atas untuk menghubungkan bangunan dan merubah interaksi social. Trotoar dengan matrial conblock selebar 12 meter dengan dibatasi oleh pohon palm menyusuri seluruh komplek, serta disediakan juga ruang untuk pejalan kaki dan sepeda motor. Gambar 8 sequance Dong tang long Dong Tang Long social housing mempunyai ruang untuk kebutuhan penggunanya, seperti sarana pendidikan : sekolah, area publik : sarana rekreasi, lapangan dan pertokoan. Desain ruang luar ini dipertimbangkan melalui taman yang besar dan shelter yang bermatrial kayu yang didekorasi dengan tumbuhan yang menjalar diatasnya. Bangunan ini memakai konstruksi prefab pada dinding dan lapisan dasar lantai. Unit pada Dong Tang Long disesuaikan dengan pembeli sehingga mereka mengeluarkan 3 tipe unit yang berbeda dengan luasan dapur dan kamar mandi yang sama tetapi ruang makan dan tempat tidur dapat disesuaikan dengan permintaan pembeli. Gambar 9 Denah Tower Dong tang long Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 33
20 Kesimpulan pada Dong Tang Long Social Housing : Bangunan tersebut menerapkan prinsip-prinsip Green Architecture dengan baik dengan memperhatikan lahan dan pengguna, seperti pengadaan fasilitas umum dan sosial, desain jalan 12 m dengan memperhatikan matrial yang digunakan dan untuk penjalan kaki di area bangunan sehingga parkir kendaraan berada di sisi belakang bangunan. Pemakaian tanaman pada sisi bangunan. Adanya open space untuk pengguna dengan shelter yang bermatrial kayu sesuai dengan prinsip respect for users dan minimizing new resources. Adanya roof garden untuk mengurangi suhu panas di dalam bangunan. Penggunaan orientasi zig zag dan bukaan lebar di jendela pada bangunan untuk mengurangi cahaya matahari dan konsep cross ventilation terjadi pada bangunan. Gambar 10 Tampak Dong tang long Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 34
BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Seiring dengan perkembangan Kota DKI Jakarta di mana keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah menjadi masalah dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat terutama
Lebih terperinciBAB II: STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING
BAB II: STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING 2.1. Tanggapan Tanggapan dalam sayembara ini cukup menarik karena rusunawa sebagai strategi Penataan Permukiman kumuh. Bisanya permukiman kumuh bisa diatasi dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinciBAB II: TINJAUAN PUSTAKA
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Asrama Mahasiswa Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah bangunan tempat tinggal bagi orang orang yang bersifat homogen. Misalnya, asrama mahasiswa, asrama
Lebih terperinciBAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa
BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang termasuk dalam 14 kota terbesar di dunia. Berdasarkan data sensus penduduk dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2009 Jakarta
Lebih terperinciBAB II: TINJAUAN PUSTAKA
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (KBBI, 2005:854).
Lebih terperinciBAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE
BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS 5.1. Konsep Filosofis Dilatarbelakangi oleh status kawasan industri Cikarang yang merupakan kawasan industri
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.
Lebih terperinciBAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI
BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI 5.1. Konsep Pengolahan Lahan Rusuna Bertingkat Tinggi 5.1.1. Skenario Pengolahan Lahan Gambar 5.1. Skenario pengolahan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk
Lebih terperinciGedung Kantor LKPP BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jakarta mengalami permasalahan rumit sebagaimana halnya dialami kota-kota besar lainnya di dunia. Harus diakui betapa sulit menyediakan kebutuhan akan ruang untuk menunjang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Judul Proyek : Rumah Susun Bersubsidi Tema : Green Architecture Lokasi : Jl. Tol Lingkar Luar atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) Kel. Cengkareng Timur -
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN
BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU
BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU 3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat
Lebih terperinciBAB III : DATA DAN ANALISA
BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Menurut Avelar et al dalam Gusmaini (2012) tentang kriteria permukiman kumuh, maka permukiman di Jl. Simprug Golf 2, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran
Lebih terperinciBAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur 5.1. Program Dasar Kebutuhan Ruang Program dasar kebutuhan ruang pada rumah susun sederhana milik di RW 01 Johar Baru dapat diuraikan sebagai
Lebih terperinciKONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5. 1 Konsep Dasar Perencanaan 5.1.1 Tata Ruang Makro A. Konsep Pola Ruang Rumah susun diharapkan akan menekan pembangunan perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti kegiatan 5. Pelaksanaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelaksanaan Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti kegiatan 5. Pelaksanaan juga dapat diartikan sebagai suatu rencana realistis, praktis dan pragmatis yang telah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Pengertian Dasar Rusunawa Pembangunan rumah susun merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah kebutuhan perumahan dan pemukiman terutama di daerah perkotaan yang jumlah penduduknya
Lebih terperinciBAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi
BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek
Lebih terperinciJenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta yang mencakup Jabodetabek merupakan kota terpadat kedua di dunia dengan jumlah penduduk 26.746.000 jiwa (sumber: http://dunia.news.viva.co.id). Kawasan Jakarta
Lebih terperinciRUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAKARTA SELATAN Arsitektur Tropis
LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAKARTA SELATAN DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR Disusun Oleh: DATIP M KOSWARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2. menjadikan Jakarta sebagai kota yang sangat padat penduduknya.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Proyek Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2 dengan jumlah populasi 2 sebesar 8.792.000 jiwa dan memiliki kepadatan penduduk sebesar
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Meningkatnya kebutuhan akan rumah, terbatasnya lahan, serta tingginya nilai lahan menjadi fenomena umum yang terjadi hampir
Lebih terperinciRUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT
RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008-2009 Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Menempuh Ujian Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas
Lebih terperinciBAB V KONSEP DESAIN Konsep desain interior Berdasarkan masalah yang ada, maka perancang menetapkan konsep desain yaitu konsep fungsional efisien.
BAB V KONSEP DESAIN Konsep desain interior Berdasarkan masalah yang ada, maka perancang menetapkan konsep desain yaitu konsep fungsional efisien. KONSEP RUANG o Organisasi ruang Organisasi ruang yang digunakan
Lebih terperinciGambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam
Gambar 4. Blok Plan Asrama UI Sumber : Survei Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam perawatan atau maintenance AC tersebut. Kamar untuk yang memakai AC merupakan kamar yang paling besar
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai
BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi Daerah Ibukota Yogyakarta mulai dari tahun 2008 yang memiliki jumlah penduduk 374.783 jiwa, pada tahun
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE
BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE 3.1. SUSTAINABLE ARCHITECTURE Sustainable Architecture (arsitektur berkelanjutan) memiliki tujuan untuk mencapai kesadaran lingkungan dan memanfaatkan sumber
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL 4. 2 KONSEP TAPAK
BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL Kampung kota merupakan sebuah fenomena yang cukup unik, di samping memiliki karakteristik kampung, namun memiliki karakteristik perkotaan. Kampung memiliki sifat rasa kekeluargaan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis
185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur proses pengadaan barang/jasa yang dibiayai oleh APBN/APBD.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY
81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR
LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi
Lebih terperinciAPARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK
Lebih terperinciRENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak
BB V HSIL RNCNGN Luas lahan rumah susun ini adalah ±1.3 ha dengan luas bangunan ±8500 m². seperempat dari luas bangunan ditujukan untuk fasilitas umum dan sosial yang dapat mewadahi kebutuhan penghuni
Lebih terperinciBAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler
BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT lingkungan yang mampu menyembuhkan SUASANA Menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam terutama pada area yang difokuskan untuk kesembuhan pasien.
Lebih terperinciBAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.
BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang
Lebih terperinciRUSUNAWA di Jatinegara Barat
DOKUMEN SAYEMBARA SAYEMBARA PROYEK DESAIN ARSITEKTUR RUSUNAWA di Jatinegara Barat KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM RI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA IKATAN ARSITEK INDONESIA JAKARTA MEI 2013 Penyelenggara Bekerja
Lebih terperinciBAB IV KONSEP. Gambar 4.2 Pemintakatan berdasarkan fungsi hunian dan publik yaitu fungsi hunian berada di lantai atas dan umum di lantai dasar
BAB IV KONSEP 4.1 Ide awal perancangan Ide awal perancangan rumah susun ini adalah rumah susun sebagai miniatur kota dengan fungsi-fungsi yang sederhana dan mandiri. Kota sebagai produk peradaban modern
Lebih terperinciKonsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo
Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo Felicia Putri Surya Atmadja 1, Sri Utami 2, dan Triandriani Mustikawati 2 1 Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista
BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Fisik Analisa Fisik merupakan analisa terhadap penempatan bangunan untuk mendapatkan data yang dapat dijadikan pedoman dalam perancangan sehingga bangunan menjadi tepat sasaran
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan
Lebih terperinciDESAIN INTEGRATIF DALAM PERENCANAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA
KONSEP PELATIHAN PERENCANA BETON PRACETAK JAKARTA, 24 NOVEMBER 2014 DESAIN INTEGRATIF DALAM PERENCANAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA ARS. RONALD L TAMBUN, IAI IKATAN ARSITEK INDONESIA PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN
Lebih terperinciPengembangan RS Harum
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pasar Oeba selain sebagai layanan jasa komersial juga sebagai kawasan permukiman penduduk. Kondisi pasar masih menghadapi beberapa permasalahan antara lain : sampah
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA
BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Dimana permasalahan utama yang dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk indonesia adalah Pertumbuhan penduduk
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar
Lebih terperinciVI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET
42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG KONDOMINIUM HOTEL ( KONDOTEL) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG KONDOMINIUM HOTEL ( KONDOTEL) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa seiring dengan pesatnya perkembangan
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,
Lebih terperinciLaporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja
BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan sebagai pedoman awal dalam perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Umum Jakarta Selatan.
Lebih terperinciBAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA
BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciPERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN DAN LAYAK HUNI Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 FARID BAKNUR, S.T. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM B A D A N P E N D U K U N G P E N G E M B A N G A N S I S T E M P E N Y E D I
Lebih terperinciBAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN
4 BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 1.1 Faktor Tapak dan Lingkungan Proyek Kasus proyek yang dibahas disini adalah kasus proyek C, yaitu pengembangan rancangan arsitektural model permukiman
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA
BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek Perkembangan kota Jakarta sebagai ibukota negara berlangsung dengan cepat. Dengan banyaknya pembangunan disana-sini semakin mengukuhkan Jakarta
Lebih terperinciBAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan
BAB V KONSEP V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan Gambar 34. Zoning dan Pola Sirkulasi Main entrance berada pada bagian selatan bangunan. Warna biru menunjukan
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI
LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 12 2016 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA,
Lebih terperinciBAB V. KONSEP PERANCANGAN
BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kota-kota besar di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Antara lain disebabkan adanya peluang kerja dari sektor industri dan perdagangan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkotaan dengan kompleksitas permasalahan yang ada di tambah laju urbanisasi yang mencapai 4,4% per tahun membuat kebutuhan perumahan di perkotaan semakin meningkat,
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN Berangkat dari permasalahan utama pada bab sebelumnya disimpulkan tiga kata kunci yang mendasari konsep desain yang akan diambil. Ketiga sifat tersebut yakni recycle, community
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus
Lebih terperinciBAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin
BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang bertempat tinggal dan bekerja di dalam kota maupun yang berasal dari daerah pinggiran seperti,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KAWASAN Tinjauan Kawasan Kebon Kacang Raya dan Kebon Kacang 30 3.1 Gambaran Kawasan Proyek Nama : Kawasan Kebon Kacang dan sekitarnya. Lokasi : Jl. Kebon Kacang Raya dan Jl.Kebon Kacang
Lebih terperinciBAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang
Lebih terperincib. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun
BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Perletakkan massa bangunan apartemen yang memperhatikan view yang ada, view yang tercipta kearah barat dan utara. Permasalahan yang ada di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Wisma atlet merupakan salah satu tempat hunian bagi atlet yang berfungsi untuk tempat tinggal sementara. Selain itu keberadaan wisma atlet sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1 Pemilihan Lokasi dan Lokasi Tapak 4.1.1 Lingkungan Tapak Dalam Buku Profil Penataan Ruang DKI Jakarta tahun 2003, pada bagian 2.2.3 Kawasan permukiman tercantum bahwa pemanfaatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Iklim tropis yang ada di Indonesia diakibatkan karena letak Indonesia berada tepat di garis ekuator, yang berarti dekat dengan matahari. Dipengaruhi letaknya ini, matahari
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permukiman Kumuh Berdasarkan Dinas Tata Kota DKI tahun 1997 dalam Gusmaini (2012) dikatakan bahwa permukiman kumuh merupakan permukiman berpenghuni padat, kondisi sosial ekonomi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di Yogyakarta Kampung Ngampilan RW I secara geografis terletak di daerah strategis Kota Yogyakarta,
Lebih terperinci