BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan bayi. Selain mengandung zat nutrisi yang dibutuhkan, ASI juga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan bayi. Selain mengandung zat nutrisi yang dibutuhkan, ASI juga"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air susu ibu (ASI) Air susu ibu sangat diperlukan selama masa pertumbuhan dan perkembangan bayi. Selain mengandung zat nutrisi yang dibutuhkan, ASI juga meningkatkan daya tahan tubuh dan mengandung antibakteri dan antivirus yang melindungi bayi terhadap infeksi. Air susu ibu sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia empat sampai enam bulan (Khairunniyah, 2004). Air susu ibu menurut stadium laktasi: i) Kolostrum Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mammae, dari hari pertama sampai hari ketiga dan sangat penting diberikan kepada bayi untuk membangun sistem pertahanan tubuh. Jika dibandingkan dengan susu matur (matang), kolostrum lebih banyak mengandung protein, kolesterol, lesitin, vitamin yang larut lemak, antibodi, mineral terutama: natrium, kalium dan klorida, sedangkan kandungan karbohidrat, lemak dan total energi lebih rendah, ph lebih alkalis dan bila dipanaskan akan menggumpal. Komposisi kolostrum ini sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada hari-hari pertama kehidupannya (Soetjiningsih, 1997). ii) Air Susu Peralihan Merupakan air susu ibu peralihan dari kolostrum sampai menjadi air susu ibu yang matur, disekresi dari hari keempat sampai hari kesepuluh. Kadar protein

2 makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat, lemak dan volume air susu ibu semakin meningkat dibanding kolostrum (Soetjiningsih, 1997). iii) Air Susu Matur (Matang) Merupakan air susu ibu yang disekresi pada hari kesepuluh dan seterusnya, komposisi relatif konstan mulai minggu ketiga sampai minggu kelima, cairan berwarna putih kekuningan. Pada Ibu yang sehat dimana produksi air susu ibu cukup, air susu ibu ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur enam bulan (Soetjiningsih, 1997) Komposisi Air Susu Ibu (ASI) Air susu ibu mengandung sekitar 88 % air per 1 gram air susu ibu, 1,10% protein yang sesuai untuk pertumbuhan dan kondisi ginjal bayi dan 3,50-4,50% lemak. Walaupun kuantitas protein air susu ibu rendah dibanding susu sapi, namun kualitasnya lebih baik. Kadar lemak dalam air susu ibu lebih tinggi, namun mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam air susu ibu terlebih dahulu dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat di dalam air susu ibu (Soetjiningsih, 1997). Air susu ibu mengandung asam lemak jenuh yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Kandungan asam lemak jenuh memberikan manfaat besar terhadap kesehatan bayi diantaranya asam lemak jenuh rantai sedang disintesis oleh kelenjar mammae melalui sirkulasi yang panjang (Alexandra et al., 2009; Spear et al., 1992). Kadar vitamin di dalam air susu ibu diperoleh dari asupan makanan ibu yang harus cukup dan seimbang. Komposisi vitamin A dan C di dalam air susu ibu cukup tinggi, vitamin K dan E dalam jumlah yang cukup, dan vitamin D

3 dalam jumlah yang sedikit, sehingga bayi yang prematur atau bayi yang kurang mendapatkan sinar matahari, dianjurkan untuk diberi suplementasi vitamin D (Suharjo, 1996). Komposisi asam lemak, nutrisi dan vitamin di dalam air susu ibu dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel. 2.1 Komposisi asam lemak, nutrisi dan vitamin di dalam air susu ibu Asam lemak jenuh (%) Asam butirat 0,40 Asam kaproat 0,10 Asam kaprilat 0,30 Asam kaprat 0,30 Asam laurat 5,80 Asam miristat 8,60 Asam palmitat 22,60 Asam stearat 7,80 Asam arakidonat 1,00 Asam lemak tidak jenuh (%) Asam oleat 36,40 Asam linoleat 8,30 Asam linolenat 0,40 Komposisi nutrisi ASI untuk setiap (100 ml) Protein (g) 1,20 Kasein (g) 0,40 Laktalbumin (g) 0,30 Lemak (g) 3,80 Laktosa (g) 7,00 Nilai-Kalori (Kcal) 71 Mineral (g) 0,21 Kalsium (mg) 33 Fosfor (mg) 43 Magnesium (mg) 4 Kalium (mg) 55 Natrium (mg) 15 Besi (mg) 0,15 Cu (mg) 0,04 Mangan (mg) 0,07 Vitamin Vitamin A (I.U) 160 Vitamin D (I.U) 1,40 Asam nikotianat (mg) 0,17 Asam folat (mcg) 0,20

4 Biotin (mcg) 0,40 Vitamin B12 (mcg) 0,03 Vitamin C (mg) 4,00 Sumber: Maheswari dan Ronny, 2008) Manfaat Air Susu Ibu (ASI) Air susu ibu merupakan makanan sumber nutrisi yang terbaik untuk bayi karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki dibanding air susu yang lain. Manfaat yang diperoleh baik untuk bayi maupun ibu, antara lain: komposisi air susu ibu sangat cocok dengan fungsi pencernaan bayi yang belum lengkap ataupun bayi dengan lahir prematur, komposisi sesuai dengan kebutuhan bayi menurut usia bayi, mengandung zat pelindung yang dapat menghindarkan bayi dari berbagai penyakit infeksi, terutama karena konsentrasi Immunoglobulin A (IgA) yang tinggi dalam kolostrum, sehingga sangat efektif melawan organisme patogen ketika sistem imum bayi belum sepenuhnya terbentuk (Rutishauser, 1996). Pemberian air susu ibu juga mempunyai beberapa keuntungan yaitu: terjalin hubungan yang lebih erat antara ibu dan bayi, mempercepat pengembalian uterus ke kondisi awal dan penyembuhan paska melahirkan, menghindari kemungkinan menderita kanker payudara pada masa mendatang dan dengan menyusui kesuburan ibu akan berkurang untuk beberapa bulan kedepan (membantu program keluarga berencana, KB) (Soetjiningsih, 1997; Suradi dan Utami 2008). Pemberian air susu ibu ekslusif yaitu pemberian air susu ibu sampai bayi umur enam bulan yang memberikan dampak positif bagi kesehatan bayi. Air susu ibu mempunyai toleransi yang baik, mudah dicerna, mempunyai suhu yang optimal, selalu tersedia setiap saat dibutuhkan oleh bayi dan tidak memerlukan persiapan yang rumit atau alat takaran, bersih, aman, tidak mudah terkontaminasi

5 dari luar bila langsung diberikan sehingga bayi yang disusui tidak mudah terserang diare, serta tidak adanya bahaya alergi (Soetjiningsih, 1997) Sintesis Air Susu Ibu (ASI) Kelenjar mammae menghasilkan air susu ibu melalui proses yang panjang. Sel-sel epitel kelenjar mammae mengandung sel-sel bakal (stem cells) dan sel-sel alveoli sekretoris. Sel-sel bakal distimulasi oleh hormon pertumbuhan manusia (Human Growth Hormone, HGH) yang dihasilkan oleh sel-sel eosinofilik pituitari anterior dan insulin. Kebanyakan ASI disintesis ketika terjadi proses penyusuan, yang produksinya dirangsang oleh prolaktin. Skema sel-sel sekretori kelenjar mammae dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Skema sel sekretori kelenjar mammae (Lawrence, 1999). Menurut Lawrence (1999), bagian-bagian sel sekretori beserta fungsinya adalah sebagai berikut: i) Nukleus, berfungsi untuk duplikasi material genetik dan transkripsi kode genetik. Sintesis Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) dan Riboluse Nucleic Acid (RNA) dalam nukleus bertambah saat kehamilan dan paling tinggi saat menyusui.

6 ii) Sitosol mengandung sitoplasma tanpa bagian mitokondria dan mikrosom, sitosol ini mengandung enzim yang merupakan kofaktor penting untuk sintesis ASI. iii) Mitokondria bertambah jumlahnya dalam sel-sel epitel kelenjar mammae yang merupakan alat pernapasan utama atau penyedia Adenosin Triofosfat (ATP) pada sel dan pengatur beberapa metabolisme sel melewati permeabilitas yang berbeda untuk anion-anion tertentu, menyediakan sitrat sebagai sumber karbon untuk biosintesis asam lemak dan asam amino non-essensial. iv) Keping mikrosom terdiri dari badan Golgi, retikulum endoplasmik dan membran untuk sintesis lemak, mengolah asam amino, glukosa dan asam lemak menjadi protein, karbohidrat dan lemak untuk disekresikan. v) Badan golgi berfungsi untuk sintesis laktosa, dan tempat penyimpanan kasein dan laktosa. vi) Endoplasmik retikulum berfungsi untuk sintesis protein, trigliserid, fosfolipid dan denaturasi asam lemak Faktor-faktor yang mempengaruhi sintesis, sekresi dan komposisi Air Susu Ibu (ASI) Faktor psikologis, fisiologis, sosiologis dan tingkat konsumsi zat gizi dapat mempengaruhi sintesis, sekresi dan komposisi air susu ibu. Agar air susu ibu yang diberikan dapat dikonsumsi bayi secara optimal maka dibutuhkan kerjasama yang baik (keeratan hubungan emosional) antara ibu dengan bayinya. Menurut Soetjinigsih, (1997), faktor psikologis diantaranya, ibu dengan perasaan resah, gelisah dan emosi yang labil sering menemui kesukaran dalam menyusui, syok karena berita buruk secara psikologis juga dapat menyebabkan air susu ibu berhenti secara cepat. Faktor fisiologis yang mempengaruhi volume air

7 susu ibu mencakup kapasitas ibu untuk mensekresi air susu ibu dan kemampuan bayi untuk mengkonsumsi air susu ibu (frekuensi, durasi menyusui, berat badan lahir bayi dan kekuatan isapan bayi). Volume air susu ibu yang disekresikan bervariasi terhadap periode laktasi. Menurut Santosa (2001), volume air susu ibu cenderung meningkat pada minggu kedua dan ketiga, kemudian berkurang kembali pada minggu keempat. Kapasitas ibu untuk menghasilkan air susu ibu dan kemampuannya untuk mensekresikan sangat bergantung pada anatomi kelenjar mammae, faktor hormonal dan makanan ibu. Faktor sosiologis mempengaruhi kuantitas air susu ibu melalui mekanisme psikologis dan fisiologis, misalnya pendapat umum bahwa menyusui adalah hal yang tidak disukai menyebabkan ibu tidak nyaman untuk menyusui bayinya sehingga menyebabkan penghambatan sekresi air susu ibu. Dalam masyarakat dimana ibu harus bekerja jauh dari rumah, menyebabkan kesempatan menyusui berkurang dan bayi diberikan pengganti air susu ibu juga akan mempengaruhi kuantitas air susu ibu yang dikonsumsi bayi (Soetjinigsih, 1997; Wright dan Bruner, 1994). Komposisi asam lemak di dalam air susu ibu dipengaruhi oleh diet ibu. Salah satu asam lemak yang memberikan manfaat bagi bayi adalah asam lemak jenuh rantai sedang. Untuk itu penting bagi ibu untuk memasukkan asam lemak jenuh rantai sedang diantaranya asam kaprilat, kaprat dan laurat yang banyak terdapat di dalam VCO dapat memberikan efek positif terhadap kesehatan tubuh dan bayi (Haug et al., 2007). Finley et al. (1985) melaporkan bahwa jumlah asam lemak yang disintesis oleh kelenjar mammae meningkat sesuai usia laktasi, hal ini menunjukkan bahwa bayi dengan usia lebih tinggi dapat menerima air susu ibu dengan kandungan

8 asam lemak lebih tinggi. Kandungan asam lemak yang berbeda pada dua populasi ibu-ibu menyusui di wilayah Israel menunjukkan bahwa asam lemak tersebut merupakan hasil dari diet ibu itu sendiri (Silberstein et al., 2013). Metode pengumpulan air susu ibu sebagai sampel juga mempengaruhi komposisi yang terkandung didalam air susu ibu. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam metode pengumpulan sampel adalah: kesamaan periode atau lama menyusui, waktu atau jam pengambilan sampel air susu ibu, sampel air susu ibu diambil dari sisi kelenjar yang sama, kesamaan jarak kehamilan ke sebelum awal laktasi, kesamaan lamanya siklus menstruasi atau lamanya kehamilan dan interval kehamilan sebelumnya (WHO, 2002) Penyimpanan Air Susu Ibu (ASI) Kondisi penyimpanan yang optimal diperlukan karena air susu ibu merupakan produk atau bahan pangan dari manusia yang dikategorikan sebagai hewan mamalia. Bahan pangan nabati relatif lebih tahan lama waktu simpannya daripada hewani, sehingga air susu ibu sebagai produk hewani relatif pendek waktu simpannya. Dibutuhkan kondisi optimal dan metode yang paling sesuai dari berbagai macam metode penyimpanan yang ada untuk menyimpan air susu ibu (Widyani dan Tety, 2008). Komponen utama air susu ibu adalah zat gizi makro seperti laktosa, protein dan lemak. Komponen tersebut memiliki kuantitas yang banyak di dalam air susu ibu dibanding kandungan gizi lainnya, maka perlu diketahui sejauh mana stabilitas zat gizi makro air susu ibu bertahan selama penyimpanan (Nestle, 2007). Data mengenai tempat penyimpanan, temperatur dan anjuran masa penyimpanan maksimal air susu ibu dapat dilihat pada Tabel 2.2.

9 Tabel 2.2 Tempat penyimpanan, temperatur dan anjuran masa penyimpanan maksimal air susu ibu Tempat penyimpanan Temperatur Anjuran masa penyimpanan maksinal Suhu ruang o C jam jam dapat diterima pada kondisi yang terjaga Pendingin 4 o C - 72 jam optimal hari dapat diterima pada kondisi yang terjaga Freezer < -4 o C - 6 bulan - 12 bulan dapat diterima pada kondisi yang terjaga (Academy of Breastfeeding Medicine (ABM) Protocol Committee: 2010). Slutzah et al. (2010) menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata pada komposisi air susu ibu dengan perbedaan temperatur, tetapi terdapat beberapa perubahan pada air susu ibu selama masa penyimpanan. Lamanya waktu penyimpanan pada air susu ibu dapat menurunkan ph, jumlah sel darah putih dan peningkatan jumlah asam lemak bebas. Menurut Lawrence (2001), komposisi lemak, vitamin, enzim-enzim, ph dan pertumbuhan bakteri tidak terjadi perubahan pada air susu ibu yang disimpan dan dijaga pada suhu -80 o C. 2.2 Minyak Kelapa Virgin Menurut syarat mutu yang disepakati dalam Standar Nasional Indonesia (SNI 7381: 2008) VCO adalah minyak yang diperoleh dari daging buah kelapa (Cocos nucifera L.) tua yang segar dan diproses dengan diperas dengan atau tanpa penambahan air, tanpa pemanasan atau pemanasan tidak lebih dari 60 o C dan aman dikonsumsi manusia. Pembuatan VCO dilakukan dengan menggunakan pemanasan yang rendah atau tanpa pemanasan, caranya dengan menggunakan enzim atau mikroorganisme penghasil enzim tertentu untuk memecah emulsi santan yang berikatan dengan

10 lemak dan karbohidrat sehingga minyak dapat terpisah dengan baik, hasilnya berupa VCO yang rasanya lembut dan bau khas kelapa yang unik, warnanya putih dalam keadaan beku dan tidak berwarna atau bening dalam keadaan cair (Sibuea, 2004). Standar mutu VCO menurut SNI 7381: 2008 dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Standar mutu VCO menurut SNI 7381: 2008 No Jenis uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan: 1.1 Bau 1.2 Rasa 1.3 Warna Khas kelapa segar, tidak tengik Normal, khas minyak kelapa Tidak berwarna hingga kuning pucat 2 Air dan senyawa yang % Maks 0,20 menguap 3 Bilangan iod g iod/100g 4,10-11,00 4 Asam lemak bebas (dihitung % Maks 0,20 sebagai asam laurat) 5 Bilangan peroksida mg ek/kg Maks 0,20 6 Asam lemak 6.1 Asam kaproat (C6:0) % ND-0, Asam kaprilat (C8:0) % 4,60-10, Asam kaprat (C10:0) % 5,00-8, Asam laurat (C12:0) % 45,10-53, Asam miristat (C14:0) % 16,80-21, Asam palmitat (C16:0) % 7,50-10, Asam stearat (C18) % 2,00-4, Asam oleat (C18:1)) % 5,00-10, Asam linoleat (C18:3) % ND-0,20 7 Cemaran mikroba 7.1 Angka lempeng total Koloni/ml Maks 10 8 Cemaran logam 8.1 Timbal (Pb) 8.2 Tembaga (Cu) 8.3 Besi (Fe) 8.4 Cadmium (Cd) mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg maks 0,10 maks 0,40 maks 5,00 maks 0,10 9 Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks 0,10 CATATAN ND = No detection (tidak terdeteksi)

11 Menurut Fife (2003), VCO berkhasiat membantu mengurangi resiko penyakit aterosklerosis, kanker, mendukung sistem fungsi kekebalan, mencegah osteoporosis, diabetes, penuaan dan pengerutan kulit, penyedia sumber energi spontan, menjaga kesehatan kulit, menghancurkan virus-virus berbahaya seperti: herpes, hepatitis C dan Human Immunodeficiency Virus (HIV), mengurangi berat badan, memperbaiki sistem pencernaan serta penyerapan nutrisi dan telah dibuktikan dapat menghambat pertumbuhan berbagai bakteri patogen diantaranya Listeria monocytogene, Staphylococcus sp. maupun Helicobacter sp., membunuh khamir dan jamur-jamur tertentu (Siti dan Supraptini, 2010). Minyak kelapa virgin aman dikonsumsi oleh ibu hamil, menyusui, anakanak bahkan balita. Pada ibu menyusui, dengan mengkonsumsi VCO maka komposisi asam lemak rantai sedang di dalam air susu ibu meningkat secara nyata sehingga dapat menurunkan ph pada air susu ibu. Penurunan ph pada air susu ibu akan mempengaruhi pertumbuhan bakteri patogen sehingga jumlah bakteri akan turun. Air susu ibu dengan komposisi asam lemak rantai sedang yang tinggi dipercaya sangat baik melindungi bayi dari serangan infeksi virus dan berbagai bakteri patogen. Bayi yang mengkonsumsi air susu ibu juga memiliki antibodi yang kuat sehingga menambah sistem kekebalan tubuh terhadap serangan berbagai penyakit sehingga dapat memberikan dampak positif kepada bayi yang sedang menyusui (Nandi et al., 2005; Purwati dkk., 2012). Dosis optimal VCO untuk dewasa secara umum direkomendasikan oleh para ahli adalah tiga sampai empat sendok makan sehari untuk mendapatkan efek terapi. Jumlah tersebut setara dengan jumlah asam lemak rantai sedang yang dikonsumsi oleh bayi perhari yang diperolehnya dari air susu ibu dan

12 menyediakan asam laurat yang cukup untuk membangun sistem kekebalan tubuh. Dosis terapi yang lebih tepat adalah tiga setengah sendok makan sehari (Subroto, 2006). 2.3 Asam Lemak Asam lemak memainkan peran penting dalam sistem biologis dan persyaratan asam lemak bayi baru lahir yang hanya ditutupi oleh air susu ibu, sehingga sangat penting untuk memenuhi syarat asupan asam lemak bagi kebutuhan biologis bayi baru lahir pada air susu ibu (American Academy of Pediatrics and Work Group on Breastfeeding, 2005). Asam lemak yang berperan penting bagi pertumbuhan bayi yaitu asam kaprilat, kaprat dan laurat yang banyak terdapat di dalam VCO (Darmoyuwono, 2006). Asam lemak digolongkan menjadi tiga yaitu berdasarkan panjang rantai karbon yaitu: asam lemak rantai pendek (short chain fatty acids, SCFA) mempunyai atom karbon 2 sampai 6, asam lemak rantai sedang (medium chain fatty acids, MCFA) mempunyai atom karbon 8 sampai 12 dan asam lemak rantai panjang (long chain fatty acids, LCFA) mempunyai atom karbon 14 sampai 24 (Doyle, 1997). Berdasarkan tingkat kejenuhan asam lemak dibagi atas asam lemak jenuh (saturated fatty acid, SFA) karena rantai hidrokarbonnya tidak mempunyai ikatan rangkap, asam lemak tak jenuh tunggal (mono unsaturated fatty acid, MUFA) rantai hidrokarbonnya mempunyai satu ikatan rangkap dan asam lemak tak jenuh jamak (poly unsaturated fatty acid, PUFA) rantai hidrokarbonnya mempunyai dua atau lebih ikatan rangkap (Doyle, 1997; Silalahi, 2000).

13 Berdasarkan bentuk isomer geometrisnya asam lemak dibagi atas asam lemak tak jenuh Cis (bentuk alami) jika atom-atom hidrogen pada ikatan rangkap terletak disisi yang sama dari rantai hidrokarbon, misalnya asam oleat (cis-d9-c18:1) dan asam lemak tak jenuh Trans (bentuk tidak alami) jika atomatom hidrogen pada ikatan rangkap terletak disisi yang berlawanan dari rantai hidrokarbon, misalnya asam elaidat (trans-d9-c18:1) (Doyle et al. 1997; Silalahi, 2000) Asam lemak rantai sedang Menurut Syah (2005), asam lemak rantai sedang bekerja secara selektif dalam membunuh bakteri, sehingga bakteri yang dibutuhkan tubuh (terletak dalam usus) tidak terpengaruh, akan tetapi bakteri patogen (bakteri penyebab penyakit) akan dimatikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi inaktivasi bakteri yang bekerja di dalam usus seperti Escherichia coli dan Salmonella enteritidis, akan tetapi menunjukkan inaktivasi yang tinggi pada Staphylococcus epidermidis dan Hemophilus influenza. Asam laurat pertama kali ditemukan dalam minyak kelapa oleh Kabara et al., (1960), dan sudah dibuktikan dapat membunuh berbagai jenis mikroba yang membran sel nya terdiri dari asam lemak (lipid coated microorganisms). Asam kaprilat merupakan fungisida yang ampuh untuk mengobati infeksi jamur kandida atau keputihan pada wanita. Kemampuan monogliserida dari asam-asam lemak kaprilat, kaprat dan laurat yang terkandung di dalam VCO dapat mematikan beberapa virus (Fife, 2003; Suhirman, 2004). Di dalam tubuh, asam laurat yang merupakan komponen utama VCO sebagian akan diubah menjadi senyawa monogliserida yang disebut monolaurin.

14 Senyawa ini merupakan bahan dalam sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh kita dapat dengan mudah mengahancurkan bakteri penyebab penyakit itu dengan bantuan monolaurin tersebut. Akan tetapi produksi monolaurin ini hanya dimungkinkan apabila mengkonsumsi asam laurat, misalnya dari minyak kelapa. Hal ini dikarenakan tubuh kita tidak dapat memproduksi atau mensintesis asam laurat (Darmoyuwono, 2006; Kumar et al., 2005). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Jensen et.al (1986) terhadap kelompok bayi yang diberi asupan asam lemak rantai sedang dan asam lemak rantai panjang, kelompok yang diberikan asam lemak rantai sedang diperoleh penyerapan asam lemak nya lebih baik 95,20% jika dibandingkan dengan penyerapan asam lemak rantai panjang sebesar 89,90%. Penelitian yang dilakukan oleh Tantibhedyangkul et al. (1978) menyimpulkan bahwa pemberian formula dengan komposisi asam lemak rantai sedang sebanyak 80% kepada bayi prematur, menunjukkan penyerapan kalsium dan magnesium yang lebih baik. 2.4 Analisis Asam Lemak Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui jumlah asam lemak di dalam air susu ibu menggunakan metoda kromatografi gas. Francois et al., (1998) menganalisis asam lemak di dalam air susu ibu dari empat belas orang ibu dalam waktu berbeda setelah mengkonsumsi formula dari lemak nabati secara kromatografi gas, diantaranya dengan mengkonsumsi formula minyak kelapa sebanyak 40 gram, dapat meningkatkan kandungan asam laurat di dalam air susu ibu dari 3,90% menjadi 9,20% setelah 10 jam dan 9,60% setelah 14 jam. Kesuksesan pemisahan komposisi asam lemak dalam bentuk (Fatty Acid Methyl Ester, FAME) dengan kromatografi gas bergantung pada kondisi

15 percobaan dari metode yang digunakan. Kebanyakan metode kromatografi gas untuk mendeteksi asam lemak menggunakan kolom kapiler. Kolom yang digunakan bisa pendek (50-60 m) atau panjang ( m) dengan fase diam berupa senyawa yang kepolarannya tinggi. Selain itu, detektor yang dapat digunakan yaitu detektor ion nyala (Flame Ionization Detector, FID) dengan suhu pengoperasian 250 C. Gas pembawa yang dapat digunakan yaitu helium, nitrogen, atau hidrogen. Metode boron triflorida merupakan metode yang dapat digunakan untuk menghasilkan FAME dari trigliserol minyak atau lemak (AOCS, 1997; Moss dan Wilkening, 2005). Pada kondisi ini, pemisahan berdasarkan pada panjang rantai dari asam lemak, derajat ketidakjenuhan, dan geometri serta posisi ikatan rangkapnya. Deretan elusi yang diharapkan untuk asam lemak yang spesifik dengan panjang rantai yang sama pada kolom yang kepolarannya tinggi yaitu sebagai berikut: bentuk jenuh (saturated), bentuk tidak jenuh dengan satu ikatan rangkap (mono unsaturated) dan bentuk tidak jenuh dengan dua ikatan rangkap (diunsaturated) (Moss dan Wilkening, 2005). Metil ester asam lemak dari air susu ibu dibuat dengan mereaksikan sampel dengan natrium hidroksida yang akan membentuk garam natrium asam lemak, reaksi akan terus berlangsung sampai seluruh asam lemak lepas dari lemak. Kemudian, kedalam garam natrium asam lemak ditambahkan boron trifluorida 14% dalam metanol, maka akan terbentuk FAME. Pembuatan FAME menggunakan natrium hidroksida berguna untuk membentuk metoksida yang bersifat basa kuat, sehingga pembentukan FAME menjadi lebih baik. Boron triflourida adalah asam lewis sebagai katalisator yang dapat menerima sepasang

16 elektron sehingga pembentukan metanoat lebih cepat dan sempurna. Natrium hidroksida jenuh berguna untuk memisahkan koloid berwarna putih yang tersebar di dalam larutan akibat dari komponen asam lemak yang tidak tersabunkan (Haryati, 1999; Solomon, 1994). 2.5 Antropometri Pengukuran antropometri merupakan pengukuran individu dari ukuran tubuh seperti tinggi badan, berat badan, persen lemak tubuh, densitas tulang dan lingkar pinggang yang dapat digunakan untuk menilai status gizi dari ketidak seimbangan antara asupan protein dan energi (Brown, 2005; Supariasa, 2002). Pada orang dewasa, pengukuran antropometri untuk penentuan status gizi didasarkan pada rasio berat badan (dalam satuan kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam satuan meter), yang disebut indeks massa tubuh (IMT). Nilai IMT <16 kg/m 2 menggambarkan defisiensi energi kronis, IMT 16-18,5 kg/m 2 menandakan kekurangan berat badan tingkat ringan, IMT > 18,5-24,9 kg/m 2 menggambarkan kecukupan nutrisi, IMT 25-29,9 kg/m 2 termasuk kategori kelebihan berat badan, IMT 30 kg/m 2 termasuk kategori kegemukan (Beaton et al., 1990; Deurenberg et al., 1999). Pengukuran antropometri bayi terdiri dari berat badan, panjang badan dan lingkar kepala. Bayi yang lahir cukup bulan mempunyai berat badan dua kali berat lahir pada umur 5 bulan, tiga kali berat lahir pada usia 1 tahun, dan empat kali berat lahir pada usia 2 tahun. Pada bayi normal rata-rata kehilangan berat badan sebesar 5-8% selama minggu pertama setelah lahir dimana persentase kehilangan ini lebih besar pada anak yang diberi air susu ibu yaitu 7,40% dibanding yang tidak yaitu 4,90%. Setelah minggu pertama pola pertambahan berat badan pada

17 bayi bergantung pada ukuran awal bayi, apakah bayi disusui atau mendapat formula, faktor fisiologi dan lingkungan (Soetjiningsih, 1995). Kenaikan berat badan yang berkelanjutan terutama pada bayi baru lahir merupakan salah satu hal yang penting dari keseluruhan proses tumbuh kembang bayi yang optimal. Proses tumbuh kembang merupakan suatu hal yang sangat kompleks. Nutrisi air susu ibu merupakan salah satu faktor yang mutlak harus dipenuhi sebagai kebutuhan dasar bayi. Kekurangan satu atau lebih zat gizi dapat berakibat penyimpangan tumbuh kembang dan selanjutnya menurunkan produktivitas dan kualitas hidup (Soetjiningsih, 1995). Panjang badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm (5000 kali panjang ovum) dan pada usia satu tahun adalah satu setengah kali tinggi badan lahir yaitu bertambah 25 cm. Pada tahun kedua, tinggi hanya bertambah cm. Setelah itu kecepatan pertumbuhan menurun menjadi 5-6 cm setiap tahun (Soetjiningsih, 1995) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antropometri Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) selsel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel. Adanya multiplikasi dan pertambahan ukuran sel berarti ada pertambahan secara kuantitatif dan hal tersebut terjadi sejak sel telur bertemu dengan sperma hingga dewasa. Jadi, pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala (IDAI, 2002).

18 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada bayi terdiri dari faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor dalam meliputi: ras atau etnik bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, genetik dan kelainan kromosom. Sedangkan faktor luar meliputi: Gizi, lingkungan fisik dan kimia, penyakit kronis atau kelainan congenital, stimulasi dan obat-obatan. Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan bayi, dimana kebutuhan bayi berbeda dengan orang dewasa, karena makanan bagi bayi dibutuhkan juga untuk pertumbuhan. Bayi yang lahir dari ibu dengan gizi kurang dan hidup dilingkungan ekonomi rendah akan mengalami kurang gizi dan juga mudah terkena infeksi (soetjiningsih, 1997). 2.6 Tingkat Konsumsi Zat Gizi Penilaian konsumsi makanan dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Cara penilaian konsumsi makanan yang sering digunakan adalah cara inventaris, cara pendaftaran, cara recall dan cara penimbangan. Dua cara yang terakhir biasa digunakan untuk penilaian konsumsi makanan individu (Riyadi, 1993). Cara recall dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada masa lalu, dengan wawancara yang dilakukan serinci mungkin agar responden dapat mengungkapkan jenis bahan makanan dan perkiraan jumlah makanan yang dikonsumsinya. Biasanya menggunakan kuesioner yang mengarahkan wawancara menurut urutan waktu makan dan pengelompokan bahan makanan. Penafsiran jumlah makanan yang dikonsumsi ditanyakan dalam bentuk ukuran rumah tangga (URT) kemudian dikonversi menjadi satuan berat (gram). Cara penimbangan dilakukan dengan menimbang

19 berat setiap jenis bahan makanan yang dikonsumsi. Cara ini mempunyai ketelitian paling tinggi dibandingkan cara lainnya dalam hal mengukur secara kuantitatif konsumsi makanan, tetapi kadangkala kedua cara ini dipakai secara kombinasi (Riyadi, 1993).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Murni Buah kelapa memilki cukup banyak manfaat, yaitu sebagai minyak makan atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat yang tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman kelapa (Cocos nucifera) yang telah turun temurun digunakan dan dimanfaatkan dalam bidang kesehatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu yang baru keluar dari kelenjar mamae melalui proses pemerahan merupakan suatu sumber bahan pangan yang murni, segar, higienis, bergizi, serta mengandung sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian

Lebih terperinci

VCO. Indonesia mempunyai potensi penghasil kelapa nomer 2 di dunia. Kebutuhan VCO. (Gunstone, 2001) Sumber : Trubus, Inggris. Denmark.

VCO. Indonesia mempunyai potensi penghasil kelapa nomer 2 di dunia. Kebutuhan VCO. (Gunstone, 2001) Sumber : Trubus, Inggris. Denmark. Latar Belakang Mengandung Antimikroba & 48-52% Asam Laurat Menaikkan High-density Lipoprotein (HDL) Menjadi Monoglyceride Monolaurin dalam Tubuh Harga Rp 15.000 / 100 ml VCO Inggris Denmark Amerika Kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Lemak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Lemak memiliki beberapa fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai sumber energi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asupan lemak yang dianjurkan adalah sebanyak 30% dari total kalori yang dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua aspek yaitu

Lebih terperinci

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes PENDAHULUAN Bayi : Umur 0-12 bulan Bayi Cukup Bulan (Full term) Usia kehamilan Berat Badan Tinggi Badan : 270 290 hari : 2,7 3,2 kg : 48 50 cm 2. Bayi Prematur 3. Bayi BBLR Masa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Air Susu Ibu (ASI) Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Untuk hidup dan meingkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan Mineral) dalam jumlah yang cukup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia lanjut. Proporsi penduduk usia lanjut di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan di bahas yang pertama mengenai ASI Eksklusif, air susu ibu yang meliputi pengertian ASI, komposisi asi dan manfaat asi. Kedua mengenai persepsi yang meliputi

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) sering disebut tanaman kehidupan karena bermanfaat bagi kehidupan manusia diseluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat spreads, yang kandungan airnya lebih besar dibandingkan minyaknya. Kandungan minyak dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa 2.1.1. Taksonomi Tanaman Kelapa Kingdom Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Liliopsida : Arecidae : Arecales : Arecaceae : Cocos Spesies : Cocos nucifera

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lipid 1. Definisi Lipid Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Widman, 1989) Lemak disebut juga lipid,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA PERTUMBUHAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA PERTUMBUHAN 7 2013, No.709 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA PERTUMBUHAN PERSYARATAN KEAMANAN, MUTU DAN GIZI FORMULA PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati) BIOKIMIA NUTRISI Minggu I : PENDAHULUAN (Haryati) - Informasi kontrak dan rencana pembelajaran - Pengertian ilmu biokimia dan biokimia nutrisi -Tujuan mempelajari ilmu biokimia - Keterkaitan tentang mata

Lebih terperinci

Melindungi kesehatan ibu :

Melindungi kesehatan ibu : KONSELING MENYUSUI 1/1 MANFAAT MENYUSUI A S I Zat-zat gizi yang lengkap Mudah di cerna, diserap secara efesien Melindungi terhadap infeksi MENYUSUI Membantu bonding dan perkembangan Membantu menunda kehamilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu 1. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garamgaram organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Inventarisasi data mutu produk formula bayi yang terdaftar di BPOM selama tahun 2004 2008 Inventarisasi data dilakukan melalui pengamatan terhadap berkas pendaftaran suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Goreng Minyak goreng merupakan salah satu bahan yang termasuk dalam lemak, baik yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit Sumber minyak dari kelapa sawit ada dua, yaitu daging buah dan inti buah kelapa sawit. Minyak yang diperoleh dari daging buah disebut dengan minyak kelapa

Lebih terperinci

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK 8 LEMAK DAN MINYAK A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK Lipid berasal dari kata Lipos (bahasa Yunani) yang berarti lemak. Lipid didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa 2.1.1. Taksonomi Tanaman Kelapa Kingdom Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Liliopsida : Arecidae : Arecales : Arecaceae : Cocos Spesies : Cocos nucifera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia memiliki hasil perkebunan yang cukup banyak, salah satunya hasil perkebunan kelapa yang mencapai 3.187.700 ton pada tahun 2013 (BPS, 2014).

Lebih terperinci

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS)

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS) PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS) Lipogenesis adalah pembentukan asam lemak yang terjadi di dalam hati. Glukosa atau protein yang tidak segera digunakan tubuh sebagian besar tersimpan sebagai trigliserida.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau menguntungkan yaitu, bakteri patogen dan bakteri non patogen. Bakteri

BAB I PENDAHULUAN. atau menguntungkan yaitu, bakteri patogen dan bakteri non patogen. Bakteri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya yang merugikan atau menguntungkan yaitu, bakteri patogen dan bakteri non patogen. Bakteri patogen berbahaya karena

Lebih terperinci

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia umumnya digunakan untuk menggambarkan makanan yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan, melebihi diet sehat normal yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Makanan Sehat "Makanan Kesehatan" dihubungkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang panjang sudah lama dikenal di Indonesia, tetapi bukan tanaman asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini tumbuh dan menyebar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam. penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012)

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam. penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012) 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Satus Gizi Bayi Status gizi diartikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan zat gizi. Status gizi sangat ditentukan oleh ketersediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan minyak yang biasa disebut dengan trigliserida, merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan minyak yang biasa disebut dengan trigliserida, merupakan hasil dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lemak dan Minyak Lemak dan minyak adalah suatu trigliserida atau triasilgliserol. Perbedaan antara minyak dan lemak, adalah pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak

Lebih terperinci

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 % BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan yaitu pembuatan alat pemeras madu (Gambar 1 & 2) dan penyaring madu (Gambar 3). Pelaksanaan pembuatan ruang khusus pengolahan madu (Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Nigeria sering menggunakan kombinasi obat herbal karena dipercaya

BAB I PENDAHULUAN. dan Nigeria sering menggunakan kombinasi obat herbal karena dipercaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip pengobatan kombinasi terhadap suatu penyakit telah lama dikembangkan dalam pengobatan kuno. Masyarakat Afrika Barat seperti Ghana dan Nigeria sering menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan peningkatan pendapatan dan perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar, bertambah pula prevalensi penyakit-penyakit degeneratif. Di antaranya

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF Pokok Bahasan : Keperawatan Maternitas Sub Pokok Bahasan : ASI Eksklusif Tempat : Puskesmas Turen Sasaran : Masyarakat yang berobat di Puskesmas Turen Tanggal : Waktu

Lebih terperinci

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang AgroinovasI Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang Pisang kaya akan karbohidrat dan mempunyai kandungan gizi yang baik yaitu vitamin (provitamin A, B dan C) dan mineral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kebun kelapa terluas di dunia yaitu sekitar 3.781.600 hektar, namun nilai ekspor minyak kelapa Indonesia masih di bawah Filipina yaitu ekspor Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Primigravida merupakan ibu yang baru hamil untuk pertama kalinya (Chapman, 2006). Biasanya ibu hamil yang baru pertama kali hamil belum mengetahui pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi diikuti dengan keseimbangan antara jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi diikuti dengan keseimbangan antara jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah menetapkan rencana aksi pembinaan gizi yang sangat erat kaitannya dengan status gizi masyarakat karena dengan status gizi yang baik akan menghasilkan manusia

Lebih terperinci

TELUR ASIN PENDAHULUAN

TELUR ASIN PENDAHULUAN TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang disuplai dari makanan pokok tidak terpenuhi. Suplemen di pasaran dapat dibedakan berdasarkan kategori penggunaannya,

Lebih terperinci

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan GIZI Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan Lanjutan Gizi : Arab gizzah : zat makanan sehat Makanan : segala sesuatu yang

Lebih terperinci

Deskripsi ASAM LAURAT DARI BUAH KELAPA SEBAGAI ANTI BAKTERI HASIL HIDROLISIS ENZIMATIS MENGGUNAKAN LIPASE

Deskripsi ASAM LAURAT DARI BUAH KELAPA SEBAGAI ANTI BAKTERI HASIL HIDROLISIS ENZIMATIS MENGGUNAKAN LIPASE 1 Deskripsi ASAM LAURAT DARI BUAH KELAPA SEBAGAI ANTI BAKTERI HASIL HIDROLISIS ENZIMATIS MENGGUNAKAN LIPASE Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan metode isolasi asam laurat dari endosperm

Lebih terperinci

A P A I T U M C T O I L, S E R T A B E R B A G A I K E G U N A A N N Y A

A P A I T U M C T O I L, S E R T A B E R B A G A I K E G U N A A N N Y A MCT OIL A P A I T U M C T O I L, S E R T A B E R B A G A I K E G U N A A N N Y A APA ITU MCT? M C T M E R U P A K A N S I N G K A T A N D A R I M E D I U M - C H A I N T R I G L Y C E R I D E. MCT merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Produk 2.1.1 Susu Kita mengenal beberapa bahan makanan yang mengandung sedikit atau tidak sama sekali bagian-bagian yang sangat diperlukan (vital) untuk tubuh kita. Dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR MUTU GIZI, PELABELAN, DAN PERIKLANAN SUSU FORMULA PERTUMBUHAN DAN FORMULA PERTUMBUHAN ANAK USIA 1-3 TAHUN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya. SUSU a. Definisi Susu Air susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, 1983). Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini merupakan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang PENDAHULUAN Latar Belakang Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang cenderung mengkonsumsi makanan-makanan cepat saji dengan kadar lemak yang tinggi. Keadaan ini menyebabkan munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manfaat yang maksimal, maka ASI harus diberikan sesegera mungkin setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manfaat yang maksimal, maka ASI harus diberikan sesegera mungkin setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ASI atau Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik untuk bayi dan tidak ada satupun makanan lain yang dapat menggantikan ASI. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dibandingkan dengan unggas-unggas lainnya seperti ayam. Fakultas Peternakan

PENDAHULUAN. dibandingkan dengan unggas-unggas lainnya seperti ayam. Fakultas Peternakan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Itik Cihateup termasuk kedalam jenis unggas air yang memiliki sifat fisiologik terbiasa dengan air dan kemampuan thermoregulasi yang rendah dibandingkan dengan unggas-unggas

Lebih terperinci

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin. Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI 1. Defenisi ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu, yang berguna bagi makanan

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein,

1. BAB I PENDAHULUAN. karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein, 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu adalah bahan makanan yang memiliki peran penting bagi manusia karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein, lemak, karbohidrat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah yang sehat dan bersih yang digunakan untuk bahan utama makanan yang sangat komplit. Susu merupakan

Lebih terperinci

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Flora mulut kita terdiri dari beragam organisme, termasuk bakteri, jamur,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Flora mulut kita terdiri dari beragam organisme, termasuk bakteri, jamur, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Flora mulut kita terdiri dari beragam organisme, termasuk bakteri, jamur, mycoplasma, protozoa dan virus yang dapat bertahan dari waktu ke waktu. Organisme

Lebih terperinci

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes GIZI DAUR HIDUP Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id Pengantar United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang kedelai merupakan salah satu tanaman multiguna, karena dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri. Kedelai adalah salah satu tanaman jenis

Lebih terperinci

PAPER BIOKIMIA PANGAN

PAPER BIOKIMIA PANGAN PAPER BIOKIMIA PANGAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia terkait erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata Paham BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Nabati Minyak nabati adalah cairan kental yang diambil atau diekstrak dari tumbuhtumbuhan. Komponen utama penyusun minyak nabati adalah trigliserida asam lemak, yang

Lebih terperinci

Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar : - lemak berwujud padat - minyak berwujud cair

Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar : - lemak berwujud padat - minyak berwujud cair Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum trigliseridanya, tetapi hanya berbeda dalam bentuk (wujud). Pada suhu kamar : - lemak

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan Bidang Studi Topik Subtopik Sasaran : Ilmu keperawatan : Keperawatan maternitas : Asi eksklusif 6 bulan : Masyarakat Jam : 11:00 11.20 Hari/Tangga : Kamis/18

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenuh dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan terjadinya dislipidemia.

BAB I PENDAHULUAN. jenuh dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan terjadinya dislipidemia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola hidup yang tidak sehat, yaitu pola makan tinggi lemak terutama lemak jenuh dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan terjadinya dislipidemia. Dislipidemia akan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu Susu adalah sekresi yang dihasilkan oleh mammae atau ambing hewan mamalia termasuk manusia dan merupakan makanan pertama bagi bayi manusia dan hewan sejak lahir (Lukman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak SD (sekolah dasar) yaitu anak yang berada pada usia 6-12 tahun, memiliki fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan balita, mempunyai sifat individual dalam banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. massa koloni bakteri kompleks yang terorganisasi dalam matriks intermikrobial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. massa koloni bakteri kompleks yang terorganisasi dalam matriks intermikrobial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Plak gigi merupakan lapisan yang padat, tidak termineralisasi, mengandung massa koloni bakteri kompleks yang terorganisasi dalam matriks intermikrobial menyerupai gel.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bagian

TINJAUAN PUSTAKA. kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bagian TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa (Cocos nucifera. L) merupakan tanaman yang sangat berguna dalam kehidupan ekonomi pedesaan di Indonesia. Karena semua bagian dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami? Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami? Bicara tentang diabetes pasti juga perlu membicarakan mengenai diet makanan bagi penderita diabetes. Diet makanan bagi penderita diabetes dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Penentuan ph optimum dan rendemen VCO VCO diproduksi dengan menggunakan metode pengasaman, oleh sebab itu perlu dilakukan penentuan ph optimum dari krim kelapa.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI HASIL TERNAK

KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI HASIL TERNAK KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI HASIL TERNAK ILMU PASCA PANEN PETERNAKAN Kuliah TM 3 (16 Sept 2014) DUA SISI HASIL TERNAK 1 KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI SUSU SEGAR Buku: Walstra et al. (2006). Dairy Science

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Air Susu Ibu Air susu ibu (ASI) adalah makanan pertama alami untuk bayi yang memberikan energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan peternakan dimasa mendatang bertujuan untuk mewujudkan peternakan yang modern, efisien, mandiri mampu bersaing dan berkelanjutan sekaligus dapat memberdayakan

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max) PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max) Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan GIZI & PANGAN PENDAHULUAN Gizi seseorang tergantung pada kondisi pangan yang dikonsumsinya Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat pertumbuhan yang terjadi sebelumnya pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 5. Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Persentase konversi metil ester dari minyak jelantah pada sampel MEJ 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman. 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Determinasi Tanaman Bahan baku utama dalam pembuatan VC pada penelitian ini adalah buah kelapa tua dan buah nanas muda. Untuk mengetahui bahan baku

Lebih terperinci

Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak

Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak v Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak Speaker: dr. FALLA ADINDA BIOGRAFI dr. Fala Adinda Pringgayuda Dokter Laktasi sertifikasi SELASI (Sentra Laktasi Indonesia) Head consultant doctor PT Pathlab Indonesia

Lebih terperinci

NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN

NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN Oleh Rizka Apriani Putri, M.Sc Jurdik Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta Email : rizka_apriani@uny.ac.id Makalah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Susu Kuda Sumbawa Kuda Sumbawa dikenal sebagai ternak penghasil susu yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Orang-orang mengenalnya dengan sebutan susu kuda. Susu kuda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi. Gangguan menstruasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Yoghurt Yoghurt atau yogurt, adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri. Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kacang kedelai. Tetapi produksi modern

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pneumonia merupakan salah satu dari infeksi saluran napas yang sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara berkembang. Pneumonia adalah salah

Lebih terperinci

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup DASAR-DASAR KEHIDUPAN Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup 1.Reproduksi/Keturunan 2.Pertumbuhan dan perkembangan 3.Pemanfaatan energi 4.Respon terhadap lingkungan 5.Beradaptasi dengan lingkungan 6.Mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prarencana Pabrik Keju Cheddar Substitute I-1

BAB I PENDAHULUAN. Prarencana Pabrik Keju Cheddar Substitute I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini, keju merupakan salah satu jenis bahan pangan yang tidak lagi asing di masyarakat. Berbagai kalangan masyarkat telah menggunakan keju sebagai bahan dasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Hampir semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita terdapat dalam susu. Susunan nilai gizi yang sempurna ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia, namun perlu dipahami bahwa makan untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran segar adalah bahan pangan yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh (Ayu, 2002). Di samping sebagai sumber gizi, vitamin dan mineral,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mineral merupakan unsur kimia yang diperlukan untuk tubuh kita. Mineral bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus mendapatkannya dari luar tubuh

Lebih terperinci