ANALISIS PERMASALAHAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN BATIK BANYUMAS DAN BATIK PURBALINGGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERMASALAHAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN BATIK BANYUMAS DAN BATIK PURBALINGGA"

Transkripsi

1 ANALISIS PERMASALAHAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN BATIK BANYUMAS DAN BATIK PURBALINGGA Suliyanto Universitas Jendral Soedirman Abstract This study aimed to analyze problems Banyumas and Purbalingga batik s and to formulate strategies to develop its. The data was collected using the interview method. The analysis tools are qualitative analysis and SWOT analysis Operational, human resources, marketing, financial and business environment are factors that constraint on craftsman Banyumas batik and Purbalingga batik. experiences, social attitudes and the uniqueness of batik is a strength, while the high price, low technology, limited business networks, low productivity, lack of motive and have not had access to raw materials is the weakness of Banyumas batik and Purbalingga batik. Government programs to use batik, tourism development, high attention to government agency, the increasing interest of the community an opportunity for Banyumas batik and Purbalingga batik, while the high intensity of competition, the existence of printed batik and low public interest are a threat to the Banyumas batik and Purbalingga batik. Keywords: problem analysis, Banyumas batik, batik Purbalingga, SWOT analysis. PENDAHULUAN Batik merupakan pakaian khas Indonesia, dan masing-masing daerah memiliki ciri yang berbeda satu sama lain terutama dalam corak dan motif batikannya. Demikian pula batik yang ada di Kabupaten Banyumas dan di Kabupaten Purbalingga juga memiliki motif batik yang khas dan berbeda dari daerah lain. Secara umum karakteristik batik Banyumas relatif sama dengan batik Purbalingga karena letaknya sangat berdekatan dan hanya dipisahkan oleh batas administratif pemerintahan saja. Industri batik di kedua kabupaten tersebut melibatkan tenaga kerja dengan jumlah yang cukup banyak, baik tenaga kerja yang langsung terlibat dalam proses produksi maupun tenaga kerja yang terlibat dalam bidang pemasaran. Tenaga kerja pada industri batik yang ada di Kabupaten Banyumas dan di Kabupaten Purbalingga pada umumnya berasal dari daerah sekitar. Dengan demikian pemberdayaan pengusaha kecil industri batik akan dinikmati oleh rakyat kecil dengan jumlah yang cukup besar. 209

2 Keberadaan batik Banyumas maupun batik Purbalingga telah lama, namun perkembangannya tidak seperti yang diharapkan. Kondisi semacam itu menunjukkan bahwa industri batik Banyumas dan batik Purbalingga sekarang ini sedang mengalami permasalahan yang cukup serius. Apabila permasalah-permasalahan yang ada di industri batik Banyumas dan Purbalingga tidak segera di deteksi dan dicarikan jalan keluarnya dikhawatirkan indutri batik Banyumas dan Purbalingga akan mati. Oleh karena itu kajian untuk mengidentifikasi kendala dan strategi pengembangannya merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha batik di Kabupaten Banyumas dan di Kabupaten Purbalingga. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode pengambilan sampel secara purposive merupakan metode pengambilan sampel dimana peneliti memiliki keriteria atau tujuan tertentu terhadap sampel yang akan diteliti (Indriantoro dan Supomo, 1999). Sedangkan alasan peneliti menggunakan metode purposive sampling dalam penelitian ini adalah agar peneliti benar-benar mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari obyek yang tepat. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini digali dari wawancara dengan pengurus dan pengusaha batik. Wawancara mendalam dilakukan dengan tidak terstruktur, artinya peneliti tidak menyiapkan terlebih dahulu daftar pertanyaan yang nantinya ditanyakan secara berurutan. Tipe wawancara ini dipandang peneliti tepat untuk mengeksplorasi persepsi mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pengusaha batik secara umum. Melalui wawancara mendalam ini, peneliti menyaring dan meringkasnya ke dalam beberapa tipe hambatan yang umum dihadapi oleh pengusaha batik. Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif dan menggunakan analisis Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). HASIL DAN PEMBAHASAN Melalui wawancara mendalam, diperoleh beberapa tipe hambatan yang umum dihadapi pengusaha Batik. Secara spesifik, hambatan-hambatan tersebut dapat dikategorikan ke dalam 4 faktor yang masing-masing memiliki dimensi, yaitu: 1. Faktor Pemasaran: a. Banyaknya batik cap 210

3 Sekarang banyak sekali batik cap yang beredar pasar termasuk di wilayah Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purbalingga serta di daerah sekitarnya. Batik cap yang ada memiliki keunggulan harga yang sangat murah dan motif yang sangat beragam. Meskipun secara kualitas batik cap masih kalah dibanding dengan kualitas batik tulis Banyumas maupun Purbalingga, namun keberadaan batik ini mampu menjadi barang substitusi bagi batik dari dua kabupaten tersebut. Pasar golongan menengah ke bawah banyak yang diambil oleh pasar batik cap, hal ini karena batik Banyumas maupun batik Purbalingga merupakan batik tulis yang dalam pengerjaannya memerlukan ketekukan dan waktu yang cukup lama sehingga memiliki harga jual yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan batik cap. b. Belum memiliki corak khas Meskipun secara kualitas batik Banyumas dan batik Purbalingga memiliki kualitas yang bagus, namun belum memiliki corak yang khas seperti batik Solo, batik Jogja maupun batik Pekalongan. Corak batik Purbalingga relatif sama dengan corak batik Banyumas. Corak yang dimiliki batik Purbalingga sama seperti corak yang dimiliki oleh batik Banyumas. Beberapa corak yang dihasilkan oleh pembatik Banyumas dan Purbalingga adalah lumben, pringsedapure, jahe rimpang. c. Terbatasnya media/biaya promosi Media promosi yang digunakan oleh pembatik Banyumas dan Batik Purbalingga masih sangat terbatas. Terbatasnya media promosi yang dimiliki menyebabkan batik Banyumas maupun batik Purbalingga belum dikenal banyak oleh masyarakat luas. Brand image batik Banyumas maupun batik Purbalingga masih jauh di bawah batik Solo, batik Jogja dan batik Pekalongan. Namun brand image batik Banyumas lebih baik dibandingkan dengan brand image batik Purbalingga. Media promosi yang digunakan oleh pengrajin batik Banyumas dan batik Purbalingga hanya sebatas mengikuti pameran batik dibeberapa tempat jika ada undangan. d. Terbatasnya jumlah jaringan bisnis Pengrajin batik Banyumas dan batik Purbalingga belum memiliki jaringan bisnis yang pasti, jaringan binis yang ada 211

4 selama ini hanya melalui beberapa pedagang dan pemerintah daerah dan sifatnya insidintal. Pembeli batik Banyumas dan batik Purbalingga datang ke Banyumas maupun Purbalingga untuk berbelanja batik. Secara umum batik Banyumas lebih memiliki jaringan bisnis dibandingkan dengan batik Purbalingga. 2. Faktor Sumber Daya manusia (SDM): a. Lemahnya manajerial Pengelolaan batik Banyumas maupun batik Purbalingga tergolong masih sangat sederhana, merupakan suatu home industry. Pemasaran masih mengandalkan pada pesanan, permodalan masih sangat terbatas, teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, sumberdaya manusia secara kuantitas maupun kualitas juga masih sangat sederhana. b. Tidak baiknya sistem regenerasi Pada umumnya pengrajin batik Banyumas maupun batik Purbalingga tergolong usia tua, hal ini menunjukkan tidak baiknya sistem regenerasi. Tidak banyak anak muda yang tertarik untuk menekuni kerajinan batik disebabkan karena kondisi ekonomi pembatik di kedua Kabupaten tersebut belum menggembirakan. Jika pengrajin batik yang selama ini ada tidak melakukan regenerasi dikhawatirkan dalam beberapa tahun ke depan batik Banyumas maupun Purbalingga akan hilang. c. Terbatasnya tenaga kerja Tenaga kerja yang terbatas baik dari segi kualitas maupun kuantitas menyebabkan industri batik Purbalingga tidak mampu memenuhi permintaan jika ada permintaan yang cukup banyak. Hal ini menyebabkan batik Purbalingga mengalami kesulitan dalam meningkatkan market share-nya. d. Rendahnya produktivitas Produktivitas pengrajin batik Purbalingga juga masih menjadi kendala dalam pengembangan batik. Rendahnya produktivitas disebabkan karena para pengrajin pada umumnya telah berusia tua dan banyak yang menjadikan membatikan sebagai usaha sampingan bukan sebagai usaha utama. Batik tulis Purbalingga menggunakan bahan pewarna alami, sehingga memerlukan waktu yang relatif lama untuk menghasilkan satu lembar batik. 212

5 e. Munculnya industri padat karya Kabupaten Purbalingga dikenal sebagai kabupaten industri, hal ini karena di Kabupaten Purbalingga banyak berdiri pabrik baik pabrik pengolahan kayu, pabrik rambut palsu, bulu mata tiruan dan pabrik keramik. Pada umumnya pabrik-pabrik yang membuka usaha di Kabupaten Purbalingga lebih banyak memperkerjakan tenaga kerja wanita dibandingkan dengan tenaga kerja pria, hal ini ternyata menyebabkan industri batik di Kabupaten Purbalingga mengalami kesulitan dalam mendapatkan tenaga kerja. Tidak berbeda dengan kondisi di sekitar sentra batik Banyumas yang berada di Sokaraja. Dimana Sokaraja terkenal dengan getuk goreng Sokaraja dan soto Sokaraja dan tenaga kerja lebih banyak yang memilih pada sektor tersebut dibandingkan dengan membatik. 3. Faktor Operasional: a. Rendahnya inovasi Inovasi yang dilakukan indutri batik di Kabupaten Banyumas dan Purbalingga masih sangat rendah baik dilihat dari inovasi teknis maupun dari inovasi administratif. Rendahnya inovasi teknis pada industri batik di Kabupaten Banyumas dan Purbalingga terlihat dari sedikitnya motif yang dihasilkan, sederhananya peralatan yang digunakan untuk membatik, sedangkan rendahnya inovasi administratif terlihat dari sederhanannya peralatan administrasi dan komunikasi yang digunakan. b. Teknologi yang masih sederhana Teknologi yang digunakan untuk membatik masih sangat sederhana baik dilihat dari teknologi alat baik alat produksi maupun alat komunikasi dan teknologi cara kerja. Sederhannya teknologi yang digunakan dapat dipahami karena batik Purbalingga merupakan batik tulis yang lebih mengutamakan ketekunan dan ketrampilan pembatik. Beberapa teknologi yang sudah digunakan antara lain menggunakan kompor gas, sebagai pengganti kompor minyak tanah karena minyak tanah sekarang sudah sulit didapatkan dan harganya mahal. c. Terbatasnya akses bahan baku Pembatik Purbalingga selama ini belum memiliki akses bahan baku, sehingga untuk memperoleh bahan baku para pembatik Purbalingga harus melalui pembatik Banyumas yang berada di 213

6 Sokaraja atau langsung didatangkan dari Pekalongan. Dengan belum dimilikinya akses bahan baku menyebabkan pengrajin batik Purbalingga sangat tergantung kepada pengrajin batik yang ada di Sokaraja. Pembatik Banyumas dan Purbalingga mendapatkan bahan baku dengan harga yang relatif mahal karena sudah melewati beberapa jalur distribusi. d. Kenaikan harga bahan baku Harga bahan baku dari tahun ke tahun mengalami peningkatan baik harga kain, bahan pewarna, malam dan lainnya. Hal ini menyebabkan biaya produksi semakin meningkat. Untuk mengimbangi kenaikan harga bahan baku pengrajin batik Purbalingga tidak dapat dengan cepat menaikan harga jual produksinya hal ini disebabkan karena intensitas persaingan pasar batik sangat tinggi baik sesama batik tulis maupun dengan batik cap yang memiliki harga yang jauh lebih murah. 4. Faktor Keuangan a. Terbatasnya modal Usaha batik Banyumas dan Purbalingga pada umumnya merupakan home industriy dengan anggota keluarga atau kerabat sebagai tenaga kerja dengan mengggunakan modal yang sangat terbatas. Terbatasnya permodalan menyebabkan pengrajin batik Banyumas dan Purbalingga tidak mampu meningkatkan kapasitas produksinya untuk meningkatkan pangsa pasarnya. b. Sulitnya akses kredit Pengrajin batik Banyumas dan Purbalingga merasa bahwa mereka mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses kredit. Beberapa kendala yang menyebabkan pengrajin batik Banyumas dan Purbalingga merasa sulit untuk mendapatkan akses kredit diantaranya adalah ketidakmampuan dalam menyediakan jaminan, rendahnya persyaratan administrasi yang dimiliki seperti tidak dimiliknya laporan keuangan sesuai dengan ketentuan perbankan, perizinan usaha dan ketentuan administratif lainnya. 5. Faktor Lingkungan Bisnis a. Kenaikan harga BBM/gas Kenaikan harga BBM/gas secara langsung maupun tidak langsung sangat berpengaruh terhadap usaha batik Banyumas dan Purbalingga. Pengaruh tidak langsung dari kenaikan harga 214

7 BBM/gas adalah adanya kenaikan harga bahan baku sebagai akibat adanya kenaikan harga biaya transportasi, sedangkan pengaruh langsungnya adalah kenaikan biaya produksi sebagai akibat dari kenaikan harga minyak tanah. b. Belum ada koperasi batik Belum adanya koperasi batik di Banyumas dan Purbalingga menyebabkan kesulitan bagi pemerintah daerah dalam melakukan pembinaan teknis. Disamping itu juga menyebabkan kesulitan bagi para pengrajin dalam memamerkan dan memasarkan hasil produksinya. Diharapkan dengan adanya koperasi ini juga dapat memediasi antara pengrajin dan perbankan dalam memperoleh akses kredit. c. Kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) Kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) di Kabupaten Banyumas dan Purbalingga yang didorong oleh adanya industri asing yang berada di wilayah tersebut menyebabkan kenaikan biaya produksi para pengrajin batik. Dengan adanya kenaikan ini berakibat pada kenaikan harga jual batik. d. Perubahan selera Perubahan selera pasar akan batik senantiasa berubah hal ini menyebabkan pengrajin batik harus terus senantiasa menyesuaikan dengan selera pasar tersebut. Untuk menyesuaikan dengan selera pasar para pengrajin harus mengumpulkan informasi pasar dan mengumpulkan informasi pesaing. Namun usaha pengumpulan informasi pasar dan informasi pesaing belum banyak dilakukan oleh para pengrajin batik Banyumas dan Purbalingga. e. Banyaknya produk pengganti Produk pengganti batik Banyumas dan Batik Purbalingga sangat banyak di pasar baik berupa batik tulis yang dihasilkan dari daerah lain, batik cap maupun batik lurik yang sekarang sudah mulai digemari. Agar dapat bersaing dengan produk pengganti yang jumlahnya relatif banyak maka pengrajin batik Banyumas maupun Purbalingga harus meningkatkan kualitasnya dengan memberiikan kekhasan yang tersendiri (deferensiasi) dibandingkan dengan batik dari daerah lain. 215

8 Tabel 1 Hasil Analis SWOT EFAS IFAS OPPORTUNITIES (O) - Adanya program pemerintah yang mewajibkan pemakaian batik - Baiknya perkembangan pariwisata di kabupaten Banyumas, Purbalingga dan sekitarnya - Tingginya Perhatian pemerintah terhadap industri batik - Meningkatnya minat masyarakat terhadap batik STRENGTHS (S) - Pengalaman dalam membatik - Sikap masyarakat terhadap usaha batik - Keunikan batik yang dihasilkan STRATEGI SO - Menggunakan pengalaman dalam membatik untuk membuat batik unggulan khas Banyumasan dan Purbalingga - Membuat sarana pemasaran baru seperti pameran, butik, dll agar masyarakat semakin mengenal keunikan batik - Mencoba menembus pemasaran di kantor-kantor dinas maupun sekolah - Meningkatkan keunikan motif untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap batik WEAKNESS (W) - Tingginya harga jual batik yang dihasilkan - Rendahnya teknologi yang digunakan membatik - Belum dimilikinya jaringan bisnis - Rendahnya produktivitas dalam menghasilkan batik - Terbatasnya motif khas yang dimiliki - Rendahnya akses bahan baku. STRATEGI WO - Memanfaatkan subsidi bunga kredit dari pemerintah daerah untuk kredit investasi dan modal kerja pengusaha batik - Meningkatkan kerja sama dengan pemerintah daerah membantu mempromosikan batik dan memperluas jaringan bisnisnya - Membuat koperasi batik untuk mempermudah mendapatkan bahan baku dan pemasaran - Mencari akses bahan baku untuk memotong jalur distribusi bahan baku. - Pembinaan terhadap tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas dan kapasitas produksi. 216

9 Lanjutan tabel 1 THREATS (T) - Tingginya intensitas persaingan dalam industri batik - Adanya batik cap dengan harga yang murah - Rendahnya animo anak muda dalam menekuni batik STRATEGI ST - Membuat corak dan motif batik yang sesuai dengan selera generasi muda - Meningkatkan kualitas batik tulis - Memperkuat segmentasi pasar batik tulis - Melakukan pelatihan membatik bagi generasi muda. STRATEGI WT - Mengoptimalkan jaringan bisnis yang ada untuk memaksimalkan pemasaran - Memanfaatkan teknologi yang ada untuk meningkatkan produktivitas. - Menentukan harga jual yang bersaing dengan meminimalkan kerugian agar bisa bersaing dengan harga batik cap - Menjaga keunikan warna alami agar tetap memiliki pasar KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan analisis deskriptif, dapat disimpulkan bahwa faktor operasional, sumber daya manusia, pemasaran, lingkungan bisnis dan keuangan merupakan kendala yang dihadapi pengusaha Batik Banyumas. Faktor operasional merupakan faktor kendala yang memiliki bobot yang paling besar, atau menurut persepsi pengusaha, faktor operasional merupakan hambatan terbesar dalam mengembangkan usaha batik Purbalingga. 2. Berdasarkan analisis SWOT pengalaman, sikap masyarakat dan keunikan batik merupakan kekuatan, sedangkan tingginya harga jual, rendahnya teknologi, terbatasnya jaringan bisnis, rendahnya produktivitas, terbatasnya motif dan belum dimilikinya akses bahan baku merupakan kelemahan batik Banyumas dan batik Purbalingga. Program pemerintah untuk menggunakan batik, perkembangan pariwisata, tingginya perhatian pemerintah, meningkatnya minat masyarakat merupakan peluang bagi batik Banyumas dan batik Purbalingga, sedangkan tingginya intensitas persaingan, adanya batik cap dan rendahnya animo masyarakat merupakan ancaman bagi batik kedua kabupaten tersebut. Rekomendasi Untuk meningkatkan kinerja usaha batik Banyumas dan Purbalingga, maka beberapa pihak harus mampu membantu mengurangi kendala 217

10 operasional dengan menyelenggarakan pelatihan teknik membatik sehingga akan mampu menambah inovasi produk, disamping itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk mengakses bahan baku. Pelatihan manajerial juga perlu dielsenggarakan sehingga para pengusaha mampu menggelola bisnisnya secara modern. Strategi pengembangan batik di Banyumas dan di Purbalingga adalah dengan menggunakan kekuatan untuk merebut peluang yang ada dengan cara (1). Menggunakan pengalaman dalam membatik untuk membuat batik unggulan khas Purbalingga, (2) Membuat sarana pemasaran baru seperti pameran, butik, agar masyarakat semakin mengenal keunikan batik, (3) Mencoba menembus pemasaran di kantor-kantor dinas maupun sekolah, (4) Meningkatkan keunikan motif untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap batik. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk menentukan bobot masingmasing kendala yang dihadapi oleh batik di kedua Kabupaten tersebut dengan menggunakan analisis Analytical Hierarchy Process (AHP). Disamping itu juga perlu dilakukan dengan menggunakan analisis dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) agar dapat diperoleh strategi pengembangan yang tepat untuk kedua daerah tersebut. DAFTAR PUSTAKA Ardijawati, Minastitiek Dwi, Strategi Membangun Image Konsumen Melalui Diferensiasi Produk (Studi Kasus Pada Perusahaan Batik Danarhadi Surakarta). Thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Cravens. David, et al., Strategic Marketing Management Cases. New York: McGraw- Hill Irwin. David, Fred R., Manajemen Strategis Konsep, terjemahan, PT Prenhallindo, Jakarta. Glueck, William F dan Jauch, Lawrence,1989. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan (2 nd ed). Erlangga, Jakarta. Hariadi, (diakses 20 April 2010). Hunger, J. D. and Wheelen, T. L., Strategic Management Fifth Editions. Addison-Wesley Publishing Company, Inc. Agung J. (penterjemah) Manajemen Strategis. Andi.Yogyakarta. 218

11 Kompas Jawa Tengah, 21 April 2008, Kreasi Corak Batik Purbalingga Kurang Berkembang Porter, Michael E., Strategi Bersaing Teknik Mengatasi Industri dan Persaingan.Alih Bahasa Agus Maulana, Erlangga, Jakarta Competitive Advantage (Keunggulan Bersaing). Edisi Bahasa Indonesia. Binarupa Aksara, Jakarta Rangkuty, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Cetakan Kedua, Penerbit PT. Gramedia Pustaka, Jakarta, 1997 Saaty, Thomas L., Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin : Proses Hirarki Analitik Untuk Mengambil Keputusan Dalam Situasi Yang Komplek, Jakarta Pusat : PT. Pustaka Binaman Pressindo. Sitorus, M. T. Felix, Penelitian Kualitatif Suatu perkenalan. Kelompok Dokumentasi ilmu Sosial untuk Laboratorium Sosiologi, Antropolog dan Kependudukan. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Umar, Husain Riset Strategi Perusahaan.PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Strategic Management in Action: Konsep, Teori, dan Teknik Menganalisis Manajemen Strategis Strategic Business Unit Berdasarkan Konsep Michael R. Porter, Fred R. David, danwheelen- Hunger. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Vickery et.al., Vickery, Shawnee K, Droge, Cornelia, Markland, Robert E., Dimension of Manufacturing Strength in The Furniture Industry. Journal of Operation Management. Elsevier

Analisis Posisi Strategis Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Shuttlecock

Analisis Posisi Strategis Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Shuttlecock Analisis Posisi Strategis Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Shuttlecock Ary Yunanto 1 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto E-mail: aryyunanto_gk@yahoo.co.id ABSTRAK Kajian ini

Lebih terperinci

Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics

Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics Suliyanto 1 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto E-mail: suli_yanto@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS POSISI STRATEGIS USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PERLOGAMAN DI KOTA TEGAL

ANALISIS POSISI STRATEGIS USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PERLOGAMAN DI KOTA TEGAL ANALISIS POSISI STRATEGIS USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PERLOGAMAN DI KOTA TEGAL Oleh: Ary Yunanto 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto E-mail: aryyunanto_gk@yahoo.co.id Abstract

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI DAN KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN PAVILIUN PADA RUMAH SAKIT UMUM (RSUD) BANYUMAS

ANALISIS STRATEGI DAN KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN PAVILIUN PADA RUMAH SAKIT UMUM (RSUD) BANYUMAS ANALISIS STRATEGI DAN KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN PAVILIUN PADA RUMAH SAKIT UMUM (RSUD) BANYUMAS Oleh: Suliyanto, Agus Suroso, Ary Yunanto, dan Ratno Purnomo Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bambang, Hariadi. (2005). Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing.

DAFTAR PUSTAKA. Bambang, Hariadi. (2005). Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing. 71 DAFTAR PUSTAKA Bambang, Hariadi. (2005). Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing. Cooper, D.R. and Emory, C.E., 1992. Business Research Methods, 2 nd Edition, Richard D. Irwin. Inc. David,

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA SOERABI PA IS BANDUNG. Analysis of Bussiness Development Strategic at Soerabi Pa is Bandung

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA SOERABI PA IS BANDUNG. Analysis of Bussiness Development Strategic at Soerabi Pa is Bandung ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA SOERABI PA IS BANDUNG Analysis of Bussiness Development Strategic at Soerabi Pa is Bandung Dini Haris Wulandari, Woro Priatini, Herry Ryana Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL Mochammad Taufiqurrochman 1) dan Buana Ma ruf 2) Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS PROFIL PERUSAHAAN

BAB XII ANALISIS PROFIL PERUSAHAAN BAB XII ANALISIS PROFIL PERUSAHAAN Seberapa baik strategi yang sedang dijalankan? Apa kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan perusahaan? Apakah perusahaan kompetitif dalam biaya? Bagaimana posisi perusahaan

Lebih terperinci

PENENTUAN STRATEGI BISNIS DI ATMOSPHERE CAFÉ DENGAN MENGGUNAKAN METODE QSPM

PENENTUAN STRATEGI BISNIS DI ATMOSPHERE CAFÉ DENGAN MENGGUNAKAN METODE QSPM 1 PENENTUAN STRATEGI BISNIS DI ATMOSPHERE CAFÉ DENGAN MENGGUNAKAN METODE QSPM LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu Pada Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Indentifikasi faktor internal dan eksternal sangat dibutuhkan dalam pembuatan strategi. Identifikasi faktor internal

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Gambar 3.5 Framework analisis Five Forces Sumber: Pearce dan Robinson (1997)

Gambar 3.5 Framework analisis Five Forces Sumber: Pearce dan Robinson (1997) Analisis Kompetitif Model Lima Kekuatan Porter (Five Forces) Analisis ini menggunakan teori Michael Porter mengenai 5 (lima) kekuatan yang mempengaruhi posisi perusahaan dalam dunia bisnis untuk meningkatkan

Lebih terperinci

13PASCA. Modul Pertemuan 13. Berisi : SWOT Matrix, Space Matrix, BCG Matrix, IE Matrix and Grand Strategy Matrix. Dr. Ir. Achmad Fachrodji, MM SARJANA

13PASCA. Modul Pertemuan 13. Berisi : SWOT Matrix, Space Matrix, BCG Matrix, IE Matrix and Grand Strategy Matrix. Dr. Ir. Achmad Fachrodji, MM SARJANA Modul Pertemuan 13 Modul ke: Fakultas 13PASCA SARJANA Berisi : SWOT Matrix, Space Matrix, BCG Matrix, IE Matrix and Grand Strategy Matrix Dr. Ir. Achmad Fachrodji, MM Program Studi Magister Manajemen Referensi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK

ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Oleh: MUHAMMAD ARIFIN

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS Ajat 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi iis.iisrina@gmail.com Dedi Sufyadi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1

FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1 FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1 Abstrak: Strategi pemasaran sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada sangat diperlukan untuk memberikan kepuasan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH AL MIHRAB DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT Dalam upaya pengembangan dakwah melalui jurnalistik yang telah dilakukan oleh pengelola majalah "Al-Mihrab",

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT SEBAGAI PENENTU STRATEGI BERSAING PERUSAHAAN (Studi Pada Salon Carissa di Kota Mataram)

ANALISIS SWOT SEBAGAI PENENTU STRATEGI BERSAING PERUSAHAAN (Studi Pada Salon Carissa di Kota Mataram) ANALISIS SWOT SEBAGAI PENENTU STRATEGI BERSAING PERUSAHAAN (Studi Pada Salon Carissa di Kota Mataram) Hengki Samudra 1), Hj. Indah Ariffianti ), Ria Rosmalasari Sapitri ) 1,) Jurusan Manajemen STIE AMM

Lebih terperinci

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM Amanda Nur Cahyawati, Dwi Hadi Sulistyarini, Suluh Elman Swara Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jln. MT. Haryono

Lebih terperinci

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal EDAJ 2 (3) (2013) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KERAJINAN GENTENG DI KABUPATEN KEBUMEN Ayie Eva Yuliana Jurusan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan pada PT. BPR. Salaman Arga Kencana Kabupaten Magelang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan pada PT. BPR. Salaman Arga Kencana Kabupaten Magelang. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yang dapat menjadi masukan bagi pihak perusahaan. Kesimpulan yang dikemukakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN BAB6. SIMPU LAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan seluruh pembahasan dan analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: a. Posisi strategik

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PADA CREDIT UNION KHATULISTIWA BAKTI KOTA PONTIANAK

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PADA CREDIT UNION KHATULISTIWA BAKTI KOTA PONTIANAK ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PADA CREDIT UNION KHATULISTIWA BAKTI KOTA PONTIANAK Uray Ari Yadi, F.Y. Khosmas, dan Okianna Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Koperasi FKIP Untan Email : uray.ariyadi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017 ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017 STUDI KELAYAKAN BISNIS ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id ANALISIS SWOT Dalam Identifikasi

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK SINGKONG

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK SINGKONG STRATEGI PEMASARAN KERIPIK SINGKONG Rifki Fauzi 1 ) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi rif.scream@gmail.com D. Yadi Heryadi 2 ) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami

Lebih terperinci

ANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL

ANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL ANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL Hana Mareta Rachmawati 1*, Ahmad Juang Pratama 1 1 Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

RUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT. PINDAD (PERSERO) UNTUK BISNIS E-CLIP DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI

RUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT. PINDAD (PERSERO) UNTUK BISNIS E-CLIP DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.1 Vol.04 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 RUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT. PINDAD (PERSERO) UNTUK BISNIS E-CLIP DALAM

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Analisis Dampak Ekonomi Kreatif Batik Menghadapi MEA Di Pasar Kliwon Surakarta

Analisis Dampak Ekonomi Kreatif Batik Menghadapi MEA Di Pasar Kliwon Surakarta Analisis Dampak Ekonomi Kreatif Batik Menghadapi MEA Di Pasar Kliwon Surakarta Siti Nandiroh 1,*, Indah Pratiwi 1, Susi Susanti 1 1 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE DI BANDUNG *

FORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE DI BANDUNG * Reka Integra ISSN: 338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No. Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 05 FORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN PAKET DATA KAMPUS DALAM PERSAINGAN DI BIDANG PAKET DATA INTERNET (Studi Kasus pada PT. Telkomsel Cabang Malang)

PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN PAKET DATA KAMPUS DALAM PERSAINGAN DI BIDANG PAKET DATA INTERNET (Studi Kasus pada PT. Telkomsel Cabang Malang) PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN PAKET DATA KAMPUS DALAM PERSAINGAN DI BIDANG PAKET DATA INTERNET (Studi Kasus pada PT. Cabang ) Alfredo Slamet Saputro Kadarisman Hidayat Edy Yulianto Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 1 (5) : 457-463, Desember 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU Cassava Chips Balado Development Strategy In UKM "Pundi Mas"

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA A. Analisis Daya Saing Konveksi Semar Daya saing merupakan suatu konsep perbandingan kemampuan dan kinerja

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL MELALUI SWOT DALAM USAHA PENGEMBANGAN BISNIS RETAIL BUTIK AMETHYST UNGU BANDUNG

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL MELALUI SWOT DALAM USAHA PENGEMBANGAN BISNIS RETAIL BUTIK AMETHYST UNGU BANDUNG ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL MELALUI SWOT DALAM USAHA PENGEMBANGAN BISNIS RETAIL BUTIK AMETHYST UNGU BANDUNG Disusun Oleh : Akhmad Khairil Nugraha Di Bimbing Oleh : Trustorini Handayani,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL A. Data Temuan Menara suci Tabel 4.1 Data Temuan Travel Shafira Tahun Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus sp) DI KOTA MEDAN

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus sp) DI KOTA MEDAN STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus sp) DI KOTA MEDAN Noviarny Anggasta Lara Sumarlan*), Iskandarini**), Lily Fauzia**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH USULAN STRATEGI PEMASARAN KENDARAAN BERMOTOR Di DEALER CITRA ABADI MOTOR DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi kasus: Dealer Citra Abadi Motor Jl.

Lebih terperinci

Perumusan Strategi Pada GIANT Supermarket Pulosari Malang Berdasarkan Quantitative Strategic Planning Matrix

Perumusan Strategi Pada GIANT Supermarket Pulosari Malang Berdasarkan Quantitative Strategic Planning Matrix Perumusan Strategi Pada GIANT Supermarket Pulosari Malang Berdasarkan Quantitative Strategic Planning Matrix FADHILAH PRASETYANINGTYASSAKTI NARDIYAH Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl.

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO Mukhamad Johan Aris, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN INDUSTRI KIMIA PEWARNA KERAMIK DAN PEWARNA KACA MENGGUNAKAN METODE FRED R. DAVID (Studi Kasus Di PT.

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN INDUSTRI KIMIA PEWARNA KERAMIK DAN PEWARNA KACA MENGGUNAKAN METODE FRED R. DAVID (Studi Kasus Di PT. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN INDUSTRI KIMIA PEWARNA KERAMIK DAN PEWARNA KACA MENGGUNAKAN METODE FRED R. DAVID (Studi Kasus Di PT.ZX) Arif Syafi ur Rochman 1) dan Buana Ma ruf 2) Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

Pemilihan Strategi Bisnis IKM Batik Semarang

Pemilihan Strategi Bisnis IKM Batik Semarang Pemilihan Strategi Bisnis IKM Batik Semarang Mumpuni Rahma Pertiwi 1, Nia Budi Puspitasari 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH. Semarang

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung)

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung) Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung) Business Development Strategies Of Processing Fish Floss (Case Study Of Rumah Abon In Bandung) Rizkia Aliyah, Iwang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KECIL- MENENGAH PRODUK IKAN TERI NASI

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KECIL- MENENGAH PRODUK IKAN TERI NASI PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KECIL- MENENGAH PRODUK IKAN TERI NASI Rachmad Hidayat Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura Kampus Unijoyo Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal Email: rachmad_h@ymail.com

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia Parameter No. Indikator SWOT 1 2 3 4 Faktor Internal 1. Modal (S) (W) 2. Produksi

Lebih terperinci

Nama : DEWI SAWITRI NPM : Pembimbing : Juni Sasmiharti S.E., M.M

Nama : DEWI SAWITRI NPM : Pembimbing : Juni Sasmiharti S.E., M.M ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SCABIMITE DAN LAXADINE PADA PT. GALENIUM PHARMASIA LABORATORIES Nama : DEWI SAWITRI NPM : 12214888 Pembimbing : Juni Sasmiharti S.E., M.M LATAR BELAKANG MASALAH Strategi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA (Jl. Medan-Tanjung Morawa Km. 9,5 Medan) Dicky Tri I.P. *), Iskandarini **) dan Salmiah **) *) Alumni Fakultas Pertanian USU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi 2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Sayuran Organik Pertanian organik adalah salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan serta menghindari penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

Nofianty ABSTRAK

Nofianty ABSTRAK Nofianty - 0600670101 ABSTRAK PT. Surya Toto adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang saniter atau alat perlengkapan mandi. Tujuan penulisan dari skripsi ini adalah mengidentifikasikan masalah

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG Vol. X Jilid 2 No.7 Desember 2016 ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG Siska Lusia Putri dan Beby Purnama Sari *) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

II. BERILAH BOBOT (WEIGHT) PADA ISIAN BERIKUT.

II. BERILAH BOBOT (WEIGHT) PADA ISIAN BERIKUT. Kepada Responden Yang Terhormat Bersama ini kami mengharapkan bantuan Anda untuk mengisi kuesioner yang sedang kami edarkan. Adapun kuesioner ini merupakan survei tentang Peluang, Ancaman, Kekuatan dan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di lakukan, maka dapat disusun kesimpulan: 1. Hasil analisis faktor lingkungan eksternal dan internal di Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM :

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM : ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR Nama : Novia Endah Lestari NPM : 15212396 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing : Ir. Titiek i kirewati, MM ANALISIS STRATEGI

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PASAR INDUSTRI SELULER DI PEKANBARU (STUDI KASUS PERUSAHAAN XXX)

FORMULASI STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PASAR INDUSTRI SELULER DI PEKANBARU (STUDI KASUS PERUSAHAAN XXX) FORMULASI STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PASAR INDUSTRI SELULER DI PEKANBARU (STUDI KASUS PERUSAHAAN XXX) Gezang Putri Agung dan Fuad Achmadi Project Management, Magister Management Technology, ITS Jl. Cokroaminoto

Lebih terperinci

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

Strategi Peningkatan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong

Strategi Peningkatan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong Strategi Peningkatan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong Nighty Nirwaty nighty_nirwaty@yahoo.com (Mahasiswa Program Studi Magister Pembangunan Wilayah Pedesaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Perusahaan Profil Perusahaan Gambar 1.1 Ruang Produksi Pioncini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Perusahaan Profil Perusahaan Gambar 1.1 Ruang Produksi Pioncini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Perusahaan 1.1.1 Profil Perusahaan Pioncini merupakan salah satu dari sekian pengrajin Industri Kecil Menengah sepatu yang berada di daerah Cibaduyut Bandung.

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMBIAYAAN ( FINANCE ) DALAM UPAYA MEREBUT PANGSA

ANALISIS STRATEGI PEMBIAYAAN ( FINANCE ) DALAM UPAYA MEREBUT PANGSA ANALISIS STRATEGI PEMBIAYAAN ( FINANCE ) DALAM UPAYA MEREBUT PANGSA Aidina Maretsya, H. Eddy Soegiarto K 2, Heriyanto 3 PASAR PADA PT. ARTHA PRIMA FINANCE SAMARINDA Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus

Lebih terperinci

Curriculum Vitae Digital: Analisis Pemasaran Desain Menggunakan SWOT (Inovasi Siswa Animasi SMK Negeri 2 Surabaya Menuju Ekonomi Kreatif )

Curriculum Vitae Digital: Analisis Pemasaran Desain Menggunakan SWOT (Inovasi Siswa Animasi SMK Negeri 2 Surabaya Menuju Ekonomi Kreatif ) Curriculum Vitae Digital: Analisis Pemasaran Desain Menggunakan SWOT (Inovasi Siswa Animasi SMK Negeri 2 Surabaya Menuju Ekonomi Kreatif ) Ika Anggun Camelia SMK Negeri 2 Surabaya ika.angguncamelia@gmail.com

Lebih terperinci

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di outlet takoyummy yang berlokasi di Plaza Ekalokasari Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive)

Lebih terperinci

ANALISIS. Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro

ANALISIS. Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro ANALISIS Sumberdaya atau kapabilitas yang dapat dikendalikan atau dimiliki perusahaan yang memberikan keunggulan relatif dibandingkan pesaing dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan. TRENGTH 2 Keterbatasan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk

Lebih terperinci

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan. Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Agroforestry Koordinator : Ir. Budiman Achmad, M.For.Sc. Judul Kegiatan : Paket Analisis Sosial, Ekonomi, Finansial, dan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 28 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Obyek penelitian ini adalah Evan s Bakery yang berlokasi di Jalan Kaligarang, Semarang. Evan s Bakery berdiri sejak tahun 2005 sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun Kabupaten Karimun Dalam Angka BPS. Karimun.

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun Kabupaten Karimun Dalam Angka BPS. Karimun. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun. 2002. Kabupaten Karimun Dalam Angka 2002. BPS. Karimun. Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun. 2004. Kabupaten Karimun Dalam Angka 2003. BPS. Karimun.

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO Irma Wardani dan Umi Nur Solikah Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta

Lebih terperinci