بسم الله الرحمن الرحيم

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor 59/Pdt.G/2014/PTA.Mks بسم الله الرحمن الرحيم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding dalam sidang musyawarah majelis telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara : pembanding, umur 64 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir Sarjana Pendidikan Islam, pekerjaan pensiunan guru SD, bertempat tinggal di Kabupaten Wajo, semula disebut sebagai termohon konvensi/penggugat rekonvensi selanjutnya disebut pembanding ; Melawan terbanding, umur 42 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir Sarjana Agama, pekerjaan Guru M.Ts. As adiyah Putera Sengkang, bertempat tinggal di Kabupaten Wajo, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya Sudirman, S.H. Advokat/Pengacara, berkantor di Jalan A. Mallingkaan No. 21 Sengkang, Kabupaten Wajo, berdasarkan Surar Kuasa Khusus yang telah terdaftar di kepaniteraan Pengadilan Agama Sengkang nomor : 67/SK/PA. Skg/IX/2013 tanggal 2 September 2013, semula disebut sebagai pemohon konvensi/tergugat rekonvensi selanjutnya disebut terbanding ; Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari semua surat yang berhubungan dengan perkara ini. DUDUK PERKARANYA Hal. 1 dari 10 Hal. Put. No. 59/Pdt.G/2013/PTA.Mks

2 Mengutip uraian sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Agama Sengkang, Nomor 672/Pdt.G/2013/PA.Skg., tanggal 25 Maret 2014 M., yang bertepatan dengan tanggal 23 Jumadil Awal 1435 H., yang amarnya berbunyi sebagai berikut: DALAM KONVENSI 1. Mengabulkan permohonan pemohon. 2. Memberi izin kepada pemohon pembanding untuk mengikrarkan talak satu raj i terhadap termohon terbanding, di depan sidang Pengadilan Agama Sengkang. 3. Memerintahkan panitera Pengadilan Agama Sengkang untuk menyampaikan salinan penetapan kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, setelah pemohon mengucapkan ikrar talak. DALAM REKONVENSI 1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian. 2. Menghukum Tergugat untuk membayar nafkah lampau kepada Penggugat sejumlah Rp ,00 (dua juta rupiah). 3. Menghukum Tergugat untuk membayar nafkah iddah selama tiga bulan kepada penggugat sejumlah Rp ,00 (tiga juta rupiah). 4. Menghukum Tergugat untuk memberi mut ah kepada penggugat berupa uang sejumlah Rp ,00(sepuluh juta rupiah). 5. Menghukum Tergugat untuk membayar kiswah kepada penggugat sejumlah Rp ,00 (tiga juta rupiah). 6. Menghukum pula Tergugat membayar utang harga sarung kepada penggugat sejumlah Rp ,00 (lima juta rupiah). 7. Menolak selain dan selebihnya. DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI Membebankan pemohon konvensi/tergugat rekonvensi untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp ,00 (dua ratus empat puluh satu ribu rupiah). Hal. 2 dari 10 Hal. Put. No. 59/Pdt.G/2013/PTA.Mks

3 Bahwa, terhadap putusan tersebut, pembanding tidak puas dan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Agama Makassar melalui Pengadilan Agama Sengkang., sesuai Akta Permohonan Banding Nomor 672/Pdt.G/2013/PA.Skg., tanggal 04 April 2014, dan permohonan banding tersebut telah disampaikan kepada terbanding pada tanggal 11 April Bahwa, pembanding tidak melengkapi permohonan bandingnya dengan memori banding dan terbanding tidak pula menyerahkan kontra memori Banding. Bahwa, sebelum berkas banding dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama kepada pembanding telah diberi kesempatan oleh Panitera untuk membaca dan memeriksa berkas sesuai surat pemberitahuan untuk memeriksa berkas Nomor 672/Pdt.G/2013/PA.Skg., tanggal 16 April 2014, dan kepada terbanding juga telah diberi kesempatan oleh Panitera untuk membaca dan memeriksa berkas sesuai surat pemberitahuan untuk memeriksa berkas Nomor 672/Pdt.G/2013/PA.Skg., tanggal 17 April 2014 namun keduanya tidak datang untuk memeriksa berkas sesuai surat keterangan Panitera Pengadilan Agama Sengkang Nomor : 672 / Pdt.G / 2013/PA.Skg., tanggal 4 Mei PERTIMBANGAN HUKUMNYA Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding yang diajukan oleh Tergugat/Pembanding telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut cara-cara yang ditentukan dalam Undang-undang, maka permohonan banding tersebut dinyatakan dapat diterima; Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim tingkat banding mempelajari dan meneliti dengan seksama berkas perkara yang terdiri dari Berita Acara Sidang pengadilan tingkat pertama, surat - surat bukti dan surat- surat lainnya yang berhubungan dengan perkara ini, serta keterangan saksi - saksi yang diajukan oleh pihak - pihak yang berperkara, juga salinan resmi putusan Pengadilan Agama Sengkang, Hal. 3 dari 10 Hal. Put. No. 59/Pdt.G/2013/PTA.Mks

4 Nomor 672/Pdt.G/2013/PA.Skg tanggal 25 Maret 2014 M., yang bertepatan dengan tanggal 23 Jumadil Awal 1435 H, Majelis Hakim tingkat banding memberikan pertimbangan - pertimbangan sebagai berikut : DALAM KONVENSI : Menimbang, bahwa berkenaan dengan apa yang telah dipertimbangkan dan diputus oleh Majelis Hakim tingkat pertama khusus mengenai perceraian ( gugatan cerai oleh penggugat konvensi terhadap tergugat konvensi ) adalah sudah benar dan tepat karena didasarkan pada fakta peristiwa dan fakta hukum yang diperoleh selama proses persidangan yang bersumber dari bukti - bukti, serta telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, maka Majelis Hakim tingkat banding berpendapat bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat pertama tersebut dapat dipertahankan, selanjutnya diambil alih oleh Majelis Hakim tingkat banding untuk dijadikan sebagai pertimbangan nya sendiri dalam memutus perkara a-quo, dengan tambahan dan penyempurnaan sebagai berikut : Bahwa perlu difahami bahwa perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan bertujuan membentuk keluarga (rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa) Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974, dari ketentuan tersebut terdapat pengertian adanya hubungan timbal balik antara suami dan istri secara sukarela dan didasari dengan kasih sayang antara keduanya, karena tujuan perkawinan adalah untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah dan rahmah (ketentuan Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam) dalam rangka mencari kebahagiaan dunia akhirat maka diikatlah dengan ikatan yang kuat yang disebut dengan mitsaqan ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakan nya merupakan ibadah, karena akad yang diucapkan pada saat pernikahan bukanlah formalitas, tapi betul-betul perjanjian yang kuat dengan dilandasi karena Allah. Hal. 4 dari 10 Hal. Put. No. 59/Pdt.G/2013/PTA.Mks

5 Kalau saja sejak awal perkawinan tersebut tidak dilandasi dengan keinginan bersama antara suami dan isteri untuk membina rumah tangga secara bersama, maka tentu landasan rumah tangga menjadi rapuh tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, karena bagaimanapun rumah tangga yang dibangun akan selalu mendapat terpaan dari segala godaan dan halangan serta rintangan untuk mencapai tujuan perkawinan sehingga landasan perkawinan harus dibangun secara kokoh dan kuat. Majelis Hakim telah berusaha menggali persoalan yang terjadi pada Pembanding dan Terbanding dari sejak awal perkawinan sampai pada titik puncak pertengkaran antara Pembanding dengan Terbanding, maka ditemukan fakta antara pembanding dengan terbanding telah terjadi pertengkaran yang berujung berurusan dengan Pengadilan Agama, ini menandakan bahwa pondasi perkawinan Pembanding dengan Terbanding tidak dibangun dengan kokoh dan kuat dan tidak ada keinginan secara bersama untuk membina rumah tangga secara sakinah, mawadah dan rahmah Pada dasarnya pertengkaran dalam rumah tangga tidak bisa didasarkan kepada kesalahan salah satu pihak (suami atau istri), tetapi persoalan itu muncul dari sebab akibat. Jadi artinya bahwa pertengkaran tersebut tidak bisa disalahkan salah satu pihak, karena itu Mahkamah Agung memberikan petunjuk bahwa perceraian antara suami isteri jangan terpaku dalam mencari siapa yang salah tapi yang menjadi pokok adalah perkawinan tersebut bisa dipertahankan atau tidak. Hal ini bisa dimengerti bahwa bila salah satu pihak sudah tidak mau membina rumah tangganya dengan yang lainnya, maka salah satu sendi dari rumah tangga tersebut menjadi hilang, maka kalaupun dipaksakan hidup berumah tangga maka rumah tangga tersebut menjadi neraka bagi keduanya bukan kebahagiaan yang akan didapat tetapi justru kesengsaraan yang berkepanjangan yang di akan didapat. Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat banding perlu mempertimbangkan mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan Hal. 5 dari 10 Hal. Put. No. 59/Pdt.G/2013/PTA.Mks

6 sesuatu kewajiban bagi bekas isteri atas dasar hak ex officio sebagaimana ketentua Pasal 41 huruf c Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan jo Pasal 149 Kompilasi Hukum Islam. Karena pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam rekonvensi terdapat kekeliruan yang akan dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat Banding dalam pertimbangan rekonvensi; Menimbang bahwa yang mengajukan perceraian ini adalah pihak suami terhadap istrinya maka pihak suami berkewajiban memberikan Nafkah Iddah, Kiswah dan Mut ah terhadap isteri yang dicerai nya, Majelis Hakim Tingkat banding mempertimbangkan kewajiban tersebut sebagai berikut : Menimbang bahwa Isteri yang diceraikan suaminya berkewajiban menunggu masa iddahnya selesai sebelum mendapat pinangan dari lakilaki lain sebagai mana ketentuan Pasal 153 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu bekas suami berkewajiban memberikan nafkah iddah selama masa iddah, pembebanan biaya nafkah iddah terhadap bekas suaminya harus disesuaikan dengan kemampuan, kelayakan dan kebiasaan setempat dimana mereka bertempat tinggal, karenanya Majelis Hakim tingkat banding membebankan kepada Pemohon/Terbanding untuk membayar nafkah iddah sejumlah Rp ,- (tiga juta rupiah) selama masa iddah. Menimbang, bahwa perceraian adalah merupakan penderitaan lahir batin bagi seorang isteri yang telah mengabdikan hidupnya kepada suami nya, karenanya bekas suami berkewajiban memberikan nafkah mut ah dan kiswah kepada bekas isterinya sesuai dengan kemampuannya dan kelayakan. Sehubungan dengan itu Majelis Hakim Tingkat banding membebankan kepada pemohon/terbanding untuk membayar nafkah mut ah sejumlah Rp ,- (sepuluh juta rupiah) dan kiswah sejumlah Rp ,- (tiga juta rupiah) kepada termohon/pembanding. Menimbang, bahwa berdasarkan tambahan pertimbangan - pertimbangan tersebut di atas, maka putusan Hakim tingkat pertama Hal. 6 dari 10 Hal. Put. No. 59/Pdt.G/2013/PTA.Mks

7 dalam konvensi dapat dipertahankan dan dikuatkan dengan tambahan pembebanan kewajiban suami pemohon/terbanding terhadap Termohon/Pembanding yang diceraikannya ; DALAM REKONVENSI : Menimbang, bahwa berkenaan dengan gugatan rekonvensi yang diajukan oleh Penggugat rekonvensi, Majelis Hakim tingkat pertama telah memberikan pertimbangan hukumnya sebagaimana diuraikan dalam putusan perkara a quo halaman 18 sampai dengan halaman 22 ; Menimbang, bahwa terhadap pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat pertama tentang gugatan rekonvensi Penggugat Rekonvensi / Pembanding, Majelis Hakim tingkat banding berpendapat bahwa pertimbangan hukum tersebut kurang tepat karena tidak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, maka Majelis Hakim tingkat banding berpendapat bahwa putusan Majelis Hakim tingkat pertama khususnya dalam rekonvensi tersebut harus dibatalkan, selanjutnya Majelis Hakim Tingkat banding mengadili sendiri dengan pertimbangannya sendiri sebagai berikut : Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat pertama tidak melihat bahwa gugatan penggugat rekonvensi terdapat cacat hukum yang seharusnya tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Bahwa sesuai dengan gugatan Penggugat rekonvensi secara tertulis, gugatan rekonvensi tersebut terdapat cacat formal sehingga gugatan tersebut tidak memenuhi syarat formal gugatan. Oleh kerena itu Majelis Hakim Tingkat banding memutuskan bahwa gugatan rekonvensi Penggugat Rekonvensi/Pembanding patut tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard) ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka putusan Hakim Tingkat Pertama dalam rekonvensi harus dibatalkan dan mengadili sendiri dengan menyatakan gugatan penggugat dalam rekonvensi tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard). Hal. 7 dari 10 Hal. Put. No. 59/Pdt.G/2013/PTA.Mks

8 DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI : Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk sengketa di bidang perkawinan, maka sesuai dengan Pasal 89 ayat (1) Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989, sebagaimana telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara pada tingkat pertama dibebankan kepada Penggugat konvensi/terbanding dan biaya pada tingkat banding dibebankan kepada Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Pembanding; Mengingat segala ketentuan perundang-undangan dan peraturanperaturan yang bersangkutan dengan perkara ini; MENGADILI Menyatakan, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh Tergugat/Pembanding dapat diterima; Dalam Konvensi : Menguatkan putusan Pengadilan Agama Sengkang, Nomor 672 / Pdt.G / 2013 /PA.Skg.,tanggal 25 Maret 2014 M., yang bertepatan dengan tanggal 23 Jumadil Awal 1435 H., dengan tambahan amar putusan sehingga amar selengkapnya sebagai berikut : 1. Memberi izin kepada pemohon/terbanding H. Fatahuddin, S.Ag bin Abd. Rauf, untuk mengikrarkan talak satu raj i terhadap termohon Hj. Kartini K, S.Pdi binti Kodeng, di depan sidang Pengadilan Agama Sengkang. 2. Menghukum Terbanding/Pemohon untuk membayar Nafkah Iddah sejumlah Rp (tiga juta rupiah) selama masa iddah ; 3. Menghukum Terbanding/Pemohon untuk membayar nafkah Mut ah sejumlah Rp (sepuluh juta rupiah) ; 4. Menghukum Terbanding/Pemohon untuk membayar Kiswah sejumlah Rp (tiga juta rupiah); Hal. 8 dari 10 Hal. Put. No. 59/Pdt.G/2013/PTA.Mks

9 5. Memerintahkan panitera Pengadilan Agama Sengkang untuk menyampaikan salinan penetapan kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, setelah pemohon mengucapkan ikrar talak. Dalam Rekonvensi : Membatalkan putusan Pengadilan Agama Sengkang, Nomor 672 / Pdt.G / 2013/PA.Skg., tanggal 25 Maret 2014 M., yang bertepatan dengan tanggal 23 Jumadil Awal 1435 H. yang dimohonkan banding. Dan mengadili sendiri : Menyatakan gugatan penggugat rekonvensi/pembanding tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard) Dalam Konvensi dan Rekonvensi : 1. Membebankan kepada Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/ Terbanding untuk membayar biaya perkara di tingkat pertama yang hingga kini dihitung sejumlah Rp ,00. (dua ratus empat puluh satu ribu rupiah); 2. Membebankan segala biaya yang timbul dalam perkara di tingkat banding kepada Tergugat Konvensi Penggugat Rekonvensi/ Pembanding sebesar Rp ,00. (seratus lima puluh ribu rupiah); Demikian diputuskan dalam sidang musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Makassar,pada hari Kamis,tanggal 17 Juli 2014 Masehi,bertepatan dengan tanggal 19 Ramadhan 1435 H., yang dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Drs. M.Amin Abbas,sebagai Ketua Majelis,Drs. H.Ahsin Abdul Hamid, S.H. dan Drs.Tata Sutayuga, S.H.,masing-masing sebagai Hakim Anggota yang ditunjuk berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Makassar, tanggal 16 Mei 2014, dengan dibantu oleh Dra. Hj. Hasmawati HF., M.H., Panitera Pengganti Pengadilan Tinggi Agama Makassar, tanpa dihadiri oleh pihak-pihak yang berperkara. Hakim Anggota Ketua Majelis Hal. 9 dari 10 Hal. Put. No. 59/Pdt.G/2013/PTA.Mks

10 ttd Drs. H. Ahsin Abdul Hamid, S.H. ttd Drs. M. Amin Abbas ttd Drs. Tata Sutayuga, S.H. Panitera Pengganti, ttd Dra. Hj. Hasmawati HF., M.H. Perincian Biaya : Redaksi : Rp ,- Meterai : Rp ,- Biaya Proses Penyelesaian Perkara : Rp ,- J u m l a h : Rp ,- (seratus lima puluh ribu rupiah) Untuk Salinan Wakil panitera Pengadilan Tinggi Agama Makassar, Drs.Abd.Razak. Hal. 10 dari 10 Hal. Put. No. 59/Pdt.G/2013/PTA.Mks