PENGEMBANGAN MUSEUM HUTA BOLON SIMANINDO (ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR) BONYTA RUTH H

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN MUSEUM HUTA BOLON SIMANINDO (ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR) LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012 / 2013 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur Oleh BONYTA RUTH H. DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

2 PENGEMBANGAN MUSEUM HUTA BOLON SIMANINDO (ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR) Oleh : BONYTA RUTH H Medan, Juli 2013 Disetujui Oleh : Pembimbing I Pembimbing II Firman Eddy, ST, MT. NIP : Ir. N. Vinky Rahman, MT. NIP : Ketua Departemen Arsitektur Ir. N. Vinky Rahman, MT. NIP

3 SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A) Nama : Bonyta Ruth H. NIM : Judul Proyek Tugas Akhir : Pengembangan Museum Huta Bolon Simanindo Tema : Arsitektur Neo Vernakular Rekapitulasi Nilai : A B+ B C+ C D E Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan : No. Status Waktu Pengumpulan Laporan Paraf Pembimbing I 1. Lulus Langsung Paraf Pembimbing II Koordinator TKA Lulus Melengkapi 3. Perbaikan Tanpa Sidang 4. Perbaikan Dengan Sidang 5. Tidak Lulus Medan, Juli 2013 Ketua Departemen Arsitektur, Koordinator TKA-490, Ir. N.Vinky Rahman, MT. NIP : Ir. Basaria Talarosa, MT. NIP :

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... xii ABSTRAK... xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Masalah Perancangan Pendekatan Ruang Lingkup / Batasan Proyek Asumsi Kerangka Berpikir Sistematika Laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terminologi Judul Tinjauan Umum Museum Pengertian Museum Sejarah Permuseuman di Indonesia Jenis dan Status Museum di Indonesia Garis Besar Kebijakan Permuseuman di Indonesia Tahun Landasan Kebijaksanaan Tinjauan Khusus Museum Huta Bolon Simanindo Sejarah Singkat Fasilitas dan Pertunjukan yang Disediakan Batak Toba Tinjauan Lokasi Alasan Pemilihan Lokasi Bonyta Ruth H. iii

5 2.4.2 Lokasi Fisik Non Fisik Deskripsi Lokasi Site sebagai Tapak Rancangan Tinjauan Fungsi Bangunan Deskripsi Pengguna dan Kegiatan Deskripsi Perilaku Pengunjung Museum Huta Bolon Simanindo Pengelola Museum Huta Bolon Simanindo Karyawan Deskripsi Kebutuhan Ruang Fasilitas yang Dibutuhkan Kebutuhan Ruang Berdasarkan Jenis Kegiatan Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang Tinjauan Kasus Proyek Kelayakan Fungsional Kelayakan Ekonomi Kelayakan Lokasi Studi Banding Fungsi Sejenis Museum TB Silalahi Center Balige Taman Garuda Wisnu Kencana Bali Museum Ullen Sentalu BAB III ELABORASI DAN PENGERTIAN TEMA Pengertian Tema Interpretasi Tema Keterkaitan Tema dengan Judul Arsitektur Batak Toba Pola Perkampungan Arah Rumah Tradisional Batak Toba Tipologi Bangunan Rumah Tradisional Batak Toba Studi Banding Tema Sejenis Istana Budaya kuala Lumpur, Malaysia Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bonyta Ruth H. iv

6 3.5.3 Kantor Bupati Kabupaten Kampar, Riau Asakusa Tourist Information Center Lake Hills Golf Resort Suncheon BAB IV ANALISA Analisa Fungsional Analisa Aktifitas Analisa Ruang Analisa Fasilitas Fasilitas Museum Outdoor (Open Air Museum/ Museum Terbuka) Fasilitas Museum Indoor Fasilitas Pengelolaan Fasilitas Pendukung Fasilitas Parkir Analisa Jumlah Pengunjung dan Daya Tampung Analisa Jumlah Pengguna Berdasarkan Jumlah Pegawai Museum Huta Bolon Simanindo Analisa Jumlah Pengunjung Museum Huta Bolon Simanindo Jumlah Total Pengguna dan Pengunjung Museum Huta Bolon Simanindo Analisa Luas Area Ruang Pameran Budaya Batak Toba Perhitungan Jumlah Parkir Kendaraan Program Ruang Analisa Kondisi Lingkungan Analisa Lokasi (Posisi Site Terhadap Kota-Kawasan Lingkungan) Analisa Tata Guna Lahan Tata Guna Lahan di Sekitar Site Tata Guna Lahan di Dalam Site Analisa Pencapaian Analisa View View ke Dalam Site Bonyta Ruth H. v

7 View dari Site Analisa Iklim Analisa Matahari Analisa Arah Angin Analisa Vegetasi Analisa Kebisingan Analisa Utilitas Analisa Pola Arsitektur BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar Rencana Tapak Konsep Entrance Konsep Site Hierarki Ruang Konsep Bangunan DAFTAR PUSTAKA... vii LAMPIRAN... viii Bonyta Ruth H. vi

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Rumah Tradisional di Pedesaan... 1 Gambar 1.2 Rumah Modern di Pedesaan (tanpa memperhatikan arsitektur Tradisional sekitarnya)... 1 Gambar 1.3 Museum Indoor/Galeri Perkakas Peninggalan Budaya Batak... 4 Gambar 1.4 Makam Raja Sidahuruk... 4 Gambar 1.5 Solu Bolon (Perahu Raja Sidahuruk)... 4 Gambar 1.6 Rumah Bolon (Warisan Rumah Adat raja Sidahuruk)... 4 Gambar 1.7 Sopo (Tempat Penyimpanan Padi)... 4 Gambar 1.8 Rumah Rapuh Karena Kurang Perawatan... 5 Gambar 1.9 Sopo yang Rusak dan kurang Perawatan... 5 Gambar 1.10 Kerangka Berfikir... 9 Gambar 2.1 Museum Indoor dan Solu Bolon Gambar 2.2 Solu Bolon Gambar 2.3 Koleksi Museum Indoor Gambar 2.4 Koleksi Museum Indoor Gambar 2.5 Sopo (Tempat Penyimpanan Padi) Gambar 2.6 Rumah Bolon (Warisan Rumah Adat raja Sidahuruk) Gambar 2.7 Makam Batak Gambar 2.8 Pertunjukan Tor-tor Sigale-gale Gambar 2.9 Pertunjukan Ritual Adat Mangalahat Horbo Gambar 2.10 Ulos Batak Toba Gambar 2.11 Pakaian Adat Batak Toba Gambar 2.12 Rumah Bolon Gambar 2.13 Deskripsi Lokasi Gambar 2.14 Eksisting Lokasi Gambar 2.15 Skema Perilaku Pengunjung Gambar 2.16 Skema Perilaku Pengelola Gambar 2.17 Skema Perilaku Karyawan Gambar 2.18 Pengelompokan Ruang dalam Areal Pameran Gambar 2.19 Susunan Partisi yang Mempengaruhi Jumlah Pengunjung Gambar 2.20 Organisasi Ruang Museum Gambar 2.21 Contoh Areal Servis Bonyta Ruth H. vii

9 Gambar 2.22 Museum Pribadi TB. Silalhi Center Gambar 2.23 Convention Hall Gambar 2.24 Huta Batak Gambar 2.25 Tampak Gambar 2.26 Ruang Pamer Koleksi Gambar 2.27 Ruang Audiovisual Gambar 2.28 Gallery dan Art Shop Gambar 2.29 Restoran Gambar 2.30 Kolam Renang Gambar 2.31 Taman Garuda Wisnu Kencana Gambar 2.32 Maket Taman Garuda Wisnu Kencana Gambar 2.33 Patung Wisnu pada Wisnu Plaza Gambar 2.34 Restoran pada Street Theater Gambar 2.35 Lotus Pond Gambar 2.36 Amphitheater Gambar 2.37 Museum Ullen Sentalu Gambar 2.38 Pintu Masuk Museum Gambar 2.39 Ruang Selamat Datang Gambar 2.40 Ruang Pamer Guwa Selo Giri Gambar 2.41 Kampung Kambang Gambar 2.42 Sasana Sekar Bawana Gambar 2.43 Taman Gambar 2.44 Patung pada Museum Outdoor Gambar 2.45 Restoran Beukonhof Gambar 2.46 Interior Restoran Beukonhof Gambar 3.1 Pola Perkampungan Batak Toba Gambar 3.2 Rumah Tradisional Batak Toba Gambar 3.3 Tingkatan Rumah Batak Toba Gambar 3.4 Dinding Rumah Tradisional Batak Toba Gambar 3.5 Filosofi Punggung Kerbau Gambar 3.6 Pembentukan Ruang Arsitekturnya Gambar 3.7 Ragam Hias Ornamen Gambar 3.8 Ukiran pada Dinding Gambar 3.9 Eksterior istana Budaya Kuala Lumpur Gambar 3.10 Interior Theater Istana Budaya Kuala Lumpur Bonyta Ruth H. viii

10 Gambar 3.11 Eksterior bandara Internasional Soekarno-Hatta Gambar 3.12 Interior Bandara Internasional Soekarno-Hatta Gambar 3.13 Bandara Internasional Soekarno-Hatta Gambar 3.14 Selasar Bandara Gambar 3.15 Selasar Terbuka Bandara Gambar 3.16 Detail Kolom Gambar 3.17 Tampak depan Kantor Bupati Kampar Gambar 3.18 Eksterior Kantor Bupati Kampar Gambar 3.19 Machiya Gambar 3.20 Asakusa Tourist Information Center Gambar 3.21 Interior Asakusa Tourist Information Center Gambar 3.22 Interior Cafe Gambar 3.23 Denah Asakusa Tourist Information Center Gambar 3.24 Perspektif Lake Hills Golf Resort Suncheon Gambar 3.25 Diagram Konstruksi Atap Gambar 3.26 Transformasi Bentukan Massa Gambar 4.1 Peta Indonesia Gambar 4.2 Peta Sumatera Utara Gambar 4.3 Peta Kabupaten Samosir Gambar 4.4 Peta Lokasi Gambar 4.5 Batas-Batas Site Gambar 4.6 Peta Tata Guna Lahan Sekitar Site Gambar 4.7 Tata Guna Lahan Sekitar Site Gambar 4.8 Peta Tata Guna Lahan di Dalam Site Gambar 4.9 Potongan Kontur Eksisting Site Gambar 4.10 Solusi yang Ditawarkan Gambar 4.11 Pencapaian Dari Pusat Kota Gambar 4.12 Sirkulasi Kendaraan dan Pedestrian Gambar 4.13 Kondisi Pedestrian Eksisting Gambar 4.14 Entrance Museum Gambar 4.15 Potensi Entrance Gambar 4.16 Konsep Pedestrian Gambar 4.17 Analisa View ke Dalam Gambar 4.18 Analisa View dari Site Gambar 4.19 Solusi yang Ditawarkan Bonyta Ruth H. ix

11 Gambar 4.20 Analisa Cahaya Matahari Gambar 4.21 Analisa Arah Angin Gambar 4.22 Solusi yang Ditawarkan Gambar 4.23 Analisa Vegetasi Gambar 4.24 Analisa Kebisingan Gambar 4.25 Analisa Utilitas Gambar 4.26 Potongan Jalan Pulau Samosir dan Jalan Pelabuhan Gambar 4.27 Solusi Utilitas Drainase Gambar 4.28 Analisa Pola Arsitektur Gambar 5.1 Eksisting Gambar 5.2 Potensi Entrance Gambar 5.3 Konsep Pedestrian Gambar 5.4 Konsep Entrance Gambar 5.5 Konsep Dasar :Pola Perkampungan Batak Toba Gambar 5.6 Konsep View Gambar 5.7 Konsep Site Gambar 5.8 Zoning Museum Indoor Gambar 5.9 Zoning Amphitheatre Gambar 5.10 Zoning Workshop, Souvenir Shop, dan Money Changer Gambar 5.11 Zoning Restoran Gambar 5.12 Zoning Wisma/Penginapan Gambar 5.13 Zoning Musholla Gambar 5.14 Pola Arsitektur Gambar 5.15 Tipologi Rumah Batak Toba Gambar 5.16 Bentuk yang Diterapkan pada Bangunan Multi Massa Gambar 5.17 Penggunaan Ornamen Gambar 6.1 Site Plan Gambar 6.2 Ground Plan Gambar 6.3 Eksisting Site Gambar 6.4 Denah Museum Indoor Gambar 6.5 Tampak Museum Indoor Gambar 6.6 Potongan Museum Indoor Gambar 6.7 Denah dan Tampak Restoran Gambar 6.8 Tampak dan Potongan Restoran Gambar 6.9 Denah dan Tampak Souvenir Shop Bonyta Ruth H. x

12 Gambar 6.10 Potongan Souvenir Shop, Denah Musholla, dan Tampak Musholla 151 Gambar 6.11 Tampak dan Potongan Musholla Gambar 6.12 Denah, Tampak, dan potongan Kamar Standar Gambar 6.13 Denah, Tampak, dan Potongan Kamar Deluxe, dan Denah Kamar Suite Gambar 6.14 Tampak dan Potongan Kamar Suite Gambar 6.15 Perspektif Tapak Gambar 6.16 Perspektif Museum Indoor Gambar 6.17 Perspektif Restoran Gambar 6.18 Perspektif Suasana Plaza Gambar 6.19 Perspektif Souvenir Shop Gambar 6.20 Perspektif Suasana Wisma/Penginapan Bonyta Ruth H. xi

13 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Samosir... 3 Tabel 2.1 Koleksi Museum Indoor Huta Bolon Simanindo Tabel 2.2 Aksara/Surat Batak Toba Tabel 2.3 Peninggalan Batak Toba Tabel 2.4 Kemiringan Lahan Kabupaten Samosir Tabel 2.5 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kabupaten Samosir Menurut Kecamatan Tabel 2.6 Panjang Jalan dan Jenis Permukaan Jalan Tabel 2.7 Panjang Jalan Menurut Kecamatan Tabel 2.8 Transportasi Darat dalam Kabupaten Samosir Tabel 2.9 Transportasi Darat Antar Kabupaten Tabel 2.10 Luas dan Komposisi Dermaga Tabel 2.11 Kondisi Kunjungan Wisata di kabupaten Samosir Tabel 2.12 Fasilitas yang Dibutuhkan Tabel 2.13 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang Tabel 2.14 Standar Luasan Museum Berdasarkan Jumlah Penduduk Lokal Tabel 3.1 Kesimpulan Studi banding Tema Sejenis Tabel 4.1 Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatwan ke Kabupaten Samosir Menurut Jenis Wisatawan Tabel 4.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kecamatan Simanindo Tahun Tabel 4.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Samosir Tabel 4.4 Analisa Luas Ruang Pamer Budaya Batak Toba Tabel 4.5 Perhitungan Jumlah Parkir Kendaraan Tabel 4.6 Program Ruang Tabel 4.7 Analisa Tata Guna Lahan di Dalam Site Tabel 4.8 Kesimpulan Analisa Bonyta Ruth H. xii

14 ABSTRAK Pengembangan Museum Huta Bolon Simanindo dimaksudkan untuk memenuhi dan mengakomodasi kebutuhan akan tempat wisata budaya, khususnya di Kecamatan Simanindo. Museum ini berfungsi sebagai tempat menyimpan, merawat, dan melestarikan budaya Batak Toba yang bersifat cultural-rekreatif-edukatif yang terdiri dari beberapa aktifitas wisata budaya pada open air museum, museum indoor di Kecamatan Simanindo. Pengembangan kawasan wisata budaya ini diharapkan dapat memberitahukan aset-aset budaya tersebut kepada masyarakat Indonesia yang terbuai akan arus globalisasi/modernisasi terutama bagi para generasi muda sebagai penerus bangsa Indonesia. Pengembangan kawasan wisata budaya ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti restoran, souvenir shop, wisma, dan musholla. Arsitektur neo-vernakular digunakan sebagai pendekatan desain untuk mewakili budaya Batak Toba yang unik dari Kabupaten Samosir. Kata Kunci : wisata budaya, Batak Toba, arsitektur neo-vernakular ABSTRACT The Development of Museum Huta Bolon Simanindo intended to meet and accommodate the need for cultural sights in Samosir regency, especially in Simanindo. The museum serves as a place to store, maintain, and preserve the Batak Toba culture that is culturalrecreational-educational activities consisting of several cultural tours in open-air museum, the indoor museum in Simanindo. The development of cultural tourism area is expected to inform the cultural assets to the people of Indonesia will lulled globalization / modernization, especially for the younger generation as the successor nation of Indonesia. The development of cultural tourism area is also equipped with facilities such as a restaurant, souvenir shop, homestead, and mushalla. Neo-vernacular architecture is used as a design approach to represent the unique culture of the Batak Toba from Samosir regency. Keywords :cultural tourism, Batak Toba, neo-vernacular architecture Bonyta Ruth H. xiii

15