PUTUSAN Nomor: 148/Pdt. G/2010/PTA. Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar

Transkripsi

1 1 PUTUSAN Nomor: 148/Pdt. G/2010/PTA. Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding dalam sidang musyawarah majelis, telah menjatuhkan putusan dalam perkaranya antara : PEMBANDING, perkerjaan Guru SD No 55 Bontoa bertempat tinggal di Kabupaten Pangkep yang dalam hal ini memilih domisili hukum dikantor Kuasa Hukumnya Hamka Jarod, SH, Advokat/Pengacara beralamat kantor di Jl. Arif Rahman Hakim No. 40 Ujung Pandang Baru, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Berdasarkan surat Kuasa Khusus tanggal 28 Oktober 2010, yang selanjutnya disebut Pembanding. Melawan TERBANDING, pekerjaan Karyawan PT. Semen Tonasa, bertempat tinggal di Kabupaten Pangkep yang dalam hal ini diwakili oleh Kuasa Hukumnya Mulyadi, SH Advokat dan Konsultan HUKUM, beralamat di Jl. Toddopuli 22 B. 35 Nomor 25 Kelurahan Borong, Kecamatan Manggala, Makassar selanjutnya disebut sebagai Terbanding. - Pengadilan Tinggi Agama tersebut. - Telah membaca dan mempelajari berkas perkara banding TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip uraian sebagaimana termuat dalam putusan yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama Pangkajene No. 49/Pdt.G/2010/PA. Pkj Tgl 20 Oktober 2010 M bertepatan tanggal 12 Dzulqaidah 1431 H yang amarnya berbunyi sebagai berikut : Dalam Eksekusi - Tidak menerima eksepsi Termohon. Dalam Pokok Perkara - Mengabulkan permohonan Pemohon. - Mengizinkan Pemohon (TERBANDING) untuk mengikrarkan talak satu ra ji terhadap Termohon (PEMBANDING) di depan persidangan Pengadilan Agama Pangkajene.

2 2 - Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp (tujuh ratus tujuh puluh satu ribu rupiah). Membaca surat pernyataan banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Pangkajene, yang menyatakan bahwa pada hari Jumat tanggl 28 Oktober 2010, Termohon telah mengajukan permohonan Banding terhadap putusan Pengadilan Agama tersebut, permohonan banding mana telah diberitahukan kepada pihak lawan pada tanggal 12 Nopember 2010 dan kepada kedua belah pihak telah diberi kesempatan untuk memeriksa berkas perkara banding pada tanggal 20 Oktober 2010, akan tetapi Termohon/ Pembanding tidak mempergunakan kesempatan tersebut. Telah membaca dan memperhatikan memori banding yang diajukan oleh Pembanding, yang pada intinya sudah menerima putusan Pengadilan Agama kaitannya dengan pokok perkara yaitu memberi izin kepada Pemohon untuk mengikrarkan talak satu raj i kepada Termohon, akan tetapi tidak sependapat dengan putusan Pengadilan Agama yang tidak menerapkan hukum, kaitannya dengan kewajiban Pemohon sebagai suami yang telah mentalak Termohon sebagai istrinya yaitu berupa pemberian nafkah iddah selama tiga bulan, yang berdasarkan perhitungan Termohon sejumlah Rp (enam puluh juta rupiah), oleh karenanya Pembanding memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama agar, supaya memberikan putusan pada tingkat banding sebagai berikut: 1. Menerima permohonan banding Pembanding. 2. Menyempurnakan putusan Pengadilan Agama Pangkajene. 3. Mengabulkan gugatan Pemohon/ Terbanding seluruhnya. 4. Menghukum Terbanding membayar mut ah sebesar Rp (dua puluh juta rupiah). 5. Menghukum Terbanding membayar nafkah iddah sejumlah Rp (enam puluh juta rupiah). 6. Menghukum Terbanding membayar biaya yang timbul akibat perkara ini atau mohon putusan yang adil. Telah membaca dan memperhatikan kontra memori banding yang diajukan oleh Terbanding tertanggal 25 Nopember 2010 yang intinya putusan Pengadilan Agama sudah tepat dan benar, karena didasarkan kepada fakta hukum dalam persidangan, sehingga sudah memenuhi unsur keadilan maka tuntutan Pembanding dalam memori banding yang terkait dengan nafkah iddah

3 3 sejumlah Rp (enam puluh juta rupiah) dengan asumsi besarnya mut ah disamakan dengan nafkah satu bulan, adalah tidak logis, karena berdasarkan fakta dalam persidangan, Termohon/Pembanding pada saat rumah tangganya masih harmonis, menerima nafkah sebesar Rp (tiga juta rupiah) perbulan, oleh karena itu tuntutan nafkah iddah Pembanding yang tidak logis harus ditolak dan menguatkan putusan Pengadilan Agama. TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding Pembanding telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut cara-cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima. Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi Agama setelah mempelajari dan meneliti secara saksama berkas perkara yang dimohonkan banding serta salinan putusan Pengadilan Agama, maka Pengadilan Tinggi Agama akan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: DALAM EKSEPSI. Menimbang bahwa putusan Pengadilan Agama telah didasarkan atas pertimbangan hukum yang tepat dan benar, oleh karenanya Pengadilan Tinggi Agama dapat menyetujuinya dan mengambil alih pertimbangan tersebut, untuk dijadikan pertimbangannya sendiri dalam memutus perkara aquo pada tingkat banding. DALAM POKOK PERKARA. Menimbang bahwa setelah Pengadilan Tinggi Agama mencermati apa yang dijadikan dasar pertimbangan hokum putusan Pengadilan Agama dalam pokok perkara sudah tepat dan benar, maka Pengadilan Tinggi Agama dapat menyetujuinya dan mengambil alih pertimbangan hokum tersebut, untuk dijadikan pertimbangannya sendiri dalam memutus perkara aquo pada tingkat banding, namun demikian Pengadilan Tinggi Agama tidak sependapat dengan pertimbangan Pengadilan Agama, dalam menetapkan kewajiban kepada Pemohon sebagai suami, yang akan menjatuhkan talak satu raj i kepada Termohon sebagai isterinya, hanya mendasarkan kepada ketentuan pasal 158 huruf b Kompilasi Hukum Islam, yang mewajibkan kepada suami yang menceraikan isterinya untuk memberikan mut ah saja. Menimbang bahwa, dalam pokok perkara aquo adalah Pemohon sebagai suami yang akan mentalak Termohon sebagai isteri yang tidak nusuz

4 4 maka Pengadilan Tinggi Agama berpendapat bahwa landasan hukum yang tepat diterapkan dalam perkara aquo, adalah ketentuan pasal 149 huruf a dan b Kompilasi Hukum Islam, Bilamana perkawinan putus karena cerai talak, maka bekas suami Wajib memberi mut ah yang layak kepada bekas isterinya baik berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri qobla dhukhul disamping itu bekas suami wajib memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada isteri, selama dalam iddah, kecuali bekas isteri dijatuhi talak bain, atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil. Menimbang bahwa berdasarkan fakta dalam persidangan, bahwa Termohon adalah tidak dalam keadaan nusyuz, tidak dijatuhkan talak bain dan juga tidak dalam keadaan hamil, maka Pemohon sebagai bekas suami yang menalak Termohon, sebagai isterinya karena dibebani kewajiban memberikan mut ah, nafkah, maskan dan kiswah, selama dalam masa iddah, yang dalam memori bandingnya diperhitungkan Rp (enam puluh juta rupiah). Menimbang bahwa, tuntutan nafkah iddah dalam memori banding yang diajukan oleh Termohon/Pembanding, menurut pendapat Pengadilan Tinggi Agama bukanlah dalam bentuk gugatan Rekonvensi; akan tetapi Pembanding menginginkan agar Majelis Hakim Pengadilan Agama dalam putusannya secara ex offisio menerapkan hukumnya, mendasarkan kepada peraturan hukum yang tepat dan sesuai dengan kasus dalam perkara aquo, sehingga dapat memberikan rasa keadilan kepada para pihak yang berperkara. Menimbang bahwa, Termohon/ Pembanding menurut ketentuan pasal 149 huruf a dan b berhak atas mut ah dan nafkah maskan dan kiswah selama dalam masa iddah yaitu kurang lebih tiga bulan/ 90 hari, yang besar kecilnya didasarkan kebutuhan yang layak dan wajar dari seorang istri setiap harinya dikalikan 90 hari. Menimbang bahwa, ketentuan mut ah Termohon sudah dipertimbangkan oleh Pengadilan Agama, yang memberikan ketetapan sebesar Rp (dua puluh juta rupiah), sedangkan permintaan nafkah, maskan dan kiswah selama 90 hari sebesar Rp (enam puluh juta rupiah) sehingga setiap hari kebutuhannya sebesar Rp (enam ratus enam puluh enam ribu enam ratus enam puluh enam rupiah) dilihat dari kebutuhan pada umunnya, berdasar kepatutan dan kewajaran, adalah kurang wajar, oleh karenanya Pengadilan Tinggi Agama akan menentukan besarnya nafkah, maskan dan kiswah dalam masa iddah, berdasarkan ex offisio yang dilandasi

5 5 dengan kebutuhan isteri, kemampuan bekas suami dan berdasarkan kepatutan dan kewajaran, menurut kondisi ekonomi setempat; dan berdasarkan rutinitas nafkah yang diberikan Pemohon kepada Termohon sebesar Rp (tiga juta rupiah), sesuai dengan kontra memori banding dari Terbanding. Menimbang bahwa, berdasarkan kemampuan bekas suami sebagai pejabat pegawai di Perusahaan Semen Tonasa yang mempunyai penghasilan yang cukup tinggi, dikaitkan dengan kebutuhan Termohon yang wajar, sesuai kondisi ekonomi daerah setempat, maka Pengadilan Tinggi Agama menetapkan kewajiban bekas suami, untuk memberikan nafkan maskan dan kiswah kepada Termohon/ Pembanding selama 3 bulan sebesar Rp (lima belas juta rupiah). Menimbang bahwa, perkara aquo termasuk bidang perkawinan, maka berdasarkan ketentuan pasal 84 Undang-Undang No.7 tahun 1989 jo Undang- Undang No 3 Tahun 2006, bila terjadi perceraian di depan Pengadilan maka Panitera Pengadilan Agama Pangkajene diperintahkan untuk menyampaikan salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai pencatat Nikah di Kantor Urusan Agama yang wilayahnya meliputi tempat tinggal Pemohon dan Termohon, dan kepada Pejabat Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama dimana pernikahan Pemohon dan Termohon dahulu dilaksanakan. Menimbang bahwa, kaitannya dengan ketentuan pasal 84 Undang Undang No. 7 Tahun 1989 jo. UndangUndang No. 3 Tahun 2006 Pengadilan Agama belum memberikan pertimbangannya dan belum menuangkan dalam amar putusan, maka Pengadilan Tinggi Agama merasa perlu menambahkan pertimbangan tersebut, untuk melengkapi putusan Pengadilan Agama yang dituangkan dalam amar putusan pada point 4. Menimbang bahwa, berdasarkan beberapa tambahan pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi Agama tersebut di atas, maka putusan Pengadilan Agama harus dikuatkan dengan perbaikan amar putusan sehingga bunyi amar selengkapnya sebagaimana amar putusan Pengadilan Tinggi Agama. Menimbang bahwa, perkara ini termasuk bidang perkawinan, maka berdasarkan ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang Undang No.7 tahun 1989 jo Undang-Undang No 3 Tahun 2006, maka biaya perkara pada tingkat pertama dibebankan kepada Pemohon dan pada tingkat banding kepada Pembanding. Memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan hukum Syara yang terkait dengan perkara ini.

6 6 MENGADILI - Menyatakan permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding dapat diterima. - Menguatkan putusan Pengadilan Agama Pangkajene Nomor : 49/Pdt.G/2010/PA. Pkj. Tanggal 20 Oktober 2010 M bertepatan tanggal 12 Dzulqaidah 1431 H. dengan perbaikan amar putusan sehingga bunyi selengkapnya sebagai berikut: DALAM EKSEPSI - Menyatakan eksepsi yang diajukan oleh Termohon tidak dapat diterima. DALAM POKOK PERKARA: 1. Mengabulkan Permohonan Pemohon. 2. Memberikan izin kepada Pemohon (TERBANDING) untuk mengikrarkan talak satu Raj i terhadap Termohon (PEMBANDING) di depan persidangan Pengadilan Agama Pangkajene. 3. Menghukum kepada Pemohon untuk memberikan kepada Termohon : a. Mut ah sejumlah Rp , (dua puluh juta rupiah). b. Nafkah, maskan dan kiswah selama masa iddah (3 bulan) sejumlah Rp (lima belas juta rupiah) 4. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pangkajene, untuk menyampaikan sehelai penetapan ikrar talak kepada Pejabat Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama yang wilayahnya meliputi tempat tinggal Pemohon dan Termohon dan kepada Pejabat Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama dimana Pemohon dan Termohon melaksanakan pernikahannya dahulu Membebankan biaya perkara yang timbul akibat perkara ini pada tingkat pertama sejumlaj Rp (tujuh ratus tujuh puluh satu ribu rupiah). - Membebankan biaya perkara yang timbul akibat perkara ini pada tingkat banding kepada Pembanding, sejumlah Rp (seratus lima puluh ribu rupiah). Demikianlah diputuskan dalam sidang musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Makassar pada hari Jumat tanggal 17 Desember 2010 M bertepatan tanggal 11 Muharram 1432 H yang diucapakan dalm sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Drs. H. Muh.Rasul Lily S.H.,M.H sebagai ketua Majelis dihadiri oleh Dra. Hj. Rahmah Umar dan Drs. H.

7 7 Muhammad Chanif, S.H.,M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota yang ditunjuk berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Makassar tanggal 10 Desember 2010 M dibantu oleh Dra. Hj. Aisyah R.S.H sebagai Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh kedua belah pihak yang berperkara. Hakim Anggota, Dra. Hj. Rahmah Umar Ketua Majelis, Drs. H. Muh.Rasul Lily,S.H.MH Drs. H. Muhammad Chanif,S.H.,M.H Panitera Pengganti, Dra. Hj. Aisyah R, S.H Perincian Biaya Perkara: 1. Materai : Rp Redaksi : Rp Proses penyelesaian perkara : Rp Jumlah Rp Untuk salinan Panitera Pengadilan Tinggi Agama Makassar Drs. Agus Zainal Mutaqien, S.H.