Inovasi Akar Rumput dan Teknologi Tepat Guna sebagai Pengungkit Ekonomi Kerakyatan

Transkripsi

1 Inovasi Akar Rumput dan Teknologi Tepat Guna sebagai Pengungkit Ekonomi Kerakyatan Benyamin Lakitan Bandung, 5 November 2014

2 Grassroots groups have experience and knowledge about what works in their localities, and what matters to local people. Burgess, J., Bedford, T., Hobson, K., Davies, G. & Harrison, C. (2003) (Un)sustainable consumption, in F. Berkhout, M. Leach and I. Scoones (eds.), Negotiating Environmental Change. pp Cheltenham: Edward Elgar.

3 The principal intrinsic benefits of grassroots innovation are its social and environmental bases. Seyfang G, Smith A Grassroots Innovations for Sustainable Development: Towards a New Research and Policy Agenda. Environmental Politics 16(4):

4 Small-scale and geographical rootedness of grassroots innovation make scaling up difficult. Seyfang G, Smith A Grassroots Innovations for Sustainable Development: Towards a New Research and Policy Agenda. Environmental Politics 16(4):

5 Aspek yang perlu dipahami untuk upaya perluasan wilayah pemanfaatan GRI 1. Manfaat langsung dan nyata yang diperoleh masyarakat; 2. Sumberdaya alam dan lingkungan yang tersedia; 3. Karakteristik sosiokultural masyarakat; dan 4. Eksistensi inovasi lain yang diterapkan masyarakat.

6 Parameter Inovasi Akar Rumput (GRI) Teknologi Tepat Guna (TTG) Inisiator /pengembang Proses pengembangan Karakteristik utama Pengguna yang disasar Individu atau masyarakat secara kolektif, tanpa bantuan pakar dan tanpa fasilitasi pemerintah. Berdasarkan pengalaman langsung. Mencoba-coba dan belajar dari kesalahan /kekurangan (trial and error) sampai akhirnya mendapatkan inovasi yang bermanfaat. Sesuai potensi sumberdaya lokal, kebutuhan dan kapasitas adopsi masyarakat setempat. Masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri, belum berorientasi bisnis. Belum teruji kemampuan bersaing dengan teknologi eksternal yang berfungsi serupa Masyarakat lokal. Lebih dominan oleh pakar, berkerjasama atau tanpa berkerjasama dengan masyarakat lokal dan dengan atau tanpa fasilitasi pemerintah. Berbasis pengetahuan dan dilakukan uji coba atau proses perekayasaan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat dan kondisi wilayah sasaran. Disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan ketersediaan sumberdaya lokal, tetapi sering kurang mempertimbangkan kapasitas adopsi masyarakat lokal sebagai pengguna. Berorientasi ekonomi untuk meningkatkan pendapatan /kesejahteraan masyarakat Masyarakat lokal dan pendatang yang beminat membangun usaha bisnis di lokasi sasaran.

7 Inovasi Akar Rumput (GRI) sudah bersifat inklusif karena dikembangkan oleh dan untuk memenuhi kebutuhan teknologi masyarakat lokal dan umumnya sudah mempertimbangkan dampak ekologisnya. Selanjutnya, dengan bantuan pakar untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya serta fasilitasi pemerintah untuk penguatan dimensi ekonominya menjadi Teknologi Tepat Guna (TTG) yang adaptif untuk wilayah geografis dan ragam sosio-kultural yang lebih luas. INKLUSIF KONTRIBUSI PAKAR PENGALAMAN MASYARAKAT LOKAL GRI PENGUATAN DIMENSI EKONOMI TTG EKOLOGIS FASILITASI PEMERINTAH

8 ENVIRONMENTAL DIMENSION SOCIAL DIMENSION PRODUCTIVE ECONOMIC DIMENSION SUSTAINABLE INNOVATION GRASSROOTS INNOVATION

9 Dimensi Lingkungan /Keberlanjutan Dimensi Ekonomi Dimensi Sosial /Inklusif

10 movements for technologies for social inclusion now and appropriate technology in the past reveals three enduring challenges for grassroots innovation: [1] attending to local specificities whilst simultaneously seeking wide scale diffusion; [2] being appropriate to existing situations that one ultimately seeks to transform; and, [3] working with project-based solutions to goals (of social justice) whose root causes rest in structures of economic and political power. Smith A, Fressoli M, Thomas H Grassroots innovation movements: challenges and contributions. Journal of Cleaner Production 63:

11 benyaminlakitan.com