KERAGAAN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL PADI DAN KONTRIBUSI TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KERAGAAN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL PADI DAN KONTRIBUSI TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI"

Transkripsi

1 KERAGAAN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL PADI DAN KONTRIBUSI TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI Moh. Saeri Purwanto Fatkul Arifin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2008.

2 KERAGAAN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH DAN KONTRIBUSI TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI Moh. Saeri, Purwanto dan Fatkul A. Peneliti BPTP Jawa Timur Abstrak Kajian untuk mengetahui keragaan hasil delapan varietas padi di lahan sawah irigasi dan pengaruhnya terhadap pendapatan usahatani dari 8 (delapan) varietas padi sawah telah dilaksanakan di desa Sidokerto Kecamatan Karangjati Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur dari bulan Juli sampai dengan Desember Pengkajian menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Delapan varietas yang diuji adalah: Bondoyudo, Aek Sibondong, Mekongga, Kalimas, Sarinah, Gilirang, Pepe dan Cibogo. Sebagai pembanding varietas Ciherang yang sudah lama di tanam petani di lokasi pengkajian. Luas petak yang diusahakan adalah 4 x 5 meter dan jarak tanam yang digunakan adalah jajar legowo 35 x 20 x 12,5 cm. Benih yang ditanam berumur nol hari, ditanam dengan cara tanam benih langsung (tabela) 4-5 biji per lubang, pemeliharaan dilakukan secara optimal. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah 200 kg Urea, 100 kg ZA, 50 kg SP-36, 50 kg Phonska, dan kg pupuk organic per ha. Parameter yang diukur adalah komponen pertumbuhan dan hasil padi serta data usahatani dari masingmasing varietas padi sawah. Hasil kajian menunjukkan bahwa rata-rata hasil gabah yang diperoleh adalah Varietas Pepe memberikan hasil tertinggi yaitu 10,42 t/ha, sedangkan varietas Kalimas memberikan hasil terrendah (6,45t/ha), namun masih lebih tinggi dibanding hasil yang diperoleh rata-rata petani sekitar yaitu kg/ha.varietas ciherang. Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan, bahwa varietas Pepe tidak berbeda nyata dengan varietas Bondoyudo, Mekongga, Cibogo dan sarinah, sedangkan varietas tersebut berbeda nyata dengan varietas Aek Sibondong, Kalimas dan Gilirang. Hasil Analisis Ekonomi dari 8 varietas yang diuji, Pepe memberikan keuntungan tertinggi yaitu Rp ,- sedangkan keuntungan terrendah adalah varietas Kalimas yaitu sebesar Rp ,-. Keuntungan dari masing-masing varietas tersebut adalah lebih tinggi disbanding keuntungan rata-rata petani sekitar yaitu sebesar Rp ,-. Selanjutnya dari delapan varietas yang dikaji semuanya layak untuk diusahakan karena R/C Ratio yang dicapai lebib dari 1 (satu). Tertinggi Varietas Pepe (2,59), terendah varietas Kalimas (1,80) selanjutnya kontribusi dari varietas yang diuji terhadap pendapatan usahatani, tertinggi adalah varietas Pepe 134 % (Rp ,-) dan terrendah Varietas Kalimas 5 % (Rp ,-). Dengan demikian 8 varietas padi yang di uji keragaan hasil tersebut bisa disarankan untuk ditanam petani sebagai alternative pergiliran varietas. Kata Kunci: Padi, Sawah, Keragaan hasil, Usahatani, Keuntungan. 1

3 PENDAHULUAN Usaha pertanian merupakan suatu industri biologis yang memanfaatkan materi dan proses hayati untuk memperoleh laba yang layak bagi pelakunya yang dikemas dalam berbagai subsistem, mulai dari subsistem produksi, produksi, panen dan pasca panen, distribusi, dan pemasaran ( Adnyana, 2001). Peningkatan Produksi pangan melalui usaha Intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian merupakan suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang semakin meningkat. pada umumnya usaha tersebut yang dilakukan dalam rangka peningkatan pendapatan petani masih bertumpu pada lahan sawah. Satu dari empat misi Badan Litbang Pertanian adalah meningkatkan efisiensi dan pemanfaatan Inovasi pertanian hasil penelitian serta penjaringan umpan baliknya (Badan Litbang Pertanian, 2004). Peningkatan mutu hasil harus didekati dengan pengembangan varietas dan teknologi pengelolaan panen dan pasca panen, baik primer maupun sekunder. Oleh sebab itu varietas merupakan salah satu teknologi unggulan dan utama dalam upaya peningkatan produksi dan nilai ekonomi padi (Balitpa, 2000). Penggunaan varietas unggul merupakan teknologi andalan yang secara luas digunakan masyarakat, murah dan memiliki kompatibilitas yang tinggi dengan teknologi maju lainnya. Penggunaan varietas unggul tersebut memungkinkan Indonesia mencapai swasembada beras sejak sepuluh tahun lebih. Untuk mempertahankan keberhasilan tersebut maka fokus perhatian program pemuliaan tanaman masih terus di tingkatkan pada upaya penyediaan varietas unggul yang lebih baik dari varietas yang telah ada. (Manwan, 1997). Berkaitan dengan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan hasil dari varietas padi yang ditanam dan kontribusinya terhadap pendapatan yang diperoleh petani pada lahan sawah irigasi, khususnya di Kabupaten Ngawi. 2

4 Bahan dan Metode Penelitian ini dilaksanakan pada lahan sawah irigasi di desa Sidokerto kec. Karangjati Kabupaten Ngawi. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Nopember 2007, lahan yang digunakan adalah milik petani setempat dengan luas lahan sekitar 0,5 (setengah) hektar, lahan ditata sedemikian rupa untuk ditanami delapan varietas padi. penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (Randomized Blok Design) dengan 3 (tiga) ulangan, sehinggi petakan lahan yang dipersiapkan sejumlah 24 petak. Varietas yang diuji adalah sebagai berikut : 1. varietas Bondoyudo, 5. Pepe, 2. varietas Kalimas, 6. Cibogo, 3. Varietas Sarinah, 7. Mekongga 4. Varietas Gilirang 8. Aek Sibundong ( Lesmana O.L.at.All.2004) Sedangkan varietas pembanding yang digunakan adalah varietas ciherang, hal ini dilakukan karena petani setempat sudah banyak yang menggunakan varietas ciherang. Penanaman padi dilaksanakan dengan tanam benih langsung (tabela) benih dikecambahkan terlebih dahulu sebelum ditanam, benih ditanam 4-5 biji per lubang. Pemeliharaan tanaman dilakukan secara optimal meliputi pengairan, Penyiangan dan Pemupukan. Pengairan dilakukan secara berselang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Penyiangan dilakukan sebanyak dua kali, penyiangan pertama dilakukan pada umur 14 hari, bersamaan dengan itu dilakukan penyulaman dan penjarangan, dimana tiap rumpun disisakan tiga bibit per lubang. Pemupukan sesuai dengan paket teknologi BPTP Jawa Timur, yaitu berdasarkan analisa tanah setempat (spesifik lokasi). Pupuk organik diberikan pada saat sebelum tanam dengan cara ditaburkan secara merata di permukaan tanah, sedangkan aplikasi pupuk anorganik dilakukan sebanyak tiga kali yaitu umur dua minggu setelah tanam sebagai pemupukan dasar, pemupukan kedua dilakukan pada umur 25 hari setelah tanam, dan pemupukan ketiga dilakukan pada umur 40 hari setelah tanam. Pupuk organik yang diberikan adalah pupuk bokasi sebanyak 2000 kg/ha, sedangkan dosis dan jenis pupuk anorganik yang di gunakan pemupukan dasar adalah : 100 kg urea + 50 kg ZA+ 50 kg SP-36 per ha. Sedangkan pada pemupukan kedua adalah 50 kg Urea + 50 kg Phonska + 4 kg regen granul per ha, kemudian pada pemupukan ke tiga atau 3

5 yang terakhir adalah 50 kg urea + 50 kg ZA + regen sebanyak 4 kg per ha. Regen diberikan untuk mengendalikan hama penggerek batang, karena pada musim kemarau populasi penggerek batang terutama hama sundep dan beluk sangat tinggi. Aplikasi pupuk anorganik dilakukan dengan cara ditabur merata di antara barisan tanaman yang sempit, sedangkan diantara barisan tanaman yang lebar tidak ditaburi pupuk, hal ini dilakukan agar pemberian pupuk buatan lebih efektif. Untuk mengendalikan serangan penyakit hawar daun dilakukan penyemprotan dengan fungisida Scor sebanyak dua kali dengan konsentrasi 0,5 cc/liter air. Penyemprotan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 40 hari setelah tanam, kemudian dilanjutkan dengan penyemprotan kedua pada saat tanaman berumur 60 hari setelah tanam. Untuk mengendalikan hama walang sangit dilaksanakan penyemprotan dengan Desis 2.5 EC (deltrametrin) 1,5 cc/liter air, penyemprotan dilakukan pada saat tanaman mulai keluar malainya. Metode Analisis Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: I. Analisis Agronomi dan II. Analisis Ekonomi. Variable yang diamati dalam analisis Agronomi meliputi : 1. variable pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan umur panen); 2. variabel produksi (Panjang malai, Gabah isi per malai dan produksi per hektar), variabel yang diamati dalam analisis ekonomi adalah biaya produksi, pendapatan dan keuntungan usahatani. Analisis Agronomi dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan tingkat produksi dari masing-masing varietas padi yang diuji, sedangkan analisis ekonomi dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat kontribusi dari masing-masing varitas yang diuji jika dibandingkan dengan usahatani rata-rata petani sekitar lokasi kegiatan. Data usahatani non koperator diperoleh dari 5 petani sekitar yang menanam varietas ciherang untuk diwawancarai dan selanjutnya data diolah untuk digunakan sebagai pembanding. Analisis Agronomi menggunakan metode uji BNT., sedangkan analisis ekonomi menggunakan metode Input Output (IO) yang dipopulerkan oleh Sukartawi (2002). Bahwa pendapatan usahatani dipengaruhi oleh cara bercocok tanam yang diterpkan, tingkat produksi yang dicapai dan tingkat harga produk yang berlaku. Untuk mengetahui keuntungan usahatani maka data usahatani dianalisis menggunakan. Rumus Analisis IO, 4

6 adalah : = TR-TC.(Sukartawi,2002) TR = PQ x Q TC = PX x X Keterangan : = keuntungan usahatani TR = total penerimaan usahatani TC = total biaya usahatani Q = hasil gabah masing-masing varietas PQ = harga gabah saat panen Xi = Macam sarana produksi ke i PXi = harga sarana produksi ke i HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman pada saat pertumbuhan maksimum memperlihatkan pertumbuhan tanaman yang cukup baik pada semua varietas, hal ini didukung oleh kondisi tanah yang cukup subur (hasil analisis tanah terlampir) Pertumbuhan tanaman padi dari delapan varietas yang diuji di Desa Sidokerto Karangjati Kabupaten Ngawi disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman saat panen, Jumlah Anakan Produktif per rumpun, dan Umur saat panen masing-masing Varietas. No Nama Varietas Tinggi Tan. (cm) Jum. Anak Prod.tif/malai Umur Panen (Hst) Produksi ton/ha 1 Bondoyudo e ab ab a 2 Aek Sibundong bcd ab 9.23 ab b 3 Mekongga bc bc 9.82 bc b 4 Kalimas bcde ab a 5 Sarinah a bc b 6 Gilirang b abc b 7 Pepe cde a b 8 Cibogo de c c CV BNT Keterangan : angka-angka dalam kolom sama yang diikuti huruf sama, tidak berbeda nyata menurut uji BNT (α = 0,05) Tinggi tanaman. Pada saat panen pertumbuhan semua varietas yang diuji menunjukkan pertumbuhan yang normal. 5

7 Pada Tabel 1. dapat dikemukakan bahwa tinggi tanaman saat panen yang tertinggi adalah varietas Sarina (99,5), sedangkan yang terrendah adalah varietas Bondoyudo (90,0). Dari hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman varietas sarina berbeda nyata dengan varietas yang lain, sedangkan varietas Bondoyudo tidak berbeda nyata dengan Kalimas (92,8), varietas Pepe (92,5) dan varietas Cibogo (90,7). Selanjutnya varietas Gilirang (96,2) tidak berbeda nyata dengan varietas Aeksibundong (93,0), varietas Mekongga (94,8), dan varietas Kalimas (92,8). Perbedaan ini lebih disebabkan oleh faktor genetik dari varietas dan laju pertumbuhan tanaman itu sendiri. Jumlah Anakan Produktif per Rumpun saat Panen Seperti terlihat pada Table 1. dapat dilaporkan bahwa jumlah anakan produktif saat panen yang mempunyai nilai tertinggi adalah Varietas Pepe (26,3), sedangkan varietas yang mempunyai anakan terendah adalah Varietas Cibogo (23,2). Selanjutnya berdasarkan analisis ragam diketahui bahwa jumlah anakan produktif perrumpun saat panen varietas Pepe (26, 3) adalah tidak berbeda nyata dengan varietas Bondoyudo (25,9), Varietas Aeksibondong (25,8), Varietas Kalimas (25,9), dan Varietas Gilirang (24,8). Namun berbeda nyata dengan Varietas Cibogo (23,2), Varietas Sarinah (23,7) dan Varietas Mekongga (24,0). Perbedaan ini lebih disebabkan oleh faktor genetik dari varietas itu sendiri. Umur Padi Saat Panen. Umur panen adalah dihitung sejak benih ditanam hingga tanaman dalam plot sudah siap dipanen (90 % menguning) data yang disajikan pada Table 1 menunjukkan bahwa varietas Kalimas (102) adalah memiliki umur yang paling dalam. Sedangkan umur yang paling genjah adalah adalah varietas Cibogo (98,0). Selanjutnya berdasarkan analisis ragam diketahui bahwa umur panen varietas kalimas adalah tidak berbeda nyata dengan varietas bondoyudo (101,7) tetapi berbeda nyata dengan varietas lainnya. Sedangkan varietas Mekongga (99,7) tidak berbeda nyata dengan varietas Aeksibondong (99,3), varietas Sarinah (99,3), Varietas Gilirang (99,3), dan varietas Pepe (33,3), namun berbeda nyata dengan varietas Cibogo (98,0). Menurut Baswarsiati (2003). Tanaman padi yang ditanam di dataran rendah seperti Ngawi dan Nganjuk, umurnya bisa lebih pendek dibanding ditanam di dataran tinggi seperti Malang, hal ini karena di Ngawi memiliki kelembaban udara yang lebih rendah dan suhu udara yang lebih tinggi. Suhu 6

8 yang lebih tinggi mempengaruhi tingkat aktivitas system enzim didalam jaringan tanaman. Harjadi (1979) mengemukakan bahwa suhu yang tinggi meningkatkan reaksi biokimia dan fisiologi tanaman terutama proses fotosintesa sehingga mempercepat pertumbuhan tanaman. Produksi Ubinan dikonversi ke hektar Hasil produksi gabah dari delapan varietas padi yang diuji menunjukkan bahwa nilai tertinggi adalah varietas Pepe (10,42), bondoyudo (10,32) dan Sarinah (10,12), sedangkan hasil produksi terrendah adalah varietas Kalimas (6,45) dan varietas Gilirang. Dari hasil uji statistik terlihat bahwa varietas Pepe tidak berbeda nyata dengan varietas Bondoyudo, varietas Sarinah, Varietas Cibogo dan varietas Mekongga, namun berbeda nyata dengan varietas lainnya. Perbedaan produktifitas per hektar dari masing-masing varietas yang diuji lebih disebabkan oleh perbedaan genetic dari varietas tersebut, karena masing-masing varietas tersebut diperlakukan sama. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. berikut ini. Tabel 2. Rata-rata Panjang Malai, Gabah isi per malai, Gabah Hampa per Malai dan Produksi Per hektar masing-masing varietas padi. No Nama Varietas Panjang Malai Gabah Isi/ Malai Produksi ton/ha 1 Bondoyudo a a a 2 Aek Sibundong b 95.8 d 9.23 b 3 Mekongga a a 9.82 ab 4 Kalimas a bc 6.45 d 5 Sarinah a a ab 6 Gilirang b c 7.74 c 7 Pepe a a a 8 Cibogo a ab 9.62 ab CV BNT Pada kajian ini cara bercocok tanam yang diterapkan pada semua varietas yang diuji adalah sama. Dengan demikian jenis, jumlah harga dan nilai sarana produksi yang digunakan pada semua varietas adalah sama. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 3. Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pengolahan tanah menggunakan Traktor dan cangkul. Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan tanah adalah sebesar Rp ,-, adalah sama dengan yang dikeluarkan Oleh petani yang lain, sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tanam ada perbedaan hal ini karena ada 7

9 perbedaan cara tanamnya, penelitian menggunakan cara tanam tabela sedangkan petani menggunakan cara tanam pindah, sehingga petani perlu tenaga cabut bibit. Biaya yang dikeluarkan unntuk tanam sebesar Rp ,- sedangkan biaya tanam untuk petani sebesar Rp ,-. Biaya untuk pemeliharaan tanaman sebesar Rp ,-, sedangkan petani mengeluarkan biaya sebesar Rp ,- Total biaya tenaga kerja untuk peneliti sebesar Rp. 1,605,000,- sedangkan petani sebesar Rp ,- selisih biaya terutama terletak pada biaya penyiangan, dimana system tabela memerlukan biaya penyiangan lebih banyak. Selanjutnya biaya panen disajikan pada tabele 5 karena biaya panen berkaitan erat dengan produksi yang dihasilkan dari masing-masing varietas. Biaya panen dihitung berdasarkan hasil gabah dari masing-masing varietas dibagi 9 (8 bagian untuk pemilik, 1 bagian untuk pemanen) dikalikan dengan harga gabah pada saat panen. GKP (Rp. 2000/kg). Tabel 3. Jenis, jumlah, upah, dan Nilai Tenaga Kerja pada Usahatani 8 Varietas Padi di desa Sidokerto Karangjati, Kab. Ngawi, MK II 2007 Jumlah Kg/L Harga Satuan Nilai Tenaga Kerja (Rp) No. Jenis Sarana Peneliti Petani Rp/kg Peneliti Petani 1 Tenaga Kerja - Olah Tanah (Traktor) , , ,000 - Perbaikan Pematang , , ,000 Olah tanah Cabut Bibit 4 15, ,000 - Tanam , , ,000 Tanam Pemupukan ,000 60,000 75,000 - Penyiangan , , ,000 - Penyemprotan ,000 80,000 80,000 - Pengairan Brg Brg 50,000 50,000 50,000 Pemeliharaan Total Biaya Tenaga Kerja 1,605,000 1,560,000 Biaya Sarana Produksi 8

10 Sarana produksi yang digunakan pada penelitian ini adalah : Benih Padi, Pupuk Organik, Pupuk Anorganik, dan pestisida. Benih padi yang digunakan ada 8 macam diasumsikan dengan harga yang sama yaitu Rp 4500,- per kilo gram, nilai benih untuk peneliti sebesar ,- sedangkan petani biaya benih sebesar Rp ,- Selanjutnya pupuk yang digunakan adalah Bokasi, Urea, SP-36, ZA, dan Phonska. Total biaya pupuk yang digunakan oleh peneliti sebesar Rp. 945,000,- sedangkan petani sebesar Rp. 967,500,- Pestisida yang digunakan pada penelitian ini adalah Desis, Regen Granula, dan Score. Biaya pestisida yang dikeluarkan oleh peneliti sebessar Rp ,-, sedangkan petani sebesar Rp ,-. Selanjutnya biaya sewa tanah per musim per hektar adalah se besar Rp ,-, maka dengan demikian total biaya sarana produksi yang dikeluarkan oleh petani adalah sebesar Rp ,- sedangkan petani sebesar Rp ,-. Data selengkapnya disajikan pada tabele 4 berikut.. Tabel 4. Jenis, Jumlah, harga dan Nilai Sarana Produksi per hektar yang digunakan pada Usahatani 8 Varietas padi di desa Sidokerto Kec. Karangjati Kab. Ngawi, MK II 2007 Jml. Kg/L Harga Sat. Nilai Saprodi Non Petani No. Jenis Sarana Korerator Koperator Rp/kg Koperator Non Koperator. 1 Benih , ,000 2 Pupuk: - Urea , , ,000 - ZA , , ,000 - SP ,500 75, ,500 - Phonska ,800 90,000 90,000 - Pupuk Organik , ,000 Sub Jumlah Biaya Pupuk 945, ,500 3 Pestisida Regen (Insektisida) 8 6 6,000 48,000 36,000 - Desis (Insektisida) , , ,000 - Scor (Fungisida) , ,000 - Jumlah Biaya Pestisida - 488, ,000 4 Sewa Tanah 1 1 2,500,000 2,500,000 2,500,000 Jml. Biaya Sarana Prodroduksi 4,113,000 4,088,500 9

11 Total Biaya Usahatani Total Biaya Usahatani merupakan penjumlahan dari Biaya Tenaga Kerja, Biaya Sarana Produksi dan Biaya Panen. Total Biaya Usahatani dari Masing-masing Varietas padi yang diuji disajikan pada Tabele 5. Biaya produksi tertinggi dari 8 varietas yang diuji adalah Varietas Pepe yaitu sebesar Rp12,806,444,- sedangkan biaya produksi terrendah adalah varietas Kalimas sebesar Rp. 7,151,333,-, namun demikian biaya tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh petani yaitu sebesar Rp 7,037,389,- rendahnya biaya produksi tersebut terkait dengan biaya panen yang dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi yang dihasilkan. Keuntungan Usahatani Perbedaan pendapatan dan keuntungan usahatani pada penelitian ini adalah ditentukan dari tingkat hasil yang dicapai dari masing-masing varietas. Keuntungan usahatni padi merupakan selisih antara nilai hasil yang diperoleh dengan nilai biaya produksi yang dikorbankan. Data selengkapnya disajikan pada Tabele 5. Dari hasil Analisis pendapatan usahatani delapan varietas padi menunjukkan bahwa keuntungan tertinggi adalah Varietas Pepe (Rp. 12,806,444,-), sedangkan keuntungan terrendah adalah varietas Kalimas (Rp.5,748,667), namun keuntungan tersebut masih lebih tinggi bila dibanding dengan keuntungan yang dicapai oleh petani yang menggunakan varietas ciherang yaitu sebesar Rp. 5,462,611,-. Dari 8 varietas yang diuji menunjukkan bahwa semua varietas memberikan keuntungan usahatani yang berbeda-beda. Tingkat evisiensi (R/C Ratio.) dari masing-masing varietas, tertinggi dicapai varietas Pepe sebesar 2,59, kemudian diikuti oleh Varietas Bondoyudo sebesar 2,58. sedangkan R/C Ratio terrendah adalah Varietas Kalimas (1,8), kemudian diikuti Varietas Gilirang (2,08), namun kedua varietas tersebut masih lebih tinggi bila dibanding usahatani yang dilakukan petani yaitu sebesar 1,78. Tabel 5. Perbedaan nilai keuntungan atau tingkat evisiensi dari masing-masing varietas padi yang diuji dipengruhi oleh tingkat hasil yang dicapai dari masing-masing varietas padi tersebut, sehingga mempengaruhi tingkat kontribusi terhadap pendapatan usahatani. Nilai kontribusi terhadap pendapatan usahatni dari masing-masing varietas disajikan pada 10

12 Tabele5. Kontribusi tertinggi adalah varietas Pepe sebesar 134 % (Rp ,-) sedangkan yang terrendah adalah varietas Kalimas sebesar 5 % (Rp ,-). Besar kecilnya kontribusi yang diberikan dari masing-masing varietas tersebut lebih disebabkan oleh factor genetic yang ada pada masing-masing varietas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari delapan varitas yang diuji ditambah satu kegiatan petani adalah layak secara ekonomis untuk diusahakan karena semua memiliki R/C Ratio lebih besar dari satu. Sedangkan secara teknis juga menunjukkan kelayakannya, karena sampai akhir pertumbuhan tanaman, semua varietas menunjukkan pertumbuhan yang normal. 11

13 Tabel 5. Produksi, Nilai Produksi, Biaya Produksi, Keuntungan per hektar setiap varietas padi yang diusahakan di lahan sawah desa Sidokerto, Kec. Karangjati Kab. Ngawi pada MK II 2007 (Juli /d Nopember 2007) Varietas Prod. kg/ha Nilai hasil Nilai Biaya Produksi (Rp/ha) Bawon Total Biaya Keuntungan R/C Rp/ha Sarana T. Kerja Rp/ha Rp/ha Rp/ha Kontribusi (Rp) per % Rati o Varietas tase Bondoyudo 10,320 20,640,000 4,113,000 1,605,000 2,293,333 8,011,333 12,628, ,166,056 1,31 Aek Sibundong 9,230 18,460,000 4,113,000 1,605,000 2,051,111 7,769,111 10,690, ,228, Mekongga 9,820 19,640,000 4,113,000 1,605,000 2,182,222 7,900,222 11,739, ,277, Kalimas 6,450 12,900,000 4,113,000 1,605,000 1,433,333 7,151,333 5,748, ,056 5 Sarinah 10,120 20,240,000 4,113,000 1,605,000 2,248,889 7,966,889 12,273, ,810, Gilirang 7,740 15,480,000 4,113,000 1,605,000 1,720,000 7,438,000 8,042, ,579, Pepe 10,420 20,840,000 4,113,000 1,605,000 2,315,556 8,033,556 12,806, ,343, Cibogo 9,620 19,240,000 4,113,000 1,605,000 2,137,778 7,855,778 11,384, ,921, Petani 6,250 12,500,000 4,088,500 1,560,000 1,388,889 7,037,389 5,462, Keterangan: Data Primer diolah, 2007, Harga Jual padi kering sawah rata-rata Rp 2000/kg, Biaya panen / bawon (9/1).

14 Kesimpulan Dari delapan varietas padi yang diuji pada penelitian ini secara teknis adalah layak untuk diusahakan karena memberikan pertumbuhan yang normal sampai akhir pertumbuhan. Sedangkan secara ekonomis varietas Pepe memberikan keuntungan tertinggi yaitu sebesar Rp ,-, dengan R/C Ratio sebesar 2,59. sedangkan keuntungan terrendah adalah varietas Kalimas, sebesar Rp ,- dengan R/C Ratio 1,8., namun masih lebih tinggi dibandingkan keuntungan yang dilakukan petani sebesar , R/C Ratio 1,78. semua varietas yang diuji adalah layak secara ekonomis baik yang dilakukan peneli maupun varietas yang ditanam petani, karena semua varietas memiliki tingkat evisiensi yang diukur dengan R/C Ratio semuanya lebih besar dari 1 (satu). Sehingga dengan demikian semua varietas yang diuji adalah layak untuk dikembangkan dilokasi penelitian karena secara teknis maupuk secara ekonomis memenuhi syarat. Saran. Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini maka varietas Pepe bisa disarankan untuk dikembangkan di lokasi penelitian karena memberikan hasil yang paling tinggi dibanding yang lainnya, namun demikian varietas yang lain juga bisa sebagai alternative pergiliran varietas. DAFTAR PUSTAKA Adnyana, M.O Pengembangan Sistem Usaha Pertanian berkelanjutan. Forum Penelitian Agro Ekonomi 19(2): Puslitbang Sosek Pertanian, Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, rencana strategis Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian Balitpa Sukamandi, Sinkronosasi Program Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi. Lesmana O.S. H.M. Toha, I. Las dan B. Suprihatno Diskripsi Varietas Unggul Baru Padi. Balitpa Sukamandi. Baswarsiati, at all Uji Adaptasi Galur-Galur Harapan Calon Varietas Unggul Padi Sawah. Prosiding Seminar dan Ekspose Teknologi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur, Malang, 9-10 Juli

15 Harjadi SS Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Jakarta. Suwono, at all Acuan Rekomendasi Pemupukan Spesifik Lokasi untuk Padi Sawah di Jawa Timur, Oleh Suwono, BPTP Karangploso. Sukartawi, Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta. 14

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO Sutardi, Kristamtini dan Setyorini Widyayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta ABSTRAK Luas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR Charles Y. Bora 1 dan Buang Abdullah 1.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara I. PENDEKATAN PETAK OMISI Kemampuan tanah menyediakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil

Lebih terperinci

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit LAMPIRAN 30 31 Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-31//IR19661131-3-

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI Endjang Sujitno, Kurnia, dan Taemi Fahmi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat Jalan Kayuambon No. 80 Lembang,

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di Desa Luhu Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Waktu penelitian dari bulan Maret sampai bulan

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Seminar Nasional : Reformasi Pertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Asmarhansyah 1) dan N. Yuliani 2)

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1. Keragaan Usahatani Padi Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten

Lebih terperinci

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kec. Natar Kab. Lampung Selatan dan Laboratorium

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA Tota Suhendrata dan Setyo Budiyanto Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani. 85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi

Lebih terperinci

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG Moh. Saeri dan Suwono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Sampang merupakan salah satu

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005 PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Sumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/

Sumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/ Lampiran 1. Deskripsi benih sertani - Potensi hasil sampai dengan 16 ton/ha - Rata-rata bulir per-malainya 300-400 buah, bahkan ada yang mencapai 700 buah - Umur panen padi adalah 105 hari sejak semai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada 27 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada 105 13 45,5 105 13 48,0 BT dan 05 21 19,6 05 21 19,7 LS, dengan

Lebih terperinci

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 125-130 Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak Morphological Characterization

Lebih terperinci

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Juni, 2012 KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH Gatot Kustiono 1), Jajuk Herawati 2), dan Indarwati

Lebih terperinci

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH Andi Ishak, Bunaiyah Honorita, dan Yesmawati Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari: AgroinovasI Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Petani Di Lampung, selain lahan sawah beririgasi teknis dan irigasi sederhana, lahan rawa juga cukup potensial

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR Oleh : Yudhi Mahmud Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jawa Barat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan

Lebih terperinci

VI. UBI KAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 41

VI. UBI KAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 41 VI. UBI KAYU 6.1. Perbaikan Genetik Sejatinya komoditas ubi kayu memiliki peran cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Pada level harga ubi kayu Rp750/kg, maka dengan produksi 25,5 juta ton (tahun

Lebih terperinci

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO Yati Haryati dan Agus Nurawan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Jl. Kayuambon No. 80 Lembang, Bandung Email : dotyhry@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Usahatani Padi di Indonesia Padi merupakan komoditi pangan utama masyarakat Indonesia. Pangan pokok adalah pangan yang muncul dalam menu sehari-hari, mengambil porsi

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG Rr. Ernawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Jl. Z.A. Pagar Alam No. 1ª Bandar lampung E-mail: ernawati

Lebih terperinci

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan Ahmad Damiri dan Yartiwi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36, 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Pagung, Kabupaten Tanggamus dari bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii RIWAYAT HIDUP... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 Februari 2010. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

Apa yang dimaksud dengan PHSL?

Apa yang dimaksud dengan PHSL? Usahatani padi sawah di Indonesia dicirikan oleh kepemilikan lahan yang kecil (< 0.5 ha) Teknik budidaya petani bervariasi antar petani dan antar petakan Pemupukan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) merupakan

Lebih terperinci

DAYA HASIL DAN POTENSI LIMBAH UNTUK PAKAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SISTEM TANAM LEGOWO 2:1. I NYOMAN ADIJAYA dan I MADE RAI YASA

DAYA HASIL DAN POTENSI LIMBAH UNTUK PAKAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SISTEM TANAM LEGOWO 2:1. I NYOMAN ADIJAYA dan I MADE RAI YASA DAYA HASIL DAN POTENSI LIMBAH UNTUK PAKAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SISTEM TANAM LEGOWO 2:1 I NYOMAN ADIJAYA dan I MADE RAI YASA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali ABSTRAK Selama

Lebih terperinci

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI AANB. Kamandalu dan S.A.N. Aryawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali ABSTRAK Uji daya hasil beberapa galur harapan

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN

Lebih terperinci

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU Nurmegawati dan Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl Irian km 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK Pemanfaatan

Lebih terperinci

Jurnal online Pertanian Tropik Pasca Sarjana FP USU Vol.1, No.1. Juni 2013

Jurnal online Pertanian Tropik Pasca Sarjana FP USU Vol.1, No.1. Juni 2013 47 KAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH BERBASIS PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI DATARAN TINGGI TAPANULI UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA Novia Chairuman 1*) 1) Balai Pengkajian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP: PROSES DISEMINASI TEKNOLOGI EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI KELURAHAN KEMUMU KECAMATAN ARGAMAKMUR KABUPATEN BENGKULU UTARA Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Semawung, Kec. Andong, Boyolali (lahan milik Bapak Sunardi). Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan

Lebih terperinci

VI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23

VI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23 VI. UBIKAYU 6.1. Perbaikan Genetik Kebutuhan ubikayu semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya berbagai industri berbahan baku ubikayu, sehingga diperlukan teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17 PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17 Khairatun Napisah dan Rina D. Ningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat No. 4 Banjarbaru,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1. Sawah Tadah Hujan Lahan sawah tadah hujan merupakan lahan sawah yang dalam setahunnya minimal ditanami satu kali tanaman padi dengan pengairannya sangat

Lebih terperinci

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan II. Materi dan Metode 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan Januari-Mei 2013.

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Zulfikar Mahmud (1), Moh. Ikbal Bahua (2) dan Fauzan Zakaria (3) Jurusan Agroteknologi,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi Sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661-131- 3-1///IR64

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR Amir dan St. Najmah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan pada lahan sawah

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SALIBU.

TEKNOLOGI SALIBU. TEKNOLOGI SALIBU BUDIDAYA PADI TANPA BENIH TANAM 1 KALI PANEN BERKALI-KALI www.indonesiabertanam.com Teknologi Salibu (ratun yang modifikasi) Adalah teknologi budidaya padi dengan memanfaatkan batang bawah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial TINJAUAN PUSTAKA Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Pada umumnya usahatani padi masih merupakan tulang punggung perekonomian keluarga tani dan perekonomian

Lebih terperinci

TINGKAT PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI SISTEM TANAM LEGOWO DAN TEGEL DI KECAMATAN KRAMATWATU KABUPATEN SERANG.

TINGKAT PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI SISTEM TANAM LEGOWO DAN TEGEL DI KECAMATAN KRAMATWATU KABUPATEN SERANG. TINGKAT PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI SISTEM TANAM LEGOWO DAN TEGEL DI KECAMATAN KRAMATWATU KABUPATEN SERANG Mayunar Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten Jl.

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO Purwanto 1) dan Dyah Panuntun Utami 2) 1)Alumnus Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian 2) Dosen Program

Lebih terperinci

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3 Nomor persilangan : BP3448E-4-2 Asal persilangan : Digul/BPT164-C-68-7-2 Golongan : Cere Umur tanaman : 110 hari Bentuk tanaman : Sedang Tinggi tanaman : 95

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Amir dan M. Basir Nappu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR PADI SAWAH (Oryza sativa L) PADA TIGA JUMLAH BARIS CARA TANAM LEGOWO A. Harijanto Soeparman 1) dan Agus Nurdin 2) 1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya adalah komoditas padi, karena komoditas padi sebagai sumber penyediaan kebutuhan pangan pokok berupa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari

Lebih terperinci

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau Yunizar dan Jakoni Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Fax. (0761) 674206; E-mail bptpriau@yahoo.com Abstrak Peningkatan produksi jagung

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO Prosiding BPTP Karangploso No. - ISSN: - PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan ini dilakukan mulai bulan Oktober 2007 hingga Februari 2008. Selama berlangsungnya percobaan, curah hujan berkisar antara 236 mm sampai dengan 377 mm.

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI Julistia Bobihoe dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Petani 1) Umur Umur petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU BPTP RIAU 2012 PENDAHULUAN Kebutuhan beras sebagai sumber kebutuhan

Lebih terperinci

1. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nanggroe Aceh Darussalam 2. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

1. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nanggroe Aceh Darussalam 2. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT KERAGAAN USAHATANI VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADI SAWAH DENGAN POLA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT):Studi Kasus di Desa Aneuk Glee Kecamatan Indrapuri Nanggroe Aceh Darussalam (The Farm Performance

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARI MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN LUMAJANG THE INTEGRATED PLANT MANAGEMENT OF NEW SUPERIOR VARIETIES OF INPARI RICE TO SUPPORT

Lebih terperinci

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional Dewasa ini, Pemerintah Daerah Sumatera Selatan (Sumsel) ingin mewujudkan Sumsel Lumbung Pangan sesuai dengan tersedianya potensi sumber

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2012 di Dusun Bandungsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT Baiq Tri Ratna Erawati 1), Awaludin Hipi 1) dan Andi Takdir M. 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK AgroinovasI PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK Lahan rawa lebak merupakan salahsatu sumberdaya yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan di Provinsi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini antara lain pengamatan selintas dan pengamatan Utama 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya

Lebih terperinci

Keragaan Varietas Inpari Pada Lahan Lebak Tengahan di Desa Epil Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

Keragaan Varietas Inpari Pada Lahan Lebak Tengahan di Desa Epil Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung 24 Mei 2014 ISBN 978-602-70530-0-7 halaman 43-49 Keragaan Varietas Inpari Pada Lahan Lebak Tengahan di Desa Epil Kabupaten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Oleh : Dandan Hendayana, SP (PPL Kec. Cijati Cianjur) Saat ini tanaman padi hibrida merupakan salah satu alternatif pilihan dalam upaya peningkatan produksi

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG (TABELA) DI LAHAN SAWAH IRIGASI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH PENDAHULUAN

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG (TABELA) DI LAHAN SAWAH IRIGASI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH PENDAHULUAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG (TABELA) DI LAHAN SAWAH IRIGASI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH Oleh : Chairunas, Adli Yusuf, Azman B, Burlis Han, Silman Hamidi, Assuan, Yufniati ZA,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo 26 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Adaptasi Galur Harapan Padi Gogo Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo berpengaruh nyata terhadap elevasi daun umur 60 hst, tinggi tanaman

Lebih terperinci

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU ABSTRAK

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU ABSTRAK KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU Yartiwi, Yahumri dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI PADI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN

TEKNOLOGI PRODUKSI PADI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN TEKNOLOGI PRODUKSI PADI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN Astiani Asady, SP., MP. BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BONE 2014 OUT LINE: PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii RIWAYAT HIDUP... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci