VI. ANALISIS KELAYAKAN USAHA LENGKENG DIAMOND RIVER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI. ANALISIS KELAYAKAN USAHA LENGKENG DIAMOND RIVER"

Transkripsi

1 VI. ANALISIS KELAYAKAN USAHA LENGKENG DIAMOND RIVER 6.1. Aspek Non Finansial Aspek Pasar Dalam aspek pasar akan dikaji mengenai potensi pasar lengkeng Diamond River, baik dari segi permintaan, penawaran maupun harga yang ditetapkan perusahaan, juga strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan menyangkut bauran pemasaran yaitu produk, harga, tempat, dan promosi Peluang Pasar Kebutuhan masyarakat di Indonesia untuk mengkonsumsi buah-buahan diperkirakan akan semakin meningkat setiap tahun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Meningkatnya kesadaran masyarakat utuk mengkonsumsi buah untuk pemenuhan gizi juga memenuhi permintaan masyarakat terhadap buah. Peluang untuk melakukan pengusahaan lengkeng Diamond River masih sangat besar, karena permintaan pasar untuk buah lengkeng di Indonesia semakin tinggi sehingga jumlah impor lengkeng di Indonesia mencapai ± ton/tahun, dibanding dengan produksi lokal sebesar ± 2.691,10 ton/tahun, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peluang pasar untuk menyerap lengkeng produksi lokal masih sangat besar dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap lengkeng impor Strategi Pemasaran Untuk memudahkan perusahaan dalam mencapai tujuan pemasarannya, maka perusahaan memerlukan suatu strategi yang disebut dengan Marketing Mix (bauran pemasaran). Bauran pemasaran tersebut mencakup strategi 4P yaitu : Products (produk), Price (harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi). 1) Products (Produk) Produk yang ditawarkan adalah lengkeng dataran rendah jenis Diamond River. Jenis varietas yang digunakan memiliki keunggulan dibandingkan dengan lengkeng jenis lokal, diantaranya penampilan fisik buah lebih

2 menarik, memiliki rasa yang manis dan harga jual yang tinggi. Lengkeng Diamond River dijual dalam bentuk segar untuk dikonsumsi langsung oleh konsumen. 2) Price (Harga) Harga lengkeng Diamond River yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan harga lengkeng Diamond River di pasaran yaitu Rp ,- /kg dengan harga di pasaran sekitar Rp ,-/kg. Penetapan harga tersebut berdasarkan perhitungan harga pokok produksi, biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan dan produksi lengkeng Diamond River dan harga ini dianggap layak berdasarkan kualitas produk yang dihasilkan. Dari segi harga, lengkeng varietas Diamond River bisa bersaing dengan varietas lengkeng dataran tinggi dan buah lainnya di pasaran karena jumlah permintaan yang semakin meningkat. 3) Place (Tempat) Tempat atau lokasi penjualan yang sesuai untuk lengkeng Diamond River adalah tempat yang sering didatangi oleh konsumen. Pemasaran lengkeng Diamond River di lakukan melalui supermarket maupun toko buah. Dengan menjual seluruh hasil produksi ke distributor, memudahkan penyebaran dan dapat memperkenalkan lengkeng Diamond River yang di produksi. Sudah adanya pasar yang jelas memudahkan penjualan tanpa harus takut bahwa produk lengkeng Diamond River tidak terjual. 4) Promotion (Promosi) Kegiatan promosi dilakukan untuk memberikan suatu penawaran terhadap produk buah lengkeng yang menyangkut kualitas. Melalui kegiatan promosi ini diharapkan produk yang ditawarkan dapat terjual dan memiliki kepastian pelanggan. Promosi yang dilakukan dapat berupa partisipasi dalam berbagai pameran produk pertanian maupun pengenalan langsung kepada konsumen. Dengan promosi yang dilakukan tersebut, masyarakat dapat mengenal produk lengkeng Diamond River produksi lokal yang ditawarkan. Berdasarkan analisis peluang pasar di atas dan strategi pemasaran yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan aspek pasar maka pengusahaan 49

3 lengkeng Diamond River layak untuk diusahakan. Hal ini dikarenakan besarnya potensi pasar lengkeng Diamond River jika dilihat dari sisi permintaan, penawaran dan harga. Hal ini dapat dilihat dari produk lengkeng Diamond River yang dihasilkan dan harga yang ditetapkan perusahaan dapat diterima oleh pasar, serta adanya promosi yang dilakukan untuk menarik calon konsumen yang lebih luas Aspek Teknis Analisis dalam aspek teknis lengkeng Diamond River mencakup lokasi usaha, besarnya skala usaha, dan proses produksi yang digunakan. Berikut ini adalah hasil analisis pada tiap kriteria aspek teknis Lokasi Usaha Keberhasilan suatu usaha di bidang pertanian sangat dipengaruhi oleh lokasi usaha tersebut dilakukan karena dalam usaha bercocok tanam, lokasi yang digunakan harus sesuai dengan syarat tumbuh komoditi tersebut. Begitupun dengan pengusahaan lengkeng Diamond River yang dilakukan oleh perusahaan PT. Mekar Unggul sari. Perusahaan harus mengetahui bagaimana kriteria tumbuh serta berproduksi dengan baik di lokasi tersebut. Pada Tabel 11 dapat dilihat ketinggian, suhu, curah hujan dan ph tanah di lokasi usaha dan syarat tumbuh tanaman lengkeng Diamond River. Tabel 10. Ketinggian, Suhu, Curah Hujan, dan ph tanah pada Lokasi Usaha dan Syarat Tumbuh Tanaman Lengkeng Diamond River No Uraian Satuan Lokasi Usaha Syarat Tumbuh 1 Ketinggian Mdpl Suhu ºC Curah Hujan Mm/tahun ph Tanah ph 4,5-6,0 4,5 6,5 Sumber : Kondisi Geografis Kecamatan Cileungsi (2009) dan Penebar Swadaya (2005) Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa lokasi pengusahaan lengkeng Diamond River memenuhi syarat tumbuh tanaman lengkeng berdasarkan 50

4 ketinggian, suhu, curah hujan, dan ph tanah. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tanaman lengkeng Diamond River dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada lokasi usaha. Gambar 2. Kebun Lengkeng Skala Usaha PT. Mekar Unggul Sari mulai mengusahakan lengkeng Diamond River sejak tahun Pengusahaan tersebut diusahakan dalam kebun koleksi seluas m 2 dengan tujuan awal sebagai tanaman koleksi. Namun seiring pertumbuhan dan produksi yang dihasilkan bisa dijadikan salah satu komoditi bisnis perusahaan, maka pengusahaannya dialihkan menjadi tanaman produksi pada Desember Saat ini jumlah tanaman yang sedang diusahakan berjumlah 255 pohon Teknik Produksi Teknik produksi tanaman sangat mempengaruhi suatu tanaman untuk tumbuh dan berproduksi. Jika teknik produksi yang dilakukan tepat, maka akan menghasilkan suatu hasil yang diharapkan. Teknik produksi yang dilakukan terhadap tanaman lengkeng Diamond River tidak berbeda dengan produksi tanaman buah lainnya. Teknik produksi lengkeng Diamond River mencakup pembibitan, pengolahan tanah, pembuatan lubang tanam, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Dari semua prosedur tersebut perusahaan telah melakukan teknik produksi dengan baik sesuai dengan yang dianjurkan dalam literatur. Mulai dari pembibitan sambung susu yang dilakukan sendiri di nursery PT. Mekar 51

5 Unggul Sari, pengolahan tanah, pembuatan lubang tanam, dan penanaman. Pemeliharaan lengkeng Diamond River dilakukan dengan pemupukan, pengairan, penyiangan, penggemburan tanah, pengendalian hama terpadu, pemangkasan, dan pembungkusan buah Budidaya Lengkeng 1. Pemilihan lokasi Pemilihan lokasi dilakukan untuk mendapatkan lahan yang bebas dari penyakit endemis, lapisan top soil tanah yang cukup tebal dan subur serta banyak mengandung humus. 2. Persiapan lahan Sebelum dilakukan penanaman, tanah perlu diolah terlebih dahulu agar menjadi gembur. Tanah harus memiliki struktur yang baik serta memperbaiki aerasi tanah. Dibuat lubang 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 80 x 80 x 80 cm. Lubang diangin-anginkan selama 1 minggu (bila drainase baik), bila drainase kurang baik 2-3 minggu. Disiapkan media, tanah gembur : pupuk kandang : pasir = 1: 2 : 1 3. Pemilihan bibit Bibit yang digunakan sebaiknya hasil perbanyakan vegetatif yang dimaksudkan untuk memangkas waktu berbuah yang cukup lama apabila bibit yang digunakan dari biji/generatif. Gambar 3. Bibit Lengkeng Diamond River 52

6 4. Penanaman Bibit dibiarkan dulu hingga terlihat segar dan tidak ada daun yang berguguran. Polybag bibit digores dengan silet tajam, keluarkan bibit dan tanahnya, bila tanah terlalu gembur diberi sedikit tekanan, bila tanah terlalu keras medianya sedikit digaruk / digemburkan. Letakkan pada lubang dan timbun dengan media yang telah disiapkan. Perlu diperhatikan agar sambungan bibit tidak tertutup tanah. 5. Pemupukan Pupuk yang digunakan pada Taman Wisata Mekarsari untuk tanaman lengkeng adalah pupuk organik. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang dengan dosis 75 kg per tahun untuk tiap-tiap pohon. Pupuk jenis ini dipilih karena kandungan biogas (nitrogen) yang diperlukan untuk tanaman sangat tinggi. Digunakannya pupuk-pupuk kimia dikarenakan untuk merangsang tanaman agar berbuah secara serempak. Sebelum dilakukan pemupukan, dibuat terlebih dahulu lubang disekitar tajuk pohon dengan kedalaman cm. Sedangkan jarak antar lubang sekitar cm. Lalu pupuk kandang ditaburkan di dalam lubang-lubang tersebut dan kembali di timbun dengan tanah. Pemupukan dilakukan dua tahun sekali setelah masa panen. 6. Pengairan Tanaman disiram secara teratur 2 hari sekali. Pada tanaman dewasa dapat dilakukan stress air selama kurang lebih 2 minggu untuk merangsang pembungaan, lalu selanjutnya kembali disiram secara teratur. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan mobil tangki yang menampung air khusus untuk penyiraman tanaman. 7. Pemangkasan Percabangan yang optimal sangat diperlukan untuk meningkatkan produktifitas tanaman. Pemangkasan pertama dapat dilakukan sekitar 2 bulan setelah tanam. Tanda tanaman yang siap dipangkas adalah: daun menua dan 53

7 batang berwarna kecoklatan. Tanaman dipangkas 5-10 cm dari ujung pucuk, 2 cm dari ruas batang terdekat. Tinggi tanaman sedapatnya dipertahankan 2,5 3 m untuk memudahkan perawatan dan pemanenan. Tunas air juga harus dibuang, karena tunas air menyebabkan tanaman rimbun dan lembab sehingga dapat mengundang hama. 8. Pengendalian OPT Lengkeng seperti halnya tanaman buah lain, tidak luput dari gangguan hama dan penyakit. Hama yang menyerang tanaman lengkeng Diamond River yaitu Kelelawar pemakan buah, dan ulat pemakan daun. Untuk mencegah serangan kelelawar, pentil buah dibrongsong dengan brongsong yang dibuat khusus. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman lengkeng Diamond River yaitu : bercak daun yang disebabkan oleh cendawan Pestalotia sp. Hama dan penyakit pada lengkeng Diamond River dapatdikedalikan dengan menyemprotkan pestisida secara rutin yaitu satu bulan sekali, dan pemangkasan. Gambar 4. Pembrongsongan Buah Lengkeng 9. Panen Penentuan saat panen lengkeng dapat diukur dari ukuran buah, warna kulit, rasa buah, dan umur buah (setelah bunga mekar). Pemanenan buah dilakukan saat pagi hari untuk mengurangi penguapan air dari buah dan menghindari panas karena sengatan matahari. Panen saat hari hujan juga sebaiknya dihindari. Kerusakan buah saat panen dapat mempercepat proses pembusukan buah, karena itu proses pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati. Buah dipanen dengan cara memotong malai/tandan buah, atau butiran buah 54

8 dipanen langsung dari tandannya dan ditempatkan dalam keranjang plastik atau bambu. Lengkeng termasuk buah nonklimakterik sehingga harus dipanen matang di pohon karena tidak dapat diperam. Pemanenan dilakukan dengan alat yang dapat memotong tangkai rangkaian buah. Alat panen berupa gunting bertangkai panjang yang tangkainya dapat diatur dari bawah. Tanda-tanda buah matang adalah warna kulit buah menjadi kecokelatan gelap, licin, dan mengeluarkan aroma. Rasanya manis harum, sedangkan buah yang belum matang rasanya belum manis. Gambar 5. Lengkeng Siap Panen 10. Pasca panen Pasca panen dilakukan untuk mendapatkan buah lengkeng dalam kondisi yang prima dan berkualitas setelah melalui proses transportasi, sortasi dan pengemasan. Analisa produksi akan menguji hubungan-hubungan teknis yang mungkin dalam suatu proyek pertanian, dan apabila telah berjalan lancar dan tepat untuk dilakukan, dan bahwa perkiraan-perkiraan secara teknis cocok dengan kondisikondisi sebenarnya, sehingga dapat mewujudkan hasil-hasil seperti yang diperkirakan (Kadariah, 1986). Berdasarkan dari hasil analisis produksi, dapat dikatakan bahwa pengusahaan lengkeng Diamond River yang dilakukan oleh PT. Mekar Unggul Sari adalah layak untuk dijalankan. Tidak ada masalah dalam kegiatan pengusahaan lengkeng Diamond River tersebut karena peralatan yang digunakan relatif sederhana seperti produksi pertanian pada umumnya. 55

9 Aspek Manajemen PT Mekar Unggul Sari selaku pengelola PT. Mekar Unggul Sari dipimpin oleh seorang Direktur Utama dibantu oleh seorang General Manager yang bertugas memimpin operasional harian perusahaan, bertanggung jawab atas jalannya roda perusahaan, memberikan pertimbangan atas kinerja perusahaan serta mengontrol dan mengevaluasi hasil perencanaan perusahaan. General Manager dibantu oleh Marketing dan Public Relation serta sekretaris. General Manager juga dibantu oleh seorang penasehat atau pengawas yaitu Advisor, selain itu General Manager juga dibantu oleh Legal yang bertugas memberikan bantuan atau masukan tentang masalah hukum. General manajer membawahi 4 divisi, yaitu : Divisi Komersil, Divisi Operasional, Divisi Akuntansi dan Keuangan, dan Divisi Riset dan Pengembangan. Untuk pengusahaan lengkeng Diamond River dibawah Divisi Riset dan Pengembangan, yaitu bagian kebun dan produksi. Divisi Research and Development bertanggung jawab terhadap kegiatan penelitian, produksi, pemeliharaan, dan koleksi kebun bibit tanaman. Dalam menjalankan tugasnya kepala divisi dibantu oleh staf ahli yang bertugas untuk mencari pengetahuan atau teknik baru yang berkembang saat ini dan selanjutnya diserahkan kepada bagian penelitian untuk ditindak lanjuti. Divisi research dan development membawahi bagian penelitian dan diklat ( pendidikan dan latihan ), dan bagian kebun dan produksi. Adapun tugas bagian kebun buah dan produksi untuk kegiatan produksi secara keseluruhan, termasuk kebun produksi komersial seperti budidaya melon dengan sistem tabulampot dan hidroponik dan kebun koleksi seperti buah-buahan langka. Kemampuan manajemen perusahaan hanya dapat dievaluasi secara subyektif, namun keberhasilan manajemen perusahaan apabila pengambilan keputusan dapat berjalan dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya (Kadariah, 1986). Terpenuhinya fungsi manajemen dalam PT. Mekar Unggul Sari yang meliputi perencanaan, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengendalian membuat usaha ini layak untuk dijalankan, karena semua aspek yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu bisnis telah dijalankan. 56

10 Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan Pembangunan PT. Mekar Unggul Sari bertujuan sebagai sebuah tempat koleksi dan pelestarian plasma nutfah tropis khas Indonesia dan sebagai wahana penelitian, budidaya dan wisata. Pengusahaan lengkeng Diamond River sebagai salah satu bentuk upaya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan wisata dan pelestarian. Pengusahaan lengkeng Diamond River yang dilakukan oleh perusahaan tidak menimbulkan limbah yang dapat merusak lingkungan dan usaha ini juga menambah kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar sebanyak dua orang. Dilihat dari aspek sosial ekonomi dan lingkungan tersebut, maka pengusahaan lengkeng Diamond River layak untuk dijalankan Aspek Finansial Analisis kelayakan finansial pengusahaan lengkeng Diamond River perlu dilakukan untuk membantu pengembangan produk pertanian ini agar lebih intensif diusahakan oleh perusahaan. Untuk mengetahui hasil kelayakan pengusahaan lengkeng Diamond River akan dilihat dari kriteria-kriteria kelayakan finansial yang meliputi NPV, Net B/C, IRR dan Payback Period Arus Penerimaan (inflow) Penerimaan merupakan hasil perkalian antara kuantitas produksi yang dihasilkan dengan harga jual yang ditetapkan. Berdasarkan pengalaman perusahaan pemanenan lengkeng Diamond River dilakukan dua kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Juni-Juli dan Desember-Januari. Tanaman lengkeng Diamond River dapat berbuah sekitar 18 bulan dari penanaman bibit, sehingga penerimaan penjualan lengkeng Diamond River terjadi pada tahun kedua. Penerimaan dari penjualan tersebut masih rendah dibandingkan dengan tahun berikutnya. Jumlah produksi lengkeng Diamond River berbeda setiap tahun, hal ini karena faktor umur tanaman lengkeng Diamond River. Diperkirakan pada saat tanaman lengkeng berumur 10 tahun, jumlah produksi lengkeng Diamond River mencapai produksi maksimal. Harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan untuk produk lengkeng Diamond River berbeda dengan harga jual di pasaran. Penetapan harga jual 57

11 lengkeng Diamond River tersebut adalah Rp ,-/kg dengan harga pasaran Rp /kg. Penjualan hasil produksi lengkeng Diamond River sepenuhnya dilakukan melalui supermarket buah dan di wahana lengkeng. Jumlah prakiraan produksi tahun ke 2-15 dari penerimaan penjualan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Perkiraan Penjualan dan Total Penerimaan Penjualan Lengkeng Diamond River per Tahun Lahan Seluas m 2 di PT. Mekar Unggul Sari No. Tahun Ke- Jumlah Harga Satuan Total Penerimaan Per Penjualan (Kg) (Rp) Tahun (Rp) Total Sumber : PT Mekar Unggul Sari (2009) Arus Biaya (Outflow) Biaya Investasi Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal tahun proyek. Biaya ini meliputi biaya penggarapan tanah, biaya pembibitan, dan pembelian peralatan pertanian. PT. Mekar Unggul Sari memproduksi sendiri bibit lengkeng Diamond River di nursery perusahaan, sehingga perlu dilakukan perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk pembibitan. Pembibitan sendiri dilakukan untuk menghemat biaya pembelian bibit secara langsung dikarenakan varietas Diamond River merupakan varietas dari Malaysia yang memiliki harga dan biaya yang tinggi apabila harus mengimpor seluruh bibit tersebut. Perusahaan cukup membeli bibit induk sebanyak 5 buah dengan harga Rp ,- per 58

12 pohon. Untuk menghasilkan bibit tanaman baru, 1 pohon induk dapat menghasilkan 50 bibit tanaman baru dengan metode sambung pucuk (grafting). Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembibitan selain bibit induk diantaranya : 1) Bibit batang bawah yang diperoleh dari perusahaan pembibitan di Jakarta. Jenis bibit yang digunakan sebagai batang bawah yaitu lengkeng jenis lokal (sugiri) 2) Polybag, 3) Media tanam dan pupuk kompos yang diproduksi sendiri oleh perusahaan, 4) Tali plastik/rafia dan plastik es mambo sebagai pengikat sambungan. 5) Batang bambu untuk menyangga bibit-bibit yang telah disambung agar tidak patah karena goyang dan jatuh. Dalam pembibitan sambung pucuk ini diperlukan beberapa tenaga kerja harian yang bertugas sebagai berikut : 1) Pembibitan, yaitu tenaga kerja tersebut melakukan pembibitan sambung pucuk dengan menyambungkan bibit batang bawah dengan bibit batang atas. Dibutuhkan keahlian dan ketelitian untuk melakukan kegiatan pembibitan ini, karena mempengaruhi kualitas bibit yang dihasilkan nantinya. 2) Pemeliharaan bibit, yaitu tenaga kerja tersebut bertugas untuk menyiram, merawat dan membersihkan bibit dari serangan gulma yang mengganggu pertumbuhan bibit yang diusahakan. Pembersihan gulma dilakukan setiap satu bulan sekali. Total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan 255 bibit tanaman lengkeng Diamond River adalah Rp ,- biaya tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan membeli seluruh bibit dari luar negeri seharga Rp ,- meskipun membutuhkan proses dan beberapa tahapan. Rincian biaya pembibitan lengkeng Diamond River yang dilakukan oleh perusahaan dapat dilihat pada Tabel

13 Tabel 12. Rincian Biaya pembibitan Lengkeng Diamond River Uraian Jumlah Satuan Nilai/Unit (Rp) Nilai Total (Rp) Alat dan Bahan 1. Bibit Induk 5 unit Bibit Batang Bawah 255 unit Polybag 3 kg Pupuk Kompos 150 kg Media Tanam 150 kg Tali Plastik/Rafia 255 unit Bambu 30 batang Plastik es 3 kg Tenaga Kerja 1. Pembibitan 9 HOK Pemeliharaan Bibit 4 HOK Panen Bibit 5 HOK Total Biaya Sumber : PT Mekar Unggul Sari (2009) Investasi yang diperlukan dalam pengusahaan lengkeng Diamond River selain biaya untuk pembibitan yaitu : 1) Cangkul, arit, dan garpu untuk persiapan lahan, pembuatan lubang tanam, penanaman dan penggemburan tanah. 2) Sprayer digunakan untuk menyiram tanaman dan penyemprotan pestisida. 3) Ember, keranjang besar dan kecil untuk tempat peralatan atau sebagai tempat wadah serbaguna. 4) Mesin diesel untuk menyedot air guna keperluan penyiraman. 5) Gunting stek digunakan untuk memangkas tanaman dan panen buah lengkeng Diamond River. Total biaya investasi yang dibutuhkan untuk pengusahaan lengkeng Diamond River adalah Rp ,-. Perincian biaya investasi yang dikeluarkan olehperusahaan dapat dilihat di Tabel 13. 6) Sepatu boot untuk digunakan pegawai kebun dalam pengusahaan lengkeng Diamond River. 7) Mobil tangki dan kendaraan operasional berupa motor roda tiga. Mobil tangki air digunakan sebagai tempat penampungan air yang diambil dari danau di area PT. Mekar Unggul Sari dan kendaraan operasional digunakan untuk alat transportasi pengusahaan lengkeng Diamond River. 60

14 Rincian biaya investasi pengusahaan lengkeng Diamond River di PT. Mekar Unggul Sari dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 13. Perincian Biaya Investasi Pengusahaan Lengkeng Diamond River pada lahan seluas m 2 No. Uraian Satuan Harga/satuan Jumlah Total Biaya 1 Pembibitan Unit Bangunan Unit Arit Unit Cangkul Unit Garpu Unit Gunting Stek Unit Selang Air Meter Keranjang Kecil Unit Keranjang Besar Unit Sprayer Unit Mesin Diesel Unit Ember Unit Sepatu Boot Unit Mobil Tangki Unit Kendaraan Operasional unit Total Biaya Operasional Biaya operasional merupakan biaya keseluruhan yang berhubungan dengan kegiatan operasional pengusahaan lengkeng diamond river. Biaya operasional terbagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. 1) Biaya Tetap Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh jumlah output yang dihasilkan perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Biaya tetap yang dikeluarkan pada pengusahaan lengkeng diamond river meliputi gaji manajer kebun, biaya air, dan biaya transportasi. a) Gaji Manajer Kebun Pengusahaan lengkeng diamond river pada PT. Mekar Unggul Sari berada di bawah bagian kebun dan produksi. Pada bagian ini hanya terdapat satu manajer yang bertanggung jawab terhadap pengusahaan 61

15 lengkeng diamond river dan dua orang pegawai yang bertugas melakukan perawatan tanaman lengkeng diamond river. b) Gaji Pegawai Tetap Perusahaan memperkerjakan masyarakat sekitar perusahaan sebanyak dua orang untuk merawat tanaman lengkeng diamond river mulai dari penyiraman, penyiangan, pemangkasan, pengendalian hama terpadu, pemupukan, sampai tahap panen dan pasca panen. c) Telepon Perushaan melakukan komunikasi menggunakan telepon untuk seluruh kegiatan usahanya. Penggunaan telepon dalam pengusahaan lengkeng diamond river sebagai alat koordinasi dengan bagian administrasi dan keuangan perusahaan menyangkut dengan segala kebutuhan dalam pengusahaan lengkeng diamond river. d) Biaya Administrasi Biaya administrasi meliputi segala kebutuhan kegiatan administrasi yang dilakukan oleh manajer kebun untuk melakukan laporan hasil pengusahaan lengkeng diamond river e) Sewa Tanah Perusahaan menyewa tanah seluas m 2 yang digunakan sebagai lahan pengusahaan lengkeng diamond river yang disewa selama masa proyek yaitu 15 tahun. f) Biaya Listrik Penggunaan listrik pada pengusahaan lengkeng diamond river digunakan pada kantor manajer kebun untuk melakukan kegiatan administrasi pengusahaan lengkeng diamond river. Rincian biaya tetap pengusahaan lengkeng diamond river yang dikeluarkan pada tahun ke-1 sampai tahun ke-2 dapat dilihat pada Tabel

16 Tabel 14. Rincian Biaya Tetap Pengusahaan Lengkeng Diamond River Dengan Luas Lahan m 2 untuk 1 Tahun. No. Uraian Satuan Harga/satuan Jumlah Total Biaya 1 Gaji Manajer Bulan Biaya Telepon Bulan Biaya Listrik Bulan Sewa Tanah Ha , Biaya Administrasi Bulan Gaji Pegawai (2 orang) Bulan Total Sumber : PT Mekar Unggul Sari (2009) 2) Biaya variabel Biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya dapat berubah-ubah, terpengaruh oleh jumlah output yang dihasilkan perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Biaya pada pengusahaan lengkeng Diamond River meliputi biaya pupuk kompos, media tanam, pupuk kandang, pupuk anorganik, pestisida, kemasan dan tenaga kerja harian. a. Pupuk kandang, pupuk anorganik, pestisida, kemasan dan pembungkus buah. Pada tahun pertama pengusahaan lengkeng Diamond River, dosis pemupukan dan pemberian pestisida berbeda dengan tahun berikutnya. Pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang dan pupuk anorganik. Pemberian pupuk kandang dilakukan 2 kali dalam setahun dan harga pupuk kandang adalah Rp 100/kg. selain pupuk kandang, perusahaan juga memberikan pupuk kimia sebagai perangsang tanaman agar berbuah serempak dan harga pupuk kimia adalah 3000,- /liter. Sedangkan untuk mengendalikan hama yang dapat merugikan pengusahaan lengkeng Diamond River, perusahaan melakukan penyemprotan pestisida secara rutin yaitu sebulan sekali dan harga pestisida Rp 400,-/liter. Untuk mengemas lengkeng Diamond River diperlukan kemasan berupa kantung jaring yang terbuat dari plastik seharga Rp. 50,-/buah. Jumlah kemasan yang dibutuhkan disesuaikan dengan jumlah yang diproduksi setiap tahun. Apabila tanaman lengkeng Diamond River sudah mengeluarkan buah, maka dilakukan pembungkusan untuk melindungi dari serangan hama kelelawar 63

17 dengan harga Rp 100/meter. Dosis pemberian pupuk kandang, pupuk anorganik, pestisida kemasan beserta pembungkus buah yang dibutuhkan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 15. Rincian Dosis Pemberian Pupuk Kandang, Pupuk Anorganik, Pestisida, Kemasan beserta Pembungkus Buah dalam Pengusahaan Lengkeng Diamond River di PT. Mekar Unggul Sari. No Uraian Satuan Tahun Pupuk Kandang Kg Pupuk Anorganik Liter Pestisida Liter Kemasan Buah Pembungkus Buah Meter Sumber : PT Mekar Unggul Sari (2009) Kelayakan Finansial Pengusahaan Lengkeng Diamond River Berdasarkan hasil perhitungan cashflow yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Mengenai hasil analisis kelayakan pengusahaan lengkeng Diamond River, maka diperoleh nilai untuk empat kriteria kelayakan pengusahaan lengkeng Diamond River yang dilakukan selama 15 tahun yang dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 16. Kriteria Kelayakan Finansial Pengusahaan Lengkeng Diamond River pada PT. Mekar Unggul Sari No Kriteria Kelayakan Nilai 1 Net Present Value (Rupiah) Net B/C 1,72 3 Internal Rate Rerurn (Persen) 13,00 4 Payback Period (Tahun) 9,66 Berdasarkan hasil finansial di atas dapat dilihat bahwa pengusahaan lengkeng Diamond River ini memperoleh NPV>0 yaitu sebesar Rp ,- yang artinya proyek ini layak untuk dijalankan. NPV tersebut menunjukkan bahwa pengusahaan lengkeng Diamond River akan memberikan keuntungan sebesar Rp ,- selama tahun analisis dengan tingkat diskonto (discount 64

18 rate) yang berlaku yaitu 9%. Kriteria lain yang dianalisis adalah Net B/C, dalam pengusahaan lengkeng Diamond River ini diperoleh Net B/C >1 yaitu 1,72 yang menyatakan pengusahaan lengkeng Diamond River ini layak untuk dijalankan. Nilai Net B/C ini menunjukkan selama 15 tahun pengusahaan lengkeng Diamond River dalam luas lahan m 2 setiap pengeluaran Rp 1,- dapat menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,72. Kriteria berikutnya adalah IRR sebesar 13,00 persen, dimana nilai ini lebih besar dari tingkat suku bunga (discount rate) sebesar 6,5%. Payback Period yang diperoleh sebesar 9,66 tahun, yang berarti pengusahaan lengkeng Diamond River pada lahan seluas m 2 memiliki waktu pengembalian modal selama 10 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usaha lengkeng Diamond River layak untuk dijalankan karena pengembalian biaya modal atau investasi kurang dari umur proyek. Berdasarkan keempat kriteria kelayakan finansial tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengusahaan lengkeng Diamond River layak untuk dilakukan Analisis Swiching Value Analisis sensitivitas yang digunakan dalam perhitungan analisis finansial usaha lengkeng Diamond River ini adalah switching value. Switching value digunakan untuk mengetahui sampai pada titik berapa peningkatan atau penurunan suatu komponen dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi atau yang dapat disebut dengan ambang batas kelayakan usaha. Komponen yang perubahan yang dianalisis adalah penurunan harga jual lengkeng Diamond River, kenaikan biaya variabel, dan penurunan hasil produksi lengkeng Diamond River. Hasil analisis switching value usaha lengkeng Diamond River di PT. Mekar Unggul Sari dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 17. Hasil Analisis Switching Value Usaha Lengkeng Diamond River di PT. Mekar Unggul Sari. Keterangan Batas Maksimal (%) Penurunan Harga Jual 22,47 Kenaikan Biaya Variabel 136,27 Penurunan Hasil Produksi 22,47 65

19 Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa kelayakan pengusahaan lengkeng Diamond River di PT. Mekar Unggul Sari masih dapat dipertahankan pada saat harga turun maksimum 22,47 persen. Sehingga, harga lengkeng Diamond River menjadi Rp ,-/kg. jadi, penurunan harga yang terjadi pada saat ini yaitu Rp di tingkat pedagang tetap membuat usaha lengkeng Diamond River ini tetap layak untuk dijalankan. Kenaikan biaya variabel maksimum adalah sebesar 136,27 persen. Produksi pengusahaan lengkeng Diamond River masih dapat dikatakan layak apabila tidak melebihi batas penurunan hasil produksi, yaitu sebesar 22,47 persen. Hasil analisis switching value menghasilkan NPV positif, IRR sama dengan Discount Factor, Net B/C sama dengan satu dan PP sama dengan umur proyek. Hasil penghitungan analisis switching value dapat dilihat pada Lampiran 10 dan Lampiran 11. Berdasarkan hasil analisis switching value di atas dapat disimpulkan bahwa penurunan hasil produksi dengan penurunan harga jual, kenaikan biaya variabel dan penurunan produksi lengkeng Diamond River merupakan hal yang sangat sensitif. Hal ini dapat dilihat dari besarnya persentase perubahan yang dapat mengubah tingkat kelayakan usaha lengkeng Diamond River. Diperlukan upaya-upaya untuk mengantisipasi sensitivitas seperti : perbaikan mutu produksi, penanganan hasil produksi yang lebih optimal, dan pemanfaatan sarana dan prasarana produksi yang menunjang kebutuhan pelaksanaan produksi secara optimal. 66

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Analisis Aspek Finansial Aspek finansial adalah aspek yang mengkaji dari sisi keuangan perusahaan. Kelayakan pada aspek financial dapat diukur melalui perhitungan

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Kelayakan aspek finansial merupakan analisis yang mengkaji kelayakan dari sisi keuangan suatu usaha. Aspek ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha budidaya nilam

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Usahatani Buah Naga Buah naga merupakan tanaman tahunan yang sudah dapat berbuah 1 tahun sampai dengan 1,5 tahun setelah tanam. Buah naga memiliki usia produktif

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Teknik Budidaya Tanaman Durian Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL

V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL 5.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Panafil Essential Oil ialah anak perusahaan dari PT Panasia Indosyntec Tbk yang baru berdiri pada bulan Oktober 2009. PT Panasia Indosyntec

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM 5.1. Sejarah Singkat Wahana Farm Wahana Farm didirikan pada tahun 2007 di Darmaga, Bogor. Wahana Farm bergerak di bidang pertanian organik dengan komoditas utama rosela.

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun 16 BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2015 di kebun salak Tapansari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Salak yang

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiayah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan salama dua bulan April

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA BUDIDAYA TANAMAN DURIAN Dosen Pengampu: Rohlan Rogomulyo Dhea Yolanda Maya Septavia S. Aura Dhamira Disusun Oleh: Marina Nurmalitasari Umi Hani Retno

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pepaya California. Semakin tua umur seorang petani tentunya akan sangat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pepaya California. Semakin tua umur seorang petani tentunya akan sangat V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Umur mempengaruhi kinerja seseorang dalam bertani tidak terkecuali petani pepaya California. Semakin tua umur seorang petani tentunya akan sangat

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

MEMBUAHKAN TANAMAN BUAH DALAM POT

MEMBUAHKAN TANAMAN BUAH DALAM POT iptek hortikultura MEMBUAHKAN TANAMAN BUAH DALAM POT Tanaman buah dalam pot (tabulampot) semakin banyak digemari di kawasan perkotaan karena tabulampot menjadi solusi hobi berkebun tanaman buah dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

VI PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI

VI PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI VI PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI 6.1. Keragaan Usahatani Jambu biji Usahatani jambu biji di Desa Cimanggis merupakan usaha yang dapat dikatakan masih baru. Hal ini dilihat dari pengalaman bertani jambu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 17 BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Kuliah Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Karangtaji Rt 02 Rw 04 Kecamatan Karangpandan Kabupaten

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN BAB I PENDAHULUAN Beberapa program terkait pengembangan perkebunan kakao yang dicanangkan pemerintah adalah peremajaan perkebunan kakao yaitu dengan merehabilitasi tanaman kakao yang sudah tua, karena

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Packing House Packing house ini berada di Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi. Packing house dibangun pada tahun 2000 oleh petani diatas lahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah

Lebih terperinci

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di UPT-Kebun Bibit Dinas di Desa Krasak Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat berada 96

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI UPS MUTU ELOK. Proyek UPS Mutu Elok diawali pada tahun 2005 dan memulai produksi

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI UPS MUTU ELOK. Proyek UPS Mutu Elok diawali pada tahun 2005 dan memulai produksi BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI UPS MUTU ELOK Proyek UPS Mutu Elok diawali pada tahun 2005 dan memulai produksi serta penjualan pada tahun 2006. Umur proyek UPS Mutu Elok diasumsikan 20 tahun yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Buah Naga Terdapat empat jenis buah naga yang dikembangkan, yaitu buah naga daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus polyrhijus),

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Aspek pasar merupakan aspek yang sangat penting dalam keberlangsungan suatu usaha. Aspek pasar antara lain mengkaji potensi pasar baik dari sisi

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Kopi (Copea spp.) dikenal sebagai bahan minuman yang memiliki aroma harum, rasa nikmat yang khas, serta dipercaya memiliki

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN Oleh : Sri Lestari Utami, Pejabat Fungsional Pengawas Benih Tanaman Madya Abdul Mutholib A. selaku Petani

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Jambu biji disebut juga Jambu Klutuk (Bahasa Jawa), Jambu Siki, atau Jambu Batu yang dalam bahasa Latin disebut Psidium Guajava. Tanaman jambu biji merupakan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. H.R.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asal dan Penyebaran Tanaman Murbei Usaha persuteraan alam merupakan suatu kegiatan agroindustri yang memiliki rangkaian kegiatan yang panjang. Kegiatan tersebut meliputi penanaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

Lebih terperinci

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam. Petunjuk Pengisian : Lingkari dan isi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan PENCATATAN ATAS DASAR SOP DAN GAP A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. Pencatatan dan Dokumentasi pada : Buku Kerja Jahe PENILAIAN ATAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci