APPENDIX A PERHITUNGAN NERACA MASSA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APPENDIX A PERHITUNGAN NERACA MASSA"

Transkripsi

1 APPENDIX A PERHITUNGAN NERACA MASSA Kapasitas Pabrik : Kg/hari Satuan Waktu : hari Satuan Massa : Kg Jumlah Freezer : buah Jumlah Batch : batch. Pencucian I Asumsi: berat air dan es yang digunakan adalah setengah dari berat ikan segar yang masuk pada tahap pencucian I, pertambahan berat ikan segar setelah proses pencucian I sebesar 0,%, dan kotoran yang terbuang ke saluran limbah sebesar 0,0% dari berat ikan segar. Berat air dan es: 0, x.770,3 Kg =.3, Kg Berat ikan segar setelah proses pencucian: (00%+0,%) x.770,3 Kg =.6,37 Kg (00%-0,0%) x.6,37 Kg =.0,96 Kg Berat kotoran: 0,0% x.6,37 Kg =, Kg Masuk Kg Keluar Kg Ikan segar Air pencuci.770,3.3,.0,96 Ikan segar ke saluran limbah: Air Kotoran (0,0%)*.339,, Total 3.6, Total 3.6,

2 3. Sortasi dan Grading Asumsi: ikan b/s (below standart) sebesar 0,% dari berat ikan. Ikan yang lolos dalam proses sortasi sebesar 99,% dan ikan yang di reject sebesar 0,%. Ikan yang lolos proses sortasi: 99,% x.0,96 Kg =.79,3 Kg Ikan yang di reject: 0,% x.0,96 Kg =,6 Kg Masuk Kg Keluar Kg Ikan segar.0,96 Ikan segar Ikan b/s (0,%)*.79,3,6 Total.0,96 Total.0,96 3. Penyisikan Asumsi: limbah sisik ikan sebesar % dari berat ikan. Ikan yang dihasilkan setelah proses penyisikan sebesar 9% dan sisik yang terbuang sebesar %. Sisik yang terbuang: % x.79,3 Kg =,9 Kg Ikan yang dihasilkan setelah proses penyisikan: (00%-%) x.79,3 Kg =.30,6 Kg Masuk Kg Keluar Kg Ikan segar.79,3 Ikan segar Sisik (%)*.30,6,9 Total.79,3 Total.79,3. Pencucian II Asumsi: berat air dan es yang digunakan adalah setengah dari berat ikan segar yang masuk pada tahap pencucian II, pertambahan berat ikan segar setelah proses pencucian II sebesar 0,%, dan

3 kotoran yang terbuang ke saluran limbah sebesar 0,0% dari berat ikan segar. Berat air dan es: 0, x.30,6 Kg =.,0 Kg Berat ikan segar setelah proses pencucian: (00%+0,%) x.30,6 Kg =.3,77 Kg (00%-0,0%) x.3,77 Kg =.337,60 Kg Berat kotoran: 0,0% x.3,77 Kg =, Kg Masuk Kg Keluar Kg Ikan segar Air pencuci.30,6.,0.337,60 Ikan segar ke saluran limbah: Air Kotoran (0,0%)*.07,7,7 Total 33.6, Total 33.6,. Filleting Asumsi: limbah kepala, tulang, isi perut dan darah ikan masing-masing sebesar 33%, 9,%, dan 0,%. Rendemen fillet skin on yang dihasilkan sebesar 7%. Limbah kepala ikan: 33% x.337,60 Kg = 7.37, Kg Limbah tulang ikan: 9,% x.337,60 Kg =.3,3 Kg Limbah isi perut dan darah ikan: 0,% x.337,60 Kg =,69 Kg Fillet ikan: 7% x.337,60 Kg = 0.9,67 Kg Masuk Kg Keluar Kg Ikan segar.337,60 Fillet ikan (skin on) Ke saluran limbah: Kepala (33%)* Tulang (9,%)* Isi perut, darah dan lainlain (0,%)* 0.9, ,.3,3,69 Total.337,60.337,60

4 6. Pencabutan duri Asumsi: limbah duri ikan sebesar % dari berat fillet ikan yang masuk dalam proses pencabutan duri. Fillet ikan yang dihasilkan setelah proses pencabutan duri sebesar 9% dan duri yang terbuang sebesar %. Duri yang terbuang: % x 0.9,67 Kg = 09,97 Kg Fillet ikan yang dihasilkan setelah proses pencabutan duri: 9% x 0.9,67 Kg = 0.,70 Kg Masuk Kg Keluar Kg Fillet ikan (skin on) 0.9,67 Fillet ikan (skin on) Duri (%)* 0.,70 09,97 Total 0.9,67 Total Trimming Asumsi: limbah sisa daging dan darah ikan sebesar 3% dari berat fillet ikan yang masuk dalam proses trimming. Fillet ikan yang dihasilkan setelah proses trimming sebesar 97% dan sisa daging yang terbuang sebesar 3%. Sisa daging yang terbuang: 3% x 0.,70 Kg = 30,66 Kg Fillet ikan yang dihasilkan setelah proses trimming: 97% x 0.,70 Kg = 9.90,0 Kg Masuk Kg Keluar Kg Fillet ikan (skin on) 0.,70 Fillet ikan (skin on) Ke saluran limbah: Sisa daging, darah, dll. (3%)* 9.90,0 Kg 30,66 Kg Total 0.,70 Total 0.,70 Kg

5 6. Pencucian III Asumsi: berat air dan es yang digunakan dan berat fillet ikan adalah : Masuk Kg Keluar Kg Fillet ikan (skin on) 9.90,0 Fillet + air 0.000,00 Air pencuci 9.90,0 Air pencuci 9.960,0 Total 9.960,0 Total 9.960,0 9. Pembekuan Asumsi: berat fillet beku sama dengan berat fillet yang masuk dalam proses pembekuan. Masuk Kg Keluar Kg Fillet 0.000,00 Fillet beku 0.000,00 Total 0.000,00 Total 0.000,00

6 APPENDIX B PERHITUNGAN NERACA ENERGI Produk : Fillet ikan kakap merah beku Kapasitas bahan baku : kg/hari Kapasitas produksi : Kg/hari Satuan panas : Kilo Joule (kj) Satuan waktu : Hari Satuan suhu : C Suhu basis (t b ) : 0 C Suhu ikan mula-mula (t a ) : C Suhu air blast freezer (t f ) : -0 C Suhu cold storage (t c ) : - C Fase padatan : Ikan Fase cairan : Air Panas spesifik air (Cp a ) :,9 kj/kg C Panas spesifik es (Cp e ) :,0 kj/kg C Panas spesifik ikan segar (Cp is ) : 3, kj/kg C Panas spesifik ikan beku (Cpi b ) :,67 kj/kg C Panas laten air/es ( e ) : 33 kj/kg Panas laten ikan ( i ) : 76 kj/kg. Air Blast Freezer Masuk Entalpi bahan masuk (A) = {m is x Cpi s x (t a -t b )} + {m a x Cp a x (t a -t b )} = {.000 x 3, x (-0)} + {.000 x,9 x (-0)} = = kj 7

7 Diasumsikan panas yang disuplai dari sekitarnya (B) = 0,0Q Keluar Entalpi bahan keluar (C) = [m ib x {Cp ib x (t f -t b ) + i }] + [m e x {Cp e x (t f -t b ) + e }] = [000 x {,67 x (-0-0) - 76}] + [000 x {,0 x (-0-0) - 33}] = (-3.000) = kj Panas refrigerant (yang diserap oleh bahan) = Q Jumlah energi masuk = Jumlah energi keluar A + B = C + D ,0Q = Q = 0,9Q Q = ,79 kj Panas yang disuplai dari sekitarnya (B) = 0,0Q = 0,0 x ,79 = 97.3,79 kj. Cold Storage Masuk Entalpi bahan masuk (A) = {m ib x Cp ib x (t f -t b )} + {m e x Cp e x (t f -t b )} = {.000 x,67 x (-0-0)} + {.000 x,0 x (-0-0)} = (-6.000) = kj Diasumsikan panas yang disuplai dari sekitarnya (B) = 0,0Q

8 9 Keluar Entalpi bahan keluar (C) = [m ib x {Cp ib x (t c -t b ) + i }] + [m e x {Cp e x (t c -t b ) + e }] = [.000 x {,67 x (--0) - 76}] + [.000 x {,0 x (--0) - 33}] = (-77.00) = kj Panas refrigerant (yang diserap oleh bahan) = Q Jumlah energi masuk = Jumlah energi keluar A + B = C + D ,0Q = Q = 0,9Q Q =.73.79,7 kj Panas yang disuplai dari sekitarnya (B) = 0,0Q = 0,0 x.73.79,7 = 37.69,7 kj

9 APPENDIX C PERHITUNGAN BIAYA UTILITAS C.. Air Pipa untuk percabangan A : Q = 3,3 m 3 /hari = 3,3 m 3 /hari : =,07 m 3 /jam =, m 3 /s =,3 Kg/s =,9 lb/s 3 3,3 0 m = s 3 ft s m m 0,0 / 0,30 0,30m 0,30m ft ft ft Diketahui : Viskositas air ( ) pada suhu 30 C = 0,03 cps =, lb/ft.s Densitas air ( ) pada suhu 30 C = 99,7 Kg/m 3 = 6,9 lb/ft 3 Berdasarkan Peter dan Timmerhaus (99), diameter (D) pipa yang sesuai adalah: D = 3,9 Q 0, ft 3 /s 0,3 lb/ft 3 = 3,9 (0,0) 0, ft 3 /s (6,9) 0,3 lb/ft 3 =,6 inch inch Diameter dalam commercial steel pipe inch (scheduled 0) adalah m (Singh, 00). Q Va p A Keterangan : Va = laju alir air (ft/s) Q = debit massa air (lb/s) 90

10 9 A = luas penampang pipa (ft ) massa jenis (lb/ ft 3 ) D = 0,0 m x /0,30 ft/m = 0,7 ft A = ¼ x x D = ¼ x x (0,7) = 0,033 ft lb Q,9 Va s,70 ft 0, 3m p A 6,9lb 0,033 ft s s 3 ft Perhitungan bilangan Reynolds (N Re ) N Re Va D 6,9 3 lb / ft,70 ft / s 0,7,397 0 lb ft. s ft 3,670 00<N Re <000 Aliran Transisi Faktor Friksi (f) Nilai faktor friksi (f) = 0,0096 (ditentukan dari grafik The Moody Diagram for the Fanning Friction Factor. Equivalent roughness untuk pipa dengan bahan steel =,7 0-6 m (Singh, 00). 6 RelativeRoughness=,7 0 m,70 0 0, 0009 D 0,0m Perhitungan Persamaan Fanning (E f ) E f. major u L f D 0,0096 (0,3 m / s) 0,0 m 0,979 J / Kg 09 m Asumsi digunakan yang digunakan adalah standard elbow 90, threaded dan gate valve, fully open

11 9 E f.min or. u c ff (, 0,) (0,3 0,330J / Kg m / s) C fe = 0, (,-0) =0, E f.min or. u c fe (0,3m / s) 0, 0,067 J / Kg Perhitungan Energi Pompa (Ep) P P ( u u ) Ep g( z z) E f 0,3 0 0 ( 3,J / Kg. major E f.min or ) (9,,00) 0,979 0,330 0,067 Perhitungan Daya Pompa Daya pompa = Ep m = 3, J/Kg,3 Kg/s = 3,36 J/s Asumsi: Efisiensi pompa = 60% 00 Maka daya pompa yang dibutuhkan 60 3, 36,06 watt Daya pompa yang digunakan adalah daya pompa air di pasaran yang paling kecil yaitu 0 Watt. Pipa untuk percabangan B : Q = 6,6 m 3 /hari

12 93 = 6,6 m 3 /hari : = 0,07 m 3 /jam =, m 3 /s = 0,3 Kg/s = 0,9 lb/s 3,3 0 m = s 3 3 7,906 0 ft / s 3 0,03 ft 3 m Berdasarkan Peter dan Timmerhaus (9), diameter (D) pipa yang sesuai adalah: D = 3,9 Q 0, ft 3 /s 0,3 lb/ft 3 = 3,9 (7, ) 0, ft 3 /s (6,9) 0,3 lb/ft 3 = 0,76 inch inch Diameter pipa yang digunakan adalah commercial steel pipe inch (scheduled 0) dengan diameter dalam 0,06 m (Singh, 00). Va Q p A Keterangan : Va = laju alir air (ft/s) Q = debit massa air (lb/s) A = luas penampang pipa (ft ) massa jenis (lb/ ft 3 ) D = 0,06 m x /0,30 ft/m = 0,067 ft A = ¼ x x D = ¼ x x (0,067) = 0,009 ft lb Va Q 0,9 s,3 ft 0, m p A 6,9lb 0,009 ft s 0 s 3 ft

13 9 Perhitungan bilangan Reynolds (N Re ) N Re 3 Va D 6,9 lb / ft,3 ft / s 0,067 ft 36,6,397 0 lb ft. s N Re >000 Aliran turbulent Faktor Friksi (f) Nilai faktor friksi (f) = 0,00 (ditentukan dari grafik The Moody Diagram for the Fanning Friction Factor. Equivalent roughness untuk pipa dengan bahan steel =,7 0-6 m (Singh, 00). 6 Relative Roughness =,7 0 m 0, 073 D 0,006m Perhitungan Persamaan Fanning (E f ) E f. major u L f D 0,00 (0,0 m / s) 0,06 m 3,3 J / Kg 7 m Asumsi digunakan standard elbow 90, threaded dan gate valve, fully open E f.min or. u c ff (, 0,) (0,0 0,66 J / Kg C fe = 0, (,-0) =0, m / s)

14 9 E f.min or. u c fe (0,0m / s) 0, 0,0 J / Kg Perhitungan Energi Pompa (Ep) P P ( u u ) Ep g( z z) E f 0,0 0 0 ( 0,0J / Kg. major E f.min or ) (9,,00) 3,3 0,66 0,0 Perhitungan Daya Pompa Daya pompa = Ep m = 0,0 J/Kg 0,3 Kg/s = 0,090 J/s Asumsi: Efisiensi pompa = 60% Maka daya pompa yang dibutuhkan , 090 0,036 Watt Daya pompa yang digunakan adalah daya pompa air di pasaran yang paling kecil yaitu 0 Watt. Biaya air: Biaya sewa/bulan = Rp 3.000,00 Harga air/m 3 = 0-0 m 3 = Rp.00,00 0 m 3 = Rp 3.0,00 Di atas 0 m 3 = Rp.67,00 Kebutuhan air/bulan =., m 3 Biaya pembelian air/bulan

15 96 = (0 m 3 xrp.00,00)+(0 m 3 xrp3.0,00) + (09, x Rp.67,00) = Rp.000,00 + Rp 3.00,00 + Rp.9.66,00 = Rp.73.6,00 Biaya pemakaian air/tahun = (Rp 3.000,00 + Rp.73.6,00) x bulan = Rp 6.9.3,- Air untuk minum karyawan: Kebutuhan air minum =, m 3 /bulan = 3,0 m 3 /tahun = 3.00 L/tahun galon = 9,00 L galon = Rp.00,00 Total biaya yang dibutuhkan untuk kebutuhan air minum karyawan per tahun = (3.00 :9) x Rp.00,00 = Rp ,37

16 97 C.. Listrik Kebutuhan listrik untuk mesin, peralatan dan penerangan dapat dilihat pada Tabel C. dan C.. Tabel C.. Kebutuhan Listrik untuk Mesin dan Peralatan per Jam Total Daya Waktu Energi No Nama mesin Jumlah Daya (KW) (jam) (KWh) (KW) Timbangan ikan Timbangan digital Mesin Strapping Ban Mesin kemas vakum Air Blast Freezer (ABF) Cold Storage Room Ante Room Kompressor Kondensor Pompa Blower Cooling tower 0,0 0,06 0,37 0,37,00 0,6 0, 0,37 0,7,00 6 0,6 0,7 0,7,96 6,00 3 6,0,0,30 3,70 0,0,70,0 3,30,0,0 7,0,00,0,0 79,0,0,60,0,00 6,0,0 Total,06

17 9 Tabel C.. Kebutuhan Lumen untuk Penerangan No Area Ukuran Luas Luas Ft (m ) (ft ) Cd Lumen.. x (x3) 6x 9,7,3 0 6,6 3, Pos keamanan Tempat penerimaan bahan baku Tempat penyimpanan es Kantor Mushola Poliklinik Laboratorium Kantin karyawan Mess karyawan Kamar mandi Ruang ganti karyawan Ruang teknik dan mesin Ruang penyimpanan limbah padat kering Ruang produksi Air blast freezer Cold storage Anteroom Ruang penyimpanan pengemas sekunder Ruang penyimpanan pengemas primer dan pelabelan Ruang penampung air 0x 0x6 x x x x 0x0 x(6x6) x(x3) x(0x) 0x0 0x x(x) 3x(x) 0x3 6x 6x 0X , 9,7 69, 30,7,9 30,7 6, 0,0 3,93 076,3 076,3 39, 3, 973,09 3,93 3,93 3,93 076, ,3 97, 69,06 30,7 6,6 30,7 6,0 770,7 39,30,60 076,6 6, 3,3 9730,9 39, 39, 39, 076,6 *ft² = 0,099 m² Menurut Perry (90), lumen output untuk : a. Lampu TL 0 Watt = 00 b. Lampu TL 0 Watt = 960

18 99 Keterangan:. Penerangan untuk pos keamanan menggunakan TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 00 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk pos keamanan = 3.93 =0,0= 00 Jika terdapat (dua) pos keamanan, jumlah lampu yang dibutuhkan = x =. Penerangan untuk tempat penerimaan bahan baku menggunakan TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 00 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk tempat penerimaan bahan baku = 3, = 3,3= Penerangan untuk tempat penyimpanan es menggunakan TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 00 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk tempat penyimpanan es 3,3 = = 6,73=7 00. Penerangan untuk kantor menggunakan lampu TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 00 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk kantor = 97, = 6,=7 00. Penerangan untuk mushola menggunakan lampu TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 00 69,06 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk mushola = = 3,36= Penerangan untuk poliklinik menggunakan lampu TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 00

19 00 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk poliklinik = 30,7 =,3= Penerangan untuk laboratorium menggunakan lampu TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 00 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk laboratorium = 6,6 =,07=9 00. Penerangan untuk kantin karyawan menggunakan lampu TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 00 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk kantin karyawan = 30,7=,3= Penerangan untuk mess karyawan menggunakan lampu TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 960 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk mess karyawan = 6,0 = 3,9= Penerangan untuk kamar mandi menggunakan lampu TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 00 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk kamar mandi = 937,7 =,=3 00 Jika terdapat (empat) kamar mandi, jumlah lampu yang dibutuhkan = x3=. Penerangan untuk ruang ganti karyawan menggunakan TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 00 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk ruang ganti karyawan = 6,6 =,0=3 00

20 0 Jika terdapat (dua) ruang ganti karyawan, jumlah lampu yang dibutuhkan adalah x3=6. Penerangan untuk ruang teknik dan mesin menggunakan TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 960 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk ruang teknik = 076,3 =,9=6 960 Jika terdapat (dua) ruang teknik, jumlah lampu yang dibutuhkan =x6= 3. Penerangan untuk ruang penyimpanan limbah padat yang kering menggunakan lampu TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 00 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk ruang penyimpanan limbah padat yang kering = 076,6 = 3,6= 00. Penerangan untuk ruang produksi menggunakan lampu TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 960 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk ruang produksi = 6, = 3,9 = Penerangan untuk air blast freezer menggunakan lampu TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 00 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk air blast freezer = 69,07 = 3,36 = 00 Jika terdapat (dua) air blast freezer, jumlah lampu yang dibutuhkan adalah x= 6. Penerangan untuk cold storage menggunakan lampu TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 960

21 0 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk cold storage = 676,96 =,6 = Jika terdapat 3 (tiga) cold storage, jumlah lampu yang dibutuhkan adalah 3x9=7 7. Penerangan untuk anteroom menggunakan lampu TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 00 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk anteroom= 39, =,0 = 00. Penerangan untuk ruang penyimpanan pengemas sekunder menggunakan lampu TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 00 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk ruang penyimpanan pengemas sekunder = 39, =,0 = Penerangan untuk ruang penyimpanan pengemas primer dan pelabelan menggunakan lampu TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 00 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk ruang penyimpanan pengemas primer dan pelabelan = 39, =,0 = Penerangan untuk ruang penyediaan air menggunakan lampu TL 0 W Lumen output lampu TL 0 W = 00 Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk ruang penyediaan air = 076,6 = 3,6 = 00

22 03 No Tabel C.3 Daya yang Digunakan untuk Penerangan/Hari Ruang Pos keamanan Tempat penerimaan bahan baku Tempat penyimpanan es Kantor Mushola Poliklinik Laboratorium Kantin karyawan Mess karyawan Kamar mandi Ruang ganti karyawan Ruang teknik dan mesin Ruang penyimpanan limbah padat kering Ruang produksi Air blast freezer Cold storage Anteroom Ruang penyimpanan pengemas sekunder Ruang penyimpanan pengemas primer dan pelabelan Ruang penampung air Jumlah lampu (buah) Daya (W) Lama Pemakaian (jam) 3 Total Daya (KWh) 0, 0,6 0, Total 3, 3 0,6,36 0,0 0,60 0,96 0,60,,9 0,96 3,, 0,6 0,6,3 0,0 0,0 0,0 Total kebutuhan listrik Total daya = daya untuk mesin dan peralatan + daya untuk penerangan =,06 + 3, = 7, KW

23 0 Perhitungan Biaya Listrik Beban yang diambil dari PLN Faktor cadangan kebutuhan listrik = 0% Total daya yang diperlukan = 7, + (0, x 7,) = 6,96 KW = 6 KW Biaya beban/kva/bulan = Rp 3.00,00 Biaya pemakaian/kwh = Rp 66,00 Biaya beban listrik/tahun = Rp 3.00,00 x.6 x bulan = Rp ,- Biaya pemakaian listrik/tahun = Rp 66,- x.7, x bulan = Rp..69,36 Total Penggunaan listrik/tahun = Rp ,00+ Rp..69,36 = Rp ,36 C.. Generator Generator ini digunakan dalam keadaan darurat, misalnya jika aliran listrik dari PLN mengalami gangguan pada saat kegiatan produksi sedang berlangsung. Kapasitas generator harus mencukupi kebutuhan listrik untuk proses produksi. Daya yang digunakan = 7, KW Daya generator direncanakan = 79 KW Power factor = 0% KW = 6,7 BTU/min Kapasitas generator = 79 = 73,7 KW x 6,7 BTU/min 0, =.99,66 BTU/min Heating value = 7.30 BTU/lb (Severn, 9)

24 0 Kebutuhan solar untuk generator =.99,66 60,6 lb/jam 7.30 Densitas solar = 3,66 lb/ft 3 (Severn, 9) Volume solar =,6 = 0, ft 3 /jam x,3 = 6,3 L/jam 3,66 Asumsi dalam satu bulan terjadi dua kali pemadaman listrik selama dua jam Jumlah solar/l yang dibutuhkan = x jam x 6,3 L/jam =., L Harga solar/l = Rp.00,00 Biaya bahan bakar solar/tahun =., L x Rp.00,00 x bulan = Rp 6..0,00

25 APPENDIX D PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI. Perhitungan Total Biaya Mesin dan Peralatan Tabel D.. Perhitungan Total Biaya Mesin dan Peralatan No. Nama Jumlah (unit) Harga Satuan (Rp) Total Biaya (Rp) Timbangan ikan Bak Plastik Keranjang Plastik Besar Bak pencuci Kereta dorong Meja proses Telenan Long pan Rak dorong Pisau fillet Pisau Trimming Alat Pengasah Pisau Sisir Duri Gunting pencabut duri Wadah untuk duri Timbangan digital Mesin Strapping Ban Mesin pengemas vakum Kompressor Kondensor Evaporator Pompa Blower AC Air Blast Freezer Cold storage Generator Tandon air Lampu TL 0 W Lampu TL 0 W Tangki bahan bakar Truk ekspor Total

26 07. Perhitungan Harga Tanah dan Bangunan Luas tanah : 7.00 m² Harga tanah per m² : Rp ,00 Total harga tanah : Rp ,00 3. Perhitungan Biaya Bahan Baku, Bahan Pembantu dan Bahan Pengemas per Hari a. Perhitungan Biaya Bahan Baku dan Bahan Pembantu Tabel D.. Perhitungan Total Biaya Bahan Baku dan Bahan Pembantu per Hari No. Nama Bahan Baku Jumlah Harga per dan Bahan Pembantu (kg) kg (Rp.) Total Biaya (Rp.) Ikan kakap merah Es batu Total Harga bahan baku dan bahan pembantu per bulan : = 6 (hari) x Rp ,00 = Rp ,00 Harga bahan baku dan bahan pembantu per tahun : = (bulan) x Rp ,00 = Rp ,00 b. Perhitungan Biaya Bahan Pengemas Produksi fillet kakap merah beku yang dihasilkan setiap hari = Kg = gram Fillet kakap merah beku dikemas vakum dengan menggunakan plastik PE Berat fillet kakap merah beku per kemasan = 00 g Produksi fillet kakap merah beku /hari =.000 kemasan Setiap master cartoon (pengemas sekunder) akan diisi buah fillet kakap merah beku

27 0 Jumlah master cartoon (pengemas sekunder) /hari = No =.000 buah Tabel D.3. Perhitungan Biaya Bahan Pengemas per Hari Nama Bahan Jumlah Harga per biji Pengemas (biji) (Rp.) Total Biaya (Rp.) Plastik PE , ,00 Master cartoon , ,00 Label , ,00 Total.0.000,00 Harga bahan pengemas per bulan : = 6 (hari) x Rp ,00 = Rp ,00 Harga bahan pengemas per tahun : = (bulan) x Rp ,00 = Rp ,00

28 09. Perhitungan Gaji Karyawan Tabel D.. Pehitungan Gaji Karyawan No. Jabatan Jumlah (orang) Direktur Manager Pabrik Manager Jaminan Mutu Manager Pemasaran Manager Keuangan Kepala Bagian Teknik Kepala Bagian Produksi Kepala Bagian Personalia Kepala Bagian Logistik Kepala Bagian PPIC Kepala Bagian Quality Control Kepala Bagian Penerimaan Kepala Bagian Proses Kepala Bagian Pengemasan Kepala Bagian Pembekuan Kepala Bagian Penyimpanan Beku dan Ekspor Kepala Bagian Dokumentasi Kepala Bagian Laboratorium Kepala Bagian Kontrol Proses Kepala Bagian Sanitasi dan Higeinitas Karyawan Pabrik Pekerja Borongan*** 0 0 Gaji (Rp) Total Gaji (Rp) Total Keterangan : ***= gaji pekerja borongan dihitung berdasarkan hasil produksi Kg hasil produksi = Rp 00,00 Jadi dalam hari pekerja borongan menerima = Kg x Rp 00,00 = Rp ,00 Total gaji pekerja borongan selama bulan = (bulan) x Rp ,00 = Rp ,00

29 0 Jumlah gaji tersebut akan dibagi sesuai dengan jumlah pekerja borongan dan spesifikasi pekerjaan mereka. Pekerja borongan tidak memperoleh Tunjangan Hari Raya karena bukan merupakan pekerja tetap. Total gaji karyawan/bulan = Rp ,00 Ditetapkan tahun produksi = bulan Jadi total gaji karyawan/tahun = Rp ,00 Tunjangan Hari Raya (THR) sebesar satu bulan gaji = Rp ,00 Sehingga total pengeluaran untuk tenaga kerja selama tahun adalah: = Rp ,00 + Rp ,00 = Rp ,00. Perhitungan Biaya Utilitas a. Air Perhitungan Biaya air: Biaya sewa/bulan = Rp 3.000,00 Harga air/m 3 = 0-0 m 3 = Rp.00,00 0 m 3 = Rp 3.0,00 Di atas 0 m 3 = Rp.67,00 Kebutuhan air/bulan =., m 3 Biaya pembelian air/bulan = (0 m 3 xrp.00,00)+(0 m 3 xrp3.0,00)+{(.,-0)m 3 x Rp.67,00} = Rp.000,00 + Rp 3.00,00 + Rp.9.66,00 = Rp.73.6,00 Biaya pemakaian air/tahun = (bulan) x (Rp 3.000,00 + Rp.73.6,00) = Rp 6.9.3,- Air untuk minum karyawan: Kebutuhan air minum =, m 3 /bulan = 3,0 m 3 /tahun

30 = 3.00 L/tahun galon = 9,00 L galon = Rp.00,00 Total biaya yang dibutuhkan untuk kebutuhan air minum karyawan per tahun = (3.00 :9) x Rp.00,00 = Rp ,37 b. Listrik Tabel D.. Kebutuhan Listrik untuk Mesin dan Peralatan per Jam No. Total Juml Daya Waktu Energi Nama mesin Daya ah (KW) (jam) (KWh) (KW) Timbangan ikan Timbangan digital Mesin Strapping Ban Mesin kemas vakum Air Blast Freezer (ABF) Cold Storage Room Ante Room Kompressor Kondensor Pompa Blower Cooling tower 3 6 0,0 0,06 0,37 0,37,00,0,0,30 3,70 0,0,70,0 0,6 0, 0,37 0,7,00 3,30,0,0 7,0,00,0,0 6 0,6 0,7 0,7,96 6,00 79,0,0,60,0,00 6,0,0 Total,06

31 No Tabel D.6 Daya yang Digunakan untuk Penerangan/Hari Ruang Pos keamanan Tempat penerimaan bahan baku Tempat penyimpanan es Kantor Mushola Poliklinik Laboratorium Kantin karyawan Mess karyawan Kamar mandi Ruang ganti karyawan Ruang teknik dan mesin Ruang penyimpanan limbah padat kering Ruang produksi Air blast freezer Cold storage Anteroom Ruang penyimpanan pengemas sekunder Ruang penyimpanan pengemas primer dan pelabelan Ruang penampung air Jumlah lampu (buah) Daya (W) Lama Pemakaian (jam) 3 Total Daya (KWh) 0, 0,6 0, Total 3, 3 0,6,36 0,0 0,60 0,96 0,60,,9 0,96 3,, 0,6 0,6,3 0,0 0,0 0,0 Total kebutuhan listrik Total daya = daya untuk mesin dan peralatan + daya untuk penerangan =,06 KW + 3, KW = 7, KW

32 3 Perhitungan Biaya Listrik Beban yang diambil dari PLN Faktor cadangan kebutuhan listrik = 0% Total daya yang diperlukan = 7, + (0, x 7,) = 6,96 KW = 6 KW Biaya beban/kva/bulan = Rp 3.00,00 Biaya pemakaian/kwh = Rp 66,00 Biaya beban listrik/tahun = (bulan) x Rp3.00,00 x.6 = Rp ,- Biaya pemakaian listrik/tahun = (bulan) x Rp 66,- x.7, = Rp..69,36 Total Penggunaan listrik/tahun =Rp ,00+Rp..69,36 = Rp ,36 c. Bahan bakar Jumlah solar/l yang dibutuhkan = x jam x 6,3 L/jam =., L Harga solar/l = Rp.00,00 Biaya bahan bakar solar/tahun = (bulan)x., L x Rp.00,00 = Rp 6..0,00 Total biaya utilitas = biaya listrik + biaya air + biaya solar =Rp ,36+(Rp 6.9.3,-+Rp ,37)+Rp 6..0,00 = Rp ,73 6. Perhitungan Harga Jual Produk Harga jual = Rp 0.000,00 per master cartoon Produksi per hari =.000 master cartoon Total Penjualan / hari =.000 x Rp ,00 = Rp ,00

33 Total Penjualan / bulan = 6 (hari) x Rp ,00 =Rp ,00 Total Penjualan / tahun = (bulan) x Rp ,00 = Rp ,00

APPENDIX A NERACA MASSA DAN NERACA PANAS. A.1. Neraca Massa Kapasitas bahan baku = 500Kg/hari Tahap Pencampuran Adonan Opak Wafer Stick.

APPENDIX A NERACA MASSA DAN NERACA PANAS. A.1. Neraca Massa Kapasitas bahan baku = 500Kg/hari Tahap Pencampuran Adonan Opak Wafer Stick. APPENDIX A NERACA MASSA DAN NERACA PANAS A.1. Neraca Massa Kapasitas bahan baku = 500Kg/hari Tahap Pencampuran Adonan Opak Wafer Stick Bahan baku opak wafer stick Pencampuran Adonan Adonan yang tertinggal

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. PERHITUNGAN NERACA MASSA

LAMPIRAN 1. PERHITUNGAN NERACA MASSA LAMPIRAN 1. PERHITUNGAN NERACA MASSA Kapasitas produksi wafer roll berdasarkan 200 Kg terigu per hari: Ukuran yang direncanakan = diameter 7 mm, panjang 12 cm Asumsi berat per stik wafer roll = 7 gram

Lebih terperinci

APPENDIX A PERHITUNGAN NERACA MASSA

APPENDIX A PERHITUNGAN NERACA MASSA APPENDIX A PERHITUNGAN NERACA MASSA Perhitungan Neraca Massa Yeast Raised Donut 1. Perhitungan bahan yang diperlukan untuk memproduksi 250 kg Yeast Raised Donut per hari. Kapasitas produksi 250 kg Yeast

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERHITUNGAN NERACA MASSA

LAMPIRAN I PERHITUNGAN NERACA MASSA LAMPIRAN I PERHITUNGAN NERACA MASSA Perhitungan Bahan yang Diperlukan untuk Memproduksi 1000 kg produk Wafer Stick/Hari: Tabel I.1. Bahan Penyusun Adonan Opak Wafer Formulasi Opak Wafer Stick % Bahan Terigu

Lebih terperinci

APPENDIX A NERACA MASSA. Kapasitas bahan baku: 415 kg tepung terigu/hari Satuan massa : kg Satuan waktu : hari Formulasi opak wafer stick

APPENDIX A NERACA MASSA. Kapasitas bahan baku: 415 kg tepung terigu/hari Satuan massa : kg Satuan waktu : hari Formulasi opak wafer stick APPENDIX A NERACA MASSA Kapasitas bahan baku: 415 kg tepung terigu/hari Satuan massa : kg Satuan waktu : hari Formulasi opak wafer stick Bahan % bahan Tepung terigu 38 Tapioka 3,61 Air 42,71 Minyak 0,83

Lebih terperinci

PERENCANAAN PABRIK PEMBEKUAN FILLET IKAN KERAPU (Epinephelus sp.) DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU KG/HARI

PERENCANAAN PABRIK PEMBEKUAN FILLET IKAN KERAPU (Epinephelus sp.) DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU KG/HARI PERENCANAAN PABRIK PEMBEKUAN FILLET IKAN KERAPU (Epinephelus sp.) DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU 2.000 KG/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH : YOSHUA WIRASABDA SIE 6103009003 CYNTHIA DEWI

Lebih terperinci

BAB XIII PENUTUP Kesimpulan Saran

BAB XIII PENUTUP Kesimpulan Saran BAB XIII PENUTUP 13.1. Kesimpulan 1. Proses pengolahan biji kakao meliputi: penanaman buah kakao, pemetikan buah kakao, pemecahan, fermentasi, pencucian, pengeringan, sortasi, pengemasan, dan penyimpanan.

Lebih terperinci

APPENDIX A PERHITUNGAN NERACA MASSA

APPENDIX A PERHITUNGAN NERACA MASSA APPENDIX A PERHITUNGAN NERACA MASSA Berdasarkan pengamatan saya saat Praktek Kerja Lapangan di PT. Panca Sejati Mitra Dinamika, asumsi loss selama proses pengolahan adalah sebagai berikut: - Loss adonan

Lebih terperinci

APPENDIX A NERACA MASSA

APPENDIX A NERACA MASSA APPENDIX A NERACA MASSA APPENDIX A NERACA MASSA 1 urnlah Bahan Baku Satuan massa Satuan waktu 8. 000 kg udang segar/hari kg har I. Pemotongan Kepala Masuk: udang segar 8.000 kg Keluar: Kepala udang, sungut.

Lebih terperinci

PEMBEKUAN FILLET IKAN KERAPU DI PT. INTI LUHUR FUJA ABADI BEJI-PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

PEMBEKUAN FILLET IKAN KERAPU DI PT. INTI LUHUR FUJA ABADI BEJI-PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PEMBEKUAN FILLET IKAN KERAPU DI PT. INTI LUHUR FUJA ABADI BEJI-PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: ADRIAN DJAJA 6103013060 LINGGAWATI 6103013079 MARIA LIANAWATI 6103013084 PROGRAM

Lebih terperinci

APPENDIX A PERHITUNGAN PENGIRIMAN BAHAN BAKU. A.1. Bahan Baku dan Bahan Pembantu Pembuatan Opak Wafer 1. Tepung Terigu Kebutuhan per hari : 250 kg

APPENDIX A PERHITUNGAN PENGIRIMAN BAHAN BAKU. A.1. Bahan Baku dan Bahan Pembantu Pembuatan Opak Wafer 1. Tepung Terigu Kebutuhan per hari : 250 kg APPENDIX A PERHITUNGAN PENGIRIMAN BAHAN BAKU A.. Bahan Baku dan Bahan Pembantu Pembuatan Opak Wafer. Tepung Terigu Kebutuhan per hari : 50 kg Pengiriman : Setiap 3 hari Jumlah tepung terigu yang harus

Lebih terperinci

PERENCANAAN PABRIK PEMBEKUAN FILLET IKAN KAKAP MERAH DENGAN KAPASITAS PRODUKSI KG PRODUK/HARI

PERENCANAAN PABRIK PEMBEKUAN FILLET IKAN KAKAP MERAH DENGAN KAPASITAS PRODUKSI KG PRODUK/HARI PERENCANAAN PABRIK PEMBEKUAN FILLET IKAN KAKAP MERAH DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 10.000 KG PRODUK/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: DEBBY NATALIA 6103006053 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

Lebih terperinci

k. Titik impas (BEP) : 57,40 % Jadi, industri pengolahan sosis sapi dengan kapasitas bahan baku 15 Kg/hari yang direncanakan ini layak untuk

k. Titik impas (BEP) : 57,40 % Jadi, industri pengolahan sosis sapi dengan kapasitas bahan baku 15 Kg/hari yang direncanakan ini layak untuk BAB X KESIMPULAN Industri pengolahan sosis sapi dengan kapasitas bahan baku 15 Kg/hari yang berlokasi di Jl. Raya Mastrip Kemlaten, Surabaya dengan areal seluas 140 m 2, berdasarkan kajian secara teknis

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SIKLUS PLAN DO CHECK ACT

LAMPIRAN A SIKLUS PLAN DO CHECK ACT LAMPIRAN A SIKLUS PLAN DO CHECK ACT PLAN : Merencanakan kegiatan sanitasi agar sanitasi berjalan dengan baik dan memastikan area produksi dan semua permukaan yang kontak dengan produk pangan terbebas dari

Lebih terperinci

C. Spesifikasi Alat Utilitas 1. Filter 2. Bak Pengendap Awal 3. Bak Penggumpal

C. Spesifikasi Alat Utilitas 1. Filter 2. Bak Pengendap Awal 3. Bak Penggumpal 83 C. Spesifikasi Alat Utilitas 1. Filter Kode : F-01 Fungsi : Menyaring kotoran-kotoran yang berukuran kecil maupun besar Lebar : 15 ft Panjang : 10 ft Diameter : 0,01 m 2. Bak Pengendap Awal Kode : B-01

Lebih terperinci

PERENCANAAN PABRIK PEMBEKUAN UDANG VANNAMEI HEAD LESS BLOCK FROZEN DENGAN KAPASITAS 312 TON/BULAN TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN

PERENCANAAN PABRIK PEMBEKUAN UDANG VANNAMEI HEAD LESS BLOCK FROZEN DENGAN KAPASITAS 312 TON/BULAN TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN PERENCANAAN PABRIK PEMBEKUAN UDANG VANNAMEI HEAD LESS BLOCK FROZEN DENGAN KAPASITAS 312 TON/BULAN TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: GRACE SUMARGO (6103013005) LIZA FEBRIANA (6103013010) SHAREN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang proses dan pembekuan untuk hasil perikanan laut, yang merupakan milik Bapak H.Yusdin

Lebih terperinci

PEMBEKUAN IKAN DI PT. INTI LUHUR FUJA ABADI BEJI-PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

PEMBEKUAN IKAN DI PT. INTI LUHUR FUJA ABADI BEJI-PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PEMBEKUAN IKAN DI PT. INTI LUHUR FUJA ABADI BEJI-PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: MELVIN MEINHART S 6103013038 ANDREAS UTOMO P.S 6103013074 RYAN REYNALDI L. 6103013096 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Standar Nasional Indonesia Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

Lampiran 1 Log book penangkapan ikan dengan alat tangkap rawai tuna dan pancing ulur.

Lampiran 1 Log book penangkapan ikan dengan alat tangkap rawai tuna dan pancing ulur. LAMPIRAN 74 59 Lampiran 1 Log book penangkapan ikan dengan alat tangkap rawai tuna dan pancing ulur. 74 75 Lampiran 2 Tabel observasi kegiatan proses pembuatan tuna loin beku (data verivikasi) Nama tahapan

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 52 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik PEA adalah unit pengadaan air, unit

Lebih terperinci

PROSES PEMBEKUAN IKAN DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 5 TON PER HARI

PROSES PEMBEKUAN IKAN DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 5 TON PER HARI PROSES PEMBEKUAN IKAN DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 5 TON PER HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH : STEFANIE APRILIANA W (6103012038) NADIA KARINA SANTOSA (6103012119) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan di PT Energi Alamraya Semesta, Desa Kuta Makmue, kecamatan Kuala, kab Nagan Raya- NAD. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik metil tersier butil eter adalah unit

Lebih terperinci

Bunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura

Bunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura Cold Storage Hortikultura Panen C 6 H 12 O 6 + O 2 Respirasi 6 CO 2 + 6 H 2 O + 673 Kal Umur simpan produk Tergantung dari laju evolusi panas Kondisi lingkungan daun buah Sayuran : kailan, brokoli, horenzo,

Lebih terperinci

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Prinsip Kerja Instalasi Instalasi ini merupakan instalasi mesin pendingin kompresi uap hibrida yang berfungsi sebagai mesin pendingin pada lemari pendingin dan pompa kalor pada

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PERUSAHAAN PEMBEKUAN FILLET IKAN KERAPU DI PT. INTI LUHUR FUJA ABADI BEJI-PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : ALBERT RYAN SUSILO 6103012069 REVELINNO 6103012077 EDOARDUS KEVIN

Lebih terperinci

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng MULTIREFRIGERASI SISTEM Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng SIKLUS REFRIGERASI Sistem refrigerasi dengan siklus kompresi uap Proses 1 2 : Kompresi isentropik Proses 2 2 : Desuperheating Proses 2 3 : Kondensasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam penanganan pasca panen (pembekuan) untuk hasil perikanan, yang merupakan milik Bapak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pangsa Ekspor Udang Indonesia Menurut Pasar Tujuan Utama Negara Tujuan ekspor Persentase Jumlah (kg) Nilai (US$)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pangsa Ekspor Udang Indonesia Menurut Pasar Tujuan Utama Negara Tujuan ekspor Persentase Jumlah (kg) Nilai (US$) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udang merupakan komoditi perikanan Indonesia yang kian mengalami peningkatan permintaan ekspor udang per tahun. Potensi ekspor udang meningkat dari 251.763 ton pada

Lebih terperinci

Enjela Heveni (610312023), Rakagalih Nugraeni Purwaning Putri (6103012127), Karin Widjojo (6103012128). Proses Pembekuan Ikan Fillet di PT. Intan Seafood. Di bawah bimbingan: Dr. rer. nat. Ig. Radix. AP.

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KESETIMBANGAN ENERGI Konsep dan Satuan Perhitungan Perubahan Entalpi Penerapan Kesetimbangan Energi Umum

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem refrigerasi kompresi uap Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada aplikasi sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri adalah sistem

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER

BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER 4.1 Spesifikasi boiler di PT. Kartika Eka Dharma Spesifikasi boiler yang digunakan oleh PT. Kartika Eka Dharma adalah boiler jenis pipa air dengan kapasitas 1 ton/ jam,

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN Nama : Arief Wibowo NPM : 21411117 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. Latar Belakang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2013 sampai dengan 5 Juni 2013 di PT. Awindo Internasional Jakarta. PT. Awindo Internasional terletak

Lebih terperinci

PRARENCANA PABRIK. Zat Warna Alami dari Bunga Rosella KAPASITAS kg/tahun. Diajukan oleh : Yoel Pangat NRP:

PRARENCANA PABRIK. Zat Warna Alami dari Bunga Rosella KAPASITAS kg/tahun. Diajukan oleh : Yoel Pangat NRP: PRARENCANA PABRIK Zat Warna Alami dari Bunga Rosella KAPASITAS 40.049 kg/tahun Diajukan oleh : Yoel Pangat NRP: 5203007026 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

Desain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi

Desain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi Desain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi Disusun oleh : Iqbal Safirul Barqi 2308 100 151 Muhammad Fauzi 2308 100 176 Dosen

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran BAB IV Bab IV Hasil dan Analisis HASIL DAN ANALISIS 4.1. Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran merupakan suatu kombinasi dari berbagai sistem untuk

Lebih terperinci

POWER & STEAM. Nur Istianah,ST.,MT.,M.Eng

POWER & STEAM. Nur Istianah,ST.,MT.,M.Eng POWER & STEAM Nur Istianah,ST.,MT.,M.Eng POWER Jumlah energi yang diperlukan per satuan waktu Energi diperlukan untuk proses, pelengkap (penerangan, komputer, dll), pengolahan limbah dan transportasi bahan

Lebih terperinci

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: BAB VII LAMPIRAN Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: Ukuran buah jambu biji merah: - Diameter = + 10 cm - 1kg = 7-8 buah jambu biji merah (berdasarkan hasil pengukuran)

Lebih terperinci

PROSES PEMBEKUAN IKAN KAKAP MERAH WHOLE ROUND DI PT. INTI LUHUR FUJA ABADI BEJI-PASURUAN

PROSES PEMBEKUAN IKAN KAKAP MERAH WHOLE ROUND DI PT. INTI LUHUR FUJA ABADI BEJI-PASURUAN PROSES PEMBEKUAN IKAN KAKAP MERAH WHOLE ROUND DI PT. INTI LUHUR FUJA ABADI BEJI-PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : MEDIANA SILVIA 6103014004 TIMARA ANDRIANI 6103014012 BRIGITTA

Lebih terperinci

SIDANG P3 SKRIPSI ME

SIDANG P3 SKRIPSI ME SIDANG P3 SKRIPSI ME 091329 OLEH : A. A. ALFITRA DWIFAJRYN B. 4205 100 055 JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 OUTLINE BAB I BAB

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi Pasteurisasi ialah proses pemanasan bahan makanan, biasanya berbentuk cairan dengan temperatur dan waktu tertentu dan kemudian langsung didinginkan secepatnya. Proses

Lebih terperinci

PERUSAHAAN PEMBEKUAN FILLET IKAN KERAPU DI PT. INTI LUHUR FUJA ABADI BEJI-PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

PERUSAHAAN PEMBEKUAN FILLET IKAN KERAPU DI PT. INTI LUHUR FUJA ABADI BEJI-PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PERUSAHAAN PEMBEKUAN FILLET IKAN KERAPU DI PT. INTI LUHUR FUJA ABADI BEJI-PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : STEPHEN JONG 6103012007 JOHNY SUTANTO 6103012103 SALVATOR DIVINUS

Lebih terperinci

MODIFIKASI DAN PENGUJIAN EVAPORATOR MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI YANG DIGERAKKAN ENERGI SURYA

MODIFIKASI DAN PENGUJIAN EVAPORATOR MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI YANG DIGERAKKAN ENERGI SURYA MODIFIKASI DAN PENGUJIAN EVAPORATOR MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI YANG DIGERAKKAN ENERGI SURYA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik JUNIUS MANURUNG NIM.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HATOP

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

Proses Pengosongan Mixer Batch Larutan Cat Densitas 1,66; Viskositas 110 Cp; Volume Liter Ke Hopper Pengalengan Selama 20 Menit

Proses Pengosongan Mixer Batch Larutan Cat Densitas 1,66; Viskositas 110 Cp; Volume Liter Ke Hopper Pengalengan Selama 20 Menit TUGAS UNIT OPERASI II : MEKANIKA FLUIDA Proses Pengosongan Mixer Batch Larutan Cat Densitas 1,66; Viskositas 110 Cp; Volume 20000 Liter Ke Hopper Pengalengan Selama 20 Menit Disusun oleh : Kelompok 7 Abrar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai September 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian dan di Laboratorium Rekayasa

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum di pabrik untuk produk minuman cup diproduksi hanya dua jenis produk yaitu jelly drink dan koko drink. Untuk produk jelly drink memiliki beberapa rasa yaitu apel, jambu,

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. : jernih, tidak berwarna

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. : jernih, tidak berwarna BAB II DESKRIPSI PROSES 1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 1.1. Spesifikasi Bahan Baku a. Metanol (www.kaltimmethanol.com) Fase (25 o C, 1 atm) : cair Warna : jernih, tidak berwarna Densitas (25 o C)

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN ENERGI

KESETIMBANGAN ENERGI KESETIMBANGAN ENERGI Landasan: Hukum I Termodinamika Energi total masuk sistem - Energi total = keluar sistem Perubahan energi total pada sistem E in E out = E system Ė in Ė out = Ė system per unit waktu

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah kayu menjadi bahan bakar pelet kayu (wood pellet). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda BAB II DASAR TEORI 2.1 Benih Kedelai Penyimpanan benih dimaksudkan untuk mendapatkan benih berkualitas. Kualitas benih yang dapat mempengaruhi kualitas bibit yang dihubungkan dengan aspek penyimpanan adalah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan PD Sambu PD Sambu merupakan perusahaan pembekuan ikan yang berdiri pada tahun 1998. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Budiono Go selaku direktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. masyarakat umum (SNI, 1999). Tujuan utamanya didirikan RPU adalah untuk

KAJIAN KEPUSTAKAAN. masyarakat umum (SNI, 1999). Tujuan utamanya didirikan RPU adalah untuk 1 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Rumah Pemotongan Hewan Unggas Rumah pemotongan unggas (RPU) adalah komplek bangunan dengan desain dan kontruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higiene tertentu

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4. 1. Perhitungan Pompa yang akan di pilih digunakan untuk memindahkan air bersih dari tangki utama ke reservoar. Dari data survei diketahui : 1. Kapasitas aliran (Q)

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN Eko Budiyanto Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyan Metro Jl. KH. Dewantara No.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA

LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA Basis Perhitungan Waktu Operasi Satuan Operasi Kapasitas Produksi 50 : 1 jam operasi. : 0 hari. : kg/jam. : 1.000 kg/jam : 1.000 kg/jam Komposisi Karet Remah (PT.VIRCO,200)

Lebih terperinci

Terigu Tapioka Air Minyak Gula pasir Coklat bubuk Vanili bubuk Pewarna Lesitin Total ,83 Total ,83 b. Pasta Coklat

Terigu Tapioka Air Minyak Gula pasir Coklat bubuk Vanili bubuk Pewarna Lesitin Total ,83 Total ,83 b. Pasta Coklat 60 LAMPIRAN A. PERHITUNGAN NERACA MASSA WAFER STICK Neraca massa didasarkan pada kapasitas produksi wafer stick yang dihasilkan sebesar 7.128,02 kg/ hari dengan berat tepung terigu 4.564,91 kg terigu/

Lebih terperinci

PRARENCANA PABRIK (GVL) KAPASITAS KG/TAHUN. Diajukan Oleh : Soegiarto Adi S. NRP : Nova Handoyo NRP :

PRARENCANA PABRIK (GVL) KAPASITAS KG/TAHUN. Diajukan Oleh : Soegiarto Adi S. NRP : Nova Handoyo NRP : PRARENCANA PABRIK PRODUKSI NONANA DARI γ-valerolactone (GVL) KAPASITAS 55.063.871 KG/TAHUN Diajukan Oleh : Soegiarto Adi S. NRP : 5203011006 Nova Handoyo NRP : 5203011011 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

PROSES PEMBEKUAN KAKAP MERAH (Lutjanus sanguineus) PRODUK Whole Gutted Gilled Scalled (WGGS) DI PT. KELOLA MINA LAUT GRESIK

PROSES PEMBEKUAN KAKAP MERAH (Lutjanus sanguineus) PRODUK Whole Gutted Gilled Scalled (WGGS) DI PT. KELOLA MINA LAUT GRESIK PROSES PEMBEKUAN KAKAP MERAH (Lutjanus sanguineus) PRODUK Whole Gutted Gilled Scalled (WGGS) DI PT. KELOLA MINA LAUT GRESIK LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : NATHANIA CHRISTINE P.

Lebih terperinci

TUGAS MEKANIKA FLUIDA

TUGAS MEKANIKA FLUIDA TUGAS MEKANIKA FLUIDA Pengosongan Mixer Batch Larutan Cat Densitas 1,66 Viskositas 110 Cp Volume 20.000 Liter ke Hopper Pengalengan Selama 20 Menit KELOMPOK 7 Arkhei Benoid Gindi (21030112130061) Bella

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Mesin Pembeku Eksergetik Pengujian pergerakan bahan pada proses pembekuan produk dengan kecepatan pergerakan bahan dari.95 cm/min mencapai 7.6 cm/min. Arah pergerakan produk adalah

Lebih terperinci

BAB II PERANCANGAN PRODUK. : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik,

BAB II PERANCANGAN PRODUK. : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik, BAB II PERANCANGAN PRODUK 2.1 Produk Utama 2.1.1.Gas Hidrogen (H2) : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik, polyester, dan nylon, dipakai untuk proses desulfurisasi minyak bakar dan bensin dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data yang didapat dari hasil penelitian yaitu berupa laju aliran, volume chiller, temperatur dan tekanan sebelum atau sesudah system menyala pada system

Lebih terperinci

18/08/2014. Fluid Transport MATA KULIAH: DASAR KETEKNIKAN PENGOLAHAN. Nur Istianah-THP-FTP-UB-2014

18/08/2014. Fluid Transport MATA KULIAH: DASAR KETEKNIKAN PENGOLAHAN. Nur Istianah-THP-FTP-UB-2014 18/08/014 Fluid Transport MATA KULIAH: DASAR KETEKNIKAN PENGOLAHAN 1 18/08/014 Energy losses Item Pipa lurus Fitting Contraction Enlargment f EF Laminar/ Turbulen(pipa halus/kasar) - - - - - K f (V 1 )

Lebih terperinci

PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI BAHAN BAKU LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN KAPASITAS PRODUKSI TON/TAHUN TUGAS AKHIR

PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI BAHAN BAKU LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN KAPASITAS PRODUKSI TON/TAHUN TUGAS AKHIR PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI BAHAN BAKU LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 15.000 TON/TAHUN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia

Lebih terperinci

25. Neraca panas pada Vaporizer (VP-101) Neraca panas pada Separator Drum (SD-101) Neraca energi pada Kompresor (K-101)

25. Neraca panas pada Vaporizer (VP-101) Neraca panas pada Separator Drum (SD-101) Neraca energi pada Kompresor (K-101) DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Daftar Harga Bahan Baku dan Produk... 3 2. Data Impor MEK ke Indonesia... 4 3. Perbandingan Proses Pembuatan MEK... 8 4. Sifat Fisik Komponen... 14 5. Entalpi komponen pada

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES II.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung, dan Produk Spesifikasi Bahan Baku 1. Metanol a. Bentuk : Cair b. Warna : Tidak berwarna c. Densitas : 789-799 kg/m 3 d. Viskositas

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENDIRIAN PERUSAHAAN TAHU DENGAN KAPASITAS 200 KG KEDELAI/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN

PERENCANAAN PENDIRIAN PERUSAHAAN TAHU DENGAN KAPASITAS 200 KG KEDELAI/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN PERENCANAAN PENDIRIAN PERUSAHAAN TAHU DENGAN KAPASITAS 200 KG KEDELAI/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: MARCELLA FELICIA WIBOWO (6103011060) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PRARENCANA PABRIK PRARENCANA PABRIK BIOPLASTIK DARI SORGUM DENGAN KOPOLIMER ALAMI KITOSAN. Diajukan oleh:

PRARENCANA PABRIK PRARENCANA PABRIK BIOPLASTIK DARI SORGUM DENGAN KOPOLIMER ALAMI KITOSAN. Diajukan oleh: PRARENCANA PABRIK PRARENCANA PABRIK BIOPLASTIK DARI SORGUM DENGAN KOPOLIMER ALAMI KITOSAN Diajukan oleh: Tiatira Erlona Susanto NRP: 5203010016 Ivonne Christalina NRP: 5203010023 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM IV.1. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau utilitas merupakan unit penunjang proses produksi yang merupakan bagian penting untuk berlangsungnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran. 60 DAFTAR PUSTAKA.. 61 LAMPIRAN. 62

BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran. 60 DAFTAR PUSTAKA.. 61 LAMPIRAN. 62 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i LEMBAR PENGESAHAN... ii MOTTO.. iv PERSEMBAHAN.. v KATA PENGANTAR.... vi ABSTRAK/ABSTRACT viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR NOTASI..... vii DAFTAR TABEL.. xii DAFTAR GAMBAR... xiii

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013, di Laboratorium Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung B. Alat dan Bahan Alat yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan April - Oktober 2010. Tempat penelitian ini adalah Laboratorium Energi (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB),

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar

Lebih terperinci

VII. TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 54 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses atau yang lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan unit penunjang proses produksi yang merupakan bagian penting untuk menunjang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2007 Mei 2008 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Kampus IPB, Bogor. 2. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN UNIT PENGENDALIAN MUTU PABRIK SOSIS BABI FRANKFURTER DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 100 KG PER HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN

PERENCANAAN UNIT PENGENDALIAN MUTU PABRIK SOSIS BABI FRANKFURTER DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 100 KG PER HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN PERENCANAAN UNIT PENGENDALIAN MUTU PABRIK SOSIS BABI FRANKFURTER DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 100 KG PER HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: AMELIA HERLINA TJANDRADJAJA (6103009105) SEPTIA

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN ENERGI

KESETIMBANGAN ENERGI KESETIMBANGAN ENERGI Soal 1 Tentukan panas spesifik dengan persamaan Siebel dari sari buah dengan jumlah padatan 45%. Jawaban : 2679,5 J / (kg.k) c avg = 837,36 (0,45) + 4186,8 (0,55) Soal 2 Lima kg es

Lebih terperinci

TUGAS MEKANIKA FLUIDA

TUGAS MEKANIKA FLUIDA TUGAS MEKANIKA FLUIDA Pengosongan Mixer Batch Larutan Cat Densitas 1,66 Viskositas 110 Cp Volume 20.000 Liter ke Hopper Pengalengan Selama 20 Menit KELOMPOK 4 Citra Nuramelia 21030112130079 Danu Purnawan

Lebih terperinci

Bab IV Analisis Kelayakan Investasi

Bab IV Analisis Kelayakan Investasi Bab IV Analisis Kelayakan Investasi 4.1 Analisis Biaya 4.1.1 Biaya Investasi Biaya investasi mencakup modal awal yang diperlukan untuk mengaplikasikan sistem tata udara dan penyediaan kebutuhan air panas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

CONTOH SSOP PADA PROSES PENGOLAHAN SOSIS AYAM. Potensi Hazard Tujuan Petunjuk SSOP-nya

CONTOH SSOP PADA PROSES PENGOLAHAN SOSIS AYAM. Potensi Hazard Tujuan Petunjuk SSOP-nya No. unit prosesing CONTOH SSOP PADA PROSES PENGOLAHAN SOSIS AYAM Potensi Hazard Tujuan Petunjuk SSOP-nya 1. Sortasi daging biologis (bakteri pathogen, jamur, serangga dsb.),cemaran kimia (logam berat,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran-1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Kerja pada PT. Sejati Coconut Industri Adapun tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Dosen Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... ix Abstract...

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK PEMBUATAN OLEIN DAN STEARIN DARI RBDPO DENGAN KAPASITAS PRODUKSI OLEIN 1000 TON/HARI KARYA AKHIR

PRARANCANGAN PABRIK PEMBUATAN OLEIN DAN STEARIN DARI RBDPO DENGAN KAPASITAS PRODUKSI OLEIN 1000 TON/HARI KARYA AKHIR PRARANCANGAN PABRIK PEMBUATAN OLEIN DAN STEARIN DARI RBDPO DENGAN KAPASITAS PRODUKSI OLEIN 1000 TON/HARI KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Program Diploma IV (D-IV) Program

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Pengambilan data pada kondensor disistem spray drying ini telah dilaksanakan pada bulan desember 2013 - maret 2014 di Laboratorium Teknik

Lebih terperinci