BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar merupakan kegiatan yang pokok dari setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar merupakan kegiatan yang pokok dari setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang pokok dari setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Slameto (2003:2) Belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi lingkungan. Inti dari pengertian belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi melalui aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan. Perubahan tersebut ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap pada diri individu. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Winkel (2005:59) mengemukakan pendapatnya bahwa Belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap". Dari hasil uraian mengenai pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu melalui aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan. Perubahan tersebut ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap pada diri individu. 2. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung yang dapat memberikan perubahan dari segi kognitif, afektif dan

2 psikomotor. Hal ini sejalan dengan yang dikemukan oleh Sudjana (2009:22) bahwa Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Tingkat kemampuan atau penguasaan yang harus dikuasai oleh peserta didik mencakup tiga aspek sebagaimana yang telah diungkapkan Winkel (2009:274) : Hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu : a. Kemampuan kognitif, berkenaan dengan hasil belajar Intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. b. Kemampuan afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c. Kemampuan Psikomotor, berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Kemampuan ini terbagi kedalam tujuh aspek, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreatifitas. Hasil belajar yang dikemukakan di atas, masing- masing memiliki penjabaran yang berbeda diantaranya kemampuan dalam ranah tersebut yaitu: a. Kemampuan Kognitif ( Cognitive Domain) 1) Pengetahuan (Knowledge) Istilah pengetahuan maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan atau untuk diingat. Dilihat dari segi proses belajar, istilah tersebut dapat dikuasai sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep lainnya. Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar lainnya. 2) Pemahaman (Comprehension) Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi dari pengetahuan namun,tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu dipertanyakan sebab, untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui dan mengenal. Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori. Tingkat pertama adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya, menerapkan prinsip suatu konsep. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran,

3 yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Pemahaman tingkat ketiga atau tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, maupun yang tidak tertulis di dalam sebuah masalah. 3) Penerapan (Application) Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkrit atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. Karena situasi itu lokal sifatnya dan mungkin pula subjektif, maka tidak mustahil bahwa isi suatu item itu baru bagi banyak orang. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur bagian sehingga jelas susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis adalah unsur atau bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Berpikir berdasarkan pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman, berpikir aplikasi, dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada berpikir devergen. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam berpikir divergen pemecahan atau jawaban belum dapat dipastikan. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. Berpikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pendidikan. Seseorang yang kreatif sering menemukan atau mencitakan sesuatu yang baru. Kreatifitas juga beroperasi dengan cara berpikir divergen.

4 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode. Mengembangkan kemampuan evaluasi penting bagi kehidupan bermasyarakat juga mampu memberikan evaluasi tentang kebijakan mengenai kesempatan belajar, kesempatan kerja. Mengembangkan kemampuan evaluasi yang dilandasi pemahaman, aplikasi, dan sintesis akan mempertinggi mutu evaluasinya. b. Kemampuan Afektif ( Affective domain) 1) Penerimaan (Receiving) Kemampuan ini adalah kepekaan dalam menerima rangsangan atau stimulasi dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, dan juga gejala. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan, untuk menerima stimulasi dan juga rangsangan dari luar. 2) Partisipasi (Responden) Kemampuan ini mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Kesediaan itu dinyatakan dalam memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan, seperti membacakan dengan suara nyaring.. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. 3) Penilaian dan Penentuan Sikap (Valuing) Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilai. Mulai dibentuk suatu sikap; menerima, menolak, atau mengabaikan, sikap itu dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin. Kemampuan tersebut dinyatakan dalam suatu tindakan, seperti mengungkapkan pendapat positif. Perkataan atau tindakan tersebut tidak hanya sekali saja, tetapi diulang kembali bila kesempatannya timbul. 4) Organisasi (Organization)

5 Organisasi merupakan kemampunan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman atau pegangan dalam kehidupan. Niai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu skala nilai. Kemampuan ini dinyatakan dalam mengembangkan suatu perangkat nilai, seperti menguraikan bentuk keseimbangan yang wajar antara kebebasan dan tanggung jawab dalam suatu negara demokrasi atau menyusun rencana masa depan atas dasar kemampuan belajar, minat dan cita-cita hidup. 5) Pembentukan Pola Hidup (Characterization By a Value or Value Complex) Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri. Kemampuan ini dinyatakan dalam pengaturan hidup di berbagai bidang, seperti mencurahkan waktu secukupnya pada tugas belajar atau bekerja, tugas membina kerukunan keluarga, tugas beribadah, tugas menjaga kesehatan dirinya sendiri. c. Kemampuan Psikomotor (Psycomotor Domain) 1) Persepsi (Perception) Persepsi merupakan kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antar dua pasang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masingmasing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukan kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulasi) dan perbedaan antara seluruh rangsangan yang ada seperti dalam menyisihkan benda yang berwarna. 2) Kesiapan (Set) Kesiapan merupakan kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam berntuk kesiapan jasmani dan mental. 3) Gerakan Terbimbing (Guided Response)

6 Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan, kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakan anggota tubuh. 4) Gerakan yang Terbiasa (Mechanical Response) Merupakan kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak gerik dengan lancar karena sudah dilatih secukupnya tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakan anggota bagian tubuh, sesuai dengan prosedur yang tepat. 5) Gerakan yang Kompleks (Compleks Response) Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan yang terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, tepat dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa sub keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur. 6) Penyesuaian Pola Gerakan (Adjustment) Kemampuan untuk mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran. 7) Kreativitas (Creativity) Kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hanya sosok orang yang keterampilan tinggi dan berani berpikir kreatif, akan mampu mencapai tingkat kesempunaan ini. 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam peserta didik (internal) dan faktor dari luar peserta didik atau lingkungan (eksternal). Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang penulis sarikan dari pendapat Slameto (2005:54), adalah sebagai berikut:

7 a. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri yang terdiri dari faktor jasmani, faktor psikomotor, dan faktor kelelahan. 1) Faktor jasmani Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik apabila kesehatan seseorang terjaga, karena kesehatan seseorang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Kesehatan seseorang sangat dibutuhkan, salah satu cara dalam memperhatikan asupan makanan yang dimakan, istirahat yang cukup sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan jasmani agar tetap sehat dan bugar. Bila tubuh seseorang sehat dan bugar maka ia akan lebih mudah melakukan kegiatan belajar. 2) Faktor Psikologi Faktor psikologi sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Faktor psikologi sangat membantu anak lebih mudah mengingat konsep dan menerapkan pada kehidupan peserta didik. Faktor psikologi yang sering anak alami yaitu kurang percaya diri, perasaan tidak nyaman, dan sakit. Keadaan tersebut dapat mempengaruhi proses belajar anak yang mengakibatkan anak sulit untuk berkonsestrasi pada saat belajar. 3) Faktor kelelahan Faktor kelelahan akan mempengaruhi proses belajar peserta didik, agar tidak terjadi kondisi seperti ini anak sebaiknya istirahat. Kelelahan akan menggangu proses belajar baik di sekolah maupun di rumah. Sebaiknya, anak yang mengalami kelelahan untuk beristirahat yang cukup. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar yang mempengaruhi dari diri individu. Faktor eksternal individu dibagi menjadi tiga faktor utama, yaitu faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

8 1) Faktor Keluarga Lingkungan keluarga mempengaruhi perkembangan individu, karena keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenal individu. Ketertiban keluarga selama kegiatan belajar yang berlangsung di lingkungan rumah dan kepedulian orang tua terhadap kegiatan belajar mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar. 2) Faktor Sekolah Lingkungan sekolah tidak kalah penting mempengaruhi hasil belajar individu yang harus ditunjang oleh hubungan baik antara peserta didik dan guru. Peranan guru sangat penting dalam kelangsungan kegiatan belajar peserta didik. Komunikasi yang terjalin baik antara peserta didik dan guru akan memotivasi peserta didik untuk belajar. Motivasi yang kuat dari diri peserta didik dalam belajar akan mencapai hasil belajar yang optimal. 3) Faktor Masyarakat Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar peserta didik. Faktor masyarakat terjadi karena keberadaan seorang peserta didik dalam masyarakat, artinya seseorang hidup bersosialisasi atau hidup secara bermasyarakat Faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap proses belajar peserta didik diantaranya kegiatan yang berlangsung di lingkungan masyarakat, teman, dan bentuk kehidupan masyarakat. 4. Manfaat Hasil Belajar Manfaat secara harfiah merupakan guna atau faedah dari sesuatu, sedangkan hasil belajar menurut Sudjana (1999:39) adalah : Hasil belajar yang dicapai dalam setiap situasi kegiatan belajar mengajar atau dengan kata lain belajar sebagai hasil adalah perubahan tingkah laku seseorang melalui proses belajar mengajar yang harus dan dapat digunakan untuk meningkatkan penampilan dirinya dalam kehidupan. Pendapat Sudjana tersebut dapat dipahami bahwa setelah mengikuti pembelajaran seseorang akan menjadi manusia yang memiliki kelebihan dan dapat mendatangkan manfaat

9 bagi dirinya sendiri dan lingkungan sekitar. Anggapan ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Benton (2006: 20) : To learn is to change, to demonstrate change a person capabilities must change. Learning has taken place when student: a. Know more than they know before, b. Understand what they have not understood before, c Develop a skill that was not develop before, d. Feel differently about a subject than they felt before, or e. Appreciate a subject that they have not appreciated before. Mengacu dari kutipan Benton, penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar harus menunjukkan perubahan kemampuan pada seseorang untuk menjadi lebih baik. Belajar dapat akan bermanfaat apabila seseorang lebih banyak mengetahui dari apa yang mereka ketahui sebelumnya, lebih mengerti apa yang tidak dimengerti sebelumnya, lebih terampil dari sebelumnya, memiliki perasaan yang berbeda tentang suatu subjek dari apa yang mereka rasakan sebelumnya, serta lebih menghayati subjek yang ia jalani dari keadaan yang tidak dihayati sebelumnya. B. Gambaran Umum Mata Diklat Mulok Produktif Pastry dan Bakery Mulok Produktif Pastry dan Bakery merupakan salah satu mata diklat program keahlian Jasa Boga SMK Yapari-Aktripa Bandung yang dipelajari oleh peserta didik kelas XI semester 3 dan 4. Mata diklat ini mempunyai tujuan membekali peserta didik dalam segi keahlian dan keterampilan khususnya dibidang pastry dan bakery yang terdiri dari standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik yaitu Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Pastry dan Bakery. Standar kompetensi Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Pastry dan Bakery terbagi ke dalam tiga kompetensi dasar meliputi; menyiapkan, mengolah, memorsi dan menyajikan pastry; menyiapkan, mengolah, memorsi dan menyajikan bakery; serta menyimpan pastry dan bakery. C. Standar Kompetensi Menyiapkan, Mengolah, Menyajikan Pastry dan Bakery Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Pastry dan Bakery merupakan salah satu standar kompetensi yang dipelajari di kelas XI semester 3 dan 4 di SMK Yapari-Aktripa

10 Bandung, yang terbagi ke dalam tiga kompetensi dasar meliputi; menyiapkan, mengolah, memorsi dan menyajikan pastry; menyiapkan, mengolah, memorsi dan menyajikan bakery; serta menyimpan pastry dan bakery. Dari tiga kompetensi dasar tersebut peneliti membatasi lingkup pembahasan lebih khusus mengenai kompetensi dasar menyiapkan, mengolah, memorsi dan menyajikan pastry. Kegiatan pembelajaran kompetensi dasar menyiapkan, mengolah, memorsi dan menyajikan pastry yaitu berupa teori dan praktek. Materi pembelajaran teori meliputi pengertian, fungsi dan klasifikasi pastry; cara penggunaan peralatan pengolahan pastry, cara pemilihan bahan, dan persiapan pengolahan produk pastry, sedangkan materi pembelajaran praktek meliputi cara penggunaan peralatan pengolahan pastry; cara pemilihan bahan; persiapan pengolahan; cara pengolahan produk yang mencakup pudding, pie, cake, tarts, fruitturs, bavarois, mouses, souffle, meringue, crepes, sorbet, ice cream, dan sweets; pemorsian produk pastry, pengemasan serta penyimpanan produk pastry. 1. Materi Pastry Materi pembelajaran merupakan susunan pengetahuan yang diajarkan pada peserta didik oleh pendidik/guru selama berlangsungnya proses belajar mengajar yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Materi pembelajaran Pastry yaitu teori dan praktek yang diberikan kepada peserta didik program keahlian Jasa Boga kelas XI yang mengacu pada Silabus Pastry dengan standar kompetensi Menyiapkan, Mengolah, Menyajikan Pastry dan Bakery yaitu sebagai berikut : a. Persiapan Pengolahan Pastry 1) Pengertian Pastry Pastry merupakan produk hasil olahan yang berbahan dasar tepung, lemak, dan telur, sesuai dengan pendapat Faridah dkk (2010:248) pastry merupakan produk hasil olahan dari

11 kombinasi telur, mentega dan tepung. Awalnya dikenal di Inggris sebagai adonan kulit pie untuk membungkus daging selama dipanggang diatas bara api. Daging menjadi matang tapi tetap lembab karena dibungkus adonan tepung dan air. Dari asal katanya pastry berasal dari kata paste yang berarti campuran tepung terigu, cairan dan lemak. Pembuatan pastry mengacu pada berbagai adonan (paste and dough) dan banyak lagi produk turunannya. Produk pastry ada yang menggunakan ragi dan ada juga yang tidak menggunakan ragi. Pada umumnya produk pastry bertekstur crispy, adonan tidak kalis. 2) Ruang Lingkup Pastry Menurut Faridah dkk (2008:3) ruang lingkup produk pastry terbagi dua, yaitu kue kue oriental dan kue-kue kontinental. Yang termasuk ke dalam kue oriental yaitu macammacam kue nusantara (Indonesia) seperti talam, kue ku, cucur dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk kue kontinental adalah yeast products, breads, cake dan icings, cookies, pastries, cream, pudding, frozen dessert, candy. Perbedaan kue kontinental dengan kue oriental salah satunya terletak pada lemak yang digunakan. Kue kontinental pada umumnya menggunakan lemak padat seperti, margarine, mentega dan shortening. Kue oriental pada umumnya menggunakan lemak cair, seperti santan dan minyak. 3) Jenis-Jenis Produk Pastry Produk pastry memiliki beberapa jenis, menurut Faridah dkk (2008:4) jenis-jenis produk pastry diantaranya : a) Bakery Bakery merupakan bagian dari produk pastry yang terdiri dari aneka macam produk roti. Produk-produk bakery dibuat dengan menggunakan berbagai bahan dasar seperti; terigu, lemak, gula, telur, garam, ragi dan cairan (dapat berupa air atau susu). b) Yeast Product Yeast Product adalah produk pastry yang menggunakan pengembang. Bahan pengembang yang umum digunakan ada dua jenis yaitu yeast (ragi) dan chemical agent (bahan pengembang kimia) seperti baking powder, baking soda. c) Cake

12 Cake tergolong dalam produk pastry. Jenis formula pada cake ada dua, yaitu high fat cake dan low fat cake. Sedang metode pembuatannya ada lima yaitu creaming method, two stage method (high fat cake), sponge method, angel food method dan chiffon method ( low fat cake). d) Cookies Cookies adalah kue manis berukuran kecil-kecil terbuat dari adonan solid dan liquid dan mempunyai sifat yang tahan lama.. Metode pembuatan cookies ada tiga yaitu one stage methode, creaming method dan sponge method. Teknis persiapan dan penanganan adonan cookies terbagi kedalam enam bagian, yaitu drop, bar, rolled atau cut-out, molded, pressed dan wafer. e) Produk pastry lainnya yang berfungsi sebagai pelengkap Produk pastry yang biasa digunakan sebagai pelengkap yaitu permen, meringue, glazing, permen, pudding, ice cream, dan butter cream. 4) Bahan yang Digunakan Untuk Pembuatan Produk Pastry Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan produk pastry perlu diketahui dan dipelajari agar menghasilkan produk pastry yang berkualitas. Menurut Tobing dkk (2002:12), bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan produk pastry terdiri dari bahan dasar, bahan tambahan, dan bahan isian. a) Bahan Dasar Bahan dasar mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembuatan produk pastry, sehingga dengan mengetahui bahan dasar dan fungsinya tersebut diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang bahan dasar dan fungsinya untuk pembuatan produk pastry. Bahan dasar dalam pembuatan produk pastry terdiri dari tepung terigu, air, ragi (yeast), gula, garam, lemak, dan telur. (1) Tepung Terigu Tepung terigu merupakan hasil olahan dari gandum. Tepung terigu digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan produk pastry. Menurut Faridah dkk (2008:13) tepung terigu berdasarkan kandungan protein digolongkan pada tiga macam yaitu: (a) Hard Flour (Terigu Protein Tinggi), mempunyai kadar gluten antara 12% 13%. Tepung terigu hard wheat sangat cocok untuk bahan baku roti, mie dan pasta karena sifatnya elastis dan mudah difermentasikan. (b) Medium Flour (Terigu Protein Sedang), mempunyai kadar gluten antara 10%-11%. Tepung ini cocok untuk membuat adonan fermentasi dengan tingkat pengembangan sedang, seperti donat, bakpau, wafel, panada atau aneka cake dan muffin.

13 (c) Soft Flour (Terigu Protein Rendah), mempunyai kadar gluten antara 8%-9%. Cocok untuk membuat kue kering (cookies/biscuit), pastel dan kue-kue yang tidak memerlukan proses fermentasi. Jenis tepung lunak memiliki persentase gluten yang rendah, adonan kurang elastis dan tidak baik menahan gas. Tetapi tepung lunak ini memerlukan energi yang lebih kecil dalam pencampuran dan pengocokan adonan dibandingkan dengan jenis tepung keras. Untuk menghasilkan produk pastry yang bermutu tinggi dibutuhkan tepung terigu yang memiliki kualitas baik. Ciri-ciri tepung terigu yang memiliki kualitas baik menurut U.S Wheat Associates (1981:6) yaitu : (2) Air 1) Warna (colour) : tepung harus mempunyai warna sedikit agak krem. 2) Kuat (strength) : kemampuan tepung untuk menghasilkan produk yang padat, besar, serta mengembang dengan baik. 3) Mudah menyesuaikan diri (telorance): tepung terigu mampu menahan proses peragian dan menghasilkan produk yang baik di atas waktu yang pada umumnya diperlukan untuk mencapai tingkat kematangan yang benar. 4) Daya serap yang tinggi (high absorption): kemampuan tepung untuk menyerap dan menahan sejumlah air sampai batas maksimal tanpa pencampuran (mixing) tambahan guna mengembangkan adonan. 5) Keseragaman (uniformity) : Keseragaman juga merupakan masalah penting yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Jika tepung tidak memiliki keseragaman maka diperlukan perubahan dan pengawasan yang terus-menerus secara seksama. Hal ini tentu merupakan pemborosan tenaga yang tidak sedikit nilainya. Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampilan, tekstur, serta cita rasa makanan. Kandungan air dalam bahan makanan menentukan acceptability, kesegaran, dan daya tahan bahan tersebut. Kandungan air pada produk patiseri banyak ditentukan saat pengolahan dimulai yaitu saat mencampur bahan sampai proses membakar/memasak. Air sangat menentukan pada pengolahan makanan, tanpa air pengolahan makanan tidak dapat berlangsung. Menurut Faridah dkk (2008:24) fungsi air dalam baking yaitu : a) Membantu pembentukan zat gluten di dalam tepung. b) Mengontrol adonan, yaitu jumlah air sangat menentukan kepadatan adonan. c) Mengontrol suhu adonan selama adonan mengalami proses pengolahan. d) Membantu melarutkan gula dan garam hingga bisa bercampur dengan bahan-bahan lain dengan sempurna. e) Memungkinkan sel-sel ragi melakukan proses peragian terhadap gula.

14 f) Mempertahankan rasa lezat roti lebih lama, bila dalam roti terkandung cukup air (mempengaruhi tekstur). (3) Ragi (Yeast) Ragi umumnya digunakan dalam proses pengembangan adonan. Ragi yang digunakan jumlahnya berkisar antara 3%-9% tergantung dari formula yang digunakan. Menurut Chendhawati (2010: 6) ragi yang umum digunakan di Indonesia terbagi menjadi tiga jenis yaitu ragi basah (compressed/fresh yeast), ragi kering aktif (active dry yeast) dan ragi kering instant (instant dry yeast). Fungsi utama ragi dalam adonan menurut Faridah dkk (2008:27) adalah sebagai berikut: (4) Gula a) Leavening agent (pengembang adonan), ragi mengkonsumsi gula dan mengubahnya menjadi gas karbon dioksida (CO 2 ), sehingga adonan mengembang. b) Memproses gluten (protein pada tepung) sehingga dapat membentuk jaringan yang dapat menahan gas tersebut (maturating the dough gluten structure). c) Menghasilkan flavour (aroma dan rasa). Gula merupakan komponen penting dalam pengolahan produk pastry yang memiliki fungsi utama sebagai bahan pemanis, membantu proses pembentukan krim, dan menambahkan nilai gizi pada produk. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Yogha, dkk (2005:15) : Fungsi gula yaitu memberi rasa manis, membantu lemak untuk menangkap dan mengikat udara sehingga adonan naik dan mengembang, memperbaiki tekstur dan membantu tepung memberi warna cokelat. Gula juga memberikan efek melunakkan gluten sehingga cake yang di hasilkan lebih empuk. Proses karamelisasi gula memberikan warna yang baik pada cake. Gula yang digunakan untuk semua jenis cake adalah gula yang memiliki butiran halus agar susunan cake rata. Untuk pengkreman gula dengan lemak perbandingan maksimal yang baik adalah dua bagian gula dan satu bagian lemak. Apabila ada kelebihan gula pada resep, lebih baik bila gula tersebut dilarutkan dalam susu atau air. Jumlah gula yang sama dengan telur hasil kocokannya akan lebih baik. Gula akan mematangkan dan mengempukan susunan sel.

15 Persentase pemakaian gula pada setiap produk selalu tergantung kepada selera para pembeli. Untuk penggunaan pada produk pastry biasanya berkisar antara 2%-20%. Pencampuran gula yang tidak merata dan terlalu banyak akan menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit produk dan membentuk lubang besar atau kantung udara. (5) Garam Garam adalah suatu bahan pemadat (pengeras) yang biasa digunakan untuk membangkitkan rasa lezat pada cake dan produk lainnya. Fungsi garam menurut U.S Wheat Associates (1981:15) yaitu: (a) Sebagai pengatur rasa manis apabila cake terlalu manis yaitu untuk mengurangi rasa yang terlalu manis tidak dilakukan dengan mengurangi jumlah gulanya, tetapi cukup dengan menambah jumlah garamnya. (b) Menurunkan suhu terjadinya karamel pada adonan cake. (c) Menahan kelembaban cake (d) Membantu dalam memperoleh warna kulit yang bagus, yaitu kecokelat-cokelatan. (e) Sebagai pengatur rasa juga harum. (f) Memperbaiki tekstur butiran adonan. (g) Menguatkan adonan (6) Lemak (Mentega atau Margarin) Lemak mempunyai peranan penting dalam pembuatan produk pastry. Fungsi dari lemak yaitu memberikan tekstur lembut, menambah rasa lezat pada produk, memberi warna agar tidak pucat (Sufi, 2009:14). Perbedaan mentega dengan margarin adalah mentega terbuat dari lemak susu (hewani), sedangkan margarin terbuat dari minyak tumbuhan (nabati). Aroma mentega lebih harum dan terasa legit dibandingkan margarin. Mentega mempunyai tampilan lebih lunak, mempunyai titik didih rendah dan mudah cair sehingga harus disimpan di lemari es agar tahan lama. Sedangkan margarin memiliki tampilan lebih padat, tidak mudah mencair dan memiliki rasa asin. (7) Telur

16 Telur memiliki peranan penting dalam pembuatan produk pastry yang berfungsi untuk mengembangkan adonan dan memberi rasa lembab ketika digigit (moist), hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Yogha dkk (2005:14) bahwa fungsi telur yaitu : (a) Menambah nilai gizi makanan (b) Menambah keharuman, memperbaiki komposisi dari kue tersebut serta kualitasnya pada waktu dimakan. (c) Membantu menghasilkan warna yang menarik baik dibagian dalam ataupun kulit luar (d) Sebagai bahan pengikat terhadap bermacam-macam bahan misalnya custard (e) Membantu pengembangan adonan terutama yang menggunakan putih telur. (f) Menghasilkan remah kue yang lebih halus (g) Memperlama jangka penyimpanan b) Bahan Tambahan Bahan tambahan merupakan bahan yang sangat penting dalam pembuatan produk pastry yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas produk pastry. Bahan tambahan yang digunakan untuk produk pastry menurut Yogha dkk (2005:15) yaitu soda kue dan baking powder, krim of tartar, susu dan aroma. (1) Soda Kue dan Baking Powder Soda kue dan baking powder merupakan bahan tambahan berfungsi untuk menaikkan/ mengembangkan adonan terutama pada pembuatan cake (Tobing, 2009:18). Soda kue digunakan jika cake menggunakan bahan cokelat atau bahan lain yang rasanya asam. Penggunaan baking powder yang berlebihan menyebabkan tekstur cake kasar dan mudah hancur ketika dipotong. (2) Cream of Tartar Cream of tartar digunakan dalam pembuatan chiffon cake ketika mengocok putih telur, berfungsi supaya putih telur mengembang, kaku dan tidak mudah mengempis sebelum atau sesudah dipanggang (Yogha dkk, 2005:15). (3) Susu Susu adalah suatu emulsi dari bagian-bagian lemak yang sangat kecil dalam larutan protein cair, gula dan mineral-mineral. Ada beberapa jenis susu yang dapat digunakan dan

17 dapat diproduksi. Menurut U.S Wheat Associates (1981:34), susu digolongkan menjadi 3 golongan antara lain: (a) Susu murni meliputi susu cair penuh, susu tak berlemak (non-fat atau skim), susu mentega dan sejenisnya. (b) Susu kental meliputi susu kental penuh, susu skim kental, mentega, susu kental penuh-manis dan sejenisnya. (c) Susu kering meliputi susu padat penuh (susu kering penuh), susu padat tak berlemak (non-fat) dan tepung susu kurus (whey powder). Fungsi dari susu yaitu mempengaruhi kelezatan produk, menambah nilai gizi, serta membantu mengatur warna kerak, meningkatkan rasa, dan sebagai bahan penahan cairan. (4) Aroma Aroma merupakan bahan tambahan yang berfungsi memberikan wangi yang khas pada produk pastry. Menurut Yogha dkk (2005:16) pada umumnya aroma yang digunakan untuk produk pastry menggunakan aroma vanili, jeruk, kopi, moka, rhum, atau campuran rempah-rempah yang terdiri dari kayu manis, cengkih, pala, kapulaga dan jahe. Aroma vanili diperoleh dari biji-bijian yang terdapat pada batang vanili atau siap pakai dalam bentuk bubuk dan cairan. Aroma jeruk diperoleh dengan mencampurkan parutan kulit luar jeruk nipis/lemon/orange. c) Bahan Isi Bahan isi merupakan bahan yang digunakan sebagai bahan isi produk yang berfungsi untuk memberikan aroma dan cita rasa yang khas. Bahan isi yang digunakan untuk produk pastry menurut Tobing (2009:18) yaitu kacang-kacangan, buah-buahan kering dan sayuran. (1) Kacang-kacangan Jenis kacang-kacangan yang digunakan untuk bahan isi berupa kacang yang dikeringkan kemudian diawetkan. Sebelum digunakan, semua jenis kacang-kacangan tersebut harus terlebih dahulu dicuci kemudian direndam dalam air hangat agar lunak. Waktu perendaman selama satu menit, hal ini untuk mencegah agar kacang tidak lembek dan rasa kacang berkurang. Setelah kacang-kacangan itu dicuci dan direndam, maka harus segera

18 diangkat, ditiriskan, dan kemudian ditaburkan pada selembar kain yang kering agar airnya terserap. Percampuran kacang-kacangan pada adonan dilakukan pada tahap yang terakhir agar tidak rusak. Jenis kacang-kacangan yang digunakan untuk bahan isi diantaranya kacang tanah, kacang mete, pecan, walnut, almond, macadamia, dan pistachio. Bentuk dari jenis kacang-kacangan yang digunakan untuk bahan isi produk pastry dapat dilihat pada Gambar 2.1 Kacang Tanah Kacang Mete Pecan Walnut Almond Macadamia Pistachio Gambar 2.1. Jenis Kacang-Kacangan Untuk Bahan Isi Produk Pastry Sumber : Tobing dkk (2009:19) (2) Buah-buahan Jenis buah-buahan yang digunakan untuk bahan isi berupa buah yang dikeringkan kemudian diawetkan. Proses pengolahan buah-buahan sebelum digunakan untuk bahan isi sama dengan proses pengolahan kacang-kacangan yaitu buah terlebih dahulu di cuci sebelum digunakan, semua jenis kacang-kacangan tersebut harus terlebih dahuluu dicuci kemudian direndam dalam air hangat kemudian diangkat, ditiriskan, dan selanjutnya ditaburkan pada selembar kain yang kering agar airnya terserap.

19 Percampuran buah pada adonan dilakukan pada tahap yang terakhir agar tidak rusak. Jenis buah-buahan yang digunakan untuk bahan isi diantaranya kismis, sultana, sukade (manisan kulit jeruk), kurma dan manisan buah cherry.

Pastry. Pandu Prabowo Susilo

Pastry. Pandu Prabowo Susilo Pastry Pandu Prabowo Susilo Pengertian Pastry merupakan jenis olahan tepung terigu, lemak dan telur yang melewati proses pemanggangan Pada umumnya pastry bertekstur krispy, adonan tidak kalis. Beberapa

Lebih terperinci

LOGO BAKING TITIS SARI

LOGO BAKING TITIS SARI LOGO BAKING TITIS SARI PENGERTIAN UMUM Proses pemanasan kering terhadap bahan pangan yang dilakukan untuk mengubah karakteristik sensorik sehingga lebih diterima konsumen KHUSUS Pemanasan adonan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang berorientasi pada bidang keahlian yang spesifik untuk memiliki pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. A. Hasil Belajar Membuat Kue Pasrty Kontinental

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. A. Hasil Belajar Membuat Kue Pasrty Kontinental BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Hasil Belajar Membuat Kue Pasrty Kontinental 1. Pengertian Belajar Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari hari hampir tidak pernah

Lebih terperinci

Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan

Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan baik tidaknya kualitas kue yang dihasilkan. Ketiga faktor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Analisis Proses Belajar 1. Pengertian Analisis Proses Belajar a. Analisis Analisis atau analisa adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG Disusun oleh: Ribka Merlyn Santoso 14.I1.0098 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan makanan tambahan untuk melengkapi kekurangan gizi yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan makanan tambahan untuk melengkapi kekurangan gizi yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pangan tidak pernah berhenti dalam kehidupan manusia, karena manusia memerlukan makanan untuk mempertahankan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan makanan tidak

Lebih terperinci

BAB VIII Membuat Produk Pastry Dengan Adonan Bread Pertemuan Ke

BAB VIII Membuat Produk Pastry Dengan Adonan Bread Pertemuan Ke BAB VIII Membuat Produk Pastry Dengan Adonan Bread Pertemuan Ke Tujuan : Melalui topik pembahasan ini anda dapat mempelajari ; 1. Menjelaskan pengertian adonan Bread 2. Jenis Adonan Bread 3. Membuat Produk

Lebih terperinci

Written by Administrator Sunday, 06 September :45 - Last Updated Sunday, 06 September :56

Written by Administrator Sunday, 06 September :45 - Last Updated Sunday, 06 September :56 Variasi Kue Kering Yang Tak Ada Habisnya (1) Kue kering sudah akrab di lidah penikmatnya karena kue mungil yang satu ini sudah sangat mudah dan bahkan sering kita jumpai baik di toko-toko kue atau bakery

Lebih terperinci

Written by Administrator Thursday, 10 September :01 - Last Updated Thursday, 10 September :08

Written by Administrator Thursday, 10 September :01 - Last Updated Thursday, 10 September :08 Kreasi Pound Cake Tampil Baru Anda kenal dengan marble cake atau lapis legit? Umumnya cake-cake ini termask kategori dari jenis pound cake. Anda yang kreatif pasti akan mudah memvariasikan poun cake menjadi

Lebih terperinci

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. : BAHAN PRODUK BAKERY Oleh: Ir. Hj. Henny Krissetiana Hendrasty, M.P. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan

Lebih terperinci

MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT CAKE, GATEAUX DAN TORTEN PADA PRAKTIK CAKE SHOP SISWA SMKN 3 BOGOR

MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT CAKE, GATEAUX DAN TORTEN PADA PRAKTIK CAKE SHOP SISWA SMKN 3 BOGOR Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol.4, No.1, April 2015 28 MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT CAKE, GATEAUX DAN TORTEN PADA PRAKTIK CAKE SHOP SISWA SMKN 3 BOGOR Nisa Rahmaniyah Utami ˡ, Sudewi Yogha², Cica

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian. I PENDAHULUAN Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah berdasarkan latar belakang tertentu. Dengan maksud dan tujuan yang sudah jelas selanjutnya dikembangkan kerangka pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan jenjang pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan jenjang pendidikan formal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan merupakan jenjang pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat) disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tepung Terigu 2.1.1 Pengertian Tepung Terigu Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari penggilingan biji gandum. Gandum merupakan salah satu tanaman biji-bijian

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Roti

Proses Pembuatan Roti Tekno Pangan 8 Agmindusfri, Volume f Nornor6 Roti adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu yang diragikan dengan ragi roti dan dipanggang. Ke dalam adonan boleh ditambahkan garam, gula, susu, lemak

Lebih terperinci

ONDE-ONDE GURIH CARA MEMBUAT : 1 Campur udang dengan ayam, bawang putih, garam, merica dan gula pasir, aduk rata.

ONDE-ONDE GURIH CARA MEMBUAT : 1 Campur udang dengan ayam, bawang putih, garam, merica dan gula pasir, aduk rata. ONDE-ONDE GURIH 250 gram udang cincang 150 gram ayam cincang 2 siung bawang putih haluskan 1 sdt garam, 1/2 sdt merica bubuk 2 sdt gula pasir 1 putih telur 2 sdm tepung maizena 1 sdm daun ketumbar cincang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gemuk untuk diambil dagingnya. Sepasang ceker yang kurus dan tampak rapuh,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gemuk untuk diambil dagingnya. Sepasang ceker yang kurus dan tampak rapuh, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ceker ayam Ceker adalah bagian dari tubuh ayam yang berhubungan langsung dengan benda-benda kotor. Meski demikian, tanpa ceker ayam tidak mungkin menjadi gemuk untuk diambil

Lebih terperinci

Oatmeal Cheese Cookies

Oatmeal Cheese Cookies Variasi lain dari kaastengels yang membahana itu. Tambahkan oatmeal di dalamnya, maka jadilah ia krenyes plus kempus-kempus. Oatmeal Cheese Cookies Bahan A: 250 gr mentega 1 sdt garam 25 gr gula halus

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

JILID 1 SMK. Anni Faridah, dkk

JILID 1 SMK. Anni Faridah, dkk Anni Faridah, dkk PATISERI JILID 1 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen

Lebih terperinci

Coklat. Berikut ini Jenis-jenis coklat yang beredar dipasaran antara lain : 1. Couverture

Coklat. Berikut ini Jenis-jenis coklat yang beredar dipasaran antara lain : 1. Couverture Coklat http://www.superindo.co.id/upload//images/header COKLAT 1(1).jpg http://www.superindo.co.id/upload//images/header COKLAT 2.jpg Produk coklat cukup beraneka ragam. Misalnya, ada coklat susu yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap manusia, baik secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap manusia, baik secara A. Hasil Belajar Basic Bakery 1. Pengertian Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA Belajar merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap manusia, baik secara formal maupun nonformal. Seseorang dikatakan telah

Lebih terperinci

Sutomo, B

Sutomo, B Baking Soda dan Baking Powder, kedua bahan ini memiliki bentuk fisik berupa tepung berwarna putih dan memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai bahan pengembang. Cara kerjanya adalah ketika bahan ini bertemu

Lebih terperinci

Resep kue basah : kue lumpur, tips dan variasinya

Resep kue basah : kue lumpur, tips dan variasinya Resep kue basah : kue lumpur, tips dan variasinya Kue lumpur merupakan salah satu jajanan pasar yang sangat populer. Jika anda berkunjung ke berbagai wilayah di Indonesia anda akan menemukan dengan mudah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang I PENDAHULUAN Cookies merupakan salah satu produk yang banyak menggunakan tepung. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang dihasilkan. Tepung kacang koro dan tepung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bekatul Bekatul merupakan hasil samping penggilingan gabah yang berasal dari berbagai varietas padi. Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir, termasuk sebagian kecil endosperm

Lebih terperinci

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna 101 Panelis ke- Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari panelis Penilaian Brownies Roll Cake Kacang Hijau Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice Warna 2 Kurang soft, terlalu Warna mencolok

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis

Lebih terperinci

Mengenal Jenis-Jenis Gula

Mengenal Jenis-Jenis Gula Mengenal Jenis-Jenis Gula Tips And Trik Layaknya garam, gula pun tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Bukan hanya untuk minuman, tapi kadang juga kita gunakan untuk masakan. Namun, jika

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN ROTI DAN KUE Bahan-bahan Pembuatan Roti dan Kue. Disusun Oleh : Diana Karisa

MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN ROTI DAN KUE Bahan-bahan Pembuatan Roti dan Kue. Disusun Oleh : Diana Karisa MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN ROTI DAN KUE Bahan-bahan Pembuatan Roti dan Kue Disusun Oleh : Diana Karisa 240210130048 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN DEPARTEMEN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

sampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan

sampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan Aneka Olahan Kue Tepung Kasava Tepung singkong dapat digunakan dalam pembuatan tepung campuran (composite flour), yakni tepung campuran antara tepung singkong dan tepung terigu. Tepung campuran tersebut

Lebih terperinci

Resep Kue. Resep kue nastar

Resep Kue. Resep kue nastar Resep kue nastar Resep kue nastar memang paling banyak dicari dan dipraktekan pada hari raya idul fitri. Pada lebaran tahun 2012 ini admin masakanmama.com pun tidak ketinggalan untuk membuat kue nastar

Lebih terperinci

Resep Kue Bolu. Resep kue bolu Chocolate Sponge

Resep Kue Bolu. Resep kue bolu Chocolate Sponge Resep Kue Bolu Koleksi resep kue bolu yang kami miliki memang berasal dari banyak sumber namun kami pastikan semuanya teruji dan dapat dipastikan keamanan dan rasanya. Seperti resep kue kali ini kami dapatkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pisang Raja Pisang raja termasuk jenis pisang buah. Menurut ahli sejarah dan botani secara umum pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

Lebih terperinci

BAB V PROSES PENGOLAHAN

BAB V PROSES PENGOLAHAN BAB V PROSES PENGOLAHAN 5.1. Pengertian Proses pengolahan dapat didefinisikan sebagai proses pembuatan suatu produk dari bahan mentah dan bahan asal, serta kegiatan-kegiatan penanganan dan pengawetan produk

Lebih terperinci

Mentega dan Es Krim. Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Mentega dan Es Krim. Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK PENGOLAHAN SUSU Mentega dan Es Krim Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi. berkembang semakin maju guna mendapatkan output secara optimal sehingga

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi. berkembang semakin maju guna mendapatkan output secara optimal sehingga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis dirasakan semakin ketat, teknologi berkembang semakin maju guna mendapatkan output secara optimal

Lebih terperinci

ANALISIS PENGETAHUAN TENTANG FLOUR UNTUK KESIAPAN PRAKTEK PASTRY SISWA SMK PARIWISATA TELKOM BANDUNG

ANALISIS PENGETAHUAN TENTANG FLOUR UNTUK KESIAPAN PRAKTEK PASTRY SISWA SMK PARIWISATA TELKOM BANDUNG 34 ANALISIS PENGETAHUAN TENTANG FLOUR UNTUK KESIAPAN PRAKTEK PASTRY SISWA SMK PARIWISATA TELKOM BANDUNG Dilla Handayani 1, Sri Subekti 2, Ai Nurhayati 3 Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingkat

Lebih terperinci

OLAHAN PANGAN DARI UBI JALAR UNGU

OLAHAN PANGAN DARI UBI JALAR UNGU OLAHAN PANGAN DARI UBI JALAR UNGU 1. Kupas,cuci, lalu kukus ubi ungu. Setelah matang, haluskan. 2. Siapkan bahan kering, terigu, gula 3sdm, susu bubuk,ragi, lalu tuang SKM yg sudah dicairkan dgn 100 ml

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kulit Singkong Kulit singkong adalah limbah dari mata rantai proses produksi pembuatan tapioka. Limbah tersebut sebaiknya dalam keadaan kering (dijemur) atau ditumbuk dijadikan

Lebih terperinci

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN Untuk mengurangi ketergantungan terhadap terigu dan pengembangan pangan yang berbasis

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

bumbu adalah suatu bahan mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami

bumbu adalah suatu bahan mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami bumbu & rempah bumbu adalah suatu bahan mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami rempah Adalah bagian tanaman yang ditambahkan pada makanan untuk menambah atau membangkitkan selera

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk bakery dengan kombinasi bahan pangan lokal Indonesia. diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal.

BAB I PENDAHULUAN. produk bakery dengan kombinasi bahan pangan lokal Indonesia. diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri bakery di tanah air terus berkembang, mulai dari industri roti rumahan hingga outlet modern yang berstatus waralaba dari luar negeri ketat bersaing

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PENGOLAHAN BAKERY

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PENGOLAHAN BAKERY 1. Kompetensi: Menjelaskan dan mempraktekkan pengembangan danish pastry 2. Sub Kompetensi: a. Menganalisis resep dasar danish pastry b. Mengembangkan resep dasar danish pastry c. Mempraktekkan pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang-kacangan (Leguminosa), seperti kacang hijau, kacang tolo, kacang gude, kacang merah, kacang kedelai, dan kacang tanah, sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas

Lebih terperinci

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS CARA PEMBUATAN ROTI MANIS Tahap persiapan - Semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan di sediakan dalam jumlah dan takaran masing- masing (sehingga tidak memperlama proses pembuatan nanti), timbang terigu

Lebih terperinci

HeHeader. Kumpulan Resep Cake

HeHeader. Kumpulan Resep Cake CAKE LAPIS TABUR ENTING KACANG HeHeader 10 kuning telur 6 putih telur 175 gram gula pasir 1/2 sdt cake emulsifier/tbm/sp/ovalet 150 gram tepung terigu 100 gram margarin, lelehkan pasta moka secukupnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tepung Terigu 2.1.1 Pengertian Tepung Terigu Tepung terigu merupakan tepung yang terbuat dari biji gandum melalui proses penggilingan, yang kemudian dikembangkan menjadi beraneka

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR...

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : 1.1 Latar Belakang, 1.2 Identifikasi Masalah, 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian, 1.4 Manfaat Penelitian, 1.5 Kerangka Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7

Lebih terperinci

23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR

23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR Kararnel Susu, Yoghurt Olahan Tepung Ubi Jalac Ebi (udang kering). Keju 23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR Tepung ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan campuran pembuatan kue dan roti gandum. Adapun proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar yang penting bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber

Lebih terperinci

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel Acara Sub acara : Praktikum Food Processing & Technology : Praktikum teknologi baking Hari / tanggal : Selasa / 25 Maret 2014 Tempat Prinsip Tujuan : Lab Gizi STIKes Widya Cipta Husada Malang : Prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang. Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PENGOLAHAN BAKERY

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PENGOLAHAN BAKERY 1. Kompetensi: Menguasai pengolahan produk pengembangan yeast dough dari sisi resep, bentuk, isi maupun kemasan. 2. Sub Kompetensi: a. Menjelaskan pengembangan yeast dough b. Mempraktekkan pengembangan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roti tawar merupakan salah satu produk turunan dari terigu yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat perkotaan, namun tepung terigu yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kue kering atau yang biasa disebut cookies berasal dari kata koekie atau koekje dalam bahasa Belanda yang artinya small cake. Di Indonesia, cookies dikenal

Lebih terperinci

Resep Cake : Kumpulan Kue Cake Terlezat

Resep Cake : Kumpulan Kue Cake Terlezat Resep Cake : Kumpulan Kue Cake Terlezat Kue Cake atau kue bolu merupakan jenis makanan ringan yang berbahan dasar tepung (biasanya tepung terigu), telur dan gula. Kue cake biasanya dibuat dengan cara dipanggang

Lebih terperinci

Ditulis oleh Rina Ariyani Minggu, 23 September :53 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 26 September :09

Ditulis oleh Rina Ariyani Minggu, 23 September :53 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 26 September :09 Resep kue brownies Resep kue brownies kali ini lengkap dari yang cara membuatnya sederhana, sampai tingkat mahir. Namun saya pastikan semua resep brownies disini enak enak dan ngga malu maluin kalo nanti

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

1. Menimbang Bahan Menimbang harus dilakukan dengan teliti dan tepat memilih alat Ssesuai dengan berat bahan yang akan ditimbang.

1. Menimbang Bahan Menimbang harus dilakukan dengan teliti dan tepat memilih alat Ssesuai dengan berat bahan yang akan ditimbang. 1. Menimbang Bahan Menimbang harus dilakukan dengan teliti dan tepat memilih alat Ssesuai dengan berat bahan yang akan ditimbang. Perhatikan ketelitian (graduation ) timbangan yang hendak dipakai. Jangan

Lebih terperinci

SUB TOPIK PENGERTIAN TEORI PERALATAN PENGARUH PADA MAKANAN BAHAN DAN PROSES NILAI GIZI BREAD STALLING 3/21/2016 3

SUB TOPIK PENGERTIAN TEORI PERALATAN PENGARUH PADA MAKANAN BAHAN DAN PROSES NILAI GIZI BREAD STALLING 3/21/2016 3 BAKING TITIS SARI 3/21/2016 2 SUB TOPIK PENGERTIAN TEORI PERALATAN PENGARUH PADA MAKANAN NILAI GIZI BAHAN DAN PROSES BREAD STALLING 3/21/2016 3 PENGERTIAN UMUM Proses pemanasan kering terhadap bahan pangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN I. ACARA II Pemanggangan (Baking)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN I. ACARA II Pemanggangan (Baking) LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN I ACARA II Pemanggangan (Baking) KELOMPOK 3 Penanggung jawab: Nadhila Benita Prabawati A1M013040 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Buat kue penuh kelezatan butter dengan

Buat kue penuh kelezatan butter dengan Buat kue penuh kelezatan butter dengan Saatnya buat kue penuh cinta untuk orang-orang tersayang Temukan aneka resep kue Candy Pop yang mudah, cepat, dan seru untuk lebaran lebih ceria. www.blueband.co.id

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS MARTABAK

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS MARTABAK KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS MARTABAK Disusun oleh: Nama:Nariswari Kelas:D3-MI-01 NIM:11-02-7968 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Usaha yang ingin saya lakukan di bidang makanan. Makanan yang

Lebih terperinci

Tabel 1. 1 Jumlah Wisatawan Kota Bandung. Wisatawan Tahun mancanegara domestik jumlah

Tabel 1. 1 Jumlah Wisatawan Kota Bandung. Wisatawan Tahun mancanegara domestik jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung memiliki banyak tempat wisata oleh karena itu banyak wisatawan yang datang mengunjungi kota Bandung, baik dari luar kota, luar pulau bahkan dari luar negeri.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kue Bolu Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula, lemak, dan telur. Menurut Donald (2013), kue bolu merupakan produk yang di hasilkan dari tepung terigu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ampas Tahu Ampas tahu merupakan limbah dari pembuatan tahu. Bahan utama pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan protein sekitar 33-42% dan kadar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Penerimaan Produk cinnamon bothe cake oleh Panelis. Penerimaan Panelis Ya Tidak 1 Enak Rasa. 7 Cinnamon kurang terasa Rasa

Lampiran 1. Hasil Penerimaan Produk cinnamon bothe cake oleh Panelis. Penerimaan Panelis Ya Tidak 1 Enak Rasa. 7 Cinnamon kurang terasa Rasa LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Penerimaan Produk cinnamon bothe cake oleh ke- Penilaian Cinnamon bothe cake Kategori penilaian Penerimaan Ya Tidak 1 Enak Rasa 2 Cinnamon kurang terasa Rasa 3 Enak Rasa 4 Enak

Lebih terperinci

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran Tuesday, 22 September 2009 21:05 Last Updated Tuesday, 22 September 2009 21:14 Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran Berbagai macam hidangan disajikan di Hari Raya Lebaran, tidak ketinggalan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya tanaman umbi-umbian, termasuk aneka

I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya tanaman umbi-umbian, termasuk aneka I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu produk pertanian yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia adalah tepung terigu. Tepung terigu merupakan salah satu bahan dasar kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis. Negara Indonesia ini mempunyai kekayaan alam yang melimpah terutama pada jenis tanaman pangan lokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar menurut para ahli yaitu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

Lebih terperinci

PELATIHAN PEMBUATAN ANEKA CAKE DARI TEPUNG MOCAF SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN BAGI MANTAN TKI (TENAGA KERJA INDONESIA) DI KABUPATEN SUBANG

PELATIHAN PEMBUATAN ANEKA CAKE DARI TEPUNG MOCAF SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN BAGI MANTAN TKI (TENAGA KERJA INDONESIA) DI KABUPATEN SUBANG PELATIHAN PEMBUATAN ANEKA CAKE DARI TEPUNG MOCAF SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN BAGI MANTAN TKI (TENAGA KERJA INDONESIA) DI KABUPATEN SUBANG Dra. Nurlaila AM, Metty Muhariati dan Hamiyati Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Calzone. Selera Mancanegara. HeHeader

Calzone. Selera Mancanegara. HeHeader Calzone Bahan : Dasar : 500 gram tepung terigu, ayak 1 sdt ragi instant 2 sdm gula pasir 1/2 sdt garam 200 ml air 50 ml minya selada Isi : 1 sdm margarin 3 sdm bawang bombay, cincang 5 siung bawang putih,

Lebih terperinci

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia pembuatan roti pada umumnya terbuat dari bahan dasar tepung terigu. Roti bukan makanan pokok masyarakat Indonesia, akan tetapi sering dikonsumsi sebagai

Lebih terperinci

Resep Puding - Cara Membuat Puding Istimewa

Resep Puding - Cara Membuat Puding Istimewa Resep Puding - Cara Membuat Puding Istimewa Selain memposting resep puding yang super enak, kami juga akan memberikan tips bagaimana cara membuat puding yang lezat dan istimewa. 1. Wadah yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melakukan eksperimen, metode ini ditempuh dalam pembuatan Chiffon cake dengan subtitusi tepung kulit singkong 0%, 5%, 10%,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diare, dan lain-lain, bagi orang-orang yang menderita lactose intolerance.

BAB 1 PENDAHULUAN. diare, dan lain-lain, bagi orang-orang yang menderita lactose intolerance. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembuatan roti telah berlangsung sejak 30,000 tahun yang lalu, yang pada awalnya hanya berasal dari air dan tepung gandum yang dicampur sehingga menjadi adonan pasta

Lebih terperinci

Efisiensi Penggunaan Telur Dalam Pembuatan...( Ida Ayu Putu Hemy Ekayani)

Efisiensi Penggunaan Telur Dalam Pembuatan...( Ida Ayu Putu Hemy Ekayani) ISSN 0216-3241 59 EFISIENSI PENGGUNAAN TELUR DALAM PEMBUATAN SPONGE CAKE Oleh Ida Ayu Putu Hemy Ekayani Jurusan Pendidikan Kesejahteraan dan Keluarga, FTK, UNDIKSHA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

Resep kue lapis lengkap

Resep kue lapis lengkap Resep kue lapis lengkap Resep kue lapis kali ini komplit banget dari kue basah sampai kue kering. Kue lapis bisa dibilang jajanan pasar tradisional sampai jajanan mall. Kue lapis yang sering dijumpai sebagai

Lebih terperinci

Bab IV OBJEK KAJIAN PENELITIAN

Bab IV OBJEK KAJIAN PENELITIAN Bab IV OBJEK KAJIAN PENELITIAN IV.1 Sejarah telur Telur sudah ada & dikonsumsi oleh manusia sejak zaman purba, Telur itu sendiri memiliki simbol sebagai kesuburan (fertility), kreasi (creation), and hidup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor pertanian yang cukup besar. Berbagai komoditas pertanian memiliki kelayakan yang cukup baik

Lebih terperinci

PENERAPAN PENGGUNAN MIXER PADA INDUSTRI DONAT DI BAWEN KABUPATEN SEMARANG

PENERAPAN PENGGUNAN MIXER PADA INDUSTRI DONAT DI BAWEN KABUPATEN SEMARANG PENERAPAN PENGGUNAN MIXER PADA INDUSTRI DONAT DI BAWEN KABUPATEN SEMARANG Ni Komang Ayu Artiningsih 1, Heny Kusumayanti 2, Bambang Widodo 3, R. TD. Wisnu Broto 4 1 Fakultas Pertanian, Prodi Teknologi Hasil

Lebih terperinci

MATA KULIAH KUE NUSANTARA II

MATA KULIAH KUE NUSANTARA II JOBSHEET MATA KULIAH KUE NUSANTARA II OLEH: Dr. MARWANTI, M.Pd JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 BOLU KUKUS UBI UNGU MEKAR 12 buah @70 gram 14

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tepung-tepungan lokal atau non terigu saat ini telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tepung-tepungan lokal atau non terigu saat ini telah menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan tepung-tepungan lokal atau non terigu saat ini telah menjadi trend inovasi terbaru terutama bagi industri bakery, hal tersebut dikarenakan harga tepung terigu

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan bahan pangan bagi manusia bukan hanya sekedar untuk mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi bahan makanan yang

Lebih terperinci

Uji Coba 1 (Tiramisu Pumpkin) Formula 30%

Uji Coba 1 (Tiramisu Pumpkin) Formula 30% LAMPIRAN Uji Coba 1 (Tiramisu Pumpkin) Formula 30% Tempat : Rumah Hari/ tanggal : Kamis, 22-03- 2012 Pukul : 09.00 WIB No Bahan Resep Acuan Formula 30% Sponge 1 Telur 4 btr 4 btr 2 Mentega cair 50 grm

Lebih terperinci