BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Sistem Manajemen (TQM) yang valid atau dengan kata lain, selama output merasa dalam batas yang wajar,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Sistem Manajemen (TQM) yang valid atau dengan kata lain, selama output merasa dalam batas yang wajar,"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Kualitas Sistem Manajemen (TQM) Pada masa lalu, kualitas berarti penyesuaian dengan kemauan pelanggan yang valid atau dengan kata lain, selama output merasa dalam batas yang wajar, yang disebut sebagai batas spesifikasi, sekitar nilai yang diinginkan, yang disebut nilai nominal (dilambangkan dengan) atau nilai target. Pada masa sekarang sangatlah penting untuk meningkatkan kualitas dari sebuah produk yang dihasilkan. Tekanan ini banyak datang dari perusahaan perusahaan besar internasional. Persaingan antar perusahaan tersebut lebih memaksa mereka untuk lebih lagi meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, agar mendapat kepercayaan dari pangsa pasar. Seluruh sistem manajemen yang menjunjung tinggi kemanusiaan diperlukan untuk menyatukan prinsip prinsip Total quality management ke dalam setiap aspek organisasi. Bill Creech, adalah salah seorang dari Tim manajemen impian tahun 90-an di Amerika, telah lama menggunakan lima pilar sebagai suatu cara untuk memberikan gambaran akan perlunya dasar yang luas bagi TQM. Menurut Bill Creech, Produk adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi. Kualitas dalam produk tidak mungkin ada tanpa mutu di dalam proses. Kualitas di dalam proses tidak mungkin ada tanpa organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen yang kuat dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua

2 yang lain. setiap pilar tergantung pada pilar yang lainnya, dan kalau salah satu lemah sendirinya yang lain akan lemah. TQM adalah suatu pendekatan baru dan menyeluruh yang membutuhkan perubahan total atas paradigma manajemen tradisional, komitmen jangka panjang, kesatuan tujuan, dan pelatihan pelatihan khusus. Kualitas sistem manajemen atau TQM (Total Quality Management) merupakan suatu konsep yang berupaya untuk melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Falsafah Deming dalam TQM adalah sebagai berikut: 1. Ciptakan dan umumkan tujuan dan maksud strategi organisasi 2. Terapkan falsafah baru dalam organisasi 3. Hentikan ketergantungan pada inspeksi untuk mencapai kualitas 4. Hentikan bisnis berdasarkan harga semata, sebaliknya turunkan biaya produksi dengan perbaikan kualitas semua proses bisnis 5. Perbaiki terus menerus setiap proses perencanaan, produksi dan jasa 6. Tentukan pendidikan latihan sebagai strategi jangka panjang 7. Latih dan tanamkan kepemimpinan yang berkualitas 8. Hilangkan ketakutan, ciptakan kepercayaan, dan inovasi. Menurut Hensler dan Brunell (dalam Scheuing & Christpher, 1993, pp ) yang dikutip dalam buku Fandy dan Anastasia, ada empat prinsip utama dalam TQM. Keempat prinsip tersebut adalah: 1. Kepuasan Pelanggan Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan ekternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketetapan waktu. Oleh karena itu segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin besar pula kepuasan pelanggan. 2. Respon terhadap Setiap Orang Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas khas. Dengan demikian, karyawan merupakan sumber daya organisasi yang

3 paing bernilai. Oleh karena itu setiap orang dalam berorganisasi diperlukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambilan keputusan. 3. Manajemen berdasarkan Fakta Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya, bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan (feeling). Ada dua konsep poko yang berkaitan dengan hal ini, yaitu: a. Prioritisasi (prioritization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu dengan menggunakan data maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. b. Variasi (variation) atau varibilitas kinerja manusia. Data statistic dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian manajemen dapat memprediksikan hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan. 4. Perbaikan Berkesinambungan Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku di sini adalah siklus PDCA (plan-do-check-act), yang terdiri dari langkah langkah perencanaan, melaksanakan rencana, memeriksa hasil pelaksanaan rencana, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh. Salah satu kunci sukses agar dapat bersaing dalam perusahaan global adalah sebuah kemampuan untuk memenuhi atau melampaui standar standar yang berlaku. Apabila kualitas telah ditentukan oleh pelanggan, maka standar standar kualitas sama dengan harapan pelanggan. Untuk menjamin keseragaman kualitas maka diperlukannya standar yang sama pula. Dengan cara ini maka yang dianggap sebagai produk yang berkualitas di suatu negara akan dapat diterima di negara lainnya. Hal ini merupakan suatu aspek yang penting dalam liberalisasi perdagangan. Salah satu standar yang paling penting adalah ISO 9000 dibentuk berdasarkan dari konvensi ISO/TC 176 (ISO Technical Committee 176) pada 1979 di Jenewa, Swiss. The international organization for standardization (ISO) is an international body that establishes standards for many products and services,

4 including software development. ISO states that standards, which provide product quality, compability and safety, often are taken for granted, and noticed only when they are absent. ISO 9000 di bentuk sebagai dasar dari suatu seri standar kualitas manajemen, yang di susun secara lengkap pada 1982, dan dikenalkan secara umum pada ISO 9000 juga memperkenalkan persyaratan persyaratan penting yang dibutuhkan oleh seluruh perusahaan untuk menjamin konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat waktu terhadap barang dan jasa kepada pangsa pasar. Persyaratan tersebut dapat dipenuhi dengan jalan membangun standar yang tersusun sebagai kualitas sistem manajemen. Konsistensi terhadap semua kebutuhan dan persyaratan konsumen atau pelanggan dalam setiap waktu adalah sangat penting untuk menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan. Jika perusahaan perusahaan tidak dapat melaksanakan hal tersebut maka hal itu akan membuat pasar dan pelanggan akan berpaling dari suatu perusahaan dan berpindah kepada perusahaan pesaing. ISO 9000 mampu memberikan keuntungan dalam kualitas manajemen bagi semua organisasi,baik organisasi besar maupun kecil, organisasi masyarakat atau swasta tanpa terlalu mencampuri bagaimana organisasi itu harus berjalan. Dengan penerapan ISO 9000 dengan benar maka organisasi akan mampu membangun perusahaannya sehingga mempunyai kemampuan penyediaan barang dan pelayanan yang sesuai dengan keiniginan dan kebutuhan. Perlu diketahui ISO 9000 merupakan standar kualitas manajemen bukan standar produk, sehingga perusahaan yang telah mendapat sertifikat ISO 9000

5 tidak dapat mempublikasikan atau mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional. Selain itu, untuk menjamin bahwa ISO 9000 dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman maka setiap 6 tahun akan diadakan review dan revisi terhadap standard ISO. Saat ini ISO adalah yang terbaru dengan revisi dan pengurangan pada beberapa point. ISO 9000 seri mempunyai tiga standar yaitu : ISO 9001, ISO 9002 and ISO Tujuan dari standar ISO 9001, 9002, dan 9003 adalah untuk memberikan jaminan kualitas dalam hal kontraktual dengan pihak luar. ISO 9000 adalah standar kualitas internasional untuk barang dan jasa. ISO 9000 adalah tentang standardisasi organisasi pendekatan yang dibutuhkan untuk mengelola dan meningkatkan proses yang pada akhirnya menghasilkan produk dan layanan perusahaan itu sendiri. Sebagai hasil dari ISO 9000, organisasi memasok produk atau jasa mampu untuk mengembangkan dan menggunakan sistem kualitas manajemen yang diakui oleh pelanggan. Pelanggan di seluruh dunia yang berurusan dengan ISO 9000 organisasi terdaftar dapat mengharapkan bahwa pembelian barang dan jasa akan sesuai dengan satu set standar yang diakui. ISO 9001 yang persyaratan untuk sistem manajemen kualitas yang bersifat umum, dan berlaku bagi organisasi dalam industri atau sektor ekonomi Motivasi Menurut Mangkunegara (2005 : 61), motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation).

6 Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal. Cropley (1985) Motivasi dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu. Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi adalah sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Menurut Indriyo (2002 : 271) terdapat dua macam motivasi, yaitu: a. Motivasi finansial yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif. Sistem insentif digunakan oleh perusahaan berdasarkan produktifitas individu ataupun kelompok. Sistem ini sering mendasarkan pada pencapaian produksi di atas standar yang ditentukan. Standar ini berdasarkan jumlah unit yang dibuat. b. Motivasi nonfinansial yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk finansial/uang, akan tetapi berupa hal hal seperti pujian, penghargaan, pendekatan manusiawi dan lain sebagainya Rantai Pasokan Sejalan dengan sejarah supply chain management yang menghendaki integrasi antar fungsi, sistem pengukuran kinerja pada supply chain dirancang berdasarkan proses (process-based). Rantai Pasokan atau disebut juga dengan Supply chain adalah jaringan perusahaan perusahaan yang secara bersama sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakaian akhir (Pujawan, 2005 : 5). Sebuah supply chain (rantai pasokan) merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan yang mempertahankan perusahaan dengan rekan bisnisnya untuk

7 mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. (Kalakota, 2000 : 197). Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai pasokan adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2007 : 5). Musuh dalam setiap produk perusahaan dagang dan jasa adalah penting untuk mengidentifikasi mitra dagang yang akan memungkinkan keberhasilan penjualan dan pengiriman produk akhir ke konsumen akhir. Yang akhirnya, sejumlah bisnis besar dalam rantai pasokan akan sangat sulit dan rumit terutama sebagai perusahaan yang bergerak keluar untuk kedua dan ketiga pemasok (supplier) dan pelanggan. Menurut Turban, Rainer, Porter (2004 : 321), terdapat tiga macam komponen rantai pasokan, yaitu: 1. Rantai Pasokan Hulu (Upstream Supply Chain) Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa bidang atau semua jalan dari asal material. Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan. 2. Manajemen Internal Rantai Pasokan (Internal Supply Chain Management) Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran perusahaan itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam perusahaan. Di dalam rantai pasokan internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan. 3. Segmen Rantai Pasokan Hilir (Downstream Supply Chain Segment) Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.

8 mengandung: Menurut Melynk et al, suatu pengukuran kinerja rantai pasokan 1. Individual Metrics Individual Metrics letaknya berada pada tingkat paling bawah dengan cakupan yang paling sempit. Metrik adalah suatu ukuran yang dapat di diversifikasi, diwujudkan dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif, dan didefenisikan terhadap suatu titik acuan (reference point) tertentu. Beberapa hal yang dilakukan agar metrik dapat efektif, yaitu: a. Dapat diwujudkan dalam bentuk yang masuk akal dan dimengerti dengan baik oleh para pengguna. b. Harus Value Based, artinya suatu metrik harus dikaitkan dengan bagaimana perusahaan menciptakan value ke pelanggan akhir atau memenuhi kepentingan stakeholders yang lainnya. c. Metrik harus bisa menangkap karateristik atau hasil dalam bentuk numerik maupun nominal. Ukuran ini juga harus membandingkan suatu reference point sebagai nilai pembanding, yang berasal dari nilai metrik di masa lalu, hasil metrik yang sama dari perusahaan lain, atau stándar ekternal. d. Metrik sedapat mungkin tidak menciptakan konflik antar divisi fungsi pada suatu perusahaan atau perusahaan. Metrik yang diciptakan untuk kepentingan satu fungsi sering kali menimbulkan tindakan yang kontra produktif terhadap suatu pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. e. Metrik harus bisa melakukan distilasi terhadap data yang banyak tanpa kehilangan informasi didalamnya. 2. Metric Sets Metric Sets adalah kumpulan dari beberapa metrik. Metrik dapat diklasifikasikan berdasarkan fokus dan waktu. Kumpulan ini digunakan untuk memberikan informasi kinerja pada sub sub sistem. 3. Overall Performance Measurements Systems Tingkatan yang paling tinggi dalam sistem pengukuran kinerja rantai pasokan. Pada dasarnya, sistem keseluruhan ini tidak hanya merupakan sekumpulan dari beberapa metrik yang menyusunnya, tetapi juga menjadi alat dalam menciptakan kesesuaian antara metric sets dengan tujuan strategis organisasi. Menurut Rakhman MA., (2006) pengukuran kinerja merupakan sesuatu yang penting disebabkan oleh beberapa alasan berikut ini : 1. Pengukuran kinerja dapat mengontrol kinerja baik langsung maupun tidak langsung. 2. Pengukuran kinerja akan menjaga perusahaan tetap pada jalurnya untuk mencapai tujuan peningkatan supply chain. 3. Pengukuran kinerja dapat digunakan untuk meningkatkan performansi supply chain.

9 4. Cara pengukuran yang salah dapat menyebabkan kinerja supply chain mengalami penurunan. 5. Supply chain dapat diarahkan setelah pengukuran kinerja dilakukan. Menurut Fandi Tjiptono dan Anastasia (1995 : 91), suatu perusahaan harus dipandang sebagai suatu sistem keseluruhan yang terdiri dari berbagai aktivitas, yaitu perancangan atau desain, pembuatan atau produksi, pemasaran, pendistribusian, dan pelayanan purna jual terhadap produk atau jasa yang dihasilkan. Serangkaian rantai pasokan memiliki aktivitas yang relevan dalam proses pengadaan, penyimpanan, penggunaan,transformasi, dan disposisi sumber daya, mulai dari rantai pasokan pemasok sampai kepada rantai pasokan pembeli, dan mulai dari aktivitas pengamanan sampai kepada sumber sumber pasokan tersebut. Untuk mengukur kinerja rantai pasokan, menurut Chan & Li (2003) pendekatan pengukuran kinerja berdasarkan proses tidak hanya sejalan dengan hakekat dari supply chain management, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perbaikan berkelanjutan. SCOR is a supply chain process reference model containing over 200 process elements, 550 metrics, and 500 best practices including risk and environmental management. (Supply Chain Council Ver 9.0) Reliabilitas Menurut Len Berry, Parasuraman, dan Valerie Zeithaml (1980) dalam buku Buddy, reliabilitas adalah konsistensi dalam kinerja dan ketahanannya; kinerja benar sejak awal pertama kali; menepati janji dan akurat dalam spesifikasi, sesuai dengan iklan dan label.

10 Reliabilitas adalah kemampuan untuk memberikan secara tepat dan benar, jenis pelayanan yang telah dijanjikan kepada konsumen atau pelanggan (Fitzsimmons dalam Sedarmayanti : 2004). Menurut Sviokla dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2009), dimensi reliabilitas ini berkaitan dengan timbulnya kemungkinan suatu produk mengalami keadaan tidak berfungsi (malfunction) pada suatu periode. Keandalan suatu produk yang menandakan tingkat kualitas sangat berarti bagi konsumen dalam memilih produk. Hal ini menjadi semakin penting mengingat besarnya biaya penggantian dan pemeliharaan yang harus terus dikeluarkan apabila produk yang dianggap tidak andal mengalami kerusakan. Reliabilitas menggambarkan tingkat keterandalan dari suatu tes yang dilakukan. Tinggi rendahnya tingkat keterandalan ini ditentukan tingkat ketelitian dari suatu tes yang dilakukan serta dapat dipercaya atau tidaknya tes tersebut. (Indriyo : 2002) Fleksibilitas dan Responsiveness Pujawan (2004) mengidentifikasikan elemen elemen fleksibilitas pada supply chain yang terdiri dari fleksibilitas pengadaan, fleksibilitas produksi, dan fleksibilitas pengiriman. Pujawan (2005 : 241) fleksibilitas adalah kemampuan supply chain untuk cepat berubah sesuai dengan kebutuhan output atau pekerjaan yang harus dilakukan. Fleksibilitas menurut Slack (1990) dipengaruhi beberapa faktor, yaitu produk itu sendiri, campuran produk, volume, dan tipe pengantaran. Pengukuran dari fleksibilitas permintaan dapat dilihat dari ketepatan pengantaran, peramalan permintaan yang tepat dan lain sebagainya.

11 Menurut Len Berry dkk yang dikutip dari buddy ibrahim (2000), responsiveness adalah tanggap terhadap klaim/protes konsumen; kesiapan karyawan memberikan service pada waktu yang diperlukan; cepat bereaksi atas perubahan lingkungan yang harus diantisipasi dengan kemungkinan penawaran baru untuk produk/jasa yang belum ada di pasar. Zeithmal et. Al (1990 : 120) Responsiveness (ketanggapan) merupakan suatu kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan atau konsumen. Responsiveness, kesadaran atau keinginan untuk membantu konsumen dan memberikan pelayanan, serta respek terhadap konsumen (Fitzsimmons dalam Sedarmayanti : 2004). 2.2 Kerangka Konseptual Motivasi (X1) Reliabilitas (X2) Fleksibilitas dan Responsiveness (X3) Variabel Independen Kinerja Rantai Pasokan (Supply Chain) (Y) Variabel Dependen Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

12 Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan oleh peneliti sebagai masalah penting. Menurut Buddy Ibrahim (2000), kualitas merupakan suatu strategi dasar bisnis yang menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen internal dan eksternal, secara eksplisit dan implisit. Strategi ini menggunakan seluruh kemampuan sumber daya manajemen, pengetahuan, kompetensi inti, modal, teknologi, peralatan, material, sistem dan manusia perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa bernilai tambah bagi manfaat masyarakat serta memberikan keuntungan kepada para pemegang saham. Total Quality Management atau disebut juga sebagai kualitas sistem manajemen diartikan sebagai sistem untuk membuat perencanaan dan pengambilan keputusan yang kemudian mengorganisir, memimpin, mengolah, dan memanfaatkan seluruh peralatan perusahaan baik berupa material, teknologi, dan sistem informasi serta sumber daya lainnya untuk dijadikan produk yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasar konsumsi yang secara efektif dan efisien. Kualitas sistem manajemen adalah bagian dari rantai pasokan. Integrasi aktivitas kualitas manajemen merupakan perencanaan rantai pasokan yang meskipun kualitas sistem manajemen adalah objek yang penting untuk melengkapi sebuah perencanaan seperti dalam berbagai tujuan terhadap konsumen yang termasuk ke dalam biaya, kualitas, waktu, dan keamanan. Total kualitas dimulai dari pengembangan pribadi yang pola pikir dan pola perilaku hidup sehari hari secara pribadi berpangkal pada suatu tingkat kualitas

13 yang jelas. Implikasinya adalah perorangan pribadi harus terus menerus memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri dalam konteks ilmu pengetahuan dan sebab yang diperoleh. Organisasi dan lingkungannya adalah saling bergantung, masing masing bergantung pada yang lain sebagai sumber. Untuk mengetahui kualitas dalam suatu kinerja rantai pasokan, peneliti menggunakan melalui model SCOR. Dengan melakukan analisis dan dekomposisi proses, SCOR bisa mengukur kinerja rantai pasokan secara obyektif berdasarkan data yang ada serta bisa mengidentifikasikan di mana perbaikan perlu dilakukan untuk menciptakan keunggulan bersaing. Adapun Model SCOR yang peneliti ambil sebagai penelitian adalah Reliabilitas, Fleksibilitas dan Responsiveness sebagai variabel independen. Dan variabel independen lainnya adalah Motivasi yang ke semua variabel tersebut apakah mempunyai hubungan positif dengan rantai pasokan (variabel dependen). 2.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis menggambarkan suatu hubungan tertentu antara dua variabel atau lebih. Menurut Sugiyono (2004 : 15) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan uraian tinjauan pustaka dan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: Hubungan motivasi dengan kinerja rantai pasokan Kualitas produk dan berjalannya sistem produksi dalam perusahaan disebabkan oleh adanya kinerja pada setiap karyawan. Motivasi yang ada di dalam diri setiap karyawan memacu untuk bekerja untuk menciptakan produk yang berkualitas. Sehingga motivasi sangat berkaitan erat dengan kinerja karyawan

14 yang berdampak kepada kepuasan tertentu. Motivasi bisa ditimbulkan oleh faktor internal atau eksternal tergantung pada suatu kegiatan atau aktivitas dimulai. Motivasi internal berasal dari diri pribadi seseorang yang akan mempengaruhi pikirannya, yang selanjutnya mengarah kepada perilaku orang tersebut. Sedangkan motivasi eksternal dibangun diatas motivasi internal di dalam organisasi yang sangat tergantung pada teknik teknik yang dipakai oleh pimpinan organisasi atau para manajer dalam memotivasi bawahannya. Dengan adanya motivasi maka akan terjadinya kemauan kerja. Motivasi dapat dilaksanakan dengan berbagai cara diantaranya dengan cara pendekatan finansial maupun pendekatan non finansial. Pendekatan finansial untuk menimbulkan motivasi dapat dilakukan dengan memberikan upah kepada para karyawan. Jika menggunakan pendekatan non finansial dapat dilakukan dengan cara mengadakan sinkronisasi kepentingan individu dengan kepentingan organisasi atau perusahaan. Di samping itu, motivasi tersebut dapat menimbulkan pengaturan kondisi kerja yang sehat sehingga menciptakan kepuasan kinerja. Berdasarkan uraian mengenai pengaruh motivasi terhadap kepuasan kinerja rantai pasokan maka dapat dirumuskan hipotesis pertama dalam penelitian ini sebagai berikut: H1 : motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kinerja rantai pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV Hubungan Reliabilitas dengan kinerja rantai pasokan Reliabilitas juga merupakan kehandalan dalam mengukur kemampuan rantai pasokan untuk secara konsisten memenuhi janji (Pujawan, 2005). Jika ada

15 dua penilai yang mengevaluasi pekerja yang sama, mereka perlu menyimpulkan hal yang serupa yang menyangkut hasil mutu pekerja. Berdasarkan uraian mengenai pengaruh reliabilitas terhadap kinerja rantai pasokan maka dapat dirumuskan hipotesis yang kedua dalam penelitian ini sebagai berikut: H2 : reliabilitas berpengaruh terhadap kinerja rantai pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV Hubungan Fleksibilitas dan Responsiveness dengan kinerja rantai pasokan Fleksibilitas menurut Slack (1990) dipengaruhi beberapa faktor, yaitu produk itu sendiri, campuran produk, volume, dan tipe pengantaran. Pengukuran dari fleksibilitas permintaan dapat dilihat dari ketepatan pengantaran, peramalan permintaan yang tepat dan lain sebagainya. Pujawan (2004), fleksibilitas mempunyai kemampuan untuk mengerjakan dan merespon rantai pasokan sesuai dengan perubahan permintaan pelanggan atau konsumen. Menurut Parasuraman yang dikutip oleh Rambat Lupiyoadi (2001 : 148), responsiveness adalah kemauan untuk membantu dan memberikan pelayan yang cepat dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi secara jelas. Oleh karena itu, fleksibilitas dan responsiveness menjadi varibel independen yang ketiga sebagai penelitian oleh peneliti untuk mengetahui terjadinya hubungan atau tidak dengan varibel dependen, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: H3 : fleksibilitas dan responsiveness berpengaruh terhadap kinerja rantai pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja SCM

Pengukuran Kinerja SCM Pengukuran Kinerja SCM Pertemuan 13-14 Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Abstract Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan adalah merupakan elemen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya implementasi TQM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Total Quality Management Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 Berdasarkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK ) No. 45 paragraf I (2004), menyatakan bahwa : Pernyataan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam situasi yang bergejolak, berubah sangat cepat, dan sulit untuk diprediksi. Keadaan ini merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mutu atau kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda. Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mutu atau kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda. Menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Kualitas Pelayanan Kata mutu atau kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda. Menurut Ibrahim (2000:1), kualitas adalah suatu strategi dasar bisnis yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, HIPOTESIS, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI, HIPOTESIS, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI, HIPOTESIS, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Total Quality Management Total Quality Management merupakan suatu pendekatan atau alat yang digunakan banyak perusahaan

Lebih terperinci

Standar Kualitas Internasional

Standar Kualitas Internasional MENGELOLA KUALITAS Definisi Kualitas Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan : 1. Kualitas berbasis pengguna dimana kualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT MAKALAH E-BUSINESS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : Nama : Frizky Ramadhan NIM : 08.11.2135 Kelas : S1TI-6D JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Total Quality Management 2.1.1.1.Pengertian Total Quality Management Kualitas tidak hanya dijadikan sebagai ukuran

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki beberapa fungsi penting yang menunjang kegiatan-kegiatan yang ada. Dalam rangka mencapai visi dan misi tertentu, suatu perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Quality Management (TQM) 2.1.1 Definisi Total Quality Management (TQM) Menurut Gaspersz (2001) Total Quality Management (TQM) didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Total Quality Management 2.1.1.1 Pengertian Total Quality Management Pendefinisian total quality management mengacu

Lebih terperinci

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN Faster, Better, Cheaper 8 Dimensi Kualitas: 1. Kinerja (Performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti: misal konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat

Lebih terperinci

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. yang sangat berarti pada kualitas pelayanan sehingga mempengaruhi pada tingkat

BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. yang sangat berarti pada kualitas pelayanan sehingga mempengaruhi pada tingkat BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan adalah keunggulan yang di harapkan dan mengendalikan atas tingkat keunggulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik

BAB II LANDASAN TEORI. usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Customer Orientation Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnis atau kegiatan usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik atau terkenal.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Kepuasan Pelanggan 2.1.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa pelanggan adalah seseorang yang beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Kurniasari (2013:17) Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan, tetapi dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang spesifik. Dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan, tetapi dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang spesifik. Dengan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Layanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Sebuah jasa atau produk tunggal tidak dapat memenuhi kebutuhan semua pelanggan, tetapi dapat memenuhi kebutuhan pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari gelombang globalisasi menuntut para pelaku usaha atau perusahaan untuk lebih responsif dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA International Organization for Standardization (ISO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA International Organization for Standardization (ISO) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. International Organization for Standardization (ISO) 1. Pengertian ISO (International Organization for Standardization) ISO 9001:2000 adalah suatu standar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pemasaran dan Konsep Pemasaran Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang maksimal. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila perusahaan

Lebih terperinci

Dwi Hartanto, S,.Kom 03/04/2012. E Commerce Pertemuan 4 1

Dwi Hartanto, S,.Kom 03/04/2012. E Commerce Pertemuan 4 1 1.Pengertian E Market Place 2.Pertimbangan Bergabung g ke dalam E Market Place Suatu lokasi diinternet, di mana suatu perusahaan dapat memperoleh atau memberikan informasi, mulai transaksi pekerjaan, atau

Lebih terperinci

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL

BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL Pemilihan pemasok merupakan proses penting dan diperhatikan karena hasilnya mempengaruhi kualitas produk, performa perusahaan dan rantai pasok. Karena pasar yang kompetitif pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat sekarang ini telah menciptakan persaingan bisnis yang semakin ketat. Tiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan keunggulannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KONSEP DAN DEFINISI JASA Keanekaragaman makna dalam hal pemakaian istilah service dijumpai dalam literatur manajemen. Namun demikian, secara garis besar konsep service mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Negara kita sedang memasuki era perdagangan bebas. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Negara kita sedang memasuki era perdagangan bebas. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini Negara kita sedang memasuki era perdagangan bebas. Dalam menyongsong era perdagangan bebas, Indonesia harus mempersiapkan diri di segala bidang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori

Lebih terperinci

Pengertian Total Quality Management (TQM)

Pengertian Total Quality Management (TQM) Pengertian Total Quality Management (TQM) Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan pengertian kualitas (quality), dan manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Tingkat Pelayanan (Service Level) Service level merupakan istilah yang banyak digunakan dalam manajemen persediaan yang merupakan besar presentase dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Customer Relationship Management ( CRM ) Menurut Buttle (2007) bahwa Customer Relationship Management (CRM) adalah strategi bisnis inti yang mengintegrasikan proses dan fungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Philip khotler (2000) adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

Lebih terperinci

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan akan suatu perusahaan yang tanggap untuk mempertahankan daya saingnya. Dalam persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna. Beberapa definisi yang kerap kali dijumpai antara lain : kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan, pemenuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik Distribusi fisik dan efektivitas logistik memiliki dampak yang besar pada kepuasan dan biaya perusahaan. Manajemen logistik penting dalam rantai pasokan, tujuan dari

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan semakin ketat diantara perusahaan. Hal ini menyebabkan kalangan bisnis maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan selalu dituntut bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling bersaing satu sama lain dalam merebut simpati pelanggannya. Di sisi lain, kondisi

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN KUALITAS DALAM PERUSAHAAN JASA. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Dosen Pengampu: Drs. Ketut Sudharma, M.

MAKALAH MANAJEMEN KUALITAS DALAM PERUSAHAAN JASA. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Dosen Pengampu: Drs. Ketut Sudharma, M. MAKALAH MANAJEMEN KUALITAS DALAM PERUSAHAAN JASA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Dosen Pengampu: Drs. Ketut Sudharma, M.Si Oleh: Eko Sandhi Purnomo 7101406059 Fariza Budi Murtiawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh para pengusaha dalam menjalankan bisnisnya untuk tetap mempertahankan kelangsungan usahanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatkan kualitas pelayanan dan kualitas produk untuk memuaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatkan kualitas pelayanan dan kualitas produk untuk memuaskan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Meningkatkan kualitas pelayanan dan kualitas produk untuk memuaskan pelanggan merupakan salah satu hal yang menjadi tujuan bagi setiap perusahaan terlebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Total Quality Management 1. Pengertian Total Quality Management Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total Quality Management merupakan

Lebih terperinci

8 PRINSIP MANAJEMEN MUTU

8 PRINSIP MANAJEMEN MUTU 8 PRINSIP MANAJEMEN MUTU 1. ORGANISASI YANG BERFOKUS PADA PELANGGAN Mengerti akan kebutuhan-kebutuhan sekarang dan di masa mendatang dari pelanggan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan dan melebihi harapan-harapannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dunia saat ini mulai melakukan penghapusan bea

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dunia saat ini mulai melakukan penghapusan bea BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era perdagangan bebas dunia saat ini mulai melakukan penghapusan bea masuk antar negara dan membuka lebar batas wilayah dan batas persaingan, sehingga menciptakan pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Banyaknya persaingan dalam dunia usaha baik industri barang atau jasa menyebabkan perusahaan menentukan strategi pemasaran yang dapat memberikan kepuasan

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU TERPADU

MANAJEMEN MUTU TERPADU MANAJEMEN MUTU TERPADU DIKLAT TEKNIS PELAYANAN PRIMA TURWELIS Widyaiswara Madya Badikltda Jabar www.themegallery.com Nama : Dra. Turwelis, S.Pd Tempat/tgl Lahir : Bandung, 26 Pebruari 1964 Jabatan : Widyaiswara

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

VI. IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYUSUN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT LEMBAGA PERTANIAN SEHAT

VI. IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYUSUN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT LEMBAGA PERTANIAN SEHAT VI. IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYUSUN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT LEMBAGA PERTANIAN SEHAT 6.1 Identifikasi Tujuan Lembaga Pertanian Sehat Dalam Melakukan Kegiatan Supply Chain Management Perusahaan maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Jasa Kualitas jasa merupakan isu strategik bagi setiap organisasi pemasaran, terlepas dari bentuk produk yang dihasilkan. Kualitas menurut ISO 9000 adalah derajat atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi Informasi Teknologi informasi sebagai sebuah taksonomi yang lebih holistik, terbagi menjadi beberapa komponen, yaitu (Luhukay, 1996) : a. Teknologi pengolahan : kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian pada umumnya senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen Bab II A. Landasan Teori 1. ISO 9001 ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen kualitas. ISO 9001 menetapkan persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan oleh setiap level manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan oleh setiap level manajemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap dibentuk karena ada tujuan yang ingin dicapai, termasuk bisnis, dalam hal ini perusahaan. Perusahaan selalu melakukan usaha atau aktivitas baik dalam

Lebih terperinci

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini mengalami perkembangan yang pesat khususnya didalam menjual produk atau jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Brech, pemasaran adalah proses menentukan permintaan konsumen atas sebuah produk atau jasa, memotivasi penjualan produk atau jasa tersebut dan mendistribusikannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kualitas layanan (Stemvelt 2004) menyatakan bahwa konsep kualitas layanan adalah suatu persepsi tentang revolusi kualitas secara menyeluruh yang terpikirkan dan menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kemajuan perekonomian mempengaruhi kehidupan masyarakat. Peningkatan status sosial dan ekonomi masyarakat berakibat pada perubahan perilaku dan gaya hidup

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi yang semakin canggih mengakibatkan perubahan dan kemajuan disegala bidang serta menentukan peran aktif dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management Menurut Punjawan (2005) definisi dari supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam menyongsong era perdagangan bebas, Indonesia harus mempersiapkan diri di segala bidang, sehingga dapat bersaing dengan negara-negara berkembang lainnya. Mengingat kondisi alam Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Dewasa ini konsep kualitas telah menjadi faktor yang sangat dominan terhadap keberhasilan suatu organisasi. Kualitas menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri yang melibatkan berbagai aktivitas dan operasi bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak lingkungan yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh para pengusaha dalam menjalankan bisnisnya untuk tetap mempertahankan kelangsungan usahanya

Lebih terperinci

MEMBANGUN NILAI, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN

MEMBANGUN NILAI, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN MEMBANGUN NILAI, KEPUASAN DAN LOYALITAS NILAI SELISIH ANTARA JUMLAH NILAI & JUMLAH BIAYA DARI SUATU TAWARAN DAN ALTERNATIF LAINNYA. NILAI PRODUK NILAI LAYANAN NILAI PERSONALIA NILAI CITRA NILAI TOTAL BIAYA

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Marketing Pemasaran internal sangat penting artinya bagi perusahaan jasa. Apa lagi bagi usaha jasa yang terkenal dengan high contact. Apa yang dikatakan dengan high

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis harus dilakukan secara profesional. (Kotler, 1994:2). Untuk itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis harus dilakukan secara profesional. (Kotler, 1994:2). Untuk itu, kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menghadapi persaingan global yang semakin kuat, pengelolaan kegiatan bisnis harus dilakukan secara profesional. (Kotler, 1994:2). Untuk itu, kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan setiap informasi bisnis tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan setiap informasi bisnis tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah. Pada saat ini dunia bisnis dihadapkan pada persaingan global dengan salah satu ciri yang menonjol adalah berkembangnya teknologi informasi yang sangat cepat.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Jasa Dunia usaha yang ada dalam kehidupan manusia sehari-hari dapat berkaitan dengan industri jasa dimana pada setiap tahunnya mengalami kemajuan yang cukup pesat seiring

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) juga diartikan sebagai pendekatan yang berfokus pada pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik persaingan dengan kompetitor lokal maupun asing. Hal tersebut dapat dilihat dengan ada-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan sumber daya

Lebih terperinci

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan

Lebih terperinci

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu Milestone Pencapaian Visi-Misi UB VISI UB Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia bisnis sekarang ini terus bersaing untuk menciptakan berbagai kebutuhan pelanggan (customer) yang semakin tinggi, dan semakin cerdas dalam memilih kebutuhannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam menjalankan suatu bisnis, pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang

Lebih terperinci

MERANCANG DAN MENGELOLA JASA BY : DIANA MA RIFAH

MERANCANG DAN MENGELOLA JASA BY : DIANA MA RIFAH MERANCANG DAN MENGELOLA JASA BY : DIANA MA RIFAH HAKEKAT JASA JASA : setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan industri terjadi begitu cepat dalam berbagai segi kehidupan, yang menyebabkan perkembangan pada setiap bidang usaha. Para pengusaha saat ini dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasan Pelanggan Perasaan puas pelanggan timbul ketika konsumen membandingkan persepsi mereka mengenai kinerja produk atau jasa dengan harapan mereka. Sementara itu kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan ekonomi yang semakin pesat dewasa ini menuntut setiap badan usaha yang bergerak dalam sektor perekonomian untuk dapat mengantisipasi semua

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa a. Konsep Jasa Jasa merupakan sarana aktivitas yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN

PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO 14001 SECARA BERSAMAAN Sumito Abstrak ISO seri 9000 tentang sistem manajemen mutu pertama kali diterbitkan oleh organisasi standardisasi internasional (ISO) pada tahun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Jasa 2.1.1 Definisi Perkembangan industri jasa semakin hari semakin pesat, hal ini untuk mendukung pertumbuhan industri lainnya yang membutuhkan jasa dalam operasionalnya.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi

PENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin berkembangnya jumlah permintaan produk pangan, semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi perusahaan untuk memproduksi pangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci