SATUAN ACARA PERKULIAHAN BLOK UROPOETIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SATUAN ACARA PERKULIAHAN BLOK UROPOETIKA"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Versi : 1 Revisi : 0 Tanggal Revisi : Tanggal Berlaku : FM-UII-AA-FKA-05/R1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN BLOK UROPOETIKA Fakultas/Jurusan/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter Kode Mata Kuliah/Blok : Nama Mata Kuliah/Blok : Blok Uropoetika Kelompok Mata Kuliah : MKU/MPK/MKK/MKB/MPB/MBB/ *) Semester/SKS : III / Kompetensi : 1. Komunikasi efektif 2. Keterampilan klinik dasar 3. Penerapan dasar ilmu bio klinik dan perilaku 4. Mengelola masalah kesehatan 5. Mengakses, menilai kesahihan dan mengelola informasi 6. Mawas diri dan belajar sepanjang hayat. Etika moral dan profesionalisme dalam praktek Pertem Kompetensi dan Evaluasi Metoda Assesment Kuliah 1. Garis besar blok 1 6 Blok Uropoetika LCD dan Hand out Kuliah Tulis Pengantar 2. Jenis kegiatan blok 2 1,3,4,5, 3 Kuliah pakar Anatomi 4 Kuliah pakar Histologi Skenario 1/ Modul Diuresis dan Keseimbangan Asam Basa; jump Memahami Struktur ginjal 2. Memahami fungsi ginjal sebagai pembentuk urin 3. Memahami pengaturan asam basa oleh ginjal 4. Memahami fungsi ginjal sebagai pembuang produk toksik 1. susunan dan letak ginjal (ren) 2. letak dan susunan pars pelvina ureteris, dihubungkan dengan fungsinya 3. morfologi dan fungsi vesica urinaria dan urethrae. 1. Sistema uropoetika Skenario 1 LCD dan Hand out Kuliahi Tulis LCD dan Hand out Kuliah Tulis Sumber/ referensi SAP Blok Uropoetika hal 1 dari 12

2 dan Evaluasi referensi 1. Pembentukan urine 5 Kuliah pakar Fisiologi LCD dan Hand out Kuliah Tulis 6 8 Ketrampilan Medik I 9 Kuliah pakar Fisiologi 10 1,3,4,5, Anamnesis 1. Anamnesis terkait penyakit ginjal dan saluran Anatomi I (kel. A) Histologi (kel. B) Anatomi I (kel. C) Histologi (kel. D) Skenario 1/ Modul Diuresis dan Keseimbangan Asam Basa; jump 6- Anatomi I (kel. D) Histologi (kel. A) Anatomi I (kel. B) Histologi (kel. C) 1. Anatomi ginjal dan saluran 2. Histologi ginjal dan tractus urinarius 1. Anatomi ginjal dan saluran 2. Histologi ginjal dan tractus urinarius 1. Sirkulasi ginjal 2. pemekatan urin 3. Pengaturan miksi dan diuresis 1. Memahami Struktur ginjal 2. Memahami fungsi ginjal sebagai pembentuk urin 3. Memahami pengaturan asam basa oleh ginjal 4. Memahami fungsi ginjal sebagai pembuang produk toksik 1. Anatomi ginjal dan saluran 2. Histologi ginjal dan tractus urinarius 1. Anatomi ginjal dan saluran 2. Histologi ginjal dan tractus urinarius praktikum, preparat praktikum, preparat Tentir Tentir LCD dan Hand out Kuliah tulis Modul, Skenario 1 praktikum, preparat praktikum, preparat Tentir Tentir Kuliah pakar Biokimia Peran ginjal dlm keseimbangan asam-basa LCD dan Hand out Kuliah Tulis Ketrampilan Medik II Katerisasi laki-laki Biokimia (kel. A) Analisis urin Biokimia (kel. B) Prosedur pemasangan kateter menetap (DC) pada pasien (manekin) laki-laki Analisis urin Tentir/ kerja SAP Blok Uropoetika hal 2 dari 12

3 dan Evaluasi referensi 1 Kuliah pakar Anestesi Keseimbangan cairan dan elektrolit LCD dan Hand out Kuliah Tulis 1. Memahami Struktur ginjal Skenario 1/fisiologi 2. Memahami fungsi ginjal sebagai pembentuk urin 18 1,3,4,5, 3. Memahami pengaturan asam basa oleh ginjal Skenario 1 jump 6-4. Memahami fungsi ginjal sebagai pembuang produk Dan minikuis toksik Biokimia (kel. C) Analisis urin 21 Kuliah pakar 22 Kuliah pakar 23 1,3,4,5, Biokimia (kel. D) Evidence Based Medicine islamic perspective on urinary sistem Skenario 2/ Modul Obstruksi Uropathi dan Tumor jump 1-5 dan brainstorming Anatomi II (A) Pat. klinik I (B) Anatomi II (C) Pat. klinik I (D) Analisis urin Tentir/ kerja Kuliah Evidence Based Medicine LCD dan Hand out Kuliah Tulis Kuliah islamic perspective on urinary system LCD dan Hand out Kuliah Tulis 1. Mengetahui jenis, patofisiologi obstruksi saluran yang disebabkan oleh striktura uretra, Benigna prostate hyperplasia atau keganasan prostat, Tumor vesika urinaria, Kompresi ureter, Batu saluran kencing, Retroperitoneal fibrosis,kehamilan 2. Mengetahui patogenesis dan patologi komplikasi dari obstruksi dan neuropati vesical dysfunction 3. Memahami keganasan pada organ uropoetika 4. Memahami prinsip penanganan obstruksi saluran 1. Anatomi organogenesis ginjal dan saluran 2. Pat. Klinik : Uji faal ginjal (ureum) 1. Anatomi organogenesis ginjal dan saluran 2. Pat. Klinik : Uji faal ginjal (ureum) Skenario 2 26 Kuliah pakar Patologi anatomi Histopatologi ginjal dan saluran (Tumor) LCD dan Hand out Kuliah Tulis 2 Ketrampilan Katerisasi Prosedur pemasangan kateter menetap (DC) pada Medik III perempuan pasien (manekin) perempuan SAP Blok Uropoetika hal 3 dari 12

4 dan Evaluasi Metoda Assesment Anatomi II (B) 28 Pat. klinik I (C) Kuliah pakar 31 1,3,4,5, Anatomi II (D) Pat. klinik I (A) Patologi Klinik : Skenario 2/ Modul Obstruksi Uropathi dan Tumor jump 6- Patologi Anatomi (A) Pat. klinik II (B) Patologi Anatomi (C) Pat. klinik II (D) 1. Anatomi organogenesis ginjal dan saluran 2. Pat. Klinik : Uji faal ginjal (ureum) 1. Anatomi organogenesis ginjal dan saluran 2. Pat. Klinik : Uji faal ginjal (ureum) Pemeriksaan Lab untuk kelainan ginjal 1. Mengetahui jenis, patofisiologi obstruksi saluran yang disebabkan oleh striktura uretra, Benigna prostate hyperplasia atau keganasan prostat, Tumor vesika urinaria, Kompresi ureter, Batu saluran kencing, Retroperitoneal fibrosis,kehamilan 2. Mengetahui patogenesis dan patologi komplikasi dari obstruksi dan neuropati vesical dysfunction 3. Memahami keganasan pada organ uropoetika 4. Memahami prinsip penanganan obstruksi saluran 1. Pat. Anatomi: histopatologis ginjal dan saluran 2. Pat. Klinik : Uji faal ginjal (kreatinin) 1. Pat. Anatomi: histopatologis ginjal dan saluran 2. Pat. Klinik : Uji faal ginjal (kreatinin) LCD dan Hand out Kuliah Tulis Skenario 2 Sumber/ referensi 34 Kuliah pakar Ilmu Bedah Retensi urin dan obstruksi traktus urinarius LCD dan Hand out Kuliah Tulis Keterampilan medik IV Pemeriksaan fisik dasar Patologi Anatomi (B) Pat. klinik II (C) Pemeriksaan fisik dasar ginjal 1. Pat. Anatomi: histopatologis ginjal dan saluran 2. Pat. Klinik : Uji faal ginjal (kreatinin) SAP Blok Uropoetika hal 4 dari 12

5 dan Evaluasi referensi Patologi Anatomi 1. Pat. Anatomi: histopatologis ginjal dan saluran (D) 3 Pat. klinik II (A) 2. Pat. Klinik : Uji faal ginjal (kreatinin) 38 3,4,5,6 Kuliah pakar Radiologi Penegakan diagnostik kelainan/penya-kit saluran LCD dan Hand out Kuliah Tulis 39 1,3,4,5, Skenario 2/ Modul Obstruksi Uropathi dan Tumor jump 6- dan minikuis 1. Mengetahui jenis, patofisiologi obstruksi saluran yang disebabkan oleh striktura uretra, Benigna prostate hyperplasia atau keganasan prostat, Tumor vesika urinaria, Kompresi ureter, Batu saluran kencing, Retroperitoneal fibrosis,kehamilan 2. Mengetahui patogenesis dan patologi komplikasi dari obstruksi dan neuropati vesical dysfunction 3. Memahami keganasan pada organ uropoetika 4. Memahami prinsip penanganan obstruksi saluran Skenario 2 40 Kuliah pakar Biokimia Analisis biokimiawi urine LCD dan Hand out Kuliah Tulis 41 1,3,4,5, Skenario 3/ Modul Infeksi, Inflamasi, dan Degenerasi jump 1-5 dan brainstorming 1. Memahami infeksi saluran (UTIs) dan penyakit menular seksual 2. Memahami prinsip penanganan infeksi saluran 3. Mengetahui dan memahami glomerulonefritis 4. Mengetahui dan memahami sindroma nefrotik 5. Mengetahui dan memahami gangguan / penyakit pada tubulus dan intertisial ginjal Skenario 3 42 Kuliah pakar Interna Infeksi saluran (ISK) LCD dan Hand out Kuliah Tulis 43 Kuliah pakar Mikrobiologi Pemeriksaan mikrobiologis pada infeksi saluran LCD dan Hand out Kuliah Tulis 1. Pengenalan jenis-jeniscairan intravena Ketrampilan 2. Prosedur dan perhitungan matematis kebutuhan 44 Terapi cairan Medik V cairan dan elektrolit yang diformulasikan dalam bentuk tetes permenit (tpm) 45 Anatomi III (A) Mikrobiologi (B) 1. Anatomi organogenesis ginjal dan saluran 2. mikrobiologi : pemeriksaan E. coli SAP Blok Uropoetika hal 5 dari 12

6 dan Evaluasi Metoda Assesment Anatomi III (C) 46 Mikrobiologi (D) 1. Anatomi organogenesis ginjal dan saluran 2. mikrobiologi : pemeriksaan E. coli 4 Kuliah pakar Interna Penyakit glomerulus dan tubulus renal LCD dan Hand out Kuliah Tulis 48 1,3,4,5, Kuliah pakar Skenario 3/ Modul Infeksi, Inflamasi, dan Degenerasi jump 6- Anatomi III (B) Mikrobiologi (C) Anatomi III (D) Mikrobiologi (A) 1. Memahami infeksi saluran (UTIs) dan penyakit menular seksual 2. Memahami prinsip penanganan infeksi saluran 3. Mengetahui dan memahami glomerulonefritis 4. Mengetahui dan memahami sindroma nefrotik 5. Mengetahui dan memahami gangguan / penyakit pada tubulus dan intertisial ginjal 1. Anatomi organogenesis ginjal dan saluran 2. mikrobiologi : pemeriksaan E. coli 1. Anatomi organogenesis ginjal dan saluran 2. mikrobiologi : pemeriksaan E. coli Skenario 3 Ilmu Kesehatan anak Sindroma nefrotik pada anak LCD dan Hand out Kuliah Tulis Sumber/ referensi 52 Ketrampilan Medik VI Anamnesis (review) 53 Kuliah pakar Farmakologi 54 1,3,4,5, Skenario 3/ Modul Infeksi, Inflamasi, dan Degenerasi jump 6- dan minikuis Anamnesis terkait penyakit ginjal dan saluran Obat-obat untuk saluran dan pengaturannya pada penuirunan fungsi ginjal 1. Memahami infeksi saluran (UTIs) dan penyakit menular seksual 2. Memahami prinsip penanganan infeksi saluran 3. Mengetahui dan memahami glomerulonefritis 4. Mengetahui dan memahami sindroma nefrotik 5. Mengetahui dan memahami gangguan / penyakit pada tubulus dan intertisial ginjal LCD dan Hand out Kuliah Tulis Skenario 3 SAP Blok Uropoetika hal 6 dari 12

7 dan Evaluasi referensi Patologi 55 Anatomi (A) 1. Pat. Anatomi: histopatologis ginjal dan saluran Histologi (B) 2. Histologi : sistm urinarius 56 Kuliah pakar Fisiologi Peranan ginjal dalam regulasi tekanan darah LCD dan Hand out Kuliah Tulis 5 1,3,4,5, 58 Skenario 4/ Modul Gagal Ginjal dan Hipertensi jump 1-5 dan brainstorming Pat. klinik I 1. memahami Gagal Ginjal Akut (Acut Renal Failure) yang meliputi prerenal, intrarenal, dan postrenal dan prinsip manajemen 2. Memahami Gagal Ginjal Kronik (Chronic Renal Failure) dan prinsip manajemen 3. Memahami Gagal Ginjal Terminal (End stage kidney diseases) dan prinsip manajemen 4. Memahami Prinsip Terapi Pengganti Ginjal dengan Dialisis dan Transplantasi ginjal 5. Memahami Problem Klinik Pasien Dialisis (osteodistrofi, azotemia, gangguan sistem imunologi, sindrom malnutrisi, inflamasi, dan aterosklerosis. Pat. Klinik : Uji faal ginjal (ureum dan kreatinin) Skenario 3 59 Kuliah pakar Kimia Kedokteran Metabolisme ureum, kreatinin dan asam urat LCD dan Hand out Kuliah Tulis Ketrampilan Medik VII Katerisasi laki-laki (review) Mikrobiologi Prosedur pemasangan kateter menetap (DC) pada pasien (manekin) laki-laki Pemeriksaan E. coli 62 Kuliah pakar Interna Patogenesis dan tatalaksana Gagal ginjal akut LCD dan Hand out Kuliah Tulis SAP Blok Uropoetika hal dari 12

8 dan Evaluasi referensi 1. memahami Gagal Ginjal Akut (Acut Renal Failure) yang meliputi prerenal, intrarenal, dan postrenal dan prinsip manajemen 2. Memahami Gagal Ginjal Kronik (Chronic Renal Failure) dan prinsip manajemen Skenario 4/ Modul 3. Memahami Gagal Ginjal Terminal (End stage Gagal Ginjal dan kidney diseases) dan prinsip manajemen 63 1,3,4,5, Hipertensi Skenario 4 4. Memahami Prinsip Terapi Pengganti Ginjal dengan Dialisis dan Transplantasi ginjal jump 6-5. Memahami Problem Klinik Pasien Dialisis (osteodistrofi, azotemia, gangguan sistem imunologi, sindrom malnutrisi, inflamasi, dan aterosklerosis Kuliah pakar 66 Ketrampilan Medik VIII Anatomi I Intena Katerisasi Perempuan (review) Anatomi organogenesis ginjal dan saluran Patogenesis dan tatalaksana Gagal ginjal / chronic kidney disease (CKD) Prosedur pemasangan kateter menetap (DC) pada pasien (manekin) perempuan LCD dan Hand out Kuliah Tulis SAP Blok Uropoetika hal 8 dari 12

9 dan Evaluasi referensi 1. sindrom iritasi (frekuensi, urgensi, dissuria, dll) dan sindrom obstruksi (hesistensi, terminal dribling, dll). 2. gejala-gejala yang langsung berhubungan dengan proses buang air kecil: frekuensi, nocturia, urgensi, dysuria, enuresis. 3. gejala-gejala akibat obtruksi atau gangguan pengosongan vesica urinaria: hesitansi, terminal dribbling, urgensi, retensi urin akut/kronik, kencing sulit ditahan (interupted), kencing tidak puas, cystitis. 4. manifestasi klinik umum lain: oliguria, anuria, pneumaturia, claudy urine, chyluria, hematuria, urethral discharge. 5. nyeri lokal dan referred pain dari organ-organ uropoetika (ginjal, uretera, vesica urinaria, prostat, nyeri pinggang belakang dan kaki). 6 Kuliah pakar Review blok 6. menentukan pilihan jenis pemeriksaan radiologi dan menilai hasil foto polos abdomen (BNO) dan IVP serta diagnostik yang relevan. LCD dan Hand out Kuliah Tulis. membedakan karakteristik kelainan ginjal (trauma, keganasan, infeksi, hipertensi), ureter (ureterolith, infeksi, kolik), vesica urinaria (cistitis, neurogenik bladder, divertikulum), Prostata (BPH, Ca prostat), dan Urethrae (bawaan, uretritis, striktur dan trauma), 8. Menjelaskan mekanisme, diagnosis, dan penatalaksanaan kelainan ginjal (trauma, keganasan, infeksi, hipertensi), ureter (ureterolith, infeksi, kolik), vesica urinaria (cistitis, neurogenik bladder, divertikulum), Prostata (BPH, Ca prostat), dan Urethrae (bawaan, uretritis, striktur dan trauma), SAP Blok Uropoetika hal 9 dari 12

10 dan Evaluasi Metoda Assesment 1. memahami Gagal Ginjal Akut (Acut Renal Failure) yang meliputi prerenal, intrarenal, dan postrenal dan prinsip manajemen 2. Memahami Gagal Ginjal Kronik (Chronic Renal Skenario 4/ Modul Failure) dan prinsip manajemen Gagal Ginjal dan 3. Memahami Gagal Ginjal Terminal (End stage Hipertensi 68 1,3,4,5, kidney diseases) dan prinsip manajemen Skenario 4 4. Memahami Prinsip Terapi Pengganti Ginjal dengan jump 6- dan Dialisis dan Transplantasi ginjal minikuis 5. Memahami Problem Klinik Pasien Dialisis (osteodistrofi, azotemia, gangguan sistem imunologi, sindrom malnutrisi, inflamasi, dan aterosklerosis 69 Patologi Anatomi II Histologi II 1. Pat. Anatomi: histopatologis ginjal dan saluran 2. Histologi : sistm urinarius 0 Kuliah pakar Bedah Trauma urologi LCD dan Hand out Kuliah Tulis 1 1,3,4,5, Skenario 5/ Modul Trauma ginjal dan saluran jump 1-5 dan brainstorming 1. menjelaskan patologi injuri dan efeknya terhadap fisiologi ginjal dan saluran, 2. menjelaskan gejala dan tanda umum penderita trauma saluran, 3. mengetahui gambaran radiologis pada khasus trauma saluran, 4. menjelaskan penanganan awal (darurat) pada pasien dengan trauma saluran, indikasi dan kontraindikasi tindakan medis tertentu, 5. menjelaskan komplikasi yang sering terjadi pada penderita trauma saluran. berupa fistula, striktur uretra, refluks vesikoureter, dan lain-lain, dan 6. menjelaskan prognosis dan prinsip pengobatan lanjut (rehabilitatif) pada kasus trauma saluran Skenario 5 Sumber/ referensi SAP Blok Uropoetika hal 10 dari 12

11 dan Evaluasi Metoda Assesment 2 Ketrampilan Katerisasi laki-laki Prosedur pemasangan kateter menetap (DC) pada Medik VII (review) pasien (manekin) laki-laki 3 1,3,4,5, 4 Ketrampilan Medik VIII Skenario 5/ Modul Trauma ginjal dan saluran jump 6- Katerisasi Perempuan (review) 1. menjelaskan patologi injuri dan efeknya terhadap fisiologi ginjal dan saluran, 2. menjelaskan gejala dan tanda umum penderita trauma saluran, 3. mengetahui gambaran radiologis pada khasus trauma saluran, 4. menjelaskan penanganan awal (darurat) pada pasien dengan trauma saluran, indikasi dan kontraindikasi tindakan medis tertentu, 5. menjelaskan komplikasi yang sering terjadi pada penderita trauma saluran. berupa fistula, striktur uretra, refluks vesikoureter, dan lain-lain, dan 6. menjelaskan prognosis dan prinsip pengobatan lanjut (rehabilitatif) pada kasus trauma saluran 3. Prosedur pemasangan kateter menetap (DC) pada pasien (manekin) perempuan Skenario 5 Sumber/ referensi SAP Blok Uropoetika hal 11 dari 12

12 dan Evaluasi referensi 1. menjelaskan patologi injuri dan efeknya terhadap fisiologi ginjal dan saluran, 2. menjelaskan gejala dan tanda umum penderita trauma saluran, 3. mengetahui gambaran radiologis pada khasus Skenario 5/ Modul trauma saluran, Trauma ginjal dan 4. menjelaskan penanganan awal (darurat) pada saluran pasien dengan trauma saluran, indikasi dan 5 1,3,4,5, Skenario 5 kontraindikasi tindakan medis tertentu, jump 6- dan 5. menjelaskan komplikasi yang sering terjadi pada minikuis penderita trauma saluran. berupa fistula, striktur uretra, refluks vesikoureter, dan lain-lain, dan 6. menjelaskan prognosis dan prinsip pengobatan lanjut (rehabilitatif) pada kasus trauma saluran 6 Kuliah pakar Anatomi Perkembangan organ-organ uropoetika dan anomali LCD dan Hand out Kuliah Tulis Kuliah pakar Bedah 8 1- PPK PPK relevan blok Uropoetika kongenital Penatalaksanaan operatif pada kelainan bawaan sistem uropoetika Membuat laporan kasus klinis di lapangan LCD dan Hand out Kuliah Tulis pasien Pengamatan, pemeriksaan dan pembuatan laporan lesan Dan ujian tulis Disahkan oleh : Dekan Disetujui oleh : Wakil Dekan Disiapkan oleh : Tim Blok. Catatan : *) Coret yang tidak perlu Prof. Dr. dr. H. Rusdi Lamsudin, M.Med.Sc, Sp.S(K) dr. Riana Rahmawati, M.Kes dr. Zainuri Sabta Nugraha SAP Blok Uropoetika hal 12 dari 12

JADWAL BLOK UROPOETIKA

JADWAL BLOK UROPOETIKA JADWAL BLOK UROPOETIKA Kode : 71105535 Semester / SKS : IV / 6 Tahun Akademik : 2010/2011 Ruang : Gedung Prof. Dr. Sardjito Lantai 3 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA MINGGU I : Modul Diuresis dan Keseimbangan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi Kode Blok Blok Bobot Semester Standar Kompetensi : Pendidikan Dokter : KBK403 : UROGENITAL : 4 SKS : IV : Mengidentifikasi dan menyusun

Lebih terperinci

JADWAL BLOK SISTEM GERAK

JADWAL BLOK SISTEM GERAK JADWAL BLOK SISTEM GERAK Kode : 71105235 Semester / SKS : III / 5 Tahun Akademik : 2010/2011 Ruang : Gedung Prof. Sardjito Lantai 3 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA TRAUMA MINGGU 1 Senin, 23 Ags Selasa, 24

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perkemihan merupakan salah satu sistem yang tidak kalah pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinaria

Lebih terperinci

Gagal Ginjal Akut pada bayi dan anak

Gagal Ginjal Akut pada bayi dan anak Gagal Ginjal Akut pada bayi dan anak Haryson Tondy Winoto, dr,msi.med. Sp.A Bag. IKA UWK ANATOMI & FISIOLOGI GINJAL pada bayi dan anak Nefrogenesis : s/d 35 mg fetal stop Nefron : unit fungsional terkecil

Lebih terperinci

Penyakit di dalam daftar ini dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia disertai. tingkat kemampuan yang harus dicapai pada akhir masa pendidikan.

Penyakit di dalam daftar ini dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia disertai. tingkat kemampuan yang harus dicapai pada akhir masa pendidikan. Sistematika daftar penyakit (SKDI,2012) Penyakit di dalam daftar ini dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia disertai tingkat kemampuan yang harus dicapai pada akhir masa pendidikan. Tingkat kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoitein menimbulkan keadaan yang

BAB I PENDAHULUAN. (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoitein menimbulkan keadaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal adalah organ vital yang berperan sangat penting dalam memepertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbanagn cairan tubuh, dan nonelektrolit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia laki-laki yang terletak mengelilingi vesica urinaria dan uretra proksimalis. Kelenjar prostat dapat mengalami pembesaran

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok : THT Bobot : 4 SKS Semester : V Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: - Menjelaskan organ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ginjal punya peran penting sebagai organ pengekresi dan non ekresi, sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh

Lebih terperinci

GAGAL GINJAL Zakiah,S.Ked. Kepaniteraan Klinik Interna Program Studi Pendidikan Dokter FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta

GAGAL GINJAL Zakiah,S.Ked. Kepaniteraan Klinik Interna Program Studi Pendidikan Dokter FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta GAGAL GINJAL Zakiah,S.Ked Kepaniteraan Klinik Interna Program Studi Pendidikan Dokter FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta 2010-2011 DEFINISI Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan National Kidney Foundation penyakit ginjal kronik adalah kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan dengan kelainan

Lebih terperinci

a. Cedera akibat terbakar dan benturan b. Reaksi transfusi yang parah c. Agen nefrotoksik d. Antibiotik aminoglikosida

a. Cedera akibat terbakar dan benturan b. Reaksi transfusi yang parah c. Agen nefrotoksik d. Antibiotik aminoglikosida A. Pengertian Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah penurunan fungsi ginjal mendadak dengan akibat hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Akibat penurunan fungsi ginjal terjadi peningkatan

Lebih terperinci

JADWAL KULIAH BLOK/SISTEM UROGENITALIA KELAS A SEMESTER AKHIR 2016/2017 RUANG KULIAH GC 202

JADWAL KULIAH BLOK/SISTEM UROGENITALIA KELAS A SEMESTER AKHIR 2016/2017 RUANG KULIAH GC 202 JADWAL KULIAH BLOK/SISTEM UROGENITALIA KELAS A SEMESTER AKHIR 2016/ RUANG KULIAH GC 202 Koordinator Sekretaris : Dr. dr. Haerani Rasyid, Mkes, SpPD, KGH, SpGK (Hp. 081310087900) : dr. St. Rabiul Zatalia,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok : REPRODUKSI Bobot : 4 SKS Semester : IV Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: - Menjelaskan

Lebih terperinci

TEKNIK RADIOGRAFI INTRA VENOUS PYELOGRAPHY

TEKNIK RADIOGRAFI INTRA VENOUS PYELOGRAPHY IVP TEKNIK RADIOGRAFI INTRA VENOUS PYELOGRAPHY DEFINISI Ilmu yang mempelajari prosedur /tata cara pemeriksaan ginjal, ureter, dan blass (vesica urinary) menggunakan sinar-x dengan melakukan injeksi media

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : 10 Blok : MUSKULOSKELETAL Bobot : Semester : 3 Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu Menjelaskan Sistem

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Identitas Mata Kuliah Identitas dan Validasi Nama Tanda Tangan Kode Mata Kuliah : KBK403 Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh secara baik. Berbagai fungsi ginjal untuk mempertahankan homeostatic dengan mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ penting dari manusia. Berbagai penyakit yang menyerang fungsi ginjal dapat menyebabkan beberapa masalah pada tubuh manusia, seperti penumpukan

Lebih terperinci

JADWAL BLOK RESPIRASI

JADWAL BLOK RESPIRASI JADWAL BLOK RESPIRASI Kode : 71105435 Semester / SKS : III / 7 Tahun Akademik : 2010/2011 Ruang : Gedung Prof. Sardjito Lantai 3 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Minggu I Senin, 13 Des Selasa, 14 Des Rabu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benigna Prostate Hiperplasi (BPH) merupakan kondisi patologis yang paling umum terjadi pada pria lansia dan penyebab kedua untuk intervensi medis pada pria diatas usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah mampu merubah gaya hidup manusia. Manusia sekarang cenderung menyukai segala sesuatu yang cepat, praktis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelenjar/jaringan fibromuskular yang menyebabkan penyumbatan uretra pars

BAB I PENDAHULUAN. kelenjar/jaringan fibromuskular yang menyebabkan penyumbatan uretra pars BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Benigna prostatic hyperplasia adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, yang disebabkan hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar/jaringan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dalam penatalaksanaan sindrom gagal ginjal kronik (GGK) beberapa aspek yang harus diidentifikasi sebagai berikut:

PENDAHULUAN. Dalam penatalaksanaan sindrom gagal ginjal kronik (GGK) beberapa aspek yang harus diidentifikasi sebagai berikut: PENDAHULUAN Dalam penatalaksanaan sindrom gagal ginjal kronik (GGK) beberapa aspek yang harus diidentifikasi sebagai berikut: 1. Etiologi GGK yang dapat dikoreksi misal: - Tuberkulosis saluran kemih dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah suatu penurunan fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel akibat suatu proses patofisiologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif.

Lebih terperinci

SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN

SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN Fakultas : Kedokteran Program Studi : Pendidikan Dokter Blok : Hematologi Bobot : 4 SKS Semester : II Standar Kompetensi : etiologi, patogenesis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kerentanan fisik individu sendiri, keadaan lingkungan

Lebih terperinci

GANGGUAN MIKSI DAN DEFEKASI PADA USIA LANJUT. Dr. Hj. Durrotul Djannah, Sp.S

GANGGUAN MIKSI DAN DEFEKASI PADA USIA LANJUT. Dr. Hj. Durrotul Djannah, Sp.S GANGGUAN MIKSI DAN DEFEKASI PADA USIA LANJUT Dr. Hj. Durrotul Djannah, Sp.S Secara biologis pada masa usia lanjut, segala kegiatan proses hidup sel akan mengalami penurunan Hal-hal keadaan yang dapat ikut

Lebih terperinci

Author : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (http://www.doctors-filez.

Author : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (http://www.doctors-filez. Author : Liza Novita, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Doctor s Files: (http://www.doctors-filez.tk GLOMERULONEFRITIS AKUT DEFINISI Glomerulonefritis Akut (Glomerulonefritis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ginjal sering disebut buah pinggang. Bentuknya seperti kacang dan letaknya disebelah belakang rongga perut, kanan dan kiri dari tulang punggung. Ginjal kiri letaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kuman dapat tumbuh dan berkembang-biak di dalam saluran kemih (Hasan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kuman dapat tumbuh dan berkembang-biak di dalam saluran kemih (Hasan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan yang menyebabkan kuman dapat tumbuh dan berkembang-biak di dalam saluran kemih (Hasan dan Alatas, 1985).

Lebih terperinci

195 Batu Saluran Kemih

195 Batu Saluran Kemih 195 Batu Saluran Kemih Waktu : Pencapaian kompetensi: Sesi di dalam kelas : 2 X 60 menit (classroom session) Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 3 X 120 menit (coaching session) Sesi praktik dan pencapaian

Lebih terperinci

PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS. TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI)

PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS. TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI) PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI) Pembicara/ Fasilitator: DR. Dr. Dedi Rachmadi, SpA(K), M.Kes Tanggal 15-16 JUNI 2013 Continuing Professional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk mempertahankan stabilitas volume, komposisi elektrolit, dan osmolaritas cairan ekstraseluler. Salah satu fungsi penting

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : KEDOKTERAN Kode : : RESPIRASI Bobot : Semester : 3 Standar Kompetensi : dasar-dasar sistem respirasi manusia meliputi anatomi, histologi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau yang dikenal pembesaran prostat jinak sering ditemukan pada pria dengan usia lanjut. BPH adalah kondisi dimana terjadinya ketidakseimbangan

Lebih terperinci

MINGGU I Senin, 7 Feb Selasa, 8 Feb Rabu, 9 Feb Kamis, 10 Feb Jumat, 11 Feb Sabtu, 12 Feb DNA & RNA, Kuliah pengantar

MINGGU I Senin, 7 Feb Selasa, 8 Feb Rabu, 9 Feb Kamis, 10 Feb Jumat, 11 Feb Sabtu, 12 Feb DNA & RNA, Kuliah pengantar JADWAL BLOK BIOMEDIS Kode : 71104835 Semester / SKS : II / 4 Tahun Akademik : 2010/2011 Ruang : Gedung Prof. Dr. Sardjito Lantai 1 Timur UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA MINGGU I Senin, 7 Feb Selasa, 8 Feb

Lebih terperinci

CONGINETAL URETHRAL DIVERTICULUM

CONGINETAL URETHRAL DIVERTICULUM CONGINETAL URETHRAL DIVERTICULUM Batasan Kongenital divertikel dari urethra atau biasa di sebut anterior urethral valve, adalah kelainan dengan adanya defek pada korpus spongiosum, defek ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ vital yang berperan sangat penting dalam mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Glomerulonefritis akut masih menjadi penyebab. morbiditas ginjal pada anak terutama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Glomerulonefritis akut masih menjadi penyebab. morbiditas ginjal pada anak terutama di negara-negara BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Glomerulonefritis akut masih menjadi penyebab morbiditas ginjal pada anak terutama di negara-negara berkembang meskipun frekuensinya lebih rendah di negara-negara maju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia prostat atau BPH (Benign Prostate Hiperplasia) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia prostat atau BPH (Benign Prostate Hiperplasia) adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperplasia prostat atau BPH (Benign Prostate Hiperplasia) adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat, bersifat jinak disebabkan oleh hyperplasia beberapa atau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bladder Retention Training 1.1. Defenisi Bladder Training Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Epidemiologi Infeksi Saluran Kemih Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor lainnya. Insidens ISK tertinggi terjadi pada tahun

Lebih terperinci

JADWAL BLOK SISTEM SARAF

JADWAL BLOK SISTEM SARAF JADWAL BLOK SISTEM SARAF Kode : 71105835 Semester / SKS : V / 6 Tahun Akademik : 2010/2011 Ruang : Gedung Prof. Sardjito Lantai 2 Timur UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA MINGGU 1 Senin, 23 Agt Selasa, 24 agt

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak. Infeksi mikroba. intrinsik untuk memerangi faktor virulensi mikroorganisme.

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak. Infeksi mikroba. intrinsik untuk memerangi faktor virulensi mikroorganisme. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Urosepsis merupakan respon sistemik terhadap infeksi dimana pathogen atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi proses aktivitas proses inflamasi.

Lebih terperinci

Tumor Urogenitalia A. Tumor ginjal 1.Hamartoma ginjal 2. Adenokarsinoma ginjal / grawitz / hipernefroma / karsinoma sel ginjal Staging : Grading :

Tumor Urogenitalia A. Tumor ginjal 1.Hamartoma ginjal 2. Adenokarsinoma ginjal / grawitz / hipernefroma / karsinoma sel ginjal Staging : Grading : Tumor Urogenitalia A. Tumor ginjal - Definisi Massa abnormal yang berkembang di ginjal - Epidemiologi Ketiga terbanyak setelah ca prostat dan ca buli-buli Dekade 5-6 (50-60 tahun) Pria > Wanita : 2 > 1

Lebih terperinci

Kasus 1 (SGD 1,2,3) Pertanyaan:

Kasus 1 (SGD 1,2,3) Pertanyaan: Kasus 1 (SGD 1,2,3) Seorang wanita Ny. DA usia 32 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga datang ke RS mengeluh nyeri pinggang kanan memberat sejak 2 bln sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Nyeri menjalar hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kelenjar prostat dikenal dengan Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kelenjar prostat dikenal dengan Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelainan kelenjar prostat dikenal dengan Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) yaitu berupa pembesaran prostat atau hiperplasia prostat. Kelainan kelenjar prostat dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Pada manusia, ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : KBK402 Blok : SISTEM PENCERNAAN (Blok 15) Bobot : 4 SKS Semester : IV Standar Kompetensi : Mahasiswa

Lebih terperinci

MINGGU I Senin, 25 April Selasa, 26 April Rabu, 27 April Kamis, 28 April Jumat, 29 April Sabtu, 30 April Biokimia :

MINGGU I Senin, 25 April Selasa, 26 April Rabu, 27 April Kamis, 28 April Jumat, 29 April Sabtu, 30 April Biokimia : JADWAL BLOK DARAH Kode : 71104935 Semester / SKS : II / 5 Tahun Akademik : 2010/2011 Ruang : Gedung Prof. Dr. Sardjito Lantai 1 Timur UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA MINGGU I Senin, 25 April Selasa, 26 April

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Benign Prostatic Hyperplasia atau lebih dikenal dengan singkatan BPH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Benign Prostatic Hyperplasia atau lebih dikenal dengan singkatan BPH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benign Prostatic Hyperplasia atau lebih dikenal dengan singkatan BPH merupakan kelainanan adenofibromatoushyperplasia paling sering pada pria walaupun tidak mengancam

Lebih terperinci

STRIKTURA URETRA Batasan Gejala dan Tanda Terapi / Tindakan

STRIKTURA URETRA Batasan Gejala dan Tanda Terapi / Tindakan STRIKTURA URETRA Batasan Striktur urethra adalah penyempitan lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya dengan berbagai kedalaman, densitas dan panjang fibrosis tergantung pada etiologi, luas operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (USRDS) menunjukkan prevalens rate penderita penyakit ginjal di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. (USRDS) menunjukkan prevalens rate penderita penyakit ginjal di Amerika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO,2010) melaporkan bahwa 57 juta kematian di dunia, dimana tingkat kematian penyakit tidak menular di dunia adalah sebesar 36 juta. 1 Laporan

Lebih terperinci

DEFINISI, KLASSIFIKASI DAN PANDUAN TATALAKSANA INKONTINENSIA URINE

DEFINISI, KLASSIFIKASI DAN PANDUAN TATALAKSANA INKONTINENSIA URINE DEFINISI, KLASSIFIKASI DAN PANDUAN TATALAKSANA INKONTINENSIA URINE Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K) Divisi Uroginekologi Rekonstruksi Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/ RSCM Definisi Inkontiensia Urine

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok ke 12 Blok : SARAF Bobot : 4 SKS Semester : III Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu menjelaskan

Lebih terperinci

Aulia Rahman, S. Ked Endang Sri Wahyuni, S. Ked Nova Faradilla, S. Ked

Aulia Rahman, S. Ked Endang Sri Wahyuni, S. Ked Nova Faradilla, S. Ked Authors : Aulia Rahman, S. Ked Endang Sri Wahyuni, S. Ked Nova Faradilla, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 Files of DrsMed FK UR (http://www.files-of-drsmed.tk 0 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu dianggap berasal dari endoderm. Pertumbuhan dan. perkembangan normal bergantung kepada rangsang endokrin dan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu dianggap berasal dari endoderm. Pertumbuhan dan. perkembangan normal bergantung kepada rangsang endokrin dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun yang dilakukan pemerintah tanpa kesadaran individu dan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan adalah bagian dari pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang terus berlanjut, dengan bertambahnya umur, maka organorgan tubuh akan mengalami penuaan dan penurunan

Lebih terperinci

SILABUS BLOK MATA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014

SILABUS BLOK MATA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014 SILABUS BLOK MATA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014 Program Studi : Pendidikan Dokter Blok : Mata (Blok 18) Bobot : 4 (empat) SKS Semester : 5 (lima)

Lebih terperinci

Gagal Ginjal Kronis. 1. Apa itu Gagal Ginjal Kronis?

Gagal Ginjal Kronis. 1. Apa itu Gagal Ginjal Kronis? Gagal Ginjal Kronis Banyak penyakit ginjal yang tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda gangguan pada kesehatan. Gagal ginjal mengganggu fungsi normal dari organ-organ tubuh lainnya. Penyakit ini bisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menyebabkan azotemia yang berkembang cepat. Laju filtrasi glomerolus

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menyebabkan azotemia yang berkembang cepat. Laju filtrasi glomerolus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal akut (GGA) merupakan suatu sindrom klinis yang di tandai dengan fungsi ginjal yang menurun secara cepat (biasannya dalam beberapa hari) yang menyebabkan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN KEDOKTERAN

DESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN KEDOKTERAN 7 LAMPIRAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA UNTUK PENDIDIKAN KEDOKTERAN DESKRIPSI UMUM DESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

Lebih terperinci

disebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi,

disebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi, Fungsi normal kandung kemih adalah mengisi dan mengeluarkan urin secara terkoordinasi dan terkontrol. Aktifitas koordinasi ini diatur oleh sistem saraf pusat dan perifer. Neurogenic bladdre adalah keadaan

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut,

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut, BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Gangguan Ginjal Akut pada Pasien Kritis Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut, merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan kadar

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi dan prevalensi infeksi saluran kemih Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih mulai dari

Lebih terperinci

MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT

MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT TEAM BASED LEARNING MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas DISUSUN OLEH : Prof. Dr. dr. Syarifuddin Rauf, SpA(K) Prof. dr. Husein Albar, SpA(K) dr.jusli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. Karena ginjal memiiki peran vital dalam mempertahankan homeostasis, gagal ginjal menyebabkan efek sistemik multipel. Semua

Lebih terperinci

Modul: Batu Ureter. Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu untuk :

Modul: Batu Ureter. Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu untuk : Modul: Batu Ureter Mengembangkan kompetensi Sesi didalam kelas Sesi dengan fasilitas pembimbing Sesi praktek dan pencapaian kompetensi Waktu.. x 2 jam (classroom session).. minggu (coaching session) 12

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Ginjal Kronik (PGK) kini telah menjadi masalah kesehatan serius di dunia. Menurut (WHO, 2002) dan Burden of Disease, penyakit ginjal dan saluran kemih telah

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gagal Ginjal Kronik Pada Pasien Hemodialisis Di RSUD Tugurejo Semarang

Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gagal Ginjal Kronik Pada Pasien Hemodialisis Di RSUD Tugurejo Semarang Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gagal Ginjal Kronik Pada Pasien Hemodialisis Di RSUD Tugurejo Semarang Arief Tajally Adhiatma 1, Zulfachmi Wahab 1, Ibnu Fajar Eka Widyantara 1 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik adalah gangguan faal ginjal yang berjalan kronik dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal kronik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga retroperitonium. Secara anatomi ginjal terletak dibelakang abdomen atas dan di kedua sisi kolumna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah penurunan faal ginjal yang terjadi secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan kreatinin yang

Lebih terperinci

JADWAL BLOK KARDIOVASKULER

JADWAL BLOK KARDIOVASKULER JADWAL BLOK KARDIOVASKULER Kode : 71105335 Semester / SKS : III / 8 Tahun Akademik : 2010/2011 Ruang : Gedung Prof. Sardjito Lantai 3 MINGGU I Minggu I Senin, 11 Okt Selasa, 12 Okt Rabu, 13 Okt Kamis,

Lebih terperinci

BATU SALURAN KEMIH. Dr. Maimun Syukri, Sp.PD

BATU SALURAN KEMIH. Dr. Maimun Syukri, Sp.PD BATU SALURAN KEMIH Dr. Maimun Syukri, Sp.PD PENDAHULUAN BSK Masalah masa kini dan mendatang Batu kandung kemih Batu ginjal PATOGENESIS BSK Faktor Genetik Kurangnya faktor protektif Faktor biologis Perubahan

Lebih terperinci

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING Ginjal dilihat dari depan BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal adalah salah satu organ utama sitem kemih atau uriner (tractus urinarius) yang berfungsi menyaring dan membuang cairan sampah metabolisme dari dalam tubuh. Fungsi

Lebih terperinci

Beberapa Gejala Pada Penyakit Ginjal Anak. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a IKA FK UWK

Beberapa Gejala Pada Penyakit Ginjal Anak. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a IKA FK UWK Beberapa Gejala Pada Penyakit Ginjal Anak Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a IKA FK UWK Anatomi & Fisiologi Ginjal pada bayi dan anak Ginjal terletak retroperitoneal (vert T12/L1-L4) Neonatus aterm

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pembimbing II : Triswaty Winata,dr,M.Kes.

ABSTRAK. Pembimbing II : Triswaty Winata,dr,M.Kes. ABSTRAK SKRINING INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA KARYAWAN TAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA DENGAN URINALISIS RUTIN, DIPSTIK, DAN PEWARNAAN Sternheimer Malbin PERIODE 2008-2009 Budi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tahun 2007, Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat jumlah penduduk

I. PENDAHULUAN. tahun 2007, Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat jumlah penduduk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angka harapan hidup penduduk di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk. Pada tahun 2007, Badan Pusat

Lebih terperinci

Buku Pegangan Mahasiswa MODUL KAKI BENGKAK. Diberikan pada Mahasiswa Semester Kedua Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Buku Pegangan Mahasiswa MODUL KAKI BENGKAK. Diberikan pada Mahasiswa Semester Kedua Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Buku Pegangan Mahasiswa MODUL KAKI BENGKAK Diberikan pada Mahasiswa Semester Kedua Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin SISTEM MEKANISME DASAR PENYAKIT 2013 MODUL KAKI BENGKAK PENDAHULUAN Modul kaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. yang menggunakan sinar-x dengan melakukan suntikan bahan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. yang menggunakan sinar-x dengan melakukan suntikan bahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Intravenous Pyelography adalah prosedur pemeriksaan ren, ureter, dan vesica urinearia yang menggunakan sinar-x dengan melakukan suntikan bahan kontras melalui vena.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka harapan hidup penduduk di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2007, Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat jumlah penduduk Indonesia sebanyak

Lebih terperinci

Kuliah. Melakukan praktikum di lab Membaca literatur dan handout

Kuliah. Melakukan praktikum di lab Membaca literatur dan handout UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : KBK05 Blok : ENDOKRIN Bobot : 4 SKS Semester : 2 Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu menjelaskan dasar-dasar

Lebih terperinci

JADWAL BLOK NUTRISI & SISTEM DIGESTI

JADWAL BLOK NUTRISI & SISTEM DIGESTI JADWAL BLOK NUTRISI & SISTEM DIGESTI Kode : 71105635 Semester / SKS : IV / 8 Tahun Akademik : 2010/2011 Ruang : Gedung Prof. Dr. Sardjito Lantai 3 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Minggu I Senin 21 Mar Selasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk minuman sachet, tidak hanya dari kalangan anak-anak tetapi banyak juga remaja bahkan orang tua yang gemar

Lebih terperinci

JADWAL BLOK ELEKTIF INFEKSI MENULAR SEKSUAL

JADWAL BLOK ELEKTIF INFEKSI MENULAR SEKSUAL JADWAL BLOK ELEKTIF INFEKSI MENULAR SEKSUAL Kode : 71106735 Semester / SKS : VII / 4 Tahun Akademik : 2010/2011 Ruang : Gedung Prof. Sardjito Lantai 1 Barat REVISI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA MINGGU I

Lebih terperinci

MODUL SISTEM MUSKULOSKELETAL

MODUL SISTEM MUSKULOSKELETAL BUKU KERJA MAHASISWA MODUL SISTEM MUSKULOSKELETAL Diberikan pada Mahasiswa Semester III Fakultas Kedokteran Unhas FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016 PENDAHULUAN SISTIM MUSKULOSKLETAL

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit batu saluran kemih merupakan penyakit yang banyak di derita oleh masyarakat, dan menempati urutan ketiga dari penyakit di bidang urologi disamping infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring peningkatan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan, semakin meningkat pula kualitas hidup dan kesehatan masyarakat yang salah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benign Prostate Hyperplasia (BPH) 2.1.1. Pengertian BPH Menurut Anonim (2009) dalam Hamawi (2010), BPH secara umumnya dinyatakan sebagai Pembesaran Prostat Jinak. Maka jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-buli dan melingkari uretra posterior. Bila mengalami pembesaran, organ

Lebih terperinci