KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA NOMOR 7 TAHUN 2011 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA 2011

2 KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr.Wb. Dengan telah ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2010 tentang Kementerian Sekretariat Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2010 serta dijabarkan dalam Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 2 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sekretariat Negara, dipandang perlu untuk melakukan penyempurnaan atas Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Negara Tahun yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 2 Tahun Penyempurnaan Renstra Kementerian Sekretariat Negara ini telah melibatkan secara aktif perwakilan dari unit-unit organisasi yang meliputi Sekretariat Presiden, Sekretariat Wakil Presiden, Sekretariat Militer Presiden, Sekretariat Kementerian, Kedeputian, dan Staf Ahli. Renstra Kementerian Sekretariat Negara memuat kajian lingkungan strategis, visi dan misi, tujuan dan sasaran strategis serta arah kebijakan dan strategi yang dijabarkan dalam kebijakan, program, dan kegiatan dengan memperhatikan perkembangan lingkungan strategis, internal maupun eksternal, serta menggunakan paradigma kepemerintahan yang baik dan bersih. Renstra Kementerian Sekretariat Negara Tahun dipergunakan sebagai pedoman bagi satuan organisasi di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara dalam rangka penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja, Rencana Kerja dan Anggaran, Rencana Kinerja Tahunan, dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian Renstra Kementerian Sekretariat Negara ini. Semoga dengan Renstra Kementerian Sekretariat Negara Tahun , kita dapat lebih meningkatkan kinerja guna rnendukung terwujudnya visi dan misi Kabinet Indonesia Bersatu II Periode Wassalamu'alaikum Wr.Wb. RI SEKRE ARIS NEGARA,

3

4

5 MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA -3 - Pasal 4 Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara Tahun dipergunakan sebagai pedoman bagi satuan organisasi di Iingkungan Kementerian Sekretariat Negara dalam rangka penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja, Rencana Kerja dan Anggaran, Rencana Kinerja Tahunan, dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah unit organisasi. Pasal 5 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Sekretariat Negara Republik Indonesia Tahun dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. rsalinan sesuai dengan aslinya /1f-REicgMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI ;P pala Biro Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Juli 2011 MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, ttd. SUDI SILALAHI 41, / Sugiri, S.H.

6 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Kondisi Umum... 1 B. Potensi dan Permasalahan Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS A. Visi Kementerian Sekretariat Negara B. Misi Kementerian Sekretariat Negara C. Tata Nilai D. Tujuan E. Sasaran Strategis BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional B. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Sekretariat Negara BAB VI PENUTUP SUB LAMPIRAN 1. Matrik Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun Matrik Pendanaan Kementerian Sekretariat Negara Tahun i ii v

7 RENCANA STRATEGIS TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 1. Penyusunan Rencana Strategis Dalam rangka melaksanakan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun , serta mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun , Kementerian Sekretariat Negara menyusun Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Sekretariat Negara Tahun Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara memuat kajian lingkungan strategis, visi dan misi, tujuan dan sasaran strategis, serta arah kebijakan dan strategi. Renstra disusun untuk menjadi rujukan para pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya pada periode Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2010 tentang Kementerian Sekretariat Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2010, Kementerian Sekretariat Negara adalah lembaga pemerintah yang dipimpin oleh Menteri Sekretaris Negara berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Sekretariat Negara mempunyai tugas memberikan dukungan teknis dan administrasi serta analisis KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1

8 RENCANA STRATEGIS TAHUN kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kementerian Sekretariat Negara menyelenggarakan fungsi: 1. pemberian dukungan data, informasi, dan analisis dalam rangka pengambilan kebijakan di bidang politik, hukum, keamanan, perekonomian, dan kesejahteraan rakyat; 2. pemberian dukungan teknis dan administrasi serta analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa dan penyelesaian Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, dan Rancangan Peraturan Pemerintah, serta pemberian pertimbangan kepada Sekretaris Kabinet dalam penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, penyiapan pendapat hukum, serta penyelesaian Rancangan Keputusan Presiden tentang pemberian grasi, amnesti, abolisi, rehabilitasi, ekstradisi, remisi perubahan dari pidana penjara seumur hidup menjadi pidana sementara, dan naturalisasi; 3. pemberian dukungan teknis dan administrasi kerumahtanggaan, keprotokolan, pers, dan media kepada Presiden dan Wakil Presiden; 4. penyiapan naskah-naskah bagi Presiden dan Wakil Presiden; 5. pemberian dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, dalam hal pengangkatan dan pemberhentian perwira TNI dan Polri, penganugerahan gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan, yang wewenang penetapannya berada pada Presiden, serta koordinasi pengamanan Presiden dan Wakil Presiden; 6. pemberian dukungan teknis dan administrasi serta analisis dalam penyelenggaraan administrasi pejabat negara dan pejabat lainnya yang dalam proses penetapannya memerlukan pertimbangan KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2

9 RENCANA STRATEGIS TAHUN Dewan Perwakilan Rakyat atau pejabat yang kedudukannya disetarakan dengan Menteri Negara, yang wewenang penetapannya berada pada Presiden; 7. pemberian dukungan teknis dan administrasi serta analisis dalam penyelenggaraan hubungan dengan lembaga negara, lembaga daerah, lembaga non struktural, organisasi politik, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan, serta penanganan pengaduan masyarakat; 8. penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan kerja sama teknik antara pemerintah Indonesia dengan pihak luar negeri; 9. penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia serta penataan organisasi dan tata laksana di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara; 10. pengembangan sistem akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara; 11. penyelenggaraan pelayanan dan dukungan perencanaan, pengelolaan keuangan, ketatausahaan, kehumasan, teknologi informasi, pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Sekretariat Negara, penyediaan prasarana dan sarana, serta administrasi umum lainnya di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara; 12. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara; dan 13. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Presiden dan Wakil Presiden serta oleh peraturan perundang-undangan. KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 3

10 RENCANA STRATEGIS TAHUN Pelaksanaan tugas dan fungsi-fungsi Kementerian Sekretariat Negara dilakukan melalui satuan organisasi Kementerian Sekretariat Negara yang terdiri dari: 1. Sekretariat Presiden; 2. Sekretariat Wakil Presiden; 3. Sekretariat Militer Presiden; 4. Sekretariat Kementerian; 5. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan; 6. Deputi Bidang Sumber Daya Manusia; 7. Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan; 8. Deputi Bidang Perundang-undangan; 9. Staf Ahli Bidang Politik, Pertahanan, dan Keamanan; 10. Staf Ahli Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia; 11. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat; 12. Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Informatika; dan 13. Staf Ahli Bidang Aparatur Negara dan Otonomi Daerah. Tugas dari satuan organisasi Kementerian Sekretariat Negara tersebut adalah sebagai berikut. 1. Sekretariat Presiden mempunyai tugas menyelenggarakan pemberian dukungan teknis dan administrasi kerumahtanggaan, keprotokolan, pers, dan media kepada Presiden. 2. Sekretariat Wakil Presiden mempunyai tugas menyelenggarakan pemberian dukungan teknis dan administrasi kerumahtanggaan dan keprotokolan kepada Wakil Presiden, serta analisis dalam rangka pengambilan kebijakan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. 3. Sekretariat Militer Presiden mempunyai tugas menyelenggarakan pemberian dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, dalam hal pengangkatan dan pemberhentian perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 4

11 RENCANA STRATEGIS TAHUN Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), penganugerahan gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan yang wewenangnya berada pada Presiden, serta koordinasi pengamanan Presiden dan Wakil Presiden. 4. Sekretariat Kementerian mempunyai tugas membantu Menteri Sekretaris Negara dalam menyelenggarakan pemberian dukungan teknis dan administrasi di bidang perencanaan program dan anggaran, administrasi keuangan, perlengkapan, pengelolaan barang milik/kekayaan negara, ketatausahaan, hubungan masyarakat, koordinasi kerja sama teknik luar negeri, dan urusan kerumahtanggaan di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. 5. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan mempunyai tugas membantu Menteri Sekretaris Negara dalam pemberian dukungan teknis dan administrasi, serta analisis dalam rangka pengambilan kebijakan dalam negeri dan hubungan internasional, serta penyiapan naskah kepresidenan dan kenegaraan, penerjemahan, dan pengelolaan informatika di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. 6. Deputi Bidang Sumber Daya Manusia mempunyai tugas membantu Menteri Sekretaris Negara dalam pemberian dukungan teknis dan administrasi serta analisis dalam pengangkatan, pemberhentian, dan pensiun pejabat negara dan pejabat lainnya yang proses penetapannya memerlukan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau pejabat yang kedudukannya disetarakan dengan Menteri Negara, yang wewenangnya berada pada Presiden, serta pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia, penataan organisasi dan tata laksana, dan pengembangan akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. 7. Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan mempunyai tugas membantu Menteri Sekretaris Negara dalam pemberian dukungan teknis dan administrasi serta analisis kepada Presiden/Wakil Presiden dalam rangka menyelenggarakan KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 5

12 RENCANA STRATEGIS TAHUN hubungan dengan lembaga-lembaga negara, lembaga daerah, lembaga non struktural, organisasi politik, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan, serta penanganan pengaduan masyarakat. 8. Deputi Bidang Perundang-undangan mempunyai tugas membantu Menteri Sekretaris Negara dalam menyelenggarakan pemberian dukungan teknis dan administrasi serta analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa dan penyelesaian Rancangan Undang- Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang, dan Rancangan Peraturan Pemerintah, pemberian pertimbangan kepada Sekretaris Kabinet dalam penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, penyiapan pendapat hukum, serta penyelesaian Rancangan Keputusan Presiden tentang pemberian grasi, amnesti, abolisi, rehabilitasi, ekstradisi, remisi perubahan dari pidana penjara seumur hidup menjadi pidana sementara, dan naturalisasi. 9. Staf Ahli Bidang Politik, Pertahanan, dan Keamanan mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Sekretaris Negara mengenai masalah politik, pertahanan, dan keamanan. 10. Staf Ahli Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Sekretaris Negara mengenai masalah hukum dan hak asasi manusia. 11. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Sekretaris Negara mengenai masalah ekonomi dan kesejahteraan rakyat. 12. Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Sekretaris Negara mengenai masalah komunikasi dan informatika. 13. Staf Ahli Bidang Aparatur Negara dan Otonomi Daerah mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Sekretaris Negara mengenai masalah aparatur negara dan otonomi daerah. KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 6

13 RENCANA STRATEGIS TAHUN Di samping melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas, Kementerian Sekretariat Negara mendapat tugas lain yaitu mengkoordinasikan secara administratif Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden dan lembaga lain yang anggarannya secara administratif dikoordinasikan oleh Kementerian Sekretariat Negara. Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara juga diberikan tugas secara administratif mengkoordinasikan Sekretariat Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP). 3. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara, sejak tahun 2009 telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Tingkat capaian IKU Kementerian Sekretariat Negara tahun 2009 secara rata-rata telah mencapai 98% atau berada pada kategori Sangat Baik, dengan rincian: 1. Persentase telaahan yang diajukan sebagai bahan dan dukungan kebijakan Presiden dan Wakil Presiden sesuai standar, dicapai 96%; 2. Persentase usulan penetapan dan pengesahan peraturan perundang-undangan dan penyelesaian permasalahan hukum (hak prerogatif Presiden) yang prosesnya diselesaikan secara tepat waktu, dicapai ; 3. Persentase penyelenggaraan pelayanan kerumahtanggaan dan keprotokolan kepada Presiden dan Wakil Presiden serta istri/suami Presiden dan Wakil Presiden, Tamu Negara dan kegiatan penting lainnya yang memenuhi standar, dicapai 90%; 4. Persentase surat/naskah Letter of Recall (LR) dan Letter of Credential (LC) Dubes RI, Letter of Commission (LC) Konsul/Konjen/Konsul Kehormatan RI, dan Exequator untuk konsul asing serta surat/naskah resmi kepresidenan yang diselesaikan sesuai standar, dicapai ; KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 7

14 RENCANA STRATEGIS TAHUN Persentase naskah Keputusan Presiden tentang pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pejabat Negara, Perwira Tinggi, Kolonel/Komisaris Besar, Personil TNI, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang diselesaikan tepat waktu, dicapai ; 6. Persentase usulan penerima Gelar Pahlawan dan Tanda Kehormatan yang dapat diselesaikan secara tepat waktu, dicapai ; 7. Persentase komunikasi yang difasilitasi dalam hubungan antara Presiden dengan lembaga negara, lembaga daerah, organisasi politik, lembaga swadaya masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, dicapai ; 8. Persentase pengaduan masyarakat kepada Presiden dan Wakil Presiden yang telah ditindaklanjuti, dicapai ; dan 9. Persentase dokumen kerja sama teknik luar negeri yang dapat diselesaikan tepat waktu, dicapai. 4. Reformasi Birokrasi Kondisi obyektif birokrasi di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara sebelum dilakukan reformasi, secara keseluruhan organisasi Kementerian Sekretariat Negara cenderung gemuk dengan struktur yang vertikal (hirarkis), sehingga unit-unit organisasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya cenderung lamban dan kurang efektif. Di samping itu, masih ada beberapa unit kerja yang tugas dan fungsinya tumpang tindih (overlapping), sehingga di antara unit-unit kerja yang bersangkutan sering terjadi duplikasi dalam melaksanakan tugas atau menangani suatu permasalahan yang sama. Di sisi lain, setiap unit kerja belum mempunyai ketentuan formal yang mengatur mengenai sistem, prosedur, dan mekanisme kerja, serta standar pelayanan dalam pelaksanaan tugas. Mekanisme dan metode KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 8

15 RENCANA STRATEGIS TAHUN kerja yang digunakan masih didasarkan pada kebiasaan-kebiasaan yang telah berlangsung selama ini, dengan cara manual dan kurang mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga pelaksanaan tugas cenderung lambat, tidak terukur, dan kurang transparan. Penyusunan formasi pegawai juga belum didasarkan atas hasil analisis jabatan dan analisis beban kerja, sehingga formasi pegawai tidak mencerminkan kebutuhan nyata organisasi, baik dari segi jumlah maupun kualifikasinya, dan sistem rekruitmen pegawai belum sepenuhnya dilakukan secara terbuka, obyektif, dan transparan. Pengangkatan dalam jabatan belum didasarkan atas standar kompetensi jabatan, sehingga ada beberapa pejabat yang kurang memiliki kompetensi yang sesuai dengan kualifikasi jabatannya. Rotasi jabatan belum dilakukan secara terencana dan teratur, pendidikan dan pelatihan pegawai tidak didasarkan kompetensi jabatan, serta pemberian penghargaan dan hukuman (reward and punishment) kurang tegas dan belum seimbang. Hal lain sebelum reformasi birokrasi, belum adanya sistem remunerasi yang layak dan adil, sehingga tidak mampu memotivasi pegawai untuk berprestasi dan menjadi profesional, yang pada akhirnya mengakibatkan budaya kerja pegawai yang kurang produktif dan berdisiplin rendah. Di era teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam menunjang kelancaran pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara relatif masih kurang. Pengembangan sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi dan komunikasi, baik prasarana, sarana, sistem dan aplikasinya belum mampu memenuhi kebutuhan organisasi dan belum terintegrasi, sehingga pemberian dukungan data dan informasi dalam menunjang perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, maupun penyebarluasan informasi kepada masyarakat, belum berjalan secara optimal. KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 9

16 RENCANA STRATEGIS TAHUN Seiring dengan bergulirnya reformasi birokrasi di jajaran pemerintahan, maka reformasi birokrasi sangat penting dan mendesak dilakukan di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara, mengingat Kementerian Sekretariat Negara adalah lembaga yang paling dekat dengan pelaksanaan tugas Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaan negara dan pemerintahan. Tuntutan reformasi birokrasi yang menghendaki pelayanan yang prima, cepat, tepat, akurat, dan akuntabel kepada Presiden dan Wakil Presiden, menuntut segenap aparatur pemerintahan di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara bekerja lebih cepat, lebih akurat, lebih efektif dan lebih efisien. Karena itulah, reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara harus menjadi sebuah keniscayaan. Tujuan utama reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara adalah untuk mewujudkan lembaga Kementerian Sekretariat Negara yang dapat memberikan dukungan teknis dan administrasi serta analisis kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan negara secara cepat, tepat, akurat, dan akuntabel. Adapun sasaran utamanya adalah (1) terwujudnya struktur Kementerian Sekretariat Negara yang ramping dan responsif terhadap perubahan; (2) terwujudnya mekanisme, prosedur, hubungan, dan tata kerja serta standardisasi pelayanan efektif, efisien, dan transparan; (3) terwujudnya sumber daya manusia yang profesional, memiliki kompetensi, integritas, dan produktivitas yang tinggi; dan (4) meningkatnya mutu layanan kepada Presiden dan Wakil Presiden serta mendukung layanan kepada masyarakat luas melalui transformasi budaya kerja berbasis teknologi komunikasi dan informasi. Dalam prakteknya, reformasi birokrasi menuntut pelayanan publik yang baik, transparan, dan akuntabel; etika penyelenggaraan negara yang bersih, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme; serta tata administrasi pemerintahan yang tertib dan teratur. Reformasi birokrasi juga menghendaki terbangunnya good governance (penyelenggaraan KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 10

17 RENCANA STRATEGIS TAHUN administrasi pemerintahan yang baik) yang esensinya adalah pemerintahan yang mengikutsertakan semua lapisan masyarakat dalam rancang bangun pembangunan, transparan, dan bertanggung jawab, efektif dan adil, serta menjamin terlaksananya supremasi hukum. Good government juga harus dapat menjamin bahwa prioritas di bidang politik, sosial, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan didasarkan pada konsensus masyarakat, memperhatikan kepentingan rakyat banyak, mendukung visi strategis pemimpin, dan masyarakat yang mampu melihat jauh ke depan dari suatu pemerintahan yang baik dan berorientasi pada pembangunan untuk semua (kelayakan sosial). Di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara, reformasi birokrasi telah menerapkan beberapa kriteria good governance, antara lain (1) competence, yakni penyelenggaraan pemerintahan harus dilakukan dengan mengedepankan profesionalisme dan kompetensi birokrasi; (2) transparancy, seluruh fungsi pemerintahan mengacu pada prinsip keterbukaan; (3) accountability, penyelenggaraan pemerintahan harus dapat dipertanggungjawabkan; (4) participation, penyelenggaraan pemerintahan harus melibatkan partisipasi masyarakat; (5) rule of law, penyelenggaraan pemerintahan harus didasarkan pada hukum dan perundang-undangan; dan (6) social justice, penyelenggaraan pemerintahan harus menjamin prinsip kesetaraan dan keadilan bagi rakyat. Mengingat Kementerian Sekretariat Negara memiliki peran yang sangat strategis dalam memberikan dukungan teknis dan administrasi serta analisis kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan kekuasaan negara, maka Kementerian Sekretariat Negara perlu didukung oleh birokrasi yang bersih, efektif, efisien, profesional, transparan, dan akuntabel. Kementerian Sekretariat Negara telah mulai melakukan reformasi birokrasi sejak ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2005 tentang Sekretariat Negara dan KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 11

18 RENCANA STRATEGIS TAHUN Sekretariat Kabinet yang pelaksanaannya dilakukan secara terencana, komprehensif, sistemik, dan berkelanjutan. Reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara pada hakikatnya merupakan proses menata ulang, mengubah, memperbaiki, dan menyempurnakan organisasi Kementerian Sekretariat Negara agar menjadi lebih baik, yang meliputi aspek kelembagaan, ketatalaksanaan, sumber daya manusia, dan sistem informasi manajemen. Program reformasi birokrasi yang telah, sedang dan akan dilaksanakan di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara, secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut. a. Bidang Kelembagaan Reformasi birokrasi di bidang kelembagaan dilaksanakan dengan cara melakukan penataan organisasi, dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2010 tentang Kementerian Sekretariat Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Peraturan Presiden tersebut, telah diterbitkan Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 2 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sekretariat Negara. Selanjutnya dilakukan program evaluasi dan penyempurnaan/ penataan kembali organisasi secara terencana dan berkesinambungan sesuai tuntutan dan perubahan lingkungan. Hasil reformasi di bidang kelembagaan dapat dilihat dari perampingan struktur organisasi Kementerian Sekretariat Negara dengan mengurangi 50 jabatan struktural yang terdiri dari satu jabatan Eselon I, lima jabatan Eselon II, 11 jabatan Eselon III, dan 33 jabatan Eselon IV. Struktur yang lebih ramping itu, selain ditujukan sebagai wujud pelaksanaan reformasi birokrasi, juga diarahkan untuk KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 12

19 RENCANA STRATEGIS TAHUN meningkatkan efesiensi dan efektivitas kinerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. b. Bidang Ketatalaksanaan Reformasi birokrasi di bidang ketatalaksanaan dilaksanakan dengan cara melakukan penyempurnaan dan penyusunan sistem dan prosedur kerja serta standar pelayanan yang jelas, efektif, efisien, dan terukur sesuai dengan prinsip-prinsip good governance. Sejak tahun 2005 sampai dengan bulan Desember 2010, telah berhasil disusun dan diterapkan sebanyak 5 Pedoman, 28 Petunjuk Pelaksanaan, 13 Prosedur Tetap, dan 303 Standar Pelayanan, serta satu buah Laporan Evaluasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Tahun Seluruh produk bidang ketatalaksanaan tersebut telah diunggah dalam situs Kementerian Sekretariat Negara ( c. Bidang Sumber Daya Manusia Reformasi birokrasi di bidang sumber daya manusia dilaksanakan dengan cara melakukan peningkatan kualitas manajemen sumber daya manusia, melalui: 1. Program Penataan Sumber Daya Manusia yang dijabarkan lebih lanjut melalui kegiatan penyelenggaraan analisis jabatan dan analisis beban kerja, penyusunan peta jabatan, penyusunan formasi berdasarkan peta jabatan, pengadaan calon pegawai negeri sipil secara online, sehingga pelaksanaannya lebih objektif, adil, transparan, dan akuntabel, dan penempatan/pengangkatan pegawai dalam jabatan fungsional umum; 2. Program Pembinaan Karier dan Peningkatan Profesionalisme Sumber Daya Manusia, yang dijabarkan lebih lanjut melalui kegiatan penyusunan standar kompetensi jabatan struktural, KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 13

20 RENCANA STRATEGIS TAHUN penyusunan standar kompetensi jabatan fungsional, penyusunan kamus kompetensi jabatan, penerapan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan, penerapan uji kompetensi calon pejabat struktural, penyusunan pola karier pegawai, penyusunan pola diklat pegawai, dan penyusunan sistem penilaian kinerja; 3. Program Penegakan Disiplin dan Pengembangan Budaya Kerja, yang dijabarkan lebih lanjut melalui kegiatan penerapan pencatatan kehadiran kerja pegawai dengan mesin pencatat elektronik (hand key), pemberian penghargaan dan hukuman (reward and punishment) yang seimbang, menyelenggarakan pengajian bulanan, pengembangan pola pikir, sikap dan perilaku produktif, serta penyusunan kode etik pegawai; 4. Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Kepegawaian, yang dijabarkan lebih lanjut melalui kegiatan penyusunan dan implementasi standar pelayanan di bidang administrasi kepegawaian; 5. Program Peningkatan Remunerasi, yang dijabarkan lebih lanjut melalui kegiatan evaluasi jabatan, yang menghasilkan bobot jabatan, klasifikasi jabatan, dan nilai jabatan sebagai dasar pemberian tunjangan kinerja. d. Bidang Sistem Informasi Manajemen Reformasi birokrasi di bidang sistem informasi manajemen dilaksanakan dengan cara mengembangkan sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi untuk menunjang proses ketatalaksanaan dan mendukung kebutuhan data dan informasi yang diperlukan oleh Presiden dan Wakil Presiden dalam rangka pengambilan keputusan atau perumusan kebijakan, serta penyebarluasan informasi kepada masyarakat yang antara lain meliputi: KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 14

21 RENCANA STRATEGIS TAHUN Sistem Informasi Dukungan Kebijakan, yang terdiri dari Sistem Informasi Pembangunan Nasional (SIPNAS), Sistem Informasi Pelaporan (SIP), dan Sistem Informasi Perundang-undangan (SIPUU). 2. Sistem Informasi Manajemen yang terdiri dari Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG), Sistem Informasi Keuangan (SIMKEU), dan Sistem Informasi Pengawasan (SIMWAS); 3. Sistem Informasi Otomasi Perkantoran yang terdiri dari: Perpustakaan Katalog On line, Persuratan dan Disposisi, Pencatatan Kehadiran Kerja On line, Word Processing dan Spreadsheet, Administrasi Tanda Jasa/Kehormatan, Surat Elektronik dan Intranet melalui 4. Sistem Layanan Masyarakat Elektronik yang terdiri dari: Portal indonesia.go.id, Website presidenri.go.id, Website setneg.go.id, dan Layanan Informasi Sejarah dan Budaya dalam rangka mendukung Program Wisata Istana Kepresidenan. Di masa mendatang, Kementerian Sekretariat Negara tetap memiliki peran sangat strategis dalam memberikan pelayanan teknis dan administrasi serta analisis kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan kekuasaan negara. Oleh karena itu, reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara mengarah pada lembaga birokrasi yang ramping dan responsif terhadap perubahan; sistem dan prosedur kerja serta standar pelayanan yang jelas, efektif, efisien, dan terukur; sumber daya manusia yang profesional, memiliki kompetensi, integritas, dan produktivitas yang tinggi; serta didukung oleh sistem informasi manajemen yang andal dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan telah dilaksanakannya program reformasi birokrasi tersebut di atas (dan akan terus berlanjut), telah memberikan manfaat dan dampak yang cukup signifikan terhadap peningkatan kinerja KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 15

22 RENCANA STRATEGIS TAHUN unit-unit kerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. Pada akhirnya program reformasi birokrasi tersebut harus memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan dalam memberikan dukungan teknis dan administrasi serta analisis kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan negara. Sejalan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi tersebut, dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai di lingkungan Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet, yang di dalamnya antara lain mengatur bahwa: a. Kepada pegawai di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet, selain penghasilan yang berhak diterima menurut peraturan perundang-undangan, diberikan Tunjangan Khusus Kinerja setiap bulan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2009; b. Tunjangan Kinerja sebagaimana tersebut, dibayarkan berdasarkan hasil evaluasi atas tingkat pencapaian reformasi birokrasi di Kementerian Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet, yang dimulai sebesar 70% (tujuh puluh per seratus). Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden tersebut, telah ditetapkan Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 9 Tahun 2009, yang di dalamnya mengatur mengenai hari, jam kerja, pelaksanaan tugas dan pencatatan kehadiran, pembayaran tunjangan kinerja, pelanggaran dan sanksi, pengawasan, ketentuan lain-lain, serta ketentuan peralihan. KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 16

23 RENCANA STRATEGIS TAHUN Laporan Keuangan dan LAKIP Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, BPK menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) terhadap Laporan Keuangan Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2008 dan Demikian halnya dengan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Tahun 2008, Kementerian Sekretariat Negara telah berhasil meningkatkan kinerjanya, dari peringkat 18 pada tahun 2007 menjadi peringkat 9 pada tahun 2008 dari 74 instansi pemerintah pusat yang dievaluasi. Pada tahun 2009, LAKIP Kementerian Sekretariat Negara mendapatkan penilaian CC (Cukup Baik). Efisiensi penggunaan anggaran dan capaian kinerja telah dilaksanakan Kementerian Sekretariat Negara dalam melaksanakan program-program yang terdapat di dalam Rencana Stratejik Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Realisasi Anggaran Tahun 2005 s.d (dalam rupiah) Anggaran Pagu (DIPA) Realisasi (80,81%) (66,52%) (73,70%) (74,74%) (78,26%) Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa efisiensi anggaran berkisar antara 20% 30%. Selain itu, peningkatan kinerja berhasil dilakukan Kementerian Sekretariat Negara. Tabel 2 berikut menggambarkan capaian kinerja dan realisasi anggaran. KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 17

24 RENCANA STRATEGIS TAHUN Tabel 2 Perbandingan Realisasi Anggaran dan Capaian Kinerja Tahun 2005 s.d Realisasi Anggaran Capaian Kinerja Realisasi Anggaran Capaian Kinerja Realisasi Anggaran Capaian Kinerja Realisasi Anggaran Capaian Kinerja Realisasi Anggaran Capaian Kinerja 80,81% 86,50% 66,52% 89% 73,70% 89% 74,74% 95,43% 78,26% 97% Sejalan dengan perkembangan di atas, tingkat capaian kinerja sasaran Kementerian Sekretariat Negara mengalami perbaikan dari tahun ke tahun, sebagaimana tergambar pada Tabel 3 berikut. Tabel 3 Capaian Sasaran Strategis Sekretariat Negara dari Tahun 2005 s.d No Rentang Capaian Kinerja Kategori Capaian Kinerja Jumlah Sasaran Sangat Baik <85% Baik <70% Sedang < 55% Kurang Baik Jumlah Penghargaan sebagai Pengelola Arsip Terbaik Kinerja yang baik dalam pembinaan, pengelolaan, dan penyelamatan arsip negara telah membuahkan hasil, yaitu pada tahun 2008 Kementerian Sekretariat Negara mendapat penghargaan dari Arsip Nasional sebagai instansi pemerintah pengelola arsip terbaik. B. Potensi dan Permasalahan Kementerian Sekretariat Negara sebagai instansi pemerintah yang bertugas memberikan dukungan teknis dan administrasi yang prima kepada Presiden dan Wakil Presiden sering kali menghadapi masalah, baik masalah internal maupun eksternal, sehingga harus berupaya memperbaiki diri dengan cara melakukan pencermatan terhadap KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 18

25 RENCANA STRATEGIS TAHUN lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan organisasi dan lingkungan eksternal organisasi berupa peluang dan tantangan yang nantinya akan dianalisis menjadi analisis lingkungan strategis. Untuk melakukan analisis lingkungan tersebut, dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats), yaitu suatu alat manajemen untuk mengevaluasi lingkungan internal dan eksternal organisasi sehingga hasilnya dapat memberikan informasi mengenai isu-isu penting bagi organisasi. Kegiatan analisis SWOT dimulai dengan identifikasi dan pencermatan terhadap aspek internal organisasi, baik aspek positif berupa kekuatan (Strengths) organisasi maupun aspek negatif berupa kelemahan (Weaknesses) organisasi. Selanjutnya dari eksternal organisasi dilakukan identifikasi dan pencermatan terhadap peluang (Opportunities) dan tantangan (Threats). Analisis SWOT di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Kekuatan (Strengths) a. Posisi dan Peran Strategis Kementerian Sekretariat Negara Kementerian Sekretariat Negara selain mempunyai fungsi pelayanan teknis dan administrasi kepada Presiden dan Wakil Presiden, juga fungsi koordinasi dengan kementerian dan lembaga-lembaga negara. Ke dalam fungsi pelayanan bisa dimasukkan antara lain kegiatan penyelenggaraan teknis Sekretariat Presiden dan Wakil Presiden, protokoler, serta pengamanan Presiden dan keluarganya; sedangkan ke dalam fungsi-fungsi koordinasi dengan kementerian dan lembagalembaga negara antara lain termasuk koordinasi penyelesaian rancangan undang-undang (RUU), rancangan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Rperpu), dan rancangan peraturan pemerintah (RPP), pelayanan koordinasi pemerintahan, serta penyiapan naskah-naskah Presiden dan KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 19

26 RENCANA STRATEGIS TAHUN Wakil Presiden, baik dalam bentuk surat, perjanjian, naskah pidato kenegaraan serta pidato-pidato kepresidenan lainnya. Fungsi analisis Kementerian Sekretariat Negara dalam penyelesaian RUU, Rperpu, dan RPP yang diajukan kementerian teknis jelas sangat strategis, selain memerlukan wawasan yang luas serta keahlian yang mendalam dari setiap pejabatnya, juga tidak jarang akan memakan waktu agar RUU, Rperpu, dan RPP tersebut benar-benar mempunyai keandalan filosofis, sosiologis, dan yuridis. Fungsi ini semakin penting jika suatu RUU, Rperpu, dan RPP yang diajukan oleh suatu kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian (LPNK) terasa demikian terpaku dalam visi dan kepentingan sektornya sendiri. Lebih dari itu, tidak mustahil bahwa secara tidak sadar suatu RUU, Rperpu, dan RPP yang diusulkan suatu kementerian atau LPNK bukan saja abai terhadap kepentingan orang banyak tetapi juga bisa bertentangan dengan UUD Oleh karena itu Kementerian Sekretariat Negara memainkan peran penting dan strategis sebagai filter terakhir dalam proses penyusunan dan perumusan kebijakan pemerintah yang akan diputuskan oleh Presiden dan Wakil Presiden. b. Komitmen Pimpinan yang Tinggi Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Sekretariat Negara, Menteri Sekretaris Negara sebagai pimpinan mempunyai komitmen yang tinggi untuk memberikan dukungan teknis dan administrasi yang terbaik kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan Negara. Komitmen yang tinggi tersebut menjadi motivasi yang kuat kepada seluruh pejabat dan pegawai Kementerian Sekretariat Negara dalam memberikan pelayanan yang prima kepada Presiden dan Wakil Presiden. Hal ini ditandai dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Sekretaris Negara KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 20

27 RENCANA STRATEGIS TAHUN Nomor 10 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Unit Kerja di lingkungan Sekretariat Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah melalui Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 10 Tahun Selain itu, komitmen tinggi pimpinan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi utamanya pada aspek kelembagaan dapat dilihat dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 2 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sekretariat Negara. Diharapkan pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Sekretariat Negara dalam rangka memberikan dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden dan Wakil Presiden menjadi lebih cepat, tepat, akurat, dan akuntabel. Komitmen yang tinggi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi tersebut menunjukkan Kementerian Sekretariat Negara dapat melakukan perubahan secara bertahap, berkesinambungan, dan sistematis guna mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance. 2. Kelemahan (Weaknesses) a. Belum Optimalnya Pemberian Dukungan Manajemen dan Dukungan Kebijakan kepada Presiden dan Wakil Presiden Pemberian dukungan manajemen dan dukungan kebijakan Kementerian Sekretariat Negara memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kelancaran kinerja Presiden dan Wakil Presiden. Semakin berkualitas dukungan manajemen dan dukungan kebijakan yang diberikan Kementerian Sekretariat Negara kepada Presiden dan Wakil Presiden akan semakin tinggi tingkat kelancaran kinerja Presiden dan Wakil Presiden. KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 21

28 RENCANA STRATEGIS TAHUN Pelaksanaan pemberian dukungan manajemen dan dukungan kebijakan tersebut secara terukur telah diformalkan dalam bentuk Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan. Kedua instrumen tersebut, disamping sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan fungsi, juga sekaligus merupakan alat ukur akuntabilitas dan kinerja. Pemberian dukungan manajemen dan dukungan kebijakan oleh Kementerian Sekretariat Negara kepada Presiden dan Wakil Presiden selama ini telah dilaksanakan dengan cukup baik, namun masih perlu lebih ditingkatkan lagi. Hasil evaluasi pelaksanaan standar pelayanan tahun 2010 yang dilaksanakan oleh Tim Evaluasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Kementerian Sekretariat Negara, yang beranggotakan perwakilan seluruh satuan organisasi/unit kerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara dengan narasumber dari Lembaga Administrasi Negara, menunjukkan bahwa terdapat beberapa unit kerja yang masih memiliki kinerja belum optimal (masih memiliki kategori Cukup atau Kurang) baik dalam pemberian dukungan manajemen maupun dukungan kebijakan. Untuk itu, ke depan peningkatan pelaksanaan pemberian dukungan manajemen dan dukungan kebijakan ini perlu menjadi perhatian yang serius. Beberapa faktor penyebab belum optimalnya pemberian dukungan manajemen dan dukungan kebijakan tersebut antara lain adalah: 1) kompetensi sumber daya manusia yang ada belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan organisasi; 2) koordinasi di internal dan antar satuan organisasi/unit kerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara masih belum optimal; dan 3) standar pelayanan dan SOP yang telah ditetapkan belum sepenuhnya dijadikan acuan dalam melaksanakan pekerjaan. KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 22

29 RENCANA STRATEGIS TAHUN b. Belum Memadainya Sarana dan Prasarana Perkantoran Modern di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara Dengan perkembangan teknologi yang cukup pesat dewasa ini, Kementerian Sekretariat Negara sebagai instansi yang berada di pusat pemerintahan harus menampilkan kinerja optimal dengan dukungan sarana perkantoran lengkap dan modern serta didukung oleh kompetensi aparaturnya sesuai dengan tuntutan zaman sehingga dapat memberikan pelayanan yang prima kepada Presiden dan Wakil Presiden. Pada saat ini di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara masih terdapat unit kerja yang belum didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, serta tata ruang yang dirasa masih kurang memenuhi syarat perkantoran modern. Untuk mewujudkan perkantoran modern tersebut, Kementerian Sekretariat Negara harus memiliki gedung dan tata ruang yang baik serta alat dan perlengkapan yang tepat sesuai dengan tuntutan kemajuan teknologi. 3. Peluang (Opportunities) a. Reformasi Birokrasi Reformasi birokrasi merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar atas sistem kerja pemerintahan pada bidang organisasi, ketatalaksanaan, sumber daya manusia, dan informasi teknologi. Reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara yang telah dilaksanakan mulai tahun 2005, meliputi bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, manajemen sumber daya manusia, dan sistem informasi manajemen, telah memberikan manfaat dan dampak yang cukup signifikan terhadap peningkatan kinerja satuan organisasi/unit kerja. KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 23

30 RENCANA STRATEGIS TAHUN Reformasi birokrasi merupakan proses berkelanjutan dan terus disempurnakan seiring dengan dinamika perubahan lingkungan. Hal tersebut merupakan peluang bagi pegawai untuk terus berupaya mengembangkan ide-ide baru yang kreatif dan inovatif serta menerapkannya dalam pelaksanaan tugas, sehingga secara bertahap dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. b. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan akan meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Oleh karena itu pada era globalisasi, teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan penting dalam pelaksanaan tugas kepemerintahan. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merupakan peluang bagi Kementerian Sekretariat Negara untuk dimanfaatkan guna mewujudkan sistem informasi dukungan kebijakan dan manajemen perkantoran yang modern, khususnya dalam rangka penyediaan data dan informasi yang cepat, akurat dan lengkap, yang diperlukan untuk proses perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, pemantauan implementasi kebijakan, dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. 4. Tantangan (Threats) a. Tuntutan untuk Memberikan Pelayanan Prima Kementerian Sekretariat Negara sebagai lembaga yang berada di bawah Presiden dan Wakil Presiden harus menjalankan fungsi pelayanannya secara profesional kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaan negara. Kementerian Sekretariat Negara juga diminta untuk KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 24

31 RENCANA STRATEGIS TAHUN terus menerus memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan kepada Presiden dan Wakil Presiden. Mengingat posisi Kementerian Sekretariat Negara memiliki posisi yang strategis dalam menentukan pengambilan kebijakan yang dilakukan Presiden dan Wakil Presiden, menuntut seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara untuk selalu dapat memberikan pelayanan yang lebih cepat, lebih akurat, serta lebih efektif dan efisien. b. Tuntutan Keterbukaan Informasi Publik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Kementerian Sekretariat Negara sebagai badan publik berkewajiban menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan informasi publik yang berada di bawah kewenangannya kepada pemohon informasi publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan. Keterbukaan informasi tersebut merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara yang merupakan kewenangan Kementerian Sekretariat Negara. Untuk melaksanakan kewajiban tersebut, Kementerian Sekretariat Negara harus mendukung pembangunan dan pengembangan sistem informasi dan dokumentasi yang berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengelola informasi publik secara baik sehingga dapat diakses dengan mudah oleh publik. KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 25

32 RENCANA STRATEGIS TAHUN BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS A. Visi Kementerian Sekretariat Negara Dalam rangka memberikan dukungan pelayanan teknis dan administrasi kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan negara serta mendukung suksesnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional , Kementerian Sekretariat Negara menetapkan visi yang akan diwujudkan. Visi Kementerian Sekretariat Negara adalah sebagai berikut: Terwujudnya Kementerian Sekretariat Negara yang profesional, transparan, dan akuntabel dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada Presiden dan Wakil Presiden Visi Kementerian Sekretariat Negara ditetapkan dengan mempertimbangkan tugas dan fungsi serta lingkungan strategis. Visi tersebut diarahkan untuk membawa Kementerian Sekretariat Negara menjadi suatu organisasi yang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional, transparan, dan akuntabel. B. Misi Kementerian Sekretariat Negara Dalam rangka mewujudkan visi Kementerian Sekretariat Negara ditetapkan misi Kementerian Sekretariat Negara sebagai berikut: KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 26

33 RENCANA STRATEGIS TAHUN Memberikan dukungan pelayanan teknis dan administrasi yang prima kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam pengambilan kebijakan penyelenggaraan kekuasaan negara; 2. Memberikan pelayanan kerumahtanggaan dan keprotokolan yang optimal kepada Presiden dan Wakil Presiden; 3. Memberikan dukungan teknis dan administrasi secara efektif kepada Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara; 4. Menyelenggarakan pelayanan yang efektif dan efisien di bidang pengawasan, administrasi umum, informasi, dan hubungan kelembagaan; 5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan prasarana Kementerian Sekretariat Negara. C. Tata Nilai Kementerian Sekretariat Negara Sesuai dengan karakteristik tugas yang harus dilaksanakan, maka nilai-nilai dalam kehidupan organisasi Kementerian Sekretariat Negara yang harus dianut dan dikembangkan adalah sebagai berikut: 1. Profesional mengandung arti memiliki wawasan yang luas dan dapat memandang masa depan, memiliki kompetensi di bidangnya, mengembangkan potensi dan kapasitas diri, etos kerja berprestasi, serta menjunjung tinggi etika profesi. 2. Transparan mengandung arti membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara. 3. Akuntabel mengandung arti bahwa setiap kegiatan dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan dan tanggung gugat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 27

34 RENCANA STRATEGIS TAHUN Prima mengandung arti sebagai yang utama, sempurna atau sangat baik dan memuaskan. 5. Integritas mengandung arti mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran. 6. Efektif mengandung arti bahwa setiap usaha dan tindakan yang dilakukan dapat berhasil guna. 7. Efisien mengandung arti bahwa mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya. D. Tujuan Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi Kementerian Sekretariat Negara, perlu dirumuskan langkah-langkah secara terarah dalam bentuk tujuan strategis. Tujuan strategis organisasi merupakan penjabaran atau implementasi pernyataan visi dan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun mendatang agar diketahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dengan memperhatikan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Dengan menggunakan potensi yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada, memanfaatkan potensi untuk mengatasi ancaman/tantangan, mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang, mewaspadai dan mengatasi ancaman/tantangan serta kelemahan untuk menuju terwujudnya visi dan misi organisasi, maka ditetapkan tujuan strategis Kementerian Sekretariat Negara yaitu: Terselenggaranya dukungan teknis dan administrasi yang prima kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan negara KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 28

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2014

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2014 A. Latar Belakang Penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2014 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010- A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-2014 Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2010-2014 terakhir disempurnakan dengan Peraturan Menteri Sekretaris Negara

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2016 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Sekretariat Negara

BAB I PENDAHULUAN. B. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Sekretariat Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2015 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Sasaran Program Program/Kegiatan (Outcome )/Sasaran Kegiatan Indikator Target 2017 (Output ) SEKRETARIAT KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka membantu Presiden dan Wakil Presiden

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Singkat Obyek Penelitian Sekretariat Wakil Presiden sebagai lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Sekretaris

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indones

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indones BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.997, 2015 KEMENSESNEG. Rencana Strategis. Tahun 2015-2019. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2015-2019 ditetapkan melalui Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 6 Tahun 2015 tentang

Lebih terperinci

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB II PETA PROSES BISNIS KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB II PETA PROSES BISNIS KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA BAB II PETA PROSES BISNIS KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA A. Pengertian dan Ruang Lingkup. Pengertian a. Proses Bisnis adalah sekumpulan aktivitas kerja terstruktur dan saling terkait yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2015-2019 ditetapkan melalui Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 6 Tahun 2015 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS - 26 - II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS A. Visi Sekretariat Wakil Dalam rangka memberikan dukungan teknis, administrasi dan analisis dalam menyelenggarakan kekuasaan negara guna menyukseskan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA 2011

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA 2011 MATRIKS 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA: SEKRETARIAT NEGARA I. PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA SEKRETARIAT NEGARA 1 Terselenggaranya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sejarah Kementerian Sekretariat Negara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sejarah Kementerian Sekretariat Negara 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV. 1. Gambaran Umum Obyek Penelitian IV.1.1. Sejarah Kementerian Sekretariat Negara Kementerian Sekretariat Negara (nama Sekretariat Negara berubah menjadi Kementerian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektivitas

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN 2008

DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN 2008 Lampiran 1 DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN 2008 Satuan Organisasi/Unit Kerja A. Rumah Tangga Kepresidenan 1. Deputi Kepala Rumah Tangga Kepresidenan Bidang Kerumahtanggaan

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2010 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Good Governance pada hakekatnya merupakan kepemerintahan

Lebih terperinci

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.33, 2015 ADMINISTRASI. Sekretariat. Kabinet. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN 2010 2014 DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI Kata Pengantar Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Deputi bidang

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA SISTEMATIKA (JUMLAH BAB: 13 JUMLAH PASAL: 89 ) BAB I KETENTUAN UMUM BAB II JENIS, STATUS, DAN KEDUDUKAN Bagian

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Lembaga Kepresidenan adalah sebuah lembaga yang menjadi titik sentral dari pelaksanaan kegiatan pemerintahan di Indonesia, oleh karena

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2010-2014 DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET 2012 SEKRETARIAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2000 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2000 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2000 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan dukungan staf dan pelayanan administrasi kepada

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT MILITER PRESIDEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT MILITER PRESIDEN TAHUN RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT MILITER PRESIDEN TAHUN 2015 2019 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT MILITER PRESIDEN KATA PENGANTAR Menindaklanjuti Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 6

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan dukungan staf, pelayanan administrasi, dan dukungan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GARUT Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam RINGKASAN EKSEKUTIF Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, ditetapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu unsur kementerian/ lembaga yang memiliki tugas

Lebih terperinci

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA A. Pendahuluan Alasan/pertimbangan penggantian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Lebih terperinci

2017, No di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tenta

2017, No di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tenta No.43, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. PPNPN. Tata Cara. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA Salah satu agenda pembangunan nasional adalah menciptakan tata pemerintahan yang bersih, dan berwibawa. Agenda tersebut merupakan upaya untuk

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Setneg RI Tahun 2008 Kamis, 13 Januari 2011

Standar Pelayanan Setneg RI Tahun 2008 Kamis, 13 Januari 2011 Standar Pelayanan Setneg RI Tahun 2008 Kamis, 13 Januari 2011 Sekretariat Negara Republik Indonesia KATA PENGANTAR Sebagai unsur lembaga pemerintah pusat yang bertugas memberikan dukungan teknis dan administrasi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5494 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI ADMINISTRASI. Kepegawaian. Aparatur Sipil Negara. Manajemen. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT 1 BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendorong percepatan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

Bab II Tim Evaluasi, Mekanisme Evaluasi, Instrumen Evaluasi, dan Hasil Evaluasi

Bab II Tim Evaluasi, Mekanisme Evaluasi, Instrumen Evaluasi, dan Hasil Evaluasi Bab II Tim Evaluasi, Mekanisme Evaluasi, Instrumen Evaluasi, dan Hasil Evaluasi A. Tim Evaluasi T im Evaluasi ditetapkan dengan Keputusan Deputi Menteri Sekretaris Negara Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT DAN WHISTLEBLOWING DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M No.73, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Penyelenggaraan. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka membangun Kompolnas

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG MEKANISME PENYUSUNAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah Dalam suatu pemerintahan apabila ingin berjalan dengan baik maka harus ada unsur 3P (Personil,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR PERATURAN MENTERI KOORDINATOR NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik Tahun 2010

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI LAMPIRAN VII PERATURAN SEKRETARIS KABINET NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 2004 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Untuk mencapai terselenggaranya manajemen pemerintahan yang efisien dan efektif menuju terwujudnya kepemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya-upaya ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. No.998, 2014 BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WAY KANAN

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB X STAF AHLI. Pasal 833. Pasal 834. Pasal 835

BAB X STAF AHLI. Pasal 833. Pasal 834. Pasal 835 - 344 - BAB X STAF AHLI Pasal 833 Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Sekretaris Negara dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara.

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 80 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 43 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 43 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PENYELENGGARA PELAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA I. UMUM Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA PAGARALAM PEMERINTAH KOTA PAGARALAM JL. LASKAR WANITA MINTARJO KOMPLEK PERKANTORAN GUNUNG GARE iii KATA PENGANTAR Segala puja dan puji hanya untuk Allah SWT,

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN; UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN; DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG 1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI MALUKU DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci