BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Fungsi Rumah Sakit 1. Pengertian Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1998 Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan berupa rawat jalan, rawat inap, gawat darurat yang mencakup pelayanan medis dan penunjang medis serta dapat dimanfaatkan sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. 3) 2. Fungsi Rumah Sakit di Indonesia pada umumnya adalah melakukan faktor ekonomis, faktor sosial, selain itu juga berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga medis, non medis, paramedis dan lain-lain. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan di berbagai bidang khususnya bidang kedokteran dan bidang kesehatan masyarakat, maka Rumah Sakit tidak hanya melayani pengobatan dan perawatan saja, tetapi juga harus berfungsi sebagai tempat penelitian dan pendidikan. 3) B. Makanan bagi kesehatan 1. Pengertian makanan dan peranannya Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit. Beberapa macam penyakit ditularkan melalui makanan itu disebabkan karena keadaan lingkungan yang kurang baik. Makanan adalah sumber substansi yang diperlukan tubuh, kecuali air, obat-obatan dan substansi-substansi yang digunakan untuk pengobatan. 1) Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus terpenuhi disamping kebutuhan sandang dan perumahan. Makanan yang

2 dikonsumsi harus aman dan sehat. Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung nilai protein, karbohidrat, vitamin, lemak, mineral. Sedangkan makanan yang aman adalah makanan yang murni, tidak rusak, tidak palsu, tidak busuk, tidak tercemar mikroba maupun bahan kimia lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi higiene makanan yaitu faktor lingkungan, alat yang dipakai, tenaga penjamah makanan, air yang digunakan dalam pengolahan makanan. 6) Peranan makanan dalam menimbulkan penyakit dapat digolongkan sebagai berikut: a. Secara alamiah makanan dapat mengandung bahan kimia yang beracun untuk dimakan. b. Sebagai media perkembangbiakan mikroorganisme dan dapat dihasilkan toksin yang beracun bagi manusia. c. Sebagai perantara penyebar penyakit makanan mendapat kontaminasi oleh agent petugas melalui berbagai cara, sehingga penyakit dari satu orang dapat ditularkan kepada orang lain atau beberapa penyakit pada hewan dapat berpindah ke manusia. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas makanan Beberapa faktor yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada makanan adalah: 7) a. Air, sangat erat hubungannya dengan makanan karena air diperlukan dalam semua proses pengolahan makanan, dan air juga sangat menentukan kualitas makanan. b. Air kotor (sewage) merupakan sumber dari kuman-kuman patogen, terutama yang berasal dari saluran pencernaan. c. Tanah, yang mengandung mikroorganisme dapat mengkontaminasi makanan dengan cara terbawa oleh alat-alat masak ke dalam tempat penyimpanan makanan, akhirnya sampai ke makanan, terikat pada bagian tanam-tanaman atau sayuran, melalui makanan yang dibungkus dengan bahan-bahan kertas yang terkontaminasi tanah yang mengandung mikroorganisme.

3 d. Udara, adanya mikroorganisme diudara karena terbawa oleh partikel-partikel debu, air, atau titik ludah yang tersebarkan oleh orang dan hewan. Tergantung juga dari lokasi, musim dan pergerakan udara. e. Manusia merupakan sumber yang paten dari kuman Staphylococcus Sp. f. Hewan ternak atau piaraan. Bakteri yang bersifat patogen berasal dari hewan ternak sering berhubungan dengan peristiwa keracunan makanan, misalnya Salmonella dan Clostridium Perfringens. g. Binatang pengerat atau tikus. Merupakan ancaman terkontaminasi terutama bagi sayur dan buah sejak dipetik, diangkut, disimpan, diolah dan disajikan. h. Serangga. Khususnya lalat dapat mengkontaminasi makanan melalui seluruh tubuhnya yang membawa kotoran-kotoran dan bibit penyakit yang berasal dari kotoran manusia dan air buangan. Beberapa zat pencemar biologis makanan dapat berupa jamur dan ragi. Sekitar 80% penyakit yang ditularkan makanan disebabkan oleh bakteri patogen misalnya: Salmonella, Staphylococcus, Eschericia Coli, Vibrio, Clostridium, Shigella dan Beudomonas Cocovenaus. Zat pencemar kimia yang biasa terdapat dalam makanan adalah Arsen, timah hitam, Merkury, pestisida dan zat kimia lainnya. Sedangkan zat pencemar fisik dapat berupa kotoran hewan, debu, pasir dan tanah. 8) 3. Penyakit yang berhubungan dengan makanan Makanan yang tidak ditangani dengan baik atau pengelolaan yang tidak higienis akan menjadi sumber penyakit dan dapat mengganggu kesehatan karena tercemar mikroorganisme atau parasit. Pencemaran makanan adalah masuknya zat asing ke dalam makanan yang mengakibatkan turunnya mutu makanan. 8) Ada beberapa jenis bahaya dalam makanan, yang dapat dikelompokkan kedalam 3 jenis, yaitu: a. Bahaya biologis Adalah berupa cemaran mikroba penyakit (patogen), virus dan parasit yang dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia.

4 Cemaran mikroba ini dapat berasal dari udara, tanah, air dan tempat-tempat kotor yang lainnya. b. Bahaya kimia Berupa cemaran bahan-bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia seperti residu, pestisida, racun yang secara alami terdapat dalam bahan pangan dan cemaran bahan kimia lainnya. c. Bahaya fisik Disebabkan karena adanya cemaran fisik seperti benda-benda asing yang dapat membahayakan manusia jika termakan. 6) Gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat makanan dapat dikelompokkan menjadi: 9) a. Keracunan makanan Keracunan makanan secara spesifik diartikan keadaan yang menimbulkan gangguan gastroenteritis intertinal (GI) yang mendadak, dalam waktu 2-4 jam setelah makan dengan menimbulkan gejala muntah berak, dapat bertahan 1-2 hari atau lebih. Keracunan bila mendapatkan pertolongan yang baik, biasanya akan cepat sembuh. Keracunan makanan dapat disebabkan oleh racun asli yang berasal dari tambahan atau hewan itu sendiri dan racun yang ada di dalam penanganan akibat pengotoran atau kontaminasi. Kontaminasi dalam makanan dapat terjadi oleh berbagai racun yang berasal dari pestisida karena pemakaian bahan kimia untuk membunuh kuman, digunakan dalam pertanian, peternakan, maupun perkebunan. Kontaminasi karena logam berat. Kontaminasi ini terjadi karena lingkungan tercemar oleh limbah industri penghasil logam berat. Makanan yang tercemar logam berat seperti mangan akan menyebabkan penyakit syaraf yang dapat menimbulkan gejala penyakit parkinsonisme, juga ginjal. Keracunan cadmium akan menyerupai penyakit ginjal akibat infeksi, sehingga tidak terdeteksi akibat keracunan. Demikian juga keracunan merkury yang dapat menyebabkan penyakit minamata. Kontaminasi karena mikroba. Kontaminasi mikroba dalam makanan dapat disebabkan adanya racun yang dihasilkan oleh mikroba

5 baik secara exotoxin maupun endotoxin. Bakteri yang dapat menghasilkan racun tersebut diantaranya: Salmonella, Staphylococcus, Clostridium, Bacillus Cocovenaus. Beberapa keracunan oleh mikroba yang disebabkan karena sanitasi yang tidak baik. b. Penyakit bawaan makanan (Food Borne Disease) Food Borne Disease disebabkan oleh agent yang memasuki tubuh melaui jalur pencernaan dari makanan yang terkontaminasi. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kasus Food Borne Disease antara lain: industrialisasi, urbanisasi, perubahan populasi dan gaya hidup, pariwisata dan proses pengolahan, pencemaran lingkungan dan kurangnya pengetahuan pada penjamah makanan dan konsumen tentang usafe food handling. 10) Penyakit bawaan makanan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan dengan penyakit bawaan air, yang dimaksud dengan penyakit bawaan adalah penyakit umum yang dapat diderita seseorang akibat memakan sesuatu makanan yang terkontaminasi mikroba patogen. Beberapa penyakit bawaan yang sering terdapat di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, metazoa. Makanan dapat terkontaminasi oleh mikroba karena beberapa hal antara lain: mengolah makanan atau minuman dengan tangan kotor, memasak sambil bermain dengan hewan piaraan, menggunakan lap kotor untuk membersihkan meja dan perabotan lainnya, dapur, alat masak kotor, makan makanan yang sudah jatuh ke tanah, makanan disimpan tanpa tutup sehingga serangga dan tikus dapat menjangkau, makanan mentah dan matang disimpan dalam secara bersama-sama dalam satu tempat, makanan dicuci dengan air kotor, pengolah makanan yang menderita penyakit menular. 10) Menurut Departemen Kesehatan RI beberapa penyakit yang bersumber dari makanan dapat digolongkan menjadi : 11) a. Food Infection (bacteria and viruses) atau makanan yang terinfeksi seperti Salmonella, Shigela, Cholera, Tularemia Tubercolusis, Brucellosis, Hepatitis.

6 b. Food Intoxication (bacteria) atau keracunan makanan bakteri seperti Staphylococcus food poisoning, Clostridium Perfringens food poisoning, Bortulism food poisoning, vibrio parahaemoliticus food poisoning, Bocilus food poisoning. c. Chemical Food Borne Illnes atau keracunan makanan karena bahan kimia, seperti cadmium, zink, insektisida dan bahan kimia lain. d. Poisoning Plant and animal atau keracunan makanan karena hewan dan tumbuhan beracun, seperti jengkol, jamur, kentang, ikan buntal. e. Parasites atau penyakit parasit seperti cacing Taeniasis, Cystircercosis, Trichinosis, Ascariasis. C. Hygiene dan Sanitasi Makanan 1. Pengertian Sanitasi Makanan Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan, dari sebelum makanan itu diproduksi selama dalam proses pengolahan, penyiapan, pengangkutan, penjualan sampai pada saat makanan tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada konsumen. Sanitasi makanan merupakan salah satu aspek penting di dalam kesehatan masyarakat, mengingat peranan makanan dapat sebagai media perantara perkembangbiakan kuman penyakit, atau menjadi perantara dalam suatu penyebaran penyakit. 2) 2. Hygiene Sanitasi Makanan Menurut Kepmenkes Nomor 715 tahun 2003, tentang persyaratan hygiene sanitasi boga, yang dijabarkan pada pasal 1, mengenai hygiene sanitasi makanan adalah upaya untuk pengendalian terhadap faktor tempat, peralatan, orang dan makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan makanan. Pengertian dari prinsip hygiene sanitasi makanan adalah pengendalian terhadap empat faktor tersebut. 12)

7 3. Usaha Sanitasi Makanan Usaha sanitasi makanan mencakup tindakan menjaga kebersihan pada berbagai tingkatan, mulai dari pemilihan bahan mentah sampai penyajian. Usaha sanitasi makanan mencakup tindakan: 2) a. Penanganan makanan dan minumam yang disediakan b. Hygiene perorangan dan praktek penanganan makanan. c. Keamanan terhadap penyediaan air d. Pengolahan air limbah dan kotoran e. Pencucian, kebersihan dan penyimpanan alat f. Perlindungan makanan terhadap kontaminasi 4. Tujuan Sanitasi Makanan. Sesuai dengan sanitasi makanan, tujuan sanitasi makanan meliputi 3 aspek, yaitu: 2) a. Menjamin keamanan dan kebersihan makanan agar konsumen terhindar dari penyakit. b. Melakukan usaha pencegahan, agar konsumen tidak dirugikan oleh makanan. c. Mengurangi kerusakan dan pemborosan makanan. 5. Prinsip Hygiene dan Sanitasi Rumah Sakit a. Tenaga penjamah makanan 1). Syarat Tenaga Penjamah Makanan Hygiene pekerja yang menangani makanan sangat penting peranannya dalam mencegah perpindahan penyakit ke dalam makanan. Persyaratan bagi pekerja ini yang penting adalah: a) Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter, untuk mengurangi kemungkinan pekerja menjadi tempat penyimpanan bakteri patogen; b) Tidak menderita penyakit menular seperti typhus, kolera, TBC atau pembawa kuman; c) Setiap pekerja harus memiliki buku pemeriksaan bagi pekerja. 5) 2). Keadaan Hygiene Perorangan Tenaga Penjamah Makanan

8 Semua penjamah makanan harus selalu memelihara kebersihan perorangan dan terbiasa berperilaku sehat selama bekerja. Hal-hal yang diperhatikan dalam kebersihan perorangan: a) Mencuci tangan, hendaknya tangan selalu dicuci pada saat sebelum bekerja, sesudah menangani bahan makanan mentah atau kotor atau kontaminasi, setelah dari kamar kecil, setelah tangan dipakai untuk menggaruk, batuk, bersin dan setelah makan atau merokok; b) Pakaian, hendaknya memakai pakaian khusus untuk bekerja. Pakaian kerja harus bersih, yang sudah usang jangan dipakai kembali; c) Kuku dan perhiasan, kuku hendaknya dirawat dan dibersihkan, dan dianjurkan untuk tidak memakai perhiasan sewaktu bekerja; d) Topi atau penutup rambut, semua penjamah makanan hendaknya memakai topi untuk mencegah jatuhnya rambut ke dalam makanan dan mencegah kebiasaan mengusap dan menggaruk rambut; e) Merokok, penjamah makanan sama sekali tidak diijinkan merokok selama bekerja baik waktu mengolah maupun mencuci peralatan; f) Lain-lain, kebiasaan lain seperti batuk, menekan jerawat merupakan tindakan yang tidak higienis. Kebiasaan ini akan mengkontaminasi tangan dan pada gilirannya mengkontaminasi makanan. 5) 3). Sarana Bagi Tenaga Penjamah Makanan Sarana yang diperlukan bagi penjamah makanan hendaknya disediakan, sehingga tenaga penjamah makanan dimungkinkan untuk berperilaku sehat. Sarana tersebut antara lain: a) Ruang ganti sehingga mereka dapat menukar pakaian kerja sebelum mereka bekerja; b) Pakaian kerja; c) Ruang istirahat yang memadahi; d) toilet untuk karyawan; e) Tempat cuci tangan yang cukup banyak dan mudah dijangkau; f) Alat pelindung diri (topi, celemek, alas kaki atau sepatu). 5) 4). Program Kegiatan Pelatihan Tenaga Penjamah Makanan Agar program pelatihan dalam bidang sanitasi makanan dapat berjalan secara tepat guna, perlu diketahui dan dihayati oleh setiap tenaga penjamah makanan dari manager tertinggi sampai dengan para pekerja yang melaksanakan tugas paling bawah.

9 Dalam program pelatihan tersebut harus dipelajari tentang dasar-dasar yang berkaitan dengan pertumbuhan bakteri, berbagai penyakit karena makanan, pengawasan suhu, dan masih banyak lagi. 2) Tenaga penjamah makanan harus dibuat benar-benar menyadari sepenuhnya bahwa kenyataan menunjukkan betapa pentingnya peranan pekerja yang menangani makanan bekerja dengan memperhatikan dan melaksanakan sanitasi yang tepat dan benar. Pelatihan penjamah makanan diperlukan untuk menjamin mutu makanan. Setiap petugas penjamah makanan hendaknya mengetahui tugas dan tanggungjawabnya, antara lain mengenai penyakit yang ditularkan dari pengolahan makanan serta cara-cara pengolahan makanan yang sehat. Program pelatihan ini mencakup: a) Pengetahuan dasar tentang praktek sanitasi; b) Infeksi tentang penyehatan makanan; c) Tehnik penanganan makanan sehat; d) Penggunaan peralatan dan perlengkapan pengolahan makanan; e) Pengawasan. 5). Kegiatan Pengawasan Terhadap Tenaga Penjamah Makanan Kegiatan pengawasan ini meliputi: a) Memperhatikan kebersihan dan pengawasan kesehatan perorangan seperti: pakaian kerja, rambut, kuku, tangan, saluran pencernaan, kulit, mulut, hidung, kerongkongan, mulut, dan telinga; b) Sikap dan perilaku penjamah makanan. Sikap dan perilaku tersebut dalam kegiatan pengolahan makanan dipengaruhi oleh pengetahuan, kebiasaan dan tingkah laku para penjamah makanan. Untuk itu para penjamah makanan harus tau cara pengolahan makanan yang benar sesuai syarat-syarat kesehatan. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan higiene dan sanitasi makanan yakni dengan jalan mengikuti pelatihan khusus. Sedangkan untuk mengawasi keadaan higiene pekerja dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan kesehatan secara periodik. 13) b. Tempat Pengolahan Makanan Perlu disediakan tempat pengolahan makanan (dapur) sesuai dengan persyaratan konstruksi, bangunan dan ruangan dapur. Sebelum dan sesudah

10 kegiatan pengolahan makanan selalu dibersihkan dengan antiseptik. Asap dikeluarkan melalui cerobong yang dilengkapi dengan sungkup asap. Intensitas pencahayaan diupayakan tidak kurang dari 200 lux. c. Peralatan Masak Peralatan masak adalah semua perlengkapan yang diperlukan dalam proses pengolahan makanan, yang harus memenuhi syarat antara lain: 1) Peralatan tidak boleh melepaskan zat beracun kepada makanan; 2) Tidak boleh patah; 3) Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam / basa atau garam yang lazim dijumpai dalam makanan; 4) Peralatan agar dicuci segera sesudah digunakan, selanjutnya didesinfektan dan dikeringkan; 5) Peralatan yang sudah bersih harus disimpan dalam keadaan kering dan disimpan pada rak terlindung dari vektor. d. Pengangkutan Makanan Makanan yang telah siap santap, perlu diperhatikan dalam cara pengangkutannya yaitu: 1) Makanan diangkut dengan menggunakan kereta dorong yang tertutup dan bersih; 2) Pengisian kereta dorong tidak sampai penuh agar masih tersedia udara untuk ruang gerak; 3) Perlu diperhatikan jalur khusus yang terpisah dengan jalur untuk mengangkut bahan / barang kotor. e. Penyajian Makanan Cara penyajian makanan harus terhindar dari pencemaran dan peralatan yang dipakai harus bersih. Makanan jadi yang siap saji harus diwadahi dan tertutup. Makanan disajikan dalam keadaan hangat, makanan jadi segera disajikan, penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat dan berpakaian bersih dan makanan jadi yang sudah menginap tidak boleh disajikan. 13) D. Pengetahuan, Sikap dan Praktek 1. Pengetahuan

11 Pengetahuan adalah hasil daripada tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu obyek tertentu. 16) Pengetahuan yang ada pada manusia tersebut bertujuan untuk dapat menjawab permasalahan kehidupan manusia yang dihadapi sehari-hari dan digunakan untuk mendapatkan kemudahan-kemudahan tertentu. Pengukuran pengetahuan dapat dilaksanakan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian / responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan. Pengetahuan mempunyai beberapa tingkat, antara lain: 16) a. Tahu (Know) Tahu dapat diartikan sebatas mengingat suatu materi yang telah dipelajari termasuk mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. b. Memahami (Comprehensi) Memahami berarti seseorang mempunyai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang dilihat, serta dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar. c. Aplikasi (application) Aplikasi berarti kemampuan untuk menggunakan sesuatu materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. d. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan pada kemampuan untuk menggunakan formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. e. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau obyek. Baik penelitian yang berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri maupun menggunakan kriteria yang telah ada. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan produktifitas tenaga kerja, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan makin baik pula perilaku dan produktifitasnya.

12 Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memberikan peluang motivasi, sikap, disiplin dan produktifitas yang lebih tinggi. 14) 2. Sikap Sikap merupakan kecenderungan untuk berbuat sesuatu, sikap belum dapat dilihat secara nyata, artinya sikap itu masih dalam diri seseorang sehingga sulit untuk mengetahui bagaimana sikap seseorang terhadap sesuatu. 15) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi dari sikap tidak dapat terlihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan lebih dahulu dari perilaku tertutup (covert behavior). Orang yang memiliki sikap yang positif terhadap sesuatu hal, ia akan memiliki tindakan yang baik pula. 16) Faktor terpenting yang menentukan bahwa respon individu terhadap stimulus yang diterimanya yaitu hakekat stimulus, latar belakang, perjalanan individu, motivasi juga sikap individu memegang peranan penting dalam menentukan bagaimana kondisi seseorang, terhadap lingkungan atau stimulus lingkungan. Sikap merupakan hal penting dalam kehidupan sehari-hari, karena kalau sikap sudah terbentuk, dalam diri seseorang maka sikap tersebut dapat ikut dalam menentukan tingkah laku terhadap sesuatu. 15) Disamping itu masih ada faktor yang berpegang pada teori lama yaitu adanya trilogi dalam tingkah laku yang terdiri dari 3 unsur utama, yaitu: 1) Affect (sikap / Attitude), yaitu perasaan atau penilaian pada obyek, orang, issue atau kelompok; 2) Cognition, mencakup pengetahuan, pendapat, kepercayaan dan penilaian tentang suatu obyek; 3) Conation, dimaksudkan dengan niat serta tindakan yang berkaitan dengan suatu obyek. 18) 3. Praktek Praktek atau tindakan merupakan salah satu dari tiga jenis perilaku yang berbentuk perbuatan (action) terhadap situasi atau rangsangan dari luar. Perbuatan

13 atau praktek tidak sama dengan perilaku. Perwujudan dari perilaku yang lain dapat melalui pengetahuan dan sikap. Perwujudan suatu sikap agar menjadi suatu perubahan nyata perlu adanya kondisi tertentu yang kemungkinan antara lain adanya fasilitas dan dukungan. 16) Praktek juga dapat diartikan sebagai praktek seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, terdiri dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Selain itu ketersediaan fasilitas dan sikap serta perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung atau memperkuat terbentuknya perilaku (behavioral causes) dan faktor non perilaku (non behavioral causes). Sedangkan perilaku kesehatan itu sendiri dipengaruhi oleh 3 faktor: a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor): umur, jenis kelamin, pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan dan lama kerja. Pendidikan adalah sejumlah pengalaman belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah yang diorientasikan pada perkembangan dan pertumbuhan pribadi. Pendidikan formal adalah pendidikan umum melalui jalur sekolah. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan mutu kehidupan manusia, yang secara umum meningkatkan kepribadian, aspek jasmani, aspek rohani, pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam rangka menciptakan kepribadian yang mantap dan mandiri. Seorang petugas yang lama bekerja mempunyai wawasan dan pengalaman lebih banyak yang memegang peranan dalam pembentukan perilaku. Seorang pekerja yang diberi rangsangan yang baru dan kreatif akan mudah mengingatnya untuk kemudian dijadikan pola kerja keseharian. Berarti semakin lama kerja seseorang, pengalamannya akan bertambah dan berarti, bila yang bersangkutan mau melakukan perenungan terhadap setiap hasil pengalamannya. 17) b. Faktor Pendukung (Enabling Factor): hal ini berkaitan dengan kemudahan petugas untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam bentuk perilaku, terlihat dari tersedianya sarana pribadi seperti: pakaian kerja, celemek, penutup mulut, alas kaki, ruang ganti, ruang istirahat, tempat cuci tangan, toilet dan kamar mandi dan kegiatan pelatihan. 19)

14 c. Faktor Pendorong (Reinforcing Factor): yang perlu dilakukan untuk menjaga perilaku maka dilakukan pengawasan terhadap makanan, sehingga ada jaminan keamanan. 19) Perilaku manusia mempunyai pengaruh yang besar dalam peningkatan derajat kesehatan manusia. Perilaku manusia adalah refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti keinginan, minat, kehendak, pengetahuan, emosi, sikap, motivasi dan reaksi. 20) E. Kerangka teori Faktor Predisposisi: - Umur - Jenis kelamin - Tingkat pendidikan - Lama kerja - Pengetahuan: syarat penjamah makanan, cara mengolah bahan makanan, cara menyimpan dan menyajikan makanan, pencucian peralatan. - Sikap: pengalaman, budaya Faktor Pendukung: - Sarana pribadi penjamah makanan - Kegiatan pelatihan Praktek Hygiene Dan Sanitasi Petugas Penjamah Makanan Di Unit Gizi Faktor Pendorong: - Pengawasan Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Modifikasi 16, 17, 19, 20 F. Kerangka konsep

15 Berdasarkan kerangka teori maka di buat kerangka konsep sebagai berikut Variabel Bebas Pengetahuan petugas penjamah makanan tentang hygiene dan sanitasi makanan Variabel terikat Sikap petugas penjamah makanan tentang hygiene dan sanitasi makanan Praktek penjamah makanan dalam hygiene dan sanitasi makanan Gambar 2.2. Kerangka Konsep G. Hipotesis 1. Ada hubungan antara pengetahuan petugas penjamah makanan tentang hygiene dan sanitasi makanan dengan praktek higiene dan sanitasi makanan di unit gizi RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang. 2. Ada hubungan antara sikap petugas penjamah makanan tentang hygiene dan sanitasi makanan dengan praktek hygiene dan sanitasi makanan di unit gizi RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. Hygiene dan sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikanfaktor

BAB I PENDAHULUAN. Hygiene dan sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikanfaktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hygiene dan sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikanfaktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin akan menimbulkan penyakit atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang diperlukan manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan badan. Makanan yang dikonsumsi harus aman dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sanitasi Makanan 1. Pengertian Hygiene dan Sanitasi Makanan Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok menusia untuk kelangsungan hidup, selain kebutuhan sandang dan perumahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makanan adalah bahan yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh mahluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Makanan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Desa Kaliyoso terdapat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu

Lebih terperinci

1. Pengertian Makanan

1. Pengertian Makanan PENYEHATAN MAKANAN 1. Pengertian Makanan Makanan merupakan satu hal yang sangat penting di dalam kehidupan manusia, makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi dan mempunyai bentuk yang menarik,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk 94 Lampiran 1 Lembar Observasi Higiene Sanitasi Pengolahan Tahu Pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Tahun 2016 (Sumber : Keputusan Menteri

Lebih terperinci

Sumber penularan penyakit. Penerima. Diagram Penularan Penyakit

Sumber penularan penyakit. Penerima. Diagram Penularan Penyakit BAB 2 PENYAKIT BAWAAN MAKANAN (FOOD BORNE DISEASE) Sumber penularan penyakit orang sakit binatang / insekta tanaman beracun parasit Penerima manusia hewan Penyebaran penyakit tergantung pada kontak langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sebab makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi tetapi harus juga aman dalam

Lebih terperinci

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) menekankan tentang tantangan dan peluang terkait Keamanan Pangan. Keamanan pangan sangat penting karena keterkaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak asasi setiap orang untuk keberlangsungan hidupnya. Makanan adalah unsur terpenting dalam menentukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN LAMPIRAN 58 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN KARAKTERISTIK SAMPEL Responden adalah penjamah makanan di rumah makan Jumlah responden adalah seluruh penjamah makanan di rumah makan Lembar

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS LEMBAR OBSERVASI ANALISIS HIGIENE SANITASI, KANDUNGAN ZAT WARNA SINTETIS, PEMANIS BUATAN, DAN BAKTERI Eschericia coli PADA MINUMAN ES JERUK PERAS YANG DIJUAL PEDAGANG KELILING DI KEC. MEDAN BARU KOTA MEDAN

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Blum yang dikutip oleh Notoadmodjo (2007), bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Higiene dan Sanitasi Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1096/MENKES /PER/VI tahun 2011 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi masalah kesehatan

Lebih terperinci

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No. LAMPIRAN Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur Padang Bulan Di Kota Medan Tahun 2011 Nama : No.Sampel : Lokasi : Jenis Kelamin : Umur : Lama Berjualan : No Pertanyaan

Lebih terperinci

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI - 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI A. BANGUNAN 1. Lokasi Lokasi jasaboga tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat sampah umum, WC umum, pabrik cat dan sumber pencemaran

Lebih terperinci

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3 BAKTERI PENCEMAR MAKANAN Modul 3 PENDAHULUAN Di negara maju 60% kasus keracunan makanan akibat Penanganan makanan yg tidak baik Kontaminasi makanan di tempat penjualan Di negara berkembang tidak ada data

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sebab makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi tetapi harus juga aman dalam arti tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Higiene dan Sanitasi Makanan 1. Pengertian Higiene dan Sanitasi Pengertian sanitasi makanan menurut Departemen Kesehatan adalah suatu pencegahan yang menitikberatkan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya yang berkaitan dengan makanan dan minuman masih menjadi masalah yang paling sering ditemukan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu faktor yang penting untuk meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu kualitas makanan yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia, selain kebutuhan sandang dan papan. Sandang dan papan menjadi kebutuhan pokok manusia karena

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Menurut Walgito (2002), pengetahuan (knowledge) adalah mengenal suatu obyek baru yang selanjutnya menjadi sikap terhadap obyek tersebut apabila pengetahuan itu disertai

Lebih terperinci

PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL. Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15

PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL. Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15 PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15 SMA NEGERI 3 AMLAPURA TAHUN AJARAN 2015/2016 KATA PENGANTAR Om

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan bahan pokok yang penting dalam kehidupan manusia. Sebagai salah satu kebutuhan pokok, makanan dan minuman dibutuhkan manusia untuk hidup,

Lebih terperinci

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan Teknologi Pangan Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan tujuan industri untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT

HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Pendahuluan Sanitasi : pencegahan penyakit dengan menghilangkan/mengatur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 7 1.3 Batasan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas mendukung upaya penyembuhan penderita dalam waktu sesingkat mungkin dan

BAB I PENDAHULUAN. tugas mendukung upaya penyembuhan penderita dalam waktu sesingkat mungkin dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan penunjang yang mempunyai tugas mendukung upaya penyembuhan penderita dalam waktu sesingkat mungkin dan makanan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang Undang

BAB 1 : PENDAHULUAN. bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang Undang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa.kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

Lebih terperinci

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012 Lampiran 1 Lembar Observasi Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012 Nama : No. sampel : Lokasi : Jenis kelamin : Umur : Lama

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim

BAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging adalah salah satu pangan asal hewan yang mengandung zat gizi yang sangat baik untuk kesehatan dan pertumbuhan manusia, serta sangat baik sebagai media pertumbuhan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI DAN DAYA TERIMA MAKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI DAN DAYA TERIMA MAKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI DAN DAYA TERIMA MAKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012 Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012 Febriyani Bobihu, 811408025 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Rumah makan adalah istilah umum untuk menyebut usaha gastronomi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Rumah makan adalah istilah umum untuk menyebut usaha gastronomi yang 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Rumah Makan Rumah makan adalah istilah umum untuk menyebut usaha gastronomi yang menyajikan hidangan kepada masyarakat dan menyediakan tempat untuk menikmati hidangan itu serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Rancangan sistem..., Putih Sujatmiko, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Rancangan sistem..., Putih Sujatmiko, FKM UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan modal pokok dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa dan negara. Pemerintah telah telah merencanakan gerakan pembangunan berwawasan kesehatan

Lebih terperinci

10/13/2015 HIGIENE KARYAWAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN

10/13/2015 HIGIENE KARYAWAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN HIGIENE KARYAWAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN Jur. Tek. Industri Pertanian FTP-UB Higiene adalah ilmu yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan berbagai usaha untuk mempertahankan atau untuk memperbaiki

Lebih terperinci

Modul Pelatihan MODUL MI-7 I. DESKRIPSI SINGKAT

Modul Pelatihan MODUL MI-7 I. DESKRIPSI SINGKAT Modul Pelatihan MODUL MI-7 PENGELOLAAN SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DI DAERAH TANGGAP DARURAT I. DESKRIPSI SINGKAT Sanitasi makanan dan minuman di daerah tanggap darurat merupakan salah satu usaha pencegahan

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24 DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Persentase Analisis Univariat Masing-masing Variabel Berdasarkan Kepmenkes No.715 Tahun 2008 Penelitian di Universitas X (n=100)... 38 Tabel 5.2.1 Hubungan Sanitasi Kantin Dengan

Lebih terperinci

Penyehatan Makanan dan Minuman Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar

Penyehatan Makanan dan Minuman Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar Penyehatan Makanan dan Minuman Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN 97 Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo, yang luas wilayahnya 64,79 KM atau sekitar

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi

LAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi LAMPIRAN Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi 170 Keadaan Kantin KOPMA UPI Bumi Siliwangi 171 Keadaan kantin PKM UPI Bumi Siliwangi 172 ANALISIS PEMAHAMAN PENERAPAN PRINSIP HYGIENE DAN SANITASI PADA

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. HIGIENE SANITASI 1. Pengertian Higiene dan Sanitasi a. Higiene Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu, seperti mencuci tangan

Lebih terperinci

terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda ( ) pada jawaban yang

terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda ( ) pada jawaban yang PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER 1. Sebelum Ibu/Bapak/Saudara menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan,

Lebih terperinci

Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Lembar Observasi HIGIENE SANITASI DAN ANALISA Escherichia coli PADA MINUMAN ES KELAPA MUDA YANG DIJUAL DI TAMAN TELADAN KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2012 Berdasarkan Kepmenkes RI No.942/Menkes/SK/VII/2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia yang diperlukan setiap saat dan memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Makanan juga

Lebih terperinci

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : KUESIONER HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A THALIB KABUPATEN KERINCI TAHUN 0 I. Data Responden Penjamah

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG Volume 1, Nomor 2, Tahun 212, Halaman 147-153 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG * ) Alumnus FKM

Lebih terperinci

BAHAN PENCEMAR MAKANAN LAINNYA. Modul 4

BAHAN PENCEMAR MAKANAN LAINNYA. Modul 4 BAHAN PENCEMAR MAKANAN LAINNYA Modul 4 PENDAHULUAN Makanan selain mengandung nilai gizi juga merupakan media berkembang biaknya mikroba/kuman, terutama yg mengandung kadar air dan protein tinggi Menyebabkan

Lebih terperinci

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Lampiran KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA MAKANAN DI RUMAH MAKAN KHAS MINANG JALAN SETIA BUDI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Lebih terperinci

Untuk menjamin makanan aman

Untuk menjamin makanan aman Untuk menjamin makanan aman HIGIENE & SANITASI MAKANAN Mencegah kontaminasi makanan oleh mikroba Mencegah perkembangbiakan mikroba Mencegah terjadinya kontaminasi cemaran lain Higiene : upaya untuk memelihara

Lebih terperinci

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh, 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Universitas Negeri Gorontalo merupakan salah satu perguruan tinggi di Gorontalo. Kampus Universitas Negeri Gorontalo terbagi atas 3, yaitu kampus

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik.. Karakteristik Food Handler Umumnya responden berumur sampai tahun (77.%) dengan rentang umur antara - tahun dan memiliki pengalaman berdagang sampai tahun (7.%). Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh nilai-nilai individu dan kebiasaan yang dapat. mempengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh nilai-nilai individu dan kebiasaan yang dapat. mempengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan merupakan hal yang penting, karena kebersihan dipengaruhi oleh nilai-nilai individu dan kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 942/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 942/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 942/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat

Lebih terperinci

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 1 Summary STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 TRI ASTUTI NIM 811408115 Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Makanan diperlukan untuk kehidupan karena makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Makanan berfungsi untuk memelihara proses tubuh dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Higiene Sanitasi Makanan Higiene adalah suatu usaha yang dilakukan untuk melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lembar ObservasiHigiene Sanitasi Pembuatan Ikan Asin di Kota Sibolga Tahun 2012

Lampiran 1. Lembar ObservasiHigiene Sanitasi Pembuatan Ikan Asin di Kota Sibolga Tahun 2012 Lampiran 1. Lembar ObservasiHigiene Sanitasi Pembuatan Ikan Asin di Kota Sibolga Tahun 2012 Lembar Observasi Higiene Sanitasi Pembuatan Ikan Asin di Kota Sibolga Tahun 2012 Nama Pemilik Usaha : Umur :

Lebih terperinci

Berikut ini beberapa manfaat dan dampak positif perkembangan ilmu biologi :

Berikut ini beberapa manfaat dan dampak positif perkembangan ilmu biologi : Manfaat dan Bahaya Ilmu Biologi Manfaat Ilmu Biologi Berikut ini manfaat yang disumbangkan oleh biologi, antara lain : 1. Memberikan pemahaman lebih mendalam kepada diri seseorang yang dapat diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya (Santoso & Anne, 1999). Warung makan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini orang ingin melakukan segala sesuatu dengan cepat dan praktis, termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan makan. Hal ini sangat menunjang keberadaan berbagai

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA... 70 LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2.1. komposisi Kimia Daging Tanpa Lemak (%)... 12 Tabel 2.2. Masa Simpan Daging Dalam Freezer... 13 Tabel 2.3. Batas Maksimum Cemaran Mikroba Pada Pangan...

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung Kombinasi Jumlah Tabung yang Positif 1:10 1:100 1:1000 APM per gram atau ml 0 0 0

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta dilindungi dari ancaman yang merugikannya (Depkes RI, 1999). Memenuhi kebutuhan makhluk hidup membutuhkan bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. serta dilindungi dari ancaman yang merugikannya (Depkes RI, 1999). Memenuhi kebutuhan makhluk hidup membutuhkan bermacam-macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Selain merupakan karunia yang kuasa yang

Lebih terperinci

Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009(2) menyebutkan. (promotif), pencegahan penyakit(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009(2) menyebutkan. (promotif), pencegahan penyakit(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Blum yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting dalam melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna, dan berhasil guna dengan mengutamakan

Lebih terperinci

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK CARA PRODUKSI PANGAN SIAP SAJI YANG BAIK BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Persyaratan Karyawan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting. Semakin maju suatu bangsa, tuntutan dan perhatian terhadap kualitas pangan yang akan dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization atau WHO (2006), mendefinisikan foodborne disease sebagai istilah umum untuk menggambarkan penyakit yang disebabkan oleh makanan dan minuman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini masalah keamanan pangan sudah merupakan masalah global, sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat. Letusan penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jamban Jamban keluarga adalah suatu bangunan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. utama di daerah perkotaan ( Media Aeculapius, 2007 ). Menurut American Hospital Association (AHA) dalam Herkutanto (2007),

BAB 1 PENDAHULUAN. utama di daerah perkotaan ( Media Aeculapius, 2007 ). Menurut American Hospital Association (AHA) dalam Herkutanto (2007), BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian gawat darurat dapat diartikan sebagai keadaan dimana seseorang membutuhkan pertolongan segera, karena apabila tidak mendapatkan pertolongan dengan segera maka

Lebih terperinci

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting

Lebih terperinci

HIGIENE SANITASI PANGAN

HIGIENE SANITASI PANGAN HIGIENE SANITASI PANGAN Oleh Mahmud Yunus, SKM.,M.Kes KA. SUBDIT HIGIENE SANITASI PANGAN DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN, DITJEN PP & PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disampaikan pada Workshop Peringatan Hari

Lebih terperinci

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman diperlukan peraturan dalam memproses makanan dan pencegahan terjadinya food borne disease. Selain itu

Lebih terperinci

SAFETY FOOD (Keamanan Pangan) A. Prinsip Safety Food

SAFETY FOOD (Keamanan Pangan) A. Prinsip Safety Food SAFETY FOOD (Keamanan Pangan) A. Prinsip Safety Food Safety Food (keamanan pangan) diartikan sebagai kondisi pangan aman untuk dikonsumsi. Safety Food secara garis besar digolongkan menjadi 2 yaitu aman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diare sering terjadi pada anak usia sekolah dan balita dimana angka kejadian diare merupakan penyakit utama yang kedua setelah flu rotavirus. Penyakit ini mempunyai

Lebih terperinci

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS MENCUCI INSTRUMEN BEDAH L KEPERAWATA N Agar instrumen bedah yang dipakai dapat dibersihkan dari bahan berbahaya pasien 1. Siapkan larutan chlorine 0.5% secukupnya. 2. Selesai melakukan operasi, prosedur

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

KEMENTERIAN KESEHATAN RI KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT JAKARTA Jl. Balai Rakyat No.2 Cakung Timur Jakarta Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan yang bergizi sangat penting untuk kebutuhan tubuh tetapi makanan yang aman atau terjamin mutunya juga sangat penting agar tidak merusak tubuh karena penularan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Makanan penting baik untuk pertumbuhan maupun untuk mempertahankan kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada saat makanan tersebut siap untuk dikonsumsi oleh konsumen. adalah pengangkutan dan cara pengolahan makanan.

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada saat makanan tersebut siap untuk dikonsumsi oleh konsumen. adalah pengangkutan dan cara pengolahan makanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dari segala bahaya yang dapat

Lebih terperinci

Tidak (b) Universitas Sumatera Utara

Tidak (b) Universitas Sumatera Utara Lembar Observasi Hygiene Sanitasi Pada Pembuat/Penjual Sop Buah di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama berjualan : Merupakan jawaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci