BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Data Penelitian Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan keuangan dan data pasar perusahaan-perusahaan terbuka yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masuk ke dalam 9 dari 10 periode pemilihan indeks LQ45 selama periode Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka pada penelitian ini diperoleh data sebanyak 18 sampel perusahaan dengan perincian sebagai berikut: Tabel 5.1 Kriteria Pemilihan Sampel Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah Perusahaan yang masuk ke dalam 9 dari 10 periode pemilihan indeks LQ45 selama periode Perusahaan sektor keuangan (5) Jumlah Sampel perusahaan yang memenuhi kriteria 18 Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian (2016) Pemilihan sampel diawali dengan memilih perusahaan-perusahaan yang masuk ke dalam 9 dari 10 periode pemilihan indeks LQ45 selama tahun Indeks LQ45 dipilih dengan mempertimbangkan tingkat likuiditas 71

2 72 tansaksi saham dan nilai kapitalisasi pasar yang tinggi. Pada data Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat 23 perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut. Selanjutnya sektor yang dikecualikan dari objek penelitian adalah sektor keuangan. Pengecualian ini disebabkan adanya regulasi tersendiri, serta perbedaan karakteristik laporan keuangan pada sektor keuangan dengan sektor lainnya. Berdasarkan hal tersebut penulis mengeliminasi 5 perusahaan yang berada di sektor keuangan. Setelah semua tahapan sampling dilakukan, didapatlah total sampel sebanyak 18 perusahaan dengan periode pengamatan lima tahun yaitu tahun 2010 hingga 2014, sehingga data yang digunakan untuk penelitian adalah sebanyak 90 data observasi (18 x 5 tahun) Statistik Deskriptif Pengukuran statistik deskriptif menunjukkan ukuran terpusat untuk semua variabel yang diteliti, baik variabel bebas maupun variabel terikat. Statistik deskriptif menggambarkan nilai rata-rata, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum dari masing-masing variabel tersebut untuk mendukung pengujian hasil statistik. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan audited serta data pasar perusahaan yang diteliti pada periode 2010 hingga 2014, diperoleh hasil data statistik deskriptif sebagai berikut:

3 73 Tabel 5.2 Statistik Deskriptif Variabel Obs. Rata-rata Std. Dev. Min Maks STOKP ROE ROA EPS ML LTDR TT Beta Sumber: Output Stata 12.0, data diolah (2016) Berdasarkan Tabel 5.2 di atas, dapat dilihat bahwa terdapat variabel terikat, yaitu harga saham (STOKP) dan variabel bebas, yaitu return on equity (ROE), return on assets (ROA), earnings per share (EPS), manajemen laba (ML), long-term debt ratio (LTDR), trading turnover (TT) dan beta saham (Beta) dengan jumlah sampel sebanyak 18 perusahaan dan 90 data observasi yang diperoleh pada periode Harga saham merupakan harga penutupan pada hari kerja ke-7 setelah tanggal 31 Maret dengan asumsi semua laporan keuangan audited sudah diterbitkan dan investor sudah menganalisis data tersebut. Pada tabel 5.2 di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata harga saham pada perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah dengan standar deviasi Nilai minimum harga saham 710 yaitu harga saham PT Kalbe Farma Tbk pada tahun 2011 dan nilai maksimum harga saham yaitu harga saham PT Gudang Garam Tbk pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian, PT Kalbe Farma Tbk pada tahun 2011 merupakan perusahaan

4 74 yang memiliki harga saham paling rendah dibandingkan perusahaan lain, sedangkan PT Gudang Garam Tbk pada tahun 2011 merupakan perusahaan yang memiliki harga saham paling tinggi dibandingkan perusahaan lain. Return on equity (ROE) digunakan untuk membuat perbandingan antara laba bersih dengan modal yang digunakan. Pada Tabel 5.2 di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata ROE adalah sebesar dengan standar deviasi Hal ini menunjukkan secara rata-rata, perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini mampu menghasilkan laba bersih sebesar persen dari total modal yang dimilki. Nilai minimum ROE yaitu ROE PT Vale Indonesia Tbk pada tahun 2013 dan nilai maksimum ROE yaitu ROE PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian, PT Vale Indonesia Tbk pada tahun 2013 merupakan perusahaan yang memiliki ROE paling rendah dibandingkan perusahaan lain, sedangkan PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2013 merupakan perusahaan yang memiliki ROE paling tinggi dibandingkan perusahaan lain. Return on assets (ROA) digunakan untuk membuat perbandingan antara laba bersih dengan total aset yang digunakan. Pada Tabel 5.2 di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata ROA adalah sebesar dengan standar deviasi Hal ini menunjukkan secara rata-rata, perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini mampu menghasilkan laba bersih sebesar persen dari total aset yang dimiliki. Nilai minimum ROA yaitu ROA PT Vale Indonesia Tbk pada tahun 2013 dan nilai maksimum ROA

5 yaitu ROA PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian, PT Vale Indonesia Tbk pada tahun 2013 merupakan perusahaan yang memiliki ROA paling rendah dibandingkan perusahaan lain, sedangkan PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2012 merupakan perusahaan yang memiliki ROA paling tinggi dibandingkan perusahaan lain. Earnings per share (EPS) digunakan untuk membuat perbandingan antara laba bersih dengan jumlah lembar saham yang beredar. Pada Tabel 5.2 di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata EPS adalah sebesar dengan standar deviasi Hal ini menunjukkan secara rata-rata, perusahaanperusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini mampu menghasilkan laba bersih sebesar rupiah per lembar saham. Nilai minimum EPS yaitu EPS PT Lippo Karawaci Tbk pada tahun 2010 dan nilai maksimum EPS yaitu EPS PT Indo Tambangraya Megah Tbk pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian, PT Lippo Karawaci Tbk pada tahun 2010 merupakan perusahaan yang memiliki EPS paling rendah dibandingkan perusahaan lain, sedangkan PT Indo Tambangraya Megah Tbk pada tahun 2011 merupakan perusahaan yang memiliki EPS paling tinggi dibandingkan perusahaan lain. Manajemen laba (ML) digunakan untuk menunjukkan perbandingan arus kas yang diterima dari aktivitas operasional dengan total penjualan. Pada Tabel 5.2 di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata ML adalah sebesar

6 76 dengan standar deviasi Hal ini menunjukkan secara rata-rata, perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini menerima kas dari aktivitas operasional sebesar persen dari total penjualan. Nilai minimum ML yaitu ML PT Lippo Karawaci Tbk pada tahun 2013 dan nilai maksimum ML yaitu ML PT Vale Indonesia Tbk pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian, PT Lippo Karawaci Tbk pada tahun 2013 merupakan perusahaan yang memiliki kualitas laba paling rendah dibandingkan perusahaan lain, sedangkan PT Vale Indonesia Tbk pada tahun 2010 merupakan perusahaan yang memiliki kualitas laba paling tinggi dibandingkan perusahaan lain. Long-term debt ratio (LTDR) digunakan untuk membuat perbandingan antara utang jangka panjang dengan utang jangka panjang plus modal. Pada Tabel 5.2 di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata LTDR adalah sebesar dengan standar deviasi Hal ini menunjukkan secara rata-rata, proporsi utang jangka panjang terhadap struktur modal perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah sebesar persen. Nilai minimum LTDR 0 yaitu LTDR PT Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2010, 2011 dan 2012, PT Gudang Garam Tbk pada tahun 2010,2011,2012,2013 dan 2014, PT Indo Tambangraya Megah Tbk pada tahun 2010,2011,2012,2013 dan 2014, PT Kalbe Farma Tbk pada tahun 2011, 2012 dan 2013, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk pada tahun 2010,2011,2012,2013 dan 2014, PT. Bukit Asam Tbk pada tahun 2010, 2011

7 77 dan 2013 serta PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2010,2011,2012,2013 dan 2014 dan nilai maksimum LTDR yaitu LTDR PT Jasa Marga Tbk pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian, PT Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2010, 2011 dan 2012, PT Gudang Garam Tbk pada tahun 2010,2011,2012,2013 dan 2014, PT Indo Tambangraya Megah Tbk pada tahun 2010,2011,2012,2013 dan 2014, PT Kalbe Farma Tbk pada tahun 2011, 2012 dan 2013, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk pada tahun 2010,2011,2012,2013 dan 2014, PT. Bukit Asam Tbk pada tahun 2010, 2011 dan 2013 serta PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2010,2011,2012,2013 merupakan perusahaan yang memiliki LTDR paling rendah dibandingkan perusahaan lain, sedangkan PT Jasa Marga Tbk pada tahun 2014 merupakan perusahaan yang memiliki LTDR paling tinggi dibandingkan perusahaan lain. Trading turnover (TT) digunakan untuk membuat perbandingan antara jumlah lembar saham yang ditransaksikan pada suatu periode dengan jumlah lembar saham yang beredar pada suatu periode. Pada Tabel 5.2 di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata TT adalah sebesar dengan standar deviasi Hal ini menunjukkan secara rata-rata, saham dari perusahaanperusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini ditransaksikan sebesar persen dari jumlah lembar saham yang beredar. Nilai minimum TT yaitu TT PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2014 dan nilai maksimum TT yaitu TT PT Lippo Karawaci Tbk pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian, PT Unilever Indonesia Tbk pada

8 78 tahun 2014 merupakan perusahaan yang likuiditas sahamnya paling rendah dibandingkan perusahaan lain, sedangkan PT Lippo Karawaci Tbk pada tahun 2010 merupakan perusahaan yang likuiditas sahamnya paling tinggi dibandingkan perusahaan lain. Beta saham digunakan untuk mengukur tingkat sensitivitas return saham terhadap return pasar. Pada tabel 5.2 di atas, diketahui bahwa nilai ratarata beta adalah sebesar dengan standar deviasi Hal ini menunjukkan secara rata-rata, saham perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini memiliki tingkat sensitivitas return sebesar 0.89 terhadap return pasar. Nilai minimum beta yaitu beta PT Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2014 dan nilai maksimum beta yaitu beta PT Indo Tambangraya Megah Tbk pada tahun Hasil Estimasi Model Model regresi pada penelitian ini adalah sebagai berikut: STOKPit = β0 + β1roe1t + β2roait + β3epsit + β4mlit + β5ltdrit + β6ttit + β7betait + εit Di mana: STOKP ROE ROA EPS ML LTDR : harga saham : return on equity : return on assets : earnings per share : manajemen laba : long term debt ratio

9 79 TT Beta : trading turnover : beta saham Hasil estimasi dengan model ordinary least square (OLS), fixed effect model (FEM) dan random effect model (REM) menggunakan Stata versi 12.0 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.3 Hasil Estimasi Model VARIABEL SIMBOL HARGA SAHAM Intersep C ***) *) ***) Return on equity ROE ***) ***) ***) Return on assets ROA ***) **) ***) Earnings per share EPS ***) **) ***) Manajemen Laba ML Long-term debt ratio LTDR ***) ***) Trading turnover TT *) Beta Saham Beta **) **) R-squared F Prob > F Wald chi Prob > chi Total Observasi Model OLS FEM REM Sumber: Output Stata 12.0, data diolah (2016) *) signifikan pada tingkat 10% **) signifikan pada tingkat 5% ***) Signifikan pada tingkat 1% Berdasarkan Tabel 5.3, hasil estimasi dengan menggunakan OLS menunjukkan nilai R 2 sebesar yang berarti secara keseluruhan variabel bebas dalam persamaan tersebut mampu menjelaskan harga saham sebesar 82.99% selama periode pengamatan, sedangkan sisanya sebesar 17.01%

10 80 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan tersebut. Variabel-variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham pada model ini, yaitu ROE, ROA, EPS dan LTDR. Hasil estimasi dengan menggunakan FEM menunjukkan nilai R 2 sebesar yang berarti secara keseluruhan variabel bebas dalam persamaan tersebut mampu menjelaskan harga saham sebesar 53.26% selama periode pengamatan, sedangkan sisanya sebesar 46.74% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan tersebut. Variabel-variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham pada model ini, yaitu ROE, ROA, EPS dan Beta. Hasil estimasi dengan menggunakan REM menunjukkan nilai R 2 sebesar yang berarti secara keseluruhan variabel bebas dalam persamaan tersebut mampu menjelaskan harga saham sebesar 81.86% selama periode pengamatan, sedangkan sisanya sebesar 18.14% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan tersebut. Variabel-variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham pada model ini, yaitu ROE, ROA, EPS, LTDR dan Beta Hasil Pemilihan Model Estimasi Regresi Data Panel Hasil Uji Chow Uji Chow bertujuan untuk memilih antara model ordinary least square (OLS) atau model fixed effect (FEM). Uji Chow pada

11 81 perangkat lunak stata dapat dilakukan dengan menggunakan F restricted, yaitu dengan cara membandingkan nilai prob F hasil output FEM dengan tingkat signifikansi α: Uji hipotesis untuk uji Chow adalah: H0 H1 = model estimasi mengikuti OLS = model estimasi mengikuti FEM Kriteria penolakan H0: Tolak H0 jika nilai prob F lebih kecil dari α: 0.05 Hasil uji Chow dengan Stata versi 12.0 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.4 Hasil Uji Chow F test that all u_i=0: F(17, 65) = 6.05 Prob > F = Sumber: Output Stata 12.0, data diolah (2016) Hasil di atas menunjukkan nilai prob F lebih kecil dari α: 0.05 sehingga H0 ditolak, artinya model estimasi mengikuti model fixed effect (FEM) Hasil Uji Hausman Uji Hausman bertujuan untuk memilih antara model fixed effect (FEM) atau model random effect (REM). Uji hipotesis untuk uji Hausman adalah:

12 82 H0 H1 = model estimasi mengikuti REM = model estimasi mengikuti FEM Kriteria penolakan H0: Tolak H0 jika nilai prob chi square lebih kecil dari α: 0.05 Hasil uji Hausman dengan Stata versi 12.0 dapat dilihat pada tabel berikut: chi2(6) Tabel 5.5 Uji Hausman Prob>chi Sumber: Output Stata 12.0, data diolah (2016) Hasil uji Hausman pada tabel di atas menunjukkan nilai prob chi2 lebih besar dari 0.05 sehingga H0 diterima, artinya model estimasi mengikuti model random effect Hasil Uji Lagrange Multiplier (LM) Uji Lagrange Multiplier bertujuan untuk memilih antara model ordinary least square (OLS) atau model random effect (REM). Uji ini perlu dilakukan karena hasil uji Hausman menunjukkan model yang lebih baik adalah model random effect. Uji hipotesis untuk uji Lagrange Multiplier adalah: H0 H1 = model estimasi mengikuti OLS = model estimasi mengikuti REM

13 83 Kriteria penolakan H0: Tolak H0 jika nilai prob chibar2 lebih kecil dari α: 0.05 Hasil uji Lagrange Multiplier dengan Stata versi 12.0 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.6 Hasil Uji Lagrange Multiplier Chibar2 Prob > chibar Sumber: Output Stata 12.0, data diolah (2016) Hasil uji Lagrange Multiplier pada tabel di atas menunjukkan nilai menunjukkan nilai prob chibar2 lebih kecil dari 0.05 sehingga H0 ditolak, artinya model estimasi mengikuti model random effect Hasil Uji Asumsi Klasik Model regresi yang paling tepat berdasarkan hasil uji formal, yaitu model random effect (REM). Asumsi autokorelasi dan heteroskedastisitas pada REM diabaikan sebab menggunakan kaidah generalized least square. Namun demikian asumsi normalitas residual dan multikolinearitas tidak bisa diabaikan Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang diteliti memiliki distribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov satu sampel.

14 84 Uji Kolmogorov-Smirnov pada perangkat lunak stata dapat dilakukan dengan melihat nilai combined K-S pada output uji tersebut. Uji hipotesis untuk uji Kolmogorov-Smirnov adalah: H0 H1 = data mengikuti distribusi yang ditetapkan = data tidak mengikuti distribusi yang ditetapkan Kriteria penolakan H0: Tolak H0 jika nilai combined K-S lebih kecil dari α: 0.05 Tabel di bawah ini merupakan hasil uji Kolmogorov-Smirnov: Tabel 5.7 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Smaller group D P-value Corrected Res : Cumulative : Combined K-S : Sumber: Output Stata 12.0, data diolah (2016) Dari hasil di atas menunjukkan nilai combined K-S lebih besar dari 0.05 sehingga H0 diterima, artinya data telah mengikuti distribusi yang ditetapkan Hasil Uji Multikolinearitas Multikolinieritas berarti adanya korelasi antara beberapa variabel bebas dalam model regresi. Untuk menentukan ada tidaknya masalah multikolinieritas pada model estimasi dapat dideteksi dengan correlation matrix. Apabila nilai korelasi antara variabel bebas tidak lebih

15 85 dari 0.75 maka model estimasi dinyatakan tidak ada masalah multikolinieritas, begitu juga sebaliknya. Berikut ini adalah matrik korelasi: Tabel 5.8 Matrik Korelasi STOKP ROE ROA EPS ML LTDR TT Beta STOKP ROE ROA EPS ML LTDR TT Beta Sumber: Output Stata 12.0, data diolah (2016) Matrik korelasi di atas menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara variabel bebas ROE dan ROA, yang secara teoritis memang mempunyai hubungan. Hal ini dibuktikan dengan korealsi antara keduanya yang melebihi 0.75 yaitu sebesar Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pada model regresi terdapat masalah multikolinieritas Model Regresi Terbaik Sebagaimana pada analisis sebelumnya untuk ketiga model penelitian, dari uji Chow, uji Hausman dan uji Lagrange Multiplier menghasilkan suatu model regresi terbaik dalam penelitian ini yakni random

16 86 effect model (REM). Namun demikian pada uji asumsi klasik ditemukan adanya masalah multikolinieritas. Menurut Hoechle (2007:281) mengabaikan kemungkinan korelasi gangguan regresi panel dari waktu ke waktu dan antara subjek dapat menyebabkan inferensi statistik bias. Untuk mengatasi hal tersebut REM menggunakan robust atau kebal standar eror. Hasil estimasi dari model REM setelah menggunkan kebal standar eror dengan Stata versi 12.0 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.9 Model REM Robust VARIABEL SIMBOL HARGA SAHAM (STOKP) Intersep C **) Return on equity ROE ***) Return on assets ROA ***) Earnings per share EPS ***) Manajemen Laba ML Long-term debt ratio LTDR **) Trading turnover TT Beta Saham Beta R-squared Wald chi Prob > chi Total Observasi 90 Model Random Effects Robust Sumber: Output Stata 12.0, data diolah (2016) *) signifikan pada tingkat 10% **) signifikan pada tingkat 5% ***) Signifikan pada tingkat 1% Setelah menggunakan robust pada model random effect (REM), model terlihat lebih baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya nilai Wald chi2 dari menjadi Perubahan selanjutnya yang terjadi

17 87 adalah variabel beta yang pada REM sebelumnya berpengaruh signifikan, menjadi tidak signifikan pada REM setelah menggunakan robust. Hal tersebut dapat dipahami, karena masalah multikolinieritas dapat mempengaruhi uji z. Model random effect dengan robust menghasilkan persamaan sebagai berikut: STOKP = (ROE)it (ROA)it (EPS)it (ML)it (LTDR)it (TT)it (Beta)it + εit Berikut adalah analisis hasil persamaan di atas: 1) Konstanta = Hasil ini menunjukkan bahwa apabila tidak terdapat variabel bebas, seperti ROE, ROA, EPS, ML, LTDR, TT dan Beta maka besarnya STOKP adalah sebesar ) ROE = Koefisien regresi ROE pada pengujian sebesar , yang artinya adalah ROE mempunyai pengaruh positif terhadap STOKP, sehingga apabila ROE naik 1 satuan maka STOKP akan naik sebesar satuan. 3) ROA = Koefisien regresi ROA pada pengujian sebesar , yang artinya adalah ROA mempunyai pengaruh negatif terhadap STOKP, sehingga

18 88 apabila ROA naik 1 satuan maka STOKP akan turun sebesar satuan. 4) EPS = Koefisien regresi EPS pada pengujian sebesar , yang artinya adalah EPS mempunyai pengaruh positif terhadap STOKP, sehingga apabila EPS naik 1 satuan maka STOKP akan naik sebesar satuan. 5) ML = Koefisien regresi ML pada pengujian sebesar , yang artinya adalah ML mempunyai pengaruh positif terhadap STOKP, sehingga apabila ML naik 1 satuan maka STOKP akan naik sebesar satuan. 6) LTDR = Koefisien regresi LTDR pada pengujian sebesar , yang artinya adalah LTDR mempunyai pengaruh negatif terhadap STOKP, sehingga apabila LTDR naik 1 satuan maka STOKP akan turun sebesar satuan. 7) TT = Koefisien regresi TT pada pengujian sebesar , yang artinya adalah TT mempunyai pengaruh negatif terhadap STOKP, sehingga

19 89 apabila TT naik 1 satuan maka STOKP akan turun sebesar satuan. 8) Beta = Koefisien regresi Beta pada pengujian sebesar , yang artinya adalah Beta mempunyai pengaruh positif terhadap STOKP, sehingga apabila Beta naik 1 satuan maka STOKP akan naik sebesar satuan Hasil Uji Kriteria Statistik Model Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi berganda (R 2 ) adalah suatu nilai yang menggambarkan seberapa besar variasi dari variabel terikat dapat diterangkan oleh variabel bebas. Nilai koefisien determinasi sama dengan 0 artinya variasi dari variabel terikat tidak dapat diterangkan oleh variabel bebas sama sekali. Sementara bila koefisien determinasi sama dengan 1 artinya variasi dari variabel terikat secara keseluruhan dapat diterangkan oleh variabel bebas. Berikut adalah tabel hasil R 2 : Tabel 5.10 Hasil R 2 Model R-Squared REM dengan robust Sumber: Output Stata 12.0, data diolah (2016)

20 90 Hasil regresi pada tabel di atas menunjukkan nilai koefisien determinasi (R 2 ) adalah sebesar atau 81.86%. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel independen yaitu return on equity (ROE), return on assets (ROA), earnings per share (EPS), manajemen laba (ML), long-term debt ratio (LTDR), trading turnover (TT) dan beta saham (Beta) mampu menjelaskan variabel harga saham (STOKP) sebesar 81.86%, dan sisanya sebesar 18.14% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan tersebut Uji Simultan Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Pada model random effect pengujian dilakukan dengan membandingkan Wald chi2 stat dengan nilai chi2 tabel dan tingkat signifikansi prob chi2. Untuk penolakan H0 yaitu hipotesis nol akan ditolak jika nilai wald chi2 stat lebih besar dari nilai chi2 tabel atau bila prob chi2 lebih kecil dari α: Berikut adalah tabel hasil uji simultan: Tabel 5.11 Hasil Uji Simultan Model Wald Chi2 Prob > Chi2 Keterangan REM dengan robust Signifikan Sumber: Output Stata 12.0, data diolah (2016)

21 91 Berdasarkan hasil di atas diketahui bahwa uji ini menghasilkan nilai Wald chi2 sebesar dengan probabilitas sebesar Nilai prob chi2 tersebut lebih kecil dari α: 0.05 atau signifikan secara statistik. Hal tersebut menunjukkan variabel-variabel bebas yaitu return on equity (ROE), return on assets (ROA), earnings per share (EPS), manajemen laba (ML), long-term debt ratio (LTDR), trading turnover (TT) dan beta saham (Beta) secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu harga saham (STOKP) Uji Parsial (Uji z) Uji z digunakan untuk melihat tingkat signifikansi masingmasing variabel bebas yaitu return on equity (ROE), return on assets (ROA), earnings per share (EPS), manajemen laba (ML), long-term debt ratio (LTDR), trading turnover (TT) dan beta saham (Beta) terhadap variabel terikat yaitu harga saham (STOKP) dengan mengasumsikan variabel bebas lainnya konstan. Pada model random effect dengan menggunakan stata, pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai z-stat dengan nilai kritis z-tabel dan tingkat signifikansi P> z. Hipotesis nol akan ditolak bila (P> z ) lebih kecil dari α: 0.05 atau nilai z-stat lebih besar dari nilai kritis z-tabel. Berikut adalah tabel hasil uji z:

22 92 Tabel 5.12 Hasil Uji z Variabel Koefisien z P> z Keterangan C ROE Signifikan ROA Signifikan EPS Signifikan ML Tidak Signifikan LTDR Signifikan TT Tidak Signifikan Beta Tidak Signifikan Sumber: Output Stata 12.0, data diolah (2016) Berikut ini merupakan pembahasan dari hasil uji z: Hipotesis Pertama (H1): Return on equity (ROE) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Variabel ROE menunjukkan nilai z-stat sebesar 4.73 dengan probabilitas Nilai probabilitas ini lebih kecil dari alpha Hal ini menunjukkan bahwa variabel ROE berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sehingga pada penelitian ini H1 diterima. Nilai koefisien ROE adalah sebesar atau memiliki arah positif, yang menandakan bahwa semakin tinggi ROE maka harga saham akan semakin meningkat. ROE memiliki koefisien tertinggi, yang berarti ROE

23 93 merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham dibandingkan variabel-variabel lainnya pada penelitian ini. Hipotesis Kedua (H2): Return on assets (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Variabel ROA menunjukkan nilai z-stat sebesar dengan probabilitas Nilai probabilitas ini lebih kecil dari alpha Hal ini menunjukkan bahwa variabel ROA berpengaruh negatif signifikan, sehingga pada penelitian ini H2 ditolak. Nilai koefisien ROA adalah sebesar atau memiliki arah negatif, yang menandakan bahwa semakin tinggi ROA maka harga saham akan semakin menurun. Hipotesis Ketiga (H3): Earnings per share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Variabel EPS menunjukkan nilai z-stat sebesar 3.52 dengan probabilitas Nilai probabilitas ini lebih kecil dari alpha Hal ini menunjukkan bahwa variabel EPS berpengaruh positif signifikan, sehingga pada penelitian ini H3 diterima. Nilai koefisien EPS adalah sebesar atau memiliki arah positif, yang menandakan bahwa semakin tinggi EPS maka harga saham akan semakin meningkat.

24 94 Hipotesis Keempat (H4): Kualitas laba berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. ML menunjukkan nilai z-stat sebesar 0.14 dengan probabilitas Nilai probabilitas ini lebih besar dari alpha Hal ini menunjukkan bahwa variabel ML berpengaruh positif tidak signifikan, sehingga pada penelitian ini H4 ditolak. Nilai koefisien ML adalah sebesar atau memiliki arah positif, yang menandakan bahwa semakin tinggi kualitas laba maka harga saham akan semakin meningkat. Hipotesis Kelima (H5): LTDR berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Long-term debt ratio (LTDR) menunjukkan nilai z-stat sebesar dengan probabilitas Nilai probabilitas ini lebih kecil dari alpha Hal ini menunjukkan bahwa variabel LTDR berpengaruh negatif signifikan, sehingga pada penelitian ini H5 diterima. Nilai koefisien LTDR adalah sebesar atau memiliki arah negatif, yang menandakan bahwa semakin tinggi proporsi utang jangka panjang dibandingkan dengan total ekuitas maka harga saham akan semakin menurun. Hipotesis Keenam (H6): Likuiditas saham berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

25 95 Trading turnover (TT) menunjukkan nilai z-stat sebesar dengan probabilitas Nilai probabilitas ini lebih besar dari alpha Hal ini menunjukkan bahwa variabel TT berpengaruh negatif tidak signifikan, sehingga pada penelitian ini H6 ditolak. Nilai koefisien TT adalah sebesar atau memiliki arah negatif, yang menandakan bahwa semakin tinggi tingkat likuiditas saham maka harga saham akan semakin menurun. Hipotesis Ketujuh (H7): Beta berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham perusahaan non keuangan di indeks LQ45 periode Beta menunjukkan nilai z-stat sebesar 0.98 dengan probabilitas Nilai probabilitas ini lebih besar dari alpha Hal ini menunjukkan bahwa variabel beta berpengaruh positif tidak signifikan, sehingga pada penelitian ini H7 ditolak. Nilai koefisien beta adalah sebesar atau memiliki arah positif, yang menandakan bahwa semakin tinggi beta maka harga saham akan semakin tinggi Pembahasan Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap Harga Saham Dari hasil pengujian variabel return on equity (ROE) terhadap harga saham dapat diketahui bahwa variabel ROE berpengaruh secara positif signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis pertama (H1) diterima. Hal

26 96 ini dibuktikan dengan nilai z sebesar 4.73 dan (P> z ) lebih kecil dari α: 0.05 serta nilai koefisien ROE sebesar yang menunjukkan arah positif. Hasil temuan ini konsisten dengan penelitian Putri (2010) dimana hasil penelitiannya menyatakan terdapat pengaruh positif signifikan ROE terhadap return saham, namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan Djazuli (2006) yang menyatakan ROE berpengaruh negatif signifikan dan penelitian Kabajeh et al. (2012) dan Susilowati dan Turyanto (2011) yang menyatakan ROE tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil temuan penelitian ini yang menyatakan ROE berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham dapat dijelaskan secara teoritis, seperti pendapat Ross et al. (2013:64) yang menyatakan bahwa ROE merupakan pengukur dari nasib pemegang saham pada suatu periode, dan karena memaksimalkan kemakmuran pemegang saham merupakan tujuan utama perusahaan, maka dalam pengertian akuntansi ROE merupakan inti dari pengukuran kinerja. Hasil temuan juga sejalan dengan pendapat Reilly dan Brown (2012:288) yang menyatakan bahwa ROE sangat penting, karena mengindikasikan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh manajemen dari modal yang disediakan oleh pemegang saham setelah pembayaran kewajiban terhadap pihak-pihak berkepentingan lainnya diselesaikan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, diterimanya H1 disebabkan ROE merupakan indikator kesuksesan atau kegagalan dari suatu perusahaan dalam rangka memaksimumkan pengembalian ekuitas kepada pemegang saham.

27 97 Perhitungan ROE yang sederhana juga sangat mudah dipahami oleh para praktisi, sehingga ketika terjadi kenaikan ROE, pasar dapat dengan segera mengidentifikasinya sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam menghasilkan laba, yang mana hal tersebut akan segera meningkatkan permintaan saham perusahaan yang bersangkutan dan menaikkan harga sahamnya Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap Harga Saham Dari hasil pengujian variabel return on assets (ROA) terhadap harga saham dapat diketahui bahwa variabel ROA berpengaruh secara negatif signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis kedua (H2) ditolak. Hal ini dibuktikan dengan nilai z sebesar dan (P> z ) lebih kecil dari α: 0.05 serta nilai koefisien ROA sebesar yang menunjukkan arah negatif. Hasil temuan ini konsisten dengan penelitian Menaje (2012) yang menyatakan ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham, namun berbeda dengan hasil penelitian Kabajeh et al. (2012) yang menyatakan ROA berpengaruh positif terhadap harga saham serta penelitian Susilowati dan Turyanto (2011) yang menyatakan ROA tidak berpengaruh signifikan. Return on assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimilikinya (Ross et al., 2013:67). Secara teoritis semakin besar nilai ROA berarti semakin efisien perusahaan dalam mengelola

28 98 aset yang dimiliki, sehingga seharusnya peningkatan ROA memberikan sinyal kepada pelaku pasar bahwa perusahaan memiliki kinerja dalam menghasilkan laba yang baik, yang selanjutnya akan meningkatkan minat pasar dan menaikkan harga saham perusahaan. Ditolaknya H2 dapat dijelaskan dengan persamaan ROA yang merupakan rasio yang diperoleh dari pembagian antara laba bersih dengan total aset. Investor memperhitungkan aset yang besar sebagai kesanggupan perusahaan untuk beroperasi dalam jangka waktu yang lama untuk mewujudkan proyek serta aktivitas yang berkelanjutan. Berdasarkan hal tersebut pertumbuhan aset menjadi jauh lebih penting dibandingkan pertumbuhan laba. Implikasi dari hal tersebut adalah perusahaan dengan ROA yang semakin kecil dimaknai oleh investor sebagai tingginya pertumbuhan aset yang menandakan bahwa perusahaan sedang melakukan ekspansi dan akan memiliki pertumbuhan yang baik di masa depan, sehingga meningkatkan ketertarikan investor untuk berinvestasi pada sahamnya, yang pada akhirnya meningkatkan harga saham perusahaan yang bersangkutan Pengaruh Earnings per Share (EPS) terhadap Harga Saham Dari hasil pengujian variabel earnings per share (EPS) terhadap harga saham dapat diketahui bahwa variabel EPS berpengaruh secara positif signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis ketiga (H3) diterima. Hal ini

29 99 dibuktikan dengan nilai z sebesar 3.52 dan (P> z ) lebih kecil dari α: 0.05 serta nilai koefisien EPS sebesar yang menunjukkan arah positif. Hasil temuan ini konsisten dengan penelitian Djazuli (2006), Sia dan Tjun (2011) dan Menaje (2012) yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham, namun berbeda dengan hasil penelitian Susilowati dan Turyanto (2011) yang menyatakan EPS tidak memiliki pengaruh signifikan. Secara teoritis pengaruh positif EPS terhadap harga saham dapat dijelaskan oleh pernyataan Reilly dan Brown (2012:388) yang menyatakan bahwa investor mengasumsikan bahwa rasio price-earnings (PER) akan cenderung konstan sepanjang waktu, sehingga apabila hal ini benar maka harga saham akan bergerak lurus searah dengan earnings-nya. Berdasarkan pendapat di atas, diterimanya H3 disebabkan investor memperhitungkan pertumbuhan EPS sebagai suatu indikator pertumbuhan harga saham. Setiap perusahaan memiliki nilai PER yang cenderung tetap dan besarnya bergantung dari bagaimana pelaku pasar memandang prospek perusahaan berdasarkan kinerjanya ataupun berdasarkan sektor industri di mana perusahaan tersebut berada. Beberapa sektor industri memiliki PER yang lebih tinggi dibanding PER industri lainnya, seperti misalnya perusahaan-perusahaan di sektor konsumsi yang lebih kebal terhadap perlambatan ekonomi memiliki PER yang lebih tinggi dibandingkan PER pada perusahaan-perusahaan di sektor komoditas yang cenderung rentan terhadap isu-isu makro. Seperti yang telah

30 100 dijelaskan sebelumnya, nilai PER cenderung tetap, sehingga kenaikkan EPS akan menyebabkan harga saham meningkat Pengaruh Kualitas Laba terhadap Harga Saham Dari hasil pengujian manajemen laba (ML) sebagai proksi dari kualitas laba terhadap harga saham dapat diketahui bahwa variabel ML berpengaruh secara positif tidak signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis keempat (H4) ditolak. Hal ini dibuktikan dengan nilai z sebesar 0.14 dan (P> z ) lebih besar dari α: 0.05 serta nilai koefisien manajemen laba sebesar yang menunjukkan arah positif, yang artinya kualitas laba berpengaruh negatif. Hasil temuan ini konsisten dengan penelitian Darwis (2012) yang menyatakan manajemen laba tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, namun berbeda dengan hasil penelitian Nuryaman (2013) dan Siallagan (2009) yang masing-masing menyatakan manajemen laba berpengaruh negatif erhadap return saham dan nilai perusahaan, yang artinya kualitas laba berpengaruh positif. Menurut Bernard dan Stober dalam Siallagan (2009) earnings dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila earnings yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna untuk membuat keputusan yang terbaik, dan dapat digunakan untuk menjelaskan atau memprediksi harga dan return saham. Hodge dalam Gamayuni (2012) mendefinisikan kualitas laba sebagai perbedaan antara

31 101 laba bersih yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dengan laba yang sesungguhnya. Ini artinya semakin besar akrual, kualitas laba semakin rendah, sehingga user tidak dapat membuat keputusan terbaik terkait kinerja perusahaan menghasilkan laba. Penelitian ini menghasilkan temuan yang menyatakan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tidak signifikannya variabel manajemen laba dalam penelitian ini dapat disebabkan karena penelitian menggunakan perusahaan dari berbagai macam sektor industri, yang mana tiap sektor pada dasarnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam hal penerimaan kas dari kegiatan penjualannya. Selanjutnya koefisien yang menunjukkan arah positif dapat disebabkan karena para praktisi pasar modal di Indonesia sudah memperhitungkan arus kas dari aktivitas operasional sebagai suatu indikator bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam menghasilkan laba yang berkualitas Pengaruh Struktur Modal terhadap Harga Saham Dari hasil pengujian long-term debt ratio (LTDR) sebagai proksi dari struktur modal terhadap harga saham dapat diketahui bahwa variabel LTDR berpengaruh secara negatif signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis kelima (H5) diterima. Hal ini dibuktikan dengan nilai z sebesar dan (P> z ) lebih kecil dari α: 0.05 serta nilai koefisien LTDR sebesar yang menunjukkan arah negatif.

32 102 Hasil temuan penelitian ini konsisten dengan penelitian Bahreini et al. (2013) yang menunjukkan leverage keuangan berpengaruh negatif terhadap harga saham, namun berbeda dengan Penelitian Buigut et al. (2013) yang menunjukkan penggunaan utang dan gearing ratio berpengaruh positif terhadap harga saham, serta penelitian Chowdhury dan Chowdhury (2010) yang menunjukkan long term debt to total assets tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara teoritis temuan penelitian ini yang menyatakan long-term debt ratio (LTDR) berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham dapat dijelaskan oleh the static theory of capital structure yang menyatakan struktur modal yang optimal didasarkan pada keseimbangan antara keuntungan pajak dan biaya kesulitan keuangan yang ditimbulkan dari penggunaan utang (Ross et al., 2013:539). Menurut teori ini keuntungan pajak dari penggunaan utang memiliki suatu batas, sehingga ketika utang perusahaan terus ditambah melewati batas tersebut maka nilai perusahaan akan terus turun dan weighted average cost of capital (WACC) akan terus naik. Berdasarkan static theory, diterimanya H5 disebabkan investor memperhitungkan naiknya penggunaan utang sebagai peningkatan risiko kesulitan keuangan. Hal ini relevan dengan kondisi perekonomian Indonesia yang memiliki tingkat suku bunga tinggi serta nilai tukar yang fluktuatif dan inferior di banding nilai mata uang yang menjadi special drawing right. Tingginya tingkat suku bunga di Indonesia bertujuan untuk menahan agar dana

33 103 asing tidak keluar, menyebabkan biaya utang menjadi tinggi, sehingga risiko default perusahaan yang struktur modalnya dibiayai utang sangat tinggi. Beberapa perusahaan yang berusaha memperoleh dana murah dari pinjaman luar negeri pun menghadapi risiko kesulitan keuangan yang sama besarnya, karena pengaruh fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar, yang merupakan mata uang yang sering digunakan untuk transaksi internasional. Implikasi dari hal tersebut adalah investor lebih memperhitungkan biaya kesulitan yang akan dihadapi perusahaan dengan utang yang tinggi, dibandingkan keuntungan pajak yang akan diterima, sehingga saham perusahaan yang struktur modalnya dibiayai dengan utang jangka panjang akan cenderung kurang menarik di mata investor, yang selanjutnya akan berakibat pada penurunan harga sahamnya Pengaruh Likuiditas Saham terhadap Harga Saham Dari hasil pengujian trading turnover (TT) sebagai proksi dari likuiditas saham terhadap harga saham dapat diketahui bahwa variabel TT berpengaruh secara negatif tidak signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis keenam (H6) ditolak. Hal ini dibuktikan dengan nilai z sebesar dan (P> z ) lebih besar dari α: 0.05 serta nilai koefisien TT sebesar yang menunjukkan arah negatif. Hasil temuan penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan adanya hubungan signifikan antara likuiditas saham dan harga saham. Penelitian Pathirawasam (2011) menunjukkan

34 104 perubahan trading volume di masa lalu berpengaruh negatif terhadap return saham, penelitian Luo et al. (2012) menunjukkan hubungan dua arah yang signifikan antara trading volume dengan harga saham serta penelitian Deden (2011) yang menunjukkan hubungan positif signifikan. Menurut Reilly dan Brown (2012:45) suatu aset dikatakan likuid apabila dapat dengan cepat dikonversi menjadi kas pada harga yang mendekati nilai pasar wajarnya. Investor akan mempertimbangkan hal tersebut terkait risiko likuiditas. Semakin sulit saham tersebut dikonversi menjadi kas, semakin besar risiko likuiditas. Likuiditas saham juga dapat mempengaruhi harga saham dengan adanya investor yang melakukan analisis teknikal. Para technician memandang prospek suatu saham tidak hanya dari pergerakan harganya, tetapi juga dari perubahan volume perdagangan. Berdasarkan teori tersebut ditolaknya H6 disebabkan pengujian dalam penelitian ini dilakukan pada periode tahunan yang mana kondisi fundamental perusahaan lebih mempengaruhi keputusan jual atau beli suatu saham dibandingkan volume perdagangannya. Hal ini diperkuat oleh nilai koefisien trading turnover yang menunjukkan arah negatif, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi frekuensi perdagangan suatu saham, maka akan semakin tidak menarik bagi investor karena meningkatnya risiko fluktuasi harga saham. Pengaruh negatif ini konsisten dengan penelitian Pathirawasam (2011) yang menunjukkan tingkat trading volume di masa lalu berpengaruh negatif terhadap return saham, sedangkan penelitiannya yang menguji perubahan trading volume

35 105 kontemporer terhadap harga saham menunjukkan trading volume berpengaruh positif terhadap return saham Pengaruh Beta terhadap Harga Saham Dari hasil pengujian beta terhadap harga saham dapat diketahui bahwa variabel beta berpengaruh secara positif tidak signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis ketujuh (H7) ditolak. Hal ini dibuktikan dengan nilai z sebesar 0.98 dan (P> z ) lebih besar dari α: 0.05 serta nilai koefisien beta sebesar yang menunjukkan arah positif. Hasil temuan penelitian ini konsisten dengan penelitian Suharli (2005) yang menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara beta dan harga saham, namun berbeda dengan penelitian Theriou et al. (2010) dan Nurjanah dan Rosita (2008) yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan beta terhadap harga saham. Risiko sistematis merupakan risiko yang mempengaruhi sejumlah besar aset. Pengukuran dari risiko sistematis disebut beta (Reilly dan Brown, 2012:20). Beta mengukur sensitivitas return saham terhadap return pasar. Semakin besar fluktuasi return saham terhadap return pasar maka semakin besar pula nilai beta suatu saham. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil fluktuasi return saham terhadap return pasar maka semakin kecil pula nilai beta suatu saham.

36 106 Tidak signifikannya beta terhadap harga saham dapat disebabkan para pelaku pasar lebih memperhatikan risiko yang berasal dari fundamental perusahaan, dibandingkan dengan risiko yang berasal dari perhitungan statistik pergerakan harga saham. Selanjutnya koefisien yang menunjukkan arah positif dapat dijelaskan oleh hasil penelitian Theriou et al. (2010) yang menunjukkan hubungan positif antara beta dan return saham pada saat up market dan hubungan negatif antara beta dan return saham saat down market. Berdasarkan temuan tersebut koefisien beta yang dalam penelitian ini memiliki nilai positif dapat disebabkan oleh trend naik returns indeks LQ45 yang merupakan returns pasar pada periode , sehingga beta yang pada dasarnya merupakan tingkat sensitivitas dari returns saham terhadap returns pasar, dapat berpengaruh positif terhadap harga saham.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Metode penelitian bisnis merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang sahih dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah perusahaan yang masuk kedalam Jakarta Islamic Index pada tahun 2015. Jakarta Islamic Index melakukan penyaringan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan PT. Danareksa Investment Management (DIM) pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut : 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Size

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Variabel Penelitian Sebelum melihat hasil penelitian dilakukan untuk membuktikan suatu hipotesis, terlebih dahulu harus mengumpulkan data yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pasar Modal Efisien Pasar modal efisien merupakan suatu pasar dimana harga surat berharga yang diperdagangkan telah merefleksikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI sebanayak 460 perusahaan keseluruhan, dalam proses pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: 1. Data laporan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan hasil dari analisis data berdasarkan pengamatan variabel independen maupun variabel dependen yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Kerangka penelitian. memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan biaya-biaya modal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Kerangka penelitian. memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan biaya-biaya modal 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk mengadakan penelitian ini secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut : EVA (X1) ROA (X2) ROE (X3) Harga Saham (Y)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar dalam index saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Objek penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode waktu yang dipilih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Blue chip Istilah ini sebenarnya berasal dari istilah di kasino, di mana blue chip mengacu pada counter yang memiliki nilai paling besar. saham blue chip

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan perusahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peneliti Terdahulu Pada penelitian ini menggunakan hasil dari para penelitian terdahulu sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut panelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel bebas net profit margin, return on asset,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel bebas net profit margin, return on asset, BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif, berdasarkan permasalahan yang diteliti, penelitian ini digolongkan kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan / individu-individu) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan / individu-individu) yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan / individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Ferdinand, 2006).

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. bagaimana hasilnya apakah signifikan atau tidak. terhadap variabel-variabel dependen.

BAB III. Metode Penelitian. bagaimana hasilnya apakah signifikan atau tidak. terhadap variabel-variabel dependen. BAB III Metode Penelitian 3.1 Variabel Penelitian 3.1.1 Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu likuiditas saham dan return saham. Alasan penulis memilih keduanya yaitu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian ini mencakup data tahun 2013 2015 dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab 4 akan membahas lebih dalam mengenai proses pengolahan data, dimulai dari penjelasan mengenai statistik deskriptif sampai dengan penjelasan mengenai hasil dari analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Index di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jl. Sudirman kav Yang mana

BAB III METODE PENELITIAN. Index di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jl. Sudirman kav Yang mana BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penilitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jl. Sudirman kav 52-5.

Lebih terperinci

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang listed di BEI pada tahun Penelitian ini akan menganalisis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang listed di BEI pada tahun Penelitian ini akan menganalisis 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed di BEI pada tahun 2011-2014. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL yang diukur dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan obyek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI), karena perusahaan yang akan diambil merupakan perusahaan yang telah go public

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2013 Nama : Siti Wulandari NPM : 19210954 Fakultas / Jurusan : Ekonomi /Manajemen Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di JII pada periode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di JII pada periode BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

DAFTAR ISI (Lanjutan)

DAFTAR ISI (Lanjutan) DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTARLAMPIRAN 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 8 Manfaat Penelitian 8 Ruang Lingkup Penelitian 9 2 TINJAUAN PUSTAKA 9 Kerangka

Lebih terperinci

PENGARUH ROE (RETURN ON EQUITY)

PENGARUH ROE (RETURN ON EQUITY) 1 PENGARUH ROE (RETURN ON EQUITY) DAN ROA (RETURN ON ASSET) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan-perusahaan lembaga pembiayaan yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investasi merupakan pertimbangan untuk harapan. meningkatnya nilai dan perhatian terhadap memperkecil resiko di masa

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investasi merupakan pertimbangan untuk harapan. meningkatnya nilai dan perhatian terhadap memperkecil resiko di masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputusan investasi merupakan pertimbangan untuk harapan meningkatnya nilai dan perhatian terhadap memperkecil resiko di masa mendatang. Proses penilaian investasi memerlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini yang menjadi penelitian adalah seluruh perusahaan LQ 45 yang listing di BEI pada tahun 2010-2014, dimana perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menganalisa secara empiris pengaruh dari Rasio Profitabilitas, Solvabilitas dan Aktivitas, serta Likuiditas Saham terhadap Nilai Tambah Investasi yang akan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN IV.1 Analisis Deskriptif IV.1.1 Gambaran Mengenai Return Saham Tabel IV.1 Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Saham 45 2.09-0.40

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan data panel sebagai acuan sumber data yang digunakan. Dimana penelitian ini berfokus pada bagaimana peforma perusahaan ritel di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Hasil 1. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III. berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen. dalam penelitian ini yaitu: Struktur Kepemilikan Manajerial (X 1 ),

BAB III. berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen. dalam penelitian ini yaitu: Struktur Kepemilikan Manajerial (X 1 ), 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel penelitian a. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab atau berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE

PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE 2008-2010 Renna Magdalena Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya-Indonesia renna.magdalena@uphsurabaya.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Sedangkan subyeknya berupa Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Penilaian kinerja dengan ROA (Return on Asset) ROA yang didapatkan untuk setiap perusahaan sampel tentu saja berbeda-beda dikarenakan dari net incomenya dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perusahaan yang terdaftar dalam peringkat LQ 45 di Bursa Efek Indonesia dan secara konsisten berada dalam peringkat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai statistik deskriptif variabel return, CR, ROA, DER, EPS dan Beta. Dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek BAB IV HASIL PENGUJIAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh size, financial leverage

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, TBK UNTUK PERIODE

ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, TBK UNTUK PERIODE ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, TBK UNTUK PERIODE 2010-2012 Nurlita 25210182 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Heru

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Indonesian Stock Exchange (IDX) atau dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dari tahun 2006 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk ke dalam jenis penelitian hypothesis testing karena tujuan dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk ke dalam jenis penelitian hypothesis testing karena tujuan dari penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Sekaran dan Bougie (2013) menjelaskan bahwa model penelitian adalah sebuah pilihan dalam mengambil keputusan yang rasional sehingga diperoleh data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan publikasi Bursa Efek Indonesia berupa data laporan keuangan tahunan perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. laporan publikasi Bursa Efek Indonesia berupa data laporan keuangan tahunan perusahaanperusahaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder yang bersumber dari hasil laporan publikasi Bursa Efek Indonesia berupa data laporan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 2004:12). Variabel dalam penelitian ini adalah leverage (DAR), profitabilitas

BAB IV HASIL PENELITIAN. 2004:12). Variabel dalam penelitian ini adalah leverage (DAR), profitabilitas BAB IV HASIL PENELITIAN A. STATISTIK DESKRIPTIF Uji statistik deskriptif dilakukan untuk mengindikasikan bahwa data yang digunakan dalam penelitian adalah data normal dan homogen (Syamsul Hadi, 2004:12).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel-variabel yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya. Berdasarkan tingkat penjelasan dari kedudukan variabelnya,

Lebih terperinci

PENGARUH LAPORAN ARUS KAS, LABA KOTOR, UKURAN PERUSAHAAN, DER TERHADAP RETURN SAHAM

PENGARUH LAPORAN ARUS KAS, LABA KOTOR, UKURAN PERUSAHAAN, DER TERHADAP RETURN SAHAM e-jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 2 No. 1, Januari 2013 ISSN 2303-1522 PENGARUH LAPORAN ARUS KAS, LABA KOTOR, UKURAN PERUSAHAAN, DER TERHADAP RETURN SAHAM Trianna Fransiska Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaanperusahaan go publik yang terdaftar dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN III.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengujian hipotesis. Sedangkan jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI KOMPAS 100 PERIODE

PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI KOMPAS 100 PERIODE PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI KOMPAS 100 PERIODE 2008-2012 Nama : Yuyun Fitriyani NPM : 28210809 Jurusan : Akuntansi Pembimbing

Lebih terperinci

PENGARUH EPS ( EARNING PER SHARE

PENGARUH EPS ( EARNING PER SHARE PENGARUH EPS (EARNING PER SHARE), ROE (RETURN ON EQUITY) DAN TINGKAT BUNGA DEPOSITO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : JOHANSYAH

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan nonkeuangan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2009

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempertimbangkan yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:28) tentang sifat

BAB III METODE PENELITIAN. mempertimbangkan yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:28) tentang sifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Alasan penulis menggunakan pendekatan kuantitatif adalah dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Investment Opportunity Set, Leverage, Free Cash Flow, dan Collateral Assets pada Dividend Policy pada Perusahaan Sektor

Judul : Pengaruh Investment Opportunity Set, Leverage, Free Cash Flow, dan Collateral Assets pada Dividend Policy pada Perusahaan Sektor Judul : Pengaruh Investment Opportunity Set, Leverage, Free Cash Flow, dan Collateral Assets pada Dividend Policy pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Nama : Ida Ayu Anggi Pramitadewi NIM :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. (Syamsul Hadi, 2004:102). Variabel dalam penelitian ini meliputi

BAB IV HASIL PENELITIAN. (Syamsul Hadi, 2004:102). Variabel dalam penelitian ini meliputi 42 BAB IV HASIL PENELITIAN A. STATISTIK DESKRIPTIF Uji statistik deskriptif dilakukan untuk mengidentifikasi bahwa data yang digunakan dalam penelitian adalah data normal dan homogen (Syamsul Hadi, 2004:102).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. acuan dan pedoman untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. acuan dan pedoman untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. DESAIN PENELITIAN Seorang peneliti harus menentukan metode yang akan digunakan dalam penelitiannya sebelum melaksanakan suatu penelitian, karena sebagai dasar acuan dan pedoman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang menerbitkan obligasi serta terdaftar dalam peringkat obligasi yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik dekriptif menggambarkan tentang ringkasan datadata penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata rata dan standar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis yang diajukan oleh peneliti mengenai struktur kepemilikan saham

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis yang diajukan oleh peneliti mengenai struktur kepemilikan saham BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi empiris yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti mengenai struktur kepemilikan saham perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang digunakan untuk pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjelaskan sifat dari hubungan tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia (KLSE) pada tahun

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. III.1.1 Gambaran Umum dan Kriteria Perusahaan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. III.1.1 Gambaran Umum dan Kriteria Perusahaan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Gambaran Umum dan Kriteria Perusahaan Perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah 8 perusahaan yang terdafrar di BEI. Jenis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Keputusan Investasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Keputusan Investasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Keputusan Investasi (CPA/BVA), Keputusan Pendanaan (DER), Kebijakan Dividen (DPR),

Lebih terperinci

PENGARUH EARNING PER SHARE DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI LQ-45

PENGARUH EARNING PER SHARE DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI LQ-45 PENGARUH EARNING PER SHARE DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI LQ-45 Veranita Novita E-mail : veranitanovita@gmail.com Program Studi Akuntansi STIE Widya

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Tabel 5.1 Deskripsi Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROE 50,0174,3480,166018,0794598 DER 50,1536 2,6783,631622,5626124

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER), BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Earning per Share (EPS), Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tanggal 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011 dan Sumber data dapat

BAB III METODE PENELITIAN. tanggal 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011 dan Sumber data dapat 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan akhir tahun pembukuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan sifat dari hubungan antar variabel, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Hasil Uji Analisis Statistik deskriptif Harga Saham Harga saham adalah harga yang di bursa saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang listing di LQ-45 tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang listing di LQ-45 tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang listing di LQ-45 tahun 2009-2011. Data-data variabel independen (DER, leverage, ROI, growth) dapat diambil

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang mempengaruhi hampir seluruh sektor perekonomian. Akibat dari ketidakstabilan tersebut banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Pemilihan perusahaan manufaktur sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur periode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 dengan obyek penelitian yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan CSR pada perusahaan pertambangan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk RAJA JOSUA ZAKARIA 25210599 3EB13 B. SUNDARI, SE. MM BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menanamkan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN FIRM SIZE TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN SUB SEKTOR OTOMOTIF DAN KOMPONEN DI BURSA EFEK INDONESIA Dian Pramesti 1*, Anita Wijayanti 2, Siti Nurlaela

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian mengenai pengaruh dari likuiditas, leverage, profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan memiliki persediaan yang dimiliki dan digunakan atau

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan memiliki persediaan yang dimiliki dan digunakan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya perusahaan memiliki persediaan yang dimiliki dan digunakan atau diproses untuk menghasilkan barang atau jasa yang memberikan nilai tambah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam industri otomotif yang sedang hangat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam industri otomotif yang sedang hangat adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dalam industri otomotif yang sedang hangat adalah menghadirkan kendaraaan yang ramah lingkungan yang erat kaitannya dengan bahan bakar yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5. 1 Pengantar Bab 5 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. pengaruh model fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham, dengan

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. pengaruh model fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham, dengan BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian mengenai pengaruh model fundamental dan risiko sistematik terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan berapa banyak deviden yang dibagikan kepada pemegang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan berapa banyak deviden yang dibagikan kepada pemegang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keputusan investasi dan pembelanjaan jangka panjang, serta keputusan untuk menentukan berapa banyak deviden yang dibagikan kepada pemegang saham adalah masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis dan Sumber Data 1.1.1.Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat asosiatif karena bertujuan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel bebas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI. ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR GRAFIK... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomenafenomena. Teori-teori

Lebih terperinci