BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Kerangka Berpikir Pneumonia merupakan penyakit mematikan yang kurang ditanggapi serius oleh masyarakat, padahal penyakit ini selalu berada pada daftar 10 penyakit terbesar setiap tahunnya dan merupakan penyakit yang paling banyak merenggut korban jiwa dalam setiap kasusnya, berikut adalah tabel berdasarkan Ditjen Bina Upaya Kesehatan RI, Tabel besar penyakit terbanyak dan CFR pada pasien rawat inap di Indonesia a s M Masyarakat kurang peka dan kurang pengetahuan terhadap gejalagejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Hal tersebut yang kemudian menjadi dasar ide dalam pembuatan aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi 39

2 40 penyakit pneumonia ini. Kuesioner disebarkan guna memahami lebih lanjut kebutuhan pengguna aplikasi. Wawancara dengan pakar dilakukan untuk menggali serta melestarikan keahlian para pakar dengan memasukkan pengetahuan para ahli (knowledge base) ke dalam aplikasi yang akan dibangun. Kemudian rancangan aplikasi pun dibentuk guna membangun aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan user. 3.2 Analisis Masalah Kuesioner Guna menganalisa masalah serta kebutuhan pengguna lebih lanjut maka kuesioner disebarkan ke beberapa responden di Siloam Hospitals Kebon Jeruk. Pertanyaan 1 1. Berapakah umur Anda? Tabel 3.2 Jawaban Pertanyaan Nomor 1 No. Umur Jumlah responden Persentase 1. < 18 Tahun Tahun 27 50% Tahun 22 41% 4. > 38 Tahun 5 9%

3 41 Gambar 3.1 Grafik Pertanyaan Nomor 1 Pertanyaan 2 2. Apakah anda pernah melakukan check-up kesehatan? Tabel 3.3 Jawaban Pertanyaan Nomor 2 No. Pernah melakukan check-up Jumlah responden Persentase kesehatan 1. Ya 46 85% 2. Tidak 8 15%

4 42 Gambar 3.2 Grafik Pertanyaan Nomor 2 Pertanyaan 3 3. Seberapa sering anda check-up kesehatan? Tabel 3.4 Jawaban Pertanyaan Nomor 3 No. Seberapa sering check-up Jumlah responden Persentase kesehatan 1. Sebulan sekali bulan sekali 6 13% 3. Setahun sekali 12 26% 4. Jarang 28 61%

5 43 Gambar 3.3 Grafik Pertanyaan Nomor 3 Pertanyaan 4 4. Kenapa anda jarang atau tidak pernah melakukan check up kesehatan? (jawaban dapat lebih dari satu) Tabel 3.5 Jawaban Pertanyaan Nomor 4 No. Kenapa jarang atau tidak Jumlah Persentase pernah melakukan check-up responden 1. Mahal 35 97% 2. Tidak ada waktu 30 86% 3. Tempat check-up jauh 3 8% 4. Merasa tidak perlu 25 70%

6 44 Gambar 3.4 Grafik Pertanyaan Nomor 4 Pertanyaan 5 5. Ketika anda sakit dengan gejala umum serperti batuk dan demam, apa yang anda lakukan? Tabel 3.6 Jawaban Pertanyaan Nomor 5 No. Ketika sakit dengan gejala umum, Jumlah responden Persentase apa yang dilakukan 1. Pergi ke dokter 12 22% 2. Minum obat OTC (obat warung) 42 78%

7 45 Ketika anda sakit dengan gejala umum serperti batuk dan demam, apa yang anda lakukan? Pergi ke dokter Minum obat OTC (obat warung) Gambar 3.5 Grafik Pertanyaan Nomor 5 Pertanyaan 6 1. Apakah anda pernah mendengar tentang penyakit pneumonia? Tabel 3.7 Jawaban Pertanyaan Nomor 6 No. Pernah mendengar penyakit Jumlah responden Persentase pneumonia 1. Ya 36 67% 2. Tidak 18 33%

8 46 Gambar 3.6 Grafik Pertanyaan Nomor 6 Pertanyaan 7 7. Menurut anda apakah pneumonia itu berbahaya? Tabel 3.8 Jawaban Pertanyaan Nomor 7 No. pneumonia berbahaya Jumlah responden Persentase 1. Ya 33 61% 2. Tidak 2 4% 3. Tidak tahu 19 35%

9 47 Gambar 3.7 Grafik Pertanyaan Nomor 7 Pertanyaan 8 8. Apakah anda memiliki sebuah mobile phone berbasis Android? Tabel 3.9 Jawaban Pertanyaan Nomor 8 No. Memiliki sebuah mobile phone Jumlah responden Persentase berbasis Android 1. Ya 42 78% 2. Tidak 12 22%

10 48 Gambar 3.8 Grafik Pertanyaan Nomor 8 Pertanyaan 9 1. Apakah anda pernah menggunakan aplikasi Android untuk mengecek kesehatan? Tabel 3.10 Jawaban Pertanyaan Nomor 9 No. Pernah menggunakan aplikasi Jumlah responden Persentase Android untuk mengecek kesehatan 1. Ya 7 13% 2. Tidak 47 87%

11 49 Gambar 3.9 Grafik Pertanyaan Nomor 9 Pertanyaan Apakah anda ingin menggunakan sebuah aplikasi kesehatan unguk mendiagnosa penyakit Pneumonia? Tabel 3.11 Jawaban Pertanyaan Nomor 10 No. Ingin menggunakan sebuah aplikasi Jumlah responden Persentase kesehatan unguk mendiagnosa penyakit Pneumonia 1. Ya 40 74% 2. Tidak 14 26%

12 50 Apakah anda ingin menggunakan sebuah aplikasi kesehatan unguk mendiagnosa penyakit Pneumonia? Ya Tidak Gambar 3.10 Grafik Pertanyaan Nomor Analisis Hasil Kuesioner Kuesioner dilakukan ke berbagai sumber, responden yang ikut serta menjawab sebagian besar responden dewasa, beberapa responden pernah melakukan check-up kesehatan tetapi sangat jarang. Alasan responden jarang melakukan check-up dikarenakan oleh beberapa hal contohnya karena biaya check-up yang mahal, tidak ada waktu, dan tidak adanya kepedulian responden dengan kesehatan dirinya sendiri. Dapat disimpulkan juga sebagian responden memilih bergantung pada obat OTC daripada harus pergi ke dokter apabila mengalami sakit dengan gejala umum biasa. Sebagian besar responden pernah mendengar tentang penyakit pneumonia namun 35% responden tidak tahu akan bahaya dari penyakit tersebut. Kebanyakan responden memiliki mobile phone berbasis android dan berbagai macam aplikasi, namun hampir seluruh responden tidak pernah menggunakan aplikasi untuk mengecek

13 51 kesehatan penggunanya,oleh karena itu dibuatlah aplikasi untuk mengecek kesehatan di mobile phone berbasis android agar pengguna mudah mengecek kesehatannya hanya dengan sebuah mobile phone Wawancara Wawancara dilakukan dengan Dr. Epistel P. Simatupang, Sp.PD- KGEH, Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Gastroenterology dan Hepatology pada 3 Desember 2013 di Siloam Hospitals Kebon Jeruk. Hasil wawancara adalah sebagai berikut : 1. Setelah mengumpulkan data kami melihat bahwa kebanyakan dari masyarakat enggan dan jarang melakukan check-up kesehatan, serta enggan pergi ke dokter apabila terserang gejala klinis biasa, bagaimana pendapat anda? Itu merupakan hal yang wajar dan manusiawi dikarenakan biaya check-up yang tidak murah, untuk check-up general berkisar mulai dari 400 ribu rupiah sampai dengan 2 juta rupiah. Untuk kalangan menengah ke bawah biaya sebesar itu tergolong cukup besar, sehingga mereka terkadang merasa tidak perlu untuk melakukan check-up kesehatan. Kalau masalah pergi ke dokter, umumnya masyarakat pergi ke dokter apabila mereka sudah sakit parah, itu yang salah. Seharusnya gejala klinis awal perlu diwaspadai, jangan tunggu parah baru pergi ke dokter. 2. Apa yang kiranya harus dilakukan guna merubah pola pikir masyarakat yang seperti itu baru pergi ke dokter setelah sakit yang tak kunjung sembuh? Kalau bicara pola pikir sudah susah urusannya, harus diadakan penyuluhan besar-besaran guna memberikan informasi bahaya dari suatu penyakit, sebab timbulnya, serta pencegahannya. Banyak kasus karena batuk saja orang meninggal, bahkan karena telat dibawa ke rumah sakit sudah meninggal dalam perjalanan. 3. Untuk kasus penyakit pneumonia, bagaimana menurut anda? Apakah penyakit ini cukup serius?

14 52 Jelas sangat serius, dalam 1 menit 2 orang meninggal karena terkena pneumonia. Korban paling banyak berasal dari kalangan anakanak karena daya tahan tubuh mereka yang masih lemah. Pneumonia itu kan berasal dari bakteri, virus, maupun jamur yang beterbangan dimanamana, kemudian berkembang biak di dalam paru-paru. Melihat udara luar saat ini yang tidak sehat tercemar asap rokok serta polusi udara lainnya maka kalian semua rentan terkena pneumonia. 4. Nah jika dibentuk aplikasi pendeteksi penyakit khususnya pendeteksi penyakit pneumonia pada mobile phone berbasis android bagaimana menrut anda? Itu bagus sekali mengingat sekarang masyarakat banyak menggunakan android dan lagi mungkin ke depannya banyak orang yang akan pergi ke dokter atau rumah sakit sebelum penyakit mereka terlebih kasus pneumonia bertambah parah, sehingga boleh banyak orang disembuhkan dan dokter serta rumah sakit ramai dikunjungi. 5. Menurut anda apakah banyak orang akan tertarik dengan aplikasi pendeteksi penyakit pneumonia ini? Kenapa tidak? Apalagi kalau aplikasi tersebut gratis, semua orang pasti tertarik menggunakannya, apalagi untuk kesehatan mereka juga, tapi pastinya kalian harus mengenalkan aplikasi ini kepada masyarakat, kalau masyarakat tidak tahu adanya aplikasi ini bagaimana mungkin mereka bisa tertarik Identifikasi Masalah 1. Umumnya masyarakat enggan pergi ke dokter jika hanya mengalami sakit dengan gejala umum biasa, seperti demam dan batuk. Kebanyakan orang lebih memilih beristirahat di rumah, mengkonsumsi obat OTC yang marak dijumpai di warung-warung terdekat serta mendiagnosa sendiri bahwa penyakit yang diderita hanyalah sakit biasa seperti masuk angin atau salesma biasa. Padahal dari gejala umum tersebut dapat timbul penyakit yang mengerikan

15 53 mulai dari demam yang dapat mengarah kepada penyakit DBD, batuk yang menjurus kepada penyakit pneumonia, yang jika tidak diberi pengobatan segera akan berakibat fatal sampai dengan merenggut korban jiwa. 2. Biaya yang begitu mahalnya guna menjaga dan mengecek kesehatan, membuat sebagian besar orang enggan melakukan check-up kesehatan. Padahal check-up kesehatan sangat berguna untuk mendeteksi sekiranya ada yang salah dan ganjil di tubuh yang dapat memungkinkan timbulnya suatu penyakit, misalnya jumlah trombosit menurun yang memungkinkan seseorang terkena penyakit DBD. 3. Kebanyakan dari konsumen pengguna mobil phone berbasis android tidak menggunakan aplikasi-aplikasi yang ditawarkan, padahal begitu banyak aplikasi-aplikasi yang bermanfaat namun kebanyakan dari konsumen hanya memanfaatkan aplikasi yang berbasis social media. 4. Walau banyak aplikasi-aplikasi yang bermanfaat seperti aplikasi OnTheFly yang memungkinkan penggunanya mencari tarif tiket penerbangan sesuai dengan parameter pencarian yang sangat spesifik, namun aplikasi pendeteksi penyakit serta aplikasi kesehatan lainnya sangat minim jumlahnya Usulan Pemecahan Masalah Berdasarkan permasalahan yang ditemui, maka diusulkan pemecahan masalah dengan membuat aplikasi mobile phone sistem pakar berbasis android guna mendeteksi apakah penggunanya mengidap penyakit pneumonia atau tidak. Sehingga pengguna mobil phone berbasis android dapat mengoptimalkan penggunaan mobile phone serta tidak lagi mendiagnosa sendiri sesuai dengan pengetahuan seadanya tentang penyakit apa yang menyerang pengguna walaupun gejalanya hanya batuk biasa Analisis Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Paru-paru

16 54 Tabel 3.12 Diagnosa Penyakit Paru-paru Nama Penyakit No Gejala Klinis Pneumonia Tuberculosis Asma Influenza 1 Batuk x x x x 2 Batuk mengeluarkan dahak kehijauan x x 3 Berkeringat x 4 Bibir kebiruan x x 5 Demam x x x 6 Hidung meler x 7 Kesulitan napas saat menarik napas x 8 Kesulitan napas saat mengeluarkan napas disertai mengi x 9 Menarik perut (dinding dada bawah) saat bernapas x 10 Mual dan muntah x 11 Nafsu makan berkurang x x 12 Napas dan nadi cepat x 13 Nyeri dada x x 14 Nyeri otot punggung x 15 Pucat x 16 Sakit kepala x 17 Sakit tenggorokan x 18 Sesak napas x x x 19 Sulit minum x 20 Susah berbicara x

17 Struktur Decision Tree Gambar 3.11 Pohon Keputusan Keterangan : A = Batuk B = Sesak napas C = Demam D = Nafsu makan berkurang OR Nyeri dada E = Batuk mengeluarkan dahak kehijauan OR Bibir kebiruan F = Kesulitan napas saat menarik napas OR Menarik perut (dinding dada bawah) saat bernapas OR Mual dan muntah OR Napas dan nadi cepat OR Sulit minum G = Berkeringat OR Kesulitan napas saat mengeluarkan napas disertai mengi OR Pucat OR Susah berbicara H = Hidung meler OR Nyeri otot punggung OR Sakit kepala OR Sakit tenggorokan R1 = Pneumonia R2 = Tuberculosis R3 = Asma R4 = Influenza R5 = Penyakit Umum R6 = Tidak terjangkit penyakit paru - paru

18 Denah Pohon Diagnosa Gambar 3.12 Denah Pohon 1 Pada denah pohon 1 gejala utamanya adalah batuk. Jika mengalami gejala tersebut maka user kemungkinan terjangkit penyakit pneumonia, asma, atau tuberculosis. Sedangkan jika user tidak mengalami gejala batuk, maka pengambilan keputusan penyakit akan dijelaskan pada denah 2. Jika pada diagnosa selanjutnya user mengalami gejala batuk mengeluarkan dahak kehijauan atau bibir kebiruan maka user kemungkinan

19 57 terjangkit penyakit pneumonia, asma, atau tuberculosis. Jika tidak, maka pengambilan keputusan penyakit akan dijelaskan pada denah 3. Jika user mengalami gejala kesulitan napas saat menarik napas atau menarik perut (dinding dada bawah) saat bernapas atau mual dan muntah atau napas dan nadi cepat atau sulit minum, maka dapat diambil kesimpulan user terjangkit penyakit pneumonia, sedangkan jika tidak mengalami gejala tersebut kemungkinan user terjangkit penyakit asma atau tuberculosis. Jika user mengalami gejala berkeringat atau kesulitan napas saat mengeluarkan napas disertai mengi atau pucat atau susah bicara, maka kemungkinan user terjangkit penyakit asma. Jika tidak mengalami gejala tersebut kemungkinan user terjangkit penyakit tuberculosis. Gambar 3.13 Denah Pohon 2 Pada denah pohon 2, gejala utamanya adalah demam, jika user mengalami gejala demam kemungkinan user terjangkit penyakit influenza

20 58 atau penyakit umum, sedangkan jika tidak, kemungkinan user hanya terkena penyakit asma atau bahkan tidak terjangkit penyakit paru-paru Dalam diagnosa selanjutnya jika user mengalami gejala hidung meler atau nyeri otot punggung atau sakit kepala atau sakit tenggorokan, maka user kemungkinan terjangkit penyakit influenza, jika tidak mengalami gejala tersebut maka kemungkinan user hanya terkena penyakit umum demam biasa. Jika user mengalami gejala sesak napas kemungkinan user terjangkit penyakit asma, sedangkan jika tidak mengalami sesak napas user kemungkinan tidak terjangkit penyakit paru-paru. Gambar 3.14 Denah Pohon 3

21 59 Pada denah pohon 3 gejala utamanya adalah demam, jika user mengalami gejala tersebut kemungkinan user terkena penyakit influenza, pneumonia, atau penyakit umum. Jika tidak mengalami gejala demam, kemungkinan user terjangkit penyakit umum, pneumonia, atau asma. Dalam diagnosa selanjutnya jika user mengalami gejala hidung meler atau nyeri otot punggung atau sakit kepala atau sakit tenggorokan, maka user kemungkinan terjangkit penyakit influenza, jika tidak mengalami gejala tersebut maka kemungkinan user terkena penyakit pneumonia atau penyakit umum. Selanjutnya jika user mengalami gejala kesulitan napas saat menarik napas atau menarik perut (dinding dada bawah) saat bernapas atau mual dan muntah atau napas dan nadi cepat atau sulit minum, maka dapat diambil kesimpulan user terjangkit penyakit pneumonia, sedangkan jika tidak mengalami gejala tersebut kemungkinan user hanya terjangkit penyakit umum. Jika user mengalami gejala batuk mengeluarkan dahak kehijauan atau bibir kebiruan kemungkinan user terjangkit penyakit pneumonia atau asma, jika tidak mengalami gejala tersebut user kemungkinan hanya terjangkit penyakit umum. Jika user mengalami gejala kesulitan napas saat menarik napas atau menarik perut (dinding dada bawah) saat bernapas atau mual dan muntah atau napas dan nadi cepat atau sulit minum, maka dapat diambil kesimpulan user terjangkit penyakit pneumonia, sedangkan jika tidak mengalami gejala tersebut kemungkinan user terjangkit penyakit asma.

22 60 Gambar 3.15 Denah Pohon 4 Pada denah pohon 4 gejala utamanya berupa nafsu makan berkurang atau nyeri dada, jika user mengalami gejala tersebut, kemungkinan user terkena penyakit tuberculosis, sedangkan jika tidak mengalami gejala tersebut kemungkinan user terjangkit penyakit asma, pneumonia, atau penyakit umum.

23 61 Jika user mengalami gejala berkeringat atau kesulitan napas saat mengeluarkan disertai mengi atau pucat atau susah berbicara, maka kemungkinan user terjangkit penyakit asma, sedangkan jika tidak mengalami gejala tersebut kemungkinan user terkena penyakit pneumonia atau penyakit umum. Selanjutnya jika user mengalami gejala kesulitan napas saat menarik napas atau menarik perut (dinding dada bawah) saat bernapas atau mual dan muntah atau napas dan nadi cepat atau sulit minum, maka dapat diambil kesimpulan user terjangkit penyakit pneumonia, sedangkan jika tidak mengalami gejala tersebut kemungkinan user hanya terjangkit penyakit umum Analisis Rule Tahapan Decision Tree 1. IF (Batuk = Ya) AND (Sesak napas = Ya) AND (Batuk mengeluarkan dahak kehijauan = Ya OR Bibir kebiruan = Ya) AND (Kesulitan napas saat menarik napas = Ya OR Menarik perut (dinding dada bawah) saat bernapas = Ya OR Mual dan muntah = Ya OR Napas dan nadi cepat = Ya OR Sulit minum = Ya) THEN Pneumonia 2. IF (Batuk = Ya) AND (Sesak napas = Ya) AND (Batuk mengeluarkan dahak kehijauan = Ya OR Bibir kebiruan = Ya) AND (Kesulitan napas saat menarik napas = Tidak OR Menarik perut (dinding dada bawah) saat bernapas = Tidak OR Mual dan muntah = Tidak OR Napas dan nadi cepat = Tidak OR Sulit minum = Tidak) AND (Berkeringat = Ya OR Kesulitan napas saat mengeluarkan napas disertai mengi = Ya OR Pucat = Ya OR Susah berbicara = Ya) THEN Asma 3. IF (Batuk = Ya) AND (Sesak napas = Ya) AND (Batuk mengeluarkan dahak kehijauan = Ya OR Bibir kebiruan = Ya) AND (Kesulitan napas saat menarik napas = Tidak OR Menarik perut (dinding dada bawah) saat bernapas = Tidak

24 62 OR Mual dan muntah = Tidak OR Napas dan nadi cepat = Tidak OR Sulit minum = Tidak) AND (Berkeringat = Tidak OR Kesulitan napas saat mengeluarkan napas disertai mengi = Tidak OR Pucat = Tidak OR Susah berbicara = Tidak) THEN Tuberculosis 4. IF (Batuk = Ya) AND (Sesak napas = Ya) AND (Batuk mengeluarkan dahak kehijauan = Tidak OR Bibir kebiruan = Tidak) AND (Nafsu makan berkurang = Ya OR Nyeri dada = Ya) THEN Tuberculosis 5. IF (Batuk = Ya) AND (Sesak napas = Ya) AND (Batuk mengeluarkan dahak kehijauan = Tidak OR Bibir kebiruan = Tidak) AND (Nafsu makan berkurang = Tidak OR Nyeri dada = Tidak) AND (Berkeringat = Ya OR Kesulitan napas saat mengeluarkan napas disertai mengi = Ya OR Pucat = Ya OR Susah berbicara = Ya) THEN Asma 6. IF (Batuk = Ya) AND (Sesak napas = Ya) AND (Batuk mengeluarkan dahak kehijauan = Tidak OR Bibir kebiruan = Tidak) AND (Nafsu makan berkurang = Tidak OR Nyeri dada = Tidak) AND (Berkeringat = Tidak OR Kesulitan napas saat mengeluarkan napas disertai mengi = Tidak OR Pucat = Tidak OR Susah berbicara = Tidak) AND (Kesulitan napas saat menarik napas = Ya OR Menarik perut (dinding dada bawah) saat bernapas = Ya OR Mual dan muntah = Ya OR Napas dan nadi cepat = Ya OR Sulit minum = Ya) THEN Pneumonia 7. IF (Batuk = Ya) AND (Sesak napas = Ya) AND (Batuk mengeluarkan dahak kehijauan = Tidak OR Bibir kebiruan = Tidak) AND (Nafsu makan berkurang = Tidak OR Nyeri dada = Tidak) AND (Berkeringat = Tidak OR Kesulitan

25 63 napas saat mengeluarkan napas disertai mengi = Tidak OR Pucat = Tidak OR Susah berbicara = Tidak) AND (Kesulitan napas saat menarik napas = Tidak OR Menarik perut (dinding dada bawah) saat bernapas = Tidak OR Mual dan muntah = Tidak OR Napas dan nadi cepat = Tidak OR Sulit minum = Tidak) THEN Penyakit Umum 8. IF (Batuk = Ya) AND (Sesak napas = Tidak) AND (Demam = Ya) AND (Hidung meler = Ya OR Nyeri otot punggung = Ya OR Sakit kepala = Ya OR Sakit tenggorokan = Ya) THEN Influenza 9. IF (Batuk = Ya) AND (Sesak napas = Tidak) AND (Demam = Ya) AND (Hidung meler = Tidak OR Nyeri otot punggung = Tidak OR Sakit kepala = Tidak OR Sakit tenggorokan = Tidak) AND (Kesulitan napas saat menarik napas = Ya OR Menarik perut (dinding dada bawah) saat bernapas = Ya OR Mual dan muntah = Ya OR Napas dan nadi cepat = Ya OR Sulit minum = Ya) THEN Pneumonia 10. IF (Batuk = Ya) AND (Sesak napas = Tidak) AND (Demam = Ya) AND (Hidung meler = Tidak OR Nyeri otot punggung = Tidak OR Sakit kepala = Tidak OR Sakit tenggorokan = Tidak) AND (Kesulitan napas saat menarik napas = Tidak OR Menarik perut (dinding dada bawah) saat bernapas = Tidak OR Mual dan muntah = Tidak OR Napas dan nadi cepat = Tidak OR Sulit minum = Tidak) THEN Penyakit Umum 11. IF (Batuk = Ya) AND (Sesak napas = Tidak) AND (Demam = Tidak) AND (Batuk mengeluarkan dahak kehijauan = Ya OR Bibir kebiruan = Ya) AND (Kesulitan napas saat menarik napas = Ya OR Menarik perut (dinding dada bawah) saat

26 64 bernapas = Ya OR Mual dan muntah = Ya OR Napas dan nadi cepat = Ya OR Sulit minum = Ya) THEN Pneumonia 12. IF (Batuk = Ya) AND (Sesak napas = Tidak) AND (Demam = Tidak) AND (Batuk mengeluarkan dahak kehijauan = Ya OR Bibir kebiruan = Ya) AND (Kesulitan napas saat menarik napas = Tidak OR Menarik perut (dinding dada bawah) saat bernapas = Tidak OR Mual dan muntah = Tidak OR Napas dan nadi cepat = Tidak OR Sulit minum = Tidak) THEN Asma 13. IF (Batuk = Ya) AND (Sesak napas = Tidak) AND (Demam = Tidak) AND (Batuk mengeluarkan dahak kehijauan = Tidak OR Bibir kebiruan = Tidak) THEN Penyakit Umum 14. IF (Batuk = Tidak) AND (Demam = Ya) AND (Hidung meler = Ya OR Nyeri otot punggung = Ya OR Sakit kepala = Ya OR Sakit tenggorokan = Ya) THEN Influenza 15. IF (Batuk = Tidak) AND (Demam = Ya) AND (Hidung meler = Tidak OR Nyeri otot punggung = Tidak OR Sakit kepala = Tidak OR Sakit tenggorokan = Tidak) THEN Penyakit Umum 16. IF (Batuk = Tidak) AND (Demam = Tidak) AND (Sesak napas = Ya) THEN Asma 17. IF (Batuk = Tidak) AND (Demam = Tidak) AND (Sesak napas = Tidak) THEN Tidak terjangkit penyakit paru-paru Teknik yang digunakan adalah teknik forward chaining dengan pola data driven.sistem terus menerapkan aturan (rule) dan bergerak maju sampai tujuan telah tercapai (goal state).

27 Pseudocode Logika Diagnosa A = Batuk B = Sesak napas C = Demam D = (Nafsu makan berkurang + Nyeri dada) / 2 E = (Batuk mengeluarkan dahak kehijauan + Bibir kebiruan) / 2 F = (Kesulitan napas saat menarik napas + Menarik perut saat bernapas + Mual dan muntah + Napas dan nadi cepat + Sulit minum) / 5 G = (Berkeringat + Kesulitan napas saat mengeluarkan napas disertai mengi + Pucat + Susah berbicara) / 4 H = (Hidung meler + Nyeri otot punggung + Sakit kepala + Sakit tenggorokan) / 4 IF(A < 0.5) THEN A=0; IF(A >= 0.5) THEN A=Ya; IF(B < 0.5) THEN B=0; IF(B >= 0.5) THEN B=Ya; IF(C < 0.5) THEN C=0; IF(C >= 0.5) THEN C= Ya; IF(D < 0.5) THEN D=0; IF(D >= 0.5) THEN D=1; IF(E < 0.5) THEN E=0; IF(E >= 0.5) THEN E= 1; IF(F < 0.5) THEN F=0; IF(F >= 0.5) THEN F= 1; IF(G < 0.5) THEN G=0; IF(G >= 0.5) THEN G= 1; IF(H < 0.5) THEN H=0; IF(H >= 0.5) THEN H= 1; Dalam prosesnya mendeteksi penyakit, nilai 1 adalah Ya dan nilai Tidak adalah 0, yang selanjutnya menjadi acuan bagi pengguna untuk memilih jawaban sesuai dengan gejala yang dialami. Nilai 0,5 merupakan batas tengah sebagai acuan pengguna untuk memilih nilai Ya atau Tidak jika lebih dari 0,5 maka pengguna memilih Ya jika kurang dari 0,5 pengguna memilih Tidak Berikut rule-rule yang digunakan untuk proses pendeteksian penyakit yang diterapkan pada hasil analisa rule tahapan decision tree. IF A AND B AND E AND F THEN Pneumonia

28 66 IF A AND B AND E AND NOT F AND G THEN Asma IF A AND B AND E AND NOT F AND NOT G THEN Tuberculosis IF A AND B AND NOT E AND D THEN Tuberculosis IF A AND B AND NOT E AND NOT D AND G THEN Asma IF A AND B AND NOT E AND NOT D AND NOT G AND F THEN Pneumonia IF A AND B NOT E AND NOT D AND NOT G AND NOT F THEN Penyakit Umum IF A AND NOT B AND C AND H THEN Influenza IF A AND NOT B AND C AND NOT H AND F THEN Pneumonia IF A AND NOT B AND C AND NOT H AND NOT F THEN Penyakit Umum IF A AND NOT B AND NOT C AND E AND F THEN Pneumonia IF A AND NOT B AND NOT C AND E AND NOT F THEN Asma IF A AND NOT B AND NOT C AND NOT E THEN Penyakit Umum IF NOT A AND C AND H THEN Influenza IF NOT A AND C AND NOT H THEN Penyakit Umum IF NOT A AND NOT C AND B THEN Asma IF NOT A AND NOT C AND NOT B THEN Tidak terjangkit penyakit paru-paru

29 Daftar Pertanyaan Diagnosa Pada Sistem Pakar 1. Apakah anda menderita batuk? 2. Apakah anda mengalami sesak napas? 3. Apakah anda terkena demam? 4. Apakah nafsu makan anda berkurang? 5. Apakah anda merasakan nyeri di dada? 6. Apakah batuk anda mengeluarkan dahak kehijauan? 7. Apakah bibir anda berubah warna menjadi kebiruan? 8. Apakah anda kesulitan napas saat hendak menarik napas? 9. Apakah anda menarik perut anda (dinding dada bawah) saat bernapas? 10. Apakah anda mengalami mual dan muntah? 11. Apakah napas dan nadi anda menjadi cepat? 12. Apakah anda menjadi sulit minum? 13. Apakah anda mudah berkeringat? 14. Apakah anda mengalami kesulitan saat berpanas saat mengeluarkan napas serta disertai mengi (suara yang dihasilkan ketika melakukan pernapasan)? 15. Apakah anda pucat? 16. Apakah anda susah berbicara? 17. Apakah hidung anda meler? 18. Apakah anda mengalami nyeri otot punggung? 19. Apakah anda menderita sakit kepala? 20. Apakah tenggorokan anda sakit?

30 Perancangan Sistem Pakar Use Case Diagram Model Gambar 3.16 Use Case Diagram

31 Skenario Use Case 1. Masuk ke dalam system Tabel 3.13 Skenario Use Case Use Case Masuk ke dalam sistem Description Kegiatan pengguna untuk masuk ke dalam aplikasi sistem pakar pendeteksi penyakit pneumonia Pre Condition Pengguna mengunduh aplikasi sistem pakar pendeteksi penyakit pneumonia Actor Action System Response Pengguna menekan tombol Enter Sistem berjalan dan membawa pengguna menuju ke halaman utama aplikasi Pengguna menekan tombol Exit Sistem berhenti dan aplikasi sistem pakar ditutup Post Condition Pengguna telah masuk ke halam utama dan dapat mengakses menu yang telah disediakan.

32 70 2. Menjawab Pertanyaan Diagnosa Tabel 3.14 Tabel Skenario Use Case 2 Use Case Description Pre Condition Actor Action - Pengguna menekan tombol Diagnosa - Pengguna menjawab pertanyaan yang diberikan dan menekan tombol next untuk maju ke pertanyaan selanjutnya Post Condition M K p P S P

33 71 3. Melihat hasil diagnosa Tabel 3.15 Tabel Skenario Use Case 3 Use Case Melihat hasil diagnosa Description Kegiatan pengguna untuk melihat hasil diagnosa yang telah di proses oleh aplikasi sistem pakar Pre Condition Pengguna menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan oleh aplikasi sistem pakar Actor Action System Response Pengguna menekan tombol Info Sistem akan menampilkan informasi penyakit yang diderita pengguna Pengguna menekan tombol Sistem akan membawa pengguna menuju Menu halaman utama Post Condition Pengguna telah melihat hasil diagnosa dan dapat lanjut mengakses menu lainnya

34 72 4. Melihat informasi penyakit dan pencegahannya Tabel 3.16 Tabel Skenario Use Case 4 Use Case Melihat informasi penyakit dan pencegahannya Description Kegiatan pengguna untuk melihat informasi dari berbagai penyakit paru-paru dan pencegahannya Pre Condition Pengguna masuk ke dalam sistem aplikasi sistem pakar pendeteksi penyakit pneumonia Actor Action System Response Pengguna memilih daftar nama Sistem akan menampilkan informasi penyakit paru-paru yang telah sekaligus pencegahan dari penyakit yang disediakan pengguna pilih Pengguna menekan tombol Back Sistem akan membawa pengguna menuju halaman utama Post Condition Pengguna telah melihat hasil informasi penyakit dan pencegahannya dan dapat lanjut mengakses menu lainnya

35 Activity Diagram Mobile User Sistem Gambar 3.17 Activity Diagram Masuk ke Sistem

36 74 Mobile User Sistem Gambar 3.18 Activity Diagram Proses Diagnosa

37 75 Mobile User Sistem Gambar 3.19 Activity Diagram Melihat Hasil Diagnosa

38 76 Mobile User Sistem Gambar 3.20 Activity Diagram Melihat Informasi Penyakit

39 Struktur Menu Berikut adalah gambar dari susunan menu dari aplikasi sistem pakar pendeteksi penyakit pneumonia. Gambar 3.21 Struktur Menu Berawal dari halaman utama (main page) pengguna dapat masuk (enter) maupun keluar (exit). Jika pengguna masuk maka akan muncul menu utama (main menu), dimana menu utama ini terdiri dari 3 menu yaitu mulai diagnosa (diagnosa start), informasi (information) dan keluar (exit). Di dalam menu diagnosa start halaman yang dapat dituju berupa halaman hasil diagnosa (result) dan informasi penyakit (info disease) yang masing-masing halaman tersebut dapat mengembalikan pengguna ke halaman menu utama. Pada menu informasi terdapat halaman daftar macam-macam penyakit (list diseases) dan informasi penyakit (info disease) yang masing-masing halaman juga dapat mengembalikan pengguna ke halaman menu utama Perancangan Layar

40 78 1. Main Page Gambar 3.22 Perancangan Layar Halaman Awal Aplikasi 2. Main Menu

41 79 Gambar 3.23 Perancangan Layar Halaman Menu Utama Aplikasi 3. Diagnosa Start

42 80 Gambar 3.24 Perancangan Layar Halaman Menu Mulai Diagnosa 4. Result

43 81 Gambar 3.25 Perancangan Layar Halaman Hasil Diagnosa 5. Info Disease

44 82 Gambar 3.26 Perancangan Layar Halaman Informasi Penyakit 6. List Diseases

45 Gambar 3.27 Perancangan Layar Halaman List Penyakit 83

46 84

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Kesehatan merupakan hal yang berharga bagi setiap manusia karena jika terserang penyakit akan berpengaruh buruk untuk aktifitas yang dilakukan. Suatu penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh tubuh. Karena fungsi jantung sangat penting bagi manusia maka

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh tubuh. Karena fungsi jantung sangat penting bagi manusia maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung adalah salah satu organ vital bagi makhluk hidup. Pada manusia, seperti halnya makhluk hidup yang lain jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radang paru atau yang lebih dikenal dengan sebutan pneumonia merupakan penyakit saluran napas bawah akut yang biasanya disebabkan oleh infeksi (Jeremy, 2007).

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR. yang ahli dalam bidang tertentu dan mempunyai pengetahuan atau keahlian

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR. yang ahli dalam bidang tertentu dan mempunyai pengetahuan atau keahlian 48 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR 3.1 Analisis Sistem Pakar Dalam mengembangkan sistem pakar ini diperlukan pengetahuan dan informasi yang diperoleh dari beberapa sumber, yaitu dari para pakar,

Lebih terperinci

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Lambung dengan Metode Forward Chaining Berbasis Android

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Lambung dengan Metode Forward Chaining Berbasis Android Sistem Pakar Diagnosa Lambung dengan Metode Forward Chaining Berbasis Android Joko S Dwi Raharjo 1, Damdam Damiyana 2, Miftach Hidayatullah 3 1,2 Dosen STMIK Bina Sarana Global, 3 Mahasiswa STMIK Bina

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem pakar mendiagnosa penyakit paru-paru berbasis client server yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seseorang yang ingin memeriksa kesehatannya cenderung untuk berkonsultasi ke dokter ahli, namun terkadang hal ini dapat menyulitkan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan membahas tentang contoh-contoh sistem pakar yang telah dibangun sebelumnya dengan menggunakan metode Certainty Factor maupun dengan metode lainnya. Untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat negara kita baru mulai bangkit dari krisis, baik krisis ekonomi, hukum dan kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Pakar Mendiagnosa Perkembangan Dan Kesehatan Pada Anak yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan Metode CF (Certainty Factor)

Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan Metode CF (Certainty Factor) Jurnal Komputer Terapan Vol. 2, No. 2, November 2016, 159-168 159 Jurnal Politeknik Caltex Riau http://jurnal.pcr.ac.id Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, yang disebabkan oleh agen infeksius yang dapat menimbulkan berbagai

Lebih terperinci

DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH

DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH Putri Kurnia Handayani Jurusan Sistem Informasi Universitas Muria Kudus PO BOX 53 Gondangmanis Kudus e-mail : pu3_kurnia@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pakar Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana mengadopsi cara seorang pakar berfikir dan bernalar dalam menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma ABSTRAK Hampir tidak ada penyakit anak yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. mengetahui penyakit yang diderita. - Pasien kesulitan jika ingin mencari racikan obat tradisional

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. mengetahui penyakit yang diderita. - Pasien kesulitan jika ingin mencari racikan obat tradisional BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Permasalahan 3.1.1 Identifikasi Masalah yang dihadapi - Pasien memerlukan banyak waktu, biaya dan tenaga hanya untuk mengetahui penyakit yang diderita - Obat

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS CURUG TANGERANG Pengantar : Dengan hormat, nama saya Ade Atik, mahasiswa

Lebih terperinci

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Forward Chaining

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Forward Chaining Juli Desember 2016 ISSN 1411 0059 Sistem Pakar Diagnosis ParuParu Menggunakan Metode Forward Chaining Esti Rahmawati 1 dan Hari Wibawanto 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan

Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan Lampiran 2. Data angka penyebab kematian pada narapidana dan tahanan di Indonesia tahun 2011 No Nama Penyakit Jumlah 1 HIV/AIDS 105 2

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau

Lebih terperinci

Mengapa disebut sebagai flu babi?

Mengapa disebut sebagai flu babi? Flu H1N1 Apa itu flu H1N1 (Flu babi)? Flu H1N1 (seringkali disebut dengan flu babi) merupakan virus influenza baru yang menyebabkan sakit pada manusia. Virus ini menyebar dari orang ke orang, diperkirakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa kehadiran mata dalam kehidupan kita, membaca tulisan ini pun menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa kehadiran mata dalam kehidupan kita, membaca tulisan ini pun menjadi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Mata adalah salah satu karunia yang diberikan Tuhan pada umat manusia. Tanpa kehadiran mata dalam kehidupan kita, membaca tulisan ini pun menjadi hal yang mustahil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu seorang pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu seorang pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat, pada bidang kedokteran saat ini juga telah memanfatkan teknologi untuk membantu peningkatan pelayanan yang lebih

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK DETEKSI PENYAKIT PNEUMONIA BERBASIS ANDROID

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK DETEKSI PENYAKIT PNEUMONIA BERBASIS ANDROID PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK DETEKSI PENYAKIT PNEUMONIA BERBASIS ANDROID Debora Valentia Silitonga Shiendy Suci Ismi Bayyinah Sudarno Wiharjo Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9, Kemanggisan/Palmerah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini membawa manusia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini membawa manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat telah mempengaruhi kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini membawa manusia menuju kehidupan yang

Lebih terperinci

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C) Nama : Ardian Nugraheni (23111307C) Nifariani (23111311C) MACAM-MACAM PENYAKIT A. Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) 1) Pengertian Terjadinya penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue

Lebih terperinci

Analisa Dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pernapasan Organ Paru Khususnya TB Paru Berbasis Website Dan Android

Analisa Dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pernapasan Organ Paru Khususnya TB Paru Berbasis Website Dan Android Analisa Dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pernapasan Organ Paru Khususnya TB Paru Berbasis Website Dan Android Nama: Risti Mustika Brilianti NPM: 50408732 Jurusan:Teknik Informatika

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Sasaran : 1. Umum : Keluarga pasien ISPA 2. Khusus: Pasien ISPA Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2014 Waktu : Pukul 9.30 10.00

Lebih terperinci

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) 1. Pengertian ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spectrum

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pakar adalah suatu cabang kecerdasan buatan yang menggunakan pengetahuan-pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seorang ahli untuk menyelesaikan suatu masalah

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1.Analisa Masalah Berbagai upaya telah dilakukan oleh perusahaan untuk menanggulangi penyakit seperti gejala-gejala, nilai akurasi di data, namun tanpa peran serta

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Jantung dengan Metode Forward Chaining Berbasis Android

Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Jantung dengan Metode Forward Chaining Berbasis Android Perancangan Pakar Diagnosa Penyakit Jantung dengan Metode Forward Chaining Berbasis Android Joko S Dwi Raharjo 1, Damdan Damiyana 2, Lioe Steven 3 1,2 Dosen STMIK Bina Sarana Global, Mahasiswa STMIK Bina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi yang mengenai saluran pernapasan. Istilah ini diadaptasi dari istilah bahasa inggris Acute Respiratory

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB 1 Irman Hariman, M.T. 2 Andri Noviar 1 Program Studi Teknik Informatika STMIK LPKIA Jln.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas bawah akut pada parenkim paru. Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit (PDPI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada orang dewasa, sakit kepala parah adalah gejala yang paling umum meningitis - terjadi di hampir 90% dari kasus meningitis bakteri, diikuti oleh kaku kuduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat merupakan substansi yang dapat mengurangi gejala hingga menyembuhkan penyakit. Obat-obatan banyak yang beredar dan dijual bebas di pasaran. Ada yang bebas dibeli,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Pakar Mendiagnosa Perkembangan Dan Kesehatan Pada Anak. IV.1.1 Tampilan Menu Utama Tampilan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman memang pasti akan berubah karena orang-orang yang hidup didalamnya juga mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan bisa berlangsung menjadi baik ataupun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kanker Paru Paru yang dapat dilihat sebagai berikut : 1. Form login. Form

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit adalah salah satu hal yang ditakuti oleh manusia pada umumnya, karena penyakit bisa berakibat fatal dalam kehidupan manusia. Salah satu akibat terburuk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu seorang pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu seorang pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat, pada bidang kedokteran saat ini juga telah memanfatkan teknologi untuk membantu peningkatan pelayanan yang lebih

Lebih terperinci

Swine influenza (flu babi / A H1N1) adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae.

Swine influenza (flu babi / A H1N1) adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae. Arie W, FKM Undip FLU BABI PIG FLU SWINE FLU Terbaru : Influensa A H1N1 Swine influenza (flu babi / A H1N1) adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae. Bersifat wabah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam mencari kepastian terjangkitnya sebuah penyakit, masyarakat harus pergi berkonsultasi ke dokter ahli untuk melakukan pemeriksaan dari gejala

Lebih terperinci

APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS UNTUK MOBILE DEVICES MENGGUNAKAN J2ME

APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS UNTUK MOBILE DEVICES MENGGUNAKAN J2ME Media Informatika, Vol. 5, No. 2, Desember 2007, 87-98 ISSN: 0854-4743 APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS UNTUK MOBILE DEVICES MENGGUNAKAN J2ME Chandra Putra Pradana, Sri Kusumadewi Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Rahmat Tullah, Arni R Mariani, dan Eric Sendy Christian Jurnal Sisfotek Global ISSN : Vol. 6 No. 1 / Maret 2016

Rahmat Tullah, Arni R Mariani, dan Eric Sendy Christian Jurnal Sisfotek Global ISSN : Vol. 6 No. 1 / Maret 2016 Rahmat Tullah, Arni R Mariani, dan Eric Sendy Christian Jurnal Sisfotek Global ISSN : 2088 1762 Vol. 6 No. 1 / Maret 2016 LATAR BELAKANG Usaha peternakan ayam negeri cukup pesat perkembangannya. Banyaknya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 0 Desa Lenek Kec. Aikmel EVALUASI LAYANAN KLINIS PUSKESMAS LENEK 06 GASTROENTERITIS AKUT. Konsistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara yang sedang berkembang, khususnya di puskesmas sangat sulit dijumpai tenaga ahli kesehatan (spesialis), padahal orang tua sangat membutuhkan dokter spesialis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur 12-59 bulan (Kemenkes RI, 2015: 121). Pada usia ini, balita masih sangat rentan terhadap berbagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Dalam Dan Penyobatannya Menggunakan Obat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sering dialami dan penanganan yang bisa dilakukan oleh cat lover.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sering dialami dan penanganan yang bisa dilakukan oleh cat lover. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data dan Informasi Pengumpulan data dan informasi dilakukan pada penanganan pertama pada kucing. Penanganan pertama pada penelitian ini difokuskan pada penyakit

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 7 NO. 2 September 2014

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 7 NO. 2 September 2014 REKAYASA PERANGKAT LUNAK DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING BERBASIS WEB Minarni 1 Via Novriani 2 ABSTRACT This research aims to build applications that can allow a user to

Lebih terperinci

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

APA ITU TB(TUBERCULOSIS) APA ITU TB(TUBERCULOSIS) TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras Agar aplikasi dapat dijalankan dengan baik dan lancar, diperlukan spesifikasi standar dari suatu perangkat keras. Ada beberapa

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 ANALISIS PEMBUATAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT TROPIK INFEKSI BERBASIS WAP Yuliana 2007250024

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST. Ranah Kognitif Deskripsi Soal Jawaban

KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST. Ranah Kognitif Deskripsi Soal Jawaban KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST No Tujuan Pembelajaran 1 1. Menjelaskan pengertian sistem. 2. Menuliskan organ-organ 3. Menjelaskan fungsi organorgan yang terlibat dalam sistem Ranah Kognitif Deskripsi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN SISTEM PAKAR

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN SISTEM PAKAR BAB III AALISA MASALAH DA RACAGA SISTEM PAKAR 1.1 Sejarah Singkat Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk merupakan sarana kesehatan yang lahir berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 7 tahun

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA TANAMAN KOPI DENGAN LAYANAN BERBASIS LOKASI

PERANCANGAN SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA TANAMAN KOPI DENGAN LAYANAN BERBASIS LOKASI PERANCANGAN SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA TANAMAN KOPI DENGAN LAYANAN BERBASIS LOKASI Wahyu Aditya Nugraha BINUS University, Jakarta, Indonesia Miranty Lestari BINUS University, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

Penyebab: si kecil diserang jasad renik, seperti kuman, mikroba atau virus. Namun penyebab terbesar adalah virus.

Penyebab: si kecil diserang jasad renik, seperti kuman, mikroba atau virus. Namun penyebab terbesar adalah virus. Apakah anak anda sering terjangkit penyakit batuk dan pilek? Baru saja sembuh, ga lama kemudian sakit lagi? Kalau jawabannya "ya", simaklah artikel berikut yang kami kutip dari kompas.com, semoga dapat

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI DINI PENYAKIT TROPIS PADA BALITA

PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI DINI PENYAKIT TROPIS PADA BALITA Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 8 No. 1 Edisi Februari 2013 20 PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI DINI PENYAKIT TROPIS PADA BALITA Septya Maharani Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN NOMOR RESPONDEN PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER Berikut

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT REGULER

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT REGULER LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT REGULER Waspadai Penyakit Infeksi Pada Musim Kemarau Oleh : Dra.LilisSuryani.,M.Kes (NIK: 173013/NIDN 0510026801) FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan kasus Tuberkulosis (TB) yang tinggi dan masuk dalam ranking 5 negara dengan beban TB tertinggi di dunia 1. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini, jumlah perokok aktif di Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia berada di urutan ketiga dengan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR M. Zainal Arifin 1, Siti Nurhayati 2, Adri Raidyarto 3 Program Studi Sistem Informasi Universitas Yapis Papua Jl. DR. Samratulangi,

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang menyebabkan peningkatan hiperresponsif yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak nafas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan ilmu komputer semakin meluas ke berbagai bidang, salah satunya di bidang kesehatan. Hal ini mendorong para ahli untuk semakin mengembangkan komputer agar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem Kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang berjalan yaitu : 1. Sebagian besar masyarakat tidak perduli akan penyakit yang dideritanya.

Lebih terperinci

DIAGNOSA PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN (THT) PADA ANAK DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE ANDROID

DIAGNOSA PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN (THT) PADA ANAK DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE ANDROID DIAGNOSA PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN (THT) PADA ANAK DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE ANDROID [1] Dini Anggraini, [2] Beni Irawan, dan [3] Tedy Rismawan [1] [2] [3] JurusanSistem

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES CLASSIFIER

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES CLASSIFIER SISTEM AKAR DIAGNOSIS ENYAKIT INFEKSI SALURAN ERNAASAN AKUT ADA ANAK MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES CLASSIFIER Hendra Effendi Teknik Informatika STMIK alcomtech Jl. Basuki Rahmat No. 05, alembang 30129,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sigli, masih belum cukup tenaga ahli kesehatan (spesialis), padahal orang tua sangat membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel

BAB I PENDAHULUAN. terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pneumonia adalah peradangan dari parenkim paru, dimana asinus terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam dinding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak. Infeksi

Lebih terperinci

Laporan Penyuluhan. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)

Laporan Penyuluhan. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) Laporan Penyuluhan Penyakit Paru Obstruksi Kronik () A. Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronik () atau disebut juga dengan Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) merupakan masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa sistem yang sedang berjalan Analisa sistem yang dijelaskan pada bab ini adalah sebagai bahan perbandingan dengan sistem yang akan dirancang. Adapun sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan penduduk salah satunya adalah menanggulangi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), mulai dari tindakan

Lebih terperinci

Diagnosis Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan pada Anak Menggunakan Forward Chaining dan Certainty Factor

Diagnosis Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan pada Anak Menggunakan Forward Chaining dan Certainty Factor Diagnosis Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan pada Anak Menggunakan Forward Chaining dan Certainty Factor Ida Wahyuni 1), Chynthia Kusumawati 2) 1 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Malang 1,2

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN Uji Coba

BAB IV. HASIL DAN Uji Coba BAB IV HASIL DAN Uji Coba IV..1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan sistem pakar diagnosa penyakit yang menyerang telapak kaki dengan menggunakan metode Delta

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK SISTEM PAKAR NAMA KELOMPOK : FERI DWI UTOMO ROBBY INDRAWAN SUDRAJAT SEPTIAWAN PRIO SETIADI

TUGAS KELOMPOK SISTEM PAKAR NAMA KELOMPOK : FERI DWI UTOMO ROBBY INDRAWAN SUDRAJAT SEPTIAWAN PRIO SETIADI TUGAS KELOMPOK SISTEM PAKAR NAMA KELOMPOK : FERI DWI UTOMO 1341177004176 ROBBY INDRAWAN SUDRAJAT 1341177004239 SEPTIAWAN PRIO SETIADI 1341177004314 JURNAL KE 1 JUDUL : Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya adalah kesehatan, karena seseorang tidak akan merasakan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya adalah kesehatan, karena seseorang tidak akan merasakan kebahagiaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang. Kebutuhan manusia meliputi kebutuhan primer dan sekunder, kebutuhan primer meliputi makan, minum, pakaian dll. Kebutuhan lain yang tidak kalah pentingnya adalah kesehatan,

Lebih terperinci

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016 RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S.Kom) Pada Program Teknik Informatika

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Asma Berbasis Forward Chaining

Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Asma Berbasis Forward Chaining ISSN: 2089-3787 495 Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Asma Berbasis Forward Chaining Rintana Arnie, Muhammad Maurits STMIK Banjarbaru JL. A. Yani Km 33,3 Banjarbaru Rintana.bjm@gmail.com, mauritz@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 17 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. BAHAN Sampel penelitian diambil dari medical record (catatan medis) rumah sakit Dr. Sardjito Yogyakarta pada tanggal 13-16 Desember 2005. Sampel terdiri dari data pasien

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Dan Manfaat

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Dan Manfaat PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan ilmu kedokteran mengalami kemajuan pesat yang ditandai dengan ditemukannya penyakit-penyakit tropis baru yang belum teridentifikasi sebelumnya. Para dokter ahli

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal 4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal 30 Mei-29 Juni tahun 2013. Dengan menggunakan tehnik accidental sampling,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease)

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit sistem pernapasan merupakan penyebab 17,2% kematian di dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease) 5,1%, infeksi pernapasan bawah

Lebih terperinci

Metode Tsukamoto untuk Mendiagnosa Penyakit Infeksi pada Manusia

Metode Tsukamoto untuk Mendiagnosa Penyakit Infeksi pada Manusia Metode Tsukamoto untuk Mendiagnosa Penyakit Infeksi pada Manusia Irmalia Suryani Faradisa dan Putri Sari Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional Malang E-mail: faradyza@gmail.com Abstrak Gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan bidang kesehatan menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Algoritma Pengujian algoritma dalam penelitian ini dilakukan melalui tingkat akurasi sistem pakar dalam mendeteksi penyakit thyroid. Pengujian algoritma akan memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Analisis Kebutuhan dan Masalah Analisis Masalah

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Analisis Kebutuhan dan Masalah Analisis Masalah BAB 3 METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan dan Masalah 3.1.1 Analisis Masalah Berdasarkan kajian jurnal, banyak pemilik anjing yang kurang memperhatikan kesehatan anjingnya karena masalah biaya, keberadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian diagnosa penyakit asma dengan menggunakan metode fuzzy Tsukamoto, dibutuhkan data mengenai gejala penyakit dari seorang pakar atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia. ISPA dapat diklasifikasikan menjadi infeksi saluran

Lebih terperinci