MODUL IV : SPEKTROSKOPI MASSA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL IV : SPEKTROSKOPI MASSA"

Transkripsi

1 MODUL IV : SPEKTROSKOPI MASSA 1. Pengantar Spektroskopi massa, tidak seperti metoda spektroskopi yang lain, tidak melibatkan interaksi antara cahaya dan materi. Spektrometer massa : adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk menentukan struktur kimia dari molekul organik berdasarkan perhitungan massa molekul tersebut (BM) serta pola fragmentasinya. Spektrometri massa (MS) adalah suatu teknik analisis yang mengukur rasio massa terhadap muatan dari partikel-partikel bermuatan. MS bekerja dengan mengionkan senyawa untuk menghasilkan molekul bermuatan atau fragment-fragment molekul dan terukur rasio massa terhadap muatannya. 2. Tujuan Instruksional Umum Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa akan mampu mengelusidasi struktur molekul suatu senyawa dengan cara menginterpretasi spektra uv-vis, infra merah, Resonansi Magnet Inti dan spektroskopi massa. 3. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan tentang spektroskopi MS dan menginterpretasi spektra MS. 4. Kegiatan Belajar 4.1. Kegiatan Belajar 1 : INSTRUMENTASI Prosedur dalam MS adalah : 1. Sampel dimasukkan dalam instrument MS dan diuapkan 2. Komponen sampel dionisasi salah satu dari beberapa metode (antara lain dengan ditembak dengan aliran elektron), sehingga menyebabkan pembentukan partikel bermuatan (ion-ion). 3. Ion-ion tersebut dipisahkan sesuai dengan rasio massa terhadap muatannya dalam suatu analizer oleh medan elektromagnetik 4. Ion-ion tersebut dideteksi, biasanya secara metode kuantitatif 5. Signal ion selanjutnya diproses menjadi spectra massa

2 Diagram of mass spektrometer with magnetic sector analyzer. Bagian yang khas dari spektrometer massa terdiri dari : * Ruang penguapan, dimana sampel diuapkan di bawah vakum * Ruang ionisasi, dimana komponen sampel dionisasi * Analiser, tempat dimana fragmen dipisahkan sesuai dengan rasio massa terhadap muatannya * Detektor, tempat pengumpul (kolektor) fragmen-fragmen bermuatan * Amplifier, yang menguatkan arus listrik yang dihasilkan oleh fragmen-fragmen * Rekorder, menyajikan data. Perbedaan dari beberapa tipe spektrometer massa yang ada terutama terletak pada bagaimana sampel diuapkan, diionisasi dan dipisahkan. Salah satu tipe spektrometer massa yang biasanya digunakan adalah spektrometer massa sektor magnetik, dimana menggunakan medan magnet untuk memisahkan ion-ion fragmen (Gambar diatas).

3 Cara kerja alat : Sampel diuapkan di bawah vakum dan diionkan dengan menggunakan berkas elektron. Ion sampel dipercepat menggunakan medan listrik memasuki tabung penganalisis (analiser). selanjutnya mereka dilalukan/dilewatkan dalam suatu medan magnet yang akan merubah jalan/lintasan dari ion-ion tersebut. Dalam kekuatan medan magnet yang diberikan, hanya ion-ion dengan rasio massa/muatan (m/z) tertentu akan difokuskan ke detektor, sedang ion-ion yang lain akan dibelokkan ke dinding tabung. Dengan memvariasi kekuatan medan magnet yang digunakan, maka ion dengan m/z lebih besar akan mencapai detektor lebih dulu diikuti m/z yang lebih kecil. Dalam analisator magnetik ini, ion fragmen yang terlalu berat tidak akan terbelokkan sedangkan yang terlalu ringan akan sangat mudah terbelokkan ke arah yang tidak semestinya sehingga mereka tidak sampai detektor maka tidak dapat diketahui informasi massanya. Ion fragmen yang dapat dibelokkan dengan tepat akan masuk ke kolektor sesuai dengan kelimpahannya. Arus listrik yang diterima detektor akan diperkuat dan spektum massa dari sampel akan direkam Kegiatan Belajar 2 : TEORI SPEKTROSKOPI MASSA Prinsip Dasar Dalam spektrometer massa, molekul sampel dalam fase uap dibombardir dengan elektron berenergi tinggi (70 ev) menyebabkan lepasnya satu elektron kulit valensi suatu arom dari molekul tersebut. Molekul yang kehilangan satu elektron akan menjadi suatu kation radikal [: kation karena mempunyai muatan positif (+), radikal karena jumlah elektronnya ganjil ( )]. Kation radikal tersebut mengandung semua atom-atom (atau merupakan isotop atom yang paling melimpah) dari molekul asal dimana berkurang satu elektron, disebut ion molekul ( molecular ion), dan dinyatakan dengan (M + ). Proses lepasnya elektron dari molekul menghasilkan ion molekul dapat digambarkan sebagai berikut : M + e M e molekul Ion molekul (kation radikal) O O Misal : CH 3 CH 2 CCH 3 e CH 3 CH 2 CCH 3 2 e

4 Sebagai hasil dari tabrakan dengan elektron berenergi tinggi, ion molekul akan mempunyai energi yang tinggi sehingga ikatan dalam kation radikal tersebut dapat putus menjadi fragmen yang lebih kecil berupa kation, radikal, atau molekul netral (fragmentasi). M + m m 2 atau M + + m 1 + m 2 kation radikal kation radikal molekul netral Terjadinya fragmentasi merupakan usaha untuk stabilisasi akibat adanya pemberian energi yang berlebih. Ion molekul, ion fragmen, dan ion radikal fragmen yang dihasilkan dalam proses fragmentasi ini dipisahkan dengan menggunakan medan magnet yang dapat divariasi sesuai dengan perbandingan massa/muatannya (m/z), dan menghasilkan arus listrik (arus ion) pada kolektor/detektor yang sebanding dengan kelimpahan relatifnya. Fragmen dengan harga m/z yang besar akan turun terlebih dahulu diikuti fragmen dengan harga m/z yang lebih kecil. Partikel netral (yang tidak bermuatan atau radikal) yang dihasilkan dalam fragmentasi tidak dapat dideteksi secara langsung dalam spektrometer massa. ABC molekul - e -1 ABC M ion molekul fragmentasi AB C kation radikal fragmentasi A B netral kation Spektrometer massa hanya mendeteksi kation radikal (ABC + ), dan kation (AB + dan B + ). Kebanyakan kation yang dihasilkan dalam spektrometer massa mempunyai muatan = 1 (z = 1), sehingga harga m/z secara langsung menunjukkan massa dari fragmen kation radikal atau kation tersebut.

5 Spektrum Massa Spektrum massa adalah suatu plot antara intensitas sinyal (sesuai dengan kelimpahan relatif fragmen) sebagai sumbu y vs massa ion fragmen (m/z) sebagai sumbu x. Kelimpahan dari fragmen tergantung pada kesetimbangan antara kecepatan pembentukan dan kecepatan dekomposisinya. Fragmen yang melimpah terbentuk dengan mudah dan mempunyai tendensi yang rendah untuk terfragmentasi lebih lanjut, atau dengan kata lain, relatif stabil. Fragmen yang paling melimpah dinyatakan mempunyai kelimpahan relatif ( relative abundance = RA) 100 % dan disebut dengan puncak dasar (base peak). Kelimpahan fragmen-fragmen yang lain dinyatakan relatif terhadap base peak (%). Dikarenakan semua fragmen yang ada diturunkan dari ion molekul, maka puncak kation radikal yang tidak terfragmentasi disebut puncak induk (parent peak) atau molecular ion (M + ). Spektrum massa butanon Parent peak pada m/z = 72 (M + = ion molekul) Base peak pada m/z = 43 (kelimpahan 100 % tetapi bukan m/z tertinggi) A = Relative abundance = kelimpahan relatif m/z = massa/muatan 4.3. Kegiatan Belajar 3 : PRODUKSI DAN ANALISIS ION Berdasarkan pola ionisasinya, jenis spektrometer massa antara lain : 1. EI-MS : Electron Impact-Mass Spektrometer. Pola ionisasi sampel dengan berkas elektron berenergi tinggi (electron bombardment). Karena energinya tinggi, maka fragmentasi banyak dan kelimpahan ion molekul (M + ) relatif kecil dimana intensitas

6 puncak ion molekul kecil, bahkan sering tidak nampak, sehingga menyulitkan interpretasi spektra. M e -1 M 2 e -1 molekul (elektron gasal) (elektron genap) kation radikal M e -1 M molekul (elektron genap) anion radikal (elektron gasal) (1000 x lebih mungkin) (1 x kemungkinan) 2. CI-MS : Chemical Ionization-Mass Spektrometer. Pola ionisasinya menggunakan gas (misal : metan, isobutan atau ammonia) yang diionkan. Energi ionisasinya lebih kecil dibandingkan EI-MS, sehingga fragmentasinya lebih kecil dan kelimpahan relatif ion molekul (M + ) tinggi. Dalam spektra CI, informasi mengenai BM molekul sampel diperoleh dari protonasi molekul sampel, dan harga m/z yang diperoleh adalah satu unit lebih besar dibanding BM yang sesungguhnya. Gas diionkan menghasilkan ion primer yang bereaksi dengan gas menghasilkan ion sekunder, selanjutnya ion sekunder bereaksi dengan uap sampel (M). CH 4 e -1 CH 4 2 e -1 CH 4 CH 4 + CH 5 ATAU CH 4 + CH 3 + CH 3 CH 4 + C 2 H 5 CH 3 H H 2 CH 5 + C 2 H 5 + M [M + H] + CH 4 M [M + H] + C 2 H 4 m/z lebih besar 1 unit

7 3. FAB-MS : Fast Atom Bombardment-Mass Spektrometer. Pola ionisasinya menggunakan fast atoms, berkas atom misalnya He, Ne, atau Ar yang berenergi tinggi. Biasanya sampel dilarutkan dulu dalam suatu low-volatility matrix, misalnya gliserol. 4. FD-MS : Field Desorption-Mass Spektrometer. 5. FI-MS : Field Ionization-Mass spektrometer. 6. PD-MS : Plasma Desorption-Mass Spektrometer. 7. LD-MS : Laser Desorption-Mass Spektrometer. 8. ESI-MS : Electrospray Ionization-Mass Spektrometer. 9. MALDI : (Matrix Assisted Laser Desorption/Ionization)

8 4.4. Kegiatan Belajar 4 : SPEKTROSKOPI MASSA RESOLUSI TINGGI Sejauh ini kita menggunakan massa atom : untuk atom H = 1, atom N = 14, atom O = 16 dan seterusnya. Dengan tingkat perkiraan tersebut, molekul dengan rumus 12 C 1 2 H 4 dan 12 C 16 O mempunyai massa yang sama yaitu 28 massa unit, tetapi sebenarnya kedua molekul tersebut mempunyai massa yang sedikit berbeda, yaitu : Suatu spektrometer massa yang dapat membedakan sampai empat tempat desimal disebut high-resolution mass spectrometer. Dengan instrument ini, rumus molekul dari suatu senyawa akan ditentukan dengan tegas. Misalnya suatu ion molekul terukur pada m/z = 70,0535 ± 0,0005, ada 5 kemungkinan rumus molekul dengan C, H, O, dan N dengan massa 70, meskipun demikian hanya ada satu yang sesuai, yaitu : C 3 H 6 N 2 Rumus Molekular Massa C 2 H 2 N 2 O 70,0167 C 3 H 2 O 2 70,0055 C 3 H 6 N 2 70,0531 C 4 H 6 O 70,0419 C 5 H 10 70, Kegiatan Belajar 5 : ATURAN NITROGEN Senyawa yang mengandung nitrogen dengan jumlah atom nitrogen gasal akan mempunyai BM gasal, dan apabila jumlah atom nitrogennya genap atau tidak mempunyai nitrogen, maka senyawa tersebut akan mempunyai BM genap Kegiatan Belajar 6 : KELIMPAHAN ISOTOP Tahap pertama dalam interpretasi spektrum massa adalah mengidentifikasi puncak ion molekuler (M + ) dalam spektrum massa, sehingga bobot molekul senyawa dapat ditentukan. Ion molekuler (M + ) mengandung semua atom-atom yang menyusun molekul, dengan memperhatikan kelimpahan relative isotop-isotopnya (terdiri dari isotop atom-isotop atom yang paling melimpah).

9 Ingat : ini adalah bobot molekul untuk sebuah molekul yang mengandung isotopisotop tunggal dan bukanlah suatu bobot molekul rata-rata). Suatu spektrometer massa mendeteksi partikel yang mengandung masing-masing isotop selaku spesi individu, maka tidak dapat digunakan massa isotop rata-rata dalam menafsirkan spektrum massa, tidak seperti bila menghitung stoikiometri reaksi kimia. Massa dan kelimpahan beberapa isotop di alam adalah penting dalam spektrometri massa. Atom Cl yang terdapat di alam merupakan campuran 75,77 % 35 Cl dan 24,23% 37 Cl. Dalam stoikiometri berat atom Cl = 35,5 = 0,76 x ,24 x 37. Dalam spektrum massa dihitung sebagai massa isotop tunggal. Molekul yang mengandung isotop bermassa rendah ( 35 Cl) dianggap sebagai ion molekulnya (M + )

10 dan molekul yang mengandung isotop yang lainnya ( 37 Cl) disebut puncak M+2 (ion molekul + 2 satuan massa), dengan intensitas relative dari dua puncak adalah 76 : 24 atau sekitar 3 : 1. Maka massa suatu fragmen atau ion molekul akan muncul tidak hanya berupa satu puncak saja tetapi terdapat kumpulan puncak-puncak lain karena adanya perbedaan massa isotop-isotop atom C, H, N, O dan atom lain yang ada dalam molekul tersebut. Contoh : suatu molekul metana (CH 4 ), akan terdapat beberapa kombinasi isotop, sehingga mempunyai ring massa dari : Tetapi spektrometer mampu memisahkan massa-massa tersebut dan mengukur kelimpahan relatifnya. Spektrum massa dari metana menunjukkan puncak ion molekul (M + ) pada m/z = 16, dan puncak yang lain yaitu puncak (M+1) pada m/z = 17, puncak (M+2) pada m/z = 18, puncak (M+3) pada m/z = 19, puncak (M+4) pada m/z = 20 dan puncak (M+5) pada m/z = 21. Puncak-puncak ini merupakan isotopic cluster. Secara konvensi puncak ion molekul yang menunjukkan BM molekul tersebut adalah puncak (M + ) pada m/z = 16 dengan massa paling rendah. Dari semua puncak isotopic cluster dalam metana, yang menunjukkan kelimpahan yang bermakna adalah hanya puncak (M + ) dan (M+1), karena kelimpahan isotop 12 C = 99% sedang kelimpahan isotop 13 C = hanya 1% sehingga kelimpahan 13 CH 4 (m/z = 17) hanya 1% dari kelimpahan 12 CH 4 (m/z = 16). Terdapatnya 12 CH 3 D pada m/z = 17 lebih kecil daripada 13 CH 4 karena kelimpahan relatif Deuterium (D atau 2 H) hanya 0,015% dibanding 1 H = 99,985%. Maka kelimpahan spesies 13 CH 3 D (m/z = 18), 12 CH 2 D 2 (m/z = 18), 13 CH 2 D 2 (m/z = 19) dan yang lain, dimana dengan dua atau lebih isotop-isotop yang kelimpahannya sangat rendah, DIABAIKAN. Maka dalam spektrum massa, ion bermuatan tunggal yang mengandung atom karbon akan memberikan puncak (M + ) dan puncak pada satu massa unit lebih tinggi (M+1). Ini disebabkan adanya kelimpahan 13 C di alam (1,1%). Untuk ion yang mengandung n atom karbon, kelimpahan puncak isotop ini adalah n x 1,1%. Sayangnya, kemungkinan untuk menemukan dua atom 13 C dalam satu ion adalah sangat kecil, sehingga kelimpahan puncak M+2 sangat rendah. Pengaruh Kelimpahan isotop pada corak spektra massa : Spesies dengan satu atom C :

11 Spesies dengan dua atom C : Pengaruh kelimpahan isotop-isotop atom Cl dan Br mempengaruhi corak spektrum massa.

12 Spesies dengan satu dan dua atom Br :

13 Pola corak pada sejumlah halogen Cl dan Br : Beynon telah menyusun daftar table yang dapat membantu pemilihan rumus molekul yang cocok terhadap pengukuran massa serta kelimpahan isotop tertentu yang memberikan kelimpahan puncak (M+1) dan (M+2). Daftar ini kemudian diperluas hingga massa 500, dapat dipergunakan bagi spektrometri massa daya pisah tinggi. Daftar terbatas pada senyawa yang mengandung C, H, O dan N.

14 4.7. Kegiatan Belajar 7 : ATURAN REAKSI FRAGMENTASI Proses Ionisasi dan Fragmentasi Suatu Molekul Organik dalam Spektroskopi Massa adalah sebagai berikut : Karena energi berlebih maka ion molekul (M + ) mengalami fragmentasi dimana terjadi pemutusan ikatan. Cara pemutusan ikatan dibedakan proses: 1. Homolitik : pergeseran 1 elektron (tanda pancing, ) X Y X Y 2. Heterolitik : pergeseran 2 elektron (tanda panah, ) X Y X Y 3. Hemi Heterolitik : pemutusan ikatan sigma yang sudah terion ( ) - e X Y -1 X Y X Y

15 4.8. Kegiatan Belajar 8 : KLASIFIKASI REAKSI FRAGMENTASI Jenis-Jenis Reaksi Fragmentasi : 1. Reaksi disosiasi ikatan sigma (σ) 2. Reaksi pemutusan alfa (α) (α cleavage) 3. Reaksi pemutusan induksi (i) (i cleavage) 4. Reaksi dekomposisi struktur siklik 5. Reaksi penataan ulang (rearrangement) sisi radikal Beberapa istilah : M + ; + ; EE + ; EE 0 ; R Catatan : Reaksi 1 dan 2 diinisiasi dari tempat radikal positif ( + ) Reaksi 3 diinisiasi dari tempat bermuatan positif (EE + ) Kaidah Reaksi Fragmentasi bagi + 1. Pemutusan satu ikatan tunggal di + selalu akan menghasilkan EE + 2. Pemutusan dua ikatan tunggal di + hanya memberikan + lain 3. Pemutusan tiga ikatan tunggal sekaligus di + akan terbentuk fragmen-fragmen : EE +, EE 0 dan R Kaidah Reaksi Fragmentasi bagi EE + (Kaidah Karni Mandelbaum) = fragmentasi yang diinisiasi dari EE + selalu cenderung mengarah ke pembentukan EE + yang lain dan EE Kegiatan Belajar 9 : DISOSIASI IKATAN SIGMA Jika elektron yang lepas pada ionisasi berasal dari ikatan tunggal, maka σ fragmentasi pada lokasi tersebut tentu akan dipilih. Ion positif (karbokation, C + ) yang lebih stabil akan mempunyai limpahan yang lebih besar. R + CR 3 [R ] + [ + CR 3 ] atau [R + ] + [ CR 3 ] lebih disukai Kegiatan Belajar 10 : Reaksi Pemutusan Alfa (α) (α cleavage) Adalah reaksi fragmentasi yang diawali dari tempat radikal positif, dan terjadi karena adanya kecenderungan elektron gasal pada muatan radikal positif untuk kembali berpasangan. Hal ini disertai dengan pemutusan ikatan lain terhadap atom karbon alfa (α)

16 Jenis-jenis pemutusan alfa (α) (α cleavage) adalah : a. α Cleavage pada ikatan jenuh hetero atom α R CH 2 XR R CH 2 XR CH 2 XR * Lepasnya radikal alkyl terbesar akan lebih disukai ditunjukkan dengan kelimpahan ion yang tinggi b. α Cleavage pada ikatan tidak jenuh hetero atom α R CH XR R CH XR CH XR c. α Cleavage pada sistem alkena α R CH 2 CH CH 2 R CH 2 CH CH 2 CH 2 CH CH 2 * Adanya resonansi sistem kationik allilik menyebabkan stabilitas yang tinggi dari ion tersebut ditunjukkan kelimpahannya tinggi. d. α Cleavage pada sistem benzilik CH 2 R α R CH 2... CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH2 ion tropilium (C 7 H 7 ) Kegiatan Belajar 11 :PEMUTUSAN INDUKTIF (i) (i cleavage) Reaksi pemutusan induksi selalu diinisiasi dari tempat radikal positif ( + ), atau dapat pula dari tempat bermuatan positif (EE + ). Reaksi pemutusan induksi selalu melibatkan penarikan sepasang elektron, sehingga cenderung untuk menghasilkan mekanisme migrasi muatan ( charge migration). Reaksi pemutusan induksi cenderung menghasilkan fragmen ion EE +

17 Jenis-jenis reaksi pemutusan induksi yang diinisiasi dari + : a. + Ikatan Jenuh R XR i R XR b. + Ikatan Tidak Jenuh R i C XR R C XR C XR R R R Jenis-jenis reaksi pemutusan induksi yang diinisiasi dari EE + : a. EE + Ikatan Jenuh (umumnya terjadi pada spektrometer CI MS) i R XH 2 R XH 2 b. EE + Ikatan Tidak Jenuh i R X CH 2 R X CH Kegiatan Belajar 12 : DEKOMPOSISI STRUKTUR SIKLIK a. Cincin Jenuh Pemutusan satu ikatan tunggal sigma (σ) dalam cincin hanya menghasilkan ion isomer. Pemutusan dua ikatan tunggal sigma (σ) diperlukan untuk menghasilkan ion fragmen. - e -1 EI-MS pemutusan 1 ikatan tunggal (1) pemutusan ikatan tunggal (2) etilen (EE 0 ) b. Cincin Tidak Jenuh Retro Diels-Alder Pemutusan alfa (α) Retro Diels-Alder (analisis mundur reaksi Diels-Alder) terjadi retensi muatan (muatan positif tetap). Pemutusan induksi (i) Retro Diels -Alder (analisis mundur reaksi Diels-Alder) terjadi migrasi muatan (muatan positif berpindah).

18 - e -1 EI-MS A. Retensi muatan B. Migrasi muatan (EE 0 ) (EE 0 ) Kegiatan Belajar 13 : PENATAULANGAN SISI RADIKAL a. Penataan ulang Mc. Lafferty Pemindahan satu atom Hidrogen gamma (γ) ke arah gugus fungsi yang tidak jenuh (misalnya : C=O, C=N, C N, dsb.), yang kemudian diikuti oleh reaksi alfa (α ) sehingga terjadi pemutusan ikatan berposisi β, sehingga akan terjadi retensi muatan. H 2 C H O r H CH 2 OH CH 2 OH H 2 C CH2 H H 2 C CH2 H CH 2 (EE 0 ) H 2 C C H Jika diikuti oleh reaksi induksi (i) akan terjadi migrasi muatan. H 2 C H O r H CH 2 OH CH 2 OH H 2 C CH2 H H 2 C CH2 H CH 2 C H 2 C H (EE 0 ) b. Penataan ulang atom hidrogen (H) ke atom heteroatom pada ikatan jenuh, yang kemudian diikuti dengan pemutusan samping. Reaksi dapat berlangsung tanpa memandang apakah atom H tersebut adalah α, β, γ, δ, dst.

19 Juga tidak diperlukan struktur segi enam bagi berlangsungnya penataan ulang. c. Reaksi penggantian (displacement reaction) Kegiatan Belajar 14 : INTREPRETASI SPEKTRA MASSA 5. Referensi 1. Williams, D.H., and I. Fleming, 1996, Spectrometrix Methods in Organic Chemistry. 2. De Hoffmann, E., Charette J., Stroobant, V., 1996, Mass Spectrometry. Principle and Applications. 3. Silverstein, R.M., Blasser G.C. and Morril T.C., 1991, Spectrometric Identification of Organic Compounds.

SPEKTROMETRI MASSA. Kuliah Kimia Analisis Instrumen Pertemuan Ke 7.

SPEKTROMETRI MASSA. Kuliah Kimia Analisis Instrumen Pertemuan Ke 7. SPEKTROMETRI MASSA Kuliah Kimia Analisis Instrumen Pertemuan Ke 7 siti_marwati@uny.ac.id Spektrometri massa, tidak seperti metoda spektroskopi yang lain, tidak melibatkan interaksi antara radiasi ektromagnetik

Lebih terperinci

SPEKTROMETRI MASSA (MASS SPECTROMETRI, MS)

SPEKTROMETRI MASSA (MASS SPECTROMETRI, MS) SPEKTROMETRI MASSA (MASS SPECTROMETRI, MS) Anna Permanasari 003 1 Spektrometri massa Teknik analisis instrumental untuk membantu identifikasi dan elusidasi struktur molekul senyawa murni berdasarkan massa

Lebih terperinci

SPEKTROMETRI MASSA INTERPRETASI SPEKTRA DAN APLIKASI. Interpretasi spektra dan aplikasi

SPEKTROMETRI MASSA INTERPRETASI SPEKTRA DAN APLIKASI. Interpretasi spektra dan aplikasi SPEKTROMETRI MASSA INTERPRETASI SPEKTRA DAN APLIKASI Interpretasi spektra dan aplikasi 1. Interpretasi spektra massa: penentuan struktur untuk senyawa sederhana 2. Interpretasi spektra massa: beberapa

Lebih terperinci

Spektrometer massa A. Garis besar tentang apa yang terjadi dalam alat spektrometer massa Ionisasi Percepatan Pembelokan Pendeteksian

Spektrometer massa A. Garis besar tentang apa yang terjadi dalam alat spektrometer massa Ionisasi Percepatan Pembelokan Pendeteksian Spektrometer massa A. Garis besar tentang apa yang terjadi dalam alat spektrometer massa Atom dapat dibelokkan dalam sebuah medan magnet (dengan anggapan atom tersebut diubah menjadi ion terlebih dahulu).

Lebih terperinci

Prinsip dasar alat spektroskopi massa: ANALISIS MASSA. Fasa Gas (< 10-6 mmhg)

Prinsip dasar alat spektroskopi massa: ANALISIS MASSA. Fasa Gas (< 10-6 mmhg) Spektroskopi Massa Spektroskopi Masssa adalah alat untuk mendapatkan BERAT MOLEKUL. Alat ini mengukur m/z, yaitu perbandingan MASSA terhadap muatan (umumnya muatan +1). Contoh: Spektroskopi Massa Prinsip

Lebih terperinci

Spektrometri Massa. Elusidasi struktur bahan alami

Spektrometri Massa. Elusidasi struktur bahan alami Spektrometri Massa Elusidasi struktur bahan alami Pendahuluan Spekrometri massa: menggunakan elektron dengan energi tinggi untuk memecah molekul menjadi fragmen2 Pemisahan dan analisis fragmen untuk memberikan

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI RESONANSI MAGNET INTI (NMR = NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE)

SPEKTROSKOPI RESONANSI MAGNET INTI (NMR = NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE) SPEKTROSKOPI RESONANSI MAGNET INTI (NMR = NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE) Spektrum inframerah suatu senyawa memberikan gambaran mengenai gugus fungsional dalam sebuah molekul organik. Spektroskopi resonansi

Lebih terperinci

HANDOUT SPEKTROSKOPI MASSA Oleh: Susila Kristianingrum

HANDOUT SPEKTROSKOPI MASSA Oleh: Susila Kristianingrum HANDOUT SPEKTROSKOPI MASSA Oleh: Susila Kristianingrum susila.k@uny.ac.id Untuk menentukan struktur molekul suatu senyawa diperlukan data spektrum UV, IR, NMR, dan MS, meskipun kadang-kadang cukup dengan

Lebih terperinci

MAKALAH KIMIA ORGANIK IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL

MAKALAH KIMIA ORGANIK IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL MAKALAH KIMIA ORGANIK IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kimia Organik Dosen Pembimbing : Ir. Dyah Tri Retno, MM Disusun oleh : Kelompok 1 1. Angga Oktyashari

Lebih terperinci

Kromatografi gas-spektrometer Massa (GC-MS)

Kromatografi gas-spektrometer Massa (GC-MS) Kromatografi gas-spektrometer Massa (GC-MS) Kromatografi gas-spektrometer massa (GC-MS) adalah metode yang mengkombinasikan kromatografi gas dan spektrometri massa untuk mengidentifikasi senyawa yang berbeda

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Intermediate reaktif 3. Nukleofil and elektrofil 4. Tipe reaksi 5. Ions versus radicals

1. Pendahuluan 2. Intermediate reaktif 3. Nukleofil and elektrofil 4. Tipe reaksi 5. Ions versus radicals 1. Pendahuluan 2. Intermediate reaktif 3. Nukleofil and elektrofil 4. Tipe reaksi 5. Ions versus radicals TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan Reaktivitas dan Mekanisme, mahasiswa

Lebih terperinci

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya Bab V Ikatan Kimia Sebagian besar unsur yang ada di alam mempunyai kecenderungan untuk berinteraksi (berikatan) dengan unsur lain. Hal itu dilakukan karena unsur tersebut ingin mencapai kestabilan. Cara

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) ANALISA FISIKOKIMIA [ 2,1 ]

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) ANALISA FISIKOKIMIA [ 2,1 ] RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) ANALISA FISIKOKIMIA [ 2,1 ] Dosen : Prof. Dr. dacriyanus, Apt Dr. H. Harrizul Rifai Meri Susanti, M.Farm,Apt Fitriani Armin, M.Si,Apt 1.1 KULIAH A.

Lebih terperinci

Peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia

Peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia IKATAN KIMIA IKATAN KIMIA Gaya yang memegangi atom atau ion membentuk molekul atau kristal disebut Ikatan Kimia. Elektron memegang peran penting dalam pembentukan ikatan kimia. Peranan elektron dalam pembentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM 1.1 Teori Atom Perkembangan teori atom merupakan sumbangan pikiran dari banyak ilmuan. Konsep dari suatu atom bukanlah hal yang baru. Ahli-ahli filsafah Yunani pada tahun

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Desember 2013, bertempat di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Desember 2013, bertempat di 22 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Desember 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI Konsep mol

STOIKIOMETRI Konsep mol STOIKIOMETRI Konsep mol Dalam hukum-hukum dasar materi ditegaskan bahwa senyawa terbentuk dari unsur bukan dengan perbandingan sembarang tetapi dalam jumlah yang spesifik, demikian juga reaksi kimia antara

Lebih terperinci

BAB VII NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE (RESONANSI

BAB VII NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE (RESONANSI BAB VII NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE (RESONANSI INTl MAGNIT) 1. Pendahuluan Pada tahun 1945, dua group saijana fisika Purcell, Tony dan Pound (Harvard University) dan Bloch, Hansen dan Packard (Stanford

Lebih terperinci

SPEKTROMETRI MASSA (MASS SPECTROMETRY, MS)

SPEKTROMETRI MASSA (MASS SPECTROMETRY, MS) Revisi 03 April 2010 SPEKTROMETRI MASSA (MASS SPECTROMETRY, MS) Hendig Winarno S2-UP/MS/Hendig Winarno 1 I. Introductions II. Sample Handling III. Instrumentation & Theory IV. Interpretation of Mass Spectra

Lebih terperinci

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS)

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) 1.PENDAHULUAN 2.KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI 3.SPEKTROSKOPI UV-VIS 4.SPEKTROSKOPI IR 5.SPEKTROSKOPI 1 H-NMR 6.SPEKTROSKOPI 13 C-NMR 7.SPEKTROSKOPI MS 8.ELUSIDASI STRUKTUR Teknik

Lebih terperinci

Bentuk Molekul Menggambar Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Membuat Struktur Lewis Menggunakan Kaidah Oktet

Bentuk Molekul Menggambar Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Membuat Struktur Lewis Menggunakan Kaidah Oktet Bentuk Molekul Menggambar Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Rumus struktur dua dimensi terdiri dari simbol titik elektron yang menggambarkan masing-masing atom dan pasangannya, sepasang ikatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan berlangsung selama sintesis, serta alat-alat yang diperlukan untuk sintesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan berlangsung selama sintesis, serta alat-alat yang diperlukan untuk sintesis. II TINJUN PUSTK 2.1 Rancangan nalisis Dalam sintesis suatu senyawa kimia atau senyawa obat yang baik, diperlukan beberapa persiapan. Persiapan tersebut antara lain berupa bahan dasar sintesis, pereaksi,

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Molekul

Bentuk-Bentuk Molekul Bentuk-Bentuk Molekul Di bab ini, kita akan mempelajari bagaimana cara mengubah rumus molekul dari suatu senyawa menjadi sebuah rumus struktur senyawa dalam bentuk dua dimensi yang memperlihatkan hubungan

Lebih terperinci

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi.

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi. TEKNIK SPEKTROSKOPI Teknik Spektrokopi adalah suatu teknik fisiko-kimia yang mengamati tentang interaksi atom maupun molekul dengan radiasi elektromagnetik (REM) Hasil interaksi tersebut bisa menimbulkan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL IKATAN KIMIA

LATIHAN SOAL IKATAN KIMIA LATIHAN SOAL IKATAN KIMIA 1. Cara untuk mendapatkan ke stabilan atom unsur yang bernomor atom 10 adalah dengan a. Melepaskan dua elektron valensinya membentuk ion dengan muatan +2 b. Mengikat enam elektron

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL IKATAN KIMIA

LATIHAN SOAL IKATAN KIMIA LATIHAN SAL IKATAN KIMIA 1. Cara untuk mendapatkan kestabilan atom unsur yang bernomor atom 8 adalah dengan a. Melepaskan enam elektron muatan +6 b. Mengikat dua elektron dari atom lain menjadi ion dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Raman merupakan teknik pembiasan sinar yang memiliki berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Raman merupakan teknik pembiasan sinar yang memiliki berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Spektroskopi Raman Raman merupakan teknik pembiasan sinar yang memiliki berbagai keunggulan dalam penggunaannya. Dalam spektrum Raman tidak ada dua molekul yang

Lebih terperinci

Bilangan Kuantum Utama (n)

Bilangan Kuantum Utama (n) Bilangan Kuantum Utama (n) Menyatakan nomer kulit tempat elektron berada atau bilangan ini juga menyatakan ukuran orbital/ jarak/ jari-jari atom. Dinyatakan dengan bilangan bulat positif. Mempunyai dua

Lebih terperinci

Daerah radiasi e.m: MHz (75-0,5 m)

Daerah radiasi e.m: MHz (75-0,5 m) NMR = NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE = RESONANSI MAGNET INTI PENEMU: PURCELL, DKK (1945-1950), Harvard Univ. BLOCH, DKK, STANFORD. UNIV. Guna: - Gambaran perbedaan sifat magnet berbagai inti. - Dugaan letak

Lebih terperinci

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI Pendahuluan Spektroskopi adalah studi mengenai antaraksi cahaya dengan atom dan molekul. Radiasi cahaya atau elektromagnet dapat dianggap menyerupai gelombang. Beberapa sifat

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VI IKATAN KIMIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VI IKATAN KIMIA No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 7 BAB VI IKATAN KIMIA Sebagian besar partikel materi adalah berupa molekul atau ion. Hanya beberapa partikel materi saja yang berupa atom. 1)

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M0209054, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Secara umum terdapat 4 tipe reaksi kimia organik: 1. Reaksi substitusi (Penggantian)

Secara umum terdapat 4 tipe reaksi kimia organik: 1. Reaksi substitusi (Penggantian) Secara umum terdapat 4 tipe reaksi kimia organik: 1. Reaksi substitusi (Penggantian) Suatu atom/gugus di dalam suatu senyawa diganti oleh suatu atom/gugus lain dari senyawa yang lain. Konsep dasarnya adalah

Lebih terperinci

Penentuan struktur senyawa organik

Penentuan struktur senyawa organik Penentuan struktur senyawa organik Tujuan Umum: memahami metoda penentuan struktur senyawa organik moderen, yaitu dengan metoda spektroskopi Tujuan Umum: mampu membaca dan menginterpretasikan data spektrum

Lebih terperinci

Tabel Periodik. Bab 3a. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi 2010 dimodifikasi oleh Dr.

Tabel Periodik. Bab 3a. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi 2010 dimodifikasi oleh Dr. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi 2010 dimodifikasi oleh Dr. Indriana Kartini Bab 3a Tabel Periodik Kapan unsur-unsur ditemukan? 8.1 1 ns 1 Konfigurasi elektron

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel Temulawak Terpilih Pada penelitian ini sampel yang digunakan terdiri atas empat jenis sampel, yang dibedakan berdasarkan lokasi tanam dan nomor harapan. Lokasi tanam terdiri

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK MOLEKUL

BENTUK-BENTUK MOLEKUL BENTUK-BENTUK MOLEKUL 10. 1. Menggambarkan Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Berikut adalah langkah-langkah dalam menggambarkan molekul dengan ikatan tunggal menggunakan struktur Lewis: 1) Letakkan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Analisa Fisiko Kimia FAF 214 ( 3 SKS) Semester IV Pengampu matakuliah Prof. Dr. Dachriyanus, Apt Dr. Harizul Rifai, MS Fitriani Armin, MSi, Apt Suryati, SSi, MSi, Apt

Lebih terperinci

BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB I STRUKTUR ATOM

BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB I STRUKTUR ATOM BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB I 1. Suatu partikel X memiliki 16 proton, 16 neutron, dan 18 elektron. Partikel tersebut dapat dikategorikan sebagai A. Anion X bermuatan -1

Lebih terperinci

Ikatan dan Isomeri. Prof. Dr. Jumina Robby Noor Cahyono, S.Si., M.Sc.

Ikatan dan Isomeri. Prof. Dr. Jumina Robby Noor Cahyono, S.Si., M.Sc. Ikatan dan Isomeri Prof. Dr. Jumina Robby Noor Cahyono, S.Si., M.Sc. Susunan Elektron dalam Atom Mulai dikenalkan oleh Rutherford: Atom terdiri atas inti yg kecil & padat dan dikelilingi oleh elektron-elektron

Lebih terperinci

1. Identitas Mata Kuliah Nama mata kuliah : Kimia Analitik III: Kimia Analitik Instrumen Nomor Kode : KI512

1. Identitas Mata Kuliah Nama mata kuliah : Kimia Analitik III: Kimia Analitik Instrumen Nomor Kode : KI512 Halaman : 1 dari 7 Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh : Prof. Dr. Anna Permanasari, M.Si (Koordinator Mata Kuliah) Dr. Ahmad Mudzakir, M.Si. (Ketua Program Studi Kimia) Dr. Ijang Rohman, M.Si.

Lebih terperinci

STRUKTUR ATOM A. PENGERTIAN DASAR

STRUKTUR ATOM A. PENGERTIAN DASAR STRUKTUR ATOM A. PENGERTIAN DASAR 1. Partikel dasar : partikel-partikel pembentuk atom yang terdiri dari elektron, proton den neutron. 1. Proton : partikel pembentuk atom yang mempunyai massa sama dengan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 19 Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Biodiesel Minyak jelantah semula bewarna coklat pekat, berbau amis dan bercampur dengan partikel sisa penggorengan. Sebanyak empat liter minyak jelantah mula-mula

Lebih terperinci

! " "! # $ % & ' % &

!  ! # $ % & ' % & Valensi ! " "! # $ % & ' %& # % ( ) # *+## )$,) & -#.. Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +1 Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +2 Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +3. Tl juga memiliki bilangan

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA MAKALAH KIMIA DASAR

IKATAN KIMIA MAKALAH KIMIA DASAR IKATAN KIMIA MAKALAH KIMIA DASAR dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai mata kuliah kimia dasar Oleh : AZKA WAFI EL HAKIM ( NPM : 301014000 ) HELGA RACHEL F ( NPM : 3010140014 ) MUHAMMAD

Lebih terperinci

PRODUKSI BIO-ETANOL DARI DAGING BUAH SALAK ( Salacca zalacca ) PRODUCTION OF BIO-ETHANOL FROM FLESH OF SALAK FRUIT ( Salacca zalacca )

PRODUKSI BIO-ETANOL DARI DAGING BUAH SALAK ( Salacca zalacca ) PRODUCTION OF BIO-ETHANOL FROM FLESH OF SALAK FRUIT ( Salacca zalacca ) PRODUKSI BIO-ETANOL DARI DAGING BUAH SALAK ( Salacca zalacca ) Raymond Thamrin 1), Max J.R. Runtuwene 2), Meiske S. Sangi 2) 1) Mahasiswa Program Studi Kimia FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115

Lebih terperinci

BAHAN AJAR KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON DAN BILANGAN KUANTUM

BAHAN AJAR KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON DAN BILANGAN KUANTUM BAHAN AJAR KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON DAN BILANGAN KUANTUM CHEMISTRY IS FUN Oleh : Hana Nazelia AfrianI 1 Konfigurasi Elektron dan Bilangan KONFIGURASI ELEKTRON Konfigurasi elektron adalah susunan elektron

Lebih terperinci

Ikatan Kimia. Linda Windia Sundarti

Ikatan Kimia. Linda Windia Sundarti Ikatan Kimia Aturan ktet Unsur yang paling stabil adalah unsur yang termasuk dalam golongan gas mulia. Semua unsur gas mulia di alam ditemukan dalam bentuk gas monoatomik dan tidak ditemukan bersenyawa

Lebih terperinci

Contoh untuk NF 3 F berasal dari golongan VII A, dengan EN 4.0. Maka N sebagai atom pusat

Contoh untuk NF 3 F berasal dari golongan VII A, dengan EN 4.0. Maka N sebagai atom pusat STRUKTUR LEWIS UNTUK MOLEKUL DAN ION Struktur Lewis merupakan langkah awal untuk menentukan bentuk molekul. Struktur Lewis terdiri dari titiktitik yang menggambarkan valensi electron tiap atom yang saling

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA. RATNAWATI, S.Pd

IKATAN KIMIA. RATNAWATI, S.Pd IKATAN KIMIA RATNAWATI, S.Pd Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat: Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya Menggambarkan susunan elektron

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA. Tim Dosen Kimia Dasar FTP

IKATAN KIMIA. Tim Dosen Kimia Dasar FTP IKATAN KIMIA Tim Dosen Kimia Dasar FTP Sub pokok bahasan: Konsep Ikatan Kimia Macam-macam ikatan kimia KONSEP IKATAN KIMIA Untuk mencapai kestabilan, atom-atom saling berikatan. Ikatan kimia merupakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 RPP/KIC215/ 03 2. Mata kuliah & Kode : Kimia Analisis Instrumen /KIC215 5. Kompetensi Dasar : menjelaskan metoda analisis kolorimetri dan aplikasinya 6. Indikator Ketercapaian :Dapat menjelaskan prinsip

Lebih terperinci

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral) FISIKA INTI A. INTI ATOM Inti Atom = Nukleon Inti Atom terdiri dari Proton dan Neutron Lambang Unsur X X = nama unsur Z = nomor atom (menunjukkan banyaknya proton dalam inti) A = nomor massa ( menunjukkan

Lebih terperinci

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ISI BAB I 1. Pendahuluan 2. Struktur Atom 3. Elektronegativitas 4. Ikatan Ionik 5. Ikatan Kovalen 6. Struktur Lewis 7. Polaritas Ikatan 8. Sifat-Sifat Senyawa Kovalen TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah

Lebih terperinci

Bab 1 STRUKTUR ATOM. Pada pelajaran bab pertama ini akan dipelajari tentang perkembangan teori atom, notasi unsur, Isotop, isobar, dan isoton.

Bab 1 STRUKTUR ATOM. Pada pelajaran bab pertama ini akan dipelajari tentang perkembangan teori atom, notasi unsur, Isotop, isobar, dan isoton. Bab STRUKTUR ATOM Gambar. Teori Atom Rutherford. Sumber: Ensiklopedia Iptek Pada pelajaran bab pertama ini akan dipelajari tentang perkembangan teori atom, notasi unsur, Isotop, isobar, dan isoton. Struktur

Lebih terperinci

1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 2p 6 3d 4s 1 4p 4d 4f 5s 5p 5d 5f

1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 2p 6 3d 4s 1 4p 4d 4f 5s 5p 5d 5f NO SOAL PEMBAHASAN 1 Konfigurasi elekttron ion X - yang memiliki nomor massa 39 dan 21 neutron adalah.. A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1 B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 D. 1s2 2s2 2p6

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk Molekul

Bentuk-bentuk Molekul Bentuk-bentuk Molekul 10.1 Menggambar Ion dan Molekul Menggunakan Struktur Lewis Kita dapat menggunakan struktur lewis untuk melihat bagaimana bentuk molekul dari suatu senyawa kimia. Struktur ini disimbolkan

Lebih terperinci

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12

Lebih terperinci

kimia Kelas X REVIEW I K-13 A. Hakikat Ilmu Kimia

kimia Kelas X REVIEW I K-13 A. Hakikat Ilmu Kimia K-13 Kelas X kimia REVIEW I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami hakikat ilmu kimia dan metode ilmiah. 2. Memahami teori atom dan

Lebih terperinci

larutan yang lebih pekat, hukum konservasi massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda, hukum perbandingan volume dan teori

larutan yang lebih pekat, hukum konservasi massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda, hukum perbandingan volume dan teori i M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Kimia Dasar 1 yang diberi kode PEKI 4101 mempunyai bobot 3 SKS yang terdiri dari 9 modul. Dalam mata kuliah ini dibahas tentang dasar-dasar ilmu kimia, atom, molekul

Lebih terperinci

Ikatan Kimia. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia :

Ikatan Kimia. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia : Ikatan Kimia Ikatan Kimia : Gaya tarik yang menyebabkan atom-atom yang terikat satu sama lain dalam suatu kombinasi untuk membentuk senyawa yang lebih kompleks. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia : 1. Ikatan ion

Lebih terperinci

Senyawa Koordinasi (senyawa kompleks)

Senyawa Koordinasi (senyawa kompleks) Senyawa Koordinasi (senyawa kompleks) Salah satu keistimewaan logam transisi adalah dapat membentuk senyawa klompeks, yaitu senyawa yang paling sedikit terdiri dari satu ion kompleks (terdiri dari kation

Lebih terperinci

SKL 1. Ringkasan Materi

SKL 1. Ringkasan Materi SKL 1 Menganalisis struktur atom, sistem periodik unsur dan ikatan kimia untuk menentukan sifat-sifat unsur dan senyawa. o o o Mendeskripsikan notasi unsur dan kaitannya dengan konfigurasi elektron serta

Lebih terperinci

KIMIA (2-1)

KIMIA (2-1) 03035307 KIMIA (2-1) Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Kuliah ke-4 Kimia inti Bahan kuliah ini disarikan dari Chemistry 4th ed. McMurray and Fay Faperta UNMUL 2011 Kimia Inti Pembentukan/penguraian

Lebih terperinci

PERCOBAAN PEMBELOKAN RADIASI SINAR BETA OLEH MEDAN MAGNET

PERCOBAAN PEMBELOKAN RADIASI SINAR BETA OLEH MEDAN MAGNET PANDUAN PENGGUNAAN KIT ATOM-INTI Oleh : Sukardiyono dan Yusman Wiyatmo Disampaikan pada Pelatihan Kepala Laboratorium Fisika SMA Kabupaten Kebumen dan Purworejo 11 Agustuas 2012 PERCOBAAN PEMBELOKAN RADIASI

Lebih terperinci

Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O 2

Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O 2 Ikatan Kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion 1 IKATAN ION A. KECENDERUNGAN ATOM UNTUK STABIL Gas mulia merupakan sebutan untuk unsur golongan VIIIA. Unsur unsur ini bersifat inert (stabil). Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M2954, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK Aras-aras inti dipelajari

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI KNSEP DASAR KIMIA RGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI 1. Kekhasan Atom Karbon Atom karbon adalah atom yang memiliki enam elektron dengan dengan konfigurasi 1s 2 2s 2 2p 2. Empat

Lebih terperinci

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS PRINSIP DASAR HUKUM BEER INSTRUMENTASI APLIKASI 1 Pengantar Istilah-Istilah: 1. Spektroskopi : Ilmu yang mempelajari interaksi materi dengan

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode

Lebih terperinci

2. Substitusi dengan kelompok halogen OH. Halogen gugus-oh diganti dengan menggunakan pereaksi atau PCl5 PCL3:

2. Substitusi dengan kelompok halogen OH. Halogen gugus-oh diganti dengan menggunakan pereaksi atau PCl5 PCL3: Analisa gugus fungsi Reaksi Kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik biasanya reaksi antar ion, sedangkan

Lebih terperinci

Jilid 1. Penulis : Citra Deliana D.S, M.Si. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.

Jilid 1. Penulis : Citra Deliana D.S, M.Si. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn. Jilid 1 Penulis : Citra Deliana D.S, M.Si. Copyright 2013 pelatihan-osn.com Cetakan I : Oktober 2012 Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com Kompleks Sawangan Permai Blok A5 No.12 A Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Skala ph dan Penggunaan Indikator Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 2 STRUKTUR ATOM PERKEMBANGAN TEORI ATOM

BAB 2 STRUKTUR ATOM PERKEMBANGAN TEORI ATOM BAB 2 STRUKTUR ATOM PARTIKEL MATERI Bagian terkecil dari materi disebut partikel. Beberapa pendapat tentang partikel materi :. Menurut Democritus, pembagian materi bersifat diskontinyu ( jika suatu materi

Lebih terperinci

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer)

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer) Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer) 1 Mei Budi Utami, 2 Hanu Lutvia, 3 Imroatul Maghfiroh, 4 Dewi Karmila Sari, 5 Muhammad Patria Mahardika Abstrak

Lebih terperinci

UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111)

UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111) KIMIA TAHAP PERSIAPAN BERSAMA Departemen Kimia, Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung E-mail: first-year@chem.itb.ac.id UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111) http://courses.chem.itb.ac.id/ki1111/ 20 Oktober

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis. Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis. Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyulingan atau destilasi dari tanaman Cinnamomum

Lebih terperinci

KIMIAWI SENYAWA KARBONIL

KIMIAWI SENYAWA KARBONIL BAB 1 KIMIAWI SENYAWA KARBONIL Senyawa karbonil adalah kelompok senyawaan organik yang mengandung gugus karbonil, C=O, gugus fungsional yang paling penting dalam kimia organik. Senyawa karbonil ada di

Lebih terperinci

Penyelesaian Tugas Kuliah Kimia Umum C (Soal bagi kelompok jadwal kuliah Kamis pagi pukul 08.00)

Penyelesaian Tugas Kuliah Kimia Umum C (Soal bagi kelompok jadwal kuliah Kamis pagi pukul 08.00) Penyelesaian Tugas Kuliah Kimia Umum C (Soal bagi kelompok jadwal kuliah Kamis pagi pukul 08.00) Nama : Archemi Puspita Wijaya NIM : L2C007010 Alamat blog : archemipuspita.wordpress.com 1. Jari-jari ion

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. Kimia Dasar 2 Sukisman Purtadi

Kesetimbangan Kimia. Kimia Dasar 2 Sukisman Purtadi Kesetimbangan Kimia Kimia Dasar 2 Sukisman Purtadi Keadaan Setimbang dan tetapan Kesetimbangan Kesetimbangan dinamis dan statis Syarat kesetimbangan Tetapan kesetimbangan dan peranannya Q dan K Nilai Q

Lebih terperinci

TRY OUT SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2010 TIM OLIMPIADE KIMIA INDONESIA 2011 Waktu: 150 Menit PUSAT KLINIK PENDIDIKAN INDONESIA (PKPI) bekerjasama dengan LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SSCIntersolusi

Lebih terperinci

Struktur Atom dan Sistem Periodik

Struktur Atom dan Sistem Periodik Struktur Atom dan Sistem Periodik Struktur Atom Elektron Inti Atom Gelombang Radiasi Elektromagnet Model Bohr untuk atom Hidrogen Teori Gelombang Elektron Prinsip Ketidakpastian Heisenberg Model Quantum

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK BAB TERAKHIR KIMIA MENGENAI ALKANA. kelompok II x5

TUGAS KELOMPOK BAB TERAKHIR KIMIA MENGENAI ALKANA. kelompok II x5 TUGAS KELOMPOK BAB TERAKHIR KIMIA MENGENAI ALKANA kelompok II x5 DI SUSUN OLEH: ARIEF NURRAHMAN FARID SUHADA GERRY REGUS M. HANIEF IQBAL S. ILHAM SYAHBANI ALKANA ALKANA adalah Hidrokarbon jenuh yang paling

Lebih terperinci

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT Desi Eka Martuti, Suci Amalsari, Siti Nurul Handini., Nurul Aini Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal

Lebih terperinci

Senyawa Koordinasi. Ion kompleks memiliki ciri khas yaitu bilangan koordinasi, geometri, dan donor atom:

Senyawa Koordinasi. Ion kompleks memiliki ciri khas yaitu bilangan koordinasi, geometri, dan donor atom: Senyawa Koordinasi Terdiri dari atom pusat (kation logam transisi), ligan(molekul yang terikat pada ion kompleks) dan di netralkan dengan bilangan koordinasi. Dari gambar [Co(NH 3 )6]CI 3, 6 molekul NH3

Lebih terperinci

SILABUS. Alokasi Sumber/ Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

SILABUS. Alokasi Sumber/ Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian SILABUS Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : X/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia Alokasi Waktu : 18 jam pelajaran (untuk

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! KIMIA X SMA 103 S AL TES SEMESTER I I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Partikel penyusun inti atom terdiri dari... a. proton dan elektron b. proton dan netron c. elektron dan netron d. elektron

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan

Lebih terperinci

1. Aturan Aufbau. Konfigurasi Elektron. 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p,

1. Aturan Aufbau. Konfigurasi Elektron. 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p, Ingattt.. Tabel SPU Konfigurasi Elektron Struktur Lewis t 1. Aturan Aufbau Konfigurasi Elektron 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p, Lanjutan 2. Aturan Hund orbital

Lebih terperinci

Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik Posted by ferry

Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik Posted by ferry Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik 08.30 Posted by ferry Spektrofotometri inframerah lebih banyak digunakan untuk identifikasi suatu senyawa melalui gugus fungsinya. Untuk keperluan

Lebih terperinci

UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111)

UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111) KIMIA TAHAP PERSIAPAN BERSAMA Departemen Kimia, Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung E-mail: first-year@chem.itb.ac.id UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111) http://courses.chem.itb.ac.id/ki1111/ 22 Oktober

Lebih terperinci

Bab 10 Bentuk Bentuk Molekul

Bab 10 Bentuk Bentuk Molekul Bab 10 Bentuk Bentuk Molekul 10.1 Menjelaskan Bentuk-Bentuk Molekul dan Ion Menurut Struktur Lewis Hal pertama yang dilakukan untuk mengetahui bentuk dari suatu molekul ialah dengan mengubah rumus suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Limbah merupakan zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari kegiatan manusia. Bahan buangan yang dihasilkan dari kegiatan laboratorium kimia merupakan zat yang telah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041 LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari uraian latar belakang diatas dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Dari uraian latar belakang diatas dirumuskan permasalahan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai senyawa, baik senyawa organik maupun anorganik. Senyawa organik sangat banyak jenisnya, sehingga perlu adanya penggolongan

Lebih terperinci

KIMIA ANORGANIK ( Dr. Istadi )

KIMIA ANORGANIK ( Dr. Istadi ) KIMIA ANORGANIK ( Dr. Istadi ) BENTUK MOLEKUL DAN STRUKTUR LEWIS O l e h : Muqsit Bramantiya NIM. 21030112140142 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 I. Menggambarkan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016 PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016 DISUSUN OLEH Amaldo Firjarahadi Tane 1 31. 32. MATERI: SISTEM PERIODIK UNSUR Energi pengionan disebut juga energi ionisasi. Setiap unsur bisa mengalami energi ionisasi berkali-kali,

Lebih terperinci

REAKSI SUBSTITUSI ALFA KARBONIL

REAKSI SUBSTITUSI ALFA KARBONIL BAB 5 REAKSI SUBSTITUSI ALFA KARBONIL Dalam bab ini akan dibahas mengenai reaksi substitusi alfa. Ciri utama dari reaksi ini adalah terjadi melalui pembentukan intermediet enol atau ion enolat. 5.1. Keto-enol

Lebih terperinci

PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS

PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS Anggota Kelompok : Azizah Puspitasari 4301412042 Rouf Khoironi 4301412050 Nur Fatimah 4301412057 Singgih Ade Triawan 4301412079 PENGERTIAN DAN PRINSIP

Lebih terperinci