Implementasi Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) untuk Optimasi Pemenuhan Kebutuhan Gizi Balita

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Implementasi Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) untuk Optimasi Pemenuhan Kebutuhan Gizi Balita"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Vol., No., November 207, hlm Implementasi Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO untuk Optimasi Pemenuhan Kebutuhan Gizi Balita Leni Istikomah, Imam Cholissodin 2, Marji Program Studi Teknik Informatika, 2 marji@ub.ac.id Abstrak Balita adalah anak dengan rentang umur - tahun. Menurut Riskesdas, pada tahun 2007, 200, dan 20 presentase kasus kekurangan gizi cenderung meningkat terutama pada balita. Upaya perbaikan gizi balita telah dilakukan pemerintah melalui Posyandu untuk memonitoring dan memberikan pelayan lebih terhadap balita. Kebutuhan gizi orang Indonesia telah diatur dalam pedoman gizi seimbang yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, termasuk pedoman gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi pada balita. Namun, pada pedoman gizi tersebut hanya menyediakan nilai dari kandungan gizi setiap bahan makanan sehingga menyulitkan petugas Posyandu untuk memberikan variasi menu agar sesuai dengan kebutuhan gizi balita. Pada penelitian ini memberikan rekomendasi variasi bahan makanan secara otomatis selama 7 hari kali makan dengan menggunakan proses optimasi dari algoritma Particle Swarm Optimization yang dapat memudahkan Posyandu dan orang tua balita dalam menyediakan makanan sehari-hari sesuai kebutuhan gizi balita. Berdasarkan hasil pengujian, parameter yang paling optimal adalah Jumlah Partikel=0, Wmin=0.4, Wmax= 0.7, C =2, C 2=., Jumlah Iterasi=40 dan Batas Atas angka permutasi sebesar 7 menghasilkan rata-rata selisih energi, protein, lemak dan karbohidrat sebesar 6.04%, -8.08%, 2.8% dan 2.98% yang mampu menghemat pengeluaran orangtua balita sebesar 28.6%. Kata Kunci: Particle Swarm Optimization, optimasi, gizi, balita, bahan makanan. Abstract Toddlers are children with - years age range. According to Riskesdas, in the year 2007, 200, and 20 the percentage of cases of malnutrition tends to increase, especially in toddlers. In the fulfillment of nutrients, one type of food alone is not enough so it requires a variety of food ingredients that contain all the elements of nutrients. Efforts to improve child nutrition have been done by the government through Posyandu to monitor and provide more servants to toddlers. Nutrition needs of Indonesian people has been set in the guidelines of Pedoman Gizi Seimbang by the Ministry of Health Republic Indonesia, including nutritional guidelines to meet the nutritional needs of infants. However, the nutritional guidelines only provide the value of the nutrient content of each foodstuff, making it difficult for Posyandu staff to provide menu variations to fit the needs of children according to their health condition. In this research give recommendation of variation of foodstuff automatically by using optimization process of Particle Swarm Optimization algorithm so that it can facilitate Posyandu and parents of toddlers in providing daily food according to the nutritional needs of toddlers. Based on the test results, the most optimal parameter is the number of particles = 0, Wmin = 0.4, Wmax = 0.7, C = 2, C 2 =., Number of iterations = 40 and Upper Limit Permutation number of 7 resulting in average energy, protein, fat and carbohydrate difference of 6.04%, -8.08%, 2.8% and 2.98% which can save parents toddlers by 28.6%. Keywords: Particle Swarm Optimization, optimization, nutrition, child, food.. PENDAHULUAN Gizi adalah hal yang penting dan sangat perlu diperhatikan pada setiap manusia. Pemberian gizi yang cukup akan membantu perkembangan dan pertumbuhan otak seorang anak (Santoso, Seorang anak dikatakan balita jika rentang umurnya - tahun (Mitiyani, 200, istilah umumnya adalah anak dibawah Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 2

2 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 22 lima tahun (Muaris, Tingkat konsumsi yang diberikan pada tubuh sangat mempengaruhi kesehatan gizi. Tingkat Konsumsi pangan masyarakat Indonesia cenderung dibawah standar (Kemenkes, 204. Pada tahun 2007, 200, dan 20 presentase kasus kekurangan gizi cenderung meningkat. Umumnya kelompok usia yang menderita kurang gizi adalah balita. Kurang kalori, protein, yodium, zat besi, vitamin, dan mineral merupakan penyebab utama balita kurang gizi (Santoso, Prevalensi anak balita kurang gizi (underweight tahun 2007 sebesar 8,4%, tahun 200 sebesar 7,9%, dan tahun 20 sebesar 7,2% (Kemenkes, 204. Sehingga balita membutuhkan tingkat konsumsi yang cukup agar terhindar dari kekurangan gizi. Kekurangan gizi akan mengakibatkan sulitnya memperbaiki kualitas bangsa (Widjaja, Upaya perbaikan gizi balita telah dilakukan pemerintah dengan menyediakan pelayanan kesehatan untuk monitoring kesehatan balita yang dapat dilakukan di posyandu. Posyandu merupakan perpaduan antara pos keluarga berencana desa, pos imunisasi, pos timbang, pos vaksinasi, dan pos kesehatan desa yang dikenal dengan kegiatan lima meja. Posyandu merupakan pos yang tepat sebagai solusi mempertahankan kesehatan balita (Santoso, Posyandu Gladiol 4 desa Wringin Agung Kab. Jember memiliki program untuk memenuhi gizi balita dalam bentuk saran dan peringatan. Saran yang diberikan oleh posyandu berupa bahan makanan yang dapat dikonsumsi oleh balita tersebut agar menambah berat badan dan meningkatkan kesehatan. Dalam memberikan rekomendasi bahan makanan, petugas harus mengingat dan membuka pedoman bahan makanan yang dianjurkan oleh DEPKES RI sehingga membutuhkan waktu yang lama terkadang hanya diberikan menumenu atau bahan makanan yang dapat dikonsumsi secara umum (tidak sesuai kondisi balita. Adanya kendala tersebut, membuat posyandu membutuhkan sistem cerdas yang dapat membantu petugas dalam merekomendasikan bahan makanan sesuai kondisi kesehatan gizi balita. Tubuh manusia membutuhkan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Tumbuh berati bertambahnya materi tubuh seorang anak dan berkembang berati terjadinya kemajuan fungsi, kapasitas fisiologis badan atau organ badan. Dalam pemenuhan zat gizi, satu jenis makanan saja tidak cukup sehingga memerlukan variasi bahan makananan yang mengandung semua unsur zat gizi (Alhamda & Sriani, 204. Begitu pula dengan balita yang merupakan masa emas tumbuh dan berkembang yang memerlukan begitu banyak zat bergizi. Nilai kecukupan gizi yang diperlukan oleh masyarakat Indonesia, termasuk balita diatur dalam Tabel AKG (Angka Kecukupan Gizi. Dalam hal ini, teknologi optimasi pemenuhan kebutuhan gizi balita akan membantu memberikan solusi dengan cara menghitung kebutuhan gizi yang diperlukan oleh setiap balita dengan acuan berat badan, tinggi badan dan umur. Pengukuran pertumbuhan Berat Badan(BB, Tinggi Badan(TB dan umur dapat membantu mengetahui status gizi balita yang selanjutnya dapat diketahui variasi bahan makanan dalam memenuhi kebutuhan gizi balita(santoso, Berdasarkan uraian di atas, penulis mengajukan penelitian dengan judul Implementasi Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO Untuk Optimasi Pemenuhan kebutuhan Gizi Balita. 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2. Balita Balita merupakan kelompok anak dibawah lima tahun yang memiliki tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat (Sutomo, 204. Gambar menunjukkan perkembangan balita dari umur 0- tahun. Gambar. Perkembangan Balita Menurut RSCM dan PERSAGI (200. Penuntun DIIT Anak, terdapat beberapa perhitungan dalam menentukan kebutuhan energi dan zat gizi seorang Balita. Persamaan untuk menghitung kebutuhan energi dan zat gizi setiap Balita (- tahun dapat dilihat pada Persamaan ( untuk menghitung BBI (Berat Badan Ideal, Persamanan (2 dan Persamaan ( untuk menghitung Kebutuhan Energi, Persamaan (4 untuk menghitung Kebutuhan

3 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2 Protein, Persamaan ( untuk menghitung Kebutuhan Lemak dan Persamaan (6 untuk menghitung Kebutuhan Karbohidrat. BBI = (umur ( Keb. Energi = 00 kalori (umur tahun (2 kg Keb. Energi = 90 kalori (umur 4 tahun ( kg Keb. Protein = (0% Keb. Energi 4 (4 Keb. Lemak = (20% keb. energi 9 ( Keb. Karbohidrat = (70% keb. energi 4 (6 2.2 Prosedur Algoritma PSO Ada beberapa prosedur yang harus dilakukan untuk menerapkan Algoritma PSO dalam menyelesaikan masalah menurut Santoso (20:. Insialisasi partikel dan membangkitkan kecepatan secara random Inisialisasi partikel dapat menggunakan pengkodean yang bertujuan menyederhanakan masalah. Dalam pengkodean masalah, Sulistiowati (206 menggunakan angka permutasi dalam merepresentasikan nilai dimensi dan selanjutnya dimensi tersebut akan dikonversi kedalam indeks bahan makanan. Konversi nilai dimensi menjadi Indeks Bahan Makanan ditunjukkan pada Persamaan (7. indeks dimensi ke i = ((x ( y + (7 z Keterangan: x = jumlah anggota jenis bahan makanan ke-i y = nilai dimensi ke-i z = batas atas angka permutasi Jika diketahui jumlah anggota PH (Protein Hewani = 40 dan batas atas=6, maka indeks dimensi ke = (40 ( = Bahan makanan yang direkomendasikan pada dimensi adalah bahan makanan berjenis protein hewani dengan nomor indeks. 2. Evaluasi partikel dengan cara membandingkan nilai fitness Nilai fitness digunakan sebagai acuan untuk menentukan Gbest dan Pbest. Pada penelitian yang dilakukan oleh Eliantara (206 nilai fitness menggunakan Persamaan (8. Fitness =. const +. const2 + PenaltiGizi Total Harga variasi (8 const dan const2 merupakan penyeimbang nilai fitness karena perhitungan variasi menghasilkan angka puluhan. const digunakan untuk pembagian PenaltiGizi sedangkan const2 digunakan untuk pembagian total harga dengan nilai konstanta const = dan konstanta const2 = Mencari Pbest Mencari Pbest dilakukan dengan cara membandingkan nilai Pbest sebelum dan sesudah Iterasi. Jika nilai fitness partikel baru lebih besar dari fitness Pbest sebelumnya maka partikel tersebut dijadikan Pbest terbaru. 4. Mencari Gbest sebagai partikel terbaik dari seleruh anggota swarm Nilai Gbest didapatkan dari nilai fitness Pbest tertinggi.. Memperbarui Kecepatan (Velocity dan posisi partikel Nilai velocity didapatkan dari penjumlahan momentum dan pengalaman yang diambil dari Gbest dan Pbest. Momentum didapatkan dengan cara mengkalikan bobot inersia dan kecepatan sebelumnya. Untuk menentukan nilai velocity dapat melihat Persamaan (9. Untuk menghitung bobot inersia dapat dilihat pada Persamaan (0. V J k = WV J k + C rand (Pbest j X j k + C 2 rand 2 (Gbest j X j k (9 W = Wmax Wmax Wmin x iter (0 iter max Keterangan: V J k = velocity dimensi ke-j pada Iterasi ke-k W= bobot inertia C = nilai koefisien akselerasi ke- C 2= nilai koefisiean Akselerasi ke-2 rand = nilai random [0, ] X j k = posisi dimensi ke-j pada Iterasi ke-k Pbest j= nilai Pbest dari dimensi ke-j Posisi terbaru dapat diperoleh dari hasil penjumlahan Posisi sebelumnya dengan Kecepatan baru. Menghitung posisi terbaru menggunakan Persamaan ( dibawah ini:

4 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 24 X j k+ = X j k + V j k+ ( 6. Melanjutkan langkah ke-2 jika stopping condition belum terpenuhi. METODOLOGI Dalam melakukan penelitian ini tahap pertama adalah melakukan studi literatur yang berhubungan dengan objek penelitian. Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data, analisis kebutuhan, perancangan sistem, implementasi, pengujian dan analisis. Tahap terakhir adalah penarikan kesimpulan. Data Balita diperoleh dari Posyandu Jember dan wawancara pakar ahli gizi balita (Ummu Ditya Erliana, S.Gz., M.Sc.. Data daftar harga didapatkan berdasarkan survey dari penelitian sebelumnya oleh Felia Eliantara tahun 206. Perancangan sistem secara umum ditunjukkan pada Gambar 2 yang terdiri dari Input, Proses dan Ouput. Proses Implementasi Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO untuk Pemeneuhan Kebutuhan Gizi Balita dapat dilihat pada Gambar. Input Nama, umur, berat badan, tinggi badan Proses PSO Gambar 2. Perancangan Sistem Output Rekomendasi Bahan Makanan Mulai Data Balita, Parameter PSO Hitung Kebutuhan Gizi Balita Inisialisasi Populasi Awal For i= to itermax Update Kecepatan Update Posisi dan Hitung fitness Update Pbest Update Gbest i Partikel Terbaik Selesai Gambar. Diagram Alir Penyelesaian Optimasi Pemenuhan Kebutuhan Gizi Balita menggunakan algoritma PSO. Input Data Data yang dibutuhkan dalam proses penyelesaian Optimasi adalah menggunakan data balita dan parameter PSO. Contoh data balita dapat dilihat pada Tabel. Data Balita dan Parameter PSO dapat dilihat pada Tabel 2. Parameter PSO. Tabel. Data Balita Umur BB TB Nama (tahun (kg (cm Celsi.6. 96

5 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2 Tabel 2. Parameter PSO Jumla h C C2 rand rand2 Partike l Hitung Kebutuhan Gizi Iterm ax Wmin Wm ax Bat as Atas Sebelum menghitung kebutuhan gizi, perlu diketahui Berat Badan Ideal seorang balita. Contoh perhitungan Berat Badan Ideal: BBI = ( =.2 kg Setelah mendapatkan BBI, kebutuhan energi balita dapt dihitung dengan Persamaan (2. Berikut ini contoh perhitungan kebutuhan energi dan kebutuhan gizi balita: Keb. Energi = 00 kalori.2 kg kg = 20 kalori Keb. Protein = (0% 20 kalori 4 = 8 gram Keb. Lemak = (20% 20 kalori 9 =.8 gram Keb. Karbohidrat = (70% 20 kalori 4 = 266 gram. Insialisasi Populasi Awal.. Inisialisasi Kecepatan Awal Setiap partikel memiliki kecepatan dan kecepatan awal setiap partikel di set dengan nol...2 Inisialisasi Partikel Inisialisasi Partikel merupakan cara untuk mendapatkan nilai dimensi dan untuk menyederhanakan masalah. Pada penelitian ini masalah direpresentasikan dalam bilangan permutasi dimana setiap bahan makanan diwakili satu dimensi oleh setiap partikel sehingga terdapat 89 dimensi berdasarkan dari 7 hari kali makan dan 9 jenis bahan makanan. Jenis Bahan Makanan berjumlah 97 yaitu berdasarkan jenis bahan makanan Protein Hewani sebanyak 40, Protein Nabati sebanyak, Lemak sebanyak 2, Karbohidrat sebanyak 7, Sayuran jenis A sebanyak 0, Sayuran Jenis B sebanyak 2, Gula sebanyak 6, Buah sebanyak 40 dan Susu sebanyak 7. Contoh nilai dimensi dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Contoh Inisialisasi Partikel Partikel Nilai Dimensi Fitness X PH PN SA SB X Inisialisasi Pbest dan Gbest Pada awal Iterasi, nilai Pbest disamakan dengan posisi awal partikel dan nilai Gbest didapatkan dari nilai fitness Pbest yang tertinggi. Contoh inisilisasi Pbest dan Gbest dapat dilihat pada Tabel 4 dan. Tabel 4. Contoh Inisialisasi Pbest Pbest Nilai Dimensi Fitness Pbest Pbest Tabel. Contoh Inisialisasi Gbest Gbest Nilai Dimensi Fitness Gbest Update Kecepatan Untuk menghitung kecepatan baru dapat menggunakan Persamaan (9, namun sebelum menghitung kecepatan baru perlu diketahui nilai w yang dapat dilihat pada Persamaan (0. Berikut ini contoh update kecepatan dan menghitung nilai w pada iterasi=: W = x = 0. 2 V = WV + C rand (Pbest X + C 2 rand 2 (Gbest X V = ( (46 8 = 22.2 Tabel 6 menunjukkan hasil perhitungan Update Kecepatan pada partikel X dan X2. Tabel 6. Hasil Perhitungan Update Kecepatan V Iterasi =

6 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 26 V Pada Tabel 9 menunjukkan nilai fitness terbesar adalah dari Pbest, sehingga Gbest iterasi= adalah nilai dimensi dari Pbest.. Update Posisi dan Hitung Fitness Dalam menghitung update posisi menggunakan Persamaan ( contoh menghitung update posisi: X j k+ = X j k + V j k+ X 0+ = X 0 + V 0+ = = 40 Hasil update posisi dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini: X X2 Tabel 7. Contoh Hasil Update Posisi Iterasi = Jika penalti dan total harga Partikel X yang didapat adalah 72. dan Penalti dan Total Harga Partikel X2 adalah dan Sedangkan variasi Partikel X dan Partikel X2 adalah 26 dan 0, maka: Fitness(x, = = 9. Fitness (x2, = = 90.0 Setelah melakukan update posisi dapat melakukan Normalisasi Posisi, digunakan agar perpindahan posisi tidak melebihi range yang telah ditentukan. Pada contoh perhitungan ini menggunakan batas bawah = dan batas atas = 6, sehingga apabila ada perpindahan posisi yang melebihi batas atas maka di set menjadi 6 dan apabila kurang dari batas bawah maka posisi di set menjadi..6 Update Pbest dan Gbest Nilai Pbest baru didapatkan dengan cara membandingkan nilai fitness partikel baru dan fitness Pbest sebelumnya. Nilai fitness terbesar dijadikan sebagai Gbest terbaru. Contoh hasil Update Pbest pada iterasi= dan Update Gbest pada iterasi= dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9 yang membutuhkan Nilai fitness terbaru daru Update Posisi pada iterasi=. Pbest Pbest Pbest 2 Tabel 8. Hasil Update Pbest Iterasi= Nilai Dimensi (posisi Tabel 9. Hasil Update Gbest Fitnes s Iterasi= Gbest Nilai Dimensi (posisi Fitness Gbest Hasil Optimasi Hasil optimasi didapatkan dari Gbest pada iterasi terakhir, dapat dilihat pada Tabel 0 Hasil Optimasi. Hari ke- Waktu Makan Tabel 0. Hasil Optimasi Nama Bahan Makanan Jumlah Keb. Berat (g Harg a Pagi Daging Kambing Kacang.7 7. Tanah Kupas Minyak Kelapa Nasi 7 00 Ketan Putih Labu Air 7 40 Daun 7 0 Kecipir Siang Putih Telur Ayam Kacang Tolo Keju Krim Nasi Ketan Hitam Total Harga Perhar i Slada Daun 20 0

7 Rata-rata Waktu (menit Rata-rata Fitness Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 27 Pepaya Mala Ikan m Kakap Kacang 7 0 Tolo Minyak Kelapa Krekers Lobak Daun 0 0 Pepaya 2 Pagi Usus Sapi Oncom 0 0 Mayonnais 40 e Makaroni 7. 2 Ketimun 7 40 Bit Siang Otak Pete Segar Minyak Zaitun Roti Putih Slada Daun 20 0 Mangkoka n Malam Telur Ayam Kacang Kedele Mayonnais 2 60 e Krekers Kangkung Kol 0 2. Total Harga Halaman Rekomendasi Bahan Makanan. Gambar. Halaman Rekomendasi Bahan Makanan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Pengujian Jumlah Partikel Semakin banyak jumlah partikel maka semakin tinggi nilai fitness dan semakin lama waktu komputasi yang dihabiskan Pengujian Jumlah Partikel Jumlah Partikel Gambar 6. Grafik Hasil Pengujian Jumlah Partikel Halaman Hasil Optimasi menunjukkan hasil dari proses perhitungan dari algortima PSO. Halaman Hasil Optimasi ditunjukkan pada Gambar 4. 2,6 2,,6, 0,6 0, Pengujian Jumlah Partikel Jumlah Partikel Gambar 7. Gafik Hasil Waktu Komputasi berdasarkan Jumlah Partikel Gambar 4. Halaman Hasil Optimasi Pada halaman hasil Optimasi akan mendapatkan nilai fitness tertinggi dan partikel yang terbaik. Halaman Rekomendasi Bahan Makanan menampilkan hasil rekomendasi dari partikel terbaik berupa daftar nama bahan makanan selama 7 hari untuk kali makan yaitu pagi, siang dan malam. Gambar menunjukkan Berdasarkan Gambar 6 dan 7 dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah partikel 0 merupakan jumlah partikel paling optimal dengan waktu komputasi sebesar.44 menit atau sebesar menit 44 detik yang tidak terlalu kecil jumlah partikelnya dan tidak terlalu lama waktu komputasinya.

8 Rata-rata Fitness Rata-rata Waktu (menit Rata-rata Fitness Rata-rata Fitness Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Hasil Pengujian Kombinasi Wmin dan Wmax Semakin besar rentang selisih antara nilai Wmin dan Wmax dapat menyebabkan nilai W semakin besar, sehingga daya eksplorasi swarm akan menyuluruh yang dapat memberikan solusi terbaik. Kombinasi Wmin dan Wmax yang dianggap dapat memberikan solusi terbaik untuk penyelesaian masalah adalah 0.4 dan 0.7. Grafik Hasil Pengujian Kombinasi Wmin dan Wmax dapat dilihat pada Gambar Gambar 8. Grafik Hasil Pengujian Kombinasi Wmin dan Wmax 4. Hasil Pengujian Koefisien Akselerasi Pengujian Koefisien Akselerasi digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap nilai fitness. Grafik hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar Pengujian Kombinasi Wmin dan Wmax Wmax;Wmin Pengujian Koefisien Akselerasi ; ;, ;2, ;,;,,;2 2; 2;, 2;2 C;C2 Gambar 9. Grafik Hasil Pengujian Koefisien Akselerasi Berdasarkan Grafik diatas, nilai C dan C 2 sebesar 2 dan. merupakan koefisien yang cukup optimal untuk digunkan dalam menyelesaikan permasalahan. Koefisien tersebut dianggap dapat mempengaruhi nilai fitness yang sangat tinggi, sehingga dapat membuat eksplorasi pencarian semakin optimal. semakin tinggi nilai fitness. Dalam pemilihan jumlah iterasi yang optimal dapat mempertimbangkan waktu komputasi yang diperlukan dalam proses optimasi, karena dalam percobaan ini waktu komputasi paling cepat sebesar.6 menit atau menit 6 detik Gambar 0. Grafik Hasil Pengujian Jumlah Iterasi,80,0 8,80 6,0,80,0 Pengujian Jumlah Iterasi Jumlah Iterasi Pengujian Jumlah Iterasi Jumlah Iterasi Gambar. Gafik Hasil Waktu Komputasi berdasarkan Jumlah Partikel Berdasarkan Gambar 0 dan menghasilkan jumlah iterasi optimal sebesar 40 dengan waktu komputasi selama 6 menit 2 detik yang dapat dikatakan, tidak terlalu lama apabila dibandingkan dengan waktu konsultasi pada dokter/ahli gizi atau konsultasi pada petugas Posyandu. 4. Hasil Pengujian Batas Atas Angka Permutasi Berdasarkan hasil pengujian maka didapatkan batas angka permutasi yang optimal adalah 7. Gambar 2 menunjukkan Grafik Hasil Pengujian Batas Atas Angka Permutasi. 4.4 Hasil Pengujian Jumlah Iterasi Semakin banyak jumlah iterasi maka

9 Rata-rata Fitness Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 29 Gambar 2. Grafik Hasil Pengujian Batas Atas Angka Permutasi Semakin besar batas angka permutasi akan mengakibatkan nilai fitness yang semakin kecil. Hal ini dikarenakan nilai konversi indeks yang digunakan mengandung nilai lebih besar dari jumlah terbesar indeks bahan makanan yaitu 2, sehingga dapat mengurangi total variasi. 4.6 Hasil Analisis Global Berdasarkan parameter optimal, dilakukan pengujian terhadap 0 data balita yang diambil secara acak yang dapat dilihat pada Tabel. Selisih kebutuhan gizi aktual dengan kandungan gizi pada makanan ditunjukkan pada Tabel 2. Rata-rata harga per hari didapatkan dari Total Harga dibagi 7 hari, selisih harga dapat dihitung selisih antara rata-rata harga per hari pada sistem dengan rata-rata harga per hari yang dikeluarkan oleh orangtua balita. Rata-rata yang harus dikeluarkan oleh para orangtua hasil rekomendasi sistem adalah sebesar Rp.2,00.6 dan rata-rata Total Harga yang harus dikeluarkan selama 7 hari adalah Rp.7, Nama Pengujian Batas Atas Angka Permutasi Tabel. Kebutuhan Gizi Aktual Umur (tahun Energi (kkal Range Protei n (gram Lemak (gram Karbohidra t (gram Balita Balita Balita Balita Balita Balita Balita Balita Balita Balita Nama Tabel 2. Kandungan Gizi Bahan Makanan Rekomendasi Sistem Selisih Energi (kkal Balita 28.2 (4.08 % Balita (28.68 % Balita 48.9 (. % Balita (4.96% Balita 6.2 (2.09 % Balita (2.68% Balita (2.6 % Balita % Balita (26.98 % Balita 0 Ratarata 28.6 (.2 % (6.04 % Selisih Protei n (gram %. (9.% (2.82 % %. (4.2% %.8 (4.42% % 2.2 (6.0% % %. KESIMPULAN Selisih Lemak (gram (2.66% 7.0 (2.0 % (2.6 % %.4 6 (7.29 % % 0.4 (.08% % (8.2 % 0.9 (2.7% 0.87 (2.8% Selisih Karbohi drat (gram 7. (24.% 92. (.24% 0 (7.7%.9 (8.% 78. (.9%.6 (9.2% 69.9 (2.88% 29 (.% 84.6 (.% 7. (2.8% (2.98% Selisih Harga 8,60.7 (2.89% 9,20.92 (26.0% 2,6.0 0 (6.0% 8,4.7 (2.84%,.7 (.7% 9,040.7 (2.8%,977.0 (9.9% 8,0.26 (2.00% 8,047.4 (22.99%,9.4 (.97% 9,996.4 (28.6%. Implementasi algoritma PSO untuk optimasi Pemenuhan Kebutuhan Gizi Balita dapat dilakukan dengan cara inisialisasi partikel awal secara random, setelah mendapatkan nilai partikel dapat melakukan konversi nilai partikel kedalam indeks bahan makanan, hasil konversi digunakan untuk mengetahui nama bahan makanan, berat dan harga. Setelah tahap-tahap tersebut maka dapat dhitung fitness, Update Kecepatan, Update Posisi, Update Pbest dan Gbest. Gbest pada iterasi terakhir dijadikan sebagai Hasil Optimasi. 2. Parameter Algoritma PSO sangat berpengaruh terhadapat hasil Optimasi Pemenuhan Gizi Balita. Parameter PSO yang dianggap optimal dalam menyelesaikan masalah adalah jumlah partikel=0, Wmin=0.4, Wmax= 0.7, C =2,

10 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 0 C 2=., Jumlah iterasi=40, Batas Atas angka permutasi sebesar 7. Berdasarkan parameter optimal dapat menghasilkan ratarata selisih energi, protein, lemak dan karbohidrat sebesar 6.04%, -8.08%, 2.8% dan 2.98% yang mampu menghemat pengeluaran orangtua balita sebesar 28.6%. DAFTAR PUSTAKA Alhamda, S., & Sriani, Y Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM. Yogyakarta: Deepublish. Almatsier, Sunita Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Felia, Eliantara, Cholissodin, I., & Indriati Implementasi Algoritma Particle swarm Optimization dalam Optimasi Pemenuhan Kebutuhan Gizi Keluarga.S.Universitas Brawijaya. Kementerian Kesehatan. 20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.7 Tahun 20. [Online]. Tersedia di: < [Diakses pada tanggal November 206]. Mahmudy, W.F. 20. Modul Algoritma Evolusi Semester Ganjil Universitas Brawijaya Malang. Mitiyani Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta: Tim. Muaris, H Sarapan Sehat Untuk Anak Balita. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Perkembangan Balita. [Online]. Tersedia di: [Diakses pada tanggal Mei 207]. Permenkes RI Pedoman Gizi Seimbang. Rumah Sakit RSCM dan PERSAGI Penuntun DIIT Anak. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Santosa, Budi & Willy, Paul. 20. Metoda Metaheuristik, Konsep dan Implementasi. Surabaya: Graha Ilmu. Santoso, Soegeng, Dr., M.Pd & Anne Lies Ranti, Dra. M.Pd. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Sulistiowati, F., Cholissodin, I., & Marji Optimasi Penyusunan Bahan Makanan Sehat untuk Pemenuhan Gizi Keluarga dengan Algoritma Evolution Strategies. S. Universitas Brawijaya Malang. Sutomo, B Menu Sehat Alami untuk Batita dan Balita. Jakarta: Demedia. Widjaja, dr., W.C Gizi tepat untuk perkembangan otak dan kesehatan balita. Kawan Pustaka.

Penentuan Komposisi Pakan Ternak untuk Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Ayam Petelur dengan Biaya Minimum Menggunakan Particle Swarm Optimization (PSO)

Penentuan Komposisi Pakan Ternak untuk Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Ayam Petelur dengan Biaya Minimum Menggunakan Particle Swarm Optimization (PSO) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 12, Desember 2017, hlm. 1642-1651 http://j-ptiik.ub.ac.id Penentuan Komposisi Pakan Ternak untuk Memenuhi Kebutuhan

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN Tedy Rismawan 1, Sri Kusumadewi 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia e-mail: 1

Lebih terperinci

Optimasi Komposisi Bahan Makanan bagi Pasien Rawat Jalan Penyakit Jantung dengan Menggunakan Algoritme Particle Swarm Optimization (PSO)

Optimasi Komposisi Bahan Makanan bagi Pasien Rawat Jalan Penyakit Jantung dengan Menggunakan Algoritme Particle Swarm Optimization (PSO) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 11, November 2017, hlm. 1385-1394 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Komposisi Bahan Makanan bagi Pasien Rawat Jalan

Lebih terperinci

PENGATUR POLA MENU MAKANAN BALITA UNTUK MENCAPAI STATUS GIZI SEIMBANG MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO

PENGATUR POLA MENU MAKANAN BALITA UNTUK MENCAPAI STATUS GIZI SEIMBANG MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO PENGATUR POLA MENU MAKANAN BALITA UNTUK MENCAPAI STATUS GIZI SEIMBANG MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO Rosida Wachdani 1, Zainal Abidin 2, M. Ainul Yaqin 3 Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

RANCANG BANGUN SISTEM PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA ABSTRAKSI RANCANG BANGUN SISTEM PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Tedy Rismawan, Sri Kusumadewi Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

OPTIMASI PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI KELUARGA MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

OPTIMASI PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI KELUARGA MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION OPTIMASI PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI KELUARGA MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Felia Eliantara 1, Imam Cholissodin 2, Indriati 3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

Pola Konsumsi Pangan Penyandang Disabilitas di Kota Malang

Pola Konsumsi Pangan Penyandang Disabilitas di Kota Malang Indonesian Journal of Disability Studies ISSN : - Pola Konsumsi Pangan Penyandang Disabilitas di Kota Malang * Agustina Shinta Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD), Universitas Brawijaya, Malang,

Lebih terperinci

MENEMUKAN AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

MENEMUKAN AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION MENEMUKAN AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Oei,EdwinWicaksonoDarmawan, Suyanto Edward Antonius, Ir., M.Sc, Program Studi Teknik Informatika Universitas Katolik Soegijapranata

Lebih terperinci

Penyusunan Bahan Makanan Keluarga Penderita Penyakit Hiperkolesterolemia Menggunakan Algoritme Genetika

Penyusunan Bahan Makanan Keluarga Penderita Penyakit Hiperkolesterolemia Menggunakan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2979-2986 http://j-ptiik.ub.ac.id Penyusunan Bahan Makanan Keluarga Penderita Penyakit Hiperkolesterolemia

Lebih terperinci

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian,

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian, 4 generasi, kromosom akan melalui proses evaluasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut.

Lebih terperinci

Optimasi Menu Makanan Untuk Pemenuhan Gizi Penderita Kanker Dengan Algoritme Genetika

Optimasi Menu Makanan Untuk Pemenuhan Gizi Penderita Kanker Dengan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 12, Desember 2017, hlm. 1850-1857 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Menu Makanan Untuk Pemenuhan Gizi Penderita Kanker

Lebih terperinci

Optimasi Asupan Makanan Harian Ibu Hamil Penderita Hipertensi Menggunakan Algoritme Genetika

Optimasi Asupan Makanan Harian Ibu Hamil Penderita Hipertensi Menggunakan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 2892-2901 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Asupan Makanan Harian Ibu Hamil Penderita Hipertensi

Lebih terperinci

PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Levina Fitri Rahmawati, Isnandar Slamet, dan Diari Indriati Program

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak BAB III PEMBAHASAN A. Perencanaan Menu Diet Diabetes Mellitus Diet DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta diberikan dengan cara tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan

Lebih terperinci

OPTIMASI KOMPOSISI MAKANAN UNTUK ATLET ENDURANCE MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

OPTIMASI KOMPOSISI MAKANAN UNTUK ATLET ENDURANCE MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. 103-109 OPTIMASI KOMPOSISI MAKANAN UNTUK ATLET ENDURANCE MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Zilfikri Yulfiandi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tinggi Badan : Berat Badan : Waktu makan Pagi Nama makanan Hari ke : Bahan Zat Gizi Jenis Banyaknya Energi Protein URT

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Sistem Berjalan 3.1.1. Penyusunan Menu Makanan Dalam penyusunan menu makanan banyak hal yang perlu diperhatikan, terutama jika menu makanan yang disusun untuk

Lebih terperinci

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes

Lebih terperinci

Optimasi Komposisi Pakan Untuk Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Ayam Petelur dengan Biaya Minimum Menggunakan Improved Particle Swarm Optimization (IPSO)

Optimasi Komposisi Pakan Untuk Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Ayam Petelur dengan Biaya Minimum Menggunakan Improved Particle Swarm Optimization (IPSO) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 1, Januari 2018, hlm. 1-10 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Komposisi Pakan Untuk Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Ayam

Lebih terperinci

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya DBMP DBMP Pengertian : DBMP adalah daftar yang berisi 7 golongan bahan makanan. pada tiap golongan, dalam jumlah (dapat berbeda setiap makanan) yang dinyatakan bernilai energi dan zat gizi yang sama. Oleh

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 2, Desember 2014 : 55-10 PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK Nurmahaludin (1) (1) Staff Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 5, No. 1, Juni 2013 : 18-23 PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) METODE SUGENO DALAM MENENTUKAN KEBUTUHAN ENERGI DAN PROTEIN PADA BALITA

APLIKASI FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) METODE SUGENO DALAM MENENTUKAN KEBUTUHAN ENERGI DAN PROTEIN PADA BALITA APLIKASI FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) METODE SUGENO DALAM MENENTUKAN KEBUTUHAN ENERGI DAN PROTEIN PADA BALITA Rosida Wachdani, Zainal Abidin, M. Ainul Yaqin Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan atau kelebihan dalam

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Menggunakan Algoritma Genetika Dalam Penentuan Kebutuhan Gizi Bayi MPASI

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Menggunakan Algoritma Genetika Dalam Penentuan Kebutuhan Gizi Bayi MPASI Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 7, Juli 218, hlm. 276-2712 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Menggunakan Algoritma Genetika

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN. Tahap iniakan mencari dan memahami bahan-bahan pustaka seperti jurnal, buku, dan

BAB III METODE DAN PERANCANGAN. Tahap iniakan mencari dan memahami bahan-bahan pustaka seperti jurnal, buku, dan BAB III METODE DAN PERANCANGAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini adalah sebagai berikut a. Pengumpulan Data Tahap iniakan mencari dan memahami bahan-bahan

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN GIZI BALITA DENGAN HARGA MINIMUM MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS

MENGOPTIMALKAN GIZI BALITA DENGAN HARGA MINIMUM MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS JIMT Vol. 10 No. 1 Juni 2013 (Hal. 65 73) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X MENGOPTIMALKAN GIZI BALITA DENGAN HARGA MINIMUM MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS Syahrurrahmah 1, A. Sahari 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balita merupakan anak kurang dari lima tahun sehingga bayi usia anak dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya)

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK OPTIMASI PENGANTARAN BARANG (Studi Kasus : PT.Pos Indonesia, Kota Tanjungpinang)

IMPLEMENTASI ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK OPTIMASI PENGANTARAN BARANG (Studi Kasus : PT.Pos Indonesia, Kota Tanjungpinang) IMPLEMENTASI ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK OPTIMASI PENGANTARAN BARANG (Studi Kasus : PT.Pos Indonesia, Kota Tanjungpinang) Ririn Anggraini Mahasiswa Teknik Informatika, FT UMRAH (ririnumrah@gmail.com)

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1 1. Manusia membutuhkan serat, serat bukan zat gizi, tetapi penting untuk kesehatan, sebab berfungsi untuk menetralisir keasaman lambung

Lebih terperinci

Optimasi Komposisi Makanan untuk Penderita Hipertensi Menggunakan Algoritma Genetika dan Simulated Annealing

Optimasi Komposisi Makanan untuk Penderita Hipertensi Menggunakan Algoritma Genetika dan Simulated Annealing Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 11, November 217, hlm. 1236-1243 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Komposisi Makanan untuk Penderita Hipertensi Menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat

Lebih terperinci

SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN ISSN : 1978-8843 (PRINT) Vol. 09 No. 01, 2018 : 1-5 THE ROLE OF INTAKE OF ENERGY, PROTEIN AND PARENTING WITH NUTRITION STATUS OF AGE 12-24 MONTHS IN SOUTHERN

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 4229-4237 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Kandungan Gizi Dan Biaya Bahan Pangan Pada Makanan

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Penentuan Status Gizi Balita Dan Rekomendasi Menu Makanan Yang Dibutuhkan

Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Penentuan Status Gizi Balita Dan Rekomendasi Menu Makanan Yang Dibutuhkan 119 Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Penentuan Status Gizi Balita Dan Rekomendasi Menu Makanan Yang Dibutuhkan Fitri, Onny Setyawati, dan Didik Rahadi S Abstrak -Status gizi balita dapat ditentukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA LAMPIRAN 68 69 Lampiran 1 Kuesioner penelitian KODE: KUESIONER HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA Saya setuju

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu

BAB I. Pendahuluan. orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 Kuisioner Penelitian Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 A. Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Adik dimohon bantuannya untuk mengisi identitas diri pada bagian

Lebih terperinci

Basis Data Fuzzy untuk Pemilihan Bahan Pangan Berdasarkan Kandungan Nutrien

Basis Data Fuzzy untuk Pemilihan Bahan Pangan Berdasarkan Kandungan Nutrien 1 Basis Data Fuzzy untuk Pemilihan Bahan Pangan Berdasarkan Kandungan Nutrien A. Helen Sutrisno 1, B. Dadang Syarif SS, S.Si, M.Sc 1, dan C. Mardhiah Fadhli 1, ST 1 Politeknik Caltex Riau, Indonesia Every

Lebih terperinci

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi DIIT SERAT TINGGI Deskripsi Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Mahdalena, Faridha BD (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The purpose of this research is: knowing

Lebih terperinci

KOMPUTASI PARALEL UNTUK SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

KOMPUTASI PARALEL UNTUK SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION KOMPUTASI PARALEL UNTUK SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Informatika Agustinus Kristiadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Status Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan

Lebih terperinci

APLIKASI BASISDATA FUZZY UNTUK PEMILIHAN MAKANAN SESUAI KEBUTUHAN NUTRISI. Rani Putriana 1*, Sri Kusumadewi 1

APLIKASI BASISDATA FUZZY UNTUK PEMILIHAN MAKANAN SESUAI KEBUTUHAN NUTRISI. Rani Putriana 1*, Sri Kusumadewi 1 APLIKASI BASISDATA FUZZY UNTUK PEMILIHAN MAKANAN SESUAI KEBUTUHAN NUTRISI Rani Putriana 1*, Sri Kusumadewi 1 1 Program Studi Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang

Lebih terperinci

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN: Prosiding SENTIA 216 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN: 285-2347 OPTIMASI PENGATURAN MENU DAN TAKARAN ENERGI UNTUK PENDERITA JANTUNG MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI LEBAH BUATAN Oktriza Melfazen Jurusan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN ANGKET / KUESIONER PENELITIAN Kepada yth. Ibu-ibu Orang tua Balita Di Dusun Mandungan Sehubungan dengan penulisan skripsi yang meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian Makanan Balita

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Dengan Algoritme Genetika (Studi Kasus: SMA Negeri 3 Surakarta)

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Dengan Algoritme Genetika (Studi Kasus: SMA Negeri 3 Surakarta) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 12, Desember 2017, hlm. 1535-1542 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Pada Kurikulum 2013

Lebih terperinci

Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta LAMPIRAN 74 Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta DAFTAR BAHAN MAKANAN PENUKAR RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Daftar bahan makanan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak SD (sekolah dasar) yaitu anak yang berada pada usia 6-12 tahun, memiliki fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan balita, mempunyai sifat individual dalam banyak

Lebih terperinci

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 LAMPIRAN 60 61 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode: KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN GIZI, KONSUMSI PANGAN, DAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI TERHADAP KEBUGARAN ATLET BOLA BASKET DI SMP/SMA

Lebih terperinci

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi Banyak yang bilang bahwa penggunaan obat herbal diabetes jauh lebih aman daripada penggunaan obat kimia Menanggapi kutipan yang tertera

Lebih terperinci

Penerapan Optimasi Susunan Bahan Makanan untuk Ibu Hamil Penderita Kurang Energi Kronis (KEK) Menggunakan Algoritme Evolution Strategies

Penerapan Optimasi Susunan Bahan Makanan untuk Ibu Hamil Penderita Kurang Energi Kronis (KEK) Menggunakan Algoritme Evolution Strategies Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer eissn: 2548964X Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 30773086 http://jptiik.ub.ac.id Penerapan Optimasi Susunan Bahan Makanan untuk Ibu Hamil Penderita

Lebih terperinci

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui 1 / 11 Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Perubahan Berat Badan - IMT normal 18,25-25 tambah : 11, 5-16 kg - IMT underweight < 18,5 tambah : 12,5-18 kg - IMT

Lebih terperinci

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22 HUBUNGAN PENIMBANGAN BALITA BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) TERHADAP STATUS GIZI BADUTA BAWAH GARIS MERAH (BGM) (Relationship between weighing of Children Under Two Years (BADUTA) With Nutrition Status of Below

Lebih terperinci

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN 60 Lampiran 1 Persetujuan Responden FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN Sehubungan dengan diadakannya penelitian oleh : Nama Judul : Lina Sugita : Tingkat Asupan Energi dan Protein, Tingkat Pengetahuan Gizi,

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS Oleh: Fitri Rahmawati, MP JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Diabetes Mellitus adalah penyakit

Lebih terperinci

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 2, Februari 2017, hlm. 80-84 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun

Lebih terperinci

Implementasi Algoritme Average Time Based Fuzzy Time Series Untuk Peramalan Tingkat Inflasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran

Implementasi Algoritme Average Time Based Fuzzy Time Series Untuk Peramalan Tingkat Inflasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 3533-3537 http://j-ptiik.ub.ac.id Implementasi Algoritme Average Time Based Fuzzy Time Series

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP), gangguan akibat kekurangan yodium. berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP), gangguan akibat kekurangan yodium. berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan berkembang secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan gizi pada balita dan anak terutama pada anak pra sekolah di Indonesia merupakan masalah ganda, yaitu masih ditemukannya masalah gizi kurang dan gizi lebih

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KESESUAIAN ANTARA ASUPAN DENGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI MAKRO WARGA BINAAN WANITA DI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS I MAKASSAR ABSTRACT

STUDI TENTANG KESESUAIAN ANTARA ASUPAN DENGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI MAKRO WARGA BINAAN WANITA DI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS I MAKASSAR ABSTRACT Jurnal MKMI, Vol 7 No.1, Januari 2011, hal 127-132 Artikel VII STUDI TENTANG KESESUAIAN ANTARA ASUPAN DENGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI MAKRO WARGA BINAAN WANITA DI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS I MAKASSAR Lisma Juratmy

Lebih terperinci

ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR

ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR Artikel Penelitian ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR MACRO NUTRITIONAL INTAKE, INFECTIOUS DISEASE AND THE GROWTH STATUS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian mengenai Persepsi Ibu Pada Penyuluhan Pemenuhan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian mengenai Persepsi Ibu Pada Penyuluhan Pemenuhan 112 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan Kesimpulan penelitian mengenai Persepsi Ibu Pada Penyuluhan Pemenuhan Gizi Seimbang Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara nasional prevalensi balita gizi kurang dan buruk pada tahun 2010 adalah 17,9 % diantaranya 4,9% yang gizi buruk. Sedangkan target dari Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

Optimasi Daftar Bahan Makanan Untuk Pasien Rawat Jalan dan Keluarga Menggunakan Algoritme Genetika

Optimasi Daftar Bahan Makanan Untuk Pasien Rawat Jalan dan Keluarga Menggunakan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 1, Januari 2018, hlm. 342-351 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Daftar Bahan Makanan Untuk Pasien Rawat Jalan dan

Lebih terperinci

Optimasi Komposisi Menu Makanan bagi Penderita Tekanan Darah Tinggi Menggunakan Algoritme Genetika Adaptif

Optimasi Komposisi Menu Makanan bagi Penderita Tekanan Darah Tinggi Menggunakan Algoritme Genetika Adaptif Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 2, No. 2, Februari 2018, hlm 515-522 e-issn: http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Komposisi Menu Makanan bagi Penderita Tekanan Darah Tinggi Menggunakan

Lebih terperinci

Optimisasi Injeksi Daya Aktif dan Reaktif Dalam Penempatan Distributed Generator (DG) Menggunakan Fuzzy - Particle Swarm Optimization (FPSO)

Optimisasi Injeksi Daya Aktif dan Reaktif Dalam Penempatan Distributed Generator (DG) Menggunakan Fuzzy - Particle Swarm Optimization (FPSO) TESIS Optimisasi Injeksi Daya Aktif dan Reaktif Dalam Penempatan Distributed Generator (DG) Menggunakan Fuzzy - Particle Swarm Optimization (FPSO) Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Ph.D

Lebih terperinci

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

POLA PANGAN HARAPAN (PPH) PANDUAN PENGHITUNGAN POLA PANGAN HARAPAN (PPH) Skor PPH Nasional Tahun 2009-2014 75,7 85,7 85,6 83,5 81,4 83,4 Kacangkacangan Buah/Biji Berminyak 5,0 3,0 10,0 Minyak dan Lemak Gula 5,0 Sayur & buah Lain-lain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Secara umum pangan diartikan sebagai segala sesuatu

Lebih terperinci

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika Pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 7 Stasiun Besar Kediri

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika Pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 7 Stasiun Besar Kediri Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 4371-4376 http://j-ptiik.ub.ac.id Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PADA BALITA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013

ABSTRAK GAMBARAN PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PADA BALITA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013 ABSTRAK GAMBARAN PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PADA BALITA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013 Citra Kusuma Wenry RL, 2014. Pembimbing : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah keseimbangan antara pemasukan zat gizi dari bahan makanan yang dimakan dengan bertambahnya pertumbuhan aktifitas dan metabolisme dalam tubuh. Status

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

KEBUTUHAN GIZI. DYAH UMIYARNI P,SKM,M.Si

KEBUTUHAN GIZI. DYAH UMIYARNI P,SKM,M.Si KEBUTUHAN GIZI DYAH UMIYARNI P,SKM,M.Si Pangan bagi makhluk hidup umumnya dan manusia khususnya merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk dapat mempertahankan serta melaksanakan kewajiban-kewajiban

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

PEMBERIAN MAKANAN SEHAT PENUNJANG PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ISLAM MUTIARA BUNDA

PEMBERIAN MAKANAN SEHAT PENUNJANG PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ISLAM MUTIARA BUNDA PEMBERIAN MAKANAN SEHAT PENUNJANG PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ISLAM MUTIARA BUNDA Aprilia Novitasari, Muhamad Ali, Sutarmanto Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan

Lebih terperinci

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 3 Nomor 03 November 2012 Tinjauan Pustaka PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU MONITORING THE GROWTH OF INFANTS IN POSYANDU Fatmalina Febry Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO. HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO. Waruis,Atika 1), Maureen I Punuh 1), Nova H. Kapantow 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme Evolution Strategies

Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme Evolution Strategies Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1874-1882 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme

Lebih terperinci

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT DIIT GARAM RENDAH Garam yang dimaksud dalam Diit Garam Rendah adalah Garam Natrium yang terdapat dalam garam dapur (NaCl) Soda Kue (NaHCO3), Baking Powder, Natrium Benzoat dan Vetsin (Mono Sodium Glutamat).

Lebih terperinci

Identifikasi Status Gizi pada Remaja di Kota Banda Aceh

Identifikasi Status Gizi pada Remaja di Kota Banda Aceh Statistika, Vol. 17 No. 2, 63 69 November 2017 Identifikasi Status Gizi pada Remaja di Kota Banda Aceh Program Studi Statistika, Fakultas MIPA, Universitas Jln. Syech Abdurrauf No.2 Kopelma Darussalam,

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-6 TAHUN) DI PAUD WILAYAH SUKAJADI KOTA BANDUNG.

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-6 TAHUN) DI PAUD WILAYAH SUKAJADI KOTA BANDUNG. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi demi memelihara kesehatan tubuh (Tsu, 2012). Kebutuhan akan nutrisi dan cairan sangat penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG 12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG Makanlah Aneka Ragam Makanan Kecuali bayi diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya Triguna makanan; - zat tenaga; beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN Diza Fathamira Hamzah Staff Pengajar Program Studi Farmasi

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA andra Aditya 1), Wayan Firdaus Mahmudy 2) 1) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Malang Jl. Veteran, Malang 65145, Indonesia

Lebih terperinci

Pengaturan Pilihan Makanan untuk Memenuhi Kebutuhan Kalori dengan Algoritma Pemrograman Dinamis

Pengaturan Pilihan Makanan untuk Memenuhi Kebutuhan Kalori dengan Algoritma Pemrograman Dinamis Pengaturan Pilihan Makanan untuk Memenuhi Kebutuhan Kalori dengan Algoritma Pemrograman Dinamis Aisyah Dzulqaidah /00 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Status gizi yang baik pada masa bayi dapat dipenuhi dengan pemberian ASI secara eksklusif

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT 65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd

Lebih terperinci

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, 04 10.00-4. Menggali pengetahuan orang tua kurang dari Mei 2017 12.00 tentang asupan nutrisi pada anak yaitu menggali

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN. (Depkes RI, 2014).

4. PEMBAHASAN. (Depkes RI, 2014). 4. PEMBAHASAN Snack atau yang sering disebut dengan makanan selingan adalah suatu produk yang biasannya dikonsumsi diantara waktu makan utama. Snack biasa dikonsumsi dengan jangka waktu 2-3 jam sebelum

Lebih terperinci

UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS

UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS Acceptability test and nutrient compositon of rice with the addition of pumpkin and sweet corn Hadiah Kurnia Putri

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL 71 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Tanggal wawancara: Kode responden PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL Nama Responden :... Alamat :...... No. Telepon :... Lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 1 GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 2 PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunankesehatan Tdk sekaligus meningkat kan mutu kehidupan terlihat dari meningkatnya angka kematian orang dewasa karena penyakit degeneratif

Lebih terperinci