Teori Etologi. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Teori etologi Bowlby. Darwin dan Teori Evolusi. Etologi Modern. Evaluasi Teori.
|
|
- Widyawati Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Modul ke: Teori Etologi Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Darwin dan Teori Evolusi Etologi Modern Teori etologi Bowlby Evaluasi Teori Eksperimen Lorenz Daftar Pustaka
2 Lahir sebagai suatu pandangan penting karena pakar ilmu hewan Eropa, khususnya Konrad Lorenz ( ) Etologi menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi dan ditandai oleh periode yang penting atau peka Dengan mengamati perilaku hewan dlm lingkungan yg alami, para ahli etologi berusaha mengidentifikasi perilaku yg universal dan spesifik pada spesies tertentu atau diubah oleh budaya tertentu
3 Darwin dan Teori Evolusi Teori Darwin dikenal dengan Teori Seleksi Alam yang menyatakan bahwa diantara anggotaanggota sebuah spesies, terdapat variasi yang tak terhitung jumlahnya dan diantara anggota yang bermacam macam itu, hanya kelompok tertentu yang berhasil bertahan hidup dan bisa terus menghasilkan keturunannya. Terdapat perjuangan untuk bertahan hidup, dimana anggota anggota terbaik sebuah spesies dapat hidup cukup panjang untuk meneruskan sifat unggul mereka kepada generasi berikutnya. Terhadap jumlah generasi yang tak terhitung jumlahnya itu, Alam kemudian memilih siapasiapa yang bisa beradaptasi paling baik dengan lingkungan mereka lahirlah istilah seleksi alam (Darwin, 1859 dalam Crain, 2007).
4 Etologi Modern: Lorenz dan Tindbergen Konrad Lorenz ( ) seringkali dipanggil bapak etologi modern. Lorenz lahir dan besar di Austria. Ayahnya seorang dokter terkenal yang ingin Lorenz mengikuti jejaknya. Meski bersusah payah berjuang hingga lulus kedokteran, namun Lorenz tidak pernah kehilangan antusiasme masa kanak kanaknya untuk mempelajari alam dan dunia hewan liar, sehingga ia melanjutkan kuliahnya di fakultas zoologi di Universitas Wina dan meraih gelar Ph.D. Lorenz memulai studi etologinya di awal tahun 1930 an ketika dia menjadi yakin bahwa kita bisa melihat monumen evolusi didalam polapola tingkah laku bawaan dari hewan hewan, sama jelasnya seperti kita melihat ciri ciri fisik mereka (Tanner dan Inhelder dalam Crain, 2007). Niko tindbergen ( ) bekerja di bawah bayang-bayang Lorenz. Meskipun begitu, etolog menganggap karyanya tetap substansial. Tindbergen lahir di Hague, Belanda. Sama seperti halnya Lorens, ia sangat menyukai hewan dan dunia luar saat masih kecil. Disekolah, Tindbergen terkenal ogah-ogahan. Dia hanya mau mengerjakan secara maksimal tugas-tugas yang menarik hatinya. Walaupun demikian, Tindbergen berhasil mendapat gelar Ph.D dalam bidang biologi di Universitas Leiden pada 1932 dan mulai melakukan studi-studi etologis yang brilian
5 Eksperimen Lorenz Menggunakan angsa abu abu Dipisah menjadi 2 kelompok (kel.1 dibiarkan tetap bersama induk angsanya setelah menetas, kel.2 diletakkan di inkubator pertama kali menetas yg dilihat adalah Lorenz) Hasilnya : anak2 angsa di inkubator mengikuti kemanapun Lorenz pergi karena menganggap ia adl induknya Proses Imprinting yaitu konsep etologis dlm suatu periode waktu yg kritis yg melibatkan kedekatan dengan objek yg dilihat bergerak utk pertama kalinya
6 Video Imprinting Lorenz
7 Teori Etologis mengenai Perkembangan anak: John Bowlby Menerapkan prinsip-prinsip etologi pada perkembangan manusia Ia memandang kelekatan bayi pada pengasuhnya sebagai perilaku yg berkembang utk mendukung kelangsungan hidup
8 Tingkah laku lekat sesudah umur satu tahun Tingkah laku lekat pada 2 tahun pertama yang tertuju pada satu orang, akan segera tertuju juga pada orang orang lain disekitarnya Tingkah laku lekat anak dapat ditinjau dari 2 macam segi: 1. Tingkah laku lekat terjadi karena proses belajar 2. Tingkah laku lekat merupakan ciri khas manusia utk bercakap2, mengadakan manipulasi dan eksplorasi benda, utk mencari kontak dengan manusia lain Tingkah laku lekat (attachment) merupakan kecenderungan dasar pada anak yang sudah ada sebelum proses-proses belajar dapat terjadi
9 Video ttg Attachment
10 Dua teori mengenai tingkah laku lekat Teori Diferensiasi Anak mempunyai pilihan terhadap orang2 tertentu: pertama adl ibunya, ayahnya, atau anggota2 keluarga yang lain namun menurut Bowlby, ibulah yg dipandang sebagai figur sentral bagi anak; anggota2 keluarga lain tdk mempunyai peranan yg penting sampai sampai dengan umur 6bulan Sesudah usia 3 tahun kebanyakan anak makin dapat merasa aman dlm situasi asing bersama dgn objek lekat pengganti misalnya dengan saudaranya atau gurunya figur pengganti harus sudah dikenal oleh anak, anak harus dlm kondisi sehat dan anak juga harus tahu dimana ibunya Teori Pararel Anak sesudah usia 1 tahun segera akan menunjukkan tingkah laku lekat terhadap orang2 dewasa maupun anak2 sebaya lainnya Di Indonesia, perilaku lekat sangat bergantung pada situasi yg diterima oleh anak Kelekatan pada anak2 sebaya dapat memberikan banyak pengaruh terhadap pelajaran tingkah laku
11 Tiga jenis kelekatan (attachment) menurut Mary Ainsworth Secure Attachment Bayi yg memiliki kelekatan dengan tipe ini akan menangis atau protes saat ibunya meninggalkannya dan menyambutnya dengan senang ketika ibunya kembali. Bayi bayi ini menjadikan ibu mereka sebagai dasar rasa aman mereka Pada saat ibu mrk hadir, bayi akan meninggalkan ibu mereka untuk menjelajah lingkungan mereka dan terkadang kembali pada ibu mereka untuk memastikan bahwa ibunya masih ada bayi bayi ini biasanya kooperatif dan relatif bebas dari rasa marah Avoidant Attachment jarang menangis ketika ibu meninggalkannya, tetapi menghindar saat ibu kembali Mereka cenderung marah dan tidak mencoba menghampiri ibu ketika mereka membutuhkan sesuatu mereka tidak suka dipegang, tapi lebih suka lagi ketika pegangannya dilepas Ambivalenresistant Attachment menjadi cemas bahkan sebelum ibu meninggalkannya dan akan sangat marah ketika ibu meninggalkannya Saat ibu kembali, bayi menunjukkan ambivalensinya dengan mencari kontak dengan ibu seraya pada saat yang sama menolak dengan menendang atau menggeliat geliat bayi yang resistan sedikit mengeksplor dan sulit untuk ditenangkan
12 Evaluasi Teori KELEBIHAN 1. Kontribusi teoritis etologi memperluas perspektif tentang penyebab perkembangan 2. Pemahaman tentang perilaku anak diperluas dengan melihat konteks sosial dan rentang waktu yang lebih luas (sejarah spesies) 3. Kontribusi Metodologis à observasi perilaku dalam konteks alamiahnya. Observasi dapat dikombinasikan dengan metode perkembangan tradidional (metode verbal) 4. Kontribusi Isi à karya tentang attachment, peer interaction, komunikasi non verbal dan problem solving KEKURANGAN 1. Keterbatasan teoritis à Etologi lebih banyak mendeskripsikan daripada menjelaskan 2. Keterbatasan Metodologis à untuk menerapkan metode etologi pada manusia (contoh: eksperimen, adalah tidak etis) 3. Keterbatasan Isi à fenomena perkembangan tertentu tidak mungkin diteliti dari perspektif etologi, fokus pada individual differences dalam suatu spesies sangat terbatas
13 Daftar Pustaka Crain, William. (2007). Teori perkembangan: Konsep dan aplikasi Edisi ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Monks, F.J., Knoers, A.M.P., Haditomo, S.R. (2002). Psikologi perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Papalia, D.E., Old, S.W., Feldman, R.D. (2008). Human development 9th ed. Jakarta: Kencana
14 Terima Kasih Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog.
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1 Modul ke: PIAGET Fakultas PSIKOLOGI Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Program Studi PSIKOLOGI Biografi Tahapan Kognitif Sumbangsih Kritik Poin penting teori Daftar Pustaka Biografi
Lebih terperinciTeori Perkembangan. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Luh Mea Tegawati, M.Psi., Psikolog. Perkembangan. Definisi Teori.
Modul ke: Teori Perkembangan Fakultas PSIKOLOGI Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Luh Mea Tegawati, M.Psi., Psikolog. Program Studi PSIKOLOGI Definisi Teori Syarat syarat Teori Macam Teori Perkembangan
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat: Pengantar
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat: Pengantar Karisma Riskinanti, M.Psi., Psi Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Definisi Teori Syarat-syarat Teori Macam Teori Perkembangan
Lebih terperinciErikson. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. 8 tahap psikososial. Daftar Pustaka. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI
Modul ke: Erikson Fakultas PSIKOLOGI Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Program Studi PSIKOLOGI Biografi Evaluasi Teori 8 tahap psikososial Daftar Pustaka Biografi Bernama lengkap Erik Homberger Erikson,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa
Lebih terperinciJadwal Perkuliahan Psikologi Perkembangan KKNI. Pertemuan ke- Materi Kegiatan A 16/02 B 15/02 C 17/02 D 16/02 E 16/02
Jadwal Perkuliahan Psikologi Perkembangan KKNI Pertemuan ke- Materi Kegiatan A 16/02 B 15/02 C 17/02 D 16/02 E 16/02 1 Pengantar & Kontrak Perkuliahan Penjelasan tugas dan pembagian kelompok A 17/02 B
Lebih terperinciKELEKATAN PADA ANAK. Oleh : Sri Maslihah
KELEKATAN PADA ANAK Oleh : Sri Maslihah Anak yang satu tetap nempel pada bundanya padahal sudah saatnya masuk ke kelas, ada juga anak lain menangis begitu melihat ibunya harus keluar dari kelasnya sementara
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I. Psikologi Psikologi
MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian I Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 06 61101 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan pembahasan teori attachment
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afeksional pada seseorang yang ditujukan pada figur lekat dan ikatan ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ainsworth (dalam Helmi, 2004) mengartikan kelekatan sebagai ikatan afeksional pada seseorang yang ditujukan pada figur lekat dan ikatan ini berlangsung lama
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEMESTER GENAP 2016/2017
1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEMESTER GENAP 2016/2017 PROGRAM STUDI : PSIKOLOGI A. IDENTITAS MATA KULIAH 1. an 2. Kode Kuliah PSI1205 3. Beban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Perkembangan sosial masa dewasa awal (young adulthood) adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak remaja sebenarnya tidak mempunyai masa yang jelas. Remaja. tergolong kanak-kanak, mereka masih harus menemukan tempat dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak remaja sebenarnya tidak mempunyai masa yang jelas. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Remaja belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisik maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas di masyarakat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia akan bersosialisasi dengan lingkungannya, keluarga, sekolah, tempat les, komunitas, dan lainlain. Manusia pada hakikatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecerdasan Emosional pada Remaja Akhir. 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Pada remaja Akhir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosional pada Remaja Akhir 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Pada remaja Akhir Menurut Goleman (2000) kecerdasan emosional adalah kemampuan yang dimiliki seseorang
Lebih terperincisemangat untuk menjadi lebih baik dari kegiatan belajar tersebut. Fenomena yang telah dilakukan oleh Triana, 2010, yaitu tentang keluarga
A. Latar Belakang Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling berkaitan. Motivasi belajar merupakan hal yang pokok dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tanpa motivasi seseorang tidak akan melakukan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. KUESIONER POLA ATTACHMENT
LAMPIRAN 1. KUESIONER POLA ATTACHMENT 1 Selamat Pagi/Siang/Sore, Saya Sekar Pradani Niken M.D.A.A.P (Mahasiswi Semester 8 dari Fakultas Humaniora, Jurusan Psikologi, Binus University) ingin melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan target atau yang disebut sebagai standar keahlian. keahlian atau pun standar keunggulan (standard of excellent).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motivasi berprestasi sangat penting bagi kehidupan. Motivasi berprestasi yang baik akan membawa dampak positif bagi setiap individu. Hal ini terbukti dengan penelitian
Lebih terperinciPengantar Biopsikologi
Modul ke: Pengantar Biopsikologi Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Apa yang Anda Ketahui tentang BIOPSIKOLOGI? NEURON Sel - sel yang menerima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang tua dengan anak. Orang tua merupakan makhluk sosial pertama yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Attachment pada manusia pertama kali terbentuk dari hubungan antara orang tua dengan anak. Orang tua merupakan makhluk sosial pertama yang berinteraksi dengan bayinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Attachment merupakan istilah yang diperkenalkan pertama kali oleh seorang psikolog dari Inggris John Bowlby pada tahun 1958 mengenai gambaran ikatan antara
Lebih terperinciUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah tahap yang penting bagi hampir semua orang yang memasuki masa dewasa awal. Individu yang memasuki masa dewasa awal memfokuskan relasi interpersonal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. latin adolensence, diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa adolansence
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan dari masa kanak-kanak menuju dewasa ditandai dengan adanya masa transisi yang dikenal dengan masa remaja. Remaja berasal dari kata latin adolensence,
Lebih terperinciHenni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang
HUBUNGAN KELEKATAN DAN KECERDASAN EMOSI PADA ANAK USIA DINI Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang ABSTRAK. Kelekatan (Attachment) merupakan hubungan emosional antara seorang anak dengan pengasuhnya
Lebih terperinciPerkembangan dari Attachment (kelekatan) Kita harus memakai orang yang khusus di dalam kehidupan yang dapat membimbing anak-anak untuk merasakan rasa
PERKEMBANGAN ATTACHMENT (KELEKATAN) Perkembangan dari Attachment (kelekatan) Kita harus memakai orang yang khusus di dalam kehidupan yang dapat membimbing anak-anak untuk merasakan rasa senang. Apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mental. Hal ini seringkali membuat orangtua merasa terpukul dan sulit untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa pasangan suami istri menginginkan keturunan sebagai bagian dari keluarga mereka. Pasangan suami istri pasti berharap untuk mendapatkan anak yang sehat
Lebih terperinciKELEKATAN DALAM PERKEMBANGAN ANAK
KELEKATAN DALAM PERKEMBANGAN ANAK Zusy Aryanti Dosen Psikologi pada Jurusan Tarbiyah STAIN Jurai Siwo Metro Email: Zusyar4@gmail.com Abstract Attachment is strong relationship between a child and his mother
Lebih terperinciRAUDHAH: Vol. IV, No. 2: Juli Desember 2016, ISSN: PERAN KUALITAS KEMELEKATAN ANAK TERHADAP PERILAKU SOSIAL. Fauziah Nasution, M.
PERAN KUALITAS KEMELEKATAN ANAK TERHADAP PERILAKU SOSIAL Fauziah Nasution, M.Psi Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Jalan Williem Iskandar Pasar V Medan Estate
Lebih terperinciMateri kuliah e-learning HUBUNGAN ORANG TUA DENGAN ANAK REMAJA oleh : Dr. Triana Noor Edwina DS, M.Si Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu
Materi kuliah e-learning HUBUNGAN ORANG TUA DENGAN ANAK REMAJA oleh : Dr. Triana Noor Edwina DS, M.Si Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Selamat membaca, mempelajari dan memahami
Lebih terperinciP m e b m obotan : E aluasi T e T n e gah S em e e m s e ter e r : 40 % E aluasi A k A h k ir r Sem e e m s e ter e r : 60 %
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN KONTRAK KULIAH 1 SKS 14 X Pertemuan Pengajar : Meidriani Ayu Siregar, S.Psi, M.Kes Hari Pertemuan : Jum at, 11.00 12.00 WIB TIU : Agar mhs. Dapat menjelaskan proses perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan partisipasi penuh dari putra-putri bangsa Indonesia di berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang giatgiatnya membangun. Agar pembangunan ini berhasil dan berjalan dengan baik, maka diperlukan partisipasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan luar. Perubahan-perubahan tersebut menjadi tantangan besar bagi
BAB I PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa peralihan atau masa transisi dari masa anakanak ke masa dewasa yang disertai dengan perubahan (Gunarsa, 2003). Remaja akan mengalami berbagai perubahan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lain. Sejak lahir, manusia sudah bergantung pada orang lain, terutama orangtua
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dan membentuk hubungan sosial dengan orang lain, karena pada dasarnya manusia tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelekatan. melekat pada diri individu meskipun figur lekatnya itu tidak tampak secara fisik.
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelekatan 1. Defenisi Kelekatan (attachment) Menurut Bashori (2006) kelekatan adalah ikatan kasih sayang antara anak dengan pengasuhnya. Ikatan ini bersifat afeksional, maka
Lebih terperinci*) Alumni Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto **) Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto
STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF TENTANG POLA KELEKATAN REMAJA DENGAN TEMAN SEBAYA PADA PESERTA DIDIK DI SLTP NEGERI 1 AYAH, KEBUMEN DESCRIPTIVE STUDY ON THE QUANTITATIVE PATTERN ADOLESCENT ATTACHMENT WITH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sikap orang tua mempengaruhi cara mereka memperlakukan anak, dan perlakuan mereka terhadap anak sebaliknya mempengaruhi sikap anak terhadap mereka dan perilaku mereka.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Sosial. Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Sosial 1. Pengertian Penyesuaian Sosial Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling menarik dari percepatan perkembangan seorang remaja adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan satu masa yang sangat menyulitkan, di mana terjadi percepatan perkembangan baik secara fisik, seksual, maupun sosial. Hal yang paling menarik dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa berinteraksi dengan individu lain. Interaksi antar individu terjadi sejak awal kehidupan seseorang,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang lain pada manusia ternyata sudah muncul sejak ia lahir,
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
KELEKATAN REMAJA PUTRI DENGAN AYAHNYA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: Muthmainnah Ibrahim F100110086 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang dianugerahi sumberdaya alam yang melimpah. Posisi wilayahnya strategis, yakni sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas 17.504
Lebih terperinciYulia Ayriz, Ph. D. Dr. Rita Eka izzaty, M. Si.
Yulia Ayriz, Ph. D. Dr. Rita Eka izzaty, M. Si. PERKEMBANGAN MANUSIA: BIDANG YANG SELALU BERKEMBANG Proses perubahan dari masa pembuahan sampai seumur hidupnya. Dari satu sel tunggal berkembang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Febi Rosalia Indah, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha yang memiliki arah dan sifatnya sistematis demi perubahan tingkah laku yang menjadi lebih baik dari siswa adalah pendidikan. (Sadirman, 2011).
Lebih terperinciSanti E. Purnamasari, M.Si., Psi. Fak. Psikologi UMBY
Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi. Fak. Psikologi UMBY Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan gabungan antara aspek fisiologis (detak jantung misalnya) dengan perilaku tampak (tersenyum, misalnya)
Lebih terperinciSelamat Membaca, mempelajari dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia I
Selamat Membaca, mempelajari dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia I TEORI-TEORI dalam PSIKOLOGI PERKEMBANGAN oleh: Dr. Triana Noor Edwina D.S, M.Si Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciAngket 1 No Pernyataan SS S TS STS
Identitas Diri Subyek : Nama : Usia : Berat Badan : Isilah dengan memberi tanda [ ] pada pernyataan yang sesuai dengan jawaban anda. Beri Tanda [ ] bila : SS : Menunjukkan bahwa pernyataan tersebut Sangat
Lebih terperinciINFANCY. Psikologi Perkembangan Unita Werdi Rahajeng
INFANCY Psikologi Perkembangan Unita Werdi Rahajeng www.unita.lecture.ub.ac.id MASA SENSORIMOTOR (PIAGET) 1. Substage 1: Simple Reflex 2. Substage 2: Primary Circular Reaction 3. Substage 3: Secondary
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa mendapatkan teman baru selain teman di rumahnya. Anak juga dapat bermain dan berinteraksi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah Kelekatan (attachment) untuk pertama kalinya. resiprokal antara bayi dan pengasuhnya, yang sama-sama memberikan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kelekatan 1. Pengertian kelekatan Istilah Kelekatan (attachment) untuk pertama kalinya dikemukakan oleh seorang psikolog dari Inggris pada tahun 1958 bernama John Bowlby. Keterikatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.
Lebih terperinciBUDAYA DAN PROSES PERKEMBANGAN
BUDAYA DAN PROSES PERKEMBANGAN OLEH: DR. ASIH MENANTI, MS * CULTURE AND TEMPERAMENT: PERBEDAAN PSIKOLOGIS YANG MUNCUL PADA ANTAR BUDAYA, BANYAK MEMBICARAKAN TENTANG TEMPERAMEN, KELEKATAN, PERKEMBANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari orang-orang yang bisa diandalkan, menghargai dan menyayangi kita yang berasal dari teman, anggota
Lebih terperinciHUBUNGAN ATTACHMENT DAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL
HUBUNGAN ATTACHMENT DAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL Shabrina Khairunnisa 16511716 3PA01 LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa dimana individu mulai berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Interaksi Ayah-Anak
TINJAUAN PUSTAKA Interaksi Ayah-Anak Dalam kehidupan berkeluarga, ayah biasanya diidentikkan sebagai orang tua yang banyak meninggalkan rumah, menghukum, mempunyai pengetahuan yang lebih luas, berkedudukan
Lebih terperinciDESKRIPSI DAN SILABI MATA KULIAH
DESKRIPSI DAN SILABI MATA KULIAH 1. IDENTIFIKASI MATA KULIAH a. Nama Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik (PPD) b. Kode Mata Kuliah : MDK 2104 c. Jumlah SKS : 2 SKS d. Program Studi : Psikologi Pendidikan
Lebih terperinciMotivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Kelekatan Anak-Orang Tua
Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Kelekatan Anak-Orang Tua P 7 Dani Nurhayati Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Jalan Marsda Adisucipto No.
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG
BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Kesepian merupakan salah satu masalah psikologis yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Setiap manusia pernah menghadapi situasi yang dapat menyebabkan kesepian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ibu memiliki lebih banyak peranan dan kesempatan dalam. mengembangkan anak-anaknya, karena lebih banyak waktu yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibu memiliki lebih banyak peranan dan kesempatan dalam mengembangkan anak-anaknya, karena lebih banyak waktu yang digunakan bersama anak-anaknya dari pada ayah.
Lebih terperinciGAYA KELEKATAN ( ATTACHMENT STYLE
GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) SANTRIWATI TERHADAP PEMBINA (USTADZAH) DI PONDOK PESANTREN TERPADU AL-YASINI PASURUAN (Studi Kasus Pada Santri Kelas 2 Tingkat SLTP Di Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini
Lebih terperinciBLUE PRINT SKALA KEMATANGAN VOKASIONAL. Kematangan vokasional merupakan kesiapan dan kemampuan individu dalam
BLUE PRINT SKALA KEMATANGAN VOKASIONAL Definisi Kematangan Vokasional Kematangan vokasional merupakan kesiapan dan kemampuan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan vokasional yang berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan selanjutnya (PKBTK, 2004:4). Didalam Undang-Undang. dijelaskan bahwa pendidikan pra sekolah (Taman Kanak-Kanak) adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan pendidikan prasekolah yang mempersiapkan anak didik memasuki pendidikan Sekolah Dasar, bertujuan untuk membantu meletakkan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mengingat pentingnya pendidikan pemerintah membuat undang-undang
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu fasilitas pendidikan yang disediakan oleh negara sebagai wujud dari bukti HAM bagi tiap warganya khususnya anak-anak sebagai generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Di usia remaja antara 10-13 tahun hingga 18-22 tahun (Santrock, 1998), secara
Lebih terperinciLia Amalia * Kata Kunci: Remaja, Ibu TKW, Perkembangan Psikologis. * Penulis adalah Dosen Tetap JurusanTarbiyah STAIN Ponorogo.
DAMPAK KETIDAKHADIRAN IBU SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS REMAJA Lia Amalia * Abstrak: Bagi remaja yang memiliki ibu TKW, dinamika psikologis yang terjadi dalam proses
Lebih terperinciPENILAIAN & PENYARINGAN DALAM PROGRAM PRA SEKOLAH Merupakan alat bantu dalam memperbaiki pendidikan di dalam kelas Brewer : Penilaian adl penggunaan s
PENILAIAN & PENYARINGAN DALAM PROGRAM PRA SEKOLAH PENILAIAN & PENYARINGAN DALAM PROGRAM PRA SEKOLAH Merupakan alat bantu dalam memperbaiki pendidikan di dalam kelas Brewer : Penilaian adl penggunaan sistem
Lebih terperinciFenomena Alasan Resiko Dampak :
Fenomena : jumlah pekerja di Indonesia sesuai dengan Badan Pusat Statistik (kompas.com) pada tahun 2012 yaitu sebanyak 112 juta jiwa, dan 43 juta jiwa sebagai pekerja wanita, hal ini menunjukan bahwa wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk pertama kalinya belajar berinteraksi atau melakukan kontak sosial
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak. Anak untuk pertama kalinya belajar berinteraksi atau melakukan kontak sosial dengan orang lain dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari hubungan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari hubungan dengan orang lain yang meliputi interaksi di lingkungan sekitarnya. Sepanjang hidup, manusia akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, ia membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Pada masa bayi ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku asertif sangat penting bagi setiap orang guna memenuhi segala kebutuhan dan keinginan, terutama pada mahasiswa, dimana harus menyelesaikan tugas perkembangan
Lebih terperinciPENGANTAR PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 1. Fakultas psikologi Universitas pancasila 2016
PENGANTAR PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 1 Fakultas psikologi Universitas pancasila 2016 What do you think about Developmental Psychology 1? Tuliskan pemikiran atau dugaan Anda mengenai Psikologi Perkembangan
Lebih terperinciSetiap individu berhak mendapatk:an pendidikan yaitu dengan cara. orangtua tentang pentingnya sekolah, banyak orangtua memasukkan anak mereka
BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu berhak mendapatk:an pendidikan yaitu dengan cara bersekolah. Sejalan dengan perkembangan zaman dan meningkatnya pemahaman orangtua
Lebih terperinciTEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF: PIAGET. Dr. J anprasetyo, SpKJ (K)
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF: PIAGET Dr. J anprasetyo, SpKJ (K) PRINSIP DASAR TEORI PIAGET Jean Piaget (1896-1980): dikenal dgn teori perkembangan intelektual yg menyeluruh yg mencerminkan adanya kekuatan
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
MODUL PERKULIAHAN Perkembangan Sepanjang Hayat Adolescence: Perkembangan Psikososial Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Psikologi Psikologi 03 61095 Abstract Kompetensi Masa remaja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semangat untuk menjadi lebih baik dari kegiatan belajar tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling berkaitan. Motivasi belajar merupakan hal yang pokok dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tanpa motivasi seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan untuk masa selanjutnya (Desmita, 2012). Hurlock (2004)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa bayi dianggap sebagai periode vital karena kondisi fisik dan psikologis pada masa ini merupakan fondasi bagi perkembangan dan pertumbuhan untuk masa selanjutnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kelekatan Dengan Teman Sebaya 1. Pengertian Kelekatan Anak-anak biasanya selalu mempunyai figur yang paling dekat dengan dirinya seperti ibu, ayah, atau pengasuhnya. Anak-anak
Lebih terperinciMASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th
MASA KANAK-KANAK AWAL By FH Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a) Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan berakhir dengan berkembangnya penggunaan bahasa. Masa bayi berlangsung sekitar 18
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asuhan, sebagai figur identifikasi, agen sosialisasi, menyediakan pengalaman dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Orang tua berperan sebagai figur pemberi kasih sayang dan melakukan asuhan, sebagai figur identifikasi, agen sosialisasi, menyediakan pengalaman dan berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah masa dewasa muda. Pada masa ini ditandai dengan telah tiba saat bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu memiliki beberapa tahap dalam kehidupannya, salah satunya adalah masa dewasa muda. Pada masa ini ditandai dengan telah tiba saat bagi individu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan seorang manusia berjalan secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut
Lebih terperinciObservasi dan Wawancara
Observasi dan Wawancara Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Rizka Putri Utami, M.Psi Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Observasi Suatu cara pengumpulan data dg melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai
Lebih terperinciMasa kanak-kanak termasuk masa yg panjang dlm rentang kehidupan Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yg penuh ketergantungan --> kira-
Masa kanak-kanak termasuk masa yg panjang dlm rentang kehidupan Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yg penuh ketergantungan --> kira- kira usia 2 th matang scr seksual ( :±13 th :±14 th)
Lebih terperinciPenyuluhan Perkembangan Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Chr Argo Widiharto, Suhendri, Venty.
Penyuluhan Perkembangan Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Chr Argo Widiharto, Suhendri, Venty Abstrak Kesibukan orangtua yang bekerja berdampak pada kurang diperhatikannya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terbagi dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa praktek langsung dapat
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama 8 kali pertemuan yang terbagi dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa praktek langsung dapat meningkatkan pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial setiap manusia mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai dorongan untuk bersosialisasi.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. seperti ayah, ibu, dan anak. Keluarga juga merupakan lingkungan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga terdiri dari beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah seperti ayah, ibu, dan anak. Keluarga juga merupakan lingkungan yang menyenangkan dan nyaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis pada kehidupannya. Saat anak dirawat di rumah sakit banyak hal yang baru dan juga asing yang harus
Lebih terperinciKEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN
KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I Trait Factor Theories
Modul ke: Psikologi Kepribadian I Trait Factor Theories Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Gordon Allport: Prinsip dasar tingkah laku:
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. lingkungan (Semiun, 2006). Penyesuaian diri diistilahkan sebagai adjustment.
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pada umumnya individu melakukan interaksi dengan individu lain. Proses interaksi tidak lepas dari adanya penyesuaian diri. Penyesuaian diri dilakukan untuk membantu menjaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan aset bangsa yang berharga, generasi penerus yang kelak akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan aset bangsa yang berharga, generasi penerus yang kelak akan memajukan negara. Untuk menjadi generasi penerus bangsa, tentunya harus menjadi anak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan individu di samping siklus kehidupan lainnya seperti kelahiran, perceraian, atau kematian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh
25 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dan restrospective. Cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan hanya pada satu waktu tertentu, desain
Lebih terperinciBehavior and Social Learning Theory
MODUL 4 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 1 Behavior and Social Learning Theory Materi yang akan di bahas: a. Pendekatan Umum Teori b. Penekanan pada Perilaku Belajar c. Hukum Universal d. Teori Belajar Modern e.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebutan bagi individu yang belajar atau mengikuti pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,
Lebih terperinci