BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian"

Transkripsi

1 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor yang mencakup delapan (8) desa, yaitu: Desa Cikarawang, Desa Babakan, Desa Ciherang, Desa Dramaga, Desa Sinarsari, Desa Neglasari, Desa Petir, dan Desa Sukawening. Di kedelapan desa tersebut dilakukan pemberian biskuit fortifikasi dan non fortifikasi. Analisis serum dilakukan di Laboratorium Puslitbang Gizi, untuk hemoglobin (Hb) Ferritin (Fs), dan Retinol (Rs) dan untuk analisis Imunoglobuin G (IgG) Total dilakukan di Laboratorium Endokrinologi Makmal Terpadu FKUI Jakarta. Penelitian dilakukan selama 12 bulan yakni dari Oktober 2004-September Disain Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain Eksperimen bentuk percobaan acak terkontrol (randomized controlled trial). Syarat contoh yang dipilih adalah anak-anak sehat dari keluarga miskin yang berusia bulan, tidak berstatus gizi buruk, dan tidak sedang menderita penyakit yang serius/kronis ataupun penyakit infeksi. Contoh penelitian dibagi secara acak dan proporsional ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan (kelompok anak yang menerima biskuit fortifikasi) dan kelompok plasebo (yang menerima biskuit tanpa fortifikasi). Besarnya ukuran contoh untuk masing-masing kelompok dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (WHO, 1996) : n = {(2 x s 2 x (Z ß + Z a ) 2 }/d 2 n = ukuran sampel s = standar deviasi (SD) hemoglobin (1,0 g/dl) Z ß = sebaran normal dengan kekuatan 80% (0,84) Z a = sebaran normal dengan selang kepercayaan 95% (1,96). d = perbedaan rerata kadar hemoglobin antara dua kelompok (0.7 g/dl) n = {(2 x 1 2 x (0,84 + 1,96) 2 }/0,7 2 n = 32

2 39 Dari rumus tersebut diperoleh jumlah minimal 32 orang (untuk masingmasing kelompok perlakuan dan plasebo), sehingga jumlah total contoh intervensi biskuit adalah 64 anak. Untuk menghindari kehilangan contoh sampai 10%, maka jumlah contoh yang diperlukan setiap kelompok adalah 32 + (32 x 0.1) = 35 anak. Dengan demikian, jumlah total contoh intervensi biskuit adalah 70 contoh, 35 contoh kelompok perlakuan dan 35 contoh kelompok plasebo (Gambar 9) Anak bulan (n=70) Kelompok Perlakuan (n=35) Kelompok Plasebo (n=35) Gambar 9. Jumlah Contoh Anak Usia bulan yang Diintervensi Biskuit Fortifikasi. Unit contoh yang dipilih untuk pemberian biskuit adalah anak usia bulan yang terdaftar pada Posyandu di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor yang dipilih berdasarkan kriteria: (1) memiliki jumlah keluarga miskin terbanyak, yang menunjukkan bahwa di kecamatan tersebut terdapat anak-anak balita yang dapat dipilih dan berasal dari keluarga miskin; (2) memperoleh distribusi program pemberian kapsul besi dan vitamin A dalam jumlah kecil; dan (3) kemudahan dalam logistik saat pelaksanaan intervensi. Untuk mengetahui perubahan hemoglobin, pemberian biskuit fortifikasi dilakukan selama 16 minggu (WHO, 1996), mengingat pembentukan dan degradasi sel darah merah setiap hari di dalam tubuh memiliki jangka waktu hidup 120 hari (Linder, 1992). Waktu pemberian intervensi dimulai dari bulan Oktober 2004 sampai dengan Februari Pasca intervensi diambil sampel darah contoh sebanyak 2 cc, kemudian contoh diberikan Booster DPT sebanyak 0,5 cc. Setelah dua minggu sejak pemberian booster selanjutnya contoh diambil darahnya kembali dan sampai pemberian booster kepada contoh tetap diberikan biskuit. Pelaksanaan pengambilan darah dan pemberian booster DPT dilakukan pada bulan Juni Besaran contoh pengambilan darah untuk analisis Imunoglobulin G menggunakan

3 40 uji klinis, yakni apabila selisih imunoglobulin G Total anak antara 2 kelompok 0,8 IU/mL dengan simpang baku selisih rata-rata 1,0 IU/mL dan a = 0.05 dengan taraf kepercayaan 90% dan tingkat kegagalan 10% (Sastroasmoro dan Ismael, 2002), dengan rumus: (Z α + Z ß ) x S 2 n = d Dimana, Z α = 1.96 Z ß = ( ) x 1,0 n = ,8 2 n = 12,3. = 13 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperlukan 13 anak. Untuk menghindari kegagalan analisis sampai 10%, maka contoh yang diperlukan menjadi 13 + (13 x 0.1) = 14,3 dibulatkan menjadi 15 anak. Contoh dipilih dengan mempertimbangkan usia ( 24 bulan) dan mengingat interval pemberian imunisasi DPT terakhir. Pertimbangan usia dimaksudkan untuk mempermudah managemen pengambilan darah dan berdasarkan Depkes (1997), pemberian booster DPT sebaiknya kepada anak balita yang telah mendapatkan imunisasi DPT terakhir enam bulan yang lalu dan tidak pernah memiliki riwayat kejang di waktu bayi. Menurut kriteria tersebut, maka ukuran contoh anak yang dianalisis Imunoglobin G-nya didapat sebesar 30 sampel yang terdiri dari 15 contoh kelompok perlakuan dan 15 contoh kelompok plasebo (Gambar 10).. Anak bulan (n=30) Fortifikasi Biskuit (n=15) Biskuit Plasebo (n=15) Gambar 10. Jumlah Contoh Anak yang Dianalisis Imunoglobolin G-nya

4 41 Kerangka dan Cara Penarikan Contoh Kerangka penarikan contoh disajikan pada Gambar 11. Wilayah Penelitian (Kecamatan Dramaga. di pinggiran Bogor) Daftar Anak Usia bulan (disensus oleh kader) Kelompok Miskin Daftar anak terpilih bulan Kriteria : * Tingkat pendapatan rendah * Tidak menderita penyakit keras dan gizi kurang parah * Menandatangani surat penjanjian dan bersedia mengikuti penelitian Daftar anak yang dipilih bulan (70 anak) Kelompok perlakuan Kelompok plasebo Hasil Anak usia bulan (n = 35) pengacakan Anak usia bulan (n= 35) Pemberian biskuit 16 minggu Anak usia bulan (n = 35) Anak usia bulan (n = 35) Hasil Pengacakan Anak bulan (n = 15) Kriteria : Mendapatkan imunisasi DPT terakhir sebelum 1 tahun Tidak mempunyai riwayat kejang waktu bayi Tidak sedang menderita penyakit serius Tidak sedang sakit saat di booster DPT Anak bulan (n = 15) 2-3 minggu 2-3 minggu Booster DPT 0,5 mg Anak usia bulan (n = 15) Anak usia bulan (n = 15) Gambar 11. Kerangka dan Cara Penarikan Contoh Anak-anak

5 42 Kerangka sampling anak-anak dibuat berdasarkan data sekunder di posyandu yang dicatat oleh kader Posyandu. Apabila posyandu tidak memiliki data terbaru (karena kader-kadernya tidak aktif), maka dilakukan sensus ulang oleh peneliti, dibantu dengan kader dan enumerator terlatih. Sensus pada awal pelaksanaan penelitian ini diperlukan untuk mendapatkan data terbaru mengenai contoh berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Data hasil sensus dengan kriteria yang telah sesuai kemudian dientri ke dalam komputer, kemudian contoh anak yang memenuhi syarat dipilih karena adanya kriteria inklusif untuk dijadikan contoh penelitian. Dari data anak usia bulan yang memenuhi syarat, dipilih 70 anak secara acak dengan menggunakan program komputer. Dari 70 anak yang terpilih, dibagi lagi menjadi dua kelompok secara acak dan proporsional sebanyak 35 anak pada masingmasing kelompok Kemudian, dari 70 anak yang telah diberi intervensi dari biskuit dipilih secara purposive menjadi 30 anak terpilih yang masing-masing kelompok sebanyak 15 anak untuk diambil darahnya untuk keperluan analisis imunoglobulin. Bahan Penelitian Bahan utama yang dipakai dalam penelitian ini adalah biskuit fortifikasi yang pengembangan produk dan produksi skala besar dilakukan di laboratorium PT. Biskuit Danone Indonesia dengan formula khusus atas permintaan WFP. Analisis Analisis konsentrasi hemoglobin (Hb), kadar ferritin dan retinol dilakukan di laboratorium Puslitbang Gizi Bogor. Metode yang digunakan unuk analisis Hb adalah metode Drabkins (Dawiesah, 1989) dan kadar ferritin dengan metode Imunometric Assay (IRMA) (Dawiesah, 1989). Sedangkan kadar retinol dianalisis secara ekstraksi dengan kromatografi (Dawiesah, 1989). Analisis Imunoglobulin dilakukan di Laboratorium terakreditasi, yakni Makmal Terpadu FKUI, Jakarta. Metode yang digunakan dalam analisis IgG adalah metode Enzyme Linked Immunosorbent Assay ELISA (Kresno, 2001). Metode ELISA cukup sensitif dan reagennya mempunyai half life yang lebih

6 43 panjang dibandingkan dengan metode yang lainnya. Selain itu, tidak mengandung bahaya radioaktif. Sebelum dilakukan analisa, serum disimpan dalam refrigerator pada suhu 80 0 C selama dua bulan. Biskuit Fortifikasi Formula biskuit dirancang oleh WFP dan dibuat oleh industri makanan komersial di Indonesia. Biskuit fortifikasi diperkaya dengan vitamin A dan zat besi (Fe). Kandungan vitamin A dan zat besi yang ditambahkan pada biskuit fortifikasi per 10 keping (54 g), masing-masing sebesar 243µg dan 4,32 mg atau setara dengan 2/3 RDA. Komposisi biskuit terdiri dari bahan dasar utama tepung terigu, gula, dan minyak nabati. Bahan pelengkap lain: sirup glukosa dan fruktosa, susu bubuk skim, margarin, garam, soda kue, lesitin kedelai, dan pencita rasa (vanilla). Biskuit yang difortifikasi dengan vitamin dan mineral tersebut, diproduksi secara khusus untuk United Nations-World Food Programme (UN-WFP) sebagai program bantuan perbaikan gizi anak balita. Tujuannya untuk menurunkan prevalensi defisiensi zat gizi mikro pada anak-anak balita. Komposisi Biskuit Kandungan vitamin A dan zat besi yang ditambahkan pada biskuit fortifikasi dan plasebo untuk setiap 100 gram biskuit adalah sebagai berikut: A. Biskuit Fortifikasi: Vitamin A: 235,65 µg (109,1% AKG) Zat Besi: 4,17 mg (96,5% AKG) B. Biskuit Plasebo: Vitamin A: 99,96 µg (25% AKG) Zat Besi: 0,64 mg (8% AKG) Kandungan gizi biskuit A (biskuit fortifikasi) jauh lebih banyak muatan vitamin dan mineralnya jika dibandingkan dengan biskuit B (biskuit plasebo). Foto biskuit fortifikasi dan non fortifikasi disajikan pada Gambar 12.

7 44 Gambar 12. A. Biskuit Fortifikasi dan B. Biskuit Non Fortifikasi Untuk menghindari kerusakan biskuit maka biskuit dikemas dalam kemasan aluminium yang kedap udara, dan dimasukkan dalam kardus untuk selanjutnya didistribusikan kepada kelompok penelitian. Biskuit untuk contoh diberikan dalam kantong plastik berisi lima bungkus plastik yang berisi 14 keping (76 gram). Pada kantong plastik ditempel kode identitas contoh dan kode desa untuk menghindari kesalahan pengiriman. Pelaksanaan Intervensi dan Pendistribusian Biskuit Sebelum pelaksanaan intervensi, dilakukan sosialisasi mengenai pemberian makanan tambahan (PMT) di wilayah penelitian dan penandatanganan surat penjanjian (informed consent) oleh seluruh orang tua contoh dan pengumpulan data dasar. Kemudian, terhadap masing-masing contoh diberikan obat cacing berupa sirup anti cacing (Combantrin). Intervensi terhadap contoh, yaitu pemberian biskuit yang difortifikasi zat gizi mikro dan plasebo dilakukan dengan pemberian 10 keping (54 gram) biskuit setiap hari kepada ibunya dari kedua kelompok perlakuan. Biskuit diberikan setiap satu minggu pada kelompok sasaran, sekaligus mengumpulkan data konsumsi biskuit tersebut. Masing-masing contoh diberi biskuit untuk 1 minggu konsumsi (5 14 keping atau 76 gram) yang diberikan oleh kader posyandu terlatih. Pemberian biskuit diantar langsung oleh kader ke rumah

8 45 masing-masing contoh pada hari distribusi selama 4 bulan intervensi. Gambar selengkapnya mengenai tahapan penelitian disajikan pada Gambar 13. Daftar Anak usia bulan Di Kecamatan Dramaga Anak terpilih (n=70 anak), informed consent, sosialisasi, pemberian obat cacing Pengukuran TB, Penimbangan BB, Pemeriksaan Kesehatan & Pengambilan Sampel darah Dikelompokkan menjadi (2): Diberi Biskuit Fortifikasi (n=35) & Non Fortifikasi (n=35) selama 16 minggu Pengukuran TB, Penimbangan BB, Pemeriksaan Kesehatan & Pengambilan Sampel darah Pemberian Biskuit Fortifikasi dan Plasebo selama tiga bulan dilanjutkan Pemeriksaan Kesehatan dan Pemberian Booster DPT Pengukuran TB, Penimbangan BB, Pemeriksaan Kesehatan & Pengambilan Sampel Darah Gambar 13. Bagan Alir Tahapan Penelitian

9 46 Selain itu, terhadap ibu contoh juga diberikan pengarahan mengenai: (1) cara pemberian biskuit kepada anaknya, yaitu 2-3 kali per hari, tergantung pada umur anak (maksimal pemberian 10 keping biskuit/hari); (2) contoh tetap diberikan makanan seperti biasanya; (3) pemberian biskuit bukan sebagai pengganti makanan tetapi sebagai tambahan makanan (suplemen), serta (4) biskuit tersebut tidak boleh diberikan kepada orang/anak lain selain contoh yang bersangkutan. Pada saat pembagian biskuit, kader melakukan wawancara terhadap ibu/pengasuh contoh mengenai konsumsi biskuit dan manfaat yang dirasakan serta masalah dan keluhan yang mungkin timbul selama intervensi. Untuk kegiatan membagikan biskuit kepada anak-anak (melalui ibunya) setiap minggu, diperlukan sekitar 16 orang kader (1 kader menangani 5-7 anak). Pengawasan pembagian biskuit dilakukan dengan cara mengecek ulang langsung ke rumah contoh oleh peneliti terhadap sekitar 20% contoh untuk memastikan bahwa pembagian biskuit telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Untuk itu, dilakukan pertemuan dengan kader di ruang pertemuan Balai Desa (di rumah kader) setiap minggu, satu hari sebelum kader membagikan biskuit fortifikasi kepada anak-anak. Pertemuan mingguan dengan para kader dilakukan untuk koordinasi kegiatan di lapang, perencanaan, pengawasan dan pemecahan masalah yang muncul di lapang saat pembagian biskuit serta memantau kesehatan contoh. Berdasarkan disain penelitian, pemberian biskuit plasebo terhadap kelompok kontrol juga dilakukan dengan mekanisme yang sama.

10 47 Pengumpulan dan Pengukuran Data Jenis dan cara pengambilan data disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Jenis Data dan Frekuensi Pengumpulan Data No Data Frekuensi Waktu Metode Pengukuran Pengumpulan 1. Keadaan umum 1 kali Awal Catatan tertulis Wilayah penelitian 2. Status sosialekonomi Keluarga 1 kali Awal Wawancara * Jumlah pengeluaran /bulan * Jenis pekerjaan * Kepemilikan barang 3. Umur anak 1 kali Awal Wawancara & pencatatan 4. Riwayat Penyakit 1 kali Awal Wawancara & pencatatan Anak 5. Imunisasi 1 kali Awal Wawancara & pencatatan (dirujuk dengan KMS) 6. Konsumsi pangan 4 kali Setiap bulan Pencatatan dan observasi Anak Selama 4 bulan 7 Konsumsi biskuit Fortifikasi 16 kali Setiap minggu Selama 4 bulan Pencatatan dan observasi 8. Penerimaan biskuit 16 kali Setiap minggu Wawancara, Pencatatan Fortifikasi Selama 4 bulan & observasi 9. Konsumsi vitamin 2 kali Awal dan akhir Wawancara & pencatatan Dan mineral 10. Keadaan Sanitasi Higiene 1 kali Awal Wawancara dan observasi * kondisi fasilitas air minum * kondisi fasilitas MCK * kondisi higiene Perorangan 2 kali Awal dan Akhir Pemeriksaan oleh dokter 11. Keadaan Kesehatan anak 12. Status gizi anak 2 kali Awal dan Akhir Penimbangan & pencattan 13. Imunitas 2 kali Awal dan Akhir Pemeriksaan IgG Total terhadap tetanus dengan metode ELISA di Lab Makmal Terpadu Imunoendokrinologi FKUI Pengolahan dan Pengendalian Kualitas Data Data-data yang telah terkumpul dari kuesioner, wawancara, pemeriksaan, pengukuran langsung, dan hasil analisis laboratorium diolah dan dianalisis dengan menggunakan program Microsoft Excel XP, SPSS versi dan Food Processor Program.

11 48 Data status gizi ditentukan secara antropometri dengan menggunakan indeks pengukuran BB/TB. Indeks BB/TB lebih menggambarkan status gizi anak balita saat ini (current nutritional status) dan indeks BB/TB merupakan indeks yang dapat membedakan proporsi badan dan independen terhadap umur (Suhardjo dan Riyadi, 1990). Data berat badan dan tinggi badan digunakan untuk menentukan Z-skor. Baku antropometri yang digunakan untuk menentukan status gizi adalah WHO-NCHS (1983) dan sesuai anjuran PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi) pada tahu 2000 tentang penggunaan baku antropometri status gizi. Ambang batas (cut off point) kurang gizi anjuran WHO yaitu 2 SD. Klasifikasi status gizi indeks BB/TB baku WHO-NCHS dengan Z-score adalah: 1. Gemuk : > 2,0 SD baku WHO-NCHS 2. Normal : - 2,0 SD s/d + 2,0 SD 3. Kurus/Wasted : < - 2,0 SD 4. Sangat kurus : < - 3,0 SD Status gizi mikro dalam penelitian ini meliputi status anemia, status zat besi, dan status vitamin A. Data status gizi mikro digali dengan cara pengambilan serum intravena anak sebanyak 2,5 ml dengan mengacu ketentuan ethical clearence Depkes RI. Parameter status anemia dengan melihat konsentrasi hemoglobin. Status anemia dikelompokkan berdasarkan WHO (1982) menjadi dua kelompok: 1. Normal (tidak anemia) jika konsentrasi Hb > 11 g/dl 2. Anemia jika konsentrasi Hb < 11 g/dl Analisa Hb dilakukan di Laboratorium Puslitbang Gizi Bogor dengan menggunakan metode DRABKINS, yakni menggunakan reagen Drabkins dan alkohol 70% untuk desinfektan. Prinsip kerja metode Drabkins adalah hemoglobin akan diubah menjadi methemoglobin sianida. Methemoglobin sianida sangat stabil dan mampu mengabsorsi sinar 540 nm sehingga Sianmet-Hb yang terbentuk dapat diukur. Status besi dilihat dari tingkat konsentrasi ferritin dalam serum (Fs) dan dikelompokkan menjadi dua (Cook, 1994), yaitu :

12 49 1. Normal jika konsentrasi Fs > 12 µg/l 2. Defisiensi jika konsentrasi Fs < 12 µg/l Analisis ferritin dengan menggunakan metode Immunometric Assay (IRMA), yakni ferritin merupakan suatu antigen yang dapat bereaksi dengan antiserum dari antibodi. Analisis tersebut dilakukan di Laboratorium Puslitbang Gizi Bogor. Status vitamin A dilihat dari retinol dalam serum (Rs) dan dikelompnokkan menjadi 4 kelompok (WHO, 1994), yaitu: 1. Defisiensi jika konsentrasi Rs < 10µg/dl; 2. Rendah (defisiensi vitamin A subklinis) jika konsentrasi Rs < 20-10µg/dl; 3. Marginal jika konsentrasi Rs µg/dl; 4. Baik jika konsentrasi Rs > 30 µg/dl. Analisis vitamin A dilakukan di Laboratorium Puslitbang Gizi Bogor dengan metode ekstraksi menggunakan HPLC. Standar yang digunakan untuk analisis retinol adalah Concurrent Liquid-Chromatographic Assay of Retinol (Thurnham, Smith, dan Flora, 1988). Data konsumsi pangan digali dengan metode recall 24 jam, yang diambil saat awal penelitian dan akhir penelitian. Recall konsumsi dilakukan secara berulang, yakni 4 (empat) kali pengambilan data konsumsi dengan tujuan untuk memperoleh data yang representatif dan dapat menggambarkan kebiasaan makan anak balita. Menurut Sanjur (1997), recall konsumsi minimal dilakukan 2 kali dan tanpa berturut-turut dapat menggambarkan asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intik harian individu. Data konsumsi diolah dengan microsoft excel yang dikonversikan ke dalam satuan zat gizi dengan berpedoman pada kandungan zat gizi dari daftar komposisi bahan makanan (DKBM) tahun 1995 sebagai rujukan. Khusus makanan jajanan yang tidak tercantum dalam DKBM, digunakan DKGJ yang disusun oleh Hardinsyah dan Briawan (1990). Jumlah total masing-masing zat gizi dirata-ratakan untuk memperoleh besarnya komposisi rata-rata zat gizi per orang per hari dan tingkat kecukupan per hari. Tingkat kecukupan zat gizi diperoleh dengan membandingkan data riil konsumsi dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan

13 50 (AKG) Penggolongan tingkat konsumsi dilakukan berdasarkan Depkes RI (1996), dimana tingkat konsumsi dibagi menjadi dua dengan cut off point 70%, yakni: 1. Cukup jika konsumsi > 70% AKG 2. Kurang jika konsumsi < 70% AKG Data imunoglobulin G (IgG) diperoleh melalui pengambilan serum intravena sebanyak 0,5 mg oleh petugas ahli medis. Data pengukuran titer IgG dengan metode ELISA di laboratorium Makmal Terpadu Imunoendokrinologi FKUI. Serum dalam darah memenuhi syarat atau protektif bilamana diperoleh titer antibodi minimal > 0, 1 IU/ml. Titer IgG diklasifikasikan menjadi tiga kelompok (Kunarti, 2004) yakni: 1. Titer IgG rendah jika titer antibodi 0,0 1,0 IU/ml 2. Titer IgG cukup jika titer antibodi >1,0 1,5 IU/ml 3. Titer IgG tinggi jika titer antibodi > 1,5 IU/ml Untuk mengendalikan dan menjamin kualitas data yang digali oleh para enumerator, maka dilakukan pelatihan terhadap enumerator dengan cara mengujicoba kemampuan enumerator dalam penggalian data, yakni try out kuesioner. Tujuan pelatihan adalah untuk menstandarisasi pemahaman kualitas data yang dikumpulkan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah: 1. Melakukan seleksi dan pelatihan enumerator; termasuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang mungkin muncul selama pengambilan data di lapangan; 2. Melakukan kalibrasi alat ukur timbangan dan tinggi badan; 3. Memakai tenaga profesional untuk pengambilan darah anak balita dan sampel darah dikirim ke laboratorium yang sudah terakreditasi, yakni Laboratorium Makmal Terpadu FKUI; 4. Memakai tenaga profesinal untuk pengambilan vaksin DPT di Biofarma Bandung, untuk menjaga vaksin tetap berkualitas bagus; 5. Memakai tenaga profesional untuk pemberian booster DPT kepada contoh; 6. Verifikasi data melalui pemantauan dan observasi, melakukan pemantauan faktor bias penelitian antara lain konsumsi pangan, imunisasi, dan morbiditas.

14 51 Observasi dilakukan dengan wawancara ulang 10% oleh peneliti untuk memeriksa kembali (re-check) data yang dikumpulkan oleh enumerator; 7. Melakukan supervisi untuk mengatasi semua masalah yang muncul selama pengumpulan data di lapangan, dan mengetahui efektivitas wawancara serta kelengkapan data. Data yang telah terkumpul diberi kode berdasarkan code book yang disusun menurut pertanyaan dalam kuesioner. Kemudian dilakukan pembuatan file data base yang berbentuk tabel yang terdiri dari beberapa kolom antara lain no, peubah, arti peubah, dan nilai. Kemudian dilakukan editing data. Semua data yang terkumpul kemudian dientri ke dalam komputer Microsoft Excel. Entri data dilakukan oleh peneliti setelah dilakukan pemeriksaan atas kelengkapan dan realibilitas data. Untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan selama proses entri data dilakukan cleaning data, untuk memeriksa kelengkapan dan kons istensi data yang telah dientri ke dalam komputer. Cleaning data dilakukan dengan verifikasi data oleh orang yang berbeda, yaitu dilakukan entri ulang (re-entry) atas 10% dari data yang telah dientri. Entri ulang data dilakukan untuk membandingkan antara data yang dientri pertama dan yang kemudian. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan statistik. Untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan dan kontrol dilakukan dengan uji pembeda yaitu Uji-t dan untuk mengetahui peningkatan status gizi antropometri, konsentrasi Hb, status besi, dan status vitamin A, serta IgG Total digunakan uji perbandingan rata-rata (dengan membandingkan peningkatan delta dari kelompok perlakuan dan plasebo).

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Tingginya angka morbiditas dan mortalitas anak merupakan akibat panjang dari rendahnya imunitas yang dapat disebabkan karena kurangnya pembentukan IgG.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengambilan Data METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan baseline dari penelitian Dr. Ir. Sri Anna Marliyati MSi. dengan judul Studi Pengaruh Pemanfaatan Karoten dari Crude Pal Oil

Lebih terperinci

3. plasebo, durasi 6 bln KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

3. plasebo, durasi 6 bln KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS persisten, RCT 2. Zn + Vit,mineral 3. plasebo, durasi 6 bln BB KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BB, PB Zn dan Zn + vit, min lebih tinggi drpd plasebo Kebutuhan gizi bayi yang tercukupi dengan baik dimanifestasikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 26 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosectional study. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dari Program Perbaikan Anemia Gizi Besi di Sekolah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari penelitian payung Ajinomoto IPB Nutrition Program

Lebih terperinci

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE. n = Z 2 P (1- P) 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong.

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2 17 METODOLOGI Desain, Waktu dan Tempat Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental study yaitu percobaan lapang (field experiment) dengan menggunakan rancangan randomized treatment trial

Lebih terperinci

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki

Lebih terperinci

Bagan Kerangka Pemikiran "##

Bagan Kerangka Pemikiran ## KERANGKA PEMIKIRAN Olahraga pendakian gunung termasuk dalam kategori aktivitas yang sangat berat (Soerjodibroto 1984). Untuk itu diperlukan kesegaran jasmani, daya tahan tubuh yang prima, dan keseimbangan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 16 METODOLOGI PENELITIAN Desain Waktu dan Tempat Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab atau faktor resiko dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus-September 2011 di SMA Negeri 6

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yaitu pengamatan terhadap paparan dan outcome dilakukan dalam satu periode waktu yang bersamaan.

Lebih terperinci

IV. METODA PENELITIAN

IV. METODA PENELITIAN 68 IV. METODA PENELITIAN A. Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Lokasi penelitian di Kabupaten Magelang yang merupakan daerah

Lebih terperinci

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita 22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional 37 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Penelitian ini merupakan penelitian survey yang dilakukan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Lokasi penelitian ini terdiri dari 3 Puskesmas yaitu Kadudampit,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana seluruh pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Malangsari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40 15 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah metode survei dengan teknik wawancara. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Babakan, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Aspek Sosio-ekonomi dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 8 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja di TPB IPB dilakukan dengan menggunakan desain

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN 1 N 32 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan bagian dari data baseline pada kajian Studi Ketahanan Pangan dan Coping Mechanism Rumah Tangga di Daerah Kumuh yang dilakukan Departemen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini desain population survey, yaitu dengan mensurvei sebagian dari populasi balita yang ada di lokasi penelitian selama periode waktu tertentu.

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Intik gizi yang tidak cukup dan infeksi merupakan penyebab langsung gizi kurang pada bayi dan anak (UNICEF, 1999). Hal ini berdampak tidak saja terhadap kekurangan gizi makro

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat terhadap Perubahan Pengetahuan dan Perilaku Hidup Bersih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian proyek intevensi cookies muli gizi IPB, data yang diambil adalah data baseline penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitan

METODE PENELITIAN. Desain Penelitan 26 METODE PENELITIAN Desain Penelitan Desain yang digunakan dalam penelitian adalah cross-sectional study (Murti 1997). Pada contoh, peneliti melakukan pengamatan, pengukuran dalam satu waktu bersamaan

Lebih terperinci

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi 20 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi merupakan hasil masukan zat gizi dan pemanfaatannya dalam tubuh. Untuk mencapai status gizi yang baik diperlukan pangan yang mengandung cukup zat gizi, aman untuk dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Subbagian Nutrisi dan Penyakit Metabolik serta Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Bahan dan Alat 27 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian proyek Hibah Penelitian Strategis Nasional di bidang gizi dan kesehatan yang diketuai oleh Marliyati (2009) dan dibiayai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Penelitian mengenai hubungan antara kepatuhan konsumsi biskuit yang diperkaya protein tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dengan status gizi dan morbiditas

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara

III. METODE PENELITIAN. desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan imunonutrisi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 0 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey yang dilakukan di lingkungan SMPN 5 Bogor yang berlokasi di Jalan Dadali no 10A Kota Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi disaat masa pertumbuhan dan pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di kebun Malabar PTPN VIII Desa Banjarsari, Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

METODE. Zα 2 x p x (1-p)

METODE. Zα 2 x p x (1-p) 16 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Pemilihan tempat dilakukan secara purposif dengan pertimbangan kemudahan akses dan perolehan izin. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian n = (zα² PQ) / d²

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian n = (zα² PQ) / d² 31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional study), dengan cara mengukur variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengambilan data dilakukan pada suatu waktu. Penelitian dilaksanakan di Pesantren di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan prospective study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2003 (antara musim

Lebih terperinci

METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE. Tempat dan Waktu Penelitian METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanah Sareal, Kotamadya Bogor. Contoh diambil dari 11 kelurahan yang ada di Kecamatan Tanah Sareal, meliputi kelurahan Tanah Sareal,

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol 15 KERANGKA PEMIKIRAN Anemia merupakan kondisi kurang darah yang terjadi bila kadar hemoglobin darah kurang dari normal (Depkes 2008). Anemia hampir dialami oleh semua tingkatan umur dan salah satunya

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 16 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik yang menggambarkan sistem penyelenggaraan makan dan preferensi para atlet terhadap menu makanan yang disajikan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data 15 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional study. Lokasi penelitian bertempat di Desa Sukajadi, Sukaresmi, Sukaluyu, dan Sukajaya, Kecamatan Taman

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Secara konseptual, variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel independent dan variabel dependent seperti gambar berikut : Variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan gizi kurang dapat ditemukan pada setiap kelompok masyarakat. Pada hakekatnya keadaan gizi kurang dapat dilihat sebagai suatu proses kurang asupan makanan ketika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah keseimbangan antara pemasukan zat gizi dari bahan makanan yang dimakan dengan bertambahnya pertumbuhan aktifitas dan metabolisme dalam tubuh. Status

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Ukuran Contoh, Unit Observasi, Unit Analisis dan Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Ukuran Contoh, Unit Observasi, Unit Analisis dan Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain quasi experiment atau eksperimen semu. Bentuk penelitian nonrandomized control group pre-test post-test design adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010-2015 dilakukan pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa. Pemerintah memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik, yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat (WAS) terhadap Perilaku Hygiene-Sanitasi Ibu WAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian. Desain penelitian yang dilakukan untuk mengetahui status gizi, perilaku

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian. Desain penelitian yang dilakukan untuk mengetahui status gizi, perilaku METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang dilakukan untuk mengetahui status gizi, perilaku konsumsi, dan persepsi remaja putri SMU dan SMK dikaitkan dengan kesiapan reproduksi adalah cross

Lebih terperinci

-LATAR BELAKANG- Akan menurunkan kemampuan fisik dan prestasi akademik. Upaya pemerintah: suplementasi zat besi

-LATAR BELAKANG- Akan menurunkan kemampuan fisik dan prestasi akademik. Upaya pemerintah: suplementasi zat besi PENGEMBANGAN MODEL PERBAIKAN ANEMIA GIZI BESI DI SEKOLAH UNTUK PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK SISWA DR.IR. DODIK BRIAWAN, MCN DR.IR. SITI MADANIJAH, MS DR. FITRAH ERNAWATI, MSc SEAFAST Center LPPM - Institut

Lebih terperinci

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi KERANGKA PEMIKIRAN Masa yang terentang antara usia satu tahun sampai remaja boleh dikatakan sebagai periode laten karena pertumbuhan fisik berlangsung tidak sedramatis ketika masih berstatus bayi (Arisman

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 38 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua kecamatan yaitu Kecamatan Ciomas dan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penulis terlibat dalam pengambilan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 35 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dengan intervensi pemberian susu selama 4 bulan, bertempat di Asrama Putra Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 13 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian tentang hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dipilih lokasi di Kecamatan Susukan, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dipilih lokasi di Kecamatan Susukan, Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksplanatif yang ingin menganalisis hubungan antara variabel-variabel penelitian. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dipilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional analitik, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan antropometri (berat badan, tinggi badan, atau ukuran tubuh lainnya) dari waktu ke waktu, tetapi lebih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Penelitian mengenai studi karakteristik pertumbuhan anak usia sekolah di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan dari bulan Mei-Juli 2011 dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nefrologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang lingkup tempat Penelitian

Lebih terperinci

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita 17 KERANGKA PEMIKIRAN Masa balita merupakan periode emas, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal, terlebih lagi pada periode dua tahun pertama kehidupan seorang anak.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik adalah penelitian yang

Lebih terperinci

METODE Disain, Lokasi dan Waktu

METODE Disain, Lokasi dan Waktu METODE Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan disain Randomize Community Control Trial yaitu studi yang menggunakan prosedur acak untuk mengalokasikan contoh

Lebih terperinci

Desain, Tempat dan Waktu Contoh dan Teknik Penarikan Contoh

Desain, Tempat dan Waktu Contoh dan Teknik Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat dan Waktu Disain penelitian ini adalah Cross-Sectional Study, yaitu studi yang dirancang untuk mengumpulkan peubah-peubah bebas (faktor resiko) dan tidak bebas (outcome) secara bersamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian itu adalah Explanatory Research, yaitu untuk menjelaskan hubungan antara variabel pendidikan ibu, pendapatan perkapita dengan status gizi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27) METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah case study. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kebon Kopi 2, Kota Bogor. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gizi Kurang Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan terganggu, menurunnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini termasuk explanatory research di bidang gizi masyarakat, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan yaitu untuk mengetahui hubungan kausal antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Emmi Silitonga* Lufthiani** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi KERANGKA PEMIKIRAN Kebiasaan didefinisikan sebagai pola perilaku yang diperoleh dari pola praktek yang terjadi berulang-ulang. Kebiasaan makan dapat didefinisikan sebagai seringnya (kerap kalinya) makanan

Lebih terperinci

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh tim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi. Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Rowosari, Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi. Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Rowosari, Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi 2. Ilmu Gizi, khususnya perhitungan asupan energi dan pengukuran status gizi antropometri 3.2 Tempat

Lebih terperinci

Kartu Menuju Sehat (KMS)

Kartu Menuju Sehat (KMS) Kartu Menuju Sehat (KMS) Fungsi: Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Cross sectional study dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam

Lebih terperinci

Food Coping Strategy : Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga. Status Gizi Balita

Food Coping Strategy : Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga. Status Gizi Balita 16 KERANGKA PEMIKIRAN Karakteristik sebuah rumah tangga akan mempengaruhi strategi dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Karakteristik rumah tangga itu antara lain besar rumah tangga, usia kepala rumah tangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Sekitar anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Sekitar anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Defisiensi vitamin A diperkirakan mempengaruhi jutaan anak di seluruh dunia. Sekitar 250.000-500.000 anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap tahun karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada makhluk hidup. Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam ukuran fisik, akibat

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku 126 KERANGKA PEMIKIRAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi praktek gizi seimbang yang selanjutnya diterapkan dalam konsumsi energi dan zat gizi. Faktor tersebut diantaranya adalah pengetahuan,sikap,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, bertempat di Pabrik Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel Cilegon, Propinsi Banten. Lokasi penelitian

Lebih terperinci