KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Penerjemahan 1.1 Definisi Penerjemahan Definisi tentang penerjemahan sudah banyak dikemukakan oleh Para pakar penerjemahan. Nida (1975:33) menyatakan definisi penerjemahan translating consists in reproducing in the receptor language the closest natural equivalence to the message of the source language, first in terms of meaning and secondly in terms of style. Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Bell (1991:5) bahwa translation is the expression in the target language of what has been expressed in source language, preserving two aspects, which are semantic and stylistic equivalence. Kedua definisi di atas menunjukkan bahwa penerjemahan memfokuskan tidak hanya kesepadanan makna, tetapi juga bentuk. Sementara itu, Catford (1965:20) memberikan definisi penerjemahan sebagai translation is the replacement of textual material in one language (Source Language / SL) by equivalent textual material in another language (Target language / TL). Dalam definsi tersebut, Catford memfokuskan kesepadanan antara Teks bahasa sumber dan Teks bahasa sasaran. Definisi lain tentang penerjemahan dinyatakan oleh Newmark (1981:7) yang menyatakan bahwa translation is a craft consisting of the attempt to replace a written message and/or statement in another language. Menurutnya penerjemahan hanya memfokuskan pada pengalihan pesan tertulis dan/atau pernyataan tanpa memperhatikan bentuk yang digunakan dalam teks. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penerjemahan adalah pengalihan pesan dari satu bahasa ke bahasa yang lain yang sepadan dengan memperhatikan makna dan bentuk. 9

2 Teknik Penerjemahan Tujuan penerjemah menerapkan berbagai teknik penerjemahan adalah mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi pada saat menerjemahkan dan mencari padanan yang lebih dekat dengan bahasa sasaran. Machali (2009:107) menyatakan bahwa teknik adalah hal yang bersifat praktis dan diberlakukan terhadap tugas tertentu (dalam hal ini tugas penerjemahan). Molina dan Albir (2002: ) memaparkan teknik penerjemahan, sebagai berikut: 1. Adaptasi (adaptation) Teknik adaptasi adalah teknik yang digunakan untuk mengganti unsur budaya BSu pada BSa. Teknik ini seringkali digunakan dengan tujuan agar menghasilkan terjemahan yang berterima pada teks BSa. Contoh penerapan teknik adaptasi yaitu: BSu: Massage BSa: Pijat Di dalam BSu, istilah massage seringkali digunakan dalam banyak hal, diantaranya untuk istilah memijit orang bahkan hewan peliharaan. Sedangkan pada BSa, istilah massage kemudian diadaptasi menjadi pijat. 2. Amplifikasi (Amplification) Teknik amplifikasi adalah teknik penerjemahan yang dilakukan dengan cara memparafrase istilah implisit yang terdapat pada BSu ke dalam BSa. Contoh penerapan teknik amplifikasi adalah sebagai berikut: BSu: Giordany Gold Age-Defying Foundation. BSa: Giordany Gold Age-Defying Foundation untuk semua jenis kulit. Pada contoh di atas, penerjemah bermaksud untuk menyatakan kegunaan produk tersebut. Namun, penerjemah tidak tepat di dalam menerjemahkan maksud Perusahaan. Produk tersebut sebenarnya merupakan produk yang seharusnya digunakan untuk orang dewasa, jadi bukan untuk konsumsi remaja. Jadi, pernyataan untuk semua jenis kulit tidak tepat untuk menggantikan makna

3 11 dari Age-defying. Alternatif penerjemahannya adalah Alas bedak Giordany Gold Anti Penuaan Dini. 3. Peminjaman (Borrowing) Teknik peminjaman adalah teknik yang digunakan oleh penerjemah dengan cara meminjam kata atau ungkapan dari BSu pada BSa dari segi fonetik maupun morfologi. Molina dan Albir membedakan Teknik peminjaman menjadi 2 (dua), yaitu: a. Teknik peminjaman murni (pure borrowing) Di dalam menerjemahkan teks BSu ke dalam BSa, penerjemah memilih untuk tetap mempertahankan teks BSu pada teks BSa. Contoh penerapan teknik peminjaman murni (pure borrowing) adalah sebagai berikut: BSu: Facial BSa: Facial BSu: Eyeliner BSa: Eyeliner Kedua contoh diatas tidak menunjukkan perbedaan antara keduanya. Kata yang terdapat di dalam BSu sama dengan kata yang terdapat di dalam BSa. Meskipun tetap mempertahankan bentuk asli, tingkat kualitas penerjemahan tersebut tetap tergolong sebagai penerjemahan yang akurat dan berterima. Namun bagi sebagian orang, penerjemahan tersebut tidak terbaca. b. Teknik peminjaman yang telah dinaturalisasi (naturalized borrowing) morfologi. Teknik peminjaman ini memperhatikan dari segi fonetik dan Contoh penerapan teknik peminjaman yang telah dinaturalisasi adalah: BSu: Secretary BSa: Sekretaris

4 12 Dari kedua contoh di atas, dapat diketahui bahwa penerjemahan dengan menggunakan teknik peminjaman yang telah dinaturalisasi berkaitan langsung dengan segi fonetiknya. 4. Calque (Calque) Teknik penerjemahan calque adalah teknik penerjemahan kata demi kata dan juga menggunakan aspek peminjaman di dalamnya. Contoh penerapan teknik calque adalah sebagai berikut: BSu: Effective against and perspirant deodorant BSa: Efektif mengurangi keringat dan bau badan berlebih Pada kalimat di atas, penggunaan teknik calque dapat ditunjukkan pada frasa effective against yang diterjemahkan menjadi Efektif mengurangi. Penerjemahan frasa tersebut menggunakan kata demi kata. Sedangkan, teknik peminjaman terdapat pada kata effective yang diterjemahkan menjadi efektif. BSu: This Shampoo contains extract of apple BSa: Sampo ini mengandung ektrak buah apel Contoh kedua dari kalimat di atas juga menggunakan teknik penerjemahan kata demi kata. Kemudian ditunjukkan pula teknik peminjaman yang terdapat pada kata extract dalam BSu yang diterjemahkan menjadi ektrak dalam BSa. 5. Kompensasi (Compensation) Teknik penerjemahan ini digunakan ketika penerjemah memindahkan unsur bahasa atau pengaruh stilistika dari tempat dan satuan tertentu dari bahasa sumber ke tempat dan satuan lainnya dalam bahasa sasaran. Contoh penerapan teknik kompensasi adalah sebagai berikut: BSu: A pair of trousers BSa: Sebuah celana panjang

5 13 Pada contoh di atas, penerapan teknik kompensasi dapat ditunjukkan dengan kata a pair of yang berarti sepasang diganti dengan kata sebuah di dalam BSa. 6. Deskripsi (Description) Teknik penerjemahan deskripsi adalah teknik penerjemahan yang digunakan untuk mengganti istilah atau ungkapan yang terdapat dalam BSu dengan deskripsi dari segi bentuk atau fungsinya dalam BSa. Berikut adalah contoh penerapan teknik deskripsi: BSu: Chemical peeling BSa: Chemical peeling, yaitu perawatan wajah dengan cara memijat yang dilakukan dengan tujuan untuk menghaluskan dan meremajakan kulit dari jerawat, pigmentasi, pori pori besar dan lain sebagainya. ( 7. Kreasi Diskursif (Discursive Creation) Teknik kreasi diskursif adalah teknik yang digunakan dengan tujuan untuk menghasilkan kesepadanan sementara yang tidak terduga pada BSa karena sama sekali berbeda dari BSu dan keluar konteks. blog Winoto: BSu: Grease BSa: Vaseline Berikut adalah contoh penerapan teknik kreasi diskursif yang diambil dari Dalam tulisan blognya, Winoto mengatakan bahwa orang Argentina mengganti istilah Grease yang merupakan judul film musikal terkenal yang terdapat dalam BSu menjadi Vaseline dalam BSa (Spanyol) yang merupakan merk petroleum jelly yang digunakan sebagai bahan dasar pelembab kulit. Dari contoh di atas jelas terlihat bahwa kata yang terdapat dalam BSu tidak ada kaitannya dengan kata dalam BSa atau bisa disebut makna yang dihasilkan keluar konteks. Sebagai alternatif penerjemahannya, kata Grease dapat diterjemahkan menjadi Grasa.

6 14 Contoh lain penerapan teknik kreasi diskursif adalah sebagai berikut: BSu: Die Hard BSa: Die Slowly Contoh di atas juga merupakan terjemahan yang menyimpang dari BSu. Die Slowly yang berarti mati perlahan jelas mempunyai tingkat ekspresi yang berbeda dengan frasa Die Hard. Sehingga, kesannya penerjemahan yang dihasilkan terasa aneh atau janggal dan jelas penerjemahan seperti contoh di atas tidak berterima dan tidak terbaca dalam BSa. 8. Pemadanan yang Lazim (Established Equivalence) Teknik ini diterapkan dengan cara mengganti istilah di dalam BSu dengan istilah sehari-hari yang terdapat di dalam kamus pada BSa. Contoh penerapan teknik pemadanan lazim adalah sebagai berikut: BSu: Facial treatment BSa: Perawatan wajah Di dalam bahasa kedokteran, penggunaan istilah facial tentu sudah tidak asing lagi. Namun, tidak ada salahnya untuk mengganti kata facial dengan kata yang mempunyai padanan yang lebih tepat dalam BSa yang berhubungan dengan wajah. 9. Generalisasi (Generalization) Teknik generalisasi digunakan oleh penerjemah untuk menghilangkan penggunaan istilah yang sifatnya khusus. Jadi, penerjemah menggunakan istilah umum atau yang lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan teknik ini dimaksudkan untuk menghasilkan terjemahan yang berterima dan terbaca dalam BSa. Contoh penggunaan teknik generalisasi adalah sebagai berikut: BSu: Skin Care Salve BSa: Krim

7 15 Pada contoh di atas, kata Salve yang berarti salep untuk menyembuhkan luka di kulit diterjemahkan secara umum ke dalam BSa menjadi Krim. Padahal dalam BSa, istilah krim banyak jenisnya dan tidak hanya digunakan untuk kulit saja, ternasuk diantaranya krim keju yang bisa dimakan. Jadi, klausa pada contoh di tas lebih baik diterjemahkan menjadi krim wajah. 10. Amplifikasi Lingusitik (Lingusitic Amplification) Teknik amplifikasi linguistik adalah teknik penerjemahan yang digunakan dengan cara menambahkan unsur-unsur linguistik dalam BSa. Teknik ini seringkali diterapkan ketika pengalihan bahasa secara konsekutif atau sulih suara (dubbing). Contoh penerapan teknik amplifikasi linguistik, yaitu: BSu: May I? BSa: Bolehkah saya menggunakan kosmetik ini? Pada contoh di atas jelas terlihat bahwa adanya penambahan unsur-unsur linguistik berfungsi untuk memperjelas maksud pembicaraan dan menghindari terjadinya kesalahpahaman atau kebingungangan. 11. Kompresi Linguistik (Linguistic Compression) Teknik penerjemahan kompresi linguistik adalah teknik penerjemahan yang digunakan dengan cara mensintesa unsur-unsur linguistik dalam teks BSa. Teknik penerjemahan jenis ini seringkali ditemukan dalam penerjemahan film (subtitling). Contoh penerapan teknik kompresi linguistik adalah sebagai berikut: BSu: I want you to understand. BSa: Pahamilah!

8 16 Pada contoh di atas, penerjemah menerapkan teknik kompresi linguistik dengan memadatkan unsur-unsur linguistik dalam BSu tanpa mengurangi pesan yang disampaikan dalam BSa. 12. Modulasi (Modulation) Teknik penerjemahan modulasi digunakan untuk mengubah sudut pandang, fokus, atau kategori kognitif BSu dalam BSa. Contoh penerapan teknik Modulasi adalah sebagai berikut: BSu: Gently massage over wet skin, avoid eye area with water BSa: Pijatkan secara lembut pada kulit yang telah dibasahi lalu bilas sampai bersih. Penerapan teknik modulasi pada contoh di atas terlihat pada frasa wet skin yang berbentuk aktif dalam BSu kemudian diterjemahkan menjadi kulit yang telah dibasahi yang berbetuk pasif dalam BSa. 13. Partikularisasi (Particularization) Teknik partikularisasi menekankan pada penggunaan istilah yang lebih khusus dalam BSa. Contoh penerapan teknik partikularisasi adalah sebagai berikut: BSu: Sabun wajah BSa: Facial foam Kata sabun pada Bsu diterjemahkan menjadi foam dalam BSa. Kata tersebut mengalami penyempitan makna karena kata foam yang sebenarnya mempunyai makna busa. 14. Reduksi (Reduction) Teknik reduksi adalah teknik yang berfungsi untuk memadatkan teks BSu dalam BSa.

9 17 Contoh penerapan teknik reduksi adalah sebagai berikut: BSu: Whitening day lotion. A light SPF 15 daily moisturizer. BSa: Lotion pelembab dengan SPF 15. Frasa Whitening day lotion pada BSu hanya diterjemahkan menjadi Lotion pelembab pada BSa. Tentu saja, penerjemahan tersebut mengalami reduksi. Kata whitening di dalam BSu tidak diterjemahkan ke dalam BSa karena SPF 15 sudah menunjukkan adanya kandungan whitening (pemutih). 15. Penerjemahan Harfiah (Literal translation) kata. Penerjemahan harfiah sama artinya dengan menerjemahkan kata demi Contoh penerjemahan harfiah adalah sebagai berikut: BSu: I decide to cut my hair. BSa: Aku putuskan untuk memotong rambutku. Di dalam menenerjemahkan kata pada BSu, penerjemah menerjemahkan keseluruhan kata demi kata dalam BSa. 16. Substistusi (Substitution) Teknik substitusi adalah teknik penerjemahan dengan mengganti unsur linguistik yang ada pada BSu ke dalam unsur paralinguistik (berhubungan dengan isyarat tubuh) pada BSa. Contoh penerapan teknik substitusi adalah sebagai berikut: BSu: She nods her head BSa: Ia menyetujui. Di dalam menerjemahkan frasa nods her head, penerjemah memilih menerjemahkan dengan cara menggantinya dengan ungkapan lain pada BSa yang memiliki makna sama dengan BSu. Di dalam budaya BSa, frasa nods her head (mengangguk) memiliki makna commit menyetujui to user atau menyatakan pendapat yang sama.

10 Transposisi (Transposition) Teknik transposisi adalah teknik yang digunakan untuk mengubah kategori gramatikal atau bisa juga dikatakan pergeseran kategori, struktur, dan unit termasuk diantaranya pergeseran nomina jamak menjadi tunggal dan sebaliknya, pergeseran nomina dalam BSu menjadi verba dalam BSa, dan sebagainya. Contoh penerapan teknik transposisi adalah sebagai berikut: BSu: Use only as directed. BSa: Gunakan sesuai petunjuk. Kata directed yang terdapat dalam BSu pada contoh di atas merupakan jenis kata kerja bentuk ke-3 dan kata tersebut kemudian diterjemahkan menjadi petunjuk yang berupa kata benda dalam BSa. 18. Variasi (variation) Teknik variasi adalah teknik yang mengganti unsur linguistik ke paralinguistik yang mempengaruhi aspek variasi linguistiknya, yang berupa gaya bahasa, dialek sosial, dan dialek geografis. Berikut adalah contoh penerapan teknik variasi: BSu: What s up, bro? BSa: Apa kabar, bro? Pada contoh di atas jelas terlihat bahwa pemakaian teknik variasi yaitu lebih sering digunakan pada saat dialek sosial yang lebih sering digunakan oleh para remaja. 1.3 Penilaian Kualitas Terjemahan Nababan (2003:85) menyatakan bahwa penilaian kualitas terjemahan perlu dilakukan karena penilaian kualitas terjemahan ini akan memberikan manfaat untuk penerjemah, produsen, dan konsumen. Penilaian kualitas terjemahan tersebut meliputi keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan.

11 19 House (dalam Yuwono, 2010:20) menyatakan bahwa, the essence of translation lies on the preservation of meaning across two different languages. Pendapat yang sama dinyatakan oleh Sadtono (1985:9) bahwa seorang penerjemah seharusnya mempertahankan makna suatu teks yang ia terjemahkan. Jadi, penerjemah harus berusaha menghasilkan makna yang sama pada bahasa sasaran dengan yang ada pada bahasa sumber. Bahkan, Ia menilai bahwa hal terpenting dalam menerjemahkan adalah cara menyampaikan makna yang sepadan dalam bahasa sasaran, bukan cara mempertahankan bentuk asli dari bahasa sumber. Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa keakuratan adalah hal terpenting dalam penerjemahan agar diperoleh terjemahan yang bagus. Oleh karena itu, penerjemah harus mempertahankan pesan atau makna teks bahasa sumber yang akan diterjemahkan ke dalam teks bahasa sasaran. Penilaian kualitas yang kedua adalah keberterimaan. Aspek ini berkaitan dengan kealamiahan terjemahan dalam bahasa sasaran. Menurut Dewi (dalam Yuwono 2010:20), penerjemah dapat memproduksi, mengadaptasi, atau bahkan menulis kembali pernyataan yang telah dinyatakan dalam teks bahasa sumber, tidak hanya menerjemahkannya. Keterbacaan merupakan aspek ketiga dalam penilaian kualitas terjemahan. Richards dkk (dalam Yuwono 2010:20) menyatakan bahwa keterbacaan terjemahan menunjukkan seberapa mudahnya teks terjemahan tersebut dapat dipahami. Oleh sebab itu, seorang penerjemah harus mampu menghasilkan terjemahan yang baik untuk membantu pembaca bahasa sasaran dalam hal ini konsumen untuk memahami teks terjemahan dengan mudah. 2. Pragmatik Beberapa pakar pragmatik mendefinisikan pragmatik sebagai berikut: a. Yule (1996:3): Pragmatics is concerned with the study of meaning as communicated by a speaker (or writer) and interpreted by a listener (or reader). It has, consequently, more to do with the analysis of what people mean by their utterances than what the words or phrases in those utterances might mean by themselves. Pragmatics is the study of speaker meaning.

12 20 Dengan demikian, menurut Yule (1996:3) Pragmatik didefinisikan sebagai studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis), dan ditafsirkan oleh mitra tutur (atau pembaca). b. Widjana & Rohmadi (2011:4): Pragmatics is distinc from grammar, which is the study of the internal structure of language. Pragmatics is the study of how language is used to communicate. Dengan kata lain, Menurut Widjana & Rohmadi (2011:4) Pragmatik merupakan ilmu tentang cara bahasa digunakan untuk berkomunikasi. c. Dascal (2003:293): that at the very least pragmatics is the comprehensive study of language use. The most important use of language is for the purposes of communication between human beings, and that of achieving this purpose requires that they reach some sort of understand. Dari definisi di atas, Dascal (2003) berpendapat bahwa tujuan yang paling penting dari bahasa yaitu untuk tujuan komunikasi antar manusia. Sedangkan untuk mencapai tujuan tersebut manusia harus saling memahami pesan yang dikomunikasikan. Dari ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pragmatik merupakan studi yang mempelajari tentang makna atau pesan yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur untuk mencapai tujuan komunikasi yang hakiki. Tidak hanya mengkaji makna internal dari sebuah tuturan, tetapi peran konteks sangat penting dalam kajian pragmatik (Mey dalam Nadar, 2009:3). Sementara itu, Leech (1983:13) menegaskan bahwa konteks adalah latar belakang pemahaman penutur dan mitra tutur, sehingga mempermudah mitra tutur memahami pesan yang disampaikan oleh penutur. Gadzar (dalam Nadar 2009:5) tentang beberapa kajian Pragmatik: Pragmatics is the study of deixis (at least in part), implicature, presupposition, speech acts and aspects of discourse structure. Pernyataan Gadzar tersebut menegaskan bahwa objek kajian pragmatik mencakup deiksis, implikatur, presuposisi, tindak tutur, dan aspek-aspek struktur wacana.

13 21 3. Tindak Tutur Tindak tutur adalah suatu tuturan atau ujaran yang merupakan satuan fungsional dalam komunikasi. Seperti yang dinyatakan oleh Hurford, et.al, (2007: ) berikut ini: When a speaker, in appropriate circumstances, makes an utterance containing a referring expression, he carries out a certain act, an act of referring. Referring is typically a linguistics act, but we shall see that it is possible to carry out all sorts of other acts using language. Dari pernyataan di atas, Hurford, et.al. (2007: ) menyatakan bahwa ketika penutur menuturkan sesuatu, tentunya disertai dengan ekspresi-ekspresi tertentu yang secara tidak langsung ia juga melakukan tindakan. Austin (dalam Thomas, 1995:49) membagi tindak tutur menjadi tiga, yaitu tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Lebih jauh, Hurford, et.al. (2007: 270) menyatakan bahwa ada 3 jenis kalimat yakni deklaratif, interogatif, dan perintah dimana jika dikaitkan dengan konsep tindak tutur, jenis kalimat deklaratif merujuk pada tindak tutur asertif, jenis interogatif untuk bertanya, dan jenis kalimat perintah merupakan tindak tutur menyuruh. 3.1 Tindak Lokusi (Locutionary act) Tindak lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu. Berikut adalah contoh Tindak Lokusi dalam film The Queen yang disampaikan oleh Sekretaris pribadi Tuan Tony Blair kepada Tuan Tony Blair: BSu: I've got a copy of the Queen's speech. BSa: Aku terima pidato Ratu. Dari contoh di atas Sekretaris pribadi Tuan Blair hanya memberitahukan kepada Tuan Tony Blair bahwa ia telah menerima pidato Ratu Elizabeth. 3.2 Tindak Ilokusi (Illocutionary act) Tindak Ilokusi adalah tindak tutur yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Seperti yang dijelaskan oleh Hurford, et.al. (2007: 273) sebagai berikut: The Illocutionary act (or simply the Illocution) carried out by a speaker making an utterance is the act viewed in terms of the utterance s significance within a conventional system of social interaction.

14 22 Di bawah ini adalah contoh Tindak Ilokusi yang terdapat dalam film The Queen yang disampaikan oleh Ratu Elizabeth kepada Pangeran Phillip: BSu: Just make sure the boys never hear you talk like that. BSa: Jangan sampai anak-anak mendengarmu bicara begitu. Dalam tindak tutur di atas, Ratu Elizabeth tidak hanya memberitahukan kepada Pangeran Phillip, tetapi sekaligus ia melarang suaminya untuk mengatakan kepada cucunya bahwa Ibunya yaitu Putri Diana lebih menyebalkan ketika meninggal daripada hidup. 3.3 Tindak Perlokusi (Perlocutionary act) Tindak Perlokusi adalah tindak tutur yang ditujukan untuk mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan apa yang dimaksudkan oleh penutur. Berikut pernyataan Hurford, et.al. (2007): The perlocution of an utterance is the causing of a change to be brought about, perhaps unitentionally, through, or by means of, the utterance (Latin per through, by means of ). The point of carefully distinguishing the perlocutionary aspect of the speect act from others is that perlocutions can often be accidental, and thus bear a relatively unsystematic relationship to any classification of sentence types. Dari pernyataan di atas Hurford, et.al. menyatakan bahwa tindak perlokusi merupakan tindak tutur dari penutur yang menyebabkan perubahan tindakan mitra tutur yang dilakukan secara tidak sadar. Berikut adalah contoh tindak perlokusi dalam film The Queen: Elizabeth Prince Charles Elizabeth : I think I m going to walk back. I don t feel like stalking. (Aku mau pulang jalan kaki saja. Aku tak ingin berburu.) : Oh, are you sure? (Ibu tak apa-apa?) : I ll take the dogs. (Aku bawa anjingnya.) Percakapan antara Pangeran Charles dan Ibunya terjadi dalam perjalanan hendak berburu. Di tengah perjalanan, tiba-tiba Ratu Elizabeth mengurungkan niatnya untuk pergi berburu. Pada kenyataannya pernyataan Ratu Elizabeth tersebut

15 23 mengimplikasikan bahwa dirinya yakin untuk kembali pulang ke Istana karena ia sudah kehilangan niatan untuk berburu. 3. Implikatur Percakapan Grice (1975) berpendapat bahwa di dalam melaksanakan prinsip kerja sama, penutur harus mematuhi 4 maksim percakapan, yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim hubungan, dan maksim cara Maksim Kuantitas: 1. Buatlah percakapan yang informatif seperti yang diminta (dengan maksud pergantian percakapan yang sedang berlangsung). 2. Jangan membuat percakapan lebih infornatif dari yang diminta. Di bawah ini adalah contoh pelanggaran maksim kuantitas: Prince Phillip : What was she doing in Paris? I thought she was supposed to be in London. (Sedang apa dia di Paris? Kupikir dia sedang berada di London.) Elizabeth : You know what she's like. (Kau tahu dia seperti apa.) (Data 23/ EL/A/00:13:54) Percakapan di atas terjadi antara Ratu Elizabeth dan suaminya yang masih membicarakan tentang Putri Diana. Pangeran Phillip menanyakan kepada isterinya, Ratu Elizabeth terkait kegiatan Diana ketika di Paris. Akan tetapi, jawaban Ratu Elizabeth tidak memberikan informasi yang cukup. Sehingga, jawaban Ratu Elizabeth tersebut dianggap melanggar maksim kuantitas karena Ratu Elizabeth kurang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Pangeran Phillip. Kemudian, dari jawaban singkat yang diberikan oleh Ratu Elizabeth You know what she's like yang diterjemahkan menjadi Kau tahu dia seperti apa mengimplikasikan bahwa ia sangat tidak suka kepada Putri Diana Maksim Kualitas: Cobalah untuk membuat suatu informasi yang benar. 1. Jangan mengatakan sesuatu yang anda yakini adalah salah. 2. Jangan mengatakan sesuatu commit jika to user Anda tidak memiliki bukti yang memadai.

16 24 Berikut adalah contoh pelanggaran maksim kualitas: Tony Blair Prince Charle Tony Blair : I'm so sorry, sir. And if there's anything I or my government can do (Perdana Menteri. Aku turut berdukacita. Katakan jika aku dan pemerintahanku dapat membantu.) : They stood up as we drove past in cafés..in restaurants. Removed their hats. (Mereka berdiri saat kita lewat, di kafe, restoran, melepas topi.) This was Paris. One of the busiest cities in the world and you could hear a pin drop. (Ini Paris, salah satu kota tersibuk di Dunia dan kota ini sunyi sekali.) : I imagine it will be the same here. (Kubayangkan di sini juga sama.) (Data42/ PC/A/00:27:49) Percakapan di atas terjadi antara Tuan Blair dan Pangeran Charles. Pangeran Charles baru saja tiba di Inggris sepulangnya dari Paris membawa peti jenazah mantan istrinya, Putri Diana. Pernyataan dari Pangeran Charles di atas telah melanggar maksim kualitas karena pada kenyataannya ia tidak melihat Paris yang ramai Maksim Relevan Berikut adalah contoh pelanggaran maksim relevan:: Robin Janvrin : I'm sorry to disturb, Ma'am, but I ve the Prime Minister for you. From his constituency. (Maaf mengganggu, Yang Mulia. Yang Mulia. Perdana Menteri menelepon dari kantornya.) The Queen s Mother : Lucky you. (Itu urusanmu.) Elizabeth : Thank you, Robin. I'll take it in the study. (Terima kasih, Robin. Kuterima di ruang kerja.) (Data31/QM/A/00:20:46) Percakapan di atas terjadi antara Robin Janvrin, sekretaris pribadi Ratu Elizabeth dengan Ratu Elizabeth dan Ibunya. Janvrin menghampiri Ratu Elizabeth yang sedang menikmati makan pagi bersama Pangeran Phillip dan Ibunya. Janvrin mengatakan kepada Ratu Elizabeth bahwa ada telefon masuk untuk Ratu dari Tuan Blair. Kemudian, Ibu Ratu

17 25 Elizabeth mengatakan Lucky you. Jadi, respon Ibu Ratu Elizabeth tersebut mengimplikasikan sebaliknya bahwa Ratu Elizabeth sedang tidak beruntung. Maksim relevan juga dilangggar oleh Ibu Ratu Elizabeth. Ia merespon hal yang tidak sesuai dengan informasi yang diberikan oleh Janvrin Maksim Cara: Cerdiklah. 1. Hindarkan ungkapan yang tidak jelas. 2. Hindarkan ketaksaan. 3. Buatlah singkat (hindarkan panjang-lebar yang tidak perlu). 4. Buatlah secara urut/teratur. Berikut adalah contoh pelanggaran maksim cara: Prince Charles : The palace would still prefer to see it as a private funeral. (Istana masih ingin mengadakan pemakaman tertutup.) What are your feelings on that? (Apa pendapatmu?) Tony Blair : I...I think that would present us with difficulties. (Aku kupikir itu akan menimbulkan masalah.) (Data43/TB/A/00:27:55) Percakapan di atas masih terjadi antara Tuan Blair dan Pangeran Charles. Pangeran Charles kemudian menanyakan pendapat Tuan Blair bahwa keluarga Kerajaan masih menginginkan pemakaman tertutup untuk Putri Diana. Kemudian, Tuan Blair merespon I...I think that would present us with difficulties yang diterjemahkan Aku kupikir itu akan menimbulkan masalah. Respon Tuan Blair tersebut yang membingungkan dan tidak jelas dianggap melanggar maksim cara. Pernyataan Tuan Blair tersebut pada kenyataannya mengandung makna implisit yaitu harapan rakyat Inggris untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Putri Diana dengan menyelenggarakan pemakaman terbuka berbeda dengan pemikiran keluarga Kerajaan yang menginginkan pemakaman tertutup. 5. Penerjemahan dan Pragmatik Penerjemahan dan pragmatik merupakan dua ilmu linguistik yang saling berkaitan. Kajian Pragmatik erat commit kaitannya to user dengan konteks yang digunakan untuk

18 26 penyampaian pesan atau makna. Lebih jauh Konteks yang dimaksud adalah segala latar belakang pengetahuan yang dimiliki bersama oleh penutur dan mitra tutur serta yang menyertai dan mewadai sebuah pertuturan atau disebut juga dengan konteks situasi tutur. Sedangkan definisi Penerjemahan menurut Larson (1984:2) yaitu: translation consists of studying the lexicon,grammatical structure, communication situation, and cultural context of the source language text, analyzing it in order to determine its meaning, and then reconstructing this samemeaning using the lexicon and grammatical structure which are appropriate in the receptor language and its cultural context. Dari definisi tersebut Larson mengungkapkan bahwa penerjemahan merupakan proses pengalihan pesan dari BSu ke dalam BSa dengan menggunakan struktur gramatikal dan leksikon yang sesuai dalam BSa dan konteks budayanya. Jadi, dapat disimpulkan jelas bahwa konteks dalam kajian pragmatik sangat berperan dalam penerjemahan. 6. Penerjemahan Subtitle Menurut Fong (dalam Bannon, 2009:91), subtitles represent and re-present dialogue, which is speech, as writing; in this sense, subtitling is a cross-media transference of meaning and message: the process involves a double conversation, traversing from one language to another and from one medium to another. Kemudian Shuttleworth dan Cowie (1997:161) menyatakan bahwa Subtitle is a term used to refer to one of the two main methods of language transfer used in translating types of mass-audio visual communication such as film and television. It can be defined as a process of providing synchronized captions for film and television dialogue. Menurut Shuttleworth dan Cowie (1997:161) subtitle adalah istilah yang digunakan untuk salah satu dari dua metode pengalihan bahasa yang digunakan dalam penerjemahan tipe komunikasi audio visual misalnya film dan televisi. Lebih jauh, Baker (1998: ) menyatakan bahwa Subtitles are transcriptions of film or TV dialogue, presented simultaneously on the screen. It consists of one or two lines of an average maximum length of 35 characters. As a rule, subtitles are placed at the bottom of the picture and are either centered or left-aligned.

19 27 Menurut Baker (1998: ) menyatakan bahwa subtitle adalah salinan dialog film atau TV, yang ditampilkan secara berurutan di layar. Subtitle terdiri dari satu sampai dua baris yang panjangnya sampai 35 karakter. The subtitle-translator needs to consider some requirements in transferring subtitle. S/he needs to consider about the space and time. Normally, one line of subtitle contains of characters and maximum two lines at once appearing. Then, the subtitles normally appear 0.25 second after the utterance start. They will be on screen during 3-6 seconds and will be removed no more than 2 seconds after the utterance finishes (Bannon, 2009:94). Seorang penerjemah subtitle perlu mempertimbangkan beberapa hal dalam menerjemahkan subtitle. Ia harus mempertimbangkan ruang dan waktu. Pada umumnya, satu baris terdiri karakter dan maksimal dua baris dalam satu kali tampilan. Subtitle tersebut akan muncul di layar selama 3-6 detik dan akan ganti tidak lebih dari 2 detik setelah percakapan selesai. (Bannon, 2009:94) 7. Sekilas tentang Film The Queen Film The Queen ini mengangkat sistem pemerintahan monarki yang dipimpin oleh Ratu Elizabeth dan Tony Blair sebagai Perdana Menteri. Ratu Elizabeth sebagai Pemegang kekuasaan tertinggi menentukan dan menunjuk calon Perdana Menteri, menentukan kebijakan Pemerintahan yang akan dilaksanakan oleh Perdana Menteri. Sebagai Perdana Menteri terpilih, Tony Blair melaksanakan kebijakan Pemerintahan Ratu Elizabeth dan meminta Ratu untuk memberikan nasihat serta bimbingan untuk menjalankan tugasnya. Konflik antara Ratu Elizabeth dan Tony Blair terjadi saat meninggalnya Putri Diana. Tony Blair menyarankan Ratu Elizabeth untuk memberikan pernyataan resmi terhadap meninggalnya Putri Diana mengingat Putri Diana populer dimata Masyarakat atas kegiatan sosial yang dilakukannya, seperti mengunjungi daerah-daerah konflik, memberikan perhatian terhadap anak-anak dengan gizi buruk, dan kegiatan kemanusiaan lainnya. Namun, Ratu Elizabeth menolak untuk memberikan pernyataan karena Putri Diana sudah tidak lagi dianggap menjadi bagian dari keluarga Kerajaan. Selain itu, Tony Blair berpendapat untuk menyelenggarakan pemakaman terbuka sebagai penghormatan terakhir terhadap Putri Diana, tetapi Ratu juga tidak menyetujui karena pemakaman tersebut dianggap sebagai masalah pribadi yang tidak perlu dipublikasikan secara luas.

20 28 Masyarakat kecewa dengan sikap Ratu Elizabeth yang tidak menghargai mendiang Putri Diana. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya pernyataan resmi dari Ratu Elizabeth dan tidak adanya simbol kerajaan yang menunjukkan duka cita seperti dikibarkannya bendera setengah tiang. Sementara itu, ucapan bela sungkawa mengalir deras dari berbagai kalangan baik dari Masyarakat, artis, komunitas, hingga Kepala Negara seperti Nelson Mandela dan Bill Clinton. Hal ini menunjukkan Putri Diana sangat populer dan dikagumi oleh banyak orang karena prestasi dan rasa sosialnya yang tinggi. Sebagai Perdana Menteri, Tony Blair tidak henti-hentinya menyarankan Ratu Elizabeth untuk menunjukkan sikap simpatik keluarga Kerajaan terhadap meninggalnya Putri Diana. Namun, pihak Kerajaan masih tetap berpegang teguh pada aturan Kerajaan yang masih ssangat kaku. Semakin hari keadaan menjadi semakin kritis dengan banyaknya kecaman dari Masyarakat. Hingga akhirnya Tony Blair mengingatkan Ratu Elizabeth bahwa hasil pemungutan suara mengindikasikan 70% rakyat yakin tindakan yang dilaksanakan Ratu Elizabeth akan menghancurkan Kerajaan. Pada akhirnya, Ratu Elizabeth mengikuti saran Tony Blair diantaranya untuk mengibarkan bendera setengah tiang di atas Istana Buckingham dan semua rumah Kerajaan, untuk sesegera mungkin meninggalkan Balmoral dan menuju London serta memberikan penghormatan terakhir secara langsung pada peti jenazah Putri Diana. Selain itu, memberikan pernyataan lewat siaran langsung Televisi pada rakyat dan seluruh Dunia. Setelah Ratu Elizabeth mengikuti semua saran Tony Blair, Ratu Elizabeth menjadi terbuka dengan pemikiran-pemikiran baru yang lebih modern. Tony Blairpun juga kagum dengan sikap Ratu Elizabeth yang kuat, berani, dan rendah hati. Ratu Elizabeth mempunyai pendirian kuat, tetapi masih bisa menerima pemikiran baru. 8. Penelitian yang Relevan Penelitian relevan yang pertama dilakukan oleh Sari (2007) dengan judul An Analysis of Implicatures In Request Expression in Drama Entitled A Raisin In The Sun by Lorraine Hansberry. Penelitiannya membahas strategi request dan pelanggaran maksim yang dilakukan oleh beberapa tokoh dalam drama A Raisin in the Sun. Dari hasil penelitiannya ditemukan adanya lima strategi request yaitu Hinting strategy,

21 29 Ability/Willingness, Suggestory formulae, Wishes, Desires/Needs. Selain itu, dalam peneliannya ditemukan adanya pelanggaran maksim relevan, kualitas, dan kuantitas. Mulyani (2010) dengan judul penelitian An Analysis of Flouting Maxims in Forest Gump Film Based on Grice s Cooperative Principle (A Pragmatics Approach) membahas tentang jenis maksim yang dilanggar, prinsip kerjasama yang terlibat, dan sebabsebab adanya pelanggaran maksim. Penelitiannya menunjukkan adanya pelanggaran terhadap maksim kuantitas, kualitas, relevan, dan cara. Penelitian relevan yang sejenis dilakukan oleh Mahasiswa Pascasarjana UNS yaitu Sumardiono (2011) dengan judul penelitian Kajian Terjemahan Ujaran Yang Mengandung Implikatur Pada Novel The Da Vinci Code. Penelitian tersebut membahas tentang jenis-jenis implikatur dan pola pergeseran daya pragmatis pada terjemahan yang terkandung dalam ujaran. Selain itu, penelitiannya juga mengkaji teknik- teknik penerjemahan yang diterapkan serta kualitas terjemahan meliputi tingkat keakuratan dan keberterimaan dalam kaitannya dengan teknik yang diterapkan. Dari hasil penelitian tersebut didapat empat jenis implikatur berdasarkan ilokusi tak langsung yang ditimbulkannya, yaitu asertif, direktif, komisif, dan ekspresif. Beberapa data ditemukan mengalami pergeseran daya pragmatis dan sebagian lainnya tidak. Disamping itu, ada 13 (tiga belas) teknik yang digunakan oleh penerjemah. Sebagian besar teknik yang diterapkan tidak mengubah daya pragmatis ujaran, sedangkan beberapa teknik diantaranya teknik penambahan, penghapusan, dan eksplisitasi mengakibatkan pergeseran daya pragmatis. Dari hasil penelitiannya, tingkat kualitas keakuratan memiliki hasil yang lebih tinggi yaitu rata-rata 2,86 daripada kualitas keberterimaan yaitu rata-rata 2,85. Penelitian juga mengacu pada karya Kuncara (2012) yaitu Analisis Terjemahan Tindak Tutur Direktif pada Novel Sang Godfather karya Maria Puzo. Di dalam penelitiannya, Ia membahas fungsi tindak tutur ilokusi direktif dalam novel The GodFather dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia, teknik yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan tindak tutur tersebut, teknik yang paling dominan digunakan penerjemah dan kualitas terjemahan yang dihasilkan. Dari 152 data yang diteliti, ditemukan delapan fungsi ilokusi direktif. Fungsi memerintah 76 data (50%), menyarankan 22 data (14,4%), meminta 17 data (11,1%), memohon 11 data (7,2%), melarang 10 data (6,6%), menasihati 9 data

22 30 (5,9%), membujuk 4 data (2,7%), menyilakan 3 data (2%). Sedangkan, teknik penerjemahan yang digunakan yaitu teknik harfiah 80 kali (32,8%), peminjaman murni 50 kali (20,5%), transposisi 33 kali (13,5%), reduksi 28 kali (11,5%), penambahan 16 kali (6,6%), modulasi 14 kali (5,7%), partikularisasi 7 kali (2,9%), adaptasi 6 kali (2,5%), amplifikasi linguistik 5 kali (0,8%), penghilangan 2 kali (0,4%), padanan lazim, deskripsi, dan generalisasi masingmasing 1 kali (0,4%). Dari 12 teknik penerjemahan yang digunakan, teknik penerjemahan yang dominan digunakan adalah teknik harfiah yaitu 80 kali (32,8%). Kemudian, terjemahan tersebut menghasilkan terjemahan yang akurat, berterima, dan mudah dipahami. Analisis Terjemahan Tuturan Karakter Spongebob dalam Komik Amazing Journey dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia yang dilakukan oleh Wisudawanto (2012) meneliti tentang jenis dan fungsi ilokusi yang terdapat dalam tuturan tokoh Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia, teknik penerjemahannya, serta dampak penggunaan teknik penerjemahan terhadap kualitas keakuratan dan keberterimaan terjemahan tuturan tokoh Spongebob tersebut. Penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat empat jenis tindak ilokusi, yaitu asertif, direktif, komisif, dan ekspresif. Sedangkan Teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan yaitu kombinasi dua teknik (58 data), literal (51 data), peminjaman murni (17 data), kalke (12 data), kombinasi tiga teknik (11 data), peminjaman naturalisasi (6 data), modulasi (6 data), padanan lazim (1 data), dan variasi (1 data). Kemudian, analisis kualitas keakuratan dan keberterimaannya dinilai tinggi yaitu lebih dari 85%. Dari kelima review di atas, ditemukan ruang yang dapat digunakan oleh peneliti untuk penelitian lebih jauh yang menjadikan penulisan ini berbeda dengan karya sebelumnya dengan menggunakan sumber data yang berbeda selain komik dan novel yaitu film untuk mengkaji terjemahan tindak tutur yang mengandung pelanggaran maksim. Adapun persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis dan kelima review di atas yaitu sama- sama mengkaji tentang tindak tutur.

23 31 9. Kerangka berpikir Subtitle film The Queen dalam bahasa sumber Subtitle film The Queen dalam bahasa sasaran Tuturan yang mengandung pelanggaran maksim Jenis pelanggaran maksim Teknik Kualitas terjemahan Keakuratan Keberterimaan Rater

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah suatu proses kegiatan penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Penyampaian informasi antara pihak yang melakukan

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa TEKNIK PENERJEMAHAN Teknik penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan dari ke, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat. Menurut Molina dan Albir (2002), teknik penerjemahan

Lebih terperinci

IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan)

IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan) 1 IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan) Oleh: Indrie Harthaty Sekolah Tinggi Bahasa Asing Pertiwi Abstrak Kajian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu simpulan dan saran. Bagian simpulan memaparkan tentang keseluruhan hasil penelitian secara garis besar yang meliputi strategi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan 282 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan menyajikan keseluruhan hasil penelitian ini, yakni maksim prinsip kerjasama (cooperative principles) dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Mandarin 1. Definisi Bahasa Mandarin Bahasa mandarin merupakan salah satu bahasa yang paling sering bei digunakan di dunia ini. Dalam pengertian luas, Mandarin berarti 北

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki maksud dan tujuan tertentu. Dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (Tsu) dan bahasanya

Lebih terperinci

STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH

STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH Cipto Wardoyo UIN Sunan Gunung Djati Bandung cipto_w@yahoo.com Abstrak Penelitian ini mencoba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN MENJAWAB DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL PRIDE AND PREJUDICE

ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN MENJAWAB DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL PRIDE AND PREJUDICE ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN MENJAWAB DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL PRIDE AND PREJUDICE Paramita Widya Hapsari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia paramitawh10@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Verba Aksi Verba aksi adalah kata kerja yang menyatakan perbuatan atau tindakan, atau yang menyatakan perbuatan, tindakan, gerak, keadaan dan terjadinya sesuatu (Keraf,

Lebih terperinci

ANALISIS TERJEMAHAN TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA NOVEL SANG GODFATHER KARYA MARIO PUZO

ANALISIS TERJEMAHAN TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA NOVEL SANG GODFATHER KARYA MARIO PUZO ANALISIS TERJEMAHAN TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA NOVEL SANG GODFATHER KARYA MARIO PUZO TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik Penerjemahan Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap mitra tutur dengan suatu tujuan dan maksud. Dalam pragmatik tindak tutur dibagi menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 109 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan dipaparkan tentang simpulan dan saran yang didapat setelah melakukan analisis data berupa majas ironi dan sarkasme dalam novel The Return of Sherlock Holmes dan

Lebih terperinci

KESANTUNAN TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA KOMIK ANAK DONALD DUCK DAN TERJEMAHANNYA DALAM BAHASA INDONESIA

KESANTUNAN TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA KOMIK ANAK DONALD DUCK DAN TERJEMAHANNYA DALAM BAHASA INDONESIA KESANTUNAN TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA KOMIK ANAK DONALD DUCK DAN TERJEMAHANNYA DALAM BAHASA INDONESIA 1 Nurlaila, 2 Endang Purwaningsih, Hendro Firmawan nurlaila@staff.gunadarma.ac.id; e_purwaningsih@staff.gunadarma.ac.id;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan dari mitra tutur. Hal ini yang menjadikan bahasa amat berguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan dari mitra tutur. Hal ini yang menjadikan bahasa amat berguna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana dalam menjalankan segala jenis aktivitas, antara lain sebagai sarana untuk menyampaikan informasi, meminta informasi, memberi perintah, membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan setiap orang untuk dapat menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal maupun hasil penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MAKSIM PRINSIP KERJASAMA ( COOPERATIVE PRINCIPLE

PERBANDINGAN MAKSIM PRINSIP KERJASAMA ( COOPERATIVE PRINCIPLE PERBANDINGAN MAKSIM PRINSIP KERJASAMA (COOPERATIVE PRINCIPLE) DALAM TUTURAN MENJAWAB (ANSWERING) PADA DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL PRIDE AND PREJUDICE SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN Paramita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesantunan berbahasa merupakan aspek penting dalam kehidupan untuk menciptakan komunikasi yang baik di antara penutur dan lawan tutur. Kesantunan berbahasa memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Definisi Penerjemahan Sesungguhnya penerjemahan sudah cukup lama dikenal dalam komunikasi antarmanusia. Ada berbagai definisi penerjemahan sebagaimana telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks.

BAB II LANDASAN TEORI. menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks. BAB II LANDASAN TEORI Di dalam bab ini dipaparkan teori-teori yang digunakan dalam menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks. Teori mengenai pelanggaran maxim diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bukunya Speech Act: An Essay in The Philosophy of Language dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bukunya Speech Act: An Essay in The Philosophy of Language dijelaskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media pembentuk kebahasaan yang menjadi kunci pokok bagi kehidupan manusia di dunia ini, karena melalui bahasa baik verbal maupun non verbal manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat melakukan tindak tutur. Pada saat penutur menuturkan tuturan tersebut, penutur sekaligus melakukan tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Bahasa menjadi alat komunikasi utama yang berperan sangat penting. Saat berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu karya sastra. Dengan membaca karya sastra termasuk melakukan proses komunikasi antara pengarang dengan pembaca. Pengarang komik ingin menyampaikan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik)

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik) KAJIAN TERJEMAHAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM NOVEL EAT PRAY LOVE (Kajian Terjemahan Dengan Pendekatan Pragmatik) Zulia Karini, S.S, M.Hum STMIK AMIKOM Purwokerto Jl Letjend Pol. Sumarto Watumas Purwokerto

Lebih terperinci

Bayu Dewa Murti Universitas Sebelas Maret

Bayu Dewa Murti Universitas Sebelas Maret ANALISIS TEKNIK DAN KEAKURATAN PENERJEMAHAN PADA TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM TEKS KOMIK NARUTO SHIPPUDEN EDISI KE-500 BERJUDUL KELAHIRAN NARUTO (NARUTO S BIRTH) Bayu Dewa Murti Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MENGANDUNG TUTURAN BERJANJI DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL A FAREWELL TO ARMS KARYA ERNEST HEMINGWAY TESIS

PERBANDINGAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MENGANDUNG TUTURAN BERJANJI DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL A FAREWELL TO ARMS KARYA ERNEST HEMINGWAY TESIS PERBANDINGAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MENGANDUNG TUTURAN BERJANJI DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL A FAREWELL TO ARMS KARYA ERNEST HEMINGWAY TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai hiburan, penghilang stres, dan

Lebih terperinci

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 digilib.uns.ac.id BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini menyajikan dua sub bagian yaitu temuan penelitian dan pembahasan. Pada bagian pertama yaitu temuan penelitian yang menyajikan jenis-jenis

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN TINDAK TUTUR KELUHAN DALAM FILM A MAN APART TAYANGAN TELEVISI DAN CD TESIS IDAWATI SITUMORANG /LNG

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN TINDAK TUTUR KELUHAN DALAM FILM A MAN APART TAYANGAN TELEVISI DAN CD TESIS IDAWATI SITUMORANG /LNG TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN TINDAK TUTUR KELUHAN DALAM FILM A MAN APART TAYANGAN TELEVISI DAN CD TESIS Oleh IDAWATI SITUMORANG 127009036/LNG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat beranekaragam

Lebih terperinci

ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY

ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY Desi Zauhana Arifin, Djatmika, Tri Wiratno Magister Linguistik Penerjemahan Program PASCASARJANA UNS dezauhana@gmail.com

Lebih terperinci

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A HANDLING TAMU E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A CARA PENERIMAAN TAMU Menanyakan nama dan keperluan (RESEPSIONIS) Good Morning. What can I do for you? Good morning, can

Lebih terperinci

A STUDY OF DEIXIS USED IN MICHAEL HEART S SONGS LYRIC ENTITLED WE WILL NOT GO DOWN AND WHAT ABOUT US THESIS BY DIAN SYLVIANA PUTRI NIM

A STUDY OF DEIXIS USED IN MICHAEL HEART S SONGS LYRIC ENTITLED WE WILL NOT GO DOWN AND WHAT ABOUT US THESIS BY DIAN SYLVIANA PUTRI NIM A STUDY OF DEIXIS USED IN MICHAEL HEART S SONGS LYRIC ENTITLED WE WILL NOT GO DOWN AND WHAT ABOUT US THESIS BY DIAN SYLVIANA PUTRI NIM 0911110021 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES

Lebih terperinci

THE FLOUTED OF MAXIMS AT CARTOON MOVIE ENTITLED MONSTER UNIVERSITY THESIS BY FANIA RATNA ADELIA

THE FLOUTED OF MAXIMS AT CARTOON MOVIE ENTITLED MONSTER UNIVERSITY THESIS BY FANIA RATNA ADELIA THE FLOUTED OF MAXIMS AT CARTOON MOVIE ENTITLED MONSTER UNIVERSITY THESIS BY FANIA RATNA ADELIA 105110101111112 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTEMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES FACULTY OF CULTURAL STUDIES

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dikemukakan beberapa kajian teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan serta penilaian kualitas terjemahan,

Lebih terperinci

TERJEMAHANNYA DALAM SUBTITLE FILM KUNGFU PANDA I

TERJEMAHANNYA DALAM SUBTITLE FILM KUNGFU PANDA I ANALISIS IMPERATIVE SENTENCES DAN KUALITAS TERJEMAHANNYA DALAM SUBTITLE FILM KUNGFU PANDA I TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Linguistik Penerjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implikatur sudah menjadi bagian dari tuturan dalam percakapan sehari

BAB I PENDAHULUAN. Implikatur sudah menjadi bagian dari tuturan dalam percakapan sehari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implikatur sudah menjadi bagian dari tuturan dalam percakapan sehari hari. Implikatur merupakan makna implisit atau tersirat. Implisit memiliki arti termasuk atau terkandung

Lebih terperinci

Tindak Ilokusi Ekspresif Dalam Komik Big Bad Wolf: The Baddest Day dan Terjemahannya

Tindak Ilokusi Ekspresif Dalam Komik Big Bad Wolf: The Baddest Day dan Terjemahannya Tindak Ilokusi Ekspresif Dalam Komik Big Bad Wolf: The Baddest Day dan Terjemahannya Gilang Fadhilia Arvianti FKIP Universitas Tidar gilangfadhilia@yahoo.com ABSTRACT This article focuses on analyzing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjemahan dapat dipahami sebagai sebuah proses penyampaian pesan dalam sumber bahasa tertentu yang ditransformasikan ke dalam bahasa lain agar dapat dipahami oleh

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM FILM ALICE IN WONDERLAND DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN TESIS

ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM FILM ALICE IN WONDERLAND DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN TESIS ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM FILM ALICE IN WONDERLAND DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian penerjemahan dan metode penerjemahan yang akan digunakan untuk menganalisis data pada Bab 3. Seperti dikutip

Lebih terperinci

KAJIAN TERJEMAHAN UNGKAPAN BUDAYA DALAM KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS PADA ALKITAB DUA BAHASA YANG BERJUDUL ALKITAB KABAR BAIK GOOD NEWS TESIS

KAJIAN TERJEMAHAN UNGKAPAN BUDAYA DALAM KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS PADA ALKITAB DUA BAHASA YANG BERJUDUL ALKITAB KABAR BAIK GOOD NEWS TESIS KAJIAN TERJEMAHAN UNGKAPAN BUDAYA DALAM KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS PADA ALKITAB DUA BAHASA YANG BERJUDUL ALKITAB KABAR BAIK GOOD NEWS TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

ANALISIS TERJEMAHAN TANGGAPAN ATAS PERTANYAAN DALAM NOVEL KITE RUNNER KE DALAM BAHASA INDONESIA: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK

ANALISIS TERJEMAHAN TANGGAPAN ATAS PERTANYAAN DALAM NOVEL KITE RUNNER KE DALAM BAHASA INDONESIA: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK ANALISIS TERJEMAHAN TANGGAPAN ATAS PERTANYAAN DALAM NOVEL KITE RUNNER KE DALAM BAHASA INDONESIA: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK Ichwan Suyudi (Universitas Gunadarma) ichwan@staff.gunadarma.ac.id Agung Prasetyo

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) sucimuliana41@yahoo.com Abstrak Penelitian yang berjudul tindak tutur ekspresif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya festival film yang memberikan penghargaan untuk kategori film bahasa asing terbaik dapat menambah manfaat pemakaian lebih dari satu bahasa dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan berkomunikasi antar manusia terbagi menjadi dua bentuk komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua bentuk yaitu lisan dan

Lebih terperinci

digunakan paling banyak pada kedua fungsi ilokusi tersebut adalah padanan mapan. Sebanyak 26 data dengan teknik padanan mapan ditemukan pada fungsi

digunakan paling banyak pada kedua fungsi ilokusi tersebut adalah padanan mapan. Sebanyak 26 data dengan teknik padanan mapan ditemukan pada fungsi digilib.uns.ac.id 174 Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat diketahui bahwa data dengan jenis tuturan asertif merupakan jenis tuturan yang paling sering muncul. Sedangkan pada jenis tuturan ini, fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI Tinjauan pustaka bertujuan untuk menggambarkan batasan yang digunakan untuk dijadikan pembahasan. Adapun yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah:

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS Compiled by: Theresia Riya Vernalita H., S.Pd. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran

Lebih terperinci

PRAGMATIK. Disarikan dari buku:

PRAGMATIK. Disarikan dari buku: PRAGMATIK Disarikan dari buku: Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Graha Ilmu: Yogyakarta. Cutting, Joan. 2006. Pragmatics and Discourse 2 nd Edition. New York: Rouledge. Wijana, I Dewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Silalahi (2009) dalam disertasinya yang berjudul Dampak Teknik, Metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Silalahi (2009) dalam disertasinya yang berjudul Dampak Teknik, Metode BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data yang dikumpulkan baik berupa skripsi dan jurnal penelitian, ditemukan penelitian yang menganalisis mengenai penerjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan dibutuhkan manusia untuk dapat bersosialisasi. Ada dua bentuk komunikasi yaitu verbal dan non-verbal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabang linguistik yang mempelajari tentang penuturan bahasa secara mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu ujaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni kegiatan mengubah bentuk bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dalam The Merriam Webster Dictionary

Lebih terperinci

KAJIAN TERJEMAHAN MODALITAS PADA NOVEL THE APPEAL KARYA JOHN GRISHAM DALAM BAHASA INDONESIA (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN SISTEMIK FUNGSIONAL)

KAJIAN TERJEMAHAN MODALITAS PADA NOVEL THE APPEAL KARYA JOHN GRISHAM DALAM BAHASA INDONESIA (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN SISTEMIK FUNGSIONAL) KAJIAN TERJEMAHAN MODALITAS PADA NOVEL THE APPEAL KARYA JOHN GRISHAM DALAM BAHASA INDONESIA (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN SISTEMIK FUNGSIONAL) Gilang Fadhilia Arvianti Universitas Tidar, Magelang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I can t swim

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I can t swim 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi baik pesan, ide, atau gagasan, dari satu pihak kepada pihak lain. Dalam proses tersebut, umumnya pihak pertama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif dengan studi kasus terpancang. Penelitian ini disebut penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini, BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berikut beberapa penelitian yang dapat menjadi acuan dan perbandingan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari pengaruh manusia lain. Di dalam dirinya terdapat dorongan untuk berinteraksi satu sama lain. Mereka membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS FOUND IN INFOMALANG TWITTER ACCOUNT THESIS

LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS FOUND IN INFOMALANG TWITTER ACCOUNT THESIS LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS FOUND IN INFOMALANG TWITTER ACCOUNT THESIS BY DESI KURNIA NIM 105110101111028 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES FACULTY OF CULTURAL STUDIES

Lebih terperinci

TERJEMAHAN UJARAN YANG MEMUAT MAKNA IMPLIKATUR DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA

TERJEMAHAN UJARAN YANG MEMUAT MAKNA IMPLIKATUR DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA TERJEMAHAN UJARAN YANG MEMUAT MAKNA IMPLIKATUR DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA Ni Luh Putu Setiarini Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Gunadarma niluhputu_s@staff.gunadarma.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Kajian Pragmatik pada Penerjemahan TESIS

Kajian Pragmatik pada Penerjemahan TESIS PERBANDINGAN TERJEMAHAN UJARAN YANG MENGANDUNG IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA SUBTITLE FILM KATEGORI REMAJA THE AVENGERS DAN FILM KATEGORI DEWASA THE DEPARTED Kajian Pragmatik pada Penerjemahan TESIS Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Clay dalam arti yang sesungguhnya adalah tanah liat, namun selain terbuat dari tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya memiliki

Lebih terperinci

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 Samsul Hadi, Ismani STKIP PGRI Pacitan samsulhadi.mr@gmail.com, ismanipjkr@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini segala hal yang berkaitan dengan Korea menjadi begitu diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya Korean wave (Gelombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan kembali isi suatu teks ke bahasa lain. Mengalihkan dan memindahkan makna serta memilih

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis akan menjabarkan teori-teori yang digunakan penulis dalam menerjemahkan Komik Indonesia Nusantaranger karya Tim Nusantaranger. Agar dapat menerjemahkan komik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini ada empat bagian yang akan dijelaskan. Pertama, konsep dasar yang meliputi teori penerjemahan dan bilingual.kedua, landasan teori yang berhubungan dengan teori-teori

Lebih terperinci

TERJEMAHAN TURN YANG MENGAKOMODASI FLOUTING MAKSIM PRINSIP KERJASAMA DALAM NOVEL THE CAIRO AFFAIR KARYA OLEN STEINHAUER TESIS

TERJEMAHAN TURN YANG MENGAKOMODASI FLOUTING MAKSIM PRINSIP KERJASAMA DALAM NOVEL THE CAIRO AFFAIR KARYA OLEN STEINHAUER TESIS TERJEMAHAN TURN YANG MENGAKOMODASI FLOUTING MAKSIM PRINSIP KERJASAMA DALAM NOVEL THE CAIRO AFFAIR KARYA OLEN STEINHAUER (Kajian Terjemahan dengan Pendekatan Pragmatik) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS. Kata kunci: Tindak tutur, ilokusi, respons, kalimat, dan pembelajaran bahasa Inggris

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS. Kata kunci: Tindak tutur, ilokusi, respons, kalimat, dan pembelajaran bahasa Inggris 1 ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS Robi Kuswara (0903653) Pembimbing: Dian Indihadi dan Seni Apriliya ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan jenis ilokusi beserta

Lebih terperinci

ANALISIS TERJEMAHAN KALIMAT DALAM SURAT SPONSOR COMPASS INTERNATIONAL FOUNDATION (KAJIAN IDEOLOGI, METODE, TEKNIK PENERJEMAHAN DAN KUALITASNYA)

ANALISIS TERJEMAHAN KALIMAT DALAM SURAT SPONSOR COMPASS INTERNATIONAL FOUNDATION (KAJIAN IDEOLOGI, METODE, TEKNIK PENERJEMAHAN DAN KUALITASNYA) ANALISIS TERJEMAHAN KALIMAT DALAM SURAT SPONSOR COMPASS INTERNATIONAL FOUNDATION (KAJIAN IDEOLOGI, METODE, TEKNIK PENERJEMAHAN DAN KUALITASNYA) Anastasia Inda Nugraheni, M.R. Nababan, Djatmika Magister

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Sofa,S.IP(2008) yang menulis tentang, Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara bagi Siswa SMPN 3 Tarakan Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

PERGESERAN TERJEMAHAN PEMARKAH KOHESI SUBSTITUSI DAN ELIPSIS DALAM NOVEL SISTERS KARYA DANIELLE STEEL DAN TERJEMAHANNYA KE BAHASA INDONESIA

PERGESERAN TERJEMAHAN PEMARKAH KOHESI SUBSTITUSI DAN ELIPSIS DALAM NOVEL SISTERS KARYA DANIELLE STEEL DAN TERJEMAHANNYA KE BAHASA INDONESIA PERGESERAN TERJEMAHAN PEMARKAH KOHESI SUBSTITUSI DAN ELIPSIS DALAM NOVEL SISTERS KARYA DANIELLE STEEL DAN TERJEMAHANNYA KE BAHASA INDONESIA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,

Lebih terperinci

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan Lesson 70: Questions Pelajaran 70: Pertanyaan Reading (Membaca) Is your job easy? (Apakah pekerjaanmu mudah?) Has he finished eating? (Apakah dia sudah selesai makan?) Will it keep raining? (Akankah ini

Lebih terperinci

I've learned so much from you. "Number One For Me" Now I'm trying to do it too. Love my kid the way you do. I was a foolish little child

I've learned so much from you. Number One For Me Now I'm trying to do it too. Love my kid the way you do. I was a foolish little child "Number One For Me" I've learned so much from you Now I'm trying to do it too I was a foolish little child Love my kid the way you do Crazy things I used to do And all the pain I put you through [Chorus]

Lebih terperinci

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN 2.1. Pengertian Tindak Tutur Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan pengaruh yang besar di bidang filsafat dan lingustik. Gagasannya yang

Lebih terperinci

TERJEMAHAN EKSPRESI PERMINTAAN (REQUEST EXPRESSION) DALAM PERCAKAPAN FILM THE LAST SONG. Oleh: Sumardiono FKIP Universitas Slamet Riyadi Surakarta

TERJEMAHAN EKSPRESI PERMINTAAN (REQUEST EXPRESSION) DALAM PERCAKAPAN FILM THE LAST SONG. Oleh: Sumardiono FKIP Universitas Slamet Riyadi Surakarta TERJEMAHAN EKSPRESI PERMINTAAN (REQUEST EXPRESSION) DALAM PERCAKAPAN FILM THE LAST SONG Oleh: Sumardiono FKIP Universitas Slamet Riyadi Surakarta Abstract: This research aims at how request expressions

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH BUDAYA POLITIK DALAM BUKU TEKS CIVIC CULTURE DAN TERJEMAHANNYA BUDAYA POLITIK

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH BUDAYA POLITIK DALAM BUKU TEKS CIVIC CULTURE DAN TERJEMAHANNYA BUDAYA POLITIK Bidang Ilmu: 613/Humaniora LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH BUDAYA POLITIK DALAM BUKU TEKS CIVIC CULTURE DAN TERJEMAHANNYA BUDAYA POLITIK Drs. Zainal Arifin, M.Hum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi (Wijana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media masa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara)

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN BUKU BIOLOGY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BILINGUAL: BAHASA INGGRIS INDONESIA TESIS. Oleh

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN BUKU BIOLOGY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BILINGUAL: BAHASA INGGRIS INDONESIA TESIS. Oleh TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN BUKU BIOLOGY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BILINGUAL: BAHASA INGGRIS INDONESIA TESIS Oleh NASIR BINTANG 127009030/LNG 117009008/LN TESIS FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci