BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi

1 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil review, pemenuhan kewajiban perpajakan PT XYZ dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Review dokumen perusahaan Dalam menjalankan kewajiban perpajakannya, PT XYZ sudah memiliki dokumen-dokumen yang digunakan oleh perusahan dalam melakukan penilaian terhadap kepatuhan perusahaan sebagai Wajib Pajak. Dokumen yang tidak ada dikarenakan dokumen tersebut bersifat konfidensial. b. Review Kewajiban PPh Pasal 4 ayat 2 Perhitungan PPh pasal 4 ayat 2 yang dilakukan PT XYZ sudah tepat, namun PT XYZ tidak melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat 2 ke kas negara pada tahun Perusahaan melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat 2 pada tahun Dengan demikian perusahaan dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% dengan total bunga Rp 352,054,848. Perusahaan juga tidak melakukan kewajiban pelaporan dengan tepat waktu pada tahun 2016, sehingga perusahaan dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp 1,200,000. Dengan demikian, perusahaan tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban PPh Pasal 4 ayat 2. Penghasilan yang dipotong oleh pihak ke tiga sudah dilaporkan secara benar pada SPT Tahunan Badan tahun c. Review Kewajiban PPh Pasal 23 Perhitungan PPh Pasal 23 sudah tepat dilakukan oleh PT XYZ. Namun perusahaan terlambat dalam pemenuhan kewajiban setor dan lapor. Keterlambatan penyetoran dikenakan denda administratif berupa bunga dengan total bunga Rp 163,501,961. Selain itu, denda administratif juga dikenakan kepada perusahaan berupa denda sebesar Rp 1,200,000 dikarenakan perusahaan selalu terlambat dalam melakukan pelaporan SPT 162

2 Masa PPh Pasal 23 tahun Dengan demikian, perusahaan tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban PPh Pasal 23. d. Review Kewajiban PPh Pasal 25 Berdasarkan hasil review PPh Pasal 25, PT XYZ tidak melakukan pembayaran angsuran PPh Pasal 25. Karena perusahaan melakukan pembayaran PPh kurang bayar selalu sekali bayar untuk dua tahun terakhir. e. Review Kewajiban PPh Pasal 28A atau 29 Perusahaan mendapatkan penghasilan yang bersumber dari dalam negeri dan luar negeri. PT XYZ melakukan perhitungan atas PPh yang kurang bayar dari penghasilan dari luar negeri, karena yang dari dalam negeri bersifat final. Perusahaan sudah secara benar dalam melakukan perhitungan, penyetoran dan pelaporan pajak. f. Review Kewajiban PPN PPN PT XYZ selalu mengalami lebih bayar dan perusahaan memilih untuk direstitusi atas lebih bayar yang terjadi. Total lebih bayar berdasarkan review perhitungan disepanjang tahun 2016 yaitu Rp 29,981,331,838. Perhitungan yang dilakukan oleh PT XYZ sudah sesuai dengan UU yang berlaku. Karena perhitungan menunjukkan lebih bayar, maka PT XYZ tidak melakukan penyetoran. Namun demikian, PT XYZ tetap melakukan pelaporan SPT Masa PPN. Terdapat keterlambatan pelaporan, dengan demikian dikenakan sanksi denda administratif sebesar Rp 3,500, Berdasarkan hasil review, penilaian kepatuhan PT XYZ dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. PT XYZ tidak tepat waktu dalam mengumpulkan Surat Pemberitahuan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat 2, PPh Pasal 23, PPh Pasal 25 dan SPT Masa PPN. Namun, PT XYZ tepat waktu dalam melaporkan SPT Masa Tahunan. Atas keterlambatan pelaporan SPT PT XYZ mendapatkan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp untuk SPT Masa PPh dan Rp untuk SPT masa PPN untuk setiap keterlambatan pelaporan. 163

3 b. Memiliki tunggakan pajak, karena PT XYZ baru melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh Pasal 23 pada tahun c. Laporan Keuangan Tahun 2016 sudah dilakukan audit oleh Akuntan Publik dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. d. PT XYZ tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 tahun terakhir. Dengan demikian, PT XYZ dinilai tidak cukup patuh dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya. Hal ini dikarenakan dari hasil review 5 kewajiban pajak di PT XYZ, 3 diantaranya tidak tepat waktu dalam melakukan penyetoran dan pekaporan SPT, yaitu pada kewajiban setor dan lapor PPh Pasal 4 ayat 2, PPh Pasal 23, dan PPN. Khusus PPN hanya terlambat lapor. Untuk PPh Pasal 25 dan PPh Pasal 29, PT XYZ telah sesuai dalam melakukan perhitungan, penyetoran dan pelaporan Saran Berdasarkan hasil review yang dilakukan, dapat disampaikan beberapa saran untuk perusahaan, sebagai berikut: 1. Sebaiknya perusahaan memperhatikan tanggal batas setor dan batas lapor pada masing-masing kewajiban perpajakan yang ada di perusahaan, sehingga dapat menghindari sanksi denda maupun sanksi bunga yang mungkin timbul di masa yang akan datang. 2. Perusahaan diharapkan melakukan kewajiban lapor atas PPh Pasal 4 ayat 2 untuk tahun 2016 di tahun Perusahaan diharapkan melakukan pembayaran atas sanksi atas keterlambatan penyetoran dan pelaporan untuk PPh Pasal 4 ayat 2 dan Pasal Ketika ketersediaan dana terbatas, maka lebih baik perusahaan mengutamakan membayar pajak di bulan yang bersangkutan dengan tepat waktu. Sehingga dapat meminimalkan sanski perpajakan. 164

4 Saran diatas merupakan masukan yang dapat diberikan oleh penulis kepada perusahaan. Saran tersebut diharapkan dapat mengurangi kekeliruan dan kesalahan yang dilakukan oleh perusahaan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. 165

5 DAFTAR PUSTAKA Abuyamin, Oyok Pilar-Pilar Perpajakan. Bandung: Adoya Mitra Sejahtera. Chandra, Gregorius Cermat Menguasai Seluk-Beluk Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: CV Andi Offset. Jasa Konstrusksi, Antara Pasal 4(2) Dan Pasal 23 UU PPh. 4 Juli Diakses pada 20 Februari Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 282/KMK.04/1997 tentang Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek. Mardiasmo Perpajakan Edisi Terbaru Yogyakarta : Andi. Meliala. Tulis dan Francisca Widianti Oetomo Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta: Penerbit Semesta Media. Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nomor 11 a Tahun 2008 tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 85/PMK.03/2011 tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Atas Bunga Obligasi. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 26/PMK.010/2016 tentang Pemotongan Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito Sertifikat Bank Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.03/2015 tentang Jenis Jasa Lain Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf C Angka2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan UndangUndang Nomor 36 Tahun Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 187/PMK.03/2008 tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, Pelaporan dan Penatausahaan Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi.

6 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 191/PMK.010/2015 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 244/PMK.03/2008 tentang Jenis Jasa Lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf C angka 2 Undang-Undag Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1996 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2016 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan, dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Atas Tanah dan/atau Bangunan Beserta Perubahannya Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan Usahan Jasa Konstruksi. Peraturan Pemerintah Nomor 132 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan Atas Hadiah Undian Realisasi Anggaran 16 januari Diakses pada 19 Februari Sekaran, Uma dan Roger Bougie Sixth Edition. Research Methods for Business. United Kingdom : John Wiley Seri PPh - Pajak Penghasilan Pasal Juni Dikunjungi pada 20 Februari Setiawan, Agus Tax Audit dan Tax Review. Jakarta: Sumarsan, Thomas. (2015). Edisi 2. Tax Review dan Strategi Perencanaan Pajak. Jakarta : Indeks.

7 TMBooks Cermat Menguasai Seluk Beluk Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Perubahan Terakhir Atas UndangUndang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas UndangUndang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Waluyo Perpajakan Indonesia Edisi 10 Buku 1. Jakarta : Salemba 4.