BAB 6 Anggaran (Master Budget)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 6 Anggaran (Master Budget)"

Transkripsi

1 BAB 6 Anggaran (Master Budget) 1. Definisi Anggaran Ada banyak definisi mengenai anggaran (Budget) yang pada umumnya mempunyai ciri yang sama bahwa yang diangap dengan anggaran merupakan suatu rencana tertulis mengenai aktivitas-akativitas yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi selama periode tertentu yang dinyatakan dalam satuan uang. Anggaran yang lengkap mencakup rencana untuk seluruh perusahaan dimana dapat memberikan pada manjemen proyeksi yang dapat dipercaya tentang hasil dari rencana sebelum rencana tersebut dilaksanakan,karena sewaktu menyusun anggaran kita diharuskan un tuk memperhitungkan semua faktor yang mempengaruhi rencana dan memaksa kita untuk membuat analisa berdasarkan kenyataan yang ada. 2. Macam- macam Anggaran (i). Anggaran yang diperuntukan (Appropriation Budget) Anggaran yang memberikan batas dari pada pengeluaran yang boleh dilakukan.batas ini merupakan jumlah maksimum yang boleh dikeluarkan untuk suatu kegiatan /hal tertentu. Biasanya jenis anggaran ini dipergunakan pemerintah.anggaran jenis ini dipakai juga diperusahaan tapi dalam hal tertentu yang sifatnya terbatas seperti anggaran penelitan dan pengembangan (R &D) serta advertensi.evaluasi hanya terbatas apakah pengeluaran lebih besar dari anggaran yang telah ditetapkan. (ii). Anggaran berbasis Kinerja (Performance Budget) Anggaran yang didasarkan atas fungsi,aktivitas dan proyek.dengan demikian fokus ditujukan pada fungsi dan kegiatan kegiatan yang harus dilakukan sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan memungkinkan untuk dihadapkan dengan hasil/kinerja yang dicapai dan dapat dilakukan penilaian efesiensi atau in-efesiensi pengeluaran. (iii). Anggaran Statis (Fixed Budget) Anggaran statis adalah anggaran yang dibuat berdasarkan out produksi yang tetap untuk satu tingkat kegiatan ( one level of activity) seperti persentase dari kapasitas terpasang,jumlah produk yang dihasilkan dalam periode tertentu,jumlah jam yang dikerjakan dalam waktu tertentu. (iv). Anggaran Luwes /fleksibel (Flexible budget) Anggaran luwes adalah anggaran yang jumlah rupiahnya untuk suatu masa didasarkan atas tingkat aktivitas produksi.dengan demikian angggaran luwes adalah anggaran yang dibuat sedemikian rupa,sehingga mudah disesuaikan dengan tingkat produksi atau tingkat kapasitas yang berbedabeda

2 96 3. Manfaat Anggaran Manfaat yang diperoleh dengan membuat anggaran adalah sebagai berikut: 1) Adanya anggaran dapat mempermudah koordinasi antara segala macam tugas di dalam organisasi. 2) Anggaran dapat memberikan pedoman secara garis besar dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan. 3) Anggaran sangat berguna di dalam menganalisa operasi-operasi yang sudah terencanakan. 4) Karena di dalam anggaran sudah resmi disebutkan apa saja yang diperkirakan akan bisa dicapai, maka anggaran bisa dijadikan ukuran untuk menilai pelaksanaan operasi mencapai tujuan itu. 5) Karena anggaran bisa menjadi indikator tentang kejadian-kejadian yang akan dihadapi, maka manajemen bisa meramalkan maslah yang akan muncul dan dapat membuat tindakan koreksi 4. Kelemahan Anggaran Adapun keburukan-keburukan dengan adanya anggaran adalah: 1) Karena sudah ada anggaran, maka perusahaan hanya dapat menjalankan satu rencana saja. 2) Tujuan-tujuan yang tidak realistis atau terlalu muluk yang dibuat oleh manajemen,akan menimbulkan reaksi negatif dari para karyawan apabila tujuan-tujuan itu tidak bisa tercapai. 3) Bagian-bagian tertentu di dalam perusahaan akan sulit merangsang pengendalian biaya,apabila para pengawas dan para karyawan berkeyakinan bahwa jika anggaran sekarang ini tidak sampai habis terpakai,maka anggaran yang akan datang pastilah lebih kecil. 5. Anggaran Induk Anggaran Induk (Master Budget ) menerjemahkan sasarn organisasi jangka pendek kedalam langkah-langkah tindakan.anggaran Induk adalah Rencana aktivitas operasional dan keuangan organisasi untuk periode tertentu yang biasanya jangka pendek satu tahun,satu kuartal dan satu bulan Blocher, Chen, Cokins, Lin ( 2005) Anggaran induk mencakup semua fungsi dan tingkatan manajemen, walaupun langkah- langkah merumuskan anggaran di masing-masing perusahaan tidak sama.ada dua pandangan ekstrim yang saling bertentangan mengenai cara-cara menyusun anggaran induk, yaitu: (i) langkah pendekatan manajemen puncak dimana datangnya masukan hanya dari para pejabat tinggi (top down approach) dan (ii). pendekatan yang berakar dari semua tingkatan manajemen ikut serta memberi masukan ( Buttom-Up approach). Seluruh tingkatan Manajemen sebaiknya diikutsertakan penyusunan Anggaran sehingga dapat meningkatkan koordinasi dari seluruh unit kerja.dengan diikut sertakan semua unit kerja dalam menyusun anggaran juga menciptakan harmoni internal dan satu suara yang sama antara manajer dan karyawan yang berkaitan dengan tujuan.pada saat sekarang perhatian difokuskan kepada implikasi perilaku dari penyediaan data yang dibutuhkan untuk perencanaan dan pengendalian bagi manajemen.

3 97 Anggaran memainkan peran yang penting dalam mempengaruhi perilaku individu dan kelompok disetiap tingkatan proses manajemen yang meliputti : (1). Menetapkan tujuan unit /perusahaan (2) menginformasikan kepada individu mengenai apa yang harus mereka berikan untuk mencapai tujuan tersebut (3). Memotivasi kinerja yang diinginkan (4). Mengevaluasi kinerja (5) memberikaqn saran kapan tindakan korektif sebaiknya diambil dan dilakukan Adapaun Urutan-Urutan Dalam Menyusun Anggaran Induk sebagai berikut: (1) Anggaran hasil penjualan (anggaran penjualan) (2) Anggaran produksi (3) Anggaran pembelian bahan baku (bahan langsung) (4) Anggaran pemakaian bahan baku (5) Anggaran tenaga kerja langsung (6) Anggaran biaya overhead pabrik (7) Anggaran persediaan akhir (8) Anggaran harga pokok penjualan (9) Anggaran biaya/ongkos penjualan (10) Anggaran biaya administrasi (11) Anggarann perhitungan rugi/laba (12) Anggaran kas (13) Anggaran neraca Diagram hubungan antara anggaran modal, anggaran operasional dan anggaran keuangan. Sasaran strategi, tujuan jangka panjang, rencana jangka panjang Sasaran jangka Pendek Anggaran Modal Anggaran Penjualan Anggaran produksi Anggaran beban administrasi Penjualan Anggaran Operasi Anggaran bahan baku langsung Anggaran Tenaga Kerja Langsung Anggaran Overhead Pabrik Anggaran kas Keuangan Proforma Anggaran Laporan Laba Rugi Anggaran Neraca Anggaran Laporan Aliran Kas Anggaran Keuangan

4 98 Neraca dan informasi tambahan yang berikut ini akan dipakai untuk menyusun anggaran induk pada P.T. INDO GLOBAL MANDIRI triwulan pertama tahun AKTIVA PT.INDO GLOBAL MANDIRI NERACA Per-31 Desember 2014 Jumlah I. Aktiva Lancar I.1 Kas Rp I.2. Piutang Rp I.3. Persd. Bahan Baku dan Penolong Rp I.4. Barang Jadi Rp Sub-Total Aktiva Lancar Rp II. Aktiva Tetap II.1. Bangunan Rp Akumulasi Depresiasi (Rp ) Rp II.2 Peralatan dan Mesin Rp Akumulasi Depresiasi (Rp ) Rp Sub-Total Aktiva Tetap Rp TOTAL AKTIVA Rp HUTANG DAN EKUITAS III. Hutang Lancar III.1.Hutang Dagang Rp III.2.Hutang Non Dagang Rp Sub-Total Hutang Lancar Rp IV.Hutang Jangka Panjang Rp Sub-Total Hutang Rp V.Ekuitas V.1 Modal Saham Rp V.2 Laba yg dithn (Retained Earning) Rp Sub Total Ekuitas Rp TOTAL HUTANG DAN EKUITAS Rp Dalam rangka penyusunan anggaran tahun Triwulan I Panitia Budget dirumuskan sebagai berikut : 2015 hasil keputusan 1. Estimasi Penjualan Per-Wilayah Januari- Maret 2004 Jenis Biaya Januari Februari Maret Wilayah unit unit unit Wilayah unit unit 850 unit Wilayah unit unit unit Total unit unit unit

5 99 2. Biaya Variabel Biaya variabel ditetapkan dengan persentase tertentu dari nilai penjualan (% x Penjualan dalam Rupiah ) sebagai berikut : Komisi Penjualan = 5% Perjalanan Dinas dan transport = 3% Promosi / Reklame / Iklan = 7% 3. Biaya Tetap Per-bulan No Jenis Biaya Jumlah (Rp) 1 Bahan Tidak Langsung Rp Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp Pemeliharaan dan Reparasi Rp Energi Rp Asuransi Rp PBB dan Pajak lainnya Rp Depresiasi (Messin dan Bangunan) Rp Gaji Tenaga Penjualan Rp Gaji Dirtksi dan Manajer Rp Biaya Administrasi dan Umum Rp Biaya Penjualan Rp TOTAL Rp Persediaan Barang Jadi, Jumlah yang Dikehendaki * (Unit) 1 Januari unit 31 Januari unit 28 Februari unit 31 Maret unit 5. Data-data Lain Harga penjualan rata-rata Rp per unit Harga bahan baku Rp per unit Pembelian Bulan Desember Rp Persediaan akhir bahan baku yang diinginkan sebesar 30% dari jumlah produksi bulan yang akan datang (kebijaksanaan ini sudah dilaksanakan tahun tahun sebelumnya) Produksi April unit Jam kerja tenaga langsung 3 jam per unit Kebutuhan Bahan baku 1 unit per produk Biaya tenaga kerja Rp per jam Tarif pajak perseroan 30 % Tingkat Biaya Overhead Pabrik Variabel.per Jam Kerja Langsung Tenaga kerja tidak langsung = Rp Pemeliharaan dan reparasi = Rp Energi = Rp

6 100 Pajak Upah Tenaga kerja = Rp. 500 Diminta ; Menyusun Anggaran Induk Triwulan I/2015 Penyelesaian : 1. ANGGARAN PENJUALAN Ramalan penjualan (sales forecast) adalah dasar untuk menyusun anggaran penjualan dan semua anggaran lainnya Sales Farcast dan Anggaran penjualan Triwulan pertama 2001 adalah : ILUSTRASI: 1 Anggaran Penjualan Triwulan Pertama 2015 Jenis Biaya Januari Februari Maret Jumlah Harga Jual Perunit* Rp Rp Rp Rp Wilayah unit unit unit = unit Wilayah unit unit 850 unit = unit Wilayah unit unit unit = unit Total unit unit unit = unit Penjualan Dalam Nilai Rupiah (000 Rp) (000 Rp) (000 Rp) (000 Rp) Wilayah-1 Rp Rp Rp = Rp Wilayah -2 Rp Rp Rp = Rp Wilayah-3 Rp Rp Rp = Rp Jumlah Rp Rp Rp = Rp ANGGARAN PRODUKSI Anggaran produksi bisa disusun dari informasi yang diberikan oleh anggaran penjualan dan dari taksiran tentang barang persediaan.dengan demikian anggaran penjualan merupakan Preliminary Estimating Facttor terhadap anggaran anggaran lainnya.rumus yang dipakai untuk menghitung produksi yang dibutuhkan di dalam satu triwulan adalah : No Keterangan 1 Anggaran Penjualan = xxxxx (5) unit 2 Ditambah: Persedian Akhir Yang Diinginkan = xx (2) unit 3 Sub-Total = xxxxxxx (7) unit 4 Dikurangi : Persedian Awal Barangt Jadi = x (1) unit 5 Anggaran Produksi = xxxxxx (6) unit

7 101 ILUSTRASI :2 Anggaran Produksi Triwulan I, 2015 Keterangan Unit Jan Febr Maret Jumlah 1 Anggaran Penjualan unit unit unit unit 2 Ditambah: Persedian Akhir Yang Diinginkan unit unit unit unit 3 Sub-Total unit unit unit unit 4 Dikurangi : Persedian Awal Barang Jadi unit unit unit unit 5 Anggaran Produksi unit unit unit unit 3. ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN LANGSUNG (BAHAN BAKU DAN MATERIAL) Besarnya Pembelian-bahan baku tergantung dari produksi masing-masing periode, jumlah persediaan awal dan dari jumlah persediaan akhir yang diinginkan. Rumus rumusnya adalah : Pembelian bahan langsung yangdibutuhkan (unit) = anggaran produksi (unit) + persediaan akhir yang diinginkan (unit) persediaan awal (unit). Sebagaimana diikhtisarkan dibawah ini No Keterangan 1 Anggaran Produksi = xxxxx (6) unit 2 Ditambah: Persedian Akhir Yang Diinginkan = xx (2) unit 3 Sub-Total = xxxxxxx (8) unit 4 Dikurangi : Persedian Awal Bahan langsung = x (1) unit 5 Pembelian bahan diperlukan = xxxxxx (7) unit Keterangan : * Untuk memproduksi satu unit barang jadi dibutuhkan satu unit bahan baku * Diketahui Persedian akhir bahan langsung = 30% x produksi bulan berikutnya * Dikketahui Produksi April yang akan datang :600 unit= 30% x 600 unit = 180 unit * Dengan demikian dapat diambil kesimpulan Persedian Bahan awal =30% xproduksi. bulan berjalan (=Persedian akhir bulan lalu yang diinginkan )

8 102 Dari keterangan diatas maka dapat menghitung Pembelian bahan langsung yang diperlukan sebagaimana pada Ilustrasi -3 dibawah ini ILUSTRASI-3 Anggaran Pembelian bahan langsung Triwulan Pertama 2015 No Item Jan Febr Maret Jumlah Bahan diperlukan unit unit unit unit untuk Anggaran Poduksi Ditambah: Persedian unit unit 900 unit unit Akhir Bahan baku yang diinginkan Sub-Total unit unit unit unit Dikurang:Persedian unit unit unit unit awal bahan Pembelian Bahan Baku yang unit unit unit unit diperlukan dalam unit Harga Bahan baku Rp Rp Rp Rp per-unit Nilai Pembelian (Dlm 000Rp) Rp Rp Rp Rp ANGGARAN PEMAKAIAN BAHAN LANGSUNG Anggaran pemakaian bahan (dalam unit dan dalam biaya pemakaian) dibuat dengan dasar sistem biaya standar (khususnya, banyaknya unit bahan langsung yang diperlukan untuk memproduksi satu unit barang jadi). Rumus untuk menentukan biaya pemakaian bahan adalah :Bahan langsung yang dibutuhkan (unit) X harga bahan per unit.karena diperlukan satu unit bahan baku untuk membuat satu unit barang jadi,maka jumlah unit bahan baku sama dengan jumlah unit yang diproduksi.

9 103 ILUSTRASI- 4 Anggaran Pemakaian bahan langsung Triwulan Pertama 2015 No Item Jlh Unit Harga satuan Jumlah (RP) Januari unit Rp Rp Februari unit Rp Rp Maret unit Rp Rp Jumlah unit Rp Rp ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG Standar tenaga kerja biasanya didasarkan atas time study (penelitian waktu) yang dilakukan oleh para perencanaan teknik produksi.rumus untuk menentukan biaya tenaga kerja langsung (direct labor) adalah: (Unit produksi yang harus dibuat) X (Jam kerja langsung per unit) X (tarif per jam.) sebagaiman dalam ilustrasi -5 dibawah ini: ILUSRASI- 5 Anggaran Tenaga Kerja Langsung Triwulan Bulan Jlh Unit Jam Kerja Lgs/unit Jam Kerja Lgs-Total Tarif perjam Biaya Tenaga Kerja Langsung Januari unit 3* jam Rp Rp Februari unit jam Rp Rp Maret unit jam Rp Rp Jumlah unit jam Rp Rp oke??? 6. ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK Anggaran biaya overhead pabrik disediakan untuk berbagai macam tingkat produksi.jumlah dipecah menjadi komponen-komponen tetap (dinyatakan dengan rupiah) dan komponen-komponenvariabel (dinyatakan tarif dan didasarkan atas jam kerja langsung). Rumus menghitung jumlah biaya overhead pabrik adalah: Overhead tetap per item + (jumlah Anggaran jam kerja langsung X tarif biaya variabel per jam).

10 104 ILUSTRASI- 6 Anggaran Biaya Overhead Pabrik Januari, 2015 (Jam kerja langsung : 2.650) ( 2.750) Jenis Biaya Biaya Tetap Biaya Jumlah ( Rp) Variabel (Rp) ( Rp ) 1 Bahan Tidak Langsung Rp Rp Tenaga Kerja Tidak Rp Rp Rp Langsung 3. Pemeliharaan dan Reparasi Rp Rp Rp Gas dan Listrik Rp Rp Energi Rp Rp Rp Asuransi Rp Rp PBB dan Pajak lainnya Rp Rp Depresiasi (Mesin dan Rp Rp Bangunan) 9 PPH-Pasal 21 0 Rp Rp Jumlah Rp Rp Rp Perhitungan Biaya overhead pabrik Variabel bulan januari dengan jam kerja langsung sebesar 2650 jam sebagai berikut : (1). Tenaga kerja tidak langsung = jam x Rp (Tarif per -jam) = Rp (2). Pemeliharaan dan Reparasi = jam x Rp (tarif per -jam) = Rp (3). Energi =2.650 jam x Rp (tarif perjam ) = Rp (4). PPH-Pasal 21=2.650 jam x Rp 500 (tarif perjam ) = Rp ILUSTRASI- 6.A Anggaran Biaya Overhead Pabrik Februari, 2015 (Jam kerja langsung : 4.750) (4.800) No Jenis Biaya Biaya Tetap Biaya Jumlah ( Rp) Variabel (Rp) ( Rp ) 1 Bahan Tidak Langsung Rp Rp Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp Rp Rp Pemeliharaan dan Reparasi Rp Rp Rp Gas dan Listrik Rp Rp Energi Rp Rp Rp

11 105 No Jenis Biaya Biaya Tetap Biaya Jumlah ( Rp) Variabel (Rp) ( Rp ) 6 Asuransi Rp Rp PBB dan Pajak lainnya Rp Rp Depresiasi (Mesin dan Rp Rp Bangunan) 9 PPH-Pasal 21 0 Rp Rp Jumlah Rp Rp Rp Perhitungan Biaya overhead pabrik Variabel bulan Februari dengan jam kerja langsung sebesar jam sebagai berikut : (1). Tenaga kerja tidak langsung = jam x Rp (Tarif per -jam) = Rp (2). Pemeliharaan dan Reparasi = jam x Rp (tarif per -jam ) = Rp (3). Energi = jam x Rp (tarif perjam ) = Rp (4). PPH-Pasal 21= jam x Rp 500 (tarif perjam) = Rp ILUSTRASI- 6.B Anggaran Biaya Overhead Pabrik Maret, 2015 (Jam kerja langsung : 2.400) (2.600) No Jenis Biaya Biaya Tetap Biaya Jumlah (Rp) Variabel (Rp) ( Rp ) 1 Bahan Tidak Langsung Rp Rp Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp Rp Rp Pemeliharaan dan Reparasi Rp Rp Rp Gas dan Listrik Rp Rp Energi Rp Rp Rp Asuransi Rp Rp PBB dan Pajak lainnya Rp Rp Depresiasi (Mesin dan Rp Rp Bangunan) 9 PPH-Pasal 21 0 Rp Rp Jumlah Rp Rp Rp Perhitungan Biaya overhead pabrik Variabel bulan januari dengan jam kerja langsung sebesar jam sebagai berikut : (1). Tenaga kerja tidak langsung = jam x Rp (Tarif per -jam) = Rp (2). Pemeliharaan dan Reparasi = jam x Rp (tarif per -jam) = Rp (3). Energi = jam x Rp (tarif perjam) = Rp (4). PPH-Pasal 21= jam x Rp 500 (tarif perjam ) = Rp

12 ANGGARAN PERSEDIAAN AKHIR Anggaran persediaan bahan langsung dan persediaan barang jadi pada akhir bulan diperlukan untuk laporan keuangan. Rumus menghitung persediaan akhir adalah: Persediaan akhir (unit) x biaya standar per unit. Nilai standar persediaan dengan penilaian rata-rata tertimbang (Weighted Avarage) dihitung dengan Skema dibawah ini No Keterangan 1 Anggaran pemakaian bahan langung = Rp. xxx (3) 2 Ditambah: Anggaran tenaga kerja langsung = Rp. xxx (3) 3 Ditambah: Anggaran overhead Langsung = Rp. xxx (3) 4 Sub total = Rp. xxxxxx (9) 5 Dibagi Anggaran Produksi = xxx unit (3) 5 Biaya standar (weighted average) = Rp. xxxxxx / xxx = Rp. xxx (3) Nilai Persedian Standar (Weighted Avarage Inventory) No Keterangan 1 Anggaran pemakaian bahan langung = Rp Ditambah: Anggaran tenaga kerja langsung = Rp Ditambah: Anggaran overhead Langsung = Rp Sub total = Rp Dibagi Anggaran Produksi = unit 5 Biaya standar (weighted average) = Rp / = Rp ,45 Formula menghitung persediaan akhir adalah : Persediaan akhir (unit) x biaya standar unit (Weighted Avarage). Dengan menggunakan formula tersebut anggaran persedian akhir 2015, pada ilustrasi-7 dibawah ini

13 107 ILUSTRASI -7 Anggaran Persediaan Akhir Triwulan Pertama 2015 Bulan Persediaan akhir Biaya standar Nilai Persedian akhir January unit Rp ,45 Rp February unit Rp ,45 Rp Maret unit Rp ,45 Rp unit Rp ,45 Rp ANGGARAN HARGA POKOK PENJUALAN Pedoman menyusun Anggaran Harga Pokok Penjualan mengacu pada Anggaran Bahan Langsung, Anggaran Tenaga kerja Langsung, anggaran biaya overhead, ketentuan perhitungan Persedian awal dan perhitungan nilai persedian akhir barang jadi. Formula untuk menghuitung Anggaran Harga Pokok Penjualan adalah : No Keterangan 1 Anggaran pemakaian bahan langung = Rp. xx (2) 2 Ditambah: Anggaran tenaga kerja langsung = Rp. xx (2) 3 Ditambah: Anggaran overhead Langsung = Rp. xx (2) 4 Total Biaya Produksi = Rp. xxxxxx (6) 5 Ditambah: Persediaan barang jadi = Rp. xxx (3) 6 Sub total = Rp. xxxxxxxxx (9) 7 Dikurangi: Persediaan Akhir = Rp. xx (2) 8 Harga Pokok Penjualan = Rp. xxxxxxx (7)

14 108 ILUSTRASI :8 Anggaran Harga Pokok Penjualan Triwulan Pertama 2015 Januari Februari Maret Jumlah Anggaran: Pemakaian Bahan Langsung Rp Rp Rp Rp Ditambah:Anggaran : Rp Rp Rp Rp Tenaga Kerja Langsung Ditambah :Anggaran : Rp Rp Rp Rp Overhead Pabrik Total Biaya Produksi Rp Rp Rp Rp Ditambah : *Persediaan Rp Rp Rp Rp Awal: Barang Jadi Barang Tersedia Dipakai Rp Rp Rp Rp Dikurangi:Persedian Akhir Rp Rp Rp Rp Barang jadi Harga Pokok Penjualan Rp Rp Rp Rp CATATAN: Perhitungan Persedian awal Barang Jadi Persedian Awal Barang Jadi Nilai standar Persedian barang jadi *Nilai standar Persedian awal Barang jadi unit unit unit unit Rp ,45 Rp ,45 Rp ,45 Rp ,45 Rp Rp Rp Rp ANGGARAN BIAYA PENJUALAN Anggaran terdiri komponen-komponen variabel dan tetap; biaya-biaya yang variabel akan naik-turun sesuai dengan fluktuasi penjualan, sedangkan biaya-biaya tetap setiap bulan tidak berubah. Biaya variabel ditetapkan dengan persentase tertentu dari nilai penjualan (% x Penjualan dalam Rupiah) sebagai berikut : Komisi Penjualan = 5% (6%) Perjalanan Dinas dan transport = 3% (4%) Promosi/Reklame/Iklan = 7% (8%) Sehingga Perhitungan Biaya Penjualan variabel perbulan dengaan formula diatas sebagaimana tabel dibawah ini Februari Maret Jumlah Nilai Penjualan Rp Rp Rp Variabel Penjualan Komisi Penjualan 5% Rp Rp Rp Perjalanan Dinas dan transportasi 3% Rp Rp Rp

15 109 Februari Maret Jumlah Promosi/Reklame /iklan 7% Rp Rp Rp Biaya Penjualan Variabel Rp Rp Rp FORMULA: Menghitung anggaran biaya penjualan adalah: Biaya tetap per jenis biaya penjualan + [rupiah penjualan X [tingkat biaya variabel (%)] ILUSTRASI :9 Anggaran Biaya Penjualan Januari, 2015 Jenis Biaya Tetap Variabel Jumlah Gaji Tenaga Penjualan Rp Rp Biaya Penjualan Rp Rp Biaya Administrasi dan Rp Rp Umum Komisi Penjualan 0 Rp Rp Perjalanan Dinas dan 0 Rp Rp transportasi Promosi/Reklame /iklan 0 Rp Rp Total Biaya Penjualan Rp Rp Rp ILUSTRASI :9-B Anggaran Biaya Penjualan Februari, 2015 Jenis Biaya Tetap Variabel Jumlah Gaji Tenaga Penjualan Rp Rp Biaya Penjualan Rp Rp Biaya Administrasi dan Umum Rp Rp Komisi Penjualan 0 Rp Rp Perjalanan Dinas dan transportasi Rp Rp Promosi/Reklame /iklan 0 Rp Rp Total Biaya Penjualan Rp Rp Rp

16 110 ILUSTRASI :9-C Anggaran Biaya Penjualan Maret, 2015 Jenis Biaya Tetap Variabel Jumlah Gaji Tenaga Rp Rp Penjualan Biaya Penjualan Rp Rp Biaya Administrasi dan Umum Rp Rp Komisi Penjualan 0 Rp Rp Perjalanan Dinas 0 dan transportasi Rp Rp Promosi/Reklame 0 /iklan Rp Rp Total Biaya Penjualan Rp Rp Rp ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI Biaya administrasi biasannya adalah komponen biaya tetap, karena itu anggaran untuk suatu bulan dapat dipakai untuk setiap bulan.dan triwulan ILUSTRASI :10 Anggaran Biaya Administrasi dan Umum Per Triwulan 2015 Jenis biaya Januari Februari Maret Jumlah Gaji Direksi dan Rp Rp Rp Rp Manajer Biaya Administrasi Rp Rp Rp Rp dan Umum Jumlah Rp Rp Rp Rp ANGGARAN PERHITUNGAN RUGI-LABA ( Budgeted Income Statement ) Hasil terakhir dari semua anggaran operasional, sejak anggaran hasil penjualan, anggaran harga pokok penjualan, anggaran biaya penjualan dan anggaran biaya umum dan administrasi dijadikan dasar dalam menyiapkan anggaran rugi-laba.

17 111 ILUSTRASI :11 PT Indo Global Mandiri Anggaran Perhitungan Rugi - Laba Triwulan I, 2015 (DLM Rp 000) Anggaraan Januari Februari Maret Jumlah Pendukung Penjualan (Ilustrasi-1) Harga Pokok Penjualan (Ilustrasi-8) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Laba Kotor Rp Rp Rp Rp Biaya Operasi Biaya Penjualan (Ilustrasi-9) Rp Rp Rp Rp Biaya Administrasi dan Umum (Ilustrasi-10) Rp Rp Rp Rp Total Biaya Operasi Rp Rp Rp Rp Laba Bersih Rp Rp Rp Rp Sebelum Pajak Pajak Perseroaan 30 Rp Rp Rp Rp % Laba Bersih Rp Rp Rp Rp ANGGARAN KAS (CASH BUDGET) Anggaran kas sangatlah penting supaya saldo kas perusahaan selalu stabil, dan supaya saldo itu tidak pernah menyimpang jauh dari kebutuhan-kebutuhan yang dihadapi perusahaan.untuk menyusun anggaran kas dibutuhkan informasi yang berikut saldo awal kas, penerimaan kas selama suatu periode, dan pengeluaran kas selama perioda tersebut A. Penerimaan Kas dari Penjualan Asumsi dalam menyusun anggaran kas lebih lanjut diketahui : 1. Penjualan kredit diestimasi sebesar 90 % dari total Penjualan bulanan,sisanya penjualan secara tunai. 2. Penerimaan Hasil penjualan kredit adalah :10 % pada bulan penjualan,80 % pada bulan kedua dan Sisanya 10 % diterima pada bulan ketiga penjualan.. ILUSTRASI :12 Dimisalkan bahwa semua piutang dari bulan November sudah diterima pembayarannya sebelum 1 januari Angka-angka penjualan dihitung secara tunai dan kredit sebagai berikut:

18 112 Penjualan Bulanan Penjualan Tunai (10%) Penjualan Kredit (90%) Desember Januari Februari Maret Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Proyeksi Penerimaan Piutang Triwulan I, 2015 Bulan Penjualan Penjualan Kredit Terima Pembayaran Januari Februari Maret Desember Rp % Rp % Rp Januari Rp % Rp % Rp % Rp Februari Rp % 0 Rp % Rp Maret Rp % 0 0 Rp Penerimaan Piutang Rp Rp Rp B. Anggaran Pengeluaran Kas Bahan Langsung Pengeluaran kas berpedoman atas pembayaran pembelian bahan langsung (bahan baku).pembayaran dilakukan 50% pada bulan yang bersangkutan dan 50% di bulan berikutnya. ILUSTRASI :13 PT Indo Global Mandiri Proyeksi Pengeluaran Kas, Bahan Langsung Triwulan I, 2015 Pembelian Utang Dagang Januari Februari Maret Desember Rp % Rp Januari Rp

19 113 Pembelian Utang Dagang Januari Februari Maret 50 % Rp % Rp Februari Rp % 0 Rp % 0 Rp Maret Rp % 0 0 Rp Pengeluaran Kas Bahan lgs Rp Rp Rp C. Anggaran Kas (Cash Budget ) Untuk menyusun anggaran kas diperlukan informasi yang berikut ini: 1) Saldo awal kas, (Cash Balance, beginning) = CBB 2) Penerimaan kas selama periode ersebut (Cash Receipts) = CR 3) Pengeluaran kas selama periode tersebut (Cash Disbursements) = CD Maka rumus anggaran kas adalah: Saldo akhir = Saldo awal + penerimaan pengeluaran. Umpamakan bahwa perusahaan menghendaki saldo yang tidak boleh kurang dari Rp ,- selama tahun 2015 ILUSTRASI: 14 PT Indo Global Mandiri Anggaran Kas (CASH BUDGET) Triwulan I, 2015 Januari Februari Maret Triwulan 1 Saldo Awal Kas Rp Rp Rp Rp Penerimaan Penjualan Tunai Rp Rp Rp Rp Penagihan Piutang Rp Rp Rp Rp Total Penerimaan Rp Rp Rp Rp Kas Tersedia Rp Rp Rp Rp Pengeluaran Bahan Langsung Rp Rp Rp Rp Tenaga Kerja Lgs Rp Rp Rp Rp Overhead Pabrik Rp Rp Rp Rp Biaya Penjualan Rp Rp Rp Rp Biaya Adm dan Rp Rp Rp Rp umum Pajak Perseroan Rp Rp Rp Rp Total Pengeluaran Rp Rp Rp Rp Saldo Akhir Kas Rp Rp Rp Rp Biaya Overhead masing masing bulan dikurangi Depresiasi Rp

20 ANGGARAN NERACA (BUDGETED BALANCE SHEET) Neraca yang memperlihatkan posisi keuangan perusahaan, disusun dengan rumus sebagai berikut: ILUSTRASI :15 PT.INDO GLOBAL MANDIRI NERACA Per 31 Maret 2015 AKTIVA Harta = Utang + Modal Pemilik. Jumlah I.Aktiva Lancar I.1 Kas Rp I.2. Piutang Rp I.3.Persedian Bahan Baku dan Penolong Rp I.4.Barang Jadi Rp Sub-Total Aktiva Lancar Rp II.Aktiva Tetap II.1.Bangunan Rp Akumulasi Depresiasi (Rp ) Rp II.2 Peralatan dan Mesin Rp Akumulasi Depresiasi (Rp ) Rp Sub-Total Aktiva Tetap Rp TOTAL AKTIVA Rp HUTANG DAN EKUITAS III. Huatang Lancar III.1.Hutang Dagang Rp III.2.Hutang Non Dagang Rp Sub-Total Hutang Lancar Rp IV.Hutang Jangka Panjang Rp Sub-Total Hutang Rp V.Ekuitas V.1 Modal Saham Rp V.2 Laba Yang ditahan (Retained Rp Earning) Sub Total Ekuitas Rp TOTAL HUTANG DAN EKUITAS Rp

21 115 PERHITUNGAN POS POS NERACA: No Pos-Pos Neraca Anggaran I PIUTANG Piutang yang belum dilunasi (Ilustrasi-12) * Februari : 10% dari Penjualan (10% x Rp ) * Maret : 90% dari Penjualan (90% x Rp ) II III IV V VI VII VIII IX PERSEDIAAN BAHAN Persediaan awal bahan Tambah pembelian selama triwulan Bahan yang tersedia untuk dipakai Minus :Bahan Dipakai Dalam Produksi (Ilustrasi -3) Persediaan akhir bahan Biaya per unit Nilai persediaan bahan PERSEDIAAN BARANG JADI Persediaan barang jadi Biaya standar per unit Biaya persediaan barang jadi AKTIVA TETAP BANGUNAN Akumulasi Depresiasi Bangunan Depresiasi triwulan-1 /2015 Akumulasi Depresiasi Bangunan akhir Triwulan-1/2015 AKTIVA TETAP MESIN -PABRIK Akumulasi Depresiasi Mesin Depresiasi Mesi n triwulan -1/2015 Akumulasi Depresiasi Mesin akhir Triwulan-1/2015 HUTANG DAGANG Hutang Dagang 50% dari pembelian maret (50 % x Rp ) HUTANG NON DAGANG Rp Rp Rp UNIT UNIT UNIT UNIT 900 UNIT X Rp UNIT X Rp ,45 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Berasal dari Accrued Payable Rp SISA LABA (RETAINED EARNING) Sisa laba per 1 Januari 2015 Rp Laba bersih triwulan-1/2015 Rp Sisa laba akhir Triwulan-1/2015 Rp HUTANG JANGKA PANJANG Pelunasan hutang Jangka Panjang Rp200 juta pertahun (Pelunasan Triwulan-1/2015 =1/4 xrp Rp LATIHAN MANDIRI VI.1.Teori 1. Anggaran merupakan rencana tertulis tentang aktivitas yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi selama periode tertentu yang dinyatakan dalam satuan uang (B/S) 2. Anggaran Luwes/Flexible Budget angaran yang disusun jumlah rupiahnya untuk suatu masa didasarkan produksi yang tetap untuk satu tingkat kegiatan (B/S)

BAB 7 FLEXIBLE BUDGET (ANGGARAN LUWES)

BAB 7 FLEXIBLE BUDGET (ANGGARAN LUWES) 116 BAB 7 FLEXIBLE BUDGET (ANGGARAN LUWES) A. Anggaran Fleksibel (Flexible budget) Anggaran statis adalah suatu anggaran yang dibuat berdasarkan output produksi yang tetap, Jika output dari masa ke masa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

Minggu-2. Penganggaran Perusahaan. Budget Penaksiran (Forecasting Budget) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-2. Penganggaran Perusahaan. Budget Penaksiran (Forecasting Budget) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-2 Budget Penaksiran (Forecasting Budget) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile: 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Budget

Lebih terperinci

Jenis-jenis Anggaran. Anggaran dilihat dari ruang lingkup penyusunannya: a. Angaran Parsial.: b. Anggaran Koprehensif Activity Based Costing

Jenis-jenis Anggaran. Anggaran dilihat dari ruang lingkup penyusunannya: a. Angaran Parsial.: b. Anggaran Koprehensif Activity Based Costing Jenis-jenis. dilihat dari ruang lingkup penyusunannya: Di dalam pratek sering kali perusahaan memilih antara dua alternatif dari segi ruang lingkup/ intensitas penyusunan anggaran antara lain a. Angaran

Lebih terperinci

ANGGARAN. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

ANGGARAN. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra ANGGARAN Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Anggaran Anggaran merupakan rencana keuangan suatu entitas untuk suatu periode tertentu Memiliki fungsi perencanaan dan pengendalian Dalam hal perencanaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PERAMALAN PENJUALAN

BAB 1 PERAMALAN PENJUALAN BAB 1 PERAMALAN PENJUALAN A. MAKSUD DAN TUJUAN Setelah melakukan kegiatan praktikum bab ini, mahasiswa diharapkan mampu membuat peramalan penjualan secara benar. B. TEORI SINGKAT Dalam melaksanakan kegiatannya

Lebih terperinci

Prepared by Yuli Kurniawati

Prepared by Yuli Kurniawati PENGANGGARAN / BUDGETING Prepared by Yuli Kurniawati ANGGARAN, PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN Perencanaanadalah pandangan/estimasi kondisi ke depan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya dilakukan agar

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Perencanaan merupakan satu diantara fungsi-fungsi manajemen, begitu juga dengan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran adalah merupakan suatu alat di dalam proses perencanaan dan pengendalian operasional keuangan dalam suatu perusahaan baik yang bertujuan

Lebih terperinci

NERACA 1 Januari HARTA

NERACA 1 Januari HARTA NERACA 1 Januari HARTA Aktiva Lancar Kas 183,000 Surat berharga (marketable) 76,000 Piutang usaha (netto) 313,100 Persediaan : Barang jadi.. 68,700 Barang dalam proses 234,000 Bahan. 135,300 438,000 Biaya

Lebih terperinci

ANGGARAN KOMPREHENSIF

ANGGARAN KOMPREHENSIF ANGGARAN KOMPREHENSIF Muniya Alteza Konsep Komprehensif Pengertian: yang disusun secara lengkap sebagai alat bantu manajemen dalam mengembangkan perencanaan terpadu di seluruh kegiatan perusahaan. Persyaratan

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA AKUNTANSI BIAYA BAGIAN III SISTEM ADMINISTRASI PABRIK DAN AKUMULASI BIAYA Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA ARUS BIAYA PERUSAHAAN PABRIKASI a. Tahap pencatatan dan klasifikasi biaya b. Tahap pengelompokkan

Lebih terperinci

Apa yang yang Dijual Dijual? Bagaiman a a Menentukan Laba Laba Usaha

Apa yang yang Dijual Dijual? Bagaiman a a Menentukan Laba Laba Usaha AKUNTANSI JENIS ENTITAS USAHA TERTENTU : PERDAGANGAN MANUFAKTUR JASA PERTEMUAN 7 PERBEDAAN KARAKTER USAHA JASA DAN PERDAGANGAN Apa yang Dijual? Perusahaan Jasa Fee atas proses Pelayanan Perusahaan Dagang

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA

TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA (Anggaran) Disusun Oleh : Nama : Musafak NPM : 35412164 Kelas Dosen : 3ID08 : Sudaryanto, MSC, DR.IR. FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI. Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul Modul menjelaskan arus biaya dalam perusahaan manufaktur,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Anggaran Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi menurut M. Munandar (2001 : 1) mengemukakan pengertian

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak KEWIRAUSAHAAN - 2 Modul ke: LAPORAN KEUANGAN Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN. Budi Sulistyo

LAPORAN KEUANGAN. Budi Sulistyo LAPORAN KEUANGAN Budi Sulistyo LAPORAN KEUANGAN Laporan yang menunjukkan aktivitas perusahaan sehari - hari Laporan yang memberikan informasi tentang kebutuhan dana perusahaan untuk beroperasi Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

ANGGARAN INDUK (Master Budget)

ANGGARAN INDUK (Master Budget) INDUK (Master Budget) A. Definisi Secara umum Anggaran adalah merupakan rencana keuangan yang telah disepakati untuk dilaksanakan bersama. Definisi anggaran menurut para penulis : [] Anggaran (budget)

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan 113 BAB 7 ANGGARAN KAS

Penganggaran Perusahaan 113 BAB 7 ANGGARAN KAS Penganggaran Perusahaan 113 BAB 7 ANGGARAN KAS A. Anggaran Kas Kas merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kelancaran aktivitas perusahaan. Jumlah kas yang ada kurang atau lebih dapat berakibat

Lebih terperinci

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Beberapa istilah anggaran kas Anggaran Kas disebut juga sebagai: o Anggaran Perubahan Kas o Anggaran Penggunaaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Perencanaan Keuangan Jangka Panjang Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Perencanaan Keuangan Berkaitan dengan

Lebih terperinci

Anggaran dan Siklus Anggaran

Anggaran dan Siklus Anggaran ANGGARAN INDUK DAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN Anggaran dan Siklus Anggaran Anggaran Pernyataan Kuantitatif Dari Suatu Rencana Kegiatan Yang Dibuat Manajemen Untuk Periode Tertentu Alat Yang Membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Manfaat Anggaran bagi Manajemen Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Manfaat Anggaran bagi Manajemen Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1. Manfaat Anggaran bagi Manajemen Perusahaan Penggunaan anggaran di dalam perusahaan akan mendapatkan beberapa manfaat yang cukup besar, antara lain sebagai berikut ini: (1) Terdapatnya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI BAB I HARGA POKOK PRODUKSI A. Definisi Harga Pokok Produksi Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Suatu perusahaan

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

Media Infokom, CV Neraca per 31/12/00

Media Infokom, CV Neraca per 31/12/00 Neraca per 31/12/ Harta Harta Lancar Kas Rp 91.647, Piutang Dagang Rp, Dikurangi: Cadangan untuk Hutang Macet Inventaris Dagang 1. Biaya Dibayar di Muka - Asuransi 6 Nota Bayar Jumlah Harta Lancar Rp 93.247,

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS )

AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS ) AKTIVA TETAP AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS ) MEMPUNYAI MASA GUNA LEBIH DARI 1 PERIODE AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE FIXED ASSET) Mempunyai bentuk fisik, dpt dikenali melalui panca indra MEMPUNYAI

Lebih terperinci

Deposito Berjangka. Cadangan Piutang Ragu-ragu. Piutang Lain-lain - Penjualan Aktiva Tetap. Piutang Lain-lain - Lainnya

Deposito Berjangka. Cadangan Piutang Ragu-ragu. Piutang Lain-lain - Penjualan Aktiva Tetap. Piutang Lain-lain - Lainnya Kelompok 2 (29C): 1. Agatha Nike Primarini Widhi M 2. Fitria Melynsyah Yusuf 3. Intanika Wahyu Hidayati 4. Lestari Suci Karyani Tugas Sistem Informasi Akuntansi Contoh Coding pada PT. Industri Krupuk Renyah

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Sistem Biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Anggaran 1. Anggaran Definisi anggaran ada bermacam-macam tetapi mempunyai karakterisrik yang hampir mirip, berikut salah satu definisi anggaran dari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

HARGA POKOK PRODUKSI

HARGA POKOK PRODUKSI HARGA POKOK PRODUKSI Suatu perusahaan perlu menetukan harga pokok bagi produksi yang dihasilkan, karena harga pokok itu merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi penentuan harga jual dasar penentuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas MATERI K.D 1.5 Kompetensi Dasar : 1.5 Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Kegiatan akhir dari proses akuntansi perusahaan dagang di antaranya adalah membuat laporan keuangan. Secara umum komponen

Lebih terperinci

Kas merupakan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi perusahaan.

Kas merupakan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi perusahaan. Prakiraan dan Perencanaan Keuangan Arus Kas Dalam Perusahaan Analisis Sumber dan Penggunaan Dana Perencanaan Keuangan Perencanaan Keuangan dan Perencanaan Strategis Arus Kas Dalam Perusahaan Kas merupakan

Lebih terperinci

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BIAYA OVERHEAD PABRIK Pert 14 BIAYA OVERHEAD PABRIK T E A M T E A C H I N G U N I V E R S I T A S I S L A M M A L A N G 2016 Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id DEPRESIASI PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada periode tertentu yang berguna untuk evaluasi dan perencanaan. Laporan

Lebih terperinci

AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA. Dasar Akuntansi 1

AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA. Dasar Akuntansi 1 AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA Dasar Akuntansi 1 1 Definisi Akuntansi; Dari sudut Pemakai: Suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi

Lebih terperinci

Contoh Soal Laporan Keuangan. Pada tanggal 31 Desember 2010 Perusahaan Jasa Laundry Necis menyajikan data sebagai berikut:

Contoh Soal Laporan Keuangan. Pada tanggal 31 Desember 2010 Perusahaan Jasa Laundry Necis menyajikan data sebagai berikut: Contoh Soal Laporan Keuangan Pada tanggal 31 Desember 2010 Perusahaan Jasa Laundry Necis menyajikan data sebagai berikut: Dari data di atas, buatlah: 1. Laporan laba rugi 2. Laporan Perubahan Modal 3.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: Penganggaran Perusahaan Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Dr. Aries Susanty, ST.

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA JOB COSTING ( HARGA POKOK PESANAN )---B.Linggar Yekti Nugraheni JOB COSTING. Job Costing Operation Costing Process Costing

AKUNTANSI BIAYA JOB COSTING ( HARGA POKOK PESANAN )---B.Linggar Yekti Nugraheni JOB COSTING. Job Costing Operation Costing Process Costing JOB COSTING METODE PRODUKSI DAN SISTEM AKUNTANSI Accounting System Job Costing Operation Costing Process Costing Type of Production Contraction Clothing Oil refinery Movie Studios Automobiles Paper Hospitals

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Istilah anggaran sudah lama dikenal dalam dunia usaha, tetapi rumusan dari suatu anggaran akan sangat bervariasi tergantung dari besar kecilnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

Motif Penahanan Kas John Maynard Keynes

Motif Penahanan Kas John Maynard Keynes MANAJEMEN KAS Pengertian Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Manajemen modal kerja adalah salah satu aktivitas penting dalam mengelola perusahaan. Pengelolaan modal kerja yang baik akan menentukan keberlangsungan operasional perusahaan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER dan DAFTAR ISI Halaman LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan Posisi Keuangan... 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci

IV. PENYESUAIAN. Universitas Gadjah Mada

IV. PENYESUAIAN. Universitas Gadjah Mada IV. PENYESUAIAN mencatat (menjurnal dan mengakunkan) data-data transaksi akhir tahun sehingga jumlah yang terdapat dalam tiap rekening sesuai dengan kenyataannya. Manfaat penyesuaian: 1. Kepraktisan Jika

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

GAMBARAN MENGENAI PERGERAKAN DAN KECENDERUNGAN SERTA MEMBERIKAN PETUNJUK YANG BERHARGA DI DALAM RANGKA MEMPREDIKSI MASA DATANG.

GAMBARAN MENGENAI PERGERAKAN DAN KECENDERUNGAN SERTA MEMBERIKAN PETUNJUK YANG BERHARGA DI DALAM RANGKA MEMPREDIKSI MASA DATANG. LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF LANGKAH AWAL YANG BAIK DALAM MELAKUKAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ADALAH DENGAN MENYAJIKAN LAPORAN KEUANGAN SECARA KOMPARATIF, MISALNYA UNTUK DUA ATAU TIGA TAHUN ATAU LEBIH.

Lebih terperinci

(OVERVIEW) LAPORAN KEUANGAN & SIKLUS AKUNTANSI

(OVERVIEW) LAPORAN KEUANGAN & SIKLUS AKUNTANSI PENGANTAR AKUNTANSI 1 (OVERVIEW) LAPORAN KEUANGAN & SIKLUS AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNISMUH MAKASSAR 2010 Faidhul Adziem Pengertian Akuntansi Secara umum Akuntansi adalah sistem

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN PERTEMUAN II Elty Sarvia Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung 1 LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Manajemen Keuangan PERENCANAAN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Manajemen Keuangan PERENCANAAN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Manajemen Keuangan PERENCANAAN KEUANGAN Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen S1 04 Kode MK? Abstract Berdasarkan hasil analiasa biaya modal

Lebih terperinci

BAB I AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI

BAB I AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI BAB I AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI Uji Kompetensi Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Pernyataan-pernyataan tentang akuntansi berikut ini benar, kecuali.. a. Akuntansi adalah bahasa bisnis b.

Lebih terperinci

II. UNIT USAHA DAN LAPORAN KEUANGAN

II. UNIT USAHA DAN LAPORAN KEUANGAN II. UNIT USAHA DAN LAPORAN KEUANGAN Pengertian Perusahaan: organisasi kegiatan ekonomi ( menghasilkan produk barang dan jasa) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. dijalankan oleh manajemen untuk mengelola

Lebih terperinci

SAK Alat pembayaran yang bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum

SAK Alat pembayaran yang bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum KAS (CASH) PENGERTIAN SAK Alat pembayaran yang bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan Zaki Baridwan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai satuan ukuran dalam akuntansi Kas yaitu

Lebih terperinci

BAB 6 ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB 6 ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK Penganggaran Perusahaan 95 BAB 6 ANGGARAN BIAYA OERHEAD PABRIK A. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi 3 yaitu: 1. Penggolongan biaya overhead menurut sifatnya.

Lebih terperinci

FORMAT FULL PROPOSAL BUSINESS PLAN

FORMAT FULL PROPOSAL BUSINESS PLAN FORMAT FULL PROPOSAL BUSINESS PLAN 1.0. Informasi Umum Perusahaan 1.1. Visi (Nama Usaha) Misi (Nama Usaha) 1.2. Tujuan Strategis Perusahaan, adalah : 1.3. Lokasi dan Fasilitas Perusahaan Lokasi Perusahaan

Lebih terperinci

Modul Tujuh: ASPEK KEUANGAN

Modul Tujuh: ASPEK KEUANGAN Modul Tujuh: ASPEK KEUANGAN SASARAN-SASARAN BELAJAR Merancang jumlah kebutuhan dan sumber permodalan untuk menjalankan usaha; Menyusun proyeksi kinerja keuangan perusahaan; Menganalisis kelayakan perusahaan

Lebih terperinci

Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET

Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET Berikut ini adalah beberapa kebijakan PT Jaya terkait penyusunan budget

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang

Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang Laporan Rugi Laba Laporan Rugi Laba Perusahaan Dagang Neraca Neraca Perusahaan Dagang Laporan Perubahan Modal Contoh: Berdasarkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BENGKULU

UNIVERSITAS BENGKULU Makalah Penganggaran Penyusunan Anggaran Perusahaan Dagang Di Susun Oleh : Chyntia Aprilia Fevti Farina Firman Setiawan Ginanjar L. Fajar Sulaiman Dosen Pembimbing : Ibu Halimatusyadiah, SE.M.Si.Ak. PROGRAM

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI PENGANTAR AKUNTANSI GAMBARAN UMUM AKUNTANSI Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan

Lebih terperinci

BAB 7 AKUNTANSI untuk PENJUALAN ANGSURAN

BAB 7 AKUNTANSI untuk PENJUALAN ANGSURAN BAB 7 AKUNTANSI untuk PENJUALAN ANGSURAN Pengertian Penjualan Angsuran Perhitungan dan Pencatatannya Perlakuan Akuntansi Lainnya Pembatalan Penjualan Angsuran Penjualan Angsuran untuk Barang Bergerak dan

Lebih terperinci

Oleh. Erfin Winda Sari

Oleh. Erfin Winda Sari MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN MANAJEMEN KAS Oleh Erfin Winda Sari 130803104022 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2015-2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah, karena atas Rahmat dan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Cost Systems and Cost Accumulation. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Akuntansi Biaya. Cost Systems and Cost Accumulation. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Akuntansi Biaya Modul ke: Cost Systems and Cost Accumulation Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ellis Venissa, MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Kemampuan yang diharapkan Mampu menjelaskan arus

Lebih terperinci

NET PROFIT: Penjualan : 40 Biaya : 26-14

NET PROFIT: Penjualan : 40 Biaya : 26-14 6. RENCANA KEUANGAN (Finansial Plan) 6.1. PRoyeksi Laporan Laba Rugi Laporan rugi laba (income statement atau profit and loss statement/ P&L) adalah "gambaran bergerak" yang menggambarkan kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 10 Full Costing Dan Direct Costing

BAB 10 Full Costing Dan Direct Costing BAB 10 Full Costing Dan Direct Costing Tujuan : 1. Menguraikan konsep penetapan biaya obsorpsi dan biaya variabel 2. Menguraikan dan mengilustrasikan pelaporan laba menurut penetapan biaya Obsorpsi dan

Lebih terperinci

ANGGARAN PERUSAHAAN DAGANG. Dosen Pengampu : Drs. Sukardi Ikhsan, M.Si. Disusun Oleh:

ANGGARAN PERUSAHAAN DAGANG. Dosen Pengampu : Drs. Sukardi Ikhsan, M.Si. Disusun Oleh: ANGGARAN PERUSAHAAN DAGANG Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penganggaran Dosen Pengampu : Drs. Sukardi Ikhsan, M.Si. Disusun Oleh: 1. Niken Asyifaekasiwi 7211413156 2. Revinda Aryandika Utari 7211413157

Lebih terperinci

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 Menjelaskan aktivitas perusahaan manufaktur Mencatat aliran biaya manufaktur Menjelaskan pengertian harga pokok produksi dan harga

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatam perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si SIKLUS AKUNTANSI Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan tsb. Perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA JANGKA PENDEK ANDRI HELMI M, SE., MM

MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA JANGKA PENDEK ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA JANGKA PENDEK ANDRI HELMI M, SE., MM Pengertian Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam waktu dekat dapat

Lebih terperinci

ANGGARAN LABA DAN PERAN PENTINGNYA

ANGGARAN LABA DAN PERAN PENTINGNYA ANGGARAN LABA ANGGARAN LABA DAN PERAN PENTINGNYA Secara umum tujuan didirikannya setiap perusahaan adalah untuk menghasilkan laba. Untuk dapat menghasilkan laba usaha, setiap perusahaan harus memiliki

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

Membuat Bagan Akun (Chart Of Account)

Membuat Bagan Akun (Chart Of Account) Membuat Bagan Akun (Chart Of Account) Persyaratan bagan akun standar perusahaan adalah salah satu faktor paling penting dalam keputusan proses seleksi software. Persyaratan bagan akun buku besar harus

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Tabel 3. 1 Lampiran Neraca PT. Kimia Farma Medan Periode 2003 NERACA PER 31 DESEMBER 2003 LANCAR K a s 75,900.00 Pihak yg mempunyai hub.istimewa Jumlah Kas 75,900.00 PT. (Persero) Indo Farma 7,718,415,530.00

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual URAIAN MATERI A. Pengertian Akuntansi Dagang Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang aktivitas utamanya adalah membeli, menyimpan dan menjual kembali barang-barang dagang tanpa memberi nilai tambah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba

Lebih terperinci