ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMLIH MIE INSTANT

Transkripsi

1 ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMLIH MIE INSTANT Heru Saputra 1, Noviyarsi 2, M. Nursyaifi Yulius 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta heru_0265@yahoo.com Abstract Product instant noodle is known as one of the fast food products are becoming increasingly popular with students because of its simplicity in terms of presentation. This study aims to analyze the factors that affect students in choosing instant noodles and determine the dominant factors that affect students in choosing instant noodles. From the results of the questionnaire were distributed there are 17 variables that affect students in choosing instant noodles. This research was conducted using factor analysis method obtained 4 factors that affect students in choosing instant noodles with 7 variable shaper that has been extracted. The conclusion of this study is there are 4 factors: the first factor varied and durable with a variable amount of content diversity, saving the monthly expenses, it can be for stock and durable, factor II financial financial variables that have been depleted, the third factor with variable flavor variations taste tasty, economical prices, and factor IV with variable brand famous brand and the dominant factors that affect students in choosing instant noodles is the first factor varied and durable. Key words : Analyze Factor, Variable, Instant Noodle 1. PENDAHULUAN Produk mie instan sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya. Demikian juga bagi kalangan mahasiswa yang sebagian besar berdomisili jauh dari orang tua, produk ini merupakan makanan cepat saji yang biasa dikonsumsi karena harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya yang tahan lama. Berkaitan dengan hal tersebut, Tatang Taufik (1995) berpendapat bahwa pemahaman terhadap dimensi-dimensi sebuah produk merupakan langkah awal dalam memilih suatu produk. Banyaknya jenis dan merek mie instant seperti Indomie, Mie Sedaap, Supermie dan lain-lain, membuat konsumen memiliki banyak pilihan dalam memilih mie instant tersebut. Banyak juga merek mie instant yang tidak laku atau kurang laku dipasaran dikarenakan kemasan yang kurang baik, warna, aroma, promosi dan harga. Untuk itu produsen mie instant harus mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih mie instant. Sebagaimana yang telah diuraikan diatas, bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih mie instant sesuai dengan persepsi masingmasing konsumen. Diantaranya yang

2 mempengaruhi konsumen adalah harga, kemasan, aneka rasa dan sebagainya. Meskipun banyak keinginan konsumen dalam memilih mie instant namun pada akhirnya akan diperoleh salah satu atau beberapa poin yang akan mendominasi dalam pandangan konsumen ketika dihadapkan pada tawaran yang tidak bisa dipenuhi semua keinginannya. Dengan mengingat banyaknya produk-produk mie instant yang mempunyai kelebihan dan kekurangan maka perusahaan harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang akan dipertimbangkan konsumen dalam memilih mie instant. Tujuan yang diharapkan pada penelitian ini adalah menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih mie instan dan mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih mie instant. 2. STUDI LITERATUR Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, bergantung pada jenis keputusan pembelian. Pembelian yang rumit dan mahal mungkin melibatkan banyak pertimbangan pembeli. Assael membedakan empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatkan pembeli dan tingkat diferensiasi merek dalam (Kolter, 1997) yaitu: 1. Perilaku pembelian yang rumit, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja. Dengan kata lain, sebuah pajangan dapat mengingatkan seseorang akan kebutuhan dan memicu pembelian. 2. Perilaku pembelian pengurangan disonansi, bermaksud untuk membeli produk yang sudah ada tetapi pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran. Keputusan akhir dapat dipengaruhi oleh diskon harga atau display produk. 3. Perilaku pembelian karena kebiasaan, baik produk dan merek yang sudah dipilih sebelumnya. Konsumen tidak membentuk pendirian yang kuat atas suatu merek ; sebaliknya, mereka memilihnya karena merek tersebut akrab dengan mereka. 4. Perilaku pembelian yang mencari variasi, beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah namun perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi ini konsumen sering melakukan perpindahan merek. Perpindahan merek terjadi karena variasi dari pada ketidakpuasan. 2.1 Proses Keputusan Pembelian Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. 2

3 Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian. melakukan Menurut Kolter (1997), ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, antara lain: Gambar 1. Perilaku Keputusan Pembelian Model Lima Tahap Gambar diatas menunjukkan bahwa konsumen harus melalui lima urutan tahap dalam proses pembelian suatu produk, yaitu: 1. Pengenalan Masalah Merupakan faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, dimana pembeli akan mengenali suatu masalah atau kebutuhan. 2. Pencarian Informasi Seorang selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi. Apabila dorongan tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka konsumen akan bersedia untuk membelinya. 3. Evaluasi Alternatif Konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya. 4. Kepuasan Pembelian Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat keputusan umtuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek diantara beberapa merek yang tersedia. 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah membeli sebuah produk, konsumen mungkin mengalami kebimbangan karena mengetahui bahwa ada produk sejenis yang memiliki kualitas lebih baik. Dalam hal ini maka perlu adanya komunikasi dalam pemasaran dan evaluasi tentang produk tersebut untuk menguatkan pilihan konsumen. 2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Memilih Suatu Produk Menurut pakar pemasaran Philip Kotler, semua produk pada dasarnya adalah sebuah merek. Untuk meningkatkan penjualan, perusahaan harus memberikan keunikan atau ciri khas dari produk. Salah satunya yaitu kemasan dan merek produk yang mempunyai peranan penting dalam penjualan. Dimana kemasan dan merek bukan hanya sebagai pembungkus dan nama saja, tetapi juga bisa dijadikan sebagai salah satu alat promosi efektif yang dapat memberikan informasi kepada konsumen mengenai produk perusahaan. Untuk itu dalam membuat kemasan harus dibuat sebagus mungkin. Salah satu alasan konsumen tertarik membeli produk dikarenakan kemasan yang menarik. 3

4 Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli suatu produk yaitu : (1) Merek, (2) Loyalitas Terhadap Suatu Merek, (3) Iklan, (4) Lingkungan Sekitar, (5) Pengaruh Keluarga dan (6) Kebutuhan Individu. 3. METODOLOGI Gambar 2. Metodologi Penelitian 4. HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Penyebaran Kuesioner Sebelum penyebaran kuesioner, terlebih dahulu dilakukan uji coba kuesioner yang bertujuan untuk menentukan apakah instrumen yang digunakan dalam pembuatan sahih dan andal atau tidak. Uji coba kuesioner mengambil 30 responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kuesioner. Uji coba penyebaran kuesioner ini dilakukan dengan pembuatan kuesioner pendahuluan terlebih dahulu kemudian baru dilanjutkan dengan pembuatan kuesioner penelitian yang terdiri atas 17 pertanyaan yang ada. 4.2 Uji Validitas Uji validitas berfungsi untuk mengetahui ketepatan dan ketelitian pengukuran dari suatu alat ukur dalam mengukur sesuatu sesuai dengan konsep yang ingin diukur. Semakin tinggi tingkat validitas suatu alat ukur maka semakin tepat 4

5 pula suatu alat ukur tersebut dalam mencapai sasaran. Uji validitas dilakukan terhadap 30 positif dan nilai hitung > dari nilai r tabel yaitu untuk taraf signifikan 5% dengan jumlah sampel 30 buah. responden, karena jumlah minimum 30 ini diharapkan distribusi nilai akan lebih mendekati kurva normal. Tabel 1. Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner r varibel hitung r tabel Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 4. 3 Uji Reliabilitas Pada penelitian ini uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi suatu instrument ukur didalam mengukur konsep yang sama. Berdasarkan uji reliabilitas, butir-butir valid tersebut adalah reliabel jika membandingkan nilai r tabel dengan r alpha, diketahui nilai r alpha cronbach s = 0.764, nilai Cronbach's Alpha Based on Standardized Items = Berdasarkan tabel SPSS tersebut dapat dinyatakan reliabel. Tabel 2. Reliability Statistic Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items Berdasarkan uji validitas yang dilakukan dengan bantuan software SPSS menggunakan koefisien korelasi bivariat (product moment) karena teknis korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dua variabel bila data berbentuk internal dan ratio (Sugiono, 2003). Uji ini dilakukan dengan menghitung korelasi masing-masing variabel dari skor total. Disimpulkan bahwa secara statistik hasil dari 17 butir pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner adalah valid dilihat 4.4 Perhitungan Analisa Faktor Variabel yang didapatkan setelah uji validitas dan reliabilitas kemudian dilanjutkan ke analisis faktor. Menurut Dillon dan Goldstein, penyederhanaan jumlah variabel yang cukup besar menjadi beberapa kelompok yang lebih kecil dilakukan dengan analisis faktor, yaitu berdasarkan faktor yang sama dengan tetap mempertahankan sebanyak mungkin informasi aslinya. dari r hasil untuk tiap item (variabel) bernilai 5

6 Tujuan dilakukannya analisis faktor ini adalah untuk penyederhanaan jumlah Tabel 3. KMO and Barlett s Test variabel yang didapatkan sebanyak 17 variabel sehingga memudahkan untuk melakukan analisis dan mendapatkan faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih mie instant. Analisis faktor dilakukan dengan metode Principal Component Analysis dan metode rotasi Varimax dengan kriteria dari Kaiser yaitu mengambil komponen yang mempunyai Eigen Value > 1.Sebelum dilakukan analisis faktor perlu diuji kelayakan dari masingmasing variabel untuk membentuk faktor sehingga memberikan hasil yang lebih signifikan Analysis KMO and Bartlett s Test Sebelum dilakukan pengujian analisis faktor perlu dilakukan pengujian KMO and Bartlett s Test yang berguna untuk menentukan kelayakan dari setiap item yang akan diuji. Uji kelayakan ini bermaksuk KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy..528 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square Df 136 Sig..000 Hasil pengujian memperlihatkan bahwa nilai KMO and Barlett s Test sebesar dengan Sig a sebesar Hal ini berarti bahwa ke 17 item layak digunakan untuk pengujian selanjutnya Analisis Anti Image Correlation Analisis anti image correlation merupakan model yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya sebuah variabel untuk dapat diproses dalam analisis faktor. Variabel yang diikutsertakan adalah variabel yang memiliki nilai koefisien korelasi Hasil pengujian anti image correlation dapat dilihat pada lampiran. Rekapitulasi hasil pengujian anti image correlation dapat dilihat pada tabel 4. untuk mengetahui apakah masing-masing item dapat digunakan untuk pengujian faktor analisis atau tidak. Item-item tersebut dikatakan layak untuk diuji apabila nilai KMO and Barlett s Test memberikan hasil besar dari 0.05 (>0.05) dengan nilai Sig.a<0.05. Hasil pengujian KMO and Barlett s Test dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 6

7 Tabel 4. Hasil Pengujian Anti Image Correlation Var Elemen Faktor R X1 Membeli mie instant karena diajak dan dipengaruhi teman X2 Membeli mie instant karena iklan atau dukungan promosi kepada konsumen X3 Membeli mie instant karena rasanya yang enak X4 Membeli mie instant karena kebutuhan X5 Membeli mie instant karena adanya variasi rasa yang berbeda X6 Membeli mie instant karena kemasan produknya yang menarik X7 Membeli mie instant karena keuangan yang sudah menipis X8 Membeli mie instant karena banyak konsumen lain yang membeli X9 Membeli mie instant karena penyajiannya praktis X10 Membeli me instant karena harganya ekonomis X11 Membeli mie instant karena mereknya yang terkenal X12 Membeli mie instant karena keanekaragaman jumlah isi X13 Membeli mie instant karena menghemat pengeluaran perbulan X14 Memutuskan untuk membeli mie instant karena menyukai jenis produk yang ditawarkan X15 X16 Memutuskan untuk membeli mie instant karena banyaknya toko atau tempat penjual mie instanrt Memutuskan untuk membeli mie instant karena adanya bahan tambahan seperti bawang goring dan keru[uk kriuk-kriuk X17 Memutuskan untuk membeli mie instant karena bias untuk stok dan tahan lama Tabel 4 memperlihatkan bahwa dari 17 variabel yang diuji terdapat 9 variabel dengan nilai korelasi kecil dari 0.5 yaitu variabel ke 1,2,4,5,6,9,14,15 dan16. Hal ini menunjukkan bahwa ke 9 variabel tersebut harus dibuang dan tidak dimasukkan dalam pengujian selanjutnya sehingga variabel yang diuji analisis faktor selanjutnya sebanyak 8 variabel seperti yang terlihat pada tabel 5. Tabel 5. Variabel Dengan Nilai r > 0.5 Var Elemen Faktor R X3 Membeli mie instant karena rasanya yang enak X7 Membeli mie instant karena keuangan yang sudah menipis X8 Membeli mie instant karena banyak konsumen lain yang membeli X10 Membeli me instant karena harganya ekonomis X11 Membeli mie instant karena mereknya yang terkenal X12 Membeli mie instant karena keanekaragaman jumlah isi X13 Membeli mie instant karena menghemat pengeluaran perbulan X17 Memutuskan untuk membeli mie instant karena bias untuk stok dan tahan lama Analysis Communalities Tahapan selanjutnya dalam analisis faktor adalah Analysis Communalities. Menurut Santoso (2003), communalities merupakan model yang digunakan untuk mengetahui faktor yang pertama kali 7

8 terbentuk dalam menjelaskan variance dari sebuah variabel. Jika masing-masing variabel penelitian saling berkorelasi, tentunya akan mempengaruhi akurasi hasil pengujian analisis faktor. Variabel pertanyaan dikatakan berkorelasi apabila nilai communalities besar dari 0.5. Hasil analisis communalities pada tabel dibawah ini memperlihatkan bahwa terdapat semua variabel dengan nilai > 0.5. Hal ini berarti menunjukkan semua variabel tersebut bisa dilanjutkan untuk analisis faktor, sehingga untuk analisis faktor dapat digunakan 8 variabel penelitian seperti yang terlihat pada tabel 6. Tabel 6. Analysis Communalities Communalities Initial Extraction X X X X X X X X Selanjutnya dilakukan analisis faktor untuk 8 variabel. Hasil analisis faktor untuk 8 variabel didapatkan nilai communalities untuk semua variabel > 0.5, sehingga ke 8 variabel digunakan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih mie instant. Hasil akhir uji communalities dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Hasil Akhir Uji Communalities Var X3 X7 X8 X10 X11 X12 X13 X17 Elemen Faktor Membeli mie instant karena rasanya yang enak Membeli mie instant karena keuangan yang sudah menipis Membeli mie instant karena banyak konsumen lain yang membeli Membeli me instant karena harganya ekonomis Membeli mie instant karena mereknya yang terkenal Membeli mie instant karena keanekaragaman jumlah isi Membeli mie instant karena menghemat pengeluaran perbulan Memutuskan untuk membeli mie instant karena bias untuk stok dan tahan lama Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Memilih Mie Instant Untuk mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih mie instant, maka tahap selanjutnya pada analisis faktor adalah ekstraksi variabelvariabel ke dalam faktor dengan total variance explainet. Total variance explainet menjelaskan jumlah faktor yang dihasilkan dari hasil extraksi. Hasil extraksi dari total variance explained dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 8

9 Tabel 8. Total Variance Explained Compon ent Total Initial Eigenvalues % of Varianc e Cumulati ve % Total Variance Explained Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Varianc e Cumulative % Total Rotation Sums of Squared Loadings % of Variance Cumulative % Extraction Method: Principal Component Analysis. Tabel total variance explained memperlihatkan bahwa dari 8 variabel yang mempengaruhi konsumen dalam memilih mie instant terkelompok menjadi 4 faktor dengan total kumulasi variance sebesar %. Hal ini memperlihatkan bahwa ke 4 faktor memberikan kontribusi sebesar % terhadap faktor yang mempengaruhi konsumen yang memilih mie instant dengan kontribusi terbesar diberikan oleh faktor 1 sebesar %. Penentuan komponen-komponen Tabel 9. Rotated Component Matrix Rotated Component Matrix a Component X X X X X X X X pembentuk masing-masing faktor didapatkan dari hasil Rotated Component Matrix. Pengelompokkan didasarkan pada nilai loading faktor yang memberikan kontribusi terbesar pada faktor yang dibentuknya. Hasil Berdasarkan hasil Rotated Component Matrix dilakukan pengelompokkan variabel ke masing-masing faktor yang dibentuknya. Hasil akhir analisis faktor dapat dilihat pada Rotated Component Matrix pada tabel dibawah ini. dapat dilihat tabel 10. 9

10 Tabel 10. Pengelompokkan Variabel Pembentuk Faktor Faktor Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4 Variabel X12 Membeli mie instant karena keanekaragaman jumlah isi X13 Membeli mie instant karena menghemat pengeluaran perbulan X17 Memutuskan untuk membeli mie instant karena bisa untuk stok dan tahan lama X7 Membeli mie instant karena keuangan yang sudah menipis X3 Membeli mie instant karena rasanya yang enak X10 Membeli mie instant karena harganya ekonomis X11 Membeli mie instant karena mereknya yang terkenal Nilai Loading Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 1 variabel yang mempunyai nilai loading yang kurang dari 0.5 yaitu pada variabel 8 dimana membeli mie instant karena banyak konsumen lain yang membeli tidak masuk kedalam analisis faktor. Jadi terdapat 7 variabel baru yang mempengaruhi konsumen dalam memilih mie instant dengan 4 faktor. 5. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dalam menganalisa faktor faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih mie instant serta tujuan dari penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan yang mempengaruhi konsumen dalam memilih mie instant yaitu: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih mie instant terdapat 4 faktor baru yang terbentuk yaitu: a. Faktor I Bervariasi dan Tahan Lama - Keanekaragaman jumlah isi - Menghemat pengeluaran bulanan - Bisa untuk stok dan Tahan lama b. Faktor II Keuangan - Keuangan yang sudah menipis c. Faktor III Variasi Rasa - Rasanya yang enak - Harganya yang ekonomis d. Faktor IV Merek - Merek yang terkenal 2. Dimana faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi mahasiswa dalam memilih mie instant adalah Faktor 1 (Bervariasi dan Tahan lama) dengan total nilai loading sebesar 2.13 dengan variabel pembentuknya adalah keanekaragaman jumlah isi, menghemat pengeluaran perbulan dan bisa untuk stok serta tahan lama. DAFTAR PUSTAKA Khair, Hazmanan, Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Dalam Membeli Produk Mie Instant. Yogyakarta. Kolter, Philip, Dkk, Management Pemasaran, Edisi Millinium. Jakarta: PT. Prehallindo,

11 Kanuk, Shiffman, Prilaku Konsumen dan Penerapannya. Bogor. PT. Ghalia Indonesia, Rangkuti, Fredy, Riset Pemasaran, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Maryeni, Afliza, Analisis Faktor Prilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Dengan Kategori Diskon. Padang. Singaribun. M. Effendi, S. Metoda Penelitian Survey, Jakarta: Penerbit Pustaka LP3ES Indonesia. Sulaiman, W. Statistik Non-Parametrik Contoh Kasus dan Pemecahannya Dengan SPSS, Yogyakarta: Penerbit ANDI. Tjiptono, F Strategi dan Program Pemasaran, Yogyakarta: Penerbit ANDI. Taufik, Tatang Upaya Peningkatan Perceived Quality, Jakarta. PT. Rineka Cipta,