BIOTEKNOLOGI MACAM KULTUR JARINGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BIOTEKNOLOGI MACAM KULTUR JARINGAN"

Transkripsi

1 BIOTEKNOLOGI MACAM KULTUR JARINGAN

2 MACAM TEKNIK KULTUR JARINGAN ORGAN HAPLOID TEKNIK KULJAR KALUS PROTOPL ASMA

3 BAB 6 1. KULTUR ORGAN Kultur sel Kultur Akar dan Meristem Kultur Pucuk Embrio

4 1. KULTUR ORGAN KULTUR SEL Adalah pembudidayaan /pemeliharaan sel tunggal maupun gabungan beberapa sel, dalam lingkungan buatan (medium buatan) yang steril Kultur sel terdiri atas populasi sel dengan laju pertumbuhan yang cepat karena seluruh permukaan sel dapat kontak langsung dengan medium nutrisi Salah satu bagian yang sering dijadikan sumber eksplan dalam kultur sel adalah daun. Daun yang dipilih adalah daun yang sudah membuka sempurna, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, dan diperkirakan masih sebagai source Kultur sel mempunyai metabolisme yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kultur kalus

5 1. KULTUR ORGAN KULTUR SEL Penanaman dalam media cair Potongan daun Chenopodium rubrum yang mengambang pada media MS, sel mesofilnya membelah dengan cepat. Setelah 4 hari, potongan daun terpisah sempurna dan membebaskan sel dalam jumlah yang besar Secara Mekanis Mengupas jaringan epidermis (dapat pula dengan cara di blender), kemudian jaringan yang tanpa epidermis disikat. Dimasukan larutan osmotikum (manitol, sorbitol, Mg Cl 2, Ca Cl 2 ) dengan ph 3 Secara Enzimatis Menggunakan enzim pektinase atau poligalacturonase, yang dapat melarutkan senyawa pektat sehingga lamella tengah melunak dan akhirnya sel sel terpisah

6 1. KULTUR ORGAN KULTUR SEL

7 1. KULTUR ORGAN KULTUR SEL KEGUNAAN KULTUR SEL Produksi metabolit sekunder, obat-obatan, senyawa flavor/pewangi, pewarna. Metabolit sekunder biasanya diekstrak dari akar tanaman, polong, buah dll Mempelajari metabolisme sel Menguji pengaruh berbagai senyawa terhadap sel Mendapatkan biomasa sel untuk kutur protoplas Kelebihan kultur sel : - Tanaman yang dihasilkan bebas dari hama penyakit serta faktor lingkungan lainnya - Dapat dilakukan secara terus menerus

8 1. KULTUR ORGAN KULTUR SEL LANGKAH PEMBENTUKAN

9 1. KULTUR ORGAN KULTUR SEL LANGKAH PEMBENTUKAN

10 1. KULTUR ORGAN KULTUR SEL - PERBEDAAN

11 1. KULTUR ORGAN KULTUR SEL STUDI KASUS PADA TEH Penggunaan kultur sel untuk pembentukan bibit teh : 1. Induksi kalus 2. Pembuatan suspensi sel 3. Agregat sel untuk induksi embrio 4. Pendewasaan embrio 5. Perkecambahan embrio dan seleksi bibit 1. Induksi Kalus : Tahap awal dari kultur sel adalah induksi kalus sebagai sumber suspensi sel Bahan tanaman (eksplan dikulturkan pada medium padat buatan dengan perlakuan sesuai untuk induksi kalus selama 6-8 hari

12 1. KULTUR ORGAN KULTUR SEL STUDI KASUS PADA TEH Penggunaan kultur sel untuk pembentukan bibit teh : 1. Induksi kalus 2. Pembuatan suspensi sel 3. Agregat sel untuk induksi embrio 4. Pendewasaan embrio 5. Perkecambahan embrio dan seleksi bibit 2. Pembuatan suspensi sel : Kalus yang terbentuk dipotong kecil-kecil (lembut) kemudian dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer yang berisi media cair dengan atau tanpa penambahan enzim untuk memisahkan agregat sel menjadi sel tunggal Tabung kemudian aduk dengan orbital shaker berkecepatan sekitar 80 rpm (putaran per menit) selama seminggu. Selanjutnya, media disaring dengan kain Marycloth yang mempunyai ukuran lubang atau mesh mđm,sehingga sel-sel yang terpisah atau berbentuk tunggal akan lolos dari saringan dan diperoleh suspensi sel murni. Suspensi sel ditumbuhkan pada medium baru, digojog secara orbital selama 6-8 hr sampai terbentuk agregat sel kompak

13 1. KULTUR ORGAN KULTUR SEL STUDI KASUS PADA TEH Penggunaan kultur sel untuk pembentukan bibit teh : 1. Induksi kalus 2. Pembuatan suspensi sel 3. Agregat sel untuk induksi embrio 4. Pendewasaan embrio 5. Perkecambahan embrio dan seleksi bibit 3. Agregat sel untuk induksi embrio: Agregat sel dikulturkan dalam botol jam yang berisi medium padat untuk induksi embrio somatik Botol dikulturkan dalam ruang terang cahaya baur selama 6-8 hr. Mulai umur 4-5 hr, akan terlihat bulatan bulatan kuning keputihan yang sebenarnya adalah proses inisiasi pertumbuhan embrio Setelah berumur lebih dari 6 hr, bentuk dan ukuran embrio makin jelas dan membesar sehingga bisa dipindah atau disubkultur ke medium untuk pendewasaan embrio somatik.

14 1. KULTUR ORGAN KULTUR SEL STUDI KASUS PADA TEH Penggunaan kultur sel untuk pembentukan bibit teh : 1. Induksi kalus 2. Pembuatan suspensi sel 3. Agregat sel untuk induksi embrio 4. Pendewasaan embrio 5. Perkecambahan embrio dan seleksi bibit 4. Pendewasaan embrio : Pada tahap ini, digunakan botol jam sebagai tempat media padat dan kultur pro-embrio atau embrio muda Botol kemudian ditempatkan dalam ruang terang cahaya baur Pro-embrio atau embrio stadium muda (fase globular) dipindah atau disubkultur pada media padat untuk pendewasaan embrio sampai bentuk kotiledon dan siap dikecambahkan

15 1. KULTUR ORGAN KULTUR SEL STUDI KASUS PADA TEH Penggunaan kultur sel untuk pembentukan bibit teh : 1. Induksi kalus 2. Pembuatan suspensi sel 3. Agregat sel untuk induksi embrio 4. Pendewasaan embrio 5. Perkecambahan embrio dan seleksi bibit 5. Perkecambahan embrio dan seleksi bibit: Pada tahap ini, kecambah ditanam pada media padat dengan perlakuan untuk pembesaran kecambah (planlet muda). Kemudian ditempatkan pada ruang terang cahaya langsung dari lampu TL 40 W dengan lama penyinaran jam/hari. Pada umur 4-6 hr, bibit sudah membesar dengan daun dan akar yang makin banyak. Pada umur 8 hr atau lebih, perakaran makin baik sehingga bibit siap diseleksi untuk diaklimatisasi di rumah kaca pada media tumbuh berupa tanah, pasir dan bahan organik. Tempat kultur berupa plastik polibag warna hitam. Setelah bibit membesar dengan tunas, daun, dan perakaran yang makin kuat, bibit dipindahkan ke persemaian sampai siap ditanam di lapang atau kebun.

16 1. KULTUR ORGAN KULTUR AKAR Teknik kultur akar : Kultur akar adalah proses diferensiasi dan fungsi dari jaringan-jaringan khusus yang dieksplorasi dalam kultur in vitro Kultur akar yang sudah diisolasi : - Sifat morfologi sama seperti akar tanaman - Pola penyebaran pembuluh spesifik dari spesies (quiscent center) - Cabang-cabang lateral terbentuk (dapat diatur dengan pemberian hara tertentu dan penyinaran Ditumbuhkan dlm media cair dg pengocokan perlahan2 Garam makro & mikro ion jodium (White) Besi Sukrosa (utk bbrp jenis graminae, glukosa lebih baik) Kombinasi vitamin : thiamine, pyridoxine, nicotinic acid, glicyne (Pengganti fungsi ekstrak ragi) Auksin & sitokinin tdk selalu dibutuhkan. Auksin dibutuhkan akar pinus & bbrp graminae, menghambat kultur akar tomat

17 1. KULTUR ORGAN KULTUR AKAR Giberelin merangsang akar dr kultivar kerdil, tdk berpengaruh pd kultivar norma ph (perpanj akar) ; (inisiasi akar lateral) Cahaya rendah merangsang pertumb akar pd bbrp species Temperatur : 25 27oC Sumber eksplan : akar kecambah aseptik, akar adventif dlm kalus

18 1. KULTUR ORGAN KULTUR MERISTEM Kul-jar tanaman dg eksplan jaringan2 meristematik Meristem pucuk terminal / tunas aksilar Untuk mendapatkan tnm sempurna, memperbanyak tanaman Penerapan : Perbanyakan tanaman, terutama hortikultura Eliminasi virus dari bahan tanaman Penyimpanan plasma nutfah dg cryopreservation Tanaman yg dihasilkan berkembang dr jaringan vegetatif, planlet hasil merupakan klon (mericlone)

19 KULTUR MERISTEM STUDI KASUS PADA KALUS ANGGREK CYMBIDIUM (Morel, 1960 dalam Dodds dan Robert, 1982) Membentuk kalus protocorm massa protocorm Dipisah2, ditumbuhkan di media serupa massa protocorm baru Dipindahkan pd media lain unt proses pendewasaan dan pengakaran tnm baru yg sempurna, siap pindah lapang Media Murashige Kultur meristem & kultur pucuk teknik perbanyakan tnm hortikultura 10 thn mengemb teknik2 standard unt beberapa jenis tanaman (tnm hias sampai buah2 an) Penggunaan auksin dan sitokinin, perlu dlm kultur yg dikembangkan

20 KULTUR MERISTEM STUDI KASUS PADA KALUS ANGGREK CYMBIDIUM (Morel, 1960 dalam Dodds dan Robert, 1982) Membentuk kalus protocorm massa protocorm Dipisah2, ditumbuhkan di media serupa massa protocorm baru Dipindahkan pd media lain unt proses pendewasaan dan pengakaran tnm baru yg sempurna, siap pindah lapang Media Murashige Kultur meristem & kultur pucuk teknik perbanyakan tnm hortikultura 10 thn mengemb teknik2 standard unt beberapa jenis tanaman (tnm hias sampai buah2 an) Penggunaan auksin dan sitokinin, perlu dlm kultur yg dikembangkan

21 1. KULTUR ORGAN KULTUR PUCUK Pucuk (berisi meristem & jaringan2 di bawahnya), lebih mudah diisolasi Ukuran bahan awal : cm Tujuan praktis : perbanyakan vegetatif tanaman Pucuk awal, dlm media tepat membentuk pucuk baru dg jumlah tergantung jenis (4 20an). Stl diinduksi pembentukan akar, terbentuk tnm sempurna fotocopy induknya Merupakan dasar dr kegiatan perbanyakan dalam lab komersial Pertumbuhan pucuk : perlu zpt dlm media Auksin : IAA, NAA, IBA (2,4-D dihindarkan) Sitokinin : BAP, 2iP, kinetin (konsentrasi sitokinin > auksin) Teknik subkultur berulang tunas kentang : Eksplan awal : tunas kentang bebas virus Satu tunas pucuk/tunas ketiak ditumbuhkan dalam media perbanyakan Tumbuh buku-buku dg masing2 satu tunas ketiak Setiap 4 mgg tunas dipanen dan dipotong2 mjd buku2 tunggal atau bbrp buku (3-4 buku) Dikulturkan lagi dlm media baru Demikian seterusnya setiap 4 minggu dilakukan kultur berulang

22 1. KULTUR ORGAN KULTUR PUCUK

23 1. KULTUR ORGAN KULTUR PUCUK

24 1. KULTUR ORGAN KULTUR PUCUK

25 1. KULTUR ORGAN KULTUR PUCUK

26 1. KULTUR ORGAN KULTUR EMBRIO Isolasi secara steril embrio matang ataupun belum matang, dengan tujuan memperoleh tanaman yang viabel macam kultur embrio: 1. kultur embrio yg belum matang, utk mencegah keguguran : embryo rescue 2. Kultur embrio matang, utk merangsang perkecambahan : embryo culture Tujuan : membantu perkecambahan embrio mjd tanaman lengkap Diperlukan dlm embrio yg memp masalah : Menunjukkan masa dormansi yang panjang Embrio hibrida hasil penyilangan interspesifik yg tidak kompatibel dg endospermnya Embrio dg endosperm yg rusak spt kelapa kopyor Embrio tanpa endosperm spt pd anggrek Penting dlm ilmu fisiologi, dlm hal perkembangan embrio Pengertian ttg kebutuhan nutrisi embrio pd berbagai tahap perkembangan (Percobaan media perlakuan ) Kemampuan regenerasi dr potongan2 embrio Sangat penting dlm pemuliaan tanaman

27 KULTUR EMBRIO CONTOH DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN 1. Memecahkan dormansi - Pd Musa balbisiana, tdk mungkin memperoleh perkecambahan secara normal - Cherry, hazel, acer : tanaman yg memiliki dormansi panjang 2. Mencegah gugurnya embrio pd persilangan interspesifik - Persilangan ini sering menghasilkan biji dengan endosperm yg tdk sempurna, atau embrio yg lemah, kecil. Contoh: Kacang, Kapas, Tomat, Padi. 3. Hibridisasi utk produksi triploid (buah tanpa biji) - Jeruk triploid Citrus sinensis Diploid citrus X tetraploid citrus = jeruk tanpa biji - Pisang triploid Musa acuminata (AA) X Musa balbisiana (BB) = pisang tanpa biji (AAB)

28 KULTUR EMBRIO CONTOH DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN Faktor yang mempengaruhi Genotip Tahap embrio diisolasi Tanaman inang Media kultur embrio Lingkungan Genotip mennetukan mudah tidaknya embrio diisolasi dan ditumbuhkan Prinsipnya embrio yang lebih besar akan lebih baik Sebaiknya ditumbuhkan di rumah kaca / kondisi terkontrol - Hara makro dan mikro - ph 5,0 6,0 - Sukrosa sbg sumber energi, embrio belum matang perlu 8-12%, embrio matang perlu 3% - Auksin dan sitokinin tidak diperlukan. GA untuk memecah dormansi - Vitamin - Senyawa organik - Oksigen (perlu oksigen tinggi) - Cahaya : kadang embrio perlu ditumbuhkan dalam gelap selama 14 hari. Kemudian ditransfer ke cahaya untuk merangsang sintesa protein - Suhu : kadang perlu perlakuan dingin untuk memecah dormansi

29 1. KULTUR ORGAN KULTUR EMBRIO Embrio rescue pada anggrek : Biji mrpkan sumber eksplan yg bagus 1 kapsul anggrek berisi juta biji Biji sangat kecil, hampir tdk memiliki cadangan makanan, shg benih sulit berkecambah di tanah. Mudah terancam kekeringan dan serangan hama penyakit Perbanyakan in vitro memberi alternatif lingkungan terproteksi, nutrisi yg cukup, dan bebas serangan bakteri atau jamur

30 1. KULTUR ORGAN KULTUR EMBRIO Proses Perkecambahan : Benih menyerap air melalui testa Embrio mengalami imbibisi, membengkak, pembelahan sel dimulai, dan embrio menembus kulit biji Protocorm terbentuk dari massa embrio Diferensiasi organ dimulai dg pembentukan meristem tunas & rhizoid Jk ada chy, daun terbentuk, diikuti oleh akar sejati. Rhizoid & protocorm tdk berfungsi lagi dan terdegenerasi

31 1. KULTUR ORGAN KULTUR EMBRIO

32 1. KULTUR ORGAN KULTUR EMBRIO Teknik kultur embrio anggrek : 1. Sterilisasi kapsul/benih anggrek: - Lebih baik menggunakan kapsul (buah anggrek) yg belum terbuka, karena sterilisasi lebih mudah - Sterilisasi kapsul yg belum terbuka dg cara merendam dlm 95% alkohol dan flaming - Di dalam laminer, buka kapsul dg menggunakan skalpel steril. Biji dlm kapsul biasanya steril. - Jk kapsul sdh terbuka, benih perlu disterilisasi. Rendam dlm 2% NaOCl 2. Cara penanaman benih anggrek - Benih ditaburkan pd permukaan media padat dlm wadah dg permukaan luas, misal. Botol jam atau botol saus yang diletakkan mendatar. - Jangan terlalu banyak benih yg ditanam, supaya setelah benih berkecambah tidak terlalu rapat - Perlu subkultur 2-3 kali sebelum ditransfer ke tanah

33 2. KULTUR KALUS Pengertian kalus : Kalus adalah suatu kumpulan sel amorphous yang terjadi dari sel-sel jaringan yang membelah diri secara terus menerus Sel-sel penyusun kalus adalah sel-sel parenkhim yang mempunyai ikatan yang renggang antar sel satu dg sel lain

34 2. KULTUR KALUS Aplikasi kultur kalus : Dalam beberapa hal, perlu fase pertumbuhan kalus sebelum regenerasi via somatik embryogenesis atau organogenesis Untuk menghasilkan varian somaklonal (genetik atau epigenetik) Sebagai bahan awal kultur protoplast dan kultur suspensi Untuk produksi metabolit sekunder Digunakan untuk seleksi in vitro Pengertian kultur kalus : Kultur kalus bertujuan untuk memperoleh kalus dari eksplan yang diisolasi dan ditumbuhkan dalam lingkungan terkendali Kalus diharapkan memperbanyak diri (massa selnya) secara terus menerus. Kalus dihasilkan dari kultur organ, dengan media diberi auksin atau sitokinin, kecuali untuk eksplan yang mengandung kambium dapat membentuk kalus tanpa diberi ZPT

35 2. KULTUR KALUS

36 2. KULTUR KALUS

37 2. KULTUR KALUS Perbedaan kebutuhan ZPT untuk pembentukan kalus : Jaringan yang membutuhkan auksin, gula, dan garam mineral. Misal umbi artichoke Jaringan yang membutuhkan auksin, sitokinin, gula dan garam mineral. Misal empulur tembakau Jaringan yang hanya membutuhkan gula dan garam mineral, tanpazpt. Misal jaringan kambium Jaringan yang membutuhkan sitokinin, gula dan garam mineral. Misal parenkhim xylem akar Turnip Kemampuan pembentukan kalus dari jaringan dipengaruhi : Umur fisiologis jaringan Musim saat bahan tanaman diisolasi Bagian tanaman yang digunakan sebagai eksplan Jenis tanaman Jenis tanaman yangmenghasilkan kalsu : Dikotil berdaun lebar, monokotil, gymnospermae dan pakis

38 2. KULTUR KALUS Induksi kalus : Kalus dapat diinduksi dengan pemberian ZPT auksin dan sitokinin, namun kebutuhannya berbeda-beda tgt macam jaringan tanaman Kalus dapat diinisiasi dari hampir semua bagian tanaman, tetapi dari organ yang berbeda kecepatan pembelahan selnya berbeda pula Bagian tanaman yang mudah dediferensiasi dan menghasilkan kalus: embrio muda, hipokotil, kotiledon, dan batang muda Optimasi pertumbuhan kalus : Media yang digunakan dapat menggunakan media padat maupun cair Pada media cair, keuntungannya dapat digunakan untuk produksi massal, dan terbentuk embrio somatik yang terpisah sehingga lebih mudah di subkulturkan untuk inisiasi pertumbuhan plantlet Lingkungan diatur dengan ketersediaan oksigen tinggi, ketersediaan hara dan cahaya yang cukup

39 2. KULTUR KALUS Aspek anatomis kalus : Pada jaringan yang membentuk kalus, pembelahan sel tidak terjadi pada semua sel eksplan, hanya di lapisan periphery yang membelah terus menerus, shg terbentuk lapisan: Lapisan luar dengan sel sel yang pecah Lapisan kedua terdiri dari dua lapisan sel dorman Lapisan dengan sel yang aktif membelah, terdiri dari 1-6 lapis sel Lapisan tengah (core) yang selnya tidak membelah Sel sel heterogen pada kalus : Eksplan batang, akar, daun menghasilkan kalus dg sel yang heterogen Setelah disubkultur berkali-kali dapat mengakibatkan : - Aberasi kromosom - Mutasi gen - Endoreduplikasi yg menghasilkan poliploidi - Transposisi urutan DNA - Amplifikasi gen: jmlh gen utk suatu sifat tertentu per genom haploid bertambah - Hilangnya suatu gen (deletion)

40 3. KULTUR PROTOPLASMA Apa itu protoplasma : Sel tanpa dinding sel Dapat digunakan sebagai eksplan Digunakan untuk membuat hibrid interspesifik Fusi sel untuk menghasilkan hibrida somatik Mendapatkan sifat tanaman lebih baik melalui variasi somaklonal Digunakan untuk rekayasa genetika Produksi hibrid melalui protoplas : Empat tahap untuk produksi hibrid : Isolasi Protoplas FusiProtoplas Seleksi Hibrid Regenerasi mjd plantlet (tanaman lengkap)

41 3. KULTUR PROTOPLASMA Sumber protoplasma : Dari organ tanaman spt daun, apex pucuk, buah, akar, bintil akar legum, koleoptil, lapisan aleuron pada serealia, atau dari kultur suspensi sel Daun yang paling mudah dari jaringan mesofil, biasanya menggunakan pucuk plantlet yang muda dan steril. Dari kultur suspensi sel umur 3-5 har

42 3. KULTUR PROTOPLASMA Asolasi protoplas secara enzimatik : Daun: lapisan epidermis dibuang Letakkan daun dalam larutan (diberi osmotikum) - sotonik sampai larutan yang hipertonik ringan - Biasanya mengandung mannitol atau sorbitol mm/l Tambahkan enzim - Selulase, hemiselulase, pektinase - Terjadi degradasi dinding sel Pencucian dan pemurnian dg sentrifugasi Inkubasi untuk memisahkan protoplasma viabel

43 3. KULTUR PROTOPLASMA Media kultur protoplas : Umumnya menggunakan media MS atau B5 dan modifikasinya Diberi larutan osmotikum: manitol atau sorbitol mm/l Penambahan 1 mm/l CaCl2meningkatkan pembelahan sel ZPT: auksin & sitokinin utk inisiasi Auksin yg digunakan: 2,4 D atau NAA Sitokinin yg digunakan: BAP, Kinetin, 2i-P Mengapa menggunakan fusi protoplas : Karena dapat dilakukan Dimungkinkan untuk persilangan secara luas Digunakan untuk pengenalan ciri penyakit dan kualitas Potensi yg sangat besar untuk masa depan jika ingin memecahkan permsalahan yang sulit di masa kini Protoplasma digunakan untuk rekayasa genetika tanaman

44 3. KULTUR PROTOPLASMA

45 3. KULTUR PROTOPLASMA Fusi protoplas : Tidak terjadi secara spontan Tambah promotor fusi (PEG / Elektrik / Virus) Kemudian diinkubasi Tiga kemungkinan produk hasil fusi : - SelA = SelA - SelB = SelB - SelA = SelB Inti biasanya tidak berfusi (sel heterokarion)

46 3. KULTUR PROTOPLASMA

47 3. KULTUR PROTOPLASMA Regenerasi protoplas menjadi planlet : Osmotikum digunakan untuk proteksi osmotik dalam media kultur Dalam seminggu-10 hari, protoplasma viable telah meregenerasikan dinding selnya dan membelah diri Tekanan osmose media perlahan-lahan diubah dg cara meneteskan media tanpa manitol atau sorbitol Tekanan osmose media apbl tdk diubah, maka tekanan osmose media yg tinggi akan menghambat pembelahan sel

48 4. KULTUR HAPLOID

49 4. KULTUR HAPLOID Pembentukan tanaman haploid : Kultur Anther (androgenesis) - produksi tanaman haploid dengan eksplan anther - Kurang lebih 250 spesies berhasil dikulturkan - Jenis tanaman Solanaceae, Cruciferae, Gramineae, Ranunculaceae Kultur Ovule (gynogenesis) - produksi tanaman haploid dengan eksplan sel telur yang belum dibuahi Kultur Haploid : Tan haploid sangat penting bagi pemulia tanaman, yaitu untuk memperpendek masa pemuliaan tanaman Karena hanya ada 1 set kromosom, maka mudah digunakan untuk mengidentifikasi mutasi resesif Dapat menghasilkan homozygote double haploid (diploid) atau poliploid dengan diberi colchicin untuk inbreeding dengan hasil hibrida unggul (super) Anther untuk eksplan kultur disebut kultur anther

50 4. KULTUR HAPLOID Kultur anther /Pollen : Metode untuk memproduksi tanaman haploid Sering terjadi secara spontan Dapat diinduksi dengan perlakuan fisik atau kimia Utk eliminasi kromosom yang digunakan untuk hibridisasi interspesifik

51 4. KULTUR HAPLOID Faktor yang mempengaruhi kultur anther : 1. Genotip 2. Kondisi tanaman donor a) Umur, kondisi fisiologis : pilih yang sehat dan kuat b) Gunakan bud yang baru muncul 3. Tahapan perkembangnan mikrospora a) Anther umumnya responsif pd tahap uninucleate b) Saat menyiapkan protokol/prosedur, catat ukuran, warna, bentuk bunga, lalu disesuaikan dg tahap mikrospora yg tepat. Sehingga dikemudian hari, memudahkan pengambilan eksplan yg tepat

52 4. KULTUR HAPLOID Faktor yang mempengaruhi kultur anther : 4. Perlakuan awal dan inkubasi awal a) Pd tembakau, kuncup diinkubasi pd 7-8 o C selama 12 hr sebelum dikulturkan b) Pada B. campestris, 35 o C selama 1-3 hr 5. Media a) Yg umum : media MS (Murashige & Skoog, 1962) dan N6 (Chu, 1978) b) Kadang perlu ekstrak kentang, air kelapa, casein hydrolisate, sukrosa c) Media padat atau cair Problem dalam kultur anther : Hasil rendah Ketidakstabilan genetik Pada serealia, tan haploid selalu albino Perlu memodifikasi media, tahap perkembangan mikrospora dan faktor lain Double haploid tidak selalu homosigot

53 4. KULTUR HAPLOID Prosedur umum kultur anther : Koleksi kuncup bunga - Keseluruhan inflorescence atau kuncup bunga dipanen dan dijaga kelembabannya sampai siap dikulturkan - Jika kuncup perlu pre-treatment, bungkus dg kertas tisu yg sdh diperciki air, lalu masukkan ke dlm plastik Desinfestation, excision & culture - Sterilisasi umum dg 5% NaOCl, Anther lalu diambil, hati2 jgn sampai terluka. Hilangkan filamen - Tanam dlm media, biasanya pake petridish

54 4. KULTUR HAPLOID Prosedur umum kultur anther : Penentuan tahap mikrospora - Ditentukan dg cara memencet anter dlm acetocarmine atau propiocarmine dan diamati di bwh mikroskop

55 4. KULTUR HAPLOID Penanganan planlet haploid : Plantlet kecil akan muncul 4 8 mg setelah dikulturkan Pisah2kan dan disubkultur ke media akar Lalu dipindah ke pot kecil Perlakuan colchicine untuk menghasilkan tan double haploid

Kultur Sel. Eksplan Kultur Sel

Kultur Sel. Eksplan Kultur Sel Kultur Sel Kultur sel: adalah pembudidayaan/pemeliharaan sel, tunggal maupun gabungan beberapa sel, dalam lingkungan buatan (medium buatan) yang steril. Kultur sel terdiri atas populasi sel dengan laju

Lebih terperinci

Kultur biji steril tomat

Kultur biji steril tomat Teknologi Kultur Jaringan Tanaman materi kuliah pertemuan ke 6 KULTUR ORGAN (kultur meristem dan pucuk) Sri Sumarsih Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com

Lebih terperinci

Isi Materi Kuliah. Pengertian Kalus. Aplikasi Kultur Kalus. Kultur Kalus 6/30/2011

Isi Materi Kuliah. Pengertian Kalus. Aplikasi Kultur Kalus. Kultur Kalus 6/30/2011 Teknologi Kultur Jaringan Tanaman materi kuliah pertemuan ke 9 Isi Materi Kuliah Kultur Kalus Sri Sumarsih Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog:

Lebih terperinci

Teknik Kultur In Vitro Tanaman. Bab I : Pendahuluan 9/16/2012

Teknik Kultur In Vitro Tanaman. Bab I : Pendahuluan 9/16/2012 Teknik Kultur In Vitro Tanaman Sri Sumarsih Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id

Lebih terperinci

Protoplasma TEKNIK FUSI SEL. Fusi Protoplas: Mengapa menggunakan ini? Produksi Hibrida Melalui Fusi Protoplas. Sel tanpa dinding sel

Protoplasma TEKNIK FUSI SEL. Fusi Protoplas: Mengapa menggunakan ini? Produksi Hibrida Melalui Fusi Protoplas. Sel tanpa dinding sel Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agroteknologi Pertemuan Ke 4 TEKNIK FUSI SEL Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI TERMINOLOGI DAN MACAM KULTUR JARINGAN

BIOTEKNOLOGI TERMINOLOGI DAN MACAM KULTUR JARINGAN BIOTEKNOLOGI TERMINOLOGI DAN MACAM KULTUR JARINGAN PEMBAGIAN KULTUR JARINGAN Kultur organ (kultur meristem, pucuk, embrio) Kultur kalus Kultur suspensi sel Kultur protoplasma Kultur haploid ( kultur anther,

Lebih terperinci

Protoplasma. TEKNIK FUSI SEL: Isolasi Protoplasma Fusi protoplasma. Fusi Protoplas: Mengapa menggunakan ini? 10/16/2013

Protoplasma. TEKNIK FUSI SEL: Isolasi Protoplasma Fusi protoplasma. Fusi Protoplas: Mengapa menggunakan ini? 10/16/2013 Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian TEKNIK FUSI SEL: Isolasi Protoplasma Fusi protoplasma Protoplasma Sel tanpa dinding sel Dapat digunakan sebagai eksplan Digunakan untuk rekayasa genetika Paling sering

Lebih terperinci

GAHARU. Dr. Joko Prayitno MSc. Balai Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

GAHARU. Dr. Joko Prayitno MSc. Balai Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Kuliah 11 KULTUR JARINGAN GAHARU Dr. Joko Prayitno MSc. Balai Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi KULTUR JARINGAN Apa yang dimaksud dengan kultur jaringan? Teknik menumbuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan tanaman secara generatif biasanya dilakukan melalui biji dan mengalami penyerbukan

Lebih terperinci

KULTUR JARINGAN TANAMAN

KULTUR JARINGAN TANAMAN KULTUR JARINGAN TANAMAN Oleh : Victoria Henuhili, MSi Jurdik Biologi victoria@uny.ac.id FAKULTAS MATEMATIKA DA/N ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 Kultur Jaringan Tanaman Pengertian

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PERBANYAKAN BIBIT PISANG ABAKA DENGAN KULTUR JARINGAN DR IR WENNY TILAAR,MS

TEKNOLOGI PERBANYAKAN BIBIT PISANG ABAKA DENGAN KULTUR JARINGAN DR IR WENNY TILAAR,MS TEKNOLOGI PERBANYAKAN BIBIT PISANG ABAKA DENGAN KULTUR JARINGAN DR IR WENNY TILAAR,MS PENDAHULUAN. Kultur jaringan adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pisang merupakan salah satu jenis tanaman asal Asia Tenggara yang kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tanaman pisang memiliki ciri spesifik

Lebih terperinci

PELATIHAN KULTUR JARINGAN ANGGREK TAHUN 2013 MATERI 4 BAHAN TANAM (EKSPLAN) DALAM METODE KULTUR JARINGAN. Oleh: Paramita Cahyaningrum Kuswandi, M.Sc.

PELATIHAN KULTUR JARINGAN ANGGREK TAHUN 2013 MATERI 4 BAHAN TANAM (EKSPLAN) DALAM METODE KULTUR JARINGAN. Oleh: Paramita Cahyaningrum Kuswandi, M.Sc. PELATIHAN KULTUR JARINGAN ANGGREK TAHUN 2013 MATERI 4 BAHAN TANAM (EKSPLAN) DALAM METODE KULTUR JARINGAN Oleh: Paramita Cahyaningrum Kuswandi, M.Sc. PENDAHULUAN Metode kultur jaringan juga disebut dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan

TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Kultur in vitro merupakan suatu budidaya dalam botol. Salah satu kegiatan dalam kultur in vitro adalah kultur jaringan yaitu budidaya in vitro yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pisang Barangan (Musa acuminata L.) Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya seperti

Lebih terperinci

Kultur Jaringan Tanaman Kopi. Rina Arimarsetiowati 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Kultur Jaringan Tanaman Kopi. Rina Arimarsetiowati 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Kultur Jaringan Tanaman Kopi Rina Arimarsetiowati 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Kultur jaringan merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan di Indonesia merupakan sumber plasma nutfah yang sangat potensial

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan di Indonesia merupakan sumber plasma nutfah yang sangat potensial 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia dikenal sebagai negara dengan tingkat keanekaragaman sumber daya hayati yang tinggi, khususnya tumbuhan. Keanekaragaman genetik tumbuhan di

Lebih terperinci

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang AgroinovasI Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale. L.) merupakan salah satu tanaman

Lebih terperinci

Teknologi Kultur Jaringan Tanaman. Bab I : Pendahuluan 3/24/2011

Teknologi Kultur Jaringan Tanaman. Bab I : Pendahuluan 3/24/2011 Teknologi Kultur Jaringan Tanaman Sri Sumarsih Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hipogea L.) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hipogea L.) merupakan salah satu komoditas pertanian 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hipogea L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup penting. Komoditas kacang tanah diusahakan 70% di lahan kering dan hanya 30% di

Lebih terperinci

13/10/2012 PENDAHULUAN. REVIEW KULTUR JARINGAN CENDANA (Santalum album L.)

13/10/2012 PENDAHULUAN. REVIEW KULTUR JARINGAN CENDANA (Santalum album L.) REVIEW KULTUR JARINGAN CENDANA (Santalum album L.) Oleh : Toni Herawan disampaikan pada : Seminar Nasional Bioteknologi Hutan YOGYAKARTA, OKTOBER 2012 PENDAHULUAN Cendana tumbuh dan berkembang secara alami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki peran strategis dalam pangan

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki peran strategis dalam pangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki peran strategis dalam pangan nasional sebagai sumber protein dan minyak nabati, dalam setiap 100 g kacang tanah mentah mengandung

Lebih terperinci

Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012

Paramita Cahyaningrum Kuswandi (  FMIPA UNY 2012 Paramita Cahyaningrum Kuswandi (Email : paramita@uny.ac.id) FMIPA UNY 2012 2 BIOTEKNOLOGI 1. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI 2. METODE-METODE YANG DIGUNAKAN 3. MANFAAT BIOTEKNOLOGI DI BIDANG USAHA TANAMAN HIAS

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PERBANYAKAN BENIH PISANG dan STRAWBERI

TEKNOLOGI PERBANYAKAN BENIH PISANG dan STRAWBERI TEKNOLOGI PERBANYAKAN BENIH PISANG dan STRAWBERI Definisi Kultur jaringan : teknik mengisolasi bagian tanaman (sel,jaringan, organ) dan menanamnya dalam media buatan dalam botol tertutup serta lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang berguna untuk bahan pangan, pakan, dan bahan baku industri. Selain itu, kacang tanah merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 TIPE KULTUR JARINGAN TANAMAN

BAB 1 TIPE KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB 1 TIPE KULTUR JARINGAN TANAMAN Kompetensi Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian kultur jaringan, mampu menguraikan tujuan dan manfaat kultur jaringan, mampu menjelaskan prospek kultur jaringan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit disebut dengan nama latin Elaeis guineensis Jacq. Elaeis berasal dari Elaion yang dalam bahasa Yunani berarti minyak. Guineensis

Lebih terperinci

3 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

3 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat 15 Tabel 8 Daftar komposisi media pada kultur mangga Komponen A B C D E Unsur makro ½ MS B5 B5 B5 ½B5 Unsur mikro MS MS MS MS MS Fe-EDTA ½MS MS MS MS MS Vitamin dan asam amino MS MS MS MS MS Asam askorbat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. stroberi modern (komersial) dengan nama ilmiah Frageria x ananasa var

PENDAHULUAN. stroberi modern (komersial) dengan nama ilmiah Frageria x ananasa var PENDAHULUAN Latar belakang Tanaman stroberi telah dikenal sejak zaman Romawi, tetapi bukan jenis yang dikenal saat ini. Stroberi yang dibudidayakan sekarang disebut sebagai stroberi modern (komersial)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983)

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983) TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Subkingdom : Spermatophyta Superdivisio : Angiospermae Divisio

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi, IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan terhadap proses induksi akar pada eksplan dilakukan selama 12 minggu. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan pengaruh pada setiap perlakuan yang diberikan.

Lebih terperinci

Topik VI. METODE BIOTEKNOLOGI TANAMAN

Topik VI. METODE BIOTEKNOLOGI TANAMAN MK. BIOTEKNOLOGI (SEM VI) Topik VI. METODE BIOTEKNOLOGI TANAMAN Paramita Cahyaningrum Kuswandi (email : paramita@uny.ac.id) FMIPA UNY 2015 16 maret : metode biotek tnmn 23 maret : transgenesis 30 maret

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Jones dan Luchsinger (1979), tumbuhan anggrek termasuk ke dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari sekian banyak tumbuhan berbunga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan kacang tanah dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan kacang tanah dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Kacang Tanah Kedudukan kacang tanah dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi Sub divisi Kelas Ordo Famili Genus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman yang dikenal sebagai sumber utama penghasil minyak nabati sesudah kelapa. Minyak sawit kaya akan pro-vitamin

Lebih terperinci

KULTUR PROTOPLAS Berkembang pada tahun1960, setelah diketemukan cara menghilangkan dinding sel secara enzimatis

KULTUR PROTOPLAS Berkembang pada tahun1960, setelah diketemukan cara menghilangkan dinding sel secara enzimatis BIOTEKNOLOGI Victoria Henuhili, MSi *)., Jurdik Biologi FMIPA UNY Sub Topik : FUSI PROTOPLAS KULTUR PROTOPLAS Berkembang pada tahun1960, setelah diketemukan cara menghilangkan dinding sel secara enzimatis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masalah mengenai tebu yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya

I. PENDAHULUAN. Masalah mengenai tebu yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Masalah mengenai tebu yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya produktivitas tebu dan rendahnya tingkat rendemen gula. Rata-rata produktivitas tebu

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian 14 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan Juni 2011 di Laboratorium Kultur Jaringan Kelompok Peneliti Biologi Sel dan Jaringan, Balai

Lebih terperinci

Kultur Invitro untuk Tanaman Haploid Androgenik. Yushi Mardiana, SP, Msi Retno Dwi Andayani, SP, MP

Kultur Invitro untuk Tanaman Haploid Androgenik. Yushi Mardiana, SP, Msi Retno Dwi Andayani, SP, MP Kultur Invitro untuk Tanaman Haploid Androgenik Yushi Mardiana, SP, Msi Retno Dwi Andayani, SP, MP Pendahuluan Tanaman haploid ialah tanaman yang mengandung jumlah kromosom yang sama dengan kromosom gametnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan

BAB I PENDAHULUAN. anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggrek merupakan jenis tanaman hias yang digemari konsumen. Jenis anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan Phalaenopsis dari Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Nanas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah didomestikasi sebelum masa

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN 1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN Tujuan Pembelajaran: 1. Mengidentifikasi faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan 2. Merancang percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan 3. Menentukan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2010 sampai dengan Juni 2010.

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian pendahuluan

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian pendahuluan 12 menjadi planlet/tanaman. Hormon NAA cenderung menginduksi embrio somatik secara langsung tanpa pembentukan kalus. Embrio somatik yang dihasilkan lebih normal dan mudah dikecambahkan menjadi planlet/tanaman,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Pisang

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Pisang TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Pisang Pisang termasuk ke dalam famili Musaceae. Famili Musaceae terdiri dari dua genera, yaitu genus Musa dan Ensete. Genus Musa terbagi atas empat kelompok, yaitu Australimusa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) adalah salah satu komoditas utama kacangkacangan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) adalah salah satu komoditas utama kacangkacangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L] Merr.) adalah salah satu komoditas utama kacangkacangan yang menjadi andalan nasional karena merupakan sumber protein nabati penting

Lebih terperinci

Pembuatan Larutan Stok, Media Kultur Dan Sterilisasi Alat Kultur Jaringan Tumbuhan. Nikman Azmin

Pembuatan Larutan Stok, Media Kultur Dan Sterilisasi Alat Kultur Jaringan Tumbuhan. Nikman Azmin Pembuatan Larutan Stok, Media Kultur Dan Sterilisasi Alat Kultur Nikman Azmin Abstrak; Kultur jaringan menjadi teknologi yang sangat menentukan keberhasilan dalam pemenuhan bibit. Kultur jaringan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jeruk Jeruk (Citrus sp.) adalah tanaman tahunan yang berasal dari Asia Tenggara. Sejak ratusan tahun lalu tanaman ini sudah terdapat di Indonesia, baik sebagai

Lebih terperinci

PEMBUATAN MEDIA KULTUR JARINGAN TANAMAN

PEMBUATAN MEDIA KULTUR JARINGAN TANAMAN Laporan Pratikum Dasar-Dasar Bioteknologi Tanaman Topik 1 PEMBUATAN MEDIA KULTUR JARINGAN TANAMAN Oleh : Arya Widura Ritonga ( A24051682 ) Agronomi dan Hortikultura 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kultur

Lebih terperinci

TUGAS KULIAH PAPER TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH Teknologi Pembibitan Anggrek melalui Kultur Jaringan

TUGAS KULIAH PAPER TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH Teknologi Pembibitan Anggrek melalui Kultur Jaringan TUGAS KULIAH PAPER TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH Teknologi Pembibitan Anggrek melalui Kultur Jaringan ANGGOTA KELOMPOK 1: Nimas Ayu Kinasih 115040201111157 Nur Izzatul Maulida 115040201111339 KELAS L PROGRAM

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk Bahan tanam awal (eksplan) merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan perbanyakan tanaman secara in vitro. Eksplan yang baik untuk digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki kondisi yang memenuhi persyaratan bagi pertumbuhan berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan atas berbagai pertimbangan

Lebih terperinci

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO ABSTRAK Ernitha Panjaitan Staf Pengajar Fakultas Pertanian UMI Medan Percobaan untuk mengetahui respons

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KULTUR JARINGAN PERBANYAKAN TANAMAN SELAIN BENIH. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Pertama BBP2TP Surabaya

TEKNOLOGI KULTUR JARINGAN PERBANYAKAN TANAMAN SELAIN BENIH. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Pertama BBP2TP Surabaya TEKNOLOGI KULTUR JARINGAN PERBANYAKAN TANAMAN SELAIN BENIH Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Pertama BBP2TP Surabaya Dengan semakin berkembangnya teknologi pertanian penyediaan benih tidak hanya dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah the Queen of fruits ratu dari buah- buahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah the Queen of fruits ratu dari buah- buahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wilayah yang beriklim tropis di dunia memiliki keragaman sumber daya tanaman buah-buahan cukup banyak untuk digali dan didayagunakan potensi sosial-ekonominya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN TANAMAN

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN TANAMAN LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN TANAMAN MULTIPLIKASI TUNAS DARI TUNAS IN VITRO (TANAMAN ANGGREK DAN KRISAN) Disusun Oleh : Puji Hanani 4411413023 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nenas merupakan buah tropika ketiga setelah pisang dan mangga yang diperdagangkan secara global (Petty et al. 2002) dalam bentuk nenas segar dan produk olahan. Hampir

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Turi adalah tanaman leguminosa yang umumnya dimanfaatkan sebagai makanan ternak (pakan ternak). Tanaman leguminosa memiliki kandungan protein yang tinggi, begitu juga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Dracaena Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan beruas-ruas. Daun dracaena berbentuk tunggal, tidak bertangkai,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan tanaman hias yang termasuk ke dalam famili Orchidaceae,

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan tanaman hias yang termasuk ke dalam famili Orchidaceae, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Anggrek merupakan tanaman hias yang termasuk ke dalam famili Orchidaceae, yang sangat banyak menarik perhatian konsumen. Selain mempunyai nilai estetika yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan komoditas pangan sebagai sumber

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan komoditas pangan sebagai sumber I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan komoditas pangan sebagai sumber utama protein nabati dan minyak nabati yang sangat penting karena gizinya dan aman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang diyakni merupakan anggrek terbesar yang pernah ada. Anggrek ini tersebar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 18 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jeruk Keprok (Citrus nobilis Lour.) Menurut Steenis (2003), tanaman jeruk keprok (Citrus nobilis Lour.) mempunyai sistematika sebagai berikut: Kingdom : Plantae Division

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan 3, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB selama sembilan minggu sejak Februari hingga

Lebih terperinci

REGENERASI EKSPLAN MELALUI ORGANOGENESIS DAN EMBRIOGENESIS SOMATIK

REGENERASI EKSPLAN MELALUI ORGANOGENESIS DAN EMBRIOGENESIS SOMATIK MODUL - 3 DASAR BIOTEKNOLOGI TANAMAN REGENERASI EKSPLAN MELALUI ORGANOGENESIS DAN EMBRIOGENESIS SOMATIK Oleh: Pangesti Nugrahani Sukendah Makziah RECOGNITION AND MENTORING PROGRAM PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan / Ilmu Tanaman Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan / Ilmu Tanaman Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan / Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian dilaksanakan mulai Maret 2013

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN VARIASI SOMAKLONAL TANAMAN KRISANTIMUM MELALUI INDUKSI KALUS. Jenis Kegiatan PKM Artikel Ilmiah

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN VARIASI SOMAKLONAL TANAMAN KRISANTIMUM MELALUI INDUKSI KALUS. Jenis Kegiatan PKM Artikel Ilmiah PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN VARIASI SOMAKLONAL TANAMAN KRISANTIMUM MELALUI INDUKSI KALUS Jenis Kegiatan PKM Artikel Ilmiah Diusulkan oleh : Vicky Saputra A24050609 (2005) Muhammad Muzahid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap tumbuhan menghasilkan berbagai macam senyawa baik metabolit primer maupun sekunder. Metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid, fenol dan flavonoid sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani, Penyebaran dan Manfaat Tanaman Jarak Pagar ( Jatropha curcas L.) Kultur Jaringan Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani, Penyebaran dan Manfaat Tanaman Jarak Pagar ( Jatropha curcas L.) Kultur Jaringan Tanaman 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani, Penyebaran dan Manfaat Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Klasifikasi botani jarak pagar menurut Hambali et al. (2006) yaitu : Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Asia Tenggara, dan telah tersebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Tanaman

I. PENDAHULUAN. Asia Tenggara, dan telah tersebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Tanaman I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang (Musa sp.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berasal dari Asia Tenggara, dan telah tersebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Tanaman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian air kelapa yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl. Dari berbagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. zat pengatur tumbuh memperlihatkan pertumbuhan yang baik. Hal tersebut sesuai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. zat pengatur tumbuh memperlihatkan pertumbuhan yang baik. Hal tersebut sesuai BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Isolasi dan Perkecambahan Biji Hasil penelitian menunjukkan biji yang ditanam dalam medium MS tanpa zat pengatur tumbuh memperlihatkan pertumbuhan yang baik. Hal tersebut

Lebih terperinci

Tentang Kultur Jaringan

Tentang Kultur Jaringan Tentang Kultur Jaringan Kontribusi dari Sani Wednesday, 13 June 2007 Terakhir diperbaharui Wednesday, 13 June 2007 Kultur Jaringan Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman

Lebih terperinci

PENGARUH UMUR FISIOLOGIS KECAMBAH BENIH SUMBER EKSPLAN

PENGARUH UMUR FISIOLOGIS KECAMBAH BENIH SUMBER EKSPLAN 0 PENGARUH UMUR FISIOLOGIS KECAMBAH BENIH SUMBER EKSPLAN (Leaflet) TERHADAP INDUKSI EMBRIO SOMATIK DUA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) SECARA IN VITRO Oleh Diana Apriliana FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Melon (Cucumis melo L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Melon (Cucumis melo L.) TINJAUAN PUSTAKA Botani Melon (Cucumis melo L.) Melon dalam klasifikasi tanaman digolongkan kedalam famili Cucurbitaceae sama seperti blewah (Cucumis melo L.), semangka (Citrullus vulgaris Schard), mentimun

Lebih terperinci

KULTUR PROTOPLAS. Yushi Mardiana, SP, Msi Retno Dwi Andayani, SP, MP

KULTUR PROTOPLAS. Yushi Mardiana, SP, Msi Retno Dwi Andayani, SP, MP KULTUR PROTOPLAS Yushi Mardiana, SP, Msi Retno Dwi Andayani, SP, MP Protoplas adalah sel yang telah dihilangkan dinding selnya. Sehingga sangat rentan pada perubahan lingkungan Pendahuluan Protoplas adalah

Lebih terperinci

MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN

MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat memperbaiki sifat-sifat genetik dan fisik benih yang mencangkup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang unik adalah hibrida Phalaenopsis Sogo Vivien yang merupakan hasil

I. PENDAHULUAN. yang unik adalah hibrida Phalaenopsis Sogo Vivien yang merupakan hasil I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman hias merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangan pertanian Indonesia, terutama pada tanaman hias tropis. Permintaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Suhadirman (1997) menyebutkan bahwa Musa acuminata ini berdasarkan. klasifikasi tumbuhan ini sebagai berikut : Kingdom : Plantae;

TINJAUAN PUSTAKA. Suhadirman (1997) menyebutkan bahwa Musa acuminata ini berdasarkan. klasifikasi tumbuhan ini sebagai berikut : Kingdom : Plantae; TINJAUAN PUSTAKA Pisang Barangan Suhadirman (1997) menyebutkan bahwa Musa acuminata ini berdasarkan klasifikasi tumbuhan ini sebagai berikut : Kingdom : Plantae; Filum : Magnoliophyta; Kelas : Magnoliopsida;

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons pertumbuuhan tertinggi diperoleh pada eksplan biji panili yang ditanam dalam medium tomat. Pada perlakuan tersebut persentase rata-rata

Lebih terperinci

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon PERKECAMBAHAN 1. Pengertian Perkecambahan merupakan proses metabolism biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (plumula dan radikal). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanas atau Pineapple bukan tanaman asli Indonesia Penyebaran nanas di Indonesia pada mulanya hanya sebagai tanaman pengisi di lahan pekarangan, lambat laun meluas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan 22 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

Keragaman Somaklonal. Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP

Keragaman Somaklonal. Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP Keragaman Somaklonal Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP Mekanisme Terjadinya Keragaman Somaklonal Keragaman somaklonal adalah keragaman genetik tanaman yang terjadi sebagai hasil kultur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Pembentukan Kalus Pada Media MS Kombinasi ZPT BAP dan 2,4-D.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Pembentukan Kalus Pada Media MS Kombinasi ZPT BAP dan 2,4-D. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Pengaruh Pembentukan Kalus Pada Media MS Kombinasi ZPT BAP dan 2,4-D. Selama masa inkubasi, kalus mulai terlihat tumbuh pada minggu ke-5. Data hari tumbuhnya kalus seluruh

Lebih terperinci

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dimulai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai keanekaragaman tanaman hortikultura meliputi tanaman buah, tanaman sayuran dan tanaman hias. Menurut Wijaya (2006), Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Jati Emas (Cordia subcordata) kultur in vitro dengan induk tanaman pada mulanya berasal dari Myanmar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Jati Emas (Cordia subcordata) kultur in vitro dengan induk tanaman pada mulanya berasal dari Myanmar. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jati Emas (Cordia subcordata) Jati Emas (Cordia subcordata) merupakan bibit unggul hasil teknologi kultur in vitro dengan induk tanaman pada mulanya berasal dari Myanmar. Jati Emas

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI TUMBUHAN

BIOTEKNOLOGI TUMBUHAN BIOTEKNOLOGI TUMBUHAN Emil Riza Pratama (1308104010039) Fitria (1308104010013) Jamhur (1308104010030) Ratna sari (308104010005) Wilda Yita (1308104010012) Vianti Cintya Putri (1308104010015) Latar Belakang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja atau Soja max, tetapi pada tahun 1984 telah disepakati nama botani yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Tebu Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu rumput-rumputan. Saccharum officinarum merupakan spesies paling penting

Lebih terperinci

XII biologi KTSP & K-13. Kelas PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN. A. Pengertian dan Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan

XII biologi KTSP & K-13. Kelas PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN. A. Pengertian dan Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan KTSP & K-13 Kelas XII biologi PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian serta perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar jenis anggrek spesies tersebar di hutan-hutan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar jenis anggrek spesies tersebar di hutan-hutan Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki tingkat keanekaragaman anggrek yang sangat tinggi dan diperkirakan ada sekitar 6 000 jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun mencapai US$ 681 juta pada tahun 2011 (FAO, 2013). Kopi memegang

BAB I PENDAHULUAN. tahun mencapai US$ 681 juta pada tahun 2011 (FAO, 2013). Kopi memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan komoditas perkebunan terbesar ke empat di Indonesia setelah karet, kelapa sawit dan cokelat (BPS, 2013). Komoditas tersebut mampu menjadi sumber pendapatan

Lebih terperinci

KULIAH DASAR BIOTEKNOLOGI

KULIAH DASAR BIOTEKNOLOGI KULIAH DASAR BIOTEKNOLOGI REGENERASI EKSPLAN MELALUI ORGANOGENESIS DAN EMBRIOGENESIS SOMATIK DR. IR. PANGESTI NUGRAHANI, M.SI. MORPHOGENENSIS Proses pembentukan bagian-bagian tanaman (tunas, kalus, akar)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anggrek adalah tanaman hias yang banyak diminati oleh para kolektor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anggrek adalah tanaman hias yang banyak diminati oleh para kolektor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek adalah tanaman hias yang banyak diminati oleh para kolektor anggrek maupun masyarakat pada umumnya. Anggrek menjadi daya tarik tersendiri karena bunganya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karo) sejak sebelum perang dunia kedua yang disebut eigenheimer, kentang ini

BAB I PENDAHULUAN. Karo) sejak sebelum perang dunia kedua yang disebut eigenheimer, kentang ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditi hortikultura penting di Indonesia yang diusahakan secara komersial terutama di daerah dataran tinggi. Kentang

Lebih terperinci

PENGERTIAN. tanaman atau bagian tanaman akibat adanya

PENGERTIAN. tanaman atau bagian tanaman akibat adanya PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN PENGERTIAN DAN PERANANNYA PENGERTIAN Pertumbuhan (growth) adalah dapat diartikan sebagai : Perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup tanaman yang bersifat tak

Lebih terperinci