BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA II.1 Perspektif/Paradigma Kajian II.1.1 Perspektif Dalam Komunikasi Perubahan terjadi dari masa ke masa secara terus menerus sama seperti objek pemikiran manusia yang selalu mengalami perubahan mengikuti perubahan zaman. Hal ini tentunya memberi pengaruh terhadap apa yang difikirkan oleh manusia terhadap objek tertentu sehingga timbullah persepsi dan paradigma dalam menanggapi objek ataupun non materi. Cara manusia menanggapi suatu masalah dan objek ilmu juga senantiasa mengalami perubahan sebab tidak ada yang mutlak di dunia ini, begitupun ilmu pengetahuan. Perspektif merupakan sudut pandang atau cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Cara memandang yang kita gunakan dalam mengamati kenyataan akan menentukan pengetahuan yang kita peroleh. Perspektif selalu mendahului observasi kita, kita bisa saja mengamati suatu peristiwa dengan pikiran kita yang terbuka dan netral, namun begitu kita harus mengobservasi suatu hal, kita akan melakukannya dengan cara tertentu. Nilai persepektif kita tidak terletak dalam nilai kebenarannya atau seberapa baik ia mencerminkan realitas yang ada. Semua perspektif yang dapat diperoleh adalah benar dan realitas, walaupun setiap persepektif ada tahap tertentu kurang lengkap serta distorsi. Jadi yang menjadi inti adalah upaya mencari perspektif yang dapat memberikan konseptualisasi realitas yang paling bermanfaat bagi pencarian tujuan kita. Menurut Asriyanisagiyanto dalam blognya (2010), persepktif memiliki dua ciri utama: 1. Aturan pada dasarnya merefleksikan fungsi-fungsi perilaku dan kognitif yang kompleks dari kehidupan manusia. 2. Aturan menunjukan sifat-sifat dari keberaturan yang berbeda dari keberaturan sebab akibat.

2 Perspektif memiliki tujuh unsur dimana masing-masing mempunyai penekanaan yang berbeda dalam pengamatanya diantaranya: 1. Memfokuskan perhatiannya pada pengamatan tingkah laku sebagai aturan 2. Mengamati tingkah laku yang menjadi kebiasaan 3. Menitikberatkan perhatiannya pada aturan yang menentukan tingkah laku 4. Mengamati aturan aturan yang menyesuaikan diri dengan tingkah laku 5. Memfokuskan pengamatannya pada aturan yang mengikuti tingkah laku 6. Mengikuti atuaran aturan yang menerapkan tingkah laku 7. Memfokuskan perhatiannya pada tingkah laku yang merefleksikan aturan II.1.2 Paradigma Dalam Komunikasi Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan berperilaku (konatif). Paradigma adalah sikap mental. Sikap mental ini dilahirkan dari sudut pandang atau posisi dimana kita berdiri/berada. Usaha untuk mengelompokkan teori teori dan pendekatan kedalam sejumlah paradigma yang dilakukan sejauh ini telah menghasilkan pengelompokan yang sangat bervariasi. Burrel dan Morgan (1979), telah mengelompokkan teori teori dan pendekatan dalam ilmu ilmu sosial ke dalam 4 paradigma : Radical Humanist Paradigm, Radical Structuralis Paradigm, Interpretive Paradigm, dan Functionalist Paradigm. Namun bahasan mereka tidak secara jelas menunjukkan implikasi metodologi dari masing masing paradigma. Sementara itu Guba dan Lincoln (1994) mengajukan tipologi yang mencakup 4 paradigma : Positivism, Postpositivism, Critical Theories et al, dan Constructivism, masig masing dengan implikasi metodologi tersendiri ( Saduarsa, 2011 ). Menurut Saduarsa dalam blognya (2011), untuk mempermudah kepentingan bahasan tentang implikasi metodologi dari suatu paradigma, maka teori teori dan penelitian ilmiah komunikasi cukup dikelompokkan ke dalam 3 paradigma, yakni:

3 1. Paradigma Klasik (yang mencakup positivism dan postpositivism) Menempatkan ilmu sosial seperti halnya ilmu-ilmu alam dan fisika, dan sebagai metode yang terorganisir untuk mengkombinasikan deductivelogic dengan pengamatan empiris, guna secara probabilistik menemukan atau memperoleh konfirmasi tentang hukum sebab akibat yang bisa digunakan memprediksi pola-pola umum gejala sosial tertentu. 2. Paradigma Konstruktisvisme Memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan rinci terhadap pelaku sosial dalam setting keseharian yang alamiah, agar mampu memahami dan menafsirkan bagaimana para pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan mengelola serta memelihara dunia sosial mereka. 3. Paradigma Teori Teori Kritis Mendefinisikan ilmu sosial sebagai suatu proses yang secara kritis berusaha mengungkap the real structures dibalik ilusi, false needs, yang dinampakkan dunia materi, dengan tujuan membantu membentuk suatu kesadaran sosial agar memperbaiki dan merubah kondisi kehidupan manusia II.1.3 Persepektif - Paradigma dalam Ilmu Komunikasi Perspektif adalah cara pandang untuk melihat sesuatu objek, sedangkan paradigma adalah suatu spirit d ari prinsip-prinsip yang dianut dalam suatu sistem. Paradigma adalah model atau pola pikir menghadapi suatu hal atau masalah. Dalam konteks keyakinan, paradigma sangat memungkinkan untuk dipersepektifkan, tergantung cara pandang dan kedalaman informasi yang dimiliki. Namun demikian suatu paradigma yang diyakini baik belum tentu akan diperspektifkan baik juga. Hal terpenting yang harus dilakukan adalah upaya konsisten untuk melakukan interaksi dan komunikasi yang logis, sehingga perbedaan perspektif tersebut mencair dan fokus menuju targetnya. Pengukuran dan bebas nilai, yang khas pada persepektif positivisme, berarti mengukurkan

4 teori pada realitas sambil menyatakan bahwa apa yang ditemukan adalah apa adanya, tanpa intervensi dari subjek pengamat. Dengan menggunakan perspektif berarti menyadari bahwa suatu pemahaman selalu dibangun antara apa yang diamati dan apa yang menjadi konsep pengamat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma positivisme yang bebas nilai dalam melakukan interview dengang informan dan menyelaraskan pemahaman peneliti bedasarkan kejadian kejadian yang diamati di lapangan, kemudian menganalisa data yang ditemukan semasa penelitian. II.1.4. Pengertian Teori Teori adalah abstraksi dari realitas. Teori terdiri dari sekumpulan prinsip dan definisi yang secara konseptual mengorganisasikan aspek-aspek dunia empiris secara sistematis. Sedangkan Little John and Foss (2005: 4) mengatakan A Theory is a system of thought, a way of looking. Jadi dapat disimpulkan teori merupakan konseptualisasi mengenai aspek dunia empirik tentang suatu fenomena, peristiwa atau gejala yang telah tersusun secara sistematis dengan penjelasan yang logis. Di dalam dunia akademisi teori dijadikan alat berpikir untuk mempelajari peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala yang ada disekitar. Peristiwa atau gejala tersebut disebut dengan data atau fakta. Dalam proses pembuatan teori, Little John dan Foss (2005) memberikan gambaran sederhana yang mencakup tiga hal sebagai berikut: 1. Mengembangkan pertanyaan. Ketika kita menemukan suatu fenomena dalam lingkungan sekitar kita, maka kita akan mulai mengembangkan pertanyaan tentang fenomena apa yang sedang terjadi. 2. Pengamatan. Pengamatan yaitu tahapan berikutnya setelah kita menemukan suatu fenomena yang sedang terjadi, kita juga mengamati dan mencari informasi lebih lanjut untuk mendapat kejelasan tentang penyebab fenomena tersebut dapat terjadi.

5 3. Mengkonstruksi jawaban. Tahapan ini kita mulai menyusun jawaban jawaban dari setiap pertanyaan secara sistematis dan logis. Tahapan - tahapan inilah yang disebut menyusun teori. Menurut Little John (2005) penjelasan dalam teori berdasarkan prinsip keperluan (The Principal of Necessity) terbagi menjadi tiga macam yaitu: 1. Causal Necessity (keperluan kausal), yaitu penjelasan yang menerangkan hubungan sebab akibat. 2. Practical Necessity (keperluan praktis), yaitu penjelasn yang menunjukkan kondisi hubungan tindakan-konsekuensi. 3. Logical Necessity (keperluan logis), yaitu x dan y secara konsisten akan selalu menghasilkan x. Karena teori adalah konstruksi ciptaan manusia secara individual, maka sifatnya relatif, dalam arti tergantung pada cara pandang si pencipta teori, sifat dan aspek yang diamati, serta kondisi-kondisi lain yang mengikat seperti waktu, tempat, dan lingkungan sekitar diamana teori tersebut di buat. Menurut Abraham Kaplan (1964) sifat dan tujuan teori bukan semata-mata untuk menemukan fakta yang tersembunyi, tetapi juga suatu cara untuk melihat fakta, mengorganisasikan serta merepresentasikan fakta tersebut. Dengan demikian teori yang baik adalah teori yang sesuai dengan realitas kehidupan. Apabila konsep dan pejelasan tidak sesuai dengan relaitas, maka teori demikian dinamakan teori semu. Jadi teori yang baik harus memenuhu kedua unsur tersebut: 1. Teori yang sesuai dengan reallitas kehidupan 2. Teori yang konseptualisasi dan penjelasannya didukung oleh fakta serta diterapkan kedalam kehidupan nyata. Fungsi teori menurut Little John (dalam Jalaludin, 2000:6) ada sembilan: 1. Mengorganisasikan dan menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal. 2. Memfokuskan. Pada dasarnya teori hanya menjelaskan suatu hal bukan banyak hal.

6 3. Menjelaskan. Maksudnya teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamati. 4. Pengamatan. Teori tidak saja menjelaskan tentang apa yang sebaiknya diamati tetapi juga memberikan petunjuk bagaimana cara mengamatinya. 5. Prediksi atau perkiraan. Fungsi ini penting sekali bagi bidang-bidang kajian ilmu komunikasi terapan seperti persuasi dan perubahan sikap, komunikasi dalam organisasi, dinamika kelompok kecil, periklanan, public relations dan media massa. 6. Heuristik. Fungsi ini harus mampu menstimuli penelitian selanjutnya, bila konsep-konsepnya jelas dan memiliki penjelasan operasional sehingga dapat dijadikan pegangan bagi penellitian-penelitian selanjutnya. 7. Komunikasi. Teori ini harus dipublikasikan, didiskusikan dan terbuka terhadap kritik-kritik, sehingga penyempurnaan teori dapat dilakukan. 8. Normatif. Mampu mengontrol kehidupan manusia atau masyarakat, karena teori ini sangat berpotensi berkembang menjadi norma-norma atau nilainilai yang dipegang dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. 9. Generatif. Mampu menjadi sarana perubahan sosial dan kultural serta sarana untuk menciptakan pola dan cara kehidupan baru. Fungsi ini terutama menonjol dikalangan pendukung teori kritis. II.1.5. TIPOLOGI TEORI KOMUNIKASI Untuk memahami konteks teori komunikasi dapat dilihat dari luas cakupan orang yang terlibat dalam suatu gejala komunikasi. Berikut ini merupakan tipologi atau pengelompokkan teori komunikasi, diantaranya: 1. Intrapersonal Communication Teori tentang bagaimana seseorang individu mengubah pesan atau gejala komunikasi atau peristiwa komunikasi dengan dirinya. Pada teori ini, model komunikasi yang digunakan adalah model komunikasi yang dibuat oleh Aristoteles. Dimana teori ini mencakup tiga hal, yakni unsur sumber, pesan dan penerima. Model ini dinilai sebagai model klasik atau model pemula komunikasi.

7 2. Interpersonal Communication Komunikasi yang terjadi antara dua orang yang mengolah pesan atau peristiwa komunikasi untuk meningkatkan atau menurunkan intensitas atau kualitas hubungan, yang biasanya bersifat pribadi. Salah satu model yang digunakan untuk menggambarkan proses komunikasi adalah model sirkular yang dibuat oleh Osgood bersama Schramm. Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses yang dinamis, dimana pesan ditrasmit melalui proses encoding dan decoding. Encoding adalah translasi yang dilakukan oleh sumber atas sebuah pesan, dan decoding adalah hubungan antar sumber dan penerima secara simultan dan mempengaruhi satu sama lain. Kemudian interpreter pada model sirkular ini bisa berfungsi ganda sebagai pengirim dan penerima pesan. 3. Groups Communication Komunikasi yang terjadi dalam suatu kelompok kecil. Komunikasi kelompok mengamati interaksi yang terjadi antar anggota kelompok. Biasanya melibatkan lebih dari dua orang dan komunikasi dilakukan secara bergantian. Pada tipologi teori komunikasi ini, digunakan model komunikasi partisipasi yang dibuat oleh D. Lawrence Kincaid dan Everett M. Rogers. Model ini mngembangkan sebuah model komunikasi berdasarkan prinsip pemusatan yang dikembangkan dari teori informasi dan sibernetik. Dalam model komunikasi menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih saling menukar informasi untuk mencapai kebersamaan pengertian satu sama lainnya dalam situasi dimana mereka berkomunikasi. Saling pengertian ini adalah kombinasi estimasi seseorang dengan orang lain terhadap pesan. 4. Public Communication Komunikasi ini dilakukan antara satu orang (nara sumber) kepada sekelompok orang. Komunikasi dilakukan untuk suatu tujuan atau konteks tertentu sesuai kepentingan kelompok orang tersebut. Pesan ditujukan kepada sejumlah (atau sejumlah besar) orang. Khalayak terhimpun pada suatu tempat atau lokasi (atau dihimpun melalui media atau teknologi).

8 5. Mass communication Komunikasi massa ditujukan untuk menyampaikan informasi tertentu kepada sejumlah besar orang. Adapun karakteristik komunikasi massa melibatkan sejumlah besar khalayak, Khalayak tidak terhimpun, Khalayak heterogen, Khalayak anonim (tidak saling mengenal), komunikasi dilakukan dengan menggunakan media (media massa) seperti: televisi, surat kabar, radio film, musik dll. II.2 Komunikasi II.2.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication dan berhubungan dengan bahasa latin communis, communico, communicare yang kesemuanya itu memiliki pengertian membuat sama (to make common). Komunikasi menyatakan bahwa suatu pikiran, makna, atau pesan dianut secara sama. Jadi komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Onong Effendy, 2000:9) Istilah komunikasi semula merupakan fenomena sosial yang kemudian menjadi ilmu yang secara akademik berdisiplin mandiri. Ilmu komunikasi dianggap penting sehubungan dengan dampak dan manfaat yang dibutuhkan masyarakat. Secara sederhana komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seorang komunikator (pengiriman pesan) kepada komunikan (penerima pesan) dimana penyampaian pesan ini memerlukan media. Menurut Carl I Hovland (dalam Dedy Mulyana, 2005:62) ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Defenisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang sangat penting. Bahkan dalam

9 defenisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals). Sedangkan menurut Gray Croonnkhite (dalam Ruslan, 2003: 86) untuk memahami proses komunikasi ini, ada empat pendekatan untuk membagi tahapan komunikasi yaitu: 1. Komunikasi merupakan suatu proses 2. Komunikasi adalah suatu pertukaran 3. Komunikasi merupakan interaksi yang bersifat multidimensi, yaitu berkaitan dengan karakter komunikator, pesan yang disampaikan, media yang akan dipergunakan, komunikan yang menjadi sasaran komunikasi, dan dampak yang akan ditimbulkan. 4. Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan tujuan atau maksud ganda. Komunikasi apabila diaplikasikan dengan benar akan mampu mencegah dan memperbaiki hubungan sekaligus menciptakan suasana ynag menyenangkan dan menciptakan hubungan yang harmonis baik antarpribadi, antar kelompok, dan antar bangsa dan sebagainya. Selanjutnya komunikasi juga berkaitan dengan komunitas (community) atau perkumpulan yang juga menekankan pada kebersamaan dan kesamaan. Dimana dalam sebuah komunitas tertentu tentu terbangun karena adanya kesamaa, baik itu kesamaan pendapat, agama, bangsa, ataupun tujuan. Dan mereka dapat terus-menerus berjalan bersama karena adanya komunikasi di antara mereka. II.2.2. Komponen Komunikasi Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah: 1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain. 2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.

10 3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara. 4. Penerima atau komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain 5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya. 6. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol") II.2.3. Proses Komunikasi Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut: 1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak. 2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, , atau media lainnya. Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan. 1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri. 2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

11 II.2.4. Tujuan Komunikasi Menurut Carl I. Hovland ilmu komunikasi didefinisikan sebagai upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat sikap. Adapun tujuan komunikasi adalah: 1. Perubahan Sikap (Attitude Change) Seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah, baik positif maupun negatif. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai dengan keinginan kita. 2. Perubahan Pendapat (Opinion Change) Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman. Pemahaman ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. Setelah memahami apa yang dimaksudkan komunikator maka akan tercipta pendapat yang berbeda beda bagi komunikan. 3. Perubahan Prilaku (Behavior Change) Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku maupun tindakan seseorang 4. Perubahan Sosial (Sosial Change) Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain sehingga menjadi hubungan yang makin baik. Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan antarpribadi. II.2.5. Fungsi Komunikasi Proses komunikasi tidak terlepas dari bentuk dan fungsi komunikasi, dimana komunikasi yang baik, tidak jauh dari fungsi yang mendukung keefektifan komunikasi. Adapun fungsi komunikasi itu sendiri menurut Effendy (2003:55) adalah sebagai berikut: 1. Menginformasikan (to inform) Kegiatan komunikasi itu memberikan penjelasan, penerangan, mengenai bentuk informasi yang disajikan dari seorang komunikator kepada

12 komunikan. Informasi yang akurat diperkukan oleh beberapa bagian masyrakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan. 2. Mendidik (to educate) Penyebaran informasi tersebut sifatnya memberi pendidikan atau penganjuran suatu pengetahuan, memperluakan kreativitas untuk membuka wawasan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun di luar sekolah. 3. Menghibur (to entertaint) Menyebarkan informasi yang disajikan kepada komunikan untuk memberikan hiburan. Menyampaikan informasi dalam lagu, lirik, dan bunyi, maupun gambar dan bahasa, membawa setiap orang pada situasi menikmati hiburan. 4. Mempengaruhi (to influence) Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk sumber motivasi, mendorong dan mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang dilihat, dibaca dan didengar. Serta memperkenalkan nilai nilai baru untuk mengubah sikap dan perilaku kearah yang baik dan modernisasi. Dalam keseluruhan komunikasi akan memberikan manfaat yang mendalam jika komunikasi berlangsung dengan baik. Dapat memberikan keuntungan dan mampu mencapai tujuan yang baik, dan komunikasi menjadi lebih efektif. Pentingnya komunikasi untuk membina hubungan yang baik, bahwa kebutuhan utama manusia yang sehat secara rohaniah adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain. II.3 Komunikasi Kelompok Kecil II.3.1. Pengertian Komunikasi Kelompok Kecil Kelompok kecil seperti kelompok diskusi atau belajar merupakan kelompok yang belum terorganisir misalnya, tiga atau empat orang berdiskusi atau, sepuluh orang yang mengadakan rapat juga merupakan kelompok kecil tetapi bukan organisasional (Ardial, 2007:28). Kelompok menentukan cara seseorang

13 berbicara, berpakaian, bekerja dan juga mempengaruhi emosi seseorang suka dan duka. Komunikasi kelompok telah digunakan untuk saling bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku, mengembangkan kesehatan jiwa, dan meningkatkan kesadaran (Jalaludin, 2010). Komunikasi kelompok kecil merupakan salah satu tipe komunikasi antarpribadi, dimana beberapa orang terlibat dalam suatu pembicaraan, percakapan, diskusi dan musyawarah dan sebagainya. Istilah kelompok kecil memiliki tiga makna: (1) jumlah anggota kelompok terdiri dari beberapa orang, (2) antar kelompok itu saling mengenal dengan baik dan (3) pesan yang dikomunikasikan bersifat unik, khusus dan terbatas bagi anggota sehingga tidak sembarangan orang bergabung dalam kelompok itu (Suranto AW, 2011). Sedangkan Jalalludin Rahmat (2010:141) menyatakan kelompok mempunyai dua tanda psikologi yaitu: (1) anggota anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (2) nasib anggota anggota kelompok saling bergantungan sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain. Kelompok kecil terdiri atas beberapa orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Anggota-anggota kelompok bekerjasama untuk mencapai dua tujuan yaitu: melaksanakan tugas kelompok dan memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok disebut prestasi (performance). Tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfaction). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi, misalnya kelompok belajar, maka keefektifannya dapat dilihat dari berapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Jalaludin, 2010). Dan B. Curtis, James J.Floyd, dan Jerril L. Winsor (2005) menjabarkan sifatsifat komunikasi kelompok sebagai berikut: 1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka. 2. Kelompok memiliki sedikit partisipan 3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin (guru) 4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama 5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

14 II.3.2. Klasifikasi Kelompok dan Karakteristik Komunikasinya. Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi. Secara umum dapat terbagi tiga klasifikasi kelompok. 1. Kelompok Primer dan Sekunder Charles Horton Cooley (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggotaanggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita. Berdasarkan karakteristik komunikasinya, kelompok dibagi sebagai berikut: a. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana private saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas. b. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal. c. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok sekunder adalah sebaliknya. d. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental. e. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal. 2. Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan. Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

15 3. Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer. II.3.3. Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi 1. Konformitas Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Sebagai contoh: kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.

16 2. Fasilitasi sosial. Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Dijelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang benar, karena itu peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu. 3. Polarisasi. Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras. II.3.4. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Kelompok `Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan: a. melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok. Jalaluddin Rakhmat (2004) meyakini bahwa faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:

17 1. Faktor situasional karakteristik kelompok: a. Ukuran kelompok. Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Tugas kelompok dapat dibedakan dua macam, yaitu tugas koaktif dan interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara teroganisasi untuk menghasilkan suatu produk, keputusan, atau penilaian tunggal. Pada kelompok tugas koatif, jumlah anggota berkorelasi positif dengan pelaksanaan tugas. Yakni, makin banyak anggota makin besar jumlah pekerjaan yang diselesaikan. Misal satu orang dapat memindahkan tong minyak ke satu bak truk dalam 10 jam, maka sepuluh orang dapat memindahkan pekerjaan tersebut dalam satu jam. Tetapi, bila mereka sudah mulai berinteraksi, keluaran secara keseluruhan akan berkurang. Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok adalah tujuan kelompok. Bila tujuan kelompok memerlukan kegiatan konvergen (mencapai suatu pemecahan yang benar), hanya diperlukan kelompok kecil supaya produktif, terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan sumber, keterampilan, dan kemampuan yang terbatas. Bila tugas memerlukan kegiatan yang divergen (seperti menghasilkan gagasan berbagai gagasan kreatif), diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar. Dalam hubungan dengan kepuasan, Hare dan Slater (dalam Rakmat, 2004) menunjukkan bahwa makin besar ukuran kelompok makin berkurang kepuasan anggota-anggotanya. Slater menyarankan lima orang sebagai batas optimal untuk mengatasi masalah hubungan manusia. Kelompok yang lebih dari lima orang cenderung dianggap kacau, dan kegiatannya dianggap menghambur-hamburkan waktu oleh anggota-anggota kelompok.

18 b. Jaringan komunikasi. Terdapat beberapa tipe jaringan komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut: roda, rantai, Y, lingkaran, dan bintang. Dalam hubungan dengan prestasi kelompok, tipe roda menghasilkan produk kelompok tercepat dan terorganisir. c. Kohesi kelompok. Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rakmat, 2004) menyarankam bahwa kohesi diukur dari beberapa faktor sebagai berikut: ketertarikan anggota secara antarpribadi pada satu sama lain; ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok; sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personal. Kohesi kelompok erat hubungannya dengan kepuasan anggota kelompok, makin kohesif kelompok makin besar tingkat kepuasan anggota kelompok. Dalam kelompok yang kohesif, anggota merasa aman dan terlindungi, sehingga komunikasi menjadi bebas, lebih terbuka, dan lebih sering. Pada kelompok yang kohesifitasnya tinggi, para anggota terikat kuat dengan kelompoknya, maka mereka makin mudah melakukan konformitas. Makin kohesif kelompok, makin mudah anggota-anggotanya tunduk pada norma kelompok, dan makin tidak toleran pada anggota yang devian. d. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan kefektifan komunikasi kelompok. Klasifikasi gaya kepemimpinan yang klasik dilakukan oleh White danlippit (1960). Mereka mengklasifikasikan tiga gaya kepemimpinan: otoriter; demokratis; dan laissez faire. Kepemimpinan otoriter ditandai dengan keputusan dan kebijakan yang seluruhnya ditentukan oleh pemimpin. Kepemimpinan

19 demokratis menampilkan pemimpin yang mendorong dan membantu anggota kelompok untuk membicarakan dan memutuskan semua kebijakan. Kepemimpinan laissez faire memberikan kebebasan penuh bagi kelompok untuk mengambil keputusan individual dengan partisipasi dengan partisipasi pemimpin yang minimal. 2. Faktor personal karakteristik kelompok: a. Kebutuhan antarpribadi William C. Schultz (1966) merumuskan Teori FIRO (Fundamental Antarpribadi Relations Orientatation), menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai berikut: Ingin masuk menjadi bagian kelompok (inclusion). Ingin mengendalikan orang lain dalam tatanan hierakis (control). Ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain. b. Tindak komunikasi Mana kala kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha menyampaikan atau menerima informasi (secara verbal maupun nonverbal). c. Peranan Seperti tindak komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana emosional yang lebih baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja (yang tidak jarang menghambat kemajuan kelompok). Beal, Bohlen, dan audabaugh (dalam Rakhmat, 2004: 171) meyakini peranan-peranan anggotaanggota kelompok terkategorikan sebagai berikut: Peranan Tugas Kelompok. Tugas kelompok adalah memecahkan masalah atau melahirkan gagasan-gagasan baru. Peranan tugas

20 berhubungan dengan upaya memudahkan dan mengkoordinasi kegiatan yang menunjang tercapainya tujuan kelompok. Peranan Pemiliharaan Kelompok. Pemeliharaan kelompok berkenaan dengan usaha-usaha untuk memelihara emosional anggota-anggota kelompok. Peranan individual, berkenaan dengan usahan anggota kelompokuntuk memuaskan kebutuhan individual yang tidak relevan dengantugas kelompok. II.4 Groupthink Teori groupthink dikembangkan oleh Irvin L. Janis dan teman-temannya yang diangkat dari sebuah pengujian secara mendetil mengenai efektifitas pengambilan keputusan dalam kelompok. Irving Janis dalam bukunya Victims of Groupthink (1972) mejelaskan apa yang terjadi di kelompok kecil dimana anggota anggotanya memiliki hubungan baik satu sama lain. Janis menggunakan istilah groupthink untuk menunjukkan suatu mode berpikir sekelompok orang yang sifatnya kohesif (terpadu) ketika usaha-usaha keras yang dilakukan anggotaanggota kelompok untuk mencapai kata mufakat telah mengesampingkan motivasinya untuk menilai alternatif-alternatif tindakan secara realistis. Groupthink didefenisikan sebagai suatu cara pertimbangan yang digunakan kelompok ketika keinginan mereka akan kesepakatan melampaui motivasi mereka untuk menilai rencana tindakan yang ada. Kesepakatan antar anggota kelompok atau kesepakatan kelompok dalam keinginan mereka akan kekompakan dan kesepakatan serta mencapai sebuah tujuan atau keputusan lebih besar motivasinya dibandingkan menilai akan kebenaran keputusan tersebut terhadap moral dan etis kelompok yang berlaku.

21 II.4.1. Asumsi Asumsi dalam Groupthink Groupthink merupakan teori yang siasumsikan dengan komunikasi kelompok kecil. Dalam hal ini Irving Janis (1972) memfokuskan penelitiannya pada Problem-Solving Group dan Task-Oriented Group, yang mempunyai tujuan utamanya yaitu untuk mengambil keputusan dan memberikan rekomendasi kebijakan akan solusi-solusi yang ada. Berikut merupakan tiga asumsi penting dalam teori groupthink (dalam West & Turner, 2008:276) : 1. Terdapat kondisi-kondisi di dalam kelompok yang mempromosikan kohesivitas tinggi. 2. Pemecahan masalah kelompok pada intinya merupakan proses yang terpadu. 3. Kelompok dan pengambilan keputusan oleh kelompok seringkali bersifat kompleks. Asumsi pertama dari groupthink berhubungan dengan karakteristik kehidupan kelompok yaitu kohensivitas. Kohensivitas merupakan rasa kebersamaan dari suatu kelompok. Ernest Boornmann (dalam West dan Turner, 2008:276) mengamati bahwa anggota kelompok sering kali memiliki perasaan yang sama atau investasi emosional dan sebagai akibatnya mereka cenderung untuk mempertahankan identitas kelompok. Asumsi kedua berkaitan dengan proses pemecahan masalah dalam kelompok kecil hal ini biasanya merupakan kegiatan yang menyatu. Dennis Gouran (dalam West & Turner, 2008: 277) mengamati bahwa kelompok-kelompok rentan terhadap batas afiliatif yang berarti bahwa anggota kelompok lebih memilih untuk menahan masukan mereka daripada mengalami resiko ditolak. Sifat sementara asusmsi ketiga menggaris bawahi sifat dasar dari kebanyakan kelompok dalam pengambilan keputusan dan kelompok yang berorientasi pada tugas-tugas dimana orang biasanya tergabung bersifat kompleks. Asumsi ini melihat pada kompleksitas dari kelompok kecil dan kemudian pada keputusan yang muncul dari kelompok. Secara teori, kesemuanya itu disebabkan kurangnya pemikiran kritis dalam kelompok yang kohesif dan kepercayaan diri yang berlebih dari kelompok. Hal ini ditandai dengan beberapa gejala yaitu yang pertama adalah kekebalan ilusi

22 (illusion of invulnerability) dimana menciptakan sebuah udara optimisme yang tidak semestinya. Yang kedua adalah kelompok menciptakan usaha kolektif untuk merasionalisasikan serangkaian tindakan yang telah ditetapkan. Ketiga adalah kelompok menjaga sebuah kepercayaan yang tidak terpatahkan dalam moralitas yang inherent, melihat dirinya sendiri yang termotivasi dan bekerja untuk hasil yang terbaik. Gejala yang keempat adalah pemimpin yang berasal dari luar kelompok di-stereotype-kan sebagai jahat, lemah, dan bodoh. Kelima adalah tekanan langsung mendesak anggota untuk tidak mengungkapkan pendapat yang berlawanan. Perselisihan akan cepat padam yang akan membawa pada gejala ke enam yaitu sensor diri (self cencorship) dari pertentangan, dimana anggota enggan menyampaikan pendapat yang berlawanan dan menekan mereka untuk mengambil posisi yang sama. Gejala yang ketujuh adalah adanya ilusi kesepakatan (ilusi unanimity) bersama dalam kelompok. Jika keputusan telah diambil maka muncul pemikiran waspada (mind guards) untuk melindungi kelompok dan pemimpin dari opini yang berlawanan dan informasi yang tidak diinginkan. Janis (dalam blog mengusulkan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kritis groupthink, yakni: 1. Mendorong semua anggota kelompok untuk mengevaluasi secara kritis dalam setiap kegiatan pengambilan keputusan. 2. Pemimpin kelompok tidak menyatakan pendapatnya dimuka umum pada awal kegiatan sebelum pengambilan keputusan. 3. Menyusun pembuatan kebijakan kelompok yang independent dan bebas dari pengaruh dominasi segelintir individu. 4. Membagi dalam kelompok kecil 5. Berdiskusi dengan kelompok lain untuk mengumpulkan pendapat atau mendapatkan alternatif pemecahan masalah 6. Mengundang pihak lain (akademisi, peniliti atau konsultan) untuk mendapatkan ide-ide baru 7. Menghargai individu yang memiliki ide berbeda dengan anggota kelompok pada umumnya 8. Lebih peka terhadap lingkungan kelompok secara internal dan eksternal 9. Selalu mengevaluasi dan mengkaji kembali kebijakan yang akan dibuat, sebelum diambil keputusan akhir

23 II.5 Komunikasi Antarpribadi II.5.1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi Selama manusia hidup akan selalu berusaha memenuhi kebutuhannya, dengan komunikasi sebagai dasar dalam kegiatan tersebut. Dalam pergaulannya manusia melakukan interaksi kepada orang orang sekitarnya demi memenuhi kebutuhan ataupun kepentingannya pribadi maupun kelompok. Sebagain besar aktifitas yang dilakukakn untuk berkomunikisi dan berinteraksi berlangsung dalam situasi komunikasi antarpribadi (interpersonal). Situasi komunikasi antarpribadi ini dapat kita temui dalam konteks dua orang, keluarga, kelompok ataupun organisasi. Melalui komunikasi antarpribadi kita dapat mengenal diri kita sendiri dan orang lain, mengetahui dan belajar tentang sekitar kita dan dunia luar. Melalui komunikasi antarpribadi kita bisa menjalin hubungan yang lebih bermakna dan melepaskan ketegangan. Melalui komunikasi antarpribadi kita juga bisa mengubah nilai-nilai dan sikap hidup seseorang. Kesimpulannnya, komunikasi antarpribadi dapat mempunyai berbagai macam kegunaan. Trenholm dan Jansen mendefenisikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka (komunikasi diadik). Sifat komunikasi ini adalah: (a) spontan dan informal; (b) saling menerima feedback secara maksimal; (c) partisipan berperan secara fleksibel. Hal senada juga dikemukan Deddy Mulyana (2008:85) bahwa komunikasi antarpribadi atau komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, baik secara verbal maupun nonverbal. Menurut Joseph De Vito (1976) komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau juga sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung. Dari inti ungkapan itu De Vito berpendapat bahwa komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial (Liliweri, 1991:12). Sedangkan menurut Willian C. Schultz (1958) orang memasuki kelompok karena didorong oleh tiga kebutuhan antarpribadi: 1. Inclusion (ingin masuk menjadi bagian kelompok) 2. Control (ingin mengendalikan orang lain dalam suatu tatanan hierarkis)

24 3. Effection (ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain. II.5.2. Bentuk Hubungan dalam Komunikasi Antarpribadi Menurut LaFollette (1996) hubungan hubungan kita berbeda mengenai intensitasny dari yang tidak bersifat pribadi (impersonal) ke yang bersifat pribadi (personal). Hubungan yang tidak bersifat pribadi ialah dimana seseorang berhubungan dengan orang lain semata mata karena orang itu dapat mengisi peran atau memenuhi kebutuhan segera. Dalam keadaan ini tidak satu pihak pun peduli siapa yang memegang peran atau memenuhi kebutuhan selama segala sesuatu berjalan baik. Sedangkan hubungan bersifat pribadi ialah dimana seseorang mengungkapkan informasi terhadap satu sama lain dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pribadi satu sama lain. (Muhammad Budyatna dan Leila Mona, 2011: 36). Kita juga dapat menggolongkan orang dengan siapa kita berhubungan sebagai kenalan, teman, dan sahabat kental atau teman akrab (Verderber et al, 2007) 1. Kenalan Kenalan adalah orang yang kita kenal melalui namanya dan berbicara bila ada kesempatan, tetapi interaksi kita dengan mereka terbatas. Banyak hubungan dengan kenalan tumbuh atau berkembang pada konteks khusus. Misalnya, tetangga di dekat rumah kita bila bertemu saling memberi hormat atau mengangguk tetapi tidak ada usaha untuk menyampaikan gagasan gagasan pribadi atau untuk saling berkunjung 2. Teman Karena perjalanan waktu beberapa kenalan kita bisa menjadi teman kita. Teman adalah mereka dengan siapa kita telah mengasakan hubungan yang lebih pribadi secara sukarela (Muhammad Budyatna dan Leila Mona, 2011:37). Agar persahabatan berkembang dan berkesinambungan, beberapa prilaku kunci harus. Samter (2003), menjelaskan lima kompetensi penting perlu untuk hubungan persahabatan: a. Inisiasi (initiation). Dimana seseorang harus berhubungan atau berkenalan dengan orang lain dan interaksi harus berjalan mulus, santai,

25 dan menyenangkan. Sebuah persahabatan tidak akan terjalin antara dua orang yang jarang berinteraksi atau interaksinya tidak memuaskan b. Sifat mau mendengarkan (responsiveness). Masing masing harus mendengarkan kepada yang lain, fokus kepada mitranya, dan merespons pembicaraan mitranya. Adalah sulit untuk menjalin persahabatan kepada orang yang hanya fokus pada dirinya sendiri atau masalahnya sendiri. c. Pengungkapa diri (self-disclosure). Kedua belah pihak mampu mengungkapkan perasaan pribadinya terhadap satu sama lain. Persahabatan tidak akan terjalin jika masing masing hanya mendiskusikan hal hal yang abstrak saja atau membicarakan masalah masalah yang dangkal sifatnya. d. Dukungan emosional (emotional support). Orang berharap mendapatkan kenyamanan dan dukungan dari temannya. Kita berharap mendapatkan teman dengan sifat sifat seperti ini. e. Pengolaan Konflik (conflict management). Suatu hal yang tak terelakkan bahwa teman teman akan tidak setuju mengenai gagasan atau prilaku kita. Persahabatan bergantung pada keberhasilan menangani hal hal yang tidak disetujui ini. Pada kenyataannya, dengan mengelola konflik secara kompeten, maka orang dapat mempererat persahabatannya. 3. Sahabat Kental atau Teman Akrab Sahabat kental atau teman akrab adalah mereka yang jumlahnya sedikit dengan siapa seseorang secara bersama sama mempunyai komitmen tingkat tinggi, saling ketergantungan, kepercayaan, pengungkapan, kesenangan di dalam persahabatan. Walaupun hubungan dengan kenalan dapat menyenangkan, kebanyakan orang mengalami kesenangan dan kegembiraan terbesar dari hubungan sahabat kental dan teman karib.

26 Ciri-ciri komunikasi antarpribadi yang berkualitas menurut Devito dalam komunikasi antar manusia (1997:259) ialah: 1. Keterbukaan (openness) Kedua belah pihak baik komunikator maupun komunikan saling mengungkapkan ide, gagasan, secara terbuka tanpa rasa takut atau malu. Keduanya saling mengerti dan memahami pribadi masing-masing. 2. Positif (positiveness) Apabila pembicaraan antara komunikator dan komunikan mendapat tanggapan positif dari keduanya, maka percakapan selanjutnya akan lebih mudah dan lancar. Rasa positif menjadikan orang-orang yang berkomunikasi tidak berprasangka curiga yang dapat mengganggu komunikasi. 3. Kesamaan (Equality) Adanya kesamaan baik dalam hal pandangan, sikap, usia, dan lain-lain mengakibatkan suatu komunikasi akan lebih akrab dan jalinan antar pribadi pun akan lebih kuat. 4. Empati (Empathy) Komunikator dan komunikan merasakan situasi dan kondisi yang dialami mereka tanpa berpura-pura. Dan keduanya menanggapi apa-apa yang dikomunikasikan dengan penuh perhatian. Empati menurut Rogers dan Bhownik, ada kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain. Apabila komunikator atau komunikan atau kedua-duanya (dalam situasi heteophily) mempunyai kemampuan untuk melakukan empati satu sama lain. Kemungkinan besar akan terdapat komunikasi yang efektif. 5. Dukungan (Supportiviness) Baik komunikator maupun komunikan saling memberikan dukungan terhadap setiap pendapat, ide, ataupun gagasan yang disampaikan. Dengan

27 begitu keinginan yang ada dimotivasi untuk mencapainya. Dukungan menjadikan orang lebih semangat untuk melaksanakan aktivitas dan meraih tujuan yang diharapkan. II.5.3. Proses Komunikasi Antarpribadi Komunikasi Antar Pribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang, atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Apabila kita perhatikan batasan Komunikasi Antar Pribadi dari Devito, maka kita dapat melihat elemen-elemen apa saja yang terkandung di dalamnya. Dengan menguraikan elemen-elemen yang ada itu, dapatlah diuraikan proses-proses Komunikasi Antar Pribadi, yaitu: 1. Adanya Pesan Yang dimaksud dengan pesan adalah semua bentuk komunikasi baik verbal maupun non verbal. Bentuk pesan dapat bersifat: a. Informatif: Memberi keterangan dan komunikan membuat persepsi sendiri. b. Persuasif: Bujukan untuk membangkitkan pengertian, kesadaran, sehingga terjadi perubahan pada perdapat atau sikap. c. Koersif: Memaksa dengan ancaman sanksi, biasanya berbentuk perintah. 2. Adanya Orang-Orang atau Sekelompok Kecil Orang-Orang Yang dimaksud disini adalah bahwa apabila seseorang berkomunikasi, paling sedikit akan melibatkan dua orang, tapi mungkin juga akan melibatkan sekelompok kecil orang. 3. Adanya Penerimaan Pesan (komunikan) Yang dimaksud dengan penerimaan ialah bahwa dalam suatu Komunikasi Antar Pribadi, tentu pesan-pesan yang dikirimkan oleh seseorang harus dapat diterima oleh orang lain. Misalnya kita berbicara dengan seseorang yang sedang memakai telepon dan mendengarkan musik tertentu, sudah tentu komunikasi kita akan sukar atau tidak dapar diterima oleh orang tersebut. Dengan demikian Komunikasi Antar Pribadi tidak akan terjadi.

28 4. Adanya Efek Dalam suatu komunikasi tentu akan terjadi beberapa efek. Efek mungkin berupa suatu persetujuan mutlak atau ketidak setujuan mutlak, atau mungkin berupa pengertian mutlak atau ketidak-mengertian mutlak pula. Dengan demikian sipenerima tentu akan terpengaruh pula oleh pengiriman pesan oleh komunikator. 5. Adanya Umpan Balik Yang dimaksud dengan umpan balik adalah pesan yang dikirim kembali oleh si penerima, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Apabila komunikasi itu tatap muka, maka umpan balik bisa berupa kata-kata, kalimat, gerakan mata, senyum, anggukan kepala atau gelengan kepala. Konsep umpan balik ini dalam proses Komunikasi Antar Pribadi amat penting, karena dengan terjadinya umpan balik, komunikator mengetahui apakah komunikasinya berhasil atau gagal, dengan kata lain apakah umpan baliknya itu positif atau negatif. Kelima hal diatas saling berhubungan dan bila salah satu diantaranya terlupakan, maka dapat mengakibatkan komunikasi berjalan lambat. Dengan begitu, tujuan pesan terhambat atau bahkan dapat mengakibatkan tidak tercapainya sasaran seperti yang diharapkan komunikator. Jalaludin Rahmat (2010) dalam buku Psikologi Komunikasi meyakini bahwa komunikasi antarpribadi dipengaruhi oleh persepsi antarpribadi, konsep diri, atraksi antarpribadi dan hubungan antarpribadi. Komunikasi antarpribadi yang effektif yang terjalin diantara anggota kelompok akan membantu menghantarkan proses belajar yang lebih hidup dan menarik. Satu anggota yang ingin mentransfer pengetahuan, ide atau gagasannya kepada teman sekelompoknya dapat ditentukan dengan bagaimana dia berkomunikasi dengan teman-teman kelompoknya. Demikian juga sebaliknya yang terjadi terhadap guru dan anak didiknya. II.6 Teori AIDDA Onong Uchajana Effendi (2003: 304) mengatakan bahwa pendekatan yang disebut A-A Procedure atau From Attention to Action Procedure, merupakan sebuah penyederhanaan dari proses yang disingkat AIDDA. Konsep ini menjelaskan mengenai suatu proses psikologi yang terjadi pada khalayak dalam menerima pesan komunikasi. Adapun singkatan AIDDA yaitu: A Attention (Perhatian)

29 I D D A Interest (Minat) Desire (Hasrat atau Keinginan) Decision (Keputusan) Action (Tindakan) Konsep AIDDA sering dipadankan dengan rumusan think fell do, yaitu tahap tahu ke tahap merasakan dan akhirnya ke tahap melakukan. Tahapan proses ini dapat dilihat terhadap proses dimana seorang anak yang mulai tertarik pada suatu kelompok. Ketika seseorang mulai memberi perhatian cukup besar kepada suatu kelompok maka timbul keinginan untuk mencari tahu apa dan bagaimana kelompok tersebut, yang pada akhirnya terjadi tahapan pengambilan keputusan dan tindakan untuk bergabung dalam kelompok tersebut. Ketertarikan akan semakin kuat ketika anak tersebut menjalin komunikasi dan berinteraksi di dalam kelompok itu. Konsep AIDDA ini juga merupakan suatu proses psikolog pada diri komunikan. Komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian. Upaya ini tidak hanya dilakukan dalam gaya bicara dengan kata-kata yang merangsang tetapi juga dalam penampilan (appearance) ketika menghadapi komunikan, tentu saja dalam hal ini perhatian anak anak yang tergabung dalam kelompok belajar. Membangkitkan perhatian tersebut bisa saja dengan mimik wajah, gerakan tubuh atau hal lainnya yang dapat menarik perhatian anak - anak. Apabila perhatian sudah berhasil dibangkitkan maka menyusul upaya membangkitkan minat dalam belajar. Berhasil atau tidaknya menarik perhatian tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor: 1. Kemampuan komunikator dalam menguasai pesan 2. Mampu berempati 3. Komunikator adalah orang yang ahli dibidangnya Apabila ditinjau dari segi psikologisnya maka komponen perubahan yang terjadi pada model AIDDA juga bisa ditinjau dari komponen perubahan sikap yang terjadi pada diri manusia akibat terpaan pesan (Rakhmat, 2002) yaitu: 1. Cognitive : Pesan yang disampaikan ditujukan pada pikiran komunikan. Hal ini dilakukan agar komunikan tahu dan paham akan pesan yang disampaikan. Hal ini sama dengan attention pada model AIDDA.

30 2. Affektive : Pada tahap ini tujuan komunikator tidak hanya supaya komunikan tergerak hatinya sehingga timbul perasaan tertentu seperti minat yang muncul akibat adanya perhatian. 3. Behavioral : Dampak yang timbul adalah berupa tindakan atau kegiatan. Hal ini sudah mulai bisa dilihat pada proses pengambilan keputusan. II.7 Minat Belajar II.7.1. Pengertian Minat Belajar Kata minat mengandung pengertian yaitu kecendrungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Nasution, 1995: 23). Artinya bahwa seseorang yang berminat terhadap suatu aktvitas dan memperhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang. Dalam Kamus Besar Indonesia (KBBI) (2007: 744), minat adalah kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri yang disebabkan dalam diri seseorang melalui perubahan tingkah laku. Minat belajar dapat diingatkan melalui latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktivitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang yang menaruh minat pada suatu objek. Demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologi yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kondisi tersebut amat penting sehingga konsentrasi yang baik akan melahirkan sikap. Guna memperoleh prestasi, selain kecerdasaan dan perhatian juga terdapat minat. pemusatan perhatian yang tinggi pada objek yang sedang dipelajari. Minat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, siswa yang berminat terhadap pelajaran yang disenangi akan mempelajari dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti penyajian pelajaran dan bahkan dapat menemukan kesulitan-kesulitan dalam belajar. Apabila segala kegiatan dilakukan tanpa minat, maka kurang efektif dan efisien. Minat seperti yang dipahami dan dipakai orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pencapaian hasil belajr siswa dalam bidang bidang studi tertentu (Syah, 2003: 151).

31 II.7.2. Unsur Unsur Minat Adapun unsur unsur minat (dalam adalah sebagai berikut: 1. Perhatian Perhatian sangat penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat belajar anak (siswa). Menurut Gazali (dalam Slameto, 2010: 56) perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa perhatian merupkan kegiatan yang dilakukan seseorang dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya (Slameto, 2010: 105) Ada beberapa prinsip penting yang berkaitan dengan perhatian: a. Perhatian seseorang tertuju pada hal yang baru, hal hal yang berlawanan dengan pengalaman yang baru saja diperoleh dan pengalaman yang didapat selama hidupnya. b. Perhatian seseorang tertuju dan tetap berada dan diarahkan pada hal hal yang dianggap rumit, selama kerumitan tersebut tidak melampaui batas kemampuan orang tersebut c. Orang mengarahkan perhatiaannya pasa hal yang dikehendakinya, yaitu hal hal yang sesuai dengan minat, pengalaman, dan kebutuhannya (Slameto, 2010: 106) 2. Perasan Setiap kegiatan dan pengalaman yang dilakukan akan selalu diliputi oleh perasaan, baik perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Pada umumnya perasaan bersangkutan dengan fungsi mengenal, maksudnya bahwa perasaan dapat timbul karena mengamati, menganggap, mengingat ingat atau memikirkan sesuatu. Yang dimaksud dengan perasaan di sini adalah perasaan tertarik, suka/senang, bangga dan puas. Perasaan merupakan aktivitas psikis yang didalamnya subjek menghayati nilai nilai dari suatu objek (Winkell, 1983: 30) 3. Motivasi Menurut Mohibin Syah (2003: 151) motivasi adalah keadaan internal organism baik manusia atau hewan yang mendorongnya berbuat sesuatu. Motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang sehingga ia berminat terhadap sesuatu objek, karena minat

32 aladalah alat motivasi dalam belajar. Motivasi terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu: a. Dorongan kognitif adalah kebutuhan untuk mengetahui, untuk mengerti, dan untuk memecahkan masalah. b. Harga diri adalah ketekunan melaksanakan tugas tugas bukan hanya karena untuk memperoleh pengetahuan atau kecakapan, melainkan untuk memperoleh status dari orang lain. c. Kebutuhan berafiliasi yaitu suatu usaha yang dilakukan untuk memperoleh pembenaran atau penerimaan dari teman teman atau orang lain yang memberi status kepadanya (Slameto, 2010: 26) Apeace dalam blognya ( mengartikan penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah sebagai berikut: 1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta. 2. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi. 3. Minat mencegah gangguan dari luar. 4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan. 5. Minat memperkecil 6. kebosanan belajar diri sendiri II.7.3. Pendidikan Sebagai Proses Komunikasi Komunikasi dan pendidikan merupakan unsur terpenting karena komunikasi menentukan keberhasilan pendidikan. Orang sering berkata tinggi rendahnya suatu pencapaian unsur pendidikan dipengaruhi oleh faktor komunikasi khususnya komunikasi pendidikan dan pencapaian komunikasi pendidikan dirasionalkan melaui komunikasi antarpribadi. Apabila ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri atas manusia yakni pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Secara sederhan pendidikan menurut Pawit M. Yusuf (1990) dapat diartikan sebagai komunikasi yang terjadi dalam suasana pendidikan. Dengan demikian, komunikasi pendidikan adalah proses perjalanan pesan atau informasi yang merambah bidang pendidikan atau peristiwa pendidikan. Dalam

33 hal ini komunikasi tidak lagi bebas atau netral tetapi dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan pendidikan. Menurut Ngainun Naim (2010) Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi penyampaian pesan dari penghantar ke penerima. Pesan yang disampaikan berupa isi atau ajaran yang dituangkan ke dalam simbol simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun nonverbal. Proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol simbol komunikasi tersebut oleh siswa kemudian dinamakan decoding. Dalam dunia pendidikan, komunikasi menjadi kunci yang cukup determinan dalam mencapai tujuan. Seorang guru betapa pun pandai dan luas pengetahuannya, apabila tidak mampu mengkomunikasikan pikiran, pengetahuan dan wawasannya tentu tidak akan mampu memberikan transformasi pengetahuannya kepada para siswanya. Oleh karena itu kemampuan komunikasi dalam dunia pendidikan sangat penting artinya (Dipa, 2012:14) Menurut Yusuf (1990) komunikasi antar pribadi yang terjadi dalam proses belajar mengajar berlangsung antara pengajar dengan pengajar maupun diantara para pelajar, jadi jelas bahwa komunikasi antar pribadi melibatkan guru sebagai komunikator, siswa sebagai komunikan dan materi sebagai pesan. Oleh karenanya dalam perkembangan pendidikan selanjutnya komunikasi antar pribadi lebih ditekankan pada pengertian komunikasi yang edukatif. Komunikasi ini berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mencapai komunikasi antar pribadi. Kegiatan komunikasi antar pribadi merupakan bagian inti dari semua proses pendidikan itu sendiri. Kegiatan ini dapat dikatakan sebagai motor penggerak untuk pencapaian tujuan pendidikan, karena pada dasarnya komunikasi antar pribadi melibatkan interaksi langsung antara guru dengan anak didik dalam berlangsungnya proses belajar mengajar (Dipa, 2012:15) II.8 Model Teoritik II.8.1. Self Disclosure (Johari Window Model) Teori Self Disclosure pertama kali ditemukan oleh Sydney Marshall Jouard, yang kemudian dikembangkan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham (1955). Mereka mengembangkan teori ini untuk menjelaskan hubungan antara konsep diri

34 dan membuka diri dalam sebuah model yang mereka namakan Jendela Johari (Johari Window). Dalam penelitian ini menggunakan model teori Jendela Johari dalam melihat hubungan yang terjadi diantar peserta (anak) kelompok belajar. Konsep Jendela Johari sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan dalam sebuah jendela. Jendela Johari dibagi atas 4 jendela/kuadran yakni, daerah terbuka (open area), daerah tersembunyi (hidden area), daerah buta (blind area), dan daerah tak dikenal (unknown area). Seperti terlihat pada gambar di bawah ini (dalam Figure 1 Self Disclosure Matrix

PSIKOLOGI KOMUNIKASI KOMUNIKASI KELOMPOK

PSIKOLOGI KOMUNIKASI KOMUNIKASI KELOMPOK PSIKOLOGI KOMUNIKASI KOMUNIKASI KELOMPOK APA ITU KELOMPOK? Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama

Lebih terperinci

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Menurut Anwar Arifin komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan

Lebih terperinci

Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi

Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Kelompok Disusun oleh : Ridho Azlam 44111010143 Galih Pinasti 44111010245 Sudarmono 44111010148 Indah Fitri Yani 44111010037 Maulana Rizky 44111010257 Fakultas

Lebih terperinci

Psikologi Komunikasi

Psikologi Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Komunikasi Pokok Bahasan PROSES KOMUNIKASI KELOMPOK Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Advertising and Kode MK Marketing Communication 06

Lebih terperinci

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Ir. Henrikus, SPsi, CHT PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Kelompok Menurut beberapa ahli, terdapat beberapa definisi komunikasi. Menurut Mulyana (2002: 54) mengatakan bahwa komunikasi sebagai situasi-situasi yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Teori

BAB II. Kajian Teori BAB II Kajian Teori 2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Pertemuan ke 7. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi.

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Pertemuan ke 7. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pertemuan ke 7 Sistem Komunikasi Kelompok Dikaji Dalam Beberapa Bagian: Kelompok dan Pengaruhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan orang lain untuk

Lebih terperinci

PERAN KOMUNIKASI KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR

PERAN KOMUNIKASI KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PERAN KOMUNIKASI KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR (Studi Kualitatif Tentang Program Bantuan Belajar Gratis LSM Yayasan Abdi Satya Di Kecamatan Pantai Cermin) Rossa Dame Hasian Sarumaha 110922030

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant 1. Definisi Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant Komunikasi interpersonal (interpersonal communication)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa BAB II TINJAUAN TEORITIS Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang akan digunakan untuk menjelaskan persoalan penelitian. Dalam bab II ini akan membahas pengertian mengenai komunikasi, interaksi

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1. Definisi Komunikasi Kata komunikasi atau communications dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico,

Lebih terperinci

Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi

Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi Disusun oleh : KELOMPOK 7 Ridho Azlam 44111010143 Galih Pinasti 44111010245 Sudarmono 44111010148 Indah Fitri Yani 44111010037 Maulana Rizky 44111010257 Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare, yang berarti berpartisipasi untuk memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

PERAN SIGNIFICANT OTHERS PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

Komunikasi Intra personal 2. Komunikasi Interpersonal 3. Komunikasi Kelompok 4. Komunikasi Organisasi 5.

Komunikasi Intra personal 2. Komunikasi Interpersonal 3. Komunikasi Kelompok 4. Komunikasi Organisasi 5. By Yetti Wira Citerawati SY 1. Komunikasi dengan diri sendiri (Intrapersonal communication) 2. Komunikasi antar pribadi (Interpersonal communication) 3. Komunikasi publik (public communication) 4. Komunikasi

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

Pengertian Teori Komunikasi dan Model Komunikasi

Pengertian Teori Komunikasi dan Model Komunikasi 1 TEORI KOMUNIKASI MODUL 2 Pengertian Teori Komunikasi dan Model Komunikasi llmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu hal, baik yang menyangkut alam (natural) atau sosial (kehidupan masyarakat),

Lebih terperinci

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mempunyai dampak yang besar terhadap perkembangan dunia usaha dan semakin tajamnya tingkat persaingan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Komunikasi Komunikasi merupakan sebuah kata yang abstrak dan memiliki sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dijadikan bahan acuan adalah tulisan yang disusun oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : 469-487) berjudul Quality of Communication Experience:

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI Menurut (Singarimbun, 2006:37) teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi, dan posisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan merumuskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris, yaitu, communication berasal dari kata Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti

Lebih terperinci

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST BENTUK KOMUNIKASI By : Lastry. P, SST 1. KOMUNIKASI INTRAPERSONAL Komunikasi yang terjadi dalam diri individu. Berfungsi : 1. Untuk mengembangkan kreativitas imajinasi, mamahami dan mengendalikan diri,

Lebih terperinci

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Komunikasi Interpersonal?? Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. paling dekat, yaitu keluarga. Kemudian seiring dengan perkembangan usia

BAB II KAJIAN TEORETIS. paling dekat, yaitu keluarga. Kemudian seiring dengan perkembangan usia BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Komunikasi Kelompok Komunikasi dalam kelompok merupakan bagian dari kegiatan keseharian. Sejak lahir sudah mulai bergabung dengan kelompok primer

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Dewi Ma rufah H 0106006 KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik tentunya akan menciptakan hubungan

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh aktivitasnya sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi maupun masyarakat. Dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Judi Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi

Lebih terperinci

ini. TEORI KONTEKSTUAL

ini. TEORI KONTEKSTUAL TEORI KOMUNIKASI DASAR-DASAR TEORI KOMUNIKASI Komunikasi merupakan suatu proses, proses yang melibatkan source atau komunikator, message atau pesan dan receiver atau komunikan. Pesan ini mengalir melalui

Lebih terperinci

6/4/2012. ukuran kelompok, jaringan komunikasi, situasional. Kohesi kelompok. Faktor penentu efektivitas kelompok kebutuhan interpersonal,

6/4/2012. ukuran kelompok, jaringan komunikasi, situasional. Kohesi kelompok. Faktor penentu efektivitas kelompok kebutuhan interpersonal, DIYAH AYU AMALIA AVINA M.Si DEWANTO PUTRA FAJAR M.Si ukuran kelompok, jaringan komunikasi, situasional kohesi kelompok, Faktor penentu efektivitas kelompok Kepemimpinan. kebutuhan interpersonal, Personal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penelitian yang dilakukan ini merupakan studi penelitian komunikasi, sehingga mengacu pada landasan dan teori komunikasi yang mendukung. Berikut ini, penulis akan memaparkan konsep-konsep

Lebih terperinci

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Luas Lingkup Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? (Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi) Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia

BAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia, sebagai mahluk sosial yang selalu mencoba berinteraksi, akan selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam berinteraksi, baik antar individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran merupakan proses perubahan dalam perilaku sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Komunikasi Manusia tercipta sebagai mahkluk social yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui sebuah komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial, dimana satu sama lain saling menumbuhkan yang didalamnya akan terbentuk dan terjalin suatu interaksi atau hubungan yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 10 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Kelompok 2.1.1. Pengertian Kelompok De Vito (1997) menjelaskan bahwa kelompok adalah sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi Antar Pribadi sebenarnya merupakan satu proses sosial dimana orang orang yag terlibat

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar

Lebih terperinci

Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi antar Pribadi merupakan komunikasi yang dilakukan oleh dua orang subjek (pelaku) komunikasi. Yakni antara komunikator dan komunikan. Komunikasi antarpribadi sebagai

Lebih terperinci

Sistem komunikasi kelompok. Rahmawati Z

Sistem komunikasi kelompok. Rahmawati Z Sistem komunikasi kelompok Rahmawati Z kelompok studi mahasiswa, kelompok pecinta alam, karang taruna. Kelompok menentukan cara Anda berkata, berpakaian, bekerja juga keadaan emosi Anda, suka dan duka

Lebih terperinci

3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL

3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL 3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI KELOMPOK Pengertian Beberapa Jenis Kelompok 1. Kelompok Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung,

Lebih terperinci

Komunikasi: Suatu Pengantar. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

Komunikasi: Suatu Pengantar. Tine A. Wulandari, M.I.Kom. Komunikasi: Suatu Pengantar Tine A. Wulandari, M.I.Kom. Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi adalah kemampuan alamiah; setiap orang mampu melakukannya.

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI KOMUNIKATOR PESAN SALURAN KOMUNIKATE EFEK EFEK AFEKSI EFEK KONASI UMPAN BALIK POSITIF NETRAL NEGATIF 1 KOMUNIKASI SUATU PROSES DI MANA SUATU GAGASAN DIALIHKAN DARI SUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di kehidupannya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi

Lebih terperinci

Tipe-tipe komunikasi. Puri Kusuma D.P

Tipe-tipe komunikasi. Puri Kusuma D.P Tipe-tipe komunikasi Puri Kusuma D.P a)komunikasi kesehatan b)komunikasi politik c) Komunikasi bisnis d)komunikasi keluarga e) dll Konteks-konteks komunikasi Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi Pengertian Komunikasi

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi Pengertian Komunikasi BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi dalam bahasa Ingris adalah communication, berasal dari kata commonicatio atau dari kata comunis yang berarti sama atau sama maknanya

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi Fakultas 05FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM 1. PROSES KOMUNIKASI Salah satu prinsip komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dasar individu dalam berinteraksi di dalam kelompoknya. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dasar individu dalam berinteraksi di dalam kelompoknya. Tujuan 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari karena komunikasi mempunyai peran yang sangat besar

Lebih terperinci

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti Komunikasi & Konseling dalam Praktik Kebidanan Apa itu Komunikasi? Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg

Lebih terperinci

teguhfp.wordpress.com HP : Flexi:

teguhfp.wordpress.com   HP : Flexi: teguhfp.wordpress.com email: kismantoroadji@gmail.com HP : 081-328089202 Flexi: 0274-7801029 A. PENDAHULUAN Dalam setiap membicarakan ORGANISASI, perlu pemahaman adanya TEORI ORGANISASI yang selalu membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai Makhluk Sosial persoalan makna menjadi sangat penting ditafsirkan oleh seseorang yang mendapat informasi (pemberitaan) karena makna yang dikirim oleh komunikator (receiver) dan penerima informasi (audience) menjadi sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonal Komunikasi Interpersonal merupakan bagian dari ilmu komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam suatu organisasi untuk kelancaran kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut Effendy (2009: 5), komunikasi adalah aktivitas makhluk sosial. Dalam praktik komunikasi

Lebih terperinci

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01 Rahmawati Z, M.I.Kom kontrak perkuliahan TUGAS : 40 % MID : 30 % UAS : 30 % KEAKTIFAN : BONUS NILAI TAMBAHAN TUGAS DIKUMPULKAN ON TIME darumzulfie@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya 15 BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya adalah komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah Provinsi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas Dalam penelitian kualitatif, analisis data

Lebih terperinci

TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL. Communication Skill. Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom. Disusun oleh :

TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL. Communication Skill. Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom. Disusun oleh : TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL Communication Skill Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom Disusun oleh : Desi Sartika Evi Hana Yanti Fiqih Arzia Fitria Nursetianingsih Siti Ainiyah Simma Uli Siregar Kode kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berawal dari keresahan penulis terhadap pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS masih dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari manusia lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu melibatkan orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai Peranan komunikasi antar pribadi antara pengajar

Lebih terperinci

Perilaku Keorganisasian IT

Perilaku Keorganisasian IT Perilaku Keorganisasian IT-021251 UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 Perilaku Kelompok dan Interpersonal PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI KELOMPOK 1. Kelompok 2. Kelompok Formal 3. Kelompok Informal 4. Kelompok

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Teori teori umum 2.1.1 Definisi Komunikasi Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan definisi komunikasi yang dikutip oleh Deddy Mulyana (2008: 68-69)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn.

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn. BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar PKn Kondisi belajar mengajar yang efekif adalah adanya minat perhatian siswa dalam belajar mata pelajaran PKn. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada

Lebih terperinci

Pelaksanaan Komunikasi Interpesonal (Tedjo Dwiyanto) 2

Pelaksanaan Komunikasi Interpesonal (Tedjo Dwiyanto) 2 Pelaksanaan Komunikasi Interpesonal (Tedjo Dwiyanto) 2 PENDAHULUAN Komunikasi merupakan bagian terpenting dalam kehidupan sehari-hari karena manusia merupakan makhluk sosial. Persyaratan utama dalam kehidupan

Lebih terperinci