ANALISI KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISI KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA"

Transkripsi

1 ANALISI KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Oleh Poso Nugroho, SE., MM UNIVERSITAS GUNADARMA Januari

2 ANALISI KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Poso Nugroho faso ABSTRAK Peraturan Bank Indonesia mengenai Arsitektur Perbankan Indonesia merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk masa yang akan datang. Penelitian ini merumuskan masalah tentang bagaimana kinerja keuangan Bank Devisa dan Bank Non Devisa berdasarkan rentabilitas dan likuiditas. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan triwulan periode Desember 2003 sampai 2007 yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, dan laporan perhitungan rasio keuangan.tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja keuangan Bank Devisa dan Bank Non Devisa berdasarkan rentabilitas dan likuiditas. Untuk mengetahui tingkat kesehatan bank harus menganalisis dan membahas pokok masalah, maka dengan ini penulis menggunakan metode analisis data berupa analisis rentabilitas dan likuiditas, serta analisis diskriminan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Bank Devisa menunjukkan kinerja yang baik sedangkan Bank Non Devisa kurang baik berdasarkan rentabilitas dan likuiditas. Berdasarkan hasil analisis diskriminan, rasio ROE merupakan prediktor yang paling berpengaruh dalam pengelompokkan bank menurut Arsitektur Perbankan Indonesia. Kata Kunci : Arsitektur Perbankan Indonesia, Rentabilitas dan Likuiditas 2

3 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pada pertengahan tahun 1980-an berbagai macam deregulasi dikeluarkan oleh pemerintah untuk menggairahkan industri perbankan. Diawali dengan diluncurkannya Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan perbankan. Kebijakan di bidang perbankan antara lain meliputi kemudahan-kemudahan dalam membuka kantor bank, dan lembaga keuangan bukan bank, memperkenalkan pendirian bank-bank swasta baru dengan mudah Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh perkembangan internal dunia perbankan seperti peserta dalam persaingan antar bank dan sebagai bagian organik sistem perbankan. Selain itu, tidak terlepas juga dari pengaruh perekonomian di luar dunia perbankan, seperti sektor riil, teknologi, politik, hukum, sosial, ekonomi makro, dan persaingan. Pada kasus industri perbankan, krisis perekonomian yang terjadi di wilayah ekonomi Asia Timur dan Asia Tenggara pada tahun 1997 telah membawa dampak terjadinya kemelut di industri perbankan di dalam negeri. Jatuhnya industri perbankan tidak hanya berakibat buruk terhadap sistem perbankan itu sendiri, melainkan juga berpengaruh terhadap kestabilan sektor keuangan secara keseluruhan. Sudah diketahui bersama bahwa penyebab utama krisis perbankan pada tahun 1998 bukan sebagai akibat merosotnya nilai tukar rupiah, namun lebih banyak karena belum berjalannya praktik Good Corporate Governance (GCG) di kalangan perbankan. Selain itu terjadinya pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), rendahnya core banking skill, rendahnya praktik manajemen risiko, dan adanya dominasi pemegang saham di dalam mengatur operasional perbankan, semuanya itu juga menyebabkan rapuhnya industri perbankan nasional. Seiring dengan berjalannya kegiatan perbankan di Indonesia, maka perlu adanya tatanan yang baik dan kerangka dasar yang jelas mengenai arah perbankan ke depan. Arsitektur Perbankan Indonesia (API) pada dasarnya merupakan rangkuman secara garis besar berbagai kegiatan yang telah dan akan terus dilakukan oleh perbankan maupun Bank 3

4 Indonesia sebagai pengawas bank di dalam mewujudkan struktur perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengelompokkan bank menurut kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang mencerminkan kinerja bank, 2. Untuk mengetahui kinerja keuangan perbankan berdasarkan analisis rasio rentabilitas dan likuiditas, 3. Untuk mengetahui tingkat prediksi pengelompokkan masing-masing bank berdasarkan rasio rentabilitas dan likuiditas, 4. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan signifikan antara masing-masing kelompok bank berdasarkan rasio rentabilitas dan rasio likuiditas, serta 5. Untuk mengetahui pendistribusian bank jika mengacu ke pengelompokkan menurut kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang didasarkan pada kemampuan modal bank. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Dahlan Siamat (Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi 3, Tahun 2001), modal adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank disamping memenuhi peraturan yang ada. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang pengertian modal, maka modal bank terbagi 2 yaitu modal inti dan modal pelengkap. Modal inti terdiri dari modal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan, laba tahun lalu, dan laba tahun berjalan. Sedangkan modal pelengkap terdiri dari cadangan reevaluasi aktiva tetap, cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal kuasi, dan pinjaman subordinasi. 4

5 Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Pengertian tentang kesehatan bank diatas merupakan suatu batasan yang sangat luas, karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan suatu bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya. Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. Kebijakan arah pengembangan industri perbankan di masa datang seperti yang dirumuskan dalam API dilandasi oleh visi : 1. Menciptakan suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien, 2. Menciptakan kestabilan sistem keuangan, 3. Mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam usaha pencapaian visi API sebagaimana diuraikan sebelumnya, maka Bank Indonesia telah menetapkan beberapa sasaran yang ingin dicapai. Enam pilar tersebut adalah : a. Struktur Perbankan yang sehat. b. Sistem Pengaturan yang efektif. c. Sistem Pengawasan Independen dan Efektif. d. Industri Perbankan yang sehat. e. Infrastruktur Pendukung yang Mencukupi. f. Perlindungan Konsumen. METODE PENELITIAN Untuk mendukung terlaksananya penyusunan tesis ini, pengumpulan data menggunakan data sekunder berupa Laporan Keuangan triwulan bulan Desember tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 dari 34 bank devisa dan 33 bank non devisa yang terdiri dari laporan neraca, laporan rugi-laba, dan laporan perhitungan rasio keuangan. 5

6 Analisis rasio rentabilitas digunakan untuk menilai tingkat efsiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Analisis rasio likuiditas digunakan untuk menilai kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. 1. Return on Assets (ROA) Pengembalian atas asset atau Return on Assets adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total asset bank yang dilaporkan dalam neraca. Return on Assets = Laba Sebelum Pajak x 100% Rata-rata Total Asset 2. Return on Equity (ROE) Pengembalian atas Modal atau Return on Equity adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal inti yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih. Return on Equity = Laba Setelah Pajak x 100% Rata-rata Modal Inti 3. Net Interest Margin (NIM) Net Interest Margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Net Interest Margin = Pendapatan Bunga Bersih x 100% Rata-rata Aktiva Produktif 4. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. BOPO = Biaya Operasional x 100% Pendapatan Operasional 6

7 5. Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to Deposit Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar dana pihak ketiga dengan mengandalkan kredit yang telah didistribusikan ke masyarakat sebagai sumber likuiditasnya. Loan to Deposit Ratio = Kredit yang Diberikan x 100% Dana Pihak Ketiga Analisis Diskriminan Analisis diskriminan merupakan bentuk regresi dengan variabel terikat berbentuk non-metrik atau kategori yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengelompokkan dan membedakan. Analisis diskriminan digunakan untuk membuat satu model prediksi keangggotaan kelompok didasarkan pada karakteristik-karakteristik yang diobservasi untuk masing-masing kasus antara kelompok-kelompok yang dianalisis. H 0 : ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR merupakan prediktor untuk pengelompokkan bank menurut kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia. H 1 : ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR tidak merupakan prediktor untuk pengelompokkan bank menurut kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Perbankan Di dunia perbankan Indonesia, keberadaan bank-bank kecil dipacu Paket Deregulasi Perbankan Oktober 1988 atau dikenal dengan Pakto Sejak Pakto 1988 diluncurkan, jumlah bank umum memang meriah mencapai lebih dari 240 bank, termasuk di dalamnya bank-bank kecil. Kemudian sebagai gambaran jumlah bank sebelum krisis pada tahun 1997 mencapai 222 bank (tidak termasuk BPR), yang pada akhirnya mengalami penyusutan hanya mencapai 130 bank pada bulan September Faktor fundamental profitabilitas 7

8 dari perbankan di tahun 2007 tetap cukup baik, meskipun iklim usaha lebih berat di paruh pertama tahun Performen Perbankan Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan data dalam bentuk kuantitatif dengan tidak menyertakan pengambilan keputusan melalui hipotesis. Data dipresentasikan ke dalam bentuk deskriptif tanpa diolah dengan teknik-teknik analisa statistik lainnya. Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maximum, jumlah keseluruhan, rata-rata, dan standar deviasi. Untuk lebih memudahkan dalam menganalisa masalah dalam implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia (API), pada daftar lampiran terlihat besarnya rasio-rasio dari masing-masing kelompok bank yang tercermin pada gambar berikut ini : Hasil Perhitungan BUSN Devisa ROA ROE NIM BOPO LDR Tahun Gambar 1. Grafik Hasil Perhitungan BUSN Devisa Berdasarkan gambar diatas menunjukan bahwa : 1. Return on Assets (ROA) Kinerja BUSN Devisa tersebut baik karena memiliki nilai ROA di atas angka idealnya yaitu 1,25%. Tetapi secara keseluruhan artinya BUSN Devisa mampu menghasilkan keuntungan yang sangat kecil melalui penggunaan aset yang kurang baik. 8

9 2. Return on Equity (ROE) Kinerja Bank BUSN Devisa sangat baik karena memiliki nilai ROE di atas angka idealnya yaitu 12,5%. Tetapi secara keseluruhan artinya BUSN Devisa mampu dalam modal intinya. 3. Net Interest Margin (NIM) Kinerja BUSN Devisa tersebut sangat baik karena memiliki nilai NIM di atas angka idealnya yaitu 2%. Artinya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola BUSN Devisa mengalami peningkatan sehingga keuntungan yang diperoleh sangat tinggi. 4. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Kinerja BUSN Devisa tersebut baik karena memiliki nilai BOPO di bawah angka idealnya yaitu 96%. Artinya kinerja BUSN Devisa sangat baik sehingga biaya operasional tidak terlalu tinggi. 5. Loan To Deposit Ratio (LDR) Kinerja BUSN Devisa, sangat baik karena memiliki nilai LDR di bawah angka idealnya yaitu 85%. Artinya kinerja BUSN Devisa sangat baik dan mampu menjalankan bisnis perbankannya. Hasil Perhitungan BUSN Non Devisa ROA ROE NIM BOPO LDR Tahun Gambar 2. Grafik Hasil Perhitungan BUSN Non Devisa Berdasarkan gambar diatas menunjukan bahwa : 1. Return on Assets (ROA) 9

10 Kinerja BUSN Non Devisa tersebut kurang baik karena memiliki nilai ROA di bawah angka idealnya yaitu 1,25%. Tetapi secara keseluruhan artinya BUSN Non Devisa tidak mampu dalam penggunaan aset yang kurang baik. 2. Return on Equity (ROE) Kinerja Bank BUSN Non Devisa sangat baik karena memiliki nilai ROE di bawah angka idealnya yaitu 12,5%. Tetapi secara keseluruhan artinya BUSN Non Devisa tidak mampu dalam modal intinya. 3. Net Interest Margin (NIM) Kinerja BUSN Non Devisa tersebut sangat baik karena memiliki nilai NIM di atas angka idealnya yaitu 2%. Artinya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola BUSN Non Devisa mampu memperoleh keuntungan yang baik. 4. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Kinerja BUSN Non Devisa tersebut baik karena memiliki nilai BOPO di bawah angka idealnya yaitu 96%. Artinya kinerja BUSN Devisa sangat baik sehingga biaya operasional tidak terlalu tinggi. 5. Loan To Deposit Ratio (LDR) Kinerja BUSN Non Devisa, sangat baik karena memiliki nilai LDR di bawah angka idealnya yaitu 85%. Artinya kinerja BUSN Non Devisa sangat baik dan mampu menjalankan bisnis perbankannya. Analisis Diskriminan Analisis diskriminan bertujuan untuk mengidentifikasi suatu objek, mengelompokkannya, dan kemudian menganalisis perbedaan pada kelompok tersebut. Untuk melakukan analisis diskriminan ada 2 tahap yang harus dilakukan yaitu : I. Melakukan interpretasi untuk menjawab masalah dalam penelitian digunakan 2 pengujian sebagai berikut : a. Menganalisis ringkasan fungsi-fungsi diskriminan kanonikal. 1. Korelasi antara variable tergantung kelompok bank dengan lima variabel bebas ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR adalah : 10

11 Tabel 1. Eigenvalues Function Eigenvalue % of Variance Cumulative % Canonical Correlation 1 0, ,0 100,0 0,274 a. First 1 canonical discriminant function were used in the analysis. Pada tabel 1 korelasi didapatkan sebesar 0,274. Artinya korelasi antar variabel terikat dan variabel bebas rendah karena angka mendekati Angka akhir (ringkasan) Wilks Lambda : Tabel.2. Wilks Lambda Test of Function (s) Wilks' Lambda Chi-square df Sig. 1 0, ,025 Berdasarkan tabel 2 nilai tingkat signifikansi dari Wilks Lambda sebesar 0,025 atau lebih kecil dari 0,05 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kedua kelompok bank yaitu kelompok BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa yang didasarkan pada kelima faktor variabel bebas yaitu rasio ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR. 3. Korelasi antara variabel bebas dengan diskriminan yang sudah terbentuk: Function 1 BOPO 1,000 ROE -0,302 ROA 0,280 LDR 0,220 NIM 0,091 Tabel 3. Structure Matrix Pooled within-groups correlations between disciminating variable and standardized canonical discriminant functions Variables ordered by absolute size of correlation within function. Angka-angka di atas menunjukkan korelasi antara kelima variabel bebas dengan diskriminan yang sudah terbentuk dengan urutan sebagai berikut: 11

12 BOPO sebesar 1,000; korelasi sangat tinggi ROE sebesar 0,302; korelasi sangat rendah ROA sebesar 0,280; korelasi sangat rendah LDR sebesar 0,220; korelasi sangat rendah NIM sebesar 0,091; korelasi sangat lema Tabel 4. Function at Group Centroids Function Kelompok bank 1 BUSN Devisa 0,276 Busn Non Devisa -0,284 Unstandardized canonical discriminat functions evaluated at group means. Berdasarkan angka pada tabel 4 terdapat dua kelompok yang berbeda, yaitu kelompok BUSN Devisa dengan centroid (rata-rata kelompok) positif sebesar 0,276 dan kelompok BUSN Non Devisa dengan centroid (rata-rata kelompok) negative sebesar 0,284. b. Menguji kesamaan rata-rata kelompok Tabel 5. Tests of Equality of Group Means Wilks Lambda F df1 df2 Sig. ROA 0,853 9, ,003 ROE 0,768 10, ,002 NIM 0,898 0, ,765 BOPO 0,725 23, ,001 LDR 0,958 0, ,356 Untuk variabel bebas ROA sebesar 0,853 Untuk variabel bebas ROE sebesar 0,768 Untuk variabel bebas NIM sebesar 0,898 Untuk variabel bebas BOPO sebesar 0,725 Untuk variabel bebas LDR sebesar 0,958 II. Melakukan analisis lanjut untuk membuat kesimpulan a. Group Statistics 12

13 Tabel 6. Group Statistics Valid N (listwise) Kelompok bank Mean Std. Deviation Unweighted Weighted BUSN Devisa ROA 1,33 5, ,000 ROE 14,95 15, ,000 NIM 6,86 5, ,000 BOPO 86,93 14, ,000 LDR 67,00 17, ,000 BUSN Non Devisa ROA -6,35 45, ,000 ROE 7,62 10, ,000 NIM 13,01 34, ,000 BOPO 92,90 24, ,000 LDR 70,64 21, ,000 Total ROA -2,45 32, ,000 ROE 11,34 13, ,000 NIM 9,89 24, ,000 BOPO 89,87 20, ,000 LDR 68,79 19, ,000 Dari tampilan tabel 6 jelas bahwa nilai rata-rata variabel bebas antara kelompok BUSN Devisa dengan BUSN Non Devisa kegiatan berbeda yaitu: Pada variabel rasio ROA untuk kelompok BUSN Devisa mempunyai nilai ratarata sebesar 1,33% dengan standar deviasi 5,90%; sedangkan untuk kelompok BUSN Non Devisa mempunyai nilai rata-rata sebesar -6,35% dengan standar deviasi 45,86%. Artinya rata-rata rasio ROA pada kelompok BUSN Devisa lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok BUS Non Devisa. Pada variabel rasio ROE untuk kelompok bank BUSN Devisa mempunyai nilai rata-rata sebesar 14,95% dengan standar deviasi 15,31%; sedangkan untuk kelompok BUSN Non Devisa mempunyai nilai rata-rata sebesar 7,62% dengan standar deviasi 10,27%. Artinya rata-rata rasio ROE pada BUSN Devisa lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok BUSN Non Devisa. Pada variabel rasio NIM untuk kelompok BUSN Devisa mempunyai nilai ratarata sebesar 6,86% dengan standar deviasi 5,94%; sedangkan untuk kelompok BUSN Non Devisa mempunyai nilai rata-rata sebesar 13,01% dengan standar 13

14 deviasi 34,72%. Artinya rata-rata rasio NIM pada kelompok BUSN Devisa lebih rendah dibandingkan dengan kelompok BUSN Non Devisa. Pada variabel rasio BOPO untuk kelompok BUSN Devisa mempunyai nilai ratarata sebesar 86,93% dengan standar deviasi 14,65%; sedangkan untuk BUSN Non Devisa mempunyai nilai rata-rata sebesar 92,90% dengan standar deviasi 24,65%. Artinya rata-rata rasio BOPO pada kelompok BUSN Devisa lebih rendah dibandingkan dengan kelompok BUSN Non Devisa. Pada variabel rasio LDR untuk kelompok BUSN Devisa mempunyai nilai ratarata sebesar 67,00% dengan standar deviasi 17,74%; sedangkan untuk kelompok BUSN Non Devisa mempunyai nilai rata-rata sebesar 70,64% dengan standar deviasi 21,70%. Artinya rata-rata rasio LDR pada kelompok BUSN Devisa lebih rendah dibandingkan dengan kelompok BUSN Non Devisa. Jika dilihat dari angka-angka di atas, maka perbedaan rata-rata tersebut belum menjamin terdapatnya perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis lebih mendalam. b. Variabel-variabel yang dimaksudkan Tabel 7. Variables Entered/Removed Entered Wilks' Lambda Statistic df1 df2 df3 Exact F Step Statistic df1 df2 Sig. 1 ROE 0, ,000 5, ,000 0,025 At each step, the variable that minimizes the overall Wilks' Lambda is entered. a Maximum number of steps is 10. b Minimum partial F to enter is c Maximum partial F to remove is d F level, tolerance, or VIN insufficient for further computation. Pada tabel 7 terlihat hanya satu variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan diskriminan karena kita menggunakan metode stepwise, yaitu memasukkan variabel satu persatu tidak secara sekaligus seperti pada analisis bagian awal di atas. Oleh kerana itu, hanya variabel-variabel yang mempunyai nilai F tinggi yang dimasukkan, yaitu variabel ROE dengan nilai F sebesar 5,263. Hal ini terlihat 14

15 dalam perbedaan rata-rata deskriptif juga, sehingga perbedaan dalam satu kondisi ini memang signifikan. c. Variabel yang dianalisis Tabel 8. Variables in the Analysis Step Tolerance F to Remove 1 ROE Berdasarkan tabel 8 angka Signifikan of F to Remove di mana yang angkanya tabel di atas menunjukkan variabel ROE mempunyai signifikansi sebesar 5,263. d. Wilks Lambda Tabel 9. Wilks Lambda Number of Exact F Step Variables Lambda df1 df2 df3 Statistic df1 df2 Sig , , , , , ,000 Jika dilihat angka Wilks Lambda pada tabel 9, maka terjadi proses tahap pertama besarnya angka Lambda ialah 0,853, kemudian pada tahap kedua menjadi 0,811. Pengertiannya ialah karena angka Wilks Lambda merupakan jumlah varian diskriminan nilai yang tidak dapat dijelaskan oleh adanya perbedaan dalam kelompok-kelompok yang diteliti. Angka signifikansi untuk dua variabel adalah sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Artinya kedua variabel pada masing-masing kelompok benar-benar signifikan atau berbeda secara nyata. e. Ringkasan fungsi-fungsi diskriminan kanonikal Untuk melakukan ringkasan fungsi-fungsi diskriminan kanonikal digunakan empat langkah sebagai berikut: 1. Nilai Korelasi Kanonikal Eigenvalues Tabel 10. Eigenvalues Canonical Function Eigenvalue % of Variance Cumulative % Correlation 1 0, ,0 100,0 0, 274 a. First 1 canonical discriminant function were used in the analysis. 15

16 Berdasarkan tabel 10 terlihat bahwa nilai korelasi kanonikal antar variabel 0,274, berarti hubungannya rendah. 2. Wilks Lambda Tabel 11. Wilks Lambda Wilks' Test of Function (s) Lambda Chi-square df Sig. 1 0, 925 5, , 025 Berdasarkan tabel 11 maka angka signifikansi dalam Wilks Lambda sebesar 0,025 merupakan angka terakhir yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam variabel bebas, yaitu ROE. 3. Structure Matrix Tabel 12. Structure Matrix Function 1 ROE 1,000 BOPO -0,302 ROA 0,280 LDR 0,220 NIM 0,091 Pooled within-groups correlations between discriminating variables and standardized canonical discriminant functions Variables ordered by absolute size of correlation within function. a This variable not used in the analysis Sama dengan pembahasan sebelumnya, maka berdasarkan tabel 12 terlihat bahwa variabel bebas ROE dengan korelasi sebesar 1,000 merupakan variabel bebas yang paling tinggi korelasinya, kemudian diikuti variabel BOPO sebesar - 0,302, variabel ROA sebesar 0,280, variabel LDR sebesar 0,220, dan variabel NIM sebesar 0, Canonical Discriminant Function Coefficients Tabel 13. Canonical Discriminant Function Coefficients Function 1 ROE 1,000 Unstandardized coefficients 16

17 Berdasarkan tabel 13 menunjukkan fungsi diskriminan dengan persamaan sebagai berikut: D Score = 1,000 (ROE) 5. Rata-rata kelompok (Group Centroids) Tabel 14. Functions at Group Centroids Function Kelompok bank 1 BUSN Devisa 0,276 BUSN Non Devisa -0,284 Unstandardized canonical discriminat functions evaluated at group means. Berdasarkan tabel 14 terlihat bahwa BUSN Devisa dengan rata-rata kelompok (centroid) positif sebesar 0,276 dan BUSN Non Devisa dengan rata-rata kelompok (centroid) negatif sebesar -0,284. f. Statistik Klasifikasi Untuk melakukan statistik klasifikasi digunakan tiga langkah sebagai berikut: 1. Ringkasan proses klasifikasi Tabel 15. Classification Processing Summary Processed 67 Excluded Missing or out-of-range group codes 0 At least one missing Discriminating variable 0 Used in Output 67 Berdasarkan tabel 15 menunjukkan jumlah bank sebanyak 67 yang diproses dan tidak ada yang tidak diproses (missing). 2. Prior probability for group Tabel 16. Prior Probability for Group Cased Used in Analysis Kelompok bank Prior Unweighted Weighted BUSN Devisa 0, ,000 BUSN Non Devisa 0, ,000 Total 1, ,000 17

18 Pada tabel 16 klasifikasi kelompok bank ada dua, yaitu kelompok BUSN Devisa sebanyak 34 bank dan kelompok BUSN Non Devisa sebanyak 33 bank. 3. Hasil Klasifikasi Tabel 17. Classification Results b Predicted Group Membership Total Kelompok Bank BUSN Devisa BUSN Non Devisa Original Count BUSN Devisa BUSN Non Devisa Ungrouped cases % BUSN Devisa 52,9 47,1 100,0 BUSN Non Devisa 36,4 63,6 100,0 Ungrouped cases 100, ,0 Cross validated Count BUSN Devisa BUSN Non Devisa % BUSN Devisa 100, ,0 BUSN Non Devisa 100, ,0 a Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each case is classified by the functions derived from all cases other than that case. b 58.2% of original grouped cases correctly classified. c 50.7% of cross-validated grouped cases correctly classified Berdasarkan tabel 17, maka hasil klasifikasi tersebut menunjukkan bahwa dari 34 BUSN Devisa, 16 bank atau 47,1%. diantaranya masuk ke dalam klasifikasi BUSN Non Devisa karena memiliki nilai rata-rata rasio pada variabel diskriminan lebih mendekati BUSN Devisa. Kemudian dari 33 BUSN Non Devisa, 12 bank atau 52,9% diantaranya masuk ke dalam klasifikasi BUSN Devisa karena memiliki nilai rata-rata rasio pada variabel diskriminan lebih mendekati BUSN Devisa. Jadi dari 67 sampel bank yang dikelompokkan dapat menjelaskan ketepatan klasifikasi sebesar : = 18 BUSN Devisa + 21 BUSN Non Devisa = 0,582 atau 58,2% 67 sampel bank III. Kesimpulan Berdasarkan output dari tahap 1 dan 2 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 18

19 a. Berdasarkan analisis di atas maka kesimpulannya adalah terdapat perbedaan signifikan antara kelompok BUSN Devisa dan kelompok BUSN Non Devisa. Faktor-faktor yang membuat berbeda adalah ROE. b. Ketepatan fungsi diskriminan yang sudah dibuat adalah sebesar ketepatannya karena mendekati 100%. c. Persamaan fungsi diskriminannya adalah: D = 1,000 (ROE) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Pengelompokkan bank menurut kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia memang mencerminkan kinerja bank karena dengan dibentuknya struktur permodalan yang kuat maka dapat melakukan ekspansi kredit sehingga akan berdampak pada peningkatan profitabilitas bank dan pertumbuhan modal secara organik. 2. Menurut analisis rasio rentabilitas dan likuiditas sebagian besar Busn Devisa lebih baik dari BUSN Non Devisa. Tingkat prediksi pengelompokkan masing-masing bank berdasarkan rasio rentabilitas dan likuiditas. Rasio-rasio yang paling berpengaruh adalah rasio Return On Equity (ROE) karena memiliki tingkat signifikansi sebesar 0, Berdasarkan hasil analisis diskriminan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kelompok BUSN Devisa dan kelompok BUSN Non Devisa. 3.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun saran yang diberikan antara lain: 1. Untuk bank yang memiliki rentabilitas rendah, sebaiknya dapat menambah kekuatan asetnya, modal sendiri, dan pendapatan operasional yang lebih besar sehingga dapat meningkatkan kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan.. 19

20 2. Pengelolaan likuiditas bank sangat penting bagi kinerja bank secara mikro. Akan tetapi secara keseluruhan juga sangat penting karena kondisi yang kondusif bagi pengelolaan likuiditas yang sehat juga sangat penting bagi pelaksanaan kebijakan moneter. DAFTAR PUSTAKA Achmad, Fahmi dan Bambang Priyo Jatmiko Berlomba Status dalam Arsitektur Perbankan. Bisnis Indonesia, Budisantoso, Totok dan Sigit Trianandru Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Dendawijaya, Lukman Manajemen Perbankan. Cetakan kedua. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta Fitch Kinerja Perbankan Indonesia Lebih Baik. Ekonomi Bisnis, Kasmir Manajemen Perbankan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Payamta & Mas ud Machfoed Evaluasi Kierja Perusahaan Perbankan Sebelum dan Sesudah Menjadi Perusahaan Publik Di BEJ. Kelola No. 20/VII. Pratista, Arif Aplikasi SPSS dalam Statistik dan Rancangan Percobaan. CV Alphabeta. Bandung. Retnadi, Djoko Memilih Bank yang Sehat. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Ritonga, Jhon Tafbu Arsitektur Perbankan Indonesia. Bisnis-Tinjauan Ekonomi, Siamat, Dahlan Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi 3. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Soedrajad Menuju Sistim Perbankan untuk Mendukung Pembangunan Nasional. Kolom Pakar, 20

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Print Output dan Analisa Output A. Diskriminan Parameter : 1. Grup 1 : Konsumen (responden) yang sering berkunjung ke... Grup 2 : Konsumen (responden) yang sering berkunjung

Lebih terperinci

Kuisioner Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tanda X! Keterangan : Pertanyaan Kesetiaan Merek

Kuisioner Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tanda X! Keterangan : Pertanyaan Kesetiaan Merek Kuisioner Saya meminta bantuan Bapak/Ibu/Saudara sekalian untuk mengisi beberapa pertanyaan dibawah ini. Kuisioner yang saya bagikan digunakan sebagai bahan untuk melakukan penelitian. Saya mohon bantuannya

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Yth. Responden Dalam rangka memenuhi penelitian, saya sebagai mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya,

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Yth. Responden Dalam rangka memenuhi penelitian, saya sebagai mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Yth. Responden Dalam rangka memenuhi penelitian, saya sebagai mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data PER, DPR, DY, ROE dan NPM LQ45 tahun 2009

Lampiran 1. Data PER, DPR, DY, ROE dan NPM LQ45 tahun 2009 LAMPIRAN 143 Lampiran 1. Data PER, DPR, DY, ROE dan NPM LQ45 tahun 2009 1 ADRO 12,67 12,45 0,98 24,94 0,16 2 BBCA 17,57 0,25 0,01 24,44 0,25 3 BBNI 12,17 28,9 0,02 12,92 0,1 4 BBRI 12,91 22,27 0,02 26,81

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KARAKTERISTIK NAVIGASI WEB PELANGGAN SHOFIA TOYS DALAM KAITAN PEMBELANJAAN SECARA ONLINE

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KARAKTERISTIK NAVIGASI WEB PELANGGAN SHOFIA TOYS DALAM KAITAN PEMBELANJAAN SECARA ONLINE 36 LAMPIRAN 37 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KARAKTERISTIK NAVIGASI WEB PELANGGAN SHOFIA TOYS DALAM KAITAN PEMBELANJAAN SECARA ONLINE Tabel 1: Kategori Demografi Profil Demografi (%) Silakan Pilih (

Lebih terperinci

Statistika Industri II TIP - FTP UB

Statistika Industri II TIP - FTP UB Statistika Industri II TIP - FTP UB Mirip regresi linier berganda Metode dependen Dimana : Variabel Independen (X1 dan seterusnya) adalah data metrik, yaitu data berskala interval atau rasio. Variabel

Lebih terperinci

DISCRIMINANT ANALYSIS

DISCRIMINANT ANALYSIS DISCRIMINANT ANALYSIS STATISTIK LANJUT MAGISTER PROFESI F.PSI.UI Liche Seniati 1 Discriminant Analysis Merupakan teknik parametrik yang digunakan untuk menentukan bobot dari prediktor yg paling baik untuk

Lebih terperinci

BAB 4 PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 PEMECAHAN MASALAH BAB 4 PEMECAHAN MASALAH 4.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah dari penelitian ini terangkum dalam gambar flowchart dibawah ini. Gambar 4.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan dari inti karya akhir ini, dimana analisis dan pembahasan akan dilakukan. Analisis dilakukan berdasarkan teori-teori dan metodologi yang telah

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Oleh: Agustinus Purwoko ( )

Oleh: Agustinus Purwoko ( ) Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta ditinjau dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Return On Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA) (Studi Kasus Periode 2001-2006)

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER. No.Responden :. (diisi peneliti)

Lampiran 1 KUESIONER. No.Responden :. (diisi peneliti) Lampiran 1 KUESIONER No.Responden :. (diisi peneliti) Kepada Responden Yth, Saya Vebi Dwi Yanti selaku mahasiswa Fakultas Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang sedang

Lebih terperinci

PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PERILAKU KONSUMEN Dengan METODE DISKRIMINAN (kasus di PT. Gudang Rabat Alfa Retailindo Solo)

PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PERILAKU KONSUMEN Dengan METODE DISKRIMINAN (kasus di PT. Gudang Rabat Alfa Retailindo Solo) PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PERILAKU KONSUMEN Dengan METODE DISKRIMINAN (kasus di PT. Gudang Rabat Alfa Retailindo Solo) Suranto dan Anand Miftachur Riza Lab. Statistika dan Penelitian Operasional

Lebih terperinci

Cara Interpretasi dari Analisis Diskriminan dengan 3 Kelompok

Cara Interpretasi dari Analisis Diskriminan dengan 3 Kelompok Pertanyaan Pertama Cara Interpretasi dari Analisis Diskriminan dengan 3 Kelompok Di bawah ini adalah contoh kasus penelitian. Duduk perkaranya adalah sbb : Sebuah resort meneliti konsumennya. Para konsumen

Lebih terperinci

keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Hal inilah yang menyebabkan kepuasan konsumen memiliki nilai strategik yang tinggi bagi perusahaan. PT. Tunas

keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Hal inilah yang menyebabkan kepuasan konsumen memiliki nilai strategik yang tinggi bagi perusahaan. PT. Tunas AALISIS KEPUASA PADA PEGGUA JASA LAYAA BEGKEL PT. TUAS RIDEA, TBK Indah Purwanti Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma indah_shichi@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I 2009

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I 2009 SUPLEMEN 3 ANALISIS KETERKAITAN KENAIKAN NON PERFORMING LOAN DENGAN KARAKTERISTIK BANK UMUM SEBAGAI DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL STUDI KASUS PERBANKAN SUMATERA SELATAN DAN BANGKA BELITUNG Krisis keuangan

Lebih terperinci

PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PERILAKU KONSUMEN DENGAN METODE DISKRIMINAN

PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PERILAKU KONSUMEN DENGAN METODE DISKRIMINAN PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PERILAKU KONSUMEN DENGAN METODE DISKRIMINAN Suranto Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta Anand

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil analisis deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF Dari data yang diperoleh sebanyak 45 sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009-2011 diperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEUANGAN BANK DALAM KERANGKA ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA PERIODE : PERBANDINGAN CAR, NPL, LDR, EATAR, BOPO, dan ROA

EVALUASI KINERJA KEUANGAN BANK DALAM KERANGKA ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA PERIODE : PERBANDINGAN CAR, NPL, LDR, EATAR, BOPO, dan ROA EVALUASI KINERJA KEUANGAN BANK DALAM KERANGKA ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA PERIODE 2004-2008 : PERBANDINGAN CAR, NPL, LDR, EATAR, BOPO, dan ROA Nita Puspita Sari Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. STATISTIK DESKRIPTIF Statistik deskriptif memberikan informasi tentang karakteristik masingmasing variabel penelitian seperti minimum, maximum, mean, standar deviasi dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik dekriptif menggambarkan tentang ringkasan datadata penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata rata dan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KESEHATAN BANK SEBELUM DAN SETELAH ARSITEKTUR PERBANKKAN INDONESIA

ANALISIS KINERJA KESEHATAN BANK SEBELUM DAN SETELAH ARSITEKTUR PERBANKKAN INDONESIA ANALISIS KINERJA KESEHATAN BANK SEBELUM DAN SETELAH ARSITEKTUR PERBANKKAN INDONESIA Hesti Hastuti Dr. Imam Subaweh SE., Ak., MM Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arsanti Kurniasari, dan Kuntjoro Analisis Kebutuhan Pelanggan Puskesmas Pijoan Baru Provinsi Jambi, Vol 1 : 22-28

DAFTAR PUSTAKA. Arsanti Kurniasari, dan Kuntjoro Analisis Kebutuhan Pelanggan Puskesmas Pijoan Baru Provinsi Jambi, Vol 1 : 22-28 DAFTAR PUSTAKA Arsanti Kurniasari, dan Kuntjoro.2006. Analisis Kebutuhan Pelanggan Puskesmas Pijoan Baru Provinsi Jambi, Vol : 22-28 Arsyad, Lincolin.997. Ekonomi Pembangunan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat komplektisitas yang tinggi dapat mempengaruhi kinerja suatu bank. Komplektisitas yang tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional menjadi salah satu fokus utama pemerintah untuk menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor ekonomi menjadi salah

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE 2013-2015 Nama : Yacob Berkat NPM : 27212774 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini berupa analisis deskriptif, yaitu dengan mengamati aspek-aspek tertentu dari laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Penelitian ini ditujukan untuk membuktikan adanya pengaruh perubahan PDB, tingkat inflasi, suku bunga SBI dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL yang diukur dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan pada Bank Syariah Mandiri dari periode Maret 2006 Juni 2014.Setelah seluruh data yang diperlukan dikumpulkan, selanjutnya dilakukan analisis data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian suatu negara saat ini Lembaga Perbankan memiliki peranan yang cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian besar melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi objek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit

Lebih terperinci

Ria Utami Dewi Jururan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta. Abstrak

Ria Utami Dewi Jururan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta. Abstrak ANALISIS PERBEDAAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT ANTARA KREDIT USAHA MIKRO DENGAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH PADA BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BEKASI Ria Utami Dewi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Praktikum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Praktikum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis Diskriminan adalah salah satu teknik statistika yang bisa digunakan pada hubungan dependensi (hubungan antarvariabel dimana sudah bisa dibedakan mana variabel

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam berbagai alternatif investasi.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam berbagai alternatif investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGENAI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN PT. BANK BUKOPIN Tbk PERIODE 2006-2008) Sri Pujiyanti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulisan penelitian ini dilakukan pada 13 April 2013 sampai dengan selesai dengan memperoleh data dari internet dan buku-buku di perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SETELAH MERGER (Studi Kasus: Bank UOB Indonesia)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SETELAH MERGER (Studi Kasus: Bank UOB Indonesia) ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SETELAH MERGER (Studi Kasus: Bank UOB Indonesia) Dita Awalia Afriani/ 20208388 Pembimbing : Herry Sussanto, DR. SE., MM. LATAR BELAKANG MASALAH Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data (N) yang digunakan dalam penelitian ini serta dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap aktivitas ekonomi memerlukan jasa perbankan untuk memudahkan transaksi keuangan. Di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbankan Indonesia (API) untuk memperkuat fundamental industri perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbankan Indonesia (API) untuk memperkuat fundamental industri perbankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Arsitektur Perbankan Indonesia (API) Bank Indonesia mulai tahun 2004 berusaha menerapkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) untuk memperkuat fundamental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia perbankan semakin pesat dan modern baik dari segi ragam produk, kualitas pelayanan, maupun teknologi yang dimiliki. Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa indikator ekonomi yang bisa mencerminkan tingkat kegiatan ekonomi di masyarakat. Salah satu

Lebih terperinci

FAKTOR PEMBEDA STATUS KREDIT DEBITUR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN. Abstrak

FAKTOR PEMBEDA STATUS KREDIT DEBITUR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN. Abstrak FAKTOR PEMBEDA STATUS KREDIT DEBITUR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN Penulis : 1. Ana Mufidah, SE.,MM 2. Ferisa Ayu Prameswari, SE Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO, NET INTEREST MARGIN, DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011 2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan secara umum berbagai karakteristik data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan Laporan keuangan merupakan cerminan dari kinerja perusahaan pada satu periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997 telah melumpuhkan perekonomian Indonesia. Lemahnya sistem perbankan nasional merupakan salah satu penyebab

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN IV.1 Analisis Deskriptif IV.1.1 Gambaran Mengenai Return Saham Tabel IV.1 Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Saham 45 2.09-0.40

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu 60 III. METODE PENELITIAN A. Variabel Operasional Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi kuat terhadap kualitas aktiva perbankan, sehingga perbankan harus lebih berhati hati

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006). PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekuatan sistem perbankan merupakan persyaratan penting untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006). Bank adalah bagian utama dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu, bidang pendidikan memegang peranan penting. Dengan pendidikan diharapkan kemampuan mutu pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK : PENDEKATAN RASIO NPL, LDR, BOPO DAN ROA PADA BANK PRIVAT DAN PUBLIK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK : PENDEKATAN RASIO NPL, LDR, BOPO DAN ROA PADA BANK PRIVAT DAN PUBLIK ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK : PENDEKATAN RASIO NPL, LDR, BOPO DAN ROA PADA BANK PRIVAT DAN PUBLIK Nuresya Meliyanti Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstraksi Rasio kecukupan modal, likuiditas,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. variabel dependen. Hasil analisisnya adalah sebagai berikut : a. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS

BAB V PENUTUP. variabel dependen. Hasil analisisnya adalah sebagai berikut : a. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa sebagian besar hipotesis penelitian adalah diterima, atau dengan kata lain terdapat pengaruh yang signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan

BAB I PENDAHULUAN. 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada pertengahan tahun 1980-an pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan perbankan. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. telah di publikasikan melalui website Bank Panin Syariah

BAB IV HASIL PENELITIAN. telah di publikasikan melalui website Bank Panin Syariah BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Penelitian ini menggunakan laporan keuangan Bank Panin Syariah yang telah di publikasikan melalui website Bank Panin Syariah (www.bankpaninsyariah.co.id), berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

Yuhana Patmasari Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE), Nganjuk, Jawa Timur ABSTRAK

Yuhana Patmasari Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE), Nganjuk, Jawa Timur   ABSTRAK ANALISA PENGARUH NON PERFORMING LOAN ( NPL ), BOPO DAN NET INTEREST MARGIN ( NIM ) TERHADAP RETURN ON ASSET ( ROA ) PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT KONVENSIONAL DI JAWA TIMUR Yuhana Patmasari Akuntansi, Sekolah

Lebih terperinci

Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Terhadap Modal Bank. 2. Kualitas Aset (Asset) Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Terhadap Aktiva Produktif

Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Terhadap Modal Bank. 2. Kualitas Aset (Asset) Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Terhadap Aktiva Produktif 1 Lampiran 1 Perhitungan Rasio pada PT Bank CIMB Niaga 1. Permodalan (Capital) Komponen Kecukupan Modal Minimum Modal Bank Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) KPMM 2005 5.176.275 29.566.677 17,50712466

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah tabel statistik deskriptif. Tabel statistik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Populasi sasaran adalah perusahaan sektor tekstil dan garmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini meninggalkan kredit

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. corporate social responsibility. Size (ukuran) perusahaan, likuiditas, dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. corporate social responsibility. Size (ukuran) perusahaan, likuiditas, dan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menjelaskan informasi karakteristik variabelvariabel dan data penelitian. Data yang digunakan pada tabel statistik deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan disajikan statistik deskriptif dari semua variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR, FDR,

Lebih terperinci

Muhammad Faisal Bahri* Progam Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Muhammad Faisal Bahri* Progam Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON-PERFORMING LOAN, NET INTEREST MARGIN, OPERATIONAL EFFICIENCY RATIO, LIQUIDITY TO DEBT RATIO TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI INDONESIA (Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara kedua atau lebih objek yang diteliti. keuangannya dimulai dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. antara kedua atau lebih objek yang diteliti. keuangannya dimulai dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat komparatif (perbandingan) yaitu bersifat menguraikan sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari dua atau lebih objek penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Tabel output statistik deskriptif merupakan gambaran secara umum semua variable dalam penelitian ini. Gambaran umum tersebut meliputi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kegiatan penjualan dan piutang usaha memegang peranan penting dalam mempertahankan kelangsungan perusahaan. Oleh karena itu kegiatan penjualan dan piutang usaha harus dilaksanakan sebaik mungkin

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT. ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK NAMA : Alien Aprilian NPM

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PELANGGAN, RESPON PLN, STABILASI DAYA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT PLN WILAYAH BEKASI TIMUR ABSTRAK

PENGARUH LAYANAN PELANGGAN, RESPON PLN, STABILASI DAYA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT PLN WILAYAH BEKASI TIMUR ABSTRAK PENGARUH LAYANAN PELANGGAN, RESPON PLN, STABILASI DAYA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT PLN WILAYAH BEKASI TIMUR Bambang Daryoso Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Revita Imaniyar Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA PENGARUH NON PERFORMING LOAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN RASIO PROFITABILITAS PADA PT BANK MANDIRI (PERSERO), TBK. Oleh Andri Priyo Utomo, ST. PROGRAM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2012. Peneliti mengambil sampel sesuai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Hasil 1. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan perusahaan perbankan yang listing pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 2013

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, ratarata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistematik yang bisa menggoyah stabilitas sistem keuangan. Kegagalan suatu bank

BAB I PENDAHULUAN. sistematik yang bisa menggoyah stabilitas sistem keuangan. Kegagalan suatu bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor perbankan merupakan sektor yang paling rentan terkena risiko sistematik yang bisa menggoyah stabilitas sistem keuangan. Kegagalan suatu bank yang bersifat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang menguntungkan. Dengan total populasi mencapai 248,8 juta jiwa pada tahun 2013 (Sumber: Statistik Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik dekriptif menggambarkan tentang ringkasan datadata penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata rata dan standar

Lebih terperinci

BAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank

BAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank BAB I PENADAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga intermediasi bagi pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Dimana bank memiliki beberapa fungsi, salah satunya

Lebih terperinci

Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET)

Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET) Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET) Created by : Umrah Sitti Nur Jannah Liliyani Ridwan Yudi Pratama A3009 A30289 A000 A0257 Fakultas ekonomi dan bisnis Universitas hasanuddin Makassar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Bank yang pada awal kemunculannya di Indonesia sejak penjajahan Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu mencapai rata-rata tumbuh sekitar 7 persen per tahun. Namun pada

BAB I PENDAHULUAN. itu mencapai rata-rata tumbuh sekitar 7 persen per tahun. Namun pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era tahun 1990an, perekonomian Indonesia pernah disebut-sebut sebagai salah satu macan Asia dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia saat itu mencapai rata-rata tumbuh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan penyebab utama terjadinya krisis perbankan. Besarnya cadangan kredit dan kerugian sebagai akibat selisih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. menyediakan pembiayaan bagi pelaksanaan usaha-usaha pembangunan daerah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. menyediakan pembiayaan bagi pelaksanaan usaha-usaha pembangunan daerah BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Bank Pembangunan Daerah didirikan dengan maksud khusus untuk menyediakan pembiayaan bagi pelaksanaan

Lebih terperinci

ANALISIS DISKRIMINAN DALAM MENGKLASIFIKASIKAN PREDIKAT KESEHATAN BANK(STUDI KASUS PADA BANK UMUM SYARI AH)

ANALISIS DISKRIMINAN DALAM MENGKLASIFIKASIKAN PREDIKAT KESEHATAN BANK(STUDI KASUS PADA BANK UMUM SYARI AH) ANALISIS DISKRIMINAN DALAM MENGKLASIFIKASIKAN PREDIKAT KESEHATAN BANK Desi Rahmatina, S.Pd, M.Sc (Universitas Maritim Raja Ali Haji) ABSTRAKSI Penelitian ini mengambil topik mengenai analisis tingkat kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan kebijakan pemerintah dalam bidang perbankan antara lain adalah paket deregulasi Tahun 1983, paket kebijakan 27 Oktober 1988, paket kebijakan

Lebih terperinci