BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bimbingan dan konseling oleh siswa di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten
|
|
- Deddy Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Deskripsi Hasil Peneltian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling oleh siswa di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Berikut ini dipaparkan hasil analisis angket, wawancara, dan observasi. A. Analisis Hasil Angket Siswa Tabel 1 : Siswa Mengikuti Layanan Bimbingan dan Konseling Secara Sukarela 1 Sangat Setuju 2 5% 2 Setuju 2 5% 3 Tidak Setuju 5 12% 4 Sangat Tidak Setuju 32 78% setuju sebanyak 5%, setuju sebanyak 5%, tidak setuju sebanyak 12%, sangat tidak setuju sebanyak 78%. Hal ini berarti siswa mengikuti layanan bimbingan dan konseling secara sukarela 10% sedangkan siswa yang tidak secara sukarela mengikuti layanan bimbingan dan konseling 90%.
2 42 Tabel 2 : Siswa Mengikuti Layanan Bimbingan dan Konseling Atas Dasar Kesadaran Sendiri 1 Sangat Setuju 3 7% 2 Setuju 4 10% 3 Tidak Setuju 5 12% 4 Sangat Tidak Setuju 29 71% setuju sebanyak 7%, setuju sebanyak 10%, tidak setuju sebanyak 12%, sangat tidak setuju sebanyak 71%, hal ini berarti siswa yang mengikuti layanan bimbingan dan konseling atas dasar kesadaran sendiri 17%. sedangkan siswa yang mengikuti layanan bimbingan dan konseling tanpa kesadaran diri sendiri 83% Tabel 3 : Siswa Mengikuti Layanan Bimbingan dan Konseling Atas Dasar Dorongan Orang Lain 1 Sangat Setuju 35 85% 2 Setuju 2 4% 3 Tidak Setuju 2 4% 4 Sangat Tidak Setuju 2 4% setuju sebanyak 85%, setuju sebanyak 4%, tidak setuju sebanyak 4%, sangat tidak setuju sebanyak 4%. Hal ini berarti siswa yang memanfaatkan layanan bimbingan
3 43 dan konseling atas dasar dorongan orang lain 89% sedangkan siswa yang memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling tanpa dorongan orang lain 8%. Tabel 4 : Siswa Mengikuti Layanan Bimbingan dan Konseling Karena Dipaksa Oleh Guru 1 Sangat Setuju 30 73% 2 Setuju 5 13% 3 Tidak Setuju 3 7% 4 Sangat Tidak Setuju 3 7% setuju sebanyak 73%, setuju sebanyak 13%, tidak setuju sebanyak 7%, sangat tidak setuju sebanyak 7%. Hal ini berarti siswa yang mengikuti layanan bimbingan dan konseling atas dasar paksaan oleh guru 86% sedangkan siswa yang mengikuti layanan bimbingan dan konseling tanpa paksaan oleh guru 14%. Berdasarkan indikator rekapitulasi persentase alasan siswa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling maka diperoleh item soal sebagai berikut : Tabel 5 : Rekapitulasi Indikator Alasan Siswa Memanfaatkan Layanan Bimbingan dan Konseling secara sukarela Persentase Item Kategori Rata-Rata Baik 10% 17% 8% 14% 13% Tidak Baik 90% 83% 89% 86% 87%
4 44 Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa yang memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling secara sukarela sebanyak 13%, sedangkan siswa yang tidak memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling secara sukarela sebanyak 87%, Tabel 6 : Siswa Lebih Senang Meninggalkan Kelas Pada Saat Proses Layanan Bimbingan dan Konseling Berlangsung 1 Sangat Setuju 27 66% 2 Setuju 7 17% 3 Tidak Setuju 3 7% 4 Sangat Tidak Setuju 4 10% setuju sebanyak 66%, setuju sebanyak 17%, tidak setuju sebanyak 7%, sangat tidak setuju sebanyak 10%. Hal ini berarti siswa yang lebih senang meninggalkan kelas pada saat proses layanan bimbingan dan konseling berlangsung 83% sedangkan siswa yang tidak meninggalkan kelas pada saat proses layanan bimbingan dan konseling berlangsung 17%. Tabel 7 : Apabila Ada Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling Maka Saya Memilih Untuk Kekantin Saja 1 Sangat Setuju 5 13% 2 Setuju 30 73% 3 Tidak Setuju 3 7% 4 Sangat Tidak Setuju 3 7%
5 45 setuju sebanyak 13%, setuju sebanyak 73%, tidak setuju sebanyak 7%, sangat tidak setuju sebanyak 7%. Hal ini berarti siswa lebih suka memilih ke kantin dari pada mengikuti layanan bimbingan dan konseling 86% sedangkan siswa yang memilih untuk mengikuti kegiatan layanan bimbingan dan konseling 14%. Tabel 8 : Siswa Mengikuti Proses Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling Dengan Bersunguh-sungguh 1 Sangat Setuju 3 7% 2 Setuju 15 37% 3 Tidak Setuju 15 37% 4 Sangat Tidak Setuju 8 19% setuju sebanyak 7%, setuju sebanyak 37%, tidak setuju sebanyak 37%, sangat tidak setuju sebanyak 19%. Hal ini berarti siswa mengikuti proses kegiatan layanan bimbingan dan konseling dengan bersungguh-sungguh 44% sedangkan siswa yang tidak bersungguh-sungguh mengikuti proses kegiatan layanan bimbingan dan konseling 56%.
6 46 Tabel 9 : Dalam Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling Saya Lebih Mudah Mengungkapkan Masalah yang Dialami 1 Sangat Setuju 25 61% 2 Setuju 10 25% 3 Tidak Setuju 3 7% 4 Sangat Tidak Setuju 3 7% Hasil analisis dari tabel di atas adalah dari soal angket yang menyatakan dengan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 61%, setuju sebanyak 25%, tidak setuju sebanyak 7%, sangat tidak setuju sebanyak 7%. Hal ini berarti siswa lebih mudah mengungkapkan masalah yang dialami dalam proses kegiatan layanan bimbingan dan konseling 86% sedangkan siswa yang belum mau mengungkapkan masalah yang dialami 14%. Tabel 10 : Siswa Mengharapkan Pemecahan Masalah yang Dihadapi Dari Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling 1 Sangat Setuju 30 73% 2 Setuju 6 15% 3 Tidak Setuju 4 10% 4 Sangat Tidak Setuju 1 2% Hasil analisis dari tabel di atas adalah dari soal angket yang menyatakan dengan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 73%, setuju sebanyak 15%, tidak setuju sebanyak 10%, sangat tidak setuju sebanyak 2%. Hal
7 47 ini berarti siswa yang mengharapkan pemecahan masalah yang dihadapi dari kegiatan layanan bimbingan dan konseling 88% sedangkan siswa yang tidak mengharapkan pemecahan masalah yang dihadapi dari kegiatan layanan bimbingan dan konseling 12%. Rekapitulasi persentase kehadiran siswa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling sebagai berikut : Tabel 11 : Rekapitulasi Indikator Kehadiran Siswa Memanfaatkan Layanan Bimbingan dan Konseling. Persentase Item Kategori Rata-Rata Baik 17% 14% 44% 86% 88% 50% Tidak Baik 83% 86% 56% 14% 12% 50% Jadi dapat disimpulkan siswa yang mengikuti proses kegiatan layanan bimbingan dan konseling dengan bersungguh-sungguh sebanyak 50%, sedangkan siswa lebih senang meninggalkan kelas pada saat proses kegiatan layanan bimbingan dan konseling berlangsung sebanyak 50%. Tabel 12 : Siswa Mengikuti Kegiatan Layanan Informasi dalam Satu Minggu Satu Kali 1 Sangat Setuju 3 7% 2 Setuju 4 10% 3 Tidak Setuju 9 22% 4 Sangat Tidak Setuju 25 61%
8 48 setuju sebanyak 7%, setuju sebanyak 10%, pernyataan tidak setuju sebanyak 12%, sangat tidak setuju sebanyak 71%. Hal ini berarti siswa kurang memanfaatkan kegiatan layanan informasi dalam bimbingan dan konseling 83% dan siswa memanfaatkan kegiatan layanan informasi dalam bimbingan dan konseling 17%. Tabel 13 : Siswa Mengikuti Kegiatan Layanan Orientasi Sebulan Satu Kali 1 Sangat Setuju 5 12% 2 Setuju 15 36% 3 Tidak Setuju 15 36% 4 Sangat Tidak Setuju 6 15% setuju sebanyak 12%, setuju sebanyak 36%, tidak setuju sebanyak 36%, sangat tidak setuju sebanyak 15%. Hal ini berarti siswa kurang memanfaatkan kegiatan layanan orientasi dalam bimbingan dan konseling 51% dan siswa memanfaatkan kegiatan layanan orientasi dalam bimbingan dan konseling 48%. Tabel 14 : Siswa Mengikuti Kegiatan Layanan Konseling Individual Atau Perorangan Satu Minggu Satu Kali 1 Sangat Setuju 3 7% 2 Setuju 10 25% 3 Tidak Setuju 25 61% 4 Sangat Tidak Setuju 3 7%
9 49 setuju sebanyak 7%, setuju sebanyak 25%, tidak setuju sebanyak 61%, sangat tidak setuju sebanyak 7%. Hal ini berarti siswa kurang memanfaatkan kegiatan layanan konseling individual dalam bimbingan dan konseling 68% dan siswa yang memanfaatkan kegiatan layanan konseling individual dalam bimbingan dan konseling 32%. Tabel 15 : Siswa Mengikuti Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok Satu Minggu Satu Kali 1 Sangat Setuju 4 10% 2 Setuju 3 7% 3 Tidak Setuju 7 17% 4 Sangat Tidak Setuju 27 66% setuju sebanyak 10%, setuju sebanyak 7%, tidak setuju sebanyak 17%, sangat tidak setuju sebanyak 66%. Hal ini berarti siswa kurang memanfaatkan kegiatan layanan bimbingan kelompok dalam bimbingan dan konseling 83% dan siswa memanfaatkan kegiatan layanan bimbingan kelompok dalam bimbingan dan konseling 17%.
10 50 Tabel 16 : Siswa Mengikuti Kegiatan Layanan Konseling Kelompok Satu Minggu Satu Kali 1 Sangat Setuju 3 7% 2 Setuju 9 22% 3 Tidak Setuju 4 10% 4 Sangat Tidak Setuju 25 61% setuju sebanyak 7%, setuju sebanyak 22%, tidak setuju sebanyak 10%, sangat tidak setuju sebanyak 61%. Hal ini berarti siswa kurang memanfaatkan kegiatan layanan konseling kelompok dalam bimbingan dan konseling 71% dan siswa memanfaatkan kegiatan layanan konseling kelompok dalam bimbingan dan konseling 29%. Tabel 17 : Siswa Mengikuti Kegiatan Layanan Penguasan Konten Satu Minggu Satu Kali 1 Sangat Setuju 2 4% 2 Setuju 2 4% 3 Tidak Setuju 2 4% 4 Sangat Tidak Setuju 35 85% Hasil analisis dari tabel diatas adalah dari soal angket yang menyatakan dengan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 4%, setuju sebanyak 4%, tidak setuju sebanyak 4%, sangat tidak setuju sebanyak 85%. Hal
11 51 ini berarti siswa kurang memanfaatkan kegiatan layanan penguasaan konten dalam bimbingan dan konseling 89% dan siswa memanfaatkan kegiatan layanan penguasaan konten dalam bimbingan dan konseling 8%. Berdasarkan indikator rekapitulasi persentase frekuensi pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling maka diperoleh data sebagai berikut : Tabel 18 : Rekapitulasi Indikator Frekuensi Pemanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Persentase Item Kategori Rata-Rata Baik 17% 48% 32% 17% 29% 8% 26% Tidak Baik 83% 51% 68% 83% 71% 89% 74% Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa yang memanfaatkan kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebanyak 26%, sedangkan siswa yang kurang memanfaatkan kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebanyak 74%. B. Analisis Wawancara Berikut dipaparkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru bimbingan konseling : 1. Apakah ada siswa yang datang mengikuti layanan bimbingan dan konseling secara sukarela? Tidak ada bu, siswa yang datang ke ruangan bimbingan dan konseling itu karena diundang oleh guru BK berkaitan dengan masalah yang dialami seperti sering bolos dan berkelahi dengan teman.
12 52 2. Apakah ada siswa yang datang dengan keadaan terpaksa hadir dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling? Iya bu, ada siswa yang datang dengan keadaan terpaksa, apalagi kalau di undang karena ada masalah, kadang siswa tersebut sudah tidak mau masuk sekolah karena teringat akan masuk keruangan bimbingan dan konseling 3. Apakah ada siswa yang enggan mengungkapkan masalahnya kepada guru pembimbing? Ada bu, malah paling banyak siswa yang diajak untuk mengungkapkan masalah yang dihadapi tidak mau membicarakannya dengan guru BK 4. Berapa jumlah siswa yang mengikuti layanan bimbingan dan konseling setiap hari? Jumlah siswa yang mengikuti layanan bimbingan dan konseling setiap hari itu tidak ada bu 5. Apakah ada siswa yang hanya senang untuk berbincang-bincang tanpa menyelesaikan masalahnya? Iya bu, banyak siswa hanya senang berbincang-bincang tentang hal-hal yang tidak perlu untuk dibicarakan. 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru bimbingan konseling tentang pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling oleh siswa di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo masih terdapat 87% siswa yang belum memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling secara sukarela, Siswa yang datang ke ruangan BK itu karena diundang oleh guru berkaitan dengan
13 53 masalah yang dialami seperti bolos dan berkelahi dengan teman, siswa yang masih enggan mengungkapkan masalahnya kepada guru pembimbing malah paling banyak siswa yang diajak untuk mengungkapkan masalahnya yang dihadapi tidak mau membicarakannya dengan guru BK, siswa yang masuk keruangan BK hanya senang berbincang-bincang tentang hal-hal yang tidak diperlukan. Melihat dari analisis di atas ditarik kesimpulan bahwa kebanyakan siswa menilai bahwa layanan bimbingan konseling itu hanya untuk mengatasi siswa yang bermasalah saja, dan bahkan masih ada siswa yang beranggapan BK adalah polisi sekolah yang harus menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin dan keamanan di sekolah. Hasil pengolahan data tentang pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling oleh siswa di SMA Negeri 1 Telaga Biru kabupaten Gorontalo ditemukan : Alasan Siswa Memanfaatkan Layanan Bimbingan dan Konseling Layanan bimbingan dan konseling adalah layanan yang disediakan sekolah untuk peserta didik guna mengatasi permasalahn yang sedang dihadapi, sehingga tidak menghambat perkembangan diri peserta didik. Anggapan bahwa ruang bimbingan dan konseling sangatlah menyeramkan menjadi permasalahan utama yang dapat mengahambat jalannya layanan bimbingan konseling di sekolah, karena hal ini merupakan permasalahan pokok yang membawa pemahaman mengenai apa sebenarnya fungsi dari adanya layanan BK di sekolah dan mempengaruhi anggapan siswa yang membuatnya enggan untuk mengunjungi
14 54 ruang bimbingan konseling, akibatnya layanan bimbingan konseling di sekolah tidak bisa berjalan secara optimal. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, siswa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling tidak secara sukarela hingga mencapai 87%. Hal ini searah dengan pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling menurut Willis (2009:116) siswa yang merasa mengalami kesulitan diharapkan punya kesadaran diri untuk memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling dengan sukarela. Namun walaupun siswa datang secara sukarela jika pembimbing kurang terampil, kurang bersahabat maka siswa tersebut akan kecewa Kehadiran Siswa Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, apabila ada kegiatan layanan bimbingan dan konseling maka siswa lebih senang meninggalkan kelas pada saat proses kegiatan layanan bimbingan dan konseling berlangsung hingga mencapai 50%, hal ini perlu mendapat perhatian khusus bagi guru BK, karena guru BK sebagai salah satu penanggung jawab dalam mengatasi permasalahan siswa. menurut Shertzre and Stone (dalam Willis 2009:111) mengemukakan bahwa keberhasilan dan kegagalan proses konseling ditentukan oleh tiga hal yaitu kepribadian siswa, harapan siswa, dan pengalaman pendidikan siswa. Menurut keterangan dari guru bimbingan dan konseling melalui wawancara sebagai kegiatan pendukung bahwa siswa yang mengikuti layanan bimbingan dan konseling itu, karena di undang oleh guru BK berkaitan dengan masalah yang dialami seperti sering bolos, dan berkelahi dengan teman. Ada yang datang dengan keadaan terpaksa hadir dalam kegiatan layanan BK apalagi kalau
15 55 diundang karena ada masalah, kadang siswa tersebut tidak mau masuk sekolah karena teringat akan masuk keruangan BK, malah paling banyak siswa yang diajak untuk mengungkapkan masalah yang dihadapi tidak mau membicarakannya dengan guru BK. Hubungan guru bimbingan dan konseling dengan siswa lebih baik dan bermakna apabila guru bimbingan dan konseling dapat mewujudkan harapan siswa dengan cara memecahkan masalah pribadi yang dialaminya tidak dibeberkan kepada orang lain. Sehingga siswa dapat memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling Frekuensi Pemanfaatan Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, siswa kurang mendapatkan kegiatan layanan bimbingan dan konseling hingga mencapai 74%. Karena layanan bimbingan dan konseling dapat dijadikan program layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah baik itu program tahunan maupun program harian yang merupakan wujud dari kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah sehingga dapat menarik perhatian siswa. Menurut Tohirin (2007:141) dalam kegiatan layanan BK ada sembilan layanan yang dapat dilaksanakan oleh guru BK. Sembilan layanan itu meliputi : (1) orientasi (2) informasi (3) penempatan dan penyaluran (4) penguasan konten (5) layana konseling perorangan (6) layanan bimbingan kelompok (7) layana konseling kelompok (8) konsultasi dan mediasi. hal ini harus menjadi acuan bagi guru bimbingan konseling untuk memperbaiki program pelayanannya menyangkut layanan. Karena layanan bimbingan konseling merupakan kegiatan utama yang harus dilaksanakan oleh guru BK.
BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pendidikan. Di dalam peraturan No 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seyogyanya dilakukan oleh setiap tenaga pendidikan yang bertugas di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah merupakan organisasi pendidikan formal yang bertugas untuk membentuk manusia yang bermutu melalui serangkaian proses pendidikan yang telah diatur
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok sering dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling terutama pada
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah SMK Negeri Gorontalo terutama pada layanan informasi, konseling individual, bimbingan kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan bantuan kepada individu dalam menghadapi masalah dalam hidupnya. Bantuan itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari keseluruhan kegiatan pendidikan yang dilakukan di sekolah. Kegiatan bimbingan ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang harus dilewati bagi setiap orang di Indonesia untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah Lanjutan Atas (SMA) atau sederajatnya, merupakan suatu tingkatan pendidikan yang harus dilewati bagi setiap orang di Indonesia untuk dapat melanjutkan ke perguruan
Lebih terperinciwujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan bimbingan dan konseling memiliki bidang bimbingan dan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung yang dilakukan sebagai wujud nyata penyelanggaraan
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI
ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI Oleh: LENI MARLINA EA1D209032 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR DAN TABEL... vii LANDASAN TEORITIS TENTANG PERANAN GURU BK
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR DAN TABEL... vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 12 C. Tujuan Penelitian... 12 D. Kegunaan Penelitian...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja lainnya yang menyebabkan terhambatnya kreatifitas siswa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merebaknya isu rendahnya kecerdasan moral pada siswa saat ini sangat marak diperbincangkan, seperti yang sangat sering kita temukan di mana siswa seringkali melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan karena banyaknya siswa yang kurang disiplin di sekolah. Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Disiplin merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam dunia pendidikan karena banyaknya siswa yang kurang disiplin di sekolah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan proses pendidikan sekolah, tidak lagi menjadi pelengkap, tetapi sudah menjadi satu kesatuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak didik. Untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Tujuan dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara optimal dari anak didik. Dengan demikian setiap proses pendidikan harus diarahkan pada tercapainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan aset masa depan bagi suatu bangsa. Remaja di ibaratkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan aset masa depan bagi suatu bangsa. Remaja di ibaratkan sebagai batang muda yang akan menentuka nasib negara itu sendiri. Karena remajalah yang akan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu, menggali serta memahami arti dan makna dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara legalitas keberadaan bimbingan dan konseling di Indonesia tercantum dalam undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam lingkungan persekolahan saat ini istilah kegiatan BK (Bimbingan dan Konseling) sudah dikenal terutama oleh para siswa dan juga personil sekolah lainnya, eksistensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap konseli, seperti pemikiran bahwa individu yang berurusan dengan guru. bimbingan dan konseling tersebut sedang bermasalah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bimbingan dan konseling (BK) merupakan suatu usaha untuk membantu para individu atau kelompok ke arah positif dan atau membuat yang dibimbing menjalani kehidupan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dan dikategorikan sebagai penelitian survei. Furchan (1982) menyatakan bahwa penelitian deskriptif dirancang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi nasional cita-cita bangsa dan tujuan pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan memerlukan bantuan guru pembimbing. Gunarsa (2002) mengemukakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan membolos merupakan suatu permasalahan yang perlu ditangani dan memerlukan bantuan guru pembimbing. Gunarsa (2002) mengemukakan bahwa perilaku di sekolah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar untuk pengembangan kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah maupun madrasah. Pendidikan juga bermakna
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. pembimbing utama dan pembimbing kedua, kemudian dilanutkan dengan
46 BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Persiapan Penelitian Setelah peneliti melakukan kegiatan seminar yang telah dilaksanakan sesuai prosedur, selanjutnya dilakukan perbaikan desain. Perbaikan
Lebih terperinciANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA
ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA NAMA :... KELAS :... PETUNJUK : Bacalah setiap pertanyaan dan pernyataan di bawah ini dengan cermat. Bubuhkan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA (Studi di SMK Negeri 1 Ampana Kota) Nurhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA (Studi di SMK Negeri 1 Ampana Kota) Nurhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK Kata Kunci : Facebook, Perilaku Sosial Permasalahan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG
BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang perilaku tanggung
20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang perilaku tanggung jawab siswa di Madrasah Aliysah Muhamadiyah Molowahu Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penyusunan dan seminar proposal skripsi, (3) pengumpulan data, (4) penulisan
BAB III METODE PENELITIAN A. Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilakukan selama 6 bulan dari bulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk menggambarkan tingkat kemandirian dan faktor-faktor yang mempengaruhi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian dirancang dengan menggunakan metode deskriptif, dengan maksud untuk menggambarkan tingkat kemandirian dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar mencapai pribadi yang bermutu. Sekolah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK MODELLING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI
UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK MODELLING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Debora Simanungkalit Surel: deborasimanungkalit@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Di sekolah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sekolah memiliki tanggung jawab membantu siswa agar berhasil dalam belajar. Untuk itu sekolah hendaknya memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi masalah-masalah
Lebih terperinciKONSELING INDIVIDUAL DI SMA NEGERI SEKOTA PONTIANAK TAHUN AJARAN 2015/2016
KONSELING INDIVIDUAL DI SMA NEGERI SEKOTA PONTIANAK TAHUN AJARAN 2015/2016 Nani Flisia, Yuline, Purwanti Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Untan Email: flisianani@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciPERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN
PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN (Studi terhadap Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 14 Padang) Oleh: RIKA YULIA FITRI NPM: 11060038 Program
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplinan Belajar 2.1.1. Pengertian Disiplinan Belajar Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu disiplin mempunyai berbagai macam pengertian. Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan kerjasama. Ketergantungan manusia satu dengan yang lain merupakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. karir dengan contoh beragam pada masing-masing kategori. Kualifikasi
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Bentuk kenakalan yang dilakukan oleh santriwati Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Yogyakarta dikategorikan menjadi empat bentuk yaitu kenakalan pribadi, kenakalan belajar,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis
BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis penelitian, data dan sumber data, pengembangan instrumen, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu keluarga, masyarakat, sekolah dan kelompok sebaya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah adalah lembaga formal tempat siswa menimba ilmu dalam mengembangkan minat dan kemampuannya. untuk mencapai keberhasilan dimasa depan. pendidikan merupakan
Lebih terperinciLAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK)
LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK) Pelayanan Pendidikan di Sekolah Administratif / Manajemen Pembelajaran Perkembangan individu yang optimal dan mandiri Konseling (Naskah Akademik ABKIN, 2007)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. moyang, teman teman, milik, uang dan lain lain. Kalau semuanya bagus, ia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab tidak satupun dari keberhasilan manusia di dalam kehidupan
Lebih terperinciBERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA
BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA Myrick, 1993. (Muro & Kotman, 1995) mengemukakan empat pendekatan dasar dalam Bimbingan dan Konseling, yaitu : 1. Pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesionalitas dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan harus didukung oleh peningkatan profesionalitas
Lebih terperinciASSALAMU ALAIKUM WR.WB.
ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. PENDIDIKAN BERMUTU efektif atau ideal harus mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergis, yaitu (1) bidang administratif dan kepemimpinan, (2) bidang instruksional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Lebih terperinciMASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR
MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR Nofianti Eka Permadi Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terbagi ke dalam masing-masing aspek dan indikator. Skor masing-masing
20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini gaya belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang
Lebih terperinciProgram BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1
Instrumen dalam Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Agus Triyanto Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2009 Instrumen Bimbingan
Lebih terperinciUPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh:
1 UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh: Elvia Erviana * Yarmis Syukur** Rahma Wira Nita ** Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi
Lebih terperinciUpaya Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Kegiatan Belajar Peserta Didik
Konselor Volume 3 Number 1 March 2014 ISSN: 1412-9760 Received January 15, 2014; Revised February 12, 2014; Accepted March 30, 2014 Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Kegiatan Belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk mengerjakan sesuatu sendiri, melainkan orang tua harus menemani dan memberi bimbingan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang, baik berupa studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. spiritual, moral, sosial, intelektual, fisik dan sebagainya. 1 Sekolah merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya untuk membentuk manusia yang lebih berkualitas yaitu pribadi yang serasi, selaras dan seimbang dalam aspek-aspek spiritual, moral, sosial,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kota Gorontalo. Penelitian Penerapan Pendidikan karakter pada kelas akselerasi di
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Gorontalo Kota Gorontalo. Penelitian Penerapan Pendidikan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan pada bab1.
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Pada sub bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan pada bab1. 1. Gambaran Kematangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar berhasil dalam belajar.untuk itu sekolah hendaknya memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL
0 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL LAURA SUKMAWATI NPM: 11060152 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 7 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/ 2013
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 7 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/ 2013 Disusun Oleh Nama : Aldilla Firdausi NIM : 1301409020 Prodi : Bimbingan dan Konseling FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, Januari 2015 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA Ita Roshita
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri I Kwandang yang guru BK- nya berjumlah 3 orang dan SMA Negeri II
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil penelitian Kegiatan wawancara di lakukan pada Guru BK di SMA di Kecamatan Kecamatan Kwandang Dan Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Membolos 1. Pengertian Membolos Menurut Gunarsa (1981) membolos adalah pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Membolos sering terjadi tidak hanya saat ingin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menggantikan generasi-generasi terdahulu dengan kualitas kinerja dan mental yang lebih baik. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM...i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI...ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI...iii. MOTTO...iv.
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM...i PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI...ii PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI...iii MOTTO...iv PERSEMBAHAN v ABSTRAK...ivi KATA PENGANTAR...viiii DAFTAR ISI... ixx DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciEFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU
EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU Baiq Nurhazanah 1 Muh.Mansyur Talib 2 Munifah 3 Program
Lebih terperincikeberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.
1 BAB I PEBDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Tugas pendidikan adalah memanusiakan manusia. Manusia yang berpotensi itu dapat
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. A. Pengaruh Tayangan Kekerasan Dalam Film Kartun Terhadap. Perilaku Agresif Anak Di SDN 108 Bukit Raya Pekanbaru
BAB III PENYAJIAN DATA A. Pengaruh Tayangan Kekerasan Dalam Film Kartun Terhadap Perilaku Agresif Anak Di SDN 108 Bukit Raya Pekanbaru Dalam penyajian data pada BAB III ini, penulis akan menjabarkan data
Lebih terperinciHALAMAN PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI ABSTRAK.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSETUJUAN. RIWAYAT HIDUP... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... SANWACANA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman
Lebih terperinciABSTRAK. : Identifikasi Karakteristik Pemilihan Karir Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Negeri 2 Kota Jambi : Susiladevita : EA1D209035
ABSTRAK Judul Nama NIM : Identifikasi Karakteristik Pemilihan Karir Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Negeri 2 Kota Jambi : Susiladevita : EA1D209035 Maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal tempat siswa menimba ilmu dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah adalah lembaga formal tempat siswa menimba ilmu dalam mengembangkan bakat, minat dan kemampuanya. Untuk mencapai keberhasilan di masa depan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung, baik secara face to face maupun melalui media (telepon atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan ini memfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung, baik secara
Lebih terperinciLampiran 1. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Tugas Guru dan Pengawas (Depdiknas, 2009: 12-13) meliputi:
LAMPIRAN 113 Lampiran 1. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling Jenis layanan bimbingan dan konseling menurut Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas (Depdiknas,
Lebih terperinciEFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI MTs. MUHAMMADIYAH 22 PADANGSIDIMPUAN
EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI MTs. MUHAMMADIYAH 22 PADANGSIDIMPUAN Khairul Amri Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Jl. Sutan Mohd. Arief No.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
96 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah berpengaruh negatif (r xy = 0.042) dan tidak signifikan terhadap
Lebih terperinciBAB III PENYAJAN DATA
BAB III PENYAJAN DATA Penelitian ini bersifat korelasi antara dua variabel. Dalam penyajian data penulis akan menggunakan metode deskriptif kuatitatif dengan persentase dan menggunakan tabel. Untuk mendapatkan
Lebih terperinciLampiran 1. Pedoman Wawancara
LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman Wawancara Wawancara : Kesatu ( Ke 1 ) Tujuan : Memperoleh informasi mengenai permasalahan siswa Responden : Guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Tengaran Tanggal wawancara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guru Bimbingan pada dasarnya bertugas untuk mendidik dan memberi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Guru Bimbingan pada dasarnya bertugas untuk mendidik dan memberi pengarahan khususnya terhadap siswa di lapangan. Keberhasilan seorang siswa merupakan bagian dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia agar mampu mandiri, menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna dan
Lebih terperinciBIMBINGAN DAN KONSELING
BIMBINGAN DAN KONSELING Apa yang dimaksud bimbingan & konseling? Mengapa ada BK di sekolah? Bagaimana pelaksanaan BK? PENGERTIAN BIMBINGAN Jones (1963) membantu seseorang agar yang dibimbing mampu membantu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pecandu narkoba di Lapas Wanita Kelas II.A Palembang.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lapas Wanita Kelas II.A Palembang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 17 warga binaan. Dalam penelitian
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI
ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI Oleh : JUFRI AFRIANTO ERA1D08043 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI FEBRUARI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa dewasa awal adalah suatu masa dimana individu telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal adalah suatu masa dimana individu telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN
84 BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN Analisis data pada penelitian ini mengenai Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam
Lebih terperinciKORELASI ANTARA KEPRIBADIAN KONSELOR DENGAN PEMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING PADA SMP NEGERI 1 PALANGKA RAYA
KORELASI ANTARA KEPRIBADIAN KONSELOR DENGAN PEMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING PADA SMP NEGERI 1 PALANGKA RAYA Oleh: M. Fatchurahman* dan Susilawati** ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Desa Bulila Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. PKBM Jabal Rahmah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PKBM Jabal Rahmah yang berada di Desa Bulila Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. PKBM Jabal Rahmah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berusaha menggambarkan lapangan sebagaimana adanya. terjadi, atau kecenderungan yang tengah terjadi.
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan ini adalah tergolong sebagai penelitian deskriptif. Sutja dkk (2014:118), menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. hasil-hasil yang diperoleh selama penelitian. Selain itu, terdapat saran untuk
1 BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi mengenai hasil-hasil yang diperoleh selama penelitian. Selain itu, terdapat saran untuk penelitian
Lebih terperinciBAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Goleman (1993), orang yang ber IQ tinggi, tetapi karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Goleman (1993), orang yang ber IQ tinggi, tetapi karena emosinya tidak stabil dan mudah marah seringkali keliru dalam menentukan dan memecahkan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gysbers & Henderson (2006) menjelaskan program Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah sebagai program BK komprehensif. Terdapat empat komponen dalam program BK Komprehensif,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dasar pertimbangan bahwa di sekolah tersebut terdapat siswa-siswi yang masih
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan SDN 1 Biluhu Tengah Kabupaten Gorontalo. Atas dasar pertimbangan bahwa di sekolah tersebut terdapat siswa-siswi yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjadi kegiatan pokok bagi setiap manusia beradap. Berhasil atau tidaknya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha sadar manusia untuk mencapai suatu citacita yang lebih tinggi dalam berbagai segi kehidupan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab tiga membahas mengenai desain penelitian yang digunakan, populasi dan lokasi penelitian, pengembangan instrumen, serta pengumpulan dan pengolahan data. 3.1. DesainPenelitian
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. Dalam penyajian data penulis akan menggunakan metode kuantitatif
BAB III PENYAJIAN DATA Dalam penyajian data penulis akan menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan tabel. Untuk mendapatkan data penulis melakukan penyebaran angket. Adapun Angket yang disebarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori usia remaja yang tidak pernah lepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu cita-cita nasional yang harus terus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia ialah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan nasional. Anak-anak dan
Lebih terperinciPersepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir
Konselor Volume 5 Number 2 June 2016 ISSN: Print 1412-9760 Received April 19, 2016; Revised May 19, 2016; Accepted June 30, 2016 Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir Amrina Asfarina, Indra
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data pada bab IV dapat ditarik
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data pada bab IV dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan belajar secara keseluruhan sudah efektif baik itu
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGC 1 (2) (2012) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk HAMBATAN PELAYANAN BK DI LUAR JAM PELAJARAN DAN UPAYA MEN- GATASINYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan
Lebih terperinci