BAB I PENDAHULUAN. Air ketuban merupakan semacam cairan yang memenuhi seluruh rahim dan
|
|
- Ari Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN Air ketuban merupakan semacam cairan yang memenuhi seluruh rahim dan memiliki berbagai fungsi untuk menjaga janin. Di antaranya, memungkinkan janin dapat bergerak dan tumbuh bebas ke segala arah, melindungi terhadap benturan dari luar, barier terhadap kuman dari luar tubuh ibu, dan menjaga kestabilan suhu tubuh janin. Ia juga membantu proses persalinan dengan membuka jalan lahir saat persalinan berlangsung maupun sebagai alat bantu diagnostik dokter pada pemeriksaan amniosentesis. Air ketuban mulai terbentuk pada usia kehamilan 4 minggu dan berasal dari sel darah ibu. Namun sejak usia kehamilan 12 minggu, janin mulai minum air ketuban dan mengeluarkan air seni. Sehingga terhitung sejak pertengahan usia kehamilan, air ketuban sebagian besar terbentuk dari air seni janin. Pada kehamilan normal, saat cukup bulan, air ketuban jumlahnya sekitar 1000 cc. Emboli air ketuban walaupun sangat jarang terjadi, merupakan komplikasi obstetri yang sangat gawat. Emboli air ketuban merupakan salah satu penyebab syok dalam obstetri yang bukan disebabkan karena perdarahan. Biasanya penderita meninggal dalam beberapa menit. Gejala-gejala khas seperti kedinginan, menggigil tidak tenang, perasaan tertekan di belakang sternum dan mendadak sesak nafas, takikardi, sianosis dan syok berat, disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh-pembuluh darah mikrosirkulasi. Selanjutnya tekanan darah menurun, nadi cepat dan lemah, kesadaran menurun disertai nistagmus dan kadang-kadang timbul kejang tonik klonik. Emboli air ketuban 1
2 menimbulkan syok yang sangat mendadak dan biasanya berakhir dengan kematian. Emboli air ketuban terjadi pada his yang kuat dengan ketuban yang biasanya sudah pecah. Karena his kuat, air ketuban dengan mekoneum, rambut lanugo dengan verniks kaseosa masuk ke dalam sinus-sinus dalam dinding uterus dan dibawa ke paru-paru. Penyumbatan kapiler paru-paru tersebut akan menimbulkan edema paru-paru yang luas dan akhirnya mengakibatkan kegagalan dan payah jantung kanan. Komplikasi yang lain adalah terjadinya gangguan pembekuan darah. Karena itu mortalitasnya sangat tinggi, di mana dalam 60 menit pertama dapat mencapai 50%, maka diperlukan tindakan yang cepat. Diagnosis emboli air ketuban dilakukan pada autopsi ketika ditemukan sel skuamous janin pada sirkulasi paru-paru ibu, tetapi, sel skuamous janin biasa ditemukan pada sirkulasi pasien yang akan melahirkan. Pada pasien dengan penyakit kritis, sampel diperoleh dari aspirasi kateter pada distal arteri pulmonal yang mengandung sel skuamous janin tapi ini juga bukan diagnostik emboli air ketuban. Penyebab lain ketidakseimbangan hemodinamik juga tidak boleh diabaikan. 2
3 BAB II ISI 2.1 Definisi Emboli air ketuban merupakan kasus emergensi obstetri yang jarang, yaitu penyumbatan arteri pulmoner (arteri paru-paru) ibu oleh cairan ketuban sel janin, rambut, atau sel debris lain ke dalam sirkulasi maternal, yang menyebabkan kolapsnya sistem kardiorespirasi. Emboli air ketuban adalah masuknya cairan ketuban beserta komponennya ke dalam sirkulasi darah ibu. Yang dimaksud komponen di sini ialah unsur-unsur yang terdapat di air ketuban seperti lapisan kulit janin yang terlepas, rambut janin, lapisan lemak janin, dan musin/cairan kental. Suatu emboli adalah suatu massa dari bahan asing yang terdapat di dalam pembuluh darah. Meskipun sangat jarang terjadi, emboli bisa terbentuk dari cairan ketuban. Emboli ini sampai ke paru-paru ibu dan menyumbat arteri, penyumbatan ini disebut emboli pulmoner. Emboli pulmoner bisa menyebabkan denyut jantung yang cepat, irama jantung yang tidak teratur, kolaps, syok atau bahkan henti jantung dan kematian. 2.2 Etiologi Emboli air ketuban tidak dapat diketahui penyebab pastinya. Sebanyak 41% pasien memiliki riwayat alergi. Dilaporkan faktor resiko terjadinya emboli air ketuban 3
4 diantaranya multiparitas, hamil usia tua, janin laki-laki, dan trauma. Dalam beberapa studi emboli air ketuban dikaitkan dengan multiparitas, seksio sesar atau melahirkan pervaginam dengan tindakan, solusio plasenta, plasenta previa, dan laserasi serviks atau ruptur uteri. 2.3 Patofisiologi Patofisiologi emboli air ketuban sangat sedikit dimengerti. Berdasarkan deskripsi dasar, cairan ketuban dan sel janin memasuki sirkulasi ibu, yang mungkin merangsang reaksi anafilaktik terhadap antigen janin. Bagaimanapun, material janin tidak selalu ditemukan pada sirkulasi ibu dengan emboli air ketuban, dan material yang berasal dari janin sering ditemukan pada pasien yang tidak menderita emboli air ketuban. Farrar dan Gherman melaporkan kasus pada seorang wanita berumur 40 tahun multipara fase aktif dengan eritema wajah, kejang, hipoksia, henti jantung, DIC, dan akhirnya meninggal. Sel skuamous janin dan trombus fibrin ditemukan pada bronkus pada saat autopsi. Kejadian yang mengawalinya sulit dimengerti. Biasanya selama masa persalinan atau prosedur lain, cairan ketuban dan sel debris, memasuki sirkulasi ibu, ini merupakan pemicu reaksi anafilaksis yang hebat, yang mengaktifkan sistem komplemen. Progresi terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama, vasospasme arteri pulmonal dengan hipertensi pulmonal dan peningkatan tekanan ventrikel kanan yang menyebabkan hipoksia. Hipoksia menyebabkan kerusakan kapiler myokard dan kerusakan kapiler paru-paru, gagal jantung kiri, dan ARDS. Wanita yang bertahan pada tahap ini akan memasuki tahap 4
5 kedua. Merupakan tahap hemorhagik yang ditandai dengan perdarahan hebat disertai atonia uteri dan DIC, koagulopati mungkin merupakan presentasi awal. Emboli air ketuban dapat terjadi pada tindakan aborsi. Terutama jika dilakukan setelah usia kehamilan 12 minggu. Bisa juga saat amniosentesis (tindakan diagnostik dengan cara mengambil sampel air ketuban melalui dinding perut). Ibu hamil yang mengalami trauma/benturan berat juga berpeluang terancam emboli air ketuban. Emboli air ketuban yang paling sering terjadi pada saat persalinan atau beberapa saat setelah ibu melahirkan (postpartum). Baik persalinan pervaginam maupun seksio sesar, tidak ada yang bisa aman 100 persen dari risiko emboli air ketuban. Hal ini disebabkan sewaktu proses persalinan normal maupun seksio sesar, banyak vena yang terbuka yang memungkinkan air ketuban masuk ke dalam sirkulasi darah sekaligus menyumbat pembuluh darah. Secara sederhana, lanjutnya, emboli air ketuban bisa dijelaskan sebagai berikut, saat persalinan, selaput ketuban pecah dan pembuluh darah ibu (terutama vena) terbuka. Akibat tekanan yang tinggi, antara lain karena rasa mulas yang luar biasa, air ketuban beserta komponennya berkemungkinan masuk ke dalam sirkulasi darah. Faktor-faktor yang mempermudah timbulnya peristiwa ini adalah his, yang kuat dan terutama yang terus-menerus, misalnya pada pemberian uterotonika yang berlebihan di mana ketuban sudah pecah (atau dipecah pada amniotomi) biasanya pada akhir kala I atau segera setelah anak lahir. Kedua, adanya bakteri dalam air ketuban. Sedangkan faktor ketiga adalah mekonium atau tinja janin terdapat dalam air ketuban yang merupakan salah satu pertanda kondisi gawat janin di mana janin dalam keadaan kekurangan oksigen. Akibatnya, terjadi peningkatan gerakan usus ibu yang membuat janin terberak-berak. Air 5
6 ketuban yang penuh dengan kotoran bayi inilah yang acap kali menimbulkan kefatalan. Pada giliran berikutnya, air ketuban tadi dapat menyumbat pembuluh darah di paru-paru ibu dan lama kelamaan bisa menyumbat aliran darah ke jantung. Akibatnya, timbul dua gangguan sekaligus, yaitu pada jantung dan paru-paru. Air ketuban murni tidak mempunyai khasiat tromboplastik, akan tetapi bendabenda yang terdapat di dalamnya, seperti verniks kaseosa, rambut lanugo, sel-sel janin, dan mekoneum yang masuk ke dalam sirkulasi ibu bekerja sebagai tromboplastin dan menyebabkan pembekuan intravaskuler. Dan thrombus-trombus kecil dapat menyumbat pembuluh-pembuluh darah paru-paru. Mungkin fibrinolisis juga berperan di sini. Kondisi tersebut bisa diperberat dengan terjadinya gangguan pembekuan darah. Adanya penyumbatan pada vena yang secara otomatis akan mendorong tubuh mengeluarkan zat-zat antibeku darah untuk membuka sumbatan tersebut. Jika didiamkan, zat antibeku darah akan habis. Padahal, habisnya zat penting ini bisa berujung pada pendarahan di jalan lahir atau di bagian tubuh lainnya. Inilah yang disebut dengan DIC atau gangguan pembekuan darah. Kecurigaan timbul bila darah yang keluar dari genitalia sangat lambat membeku atau tidak dapat membeku. Dalam hal ini, untuk menegakkan diagnosis yang cepat dan sederhana dapat dilakukan tes observasi bekuan darah dengan tabung es. Umumnya koagulasi terjadi dalam waktu 8-10 menit. Bila memang terjadi pemanjangan dari waktu koagulasi maka secara umum harus dikontrol dahulu syoknya dengan pemberian darah dan oksigen. Jika tidak mendapat pertolongan segera, ibu akan mengalami kejang-kejang karena otaknya kekurangan oksigen, bahkan bisa berakibat kematian. 6
7 2.4 Epidemiologi Frekuensi Angka kejadian emboli air ketuban di Asia Tenggara yaitu 1 di antara persalinan, di USA di perkirakan 1 kasus per kehamilan. Angka yang sebenarnya tidak diketahui karena ketidaktepatan diagnosis dan tidak konsistennya laporan. Jarang dijumpai di UK, kejadian 3,7 kasus per sejuta kehamilan, tetapi penyebab kelima mortalitas perinatal Mortalitas/Morbiditas Angka kematian ibu mencapai 80 %. Mortalitas tercatat 61% di USA dari 46 kasus. Lima sampai sepuluh persen dari angka kematian ibu di USA disebabkan emboli air ketuban. Pasien dengan emboli air ketuban 50% meninggal pada satu jam pertama munculnya gejala, yang bertahan sekitar 50% mengalami koagulopati. Pasien yang hidup sangat jarang, meskipun prognosis baik dengan pengenalan awal dan resusitasi yang tepat. Banyak wanita yang bertahan memiliki gangguan neurologi. Neonatus yang bertahan 79 % di USA dan 78% di UK Ras Tidak ada predileksi ras atau bangsa Jenis kelamin Emboli air ketuban hanya terjadi pada wanita Umur Dulu, hamil dengan usia tua dipercaya sebagai faktor resiko. Namun, tidak tercatat adanya hubungan antara usia dan emboli air ketuban. 7
8 2.5 Diagnosis Anamnesis Emboli air ketuban biasanya terjadi pada persalinan tetapi pernah juga terjadi pada abortus, setelah trauma abdomen, dan selama amnioinfusion. Wanita pada tahap akhir persalinan menjadi dispnea dan hipotensi secara tiba-tiba, bisa disertai kejang yang diikuti cardiac arrest. DIC hebat dikaitkan dengan perdarahan yang mengakibatkan kematian. Kebanyakan meninggal pada satu jam setelah onset. Partikel-partikel yang terdapat di dalam air ketuban (sel-sel gepeng janin, lanugo, verniks kasosa, dan musin), mekoneum, dan endapan fibrin akan menyumbat pembuluh darah paru-paru. Dengan mendadak terjadi juga hipoksia dan penurunan curah jantung. Jika penderita tidak segera meninggal, akan terjadi perdarahan yang tidak membeku karena gangguan pembekuan darah dan trombositopeni yang berat. Tidak terdapat pemeriksaan diagnostik definitif yang tepat. Diagnosis pasti hanya dapat dilakukan dengan otopsi. Artinya, setelah ibu meninggal, baru bisa terlihat di mana komponen-komponen air ketuban tersebar di pembuluh darah paru. Bahkan pada beberapa kasus, ditemukan air ketuban di dahak ibu yang mungkin disebabkan ekstravasasi, yakni keluarnya cairan ketuban dari pembuluh darah ke dalam gelembung paru/alveoli. "Biasanya, kalau paru-paru sudah tersumbat, ibu akan terbatuk-batuk dan mengeluarkan dahak yang mengadung air ketuban yang disertai rambut, lemak, atau kulit bayinya." USA and UK AFE registries menyarankan empat kriteria untuk mendiagnosis emboli air ketuban, yaitu: Hipotensi akut atau cardiac arrest Hipoksia akut 8
9 Koagulopati atau perrdarahan hebat yang tidak beralasan Semuanya terjadi selama persalinan, sectio sesaria, atau selama 30 menit postpartum tanpa ada penjelasan penyebabnya Pemeriksaan Fisik Pada beberapa kasus, pasien menjadi sesak nafas, kadang-kadang disertai batuk, dan diikuti hipotensi berat. Tanda dan gejala berikut ini merupakan indikasi emboli air ketuban: Hipotensi : Tekanan darah menurun drastis dengan hilangnya tekanan diastol Dispnea : Takipnea mungkin terjadi Kejang : Kejang tonik klonik ditemukan pada 50% pasien Batuk : Ini merupakan manifestasi umum dispnea Sianosis : Perkembangan hipoksia/hipoksemia menyebabkan sianosis perifer dan perubahan membran mukosa. Bradikardi janin : Sebagai respon hipoksia, denyut jantung janin mungkin kurang dari 110 kali per menit. Jika ini terjadi selama 10 menit atau lebih merupakan bradikardi. Denyut jantung kurang atau sama dengan 60 kali selama 3-5 menit menunjukkan bradikardi terminal. Edema paru : Dapat diidentifikasi dari rontgen dada Cardiac arrest Atonia uteri : Dapat menyebabkan perdarahan hebat setelah melahirkan. 9
10 Koagulopati atau perdarahan hebat tanpa dapat dijelaskan (DIC terjadi pada 83% pasien) Perubahan status metal/konfusi/agitasi Pemeriksaaan Penunjag Laboratorium Analisa gas darah o Menurunnya ph darah o Menurunnya PO 2 o Meningkatnya PCO 2 Pemeriksaan darah rutin o o Kadar hemoglobin dan hematokrit dalam batas normal Trombositopeni jarang ditemui Prothrombine time dan activated partial thromboplastin time o o Prothrombine time memanjang karena faktor pembekuan habis digunakan Activated partial thromboplastin time mungkin dalam batas normal atau memendek. Jika kadar fibrinogen kurang dari 100 g/dl, berikan kriopresipitat Pemeriksaan Radiologis Pemeriksaan radiologis thoraks PA dan Lateral tidak spesifik tetapi berguna untuk menilai adanya edema paru. Pemeriksaan Histologi 10
11 Pada autopsi, pembuluh darah paru-paru mungkin menunjukan adanya debris janin (misalnya sel skuamous, verniks, dan musin). Aguilera dkk melaporkan sel epitel skuamous janin mengobstruksi 80% kapiler dan alveoli paru. Marcus dkk menemukan perdarahan intersisial fokal pada ginjal, ventrikel kiri, dan septum interventrikuler. Pemeriksaan Lain ECG menunjukkan takikardi, perubahan ST segmen dan gelombang T. 2.6 Diagnosis Diferensial Anafilaksis Diseksi aorta Emboli lemak Miokard nfark Emboli paru Syok septik 2.7 Penatalaksanaan Pengobatan Suportif Pemberian O 2 untuk memperbaiki saturasi oksigen, intubasi bila perlu CPR jika pasien arrest Terapi hipotensi dengan kristaloid dan produk darah Pertimbangkan kateter arteri pulmonal pada pasien dengan ketidakstabilan hemodinamik 11
12 Awasi ketat janin Terapi koagulopati dengan FFP untuk aptt yang memanjang, kriopresipitat pada fibrinogen yang kurang dari 100 mg/dl, dan transfusi trombosit jika trombosit kurang dari 20000/µl Hemodialisis dengan plasmafaresis pada pasien dengan kolaps kardiovaskuler Terapi operatif Lakukan seksio sesar segera pada ibu yang tidak berespon dengan resusitasi Terapi medikamentosa Obat yang digunakan pada pasien emboli air ketuban bertujuan untuk stabilisasi pasien. Vasokonsriktor digunakan untuk mempertahankan tekanan darah dan inotropik digunakan untuk menguatkan kontratilitas. Penggunaan steroid dianjurkan karena proses ini kemungkinan dimediasi oleh sistem imun. Uterotonik mungkin berguna untuk mengurangi perdarahan postpartum. Agen simpatomimetik/vasopressor (dopamin): untuk meningkatkan tekanan darah Agen inotropik (digoksin): untuk memperbaiki kontraktilitas myokard Kortikosteroid (hidrokortison) : karena proses ini kemungkinan dimediasi oleh sistem imun Uterotonik (oksitosin, methylergonovine) : menyebabkan kontraksi uterus 2.8 Pencegahan Emboli air ketuban merupakan kejadian yang tidak dapat diperkirakan dan dicegah. Risiko emboli air ketuban, tak bisa diantisipasi jauh-jauh hari karena emboli paling sering terjadi saat persalinan. Dengan kata lain, perjalanan kehamilan dari bulan ke 12
13 bulan yang lancar-lancar saja, bukan jaminan ibu aman dari ancaman emboli air ketuban. Sementara bila di persalinan sebelumnya ibu mengalami EAK, belum tentu juga kehamilan selanjutnya akan mengalami kasus serupa, begitu juga sebaliknya. 2.9 Komplikasi Edema paru sering terjadi pada pasien yang bertahan. Perhatikan input dan output. Gagal jantung kiri mungkin terjadi. Beberapa sumber menyarankan pemberian inotropik. Terapi DIC dengan komponen darah. Pertimbangkan pemberian faktor VIIa untuk perdarahan hebat Prognosis Mortalitas ibu 61% di USA, di Indonesia sekitar 86% Pada pasien yang bertahan terdapat defisit neurologik Angka kelahiran hidup janin 70%. Status neurologi janin secara langsung berhubungan dengan waktu antara kelahiran dan cardiac arrest ibu Resiko rekuransi tidak diketahui. Rekomendasi untuk seksio sesar elektif untuk kehamilan berikutnya masih kontoversial. 13
14 BAB III PENUTUP Emboli air ketuban merupakan penyumbatan arteri pulmoner (arteri paru-paru) ibu oleh cairan ketuban sel janin, rambut, atau sel debris lain ke dalam sirkulasi maternal, yang menyebabkan kolapsnya sistem kardiorespirasi. Gejala-gejala khas seperti kedinginan, menggigil tidak tenang, perasaan tertekan di belakang sternum dan mendadak sesak nafas, takikardi, sianosis dan syok berat yang sangat mendadak, kesadaran menurun disertai nistagmus dan kadang-kadang timbul kejang tonik klonik dan biasanya berakhir dengan kematian. Emboli air ketuban tidak dapat diketahui penyebab pastinya. Sebanyak 41% pasien memiliki riwayat alergi. Faktor resiko terjadinya emboli air ketuban diantaranya multiparitas, hamil usia tua, janin laki-laki, dan trauma, seksio sesar atau melahirkan pervaginam dengan tindakan, solusio plasenta, plasenta previa, dan laserasi serviks atau ruptur uteri. Tidak terdapat pemeriksaan diagnostik definitif yang tepat. Diagnosis pasti hanya dapat dilakukan dengan otopsi. Artinya, setelah ibu meninggal, baru bisa terlihat di mana komponen-komponen air ketuban tersebar di pembuluh darah paru. Pasien yang hidup sangat jarang, meskipun prognosis akan baik bila dengan pengenalan awal dan resusitasi yang tepat. Namun, kebanyakan wanita yang bertahan pun memiliki gangguan neurologi. Karena mortalitas dan morbiditasnya sangat tinggi, di 14
15 mana dalam 60 menit pertama dapat mencapai 50%, maka diperlukan tindakan yang cepat. 15
EMBOLI AIR KETUBAN dr. Sanny Santana, SpOG dr. Irsjad Bustaman, SpOG
EMBOLI AIR KETUBAN dr. Sanny Santana, SpOG dr. Irsjad Bustaman, SpOG by.nakita EMBOLI AIR KETUBAN (EAK) adalah masuknya cairan ketuban beserta komponennya ke dalam sirkulasi darah ibu. Yang dimaksud komponen
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan pada Klien dengan Emboli Cairan
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Emboli Cairan Definisi Emboli Cairan Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah jumlah besar cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba
Lebih terperinciEMBOLI CAIRAN KETUBAN
EMBOLI CAIRAN KETUBAN DEFINISI Sindroma akut, ditandai dyspnea dan hipotensi, diikuti renjatan, edema paru-paru dan henti jantung scr cepat pd wanita dlm proses persalinan atau segera stlh melahirkan sbg
Lebih terperinciEMBOLI AIR KETUBAN EPIDEMIOLOGI
EMBOLI AIR KETUBAN EPIDEMIOLOGI Emboli air ketuban adalah salah satu kondisi paling katastropik yang dapat terjadi dalam kehamilan. Kondisi ini amat jarang 1 : 8000-1 : 30.000 dan sampai saat ini mortalitas
Lebih terperinciEMBOLI CAIRAN KETUBAN. dr.pom Harry Satria,SpOG
EMBOLI CAIRAN KETUBAN dr.pom Harry Satria,SpOG PENDAHULUAN Definisi emboli cairan ketuban: Sindroma akut, ditandai dyspnea dan hipotensi, diikuti renjatan, edema paru-paru dan henti jantung secara cepat
Lebih terperinciEMBOLI AIR KETUBAN. Emboli air ketuban dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba sewaktu atau beberapa waktu sesudah persalinan.
EMBOLI AIR KETUBAN A. Pengertian Emboli air ketuban adalah terdapatnya air ketuban dalam aliran darah ibu (Maclean,2003:25). Emboli air ketuban merupakan komplikasi tidak dapat diduga,sangat berbahaya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Emboli cairan amnion adalah masuknya cairan amnion dengan tidak sengaja ke dalam aliran darah ibu di bawah tekanan kontraksi uterus. Cairan amnion mengandung verniks
Lebih terperinciJurnal reading Dipresentasikan Oleh: Dr. Andi Wijaya Surakarta
Artikel review Jurnal reading Dipresentasikan Oleh: Dr. Andi Wijaya Surakarta Emboli air ketuban atau amniotic fluid embolism (AFE) merupakan suatu sindrom katastrofik yang terjadi selama kehamilan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. letak insisi. Antara lain seksio sesaria servikal (insisi pada segmen bawah), seksio
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seksio sesaria adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat
Lebih terperinciASKEP EMBOLI AIR CAIRAN KETUBAN
ASKEP EMBOLI AIR CAIRAN KETUBAN I. Pengertian Emboli cairan ketuban adalah gangguan dimana sejumlah besar cairan ketuban tiba tiba memasuki aliran darah. Cairan ketuban berisi sampah yang dapat menghambat
Lebih terperinciTUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS (EMBOLI CAIRAN AMNION)
TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS (EMBOLI CAIRAN AMNION) DISUSUN OLEH : KELOMPOK III JARA AGUSTINA (04091003007) EKA SASMITA SARI (04091003037) ERNA PRATIWI (04091003045) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut dan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN EMBOLI CAIRAN KETUBAN BAB I PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN EMBOLI CAIRAN KETUBAN BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Sindrom cairan ketuban adalah sebuah gangguan langka dimana sejuamlah besar cairan ketuban tiba tiba memasuki aliran darah.
Lebih terperinciDerajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain
Demam berdarah dengue 1. Klinis Gejala klinis harus ada yaitu : a. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlagsung terus menerus selama 2-7 hari b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Prematur Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin
Lebih terperinciEMBOLI CAIRAN AMNION
EMBOLI CAIRAN AMNION Emboli cairan amnion merupakan kedaruratan obstetri yang tidak mungkin di prediksi, memberikan tanda peringatan, jika ada minimal dan biasanya memiliki hasil yang tragis Komplikasi
Lebih terperinciSyok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi
Syok Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh.
Lebih terperinciPerdarahan Antepartum No Revisi 0/0. Batasan. Perdarahan dari jalan lahir pada kehamilan >20 minggu sampai sebelum janin lahir. I.
RSUD PROVINSI KEPULAUAN RIAU Jl. Indun Suri Simpang Busung No. 1 Telp. ( 0771 ) 482655 ; 482796 Fax. ( 0771 ) 482795 No.Dokumen RSUDTUB.KEB.G02.028 Batasan Perdarahan Antepartum No Revisi 0/0 Halaman :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran seseorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan pertama kehidupan merupakan masa paling kritis dalam kelangsungan kehidupan anak. Dari enam juta anak yang meninggal sebelum ulang tahunnya yang ke lima di tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular adalah sistem organ pertama yang berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang
Lebih terperinciDr. Hotma Partogi Pasaribu, Sp.OG. Departemen Obstetri & Ginekologi Fakultas kedokteran USU RSHAM -RSPM
Dr. Hotma Partogi Pasaribu, Sp.OG Departemen Obstetri & Ginekologi Fakultas kedokteran USU RSHAM -RSPM Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. Namun
Lebih terperinciHipertensi dalam kehamilan. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
Hipertensi dalam kehamilan Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi DEFINISI Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmhg sistolik atau 90 mmhg diastolik pada dua kali
Lebih terperinciPEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS I. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari dan memahami golongan darah. 2. Untuk mengetahui cara menentukan golongan darah pada manusia. II. Tinjauan Pustaka Jenis penggolongan
Lebih terperinciData Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan
ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Data Demografi Nama Umur Pekerjaan Alamat a. Aktifitas dan istirahat Ø Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal Ø Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga b. Sirkulasi
Lebih terperinciPerdarahan Post Partum. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
Perdarahan Post Partum Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Perdarahan Pascasalin adalah kehilangan darah lebih dari 500 cc pada persalinan per vaginam ataupun 1000 cc
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 2.1 Perdarahan Postpartum Perdarahan postpartum ialah perdarahan yang masif berasal dari tempat implantasi plasenta, robekan dari
Lebih terperinciKEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI Asuhan Keperawatan : Emboli Cairan Ketuban Kelompok 13 : Carla Nasbar 1311311086 Puti Lenggo Geni 1311311074 Vhira Nadiandra Pratiwi 1311311008 Prodi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas
Lebih terperinciOleh : Devi Setiyana P
Oleh : Devi Setiyana P2.06.20.2.10.008 Pengertian Solutio Plasenta adalah lepasnya plasenta dengan implantasi normal sebelum waktunya pada kehamilan yang berusia di atas 28 minggu. Solusio plasenta (abruptio
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Definisi Kematian Maternal Kematian maternal merupakan kematian dari setiap wanita selama masa kehamilan, bersalin atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA NIKEN ANDALASARI Pengertian Eklampsia Eklampsia adalah suatu keadaan dimana didiagnosis ketika preeklampsia memburuk menjadi kejang (Helen varney;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan yang paling penting untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak. Penyebab (AKI) Angka
Lebih terperinciVENTRIKEL SEPTAL DEFECT
VENTRIKEL SEPTAL DEFECT 1. Defenisi Suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan 2. Patofisiologi Adanya defek ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri
Lebih terperinciPENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap Dari data subjektif didapatkan hasil, ibu bernama Ny. R umur 17 tahun, dan ini merupakan
Lebih terperinciHemoragik antepartum (HAP) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
Hemoragik antepartum (HAP) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi HAP dapat dikategorikan menjadi tiga berdasarkan usia kehamilan saat kejadian perdarahan terjadi, yaitu
Lebih terperinciPreeklampsia dan Eklampsia
Preeklampsia dan Eklampsia P2KS PROPINSI SUMATERA UTARA 1 Tujuan Membahas praktek terbaik untuk mendiagnosis dan menatalaksana hipertensi, pre-eklampsia dan eklampsia Menjelaskan strategi untuk mengendalikan
Lebih terperinciEMBOLI AMNION. Oleh: Asri Sukawati Putri G Periode 24 Maret April Pembimbing: dr. Ardana Tri A., M.Si., Sp.An
EMBOLI AMNION Oleh: Asri Sukawati Putri G99122020 Periode 24 Maret 2014 5 April 2014 Pembimbing: dr. Ardana Tri A., M.Si., Sp.An KEPANITERAAN KLINIK LAB/SMF ANESTHESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FAKULTAS
Lebih terperinciMONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I
MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I Hemodinamik Aliran darah dalam sistem peredaran tubuh kita baik sirkulasi magna/ besar maupun sirkulasi parva/ sirkulasi dalam paru paru. Monitoring
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Plasenta Previa 2
TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Klasifikasi Plasenta previa ialah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sedemikian rupa sehingga menutupi sebagian atau seluruh dari ostium uteri internum.
Lebih terperinciPATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) DEFENISI PDA kegagalan menutupnya duktus arteriosus ( arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal ) pd minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah
Lebih terperinciPERSALINAN NORMAL ( KALA IV )
PERSALINAN NORMAL ( KALA IV ) Pengertian Bagian kebidanan dan kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo masih mengenal kala IV, yaitu satu jam setelah placenta
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ketuban Pecah Dini 2.1.1 Definisi Ketuban Pecah Dini didefinisikan sebagai pecahnya ketuban pada saat pembukaan kurang dari 3-4 cm. Ketuban pecah disebut sebagai Ketuban Pecah
Lebih terperinci1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh
1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum). Klasifikasi
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN HEMATOLOGI : DIC (DISSEMINATED INTRAVASCULAR COAGULATION) BY : HASRAT JAYA ZILIWU, S.Kep
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN HEMATOLOGI : DIC (DISSEMINATED INTRAVASCULAR COAGULATION) BY : HASRAT JAYA ZILIWU, S.Kep A. DEFENISI Koagulasi Intravaskular Diseminata (KID/DIC) adalah suatu sindrom
Lebih terperinciPERDARAHAN POST PARTUM E.C. RETENSIO SISA PLASENTA. Pembimbing: Dr. H. Agung Suhadi, Sp.OG (K) Oleh: Tejo Sujatmiko
PERDARAHAN POST PARTUM E.C. RETENSIO SISA PLASENTA Pembimbing: Dr. H. Agung Suhadi, Sp.OG (K) Oleh: Tejo Sujatmiko STATUS PASIEN IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. N Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 383 thn Alamat
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Dari 2 artikel tentang syok traumatik diatas membahas tentang syok traumatik yaitu syok
BAB III PEMBAHASAN Dari 2 artikel tentang syok traumatik diatas membahas tentang syok traumatik yaitu syok karena trauma tidak dikatakan sebagai syok hipovolemik, selain itu juga dalam penatalaksanaan
Lebih terperinciKOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta
KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum
Lebih terperincisekresi Progesteron ACTH Estrogen KORTISOL menghambat peningkatan sintesis progesteron produksi prostaglandin
Pengertian Macam-macam obat uterotonika Cara kerja / khasiat obat uterotonika Indikasi dan kontraindikasi Dosis yang digunakan Efek samping dan cara mengatasinya Obat Uterotonika - 2 Pada aterm, sekresi
Lebih terperinciPERTOLONGAN GAWAT DARURAT
PERTOLONGAN GAWAT DARURAT I. DESKRIPSI SINGKAT Keadaan gawatdarurat sering terjadi pada jemaah haji di Arab Saudi. Keterlambatan untuk mengidentifikasi dan memberikan pertolongan yang tepat dan benar dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu hal yang menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Kehamilan sebagai hal yang fisiologis akan dapat menjadi patologis jika terdapat kelainankelainan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melahirkan merupakan puncak peristiwa dari serangkaian proses kehamilan, sehingga banyak wanita hamil khawatir, cemas dan gelisah menanti saat kelahiran tiba. Setiap
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN HPP
1. Pengertian Haemoragik Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi.hpp diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa Plasenta merupakan bagian dari kehamilan yang penting, mempunyai bentuk bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500 gram. Plasenta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rahim, tanpa rasa sakit dan koordinasi yang di sebut Braxton Hiks. Kontraksi ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama kehamilan berlangsung dapat terjadi kontraksi ringan pada seluruh rahim, tanpa rasa sakit dan koordinasi yang di sebut Braxton Hiks. Kontraksi ini lebih lanjut
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, disiplin ilmu yang dipakai adalah obstetri dan ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di bagian
Lebih terperinciPERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO
PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia. ISPA dapat diklasifikasikan menjadi infeksi saluran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur 45-54 tahun, yakni mencapai 15,9% dan meningkat menjadi 26,8% pada kelompok umur 55-64 tahun. Prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian di negara maju dan diperkirakan akan terjadi di negara berkembang pada tahun 2020 (Tunstall. 1994). Diantaranya,
Lebih terperinciBAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciDeteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas
Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas SELAMA KEHAMILAN Ada 6 (enam) tanda bahaya dalam masa periode antenatal 1. Perdarahan pervagina 2. Sakit kepala
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Emboli air ketuban atau amniotic fluid embolism (AFE) merupakan suatu sindrom katastrofik yang terjadi selama kehamilan dan persalinan
I. PENDAHULUAN Emboli air ketuban atau amniotic fluid embolism (AFE) merupakan suatu sindrom katastrofik yang terjadi selama kehamilan dan persalinan atau segera setelah melahirkan (postpartum). 1 AFE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh rumah sakit di Indonesia dengan angka kematian 5,7%-50% dalam tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sindrom syok dengue (SSD) adalah manifestasi demam berdarah dengue (DBD) paling serius. Angka morbiditas infeksi virus dengue mencapai hampir 50 juta kasus per tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi kehamilan merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan. Komplikasi kehamilan merupakan salah satu penyebab angka kematian ibu dan janin.
Lebih terperinciPatologi persalinan (2)
Patologi persalinan (2) Mampu membuat diagnosis klinis, terapi pendahuluan, dan merujuk pada kasus-kasus terkait patologi persalinan Dapat menentukan diagnosis banding dan mengusulkan terapi pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN DEFINISI ETIOLOGI
BAB I PENDAHULUAN Banyaknya jenis status epileptikus sesuai dengan bentuk klinis epilepsi : status petitmal, status psikomotor dan lain-lain. Di sini khusus dibicarakan status epileptikus dengan kejang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Non Goverment Organization (NGO) Forum on Indonesian Development (INFID) menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara dengan kematian
Lebih terperinciASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR. Dosen Pengasuh : Dr. Kartin A, Sp.A.
ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR Dosen Pengasuh : Dr. Kartin A, Sp.A. BATASAN Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko mengalami permasalahan pada sistem tubuh, karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Kematian perinatal
Lebih terperinciPERDARAHAN ANTEPARTUM
PERDARAHAN ANTEPARTUM Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu PLASENTA PREVIA Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi atau tertanam pada segmen bawah
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR Mei Vita Cahya Ningsih D e f e n I s i Sejak tahun1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby ( bayi berat lahir
Lebih terperinciPENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SHOCK HYPOVOLEMIK Setiawan, S.Kp., MNS KLASIFIKASI SHOCK HYPOVOLEMIC SHOCK CARDIOGENIC SHOCK SEPTIC SHOCK NEUROGENIC SHOCK ANAPHYLACTIC SHOCK TAHAPAN SHOCK TAHAP INISIAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan penyulit medis yang sering ditemukan pada kehamilan yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas baik ibu maupun perinatal. Hipertensi dalam
Lebih terperinciDr. Indra G. Munthe, SpOG
Dr. Indra G. Munthe, SpOG PENDAHULUAN Suatu kumpulan gejala berupa trombosis vena atau arteri disertai peninggian kadar antibodi anti post polipid (APA). SAF mengakibatkan kegagalan kehamilan yg berubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lain, dengan bantuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan dalam tujuan ke-5 pembangunan
Lebih terperinciKEHAMILAN GANDA. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
KEHAMILAN GANDA Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Materi pembelajaran (pengetahuan) Kehamilan Ganda Definisi Kehamilan ganda ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih
Lebih terperinciGANGGUAN NAPAS PADA BAYI
GANGGUAN NAPAS PADA BAYI Dr R Soerjo Hadijono SpOG(K), DTRM&B(Ch) Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi BATASAN Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya tanda tanda persalinan, yang ditandai dengan pembukaan serviks 3 cm pada primipara atau 5 cm pada
Lebih terperinciLBM 1 Bayiku Lahir Kecil
LBM 1 Bayiku Lahir Kecil STEP 1 1. Skor Ballard dan Dubowitz : penilaian dilakukan sebelum perawatan bayi, yang dinilai neurologisnya dan aktivitas fisik 2. Kurva lubschenko dan Nellhause : 3. Hyaline
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA A. PENGKAJIAN 1. IDENTITAS No. Rekam Medis : 55-13-XX Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI Kustini Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Persalinan gemelli merupakan salah satu penyebab kematian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bagian Obstetri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Plasenta previa adalah plasenta yang menutupi ostium uteri internum baik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plasenta previa adalah plasenta yang menutupi ostium uteri internum baik sepenuhnya atau sebagian atau yang meluas cukup dekat dengan leher rahim yang menyebabkan pendarahan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Asfiksia Neonatorum 2.1.1. Definisi Asfiksia neonatorum adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah saat lahir yang ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah suatu disfungsi neurologis akut (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala - gejala dan tanda
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
5 2.2. Cara Kerja Jantung Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol).
Lebih terperinciMengenal Penyakit Kelainan Darah
Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.
Lebih terperinciAuthor : Hirawati, S.Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.
Author : Hirawati, S.Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk Definisi Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Lebih terperinciSISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Organ Sistem Peredaran darah: darah, jantung, dan pembuluh. 1. Darah, tersusun atas: a. Sel-sel darah: 1) Sel darah merah (eritrosit) 2) Sel darah putih (leukosit) 3)
Lebih terperinciANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K.
ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K. (14019) 6.Ratna A. (14024) 7.Tetie (14026) ADAPTASI BAYI
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. yang ada di lahan praktek di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Dalam pembahasan ini penulis
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengankesenjangan yang ada di lahan praktek di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Dalam pembahasan ini penulis menggunakan Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan bidang kesehatan modern mencakup berbagai macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah sectio caesaria. Di negara
Lebih terperinciSYOK/SHOCK SITI WASLIYAH
SYOK/SHOCK SITI WASLIYAH SYOK sebagai kondisi kompleks yang mengancam jiwa, yang ditandai dengan tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan dan sel-sel tubuh (Rice 1991). Komponen-komponen aliran darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2015 Angka. Kematian Ibu (AKI) di dunia khususnya bagian ASEAN yaitu 923 per
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia khususnya bagian ASEAN yaitu 923 per 100.000 kelahiran hidup. Loas yaitu
Lebih terperinci