BAB III LANDASAN TEORI. Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan moment poros engkol ke roda-roda penggerak.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III LANDASAN TEORI. Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan moment poros engkol ke roda-roda penggerak."

Transkripsi

1 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Transmisi Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan moment poros engkol ke roda-roda penggerak. 1.Menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk saat start dan berjalan di tempat yang mendaki. 2.Menggerakkan roda-roda pada kecepatan tinggi selama pengendaraan kecepatan tinggi ( light speed driving ). 3.Menggerakkan roda-roda pada arah berlawanan untuk mundur. Untuk melakukan 3 hal diatas diperlukan: Menambah atau mengurangi momen ( kecepatan ). Merubah arah putaran dari salah satu roda gigi. Syarat-syarat penting transmisi: Harus mudah,tepat dan cepat kerjanya. Dapat memindahkan tenaga dengan lembut dan tepat. Ringan, praktis dalam bentuk, bebas masalah dan mudah dioperasikan. Harus ekonomis dan mempunyai efesiensi yang tinggi. Harus mudah untuk perawatan Transmisi manual mengalami perubahan momen dalam beberapa tahap. Idealnya momen dapat berubah langsung seperti otomatis. 10

2 Momen mesin akan berubah secara kontinyu seperti ditunjukkan oleh garis kurva A pada grafik, yang menunjukkan kemampuan suatu auto mobil. Biasanya pada transmisi manual perubahan momen yang tidak kontinyu ditunjukkan oleh bentuk garis kurva B, B1, dan B2 pada grafik.bila transmisi hanya dilengkapi dengan gear perpindahan rendah, daerah dimana momen mesin tidak efektif digunakan ( bagian diarsir pada grafik )bertambah besar dan transmisi tidak dapat digunakan Sebaliknya bila transmisi dilengkapi dengan beberapa gear perpindahan, garis yang tidak kontinyu (B,B1,B2) akan menjadi mendekati garis ideal kurva A, tetapi pembuatan transmisi akan akan lebih sulit dan pengoperasiannya lebih sukar. Dengan demikian Jumlah perpindahan gear umumnya dibuat lebih atau kurang dari tingkat yang dapat diterima yaitu 4 atau 5 arah maju dan satu gigi mundur untuk Toyota sedan, truk dan bus. Gbr.3.1 Kurva Kemampuan Suatu Kendaraan. 11

3 3.2 Type Roda Gigi Transaxle / Transmisi Manual Roda gigi transaxle/ transmisi manual dapat digolongkan dalam beberapa type menurut kontruksi dan mekanisme cara kerjanya 1. Tipe selective sliding mesh 2. Tipe constant mesh Tipe Key 3. Tipe synchromesh Tipe constant load Tipe inertial Tanpa Key Tipe Servo Tipe Pin 3.3 Konstruksi Pemindah Daya Ada beberapa macam kotruksi pemindah daya: FF ( Front engine Front drive ) Pada model ini letak mesin didepan dan penggerak roda ada dibelakang FR ( Front engine Rear drive ) Pada model ini mesin ada di depan dan penggerak roda ada dibelakang RR ( Rear engine Rear drive ) Pada model ini mesin ada dibelakang dan penggerak roda jauga langsung dibelakang 12

4 3.3.1 PEMINDAH DAYA JENIS TRANSAXLE C50 ( Kendaraan FF ) 1.Netral Gbr 3.2 Aliran Perpindahan Daya Pada Kendaraan dengan Penggerak Roda Depan Pada Posisi Netral. Input shaft ( roda gigi penggerak ke 1 dan ke 2 Roda gigi ke 1 dan ke 2 13

5 2. Perpindahan roda gigi ke 1 Gbr 3.3 Aliran Perpindahan Daya Pada Posisi Gigi 1. Input shaft (roda gigi penggerak untuk roda gigi ke 1) Roda gigi ke 1 Clutch hub sleeve dan hub no.1 Output shaft (drive pinion) Differential ring gear Differential 14

6 3. Perpindahan roda gigi ke 2 Gbr 3.4 Aliran Perpindahan Daya Pada Posisi Gigi 2. Input Shaft (roda gigi penggerak untuk roda gigi ke 2 Roda gigi ke 2 Clutch hub sleeve dan hub no.1 Output shaft (drive pinion) Ring gear Differential 15

7 4. Perpindahan roda gigi ke 3 Input shaft Clutch hub sleeve dan hub no.2 Roda gigi penggerak ke 3 Roda gigi yang digerakkan ke 3 Output shaft (drive pinion) Differential ring gear Ring gear Differential Gbr 3.5 Aliran Perpindahan Daya Pada Posisi Gigi 3. 16

8 5. Perpindahan roda gigi ke 4 Input shaft Clutch hub sleeve dan hub no.2 Roda gigi penggerak ke 4 Roda gigi yang digerakkan ke 4 Output shaft (drive pinion) Differential ring gear Differential Gbr 3.6 Aliran Perpindahan Daya Pada Posisi Gigi 4. 17

9 6.Perpindahan roda gigi ke 5 Input shaft Clutch hub sleeve dan hub no.3 Roda gigi penggerak ke 5 Roda gigi yang digerakkan ke 5 Output shaft (drive pinion) Differential ring gear Differential Gbr 3.7 Aliran Perpindahan Daya Pada Posisi Gigi 5. 18

10 7. Perpindahan ke gigi mundur Input shaft untuk menggerakkan idler gear gigi mundur (reserve idle gear) Roda gigi idler mundur Clutch hub slevee (roda gigi dan hub no.1) Output shaft (drive pinion) Differential ring gear Differential Gbr 3.8 Aliran Perpindahan Daya Pada Posisi Gigi R PEMINDAH DAYA JENIS TRANSMISI W55 ( KENDARAAN FR ) 1.Netral Input shaft Roda gigi penggerak utama ( roda gigi ke 4 ) Counter gear 19

11 Gbr 3.9 Aliran Perpindahan Daya Pada Kendaraan dengan Penggerak Roda Belakang Pada Posisi Netral. 2.Perpindahan roda gigi ke 1 Input shaft Roda gigi penggerak utama ( roda gigi ke 4 ) Counter gear Roda gigi ke 1 Clutch hub slevee dan hub no.1 Output shaft Gbr 3.10 Aliran Perpindahan Daya Pada Posisi Gigi 1. 20

12 3. Perpindahan roda gigi ke 2 Input shaft Roda gigi penggerak utama ( roda gigi ke 4 ) Counter gear Roda gigi ke 2 Clutch hub slevee dan hub no.1 Output shaft Gbr 3.11 Aliran Perpindahan Daya Pada Posisi Gigi 2. 4.Perpindahan roda gigi ke 3 Input shaft Roda gigi penggerak utama ( roda gigi ke 4 ) Counter gear Roda gigi ke 3 Clutch hub slevee dan hub no.2 Output shaft 21

13 Gbr 3.12 Aliran Perpindahan Daya Pada Posisi Gigi Perpindahan roda gigi ke 4 Input shaft Roda gigi ke 4 Roda gigi penggerak utama ( roda gigi ke 4 ) Output shaft Gbr 3.13 Aliran Perpindahan Daya Pada Posisi Gigi 4. 6.Perpindahan roda gigi ke5 Input shaft Roda gigi penggerak utama ( roda gigi ke 4 ) Counter gear Clutch hub slevee dan hub no.3 Counter shaft roda gigi ke 5 Roda gigi ke5 Output shaft 22

14 Gbr 3.14 Aliran Perpindahan Daya Pada Posisi Gigi Perpindahan ke roda gigi mundur Input shaft Roda gigi penggerak utama ( roda gigi ke 4 ) Counter gear Roda gigi idler mundur Roda gigi mundur Output shaft Gbr 3.15 Aliran Perpindahan Daya Pada Posisi Gigi R. 23

15 3. 4 MEKANISME-MEKANISME PADA SISTEM PEMINDAH DAYA MEKANISME SYNCHROMESH Kendaraan modern banyak dilengkapi dengan transmisi tipe sinkromes (synchromesh).selama perpindahan roda gigi,kedua roda gigi yang bekerja masing-masing saling mendekati satu sama lainnya ke syncromesh agar dapat berputar pada kecepatan yang sama, karena adanya gesekan.sebelum kecepatan sinkromes terkait secara perlahan-lahan. Keuntungan transmisi tipe sinkromes: 1.Pengemudi tidak perlu menekan pedal kopling dua kali setiap perpindahan. 2.Tenaga dapat dipindahkan secara cepat dan lembut tanpa merusak gigi-gigi. JENIS-JENIS TIPE SYNCHROMESH 1.SINKROMESH TIPE KEY ~KONTRUKSI Dibawah ini diperlihatkan potongan transaxle type C50 ( untuk model FF ) Gbr 3.16 Transmisi C50 ( cross section ) 24

16 a). Setiap roda gigi arah maju pada input shaft selalu berkaitan dengan roda gigi yang berhubungan pada output shaft b). Pada saat roda gigi berputar bebas terhadap shaftnya roda gigi itu selalu berputar bila mesin berputar dengan keadaan kopling terkait. c). Clutch hub terpasang pada shaft oleh alurnya.hub slevee terpasang pada tiap alur sepanjang keliling clutch hub, dan bergeser pada arah axial. d). Pad clutch hub terdapat alur (slot) yang sejajar dengan shaft dan terdapat synchronizer key yang mempunyai bagian yang menonjol atau lekukan pada bagian tengahnya dalam setiap slot. e). Synchromesh key selalu menekan hub slevee oleh key spring. Gbr 3.17 Synchromesh type key. f ). Bila tuas pemindah roda gigi pada posisi netral, maka lekukan(crest) tiap synchromesh key terletak didalam alur pada hub slevee. 25

17 Gbr 3.18 Komponen-komponen Mekanisme Synchromesh g). Synchronizer ring terletak diantara clutch hub dan setiap roda gigi percepatan yang berbentuk kerucut dan akan menekan pada kerucut-kerucut ini. Aluralur yang sempit terdapat pada bagian permukaan dalam ring synchronizer untuk menjamin perkaitan yang sempurna. Ring juga mempunyai tiga alur (slot) untuk penempatan synchronizer key. ~FUNGSI a). Posisi Netral Pada setiap roda gigi kecepatan berkaitan dengan roda gigi yang digerakkan dengan berputar bebas terhadap shaftnya. Clutch hub terpasang melalui alur pada hub slevee, dan dengan shaft. Pada kondisi ini synchronizer ring berputar bebas 26

18 b). Tahap pertama. Tuas pemindah mulai bergerak (mulai berhubungan). Gbr 3.19 Mekanisme Synchromesh Pada Saat Tuas Pemindah Mulai Berhubungan. Saat tuas pemindah digerakkan, garpu pemindah (shift fork)yang berhubungan dengan alur pada hub slevee menekan hub slevee pada arah yang ditunjukkan oleh panah A Saat hub slevee dan synchronizer key terkait melalui lekukan (crest) pada key, gerakan hub slevee dipindahkan ke synchronizer key kembali sambil berputar mendorong synchronizer ring untuk bergabung dengan bagian kerucut daripada roda gigi. Dengan adanya perbedaan kecepatan antara hub sleve dengan roda gigi, synchronizer ring bergerak kedalam arah putaran roda gigi. Besar 27

19 pergerakan ini sebanding dengan perbedaan antara lebar alur (slot) dengan keynya. c). Perpindahan tahap ke 2. Tuas ditekan kuat (Sinkronisasi berlanjut) Bila tuas pemindah bergerak lebih jauh, tenaga yang diberikan pada hub slevee bertambah, maka pegas synchronizer key dan hub slevee akan bergerak naik pada lekukan key. Gbr 3.20 Kondisi Mekanisme Synchromesh Saat Tuas Pemindah Bergerak Lebih Jauh. Alur pada hub slevee dan alur pada synchronizer ring belum keseluruhan tepat, sehingga perlu ditmbahkan tenaga ke hub slevee melalui garpu pemindah untuk mendorong dengan lebih kuat lagi pada synchronizer ring 28

20 untuk bergabung dengan roda gigi kerucut.hal ini menyebabkan kecepatan roda gigi menjadi sinkron dengan hub slevee. d ). Perpindahan tingkat ke.3 Penekan tuas selanjutnya (Penggabungan selengkapnya) Bila kecepatan hub slevee dan kecepatan roda gigi telah menjadi sama satu dengan yang lainnya, synchronizer ring mulai berputar bebas searah putaran.akibatnya alur bagian dalam hub slevee berkaitan dengan alur-alur pada ring synchronizer ring.seperti pada gambar Gbr 3.21 Kondisi Mekanisme Synchromesh Saat Tuas Pemindah Bergerak Lebih Jauh Lagi. Bila efek sinkronisasi kurang cukup kuat, maka sinkronisasi akan menjadi sulit 29

21 2.TIPE SYNCHROMES TANPA KEY ~KONTRUKSI Mekanisme synchromesh tanpa key digunakan untuk roda gigi5 pada trnsaxle E50. Mekanisme synchromesh tipe key (sama seperti yang digunakan pada transaxle tipe C50) digunakan pada semua roda gigi selain gigi ke5. 1). Hub slevee Bagian dalam hub slevee terdapat tiga alur yang menonjol, bagian tersebut mendorong key spring selama sinkronisasi 2). Clutch hub Tiga tonjolan (notches) terletak disekeliling clutch hub untuk menjamin synchronisasi ring dan key spring tetap pada tempatnya. 3). Key spring Key spring mempunyai empat buah kuku (claw). Satu kuku untuk menjamin key spring pada tempatnya, sementara tiga kuku lainnya untuk penempatan sinchronisasi key dan key spring lainnya. 4). Synchronizer spring. Pada tiga titik sekeliling ring-ring dilengkapi chamfer dan alur (slot) untuk menjaga kuku (claw) pada spring. Gbr 3.22 Transmisi Type E50. 30

22 Gbr 3.23 Komponen Synchromesh Di Gigi 5 Pada Transmisi Type E- 31

23 ~FUNGSI a). Mulai sinkronisasi Gbr 3.24 Posisi Mulai Bersinkronisasi. Pada saat perpindahan ke roda gigi 5 (panah A) bagian yang menonjol 1 pada hub slevee menekan synchronizer ring 4 melalui ketiga kuku pada key spring 3 Pada arah yang ditunjukkan oleh panah B bagian dalam synchronizer ring 4 menekan ke roda gigi ke5 yang berbentuk kerucut. Synchronizer ring 4 berputar pada jarak yang sama seperti gap A dan tonjolan 1 pada hub slevee sejajar dengan chamfer synchronizer ring 4 (posisi ini di sebut posisi index) b). Sinkronisasi Gbr 3.25 Sinkronisasi. Dengan bergeraknya hub slevee 1 ke arah kanan dari posisi index, tonjolan pada hub slevee 1 akan mendorong chamfer pada synchronizer 4. Hal ini menyebabkan permukaan synchronizer ring 4 yang berbentuk tirus bersentuhan 32

24 dengan bagian kerucut pada roda gigi ke 5, dan gesekan antara kedua komponen tadi menyebabkan berputar pada kecepatan yang sama (sinkronisasi bersama) Pada waktu yang bersamaan, tonjolan pada hub slevee 1 menimbulkan tambahan tenaga dari key spring 3 dan bergerak pada kuku-kukunya (claw). c. Sinkronisasi selengkapnya Gbr 3.26 Sinkronisasi Lengkap. Bila hub slevee 1 dan roda gigi ke 5 mulai berputar pada kecepatan yang sama, hub slevee 1 bergerak lebih jauh menuju roda gigi ke 5, dan tonjolan bertemu dengan chamfer pada gigi ke 5, ini adalah perpindahan selengkapnya ke roda gigi 5 3. SYNCHROMESH TIPE PIN ~KONTRUKSI Mekanisme synchromesh tipe pin terdiri dari synchronizer ring, clutch hub, tiga synchronizer pin, tiga guide pin, tiga pendorong (thrust pieces), tiga pegas pengunci synchromesh (synchronizer lock spring) dan sebuah bola. Synchronizer pin memegang synchronizer ring pada kedua sisi. Di tengahnya terdapat chamfered dengan sudut Dan menekan melalui kopling hub slevee 33

25 Gbr 3.27 Kontruksi Synchromesh Type Pin Guide pin terkunci berlawanan disetiap synchronizer pin dan bola tertekan ke dalam alur di tengah pada setiap pin dengan adanya tekanan pegas yang ada pada sebuah lubang pada hub slevee. Guide pin menahan synchronizer ring pada setiap sisi dalam posisi netral. Bagian luar synchronizer ring berbentuk kopling kerucut. Synchromesh tipe pin digunakan untuk roda gigi pertama dan kedua pada transmisi H50 untuk heavy-duty truck. ~FUNGSI A Gbr 3.28 Cara Kerja Synchromesh Tipe Pin B Bila tuas pemindah gigi digerakkan, clutch hub slevee akan terdorong ke kiri dan alur pada bagian dalam hub slevee mulai berkaitan dengan alur-alur roda gigi 34

26 (gear spline).synchronizer ring di buat sedemikian rupa agar dapat bersentuhan dengan bagian dalam roda gigi yang berbentuk kerucut, sebelum roda gigi bersentuhan dengan hub slevee. Pada waktu synchronizer ring dan roda gigi yang kerucut bersinggungan, sinkronisasi dimulai dan tenaga di pindahkan dari hub slevee ke synchronizer ring melalui tiga guide pin dan tiga synchronizer pin. Pada tiap synchronizer pin membentuk seperti pada gbr.b, alur pada synchronizer pin di buat bersentuhan denagn hub slevee seperti diperlihatkan oleh moment kopling kerucut saat mulai persentuhan.geseran juga terjadi pada guide pin MEKANISME PEMINDAH RODA GIGI ( GEAR SHIFTING MECANISMS ) Poros tuas pemindah dan pemilih terpasang pada sudut kanan terhadap porosporos garpu (fork shaft) diatas transaxle case dan mekanisme pencegah hubungan ganda, mekanisme searah searah mundur dan mekanisme pencegah kesalahan perpindahan mundur juga terletak menjadi satu KONTRUKSI Mekanisme perpindahan roda gigi tipe C50 transaxle manual menggunakan tiga poros penggeser garpu (sliding fork shaft). Garpu pemindah terbuat dari die-cast alumunium. 35

27 Gbr 3.29 Mekanisme Pemindah Roda Gigi MEKANISME PENCEGAH HUBUNGAN GANDA (DOUBLE MESHING PREVENTION MECHANISM) Mekanisme ini mencegah kemungkainan terjadi perpindahan dua roda gigi pada waktu yang sama. Sebuah baut yang terpasang pada pelat pengunci garpu pemindah (shift fork lock plate) mencegah agar tidak berputar, yang mana memungkinkan poros tuas pemindah (shift) dan poros tuas pemilih (select lever) bergeser dalam arah memilih tapi tidak pada arah memindah. Gbr 3.30 Mekanisme Pencegah Hubungan Ganda. 36

28 ~Cara kerja Pelat pengunci garpu pemindah (shift fork lock plate) pada dua diantara tiga ujung garpu pemindah pada segala waktu dan mengunci semua garpu pemindah kecuali untuk yang sedang digunakan. Gbr 3.31 Cara Kerja Mekanisme Pencegah Hubungan Ganda Sebagai contoh, bila tuas pemindah (shift lever) diletakkan pada roda gigi ke 1 atau ke 2, pelat pengunci garpu pemindah dan shift inner lever no.1 bergerak kekanan seperti pada gambar diagram dibawah. Gbr 3.32 Cara Kerja Mekanisme Pencegah Hubungan Ganda 37

29 Pelat pengunci garpu pemindah (shift fork lock plate) mencegah ujung garpu pemindah ke 3/ ke 4/ dan ke 5/ mundur dari perpindahan. Dengan demikian hanya ujung garpu pemindah ke gigi 1/ ke 2 yang dapat berpindah. Kesimpulannya: transmisi hanya dqapat berpindah pada roda gigi ke1 atau ke 2 REFERENSI: Mekanisme pencegahan hubungan ganda dari transmisi W55 terdiri dari tiga poros pemindah. Poros tengah (central shaft) mempunyai dua alur dan tiap poros dari tiap poros lainnya mempunyai satu alur seperti pada gambar. Interlock pin di letakkan diantara dua alur diantaranya. Pada posisi netral antara alur tengah dan interlock pin akan tertekan keluar oleh poros dan mendorongnya ke alur pada poros yang lain.akibatnya dua poros disamping poros tengah pada posisi terkunci. Gbr 3.33 Mekanisme Pencegah Hubungan Ganda Transmisi Type W MEKANISME PENCEGAH KESALAHAN GIGI MUNDUR (REVERSE MIST-SHIFT PREVENTION MECHANISM) Mekanisme ini mencegah terjadinya perpindahan langsung ke gigi mundur dari roda gigi ke 5 pada saat kendaraan berjalan. Untuk memindah ke roda gigi mundur, pengemudi harus mengembalikan tuas pemindah ke posisi netral diantara roda gigi ke 3dan ke 4 sebelum memilih untuk gigi mundur. 38

30 Gbr 3.34 Mekanisme Pencegah Kesalahan Gigi Mundur ~Cara kerja 1.Selama memilih Bila tuas pemindah roda gigi (gear shift lever) bergerak keposisi roda gigi 5 atau mundur ( yaitu posisi netral diantara roda gigi ke 5 dan gigi-gigi mundur ), shift inner lever no.2 bergerak kearah gigi ke5/mundur, memutar reverse restrict pin seperti diperlihatkan oleh panah A Gbr 3.35 Posisi Memilih Mekanisme Pencegah Kesalahan Gigi Mundur 2. Perpindahan ke roda gigi 5 Bila transmisi dipindahkan ke gigi5, shift inner lever no.2 berputar pada arah yang diperlihatkan oleh panah B, membebaskan reverse restrict pin. Akibatnya reverse restrict pin kembali ke posisi semula oleh pegas pembalik. 39

31 Gbr 3.36 Posisi Pada Gigi 5 Mekanisme Pencegah Kesalahan Gigi Mundur 3. Perpindahan ke roda gigi mundur Bila perpindahan gigi dicoba langsung dari roda gigi 5 ke roda gigi mundur (seperti ditunjukkan oleh panah C) shift inner lever no.2 menyentuh reverser restrict pin, mencegah transmisi berpindah dari gigi 5 ke mundur. Gbr 3.37 Posisi Pada Gigi R Mekanisme Pencegah Kesalahan Gigi Mundur 4. Perpindahan ke roda gigi mundur Setelah tuas pemindah roda gigi kembali pada posisi netral diantara roda gigi ke 3 dan ke 4 dan kemudian bergerak atau berpindah ke 5 atau 40

32 mundur ( panah D ), shift inner level no.2 dan reverse restrict pin akan membentuk seperti di bawah. Pada susunan ini, perpindahan pada putaran kebalikan shift inner lever no.2 pada arah yang ditunjukkan oleh panah E tanpa adanya gangguan dari reverse restrict pin. Gbr 3.38 Posisi Perpindahan Ke Roda Gigi R Mekanisme Pencegah Kesalahan Gigi Mundur MEKANISME PENYEARAH MUNDUR ( REVERSE ONE WAY MECHANISM ) Roda gigi idler mundur (reverse idler gear) bergerak hanya pada saat transmisi dipindahkan pada posisi mundur. Pada saat perpindahan ke roda gigi5, maka oda gigi idler mundur berada pada posisi netral. Hal ini dilakukan untuk memperpendek dari panjang keseluruhan transmisi. Gbr 3.39 Mekanisme Penyearah Mundur. 41

33 ~Cara kerja 1. Perpindahan pada roda gigi ke 5 Gbr 3.40 Posisi Perpindahan Roda Gigi ke5 Bila transmisi dipindahkan ke roda gigi ke5, maka poros garpu pemindah (shift fork shaft) no.3 bergerak kedepan, menyebabkan bola-bola tertekan ke dalam alur pada poros garpu pemindah no.2 oleh poros garpu pemindah no.3. Hal ini mencegah garpu pemindah mundur (reverse shift fork) bergerak. 2. Perpindahan ke mundur Gbr 3.41 Posisi Perpindahan Roda Gigi Ke Mundur Bila transmisi di pindahkan ke posisi mundur, garpu pemindah gigi mundur (reverse shift fork) bergerak kekiri oleh snap ring yang terletak pada poros garpu pemindah (shift fork shaft) no Perpindahan dari mundur ke netral Shift fork shaft no.3, bola-bola dan reverse shift fork bergerak bersama ke kanan. 42

34 3.4.6 MEKANISME SHIFT DETENT (SHIFT DETENT MECHANISM) 1. Pada poros-poros shift fork Poros garpu (fork shaft)mempunyai tiga alur dimana bola penahan (detent ball) akan ditekan oleh pegas bila transmisi diposisikan masuk gigi. Berfungsi: * Mencegah gigi transmisi loncat * Meyakinkan pengemudi,bahwa roda gigi sudah berkaitan sepenuhnya. Bola penahan roda gigi (detent ball) ke1 dan ke2 terletak pada sisi input transmisi, untuk roda gigi ke 3, ke 4, dank e 5 detent ballnya terletak pada sisi output transmisi. Gbr 3.42 Letak Mekanisme Detent Ball. REFERENSI: Mekanisme penahan pemindah ( shift detent mechanism ) untuk transmisi W55, alur bola terdapat seperti pada gambar, pada setiap garpu pemindah dan detent ball tertekan oleh pegas terhadap alur untuk mencegah roda gigi loncat pada waktu pemindahan. Hal ini juga memberikan keyakinan pada pengemudi bahwa perpindahan berlangsung dengan baik.pegas-pegas detent ball dapat diganti bila diperlukan, tetapi bila pegasnya terlalu kuat digunakan, maka peminindahannya diperlukan usaha yang lebih besar sehingga gigi-gigi transmisi tidak akan loncat.bila menggunakan pegas yang lunak untuk mempermudah kerjanya tuas, transmisi dapat lebih mudah terjadi gigi-gigi loncat. 43

35 Gbr 3.43 Letak Mekanisme Detent Ball Transmisi Type W55 2. Pada hub slevee Mekanisme synchomesh type key dan pin Gigi dari roda-roda gigi untuk mundur (roda gigi input, idler dan mundur) serupa dengan alur hub sleve no.1 yang berbentuk runcing (tareped) tujuannya untuk mencegah roda gigi transmisi loncat. Alur-alur hub slevee juga mempunyai bentuk runcing dimana akan terjadi saling berkaitan dengan alur roda gigi (gear spline) untuk tujuan yang sama. Gbr 3.44 Bentuk Roda Gigi Mundur Pada beberapa transmisi, menggunakan alur yang berbeda ketebalannya untuk menambah tekanan pad hub slevee dengan roda gigi dan perpindahan dengan lompatnya gigi-gigi. 44

36 Akibatnya bila tenaga gerak dipindahkan dari roda gigi ke hub slevee, semua alur-alur pada gigi akan menyentuh dengan hub slevee, tetapi selama pengereman mesin ( engine brake ), dipindahkan dari hub slevee ke roda-roda gigi, banyaknya alur-alur roda gigi yang bersentuhan dengan hub slevee berkurang. Dengan demikian menyebabkan tekanan hubungan hub slevee dengan roda gigi bertambah, ini akan mencegah roda gigi transmisi loncat. Gbr 3.45 Kontruksi Gigi Transmisi Untuk Mencegah Gigi Loncat. 45

37 3.4.7 MEKANISME PENAHAN MUNDUR Pada bagian atas permukaan garpu pemindah mundur (reserve shift fork) terdapat tempat bola pengunci (lock ball) Yang akan tertekan oleh pegas untuk mencegah roda gigi idler mundur bergerak apabila roda transmisi tidak pindah ke posisi mundur dan menyakinkan ke pengemudi apakah roda gigi sudah berhubung dengan baik atau belum pada saat transmisi pada saat posisi mundur. Gbr 3.46 Mekanisme Penahan Mundur MEKANISME REVERSE PRE- BALK Mekanisme ini mengurangi putaran inersia dari poros in-put transmisi dengan memberikan sedikit pengereman pada poros in-put dengan mekanisme synchronizer roda gigi ke 2 selam gigi akan bergabung. Hal ini akan 46

38 mempermudah roda gigi mundur (reverse idler gear) berkaitan dengan lembut dengan poros in-put roda gigi mundur. Gbr 3.47 Mekanisme Reverse Pre-Balk ~ Cara kerja Bila berpindah ke posisi mundur, maka shift inner level no,1 menggerakkan shift fork shaft no,3 dalam arah mundur. Pada waktu yang sama, shift inner lever no,3 menyentuh pin pada shift fork shaft no.1, memindahkan kea rah gigi ke 2 ditunjukkan oleh jarak A pada gambar dibawah. Hal ini menyebabkan synchronizer ring terdorong dengan ringan pada roda gigi kecepatan ke 2, memperendah kecepatan putaran input shaft. Pada shaft inner lever no.3 bergerak dari pin poros garpu pemindah (shift fork shaft) no.1, proses perpindahan ke gigi mundur sudah sempurna. Gbr 3.48 Cara kerja Reverse Pre- Balk. 47

39 3.5 TROUBLE SHOOTING Permasalahan yang sering kali timbul pada transmisi manual dapat diketemukan dengan menentukan lokasi penyebab kesulitan, gejala-gejala harus lebih dulu diperiksa dengan baik, dibutuhkan waktu lebih untuk mengetahui problemnya. Pertama-tama ketahuilah permasalahannya kemudian lihat penyebab utamanya.hal ini penting untuk memeriksa part dengan benar dan berurutan diperlukan untuk menentukan penyebab secara cepat dan tepat RODA GIGI BERADU PADA SAAT PERPINDAHAN 1.PERIKSA PROBLEM PEMBEBASAN KOPLING PERIKSA TRANSMISI GANTI ATAU PERBAKI 2.PERIKSA ALUR SYNCHRONIZER RING GANTI 3.PERIKSA TONJOLAN SHIFTING KEY GANTI 3.PERIKSA PEGAS SHIFTING KEY GANTI REFERENSI: 1. Bila kopling tidak dapat bebas, maka perpindahan gigi sukar dan gigi bersentuhan. Bila gigi tidak bersentuhan lagi bersamaan pedal kopling ditekan dan perpindahan gigi-giginya lembut, berarti kopling tidak ada problem pada saat dibebaskan 2. Synchronizer ring adalah part yang penting dari mekanisme synchromesh. Alur-alur kecil terdapat pada permukaan bagian dalam Synchronizer ring untuk menambah tekanan pada permukaan pada saat synchronizer ring ditekan pada bagian kerucut daripada roda gigi. Hal ini membantu membelah lapisan oli sesuai yang dibutuhkan untuk 48

40 menambah menambah tenaga gesek yang sempurna sehingga akan memperoleh sinkronisasi yang lembut.untuk memeriksa synchronizer ring, tekanlah pada roda gigi, periksa celah antara synchronizer dengan roa gigi dan periksa keausan pada alur-alurnya. Keausan ini menghambat hub slevee dan roda gigi bersinkronisasi dan menyebabkan roda gigi beradu selama perpindahan. Gbr 3.49 Alur Pada Synchronizer Ring Dan Pemeriksaan Celah Antara Synchronizer Ring Dengan Roda Gigi. 3. Shifting key mempunyai satu tonjolan (crest) dibagian tengah dan bergerak dengan hub slevee untuk mensinkronkan bagian-bagian. Bila bagian yang menonjol aus, maka penekanan pada synchronizer ring akan berkurang dan menyebabkan roda gigi beradu pada saat perpindahan. Gbr 3.50 Kontruksi Shifting Key Dan Key Spring. 49

41 3.5.2 GANGGUAN SUSAH PERPINDAHAN 1. PERIKSA LINGKAGE PENGONTROL PEMINDAH PERBAIKI ATAU GANTI 2. PERIKSA GANGGUAN PEMBEBASAN KOPLING PERBAIKI ATAU GANTI PERIKSA TRANSMISI 3. PERIKSA ALUR-ALUR RING SYNCHRONIZER GANTI 3. PERIKSA TONJOLAN PADA SHIFTING KEY GANTI 3. PERIKSA PEGAS SHIFTING KEY GANTI PERIKSA MEKANISME INTER LOCK GANTI REFERENSI 1.Gangguan-gangguan ditemukan pada transmisi yang menggunakan remote control link, dimana lebih komplikasi daripada tipe pengontrol langsung (directly controlled type). Kejadiannya bila bagian-bagian fungsional yang akurat diganggu oleh sesuatu, seperti keausan pada bushing dalam bekerjanya mekanisme antara tuas (shift lever) dan garpu pemindah (shift fork). 50

42 Gbr 3.51 Transmisi Dengan Pengatur Pemindahan Kabel Dan Control Link. 2. Bila kopling tidak dapat bebas, maka perpindahan gigi sukar dan gigi bersentuhan. Bila gigi tidak bersentuhan lagi bersamaan pedal kopling ditekan dan perpindahan gigi-giginya lembut, berarti kopling tidak ada problem pada saat dibebaskan. 3. Sesuai dengan roda gigi beradu pada saat perpindahan, problem ini terjadi bila sinkronisasi tidak tepat, hub slevee dan roda gigi tercegah untuk mensinkronisasi cepat RODA GIGI LONCAT 1.PERIKSA CELAH ANTARA TIAP RODA GIGI SETEL ATAU GANTI 2.PERIKSA TEGANGAN PEGAS PENAHAN BOLA (DETENT BALL) GANTI 3.PERIKSA HUB SLEVEE DAN GEAR SPLINE GANTI 51

43 REFERENSI 1. Bila celah (thrust clearance) untuk tiap roda gigi telah menjadi besar karena terjadinya keausan pada roda-roda gigi, bantalan-bantalan dan sebagainya, ketepatan pada posisi antara hub slevee dan roda gigi transmisi akan cenderung loncat. Gbr 3.52 Mengukur Celah Antara Roda Gigi Dengan Hub Sleeve. 2. Positive shift feedback dan tahanan pada saat perpindahan dapat diketahui bila bola penahan (detent ball) tertekan ke dalam alur (slot) pada poros garpu pemindah oleh pegas. Bila tenaga pegas terlalu besar, roda gigi akan dicegah dari loncatan, tetapi tuas pemindah akan membutuhkan tenaga yang besar untuk pengoperasian. Bila tenaga pegas terlalu kecil, poros garpu pemindah akan lebih mudah bergeser dan tuas pemindah dapat dioperasikan tanpa tenaga. Akan tetapi, roda gigi akan mudah loncat. 3. Bagian yang meruncing yang terdapat pada hub slevee dan alur-alur roda gigi (gear spline) berkaitan untuk mencegah gigi transmisi loncat.bila bagian ini berputar alur roda gigi digerakkan oleh bagian yang meruncing (tapered surface) untuk mencegah roda gigi loncat. Roda gigi akan mudah slip keluar atau loncat bila hub slevee and alur roda gigi keadaannya sudah aus. 52

44 3.5.4 SUARA DAN BUNYI ABNORMAL Yang mempengaruhi suara dan bunyi antara lain: ~Celah antara roda gigi (thrust clearance) ~Jarak pada hubungan-hubungan alur (spline connection) ~Aus antara roda gigi dan bantalan ~Celah diantara roda gigi dan poros ~Kebengkokan poros ~Celah antara hub slevee dan garpu pemindah (shift fork) Suara dan bunyi abnormal cenderung terjadi bila bagian-bagian tersebut mengalami keausan abnormal, atau celah bertambah dari nilai standar. Dengan demikian bagian-bagian yang berputar harus diperiksa sesuai dengan pedoman reparasi. 53

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Transmisi Fungsi transmisi adalah untuk meneruskan putaran dari mesin ke arah putaran roda penggerak, dan untuk mengatur kecepatan putaran dan momen yang dihasilkan sesuai

Lebih terperinci

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SMK KRTNEGR WTES K. KEDIRI SISTEM PEMINDH TENG (SPT) TRNSMISI MNUL . TRNSMISI MNUL PEMELIHRN / SERVICE TRNSMISI MNUL URIN. Saat kendaraan mulai berjalan atau menanjak dibutuhkan momen yang besar.untuk

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G

TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh NAMA : Pijar Prastian Sejati

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada pembuatan rancang bangun kendaraan mobil mini ini kami menggunakan engine (mesin) suzuki smash 4 tak 110 cc dengan bahan bakar bensin dengan kemampuan ankut 50 150 kg. Dalam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan BAB II DASAR TEORI Powertrain adalah sistem penyaluran daya dari mesin ke roda penggerak kendaraan (ban). Powertrain pada kendaraan dengan roda penggerak depan memiliki komponen penyusun utama yaitu clutch,

Lebih terperinci

Tipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor

Tipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor Tipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor menggunakan transmisi tipe constant mesh. Karakteristik Tipe

Lebih terperinci

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perakitan dan pengukuran tranmisi Langkah Pembongkaran Berikut ini langkah-langkah pembongkaran transmisi : a. Membuka baut tap oli transmisi. b. Melepas baut yang melekat

Lebih terperinci

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual 20 BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PENGERJAAN TRANSMISI 4.1.1 Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual Catatan : Transmisi manual yang ditinjau dalam servis ini adalah transmisi manual

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR OVERHAUL TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk

TUGAS AKHIR OVERHAUL TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk TUGAS AKHIR OVERHAUL TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk Menyandang Gelar Ahli Madya Oleh Indra Sulistyo 5211312032 PROGRAM

Lebih terperinci

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2 No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : 07-07-07 Page 1 of 2 KOPLING PEGAS SPIRAL 2 x 50 Kompetensi : Memelihara/ servis, memperbaiki dan overhaul sistem pemindah tenaga pada kendaraan ringan Sub Kompetensi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG 30 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG Gambar 4.1, Alur proses perawatan 31 Mulai Masukkan Mobil ke stall Diteksi sistem yang mengalami kerusakan Pembongkaran

Lebih terperinci

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SMK KRTNEGR WTES K. KEDIRI SISTEM PEMINDH TENG (SPT) TRNSMISI MNUL . TRNSMISI MNUL PEMELIHRN / SERVICE TRNSMISI MNUL URIN. Saat kendaraan mulai berjalan atau menanjak dibutuhkan momen yang besar.untuk

Lebih terperinci

No. Alumni Politeknik David Kurnia Putra

No. Alumni Politeknik David Kurnia Putra No. Alumni Politeknik David Kurnia Putra No. Alumni Jurusan BIODATA (a) Tempat/Tgl Lahir: Pariaman/07 Maret 1996 (b) Nama Orang Tua: Rebendri dan Armiati (c) Jurusan: Teknik Mesin (d) Program Studi: DIII

Lebih terperinci

PEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft

PEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft PEMINDAH DAYA GARIS BESAR PEMINDAH DAYA..... 190 KOPLING 1. Uraian.......................... 191 2. Rangkaian kopling................ 191 3. Plat kopling...................... 193 4. Mekanisme penggerak............

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T)

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) TRANSMISI OTOMATIS KENDARAAN TIPE FR BAGIAN UTAMA A/T 1. Torque Converter ( bagian depan) 2. Planetary Gear Unit (bagian tengah) 3. Hydraulic Control Unit (bagian bawah) Torque

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

MAKALAH. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Service Kendaraan semester genap tahun 2014/2015 yang diampu oleh Ir. Bambang Sulistiyono, M.T.

MAKALAH. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Service Kendaraan semester genap tahun 2014/2015 yang diampu oleh Ir. Bambang Sulistiyono, M.T. FUNGSI, PRINSIP KERJA, KOMPONEN, MACAM-MACAM, SISTEM PENGOPERASIAN, PERAWATAN DAN PEMBONGKARAN, PEMERIKSAAN BESERTA PEMASANGAN TRANSMISI MANUAL HONDA JAZZ MAKALAH Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

POROS PENGGERAK RODA

POROS PENGGERAK RODA SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) POROS PENGGERAK RODA 34 PEMELIHARAAN / SERVICE POROS PENGGERAK RODA A. URAIAN Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :

Lebih terperinci

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. Output side to final drive unit (tires) Sun gear TOYOTA MOTOR CORPORATION. All right reserved.

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. Output side to final drive unit (tires) Sun gear TOYOTA MOTOR CORPORATION. All right reserved. Garis besar Input side from torque converter (engine) Clutches ( and ) Brakes (, and ) One-way clutches ( and ) Front planetary gear set Rear planetary gear set Output side to final drive unit (tires)

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Transmisi berfungsi memindahkan tenaga gerak mesin ke roda dan mengatur besar kecepatan sudut putaran agar sesuai kebutuhan. Transmisi mengatur variasi perbandingan

Lebih terperinci

Alamat : Jl. Kusuma No.75 Telp.(0287) , , FAX.(0287) Kebumen Jawa Tengah 54316, MODUL PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018

Alamat : Jl. Kusuma No.75 Telp.(0287) , , FAX.(0287) Kebumen Jawa Tengah 54316, MODUL PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018 LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU KABUPATEN KEBUMEN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MA ARIF 1 KEBUMEN PROGRAM / KOMPETENSI KEAHLIAN 1. Teknik Audio Video ( Terakreditasi A ) 3. Teknik Kendaraan Ringan ( Terakreditasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 9I 1 10 J A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) G. Clutch housing/rumah kopling C. Weight / Pemberat

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa mampu membongkar

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL 48 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL 1. Gambar Komponen Transmisi Manual. 2.

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body.

Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body. SISTEM SUSPENSI Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body. SPRUNG WEIGHT DAN UNSPRUNG WEIGHT Pada umumnya

Lebih terperinci

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN 1 BAB III METODELOGI PENELITIAN Tempat & Waktu Pelaksanaan Dilaksanakannya dalam proses Analisis Troubleshooting Sistem Transmisi Penggerak Roda Depan Honda Accord 4 Percepatan dan pembongkaran pengambilan

Lebih terperinci

FUNGSI TRANSMISSI 1. MEMILIH PERBANDINGAN KECEPA KECEP T A AN

FUNGSI TRANSMISSI 1. MEMILIH PERBANDINGAN KECEPA KECEP T A AN TRANSMISSION FUNGSI TRANSMISSI 1. MEMILIH PERBANDINGAN KECEPATAN untuk dan yang SESUAI DENGAN BERBAGAI MACAM KECEPATAN GERAK/ TRAVEL MESIN. 2. MEMILIH ARAH GERAK MESIN untuk MAJU ATAU MUNDUR. 3. MENENTUKAN

Lebih terperinci

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR CVT (Continuous Variable Transmission) Modul ini disusun sebagai bahan ajar bagi siswa kelas XI TSM (Teknik Sepeda Motor) Disusun : Gunadi, S. Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari referensi dari beberapa sumber yang berkaitan dengan judul yang di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 22 BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 3.1 Tempat Dan Objek Analisis Tempat untuk melakukan analisis dan perbaikan pada tugas akhir ini, adalah workshop otomotif

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa mampu

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR STUDI KASUS DAN TROUBLE SHOOTING GANGGUAN SISTEM TRANSMISI. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

TUGAS AKHIR STUDI KASUS DAN TROUBLE SHOOTING GANGGUAN SISTEM TRANSMISI. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) TUGAS AKHIR STUDI KASUS DAN TROUBLE SHOOTING GANGGUAN SISTEM TRANSMISI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Oleh : Adi Firmansyah 4130411-009 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 System-Sytem pada Rear Axle Pada dasarnya rear axle berfungsi menghantarkan tenaga dari mesin untuk menuju ke poros roda penggerak. Seiring datangnya permasalahan yang timbul

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( )

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( ) MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT Rian Alif Prabu (12504244022) Septian Dwi Saputra (12504244032) Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2016 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil

Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil Disusun oleh: 1. Deltama asparingga. N (09) Kelas : XII-TKR1 UPT.SMK NEGERI 1 KALIANGET Jl. By pass kertasada kalianget sumenep 69471 Telp. (1328) 667429 Email : smkn1kalianget@yahoo.com-web

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat spare. Gambar 4.1 Differential cover belakang.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat spare. Gambar 4.1 Differential cover belakang. BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1 Data Awal setelah Overhoul differential Berikut adalah penampakan differential awal sebelum dilakukan pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) Differential gear atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen pada mobil yang berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin

Lebih terperinci

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT)

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) SOAL SOAL 82 SOAL SOAL KOPLING 1. Jelaskan fungsi dan syarat syarat yang harus dimiliki oleh kopling?. 2. Sebut dan jelaskan 2 jenis kopling

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM KOPLING DAN TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM KOPLING DAN TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM KOPLING DAN TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Diploma III Guna Menyandang Gelar Ahli Madya Oleh: Muhammad Nuril

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL Fungsi sistem kemudi Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan melalui roda. Sistem kemudi harus dapat memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PRINSIP PEMINDAHAN TENAGA Sepeda motor dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selaras dengan semakin berkembangnya zaman dan semakin bertambahnya kebutuhan manusia akan mobilitas yang semakin tinggi menjadi alasan yang tepat guna mengembangkan

Lebih terperinci

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft.

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft. Garis Besar Converter Stator One-way clutch Torque converter Stator shaft Oil pump to input shaft Umum Konverter tenaga putaran (torque converter) menghantarkan dan menggandakan tenaga putaran dari mesin

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu :

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu : BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil pemeriksaan dan pengukuran 4.1.1 Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu : 1. Bagian primary fixed

Lebih terperinci

Sistem Transmisi Otomatis

Sistem Transmisi Otomatis Sistem Transmisi Otomatis A. Garis Besar Sistem V-Matic Sistem V-Matic adalah mekanisme otomatis yang mengubah perbandingan gigi tanpa langkah-langkah dan mengubah daya mesin menjadi gaya dorong optimal

Lebih terperinci

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan BAB 7 SISTEM STARTER (STARTING SYSTEM) 7.1. Pendahuluan Saat mesin dalam keadaan mati, tidak ada tenaga yang dihasilkannya. Karena itu mesin tidak dapat memutarkan dirinya sediri pada saat akan dihidupkan.

Lebih terperinci

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat 1. Menurut gambar di bawah ini jaket air (water jacket) ditunjukkan oleh 1 5 7 2 8 9 6 3 4 a. No. 1 b. No. 2 c. No. 3 d. No.

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : Novriza, S.Pd

DISUSUN OLEH : Novriza, S.Pd Kompetensi Kejuruan KODE MODUL 020.KK.08 DISUSUN OLEH : Novriza, S.Pd BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN. Page

Lebih terperinci

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP diajukan untuk memenuhi nilai akhir semester dua disusun oleh : Arman Syah. S XI

Lebih terperinci

Lampiran 6. Jobsheet Kopling

Lampiran 6. Jobsheet Kopling Lampiran 6. Jobsheet Kopling TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOB SHEET KOPLING Semester Gasal PENYETELAN KOPLING 225 Menit No. JST/XI/TKR/PCPT/01 Tgl : 30 Agustus 2016 Jumlah Halaman : 6

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : SISTEM PEMINDAH TENAGA SKS : 2 teori, 1 praktik Kode Mata Kuliah : OTO 321 Smt : Genap/ Gasal *) Waktu Pertemuan : 2 x 50 Pertemuan ke : 1 I. Kompetensi Dasar : Mengingat,

Lebih terperinci

DIFFERENTIAL KELAS XI OLEH : HARIS MAULANA MARZUKI

DIFFERENTIAL KELAS XI OLEH : HARIS MAULANA MARZUKI SMK MUHAMMADIYAH BULAKAMBA - BREBES DIFFERENTIAL KELAS XI OLEH : HARIS MAULANA MARZUKI FINAL DRIVE ( GARDAN ) Fungsi Final drive pada kendaraan adalah untuk merubah arah putaran poros propeller kearah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA KABUPATEN KENDAL

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA KABUPATEN KENDAL LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA KABUPATEN KENDAL Disusun oleh : Nama : Agung Yuli Saputro NIM : 5201409111 Program studi : Pendidikan Teknik Mesin S1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40 Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40 Kusnadi D-III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal ABSTRAK Kendaraan bermotor berjalan dengan normal jika salah satu syaratnya

Lebih terperinci

FUNGSI KERUSAKAN DAN PERBAIKAN KOPLING KENDARAAN RINGAN

FUNGSI KERUSAKAN DAN PERBAIKAN KOPLING KENDARAAN RINGAN FUNGSI KERUSAKAN DAN PERBAIKAN KOPLING KENDARAAN RINGAN Muksin R. Harahap Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik UISU muksin.harahap@ft.uisu.ac.id Abstrak Salah satu bagian yang berfungsi untuk memindahkan,

Lebih terperinci

Pemindah Gigi Belakang JALANAN

Pemindah Gigi Belakang JALANAN (Indonesian) DM-RD0003-09 Panduan Dealer Pemindah Gigi Belakang JALANAN RD-9000 RD-6800 RD-5800 RD-4700 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING...3 UNTUK MENJAGA KESELAMATAN...4 DAFTAR ALAT YANG AKAN DIGUNAKAN...6

Lebih terperinci

MELAKSANAKAN PEKERJAAN DASAR POWER TRAIN

MELAKSANAKAN PEKERJAAN DASAR POWER TRAIN KODE MODUL AMBR 011.20-1.A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ALAT BERAT MELAKSANAKAN PEKERJAAN DASAR POWER TRAIN BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi pengembangan alat peraga real axle traktor head a. Differantial assy real axle b. Hose 8 mm c. Kompresor angin d. Motor bensin 5,5 pk e.v-belt f.pully g.roda

Lebih terperinci

POROS PENGGERAK RODA

POROS PENGGERAK RODA SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) POROS PENGGERAK RODA 34 PEMELIHARAAN / SERVICE POROS PENGGERAK RODA A. URAIAN Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Otomotif Satuan Pendidikan : SMK Kelas/Semester : XI TKR Mata Pelajaran : Pengetahuan Dasar Teknik Topik : Memelihara unit final drive/gardan Waktu : 2 45 menit Pertemuan

Lebih terperinci

PEMBUATAN SIMULATOR TRANSMISI 5 KECEPATAN (G50) MITSUBISHI L-300

PEMBUATAN SIMULATOR TRANSMISI 5 KECEPATAN (G50) MITSUBISHI L-300 PEMBUATAN SIMULATOR TRANSMISI 5 KECEPATAN (G50) MITSUBISHI L-300 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Tim Penguji Tugas Akhir Jurusan Teknik Otomotif Sebagai salah satu persyaratan Guna memperoleh Gelar Diploma

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Gambar 2.1. Transmisi Otomatis Yamaha Mio. (duniamotormatic,2010)

BAB II KAJIAN TEORI. Gambar 2.1. Transmisi Otomatis Yamaha Mio. (duniamotormatic,2010) BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL

SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL SMK KRTNEGR TES K. KEDIRI SISTEM PEMINDH TENG (SPT) SISTEM GRDN / DIFFERENTIL 27 PEMELIHRN / SERVICE UNIT FINL DRIVE ( SISTEM GRDN / DIFFERENTIL) URIN. FUNGSI DIFFERENTIL. 1. Menyesuaikan putaran roda

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh : Dwi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMASANGAN SISTEM TRANSMISI DAN PENGEREMAN MOBIL BERBAHAN BAKAR ETANOL

PERANCANGAN DAN PEMASANGAN SISTEM TRANSMISI DAN PENGEREMAN MOBIL BERBAHAN BAKAR ETANOL PERANCANGAN DAN PEMASANGAN SISTEM TRANSMISI DAN PENGEREMAN MOBIL BERBAHAN BAKAR ETANOL PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik

Lebih terperinci

Perawatan System C V T

Perawatan System C V T Perawatan System C V T A. Pelumasan Colar pada pulley primer Sebab : Jika tidak ada pelumasan, akselerasi / percepatan tidak halus karena gerakan penyesuai pada primary sheave tidak bekerja dengan baik.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE. Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE. Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga Untuk mencapai Gelar Ahli Madya Disusun oleh : Nama : Agus Wakit Hasim NIM : 5211312001

Lebih terperinci

SISTEM POROS PROPELLER

SISTEM POROS PROPELLER SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) SISTEM POROS PROPELLER 22 PEMELIHARAAN / SERVICE UNIT FINAL DRIVE ( SISTEM POROS PROPELLER) URAIAN Propeller Shaft Propeller Shaft berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun siswanya agar

Lebih terperinci

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk HONDA SALES OPERATION TECHNICAL SERVICE DIVISION TRAINING DEVELOPMENT ASTRA HONDA TRAINING CENTRE PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I BONGKAR & PASANG MESIN MENURUNKAN MESIN SEPEDA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Media Pembelajaran 2.1.1. Pengertian Media Pembelajran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 35 BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 3.1. Daftar Spesifikasi Kendaraan 1) Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Tahun 2004 Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0

Lebih terperinci

SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL

SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL 27 PEMELIHARAAN / SERVICE UNIT FINAL DRIVE ( SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL) URAIAN. FUNGSI DIFFERENTIAL. 1. Menyesuaikan

Lebih terperinci

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang (Indonesian) DM-RD0004-08 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE XTR RD-M9000 DEORE XT RD-M8000 Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING...

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

BAB III KONSTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB-ASSEMBLY

BAB III KONSTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB-ASSEMBLY 22 BAB III KONSTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB-ASSEMBLY KOPLING (CLUTCH) 3.1 Kontruksi dan Prinsip Kerja Kopling Bab ini membahas konstruksi sub-assembly kopling, prinsip kerja dan fungsi

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN/SERVIS TRANSMISI MANUAL

PEMELIHARAAN/SERVIS TRANSMISI MANUAL KODE MODUL OPKR-30-004B SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF PEMELIHARAAN/SERVIS TRANSMISI MANUAL BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Honda Beat PGM-FI Komponen tersebut adalah drive belt, boss movable

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Honda Beat PGM-FI Komponen tersebut adalah drive belt, boss movable BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 dan pengukuran Pada bab ini akan membahas tentang hasil dan pengukuran. Pemeriksaan serta pengukuran telah dilakukan pada komponen yang terdapat pada Honda Beat PGM-FI 2014.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling Gambar 4.1 Diagram Proses Perawatan dan Perbaikan Kopling 29

Lebih terperinci

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati JOB SHEET TEKNOLOGI SEPEDA I. Standar Kompetensi: Memeriksa sistem kopling otomatis sepeda motor (Ganda) II. III. IV. Kompetensi Dasar 1. Melakukan bongkar pasang kopling otomatis tipe tunggal dengan cara

Lebih terperinci

OBJECTIVE. 1 I.1. Definisi

OBJECTIVE. 1 I.1. Definisi POWER TRAIN DAFTAR ISI OBJECTIVE i I. Dasar-Dasar Power Train 1 I.1. Definisi 1 I.2. Komponen Utama Power Train 1 I.2.1. Penghubung antara engine dengan transmission 1 I.2.1.1. Flywheel Clutch 1 I.2.1.2.Torque

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION Tes Jalan Berfungsi untuk memeriksa tingkat kecepatan yang digunakan pada posisi L, 2 atau D saat sistem pengontrolan perpindahkan gigi tidak berfungsi. Lakukan tes

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova. yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih bekerja

BAB III ANALISIS MASALAH. 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova. yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih bekerja BAB III ANALISIS MASALAH 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova Setelah melakukan pengamatan di pada objek cara kerja sistem starter yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih

Lebih terperinci

Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi.

Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi. Blok Silinder Blok silinder merupakan inti daripada mesin yang terbuat dari besi tuang. Belakangan ini ada beberapa blok silinder yang dibuat dari paduan aluminium. Seperti kita ketahui, bahwa aluminium

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci