BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dibuat oleh Gita, tahun 2007, di Universitas Widyatama Bandung dengan judul : PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (TQM) TERHADAP EFEKTIVITAS PENDAPATAN OPERASIONAL ( Studi Survey pada beberapa perusahaan BUMN di Bandung ) Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu: 1. Tempat penelitian Penelitian sebelumnya dilakukan pada beberapa perusahaan BUMN di kota Bandung. sedangkan penelitian ini dilakukan di PT. SANLIT INTI PLASTIK. PT. SANLIT INTI PLASTIK ini merupakan perusahaan industri plastik 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti sebelumnya menggunakan metode survey, sehingga peneliti sebelumnya tidak hanya meneliti satu perusahaan saja melainkan beberapa perusahaan yan sejenis, sedangkan penelitian ini menggunakan metode kasus sehingga peneliti hanya meneliti dari satu perusahaan saja. 3. Operasional Variabel Pada penelitian sebelumnya yang menjadi variabel dependen adalah efektifitas pendapatan operasional, sedangkan variabel dependen pada penelitian ini yaitu, kinerja manajemen operasi di PT. SANLIT INTI PLASTIK. Sedangkan untuk variabel independen pada penelitian sebelumnya maupun penelitian ini sama-sama mengenei pengeruh penerapan manajemen mutu terpadu (TQM) 4. Tahun Pengerjaan Penelitian sebelumnya telah dilakukan pada tahun 2007, sedangkan penelitian ini baru dimulai pada bulan September 2008.

2 2.2 Tinjauan Atas Mutu Pengertian Mutu Pada dasarnya pengertian mutu itu meliputi suatu pengertian yang sangat luas dan memiliki arti yang bermacam-macam. Mutu produk atau jasa merupakan faktor penting bagi perusahaan untuk dapat menguasai pasar, karena kepekaan konsumen akan mutu suatu barang semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah dan jenis produk yang tersedia di pasaran. Untuk memperjelas pengertian mutu, berikut ini terdapat beberapa definisi mutu, antara lain : Goetsch dan Davis dalam buku Manajemen Mutu Terpadu, yang diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2003;4), menterjemahkan mutu adalah : Mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sedagkan menurut ISO 1999:2000, pengertian mutu adalah : Derajat atau tingkat karakteristik yang melekat pada produk yang mencukupi persyaratan atau keinginan. Maksud derajat atau tingkat disini berarti selalu ada peningkatan setiap saat, sedangkan karakteristik pada istilah tersebut berarti hal-hal yang dimiliki produk, yang dapat terjadi dari berbagai macam, antara lain : 1. Karakteristik fisik (elektrikal, mekanikal, biologikal) 2. Karakteristik perilaku (kejujuran, kesopanan) 3. Karakteristik sensori (bau, rasa) Dari definisi diatas, kata mutu memiliki banyak pengertian, tetapi pada dasarnya mengacu pada pengertian pokok sebagai berikut : 1. Mutu meliputi usaha untuk memenuhi keinginan pelanggan serta memberikan suatu kepuasan bagi pelanggan atas penggunaan produk yang bersangkutan. 2. Mutu mencalup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan. 3. Mutu akan selalu tergantung pada waktu sehingga akan selalu berubah.

3 2.2.2 Perspektif Terhadap Mutu Menurut David Garvin dalam bukunya Manajemen Mutu Terpadu yang diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2003;24), pendekatan mutu itu dikategorikan menjadi lima bagian yaitu : 1. Transcendent ( berdasarkan ), yang berarti bahwa mutu tidak dapat didefinisikan secara tepat karena hanya dapat dirasakan, diketahui, atau dilihat. Suatu perusahaan akan mempromosikan produknya dengan pernyataan seperti tempat yang menyenangkan untuk supermarket; kelembutan dan kebiasaan untuk sabun mandi dan berbagai hal lainnya. 2. Product Based (berdasarkan produk), mutu dianggap sebagai karajteristik atau tingkatan yang dimiliki oleh suatu produk dan dapat diukur. Mutu suatu produk akan berbeda dengan produk lainnya dilihat dari jumlah unsur atau atribut yang dimiliki suatu produk (bersifat objektif) 3. User Based (berdasarkan pengguna), yang mengatakan mutu bergantung pada orang yang memandangnya dimana produk yang dapat memenuhi keinginan dan harapan seseorang secara maksimum (bersifat subyektif). 4. Manufacturing Based (berdasarkan nilainya), mutu disini ditentukan berdasarkan standar yang ditetapkan perusahaan. Jadi kebijakan penerapan standar mutu sudah digariskan sebelumnya oleh perusahaan yang bersangkutan dan perubahan atas standar mutu hanya terjadi jika disertai perubahan kebijakan perusahaan tersebut. 5. Value Based (berdasarkan nilainya), mutu disini dilihat dari kemampuan dari suatu barang untuk menyediakan suatu produk atau jasa dengan biaya yang rendah atau harga yang dapat diterima konsumen. Dalam banyak hal, value based ini lebih banyak ditentukan oleh persepsi konsumen sendiri, ada konsumen yang menganggap bahwa harga yang rendah belum memastikan kualitas produk tersebut jlek. Dan ada juga konsumen yang berani membeli dengan harga yang tinggi berarti kualitasnya terjamin.

4 2.2.3 Fungsi mutu Menurut Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana pada dasarnya terdapat tiga fungsi utama suatu mutu, yaitu : 1. Pemeriksaan Mutu, yaitu merupakan tindakan untuk mengetahui apakah sesuai dengan standar yang diinginkan. 2. Pengendalian Mutu, yaitu bila tidak sesuai dengan persyaratan pada waktu melalui tahap pemeriksaan mutu maka dilakukan tindakan pengendalian terhadap kondisi tadi. 3. Pemastian Mutu, yaitu mutu tidak dijamin melalui pemeriksaan saja, akan tetapi memerlukan rancangan yang rasional, pelaksanaan operasi, dan prosedur pengendalian mutu yang benar. Mutu dapat dipastikan sedemikian rupa sehingga konsumen yang membeli bebas dari rasa cemas, dalam jangka panjang tanpa kesulitan Sumber mutu Menurut Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2003;34), terdapat empat sumber mutu yang dapat dijabarka sebagai berikut : 1. Program, kebijakan, dan sikap yang melibatkan komitmen dari manajemen puncak. 2. Sistem informasi yang menekankan ketepatan 3. Desain produk yang menekankan keandalan dan perjanjian ekstensif produk sebelum dilepas kepasar. 4. Manajemen vendor yang menekankan kualitas sebagai sarana utama. 2.3 Tinjauan atas Manajemen Mutu Pengertian manajemen Mutu Terpadu (TQM) Manajemen Mutu Terpadu (TQM) pada awalnya diperkenalkan oleh Jepang dengan istilah Total Quality Control (TQC), sebenarnya tidak ada perbedaan yang mencolok antara TQM dengan TQC, hanya saja penelaahannya berbeda, dimana TQC lebih terfokus pengendaliannya sedengkan TQM berfokus pada manajemennya, sedangkan maksud dan isi keduanya sama. Jepang sendiri telah membuktikan bahwa

5 mutu merupakan prasyarat utama agar bisa bersaing dalam dunia bisnis. Hal ini telah dibuktikan dengan masuknya perusahaan perusahaan Jepang ke dunia dengan produk yang murah namun bermutu baik. Manajemen Mutu Terpadu (TQM) adalah suatu filisofi yang menghendaki perubahan perilaku pada semua tingkat organisasi dan menaruh perhatian pada pentinggnya kepuasan konsumen, dan pemeriksaan kualitas pada akhir proses, tetapi lebih menitikberatkan pada proses pembentukan kualitas itu sendiri dengan cara menghilangkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada proses produksi. Ada beberapa definisi TQM dari para ahli : Menurut Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2002;3), TQM didefinisikan sebagai berikut : Manajemen Mutu Terpadu merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. Menurut Amin Widjaja Tunggal (2002;9), TQM didefinisikan sebagai : Manajemen Mutu Terpadu merupakan suatu pengelolaan organisasi secara menyeluruh agar organisasi memperoleh keunggulan pada semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi pelanggan dan bahwa mutu mencakup keseluruhan organisasi pada setiap hal yang dilakukan organisasi dan pada akhirnya mutu akan didefinisikan oleh pelanggan. Menurut Hansen.Mowen dalam Glosarium (2004;568), Total Quality Manageman adalah: Pendekatan yang memungkinkan produsen untuk bekerja keras menciptakan lingkungan yang akan memungkinkan pada pekerja untuk membuat produk sempurna tanpa cacat Unsur Manajemen Mutu Terpadu Manajemen Mutu Terpadu (TQM) adalah sebuah model perbaikan mutu kualitas yang sifatnya terus menerus (continous improvement). TQM itu mencakup dua komponen, yaitu apa dan bagaimana menjalankan usaha komponen tersebut. Menurut

6 Goetsch dan Anastasia Diana (2003;15-18), komponen ini memiliki sepuluh unsur utama yang masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Fokus pada palanggan, yaitu pada filosofi ini konsumen memegang peranan penting baik pelanggan internal maupun eksternal. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk dan jasa yang disampaikan kepada mereka (meripakan orang yang berada dalam perusahaan dan mempunyai pengaruh pada kinerja pekerjaan tersebut). 2. Obsesi terhadap kualitas, yaitu dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kalitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi dari apa yang telah ditentukan. Hal ini berarti semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif bagaimana kita dapat melakukannya dengan lebih baik?. 3. Pendekatan ilmiah, diman pendekatan ilmiah ini sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. 4. Komitmen jangka panjang, dimana Manajemen Mutu Terpadu (TQM) merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis, untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penarapan Manajeman Mutu Terpadu ( TQM) dapat berjalan dengan sukses. 5. Kerjasama Tim (Team Work), dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina baik antara karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah dan masyarakat sekitarnya. 6. Perbaikan system secara berkesinambugan, yaitu setiap produk dan jasa dihasilkan dengan memenfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu system atau lingkungan. Oleh karena itu system yang ada perlu diperbaharui secara erus menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat meningkat.

7 7. Pendidikan dan pelatihan, dimana dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupaka factor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya. 8. Kebebasan yang terkendali, dalam TQM keterlibatab dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting, meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik. 9. Kesatuan tujuan, yaitu supaya TQM dapat diterapkan dengan baik maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan, sehingga dengan gemikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. 10. Adanya keterlibatab dalam pemberdayaan karyawan, keterlibatab dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan TQM. Usaha untuk melibatkan karyawan membawa dua manfaat utama yaitu : Hal ini meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang lebih baik atau perbaikan yang lebih efektif karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja. Keterlibatan karyawan juga meningkatkan rasa memiliki dan tanggungjawa atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya Sedangkan unsur-unsur filosofi dari Total Quality Manajement menurut Amin Widjaja Tunggal dalam buku Manajemen Mutu Terpadu (2001:10), yaitu sebagai berikut : Hubungan antara pemasok dengan pelanggan, sudah merupakan suatu kenyataan bahwa setiap karyawan yang ada dalam suatu organisasi merupakan seorang pelanggan. Pelanggan yang demikian ada yang bersifat internal seperti para karyawan yang bekerja didepartemen produksi atau juga yang bersifat eksternal seperti distributor dan konsumen.

8 Orientasi pencegahan, istilah dari do it in right the first time merupakan dasar pemikiran dari kegiatan pencegahan Apabila manajemen menperhatikan dan memberikan perhatian terhadap motifasi dan kesadaran kerja para karyawan. Mutu pada sumber, berarti bahwa setiap karyawa adalah orang yang penting bertanggungjawab terhadap hasil pekerjaan. Pandangan ini mengubah bentuk tradisional yang ada, dilana hasil pekerjaan dari seorang karyawan dinilai langsung oleh pengawas dari departemen mutu. Perbaikan yang berkesinambungan, merupakan suatu usaha terusmenerus, untuk melakkan perbaikan didalam setiap bagian organisasi. Perbaikan yang berkesinambungan merupakan suatu filosofi manajemen yang mendekatkan pada tantangan dari produk, agar dapat memperbaiki proses tanpa akhir dalam mencapai suatu kemenengan Prinsip-prinsip Manajemen Mutu Terpadu Didalam ruang lingkup Total Quality Management itu mengadung beberapa prinsip umum yang dapat dijabarkan, dan menurut Irving J. De. Tono prinsip Total Quality Management itu diuraikan sebagai berikut : Partisipasi aktif seluruh karyawan Komunikasi yang baik berdasarkan data factual dengan menggunakan perhitungan statistik Pendidikan dan pelatihan yang bersifat buttom up Manusia atau karyawan merupakan dasar kebijakan perusahaan Kepuasan pelanggan merupakan orientasi utama Pengendalian mutu Berdasarkan fakta Menjalin kerjasama dan koordinasi yang baik antara unit usaha sehingga mempertinggi semangat kerja karyawan

9 2.3.4 Elemen-elemen Majajemen Mutu Terpadu Menurut Vincent Gasperz (2001:26), ada beberapa elemem-elemem Manajemen Mutu Terpadu yang dapat dijadikan indicator untuk mengukur pengaruh TQM : 1. Prinsip Dasar penerapan TQM Berikut ini prinsip dasar penerapan TQM yaitu : a) Hasil kerja perusahaan yang mampu untuk menghasilkan produk bermutu yang menjadi prioritas utama perusahaan b) Mampu menghasilkan produk tepat pada waktunya. c) Seluruh karyawan dituntut untuk berpartisipasi aktif untuk menjalin kerjasama, komunikasi dan koordinasi yang baik antara unit usaha sehingga mempertinggi semangat kerja karyawan 2. Penyusunan program Seluruh karyawan sebelum melaksanakan kegiatan oprasional perusahaannya menyusun program kerja yang terinci agar kegiatan kerja perusahaan lebih terarah. 3. Prosedur Pelaksanaan Perusahaan harus selalu menjalankan kegiatan oprasionalnya menurut kebijakan yang ditetapkan perusahaan. Semua kegiatan yang dilaksanakan perusahaan harus mengikiti prosedur-prosedur yang disetujui melalui rapat pimpinan perusahaan. 4. Analisis Pengukuran Perusahaan harus merencanakan dan menerapkan proses pementauan, pengukuran, analisis dan pengembangan yang dibutuhkan untuk : a) Memperlihatkan kesesuaian produk b) Memastikan kesesuaian manajemen mutu c) Melakukan peningkatan berkelanjutan yang efektif terhadap system manajeman mutu. Ini harus bergantung paa metode yang berlaku, termasuk teknik statistic dan jangkauan pemakainya. Hasil dari analisis pengukuran ini akan menjadi alat komunikasi informasi dan karenanya perlu diterapkan.

10 5. Laporan hasil kerja Tiap-tiap departemen melaporkan hasil kerjanya kepada pimpinan departemen secara konsisten sesuai dengan waktu yang ditetapkan. 6. Pengukuran efektifitas pendapatan operasi Efektif dapat dikaitkan denan kemapuan perusahaan untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan didalam tujuan atau sasaran perusahaan. Oleh karena itu efektifitas dapat diukur dengan membandingkan anggaran pendapatan (sebagai tujuan/sasaran perusahaan) denagn pendapatan yang terealisasi ( sebagai ukuran kemampuan perusahaan untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan dalam perusahaan. Sedangkan sub-sub indikator yang merupakan penjelasan dari beberapa indikator yang disebutkan diatas adalah sebagai berikut: Menurut Vincent Garperz (2001:29) Prinsip Dasar Hasil kerja Prioritas ytama perusahaan dalam pencapaian hasl kerja karyawan adalah mutu terbaik yang dapat meningkatkan provitabilitas dan menjamin kesinambungan perusahaan. Waktu Perusahaan merencanakan kegiatan operasionalnya berdasarkan waktu yang telah ditetapkan untuk memperoleh tingkat pendapatan operasi yang tinggi pewrusahaan berupaya untuk melaksanakan pekerjaan tepat oada waktu yang ditetapkan yang sesuai dengan prinsip TQM. Semangat Kerja Sasaran pembentukan TQM adalah untuk mempertinggi semangat kerja karyawan. Karyawan dituntut untuk berpartisipasi aktif dalam mewujudkan komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan. Penyusunan Program Perencanaan strategi Sebelum melakukan kegiatan operasinal perusahaan membuat suatu perencanaan yang terperinci untuk suatu periode tertentu guna

11 mendapatkan hasil yang optimal. Program kerja yang dijalankan perusahaan merupakan implementasi strategi yang dijabarkan dalam perencanaan strategi. Prinsip efisiensi dan efektifitas Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan selalu berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas. Prinsip efisiensi dan efektifitas tersebut diwujudkan perusahaan dengan cara bekerjasama dengan pemasok bahan sumber daya untuk melaksanakan TQM, sehingga didalam pengalokasiannya perusahaan harus menerapkan prinsip efisiensi dan efektifitas untuk menghindari penggunaan sumber daya yang berlebih perusahaan. Prosedur Pelaksanaan Perbaikan Prosedur Perusahaan selalu melakukan kegiatn perbaikan yang dipmpin oleh kepala divisi pada tiap divisinya mulai dari prosedur prosedur produksi sampai ke prosedur pergudangan dan akhirnya sampai kepelanggan untuk pencapaian mutu produk yang terbaik. Konfirmasi Berbagai informasi mengenai cara untuk melakukan kegiatan produksi barang, mulai dari perolehan bahan baku sampai barang dipasarkan harus dikonfirmasi tewrlebih dahulu atau mendapat persetujuan dari kepala yang memegang suatu divisi atau departemen. Analisis Pengukuran Evaluasi kerja dan aktivitas Melakukan evaluasi terhadap proses atau aktivitas perusahaan agar lebih efisien dan ekonomis guna pencapain mutu dalam kegiaan produksi perusahaan. Dalam kegiaan evaluasi mutu harus difokuskan pada konsumen dan evaluasinya harus berbasis kepentingan konsumen. Pemeriksaan fisik Pada objek penelitian ini tiap perusahaan mempunyai departemen pemasaran. Departemen ini mempunyai tugas untuk melakukan

12 pemeriksaan fisik sevara langsug atas pesanan barang yang diterima. Pemeriksaan dilakukan secara rutin guna mengantisipasi kecurangan yang mungkin saja terjadi. Pelaporan Hasil Kerja Konsistensi Prinsip perusahaan mengacu kepada konsistensi dan wajar untuk mendapatkan harga, mutu dan proses terbaik. Review hasil kerja dan sasaran Melaporkan semua kegiatan hasil kerja seperti mutu produk yang dikaitkan dengan jam kerja yang digunakan dan memberi saran atau usul kepada pimpinan divisi untuk diadakan tindak lanjut Tujuan Manajemen Mutu Terpadu Menurut Grant,R.M.,Shani dan R Krishnan, dalam bukunya Manajemen Mutu Terpadu karangan Fandy Tjiptona dan Anastasia Diana, secara singkat pelaksanaan menejemen mutu terpadu pada sutu organisasi bertujuan untuk : Perbaikan mutu produk, jasa dan proses, dimana mutu tersebut diperoleh dengan tingkat biaya yang paling ekonomis. Ada dua manfaat dari dilaksanakannya Total Quality Management, yaitu : 1. Internal, yaitu bila mutu diperbaiki, akan didapat produktivitas yang lebih tinggi yang memungkinkan harga yang kompetitif, peningkatan pangsa pasar, dan laba yang tinggi. 2. Eksternal, yaitu mutu yang lebih tinggi akan meningkatkan kepuasan konsumen, loyalitas konsumen, mendapatkan lebih banyak pembeli sehingga akan meningkatkan pangsa pasar dan laba.

13 2.3.6 Gugus Kendali Mutu Menurut Amin Widjaja Tunggal, dalam bukunya Manajemen Mutu Terpadu Suatu Pengantar (2001:152), definisi dari gugus kendali mutu adalah : Kelompok-kelompok kecil yang melakukan kegiatan pengendalian dalam peningkatan mutu secara teratur, sukarela dan berkesinambungan dalam bidang pekerjaannya dengan menerapkan teknik-teknik pengendalian mutu. Manajemen Mutu Terpadu seluruh organisasi yang terlibat dalam perusahaan. Oleh karena itu Gugus Kendali Mutu menjadi penting artinya, karena melalui ektivitas ini perusahaan akan mendapatkan karyawan yang benar-benar menghadapi perkembangan dunia usaha yang dihadapi oleh organisasi. Menurut Amin Widjaja Tunggal, Gugus Kendali Mutu mempunyai tiga tujuan utama yang sangat mendasar, yaitu : 1. Memberikan sumbangan bagi perbaikan dan perkembangan perusahaan. 2. Menghormati harkat manusia dalam usaha untuk mengembangkan diri pribadinya, serta menciptakan tempat kerja yang berarti dan menyenangkan, sehingga setiap karyawan merasa berarti bekerja pada perusahaan tersebut. 3. Membuktikan bahwa kemampuan manusia itu tidak terbatas dan menciptakan kemungkinan-kemungkinan yang lebih baik yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan dapat dilaksanakan. Menurut Amin Widjaja Tunggal, ada beberapa factor penyebab kegagalan Gugus Kendali Mutu, yaitu : Kurangnya dukungan dari pemimpin Kurangnya dukungan sumber daya Kurangnya pemahaman konsep Gugus Kendali Mutu Tidak ada program diktat Tujuan program tidak digariskan secara jelas Kurang informasi dan publikasi

14 2.4 Kinerja Perusahaan Pengertian Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen. Mowen (2004;510), adalah : Suatu ukuran tentang seberapa konsisten dan baiknya fungsi sebuah produk. Sedangkan pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002;570), adalah : Suatu yang ingin dicapai prestasi yang ingin diperlihatkan dan kemampuan kerja. Menurut Mulyadi (2001;419), penilaian kinerja adalah : Penentuan secara periodik efektivitas opresional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi dari ketiga pengertian diatas yang dimaksud dengan kinerja adalah suatu kinerja yang ingin dicapai dalam hal prestasi dan kemampuan kerja suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dengan tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk sehingga pencapai tujuan perusahaan Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Tujuan pokok penikaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan

15 balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Menurut Mulyadi (2002;420), manfaat dari penilaian kinerja adalah : 1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum 2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan 3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan efaluasi program pelatihan karyawan 4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka 5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan Penilaian suatu kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai sebagai dasar pengambilak keputusan yang bersangkutan dengan karyawan yang dinilai kinerjanya. Hasil penilaian kinerja dapat digunakan untuk mengedentifikasi kelemahan karyawan dan untuk mengantisipasi keahlian dan keterampilan yang dituntut perusahaan. Hasil penilaian kinerja dapat menyediakan kriteria dalam memilih program pelatihan karyawan dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kesesuaian program pelatihan dengan kebutuhannya. Dengan adanya pengukuran kinerja, maka manajemen puncak akan memperoleh umpan balik mengenai pelaksanaan wewenang dan penggunaan sumber daya yang dilakukan oleh manajemen bawah. Dengan hal tersebut maka manajemen puncak dapat menilai kinerja tingkat bawah Karakteristik Penilaian Kinerja Karakteristik dari pelaporan kinerja dari suatu anggaran menurut Welsch dkk (2000;410), adalah : 1. Kinerja diklasifikasikan menurut tanggungjawab yang dibebankan 2. Hal-hal yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan harus ditentukan

16 3. Dibuat pelaporan tepat waktu. Dasar ini akan membawa implikasi bahwa tindakan pengendalian untuk efektif harus dilakukan segera setelah apa yang menyebabkan masalah tersebut. Kegiatan tindak lanjut diijinkan untuk menentukan efektivitas dan tindakan pengendalian serta dasar untuk meningkatkan efisiensi 4. Penekanan diberikan pada perbandingan antara hasil yang direncanakan dengan aktualnya. Laporan kinerja harus disampaikan kepada manajer untuk bertanggungjawab dan menunjukan hasil aktualnya yang direncanakan dan penyimpangan Ukuran dan Penilaian Kinerja Berikut ini ada beberapa ukuran yang digunaka dalam menilai suatu kinerja menurut Mulyadi (2001;435), yaitu : 1. Ukuran kriteria tunggal ( Single Criterium ) Adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan suatu ukuran untuk menilai kinerja manajer. Jika kriteria tunggal digunakan untuk mengukur kinerja, orang akan cenderung memusatkan usahanya pada kriteria tersebut dan mengabaikan kriteria lain, yang kemungkinan sama pentingnya dalam menentukan sukses atau tidaknya perusahaan. 2. Ukuran kriteria Beragam ( Multipe Critera ) Adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kinerja manajer. Kriteria beragam merupakan cara untuk mengatasi kelemahan kriteria tunggal dalam pengukuran kinerja. Berbagai aspek kinerja manajemen dicari ukuran kriteria beragam sehingga seorang manajer diukur kerjanya dengan berbagai kriteria. Tujuan penggunaan kriteria beragam ini adalah agar manajer yang diukur kinerjanya mengarahkan usahanya kepada berbagai kinerja. 3. Ukuran Kinerja Gabungan ( Composite Criteria ) Adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran, memperhitungkan bobot masing-masing ukuran dan menghitung rataratanya sebagai ukuran menyeluruh kinerja manajer.

17 2.4.5 Tahap Penilaian Kinerja Menurut Mulyadi (2001;424), penilaian kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama yaitu Tahap persiapan dan tahap penilaian. Tahap persiapan terdiri dari tiga tahap rinci : 1. Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggungjawab 2. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja 3. Pengukuran perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk nencegah perilaku yang tidak diinginkan. Tahap penilaian terdiri dari tiga tahap rinci yaitu ; 1. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam standar. 3. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan Pengertian Kinerja Perusahaan sedangkan pengertian kinerja perusahaan menurut Moh.Pabundu Tika (2005:122), adalah : Hasil dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan yang ada dalam perusahaan yang dpengaruhi faktor interen dan eksteren organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan selama periode waktu tertentu Kinerja perusahaan dapat diukur dengan melihat : 1. Hasil dari fungsi pekerjaan Fungsi pekerjaan yang dimaksud adalah pelaksanaan hasil pekerjaan atau kegiatanseseorang atau kelompok yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi. 2. Fakfor yang berpengaruh terhadap kinerja. Faktor yang berpengaruh terhadap kinerja terdiri dari dua faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi kinerja terdiri dari kecerdasaan, keterampilan, motivasi, persepsi peran, kondisi fisik dan

18 karakteristrik kelompok kerja. Sedangkan pengaruh faktor eksternal antara lain berupa peraturan ketenaga kerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, kondisi ekonomi, kondisi pasar dan lain-lain. 3. Pencapaian tujuan dan periode waktu tertentu Pelaksanaan hasil pekerjaan atau prestasi kerja tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi dalam jangka waktu tertentu. 2.5 Pengaruh Manajemen Mutu Terpadu terhadap Kinerja Perusahaan Manajemen Mutu Terpadu merupakan sutu usaha perusahaan secara terus menerus dalam meningkatkan kualitas produk dari penyimpangan-penyimpangan yang terjadi selama proses produksi sehingga barang atau hasil produksi dapat dihasilkan dengan sempurna tanpa adanya cacat. Dengan kualitas yang baik diharapkan dapat memaksimalkan kepuasan konsumen sebagai pengguna akhir dari produk tersebut sehingga tujuan akhir dari perusahaan dapat tercapai. Manajemen Mutu Terpadu ini tidak hanya berfokus pada kualitas produk tetapi semua aspek seperti sumber daya manusianya, manajemen, bahan baku, proses, dan lingkungan dalam perusahaan harus ikut serta dalam pencapaian tujuan tersebut yaitu kinerja perusahaan dalam pencapaian laba. Kinerja perusahaan dianggap penting karena dapat menilai keadaan perusahaan secara menyeluruh dan menilai keberhasilan penerapan manajemen mutu terpadu di perusahaan. Dengan demikian, adanya penerapan Manajemen Mutu Terpadu yang memfokuskan pada kualitas produk, diharapkan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam situasi yang bergejolak, berubah sangat cepat, dan sulit diprediksikan. Keadaan ini merupakan kelanjutan dari krisis moneter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Total Quality Management 1. Pengertian Total Quality Management Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total Quality Management merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Abstract Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan adalah merupakan elemen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya implementasi TQM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mutu atau kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda. Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mutu atau kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda. Menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Kualitas Pelayanan Kata mutu atau kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda. Menurut Ibrahim (2000:1), kualitas adalah suatu strategi dasar bisnis yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Garrison (2000: 23) kendala atau constraint adalah segala sesuatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Garrison (2000: 23) kendala atau constraint adalah segala sesuatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management 1. Pengertian Total Quality Management Menurut Garrison (2000: 23) kendala atau constraint adalah segala sesuatu yang menghambat Anda untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Asean Free Trade Area (AFTA) yang berlaku pada tahun 2003 dan

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Asean Free Trade Area (AFTA) yang berlaku pada tahun 2003 dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam memasuki era globalisasi dan informasi, akhir-akhir ini perkembangan dunia usaha menghadapi tingkat persaingan yang tidak dipastikan. Berlakunya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 Berdasarkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK ) No. 45 paragraf I (2004), menyatakan bahwa : Pernyataan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan akan suatu perusahaan yang tanggap untuk mempertahankan daya saingnya. Dalam persaingan

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU TERPADU

MANAJEMEN MUTU TERPADU MUTU? Expectation & Importance MANAJEMEN MUTU TERPADU Standard & Performance KONSEP MUTU Menurut Tjiptono dan Diana (2003): Unjuk kerja terhadap standar yang diharapkan pelanggan Menemukan kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM), BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM), sistem akuntansi manajemen dan ketidakpastian lingkungan terhadap return on asset (ROA) pada rumah sakit swasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam perdagangan global ini diperlukan suatu produk yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam perdagangan global ini diperlukan suatu produk yang berkualitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perdagangan setiap perusahaan akan menghadapi persaingan ketat, sehingga dalam perdagangan global ini diperlukan suatu produk yang berkualitas. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam situasi yang bergejolak, berubah sangat cepat, dan sulit untuk diprediksi. Keadaan ini merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan penulis pada PT.BINTANG ALAM SEMESTA, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 KELOMPOK 1 1. Apa pengertian dari Audit Manajemen? Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat perusahaan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah untuk meningkatkan mutu

Lebih terperinci

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Manajemen Mutu Terpadu DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Biaya dan Pangsa Pasar Hasil yang diperoleh dari Pasar Perbaikan reputasi Peningkatan volume Peningkatan harga Perbaikan Mutu Peningkatan Laba Biaya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disenangi oleh masyarakat. Pada awalnya perusahaan menganggap bahwa

BAB I PENDAHULUAN. disenangi oleh masyarakat. Pada awalnya perusahaan menganggap bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Perkembangan usaha tersebut dapat dilihat dengan banyaknya berdiri perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat telah mempengaruhi dunia usaha terutama dalam bidang jasa. Dalam hal ini perusahaan jasa semakin dirasakan manfaatnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Total Quality Management 2.1.1.1 Pengertian Total Quality Management Pendefinisian total quality management mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Masyarakat akan semakin kritis memilih barang dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Masyarakat akan semakin kritis memilih barang dan jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibatnya persaingan pun semakin tajam. Dunia bisnis sebagai salah satu bagiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management)

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management) Zaenal. Sugiyanto TQM (Total Quality Management) Total Quality Management Slide 6-5 Total Quality Management Total Quality Management merupakan peningkatan secara terus menerus yang Dilakukan oleh setiap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Penelitian Terdahulu Rina MS dan Farid D (2012) Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja (Studi Kasus Bagian PT. PAL Surabaya-Divisi Kapal Perang).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Total Quality Management Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, kesuksesan suatu perusahaan ditentukan oleh keberhasilan dalam memanfaatkan skala ekonomis

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU Perlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU Perlibatan dan Pemberdayaan Karyawan MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU Perlibatan dan Pemberdayaan Karyawan Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Terpadu DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 : Fuchsia Dara. P Ridho Ilahi Gesi Chrysita (RRC1B013008)

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total Quality Management yang dimoderasi oleh sistem penghargaan sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tjiptono (2003:4) Total Quality Management dapat diartikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tjiptono (2003:4) Total Quality Management dapat diartikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian secara harafiah berasal dari kata total yang berarti keseluruhan atau terpadu, quality yang berarti kualitas, dan management telah disamakan dengan manajemen

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kualitas/Mutu Keberhasilan suatu proyek dapat diukur dengan penilaian atas biaya, mutu dan waktu. Kualitas menurut ISO 8402 adalah keseluruhan ciri dan karakteristik

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. penerapan TQM terhadap kinerja perusahaan. 1. Musran Munizu, Surachman, Ubud Salim dan Solimun (2011)

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. penerapan TQM terhadap kinerja perusahaan. 1. Musran Munizu, Surachman, Ubud Salim dan Solimun (2011) Bab II TINJAUAN PUSTAKA Berikut ini akan menguraikan tentang dasar-dasar teori yang mana menjadi rujukan atau acuan peneliti dalam melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan TQM terhadap kinerja perusahaan.

Lebih terperinci

BUDAYA MUTU. EMA503 Manajemen Kualitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

BUDAYA MUTU. EMA503 Manajemen Kualitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d 1 BUDAYA MUTU EMA503 Manajemen Kualitas Pengertian 2 Untuk memahami budaya mutu, terlebih dahulu harus memahami budaya organisasi. Budaya organisasi memiliki unsur-unsur sebagai berikut: Peningkatan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga diperlukan pemikiran yang lebih kritis atas pemanfaatan secara optimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menempuh berbagai macam agar tetap survive. Saat ini sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menempuh berbagai macam agar tetap survive. Saat ini sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan akan suatu perusahaan yang tanggap untuk mempertahankan daya saingnya. Dalam persaingan bisnis yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 ) BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, kita telah dan akan menghadapi beberapa ciri perdagangan bebas internasional sebagaimana ditetapkan dalam Putaran Uruguay

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari perusahaan-perusahaan lain, situasi ekonomi, situasi politik dan lainnya. Untuk

Lebih terperinci

PENGENALAN ISO DAN PENGHARGAAN MUTU. Bahan Ajar Materi ke-3

PENGENALAN ISO DAN PENGHARGAAN MUTU. Bahan Ajar Materi ke-3 PENGENALAN ISO DAN PENGHARGAAN MUTU Bahan Ajar Materi ke-3 DELAPAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU Terdapat delapan prinsip manajemen mutu yang merupakan dasar dalam ISO 9000, yang dapat dipakai oleh pimpinan puncak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dimulai dari kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami krisis berkepanjangan hingga peningkatan yang pesat di bidang teknologi transportasi maupun komunikasi

Lebih terperinci

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1 Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas seperti saat sekarang. Persaingan global ini memberikan banyak pilihan kepada konsumen, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini yang ditandai dengan era globalisasi, menuntut perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia untuk dapat bersaing agar tetap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen bertujuan untuk menyediakan informasi bagi para manajer. yaitu mereka yang berada

Lebih terperinci

Pengertian Total Quality Management (TQM)

Pengertian Total Quality Management (TQM) Pengertian Total Quality Management (TQM) Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan pengertian kualitas (quality), dan manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management).

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015 SILABUS MATAKULIAH Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : Total Quality Management 2. Program Studi : Teknik Industri 3. Fakultas : Teknik 4. Bobot sks : 2 SKS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA 1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam bisnis menjadikan setiap perusahaan dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam bisnis menjadikan setiap perusahaan dalam negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang terjadi dalam bisnis menjadikan setiap perusahaan dalam negeri harus berbenah agar menghasilkan produk berkualitas yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank yang ada mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan mampu membawa perusahaan menuju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Total Quality Management 2.1.1.1.Pengertian Total Quality Management Kualitas tidak hanya dijadikan sebagai ukuran

Lebih terperinci

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM STIE Dewantara MKUAL-02 Pendahuluan Dewasa ini iklim perekonomian dunia tampak semakin kurang menentu, dan perubahan yang terjadi akhir-akhir ini justru banyak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas yang didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi yang tumbuh pesat, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2006 KUESIONER

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2006 KUESIONER 142 Lampiran 1 KUESIONER Petunjuk Pengisian Kuesioner: = Mohon diisi titik-titik sesuai dengan pertanyaan yang tersedia (Untuk Identitas Responden). Mohon diberi tanda silang ( X ) pada pilihan tanggapan

Lebih terperinci

Pendekatan pemecahan masalah Tujuan. Hubungan pemasok Pendekatan manajemen

Pendekatan pemecahan masalah Tujuan. Hubungan pemasok Pendekatan manajemen #4 BUDAYA MUTU Pengertian Budaya Mutu Untuk memahami budaya mutu, terlebih dahulu harus memahami budaya organisasi, yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut: Peningkatan terhadap bisnis/usaha Tradisi

Lebih terperinci

Untuk memahami budaya mutu, terlebih dahulu harus memahami budaya organisasi, yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

Untuk memahami budaya mutu, terlebih dahulu harus memahami budaya organisasi, yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut: #4 BUDAYA MUTU Pengertian Budaya Mutu Untuk memahami budaya mutu, terlebih dahulu harus memahami budaya organisasi, yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut: Peningkatan terhadap bisnis/usaha Nilai organisasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian Produksi dalam menunjang Efektivitas Proses Produksi, dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI

Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI Latar Belakang Pengembangan agroindustri memandang pengendalian mutu sangat strategis karena : Mutu terkait dengan kepuasan konsumen

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN *) Oleh : Danny Meirawan **)

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN *) Oleh : Danny Meirawan **) PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN *) Oleh : Danny Meirawan **) A. Pendahuluan Hubungan yang kuat antara pendidikan dan pembangunan industri sudah disadari oleh berbagai fihak, hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing baik dalam hal berbisnis, penguasaan pasar, yang tentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM), apakah di perusahaan ini prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM), apakah di perusahaan ini prinsip-prinsip 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian PT. Gudang Garam Tbk sebuah perusahaan besar yang bergerak dibidang industri rokok didirikan pada tahun 1958 oleh Surya Wonowidjoyo, perusahaan telah mencatatkan

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapai era persaingan global, setiap perusahaan harus menghadapi persaingan ketat dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia. Meningkatnya intensitas

Lebih terperinci

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen Bab II A. Landasan Teori 1. ISO 9001 ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen kualitas. ISO 9001 menetapkan persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang terbuka. Era globalisasi ini telah muncul sebagai fenomena baru

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang terbuka. Era globalisasi ini telah muncul sebagai fenomena baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, setiap bidang usaha memiliki banyak tantangan karena dunia usaha sudah berada di dalam era perdagangan bebas dan iklim investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini bermunculan usaha-usaha baru baik meniru usaha yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini bermunculan usaha-usaha baru baik meniru usaha yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini bermunculan usaha-usaha baru baik meniru usaha yang telah ada maupun menciptakan jenis usaha baru. Hal ini berdampak pada ketatnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Teori Akuntansi adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih dari krisis dan mulai masuknya era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Quality Management (TQM) 2.1.1 Definisi Total Quality Management (TQM) Menurut Gaspersz (2001) Total Quality Management (TQM) didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini persaingan yang dihadapi oleh perusahaan semakin berat. Hal ini seiring makin berkembangnya teknologi dan informasi sehingga setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pada era globalisasi, persaingan antara perusahaan satu dengan yang lainnya semakin ketat. Istilah globalisasi khususnya di dunia usaha telah menjadi

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E124411 / Total Quality Management Revisi 4 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam kuliah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia perdagangan. Bahkan krisis ekonomi di Indonesia yang berkepanjangan membuat persaingan

Lebih terperinci

Definisi Taufiqur Rachman 1

Definisi Taufiqur Rachman 1 Total Quality Management By: Taufiqur Rachman Definisi Salah satu ilmu yang berorientasi pada kualitas dan merancang ulang sistem organisasi dalam mencapai tujuannya adalah Total Quality Management (TQM)

Lebih terperinci

DEFINISI & FUNGSI KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM

DEFINISI & FUNGSI KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM DEFINISI & FUNGSI KUALITAS Nur Hadi Wijaya, STP, MM LATAR BELAKANG Asumsi : 12 juta penduduk merupakan pasar potensial untuk barang dan jasa yang memiliki nilai tambah, Ada tiga hal mendasar yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi situasi perekonomian dewasa ini, dimana persaingan dunia bisnis semakin ketat, perusahaan dituntut untuk dapat mengoptimalkan prestasinya baik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value

BAB I PENDAHULUAN. dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan global saat ini memberikan banyak pilihan kepada konsumen, dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value conscious) dalam

Lebih terperinci

TOTAL QUALITY MANAGEMENT

TOTAL QUALITY MANAGEMENT TOTAL QUALITY MANAGEMENT MATA KULIAH : STUDI KELAYAKAN BISNIS ALFAIT NOOR : 2012.7.2570 MUH. RIZAL : 2012.7.20563 JOHANIS S : 2012.7.20591 T. HIDAYAT : 2012.7.20565 RINATI : 2012.7.20580 I. PURNAMA : 2012.7.20588

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Kinerja merupakan kombinasi antara kemampuan dan usaha untuk menghasilkan sesuatu dari apa yang dikerjakan. Agar menghasilkan kinerja yang baik, seseorang

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dapat meningkatkan daya saing melalui kapabilitas yang dimiliki dalam organisasi. Kemampuan bersaing setiap perusahaan mengacu pada posisi

Lebih terperinci

Manajemen Berdasarkan Aktivitas Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 5 Present By: Ayub W.S. Pradana 23 Maret 2016

Manajemen Berdasarkan Aktivitas Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 5 Present By: Ayub W.S. Pradana 23 Maret 2016 Manajemen Berdasarkan Aktivitas Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 5 Present By: Ayub W.S. Pradana 23 Maret 2016 ACTIVITY BASED MANAGEMENT-ABM (MANAJEMEN BERDASARKAN AKTIVITAS) (contd.) Manajemen Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengendalian Manajemen Pengendalian pada umumnya adalah proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap organisasi tentunya mempunyai berbagai tujuan yang hendak dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber dayanya yang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak Bab I Pendahuluan - 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang penelitian Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak mendapat perhatian oleh banyak pihak, yang ditandai dengan adanya kemajuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi adalah sistem dan kegiatan manusia yang bekerja sama. Sejalan dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah

Lebih terperinci

Materi #4 EMA503 Manajemen Kualitas 2013 BUDAYA MUTU

Materi #4 EMA503 Manajemen Kualitas 2013 BUDAYA MUTU #4 BUDAYA MUTU Pengertian Budaya Mutu Untuk memahami budaya mutu, terlebih dahulu harus memahami budaya organisasi, yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut: Peningkatan terhadap bisnis/usaha Nilai organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Dalam istilah Indonesia, Total Quality Management (TQM) disebut Manajemen Mutu Terpadu yang juga disebut Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time 2.1.1.1. Pengertian Just In Time Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan otomotif di Jepang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SAMSUNG ELEKTRONIK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci