Struktur Organisasi UPTD kota Kupang. Struktur Organisasi UPTD Kab.Ende. Struktur Organisasi UPTD Kab.TTS. Kepala

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Struktur Organisasi UPTD kota Kupang. Struktur Organisasi UPTD Kab.Ende. Struktur Organisasi UPTD Kab.TTS. Kepala"

Transkripsi

1 Kepala Badan Sekretariat Kelompok Jabatan Fungsional Subag Perencanaan Evaluasi Program Subag Umum & Kepegawaian Subag Keuangan Bidang Pengandalian Dampak Lingkungan Bidang Pengawasan Lingkungan Bidang Pemantauan&Pemulihan n Subid Teknis AMDAL Subid Pengawasan Lingkungan Subid Pemantauan&Pengkajian Subid Pengendalian Dampak Lingkungan Subid Perijinan Subid Pemulihan Lingkungan Hidup Kepala UPT Laboratorium Lingkungan Yusri, ST/ Nip UPTD Struktur Organisasi UPTD kota Kupang Kepala Kelompok Jabatan Fungsional Fidelis Lanal,ST Nip Sub Bagian Tata Usaha Seksi Pemantauan dan Pengendalian Kualitas Lingkungan Kelompok Jabatan Fungsional Sub Bagian Tata Usaha Seksi Pelayanan Teknis Laboratorium Staf Evelyn Sare,ST/ Penguji Penguji Struktur Organisasi UPTD Kab.Ende Struktur Organisasi UPTD Kab.TTS

2 2. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN (1) Tabel 6. Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Rata-rata(Mean) pada aspek internal No Faktor Nilai Ket Ratarata ASPEK TEKNIS 1 Area kerja laboratorium 4.58 A1 2 Pencahayaan, temparatur dan kelembaban 4.50 A2 ruangan laboratorium 3 Dokumen prosedur kerja dan dokumen 4.50 A3 instruksi kerja 4 Jumlah personil dan pendidikan personil 4.48 A4 5 Kebutuhan pelatihan personil 4.48 A5 6 Kalibrasi alat laboratorium 4.48 A6 7 Kebutuhan alat pelindung dan ketersediaan pertolongan pertama 4.48 A7 8 Ketersediaan sumber energi dan sumber air 4.46 A8 9 Penggunaan alat-alat laboratorium 4.40 A9 10 Penggunaan bahan kimia 4.38 A10 11 Batas deteksi alat laboratorium 4.36 A11 12 Pengolahan limbah industri 4.36 A12 ASPEK KELEMBAGAAN 1 Struktur organisasi laboratorium lingkungan 4.68 B1 2 Prosedur pelaksanaan pengujian 4.58 B2 3 Tugas pokok dan fungsi laboratorium 4.46 B3 4 Panduan mutu pelaksanaan pengujian 4.26 B4 5 Standar operasional prosedur kerja 4.00 B5 6 Layanan informasi laboratorium 4.00 B6 7 Layanan hasil uji 3.78 B7 8 Layanan penerimaan sampel 3.50 B8 9 Layanan pengaduan konsumen 3.50 B9 Tabel 6 Lanjutan ASPEK KEUANGAN 1 Pengelolaan Dana Alokasi Khusus 4.78 C1 2 Pembiayaan operasional laboratorium 4.62 C2 3 Pengelolaan dana pendamping 4.54 C3 4 Pembiayaan pelatihan personil 4.38 C4 5 Pembiayaan pemeliharaan alat laboratorium 4.32 C5 Tabel 7. Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Rata-rata(Mean) No Faktor Nilai Ket Ratarata 1 Komitmen Pemerintah Daerah 4.32 D1 2 Kemajuan Teknologi 4.30 D2 3 Mitra kerja/ hubungan kerjasama 4.28 D3 4 Peraturan perundang- undangan 4.26 D4 5 Kebijakan pendanaan 4.26 D5 6 Mekanisme anggaran birokrasi 4.24 D6 7 Survey pelanggan 4.16 D7 8 Akreditasi pesaing 4.00 D8 9 Potensi pelanggan 3.98 D9 10 Produk jasa pesaing 3.98 D10

3 2. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN..(2) Tabel 8. Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Standar Deviasi pada aspek internal No Faktor Standar Ket Deviasi ASPEK TEKNIS 1 Ketersediaan sumber energi dan sumber air 0.54 A8 2 Batas deteksi alat laboratorium 0.56 A11 3 Pengolahan limbah industri 0.56 A12 4 Kebutuhan pelatihan personil 0.58 A5 5 Jumlah personil dan pendidikan personil 0.61 A4 6 Pencahayaan, temparatur dan kelembaban ruangan laboratorium 0.68 A2 7 Area kerja laboratorium 0.70 A1 8 Dokumen prosedur kerja dan dokumen instruksi kerja 0.71 A3 9 Kebutuhan alat pelindung dan ketersediaan pertolongan pertama 0.71 A7 10 Penggunaan bahan kimia 0.73 A10 11 Penggunaan alat-alat laboratorium 0.76 A9 12 Kalibrasi alat laboratorium 0.81 A6 ASPEK KELEMBAGAAN 1 Struktur organisasi laboratorium lingkungan 0.47 B1 2 Tugas pokok dan fungsi laboratorium 0.50 B3 3 Panduan mutu pelaksanaan pengujian 0.60 B4 4 Prosedur pelaksanaan pengujian 0.70 B2 5 Standar operasional prosedur kerja 0.78 B5 6 Layanan informasi laboratorium 0.86 B6 7 Layanan hasil uji 0.89 B7 8 Layanan pengaduan konsumen 0.91 B9 9 Layanan penerimaan sampel 0.95 B8 Tabel 8.Lanjutan ASPEK KEUANGAN 1 Pengelolaan Dana Alokasi Khusus 0.42 C1 2 Pengelolaan dana pendamping 0.54 C3 3 Pembiayaan operasional laboratorium 0.60 C2 4 Pembiayaan pemeliharaan alat laboratorium 0.74 C5 5 Pembiayaan pelatihan personil 0.85 C4 Tabel 9. Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Rata-rata(Mean) No Faktor Standar Ket Deviasi 1 Peraturan perundang- undangan 0.72 D4 2 Komitmen Pemerintah Daerah 0.74 D1 3 Kemajuan Teknologi 0.74 D2 4 Kebijakan pendanaan daerah 0.75 D5 5 Mitra kerja/ hubungan kerjasama 0.76 D3 6 Mekanisme anggaran birokrasi 0.77 D6 7 Survey pelanggan 0.77 D7 8 Akreditasi pesaing 0.78 D8 9 Potensi pelanggan 0.91 D9 10 Produk jasa pesaing 0.96 D10

4 2.FAKTOR-FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN..(3) 0,90 Standar Devuasi 0,80 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,66 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 0,20 0,10 ASPEK TEKNIS 0,00 4,30 4,35 4,40 4,45 4,50 4,55 4,60 4,46 Nilai Rata-rata (Mean) Gambar 5.Diagram Nilai Rata-rata(Mean)-Standar Deviasi Aspek Teknis 1. KEBUTUHAN PELATIHAN PERSONIL (A5) 2. JUMLAH DAN PENDIDIKAN PERSONIL (A4) 3. KETERSEDIAAN SUMBER ENERGI DAN SUMBER AIR (A8)

5 2.FAKTOR-FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN..(4) 1,20 Standar Deviasi 1,00 0,80 0,60 0,74 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 0,40 0,20 0,00 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 Nilai Rata-rata (Mean) Gambar 6.Diagram Nilai Rata-rata(Mean)-Standar Deviasi Aspek Kelembagaan 4,08 ASPEK KELEMBAGAAN 1. STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM LINGKUNGAN (B1) 2. PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN (B2) 3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI LABORATORIUM (B3) 4. PANDUAN MUTU PELAKSANAAN PENGUJIAN (B4)

6 2.FAKTOR-FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN..(5) 0,90 0,80 0,70 0,60 0,63 Standar Deviasi 0,50 0,40 0,30 C1 C2 C3 C4 C5 0,20 0,10 ASPEK KEUANGAN 0,00 4,20 4,30 4,40 4,50 4,60 4,70 4,80 4,90 Gambar 6.Diagram Nilai Rata-rata(Mean)-Standar Deviasi Aspek Keuangan 4,53 Nilai Rata-rata (Mean) 1. PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS (C1) 2. PEMBIAYAAN OPERASIONAL LABORATORIUM (C2) 3. PENGELOLAAN DAN PENDAMPING (C3)

7 2.FAKTOR-FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN..(6) 1,20 1,00 Standar Deviasi 0,80 0,60 0,40 0,20 0,79 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 0,00 3,95 4,00 4,05 4,10 4,15 4,20 4,25 4,30 4,35 Gambar 6.Diagram Nilai Rata-rata(Mean)-Standar Deviasi Aspek Eksternal 4,18 Nilai Rata-rata (Mean) ASPEK EKSTERNAL 1. KOMITMEN PEMERINTAH DAERAH (D1) 2. KEMAJUAN TEKNOLOGI (D2) 3. MITRA KERJA/HUBUNGAN KERJASAMA (D3) 4. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (D4) 5. KEBIJAKAN PENDANAAN DAERAH (D5) 6. MEKANISME ANGGARAN BIROKRASI (D6)

8 3. UPAYA PENGOPTIMALAN PENGELOLAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN DI PROVINSI NTT Tabel 10. Faktor-Faktor Strategis Internal No Indikator Internal Uraian Kekuatan (Strenght)/ Kelemahan (Weakness) 1 Aspek Teknis 1. Kebutuhan pelatihan personil 2. Jumlah personil dan pendidikan personil 3. Ketersediaan sumber energi dan sumber air 2 Aspek Kelembagaan 1. Struktur organisasi laboratorium lingkungan 2. Tugas pokok dan fungsi laboratorium lingkungan 3. Prosedur pelaksanaan pengujian 4. Panduan mutu pelaksanaan pengujian 3 Aspek Keuangan 1. Pengelolaan dana alokasi khusus 2. Pembiayaan operasional laboratorium 3. Pengelolaan dana pendamping No W1 W2 W3 W4 W5 S1 S2 S3 W6 S4 Indikator Eksternal Tabel 11. Faktor-Faktor Strategis Eksternal Uraian Aspek Eksternal 1. Komitmen pemerintah daerah 2. Kemajuan teknologi 3. Mitra kerja/hubungan kerjasama 4. Peraturan perundang-undangan 5. Kebijakan pendanaan daerah 6. Mekanisme anggaran birokrasi Kesempatan (Opportunity)/ Ancaman (Threatnesss) T1 O1 O2 O3 T2 T3

9 3. UPAYA PENGOPTIMALAN PENGELOLAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN DI PROVINSI NTT Tabel 12. Bobot Faktor Strategis Internal Faktor-faktor Responden Jmlh Bobot Internal Kebutuhan pelatihan personil Jumlah personil dan pendidikan personil Ketersediaan sumber energi dan sumber air Struktur organisasi laboratorium lingkungan Tugas pokok dan fungsi laboratorium Prosedur pelaksanaan pengujian Panduan mutu pelaksanaan pengujian Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Pembiayaan operasional laboratorium Pengelolaan dana pendamping Jumlah Tabel 13. Bobot Faktor Strategis Eksternal Faktor-faktor Responden Jmlh Bobot Eksternal Komitmen pemerintah daerah Kemajuan teknologi Mitra kerja/ hubungan kerjasama Peraturan perundang-undangan Kebijakan pendanaan daerah Mekanisme anggaran birokrasi Jumlah 128 1

10 3. UPAYA PENGOPTIMALAN PENGELOLAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN DI PROVINSI NTT Tabel 14. Rating Faktor Strategis Internal Faktor-faktor Responden Jmlh Rating Internal Kebutuhan pelatihan personil Jumlah personil dan pendidikan personil Ketersediaan sumber energi dan sumber air Struktur organisasi laboratorium lingkungan Tugas pokok dan fungsi laboratorium Prosedur pelaksanaan pengujian Panduan mutu pelaksanaan pengujian Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Pembiayaan operasional laboratorium Pengelolaan dana pendamping Tabel 15. Rating Faktor Strategis Eksternal Faktor-faktor Responden Jmlh Rating Eksternal Komitmen pemerintah daerah Kemajuan teknologi Mitra kerja/ hubungan kerjasama Peraturan perundang-undangan Kebijakan pendanaan daerah Mekanisme anggaran birokrasi

11 3. UPAYA PENGOPTIMALAN PENGELOLAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Tabel 16. Matriks EFI Aspek Internal No Evaluasi Faktor- faktor Internal Bobot Rating Skor Kekuatan (Strength/S) 1 Prosedur pelaksanaan pengujian Panduan mutu pelaksanaan pengujian Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Pengelolaan dana pendamping Jumlah Kekuatan (Strength/S) Kelemahan (Weakness/W) 5 Ketersediaan sumber energi dan sumber air Kebutuhan pelatihan personil Jumlah personil dan pendidikan personil Struktur organisasi laboratorium lingkungan Tugas pokok dan fungsi laboratorium Pembiayaan operasional laboratorium Jumlah Kelemahan (Weakness/W) Total Kuadran III strategi turn around Meminimalkan Kelemahan untuk memanfaatkan peluang Kelemahan Internal Kuadran IV Peluang Eksternal strategi defensif (-0,584; -0,411) Meminimalkan Kelemahan untuk menghindari ancaman Ancaman Eksternal Tabel 17. Matriks EFE Aspek Eksternal 1,383-1,825 1,240-1,794 Kuadran I strategi agresif menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Kekuatan Internal Kuadran II Strategi diversifikasi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman No Evaluasi Faktor- faktor Eksternal Bobot Rating Skor Peluang (Opportunity/O) 1 Kemajuan teknologi Mitra kerja/ hubungan kerjasama Peraturan perundang-undangan Jumlah Peluang (Opportunity/O) Ancaman (Treaths/T) 5 Komitmen pemerintah daerah Kebijakan pendanaan daerah Mekanisme anggaran birokrasi Jumlah Ancaman (Treaths/T) Total

12 3. UPAYA PENGOPTIMALAN PENGELOLAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN DI PROVINSI NTT Tabel 18. Matriks SWOT Optimalisasi Pengelolaan Laboratorium Lingkungan di Provinsi NTT FAKTOR EKSTERNAL FAKTOR INTERNAL Ancaman (T) 1. Komitmen pemerintah daerah 2. Kebijakan pendanaan daerah 3. Mekanisme anggaran birokrasi Kelemahan (W) 1. Kebutuhan pelatihan personil 2. Jumlah personil dan pendidikan personil 3. Ketersediaan sumber energi dan sumber air 4. Struktur organisasi laboratorium 5. Tugas pokok dan fungsi laboratorium 6. Pembiayaan operasional laboratorium Strategi (WT) 1. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pengelola laboratorium lingkungan melalui kegiatan bimbingan teknis,magang dan pelatihan-pelatihan laboratorium lingkungan (T1;T2;W1;W2). 2. Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana laboratorium lingkungan (W3;T1;T2;T3) 3. Pembentukan kelembagaan UPT laboratorium dan struktur organisasi serta tugas pokok dan fungsi sehingga laboratorium memiliki kewenangan dalam melaksanakan kegiatan pengujian. (T1;T2;W1;W2;W4;W5). 4. Peningkatan alokasi dana baik dari pemerintah pusat maupun daerah untuk mendukung pengelolaan laboratorium lingkungan daerah (T1;T2;T3;W3;W5).

13 KESIMPULAN

14 1. Kondisi eksisting pengelolaan laboratorium lingkungan di Provinsi NTT Kondisi pengoperasian : 79% laboratorium lingkungan yang belum beroperasi dan 21 % laboratorium lingkungan yang sudah beroperasi. Kondisi personil/ sumber daya manusia : jumlah personil/ sumber daya manusia masih sangat terbatas dengan rata-rata 6%, kualifikasi pendidikan personil/ sumber daya manusia sudah sesuai petunjuk teknis yang disyaratkan yaitu kualifikasi pendidikan sesuai dengan sains atau teknik yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup. Kondisi gedung laboratorium : sebagian besar gedung laboratorium lingkungan sudah memenuhi syarat dengan luas minimal 200 m 2 Kondisi peralatan laboratorium : sebagian besar laboratorium lingkungan telah memiliki peralatan laboratorium lingkungan untuk pemantauan kualitas air, sesuai dengan petunjuk teknis yang disyaratkan.

15 1. Kondisi eksisting pengelolaan laboratorium lingkungan di Provinsi NTT Kondisi laboratorium bergerak (mobil laboratorium) : kondisi rancangan mobil laboratorium lingkungan sudah sesuai dengan petunjuk teknis. Kelembagaan : Sebanyak 3 laboratorium lingkungan yang telah berbentuk UPTD berdasarkan Peraturan masing-masing Bupati/ Walikota. Kondisi keuangan : Prosentase bantuan Dana Alokasi husus (DAK) terbesar adalah Kabupaten Manggarai yaitu 11% dan bantuan Dana Alokasi Khusus terkecil adalah Kabupaten Flores Timur sebesar 4% dari total dana yang diterima, besarnya dana pendamping dari masing-masing laboratorium lingkungan sudah sesuai dengan yang disyaratkan dalam petunjuk teknis.

16 1. Kondisi eksisting pengelolaan laboratorium lingkungan di Provinsi NTT Kondisi kelembagaan : Sebanyak 3 laboratorium lingkungan yang telah berbentuk UPTD berdasarkan Peraturan masingmasing Bupati/ Walikota. Kondisi keuangan : Prosentase bantuan Dana Alokasi husus (DAK) terbesar adalah Kabupaten Manggarai yaitu 11% dan bantuan Dana Alokasi Khusus terkecil adalah Kabupaten Flores Timur sebesar 4% dari total dana yang diterima, besarnya dana pendamping dari masing-masing laboratorium lingkungan sudah sesuai dengan yang disyaratkan dalam petunjuk teknis.

17 2. Faktor-Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Pengelolaan Laboratorium Lingkungan di Provinsi NTT Aspek teknis : kebutuhan pelatihan personil, jumlah personil dan pendidikan personil serta ketersediaan sumber listrik dan sumber air. Aspek kelembagaan : struktur organisasi laboratorium lingkungan, prosedur pelaksanaan pengujian, tugas pokok dan fungsi laboratorium lingkungan dan panduan mutu pelaksanaan pengujian. Aspek keuangan : pengelolaan dana alokasi khusus, pembiayaan operasional laboratorium dan pengelolaan dana pendamping Aspek eksternal : komitmen pemerintah daerah, kemajuan teknologi, mitra kerja/ hubungan kerjasama, peraturan perundangundangan, kebijakan pendanaan daerah dan mekanisme anggaran birokrasi.

18 3. Strategi Optimalisasi Pengelolaan Laboratorium Lingkungan di Provinsi NTT Peningkatan kualitas dan kuantitas personil/ sumber daya manusia pengelola laboratorium lingkungan. Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana laboratorium lingkungan. Pembentukan kelembagaan dan struktur organisasi laboratorium lingkungan. Peningkatan alokasi dana pengelolaan laboratorium lingkungan.

19 SARAN Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penilaian kinerja pada masing-masing laboratorium lingkungan kabupaten/ kota di Provinsi NTT. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai urutan prioritas pengelolaan laboratorium lingkungan, sehingga pengelolaan laboratorium lingkungan di Provinsi NTT dapat berfungsi secara optimal.

20 40

Jultince Virgorita Mandala

Jultince Virgorita Mandala T E S I S Pembimbing : Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc.Es.,Ph.D. I.D.A.Warmadewanthi, ST.,MT.,Ph.D. Jultince Virgorita Mandala Nrp. 3110207703 PROGRAM MAGISTER TEKNIK MANAJEMEN ASET FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum menjadi prioritas. Belum ada strategi pengelolaan air limbah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI Nama : Sheena Anghelina Adam NPM : 18210226 Kelas : EA16 Dosen Pembimbing : Emilianshah Banowo, S.SOS., MM ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian berbentuk deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan sesuatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Industri kayu lapis menghasilkan limbah berupa limbah cair, padat, gas, dan B3, jika limbah tersebut dibuang secara terus-menerus akan terjadi akumulasi limbah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini mengambil lokasi di jalur sepeda Sentul City, Bogor, Indonesia (Gambar 4). Adapun waktu kegiatan penelitian ini kurang lebih selama

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY Nama : Doddy Muhammad Tri Widodo Npm : 11011 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Tahap pemasukan data ( The Input Stage ) Tahap pertama setelah identifikasi faktor internal dan eksternal yang dirumuskan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Objek Wisata Air Terjun Lepo, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PASAR PURING DI KOTA PONTIANAK

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PASAR PURING DI KOTA PONTIANAK STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PASAR PURING DI KOTA PONTIANAK Kamalia Syafwati *, Ria Asih Aryani Soemitro ** *Email: k_syaff@yahoo.com **Email: soemitro@sby.dnet.net.id; ria@ce.its.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Tesis DOSEN PEMBIMBING : Ir. Soemino, M. MT. Oleh : Sigit Setyawan NRP. 3110 207 707

Tesis DOSEN PEMBIMBING : Ir. Soemino, M. MT. Oleh : Sigit Setyawan NRP. 3110 207 707 Tesis Strategi Pengelolaan Aset Alat Berat Pada Dinas PU Kabupaten Kapuas DOSEN PEMBIMBING : Ir. Wahju Herijanto, M.T Ir. Soemino, M. MT Oleh : Sigit Setyawan NRP. 3110 207 707 Isi BAB 1 Pendahuluan BAB

Lebih terperinci

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan 31 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lanskap wisata TNB, Sulawesi Utara tepatnya di Pulau Bunaken, yang terletak di utara Pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Pahawang Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 1 (5) : 457-463, Desember 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU Cassava Chips Balado Development Strategy In UKM "Pundi Mas"

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU P R O S I D I N G 447 EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU Hendro prasetyo 1 dan Tri Oktavianto

Lebih terperinci

BAGAN ORGANISASI SUBBAGIAN TATA USAHA SUBDIREKTORAT PEMBELAJARAN SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SARANA DAN PRASARANA SUBDIREKTORAT

BAGAN ORGANISASI SUBBAGIAN TATA USAHA SUBDIREKTORAT PEMBELAJARAN SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SARANA DAN PRASARANA SUBDIREKTORAT JENDERAL Hasil Penyempurnaan Tanggal 18 Desember 2010 JENDERAL SEKRETARIAT JENDERAL PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN HUKUM DAN KEPEGAWAIAN UMUM PEMBINAAN SEKOLAH DASAR PEMBINAAN SEKOLAH PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gunung Pawon dan Gunung Masigit (Gambar 3) yang terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SMA KATOLIK St. AUGUSTINUS KEDIRI MENUJU SEKOLAH BER-AKSELERASI

STRATEGI PENGEMBANGAN SMA KATOLIK St. AUGUSTINUS KEDIRI MENUJU SEKOLAH BER-AKSELERASI STRATEGI PENGEMBANGAN SMA KATOLIK St. AUGUSTINUS KEDIRI MENUJU SEKOLAH BER-AKSELERASI Mariyatun ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki

Lebih terperinci

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL bekasi FINANCE pemasaran pada mierip kafe

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

Bagian Kesatu Kepala Unit Pasal 239 (1) Kepala Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam melaksa

Bagian Kesatu Kepala Unit Pasal 239 (1) Kepala Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam melaksa BAB LI UNIT PELAKSANA TEKNIS LABORATORIUM LINGKUNGAN PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI BANTEN Pasal 238 Susunan organisasi Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan pada Badan Lingkungan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN ANGGARAN 2014 LINGKUNGAN HIDUP

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN ANGGARAN 2014 LINGKUNGAN HIDUP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN ANGGARAN 2014 HIDUP BADAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten Malinau

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten Malinau BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten Malinau Dalam mencari sektor ekonomi unggulan di Kabupaten Malinau akan digunakan indeks komposit dari nilai indeks hasil analisis-analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer melalui survei lapangan, wawancara dengan pemilik perusahaan, karyawan,

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENYEWAAN MOBIL PADA PT.MULIA SASMITA BHAKTI

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENYEWAAN MOBIL PADA PT.MULIA SASMITA BHAKTI PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENYEWAAN MOBIL PADA PT.MULIA SASMITA BHAKTI Nama : Chellshie Lia Prastika M. NPM : 11212589 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG Makin menjamurnya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY 7.1. Tahapan Masukan Tahapan masukan terdiri dari matriks EFE (External Factors Evaluation) dan IFE (Internal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku, dimana responden petani dipilih dari desa-desa penghasil HHBK minyak kayu putih,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat Keputusan BPK RI Nomor 23/SK/

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI RENCANA STRATEGIS PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2006-2009 Oleh Tim Renstra PMG 1. UU No. 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR Nama : SIGIET GALANG PHAMBUDIE NPM : 16210540 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Hadrijaningsih, SE, MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN Nama : Farouk Pratama NPM : 12212790 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA DPU TAHUN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA DPU TAHUN ANGGARAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Hulu Sungai Selatan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. 2. Waktu

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG Suryanarti Sultan, Joni Hermana, I.D. A. A. Warmadewanthi Jurusan Manajemen Aset, FTSP Program Pascasarjana,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yang menurut

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yang menurut BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yang menurut Sugiyono (2001) sebagai prosedur pemecahan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Metode SWOT Dari gambar diatas diperoleh hasil faktor-faktor strategis sebagai berikut: 1. Yang dikategorikan sebagai Strength sebanyak 11 2. Yang dikategorikan sebagai Weakness

Lebih terperinci

Lampiran 1. Karakteristik Sampel Agroindustri Salak. Lama Pendidikan (tahun)

Lampiran 1. Karakteristik Sampel Agroindustri Salak. Lama Pendidikan (tahun) Lampiran 1 Karakteristik Sampel Agroindustri Salak Petani Salak Umur Pendidikan Tanggungan (orang) Bertani Luas Lahan (Ha) 1 43 12 3 15 1 2 48 12 4 19 3 3 38 12 4 6 2 4 39 12 4 11 1 5 43 9 4 12 2 6 53

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT Lampiran II. ANALISA SWOT Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, Desember 2013 Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

KATA PENGANTAR. Surabaya, Desember 2013 Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya telah berhasil menyusun Rencana Strategis tahun 2014. Rencana Strategis ini akan dijadikan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Indentifikasi faktor internal dan eksternal sangat dibutuhkan dalam pembuatan strategi. Identifikasi faktor internal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi The Venue Concert Hall Kota Bandung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi The Venue Concert Hall Kota Bandung. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi The Venue Concert Hall Kota Bandung. Komplek Eldorado The Family Club, Jl. Dr. Setiabudi No. 438, Bandung 40143, Propinsi

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah) 10 III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Magang ini dilakukan di kawasan permukiman Sentul City yang terletak pada Kecamatan Citeureup dan Kecamatan Kedung Halang meliputi, Desa Babakan Madang, Sumurbatu,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana instansi atau organisasi harus dibawa agar tetap eksis, antisipatif dan inovatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods research design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN Nama : Galih Damar Kusumo NPM : 12210915 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM LATAR BELAKANG Pada masa sekarang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD Identifikasi permasalahan dilakukan untuk melihat kompleksitas permasalahan

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN Suryanarti Sultan, Joni Hermana, I.D. A. A. Warmadewanthi Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input ANALISIS SWOT Dalam menyusun suatu strategi pengembangan wilayah, sebelumnya perlu dilakukan suatu analisa yang mendalam. Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan Analisis

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DAN TUPOKSI

STRUKTUR ORGANISASI DAN TUPOKSI STRUKTUR ORGANISASI DAN TUPOKSI A. Struktur Organisasi Susunan organisasi Badan Hidup Kabupaten Lombok Barat berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pembentukan Susunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel 14 IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret-April 2009. Tempat penelitian berlokasi di Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 4.2 Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dikerjakan guna mendapatkan informasi yang diinginkan demi tercapainya tujuan penelitian. Berikut cara mengumpulkan data yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas Propinsi Jawa Barat, selama kurang lebih tiga (3) bulan, yaitu dari bulan Maret - Juni.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN KEBIJAKAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN KEBIJAKAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN KEBIJAKAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis terhadap kebijakan penyusunan kajian AMDAL yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta No.2 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Penyusunan Master Plan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur meliputi beberapa tahapan kegiatan utama, yaitu : 1) Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA A. Analisis Strategi Yang Digunakan Untuk Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL A. Data Temuan Menara suci Tabel 4.1 Data Temuan Travel Shafira Tahun Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi Didalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Batasan Operasional dan Jenis Data 1. Batasan Operasional Pedagang adalah seseorang yang berpotensi memasarkan barang atau jasa. Pedagang dalam penelitian ini adalah pedagang

Lebih terperinci

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol 10 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Ocean Ecopark Ancol yang terletak di Jalan Lodan Timur No.7, Jakarta Utara (Gambar 2). Ocean Ecopark yang terletak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP.. iii ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP.. iii ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...... HALAMAN PENGESAHAN......... i ii RIWAYAT HIDUP.. iii ABSTRAK...... ABSTRACT...... KATA PENGANTAR. iv v vi DAFTAR ISI...... vii DAFTAR TABEL.... viii DAFTAR GAMBAR.......

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Lebih terperinci

PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka

PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka STRATEGI PENGEMBANGAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MAJALENGKA Oleh : OTONG KARYONO Otong_karyono@rocketmail.com Tekni Industri, Fakultas Teknik, Universitas Majalengka ABSTRAK Banyak

Lebih terperinci

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem I Wayan Gede Narayana STMIK STIKOM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menilai kelayakan penggunaan PVC di Indonesia ditinjau dari segi lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, ANCAMAN DAN PELUANG

BAB V INDIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, ANCAMAN DAN PELUANG BAB V INDIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, ANCAMAN DAN PELUANG 5.1 Analisis SWOT Analisis strengths, weakness, oppurtunities dan threats (SWOT) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

SDM Kepegawaian Badan Lingkungan Hidup 2016

SDM Kepegawaian Badan Lingkungan Hidup 2016 SDM Kepegawaian Badan Lingkungan Hidup 2016 Dalam menjalankan tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup, perlu didukung oleh keberadaaan sarana dan prasarana, baik itu berupa sumber daya manusia (kepegawaian),

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

Matriks SWOT Merumuskan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan Kabupaten Luwu

Matriks SWOT Merumuskan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan Kabupaten Luwu Matriks SWOT Merumuskan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan FAKTOR EKSTERNAL FAKTOR INTERNAL KEKUATAN (S): KELEMAHAN (W): 1. Adanya rancangan RTRW 1. Belum ada perda pengelolaan sistem drainase 2.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci