Judul : Pengaruh Investment Opportunity Set, Leverage, Free Cash Flow, dan Collateral Assets pada Dividend Policy pada Perusahaan Sektor

Transkripsi

1 Judul : Pengaruh Investment Opportunity Set, Leverage, Free Cash Flow, dan Collateral Assets pada Dividend Policy pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Nama : Ida Ayu Anggi Pramitadewi NIM : Abstrak Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan penting bagi perusahaan karena dapat mempengaruhi laba ditahan yang merupakan sumber dana internal yang penting bagi pertumbuhan perusahaan. Perusahaan membayar dividen bertujuan untuk mengurangi masalah keagenan agar kepentingan para pemegang saham dapat terpenuhi dan mempertahankan reputasi perusahaan. Perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Penelitan tentang kebijakan dividen pada perusahaan sektor industri barang konsumsi relatif masih banyak belum dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh investment opportunity set, leverage, free cash flow, dan collateral assets pada dividend policy pada perusahaan sektor industri barang konsumsi. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun Jumlah sampel yang diambil sebanyak 13 perusahaan, dengan metode non random sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa investment opportunity set tidak berpengaruh signifikan pada dividend policy. Leverage tidak berpengaruh signifikan pada dividend policy. Free cash flow tidak berpengaruh signifikan pada dividend policy. Collateral assets berpengaruh signifikan dan positif pada dividend policy. Kata kunci: investment opportunity set, leverage, free cash flow, collateral assets, dividend policy. vi

2 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penelitian KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Kebijakan Dividen Teori Keagenan Investment Opportunity Set Leverage Free Cash Flow Collateral Assets Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi Penelitian Objek Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data Teknik Analisis Data vii

3 3.9.1 Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda Pengujian Hipotesis BAB IV BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian Deskripsi Data Hasil Penelitian Deskripsi Variabel Penelitian Hasil Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi Linier Berganda Hasil Koefisien Determinasi (R 2 ) Hasil Uji Hipotesis (Uji t) Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Investment Opportunity Set pada Dividend Policy Pengaruh Leverage pada Dividend Policy Pengaruh Free Cash Flow pada Dividend Policy Pengaruh Collateral Assets pada Dividend Policy Implikasi Hasil Penelitian SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN-LAMPIRAN viii

4 DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Data Dividend Payout Ratio Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Periode Proses Penentuan Sampel Penelitian Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Multikoleniaritas Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Autokorelasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Hasil Uji Statistik t ix

5 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian Desain Penelitian x

6 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1. Daftar Hasil Penelitian Terdahulu Daftar Sampel Penelitian Data Variabel Penelitian Tahun Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Multikolinieritas Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Autokorelasi Hasil Uji Regresi Linier Berganda xi

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan di pasar modal melalui beberapa instrumen seperti saham, obligasi, dan hipotek (Bodie et al., 2005). Pasar modal juga dapat digunakan sebagai tempat untuk melakukan transaksi antara pihak yang menyediakan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan harapan dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Salah satu cara yang bisa dijadikan pilihan untuk berinvestasi di pasar modal adalah melalui pembelian saham perusahaan. Investasi dengan membeli saham perusahaan bisa memberi keuntungan kepada pembeli saham (investor) berupa dividen ataupun capital gain. Tujuan para investor menginvestasikan dananya kepada suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan return tanpa mengabaikan risiko yang akan dihadapinya. Investor tentu harus mampu mengelola investasinya dengan memperhatikan kondisi pasar modal agar terhindar dari risiko investasi agar dividen yang diharapkan bisa maksimal. Kebijakan dividen merupakan salah satu hal penting yang diperhatikan manajemen untuk mengelola perusahaan. Dividen merupakan salah satu kebijakan penting karena menyangkut investor yang merupakan sumber modal perusahaan. Begitu pentingnya peranan dividen, maka perusahaan akan enggan melakukan pemotongan pada dividen karena adanya efek signaling (Bhattacharya, 1979). Perusahaan yang melakukan pemotongan dividen akan memberikan sinyal buruk bagi investor yang menandakan bahwa kondisi keuangan perusahaan sedang 1

8 kurang baik sehingga permintaan pada saham perusahaan akan menurun. Investor lebih suka berinvestasi pada perusahaan yang mempunyai kebijakan dividen relatif stabil atau cenderung naik, karena hal tersebut investor beranggapan jika berinvestasi pada kebijakan dividen yang stabil maka akan lebih terjamin pengembaliannya (Fauz dan Rosidi, 2007). Menurut Al-Haddad et al. (2011), kebijakan dividen cenderung menjadi salah satu elemen yang dapat diprediksi perusahaan, dan sebagian besar perusahaan mulai membayar dividen setelah mencapai kematangan bisnis. Haryetti (2012) menyatakan bahwa kebijakan dividen merupakan kebijakan untuk menentukan besarnya pendapatan dibagikan pada pemegang saham dan bagian laba yang ditahan perusahaan. Perusahaan membayar dividen bertujuan untuk mengurangi masalah keagenan agar kepentingan para pemegang saham dapat terpenuhi dan mempertahankan reputasi perusahaan. Menurut Chasanah (2008), proporsi dividen biasanya tergantung daripada kemampuan dari suatu perusahaan itu sendiri untuk menghasilkan laba serta bentuk kebijakan dividen perusahaan yang bersangkutan. Riyanto (1994) menjelaskan bahwa semakin tinggi dividen yang dibagikan, berarti semakin sedikit laba ditahan, dan akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan laba dan harga saham. Besar dan kecilnya jumlah suatu dividen yang dibayarkan bisa bergantung pada kebijakan dividen dari setiap perusahaan, sehingga sangat diperlukan sekali pertimbangan dari manajemen mengenai faktor-faktor yang memberi pengaruh pada kebijakan dividen. 2

9 Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen adalah investment opportunity set. Investment opportunity set adalah komponenkomponen dari nilai perusahaan dan merupakan hasil dari pilihan-pilihan untuk membuat keputusan investasi di masa yang akan datang (Natalia, 2013). Berdasarkan agency theory, perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang tinggi cenderung akan memberikan dividen yang rendah karena pihak manajemen beranggapan bahwa dana tersebut lebih baik diinvestasikan ke dalam laba ditahan demi kelangsungan hidup perusahaan. Suharli (2007) menyatakan bahwa apabila kondisi perusahaan sedang bagus maka pihak manajemen akan cenderung lebih memilih investasi baru dibandingkan membayar dividen yang tinggi. Istilah investment opportunity set dikemukakan oleh Myers (1977) yang menguraikan pengertian perusahaan, yaitu sebagai kombinasi antara aktiva riil (assets in place) dan opsi investasi masa depan. Pengaruh kesempatan investasi pada kebijakan dividen dapat dilihat dari penggunaan sumber pendanaan untuk investasinya. Investasi yang cenderung didanai dengan internal equity akan berpengaruh pada dividen yang diberikan pada investor. Perusahaan yang memiliki internal equity yang tidak mampu memenuhi pendanaan yang diperlukan untuk investasi maka dapat dipenuhi dengan external equity terutama dari saham (Kurniadi, 2010). Selain investment opportunity set, faktor lain yang berpengaruh pada kebijakan dividen adalah leverage. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa cara untuk mengurangi masalah keagenan adalah dengan meningkatkan utang. Pendapat tersebut didukung oleh pernyataan bahwa dengan meningkatkan rasio utang atau dengan kata lain peningkatan leverage maka akan semakin kecil 3

10 porsi saham yang akan dijual perusahaan dan semakin besar utang perusahaan maka semakin sedikit dana menganggur yang dapat digunakan oleh manajemen untuk keperluan-keperluan yang kurang perlu. Hubungan antara utang terhadap modal dapat digambarkan melalui rasio leverage, rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar perusahaan yang digambarkan oleh modal (Harahap, 2013). Struktur modal yang sebagian besar berasal dari utang menyebabkan pihak manajemen akan memprioritaskan pelunasan utang sebelum membagikan dividen pada pemegang saham. Kreditor juga akan membatasi pembayaran dividen, pembelian saham beredar, dan penambahan utang untuk menjamin pembayaran pokok utang dan bunga. Perusahaan yang memiliki tingkat penggunaan utang yang relatif tinggi akan membayar dividen yang tidak terlalu tinggi. Free cash flow adalah arus kas bersih yang setelah dikurangi dengan kebutuhan untuk mendanai proyek dengan Net Present Value (NPV) positif (Jensen, 1986). Free cash flow atau aliran kas bebas diartikan sebagai adanya dana berlebih, yang seharusnya didistribusikan kepada para pemegang saham, dan keputusan tersebut dipengaruhi oleh kebijakan manajemen (Arieska dan Barbara, 2011). Menurut Crutchley dan Hansen (1989), penggunaan free cash flow yang efektif adalah ketika free cash flow tersebut digunakan sesuai dengan kepentingan pemegang saham seperti berinvestasi dalam proyek dengan NPV positif dan/atau didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Budiasih (2016) menemukan bahwa variabel free cash flow berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Teori residual dividend 4

11 policy menyatakan bahwa perusahaan membagikan dividen apabila perusahaan memiliki kelebihan dana atas laba perusahaan yang digunakan untuk proyek yang telah direncanakan sebelumnya yang berarti apabila free cash flow perusahaan tersebut memiliki jumlah yang besar maka dividen yang dibayarkan juga besar. Perusahaan yang memiliki jaminan aset yang tinggi akan mengurangi konflik kepentingan antara principal dengan kreditur sehingga perusahaan dapat membayar dividen dalam jumlah yang besar. Vidia dan Darmayanti (2016) menyatakan bahwa jaminan aset yang tinggi juga akan membuat pemegang saham merasa lebih aman karena tidak adanya batasan dalam perjanjian pinjaman untuk membatasi perusahaan membayar dividen. Jaminan aset atau collateral assets merupakan aset perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman (Darmayanti dan Mustanda, 2016). Menurut Sartono (2001), rendahnya jaminan aset akan membuat kreditur menghalangi perusahaan untuk membayar dividen dalam jumlah besar kepada pemegang saham karena takut piutang mereka tidak dilunasi. Beberapa penelitian telah melakukan pengujian mengenai pengaruh investment opportunity set, leverage, free cash flow, dan collateral assets pada dividend policy, namun penelitian-penelitian tersebut tidak memberikan hasil yang konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh Suartawan dan Yasa (2016) yang meneliti mengenai pengaruh investment opportunity set dan free cash flow pada kebijakan dividen dan nilai perusahaan menemukan bahwa investment opportunity set dan free cash flow berpengaruh positif pada kebijakan dividen. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyono (2009), Mawarni 5

12 dan Ratnadi (2014) dan Yudiana dan Yadnyana (2016) menyimpulkan bahwa kesempatan investasi berpengaruh negatif pada kebijakan dividen. Pradana dan Sanjaya (2014) dan Lopusi (2013) menyatakan bahwa free cash flow tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian-penelitian sebelumnya juga memberikan hasil yang tidak konsisten terkait pengaruh leverage pada kebijakan dividen. Al-Kuwari (2009), Devi dan Erawati (2014), dan Permana (2016) menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif pada kebijakan dividen sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pasadena (2013) dan Adryanto (2013) menyatakan bahwa leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Penelitian yang dilakukan oleh Gill et al. (2010) disimpulkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap pada kebijakan dividen. Penelitian yang dilakukan Natalia (2013), Wati (2015), dan Darmayanti dan Mustanda (2016) menyimpulkan bahwa collateral assets berpengaruh positif pada kebijakan dividen sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Vidia dan Darmayanti (2016) menyatakan bahwa collateral assets berpengaruh negatif pada kebijakan dividen. Berbeda halnya dengan Liwe (2014) yang menyatakan bahwa jaminan aset tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan sektor industri barang konsumsi karena merupakan sektor yang paling diminati oleh investor serta memiliki peluang yang terus berkembang. Investasi industri manufaktur nasional mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan yaitu sebesar 57,1% menjadi Rp 163,46 triliun pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan 6

13 pertumbuhan investasi pada industri manufaktur ini terjadi salah satunya pada sektor makanan dan minuman (mamin) serta farmasi yang merupakan bagian dari sektor industri barang konsumsi. Industri barang konsumsi adalah salah satu cabang perusahaan manufaktur yang memiliki peran aktif dalam pasar modal. Sektor industri barang konsumsi menjadi pilihan bagi investor karena sektor ini memiliki prospek yang baik dan berperan aktif dalam pasar modal namun tidak semua perusahaan industri barang konsumsi membagikan dividen setiap tahunnya. Berikut ini merupakan data dividend payout ratio dari beberapa perusahaan sektor industri barang konsumsi. Tabel 1.1 Data Dividend Payout Ratio Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Periode Nama Perusahaan Dividend Payout Ratio (%) Gudang Garam Tbk Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk Nippon Indosari Corpindo Tbk Unilever Indonesia Tbk HM Sampoerna Tbk Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2017 Nilai dividend payout ratio pada beberapa perusahaan sektor industri barang konsumsi mengalami trend yang fluktuatif pada tahun Tabel 1.1 menunjukkan bahwa beberapa perusahaan sektor industri barang konsumsi mengalami peningkatan, penurunan bahkan tidak membagikan dividen. Gudang Garam Tbk sempat mengalami penurunan payout dividen pada tahun 2014 namun sejak tahun 2015 terus mengalami peningkatan yaitu dari 28.67% menjadi 77.73% kemudian di tahun 2016 menjadi 74.93%. Perusahaan Unilever Indonesia juga mengalami penurunan payout dividen yang cukup tajam pada tahun 2016 yaitu 7

14 dari 99,88% menjadi 44,77%. Ultrajaya Milk Industry & Trading Co Tbk dan Nippon Indosari Corpindo Tbk tidak membagikan dividen pada tahun 2014 dan Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pada kebijakan dividen pada perusahaan sektor industri barang konsumsi. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti dividend policy yang dijelaskan melalui investment opportunity set, leverage, free cash flow dan collateral assets pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah investment opportunity set berpengaruh signifikan pada dividend policy pada perusahaan sektor industri barang konsumsi? 2) Apakah leverage berpengaruh signifikan pada dividend policy pada perusahaan sektor industri barang konsumsi? 3) Apakah free cash flow berpengaruh signifikan pada dividend policy pada perusahaan sektor industri barang konsumsi? 4) Apakah collateral assets berpengaruh signifikan pada dividend policy pada perusahaan sektor industri barang konsumsi? 8

15 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dalam yang disajikan, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk membuktikan secara empiris dan menjelaskan pengaruh investment opportunity set pada dividend policy pada perusahaan sektor industri barang konsumsi. 2) Untuk membuktikan secara empiris dan menjelaskan pengaruh leverage pada dividend policy pada perusahaan sektor industri barang konsumsi. 3) Untuk membuktikan secara empiris dan menjelaskan pengaruh free cash flow pada dividend policy pada perusahaan sektor industri barang konsumsi. 4) Untuk membuktikan secara empiris dan menjelaskan pengaruh collateral assets pada dividend policy pada perusahaan sektor industri barang konsumsi. 1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai pengaruh investment opportunity set, leverage, free cash flow, dan collateral assets pada dividend policy yang dihubungkan dengan pengetahuan teoritis, khususnya teori-teori yang berkaitan dengan praktik kebijakan dividen yaitu kebijakan dividen dan teori keagenan. Penelitian 9

16 ini juga bertujuan untuk mendukung temuan-temuan riset sebelumnya dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para investor untuk membantu pengambilan keputusan dalam menilai suatu perusahaan dan menentukan keputusan investasi. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan agar dapat menentukan kebijakan dividen yang akan diberlakukan serta untuk lebih mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. 1.5 Sistematika Penelitian Pembahasan skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis sehingga antara bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan pendahuluan yang mengemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan penggunaan penelitian serta menguraikan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Konseptual, dan Hipotesis Penelitian Bab ini menguraikan berbagai landasan teori dan konsep penelitian mengenai pokok permasalahan yaitu mengenai pengaruh investment opportunity set, leverage, free cash flow, dan collateral 10

17 assets pada dividend policy pada perusahaan sektor industri barang konsumsi dan perumusan hipotesisnya. Bab III Metode Penelitian Bab ini disajikan mengenai metodologi penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini dikemukakan tentang gambaran umum daerah penelitian, deskripsi data hasil pembahasan, pembahasan mengenai hasil analisis statistik yang diperoleh dan implikasi hasil pembahasan. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini dikemukakan simpulan yang diperoleh dari hasil penulisan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya serta saran-saran yang diharapkan dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan. 11