BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dasar Perencanaan dan Pengembangan Produk Proses perancangan dan pengembangan produk adalah urutan langkahlangkah atau kegiatan-kegiatan dimana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan mengkomersialkan suatu produk. Proses generik pengembangan produk adalah salah satu proses pengembangan produk yang menempatkan faktor pasar sebagai faktor pemicu dan penentu keberhasilan pengembangan produk. Dalam hal ini, pengembangan akan dimulai dari keinginan konsumen dan dengan susunan kebutuhan konsumen yang sudah dikumpulkan tersebut akan ditentukan perencanaan dan hal-hal teknis untuk kelanjutan pengembangan produk. Dengan demikian proses generik paling sering diwujudkan untuk produk-produk market pull. Kebalikan dari proses generic adalah technology push, yang lebih mengutamakan teknologi sebagai landasan pengembangan produk lalu kemudian diciptakan pasar. Jadi dalam technology push, produk dibuat terlebih dahulu baru kemudian mencari/menciptakan pasar yang sesuai. Hal ini disebabkan karena umumnya konsumen belum mengerti tentang produk. 9

2 10 Setiap organisasi perusahaan akan memilih proses pengembangan sesuai kondisi perusahaan tersebut. Bisa saja proses pengembangan produk yang dipilih akan berbeda dengan perusahaan lain, yang penting proses yang dipilih dapat memperhatikan dengan baik semua sasaran dan rintangan perusahaan, mengenal pasar dan konsumen, serta memperhatikan aspek kualitas untuk kepuasan pelanggan. Ada beberapa alasan perlunya proses pengembangan yang baik antara lain: 1. Jaminan kualitas : Proses pengembangan yang baik akan menjelaskan tahapan-tahapan yang dilalui, melakukan pengawasan selama waku pengembangan produk sehingga kualitas produk dapat terjamin. 2. koordinasi : proses pengembangan juga sebagai master plan yang menjelaskan apa, kapan dan bagaimana tim perancang dapat memberikan masukan terhadap usaha pengembangan produk. 3. Rencana : dapat menentukan waktu kapan memulai, waktu yang diperlukan tiap aktivitsas pengembangan, jadwal kegiatan-kegiatan dan kapan berakhirnya proyek pengembangan. 4. Improvisasi : sistem dokumen yang baik terhadap organisasi dapat membantu mengetahui peluang pengembangan Produksi dan Sistem Produksi Proses produksi adalah aktivitas proses dalam membuat produk jadi dari bahan baku yang melibatkan mesin, energi, pengetahuan teknis dan lain lain. Proses produksi merupakan tindakan nyata dan dapat dilihat. Proses produksi ini

3 11 terdiri dari beberapa sub proses, contoh-contohnya antara lain proses compounding, filling dan packaging. Sistem produksi adalah sekumpulan aktivitas untuk pembuatan suatu produk, dimana dalam pembuatan ini melibatkan tenaga kerja, bahan baku, mesin, energi, informasi, modal dan tindakan manajemen. Sistem produksi sering disebut juga perencanaan dan pengendalian produk yang berarti suatu sistem untuk membuat produk (mengubah bahan baku menjadi barang jadi ) yang melibatkan fungsi manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan proses pembuatan tanpa membahas proses pembuatan produk tersebut Quality Function Deployment (QFD) Quality Function Deployment (QFD) pertama kali di coba oleh Prof. Dr. Mizuno, Tokyo Institute of Tecnology, di Mitsubishi Heavy Industries, Ltd., Kobe Shipyard, Japan dalam tahun Setelah empat tahun pengembangan studi kasus, penyempurnaan latihan, QFD diterapkan dengan sukses dalam pembuatan minivan oleh Toyota. Hasil selama beberapa tahun menunjukkan penurunan biaya produksi secara kumulatif Definisi Quality Function Deployment (QFD) QFD sebenarnya adalah merupakan suatu jalan bagi perusahaan untuk berusaha mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen

4 12 terhadap produk atau jasa yang dihasilkannya. Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi QFD: QFD adalah metodologi terstruktur, yang digunakan dalam proses perancangan dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen serta memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi secara sistematis kapabilitas produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. QFD adalah merupakan metodologi untuk menterjemahkan keinginan dan kebutuhan konsumen ke dalam suatu rancangan produk yang memiliki persyaratan teknis dan karakteristik kualitas tertentu. Dalam menggunakan metode QFD dalam proses perancangan dan pengembangan produk akan merupakan suatu nilai tambah bagi perusahaan. Sebab perusahaan akan mempunyai keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu produk atau jasa yang mampu memuaskan konsumen Manfaat Quality Function Deployment (QFD) Manfaat dari metode matriks Quality Function Deploymernt (QFD) adalah sebagai berikut :

5 13 Memperjelas area dimana tim pengembangan produk perlu untuk memenuhi informasi dalam mengidentifikasikan produk atau jasa yang akan memenuhi kebutuhan konsumen. Mempuyai bentuk yang jelas dan teratur serta kemampuan untuk penelusuran kembali pada kebutuhan konsumen dari seluruh data/informasi yang dibutuhkan untuk memberi keputusan yang tepat dalam hal definisi, desain, produksi dan penyediaan produk atau jasa. Menyediakan forum untuk analisa masalah yang timbul dari data yang tersedia mengenai keputusan konsumen dan kemampuan kompetensi produk atau jasa. Menyimpan perencanaan untuk produk sebagai hasil keputusan bersama. digunakan untuk mengkonsumsi rencana terhadap produk untuk mendukung manajemen dan pihak lainnya yang akan bertanggung jawab terhadap implementasi dari rencana tersebut. QFD tidak hanya mengenai aktivitas teknik saja, tetapi juga aktivitas non teknik, seperti produk jasa atau pelayanan. Misalnya saja riset pasar untuk mengembangkan produk baru, periklanan, hubungan masyarakat, penjualan, dan lain-lain. Menurut Prof. Riggs, seorang professor dari Universitas Stanford, pada symposium pengendalian kualitas di Jepang, terhadap empat strategi fungsional yang mempengaruhi teknologi fungsi, yaitu: 1. Strategi Pemasaran (Market Strategy) 2. Strategi Penjualan (Sales Strategy)

6 14 3. Strategi Produk (Product Strategy) 4. Strategi Proses Produksi (Manufacturing Process Strategy) Proses QFD Proses QFD dapat dibagi menjadi empat fase/tahapan ( tergantung pada siklus pengembangan produk atau jasa yang akan dilakukan. Setiap fase terdiri dari kolom vertikal (WHAT s) dan kolom horisontal (HOW s), bagian pada kolom vertikal akan menjadi kolom horisontal pada fase berikutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1. Customer Requirement Technical Requirement Part Characteristic Process Chart Gambar 2.1. Model 4 Fase QFD (Sumber: a) Fase pertama, yaitu perencanaan konsep produk (product concept planning) yang dimulai dengan penelitian terhadap pasar dan pengambilan data yang berasal dari konsumen (customer requirement) pada kolom horisontal dan

7 15 pada kolom vertikal adalah technical requirement. Hasil dari fase ini adalah rencana produk baik berupa ide, sketsa, konsep modal ataupun perencanaan pemasaran. b) Fase kedua, yaitu perencanaan desain (design planning) yang dimulai dengan keberadaan technical requirement yang kemudian dikembangkan menjadi spesifikasi produk dan komponen (part characteristic). Pada tahap ini prototipe dari produk yang dibuat dan diuji. c) Fase ketiga, yaitu perencanaan proses (process planning) dimana proses manufaktur dan peralatan produksi (processing characteristic) dirancang berdasarkan spesifikasi produk dan komponennya (part characteristic). d) Fase keempat, yaitu perencanaan produksi (production planning) yang tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan perencanaan mengenai pengontrolan proses manufaktur dan peralatan produksi (production requirement) yang digunakan dalam pembuatan produk. 2.4 HOUSE OF QUALITY (HOQ) Pengertian House of Quality (HOQ) Dalam proses QFD digunakan suatu matriks yang berbentuk rumah dan dinamakan rumah kualitas atau House of Quality (HOQ). House of Quality merupakan rumah pertama dan merupakan bagian terlengkap dari pengembangan Quality Function Deployment. Secara garis besar matriks ini adalah upaya untuk mengkonversi suarasuara konsumen (Voice of Customer) secara langsung terhadap karakteristik teknis

8 16 dan spesifikasi teknis dari produk atau jasa yang dihasilkan. Perusahaan akan berusaha mencapai karakteristik teknis yang sesuai dengan target yang ditetapkan, dengan sebelumnya melakukan benchmarking terhadap produk-produk pesaing. Benchmarking dilakukan untuk mengetahui posisi-posisi relative product yang ada dipasaran yang merupakan pesaing. House of Quality dapat digambarkan seperti berikut : Gambar 2.2. House of Quality (Sumber :Lou Cohen, Quality Function Deployment, 1995) 1. What s. Merupakan masukan dari pelanggan yang didapat dari voice of customer. Pada proses QFD membutuhkan data pelanggan yang ditulis sebagai atribut-atribut dari suatu produk atau jasa. Tiap atribut mempunyai data numeric yang berkaitan dengan kepentingan relative atribut bagi pelanggan dan tingkat performansi kepuasan pelanggan dari produk yang

9 17 dibuat berdasarkan atribut tadi. Data dari pelanggan dapat menunjukkan variasi pola hubungan yang mungkin tergantung bagaimana performansi kepuasan atribut dikumpulkan. Interprestasi data ini harus memperhitungkan apakah pelanggan yang disurvei menggunakan satu atau beberapa produk dan apakah sampel pelanggan terdiri atas seluruh pelanggan dari berbagai tipe atau segmen. 2. Importance Ratings. Bobot nilai yang diberikan What s yang dinyatakan sebagai kepentingan relatif. Kolom ini tempat merekam bagaimana tingkat kepentingan masin-masing keinginan. Kolom ini diletakkkan sebelah data keinginan pelanggan. Ada tiga tipe data kepentingan yang diguanakan, yaitu : Absolute Importance Relative importance Ordinal Importance 3. How s. cara atau bahasa teknis perusahaan untuk mencapai What s memunculakan karakteristik kualitas pengganti (Substitute Quality Caracteristic). Tahap ini mempunyai transformasi dari kebutuhan. Kebutuhan pelanggan yang bersifat nonteknis menjadi data yang bersifat teknis guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

10 18 4. Corelations Matriks. Menggambarkan hubungan antar elemen How s. pada bagian ini memetakan hubungan dan kepentingan antara karakteristik kualitas pengganti atau respon teknis (How s) 5. Relationship matriks. Bagan ini menentukan seberapa kuat hubungan antara respon teknis (How s) dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggan (waktu) Untuk memudahkan hubungan setiap elemen How s ini, maka digambarkan simbol sebagai berikut : = Sedang (nilai 3) = Kuat (nilai 9) = Lemah (nilai 1) 6. Customer Competitive Assessment. Tujuan dari karakteristik produk dibandingkan dengan produk lain. Membuat matrik produk dengan data pesaing dengan menganalisis hubungan antara produk baru atau produk hasil pengembangan dengan produk pesaing dengan hasil untuk mencapai target spesifikasi produk, bagan ini juaga berfungsi sebgaai keputusan mengenai positioning Produk. 7. Absolute Score. Penjumlahan dari perhitungan-perhitungan nilai untuk masing-masing How s atau kolom pada Relationship Matrik Relative

11 19 Score. Rangkaian nilai-nilai dari masing-masing How s termasuk nilai absolute terhadap bobot atribut Customer Needs Langkah-Langkah Pembuatan House of Quality Berikut ini beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam membuat House of Quality: 1. Mengidentifikasi keinginan pelanggan (customer requirement) Langkah awal dalam proyek QFD adalah menentukan target pasar dan siapa yang akan menjadi konsumen. Kemudian tim QFD mengidentifikasi informasi dari konsumen berupa keinginan dan kebutuhan mereka terhadap suatu produk atau jasa. Suara dari pelanggan (voice of customer) yang telah diperoleh merupakan masukan utama bagi proses QFD. Untuk mendapatkan voice of customer tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan survey langsung terhadap pelanggan dari produk atau jasa yang sedang diteliti. 2. Membuat matriks informasi pelanggan Setelah memperoleh data tentang keinginan pelanggan maka langkah berikutnya membuat matriks informasi pelanggan yang merupakan bagian horisontal dalam House of Quality. Terdapat beberapa bagian dalam matriks informasi pelanggan ini, yaitu: Menyusun atribut keinginan pelanggan (customer requirement) yang diperoleh dari hasil survey pada tahap sebelumnya.

12 20 Mengidentifikasi tingkat kepentingan (level of importance) dari setiap atribut keinginan pelanggan, dan menentukan atribut yang menjadi prioritas karena memiliki tingkat kepentingan tinggi. Mengidentifikasi tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dan pesaing (customer competitive evaluation). Menentukan tujuan (goal) dari masing-masing atribut, atribut mana yang dianggap menjual (sales point). Menghitung improvement ratio dengan cara membagi goal tersebut terhadap tingkat kepuasan yang diperoleh. Menghitung row weight, yang akan dijadikan patokkan dalam menentukan atribut yang terpilih. 3. Membuat matriks kebutuhan teknikal (technical requirements) Matriks kebutuhan teknikal merupakan bagian vertikal dalam House of Quality, bagian ini dapat dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu: Mengidentifikasi persyaratan teknikal (technical response) Persyaratan teknikal merupakan karakteristik desain yang menjelaskan persyaratan pelanggan yang diekspresikan dalam bahasa desainer dan insinyur. Intinya persyaratan pelanggan ini merupakan tanggapan perusahaan terhadap keinginan pelanggan. Mengevaluasi persyaratan teknikal (technical competitive assesment)

13 21 Langkah ini biasanya dilakukan oleh perusahaan atau organisasi dengan test dalam rumah berkualitas dan mentranslasikannya menjadi perhitungan. Evaluasi ini kemudian dibandingkan dengan competitive berdasarkan persyaratan pelanggan untuk menentukan konsistensi antar keinginan pelanggan dan persyaratan teknikal. Membuat matriks hubungan antara keinginan pelanggan dan persyaratan teknikal (relation matrix). Tujuan dari matriks hubungan ini adalah untuk memperlihatkan apakah persyaratan teknikal yang dilakukan perusahaan dapat memenuhi keinginan pelanggan. Penentuan hubungan ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman para ahli, respon dari pelanggan, atau uji coba terkendali. Menentukan target arah pengembangan (direction of improvement) Matriks ini merupakan arah pengembangan yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggannya. Menghitung nilai bobot persyaratan teknikal Tujuan perhitungan ini adalah untuk menentukan respon teknikal mana yang sebaiknya diprioritaskan oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggannya. Bobot ini dapat dibedakan menjadi Absolute Importance dan Relative Importance. Absolute Importance adalah suatu indikasi yang menunjukan keinginan pelanggan yang paling utama yang harus segera dipenuhi oleh perusahaan dalam hubungannya

14 22 dengan technical requirement. Relative Importance merupakan angka dalam persen komulatif. Menentukan hubungan antar persyaratan teknikal (technical correlation) Technical correlation merupakan hubungan atau keterkaitan antar setiap persyaratan teknikal. Menentukan target nilai dari persyaratan teknikal Dalam langkah ini ditentukan sampai sejauh mana persyaratan teknikal dapat memenuhi keinginan pelanggan. Biasanya target ini ditentukan oleh internal dalam bentuk skala nilai atau keterangan yang akan diambil Brainstorming Brainstorming membantu membangkitkan ide ide alternatif dan persepsi didalam suatu tim kerja (team work) yang bersifat terbuka dan bebas. Manfaat brainstorming dapat digunakan dalam hal hal sebagai berikut ini : 1. Memutuskan masalah produktivitas apa yang perlu diselesaikan. 2. Menentukan faktor penyebab yang mungkin dari menurunnya produktivitas dan atau solusi terhadap masalah - masalah yang terjadi. 3. Digunakan untuk menyaring sebanyak mungkin persepsi alternatif. 4. Anggota tim secara bebas menuangkan ide ide yang mereka punya. 5. Fasilisator dapat secara efektif mengelola tim.

15 23 Adapun pelaksanaan dari brainstorming ini dapat mengikuti langkah langkah sebagai berikut : 1. Menyatakan pernyataan masalah produktivitas secara jelas. 2. Seluruh anggota kelompok harus berfikir secara aktif dan mencatatnya. 3. Setiap ide atau gagasan yang diberikan oleh anggota kelompok tidak boleh dikritik atau diberi komentar. 4. Setiap anggota kelompok wajib diminta memberikan ide atau gagasan. 5. Setiap anggota kelompok menyiapkan suatu rangking dari ide atau gagasan tersebut. 6. Rangking individual terhadap ide atau gagasan itu dibandingkan. 7. Memprioritaskan untuk memilih ide-ide atau gagasan yang terbaik. Adapun kelemahan atau keterbatasan keterbatasan dari pemakaian brainstorming adalah sebagai berikut : Tidak produktif, relatif tidak berstruktur. Sensor arah disalokasi eksternal Didominasi oelh salah satu atau dua orang anggota kelompok. 2.6 Wawancara dan Kuesioner Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian maka dilakukan proses wawancara kepada pimpinan perusahaan dan penyeberan kuesioner kepada para pakar untuk mendapatkan alternatif strategi pemasaran.

16 24 Adapun berikut. karakteristik, manfaat dan kekurangan cara tersebut adalah sebagai Wawancara Manfaat wawancara adalah sebagai berikut: Mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi karena langsung dari sumber asalnya. Kadang kadang data tertentu diperoleh di luar rencana. Mudah memeriksa kebenaranya karena dapat langsung mempertim-bangkannya. Kemungkinan pertanyaanya tidak dijawab adalah sangat kecil. Kekurangan wawancara adalah sebagai berikut. Hanya efektif untuk jumlah sampel yang kecil, terutama yang menyangkut biaya. Faktor subyektif pewawancara kecil sekali kemungkinanya untuk dapat dihilangkan Kuesioner Tujuan pembuatan kuesioner menurut Freddy Rangkuti dalam bukunya Riset Pemasaran (1997) yaitu memperoleh informasi yang relevan dengan tingkat keandalan (reliability) dan keabsahan atau validitas (validity) setinggi mungkin. Reliability adalah tingkat kemantapan atau konsistensi suatu alat ukur. Alat ukur yang mantap dengan sendirinya: Dapat diandalkan (dependability). Hasil pengukurannya bisa diramalkan (predictability).

17 25 Dapat menunjukkan tingkat ketepatan. Validitas atau keabsahan adalah menyangkut pemahaman mengenai kesesuaian antara konsep dengan kenyataan empiris. Reabilitas memberikan kesesuaian antara hasil-hasil pengukuran atau konsistensi pengukuran; sedangkan validitas merupakan kesesuaian konsep pengukuran tersebut dengan fakta di lapangan. Suatu alat ukur yang validitas atau tingkat keabsahannya tinggi secara otomatis biasanya dapat diandalkan. Namun sebaliknya, suatu pengukuran yang andal, belum tentu memiliki keabsahan yang tinggi. Ada dua jenis pertanyaan, yaitu terbuka (open-ended question) dan tertutup (close-ended question). Pertanyaan Terbuka Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang tidak menggiring ke jawaban yang sudah ditentukan dan tinggal dipilih dari alternatif yang ditawarkan. Contoh: Menurut pendapat anda merek mie instant apa yang paling disukai anak-anak? Pertanyaan Tertutup Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang sudah menggiring ke jawaban yang alternatifnya sudah ditetapkan (ya atau tidak). Contoh: Apakah anda sudah mendengar bahwa Edi Kancil meloloskan diri? (1) Ya (2) Tidak Kombinasi Tertutup dan Terbuka Contoh: 1. Ada sementara orang yang beranggapan bahwa kebebasan berpolitik di negeri ini tidaklah seperti yang diharapkan. Menurut anda sampai seberapa jauhkah kebebasan yang anda rasakan untuk hidup di negeri ini? a. Sangat bebas lanjutkan ke pertanyaan no. 3

18 26 b. Cukup bebas lanjutkan ke pertanyaan no. 3 c. Tidak begitu bebas lanjutkan ke pertanyaan no. 2 d. Tidak bebas sama sekali lanjutkan ke pertanyaan no Dalam hal apakah anda merasa tidak begitu bebas? 3. Dengan mempertimbangkan berbagai segi, seberapa jauh kepuasan anda mengenai kehidupan berpolitik di negeri ini? 4. Angka manakah yang paling dekat mencerminkan tingkat kepuasan yang anda rasakan? sangat puas netral sangat tidak puas Petunjuk membuat pertanyaan: 1. Gunakan kata-kata sederhana 2. Pertanyaan jelas dan khusus 3. Pertanyaan berlaku bagi semua responden 4. Berkaitan dengan masalah dan sasaran penelitian 5. Tidak ambigu 6. Tidak menggiring 7. Tidak memuat informasi yang tidak dimiliki oleh responden 8. Tidak memuat hal yang bersifat pribadi dan peka 9. Tidak bersifat klise Karakteristik kuesioner yang baik adalah sebagai berikut. 1. Kuesioner harus mudah dipahami. 2. Disusun dalam urutan yang logis.

19 27 3. Jawaban yang mungkin diperoleh sebaiknya dalam bentuk : ya atau tidak, pilihan ganda, mengisi bagian yang kosong, indikasi numerik. 4. Kuesioner harus konsisten dan jangan ditanyakan berulang ulang. 5. Hindarkan jawaban yang berbelit belit atau hindarkan jawaban dalam bentuk isian tabel. Keunggulan kuesioner adalah sebagai berikut. 1. Dapat menjangkau area yang lebih luas dengan waktu yang lebih cepat. 2. Metode pengolahan data relatif memerlukan biaya yang lebih murah. Kekurangan metode kuesioner adalah sebagai berikut. 1. Seringkali kuesioner tidak dijawab dengan penjelasn lisan. 2. Banyak kasus pertanyaan tidak terjawab, tidak dapat direalisasikan karena sulit untuk langsung dikontrol. 3. Seringkali kuesioner tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. 4. Proses pengembalian tidak bersama sama dan memakan waktu cukup lama.

20 Skala Pengukuran dan Metode Pengambilan Sampel Skala Pengukuran Untuk menentukan tingkat pengukuran dalam pengolahan data tergantung dari jenis skala yang dipilih. Teknik membuat skala adalah cara mengubah fakta fakta kualitatif (atribut) menjadi suatu urutan kuantitatif (variabel). Dalam membuat skala objek yang diukur biasanya berasal dari sample dan dibuat inferensinya terhadap populasi. Skala harus mempunyai validitas, artinya skala tersebut benar benar mengukur apa yang dikehendaki untuk diukur. Skala juag harus mempunyai reliabilitas dengan perkataan lain skala tersebut akan menghasilkan ukuran serupa jika digunakan pada sampel yang sama. Menurut Freddy Rangkuti dalam bukunya Riset Pemasaran (1997), sifat skala dibedakan menjadi empat tingkatan, yaitu: Skala Nominal Skala ini hanya sekadar membedakan suatu kategori dengan kategori lainnya dari suatu variabel. Angka-angka yang diberikan kepada obyek merupakan label dan tidak diasumsikan adanya tingkatan antara suatu kategori dan kategori lainnya dari suatu variabel. Skala Ordinal Adalah skala yang bertujuan untuk membedakan antara kategorikategori dalam satu variabel dengan asumsi bahwa ada urutan atau tingkatan skala. Angka-angka tersebut tidak menunjukkan kuantitas absolut, tidak pula memberikan petunjuk bahwa intervalinterval antar setiap dua angka itu sama. Skala Interval Adalah skala suatu variabel yang selain dibedakan, dan mempunyai tingkatan, juga diasumsikan mempunyai jarak yang pasti antara satu kategori dan kategori yang lain dalam satu variabel.

21 29 Skala Rasio Adalah skala suatu variabel yang selain dibedakan, mempunyai tingkatan serta jarak antara suatu nilai dengan nilai yang lainnya, juga diasumsikan bahwa setiap nilai variabel diukur dari suatu keadaan atau titik yang sama (mempunyai titik nol mutlak). Angka-angka pada skala menunjukkan besaran sesungguhnya dari sifat yang kita ukur. Teknik skala pengukuran yang sering digunakan, yaitu: 1. Skala Likert adalah skala yang hubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, atau baik-tidak baik. Responden diminta mengisi pertanyaan dalam skala ordinal berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu. Untuk membuat Skala Likert dilakukan langkah langkah sebagai berikut. a. Kumpulkan sejumlah pertanyaan yang sesuai dengan sikap yang akan diukur dan dapat diidentifikasi dengan jelas (positif atau tidak positif). b. Berikan pertanyaan pertanyaan di atas kepada sekelompok responden untuk diisi dengan benar. c. Respon untuk setiap pertanyaan dihitung dengan cara menjumlahkan angka angka dari setiap pernyataan sedemikian rupa sehingga respon yang berada pada posisi yang sama akan menerima sercara konsisten nilai angaka yang selalu sama. Misalnya, bernilai 5 untuk angka yang sangat positif dan 1 untuk yang sangat negatif. Hasil hitung akan mendapatkan skor tiap tiap pernyataan dan skor total, baik untuk tiap responden maupun secara keseluruhan.

22 30 d. Mencari pernyataan pernyataan yang tidak dapat dipakai dalam penelitian, dengan patokan : 1. Pernyataan yang tidak diisi lengkap oleh responden. 2. Pernyataan yang secara total responden tidak menunjukan korelasi yang substansial dengan nilai totalnya. e. Pernyataan pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala Likert yang dapat dipakai untuk mengukur skala sikap, serta menjadi kuesioner baru untuk mengumpulkan data berikutnya. 2. Skala Thurston adalah skala yang mengurutkan responden berdasarkan suatu kriteria tertentu, yaitu membedakan intensitas sikap atau perasaan seseorang. 3. Skala Guttman adalah skala yang menentukan hingga manakah suatu skala sikap berdimensi satu atau unidimensial. Artinya apakah skala itu mengukur dimensi yang sama dari sikap tertentu dalam berbagai intensitas dari paling kuat atau tinggi sampai paling lemah atau rendah. Responden ini hanya mempunyai dua pilihan yaitu setuju atau tidak setuju, oleh karena itu sekala ini tidak banyak digunakan Metode Pengambilan Sampel Secara umum, ada dua macam metode pengambilan sampel, yaitu : sample yang memberikan kemungkinan yang sama bagi setiap unsur populasi yang biasanya disebut probability dan yang tidak memberikan kemungkinan yang sama bagi semua populasi yang dipilih disebut dengan non probability sampling.

23 31 Metode pengambilan sampel probability dibedakan sebagai berikut ( Prof. Dr. Sugiyono, 2009) : 1. Pengambilan sampel acak sederhana (Simple Random Sampling ). Dimasukkannya adalah bahwa setiap populasi yang dimiliki peluang yang sama dalam pemilihannya. 2. Pengambilan sampel acak stratifikasi (Stratified Random Sampling). Populasi yang diteliti biasanya harus digolongkan menurut ciri ciri tertentu untuk penelitian. Dapat menjadi sesuatu yang kompleks jika sampel yang diperoleh jika sampel mempunyai beberapa ciri sekaligus. 3. Pengambilan sampel acak distratifikasi (Disproportionate Stratified Random Sampling). Sampel ini hampir sama dengan yang diatas, tetapi bedanya terdapat pada sub kategorinya tidak didasarkan atas proporsi yang sebenarnya dalan populasi. Hal ini disebabkan sub kategori tertentu terlampau sedikit jumlah sampelnya. 4. Pengambilan sampel gugus sederhana (Simple Cluster Sampling). Pengambilan sampel ini terjadi, jika sampel tersebar dalam suatu daerah yang cukup luas dan secara keseluruhan ciri dari keadaan yang tidak ada dikenal. Sedangkan pengambilan sampel yang bersifat tidak acak atau yang disebut juga non probability adalah metode pengambilan sampel dimana setiap unsur dalam populasi belum tentu memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, bahkan probabilitas anggota populasi tertentu terpilih

24 32 tidak diketahui. Adapun beberapa cara pengambilan sampel secara non acak ini adalah sebagai berikut ( Husein Umar, 2003 ) : 1. Cara Sederhana (Convenience Sampling) Sampel ini hampir tidak dapat diandalkan, tapi biasanya paling murah dan cepat dilakukan, karna penelitian memiliki kebebasan memilih siapa saja yang ditemui. Cara ini bisa bermanfaat, misalnya saja pada tahap awal penelitian eksploratif saat mencari petunjuk petunjuk penelitian, hasilnya dapat menunjukkan bukti bukti yang cukup berlimpah, sehingga tidak diperlukan lagi prosedur pengambilan sampel yang lebih canggih. 2. Cara Keputusan (Judgement Sampling) Cara jutgement sampling atau purposive sampling lebih cocok dipakai pada tahap awal study eksploratif, karna cara ini menggunakan pertimbangan subjektif dalam memilih anggota populasi dengan ciri ciri tertentu dan menolak anggota populasi yang tidak memiliki ciri ciri tersebut. Misalnya dipakai pada saat penelitian ingin mengetahui pendapat karyawan tentang produk yang akan dibuat. Penelitian beranggapan bahwa karyawan lebih banyak tahu daripada orang lain. 3. Cara Kuota (Quota Sampling) Cara ini digunakan jika riset dilakukan untuk mengkaji suatu fenomena dari beberapa sisi, dan responden yang akan dipilih adalah orang orang yang dapat menjawab semua sisi itu. Misalnya akan diteliti prihal aktifitas mahasiswa dalam belajar dikelas, melakukan riset riset kecil dan dalam

25 33 membaca buku buku perpustakaan. Dosen dosen seperti ini dapat dijadikan sampel sebagai wakil dari populasi seluruh dosen yang ada. 4. Cara Bola Salju (Snowball Sampling) Cara ini adalah teknik penentuan sampel mula mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini dapat dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya sehingga jumlah sampel tersebut menjadi banyak. 5. Area Sampling Pada prinsipnya, cara ini menggunakan perwakilan bertingkat, dimana populasi dibagi atas beberapa bagian populasi, dan setiap bagian populasi dapat dibagi bagi. Dari bagian populasi yang paling kecil diambil sampel sebagai wakilnya untuk masuk kepada populasi yang lebih besar. Dari bagian populasi yang lebih besar ini akan diambil lagi sampel yang akan dipakai lagi, dan seterusnya.

DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501)

DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501) DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501) TOPIK 4: QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Definisi QFD QFD adalah suatu metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menentapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia 69 3. METODE PENELITIAN Untuk menyelesaikan permasalahan, maka perlu disusun langkah-langkah penyelesaian masalah sebagai berikut : Keterangan flowchart : 1. Survey Pendahuluan Studi litaratur dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti harus mengetahui terlebih dahulu bentuk penelitian yang dilakukan karena berkatian dengan prosedur, alat pengukuran dan desain penelitian

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL

PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL Saufik Luthfianto, Siswiyanti Teknik Industri Universitas Pancasakti Tegal Email : saufik34@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta. BAB III METODE PENELITIAN A.Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan selama 3 bulan yaitu dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2016. Adapun tempat yang dijadikan objek

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek penelitian Obyek penelitian yang diamati adalah sasaran yang menjadi sumber informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Flow Chart Metodologi Penelitian Penelitian merupakan kegiatan sistematis dengan serangkaian proses yang dilakukan secara terstruktur. Setiap tahapan proses tersebut akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu di buat alur penelitian adapun alur penelitian dapat dilihat dari flow chart berikut

Lebih terperinci

Gambar 1. 1 Empat Fase Model QFD

Gambar 1. 1 Empat Fase Model QFD Perancangan Alat Perajang Umbi-umbian dengan Metode Quality (Nuning Artati dkk.) PERANCANGAN ALAT PERAJANG UMBI-UMBIAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEVELOPMENT (QFD) Nuning Artati*, Sutarno, Nugrah Rekto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian yang akan dilakukan adalah sistem pelayanan informasi yang dimiliki oleh bus Trans Jogja sebagai elemen pendukung dari moda transportasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Tri Juwita Nurcahyawening NRP 9113201301 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Moses L. Singgih,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii iv vi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 3 1.3 Perumusan Masalah... 7 1.4 Tujuan Penelitian... 7 1.5 Manfaat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 KERANGKA PEMIKIRAN Penelitian yang bertujuan untuk mempertemukan kebutuhan konsumen dengan peningkatan pelayanan yang mampu diusahakan oleh PT. Mitra Nasional Kualitas, akan dilakukan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP

TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN DI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik

Lebih terperinci

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No. (014) 8-33 ISSN 30 934X Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Usaha di bidang kuliner seperti warung tenda, food court, cafe maupun restoran merupakan salah satu usaha yang banyak berdiri di Bandung. Salah satu pelakunya adalah Atmosphere Resort Cafe, yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD Oleh: Hot Pangihutan Sianturi NRP: 9108.201.416

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian menunjukan bagaimana penelitian dilakukan dari identifikasi masalah sampai dengan analisis dan kesimpulan. Tahapan metode dari penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan dan Pengembangan Konsep Produk 2.1.1 Desain Adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, dan menyusun suatu sistem (fisik/ nonfisik) yang optimum

Lebih terperinci

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai 45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI...

BAB 2 LANDASAN TEORI... iii ABSTRAK Saat ini lembaga pendidikan bukan hanya sekedar tempat untuk belajar dan memperoleh pendidikan. Hampir seluruh lembaga pendidikan berusaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan pengajaran

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perpustakaan Terintegrasi (PTUKM) merupakan pengintegrasian dari perpustakaan terdistribusi yang sebelumnya dimiliki oleh fakultas-fakultas yang terdapat di (UKM). Pengintegrasian ini dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN

ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN KONSUMEN CPO A. Customer Needs and Benefits (Harapan Pelanggan) Survei pendahuluan dilakukan dengan wawancara

Lebih terperinci

BAB III DISAIN PRODUK

BAB III DISAIN PRODUK BAB III DISAIN PRODUK 3.1. Pendahuluan Salah satu karakteristik manusia adalah mereka selalu berusaha mencitakan sesuatu, baik alat atau benda lainnya untuk membantu kehidupan mereka. Untuk mewejudkan

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Semakin ketatnya persaingan akan produk pangan agroindustri merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen. Oleh karena itu, setiap perusahaan melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan dasar atau acuan bagi peneliti dalam menyelesaikan rumusan masalah dengan metode-metode yang akan dipaparkan dalam pembahasan untuk ditarik kesimpulan. 2.1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian memaparkan prosedur atau dasar penelitian secara detil yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu masalah dalam penelitian. Metode penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I ii Iii iv V vi vii viii x xi xvi xvii

DAFTAR ISI. I ii Iii iv V vi vii viii x xi xvi xvii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN.... SURAT KETERANGAN PENELITIAN.... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN..... HALAMAN MOTTO...... KATA PENGANTAR.

Lebih terperinci

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD (Studi kasus di Shop And Drive Astra Otoparts CV. Fastlube Mas ) SKRIPSI Diajukan Oleh : FRIDA SANDIA PUSPITA

Lebih terperinci

Pengembangan Desain Produk Tas Gadukan Guna Meningkatkan Daya Saing Ikm

Pengembangan Desain Produk Tas Gadukan Guna Meningkatkan Daya Saing Ikm Pengembangan Desain Produk Tas Gadukan Guna Meningkatkan Daya Saing Ikm M. Junaidi Hidayat *1), Lukmandono 2), Ni Luh Putu Hariastuti 3) 1) Jurusan Desain Produk, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

Kata Kunci : Penilaian Konsumen, Kualitas Produk, Metode QFD (Quality Function Deployment)

Kata Kunci : Penilaian Konsumen, Kualitas Produk, Metode QFD (Quality Function Deployment) PENERAPAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PADA PRODUK TEMPE (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN SUMBER REJEKI ) Oleh: NANING RETNOWATI *) ABSTRAK Perusahaan tempe Sumber Rejeki sebagai pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan di Unit Operasi Hydrocracking Complex (HCC) di PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Jalan Yos Sudarso No 1 Balikpapan, Kalimantan

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Markom Industry Analysis- Modul ke:

Mata Kuliah - Markom Industry Analysis- Modul ke: Mata Kuliah - Markom Industry Analysis- Modul ke: 09Fakultas FIKOM Research & Business Development Marcom Industries 1 Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Riset

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Proses menghasilkan

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD)

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD) Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.2 No.2 (2013) 26-31 ISSN 2302 934X Quality Engineering & Management Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan masalah

Lebih terperinci

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip PERANCANGAN PROSES PRODUKSI BUBUR KENTANG SIAP SAJI DENGAN MEMPERHATIKAN KEINGINAN KONSUMEN Grace Elizabeth Grace Elizabeth (grace_miong@yahoo.com) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah. Mulai. Observasi Pendahuluan. Penetapan Tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah. Mulai. Observasi Pendahuluan. Penetapan Tujuan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah Mulai Observasi Pendahuluan Studi Pustaka Identifikasi Masalah Penetapan Tujuan Identifikasi atribut penelitian Pembuatan

Lebih terperinci

Sejarah Quality Function Deployment

Sejarah Quality Function Deployment Rahmi Yuniarti Sejarah Quality Function Deployment Diperkenalkan Yoji Akao, profesor Manajement Engineering dari Tamagawa University Dikembangkan 1972 oleh Mitsubishi 1978 diadopsi oleh Toyota WHAT IS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai 45 tahun yang digunakan untuk aktivitas harian selain bekerja dan kuliah. Aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan gambaran penelitian secara keseluruhan sehingga diketahui proses, metode dan hasil yang diperoleh dalam penelitian. Terlihat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Seiring dengan krisis ekonomi yang menimpa Indonesia saat ini, terjadi banyak sekali perkembangan di segala aspek di dalam negeri salah satunya adalah perkembangan di dunia bisnis terutama bisnis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM 20 BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM Studi pendahuluan Studi kepustakaan Pengumpulan data: * kuesioner *wawancara *observasi lapangan Data cukup, data reliabel, data valid? Ya tidak Identifikasi kebutuhan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS

IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS Jono Jurusan Teknik Industri, Universitas Widya Mataram Yogyakarta Jl. Ndalem Mangkubumen Kp. III/237 Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian atau kerangka pemecah masalah merupakan tahap-tahap penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian lebih lanjut yang sedang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan hanya dapat terbentuk apabila pelanggan merasa puas atas produk dan pelayanan yang diterima mereka. Kepuasan pelanggan inilah yang menjadi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BATIK GEDOK TUBAN BERDASARKAN ATRIBUT KONSUMEN DENGAN MENGUNAKAN METODE QFD (Quality Function Deployment)

PENGEMBANGAN BATIK GEDOK TUBAN BERDASARKAN ATRIBUT KONSUMEN DENGAN MENGUNAKAN METODE QFD (Quality Function Deployment) PENGEMBANGAN BATIK GEDOK TUBAN BERDASARKAN ATRIBUT KONSUMEN DENGAN MENGUNAKAN METODE QFD (Quality Function Deployment) ( Studi Kasus di Jainal Abidin Gedok ) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia atas sesuatu (permasalahan) dengan perlakuan tertentu (memeriksa, mengusut, menelaah, dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. HALAMAN MOTTO...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. HALAMAN MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENYARING TAHU DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN ATHROPOMETRI

PERANCANGAN ALAT PENYARING TAHU DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN ATHROPOMETRI PERANCANGAN ALAT PENYARING TAHU DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN ATHROPOMETRI Rosleini Ria PZ 1), Erni Suparti 2) 1),2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA Rony Prabowo, SE. ST. MT Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, email : rony_prabowomt@yahoo.co.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id. BAB I Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian...

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id. BAB I Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian... DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Pembatasan Masalah... 4 1.5 Sistematika Penulisan... 4 BAB II Tinjauan Pustaka... 6 2.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil obyek yaitu produk minuman susu sereal UHT produksi sebuah perusahaan makanan dan minuman yang berada di Cakung. Bahan baku yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yakni suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Bundling Product bundling adalah strategi penjualan yang diterapkan di pemasaran. Product bundling mempunyai tujuan untuk memaksimalkan keuntungan dalam berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi kualitas. Kualitas merupakan kondisi dinamis yang memiliki hubungan dengan produk dan jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Kantin SLU Madani adalah kantin milik Badan Layanan (BLU) UIN Suska Riau. Kantin ini didirikan pada tahun 20. Kantin SLU Madani ini adalah salah

Lebih terperinci

Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV.

Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV. Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV.Tirta Indo Megah Putu Verdika 1, *, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis 5.1.1. Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD) A. Analisis Atribut Whats Whats merupakan pendefinisian atribut-atribut kebutuhan dan keinginan konsumen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PRODUK KONSUMEN DENGAN FOKUS KEBUTUHAN PELANGGAN (Studi Kasus pada Produk Minuman Teh PT XYZ)

PENGEMBANGAN PRODUK KONSUMEN DENGAN FOKUS KEBUTUHAN PELANGGAN (Studi Kasus pada Produk Minuman Teh PT XYZ) 1 TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN PRODUK KONSUMEN DENGAN FOKUS KEBUTUHAN PELANGGAN (Studi Kasus pada Produk Minuman Teh PT XYZ) Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo keinginan konsumen adalah Quality Function Deployment (QFD). Penerapan metode QFD diawali dengan pembentukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam kurun waktu 2007-2008, PT. TIKI JNE mengalami penurunan angka penjualan sekitar 15%. Oleh sebab itu, PT. TIKI JNE ingin memiliki strategi untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan jumlah

Lebih terperinci

SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY

SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY Disusun oleh : Nama : Alfonsa Radite Asthingkara NIM : 122110085 Kelas : B PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM USAHA MEMENUHI KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK AQUA GELAS 240 ML PADA PT

APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM USAHA MEMENUHI KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK AQUA GELAS 240 ML PADA PT APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM USAHA MEMENUHI KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK AQUA GELAS 240 ML PADA PT. TIRTA INVESTAMA PANDAAN Emmalia Adriantantri 1) Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

Seminar Tesis. Sri Hariani Eko Wulandari Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M.Eng.Sc. Ir., Udisubakti

Seminar Tesis. Sri Hariani Eko Wulandari Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M.Eng.Sc. Ir., Udisubakti STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE FUZZY SERVQUAL DAN QFD (STUDI KASUS : PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI STIKOM SURABAYA) Seminar Tesis Sri Hariani Eko Wulandari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan Instansi Pemerintah yang terdiri dari enam Direktorat. Direktorat

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan Instansi Pemerintah yang terdiri dari enam Direktorat. Direktorat 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum merupakan Instansi Pemerintah yang terdiri dari enam Direktorat. Direktorat Jenderal Penataan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Development Product Development adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari menangkap keinginan dari pasar dan diakhiri dengan memproduksi, dan menjual produk. Tahapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Operasi merupakan salah satu fungsi dari bisnis disamping financial, marketing,maupun personalia. Operation tidak dapat berdiri sendiri, melaikan harus selalu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 37 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif, dimana penelitian ini meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab

Lebih terperinci

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA Helmi Wahyudi A 1, Udisubakti Ciptomulyono 2 1 Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

ANALISIS PENINGKATAN MUTU PELAYANAN SMU ISLAM YMI DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

ANALISIS PENINGKATAN MUTU PELAYANAN SMU ISLAM YMI DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) ANALISIS PENINGKATAN MUTU PELAYANAN SMU ISLAM YMI DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Hafidh Munawir Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1

Lebih terperinci

GITA ASTETI GINTING DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

GITA ASTETI GINTING DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan) SKRIPSI GITA ASTETI GINTING 100823002

Lebih terperinci

Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung

Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung EALUASI KUALITAS PRODUK PADA INDUSTRI KERAJINAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi kasus pada industri kerajinan batik di Yogyakarta) Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR USULAN DESAIN AMPLIFIER DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (STUDI KASUS PADA UD. TURBOSOUND)

TUGAS AKHIR USULAN DESAIN AMPLIFIER DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (STUDI KASUS PADA UD. TURBOSOUND) TUGAS AKHIR USULAN DESAIN AMPLIFIER DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (STUDI KASUS PADA UD. TURBOSOUND) Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi perkembangan teknologi sangat cepat, salah satunya dalam sistem informasi dan komunikasi. Salah satu produk dari perkembangan teknologi tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Quality Function Deployment Bangsa Jepang mengembangkan suatu pendekatan yang disebut pemberdayaan fungsi kualitas (Quality Function Deployment-QFD) untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Lebih terperinci

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PERTEMUAN #3 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu menentukan

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Jasa Definisi Jasa

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Jasa Definisi Jasa Bab 2 Landasan Teori 2.1. Jasa 2.1.1. Definisi Jasa Produk berupa barang berwujud maupun tidak berwujud, pada prinsipnya mempunyai tujuan yang sama. Produk diciptakan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD Hilda Harijono dan Bobby Oedy P. Soepangkat Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

Pengujian. Produk. Perancangan. Produk. Identifikasi Kondisi Eksisting

Pengujian. Produk. Perancangan. Produk. Identifikasi Kondisi Eksisting Pengujian Produk Perancangan Produk Identifikasi Kondisi Eksisting Identifikasi Kondisi Eksisting Membungkus kedelai yang telah diberi ragi Menimbang ukuran berat Labelling Memanaskan ujung-ujung plastik

Lebih terperinci

RANCANGAN PRODUK KNALPOT MOTOR DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

RANCANGAN PRODUK KNALPOT MOTOR DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT RANCANGAN PRODUK KNALPOT MOTOR DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT MUHAIMIN Program Studi Teknik Industri Universitas Azzahra, Jakarta Email : muhaimin.han@gmail.com ABSTRAKSI Konsumen cenderung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memberikan penjelasan mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian. Adapun teori yang digunakan diantaranya perilaku konsumen, konsep produk, perancangan dan pengembangan

Lebih terperinci

PERBAIKAN PROSES PERANCANGAN PRODUK INDUSTRIAL LATEX GLOVES DENGAN PENDEKATAN CONCURRENT ENGINEERING TOOLS

PERBAIKAN PROSES PERANCANGAN PRODUK INDUSTRIAL LATEX GLOVES DENGAN PENDEKATAN CONCURRENT ENGINEERING TOOLS PERBAIKAN PROSES PERANCANGAN PRODUK INDUSTRIAL LATEX GLOVES DENGAN PENDEKATAN CONCURRENT ENGINEERING TOOLS TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS TRAINING UNTUK PELANGGAN PT INKA DENGAN PENDEKATAN METODE AHP DAN QFD

PENINGKATAN KUALITAS TRAINING UNTUK PELANGGAN PT INKA DENGAN PENDEKATAN METODE AHP DAN QFD PENINGKATAN KUALITAS TRAINING UNTUK PELANGGAN PT INKA DENGAN PENDEKATAN METODE AHP DAN QFD Didik Hendriatna*), Suparno Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email:

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 ANALISIS KUALITAS LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL), MODEL KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi Kasus: Restoran X Lokasi Surabaya) Soca Waskitha 1) dan Suparno 2)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan Produk Kegiatan merancang dan mengembangkan produk, baik yang berupa jasa maupun barang, tidak terlepas dari konsep pemasaran yang bertujuan memenuhi kebutuhan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan adalah tindakan mewujudkan sebuah gagasan atau konsep

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan adalah tindakan mewujudkan sebuah gagasan atau konsep BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan adalah tindakan mewujudkan sebuah gagasan atau konsep menjadi informasi nyata. Persaingan yang ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk melakukan

Lebih terperinci

ANALISA PROSES BISNIS

ANALISA PROSES BISNIS ANALISA PROSES BISNIS Pertemuan 6: Improvement Planning & Improvement Credit to. Mahendrawati ER, Ph.D. Outline Materi 1 1. Quality Function Deployment 2. Improvement Tools 6.1 Quality Function Deployment

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 82 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasar hasil analisis terhadap raw weight pada HoQ maka diputuskan bahwa atribut yang akan dikembangkan adalah kemanisan produk, aroma produk, keamanan bahan, informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan dengan tujuan dan kegunaan tertentu, Sugiyono (2013:01).

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Diagram 3.1 Diagram Alir Penelitian 97 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian, perlu dilakukan suatu urutanurutan proses

Lebih terperinci

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO

Lebih terperinci

Peningkatan Pelayanan Service Advisor dengan Menerapkan Metode Quality Function Deployment di Auto 2000 Hr. Muhammad Surabaya

Peningkatan Pelayanan Service Advisor dengan Menerapkan Metode Quality Function Deployment di Auto 2000 Hr. Muhammad Surabaya Peningkatan Pelayanan Service Advisor dengan Menerapkan Metode Quality Function Deployment di Auto 2000 Hr. Muhammad Surabaya Mochammad Hatta Jurusan Teknik Industri, Universitas 45 Surabaya hattahattahatta@gmail.com

Lebih terperinci

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) 1 QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) EMA503 Manajemen Kualitas Definisi 2 QFD merupakan metodologi terstruktur yang dapat mengidentifikasikan dan menterjemahkan kebutuhan dan keinginan pelanggan menjadi

Lebih terperinci