AUDIT OPERASIONAL ATAS JASA PELAYANAN JALAN TOL PADA PT. TRANSLINGKAR KITA JAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AUDIT OPERASIONAL ATAS JASA PELAYANAN JALAN TOL PADA PT. TRANSLINGKAR KITA JAYA"

Transkripsi

1 AUDIT OPERASIONAL ATAS JASA PELAYANAN JALAN TOL PADA PT. TRANSLINGKAR KITA JAYA SUMBARIO HARJANTO SUDARMO Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) ABSTRAK Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai tingkat efektif, efisien dan ekonomis atas pelaksanaan operasional PT. Translingkar Kita Jaya. Penelitian ini juga mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi masalah yang muncul pada perusahaan dan memberikan rekomendasi kepada pihak manajemen perusahaan atas hambatan-hambatan yang berkaitan dengan pelaksanaan operasional PT. Translingkar Kita Jaya guna meningkatkan efektif, efisien dan ekonomis pada kegiatan fungsi operasional perusahaan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data primer seperti hasil wawancara dengan pihak operasional dan observasi pada PT. Translingkar Kita Jaya, dan pemberian kuesioner berbentuk ICQ (Internal Control Questionaire). Kemudian menggunakan data sekunder seperti struktur organisasi perusahaan. Peneliti melakukan penelitian pada PT. Translingkar Kita Jaya karena perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan swasta yang melayani jasa pembangunan jalan tol dan konsultasi proyek fasilitas umum jalan dan jembatan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kegitan pelayanan jasa jalan tol pada PT. Translingkar Kita Jaya dapat dikatakan ekonomis, namun belum dapat dikatakan efektif dan efisien disebabkan perusahaan tidak memiliki visi misi yang secara resmi disampaikan kepada seluruh jajaran tenaga kerja yang mengakibatkan perusahaan tidak mempunyai tolak ukur penentuan strategi dalam pencapaian tujuan pada PT. Translingkar Kita Jaya. Kata Kunci : Audit Manajemen, Pelayanan Jasa, dan Jalan Tol. ABSTRACT The objective of this study was to determine the level of effectiveness, efficiency and economical of the operational implementation of PT. Translingkar Kita Jaya. This study also has the objective to identify the problems that exist in the company and provide recommendations to the management of the findings relating to the companies in order to increase the effectiveness, efficiency and economical. Type of research is a descriptive research using primary data such as interviews with the operation department and observation at PT. Translingkar Kita Jaya, and distributing the questionnaire form ICQ (Internal Control Questionnaire). By using secondary data such as companies organizational structure. The survey results found that the activities of toll road services at PT. Translingkar Kita Jaya can be concluded as economical, but not yet effective and efficient. It is because the companies does not have the estabilished vision and mission presented to the all employees. The consequence of this situation companies does not have a benchmark for determining the strategy of achieving the goals in PT. Translingkar Kita Jaya. Keywords: Audit Management, Services, and Toll Road

2 PENDAHULUAN Dengan berkembangnya suatu perusahaan menuntut pula perkembangan dibidang pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan bukan hanya mengenai pemeriksaan keuangan, tetapi pemeriksaan dapat juga bertujuan untuk menilai efektif, efisien dan ekonomis dari kegiatan fungsi tertentu dalam suatu entitas. Pihak audit dari perusahaan melakukan audit operasional agar dapat memperoleh hal mengenai kelemahan yang mungkin terjadi pada kegiatan tertentu terkait dengan efisien, efektif dan ekonomisnya. Di banyak lingkungan ekonomi multi-disiplin, organisasi selalu berusaha mencari cara untuk menerapkan prinsip ekonomi (kehematan), dengan cara yang efisien, dan hasil yang efektif yang dikenal dengan istilah spend less, spend well, dan spend wisely yang diutarakan oleh Rai (2008:37). Tinjauan operasional adalah alat yang digunakan untuk melakukan evaluasi tersebut, baik sendiri maupun sebagai bagian prosedur lain seperti benchmark, manajemen berdasarkan aktivitas, manajemen kualitas total, rekayasa ulang, dan sebagainya. Dalam melakukan kegiatan operasionalnya, manajemen perusahaan harus memiliki tata kelola yang baik demi keberlangsungan berjalannya perusahaan. Persaingan yang ketat menuntut perusahaan untuk dapat bersaing secara sehat dan kritis agar dapat bersaing pada bidang perusahaannya masing-masing. Oleh karena itu, untuk mewujudkan tata kelola yang baik manajemen membutuhkan perencanaan yang tepat dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mendukung operasional tetap berjalan dengan memadai. Demi menjalankan roda perekonomian agar tetap berjalan, setiap individu atau perusahaan dituntut memiliki mobilitas tinggi dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan. Maka dari itu, pemanfaatan sumber daya yang telah disediakan harus dipergunakan secara cermat. Jalan tol merupakan sarana lalu lintas yang disediakan pemerintah dalam rangka meningkatkan mobilitas masyarakat dan entitas pada suatu wilayah tertentu. Dengan didirikannya akses jalan tol pada suatu wilayah dapat menjadi faktor pendukung berkembangnya wilayah tersebut. PT. Translingkar Kita Jaya merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang penyelenggaraan dan melaksanakan proyek pembangunan ruas dan proyek jalan tol. Maksud diadakannya kegiatan pelaksanaan pelaksanaan proyek jalan tol tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses lalu lintas masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan yang lebih efektif dan efisien. Penulis memilih perusahaan ini sebagai objek penelitian untuk menganalisa dan mengevaluasi prosedur kinerja perusahaan konstruksi yang mengutamakan pelayanan pada setiap konsumennya terutama pengguna lalu lintas itu sendiri dan memerlukan pengawasan juga perhatian yang ketat pada segi kinerja pelayanan jasa itu sendiri. Dengan tujuan memeriksa dan mengevaluasi aktifitas penjualan jasa berkaitan dengan efektifitas dan efisiensi kegiatan yang dilaksanakan perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengevaluasi apakah kegiatan pembiayaan konsumen yang dilakukan PT. Translingkar Kita Jaya sudah diterapkan secara efektif, efisien dan ekonomis. Dalam rangka membahas Audit Operasional atas Jasa Pelayanan Jalan Tol pada PT. Translingkar Kita Jaya adalah apakah siklus pengoperasian jalan tol yang berskala besar yang dilakukan telah dikelola secara efektif dan efisien sesuai dengan SOP dan job description yang dimiliki perusahaan. Dalam rumusan tersebut dibahas mengenai Apa saja perbaikan-perbaikan yang diperlukan agar operasional jalan tol pada PT. Translingkar Kita Jaya dapat berjalan efektif dan efisien. METODE PENELITIAN Untuk mendapatkan hasil dan bukti yang relevan pada penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data dan informasi yang bertujuan setelah selesainya penelitian yang dilakukan dapat menjadi masukkan bagi perusahaan yang diteliti agar perusahaan tersebut dapat beroperasi dengan lebih efektif, efisien, dan ekonomis dari yang sebelumnya. Metode dari penelitian itu sendiri adalah: 1. Penelitian Literatur (Library Research) Metode pengumpulan data dengan cara mempelajari sumber-sumber yang berasal dari buku-buku yang berkaitan dengan akuntansi, auditing, segala yang bersangkutan dengan audit operasional, dan sebagainya sebagai pendukung teori dari permasalahan yang akan dibahas. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mendatangi langsung ke perusahaan yang akan diteliti yang dimaksudkan mendapatkan data primer dari perusahaan. Dan metode dari field research itu sendiri meliputi: a) Observasi Penulis melakukan penelitian dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai objek penelitian. Mendatangi bagian operasional dan mengkaji data mengenai tahap penghitungan lalu lintas tol dan pengumpulan pendapatan jalan tol dari data-data atau sumber yang dapat dipercaya.

3 b) Wawancara Penulis akan memberikan pertanyaan kepada divisi operasional perusahaan berkaitan dengan aktifitas operasional pada perusahaan tersebut. c) Internal Control Questionaire (ICQ) Definisi Internal Control Questionaire (ICQ) menurut Agoes (2010:104) menjelaskan bahwa: Internal Control Questionaire (ICQ) digunakan untuk mempelajari internal control yang terdapat pada perusahaan, ICQ dilakukan dengan cara saling tanya jawab jawab antara auditor dengan klien. ICQ yang digunakan pada penelitian ini bisa dilihat pada lampiran 1 (L-1) pada lembar lampiran penelitian ini. ICQ biasanya dikelompokkan sebagai berikut: a. Umum. Biasanya pertanyaan menyangkut struktur organisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab, akta pendirian dan pertanyaan umum lainnya mengenai keadaan perusahaan. b. Akuntansi. Berisi pertanyaan menyangkut keadaan pembukuan perusahaan. Misalnya, apakah proses pembukuan dilakukan secara manual atau computerized. Jumlah dan kualifikasi tenaga di bagian akuntansi dan lain-lain. c. Siklus Penjualan-Piutang-Penerimaan Kas. Berisi pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur yang terdapat dalam siklus penjualan (kredit dan tunai), utang dan pengeluaran kas. d. Persediaan. Berisi pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur penyimpanan dan pengawasan fisik persediaan, sistem pencatatan dan metode penilaian persediaan dan stock opname. e. Surat Berharga (Securities). Berisi pertanyaan menyangkut surat berharga. Otoritas untuk pembelian dan penjualan surat berharga dan penilaiannya. f. Aset Tetap. Berisi pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur penambahan dan pengurangan aset tetap, pencatatan dan penilaian aset tetap dan lain-lain. g. Gaji dan Upah. Berisi pertanyaan menyangkut kebijakkan personalia (Human Resource Development) serta sistem dan prosedur pembayaran gaji dan upah. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat mendistribusikan Internal Control Questionaire (ICQ) kepada klien adalah sebagai berikut: a. Auditor harus menanyakan langsung pertanyaan-pertanyaan di ICQ kepada klien dan mengisi sendiri jawabannya, jangan sekedar menyerahkan ICQ kepada klien untuk diisi. b. Untuk repeat engagement (penugasan yang berikutnya) ICQ tersebut harus dimutakhirkan berdasarkan hasil Tanya jawab dengan klien. c. Adanya kecenderungan bahwa klien akan memberikan jawaban seakan-akan pengendalian internal sangat baik. Karena itu harus melakukan compliance test untuk membuktikan efektivitas dari pengendalian internal klien. HASIL DAN BAHASAN Setelah menganalisis dan mengevaluasi jasa pelayanan jalan tol yang dilakukan oleh PT. Translingkar Kita Jaya, penulis selaku auditor menemukan beberapa masalah atau kelemahan dalam proses penghitungan lalu lintas tol serta proses pemasukkan pendapatan jalan tol. Berikut ini adalah kelemahan yang ditemukan: 1. Perusahaan tidak Memiliki Jumlah Karyawan yang Memadai sehingga Terjadinya Rangkap Tugas. A. Kondisi: Berdasarkan hasil wawancara ICQ menyatakan bahwa sampai saat ini sistem rotasi karyawan belum diberlakukan sesuai dengan pernyataan Surat Keputusan Direksi No: 042/XI/KPTS/2013 pada tanggal 25 November 2013 menyatakan belum diberlakukannya sistem rotasi atau mutasi karyawan, pernyataan tersebut tidak dapat dikatakan temuan karena merupakan keputusan resmi dari pihak top management. Tetapi setelah dilakukannya peninjauan lebih lanjut pada perusahaan, mengacu pada struktur organisasi, dimana posisi sekretaris karyawan dan kepala operasi dan pemeliharaan diotorisasikan kepada 1 karyawan. Dan

4 berdampak terjadinya beberapa karyawan yang bekerja pada perusahaan mendapat tugas rangkap supaya rencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya tetap berjalan. B. Penyebab: PT. Translingkar Kita Jaya baru beroperasi secara resmi pada tahun 2013 terbilang sebagai perusahaan yang baru berdiri pada tahun tersebut. Dengan kata lain, perusahaan belum memiliki jumlah karyawan yang memadai pada operasional perusahaannya. Karena jumlah pekerja yang belum signifikan, beberapa pekerjaan yang memerlukan banyak tenaga kerja hanya dikerjakan oleh beberapa karyawan yang bekerja pada divisi/bagian tersebut. C. Akibat: Akibat dari kurang memadainya jumlah tenaga kerja pada perusahaan, terdapatnya perangkapan tugas. Hal tersebut menyebabkan ketidak efisienan karyawan dalam melakukan tugas mereka. Walaupun sebagian besar dari seluruh tenaga kerja pada PT. Translingkar Kita Jaya mempunyai pengalaman kerja diatas rata-rata, terdapat beberapa tenaga kerja yang belum menguasai secara memadai mengenai pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan. Selain itu, pengalaman yang diatas rata-rata tersebut tidak menjamin mereka dapat bekerja secara efektif dan efisien. Mengacu pada keterbatasan pengendalian internal, Kolusi dapat diakibatkan bobolnya pengendalian internal yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh pengendalian internal yang dirancang (Mulyadi, 2013:181), kejadian tersebut dapat menjadi salah satu akibat apabila dilakukannya rangkap tugas dan dikerjakan oleh orang yang sama dalam periode jangka panjang. D. Kriteria: Mengacu pada komponen pengendalian internal menurut Mayangsari dan Wandanarum (2013:61) yaitu Orangorang yang dipekerjakan harus memiliki kualifikasi untuk melaksanakan tugas yang diberikan yang berarti seorang pegawai tidak boleh diberikan 2 jabatan yang berbeda yang dapat menurunkan efisiensi dan efektifitas dari pekerjaan mereka. Dengan kata lain, perusahaan tidak boleh ada rangkap jabatan. E. Rekomendasi: Dibutuhkan penambahan jumlah karyawan untuk mecukupi kuota karyawan yang dibutuhkan perusahaan, sesuai dengan spesifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan. Hal tersebut dilakukan guna menghilangkan rangkap jabatan atau rangkap tugas yang diberikan oleh perusahaan kepada para pegawai dimana hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan efisiensi pekerjaan karyawan tersebut. Contohnya, pemberian tugas yang berlebih dan tugas yang tidak sesuai dengan bidangnya. Pihak manajemen juga disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga kerja yang memiliki kualitas kinerja yang baik dan memiliki pengalaman bekerja yang memenuhi syarat sebagai referensi dalam penambahan tenaga kerja pada perusahaan. 2. Perusahaan Belum Memiliki Visi dan Misi yang Jelas dan Tersampaikan secara Resmi Kepada Seluruh Pegawai Perusahaan. A. Kondisi: Perusahaan secara resmi belum memiliki visi dan misi yang menjadi tolak ukur atau tujuan dari berdirinya perusahaan tersebut. Dengan kata lain, para pegawai yang bekerja pada perusahaan bekerja mengikuti perintah atasan dan berdasarkan pengalaman yang pernah dijalani sebelumnya. B. Kriteria: Dengan adanya visi dan misi pada perusahaan, seluruh jajaran tenaga kerja pada perusahaan akan mendapat gambaran mengenai apa yang akan dicapai oleh perusahaan dalam menentukan arah dan fokus strategi perusahaan. Visi adalah suatu pernyataan tentang tujuan dari sebuah organisasi yang diungkapkan dan diekspresikan melalui produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai yang didapatkan juga aspirasi yang didapatkan dimasa yang akan datang. Sedangkan tujuan dari dibuatnya visi yaitu membuat sebuah cerminan sesuatu yang akan dicapai perusahaan itu sendiri. Kemudian pengertian misi yaitu pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha untuk mewujudkan visi. Sedangkan misi adalah cara mencapai tujuan dan alasan mengapa usaha itu ada, misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan dalam proses pencapaian tujuan. (Kotler, 2009:407). C. Penyebab: Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak perusahaan, PT. Translingkar Kita Jaya yang baru beroperasi pada tahun 2013 masih berkonsentrasi pada proses pengadaan tanah untuk melakukan pembangunan proyek. Sehingga pihak manajemen belum mendapat perhatian khusus merumuskan pembuatan visi misi yang digunakan pada PT. Translingkar Kita Jaya. D. Akibat: Pihak perusahaan terutama sumber daya manusia yang bekerja tidak mempunyai tolak ukur untuk membentuk suatu strategi perusahaan secara jelas dan terperinci guna mencapai goal dari berdirinya perusahaan secara jangka panjang. Pegawai pun tidak dapat mengetahui secara jelas pada saat melakukan tahap pengerjaan dan pengambilan

5 keputusan karena belum mengetahui acuan yang harus digunakan karena tidak semua pegawai yang ada dalam perusahaan memiliki pengalaman dan decision making yang cukup dalam menyelesaikan tugas dan masalah yang terjadi dilapangan. E. Rekomendasi: Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak perusahaan yang masih berkonsentrasi pada proses pengadaan tanah dan pembangunan jalan tol, pihak manajemen diharuskan berkonsultasi dengan pihak top management dalam perumusan tentang pembuatan visi dan misi perusahaan sesegera mungkin. Sebagai suatu kesatuan dalam sebuah organisasi perlu menerapkan dan mengembangkan kemampuan manajemen termasuk juga penerapan strategi visi dan misinya guna mencapai tujuan yang diinginkan dengan mengarahkan segenap potensi dan strategi serta taktik yang tepat untuk diaplikasikan. Dalam proses perumusan visi misi perusahaan, pihak manajemen harus memperhatikan beberapa aspek menurut Kotler (2009:408) diantaranya: A. Visi: a. Dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan. b. Dapat dikomunikasikan dan dapat dimengerti oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan. c. Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman. d. Memiliki nilai yang memang diinginkan oleh anggota organisasi perusahaan. e. Terfokus pada permasalahan instansi perusahaan agar dapat beroperasi. B. Misi: a. Memberikan arah usaha. b. Memfokuskan langkah-langkah yang akan diambil. c. Objektif, target dan program perusahaan dirancang berdasarkan misi yang sudah dibentuk. d. Membimbing aksi dalam berbagai tingkat. e. Membantu mencegah karyawan agar tidak salah melangkah. 3. Prosedur Pengupulan Pendapatan Jalan Tol Belum Disosialisasikan secara Memadai kepada Petugas Tol. A. Kondisi: Pihak middle management belum mensosialisasikan prosedur pemasukkan jalan tol secara memadai kepada petugas tol terutama petugas gardu yang baru bekerja pada PT. Translingkar Kita Jaya. Perusahaan belum menjelaskan secara terperinci berkaitan dengan prosedur pemasukkan jalan tol kepada pegawai baru dan pegawai tersebut mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaannya karena penjelasan yang diberikan kurang memadai. B. Penyebab: Penyebab belum memadainya penjelasan prosedur pengumpulan pendapatan jalan tol kepada pegawai perusahaan disebabkan kurangnya perhatian pihak manajemen kepada petugas baru yang bekerja pada perusahaan sehingga kurangnya kesempatan karyawan baru untuk mendapat penjelasan yang memadai tentang prosedur pemasukkan jalan tol. Dalam hal ini, penjelasan mengenai prosedur pengumpulan pendapatan tol yang tidak disosialisasikan secara memadai. C. Akibat: Dampak yang terjadi atas kurangnya penjelasan mengenai prosedur pengumpulan pendapatan yang terdapat pada perusahaan yaitu seringnya terjadi kesalahan pengambilan tindakan pada saat proses penyetoran pemasukkan sehingga kejadian ini juga berdampak buruk pada pendapatan perusahaan. Dan terdapat kejadian dimana pegawai yang bekerja melangkahi prosedur yang seharusnya dilakukan sehingga menimbulkan masalah baru pada proses pengumpulan pendapatan jalan tol. D. Kriteria: Secara umum, SOP adalah suatu set instruksi (perintah kerja) terperinci dan tertulis yang harus diikuti demi mencapai keseragaman dalam menjalankan suatu pekerjaan tertentu (terperinci, instruksi tertulis untuk mencapai keseragaman kinerja fungsi tertentu) dengan berpedoman pada tujuan yang harus dicapai. Karena prosedur pendapatan adalah prosedur yang harus dijalankan secara signifikan dan memadai, setiap pegawai yang turut andil dalam pelaksanaan tersebut harus menerapkan dan paham betul mengenai SOP yang berlaku agar terciptanya proses bisnis yang efektif dan efisien dan hambatan dapat dihindari sesegera mungkin. Apabila SOP pengumpulan pendapatan jalan tol yang digunakan tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh pegawai dapat dikhawatirkan pegawai akan menyalahi atau melangkahi prosedur yang seharusnya dilaksanakan sehingga dapat terjadi kesalahan pada saat proses bisnis tersebut. E. Rekomendasi: Pihak manajemen disarankan untuk memberikan penjelasan secara spesifik dan mendetail berhubungan dengan prosedur pengumpulan pendapatan yang dijalankan oleh setiap karyawan yang bekerja pada perusahaan. Atau

6 perusahaan dapat memberikan prosedur berupa manual / tertulis mengenai instruksi-instruksi yang harus dilakukan pada saat bekerja untuk mempermudah para karyawan dalam memahami dan menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) yang digunakan pada perusahaan. Komunikasi antar pegawai yang bersangkutan juga dinilai penting dalam proses penerapan dan pemahaman prosedur yang diberikan kepada pegawai, karena dengan adanya komunikasi antar pegawai baru dengan pegawai lama akan menambah kesempatan untuk lebih memahami tentang proses berjalannya prosedur pemasukkan pendapatan jalan tol. 4. Hasil Penghitungan Lalu Lintas Jalan Tol tidak Sesuai dengan Realisasi Pemasukkan Jalan Tol. A. Kondisi: Hasil penghitungan lalu lintas yang dilakukan pada gardu masuk tol tidak sesuai dengan Setoran Pengumpulan Tol (SPT) yang dilakukan oleh petugas tol. Hal tersebut berpengaruh kepada pendapatan perusahaan dalam mencapai profit yang telah ditetapkan sebelumnya. B. Penyebab: Penyebab terjadinya ketidaksesuaian antara penghitungan lalu lintas tol dengan Setoran Pengumpulan Tol dapat disebabkan oleh 2 pihak, yaitu pihak petugas pengumpul tol dan kendaraan yang memasuki ruas area jalan tol itu sendiri. Dari segi internal, faktor yang menjadi penyebab ketidaksesuaian yaitu: a. Terdapat beberapa petugas lapangan yang menyalahi aturan dengan mengambil uang hasil transaksi tol tersebut dan menyebabkan hasil penyetoran tidak sesuai dengan laporan atau cash box yang dibawa oleh petugas gardu tersebut. b. Mesin Karcis Tanda Masuk (KTM) mengeluarkan kartu yang tidak sesuai dengan golongan kendaraan yang berdampak tidak sesuainya tarif dengan golongan kendaraan yang memasuki ruas area jalan tol. c. Perangkat pada gardu masuk tol secara tiba-tiba tidak berfungsi dan beberapa kendaraan yang seharusnya terinput ke dalam penghitungan lalu lintas tol tidak tercatat ke dalam data yang akan dikirimkan ke Tata Usaha Gerbang Tol. Dari segi eksternal, penyebab ketidaksesuaian yang disebabkan oleh kendaraan itu sendiri terdiri dari beberapa hal yaitu: a. Kendaraan yang lolos, dimana kendaraan melarikan diri dan tidak melakukan transaksi pembayaran tol. b. Salah golongan, kendaraan yang memasuki gardu tidak sesuai dengan tarif yang telah ditentukan oleh perusahaan pengelola jalan tol. Transaksi khusus, dimana pemakai jalan diharuskan untuk membayar dua kali jarak terjauh: a. Kendaraan tidak dapat menyerahkan KTM pada saat keluar wilayah tol tersebut. b. Pemakai ruas jalan tol merusak KTM yang akan digunakan untuk melakukan transaksi pada gardu keluar tol. c. Kendaraan menyerahkan KTM dengan identitas gerbang yang sama (U. Turn) Pada kejadian ini pemakai jalan langsung bertransaksi dengan kepala shift yang bertugas pada saat itu. C. Akibat: Untuk keberlangsungan perusahaan itu sendiri, perusahaan memerlukan pencapaian target termasuk dalam hal pendapatan. Maka dari itu, perusahaan harus bisa meminimalisir hambatan yang terjadi pada lapangan atau dalam manajemen perusahaan itu sendiri. Dengan terjadinya kejadian yang telah dijelaskan sebelumnya, pendapatan yang ditargetkan oleh perusahaan dari pengelolaan lalu lintas menjadi terhambat dalam rangka pencapaian target perusahaan. Dampak dari ketidaksesuaian antara penghitungan dengan SPT yang dijalankan oleh perusahaan juga berdampak buruk pada keberlangsungan operasional perusahaan karena pihak perusahaan mengalami kerugian dan operasional pada manajemen dan operasional lapangan itu sendiri. D. Kriteria: Seharusnya penghitungan yang telah dilakukan pada gardu masuk tol sesuai dengan Setoran Pengumpulan Tol (SPT) yang disetorkan oleh petugas gardu. Karena tujuan dilakukannya penghitungan lalu lintas kendaraan berikut dengan penggolongan jenis kendaraan, asal gerbang masuk dan tarif kendaraan yaitu sebagai data pendukung apakah realisasi pemasukkan tol telah sesuai dengan penghitungan pada awal transaksi sebelumnya. E. Rekomendasi: Untuk meminimalisir ketidaksesuaian penghitungan lalu lintas dengan SPT, disarankan untuk perusahaan melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap aktifitas pengumpulan pendapatan tol yang dilakukan oleh staff audit internal PT. Translingkar Kita Jaya. Dimana pemeriksaan tersebut dapat meminimalisir penyimpangan-

7 penyimpangan yang terjadi dilapangan. Kemudian dari segi perangkat yang digunakan untuk melakukan penghitungan lalu lintas tol disarankan untuk melakukan maintenance perangkat hardware maupun software secara rutin guna meminimalisir terjadinya kesalahan sistem dan kerusakkan pada perangkat-perangkat yang menjadi sarana pendukung penghitungan lalu lintas dengan metode komputerisasi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan dari Bab 4 atas penelitian yang telah penulis teliti mengenai Audit Operasional atas Jasa Pelayanan Tol pada PT. Translingkar Kita Jaya untuk mengukur ekonomis, efisiensi dan efektivitas dalam manajemen perusahaan, maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Kinerja pada PT. Translingkar Kita Jaya belum dapat dikatakan efektif dan efisien mengingat perusahaan belum memiliki visi dan misi yang jelas dan belum tersampaikan secara resmi oleh pihak perusahaan. mengacu pengertian visi dan misi menurut Kotler (2009:407) Visi adalah suatu pernyataan tentang tujuan dari sebuah organisasi yang diungkapkan dan diekspresikan melalui produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai yang didapatkan juga aspirasi yang didapatkan dimasa yang akan datang, Sedangkan misi yaitu pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha untuk mewujudkan visi. Dengan kata lain, apabila tenaga kerja perusahaan belum mengetahui visi misi yang dimiliki perusahaan, mereka belum mengetahui secara persis tolak ukur untuk membentuk suatu strategi perusahaan secara jelas dan terperinci guna mencapai goal dari berdirinya perusahaan secara jangka panjang. 2. PT. Translingkar Kita Jaya telah menjalankan prosedur penghitungan lalu lintas jalan tol dan prosedur pemasukkan tol sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang digunakan pada perusahaan. Sehingga kinerja pada 2 tahapan tersebut dapat dinilai efisien menurut penulis selaku auditor. 3. Penilaian terhadap kinerja karyawan dinilai belum efektif karena mengacu pada struktur organisasi perusahaan terdapat 1 tenaga kerja yang menjabat 2 posisi sekaligus pada divisi yang berbeda. Dan menurut hasil wawancara, penyebab munculnya rangkap pekerjaan ini disebabkan jumlah tenaga kerja PT. Translingkar Kita Jaya yang belum memadai. 4. Penilaian terhadap kinerja karyawan belum dilakukan secara efektif mengingat kinerja dari setiap sumber daya manusia yang bekerja pada PT. Translingkar Kita Jaya belum berjalan secara maksimal dan pengawasan terhadap peningkatan atau turunnya kinerja karyawan telah dilakukan belum dilakukan secara efektif dan efisien. 5. Pihak manajemen dinilai belum efektif karena kurangnya perhatian terhadap jumlah tenaga kerja yang belum memadai guna menciptakan proses kinerja yang efektif dan efisien. 6. Pada tahap pemasukkan tol, penjelasan mengenai prosedur belum berjalan secara efektif karena kurangnya sosialisasi antara pihak petugas dengan pihak manajemen. Dampak yang terjadi atas kurangnya penjelasan mengenai prosedur pengumpulan pendapatan tol yang terdapat pada perusahaan yaitu seringnya terjadi kesalahan pengambilan tindakan pada saat proses penyetoran pemasukkan sehingga kejadian ini juga berdampak buruk pada pendapatan perusahaan. Dan terdapat kejadian dimana pegawai yang bekerja melangkahi prosedur yang seharusnya dilakukan sehingga menimbulkan masalah baru pada proses pemasukkan jalan tol. 7. Hasil penghitungan lalu lintas jalan tol tidak sesuai dengan realisasi pemasukkan jalan tol. Penyebab terjadinya ketidaksesuaian antara penghitungan lalu lintas tol dengan Setoran Pengumpulan Tol dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Dari segi internal yaitu petugas yang kurang cermat dalam menjalankan tugasnya, sedangkan dari segi eksternal pengendara yang memasuki area jalan tol secara sengaja atau tidak melakukan beberapa kesalahan yang berakibat hasil pendapatan dengan penghitungan yang dilakukan sebelumnya menjadi tidak balance. 8. Seluruh hasil dari penghitungan dan pemasukkan jalan tol dinilai efisien karena seluruh hasil tersebut telah dibuatkan laporan pada setiap harinya kemudian dibuatkan rekapitulasi setiap bulannya. Setelah melakukan analisa terhadap permasalahan yang terjadi pada jasa pelayanan jalan tol atas penghitungan lalu lintas tol serta pemasukkan setoran tol, penulis selaku auditor akan memberikan saran yang diharapkan dapat berguna bagi perbaikan fungsi- fungsi tersebut dalam perusahaan berikut adalah saran yang diberikan: 1. Pihak PT. Translingkar Kita Jaya disarankan melakukan penambahan karyawan untuk mencegah terjadinya rangkap jabatan yang telah terjadi pada perusahaan dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja karyawan agar mereka mendapat uraian tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan porsinya masing-masing. 2. Perusahaan perlu menerapkan dan mengembangkan kemampuan manajemen termasuk juga penerapan strategi visi dan misinya guna mencapai tujuan yang diinginkan dengan mengarahkan segenap potensi dan strategi bisnis yang

8 tepat untuk diaplikasikan. Dalam proses perumusan visi misi perusahaan, pihak manajemen harus memperhatikan beberapa aspek menurut Kotler (2009:408) diantaranya: A. Visi: a) Dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan. b) Dapat dikomunikasikan dan dapat dimengerti oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan. c) Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman. d) Memiliki nilai yang memang diinginkan oleh anggota organisasi perusahaan. e) Terfokus pada permasalahan instansi perusahaan agar dapat beroperasi. B. Misi: a) Memberikan arah usaha. b) Memfokuskan langkah-langkah yang akan diambil. c) Objektif, target dan program perusahaan dirancang berdasarkan misi yang sudah dibentuk. d) Membimbing aksi dalam berbagai tingkat. e) Membantu mencegah karyawan agar tidak salah melangkah. 3. Pihak manajemen disarankan untuk memberikan penjelasan secara spesifik dan mendetail berhubungan dengan prosedur pengumpulan pendapatan tol yang dijalankan oleh setiap karyawan yang bekerja area ruas jalan tol. Atau perusahaan dapat memberikan prosedur berupa manual/tertulis mengenai instruksi-instruksi yang harus dilakukan pada saat bekerja untuk mempermudah para karyawan dalam memahami dan menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) yang digunakan pada perusahaan. Komunikasi antar pegawai yang bersangkutan juga dinilai penting dalam proses penerapan dan pemahaman prosedur yang diberikan kepada pegawai, karena dengan adanya komunikasi antar pegawai baru dengan pegawai lama akan menambah kesempatan untuk lebih memahami tentang proses berjalannya prosedur pemasukkan pendapatan jalan tol. Untuk meminimalisir ketidaksesuaian penghitungan lalu lintas dengan SPT, sebaiknya pihak bagian operasional mengevaluasi hal-hal yang menyebabkan terjadinya hambatan dalam penghitungan dan setoran tol terutama pada aspek internal perusahaan. dan bagian operasional perusahaan disarankan berkoordinasi dengan staff audit internal untuk memperketat untuk melakukan pemeriksaan terhadap segala proses kinerja karyawan yang berada di lapangan untuk meminimalisir penyimpangan-penyimpangan yang berpotensi terjadi di lapangan. Kemudian dari segi perangkat yang digunakan untuk melakukan penghitungan lalu lintas tol disarankan untuk melakukan maintenance perangkat hardware maupun software secara rutin guna meminimalisir terjadinya kesalahan sistem dan kerusakkan pada perangkat-perangkat yang menjadi sarana pendukung penghitungan lalu lintas dengan metode komputerisasi. 4. Mengacu pada keterbatasan pengendalian internal, Kolusi dapat diakibatkan bobolnya pengendalian intern yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh pengendalian internal yang dirancang (Mulyadi, 2013:181), kejadian tersebut dapat menjadi salah satu akibat apabila dilakukannya rangkap tugas dan dikerjakan oleh orang yang sama dalam periode jangka panjang. Setelah pihak manajemen melakukan proses penambahan karyawan pada perusahaan, penulis selaku auditor menyarankan untuk memberlakukan rotasi pekerjaan guna meminimalisir potensi tindak kecurangan yang dapat terjadi pada perusahaan guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas pada PT. Translingkar Kita Jaya. REFERENSI Agoes, Sukrisno. Hoesada, Jan (2012). Bunga Rampai Auditing. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Arens, A. A., Elder, R.J., Beasley M.S. (2008). Auditing and Assurance Service, 12th Edition. Jakarta: Penerbit Erlangga. Bhayangkara, I.B.K. (2008). Audit Manajemen : Prosedur dan implementasi, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Erwin & Tunggal, Amin Widjaja (2008). Audit Pemasaran (Suatu Pengantar) Penerbit: Harvarindo. Ermayanti, D. (2010). Audit Manajemen dan Fungsi Pemasaran / Hanggareni, D. (2010). Pengelolaan Resiko Usaha. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia.

9 Kotler, P., & Keller, K. L. Alih bahasa Molan, B. (2009). Manajemen Pemasaran Edisi 13. Jakarta: Penerbit PT Indeks. Kotler, P., & Keller, K. (2012). Marketing Management 14E Edition. Jakarta: Penerbit PT Indeks. Mayangsari, S., Puspa, W. (2013). Auditing: Pendekatan Sektor Publik dan Privat. Jakarta: Media Bangsa. Leung, P., Corran, P., Cooper., B.J., Richardson., P. (2011). Modern Auditing & Assurance Service. Queensland: John WiIey & Sons Australia, Ltd. Rai., I.G.A. (2008). Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Sunyoto, D. (2013). Auditing: Pemeriksaan Akuntansi, Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service. Sofiani, F. (2013). Audit Manajemen atas Pelayanan Jasa Iklan pada PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia. Skripsi S1. Jakarta. Universitas Bina Nusantara. Silfkan, R. (2013). Audit Manajemen atas Pelayanan Jasa pada PT. Bianglala Metropolitan Cabang Pekanbaru. Skripsi S1. Jakarta. Universitas Bina Nusantara. Tunggal, A. W. (2010). Dasar-Dasar Audit Operasional. Jakarta: Harvarindo. Tunggal, A. W. (2013). Pokok-Pokok Auditing dan Jasa Asuransi. Jakarta: Harvarindo. RIWAYAT PENULIS Sumbario Harjanto, lahir di Jakarta, 28 September Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2015.

AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KERTA RAHARJA KABUPATEN TANGERANG

AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KERTA RAHARJA KABUPATEN TANGERANG AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KERTA RAHARJA KABUPATEN TANGERANG ANNISA SYAFIRA Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp:

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PEMASARAN PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE INDONESIA (CABANG INSPIRING AGENCY)

AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PEMASARAN PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE INDONESIA (CABANG INSPIRING AGENCY) AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PEMASARAN PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE INDONESIA (CABANG INSPIRING AGENCY) RENDY IRAWAN Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) 53696969 Email:

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. ANINDOJAYA SWAKARSA

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. ANINDOJAYA SWAKARSA AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. ANINDOJAYA SWAKARSA DIMAS RADITO SURYO Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) 53696969 Email : radito.dimas@gmail.com Dosen

Lebih terperinci

Kata Kunci : Audit Manajemen, Pelayanan Jasa, dan Hotel

Kata Kunci : Audit Manajemen, Pelayanan Jasa, dan Hotel AUDIT MANAJEMEN ATAS PELAYANAN JASA PADA BLUE SKY PANDURATA BOUTIQUE HOTEL JESISCA NATALIA Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) 53696969 Email: jesisca.natalia@gmail.com

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT TAKENAKA INDONESIA

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT TAKENAKA INDONESIA AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT TAKENAKA INDONESIA Adhe Rizkiyanto (1401078355) Universitas Bina Nusantara 081286230853 adhe.rizkiyanto@yahoo.com Drs. Sudarmo, M.M. (D1138) ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 ISSN

Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 ISSN AUDIT FUNGSI PEMASARAN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI KINERJA PEMASARAN (Studi Kasus pada Perusahaan Kecap MURNI JAYA Kediri) Oleh: Novita Rahmawati ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada perusahaan

Lebih terperinci

PENERAPAN AUDIT KINERJA UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS PROSES PRODUKSI DAN OPERASI PADA CV.TRIAS ADHICITRA

PENERAPAN AUDIT KINERJA UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS PROSES PRODUKSI DAN OPERASI PADA CV.TRIAS ADHICITRA PENERAPAN AUDIT KINERJA UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS PROSES PRODUKSI DAN OPERASI PADA CV.TRIAS ADHICITRA Hizkia Rendy Sutantijo Gatot Imam Nugroho, Drs, Ak, MBA BINUS UNIVERSITY, Jl. Kemanggisan Ilir III/45,

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit manajemen pada PT. MJPF Farma Indonesia akan dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan dan merencanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang sedang ditingkatkan oleh pemerintah Indonesia mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan mempunyai beberapa permasalahan sebagai berikut: Permasalahan pertama adalah adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama bagi perusahaan dagang, mereka akan berusaha untuk mencapai laba yang

BAB I PENDAHULUAN. terutama bagi perusahaan dagang, mereka akan berusaha untuk mencapai laba yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal, terutama bagi perusahaan dagang, mereka akan berusaha untuk mencapai laba yang semaksimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dari berbagai bidang usaha mengalami kemajuan yang cukup pesat di Indonesia, baik bidang industri maupun bidang yang dituntut menghasilkan produk

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PADA PELANGGAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

AUDIT OPERASIONAL PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PADA PELANGGAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR AUDIT OPERASIONAL PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PADA PELANGGAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : ILVIA AULIA RACHMAH NIM : 2013411039 SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin Berkembangnya Perekonomian di dunia saat ini tentunya menuntut semua perusahaan yang telah berdiri cukup lama agar tetap mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semua perusahaan memiliki pola kegiatan dan jenis usaha yang berbedabeda tetapi pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, manajemen perusahaan harus memiliki tata kelola manajemen yang baik khususnya pada era globalisasi saat ini.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Pembahasan audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada Lei Garden Restaurant dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang telah

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian di PT Dharma Sakorindo Perkasa serta pembahasan hasil penelitian dalam bab 4, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini ialah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit dan Jenis-jenis Audit II.1.1. Pengertian Audit Perusahaan-perusahaan harus melakukan audit atas laporan keuangan maupun audit atas operasi dan audit atas ketaatan,

Lebih terperinci

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika KAJIAN TEORITIS PERANAN INTERNAL AUDITOR Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika ABSTRACT Internal auditor as internal examination which evaluating all the operation

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, perekonomian dunia dihadapkan pada perdagangan bebas dan pasar terbuka. Semua produk dan jasa dari suatu negara akan bebas

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BUMI MAESTROAYU

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BUMI MAESTROAYU AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BUMI MAESTROAYU Susanti Jln. Kepa Duri Mas no.413c 08176739949 uchanz_13@yahoo.com Dosen Pembimbing Sudarmo, Drs., MM ABSTRAK Penjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. Auditing adalah suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, manufaktur ataupun jasa pasti memiliki tujuan bisnis, yaitu untuk memperoleh keuntungan. Dalam mencapai tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Situasi Indonesia yang tidak menentu saat ini sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari melemahnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dayanya untuk dapat bertahan di persaingan yang semakin ketat ini.

BAB I PENDAHULUAN. dayanya untuk dapat bertahan di persaingan yang semakin ketat ini. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis ekonomi mengalami peningkatan yang pesat. Setiap perusahaan berusaha bersaing untuk memperluas pangsa pasarnya baik di dalam maupun luar

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Operational Audit, Intern Control, Purchasing.

ABSTRACT. Keywords: Operational Audit, Intern Control, Purchasing. ABSTRACT The increasing competition makes any company have a must to improve intern control on their operational activities, several of which is function of purchase activities. The aim of conducting this

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dalam melakukan penelitian mengenai pengelolaan operasional PT Herlinah Cipta Pratama, peneliti

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dalam melakukan penelitian mengenai pengelolaan operasional PT Herlinah Cipta Pratama, peneliti BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dalam melakukan penelitian mengenai pengelolaan operasional PT Herlinah Cipta Pratama, peneliti menggunakan empat tahap audit manajemen yaitu tahap perencanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINAL SKRIPSI... ABSTRAK... ABSTRACT... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah mendapatkan laba semaksimal mungkin dalam waktu yang tidak terbatas, sehingga perusahaan mampu mendapatkan laba yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Every company has a pattern of activities and different types of business, but have the same goal of achieving optimum profit. Company is expected to reach or exceed the targets set in order to

Lebih terperinci

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG ELITA Perum BTN Buni Asih Jalan Delima B4 No.30 Cikarang, 085921680176, lita_niez@rocketmail.com Gatot

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS PROSEDUR PENJUALAN KREDIT DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN PADA CV SAYAP MEDIA

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS PROSEDUR PENJUALAN KREDIT DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN PADA CV SAYAP MEDIA ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS PROSEDUR PENJUALAN KREDIT DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN PADA CV SAYAP MEDIA Megasari Rahayu, Mahsina, Cholifah Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) Sistem Informasi Akuntansi adalah : Kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT.

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT. BAB IV PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT. Danayasa Arthatama Tbk. mencakup pelaksanaan seluruh fungsi manajemen dan ketaatan manajemen terhadap kebijakan

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PENERIMAAN KAS PADA PT.GLOBAL GIGA SOLUSI

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PENERIMAAN KAS PADA PT.GLOBAL GIGA SOLUSI AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PENERIMAAN KAS PADA PT.GLOBAL GIGA SOLUSI Rahmawati Najilah Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 (021)

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014 CHAPTER VI Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA Politeknik Negeri Bali 2014 SPAP Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis memegang peranan penting dalam sistem ekonomi, sehingga dalam dunia usaha dewasa ini muncul

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Winiharto,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Winiharto, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Winiharto, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Sistem pengendalian internal pada PT. Winiharto secara

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi yang semakin pesat beriringan dengan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan suatu perusahaan tentunya tidak terlepas dari transaksitransaksi dalam rangka menghasilkan barang atau jasa yang dijual dipasaran. Perusahaan

Lebih terperinci

suatu teknik pengawasan yaitu pengawasan keseluruhan dari kegiatan operasi perusahaan, baik mengenai manajemennya, organisasinya maupun mengenai siste

suatu teknik pengawasan yaitu pengawasan keseluruhan dari kegiatan operasi perusahaan, baik mengenai manajemennya, organisasinya maupun mengenai siste AUDIT OPERASIONAL TERHADAPA PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TRIA DIPA MEDIKA Ridwan Zulpi Agha 1405010667 Rz.agha@student.gunadarma.ac.id Program Studi Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan usaha 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan usaha semakin kompleks dan ketat. Keunggulan daya saing (competitive advantage) ditentukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan bersifat profit oriented, walaupun beberapa diantaranya merupakan perusahaan non profit oriented dan sudah pasti memiliki tujuan. Keberhasilan

Lebih terperinci

pengertian sistem pengendalian intern ada

pengertian sistem pengendalian intern ada 24 BAB II KERANGKA TEORETIS A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sebelum membahas pengertian sistem pengendalian intern ada baiknya terlebih dahulu diberikan pengertian sistem, pengendalian intern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu faktor penting bagi kelangsungan hidup dan kemajuan organisasi, karena dapat secara langsung mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu sektor industri perekonomian yang memiliki persaingan yang sangat kuat. Yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya pembangunan nasional adalah membangun di atas landasan yang kukuh dan kuat, yaitu kondisi-kondisi di berbagai bidang kehidupan. Pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta dalam pembangunan di segala bidang agar mampu bersaing dengan negaranegara

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. SATYA GALANG KEMIKA

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. SATYA GALANG KEMIKA AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. SATYA GALANG KEMIKA Adeline adeline.hermawan@gmail.com Pembimbing Almatius Setya Marsudi, SE., Ak., M.Si ABSTRAK Persaingan usaha yang semakin ketat dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan. Hal ini menuntut perusahaan untuk melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses dan output. Penerapan sistem pengendalian intern siklus pendapatan dapat menunjang

BAB I PENDAHULUAN. proses dan output. Penerapan sistem pengendalian intern siklus pendapatan dapat menunjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian sistem menurut Widjajanto (2008 : 2) adalah sesuatu yang memiliki bagianbagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transaksi aliran kekayaan antar individu diukur dengan uang. Maka tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. transaksi aliran kekayaan antar individu diukur dengan uang. Maka tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam masyarakat modern, kekayaan dinilai dengan uang dan setiap transaksi aliran kekayaan antar individu diukur dengan uang. Maka tidak dapat dihindari lagi

Lebih terperinci

Dewi Paramita Sari Siti Ragil Handayani DwiAtmanto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Dewi Paramita Sari Siti Ragil Handayani DwiAtmanto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PIUTANG DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN (Studi Kasus pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk)

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA ANOA KENDARI. Oleh. Andi Trisno M. Ch. Rimporok Safaruddin

AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA ANOA KENDARI. Oleh. Andi Trisno M. Ch. Rimporok Safaruddin AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA ANOA KENDARI Oleh Andi Trisno M. Ch. Rimporok Safaruddin Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Evaluasi atas pengendalian internal pengadaan spare part di Bengkel Pusat (BKP) dapat mengidentifikasi kelemahan pengendalian internal sehingga mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua kekuatan dan peluang yang ada, serta meminimalkan kelemahan dan resiko dalam

BAB I PENDAHULUAN. semua kekuatan dan peluang yang ada, serta meminimalkan kelemahan dan resiko dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk bersaing di pasar. Kemampuan bersaing memerlukan strategi yang dapat memanfaatkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : L1 LAMPIRAN Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : 1. Ya, artinya sistem dan prosedur telah diterapkan serta dilaksanakan dengan baik sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang berkembang dengan pesat telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang berkembang dengan pesat telah menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang berkembang dengan pesat telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan mengharuskan perusahaan untuk memanfaatkan dan mengalokasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia didefinisikan dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia didefinisikan dalam Undang-undang Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata di Indonesia didefinisikan dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 9, tahun 1990 sebagai berikut : kepariwisataan adalah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan keunggulan masing-masing agar dapat terus bertahan. Hanya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan keunggulan masing-masing agar dapat terus bertahan. Hanya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Era globalisasi terus berjalan semakin menuntut perusahaan untuk terus berkembang dengan keunggulan masing-masing agar dapat terus bertahan. Hanya perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pemeriksaan operasional untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi atas pengendalian internal yang telah dilakukan atas PT. T maka dapat ditarik

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penulis telah melakukan pemeriksaan operasional terhadap aktivitas pengelolaan persediaan pada Twin Tulipware, terutama pada aktivitas pencatatan persediaan dan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan BAB 4 PEMBAHASAN Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan baku pada PT Urasima Putra Gamalindo difokuskan untuk hal-hal berikut ini: a) Mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada lingkungan bisnis saat ini, setiap instansi perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengambil

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. Mata Kuliah : SEMINAR AUDIT Semester : VII AK Kode Mata Kuliah :

KONTRAK PERKULIAHAN. Mata Kuliah : SEMINAR AUDIT Semester : VII AK Kode Mata Kuliah : KONTRAK PERKULIAHAN Mata Kuliah : SEMINAR AUDIT Semester : VII AK Kode Mata Kuliah : 124020 SKS : 3 SKS Tujuan Setelah menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa dapat menerapkan, dan merancang kegiatan, manajemen,

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci : Sistem informasi akuntansi, Pengendalian intern persediaan barang dagang, Keamanan persediaan.

ABSTRAK. Kata-kata kunci : Sistem informasi akuntansi, Pengendalian intern persediaan barang dagang, Keamanan persediaan. ABSTRAK Persediaan merupakan harta milik perusahaan yang cukup besar atau bahkan terbesar jika dibandingkan dengan harta lancar lainnya. Pada perusahaan dagang atau manufaktur, persediaan menjadi penunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini banyak perusahaan yang gulung tikar dimana era globalisasi berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaji merupakan balas jasa atau penghargaan atas prestasi kerja yang harus dapat memenuhi kebutuhan hidup secara layak, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap

Lebih terperinci

Pemeriksaan Operasional Pada Kegiatan Pemasaran PT Sekawan Kontrindo Palembang

Pemeriksaan Operasional Pada Kegiatan Pemasaran PT Sekawan Kontrindo Palembang Pemeriksaan Operasional Pada Kegiatan Pemasaran PT Sekawan Kontrindo Palembang Swanny Maretta (swannymaretta@yahoo.com) Rika Kharlina E (rikachan@stmik-mdp.net) Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak : Pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Pada masa sekarang ini perekonomian bangsa Indonesia telah memasuki era

BAB I. Pendahuluan. Pada masa sekarang ini perekonomian bangsa Indonesia telah memasuki era BAB I Pendahuluan 1.1. Latar belakang Pada masa sekarang ini perekonomian bangsa Indonesia telah memasuki era perdagangan bebas, sehingga setiap perusahaan atau organisasi membutuhkan banyak tenaga ahli

Lebih terperinci

BAB 5 Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi

BAB 5 Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi BAB 5 Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan mempunyai risiko-risiko yang dapat terjadi di siklus penjualan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah perusahaan dagang dimana aktivitas penjualan memegang peranan penting bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal. Pengertian pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal. Pengertian pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengendalian Internal II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Pengertian pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi manajemen untuk menjaga kekayaan organisasi,

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SIKLUS PEMBAYARAN GAJI PADA CV. KAYU MULTIGUNA INDONESIA DI GRESIK Ketut Ariasna, Aida Fitri ABSTRAK

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SIKLUS PEMBAYARAN GAJI PADA CV. KAYU MULTIGUNA INDONESIA DI GRESIK Ketut Ariasna, Aida Fitri ABSTRAK Hal 120-126 ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SIKLUS PEMBAYARAN GAJI PADA CV. KAYU MULTIGUNA INDONESIA DI GRESIK Ketut Ariasna, Aida Fitri ABSTRAK Sumber daya manusia merupakan faktor penting perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemudian pengertian Audit menurut Arens dan Loebbecke (2006:4), audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemudian pengertian Audit menurut Arens dan Loebbecke (2006:4), audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Audit sebagai : Pengertian Auditing menurut Sukrisno Agoes (01:3), auditing adalah: Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, kemajuan perekonomian diberbagai belahan dunia terlihat bertambah pesat dan negara Indonesia sebagai salah satu negara didunia

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: Internal audit, effectiveness of internal control of sales. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words: Internal audit, effectiveness of internal control of sales. Universitas Kristen Maranatha v ABSTRACT Sales activity is one important activity within the company because the sale is affecting the company in maintaining continuity of production of goods. Proceeds from sales of goods production

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, perusahaan akan melakukan berbagai upaya agar bisa bertahan dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pelayanan jasa bongkar muat merupakan pelayanan jasa yang sangat penting di Indonesia. Dengan melihat kenyataan bahwa kondisi geografis Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan BAB IV PEMBAHASAN IV. Tahap-Tahap Audit Kecurangan IV.1. Perencanaan Audit Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit kecurangan terhadap fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu pengendalian internal yang tepat dan memadai sangatlah diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu pengendalian internal yang tepat dan memadai sangatlah diperlukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu pengendalian internal yang tepat dan memadai sangatlah diperlukan oleh setiap perusahaan walaupun pada kenyataannya sangat sulit diterapkan. Salah

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Menurut hasil analisis dan pembahasan pada siklus penjualan tunai dan kredit CV. Pelita Indah dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah-masalah yang

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN TERHADAP FUNGSI REKRUTMEN DAN SELEKSI PEGAWAI PADA BANK BNI 46

AUDIT MANAJEMEN TERHADAP FUNGSI REKRUTMEN DAN SELEKSI PEGAWAI PADA BANK BNI 46 AUDIT MANAJEMEN TERHADAP FUNGSI REKRUTMEN DAN SELEKSI PEGAWAI PADA BANK BNI 46 Putra Yudhistira Putra Jl. Tumaritis No 4B Cilandak Barat, Jakarta Selatan 081288150748 putra@resvogue.com Pembimbing Martin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian yang ada di Indonesia. Perkembangan ini tentunya

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian yang ada di Indonesia. Perkembangan ini tentunya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan IPTEK saat ini, secara otomatis berdampak langsung pada perkembangan perekonomian yang ada di Indonesia. Perkembangan ini tentunya juga meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya suatu perusahaan mempunyai tujuan jangka panjang yaitu untuk memperoleh pendapatan dalam rangka mempertahankan kelangsungan operasional perusahaannya

Lebih terperinci

ANALISIS AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI KEUANGAN PADA PT. TEMPO GROUP CABANG MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF (POLITEKNIK NEGERI AMBON)

ANALISIS AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI KEUANGAN PADA PT. TEMPO GROUP CABANG MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF (POLITEKNIK NEGERI AMBON) ANALISIS AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI KEUANGAN PADA PT. TEMPO GROUP CABANG MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF (POLITEKNIK NEGERI AMBON) ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pelaksanaan fraud risk assessment yang telah dilakukan pada siklus persediaan di Perusahaan dan didukung oleh teori yang diterapkan maka diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemeriksaan intern adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemeriksaan intern adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pemeriksaan Intern a. Pengertian Pemeriksaan Intern Pemeriksaan intern adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA IV.1 Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit operasional di PT Bangunreksa Millenium Jaya akan dimulai dari tahap

Lebih terperinci