BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Depok pada hari Jum at 18 Maret 2016 sampai dengan Selasa, 29 April Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII. Sampel yang diambil adalah kelas VII A sebagai kelas eksperimen dengan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan kontekstual dan kelas VII C sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan konvensional. Dalam penelitian ini proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun sesuai dengan pendekatan yang digunakan. Pada kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan kontekstual, proses pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada fase awal meliputi pembukaan, apersepsi, dan motivasi. Kegiatan inti meliputi relating (mengaitkan), experiencing (mengalami), applying (mengaplikasikan), cooperating (kerjasama), dan transferring (mentransfer). Pada kegiatan akhir meliputi penarikan kesimpulan, refleksi dan pemberian PR. Proses pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan pendekatan konvensional. Proses pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal melipti pembukaan, apersepsi dan motivasi. Kegiatan inti meliputi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan akhir meliputi penarikan kesimpulan, refleksi dan pemberian PR. 71

2 Penelitian diawali dengan pemberian pretest yang terdiri dari tes pemahaman konsep matematika dan angket motivasi belajar siswa untuk mengetahui kemamuan pemahaman konsep matematika dan sikap awal siswa pada masing-masing kelas. Penelitian dilanjutkan dengan proses pembelajaran sebanyak 5 pertemuan. Setelah proses pembelajaran, penelitian diakhiri dengan pemberian posttest dengan intrumen yang sama dengan pretest untuk mengetahui efektivitas pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selama proses proses pembelajaran, peneliti diobservasi oleh satu orang observer, yaitu mahasiswa Pendidikan Matematika. Lembar observasi keterlaksaan pembelajaran bertujuan untuk mengevaluasi setiap proses pembelajaran yang berlangsung. Secara keseluruhan, proses pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol berjalan sesuai dengan rencana pelaksaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Hal ini didasarkan pada hasil rata-rata presentase lembar observasi keterlaksaan pembelajaran di dua kelas. Pada kelas eksperimen hasil rata-rata observasi keterlaksaan pembelajaran sebesar 80%. Sedangkan pada kelas kontrol sebesar 81%. 2. Deskripsi Data Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari nilai pretest, nilai posttest, skor awal angket, dan skor akhir angket dari dua kelas, yakni kelas kontrol dengan pendekatan konvensional dan kelas eksperimen dengan pendekatan kontekstual. a. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep matematika 72

3 Data kemampuan pemahaman konsep matematika terdiri dari data pretest dan posttest. Pretest diberikan kepada kelompok eksperimen dan kontrol sebelum proses pembelajaran. Tujuan dari pretest adalah mengetahui kemampuan awal siswa terkait pemahaman konsep matematika pada materi yang diujikan. Posttest dilaksanakan di dua kelas setelah proses pembelajaran selesai. Tujuan diberikannya posttest adalah mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematika setelah diberikan perlakuan. Nilai maksimum dari soal pretest dan posttest adalah 100. Hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada kedua kelompok dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Data pretest, posttest dan skor gain tes pemhaman konsep matematika Kelas Konvensional Kelas Kontekstual Deskripsi Skor Skor Pretest Posttest Pretest Posttest Gain Gain Rata-rata 0,46 0,49 Nilai Maksimum Ideal Nilai maksimum 0,87 0,96 Nilai minimum 49 0,12 0 Standar Deviasi 0,19 0,27 Varians 0,03 0,07 Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa nilai rata-rata pretest maupun posttest dari kedua kelas tidak jauh berbeda. Standar deviasi pada kedua kelompok, juga relatif sama. Untuk mengetahui apakah secara umum rata-rata dan standar deviasi di sekolah tersebut sama atau berbeda, maka harus dilakukan uji hipotesis. Hasil pretest dan posttest dapat dilihat pada Lampiran 5.1 dan 5.2. b. Deskripsi Data Motivasi Belajar Data motivasi belajar siswa terdiri dari data skor awal dan skor akhir. Skor awal diperoleh dari hasil skor angket yang diberikan pada kelompok eksperimen 73

4 dan kontrol sebelum perlakuan. Angket awal bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi awal sebelum pembelajaran. Angket akhir diberikan pada kedua kelas setelah perlakuan. Angket akhir bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa setelah diberi perlakuan baik kelas kontekstual maupun kelas konvensional. Nilai maksimum dari angket awal dan angket akhir adalah 150. Skor angket motivasi belajar siswa pada kedua kelompok dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. Data skor awal dan skor akhir motivasi belajar siswa Deskripsi Kelas Konvensional Kelas Kontekstual Awal Akhir Awal Akhir Rata-rata Nilai Maksimum Ideal Nilai maksimum Nilai minimum 74 Standar Deviasi 1 Varians Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa skor awal dan skor akhir angket dari kedua kelas tidak jauh berbeda. Standar deviasi pada kedua kelompok, juga relatif sama. Untuk mengetahui apakah secara umum rata-rata dan standar deviasi di sekolah tersebut sama atau berbeda, maka harus dilakukan uji hipotesis. Hasil skor awal dan skor akhir dapat dilihat pada Lampiran 5.3 dan Keefektifan Pendekatan Kontekstual dan Konvensional a. Hasil Uji Asumsi 1) Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data sampel berasal dari populasi data yang berdistribusi normal. Analisis normalitas dilakukan terhadap skor dua variabel pengukuran yaitu pemahaman konsep matematika dan motivasi belajar siswa. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut. 74

5 Tabel 8. Hasil uji normalitas Nilai Aspek Kelas Data signifikasi Pemahaman Konsep matematika Motivasi Belajar Hasil Konvensional Sebelum 0,197 Normal Sesudah 0,159 Normal Skor Gain 0,497 Normal Kontekstual Sebelum 0,054 Normal Sesudah 0,200 Normal Skor Gain 0,466 Normal Konvensional Sebelum 0,200 Normal Sesudah 0,085 Normal Kontekstual Sebelum 0,200 Normal Sesudah 0,200 Normal Berdasarkan Tabel 8, diketahui bahwa nilai signifikasi lebih dari 0,05, maka hasil pengukuran pemahaman konsep matematika dan motivasi belajar berdistribusi normal. Hasil analisis uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran ) Uji Homogenitas Uji homogenitas data bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas (kelas konvensional dan kelas kontekstual) berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Analisis homogenitas dilakukan terhadap skor dua variabel pengukuran yaitu pemahaman konsep matematika dan motivasi belajar. Hasil uji homogenitas adalah sebagai berikut. Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas Kelas Konvensional dan Kontekstual Aspek Data Nilai signifikasi Hasil Pemahaman Sebelum 0,811 Homogen konsep Sesudah 0,770 Homogen matematika Skor gain 0,100 Homogen Motivasi belajar Sebelum 0,910 Homogen Sesudah 0,965 Homogen 75

6 Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa nilai signifikasi lebih dari 0,05, maka varians data hasil pengukuran pemahaman konsep matematika dan motivasi belajar homogen. Hasil analisis uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.8. b. Keefektifan Pendekatan Kontekstual terhadap Pemahaman Konsep Matematika dan Motivasi Belajar Siswa SMP Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis, selanjutnya dilakukan pengujuan hipotesis. Hasil pretest siswa kedua kelas menunjukan bahwa sampel berdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis dilakukan dengan statistik parametrik. Sebelum menguji hipotesis, kita harus melakukan uji beda rata-rata pada kedua kelas terhadap data sebelum perlakuan. Pengujian dilakukan mengunakan independent sample t-test. Tes ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel terikat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep matematika siswa dalam bentuk pretest dan motivasi belajar siswa dalam bentuk skor awal motivasi belajar. Hasil uji beda rata-rata sebelum perlakuan adalah sebagai berikut. Tabel 10. Hasil Uji Beda Rata-rata Sebelum Perlakuan Kelompok Variabel Rata-rata Sig Hasil Pemahaman konsep Konvensional Tidak ada 0,154 matematika Kontekstual perbedaan Motivasi belajar Konvensional Tidak ada 0,233 Kontekstual perbedaan Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh signifikasi sebesar 0,154 (lebih dari 0,05) untuk variabel pemahaman konsep matematika. Ini menunjukan bahwa H 0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas konvensional dan kelas kontekstual terhadap 76

7 pemahaman konsep matematika, artinya kemampuan awal kedua kelompok pada aspek prestasi belajar matematika relatif sama. Oleh karena itu, untuk menguji hipotesis (1) keefektifan pendekatan kontekstual terhadap pemhaman konsep matematika dan hipotesis (3) keefektifan pembelajaran konvensional terhadap pemahaman konsep matematika digunakan data posttest di kedua kelas untuk diuji keefektifannya. Selain itu dari Tabel 10 kita bisa melihat bahwa signifikasi aspek motivasi belajar sebesar 0,233 (lebih dari 0,05). Ini menunjukan bahwa H 0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas konvensional dan kelas kontekstual terhadap motivasi belajar, artinya kemampuan awal kedua kelompok pada aspek motivasi belajar sama. Oleh karena itu, untuk menguji hipotesis (2) keefektifan pendekatan kontekstual terhadap motivasi belajar siswa dan (4) keefektifan pendekatan konvensional terhadap motivasi belajar siswa digunakan data skor akhir motivasi belajar di kedua kelas untuk diuji keefektifannya. 1) Pengujian Hipotesis Pertama Penguian hipotesis pertama menggunakan uji beda satu sampel (one sample t-test) yang bertujuan untuk mengetahui efektif tidaknya pendekatan kontekstual terhadap pemahaman konsep matematika. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. H 0 : H 1 : Hasil analisis dengan one sample t-test untuk pemahaman konsep matematika disajikan pada tabel 11 sebagai berikut. 77

8 Tabel 11. Hasil Uji one sample t-test Keefektifan Pendekatan Kontekstual terhadap Pemahaman Konsep matematika Kelas Variabel T Df Sig Pemahaman konsep -2, ,017 Kontekstual matematika Tabel 11 menunjukkan bahwa signifikasi hasil uji one sample t-test yang diperoleh untuk kelas kontekstual untuk variabel pemahaman konsep matematika sebesar 0,017 (signifikasi 2 arah). Untuk pengujian hipotesis pertama menggunakan uji t satu arah sehingga nilai signikasi menjadi 0,008 < 0,05. Jika kriteria pengujian didasarkan pada hasil nilai sig maka H0 ditolak yang berarti efektif, namun jika dilihat dari nilai t hitung yaitu -2,555 nilai t berada pada daerah kiri yang berarti. Ini berarti bahwa pendekatan kontekstual tidak efektif terhadap pemahaman konsep matematika. Uji hipotesis selengkapnya dapat dilihat di Lampiran Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1 dengan nilai KKM yang tidak efektif, dilakukan pengujian hipotesis 1 menggunakan skor gain ternormalisasi. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. H 0 : H 1 : Hasil analisis dengan one sample t-test untuk pemahaman konsep matematika disajikan pada tabel 12 sebagai berikut. Tabel 12. Hasil Uji one sample t-test Keefektifan Pendekatan Kontekstual terhadap Pemahaman Konsep Matematika dengan Data Skor Gain Kelas Variabel T Df Sig Pemahaman konsep 8, ,000 Kontekstual matematika 78

9 Tabel 12 menunjukkan bahwa signifikasi hasil uji one sample t-test yang diperoleh untuk kelas kontekstual untuk variabel pemahaman konsep matematika sebesar 0,000(signifikasi 2 arah). Untuk pengujian hipotesis pertama menggunakan uji t satu arah sehingga nilai signikasi menjadi 0,000 < 0,05. Ini berarti bahwa pendekatan kontekstual efektif terhadap pemahaman konsep matematika. Uji hipotesis selengkapnya dapat dilihat di Lampiran ) Pengujian Hipotesis Kedua Pengujian hipotesis kedua menggunakan uji beda satu sampel (one sample t-test) yang bertujuan untuk mengetahui efektif tidaknya pendekatan kontekstual terhadap motivasi belajar siswa. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut H 0 : H 1 : Hasil analisis dengan one sample t-test untuk motivasi belajar siswa disajikan pada Tabel 13 Tabel 13. Hasil Uji one sample t-test Keefektifan Pendekatan Kontekstual terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas Variabel T Df Sig Kontekstual Motivasi Belajar 2, ,026 Tabel 12 menunjukkan bahwa signifikasi hasil uji one sampel t-test yang diperoleh untuk kelas kontekstual untuk variabel motivasi belajar siswa sebesar 0,0026 (siginifikansi 2 arah). Untuk penjgujian hipoteis kedua menggunakan uji t satu arah sehingga nilai signifikansi menjadi 0,013 < 0,05. Ini berarti bahwa pendekatan kontekstual efektif terhadap motivasi belajar siswa. Uji hipotesis selengkapnya dapat dilihat di Lampiran

10 c. Keefektifan Pendekatan Konvensional terhadap Pemahaman Konsep Matematika dan Motivasi Belajar Siswa SMP 1) Pengujian Hipotesis Ketiga Pengujian hipotesis ketiga menggunakan uji beda satu sampel (one sample t-test) yang bertujuan untuk mengetahui efektif tidaknya pembelajaran konvensional pemahaman konsep matematika. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H 0 : H 1 : Hasil analisis dengan one sample t-test untuk pemahaman konsep matematika disajikan pada tabel 14. Tabel 14. Hasil Uji one sample t-test Keefektifan Pendekatan Kontekstual terhadap Pemahaman Konsep matematika Kelas Variabel T Df Sig Konvensional Konsep -3, ,001 Tabel 14 menunjukkan bahwa signifikasi hasil uji one sample t-test yang diperoleh untuk kelas kontekstual untuk variabel pemahaman konsep matematika sebesar 0,001 (signifikasi 2 arah). Untuk pengujian hipotesis pertama menggunakan uji t satu arah sehingga nilai signikasi menjadi 0,0005 < 0,05. Jika kriteria pengujian didasarkan pada hasil nilai sig maka H 0 ditolak yang berarti efektif, namun jika dilihat dari nilai t hitung yaitu -3,936 nilai t berada pada daerah kiri yang berarti. Ini berarti bahwa pendekatan kontekstual tidak efektif terhadap pemahaman konsep matematika. Uji hipotesis selengkapnya dapat dilihat di Lampiran

11 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3 dengan nilai KKM yang tidak efektif, dilakukan pengujian hipotesis 3 menggunakan skor gain ternormalisasi. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. H 0 : H 1 : Hasil analisis dengan one sample t-test untuk pemahaman konsep matematika disajikan pada tabel 15 sebagai berikut. Tabel 15. Hasil Uji one sample t-test Keefektifan Pendekatan Kontekstual terhadap Pemahaman Konsep matematika Kelas Variabel T Df Sig Pemahaman konsep 11, ,000 Kontekstual matematika Tabel 15 menunjukkan bahwa signifikasi hasil uji one sample t-test yang diperoleh untuk kelas kontekstual untuk variabel pemahaman konsep matematika sebesar 0,000 (signifikasi 2 arah). Untuk pengujian hipotesis pertama menggunakan uji t satu arah sehingga nilai signikasi menjadi 0,000 < 0,05. Ini berarti bahwa pendekatan kontekstual efektif terhadap pemahaman konsep matematika. Uji hipotesis selengkapnya dapat dilihat di Lampiran ) Pengujian Hipotesis Keempat Pengujian hipotesis keempat menggunakan uji beda satu sampel (one sample t-test) yang bertujuan untuk mengetahui efektif tidaknya pembelajaran dengann pendekatan konvensional terhadap motivasi belajar siswa. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut H 0 : H 1 : 81

12 Hasil analisis dengan one sample t-test untuk motivasi belajar disajikan pada tabel 16. Tabel 16. Hasil Uji one sample t-test Keefektifan Pembelajaran Konvensional Ditinjau dari Motivasi Belajar Kelas Variabel T Df Sig Konvensional Motivasi 1, ,070 Tabel 16 menunjukkan bahwa signifikasi hasil uji one sampel t-test yang diperoleh untuk kelas konvensional untuk variabel motivasi belajar siswa sebesar 0,070 (siginifikansi 2 arah). Untuk penjgujian hipoteis kedua menggunakan uji t satu arah sehingga nilai signifikansi menjadi 0,035 < 0,05. Nilai signifikasi ini lebih dari 0,05. Ini berarti bahwa pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari motivasi belajar. Uji hipotesis selengkapnya dapat dilihat di Lampiran Perbandingan Keefektifan Pendekatan Kontekstual dan Konvensional ditinjau dari Pemahaman Konsep Matematika dan Motivasi Belajar Siswa SMP 1) Pengujian Hipotesis Kelima Pengujian hipotesis kelima menggunakan independent sample t-test yang bertujuan untuk mengetahui manakah yang lebih efektif antara pembelajaran kontekstual dan konvensional ditinjau dari pemahaman konsep. Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : H 1 : Hasil analisis dengan independent sample t-test untuk motivasi belajar disajikan pada tabel

13 Tabel 17. Hasil Uji independent sample t-test Perbandingan Keefektifan Pembelajaran Kontekstual dan Konvensional Ditinjau dari Pemahaman Konsep Matematika Variabel T Df Sig Pemahaman konsep 0, ,630 Tabel 17 menunjukkan bahwa signifikasi hasil uji independent sample t-test yang diperoleh untuk mengetauhi perbedaan keefektifan antara kedua pendekatan ditinjau dari pemahaman konsep matematika siswa sebesar 0,630 (siginifikansi 2 arah). Untuk penjgujian hipoteis kelima menggunakan uji t satu arah sehingga nilai signifikansi menjadi 0,315 > 0,05. Nilai signifikasi ini lebih dari 0,05. Karena H 0 diterima maka pendekatan kontekstual tidak lebih efektif daripada pendekatan konvensional jika ditinjau dari pemahaman konsep matematika Ini berarti bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan konvensional sama efektifnya ditinjau dari pemahaman konsep matematika siswa. Uji hipotesis selengkapnya dapat dilihat di Lampiran ) Pengujian Hipotesis Keenam Pengujian hipotesis kelima menggunakan independent sample t-test yang bertujuan untuk mengetahui manakah yang lebih efektif antara pembelajaran kontekstual dan konvensional ditinjau dari pemahaman konsep. Secara statistik, hipotesis dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : H 1 : Hasil analisis dengan independet sample t-test untuk motivasi belajar disajikan pada tabel 16. Tabel 18. Hasil Uji independent sample t-test Perbandingan Keefektifan Pembelajaran Kontekstual dan Konvensional Ditinjau dari Motivasi Belajar 83

14 Variabel T Df Sig Motivasi 0, ,589 Tabel 16 menunjukkan bahwa signifikasi hasil uji independent sample t-test yang diperoleh untuk mengetauhi perbedaan keefektifan antara kedua pendekatan ditinjau dari pemahaman konsep matematika siswa sebesar 0,589 (siginifikansi 2 arah). Untuk penjgujian hipoteis kelima menggunakan uji t satu arah sehingga nilai signifikansi menjadi 0,294 < 0,05. Nilai signifikasi ini lebih dari 0,05. Karena H 0 diterima maka pendekatan kontekstual tidak lebih efektif daripada pendekatan konvensional jika ditinjau dari motivasi belajar siswa. Ini berarti bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan konvensional sama efektifnya ditinjau dari pemahaman konsep matematika siswa. Uji hipotesis selengkapnya dapat dilihat di Lampiran B. Pembahasan Berdasarkan analisis data di atas, akan diuraikan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Keefektifan Pendekatan Kontekstual terhadap Pemahaman Konsep Matematika Pembelajaran yang dilaksanakan dalam penelitian ini menerapkan pendekatan kontekstual pada kelas eksperimen yaitu kelas VII A. Pengujian keefektifan pembelajaran terhadap pemahaman konsep matematika didasarkan pada skor gain yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Pembelajaran dikatakan efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematika apabila skor gain lebih dari 0,4 yaitu terletak pada kategori minimal baik. 84

15 Berdasarkan pengujian deskriptif pada tabel 6 diketahui rata-rata skor gain tes pemahaman konsep matematika kelas eksperimen adalah 0,49. Skor gain ini efektif sesuai dengan kriteria efektif yang digunakan yaitu lebih besar dari 0,4. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematika. Hasil ini diperkuat oleh pengujian analisis terhadap skor gain yang telah dilakukan dengan bantuan SPSS versi 23. Pengujian dengan SPSS menggunakan uji one sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000 sehingga H 0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematika siswa. Peningkatan pemahaman konsep matematika siswa pada kelas eksperimen menunjukkan adanya pengaruh yang baik dari pembelajaran yang dilakukan. Adanya tahap relating atau pengaitan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa juga memilki pernanan penting dalam pembentukan konsep bagi siswa. Menurut Chapman 1976; 173 dalam pembentukan konsep, siswa sangat dipengaruhi oleh pengalaman sehari-hari. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya sehingga siswa dapat menerapkan konsep yang mereka temukan dalam konteks yang ada dalam kehidupan. Hal ini sejalan dengan pengertian pendekatan kontekstual oleh Wina Sanjaya (2005: 109), pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi 85

16 kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Hasil penelitian bahwa pendekatan kontekstual efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematika relevan dengan penelitian yang telah dilakukan Dian Putri Safrine (2012) yang menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematika. 2. Keefektifan Pendekatan Kontekstual terhadap Motivasi Belajar Pada penelitian ini, penerapan pendekatan kontekstual di kelas eksperimen juga ditinjau dari motivasi belajar siswa. Pengujian keefektifan pembelajaran terhadap motivasi belajar didasarkan pada skor akhir angket motivasi belajar siswa. Pembelajaran dikatakan efektif ditinjau dari motivasi belajar apabila rata-rata skor akhir angket lebih dari 102 yaitu terletak pada kategori minimal baik. Berdasarkan pengujian deskriptif pada tabel 7 diketahui rata-rata skor akhhir angket motivasi belajar siswa kelas eksperimen adalah 107. Skor ini efektif sesuai dengan kriteria efektif yang digunakan yaitu lebih besar dari 102. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual efektif ditinjau dari motivasi belajar siswa. Hasil ini diperkuat oleh pengujian analisis terhadap skor akhir angket yang telah dilakukan dengan bantuan SPSS. Pengujian dengan SPSS menggunakan uji one sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,013 sehingga H 0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual efektif ditinjau dari motivasi belajar siswa. 86

17 Motivasi belajar berperan penting dalam memperjelas tujuan belajar. Menurut Hamzah B. Uno 2008;28 peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik pembelajaran kontekstual yang diungkapkan Zainal Aqib (2013: 6) dalam penyusunan langkah pembelajaran kontekstual yang pertama yaitu mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. Proses relating mengaitkan dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual juga berperan terhadap motivasi belajar siswa. Telah dijelaskan oleh Hamzah B. Uno (2008: 28) bahwa seorang siswa akan tertarik atau termotivasi untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Berdasarkan hal itu, tahap relating dapat membuat siswa memahami konteks yang sesuai dengan materi yang akan dipelajarinya. Pendekatan kontekstual efektif ditinjau dari motivasi belajar siswa relevan dengan penelitian yang telah dilakukan Fitriyani (2009) yang menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 3. Keefektifan Pendekatan Konvensional terhadap Pemahaman Konsep Matematika Pada penelitian ini selain menerapkan pendekatan kontekstual pada kelas eksperimen, peneliti juga menerapkan pembelajaran konvensional pada kelas VII C. Sama halnya dengan pembelajaran kelas eksperimen, pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran sebanyak 5 kali pertemuan. Untuk variabel 87

18 terikat kelas kontrol sama dengan kelas eksperimen yaitu pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa. Pengujian keefektifan pembelajaran terhadap pemahaman konsep matematika didasarkan pada skor gain yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Pembelajaran dikatakan efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematika apabila skor gain lebih dari 0,4 yaitu terletak pada kategori minimal baik. Berdasarkan pengujian deskriptif pada tabel 5 diketahui rata-rata skor gain tes pemahaman konsep matematika kelas eksperimen adalah 0,46. Secara deskriptif, skor gain ini efektif sesuai dengan kriteria efektif yang digunakan yaitu melebihi 0,4. Kita dapat mengambil kesimpulan secara deskriptif bahwa pendekatan konsvensional efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematika. Hasil ini diperkuat oleh pengujian analisis terhadap skor akhir yang telah dilakukan dengan bantuan SPSS. Pengujian dengan SPSS menggunakan uji one sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000 sehingga H 0 ditolak. Hasil pengujian analisis menunjukkan bahwa pendekatan konvensional efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematika siswa. Pendekatan konvensional dimulai dari guru menguraikan materi untuk dicatat oleh siswa, bertanya, guru menjawab, dan diakhiri dengan latihan sebagai umpan balik (Herminarto, 2002:65). Berdasarkan karakteristik pendekatan konvensional yang disebutkan pembelajaran konvensional akan membuat siswa yang memiliki motivasi dalam belajar memahami materi dengan baik. Setelah siswa dijelaskan oleh guru, dia akan mencatatnya. Catatan yang siswa miliki dapat digunakan untuk belajar dirumah. Selain itu 88

19 dalam pembelajaran dengan pendekatan konvensional, guru juga menjelaskan menggunakan contoh soal untuk lebih memahamkan siswa. Penggunaan contoh soal ini efektif jika diterapkan dalam bentuk soal yang cenderung sama. Pendekatan konvensional efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematika relevan dengan penelitian yang telah dilakukan Dian Puteri Safrine (2012) yang menunjukkan bahwa pendekatan konvensional efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematika. 4. Keefektifan Pendekatan Konvensional terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada penelitian ini, penerapan pendekatan konvensional di kelas kontrol juga ditinjau dari motivasi belajar siswa. Pengujian keefektifan pembelajaran terhadap motivasi belajar didasarkan pada skor akhir angket motivasi belajar siswa. Pembelajaran dikatakan efektif ditinjau dari motivasi belajar apabila rata-rata skor akhir angket lebih dari 102 yaitu terletak pada kategori minimal baik. Berdasarkan pengujian deskriptif pada tabel 7 diketahui rata-rata skor akhir angket motivasi belajar siswa kelas eksperimen adalah 105. Skor ini efektif sesuai dengan kriteria efektif yang digunakan yaitu lebih besar dari 102. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan konvensional efektif ditinjau dari motivasi belajar siswa. Hasil ini diperkuat oleh pengujian analisis terhadap skor akhir angket yang telah dilakukan dengan bantuan SPSS. Pengujian dengan SPSS menggunakan uji one sample t-test menghasilkan 89

20 nilai signifikansi sebesar 0,070 sehingga H 0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan konvensional efektif ditinjau dari motivasi belajar siswa. Pendekatan konvensional efektif ditinjau dari motivasi belajar siswa relevan dengan penelitian yang telah dilakukan Fitriyani (2009) yang menunjukkan bahwa pendekatan konvensional efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 5. Perbandingan Keefektifan Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan Konvensional Ditinjau dari Pemahaman Konsep Matematika Setelah dilakukan pengujian hipotesis (1) pendekatan kontekstual efektif terhadap pemahaman konsep siswa dan (3) pendekatan konvensional efektif terhadap pemhaman konsep siswa, diketahui bahwa keduanya efektif. Setelah pengujian hipotesis keefektifan dilakukan, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis kelima yaitu manakah yang lebih efektif antara pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional terhadap pemahaman konsep matematika. Hasil pengujian independent sample t-test menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,315 > 0,05, sehingga H 0 diterima. Karena H 0 diterima maka pendekatan kontekstual tidak lebih efektif daripada pendekatan konvensional jika ditinjau dari pemahaman konsep matematika. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata antara kelas kontekstual dan kelas konvensional ditinjau dari pemahaman konsep matematika. Namun, jika kita melihat dari tabel 5 diketahui bahwa rata-rata skor gain pemahaman konsep matematika kelas eksperimen adalah 0,49 dan kelas kontrol 0,46 kondisi ini membawa kepada kesimpulan bahwa pendekatan 90

21 kontekstual lebih efektif secara tidak signifikan terhadap pemahaman konsep matematika daripada konvensional. Hasil penelitian terhadap pemahaman konsep matematika yang belum signifikan ini diduga karena kurang optimalnya pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen. Penerapan pendekatan kontekstual pada kelas eksperimen masih kurang optimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya manajemen waktu pembelajaran yang kurang baik. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual membutuhkan waktu yang cenderung lebih lama daripada pendekatan konvensional. Namun, yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah kesamaan waktu yang digunakan untuk setiap kelasnya. Selain itu peneliti juga belum bisa menerapkan pedekatan kontekstual secara optimal untuk megajak siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Diterapkannya pendekatan kontekstual di kelas eksperimen membuat siswa harus beradaptasi dengan pembelajaran yang baru. Siswa pada kelas ekperimen diduga belum siap dengan adanya perubahan cara belajar selama menggunakan pendekatan kontekstual. Berdsarkan pengamatan observer selama pelaksanaan pembelajaran, siswa pada kelas kontrol dinilai lebih aktif selama mengikuti pembelajaran. Selain itu adanya waktu istirahat diantara jam pelajaran matematika sering dimanfaatkan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Sedangkan pada kelas eksperimen pembelajaran terfokus pada kelompok masing-masing. Terdapat beberapa kelompok yang aktif dan ada juga beberapa kelompok yang pasif. Keaktifan siswa pada setiap kelas juga 91

22 merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keefektifan pendekatan pembelajaran terhadap pemahaman konsep matematika. 6. Perbandingan Keefektifan Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan Konvensional Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Hasil analis keefektifan pendekatan kontekstual dan konvensional terhadap motivasi belajar menunjukkan bahwa kedua pendekatan tersebut efektif terhadap motivasi belajar siswa. Setelah pengujian hipotesis keefektifan dilakukan, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis keenam yaitu manakah yang lebih efektif antara pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional terhadap motivasi belajar siswa. Sebelum menguji perbandingan keefektifannya, terlebih dulu dilakukan uji perbedaan rata-rata skor akhir motivasi belajar menggunakan independet sample t-test. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,294 > 0,05, sehingga H 0 diterima. Karena H 0 diterima maka pendekatan kontekstual tidak lebih efektif daripada pendekatan konvensional jika ditinjau dari motivasi belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata antara kelas kontekstual dan kelas konvensional ditinjau dari motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil tersebut, maka kita tidak dapat melanjutkan pengujian hipotesis mengenai perbandingan keefektifan dari kedua kelas. Namun, jika kita melihat dari tabel 5 diketahui bahwa rata-rata skor akhir motivasi belajar kelas eksperimen adalah 107,25 dan kelas kontrol 105,64 kondisi ini membawa kepada kesimpulan bahwa pendekatan kontekstual lebih efektif terhadap motivasi belajar daripada konvensional. 92

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment research) dengan desain pretest and posttest group design. Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2016 sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. April 2017 sampai dengan Senin, 22 Mei 2017 di SMP Negeri 1 Manisrenggo.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. April 2017 sampai dengan Senin, 22 Mei 2017 di SMP Negeri 1 Manisrenggo. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian pembelajaran matematika menggunakan pendekatan konstruktivisme dan pendekatan konvensional dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen semu) dengan pretest-posttest control group design. Dalam penelitian ini diberikan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu ini digunakan untuk meneliti keefektifan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di SMP Negeri 1 Pakem dengan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang keefektifan pembelajaran model kooperatif tipe TAI dengan pendekatan CTL dan pembelajaran konvensional. Selain itu akan diperbandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research). Perlakuan pembelajaran yang diberikan adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang pelaksanaan kegiatan penelitian, pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian tersebut, akan menjawab perumusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian meliputi data nilai pretest, posttest, dan n-gain untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian meliputi data nilai pretest, posttest, dan n-gain untuk 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Data hasil penelitian meliputi data nilai pretest, posttest, dan n-gain untuk penguasaan konsep. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen (percobaan). Dimana penelitian akan dibagi kedalam dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pretest dan posttest kreativitas belajar serta pretest dan posttest prestasi belajar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pretest dan posttest kreativitas belajar serta pretest dan posttest prestasi belajar. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitan ini adalah data keterlaksanaan pembelajaran, pretest dan posttest kreativitas belajar serta pretest dan posttest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui/menilai

Lebih terperinci

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pamona Utara yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman no 21 Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian eksperimen semu dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi Eksperimen.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di SMP Negeri 1 Berbah dengan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 April 2016 sampai dengan 2 Mei

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematis siswa dan data hasil skala sikap.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MAN Yogyakarta 2 yang berlokasi di Jalan KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi pembelajaran dan deskripsi data. 1. Deskripsi Pembelajaran SMK N 1 Pleret berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian 4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Manggihan Kecamatan Getasan yang termasuk dalam Gugus Gajah Mungkur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pakem yang berlokasi di Jalan Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB IV BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian quasi experiment atau

BAB IV BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian quasi experiment atau BAB IV BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian quasi experiment atau penelitian semu yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sidoharjo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 12 Yogyakarta dan pengambilan data telah dilakukan pada tanggal 19 26 November 2016 di kelas VII

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian yang mendekati eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model pembelajaran menggunakan kelompok-kelompok kecil (4-5 orang) yang dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis data hasil penelitian yang diperoleh dalam setiap kegiatan yang dilakukan selama penelitian. Pada penjelasan pada bab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga, SMP Negeri 7 adalah salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga yang terletak dijalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV berisi tentang Deskriptif setiap variabel, analisis deskriptif, hasil penelitian serta pembahasannya. Di bawah ini akan diuraikan satu persatu sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Salatiga yang beralamat Jalan Stadion Nomor 4. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolahan yaitu SD Negeri 02 Salatiga dan SD Negeri Dukuh 01. SD Negeri 02 Salatiga beralamatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Sugiyono (2011:207), Statistik deskriptif adalah statistik yang di gunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama 16 kali pertemuan setiap hari selasa, kamis, dan sabtu, mulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP N 2 Kalasan merupakan sekolah yang beralamat di Kledokan, Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Visi SMP

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 02 dan SD Negeri Sidorejo Lor 06 yang berada di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lain yang subjek penelitiannya adalah manusia (Sukardi, 2003:16). Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. lain yang subjek penelitiannya adalah manusia (Sukardi, 2003:16). Tujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau quasi eksperiment. Bentuk penelitian ini banyak digunakan di bidang pendidikan atau penelitian lain yang subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen, dengan variabel bebas yaitu perlakuan yang diberikan kepada siswa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semu (Quasi Experimental Research). Desain ini mempunyai kelompok kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. semu (Quasi Experimental Research). Desain ini mempunyai kelompok kontrol BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experimental Research). Desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dari uraian metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode weak experiment dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Russeffendi (2010, hlm. 35) menyatakan bahwa Penelitian eksperimen atau percobaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II SD Negeri Klero 01. Kelas V dibagi menjadi dua kelas paralel yaitu

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian adalah jenis penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semu dimana ada dua kelompok yang dijadikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November tahun 2013 di SMP Negeri 1 Atinggola. Dimana kelas yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT ditinjau dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07 tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian eksperimen semu). Eksperimen semu dilakukan untuk memperoleh informasi, di mana eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian. Hasil analisis data yang diperoleh merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian semu (quasi experiment). Menurut Campbell & Stanley (1972:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini tidak dilakukan dilakukan pengacakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 87 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DATA HASIL PENELITIAN Setelah dilakukan pengolahan data skor pretes dan postes kemampuan pemahaman matematika dan disposisi matematika pada kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes kemampuan 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil angket siswa dan lembar observasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Russeffendi (2005, hlm. 35) menyatakan bahwa Penelitian eksperimen atau percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Ruseffendi (2010, hlm. 35) mengemukakan, Penelitian eksperimen atau percobaan adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian yang digunakan adalah hubungan sebab akibat yang didalamnya ada dua

Lebih terperinci

84 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 7 Tahun 2017

84 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 7 Tahun 2017 84 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 7 Tahun 2017 Abstrak KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

IMPLEMENTASI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA IMPLEMENTASI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Wakijo 1, Siti Suprihatin 2 Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Wakijoummetro@yahoo.co.id

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. digunakan adalah eksperimen semu. Eksperimen semu dilakukan karena keadaan

III METODE PENELITIAN. digunakan adalah eksperimen semu. Eksperimen semu dilakukan karena keadaan 24 III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini menyangkut perilaku manusia, dimana variabel yang dapat diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian eksperimen dengan desain faktorial dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Maret 2012, pada tanggal 27 Februari 2012 dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Imas Teti Rohaeti, 2013

DAFTAR ISI Imas Teti Rohaeti, 2013 DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan 6162 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Lor 2 dan SD Negeri Sidorejo Lor 6. Kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 04 Kutowinangun dan SD Negeri 07 Kutowinangun yang terletak di Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang dikembangkan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaaan metode eksperimen ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian Skor hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar siswa. Data hasil penelitian didapatkan dengan membandingkan hasil

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka diperoleh data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif meliputi hasil pretes dan hasil postes pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian Penelitian ini melibatkan dua kelompok kelas yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Kedua kelas tersebut mendapat perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN Jambangan 3 dan SDN Jambangan 4. Jumlah subjek penelitiannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian 4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 04 dan 07 yang terletak di Jalan Tentara Pelajar No. 7,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasiexperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasiexperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasiexperimental research). B. Waktu dan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Muntilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model pembelajaran konvensional.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 111b Kecamatan Tingkir Salatiga.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana yang beralamat di Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga dan SMP Stella Matutina

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian 4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Sidorejo yaitu di SD Negeri Sidorejo Lor 04 dan SD Negeri Pulutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian yang digunakan adalah hubungan sebab akibat yang didalamnya ada dua unsur yang dimanipulasikan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Tahun Ajaran 03/04 dengan jumlah siswa sebanyak 00 siswa yang terdistribusi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa Telukbetung yang terdistribusi dalam lima kelas yaitu kelas VII A VII E. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah 48 siswa kelas 2 SD Sidorejo Lor 1 Salatiga yang dibagi menjadi 2 kelas paralel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design (quasi eksperimen) dengan melihat efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, Sugiyono (2004, hlm. 1), metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian yang digunakan adalah hubungan sebab akibat yang didalamnya ada dua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran pelaksanaan pembelajaraan dengan umpan balik dan tanpa umpan balik serta perbedaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua subjek penelitian yang berbeda, yaitu di SD Negeri Sidorejo Lor 04 Salatiga dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 14 Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 14 Yogyakarta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum SMP Negeri 14 Yogyakarta SMP Negeri 14 Yogyakarta berlokasi di Jalan Tentara Pelajar No. 7, Jetis, Kota Yogyakarta, DIY. Secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pada bagian ini akan dibahas atau diuraikan hasil-hasil penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pada bagian ini akan dibahas atau diuraikan hasil-hasil penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bagian ini akan dibahas atau diuraikan hasil-hasil penelitian pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis proyek. Adapun hasil penelitian meliputi: aktivitas pendidik dan

Lebih terperinci

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur Penerapan Model Student Team Achievement Divisions (STAD) Berbahan Ajar Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Mata Pelajaran Kalkulus II Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian research). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting dimiliki oleh setiap calon guru agar dapat berhasil melaksanakan pembelajaran di laboratorium.

Lebih terperinci