Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta"

Transkripsi

1 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIAN BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO-HATTA

2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan Umum Tugas dan Fungsi Sumber Daya 5 KEGIATAN PENGELOLAAN 3 M 2.1 Perencanaan dan Keuangan Realisasi Keuangan Realisasi Penerimaan Bukan Pajak (PNBP) Perlengkapan (Sarana dan Prasarana) Kepegawaian dan Tata Usaha Permasalahan dan Solusi 21 BAB III KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA HEWAN 3.1 Gambaran Umum Kegiatan Operasional Bidang Karantina Hewan 24 A Impor 25 B Ekspor 32 C Domestik Masuk 37 D Domestik Keluar Penyelenggaraan Laboratorium Pemantauan HPH/HPHK Kegiatan Lain-lain 61 A Akreditasi SNI ISO/IEC : B Studi Banding 64 C Kalibrasi Alat Laboratorium 65 BAB IV KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA TUMBUHAN 4.1 Kegiatan Pemeriksaan Karantina Tumbuhan 66 A Gambaran Umum 66 i ii Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta

3 BAB V B Kegiatan Sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan 67 Karantina Tumbuhan C Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium Karantina Tumbuhan 73 dan Keamanan Hayati Nabati D Kegiatan Intersepsi OPT/OPTK 82 E Akreditasi laboratorium Kegiatan Pemantauan OPT/OPTK Kegiatan Operasional Lainnya 100 A Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan 100 B Surveilens PSAT Permasalahan dan Solusi 101 KEGIATAN PENGAWASAN DAN PENINDAKAN A Kegiatan Pre-Emtif 105 B Kegiatan Preventif 106 C Kegiatan Represif Yustisial Pelaksanaan Kegiatan 107 A Pelaksanaan kegiatan Pre-emtif 107 B Pelaksanaan kegiatan Preventif 111 C. Pelaksanaan kegiatan Represif Pemusnahan Permasalahan dan Solusi 114 DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK LAMPIRAN-LAMPIRAN Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta

4 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta

5 DAFTAR TABEL Hal Tabel 1 Revisi DIPA Tahun 2015 : SP.DIPA / Tanggal 14 Nopember 2015 Tabel 2 Data Realisasi Anggaran Tahun Tabel 3 Perbandingan anggaran belanja DIPA Tahun 2011 s/d Tabel 4 Data Target dan Realisasi PNBP Tahun 2011 s/d Tabel 5 Data pelatihan/magang yang telah diikuti pegawai Balai 19 Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta Tabel 6 Data penggunaan dokumen utama karantina hewan TH Tabel 7 Kegiatan laboratorium karantina hewan Tahun Tabel 8 Rekapitulasi data dinas peternakan Propinsi Jawa Barat 53 dan Balai Veteriner Tahun 2014 Tabel 9 Data Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat Tahun Tabel 10 Manajemen pemeliharaan DOC dalam skala peternakan 60 Tabel 11 Manajemen Transportasi DOC 61 Tabel 12 Daftar peserta validasi/verifikasi metode 62 Tabel 13 Hasil uji banding laboratorium karantina tumbuhan tahun Tabel 14 Partisipasi laboratorium karantina tumbuhan sebagai peserta 77 Uji banding yang diselenggarakan laboratorium lain Tabel 15 Rekapitulasi data pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal 82 Tumbuhan Tahun 2015 Tabel 16 Frekuensi penggunaan metode uji di laboratorium karantina 83 Tumbuhan Tahun 2015 Tabel 17 Frekuensi temuan jenis OPT/K di laboratorium karantina 84 Tumbuhan tahun 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta

6 Tabel 18 Tindakan perlakuan kegiatan impor karantina tumbuhan Tabel 19 Tindakan perlakuan kegiatan ekspor karantina tumbuhan Tabel 20 Tindakan perlakuan kegiatan antar area karantina tumbuhan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta

7 DAFTAR GRAFIK Hal Grafik 1 Frekuensi Hewan Impor Grafik 2 Volume Hewan Impor Grafik 3 Frekuensi impor Bahan Asal Hewan Impor Grafik 4 Volume Bahan Asal Hewan Impor Grafik 5 Frekuensi Hasil Bahan Asal Hewan Impor Grafik 6 Volume Hasil Bahan Asal Hewan Impor Grafik 7 Frekuensi Benda Lain Impor Grafik 8 Volume Benda Lain Impor Grafik 9 Frekuensi Ekspor Hewan Grafik 10 Volume Ekspor Hewan Grafik 11 Frekuensi Bahan Asal Hewan Ekspor Grafik 12 Volume Ekspor Bahan Asal Hewan Grafik 13 Frekuensi Ekspor Hasil Bahan Asal Hewan Grafik 14 Volume Ekspor Hasil Bahan Asal Hewan Grafik 15 Frekuensi Ekspor Benda Lain Grafik 16 Volume Ekspor Benda Lain Grafik 17 Frekuensi Domestik Hewan masuk Grafik 18 Volume Domestik Hewan Masuk Grafik 19 Frekuansi Domestik Masuk Bahan Asal Hewan Grafik 20 Volume Domestik Masuk Bahan Asal Hewan Grafik 21 Frekuensi Hasil Bahan Asal Hewan Domestik Masuk Grafik 22 Volume Hasil Bahan Asal Hewan Domestik Masuk Grafik 23 Frekuensi Benda Lain Domestik Masuk Grafik 24 Volume Benda Lain Domestik Masuk Grafik 25 Frekuensi Domestik Keluar Hewan Grafik 26 Volume Domestik Keluar Hewan Grafik 27 Frekuensi Bahan Asal Hewan Domestik Keluar Grafik 28 Volume Bahan Asal Hewan Domestik Keluar Grafik 29 Frekuensi Hasil Bahan Asal Hewan Domestik Keluar Grafik 30 Volume Hasil Bahan Asal Hewan Domestik Keluar Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta

8 Grafik 31 Frekuensi Benda Lain Domestik Keluar Grafik 32 Volume Benda lain Domestik Keluar Grafik 33 Persentase kematian kasus AI Jawa Barat Grafik 34 Jumlah kematian kasus AI Jawa Barat 57 Grafik 35 Frekuensi kegiatan karantina tumbuhan Grafik 36 Frekuensi kegiatan karantina tumbuhan impor Grafik 37 Frekuensi kegiatan karantina tumbuhan ekspor Grafik 38 Frekuensi kegiatan karantina tumbuhan antar area masuk Grafik 39 Frekuensi kegiatan karantina tumbuhan antar area keluar Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta

9 DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1 Data pelatihan pegawai BBKP Soekarno Hatta 1 Lampiran 2 Rekapitulasi kenaikan pangkat periode April Tahun Lampiran 3 Rekapitulasi kenaikan pangkat periode Oktober Tahun Lampiran 4 Rekapitulasi CPNS Tahun Lampiran 5 Data alat laboratorium Karantina Hewan yang telah di kalibrasi 6 Tahun 2015 Lampiran 6 Matrik pemantauan status penyakit di Jawa Barat Tahun Lampiran 7 Matrik pemantauan data UPSUS 11

10 KATA PENGANTAR Bandar Udara Internasional Soekarno merupakan Bandar udara yang paling sibuk pada pelayanan lalu-lintas manusia maupun barang dengan tujuan domestik maupun ke manca negara. Seiring perkembangan lalu-lintas manusia dan barang yang yang semakin padat, maka disusunlah Grand Desain Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta untuk dapat melayani peningkatan lalu-lintas manusia dan barang yang menggunakan jasa penerbangan melalui Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, selain target ingin menjadi bandar udara terbaik no 2 se Asia Tenggaran setelah Bandara Changi Singapura. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta yang merupakan institusi pengemban tugas pelaksanaan sistem perkarantinaan di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta juga harus dapat mengantisipasi dan mengimbangi perkembangan tersebut agar pelaksanaan tugas dan fungsi karantina pertanian tidak terkendala. Oleh sebab itu, maka pada tahun 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta berusaha mengoptimalkan semua unsur sumber daya yang dimiliki untuk dapat melaksanakan fungsi pengawasan lalu-lintas media pembawa HPHK dan OPTK yang dilalu-lintaskan melalui Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta dan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta secara konsisten mengedepankan prinsip maximum security didalam operasionalisasinya. Penyelenggaraan perkarantinaan hewan dan tumbuhan selain berlandaskan peraturan perundang-undangan yang terkait, juga berdasarkan justifikasi ilmiah terkini. Hal ini secara kontinyu dilakukan untuk dapat merefleksikan profesionalitas perkarantinaan pertanian Indonesia dimata internasional. Operasionalisasi perkarantinaan pertanian Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta meliputi kegiatan utama dan kegiatan pendukung. Kegiatan utama adalah layanan sertifikasi kesehatan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati (hewani dan nabati), dan didukung penyelenggaraan pengawasan dan penindakan. Pengawasan dan penindakan ditujukan dalam upaya penciptaan pengetahuan dan pemahaman hingga kepatuhan publik terhadap penyelenggaraan perkarantinaan pertanian. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta i

11 Disamping pelayanan uji laboratorium, kemudahan pelayanan karantina ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan pemanfaatan layanan permohonan pemeriksaan karantina (PPK) secara online baik pada E-QVet maupun E-plaq lingkup Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta. Laporan tahunan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan DIPA Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta sepanjang tahun 2015 yang bersumber dari APBN murni dan PNBP, laporan ini juga berisi penjelasan-penjelasan secara detail terhadap capaian output sesuai indikator kinerja yang telah ditetapkan, kendala-kendala yang dihadapi dalam rangka pencapaian kinerja termasuk serta solusi penyelesaian dan/atau antisipasi kendala tersebut. Tangerang, Januari 2016 Kepala Balai, Dr. Ir. M. Musyaffak Fauzi, SH. M.Si. NIP Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta ii

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta merupakan merupakan gerbang utama masuk ke wilayah Indonesia. Sehingga keberadaan Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Soekarno Hatta sebagai salah satu institusi pemerintah yang membidangi perkarantinaan hewan dan tumbuhan dilingkup Bandar udara Internasional Soekarno Hatta mempunyai peranan penting dan strategis. Seiring dengan meningkatnya mobilitas barang dan manusia, maka ancaman masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK ke wilayah Republik Indonesia semakin tinggi pula. Selain itu kebijakan pemerintah untuk meningkatkan ekspor memberikan peran karantina pertanian menjadi sangat strategis terutama untuk memfasilitasi ekspor produk-produk pertanian berupa sertifikat karantina. Tantangan nyata yang dihadapi adalah peningkatan profesionalitas dan simplicity pelayanan perkarantinaan yang berazaskan maximum security. Hal ini merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh jajaran BBKP Soekarno Hatta, karena dapat dijadikan salah satu cerminan pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan di Indonesia bagi dunia internasional. BBKP Soekarno Hatta mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008. Amanat yang diemban tersebut membawa konsekuensi untuk meningkatkan profesionalisme sehingga mampu dan handal serta menjadi barometer nasional dalam penyelenggaraan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati di lingkup bandar udara. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 1

13 Bandara Soekarno Hatta saat ini berpacu dengan waktu agar target sebagai bandara terbaik ke 2 setelah Changi Singapura dapat tercapai pada tahun 2016, hal ini menuntut BBKP Soekarno Hatta untuk dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan. Terkait pengembangan terminal 3 Ultimate diperlukan antisipasi tersendiri BBKP Soekarno Hatta termasuk ketersediaan sarana prasarana pemeriksaan, ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dengan jumlah yang cukup memadai dan anggaran yang mencukupi. Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh BBKP Soekarno Hatta saat ini berjumlah 148 personil yang masih jauh dari jumlah ideal untuk melaksanakan operasional perkarantinaan di Bandara Soekarno Hatta.Sebagai perbandingan jumlah personil Bea Cukai yang hanya melakukan pengawasan impor dan ekspor barang saat ini diperkuat sebanyak 582 personil sedangkan petugas Imigrasi diperkuat oleh 600 personil. Hal ini menyebabkan pelaksanaan kegiatan operasional karantina pertanian di Bandara Soekarno Hatta tidak bisa dilaksanakan secara maksimal. 1.2 Keadaan Umum BBKP Soekarno Hatta mempunyai karakteristik yang spesifik. Kedudukan dan wilayah kerja BBKP Soekarno Hatta meliputi Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, dan Kantor Pos Tukar Soekarno Hatta. BBKP Soekarno Hatta memiliki cakupan area pengawasan yang cukup banyak titik dalam rangka pelaksanaan tindakan karantina hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati. Area pengawasan dan tindakan karantina di kawasan Bandar Udara Soekarno Hatta ini berjumlah 29 titik, yang terdiri dari: Terminal I-A, I-B, dan I-C (Keberangkatan dan Kedatangan) Terminal II-D, II-E, dan II-F (Keberangkatan dan Kedatangan) Terminal III (Domestik Masuk, Domestik Keluar, Impor dan Ekspor), Kargo (DHL, FEDEX, Domestik GIA dan Non GIA, UNEX, Ekspor dan Impor Gapura, Impor GIA dan JAS), Kargo Rush Handling (RH), Kantor POS Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 2

14 Tukar Soekarno Hatta, dan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma (Terminal dan Kargo). Dengan segala keterbatasan yang dimiliki dan tantangan yang dihadapi, maka Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta perlu memiliki rancangan skala prioritas dan strategi sehingga fungsi perkarantinaan di Bandara Soekarno Hatta dapat berjalan secara optimal. VISI DAN MISI Sejalan dengan visi Badan Karantina Pertanian, visi Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah Menjadi Balai Besar Karantina Pertanian yang tangguh dan terpercaya dalam perlindungan kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan, lingkungan, dan keanekaragaman hayati serta keamanan pangan tahun Upaya mewujudkan visi tersebut, Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta memiliki misi sebagai berikut: 1. Melaksanakan pengawasan terhadap lalu-lintas media pembawa hama/penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) dalam upaya perlindungan dan pelestarian sumber daya alam hayati; 2. Melindungi masyarakat dari ancaman penyakit zoonosis dan menjamin keamanan pangan hayati dan nabati; 3. Mendukung daya saing komoditas hewan dan tumbuhan dalam perdagangan domestik dan internasional melalui sertifikasi; 4. Meningakatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan karantina pertanian; 5. Mengembangkan transparansi pelayanan melalui teknologi informasi; 6. Meningkatkan citra dan kualitas pelayanan. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 3

15 MOTTO Motto penyelenggaraan perkarantinaan pertanian di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta adalah pemberian pelayanan yang lebih cepat, lebih mudah, dan aman dilalulintaskan (we serve faster easier and safe). PROGRAM KERJA Berdasarkan visi dan misi, BBKP Soekarno Hatta menyusun program kerja sebagai berikut: 1. Pengawasan secara intensif pada 29 area pengawasan di wilayah Bandar Udara Soekarno-Hatta termasuk wilayah kerja Bandar Udara Halim Perdana Kusuma; 2. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum yang efektif bekerjasama dengan instansi terkait; 3. Penggunaan E-QVet dan E-plaq serta pemanfaatan PPK online dan Indonesian National Single Window (INSW); 4. Pelatihan dan magang teknis untuk fungsional khusus dan administrasi untuk fungsional umum; 5. Penyempurnaan instalasi karantina, tata ruang laboratorium, dan perbaikan sarana operasional karantina pertanian; 6. Sosialisasi karantina pertanian melalui kegiatan pertemuan dengan pengguna jasa karantina, mengikuti pameran dan penyebaran publikasi berupa booklet/leaflet. 1.3 Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22 Tahun 2008 maka BBKP Soekarno Hatta menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan; b. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa HPHK dan OPTK; Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 4

16 c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK; d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK; e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati; f. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan; g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati; h. Pengelolaan sistem informasi,dokumentasi, dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan; i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturanperundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan, dan keamanan hayati hewani dan nabati; j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. 1.4 Sumber Daya Upaya menjamin pelaksanakan tugas pokok dan fungsi berjalan dengan baik, BBKP Soekarno Hatta dilengkapi dengan sumberdaya berupa anggaran, sumberdaya manusia, dan sarana-prasarana, serta fasilitas penunjang lainnya. Pada tahun 2015 Anggaran untuk kegiatan peningkatan kualitas perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati jumlah anggaran yang dialokasikan untuk BBKP Soekarno Hatta sebesar Rp ,- yang terdiri dari Rp ,- belanja pegawai dan Rp ,- belanja barang yang diperuntukkan untuk keperluan sehari-hari perkantoran dan kegiatan operasional karantina pertanian. DIPA BBKP Soekarno Hatta pada tahun 2015 mengalami 6 kali revisi terkait dengan kebijakan pemerintah maupun dalam rangka memenuhi kegiatan mendesak dan harus segera dilaksanakan. Akhir tahun anggaran 2015 alokasi anggaran BBKP Soekarno Hatta berjumlah Rp ,- yang terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp ,- belanja barang untuk keperluan sehari-hari perkantoran dan kegiatan operasional karantina Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 5

17 pertanian sebesar Rp ,- dan belanja modal sebesar Rp ,-. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki BBKP Soekarno Hatta terdiri dari perangkat struktural dan fungsional. Perangkat struktural terdiri atas 1 (satu) eselon IIb, 4 (empat) eselon IIIb dan (sembilan) eselon IVa. Perangkat fungsional terdiri dari fungsional khusus (Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner (MV), Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT Ahli dan Terampil),dan Paramedik Veteriner (PMV) serta fungsional umum. Total SDM BBKP Soekarno Hatta berjumlah 148 orang. Jumlah kelompok jabatan fungsional Medik Veteriner 20 orang, Paramedik Veteriner 26 orang, POPT Ahli 22 orang, POPT terampil 30 orang dan tenaga PMHP sebanyak 2 orang, total jumlah fungsional MV/PMV dan POPT Ahli dan Terampil sebanyak 98 orang tidak sebanding dengan 29 titik area pengawasan yang harus dijaga dimana kondisi Terminal Internasional beroperasi hampir 24 jam. Namun demikian, pengawasan tetap dilakukan ditempat-tempat pemasukan dan/atau pengeluaran dengan mempertimbangkan tingkat risiko/kerawanan terhadap pemasukan HPHK dan OPTK. Beberapa pegawai pada tahun 2015 masih menjalankan tugas belajar untuk memperoleh jenjang pendidikan S2 sebanyak 5 orang dan untuk S3 sebanyak 1 orang. Secara ideal BBKP Soekarno Hatta seharusnya diperkuat oleh SDM sebanyak minimal 640 orang, jumlah tersebut merupakan jumlah ideal yang masih minimal, karena kedepan BBKP Soekarno Hatta berencana akan meluaskan cakupan pengawasan secara intensif meliputi Bandara Halim Perdana Kusuma yang meliputi terminal keberangkatan dan kedatangan, Kantor Pos, Instalasi Karantina Hewan dan Tumbuhan dan petugas terbagi dalam 4 shift dan masih masing titik pengawasan terdiri dari 4 orang petugas. Sarana dan prasarana yang dimiliki BBKP Soekarno Hatta berupa infrastruktur gedung kantor seluas m² yang merupakan asset Perum Angkasa Pura II yang diperuntukka kegiatan administrasi BBKP Soekarno Hatta, bangunan instalasi karantina hewan termasuk laboratorium seluas m² dan bangunan instalasi karantina tumbuhan termasuk laboratorium seluas Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 6

18 868 m². bangunan merupakan asset BBKP Soekarno Hatta dan lahan seluas M2 merupakan asset PT Perum Angkasa Pura II. Fasilitas penunjang lainnya berupa peralatan perkantoran, peralatan pelaksanaan tindakan karantina hewan dan tumbuhan termasuk peralatan laboratorium, perangkat manajemen informasi, serta kendaraan operasional roda-4 sebanyak 27 unit dan roda-2 sebanyak 41 unit. Namun demikian, untuk tujuan peningkatan kinerja dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi, perlu dilakukan penyempurnaan sarana pendukung yang telah ada. Penyempurnaan difokuskan untuk optimalisasi instalasi dan laboratorium baik untuk karantina hewan dan karantina tumbuhan. Penambahan peralatan laboratorium, dan penambahan kendaraan operasional juga mendapat perhatian untuk optimalisasi penyelenggaraan perkarantinaan. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 7

19 BAB II KEGIATAN PENGELOLAAN 3 M 2.1 Perencanaan dan Keuangan DIPA Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta pada anggaran tahun 2015 terbagi beberapa keluaran (output) : 1. Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati ( ) Output Sertifikasi Karantina Pertanian dan Pengawasan Kemanan Hayati terdiri dari beberapa SubOutput antara lain : a. Sertifikasi Karantina Hewan dan Pengawasan Keamanan Hayati Hewani b. Sertifikasi Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati c. Akreditasi Laboratorium d. Koordinasi, Pengawasan dan Penindakan Karantina Pertanian e. Dukungan Manajemen UPT f. Penguatan operasional karantina pertanian dalam mendukung peningkatan produksi pangan. Komponen kegiatan di output terdiri dari kegiatan utama seperti Sertifikasi Karantina Hewan dan Pengawasan Keamanan Hayati Hewani dan Sertifikasi Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati, pemantauan HPHK dan OPTK serta kegiatan utama lainnya yang masuk pada kegiatan 8P, pengawasan penindakan, sosialisasi dan kegiatan akreditasi laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta serta kegiatan yang bersifat dukungan manajemen. 2. Layanan Perkantoran ( ) Kegiatan yang masuk pada output layanan perkantoran adalah kegiatan yang bersifat rutin, antara lain untuk pembayaran gaji pegawai, pemeliharaan gedung dan bangunan, pemeliharaan barang inverntaris peralatan dan mesin serta untuk kegiatan yang bersifat mendukung terselenggaranya operasional karantina pertanian di Bandara Soekarno Hatta. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 8

20 3. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi ( ) Kegiatan untuk pengadaan laptop 4. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran ( ) Kegiatan antara lain pengadaan alat laboratorium, sarana kantor, meubelair, TV LED Monitor Display, alat pemadam api ringan, sarana kelengkapan laboratorium AC dan portal serta perbaikan panel listrik. 5. Gedung/Bangunan ( ) Kegiatannya berupa renovasi ruang pelayanan karantina hewan dalam rangka menambah kenyamanan pengguna jasa karantina hewan. Pada Tahun Anggaran 2015 pagu anggaran yang diperoleh Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengalami beberapa revisi, sepanjang tahun 2015 tercatat sebanyak 6 kali revisi, revisi terkait dengan penyesuaian total pagu maupun revisi yang terkait dengan penyesuaian anggaran. Pagu DIPA awal yang diperoleh Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno sebesar Rp ,- yang meliputi Belanja Pegawai Rp ,- belanja barang Rp , ,- sedangkan belanja modal pada tahun 2015 pada DIPA awal tidak teralokasikan. Rincian keluaran (output) terdiri dari: 1. Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati alokasi anggaran sebesar Rp ,- 2. Layanan Perkantoran alokasi anggaran sebesar Rp ,- Periode awal anggaran sesuai dengan kebijakan pemerintah tentang penghematan anggaran, maka pada awal tahun anggaran 2015 dilakukan penghematan terutama untuk kegiatan perjalanan. Anggaran Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengalami penghematan belanja barang khususnya untuk belanja perjalanan sejumlah Rp ,- sehingga belanja barang mengalami penurunan 10,66%, dengan adanya penghematan pagu belanja barang menjadi Rp ,- dan total Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 9

21 pagu menjadi Rp ,- sesuai DIPA Revisi ke 01 Tanggal 05 Januari DIPA revisi ke 02 tanggal 05 Februari 2015 Pagu anggaran Balai Besar Karantina Pertanian kembali mengalami penambahan disebabkan adanya penambahan belanja barang sebesar Rp ,- dan modal sebesar Rp , - sehingga pagu total menjadi Rp ,-. Penambahan belanja modal antara lain dialokasikan untuk belanja Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi, Peralatan dan Fasilitas Perkantoran dan Gedung/Bangunan. DIPA revisi ke 03 tanggal 06 Maret 2015 Belanja Barang memperoleh penambahan sebesar Rp ,- yang dialokasikan untuk memfasilitasi kegiatan Penguatan Operasional Karantina Pertanian Dalam Mendukung Peningkatan Produksi Pangan dengan detil kegiatan antara lain perjalanan pengamatan media pembawa HPH/HPHK dan perjalanan pengamatan media pembawa OPT/OPTK. DIPA revisi ke 04 tanggal 15 April 2015 pagu anggaran belanja pegawai, berlanja barang dan belanja modal masih sama, revisi hanya dilakukan dalam rangka refocusing kegiatan kegiatan yang ada pada DIPA tahun DIPA revisi ke 05 tanggal 22 September 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta memperoleh penambahan alokasi anggaran belanja pegawai sebesar Rp ,- untuk menutupi kekurangan alokasi anggaran belanja pegawai sebelumnya, sedangkan untuk belanja barang dan belanja modal tidak mengalami perubahan. DIPA revisi ke 06 tanggal 19 Nopember 2015 dilakukan revisi untuk memunculkan Akun baru yaitu Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811) untuk kegiatan pengadaan barang yang bersifat habis pakai. Setelah revisi ke 6 pagu anggaran Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengalami penambahan, sehingga total pagu menjadi Rp ,-. Apabila dibandingkan dengan alokasi anggaran tahun 2014 sebesar Rp , maka anggaran tahun 2015 hanya mengalami kenaikan sebesar Rp atau sebesar 3,13 %, hal ini untuk menambah pagu anggaran belanja belanja pegawai yang tidak boleh terjadi minus anggaran. Terjadinya Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 10

22 penambahan anggaran belanja pegawai antara lain diperuntukkan Kenaikan pangkat pegawai, kenaikan gaji berkala dan kenaikan jabatan fungsional, secara ringkas kegiatan revisi DIPA ke 01 s/d 06 dapat dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 1 Revisi DIPA Tahun 2015 Nomor: SP DIPA /2015 tanggal 14 Nopember 2014 REVISI PERUBAHAN ANGGARAN (Rp.000) N DIPA TGL REVISI KETERANGAN O KE PEGAWAI BARANG MODAL DIPA Awal Januari Penghematan belanja barang Februari Penambahan belanja modal Maret Penambahan belanja barang dalam rangka Opsus April Refocusing kegiatan Sept Penambahan kekurangan belanja gaji pegawai Nov Akun baru Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811) Alokasi anggaran DIPA tahun 2015 yang bersumber dari PNBP pada tahun 2015 berjumlah Rp ,- untuk membiayai belanja bahan dan perjalanan selama 1 tahun. Pada tahun anggaran 2015 ada 4 keluaran yakni : 1. Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian dan Keamanan Hayati ( ) volume kegiatan 12 bulan, dan alokasi anggaran sebesar Rp ,- 2. Layanan Perkantoran ( ) volume kegiatan 12 bulan, dan alokasi anggaran sebesar Rp ,- 3. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi ( ) volume kegiatan 5 unit, dan alokasi anggaran sebesar Rp ,- 4. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran ( ) volume kegiatan 10 unit, dan alokasi anggaran sebesar Rp ,- 5. Gedung dan Bangunan ( ) volume kegiatan 50 M2, dan alokasi anggaran sebesar Rp ,- Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 11

23 Belanja modal dialokasikan antara lain untuk pengadaan sarana dan prasarana seperti laptop, display TV, meubelir kantor, air conditioner, kelengkapan dan sarana laboratorium serta dalam rangka kenyamanan para pengguna jasa, maka pada tahun anggaran 2015 dialokasikan anggaran untuk melakukan renovasi ruang pelayanan khususnya pelayanan karantina hewan. Untuk ketertiban parkir dan keamanan kendaraan, maka pada tahun anggaran 2015 juga telah dialokasikan anggaran untuk pengadaan portal di pintu masuk parkir kendaraan, dan untuk mengantisipasi bahaya kebakaran maka pada tahun anggaran 2015 juga dialokasikan anggaran untuk pengadaan tabung pemadam kebakaran. Seluruh kegiatan belanja modal merupakan dana relokasi yang diperoleh dari anggaran Badan Karantina Pertanian karena DIPA awal BBKP Soekarno Hatta tidak teralokasi belanja modal. 2.2 Realisasi Keuangan Kegiatan BBKPSoekarno Hatta Tahun 2015 secara umum terdiri atas 2 komponen, yaitu yang bersifat belanja rutin antara lain : pembayaran gaji dan tunjangan pegawai, pemeliharaan sarana dan prasarana, belanja barang keperluan sehari-hari perkantoran, belanja kegiatan operasional dan belanja modal. Anggaran belanja modal pada tahun anggaran 2015 antara lain dilaksanakan untuk: 1. Pengadaan alat pengolah data Dilaksanakan untuk mendukung kegiatan pengolahan data operasional dan pengelolaan administrasi keuangan, berupa pengadaan laptop sebanyak 5 (lima) unit dengan pagu anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 99,89 % 2. Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran berupa 10 paket terdiri dari : a. Alat penunjang kegiatan laboratorium sebanyak 1 paket dengan pagu sebesar Rp , realisasi sebesar Rp atau sebesar 99,72 %. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 12

24 b. Sarana kantor sebanyak 1 paket senilai Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp atau sebesar 97,74 %. c. Meubelair sebanyak 1 paket dengan pagu anggaran sebesar Rp ,- realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 96,17 %. d. TV Led Monitor untuk keperluan informasi sebanyak 6 unit dengan nilai anggaran sebesar Rp ,- realisasi ,- atau sebesar 98,67 %. 3. Pengadaan Peralatan Teknis Pengadaan peralatan teknis yang diadakan oleh BBKP Soekarno Hatta tahun 2015 berupa. a. Alat pemadam api ringan untuk keperluan pengamanan gedung kantor sebanyak 20 set dengan pagu anggaran sebesar Rp ,- realisasi sebesar Rp , atau sebesar 96,8 %. b. Sarana kelengkapan laboratorium sebanyak 1 paket dengan pagu anggaran sebesar Rp , realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 98,21 %. 4. Pengadaan AC Pengadaan ini untuk melengkapi ruangan yang masih memerlukan AC dialokasikan sebanyak 10 unit dengan nilai anggaran sebesar Rp ,- realisasi sebesar Rp ,- atau 99,74 %. 5. Penambahan Jaringan Listrik Dilaksanakan penambahan jaringan listrik untuk mencukupi kebutuhan dengan adanya penambahan sarana peralatan kantor berupa komputer dan alat laboratorium, pagu anggaran untuk 1 paket sebesar Rp , realisasi sebesar Rp ,0 atau sebesar 92,84 %. 6. Portal Tempat Partkir Dalam rangka pengamanan gedung dan kendaraan pada areal gedung kantor, dilaksanakan pengadaan portal parkir sejumlah 2 paket dengan nilai sebesar Rp ,- realisasi sebesar Rp , - atau sebesar 99,97 %. 7. Renovasi Ruang Pelayanan Karantina Pertanian Dalam rangka mendukung pelayanan terhadap para pengguna jasa karantina dilaksanakan renovasi ruang pelayanan yang lebih memadai sesuai dengan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 13

25 standar pelayanan publik, kegiatan ini dialokasikan dana sebesar Rp. Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 98,07% Secara keseluruhan realisasi Anggaran Tahun 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta sebesar Rp ,- atau 98,37 %, dengan rincian belanja pegawai sebesar Rp ,- (98,53%), belanja barang sebesar Rp ,- (98,26%), dan belanja modal sebesar Rp ,- (98,56%). Anggaran dan realisasi DIPA TA 2015 sebagaimana tercantum dalam Tabel. 2 Tabel 2. Realisasi Anggaran Belanja TA.2015 No Uraian Pagu Realisasi % 1. Belanja Pegawai ,53 2. Belanja Barang ,26 3. Belanja Modal ,56 Jumlah ,37 Pagu anggaran DIPA BBKP Soekarno Hatta selama 4 tahun terakhir mengalami fluktuatif. Hal ini terjadi adanya kebijakan pemerintah untuk melakukan penghematan anggaran yang berasal dari belanja perjalanan dinas dan pembangunan gedung baru. Namun demikian pada tahun 2015 untuk mendukung kelancaran kegiatan operasional perkarantinaan, belanja modal berupa pengadaan alat laboratorium dan keperluan sarana teknis lainnya masih tetap dialokasikan anggarannya. Sedangkan Perbandingan anggaran tahun seperti ditunjukan dalam Tabel 3 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 14

26 Tabel 3. Perbandingan Anggaran Belanja antara DIPA TA.2011 s/d 2015) (dlm ribuan) No Uraian Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah 1. DIPA TA DIPA TA DIPA TA DIPA TA DIPA TA Realisasi Penerimaan Bukan Pajak (PNBP) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada tahun 2015 sebesar Rp ,- yang terdiri atas penerimaan umum Rp dan penerimaan fungsional Rp ,-. Hal ini menunjukan bahwa PNBP yang berasal dari penerimaan fungsional melampaui target yang ditetapkan sebesar 147 % atau sejumlah Rp ,-. Jika dibandingkan dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak Tahun 2014 sebesar Rp ,- yang terdiri dari penerimaan umum Rp ,- dan penerimaan fungsional Rp ,- mengalami penurunan sebesar Rp ,- atau 5,42 %. Hal ini terjadi karena komoditas wajib periksa karantna yang dilalu lintaskan melalui pintu pemasukan dan pengeluaran Bandara Internasional Soekarno Hatta, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 15

27 Secara lebih rinci perkembangan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) selama 5 tahun dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Target dan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) TA.2011 s/d 2015 No Uraian Target Realisasi Persentase (%) 1. TA ,93% 2. TA ,73% 3. TA ,67% 4. TA % 5 TA % 2.4 Perlengkapan (Sarana dan Prasarana) Sarana dan prasarana yang telah dimiliki oleh Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta saat ini untuk menunjang pelaksanaan tupoksi adalah: 1. Kendaraan dinas Operasional Roda 4 sebanyak 27 unit dan Roda 2 sebanyak 36 unit, yang digunakan untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional perkarantinaan. Namun demikian dari segi umur teknis penggunaan kendaraan ada beberapa unit yang kondisi sudah mulai rusak, sehingga dari segi biaya pemeliharaan akan lebih besar biayanya dibandingkan dengan manfaatnya yang tidak optimal sehingga akan diusulkan untuk dilakukan penghapusan. 2. Instalasi karantina hewan berfungsi untuk melakukan tindakan pemeriksaan hewan sampai dengan masa karantina selesai dan dinyatakan sehat. Fasilitas instalasi antara lain untuk anjing, kucing, unggas, reptil serta kuda. Selain Instalasi untuk karantina hewan, fasilitas lain yang tersedia adalah Incenerator Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 16

28 yang digunakan untuk melaksanakan pemusnahan baik komoditas hewan maupun tumbuhan yang tidak memenuhi persyaratan karantina pertanian. 3. Instalasi karantina tumbuhan berupa Green House yang berfungsi tempat melakukan pemeriksaan karantina dan pengamatan sampai dengan selesainya masa karantina, selain itu instalasi karantina tumbuhan juga digunakan sebagai tempat penahanan sebelum dilakukan tindakan pemusnahan 4. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtangan Barang Milik Negara, Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta telah melakukan usulan Penetapan Status Penggunaan (PSP) terhadap seluruh aset Barang Milik Negara pada Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta. Sampai dengan sekarang jumlah aset yang sudah mendapat status penggunaan sebesar Rp ,-, dalam proses pengusulan sebesar Rp ,- sehingga jumlah aset yang sudah diusulkan dan dalam proses pengusulan sebesar Rp atau sekitar 57,23 %. Sedangkan aset yang belum ditetapkan sebesar Rp atau sekitar 42,77 %. 5. Hasil audit Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian yang dilakukan Tahun Anggaran 2014 dan 2015, terkait dengan Barang Milik Negara berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan administrasi disarankan untuk membentuk Tim Penghapusan Barang Milik Negara. Saran tersebut telah ditindaklanjuti dengan dibuatnya Surat Keputusan Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta No. 20/Kpts/PL.160/L.8.A.1/2016 tanggal 05 Januari Tentang Pembentukan Panitia Penghapusan Barang Milik Negara Pada Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 17

29 2.5 Kepegawaian dan Tata Usaha Jumlah pegawai Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta sampai akhir tahun 2015 tercatat sebanyak 148 orang dengan komposisi sebagai berikut : 1. Pejabat struktural : 14 orang 2. Medik Veteriner (MV) : 18 orang 3. Paramedik Veteriner : 26 orang 4. POPT Ahli : 20 orang 5. POPT Terampil : 30 orang 6. PMHP : 1 orang 7. Tenaga Administrasi : 32 orang 8. Tugas Belajar S3 dan S2 : 6 orang 9. Atase Pertanian : 1 orang Tingkat pendidikan pegawai Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta sampai akhir tahun 2015 dapar digambarkan sebagai berikut: 1. Strata-3 (S3) : 1 orang 2. Strata-2 (S2) : 17 orang 3. Strata-1 (S1) : 57 orang 4. Diploma 3 (D3) : 18 orang 5. SLTA : 52 orang 6. SLTP : 1 orang 7. SD : 2 orang Dalam rangka peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), pada tahun anggaran 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta telah melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan pegawai dengan mengadakan kegiatan pelatihan yang bersifat In House Training maupun dengan cara mengirimkan pegawai untuk magang/berlatih di lingkup Badan Karantina Pertanian atau instansi lain. Pelatihan/magang yang diikuti pegawai pada tahun 2015 meliputi pelatihan yang bersifat teknis maupun administrasi. Adapun pelatihan/magang yang diikuti oleh pegawai Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah sebagai berikut : Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 18

30 Tabel.5 Pelatihan/magang yang telah diikuti pegawai Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta NO Nama Pelatihan/magang Tempat Penyelenggaran Pengujian Residu Hormon dan Antibiotik Karantina Hewan. PCR Karantina Tumbuhan Peningkatan Kompetensi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Pendeteksian OPTK pada produksi unggulan padi, jagung, kedele dan tebu Analisis dan Pengolahan Data Pengujian Residu Pestisida dan Logam Berat pada PSAT Deteksi dan Identifikasi OPTK Virus dengan Real Time PCR Isolasi Virus dengan Metode Kultur Jaringan Karantina Hewan Pengembangan Karakter Pembinaan peserta uji profisiensi Indonesia Leadership Laboratorium Veterinery Latihan Dasar Perkarantinaan Karantina Tumbuhan Pengenalan Tugas Karantina Pertanian Pengujian dengan PCR Rabies Pemeriksaan Logam Berat dan Bogor Sumatera Utara Jakarta Cibitung Jakarta Jakarta Jakarta Cibitung Bogor Bogor Cibitung Yogyakarta Banjarbaru Jakarta BPMPP USU Kementan BUTTMKP BBUS KP BBUS KP BBUS KP BUTTMKP BBLITVET IPB BUTTMKP STPP BVET BBUS Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 19

31 Cemaran Kimia pada sarang burung wallet 15 Cemaran Microbiologi pada Jakarta BBUS sarang burung wallet 16 PCR AI Jakarta BBUS Dalam rangka peningkatan kualitas SDM yang telah dimiliki, maka Balai Besar Karantina Pertanian juga mengirimkan pegawai yang memiliki kemampuan dan keinginan untuk menambah jenjang pendidikan untuk mengikuti pendidikan formal jenjang Strata-2 (S2) dan Strata-3 (S3). Sampai saat ini jumlah pegawai Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta yang mengikuti pendidikan formal Strata-2 (S2) sebanyak 5 orang di IPB Bogor dan UGM Jogyakarta serta Strata-3 (S3) 1 orang di IPB Bogor. Data secara detail pengawai yang telah mengikuti pendidikan formal, pelatihan dapat dilihat pada lampiran 1. Sepanjang tahun 2015 pegawai yang memperoleh kanaikan pangkat sebanyak 22 orang yang terdiri dari kenaikan pangkat regular dan fungsional. Penambahan pegawai karena mutasi pada tahun 2015 sebanyak 5 orang terdiri dari 2 orang Struktural, 2 orang POPT dan 1 orang Medik Veteriner. Pegawai mutasi tersebut berasal dari Barantan dan UPT SKP Kelas I Menado. Pegawai mutasi keluar sebanyak 4 orang terdiri dari 1 orang Struktural, 1 orang POPT, 1 orang Medik Veteriner dan 1 orang Fungsional umum. Ada pengurangan jumlah pegawai pada tahun 2015 disebabkan karena meninggal dunia pada tanggal 16 Juli 2015 an. Imma Himmatul Aliyah, SP NIP pangkat/gol Penata Muda TK.I, III/b jabatan POPT Pertama. Sebagai upaya untuk meningkatkan disiplin pegawai dan motivasi kerja, maka pada tahun 2015 telah dilakukan kegiatan yaitu : 1. Kegiatan peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama masing-masing 2. Meningkatkan pengawasan kehadiran pegawai dengan menerapkan absensi deteksi wajah Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 20

32 Selama tahun 2015 banyak mahasiswa dari Perguruan Tinggi dan Siswa SMK yang melaksanakan magang/ Praktek Kerja Lapang untuk mengembangkan pengetahuannya. 2.6 Permasalahan dan Solusi Pengelolaan kegiatan-kegiatan yang bersifat umum pada dasarnya dapat dilakukan dengan lancar, namun demikian beberapa kendala yang dihadapi pada kegiatan tahun 2015 antara lain: 1. Terjadinya kekurangan alokasi belanja pegawai terutama belanja Gaji dan Tunjangan karena adanya penambahan jumlah pegawai, baik dari pengangkatan baru maupun mutasi. 2. SDM yang menangani tindak karantina tidak sebanding dengan area yang harus diawasi. 3. Kurangnya anggaran belanja modal pengadaan sarana dan prasarana untuk mendukung pelayanan tindakan karantina. Atas permasalahan tersebut maka upaya solusi yang dilakukan pada tahun 2015 antara lain : 1. Dilakukan pergeseran antar Akun Belanja Pegawai dalam rangka menutupi kekurangan Gaji dan Tunjangan Pegawai. 2. Mengajukan kekurangan belanja Gaji dan Tunjangan ke Kantor Pusat. 3. Prioritas kegiatan-kegiatan yang bersifat Belanja Modal. 4. Mengusulkan penambahan pegawai. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 21

33 BAB III KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA HEWAN 3.1. Gambaran Umum Bidang Karantina Hewan Selama Tahun 2015 telah melaksanakan kegiatan sesuai tugas dan fungsi berdasarkan Peraturan Perundangan Karantina yang berlaku. Penyelenggaraan perkarantinaan hewan menggunakan sumber dana yang teralokasi dalam DIPA BBKP Soekarno Hatta Tahun Anggaran Bidang Karantina Hewan memiliki program kerja berupa peningkatan kualitas perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati hewani. Program kerja ini dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan kualitas pelayanan sertifikasi kesehatan hewan yang terdiri dari: Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Penyelenggaraan Laboratorium, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan atau pembebasan. Operasional karantina hewan tersebut dilandasi alasan ilmiah atau scientific base. Pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan oleh bidang karantina hewan terdiri dari : 1).Pemeriksaan fisik didalam ataupun diluar tempat tempat pemasukan dan/atau pengeluaran, 2).Pemeriksaan laboratorium karantina hewan untuk peneguhan diagnosa klinis dan 3). Penilaian kelayakan instalasi milik pengguna jasa karantina sebagai tempat pemeriksaan fisik kesehatan hewan dan keamanan hayati hewani. Sedangkan pengasingan dan pengamatan dilaksanakan terhadap media pembawa HPHK yang dilakukan di Instalasi BBKP Soekarno Hatta. Bilamana pemeriksaan tidak dimungkinkan untuk dilaksanakan di Instalasi BBKP Soekarno maka pengasingan dan pengamatan dilakukan di instalasi karantina hewan/produk hewan di tempat pemilik. Penyelenggaraan Laboratorium Bidang Karantina Hewan BBKP Soekarno Hatta telah menerapkan sistem manajemen mutu laboratorium (SMM laboratorium) sejak tahun Penerapan SMM laboratorium berdasarkan ISO-IEC : 2008 dan telah menerima sertifikat akreditasi dari KAN sebagai Laboratorium Penguji. Sertifikat akreditasi Nomor : LP 646 IDN dengan ruang lingkup pengujian Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 22

34 serum darah anjing dan kucing melalui metode deteksi Titer Antibodi terhadap penyakit Rabies menggunakan metode ELISA Ab IndirectSynbiotic dan Pusvetma. Pelaksanaan Perlakuan di Instalasi Karantina Hewan telah dilakukan dengan pemberian pengobatan dan vaksinasi pada hewan selama masa pengamatan karantina. Pengobatan ditujukan pada hewan-hewan yang didiagnosa mengalami sakit. Disamping itu, perlakuan yang diberikan pada hewan-hewan yang berada di instalasi tidak terbatas pengobatan melainkan juga pemberian zat promotif untuk segera menstabilkan kondisi hewan setelah mengalami stress selama diperjalanan (penerbangan). Kegiatan Penunjang yang dilakukan Bidang Karantina Hewan BBKP Soekarno Hatta selama Tahun 2015 adalah telah melakukan vefikasi dokumen. Vefikasi lebih dikhususkan terhadap dokumen yang belum memenuhi persyaratan karantina yaitu dokumen pengeluaran, impor dan ekspor. Verifikasi dokumen dilakukan oleh Tim Verifikator yang terdiri dari Seksi Wasdak Hewan, Seksi Yanops KH dan Seksi Insartek KH. Kegiatan Verifikasi dilakukan setiap hari serta melaksanakan rapat verifikasi dokumen setiap awal bulannya dan melakukan pembuatan laporan verifikasi dokumen karantina hewan. Kegiatan lain adalah melakukan pencetakan segel karantina hewan berupa stiker karantina check dan stiker karantina seal yang digunakan untuk memudahkan identifikasi media pembawa HPHK lalu lintas antar area (domestik). Tindakan karantina hewan selain dilaksanakan di instalasi karantina hewan BBKP Soekarno Hatta dalam wilayah bandara, juga dilaksanakan di luar tempat pemasukan dan/atau pengeluaran. Pelaksanaan tindakan karantina terhadap hewan dan/atau produk hewan diluar tempat pemasukan dan/atau pengeluaran dilaksanakan di instalasi karantina untuk hewan(ikh) atau produk hewan (IKPH) milik perusahaan. Lokasi Instalasi lingkup BBKP Soekarno Hatta berada dibeberapa daerah antara lain : Bandung, Bogor, Cianjur, Cilacap, Cipelang, Jakarta, Jepara, Lampung, Lembang, Malang, Medan, Nganjuk, Palembang, Pare-Kediri, Pontianak, Purwakarta, Subang, Sukabumi dan Tangerang. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 23

35 Target pemeriksaan terhadap Media Pembawa Impor adalah mendeteksi adanya Hama Penyakit Hewan Karantina baik dari golongan I maupun golongan II. Hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap Media Pembawa Impor baik Hewan, Bahan Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan yang masuk melalui Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah ditemukan adanya HPHK pada Media Pembawa berupa sapi perah impor asal Australia yang dinyatakan PI BVD. Terhadap MP tersebut kemudian dilakukan pemotongan bersyarat. 3.2 Kegiatan Operasional Bidang Karantina Hewan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengacu pada ketentuan yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 02/Kpts/OT.140/1/2007 tanggal 5 Januari 2007 tentang Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan dan Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No. 244/Kpts/PD /L/6/2007 tanggal 25 Juni 2007 tentang Petunjuk dan Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat KarantinaHewan. Penggunaan dokumen karantina hewan di BBKP Soekarno Hatta tahun 2015 sejalan dengan penyelenggaraan perkarantinaan hewan sebanyak dokumen. Penggunaan ini turun dibanding tahun 2014 yang mencapai dokumen karantina (KH 9, KH 10, KH 11 dan KH 12). Pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan hidup sebanyak kali. Pelayanan pemeriksaan karantina terhadap Bahan Asal Hewan sebanyak kali. Pelayanan pemeriksaan karantina terhadap Hasil Bahan Asal Hewan sebanyak kali. Pelayanan pemeriksaan karantina terhadap Benda Lain sebanyak kali. Penggunaan dokumen karantina hewan di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6 Pengggunaan Dokumen Utama Karantina Hewan Tahun 2015 No Jenis Dokumen Pemakaian Batal 1 KH KH KH KH Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 24

36 Evaluasi penggunaan aplikasi Permohonan Pemeriksaan Karantina Hewan secara on line untuk pengguna jasa karantina pertanian yang melalui Balai Besar Karantina Pertanian selama tahun 2015 sebanyak (50,46%) dari total permohonan yang diajukan. Secara prosentase meningkat dari tahun sebelumnya yang kali (48%) dari total operasional sebanyak kali. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengacu pada ketentuan yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 02/Kpts/OT.140/1/2007 tanggal 5 Januari 2007 tentang Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan dan Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No. 244/Kpts/PD /L/6/2007 tanggal 25 Juni 2007 tentang Petunjuk dan Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan. Penggunaan dokumen karantina hewan di BBKP Soekarno Hatta tahun 2015 sejalan dengan penyelenggaraan perkarantinaan hewan sebanyak dokumen. Penggunaan ini turun dibanding tahun 2014 yang mencapai dokumen karantina (KH 9, KH 10, KH 11 dan KH 12). Pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan hidup sebanyak kali. Pelayanan pemeriksaan karantina terhadap Bahan Asal Hewan sebanyak kali. Pelayanan pemeriksaan karantina terhadap Hasil Bahan Asal Hewan sebanyak kali. Pelayanan pemeriksaan karantina terhadap Benda Lain sebanyak kali. A. Impor Bandara Soekarno Hatta merupakan salah satu pintu masuk utama ke Indonesia, hal tersebut menjadikan Balai Besar Karantina soekarno Hatta menjadi salah satu UPT Karantina yang sibuk dalam menangani masuknya MP HPHK dari berbagai negara dengan macam yang cukup beragam. Berikut gambaran Frekuensi dan volume MP HPHK yang masuk melalui BBKP Soekarno Hatta pada tahun Hewan Hewan impor yang masuk merupakan hewan kesayangan dan hewan bibit. Satwa liar juga banyak masuk melalui Bandara Soekarno Hatta. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 25

37 Grafik 1. Frekwensi Impor Hewan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 2015 Pada Grafik 1 menunjukkan bahwa hewan yang sering masuk adalah anjing. Dimana anjing sering dibawa sebagai hewan kesayangan yang menyertai pemilik atau sebagai anjing kontes, begitu juga kucing. Sebanyak 546 kali pemasukkan anjing dari luar negeri terjadi selama tahun 2015 dengan volume sebanyak 784 ekor (Bagan 2). Unggas bibit dalam hal ini adalah DOC GPS juga masuk melalui Bandara Soekarno Hatta yang tujuannya bukan hanya di sekitar jawa tetapi juga luar Jawa. Pemasukkan DOC ini mencapai ekor selama tahun Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 26

38 Reptil dan Amphibia, 2388 Anjing, 784 Mamalia Lain, 3146 Kucing, 439 Unggas Liar, Unggas Kesayangan, 1655 Unggas Bibit, Grafik 2. Volume impor Hewan BBKP Soekarno Hatta Bahan Asal Hewan Bahan Asal Hewan yang masuk didominasi oleh daging sapi. Sebanyak 478 kali permohonan pemeriksaan karantina untuk daging sapi. daging sapi impor umumnya adalah daging sapi chilled yang diperuntukkan untuk konsumsi hotel, restoran dan katering. Semenjak ditutupnya Inggris, Jerman dan Belanda maka alternatif sarana produksi ternak untuk ayam dialihkan dari pemasukkan DOC menjadi pemasukkan telur tetas. Sebanyak butir telur tercatat diimpor melalui Bandara Soekarno Hatta pada tahun Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 27

39 Frekuensi Daging Sapi Daging Lainnya Telur Kulit BAH Lain Pangan BAH Lain Non Pangan Frekuensi Grafik 3. Frekwensi Impor Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015 Kulit, 3191 BAH Lain Pangan, BAH Lain Non Pangan, Daging Sapi, Telur, Daging Lainnya, Grafik 4. Volume Impor Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 28

40 3. Hasil Bahan Asal Hewan Frekuensi HBAH Daging HBAH Susu Kulit Jadi HBAH untuk Industri Frekuensi Grafik 5. Frekwensi Impor Hasil Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015 Frekuensi impor untuk Hasil Bahan Asal Hewan terbesar adalah kulit jadi. Dimana tujuan importasi kulit tersebut dipergunakan untuk industri sepatu atau peralatan lain yang menggunakan kulit. Daerah tujuan pemasukkan bukan hanya disekitar Jakarta tetapi hingga Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebanyak kali pemasukkan kulit jadi melalui BBKP Soekarno Hatta pada tahun 2015 dengan volume sebanyak Kg. Media Pembawa yang tergolong HBAH yang masuk lainnya adalah hasil olahan susu, yang terdiri antara lain keju, yoghurt dan krim. Pemasukan HBAH susu sebanyak 266 kali dan volume Kg. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 29

41 HBAH untuk Industri, HBAH Daging, Kulit Jadi, HBAH Susu, Grafik 6. Volume Impor Hasil Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta Tahun Benda Lain MP HPHK yang tergolong benda lain yang diimpor didominasi oleh importasi vaksin dengan 563 kali permohonan. Bahan biologik juga termasuk MP HPHK impor dan juga bahan diagnostik. Gambaran lengkapnya seperti terlihat pada Grafik 7 dan 8 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 30

42 Frekuensi Pakan Hewan Vaksin Bahan Biologik bahan Diagnostik Frekuensi Grafik 7. Frekwensi Impor Benda Lain BBKP Soekarno Hatta 2015 bahan Diagnostik, 533 Pakan Hewan, 1121 Bahan Biologik, Vaksin, Grafik 8. Volume Impor Benda Lain BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 31

43 B. Ekspor 1. Hewan Ekspor hewan masih didominasi oleh hewan kesayangan berupa anjing dan kucing. Hewan tersebut biasanya ikut bepergian dengan pemilik atau dalam rangka kontes hewan. Maraknya pemeliharaan reptil dan amphibia sebagai hewan kesayangan juga mebdorong tingginya frekuensi dan volume ekspor media pembawa ini ke luar negeri. Gambaran jumlah frekuensi dan volume dapat dilihat pada Grafik 9 dan anjing Kucing Unggas dan Burung Mamalia lainnya Serangga dan invertebrat a Grafik 9. Frekwensi Ekspor Hewan BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015 Reptil dan Amphibia Frekuensi Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 32

44 Kucing, 422 Anjing, 674 Unggas dan Burung, 3816 Mamalia Lainnya, 2888 Reptile dan Amphibia, Serangga dan Invertebrata, Grafik 10. Volume Ekspor Hewan BBKP Soekarno HattaTahun Bahan Asal Hewan Sebagaimana tahun tahun sebelumnya, Bahan Asal Hewan yang diekspor melalui bandara soekarno Hatta didominasi oleh sarang burung walet. Pasar sarang burung walet ke Tiongkok yang telah dibuka kembali semakin membuka peluang ekspor sarang burung ke negara tersebut. Pada tahun 2015 juga dimulai eksportasi telur tetas dengan tujian Myanmar. Komoditi tetap yang diekspor dari tahun ke tahun adalah kulit reptil dan bulu bebek. Frekuensi dan volume lengkap dapat dilihat pada Grafik 11 dan 12 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 33

45 Sarang Burung Kulit Sapi dan Kambing Kulit Reptil Telur Tetas Bulu Bebek Lainnya (Kuku, Madu, Tanduk) Grafik 11. Frekwensi Eksport Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015 Bulu Bebek, 33,765 Lainnya (Kuku, Madu, Tanduk), 12 Telur tetas, 132,500 Sarang Burung, 193,261 Kulit Reptil, 66,458 Kulit sapi dan Kambing, 313 Grafik 12. Volume Eksport Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 34

46 3. Hasil Bahan Asal Hewan Kulit jadi atau biasa disebut finished leathers adalah kulit hewan yang telah melalui proses lebih lanjut sehingga siap untuk dipergunakan. Kulit sapi jadi merupakan MP HPHK HBAH yang paling banyak diekspor melalui Bandara Soekarno Hatta, diikuti oleh kulit kambing jadi. Sedangkan bulu bebek banyak diekspor dalam bentuk jaket. Jumlah frekuebsi dan volume total untuk ekspor HBAH dapat dilihat pada Grafik 13 dan Kulit Sapi Jadi Kulit Kambing Jadi Hasil Bahan Asal Hewan / Unggas Lainnya untuk Industri Daging Unggas Frekuensi Grafik 13. Frekuensi Ekspor Hasil Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 35

47 Hasil Bahan Asal Hewan / Unggas Lainnya untuk Industri, Daging Unggas, 15 Kulit Kambing Jadi, Kulit Sapi Jadi, Grafik 14. Volume Ekspor HBAH BBKP Soekarno Hatta Benda Lain Selain mengimpor vaksin, Indonesia ternyata juga melakukan eksportasi vaksin, khusunya vaksin untuk ayam komersial. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi dan volume yang cukup tinggi terhadap ekspor vaksin. Jenis, frekuensi dan volume lebih lengkap tentang ekspor MP HPHK yang tergolong benda lain dapat dilihat pada Grafik 15 dan 16. Frekuensi Vaksin Bahan Biologik Lainnya Bahan diagnostik lainnya Pakann Hewan Kesayang Grafik 15. Frekuensi Ekspor Benda Lain BBKP Soekarno Hatta 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 36

48 Bahan Biologik Bahan diagnostik Lainnya, 12 lainnya, 4 Pakann Hewan Kesayang, 52 Vaksin, 1445 Grafik 16. Volume Ekspor Benda Lain BBKP Soekarno Hatta 2015 C. Domestik Masuk Bandara Soekarno Hatta merupakan salah satu Bandara Pengumpul yang ada di Indonesia, sehingga banyak penerbangan dari daerah yang menuju ataupun transit di Bandara ini. Tingginya frekuensi penerbangan dan penumpang secara langsung juga berdampak pada tingginya frekuensi dan volume MP HPHK yang harus diperiksa oleh BBKP Soekarno Hatta. 1. Hewan Media Pembawa Hewan yang masuk melalui Bandara Soekarno Hatta pada tahun 2015 tercatat paling banyak didominasi oleh unggas kesayangan. Frekuensi yang tinggi terjadi karena banyak dari hewan tersebut dibawa oleh penumpang pesawat sebagai barang bawaan penumpang. Anjing dan kucing juga merupakan MP HPHK yang banyak dilalulintaskan. Grafik 17 dan 18 dapat memberikan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 37

49 informasi frekuensi dan volume MP HPHK hewan yang melalui BBKP soekarno Hatta. Frekuensi Anjing dan Kucing Unggas Bibit Unggas Kesayanga n Unggas Liar Reptil dan serangga Mamalia lainnya Frekuensi Grafik 17. Frekuensi Domestik Masuk Hewan BBKP Soekarno Hatta2015 Reptil dan serangga, 2305 Mamalia lainnya, 475 Anjing dan Kucing, 160 Unggas Bibit, Unggas Liar, Unggas Kesayangan, Grafik 18. Volume Domestik Masuk Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 38

50 2. Bahan Asal Hewan Tempat pemrosesan sarang burung walet di sekitar jakarta banyak mendapat suplai dari daerah/provinsi lain di Indonesia. Hal ini membuat banyak kiriman sarang burung walet yang masuk dari daerah ke wilayah jakarta melalui Bandara Soekarno Hatta. Selain sarang burung walet juga terdapat telur tetas dan daging yang diperiksa oleh BBKP Soekarno Hatta. Info selengkapnya dapat dilihat pada Grafik 19 dan 20. Frekuensi Sarang Burung BAH Daging Telur Tetas BAH Lainnya Frekuensi Grafik 19. Frekuensi Domestik Masuk BAH BBKP Soekarno Hatta2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 39

51 BAH Lainnya, 1018 Telur Tetas, Sarang Burung, BAH Daging, 3239 Grafik 20. Volume Domestik Masuk BAH BBKP Soekarno Hatta Hasil Bahan Asal Hewan Hasil Bahan Asal Hewan yang masuk melalui bandara soekarno hatta adalah barang bawaan penumpang yang frekuensi dan volumenya tidak cukup banyak. Hal ini dapat dilihat dari Grafik 21 dan 22. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 40

52 frekuensi 100% 80% 60% 40% 20% 0% Daging Sapi Olahan Hasil Olahan Lainnya yang berasal dari Daging Hewan Daging Unggas Olahan frekuensi Keju Grafik 21. Frekuensi HBAH Domestik Masuk BBKP Soekarno Hatta 2015 Keju, 1 Hasil Olahan Lainnya yang berasal dari Daging Hewan, 7 Daging Unggas Olahan, 10 Daging Sapi Olahan, 45 Grafik 22. Volume HBAH Domestik Masuk BBKP Soekarno Hatta 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 41

53 4. Benda Lain Pakan hewan kesayangan merupakan salah jenis MP HPHK yang tergolong benda lain yang masuk melalui Bandara Soekarno Hatta. Secara lengkap variasi MP HPHK Benda Lain dapat dilihat pada Grafik 23 dan 24. Frekuensi Pakan Hewan Ternak Pakan Hewan Kesayangan Vaksin Anti Serum Frekuensi Grafik 23. Frekuensi Benda Lain Domestik Masuk BBKP Soekarno Hatta 2015 Anti Serum, 3 Pakan Hewan Ternak, 63 Vaksin, 2 Pakan Hewan Kesayangan, 5882 Grafik 24. Volume Benda Lain Domestik Masuk BBKP Soekarno Hatta 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 42

54 D. Domestik Keluar Bandara Soekarno Hatta yang memiliki jaringan penerbangan ke seluruh wilayah Indonesia menjadi pilihan dalam melakukan pengiriman MP HPHK melalui udara. Daerah disekitar Jakarta banyak menggunakan fasilitas kargo bandara untuk melakukan pengiriman barangnya. 1. Hewan Hewan yang banyak dilalulintaskan selain anjing dan kucing adalah DOC. Banyak breeding farm yang berada di wilayah Jawa Barat dan Banten melakukan pengiriman melalui udara lewat kargo Bandara Soekarno Hatta. Pengiriman hewan hingga mencapai wilayah Indonesia Bagian Timur. Frekuensi dan volume pengiriman domestik dapat dilihat pada Grafik 25 dan Frekuensi Anjing Kucing Unggas bibit Unggas kesayang an Unggas Liar Reptil dan serangga Mamalia Lainnya Frekuensi Grafik 25. Frekuensi Domestik Keluar Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 43

55 Reptil dan serangga, 1327 Mamalia Lainnya, 1609 Anjing, 1662 Kucing, 521 Unggas Liar, 7295 Unggas bibit, Unggas kesayangan, 4654 Grafik 26. Volume Domestik Keluar Hewan BBKP Soekarno Hatta Bahan Asal Hewan Banyaknya tempat pemrosesan hewan menjadi bahan Asal Hewan di wilayah Jakarta dan sekitarnya dan pemasaran yang berada diluar jakarta membuat banyak pengirimabn dilakukan lewat Bandara Soekarno Hatta, disamping penumpang yang membawa sebagai barang bawaan penumpang. Daging ruminansia dan daging unggas banyak yang dilalulintaskan secara domestik. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada Grafik 27 dan 28. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 44

56 frekuensi Sarang Burung Daging Unggas Daging Ruminan sia Daging lainnya Telur Susu Semen Beku frekuensi Grafik 27. Frekuensi BAH Domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015 Semen Beku, 59 Susu, Sarang Burung, Telur, Daging Unggas, Daging lainnya, 716 Daging Ruminansia, Grafik 28. Volume BAH Domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 45

57 3. Hasil Bahan Asal Hewan Hasil Bahan Asal Hewan yang merupakan hasil olahan lebih lanjut dari bahan asal hewan menjadi komoditi yang cukup banyak dilalulintaskan melalui bandara Soekarno Hatta. Hasil olahan daging baik berupa bakso, nuget dan sosis serta olahan susu berupa keju, es krim dan susu pasteurisasi merupakan contoh HBAH yang mengajukan permohonan pemeriksaan karantina. Frekuensi dan volume pengiriman domestik HBAH dapat dilihat pada Grafik 29 dan 30. Frekuensi Daging Sapi Olahan Daging Unggas Olahan Olahan Daging Konsumsi dan pakan Olahan dari Susu Frekuensi Grafik 29. Frekuensi HBAH Domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015 Olahan Daging Konsumsi dan pakan, 7076 Olahan dari Susu, Daging Unggas Olahan, Daging Sapi Olahan, Grafik 30. Volume HBAH Domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 46

58 4. Benda Lain Semakin tumbuhnya industri peternakan di berbagai wilayah di Indonesia juga mendorong permintaan terhadap sarana produksi, salah satunya adalah vaksin. Vaksin untuk peternakan khususnya peternakan unggas merupakan MP Benda lain yang banyak diperiksa oleh petugas BBKP Soekarno Hatta sebelum dikirim ke berbagai wilayah di Indonesia. Begitu juga bahan diagnostik dan bahan biologik. Frekuensi dan Volume selengkapnya dapat dilihat pada Grafik 31 dan 32. Frekuensi Pakan Bahan Biologik Vaksin dan diagnostik Frekuensi Grafik 31. Frekuensi Benda Lain domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015 Pakan, 2622 Vaksin, Bahan Biologik dan diagnostik, Grafik 32. Volume Benda Lain domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 47

59 3.2. Uraian Data Operasional Karantina Hewan Proporsi Jenis Pelaksanaan Penilaian Instalasi Karantina berdasarkan jenis Hewan dan Produk Hewan. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 48

60 2. Proporsi Jenis Media Permohonan Pemeriksaan Karantina 3. Jumlah Jenis Dokumen Tindakan Karantina Hewan Tahun 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 49

61 Dokumen 4. Komposisi Jenis Permohonan Pemeriksaan Karantina Tahun ,000 Jenis Permohonan Pemeriksaan Karantina Berdasarkan Media Permohonan Tahun ,000 10,000 5,000 - E I K M PPK Manual 4,106 2,019 7,152 1,949 PPK Online 3,054 7,009 11, Frekuensi & Volume Ekspor Media Pembawa berdasarkan Negara Tujuan Peringkat 6 Besar. Media Pembawa Frekuensi Volume Negara Tujuan Sarang Burung Singapore, Vietnam, Hong Kong, Taiwan, Thailand, China, Germany, Cambodia, Australia, Slovenia, Japan, kamboja, Malaysia, Niger, South Korea, South Africa, Canada, United States of America, Macau, Netherlands, Poland, Philippines Anjing South Korea, Malaysia, Brazil, Philippines, Thailand, Japan, Switzerland, Germany, India, Singapore, United States of America, Denmark, Taiwan, Netherlands, France, Vietnam, Russian Federation, Spain, Myanmar, Belgium, Canada, Hungary, Italy, United Arab Emirate, Nepal, Bulgaria, South Africa, United Kingdom, Hong Kong, Latvia, Qatar, Cambodia, Sweden, Mexico, kamboja, Angola, China, Rwanda, Finland, Senegal, Portugal, Egypt, Greece, Norway, Czech Republic, Austria, Brunei Darussalam, Luxembourg, Romania, Serbia, Pakistan, Chile, Algeria, Bangladesh, Venezuela Kucing Philippines, Italy, Germany, Malaysia, Angola, Brunei Darussalam, South Africa, India, China, Singapore, Turkey, Netherlands, Romania, Canada, Thailand, Switzerland, United States of America, Hungary, Vietnam, Cambodia, Myanmar, United Kingdom, Sweden, Russian Federation, United Arab Emirates, Belgium, Denmark, France, Japan, South Korea, Greece, Oman, Pakistan, Algeria, Saudi Arabia, Taiwan, Austria, Spain, Norway Reptil Kecil yang termasuk Satwa Liar Lainnya Hong Kong, Japan, Czech Republic, Kyrgyzstan, United States of America, Netherlands, South Korea, Germany, Canada, Thailand, United Kingdom, Taiwan, France, Malaysia, Belgium, Spain, Russian Federation, Pakistan, Philippines Kulit Kambing Vietnam, China, Hong Kong, Philippines, Thailand, Italy, Germany, South Korea, Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 50

62 Jadi Cambodia, India Ular United States of America, Japan, Netherlands, Hong Kong, Canada, South Korea, France, Slovakia, United Kingdom, Czech Republic, Malaysia, Spain, Russian Federation, Germany, Thailand, Taiwan, Philippines, Kyrgyzstan Serangga Japan, Germany, Mexico, Czech Republic, Italy, United States of America 6. Frekuensi & Volume Impor Media Pembawa berdasarkan Negara Asal Peringkat 9 Besar. Media Pembawa Frekuensi Volume Negara Asal Kulit Sapi Jadi South Korea, Thailand, Vietnam, Taiwan, China, Hong Kong, Italy, United Kingdom, Turkey, United States of America, Pakistan, India, Portugal, Uruguay, Indonesia, France, Japan, Argentina, MESIR, Australia, New Zealand, Germany, Brazil, Virgin Islands (USA), North Korea, Spain, Israel, Poland, Slovakia, Bangladesh, Kenya, Virgin Islands (British), Ethiopia, Philippines Anjing Singapore, Malaysia, United States of America, United Kingdom, France, Indonesia, Thailand, South Korea, Germany, Slovakia, Czech Republic, Norway, Philippines, Spain, Lithuania, Australia, Japan, Vietnam, United Arab Emirates, Hungary, Italy, Netherlands, Hong Kong, Qatar, China, Egypt, India, Russian Federation, Poland, Serbia, Switzerland, Romania, Belarus, Taiwan, South Africa, Mexico, Brunei Darussalam, Canada, Cyprus, Portugal, Turkey, Finland, Kenya, Pakistan, Austria, Greece, Belgium, Ukraine, Slovenia, Kazakhstan, Croatia, Bulgaria, Bahrain, Brazil, Denmark, Bangladesh, Israel, Laos, Uganda, Myanmar Vaksin France, India, Italy, United States of America, Netherlands, Singapore, Brazil, Malaysia, South Korea, Germany, Mexico, Czech Republic, Hungary, Spain, Venezuela, Denmark, Australia, Netherlands Antilles, Romania, Netherlands, Czech Republic, Hungary, United States of America, Italy, Spain, Brazil, Venezuela, Germany, France, Mexico, Singapore, South Korea, Malaysia, India, Japan Daging Sapi Australia, United States of America, Austria, Japan Kulit Kambing Jadi South Korea, United Kingdom, Australia, Pakistan, India, Hong Kong, China, Italy, New Zealand, Malaysia, France, North Korea, Germany, Ethiopia, United States of America, Slovakia, Kenya, Uganda, Spain Kucing Australia, France, Saudi Arabia, Malaysia, Italy, Ukraine, Belgium, Uganda, Russian Federation, United States of America, Vietnam, Bahrain, China, Thailand, Japan, South Africa, Switzerland, Ireland, Poland, Brunei Darussalam, Brazil, Canada, Moldova, Spain, Germany, Belarus, Netherlands, Hungary, Czech Republic, India, United Kingdom, South Korea, Kazakhstan, Singapore, Jordan, Nigeria, Taiwan, United Arab Emirates, Norway, Oman, Myanmar, Iceland, Azerbaijan, Philippines, Hong Kong, Latvia, Venezuela, Mongolia Unggas Kecil yang termasuk Satwa Liar Lainnya Malaysia, Mali, Pakistan, Tanzania, Philippines, Belgium, Uganda, Turkey, Senegal Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 51

63 Ke33ju Italy, Australia, Netherlands, France, Denmark, Switzerland, Japan, United States of America, New Zealand, Austria Hasil Olahan Lainnya yang berasal dari Susu Switzerland, Australia, France, New Zealand, Netherlands, United States of America, Austria, Ireland, China, Brazil 3.4. Penyelenggaraan Laboratorium Kegiatan penyelenggaraan laboratorium berupa pemeriksaan media pembawa HPHK yang dilalulintaskan baik ekspor, impor maupun antar area. Sepanjang tahun 2015 laboratorium karantina hewan telah melakukan pemeriksaan terhadap media pembawa HPHK antara lain Anjing, Kucing, Unggas, Sapi, Kuda dan Burung. Pengujian yang dilakukan meliputi Uji ELISA Rabies, ELISA EIA, HA/HI, Uji PCR, RBT dan parasit darah. Secara ringkas hasil intersepsi terhadap sampel dari berbagai jenis media pembawa HPH/HPHK selama tahun 2015 selengkapnya tercantum pada tabel dibawah ini. Tabel 7. Kegiatan Laboratorium Karantina Hewan BBKP Soekarno HattaTahun 2015 No Jenis Pengujian Jumlah Sampel Keterangan 1 Elisa Rabies 1296 Akreditasi SNI ISO/IEC 17025: Elisa EIA 65 3 HA/HI AI PCR Parasit Darah 73 Secara detai kegiatan laboratorium karantina hewan sepanjang tahun 2015 terangkum pada laporan intersepsi HPH/HPHK bulanan laboratroium karantina hewan mulai bulan Januari s/d Desember 2015 lampiran 4. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 52

64 3.5. Pemantauan HPH/HPHK. Pemantauan daerah sebar HPHK yang dilakukan pada tahun 2015 ini menggunakan metode pengamatan status dan situasi HPHK secara tidak langsung dengan mengambil informasi dari instansi berwenang seperti BBVet/Balai Veteriner, dan Dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan di Propinsi, Kabupaten dan/atau Kota. Informasi status dan situasi HPHK yang telah diperoleh selanjutnya diverifikasi dan dikompilasi dalam bentuk Peta Status dan Situasi HPHK. Data yang diperoleh kemudian dilakukan tabulasi, verifikasi dan analisis kualitatif. Dari pengambilan data tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor, Kabupaten Subang dan BVet Subang hasil yang didapat data kasus kejadian penyakit Avian Influenza, Anthrax, Rabies, BVD, dan Brucellosis, sebagai berikut : Tabel 8. Rekapitulasi Data Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dan Balai Veteriner Subang Tahun No HPHK Dinas Prov. Jabar Bvet Subang Dinas Prov. Jabar Bvet Subang Dinas Prov. Jabar Bvet Subang 1 AI Anthrax Rabies BVD Brucellosis Dari data diatas dapat dilihat untuk kasus penyakit Avian Influenza terjadi peningkatan kasus cukup signifikan dalam kurun waktu tahun 2012 sd 2014 baik kasus yang terjadi yang dilaporkan oleh Dinas Prov. Jabar maupun BVet. Subang. Menurut data kasus penyakit anthrax pada Dinas Prov. Jabar sudah tidak terdapat kasus penyakit anthrax di tahun 2014 namun data tersebut berbeda dengan data Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 53

65 kasus penyakit Anthrax pada Bvet Subang yang tercatat dalam jumlah cukup besar di tahun 2014 yaitu sejumlah 167 kasus. Hal ini berbeda dengan kasus penyakit Rabies yang sudah tidak terdapat kasus di tahun Penyakit BVD menduduki jumlah kasus yang sangat besar di tahun 2014 sesuai data dari Bvet Subang sejumlah 729 kasus. Sama halnya dengan penyakit Brocellosis sejumlah 236 kasus sesuai data Dinas Prov. Jabar dan 243 kasus pada data Bvet Subang. Hasil data yang diperoleh oleh tim pemantauan BBKP Soekarno Hatta khususnya penyakit Avian Influenza dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 9. Data Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat tahun 2014 N O KABUPATE N/ KOTA JUMLA H LOKASI KASUS JENIS HEWAN MATI AK AB AA AL AB R DIAGNOSA IT ET PY METODA HASIL 1 BOGOR 1 17 Rapid Test 2 SUKABUMI Rapid Test 3 CIANJUR Rapid Test 4 BEKASI Rapid Test 5 SUBANG 1 1 Rapid Test Positif AI Positif AI Positif AI Positif AI Positif AI 6 MAJALENG KA 3 67 Rapid Test Positif AI 7 KUNINGAN Rapid Test 8 INDRAMAYU Rapid Test Positif AI Positif AI 9 KAB. BANDUNG 1 21 Rapid Test Positif AI 10 BANDUNG BARAT Rapid Test Positif AI 11 KOTA BANDUNG Rapid Test Positif AI 12 GARUT Rapid Test Positif AI Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 54

66 13 TASIKMALA YA 1 20 Rapid Test Positif AI 14 CIAMIS Rapid Test Positif AI 15 KOTA BANJAR Rapid Test Positif AI JUMLAH JUMLAH TOTAL Persentase kasus AI Jawa Barat Tahun 2014 : AK : Ayam Kampung : 24,8% AB : Ayam Bangkok : 0,089% AA : Ayam Arab : 0,1% AL : Ayam Layer : 64,7% AB : Ayam Broiler : 0,77% IT : Itik : 26,3% ET : Entok : 2,29% PY : Puyuh : 7,05% Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 55

67 Persentase Kematian Kasus AI Persentase Kematian Kasus AI Grafik 33. Persentase Kematian Kasus AI Jawa Barat Tahun 2014 Berdasarkan informasi tabel data sekunder dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Barat selama kurun waktu tahun 2014, kita dapat melihat bahwa terdapat 69 kasus unggas mati di Jawa Barat pada tempat yang berbeda dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan Rapid Tes AI dengan hasil Positif. Dari masing masing kasus kematian unggas menggambarkan bahwa kasus kematian tertinggi di Jawa Barat terjadi pada ayam layer sebesar 64,7% hal ini menunjukkan bahwa virus AI sangat patogen terhadap ayam layer, selanjutnya Itik 26,3%, dan ayam kampung 24,8%. Sedangkan unggas lainnya persentase kematian cukup kecil diantaranya burung puyuh 7,05%, entok 2,29%, ayam broiler 0,77%, ayam arab 0,1%, dan ayam Bangkok 0,089%. Dinas melakukan pemeriksaan berdasarkan laporan kejadian dari penduduk setempat. Misalnya untuk kasus kejadian ayam yang mati mendadak pada suatu populasi kemudian petugas datang dan melakukan pemeriksaan dengan rapid test. Demikian juga dengan kasus penyakit lainnya diperiksa berdasarkan laporan penduduk. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 56

68 Jumlah Kasus Kematian Unggas Karena AI Pada Kabupaten/Kota Jumlah Kasus Kematian Unggas Karena AI Grafik 34. Jumlah kasus Kematian AI Jawa Barat Tahun 2014 Penyakit AI pada unggas masih endemik di Indonesia. Saat ini penyakit tersebar di 32 Provinsi. Kejadiannya terus berlangsung, mengakibatkan kematian pada unggas, untuk wilayah Jawa Barat kasus kematian unggas sudah menyebar ke suluruh wilayah kabupaten di Jawa Barat, kasus tertinggi berada di Kab. Indramayu yang tersebar pada 29 desa. Selanjutnya diikuti Kabupaten Sukabumi sejumlah 10 desa, Kabupaten Kuningan sejumlah 10 desa dan Kabupaten Bandung Barat sejumlah 6 desa. Berdasarkan dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat tahun untuk kasus AI cenderung sama, tidak ada kenaikan kenaikan yang cukup signifikan. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 57

69 Peta I. Sebaran Avian Influenza di Jawa Barat Berdasarkan Pemeriksaan Rapid Tes Positif Tahun 2014 Gambar I. Sebaran Avian Influenza di Jawa Barat Berdasarkan Pemeriksaan Rapid Tes Positif Tahun 2014 Pada tahun anggaran 2015 Bidang Karantina Hewan memperoleh kegiatan dalam rangka Penguatan Operasional Karantina Pertanian dalam mendukung Peningkatan Produksi Pangan berupa kegiatan Perjalanan Pengamatan/Pemantauan Media Pembawa HPH/HPHK. Pengamatan/Pemantauan dilakukan terhadap pemasukan DOC (day old chicken) galur Grand Parent Stock/Parent Stock yang sedang menjalani masa karantina di instalasi milik swasta yang telah ditetapkan Kepala Badan Karantina Pertanian sebagai Instalasi Karantina. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pemantauan ini adalah ; Melihat ada/tidaknya indikasi keberadaan HPHK AI di daerah sebar karantina sehingga berdasarkan data penyakit AI yang terjadi di daerah sebar diharapkan dapat dibuat peta penyebaran penyakit AI dan mengetahui penerapan biosekuriti pada IKH DOC Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 58

70 BBKP Soekarno Hatta. Manfaat yang diharapkan dari kegiatan pemantauan ini adalah dapat memberikan informasi tentang status dan situasi Penyakit High Pathogenic Avian Influenza (AI) dan penyebarannya dari Unggas Pedaging Impor yang melalui UPT Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta serta mengetahui penerapan biosekuriti pada IKH DOC BBKP Soekarno Hatta, sehingga memberikan gambaran untuk masyarakat umum dan pemegang kebijakan sehingga dapat dijadikan bahan rekomendasi. Pemantauan dilakukan oleh Balai Besar Karantina Hewan Soekarno-Hatta terhadap 14 IKH DOC BBKP Soekarno Hatta yang tersebar di Provinsi Jawa Barat. Pengumpulan data-data menggunakan kuisioner sebagai perangkat untuk mengetahui penerapan terhadap biosecurity pada farm IKH dimaksud. Aspek yang ditanyakan dalam kuisioner meliputi isolasi, penerapan obat dan vaksin, kontrol lalu lintas dan sanitasi. Pengumpulan data dilakukan dengan mendatangi lokasi IKH DOC BBKP Soekarno Hatta. Metode wawancara langsung terhadap manajer IKH DOC, dokter hewan, dan pekerja kandang. Serta observasi terhadap IKH DOC terkait kondisi biosekuriti IKH DOC. Pada saat kegiatan, dilakukan pengambilan sampel swab kloaka untuk selanjutkan dilakukan uji laboratorium PCR AI di Laboratorium milik BBKP Soekarno-Hatta. Disamping itu diamati pula situasi HPHK AI dan kondisi penerapan biosecurity secara tidak langsung dengan mengambil informasi dari manajemen farm dalam bentuk kuisioner. Informasi status dan situasi HPHK yang telah diperoleh selanjutnya dikompilasi dan dijelaskan secara deskriptif. Semua IKH yang digunakan dalam kegiatan merupakan instalasi milik perusahaan peternakan swasta yang aktif melaksanakan impor pada tahun Peternakan ayam yang digunakan sebagai IKH pada kegiatan ini adalah tipe grandparent stock (GPS) dan parent stock (PS). FAO (2004) menyatakan bahwa peternakan dengan sistem industri yang terintegrasi dan level biosekuriti yang tinggi termasuk dalam peternakan sektor satu. Peternakan tipe ini bertujuan untuk memproduksi ayam yang kemudian dipasarkan secara komersial. Perusahaanperusahaan swasta pemilik IKH ini merupakan pemasok utama bibit ayam (DOC) final stock (FS) yang kemudian akan dipelihara oleh peternak. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 59

71 Sumber informasi kuisioner yang digunakan untuk kegiatan ini adalah personel IKH. Satu IKH mempunyai personel yaitu manajer, dokter hewan, dan pekerja kandang. Pada beberapa sampel IKH yang diambil hanya terdapat satu dokter hewan untuk beberapa IKH, hal ini karena merupakan kebijakan perusahaan tersebut untuk menempatkan satu dokter hewan untuk beberapa IKH. Penilaian tingkat biosekuriti IKH dilakukan dengan menggunakan checklist yang berisi pernyataan-pernyataan mengenai biosekuriti yang mencakup isolasi, kontrol lalu lintas, dan sanitasi. Terdapat total 21 pertanyaan yang mencakup isolasi, kontrol lalu lintas, dan sanitasi. Biosekuriti didefinisikan sebagai penerapan kontrol kesehatan dan usaha-usaha untuk mencegah tersebarnya agen infeksius baru ke dalam lingkungan. Isolasi merujuk kepada penempatan hewan di dalam lingkungan yang terkontrol. Kontrol lalu lintas sehubungan dengan biosekuriti mencakup lalu lintas keluar dari peternakan. Sanitasi merujuk kepada disinfeksi material maupun sarana prasarana di lingkungan peternakan. Berikut rekapitulasi hasil kuisioner kegiatan yang disampaikan dalam bentuk tabel : Tabel 10.. Manajemen Pemeliharaan DOC dalam skala peternakan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 60

72 Tabel 11. Manajemen Transportasi DOC 3.6. Kegiatan Lain-lain. A. Akreditasi SNI ISO/IEC ; 2008 Untuk mendukung terselenggaranya Sistem Manajemen Laboratorium perlu adanya sarana dan prasarana yang secara langsung berkaitan dengan Anggaran yang terencana dengan baik. Berdasarkan kegiatan Akreditasi SNI ISO/IEC : 2008 Laboratorium Karantina Hewan Soekarno telah melakukan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan Akreditasi SNI ISO/IEC : Kegiatan Akreditasi SNI ISO/IEC 17025;2008 yang telah dilakukan Laboratorium Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah : 1. Validasi Metode Elisa Rabies Platelia Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta berketetapan untuk melaksanakan sistem manajemen mutu laboratorium yang berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008. Sesuai dengan persyaratan Komite Akreditasi Nasional bahwa laboratorium pengujian yang terakreditasi harus mampu menjamin unjuk kerja/ performa laboratorium yang dapat dibuktikan dengan melakukan validasi Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 61

73 metode/verifikasi metode antar personel laboratorium. Laboratorium Karantina Hewan BBKP Soekarno Hatta akan melakukan penambahan ruang lingkup terhadap elisa Rabies dengan metode Elisa Rabies Platelia. Validasi metode/verifikasi metode antar personel laboratorium merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk mengetahui objektivitas hasil pengujian laboratorium dengan cara membandingkan hasil uji antar personel laboratorium dengan personel laboratorium lainnya dengan menggunakan contoh uji / spesimen dan metode uji yang sama serta waktu yang berbeda. Pada validasi /verifikasi metode tahun ini dilakukan untuk penambahan ruang lingkup pengujian yang akan diajukan yaitu ruang lingkup Elisa Rabies dengan Metode Elisa Rabies Platelia. Validasi/ Verifikasi Metode dilaksanakan oleh 5 personel Laboratorium. Adapun susunan peserta Validasi/ Verifikasi metode adalah sebagai berikut Tabel 12. Daftar Peserta Validasi/Verifikasi Metode No. Peserta Jabatan 1. Drh Heny Sulistiyowati Medik Veteriner 2. Drh Sri Idealti Purba Medik Veteriner 3. Drh Evie Setyani Medik Veteriner 4. Endang Setyasih Y A, A.Md Paramedik Veteriner 5. Lusi Adriani, A.Md Paramedik Veteriner 2. Uji Profisiensi Untuk memenuhi salah satu persyaratan SNI ISO/IEC 17025;2008, bahwa laboratorium harus melakukan uji profisiensi yang diselenggarakan oleh KAN sebagai bukti unjuk kerja laboratorium. Kegiatan profisiensi dilaksanakan minimal satu kali dalam setahun untuk semua parameter sesuai ruang lingkup pengujian selain itu bertujuan untuk pengendalian mutu terkait dengan pemantauan keabsahan pengujian. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 62

74 Sehubungan dengan pentingnya kegiatan tersebut Laboratorium Karantina Hewan ikut berpartisipasi uji profisiensi dengan lingkup pengujian RBT Brucella pada tanggal 26 Agustus 2015 dan Mikrobiologi TPC pada tanggal 31 Agustus 2015 yang diselenggarakan oleh BBUSKP dan lingkup pengujian HA/HI AI pada tanggal 30 Juni 2015 dan HA/HI ND pada tanggal 1 Juli 2015 yang diselenggarakan oleh Bbalitvet, Bogor. 3. Uji Banding Uji banding antar laboratorium adalah pengelolaan, unjuk kerja dan evaluasi pengujian atas bahan yang sama atau serupa oleh beberapa laboratorium yang berbeda sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, sebagai unjuk kerja personel dan memantapkan performance laboratorium serta memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan akreditasi. 1. Sebagai Penyelenggara Uji Banding Pada tanggal Februari 2015 Laboratorium Karantina Hewan Soekarno Hatta menyelenggarakan Uji Banding Elisa Rabies dengan metode Elisa Rabies Pusvetma dan Elisa Rabies Platelia yang diikuti oleh enam laboratorium veteriner lainnya yaitu, Laboratorium KH BBKP Surabaya, BKP Kelas I Cilegon, Dinas Pertanian dan Perikanan DKI Jakarta, BBUSKP, BBVet Subang. Hasil dari Uji Banding setelah dilakukan pengolahan data dinyatakan bahwa Laboratorium Karantina Hewan dengan laboratorium veteriner lainnya tidak berbeda nyata. Kegiatan ini menggunakan anggaran DIPA tahun 2015 dan diikuti oleh enam laboratorium termasuk laboratorium BBKP Soekarno-Hatta. 2. Sebagai Peserta Uji Banding Elisa Rabies Pusvetma dan Pewarnaan Giemsa Terhadap Trypanosoma sp pada tanggal 12 November 2015 diselenggarakan oleh BBKP Makassar RBT Brucella pada tanggal 5 November 2015 diselenggarakan oleh BKP kelas II Palangkaraya HA/HI AI dan ND pada tanggal 19 November 2015 diselenggarakan oleh BKP Kelas I Palembang Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 63

75 Deteksi Mycobacterium avium subsp. Paratuberculosis dengan metode PCR pada tanggal 1-2 Desember 2015 diselenggarakan oleh BBUSKP Elisa Rabies Pusvetma dan HA/HI AI pada tanggal Desember oleh BKP Kelas I Balikpapan. 4. Audit Internal Laboratorium harus secara periodik, dan sesuai dengan jadwal serta prosedur yang telah ditetapkan melakukan audit internal untuk memverifikasi kegiatan berlanjut sesuai dengan persyaratan standard sistem manajemen mutu berdasarkan SNI ISO/IEC 17025;2008. Kegiatan audit internal laboratorium dilakukan bersamasama dengan laboratorium karantina tumbuhan dilaksanakan pada tanggal Oktober Kaji Ulang Manajemen Kaji ulang manajemen dilakukan untuk menentukan kesesuaian, kecukupan dan efektifitas penerapan sistem manajemen mutu sehingga mencapai sasaran yang ditetapkan. Agar sistem berjalan sesuai dengan panduan mutu yang telah ditetapkan, maka Laboratorium BBKP Soekarno Hatta melakukan Kaji Ulang Manajemen secara rutin setiap tahunnya. Pada tahun 2015 Kaji ulang Manajemen dilaksanakan pada tanggal November B. Studi Banding Dalam rangka meningkatkan referensi penerapan sistem manajemen mutu dan untuk mengaplikasikannya dalam kegiatan pengujian dilaksanakan kegiatan studi banding. Studi banding tahun 2015 dilaksanakan ke beberapa tempat yaitu: a. BBVet Denpasar dan BKP kelas I Denpasar pada tanggal Agustus 2015 b. BBVet Wates pada tanggal Agustus 2015 c. BBKP Surabaya pada tanggal September 2015 d. BBVet Medan pada tanggal 5-7 Oktober 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 64

76 C. Kalibrasi Alat Semua peralatan untuk melakukan pengujian telah dilakukan kalibrasi guna menjamin akurasi atau keabsahan hasil pengujian. Data alat yang telah dikalibrasi ada pada lampiran 5. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 65

77 BAB IV KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA TUMBUHAN 4.1. Kegiatan Pemeriksaan Karantina Tumbuhan A. Gambaran Umum Bidang Karantina Tumbuhan telah melaksanakan tugasnya dalam pemberian pelayanan operasional karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati nabati, dan sarana teknik, serta pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyelenggaraan perkarantinaan tumbuhan menggunakan sumber dana yang teralokasi dalam DIPA BBKP Soekarno Hatta Tahun Anggaran Pemberian pelayanan operasional karantina tumbuhan yang meliputi pelayanan kegiatan karantina tumbuhan impor, ekspor dan antar area dilaksanakan di 28 tempat pemasukan dan pengeluaran. Pelaksanaan kegiatan operasional karantina tumbuhan dilaksanakan dengan tindakan 8 P yaitu Pemeriksaan, Penahanan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan. Dalam pemberian pelayanan operasional karantina tumbuhan, Bidang Karantina Tumbuhan sudah menerapkan standar pelayanan publik. Pengawasan keamanan hayati nabati dilakukan terhadap (1) pemasukan agensia hayati yang mengacu pada Keputusan Menteri Pertanian No. 411/Kpts/TP.120/6/1995 tentang Pemasukan Agens Hayati Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia dan (2) keamanan pangan segar asal tumbuhan yang mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian No. 88/Permentan/PP.340/12/2011 tentang Pengawasan Keamanan Pangan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pangan Segar Asal Tumbuhan. Dalam rangka pemberian pelayanan operasional karantina tumbuhan dan Pengawasan keamanan hayati nabati tersebut, Bidang Karantina Tumbuhan didukung oleh jumlah sumberdaya manusia sebanyak 60 orang (3 struktural, 14 POPT Ahli dan 4 POPT Ahli Tugas Belajar, 30 POPT Terampil, 2 PMHP dan 7 tenaga Fungsional Umum), Laboratorium, instalasi karantina tumbuhan dan sarana pendukung lainnya. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 66

78 Laboratorium Karantina Tumbuhan sudah dapat melakukan pengujian terhadap organisme pengganggu tumbuhan karantina jenis virus, bakteri, phytoplasma, cendawan, nematoda, moluska, gulma, serangga, dan tungau. Untuk dua ruang lingkup pengujian yaitu Elisa Test terhadap Clavibacter michiganensis pv. michiganensis (CMM) dan Pseudomonas syringae pv. syringae (PSS) sudah mendapat akreditasi dari KAN (Komite Akreditasi Nasional). Pada tahun 2015 ini Laboratorium Karantina Tumbuhan telah mengusulkan penambahan dua ruang lingkup pengujian yaitu Pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR) pada Pseudomonas syringae pv. syringae (PSS), dan pengujian nematoda Aphelenchoides besseyii pada padi. Hasil intersepsi laboratorium karantina tumbuhan selama tahun 2015 telah menemukan sebanyak 11 jenis organisme pengganggu tumbuhan karantina pada 15 jenis media pembawa. Dewasa ini lalu-lintas media pembawa OPTK semakin meningkat baik jenis media pembawanya ataupun frekuensinya, perkembangan teknologi pengujian semakin meningkat, maka kemampuan pengujian laboratorium karantina tumbuhan harus selalu ditingkatkan. B. Kegiatan Sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan Karantina Tumbuhan Kegiatan sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan Karantina Tumbuhan meliputi kegiatan Karantina Tumbuhan Impor, ekspor, Antar Area Masuk dan Antar Area Keluar. Data Kegiatan Sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan Karantina Tumbuhan tersaji dalam tabel 1. Pada tahun 2015 frekuensi kegiatan sertifikasi dan operasional pemeriksaan karantina tumbuhan di BBKP Soekarno Hatta adalah kali. Frekuensi tersebut meningkat 29,86 % ( kali) dibandingkan dengan frekuensi tahun 2014 yang lalu yaitu kali. Kegiatan Sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan Karantina Tumbuhan di BBKP Soekarno Hatta paling banyak adalah Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar ( kali), disusul secara berurut oleh Kegiatan Karantina Tumbuhan Ekspor ( kali), Kegiatan Karantina Tumbuhan Impor (4.958 kali) dan Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk (11 kali). Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 67

79 KALI Frekuensi Kegiatan Sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan Karantina Tumbuhan tersaji dalam Grafik. Volume impor media pembawa OPTK pada tahun 2015 adalah ,93 kilogram, batang, ,50 kemasan, ,85 M3, ekor dan 435 botol. Grafik 35. Frekwensi Kegiatan Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta ,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5, ,130 4,958 13,359 15, ,086 28,855 Impor Ekspor Antar Area Masuk Antar Area Keluar Impor Ekspor Antar Area Masuk Antar Area Keluar Tahun ,130 13, ,086 Tahun ,958 15, ,855 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 68

80 1. Kegiatan Karantina Tumbuhan Impor Pada tahun 2015 frekuensi pemasukan/impor media pembawa OPTK melalui BBKP Soekarno Hatta adalah sebanyak kali. Frekuensi tersebut menurun 3,35 % (172 kali) dibandingkan dengan frekuensi tahun 2014 yang lalu yaitu kali. Dalam kegiatan impor tersebut frekuensi media pembawa yang paling banyak masuk adalah hasil tanaman hidup (2.891 kali), kemudian disusul secara berurut oleh pemasukan hasil tanaman mati (1.829 kali), benih (236 kali) dan benda lain (2 kali) (Lihat Grafik 2.). Volume impor media pembawa OPTK pada tahun 2015 adalah ,16 kilogram, batang, 625,13 M3, ekor dan 435 botol. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 69

81 KALI 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Benih 236 3,015 Hasil Tanaman Hidup 2,891 1,808 Hasil Tanaman Mati 1,829 Benda Lain Tahun ,015 1,808 3 Tahun ,891 1, Grafik 36. Frekuensi Kegiatan Karantina Tumbuhan Impor BBKP Soekarno Hatta Kegiatan Karantina Tumbuhan Ekspor Pada tahun 2015 frekuensi ekspor media pembawa OPTK ke luar negeri melalui BBKP Soekarno Hatta adalah sebanyak kali. Frekuensi tersebut meningkat 3,35 % (1.846 kali) dibandingkan dengan frekuensi tahun 2014 yang lalu yaitu ,00 kali. Dalam kegiatan ekspor tersebut frekuensi media pembawa yang paling banyak masuk adalah hasil tanaman hidup ( kali), kemudian disusul secara berurut oleh pemasukan hasil tanaman mati (1.314 kali), benih (756 kali) dan benda lain (20 kali) (Lihat Grafik 3.). Volume ekspor media pembawa OPTK pada tahun 2015 adalah ,30 kilogram, ,00 batang, 0,50 kemasan, ,72 M3. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 70

82 KALI 14,000 13,115 12,000 10,000 8,901 8,000 6,000 3,567 4, ,314 2, Benih Hasil Tanaman Hasil Tanaman Benda Lain Hidup Mati Tahun ,901 3,567 4 Tahun ,115 1, Grafik 37. Frekuensi Kegiatan Karantina Tumbuhan Ekspor BBKP Soekarno Hatta Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk Pada tahun 2015 frekuensi kegiatan karantina tumbuhan antar area masuk media pembawa OPTK dari Area Lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia yang dilaporkan di BBKP Soekarno Hatta adalah sebanyak 11 kali. Frekuensi tersebut menurun 35,29 % (6 kali) dibandingkan dengan frekuensi tahun 2014 yang lalu yaitu 17 kali. Dalam kegiatan karantina antar area masuk tersebut frekuensi media pembawa yang paling banyak masuk adalah benih (8 kali), kemudian disusul secara berurut oleh pemasukan hasil tanaman mati (2 kali), dan hasil tanaman hidup (1 kali) (Lihat Grafik 37.). Volume kegiatan karantina tumbuhan antar area masuk media pembawa OPTK pada tahun 2015 adalah 1.228,60 kilogram dan 14,00 batang. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 71

83 KALI Benih Hasil Tanaman Hasil Tanaman Benda Lain Hidup Mati Tahun Tahun Grafik 38. Frekuensi Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk BBKP Soekarno Hatta Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar Pada tahun 2015 frekuensi kegiatan karantina tumbuhan antar area keluar media pembawa OPTK ke Area Lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia melalui BBKP Soekarno Hatta adalah sebanyak kali. Frekuensi tersebut meningkat 19,80 % (4.769 kali) dibandingkan dengan frekuensi tahun 2014 yang lalu yaitu ,00 kali. Dalam kegiatan karantina tumbuhan antar area keluar tersebut frekuensi media pembawa yang paling banyak keluar adalah hasil tanaman hidup ( kali), kemudian disusul secara berurut oleh pengeluaran hasil tanaman mati (9.361 kali), dan benih (2.401 kali) (Lihat Grafik 5.). Volume kegiatan karantina tumbuhan antar area keluar media pembawa OPTK pada tahun 2015 adalah ,87 kilogram, ,00 batang dan ,00 kemasan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 72

84 KALI Grafik 5. Frekuensi Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar 20,000 10, ,998 Benih 2,401 13,134 Hasil Tanaman Hidup 17,093 8,954 Hasil Tanaman Mati 9,361 Benda Lain Tahun ,998 13,134 8,954 0 Tahun ,401 17,093 9, Grafik 39. Frekuensi Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015 C. Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 1. Kegiatan Laboratorium OPTK Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta merupakan sarana kegiatan pengujian berupa deteksi, identifikasi dan diagnostik dimana hasil pelaksanaan pengujian tersebut merupakan tahapan penting dalam mendukung keputusan setiap pemasukan dan pengeluaran lalu lintas komoditas tumbuhan yang melalui Bandara Soekarno Hatta. Pengujian adalah penentuan satu atau lebih karakteristik dari suatu obyek penilaian menurut prosedur. Prosedur sendiri adalah cara tertentu untuk melaksanakan suatu kegiatan atau proses. Pengujian biasanya berlaku untuk bahan, produk atau proses menurut prosedur. Kegiatan pelayanan pengujian dan laboratorium secara umum adalah untuk memenuhi standarisasi, dimana segala jenis bahan, produk, dan proses adalah sesuai dengan standar tertentu yang ditetapkan untuk menjaga kualitas dan keberterimaan suatu produk/jasa di masyarakat/konsumen. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 73

85 Dalam melaksanakan pengujian, Laboratorium BBKP Soekarno-Hatta selalu berusaha memberikan jaminan akurasi hasil uji, salah satu cara yang ditempuh adalah dengan menerapkan sistem manajemen mutu laboratorium SNI ISO/IEC 17025:2008. Beberapa kegiatan harus dilaksanakan oleh laboratorium guna memenuhi standar yang telah ditetapkan sesuai SMM Laboratorium 17025:2008. Adapun kegiatan kegiatan dimaksud dan telah dilaksanakan oleh Laboratorium Karantina Tumbuhan adalah sebagai berikut: a. Verifikasi metode dan validasi personel. Validasi adalah konfirmasi melalui pengujian dan pengadaan bukti yang obyektif bahwa persyaratan tertentu untuk suatu maksud khusus dipenuhi. Verifikasi metode dilakukan untuk memastikan bahwa metode pengujian dimaksud merupakan metode uji yang efektif digunakan dalam pengujian sedangkan validasi personel diperlukan untuk memastikan serta memelihara kompetensi personel dalam melakukan pengujian. Tahapan pelaksanaan adalah sebagai berikut: Tahap persiapan dan penyusunan Tim pelaksana kegiatan. Tahap persiapan antara lain meliputi : penyediaan sampel uji validasi yang seragam, penyediaan bahan uji validasi sesuai dengan metoda uji yang akan divalidasi. Tahap pelaksanaan validasi: dilaksanakan pada masing-masing laboratorium pelaksana validasi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Tahap pengolahan data hasil validasi: data hasil validasi metoda yang diperoleh dari masing-masing laboratorium pelaksana, diolah dan dianalisis oleh pengelola validasi kemudian di bahas dalam rapat internal untuk menyimpulkan hasil validasi laboratorium Karantina Tumbuhan. Tahap pelaporan : tahap ini merupakan tahap akhir dari kegiatan validasi. Validasi/ verifikasi metode dilaksanakan oleh personel laboratorium Karantina Tumbuhan dengan rincian kegiatan sebagai berikut: Verifikasi metode PCR dan validasi personel untuk deteksi Pss dan Cmm Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 74

86 Verifikasi metode Baerman Funnel dan validasi personel untuk deteksi dan identifikasi nematoda Aphelenchoides besseyi Validasi personel menggunakan Uji ELISA terhadap Pss menggunakan teknik Indirect ELISA dan uji ELISA terhadap Cmm menggunakan teknik Direct ELISA b. Uji Banding Uji banding merupakan rangkaian kegiatan untuk membandingkan hasil uji suatu sampel laboratorium yang satu dengan laboratorium sejenis lainnya dengan metode pengujian yang sama, setara, atau dengan metode yang lebih canggih, dalam rangka mendeteksi dan mengidentifikasi OPT/OPTK. Kegiatan ini dimaksudkan agar kompetensi personel laboratorium akan tetap terpelihara sehingga dapat melakukan pengujian dengan akurasi hasil yang dapat dipertanggungjawabkan Kegiatan ini meliputi unjuk kerja terhadap pengujian OPTK Pss, Cmm dengan menggunakan metode Elisa test dan PCR serta deteksi dan identifikasi Aphelenchoides besseyi dengan metode Baerman Funnel. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: Tahap persiapan antara lain meliputi : penyediaan sampel uji banding yang seragam, penyediaan bahan uji banding, dan uji homogenitas. Tahap pengiriman sampel dan bahan uji banding ke masing-masing laboratorium pelaksana. Tahap pelaksanaan uji banding : dilaksanakan pada masing-masing laboratorium pelaksana uji banding secara serentak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh laboratorium BBKP Soekarno Hatta sebagai penyelenggara uji banding. Tahap pengolahan data dan pelaporan hasil uji banding : data hasil uji banding yang diperoleh dari masing-masing laboratorium pelaksana, diolah dan dianalisis oleh pengelola uji banding kemudian di bahas dalam rapat internal untuk menyimpulkan hasil uji banding laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 75

87 Kegitan uji banding laboratorium karantina Tumbuhan ( sebagai penyelenggara) dilaksanakan pada bulan Pebruari 2015 dan diikuti oleh 7 (tujuh) laboratorium sebagai peserta. Hasil uji banding dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 13. Hasil Uji Banding Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta Waktu pelaksanaan (tgl. Bln, tahun) Parameter Uji Banding Lab. Peserta Hasil Uji Banding Lab Peserta Februari 2015 Aphelenchoides besseyi BBUSKP Memuaskan BBKP Tanjung Priok Memuaskan BBKP Makasar Memuaskan BBKP Surabaya Memuaskan BKP Denpasar Memuaskan BKP Palembang Memuaskan Februari 2015 Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis BBUSKP BBKP Tanjung Priok Memuaskan Memuaskan BBKP Makasar Memuaskan BBKP Surabaya Memuaskan BKP Palembang Memuaskan BKP Denpasar Memuaskan BBKP Medan Februari 2015 Pseudomonas syringae pv.syringae BBUSKP BBKP Tanjung Priok Memuaskan Memuaskan BBKP Makasar Memuaskan BBKP Surabaya Memuaskan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 76

88 BKP Palembang BKP Denpasar Memuaskan Memuaskan BBKP Medan Dari hasil kegiatan uji banding dapat disimpulkan bahwa unjuk kerja serta kompetensi personel laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta masih terpelihara dengan baik. Selain sebagai penyelenggara, laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta juga berpartisipasi sebagai peserta uji banding yang diselenggarakan oleh laboratorium lain seperti tertera pada Tabel 3. Tabel 14. Partisipasi Laboratorium Karantina Tumbuhan sebagai Peserta Uji Banding yang Diselenggarakan Laboratorium Lain. NO. PENYELEN GGARA UJI BANDING RUANG LINGK UP METODE PENGUJIA N WAKTU PELAKSA NAAN ANALIS PENYE LIA 1 BKP Kelas II Pangkalpinan g Triboliu m castaneu m Direct inspection Pebruari 2015 S. Mona Astrid S., S.Si Ratih K, SP. M.Si 2 BKP Kelas I Jambi Helminth osporiu m solani Araeceru s fascicula tus Direct inspection Direct inspection April Nov 2015 Mila seri Rezeki, SP Dewi Susanti, SP Juwarti, SP Ratih K, SP. M.Si 3 BBKP Tanjung priok Lalat buah Helmintos porium solani Direct inspection Direct inspection Mei Mei 2015 Ratih K, SP. M.Si Juwarti, SP Iman Suryaman, SP, M.Si Dra. Endang Winarni Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 77

89 Panonychu s citri Direct inspection Mei 2015 Davit Dariansyah, SP Agusman Jaya, SP, M.Si SLRSV TAS ELISA Mei 2015 Dewi Susanti, SP Sri Setiyawati, S.Si, M.Si Pantoea stewartii Coumpound, ELISA Mei 2015 S. Mona Astrid Sibarani, S.Si Morisa Purba, SP, M.Si 4 BBUSKP Trogode rma granariu m (uji profisien si ) Direct inspection 27 Agustus 2015 Aprilyani, SP Ratih K, SP. M.Si Aphelenc hoides besseyi Direct inspection September 2015 Davit Dariansyah, SP Juwarti, SP 5 BKP Kelas I Mataram Bactroce ra sp Direct inspection Mei 2015 Dewi Susanti, SP Ratih K, SP. M.Si 6 BKP Kelas II Tanjung pinang Triboliu m castaneu m Direct inspection Mei 2015 Dewi Susanti, SP Ratih K, SP. M.Si Araecerus fasciculatu s Hypothene mus hampei 7 BKP Kelas I Denpasar Sitophilus oryzae Tribolium sp Direct inspection September 2015 Mila seri Rezeki, SP Ratih K, SP. M.Si Rhizophert a domonica Oryzaephil us sp Globode Parineal Davit Aprilyan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 78

90 ra rostochie nsis pattern September 2015 Dariansyah, SP i, SP Ahasverus advena Araecerusf asciculatus 8 BBKP Makassar Cryptolest es ferrugineu s Carpophil us dimidiatus Oryzaephil us surriname nsis Direct inspection September 2015 Mila seri Rezeki, SP Ratih K, SP. M.Si Tribolium castaneum Alternaria alternata Curvularia lunata Ephelis oryzae Direct inspection September 2015 Mila seri Rezeki, SP Juwarti, SP 9 BKP Kelas I Palembang TuMV ELISA test Oktober 2015 Aprilyani, SP Sri Setiyawati, S.Si, M.Si 10 BKP Kelas II Palagkaraya Lethal Yellowing PCR 20-Nov-15 Sri Setiyawati, S.Si, M.Si Dra. Endang Winarni 11 BKP Kelas I Pontianak Alfalfa mosaic virus (AMV) ELISA test November 2015 Aprilyani, SP Morisa Purba, SP, M.Si Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 79

91 c. Kalibrasi alat. Peralatan laboratorium merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Untuk itu alat perlu dipelihara dan dikalibrasi sacara teratur. Kalibrasi dalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Setiap instrumen ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai terbukti melalui kalibrasi dan atau pengujian bahwa instrumen ukur tersebut memang baik. Tahun 2015 alat alat laboratorium KT telah dikalibrasi dan diutamakan alat-alat untuk pengujian yang termasuk dalam ruang lingkup akreditasi yaitu alat untuk pengujian dengan menggunakan metode ELISA test, PCR dan baerman funnel. d. Bahan Pengujian Laboratorium. Selain alat uji, ketersediaan bahan pengujian di laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta juga merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pengujian. Pengadaan bahan laboratorium diharapkan dapat menjadi fasilitas dalam melakukan fungsi laboratorium dalam mendukung kegiatan pemeriksaan fisik dalam mendeteksi dan mengidentifikasi OPT/OPTK yang terbawa oleh media pembawa. 2. Kegiatan Laboratorium Keamanan Hayati Nabati Dewasa ini tuntutan mutu dan keamanan pangan seperti pangan yang berkualitas, pangan yang sehat untuk dikonsumsi, pangan yang tidak mengandung cemaran baik cemaran biologi ataupun cemaran kimia merupakan suatu kebutuhan. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 80

92 Keputusan yang diambil harus berdasarkan bukti ilmiah (Scientific Justification) yang kuat. Pengujian laboratorium dengan menggunakan peralatan yang mampu mendeteksi adanya cemaran dalam waktu cepat sangat diperlukan. Laboratorium Pangan Segar Asal Tumbuhan yang dimiliki oleh Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta sudah memiliki peralatan untuk deteksi residu pestisida, logam berat, mikotoksin dan cemaran biologi. Peralatan tersebut adalah: a) Atomic Absorption Spectrofotometer (Untuk Pengujian Logam Berat) b) High Performance Liquid Chromatography (Untuk Pengujian Logam Berat, Residu Pestisida, dan Formalin) c) Gas Chromatography (Untuk Pengujian Residu Pestisida) d) Polymerase chain reaction (PCR) untuk pengujian kandungan E. coli dan Salmonella spp Bahan uji yang dimiliki oleh Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta adalah 50 bahan standar untuk pengujian cemaran seperti yang tercantum dalam permentan 88 Tahun Sumber daya manusia yang mampu menjalankan laboratorium keamanan pangan segar asal tumbuhan 2 (dua) orang. Saat ini satu orang petugasnya sedang mengambil program Strata S2 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Kegiatan laboratorium pangan segar asal tumbuhan di Laboratorium PSAT, Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta pada tahun 2015 tidak ada, karena tenaga pengujinya sedang pendidikan. Pengujian Pangan Segar Asal Tumbuhan yang masuk melalui BBKP Soekarno Hatta pada tahun ini, khususnya yang berasal dari negara-negara yang belum mendapatkan pengakuan dari Badan Karantina Pertanian menggunakan laboratorium pihak ketiga yaitu PT. Angler di Surabaya. Berdasarkan rekapitulasi data pengawasan keamanan pangan segar asal tumbuhan tahun 2015 yang tertera pada Tabel 4. menunjukkan bahwa PSAT yang masuk melalui BBKP Soekarno Hatta lebih banyak dari negara-negara yang sudah mendapatkan pengakuan dari Badan Karantina Pertanian seperti Australia, USA, Selandia Baru dan Kanada dibandingkan dari negara yang belum mendapatkan pengakuan. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 81

93 D. Kegiatan intersepsi OPT/OPTK Laboratorium Karantina Tumbuhan terdiri dari delapan (8) unit laboratorium yaitu: laboratorium mikologi, laboratorium entomologi, laboratorium biomolekuler, laboratorium virologi, laboratorium bakteriologi, laboratorium nematologi, laboratorium Gulma. Masing masing laboratorium melayani pengujian untuk deteksi dan atau identifikasi OPT/OPTK sesuai target pengujian. Dalam tahun 2015 ini Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta menerima 468 permohonan pengujian, jumlah ini meningkat sekitar 30 % dibanding penerimaan permohonan pengujian pada tahun 2014 sebanyak 320 permohonan pengujian. Jenis-jenis komoditas yang diuji di laboratorium Karantina Tumbuhan Tahun 2015 adalah: Padi, jagung, kedelai, strawberi, bibit krisan, bibit lilium, benih cabe, tomat, rasberi, tembakau, terong, tomat, bunga kol, dll. Pengujian untuk mendeteksi dan atau identifikasi dilakukan dengan menggunakan metode Blotter test, Washing test, Growing on test untuk identifikasi Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 82

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2014 / LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2014 BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO HATTA TAHUN 2015 Gedung Karantina Pertanian Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta Telepon

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO HATTA 2017 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN 1.1 Kondisi Umum 1 2. TUJUAN 1 3. INFORMASI KINERJA 3.1 Karakteristik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Tahunan 2014 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta

KATA PENGANTAR. Laporan Tahunan 2014 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta KATA PENGANTAR Pembangunan sektor pertanian dari masa ke masa semakin besar tantangannya baik yang diakibatkan kendala dari dalam negeri maupun dari dunia internasional. Kendala dari dalam yang secara

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin menyusun Rencana Kerja Tahunan untuk Tahun Anggaran 2018. Rencana Kerja Tahunan Balai Karantina

Lebih terperinci

BBKP Soekarno-Hatta [RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019] RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 s/d 2019

BBKP Soekarno-Hatta [RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019] RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 s/d 2019 RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 s/d 2019 BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO HATTA TAHUN 2015 1 KATA PENGANTAR Sesuai kebijakan strategis yang telah dituangkan pada Rencana Strategis Badan Karantina

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Bagian Perancanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian

TIM PENYUSUN. Bagian Perancanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian i PEDOMAN PELAPORAN BADAN KARANTINA PERTANIAN Bagian Perencanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 i TIM PENYUSUN Bagian Perancanaan Sekretariat

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015 s/d 2019

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015 s/d 2019 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015 s/d 2019 BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO HATTA TAHUN 2015 B a l a i B e s a r K a r a n t i n a P e r t a n i a n S o e k a r n o H a t t a 1 DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS

PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS tangguhterpercaya Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN TANJUNG PRIOK Disampaikan dalam acara Sosialisasi di wilker Kantor

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018

ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018 ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018 Banun Harpini Kepala Badan Karantina Pertanian Realisasi Anggaran Per Kegiatan TA 2017 (Per 29 Mei 2017 - jam 9.00) No Kegiatan Pagu Total Realisasi Total

Lebih terperinci

Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017

Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017 Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017 SERAPAN ANGGARAN (Rp) URAIAN 2016 2015 Sebelum Sesudah di Kurangi Penghematan *) Blokir *) PAGU (Rp) 749.498.063.000 894.424.353.000 859.424.353.000

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) :

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) : BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Identitas Perusahaan Nama Perusahaan : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) 8673997 Email Contact Person

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIN ) TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIN ) TAHUN ANGGARAN 2015 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIN ) TAHUN ANGGARAN 2015 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON KATA PENGANTAR Puji dan syukur mari kita panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 43/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA STANDAR BALAI BESAR UJI STANDAR KARANTINA PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 43/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA STANDAR BALAI BESAR UJI STANDAR KARANTINA PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 43/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA STANDAR BALAI BESAR UJI STANDAR KARANTINA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015 RKT Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015 Badan Karantina Pertanian 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan program dan kegiatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian merupakan institusi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati dengan visi Menjadi Pusat

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SAMARINDA

RENCANA STRATEGIS STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SAMARINDA RENCANA STRATEGIS STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SAMARINDA 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan berbagai sumber daya alam hayati hewani dan sumberdaya alam nabati dengan

Lebih terperinci

RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam hal peningkatan daya

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Identitas Perusahaan Nama Perusahaan : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) 8673997 Email Contact Person

Lebih terperinci

PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN

PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN Motto BKP Kelas I Banjarmasin Bersama Anda melindungi negeri... Kata Pengantar Kilas Balik Visi & Misi Tugas Pokok & Fungsi Tujuan Karantina Struktur

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/PERMENTAN/KR.100/3/2017 TENTANG TATA CARA TINDAKAN KARANTINA HEWAN DAN TUMBUHAN TERHADAP PEMASUKAN DAN PENGELUARAN MEDIA PEMBAWA DI PUSAT LOGISTIK

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II MEDAN RENSTRA

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II MEDAN RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II MEDAN RENSTRA 2015-2019 Tahun 2016 KATA PENGANTAR Dalam rangka pencapaian target pembangunan pertanian dan sesuai peraturan Menteri Pertanian Nomor 15/Permentan/RC.110//1/2010

Lebih terperinci

RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM

RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM RENSTRA 2015-2019 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM \ BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Rencana Strategis 2015 2019 KATA PENGANTAR Rencana Strategis

Lebih terperinci

BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO HATTA

BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO HATTA BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO HATTA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 31 Mei 2017

Revisi ke 02 Tanggal : 31 Mei 2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.12-/216 DS9275-658-42-941 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.01-0/2013 DS 5903-0340-5288-0144 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2013 Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, drh. Sujarwanto, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2013 Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, drh. Sujarwanto, MM NIP KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani (PKH Kehani) 2014 merupakan salah satu keharusan unit kerja Badan Karantina Pertanian (Barantan) sebagai salah

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN BANDAR UDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN RKT (Rencana Kinerja Tahunan) TA 2015 PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam hal peningkatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015

PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015 PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016 MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN Meningkatkan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi dalam negeri

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan

Rencana Kinerja Tahunan Rencana Kinerja Tahunan PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI TA. 2015 BADAN KARANTINA PERTANIAN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER BAB I PENDAHULUAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang KATA PENGANTAR Dengan Mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015 Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang telah selesai disusun.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS EKSPOR

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS EKSPOR STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS EKSPOR A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Sertifikasi Kesehatan Ikan Untuk Lalulintas Ekspor NO KOMPONEN URAIAN 1. Dasar Hukum 1. Undang-Undang

Lebih terperinci

LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN 2017

LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN 2017 LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN Lampiran Matrik Kinerja TA. (Kegiatan dan Target) PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA LOKASI 2 4 5 6 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERKARANTINAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perkarantinaan hewan

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 Kepala Pusat, Suharyono

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 Kepala Pusat, Suharyono KATA PENGANTAR Laporan Bulanan Kinerja Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian bulan Maret 2016 ini melaporkan tentang realisasi pelaksanaan kegiatan pada Pusat PVTPP, meliputi kinerja serapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, Instruksi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR SERTA SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS DOMESTIK KELUAR

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS DOMESTIK KELUAR STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS DOMESTIK KELUAR A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Sertifikasi Kesehatan Ikan Dan Produk Perikanan Untuk Lalulintas Domestik Keluar NO KOMPONEN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN KOTA PEKANBARU DENGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 2 BAB II SUSUNAN ORGANISASI 2 BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN 3 BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL 4

DAFTAR ISI BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 2 BAB II SUSUNAN ORGANISASI 2 BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN 3 BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL 4 D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI i BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 2 BAB II SUSUNAN ORGANISASI 2 BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN 3 BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL 4 A. BIRO PERENCANAAN 5 1. Bagian Penyusunan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-18.12-/215 DS33-9596-64-778 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH, BIBIT TERNAK, DAN TERNAK POTONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 619/Kpts/PD.140/12/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KARANTINA HEWAN MENTERI PERTANIAN,

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 619/Kpts/PD.140/12/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KARANTINA HEWAN MENTERI PERTANIAN, 285 SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 619/Kpts/PD.140/12/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KARANTINA HEWAN MENTERI PERTANIAN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan daya guna

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN PROSEDUR PENYUSUNAN RKA-KL dan DIPA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN

LEMBAR PENGESAHAN PROSEDUR PENYUSUNAN RKA-KL dan DIPA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN LEMBAR PENGESAHAN PROSEDUR PENYUSUNAN RKA-KL dan DIPA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN DIBUAT OLEH MENYETUJUI MENGETAHUI Ir. Nazaruddin, MM Ir. Edy Kusmiadi Kuasa Pengguna Anggaran Tim Perencanaan Kepala

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-22.12-/215 DS7746-141-8282-737 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PELAYANAN DOKUMEN KARANTINA PERTANIAN DALAM SISTEM ELEKTRONIK INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

*37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright (C) 2000 BPHN PP 82/2000, KARANTINA HEWAN *37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Penyelenggaraan tugas pembantuan menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan / atau

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PUBLIK JANGKA WAKTU LAYANAN KARANTINA ( SERVICE LEVEL AGREEMENT )

STANDAR PELAYANAN PUBLIK JANGKA WAKTU LAYANAN KARANTINA ( SERVICE LEVEL AGREEMENT ) 1 STANDAR PELAYANAN PUBLIK JANGKA WAKTU LAYANAN KARANTINA ( SERVICE LEVEL AGREEMENT ) KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN 2015 2 STANDAR PELAYANAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN KLATEN

Lebih terperinci

OUTLINE RENCANA STRATEGIS OPERASIONAl TAHUN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TERNATE BADAN KARANTINA PERTANIAN

OUTLINE RENCANA STRATEGIS OPERASIONAl TAHUN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TERNATE BADAN KARANTINA PERTANIAN OUTLINE RENCANA STRATEGIS OPERASIONAl TAHUN 2015 2019 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TERNATE BADAN KARANTINA PERTANIAN 1) Pendahuluan Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate adalah salah satu Unit

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN Kondisi Umum

BAB. I PENDAHULUAN Kondisi Umum BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Rencana Strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan lima tahunan yang berisi visi, misi, nilai-nilai, tujuan dan strategi yang disusun sesuai sistematika paket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perkebunan harus mampu meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat secara berkeadilan dan berkelanjutan,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Syarat. Tata Cara. Karantina. Media. Organisme. Area.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Syarat. Tata Cara. Karantina. Media. Organisme. Area. No.36, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Syarat. Tata Cara. Karantina. Media. Organisme. Area. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/2/2009 TENTANG PERSYARATAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Penerbitan HC (Sertifikat Kesehatan) Mutu Ikan Untuk Ekspor Berbasis e HC

Standar Pelayanan Penerbitan HC (Sertifikat Kesehatan) Mutu Ikan Untuk Ekspor Berbasis e HC Standar Pelayanan Penerbitan HC (Sertifikat Kesehatan) Mutu Ikan Untuk Ekspor Berbasis e HC A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Sertifikasi Kesehatan Mutu Ikan Untuk Lalulintas Ekspor berbasis e HC NO

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 6170-4200-6854-7766 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2030, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Karatina Hewan. Instalasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/Permentan/KR.100/12/2015 TENTANG INSTALASI KARANTINA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-022.12-0/2013 DS 4105-0456-6406-8058 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315,

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI TAHUN ANGGARAN 2014 PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI BADAN KARANTINA PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KLATEN DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO 1 PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANAHAN KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perkarantinaan hewan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 56/Permentan/OT.140/9/2010 TENTANG PELAKSANAAN TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN DI LUAR TEMPAT PEMASUKAN DAN PENGELUARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp.

Lebih terperinci