ASSESMEN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
|
|
- Yulia Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ASSESMEN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Assesment dalam Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu: Dr. Rita Eka Izzaty, M. Si dan Dr. Budi Astuti, M. Si Disusun Oleh: Moh Khoerul Anwar, S. Pd PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2 SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH ASSESMEN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Langkah Assesmen merupakan hal penting dalam layanan BK. Assesmen terdiri dari dua jenis yaitu assesmen tes dan non tes. Jelaskan perbedaaan assesmen tes dan non tes! Bandingkan kelebihan dan kelemahan assesmen tes dan non tes! Gantina, dkk (2011) menjelaskan bahwa assesmen adalah proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya. Hal tersebut guna mengetahui potret tentang individu tersbut. Federation for Children with Special Need menjelaskan bahwa macam-macam assesmen terdiri dari penilaian formal dan penilaian informal. Dengan istilah lain, assesmen tes dan assesmen non tes. Penilaian formal (assesmen tes) (Federation for Children with Special Need dan Anastasi dan Urbina, 2007) adalah alat ukur yang objektif dan dibakukan atas sampel perilaku tertentu yang telah tervalidasi dan di uji menggunakan sampel dari kelompok tes dimaksudkan. Lebih lanjut Zainul dan Nasution (2001) tes didefinisikan sebagai pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang suatu atribut pendidikan atau suatu atribut psikologis tertentu. Sedangkan assesmen informal (assesmen non tes) (Federation for Children with Special Need dan Gantina, dkk, 2011) menunjukan bahwa assemen non tes termasuk observasi, wawancara, ulasan catatan, dan ulasan kinerja yang kurang terstruktur dari penilaian formal dan tidak dapat divalidasi atau diuji untuk keandalan. Assesmen non tes ini yang sering dikembangkan oleh para konselor. Drummond dan Jones (2006) menjelaskan bahwa assesmen dapat dikembangkan. Adapun langkah-langkah mengembangkan adalah sebagai berikut menentukan kebutuhan, mendefinisikan objek dan parameter tes, melibatkan masukan penasihat komite, menulis pentanyaan, melakukan uji lapangan, mengulas item, merakit salinan akhir dan mengamankan data teknis yang diperlukan. Dengan mengembangkan instrumen atau alat assesmen, maka guru BK dapat berkarya secara produktif dalam menggunakan assesmen yang tepat untuk digunakan pada tempatnya bekerja. Dengan kata lain, perbedaan assesmen tes terletak pada bentuk instrumen yang telah tervalidasi dan terstruktur serta telah di ujikan pada sampel perilaku tertentu. Sedangkan bentuk instrumen assesmen non tes kurang terstruktur dan tidak harus di validasi terlebih dahulu. Assesmen non tes lebih relatif sederhana dan mudah di pelajari. Kelemahan dan kelebihan dari masing-masing assesmen adalah sebagai berikut; 1
3 Kelebihan dari assemen tes (Anastasi dan Urbina, 2007) adalah terstruktur, terstandar dan telah di ujikan pada perilaku tertentu sesuai dengan fungsi dari tes tersebut. Selain itu, assesment tes telah di ujikan selama bertahun-tahun sehingga keandalan dan ke validannya sudah tidak di ragukan kembali. Sedangkan kelemahan assesmen tes adalah SDM yang dirasa belum memiliki ke ahlian (expert) tidak dapat digunakannya. Selain itu, untuk dapat menggunakan assesmen tes harus memiliki kemampuan dan izin seperti memiliki kartu IIBKIN, profesi psikolog dan lainnya. Kelebihan dari assesmen non tes (Gantina, dkk, 2011) adalah assesmen yang banyak digunakan oleh para guru BK. Hal ini karena prosedur perancangannya, pengadministrasian, pengolahan, analisis, dan penafsirannya relatif lebih sedarhana sehingga lebih mudah untuk difahami dan dipelajari. Sedangkan kelemahan dari assesmen non tes adalah pada penggunaan dan menginterpretasikan data. Karena instrumen yang digunakan tidak terstandar sehingga dalam menginterpretasikan sering terjadi kesalahan atau menginterpretasikan hasil assesment tersebut berbeda atau kurang tepat. Terkadang hal tersebut terjadi di lapangan, sehingga hal tersebut menjadi bagian kelemahan assesmen non tes. 2. Salah seorang mahasiswa peserta PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) mendapatkan skor IQ di bawah rata-rata. Mahasiswa tersebut merasa hasilnya tidak sesuai dengan keadaannya. Langkah apa yang dapat dilakukan oleh mahasiswa tersebut? Bagaiamana cara tester mengkomunikasikan hasil tes intellegensi tersebut? Anastasi dan Urbina (2007) menjelaskan bahwa IQ adalah ekspresi dari tingkat kemampuan individu pada saat tertentu, dalam hubungan dengan norma usia tertentu. Tak satupun tes intellegensi dapat menunjukan sebab-sebab kinerja seseorang. Artinya bahwa IQ atau intellegensi seseorang dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan dan kondisi tertentu. Bilamana mahasiswa tersebut lulus PIMNAS lalu secara skor tes intellegensi di bawah rata-rata maka konselor atau tester perlu mengecek hasil dari tes bakat (berfikir verbal, numerikal, skolastik, berfikir abstrak, berfikri mekanik, kecepatan dan ketelitian, relasi dan pemahaman). Dari hasil tersebut dapat dicocokkan hasilnya, jika mahasiswa tersebut memiliki hasil yang baik maka hasil tes intellegensi tersebut kurang tepat. Hal ini dimungkinkan karena keadaan saat tes kurang fit, tidak sehat, sakit, atau sedang memikirkan masalah tertentu sehingga hasil tes intellegensi tersebut belum dapat menggambarkan mahasiswa tersebut. 2
4 3. Seorang siswi datang untuk melakukan konseling. Siswi tersebut menyampaikan masalahnya bahwa dirinya memiliki kecenderungan menyukai sesama jenis. Dia suka dengan guru perempuannya. Dia sulit untuk lepas dari perasaan cintanya kepada gurunya tersebut meskipun sudah berusaha. Konseli juga menceritakan bahwa dia membenci ayahnya karena ayahnya berselingkuh dan melakukan kekerasan fisik (KDRT) pada ibunya. a. Bagaiman teknik interview yang efektif dapat digunakan terhadap kasus ini? Masalah yang di hadapi oleh siswi tersebut adalah masalah yang muncul berkenaan dengn keadaan lingkungannya dalam hal ini adalah keluarga dan lingkungan sekolah. Hays, D. G (2013) menjelaskan bahwa assesmen yang digunakan untuk menguji hubungan interpersonal khususnya yang berkaitan dengan pasangan dan keluarga. Teknik yang digunakan adalah konseling keluarga. Sebelum melangkah mewawancarai siswi tersebut, setidaknya (interviewer) memiliki beberapa kemampuan berikut yakni kemampuan mengekpresikan kata-kata; memilih kata dan jenis pertanyaan (terbuka, tertutup, netral, menjurus); Kemampuan untuk mendengar; dan Bahasa Tubuh (kontak mata, cara duduk, ekspresi wajah, personal space, personal appearance, suara). Hal ini, supaya siswi tersebut nyaman dan merasa difahami serta merasa di mengerti oleh interviewer. Teknik interview yang efektif dapat digunakan terhadap kasus ini adalah openended questions (pewawancara di harapakan mampu membuka pertanyaan terbuka seperti bagaimana keadaanmu saat ini? Sejauhmana kamu membenci ayahmu? Apa yang telah membuatmu suka pada sesama jenis, adakah pengalaman atau contoh dari salah satu anggota keluargamu?); affirmations responses (pemberian respon terhadap siswa seperti saya dapat memahami, kamu tampak kecewa dengan ayahmu yang telah menyakiti ibumu, saya dapat memahami, sepertinya berat kamu menjalani hidup ini karena suka dengan sesama jenis tapi tampak itu bukan nilai yang di anut oleh negara ini ); reflective listening (pernyataan-pernyataan yang bersifat refelktif atau pantulan seperti apakah ada perubahan antara dirimu yang dulu dan sekarang? Perubahan apa yang muncul dalam dirimu?), dan summary statement (pernyataan simpulan seperti saya dapat memahami bahwa kejadian ini bermula dari keluarga yang secara terus menerus sehingga membuatmu benci ayahmu, saya rasa ini berkaitan dengan pengalamanmu di masa lalu sehingga kamu menyukai sesama jenis di bandingkan lawan jenis) 3
5 b. Bagaiman proses assesmen dilakukan (dari mulai orientasi masalah, identifikasi masalah, alternatif solusi, pengambilan keputusan, hingga evaluasi terhadap solusi yang efektif)? Penulis rasa, assesmen yang di lakukan akan berkaitan dengan teori konseling yang akan digunakan dalam membantu masalah siswi tersebut. Proses assesmen assesmen yang dilakukan menurut Hay D G (2013) menjelaskan bahwa proses assesmen meliputi 4 hal yakni seleksi tes, seleksi administrasi, interpretasi tes dan Communication of Fundings. Keempat hal tersebut yang perlu dan harus ada selama proses assesment. Pada saat orientasi masalah, siswa difahamkan untuk mengenali masalah-masalah yang ada pada dirinya, pengalamannya di masa yang lalu, hubungannya dengan keluarganya dan perlakuan keluarganya di masa kecil. Setelah siswi tersebut dapat di fahami beberapa hal tersebut, kemudian konselor atau guru BK mengarahkan siswi tersebut untuk mengidentifikasi masalah yang di alaminya. Untuk melakukan kedua hal tersebut, mengenali dan mengidentifikasi masalah peran konselor atau guru BK sangat penting. Tereksplorasinya masalah siswi tersebut tergantung konselor atau guru BK tersebut membimbing dan membantu mengarahakan siswi tersebut dengan pertanyaanpertanyaan yang membantu kesadaran siswi tersebut. Pada tahap selanjutnya adalah memberikan alternatif-alternatif solusi yang telah siswi temukan berdasarkan bantuan dari konselor atau guru BK. Alternatif-alternatif solusi yang telah di temukan, konselor membantu untuk memahami konsekwensi dari masing-masing konsekwensi yang akan di ambilnya. Setelah siswi tersebut dapat memahami konsekwensinya, maka konselor mengarahkan siswi tersebut agar mengambil keputusan sesuai dengan kemampuan dirinya tanpa ada paksaan dari siapapun. Selanjutnya, konselor mengevaluasi apakah solusi yang telah di ambil tersebut telah tepat bagi siswa tersebut? Lalu bagaimana perkembangan siswa saat ini, sudah ada perubahan apa?. Konselor berperan sebagai pengarah dan pembimbing untuk membantu masalah siswa sehingga siswa akan terbangun kesadarannya dan muncul perubahan ke arah yang lebih baik. Adapun teori konseling yang akan digunakan adalah teori gestalt. Unfinished business yang muncul dalam masalah ini adalah ia membenci ayahnya ayahnya berselingkuh dan melakukan kekerasan fisik (KDRT) pada ibunya. 4
6 4. Kesulitan guru BK adalah menindak lanjuti dan mengevaluasi hasil assesmen dari siswa baik tes maupun non tes. Bagaimana upaya guru BK untuk menyelesaikan kesulitan tersebut! Menurut saya, setelah melakukan assesmen tugas guru BK adalah melakukan upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya (permendikbud, no 111, 2014). Dari hal tersebut tmapak jelas bahwa sejauh mana guru BK mampu mengarahkan siswa agar tercapai kemandirian dalam kehidupannya sehingga masalah yang di hadapi olehnya dapat teratasi dengan sendirinya. Adapun upaya yang perlu dilakukan guru BK atau konselor setelah melihat hasil assesment adalah kembali pada tujuan dari evaluasi (Oguniyi, 1984) yaitu menentukan efektivitas relatif dari program dalam hal output perilaku siswa untuk membuat keputusan yang dapat diandalkan tentang perencanaan pendidikan; memastikan layak waktu, energi dan sumber daya yang diinvestasikan dalam sebuah program; mengidentifikasi pertumbuhan siswa atau kurangnya pertumbuhan dalam memperoleh pengetahuan yang diinginkan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai sosial; membantu guru menentukan efektivitas teknik pengajaran mereka dan bahan pembelajaran; membantu memotivasi siswa untuk ingin mempelajari lebih lanjut karena mereka menemukan kemajuan mereka atau kurangnya kemajuan dalam tugas-tugas yang diberikan; mendorong siswa untuk mengembangkan rasa disiplin dan kebiasaan belajar yang sistematis; memberikan administrator pendidikan dengan informasi yang memadai tentang efektivitas guru dan kebutuhan sekolah; memperkenalkan orang tua atau wali dengan penampilan anak-anak mereka; mengidentifikasi masalah yang mungkin menghambat atau mencegah pencapaian tujuan yang ditetapkan; memprediksi kecenderungan umum dalam pengembangan proses belajar-mengajar; memastikan manajemen ekonomis dan efisien sumber daya yang langka; memberikan dasar obyektif untuk menentukan promosi siswa dari satu kelas ke serta penghargaan lain sertifikat; dan memberikan hanya dasar untuk menentukan pada tingkat apa pendidikan yang pemilik sertifikat harus memasukkan karier. Dengan kembali pada tujuan evaluasi, maka guru BK atau konselor akan melakukan langkah-langkah untuk menindaklanjuti hal-hal yang ada pada hasil assesmen tersebut. Selanjutnya Stone dan Dahir, 2007 (Gysbers dan Henderson, 2012) menyatakan bahwa dalam evaluasi perlu menggunakan 6 langkah (MEASURE) yaitu mission (tujuan dari program-program yang telah ditetapkan), element (mengidentifikasi dan menguji 5
7 untuk meningkatkan perencanaan sekolah), analyze (menentukan hambatan-hambatan yang berdampak pada prestasi siswa), stakeholders-unite (menyediakan informasi untuk para pemangku kebijakan sehingga akan fokus pada intervensi, pengembangan timeline dan mengidentifikasi tanggung jawab), result (menganalisis dan menfokuskan ulang pada pendeskripsian selama proses keberlangsungan program) dan educate (mempublikasikan hasil laporan sehingga menjadi bahan atau dasar dalam penyusunan program berikutnya). Jika konselor atau guru BK dapat melakukan MEASURE dengan baik, maka tidak akan menutup kemungkinan adanya kesulitan dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Anastasi dan Urbina. (2007). Tes Psikologi. Jakarta: Indexs. Drummond dan Jones. (2006). Assesment Prosedure for Counselors and Helping Profesionals. US: Pearson. Federation for children with special need. Assesment. Boston: Massachusetts University. Gantina K, Eka W, dan Karsih. (2011). Assesmen teknik nontes dala perspektif BK komprehensif. Jakarta: Indexs. Gysbers dan Henderson. (2012). Developing and Managing: Your School Guidance and Counseling Program. Alexandria: ACA Hays. Danica, G. (2013). Assesment in Counseling. Alexandria: ACA Wiley. Ogunniyi, M. B. (1984) Educational Measurement and Evaluation. Longman Nig. Mc. Ibadan Permendikbud. (2014). Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Zainul & Nasution. (2001). Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti 6
ASSESMEN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
ASSESMEN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Tambahan Mata Kuliah Assesment dalam Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu: Dr. Rita Eka Izzaty, M. Si dan Dr. Budi Astuti,
Lebih terperinciJurnal Bimbingan Konseling
Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016) Jurnal Bimbingan Konseling http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk MODEL EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Lebih terperinciKeterampilan Konseling. (Attending, Bertanya, Empati, Pemusatan)
Keterampilan Konseling (Attending, Bertanya, Empati, Pemusatan) Pertanyaan : Apa komentar bapak dan ibu terkait dengan tayangan film Babies tadi? Kecenderungan mana yang bapak dan ibu pilih: 1. Bayi
Lebih terperinciAKUNTABILITAS MODEL BRIDGE UNTUK KONSELOR SEKOLAH
Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 313-318 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 AKUNTABILITAS MODEL BRIDGE UNTUK KONSELOR
Lebih terperinciASESMEN DALAM BK PPT 3 1
ASESMEN DALAM BK PPT 3 1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014 1 KOMPETENSI DAN INDIKATOR Memahami pengertian,
Lebih terperinciPERAN PENGAWAS BK UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 137-143 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 PERAN PENGAWAS BK UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS
Lebih terperinciPROFESIONALISME KONSELOR : EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SEKOLAH
PROFESIONALISME KONSELOR : EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SEKOLAH Agus Supriyanto Email: agus.supriyanto@bk.uad.ac.id Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad
Lebih terperinciPENGENALAN MODEL JEMBATAN AKUNTABILITAS: SEBUAH KERANGKA EVALUASI PROGRAM UNTUK KONSELOR SEKOLAH
PENGENALAN MODEL JEMBATAN AKUNTABILITAS: SEBUAH KERANGKA EVALUASI PROGRAM UNTUK KONSELOR SEKOLAH Wahyu Nanda Eka Saputra Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang email: wahyu.kons@gmail.com Abstract
Lebih terperinciUJIAN AKHIR SEMESTER. Mata Kuliah Pengembangan Bimbingan dan Konseling Belajar Dosen Pengampu: Dr. Muh Farozin, M.Pd & Dr. Muh Nur Wangid, M.
UJIAN AKHIR SEMESTER Mata Kuliah Pengembangan Bimbingan dan Konseling Belajar Dosen Pengampu: Dr. Muh Farozin, M.Pd & Dr. Muh Nur Wangid, M. Si Oleh Moh Khoerul Anwar, S. Pd (14713251002) PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBK KELOMPOK Diana Septi Purnama INTEGRASI FAKTOR TERAPEUTIK
BK KELOMPOK Diana Septi Purnama Email: dianaseptipurnama@uny.ac.id INTEGRASI FAKTOR TERAPEUTIK Penyelidikan kedalam faktor konselor dalam kelompok konseling dimulai dengan alasan dasar bahwa pencerminan
Lebih terperinciMEMAHAMI INDIVIDU DENGAN TEKNIK NON TES (Observasi dan Wawancara)
MEMAHAMI INDIVIDU DENGAN TEKNIK NON TES (Observasi dan Wawancara) PETA KOGNITIF PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani Menyelenggarakan Bimbingan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai pelaksanaan layanan bimbingan karir kelas XII di SMK NU 01 Kendal Tahun Ajaran 2014/2015, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL
STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL Irvan Budhi Handaka Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan individu memperoleh informasi yang berguna untuk memahami bakat dan potensi pada dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Dimana biasanya anak mulai memasuki dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam
15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pengembangan
Lebih terperinciBIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA
BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA Dra. Gantina Komalasari, M.Psi Email : gantina_komalasari@yahoo.com Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta I. Pendahaluan Meskipun
Lebih terperinciTUGAS INSTRUMEN BIMBINGAN DAN KONSELING EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING
TUGAS INSTRUMEN BIMBINGAN DAN KONSELING EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu : Prof. Dr. Edi
Lebih terperinciPaket Pelatihan untuk Guru BK SMA/SMK se-kabupaten Sleman. Analisis Kebutuhan Permasalahan Siswa dengan Daftar Cek Masalah
Paket Pelatihan untuk Guru BK SMA/SMK se-kabupaten Sleman Analisis Kebutuhan Permasalahan Siswa dengan Daftar Cek Masalah Pertanyaan yang harus dijawab? Apa sih yang diharapkan Siswa kepada Guru Bimbingan
Lebih terperinciSTUDI EKPLORASI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG BIDANG LAYANAN PRIBADI, SOSIAL, BELAJAR DAN KARIR
1 STUDI EKPLORASI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG BIDANG LAYANAN PRIBADI, SOSIAL, BELAJAR DAN KARIR Moh Khoerul Anwar Khoerul29@gmail.com Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Yulia Rahmatika Aziza
Lebih terperinciFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA SILABUS
SILABUS 1. Nama Mata Kuliah : 2. Kode Mata Kuliah : PBK 220 3. SKS : 2 SKS (1 Teori dan 1 Praktik) 4. Dosen : Fathur Rahman, M. Si Sugiyatno, M. Pd 5. Program Studi : Bimbingan dan 6. Prasyarat : Tidak
Lebih terperinciASSESMEN PSIKOLOGIS. Dra. Hj. SW. Indrawati, M.Pd., Psi. Oleh : UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ASSESMEN PSIKOLOGIS Oleh : Dra. Hj. SW. Indrawati, M.Pd., Psi. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA RASIONAL STANDAR KOMPETENSI KONSELOR A. MEMAHAMI SECARA MENDALAM KONSELI YANG HENDA DILAYANI B. MENGUASAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen program bimbingan dan konseling merupakan siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Siklus tersebut senantiasa saling berkaitan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Bandung yang beralamat di Jalan Belitung No. 8 Kota Bandung. Populasi penelitian adalah siswa berbakat
Lebih terperinciPREDIKSI SOAL UJI KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING 2015
PREDIKSI SOAL UJI KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING 2015 1. Assessmen dalam kerangka kerja bimbingan dan konseling memiliki kedudukan strategis karena memiliki kedudukan sebagai fondasi dalam perancangan
Lebih terperinciOleh : Sugiyatno, M.Pd
Oleh : Sugiyatno, M.Pd Dosen PPB/BK- FIP- UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA sugiyatno@uny.ac.id Sugiyatno. MPd Jln. Kaliurang 17 Ds. Balong, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Hp. 08156009227 Beriman
Lebih terperinciKonstruksi Alat Ukur Psikologi
MODUL PERKULIAHAN Konstruksi Alat Ukur Psikologi Pengantar Tes dan Pengukuran Psikologi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 61032 Dian Misrawati, M.Psi Psikolog
Lebih terperinciKonsep Dasar Mutu Sistem Manajemen Layanan dan Bimbingan. Kuliah XIV / 2007
Konsep Dasar Mutu Sistem Manajemen Layanan dan Bimbingan Kuliah XIV / 2007 Mutu Layanan B&K Mutu layanan B&K adalah layanan bimbingan dan konseling yang mampu memenuhi apa yang diharapkan oleh pemakai
Lebih terperinciKONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA. Pertemuan kedua...
KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA Pertemuan kedua... Pengertian Tes Tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang tingkah laku atau hasil belajar siswa (Elliott, 1999) Tes
Lebih terperinciPengertian Pengukuran
KONSEP DASAR TES Pengertian Pengukuran Proses untuk mengkuantifikasikan suatu gejala/atribut kuantifikasi terhadap karakteristik manusia melalui prosedur dan aturan yang sistematis Pemaknaan angka sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Korelasional. Menurut Azwar (2012) Penelitian Korelasional merupakan penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauh
Lebih terperinciTes Inventori. Pengertian, Kegunaan dan Metode Tes Kepribadian MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 07
MODUL PERKULIAHAN Tes Inventori Pengertian, Kegunaan dan Metode Tes Kepribadian Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Psikologi Psikologi 07 A61616BB Riblita Damayanti S.Psi., M.Psi Abstract
Lebih terperinciVIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR
VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR PETUNJUK 1. Kumpulkan dokumen perangkat pelayanan BK dari guru BK/Konselor sebelum pengamatan pembelajaran, cacatan hasil pengamatan selama dan sesudah pelayanan
Lebih terperinciARTIKEL. Pengembangan Modul Keterampilan Konseling untuk Meningkatkan Kinerja Guru Pembimbing di Yogyakarta
1 Pendidikan ARTIKEL Pengembangan Modul Keterampilan Konseling untuk Meningkatkan Kinerja Guru Pembimbing di Yogyakarta Rosita Endang Kusmaryani, M.Si Rita Eka Izzaty, M.Si,Psi Agus Triyanto, M.Pd UNIVERSITAS
Lebih terperinciRulof Melmambessy Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Ambon
PELAKSANAAN PROSES PEMINATAN BERDASARKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK Rulof Melmambessy Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Ambon E-mail: rulof.melmambessy@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peserta didik/konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Pada Pasal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bimbingan dan Konseling dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI) Nomor 111 Tahun 2014 pasal 1 ayat (1) dikemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari Guidance dan Counseling dalam bahasa Inggris. Istilah ini mengandung arti : (1) mengarahkan (to direct),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanpa terkecuali dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi dan modernisasi, banyak terjadi perubahanperubahan dalam berbagai sisi kehidupan yang mengharuskan setiap manusia tanpa terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Ilmu Psikologi mulai diselenggarakan di Indonesia pada tahun 1953. Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di perguruan tinggi
Lebih terperinciKebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling
Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling Direktur Penjaminan Mutu Jogjakarta, 10 Maret 2018 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 1 DEMAND SIDE SUPPLY SIDE Kebutuhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Penelitian 1. Variabel tergantung: Komitmen Organisasi 2. Variabel bebas: Komunikasi Interpersonal B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Komitmen organisasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian mengenai program bimbingan melalui strategi kelompok untuk meningkatkan penyesuaian diri
Lebih terperinciKISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR
KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR No 1. Pedagogik 1 Menguasai teori dan praksis pendidikan 1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya 1.1.1 Guru BK atau konselor dapat mengaplikasikan ilmu
Lebih terperinciSILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 2014
SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 2014 I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Jumlah SKS : 2 SKS Semester : III Program Studi : Pendidikan Agama Islam Status Mata Kuliah : Prasyarat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Harga diri adalah penilaian seseorang mengenai gambaran dirinya sendiri yang berkaitan dengan aspek fisik, psikologis, sosial dan perilakunya secara keseluruhan.
Lebih terperinciKONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN DISUSUSN OLEH : YUSI RIKSA YUSTIANA
KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN DISUSUSN OLEH : YUSI RIKSA YUSTIANA JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1999 A. TUJUAN I. PENDAHULUAN Setelah
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN
79 EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN Oleh: Ivani Mirasari 1 Dra. Gantina Komalasari, M.Psi. 2 Dra. Retty Filiani 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan menilai keberadaan
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN DASAR BIDANG PRIBADI-SOSIAL DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA
EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN DASAR BIDANG PRIBADI-SOSIAL DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA Muya Barida Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Universitas Ahmad Dahlan email: moza_barid@yahoo.com Abstract Program
Lebih terperinciPROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN MEDIA BK OLEH LUKY KURNIAWAN DAN USWATUN KHASANAH
PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN MEDIA BK OLEH LUKY KURNIAWAN DAN USWATUN KHASANAH PENDAHULUAN INSTRUMEN STANDAR KOMPETENSI KONSELOR Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan
Lebih terperinciSOP PRAKTIK KERJA PROFESI PSIKOLOGI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI UGM
SOP PRAKTIK KERJA PROFESI PSIKOLOGI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI UGM PRAKTIK KERJA PROFESI PSIKOLOGI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN Kuliah praktik kerja profesi adalah praktik penerapan
Lebih terperinciBIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013
BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013 Hak Cipta 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia memunculkan perbedaan karakter antara satu dengan yang lainnya. Tidak hanya seseorang
Lebih terperinciMENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd
MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Banyak pertanyaan dari mahasiswa tentang, bagaimana menjadi konselor professional? Apa yang harus disiapkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah MTs Al Inayah yang berlokasi di jalan cijerokaso No.63 Kelurahan Sarijadi Bandung, Kecamatan Sukasari Bandung. MTs Al
Lebih terperinciKEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Program Studi : Psikologi Nama Mata Kuliah : Pengantar Tes Psikologi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta,
Lebih terperinciKETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN
KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karir merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan dewasa, oleh karena itu perlu adanya persiapan saat seseorang berada pada usia remaja yaitu, terkait dengan
Lebih terperinciAplikasi Daftar Cek Masalah untuk Layanan Bimbingan dan Konseling
Paket Pelatihan untuk Guru BK/Konselor Madrasah Aliyah se-diy Aula AVA MAN Yogyakarta III, Rabu 21 September 2011 Aplikasi Daftar Cek Masalah untuk Layanan Bimbingan dan Konseling 1 2 3 PETA KOGNITIF PROGRAM
Lebih terperinciUJIAN AKHIR SEMESTER. Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan. Dosen Pengampu : Prof. Dr. Siti Partini dan Dr. Muh Farozin, M. Pd.
UJIAN AKHIR SEMESTER Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu : Prof. Dr. Siti Partini dan Dr. Muh Farozin, M. Pd. Oleh: Moh Khoerul Anwar, S.Pd. (14713251002) BIMBINGAN DAN KONSELING
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL EVALUASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME KONSELOR ABSTRAK
Seminar Nasional Kedua Pendidikan Berkemajuan dan Menggembirakan ISBN: 978-602-361-102-7 PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME KONSELOR Irvan Budhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada. Tinggi rendahnya
Lebih terperinciKUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI
KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI TES: suatu metoda untuk menjaring data berupa perilaku individu yang berlangsung dalam suatu situasi yang baku ( Sundberg, 1977) BAKU BAKU ADMINISTRASI
Lebih terperinciISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah)
ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah) Petunjuk Pengisian : 1. Setiap Pertanyaan hanya bisa diisi satu pilihan 2. Pilihan ditandai dengan Membubuhkan tanda centang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU
PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU HO - 7 A. Tujuan Penyusunan Instrumen Tes Uji Kompetensi Guru Penyusunan instrumen tes Uji Kompetensi Guru bertujuan untuk menghasilkan seperangkat alat ukur
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dalam
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dalam Meningkatkan Manajemen Diri Siswa antara Belajar dan Berorganisasi Berdasarkan penyajian data pada proses Bimbingan Konseling
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini disajikan kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian. Kesimpulan merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian, sedangkan rekomendasi berkenaan
Lebih terperinciAUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS
AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Berdasarkan Permendikbud Nomor 66 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya, pendidikan merupakan suatu proses yang membantu manusia dalam mengembangkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
116 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan Teknik Permainan Dialog untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa MI Ma arif NU Pucang Sidoarjo Dalam bahasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang masalah; tujuan penelitian dan pengembangan; spesifikasi produk; pentingnya penelitian dan pengembangan; asumsi dan keterbatasan penelitian dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengembangan (research and development) dalam upaya menghasilkan
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015
KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015 Standar Inti Pedagogik 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan 1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
20 Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Karir Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING Daeri
Lebih terperinciPROFISIENSI PRESTASI TERSTANDAR TIDAK TERSTANDAR
PENGANTAR TES Pengertian Tes Tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang tingkah laku atau hasil belajar siswa (Elliott, 1999) Tes merupakan rangkaian prosedur tes dari administrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup manusia secara keseluruhan. Oleh karenanya ketepatan memilih serta menentukan keputusan karier
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar. dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan memiliki kontribusi terhadap keberhasilan atas proses pendidikan di sekolah, tanpa bimbingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki dunia pekerjaan. Mendapatkan predikat lulusan terbaik dari suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menjadi seorang sarjana merupakan gerbang awal bagi mahasiswa untuk memasuki dunia pekerjaan. Mendapatkan predikat lulusan terbaik dari suatu universitas,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena diperlukan hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi siswa. Pendekatan
Lebih terperinciPaket Pelatihan untuk Guru BK SMA/SMK se-kabupaten Sleman. Pengembangan Bahan dan Media Bimbingan dan Konseling berbasis Kebutuhan
Paket Pelatihan untuk Guru BK SMA/SMK se-kabupaten Sleman Pengembangan Bahan dan Media Bimbingan dan Konseling berbasis Kebutuhan Pertanyaan yang harus dijawab? Apa sih yang diharapkan Siswa kepada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih dalam naungan serta pengawasan pemerintah. Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang
Lebih terperinciBAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN
BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN A. Pendahuluan Penilaian merupakan langkah lanjutan yang umumnya dilakukan oleh pendidik dengan berbasis pada data pengukuran yang tersedia. Penilaian atau Assessment
Lebih terperinciMENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak
PROBLEMA DALAM MENERAPKAN TES INTELIGENSI dan IQ MENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak bisa
Lebih terperinci9 Battery Test FACT Diah Widiawati, M.Psi
www.mercubuana.ac.id Pada pertemuan lalu, kita sudah membahas mengenai Battery Test, yaitu DAT dan GATB. Masih ada satu kelompok Battery Test lagi yang perlu kita bahas. Pada pertemuan minggu ini, kita
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA KONSELOR DALAM PROSES KONSELING DAN RISET KONSELING DI SEKOLAH
Halaman : 58 s.d 73 EVALUASI KINERJA KONSELOR DALAM PROSES KONSELING DAN RISET KONSELING DI SEKOLAH ARDIMEN Jurusan BK Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Batusangkar, Sumatera Barat, Indonesia e-mail:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan yang akan dilaksanakan oleh konselor untuk mencapai tujuan, 1. Tujuan program layanan bimbingan dan konseling
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Pengertian program bimbingan dan konseling adalalah rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh konselor untuk mencapai tujuan, meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah diharapkan mampu. memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif kepada para siswa guna
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan asumsi penelitian. A. Latar Belakang Masalah Sebagai lembaga pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Universitas X merupakan salah satu universitas
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Setiap universitas berusaha bersaing untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Universitas X merupakan salah satu universitas swasta terkemuka
Lebih terperinciKEPUTUSAN ASOSIASI PENYELENGGARA PENDIDIKAN TINGGI PSIKOLOGI INDONESIA (AP2TPI) NOMOR: 01/Kep/AP2TPI/2015 TENTANG
KEPUTUSAN ASOSIASI PENYELENGGARA PENDIDIKAN TINGGI INDONESIA (AP2TPI) NOMOR: 01/Kep/AP2TPI/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS SURAT KEPUTUSAN ASOSIASI PENYELENGGARA PENDIDIKAN TINGGI INDONESIA (AP2TPI) NOMOR
Lebih terperinciTerm of Reference Praktikum Bimbingan dan Konseling Karir
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNY Term of Reference Praktikum Bimbingan dan Konseling Karir Tim Pengampu; 1. Fathur Rahman 2. A. Ariyadi Warsito, M. Si 3. Rosita E. Kusmaryani, M. Si 4. Drs. Damianus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Telah muncul kesadaran pada diri banyak orang, bahwa pembangunan pendidikan merupakan peristiwa yang tidak akan pernah selesai selagi peradaban manusia masih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH JURUSAN IPA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 72 JAKARTA
14 Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Memilih Jurusan IPA Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 72 Jakarta FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH JURUSAN IPA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 72 JAKARTA Yuriani Rinni
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
57 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Sebuah penelitian membutuhkan suatu objek yang akan diteliti sebagai sumber data, yang dimana objek tersebut disesuaikan dengan masalah-masalah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian dengan judul Model Konseling Kognitif-Perilaku untuk
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian dengan judul Model Konseling Kognitif-Perilaku untuk Meningkatkan Resiliensi Mahasiswa dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil studi pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun
Lebih terperinci