PROFESIONALISME KONSELOR : EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SEKOLAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFESIONALISME KONSELOR : EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SEKOLAH"

Transkripsi

1 PROFESIONALISME KONSELOR : EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SEKOLAH Agus Supriyanto agus.supriyanto@bk.uad.ac.id Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan Irvan Budhi Handaka irvan.handaka@bk.uad.ac.id Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan ABSTRAK Profesionalime konselor dapat diketahui dengan melihat kualitas dari kompetensi profesional konselor. Untuk mengetahui profesionalisme konselor dilihat dari melalui kegiatan evaluasi. Evaluasi program bimbingan dan konseling merupakan suatu proses yang berguna untuk pengembangan diri konselor, potensi siswa, maupun keilmuan. Sehingga dalam evaluasi program bimbingan dan konseling merupakan proses penetapan secara sistematis tentang nilai program bimbingan dan konseling yang dicapai melalui pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Aspek dalam program bimbingan dan konseling yang perlu dievaluasi yaitu (1) perencanaan, (2) perancangan, (3) pelaksanaan, dan (4) evaluasi. Komponen dalam program bimbingan dan konseling yang dilakukan secara kolaboratif. Maka aspek-aspek tersebut untuk mengetahui kesenjangan antara kondisi ideal dengan kenyataan yang melibatkan serangkaian aktifitas yang berurutan, seperti (1) mengidentifikasi tujuan yang dinilai, (2) mengembangkan rencana evaluasi, (3) mengaplikasikan rencana evaluasi, dan (4) menggunakan temuan-temuan. Kata kunci : Profesionalisme Konselor, Evaluasi, Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif PENDAHULUAN Konselor sekolah dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah perlu menjadi tokoh sentral dalam mengembangkan potensi dan kompetensi remaja di sekolah sebagai peserta didik calon penerus bangsa Indonesia yang berintelektual dan bermoral. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling harus tersusun secara komprehensif dalam program bimbingan dan konseling komprehensif. Sehingga sesuai amanat Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 dalam Kompetensi Profesional Konselor terdapat beberapa item yaitu bahwa konselor (1) menguasai konsep dan praksis assessmen untuk memahami kondisi kebutuhan, dan masalah konseli, (2) menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling, (3) merancang 81

2 program bimbingan dan konseling, (4) mengimplementasikan program bimbingan dan konseling komprehensif, (5) menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling, (6) memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional, dan (7) menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling. Kemudian dalam Permendikbud 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah, bahwa konselor dapat mengimplementasikan program bimbingan dan konseling komprehensif dapat diimplementasikan dalam layanan-layanan bimbingan dan konseling. Implementasi program layanan bimbingan dan konseling di Indonesia saat ini menggunakan pola bimbingan dan konseling komprehensif. Komponen program bimbingan dan konseling komprehensif adalah layanan dasar (guidance curiculum), Perencanaan Individual Siswa (Individual Student Planning), Layanan responsif (responsive services), dan dukungan sistem (suppport system) (Gysbers, 2012:64). Muara dari pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah memfasilitasi siswa mencapai perubahan positif dan memungkinkan siswa mencapai kemandirian hidup (Shertzer & Stone, 1981). Kondisi ideal yang terdapat implementasi program bimbingan dan konseling belum sepenuhnya bisa terlaksana di lapangan. Berbagai macam masalah muncul dalam hal pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang seharusnya dilaksanakan secara profesional. Beberapa penelitian menemukan konselor belum bisa melaksanakan program konseling seperti yang diharapkan. Penelitian dilakukan Juntika tahun 1993 (dalam Akhmadi, 2012) menemukan pelaksanaan program bimbingan dan konseling oleh konselor belum sesuai dengan yang diharapkan, yakni masih kurangnya kemampuan konselor menangani dan menggali masalah siswa. Kemudian penelitian Marjohan tahun 1994 (dalam Akhmadi, 2012) menemukan 39,47% konselor dapat menerapkan kemampuan profesional konseling dalam kategori tinggi, sedangkan 60,53% mampu menerapkan kemampuan tersebut pada kategori sedang. Adapula penelitian yang dilakukan oleh Yusuf dan Fatchurahman (2014) menunjukkan bahwa evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri se Kota Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014 yang meliputi layanan kepada peserta didik, layanan kepada guru mata pelajaran, layanan kepada kepala sekolah, serta layanan kepada orang tua peserta didik sebagai berikut : (1) 16 jenis program layanan bimbingan dan konseling atau (59,26%) program terlaksana sangat baik, (2) 8 jenis program bimbingan dan konseling atau (29,63%) program terlaksana dengan baik, (3) 1 jenis program layanan bimbingan dan konseling atau (3,70%) program terlaksana dengan cukup, dan (4) 2 jenis program bimbingan dan konseling atau (7,41%) program terlaksana dengan kurang. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Anni (2012) yang menunjukkan need assessment program bimbingan konseling bidang bimbingan belajar dalam kategori baik sekali, namun guru bimbingan dan konseling tidak mengetahui cara melakukan 82

3 standarisasi instrumen dengan software program komputer. Penelitian juga merekomendasikan kepada konselor untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan program konseling, sehingga memberikan pengaruh positif bagi siswa. Penelitian ini juga merekomendasikan bahwa guru bimbingan dan konseling belajar melakukan standarisasi instrumen, dan ketrampilan teknologi informasi. Fenomena-fenomena di atas menunjukkan adanya kesenjangan antara standar dan kriteria sebagai kondisi ideal dengan fakta dilapangan dalam hal pelaksanaan program bimbingan dan konseling oleh konselor. Perlu upaya dari konselor pihak-pihak terkait dalam mengatasi kesenjangan antara standar dan kriteria sebagai kondisi ideal dengan fakta dilapangan dalam hal pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Salah satu upaya yang bisa dilaksanakan adalah evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif. Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif ini sebagai upaya pemenuhan kebutuhan terhadap perbaikan kualitas dari kompetensi profesional konselor. Sehingga berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif di sekolah dapat diberikan rekomendasi sebagai upaya perbaikan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah kepada konselor. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu adanya kerjasama atau kolaborasi dengan stakeholder sekolah. Hal tersebut sesuai dengan amanat Permendikbud 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Kolaborasi dilaksanakan oleh konselor dengan stakeholder sekolah seperti kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, komite sekolah, ataupun perusahaan dan lembaga yang menunjang materi layanan bimbingan dan konseling. Konselor merupakan pihak yang memiliki kemampuan dan keahlian tersebut dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutoyo dan Supriyanto (2015), bahwa counselor need to have leadership ability, create a collaboration atmosphere between stakeholders, and technology information mastered. Sehingga perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi program bimbingan dan konseling menjadi suatu syarat dalam melihat profesionalisme konselor sekolah. Konselor sekolah sebagai tenaga profesional dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling, seyogyanya menyelenggarakan program konseling secara profesional pula. Oleh karena itu perlu adanya evaluasi program bimbingan dan konseling yang dideskripsikan dari Guidelines for Performance Based Professional School Counselor Evaluation (Missouri Department of Elementary and Secondary Education, 2000) yang menyatakan standar dan kriteria pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. 83

4 PEMBAHASAN Evaluasi Program Prosiding Seminar Nasional LP3M Menurut Gibson & Mitchell (2011:580), evaluasi adalah proses untuk menilai efektifitas program atau aktifitas. Bryant dan White dalam Arikunto (2009: 43) menyatakan bahwa evaluasi adalah upaya untuk mendokumentasikan dan melakukan penilaian tentang apa yang terjadi. Sedangkan Tyler, 1950 dalam Arikunto (2009:44) mendefinisikan evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan program sudah dapat terealisasi. Dari berbagai definisi tersebut di atas, dapat diintisarikan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi program adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu program, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif atau pilihan yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Menurut Gibson & Mitchell (2011: ), menyatakan bahwa fungsi evaluasi program yaitu (1) memverifikasi atau menolak prktik-praktik, (2) mengukur penyempurnaan, (3) mengembangkan probabilitas pertumbuhan, (4) membangaun kredibilitas, (5) menyediakan pemahaman yang semakin baik, (6) meningkatkan dan menyempurnakan partisipasi di dalam pengambilan keputusan, (7) menempatkan tanggung jawab yang benar ke pihak yang tepat, dan (8) menyediakan rasionalitas yang benar bagi upaya yang akan dibuat. Sehingga fungsi evaluasi program akan menyediakan tujuan dasar evaluasi, yaitu menyediakan garis besar bagi perbaikan program bimbingan dan konseling, dalam hal ini adalah perbaikan dari pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Kemudian, evaluasi positif bisa dipublikasikan untuk mencapai dan melanjutkan dukungan bagi program evaluasi menitikberatkan hal-hal yang positif. Dengan adanya uraian diatas, dapat dikatakan bahwa evaluasi program merupakan penelitian evaluatif. Penelitian evaluatif dimaksudkan untuk mengetahui akhir dari adanya kebijakan, dalam rangka menentukan rekomendasi atas kebijakan yang lalu, yang pada tujuan akhirnya adalah menentukan kebijakan selanjutnya. Penilitian ini menggunakan model descrepancy yang dikembangkan oleh Malcolm Provus untuk melihat tingkat kesenjangan yang terjadi dilapangan. Kemudian proses evaluasi melibatkan serangkaian aktifitas yang berurutan, seperti (1) mengidentifikasi tujuan yang dinilai, (2) mengembangkan rencana evaluasi, (3) mengaplikasikan rencana evaluasi, dan (4) menggunakan temuan-temuan (Gibson & Mitchell, 2011: ). Program Bimbingan dan konseling Schmidt (2008:90) menegaskan prosedur dalam penyusunan program bimbingan dan konseling komprehensif adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penerapan (implementating), dan evaluasi (evaluation). 84

5 1. Perencanaan (Planning) Prosiding Seminar Nasional LP3M Proses Perencanaan program bimbingan dan konseling di sekolah, seharusnya dilakukan secara terbuka, bukan hanya guru bimbingan dan konseling, namun juga melibatkan seluruh pihak yang memiliki peran penting dalam pengambilan kebijakan. 2. Perancangan (Designing) Sebagai arahan dalam penyusunan program bimbingan dan konseling komprehensif, Gysbrers (2012:140) mengemukakan ada enam tahap mewujudkan desain program BK sebagai berikut : a. Menentukan struktur program dasar dari program yang akan disusun b. Merancang kompetensi siswa berdasarkan isi wilayah dan tingkat sekolah. c. Menegaskan kembali dukungan kebijakan pengembangan program bimbingan dan konseling. d. Menetapkan prioritas pada program penyampaian e. Menetapkan parameter untuk alokasi sumber daya program. f. Menempatkan semua keputusan secara tertulis dan mendistribusikan pedoman pelaksanaan program kepada semua konselor dan para pengelola. 3. Penerapan (Implementating) Beberapa rekomendasi aktualisasi program untuk perubahan, pemimpin program bimbingan dan konseling perlu mempertimbangkan sumberdaya personil, sumber daya keuangan dan sumber daya politik program bimbingan dan konseling (Gysbers, 2012:224). 4. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan dan menganalisis tentang program atau intervensi dengan cara tertib untuk membuat keputusan (Gysbers, 2012:353). Program bimbingan dan konseling komprehensif memiliki komponen-komponen, yang tertuang dalam Permendikbud No. 111 Tahun 2014, yaitu: 1. Pelayanan dasar Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian). 2. Pelayanan responsif Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli yang menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera, agar peserta didik/konseli tidak 85

6 mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Strategi layanan responsif diantaranya konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus (referral). 3. Perencanaan individual Layanan Perencanaan individual adalah bantuan kepada peserta didik/konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas-aktivitas sistematik yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman terhadap peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. 4. Dukungan sistem Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor atau guru bimbingan dan konseling secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik/konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik/konseli dan mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif di Sekolah Program bimbingan dan konseling yang diselenggarakan di Sekolah Menengah, atas dasar Permendikbud No 111 tahun 2014, yaitu bertujuan untuk pengembangan potensi peserta didik secara optimal. Kemudian layanan bimbingan dan konseling memiliki tujuan untuk membantu konseli mencapai perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar, sosial, dan karir. Sehingga akan terlaksananya layanan bimbingan dna konseling, siswa dapat berkembang potensi dan kompetensinya secara optimal. Program bimbingan dan konseling disusun oleh konselor dengan perencanaan yang didasarkan pada siswa. Jika program bimbingan dan konseling dilaksanakan konselor dengan baik, maka siswa dapat mengembangkan potensi dan kompetensi secara optimal. Sebaliknya, jika program bimbingan dan konseling tidak dilaksanakan secara optimal, maka dilaksanakan, maka potensi dan kompetensi siswa akan berkembang secara kurang optimal. Maka jika dievaluasi, maka dapat diketahui kesenjangan antara pelaksanaan dan kondisi ideal dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling. 86

7 Tujuan BK Mengembangkan Potensi dan Kompetensi Siswa (Permendikbud 111 tahun 2014) Membantu Mengembangkan Potensi Siswa Konselor melaksanakan program bimbingan dan konseling kelompok Guru Bimbingan dan Konseling Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Desain, Instalasi, Proses, dan Produk Keterangan : PENUTUP : Alur Pelaksanaan : Alur Evaluasi Gambar 1. Bagan Kerangka Evaluasi Program Bimbingan dan konseling di Sekolah Evaluasi program adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu program, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif atau pilihan yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Program bimbingan dan konseling dilaksanakan konselor dengan baik, maka siswa dapat mengembangkan potensi dan kompetensi secara optimal. Profesionalisme konselor 87

8 sekolah dapat diketahui melalui hasil pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Maka perlu adanya evaluasi secara proses, hasil, dan refleksi diri dalam diri konselor. DAFTAR PUSTAKA Akhmadi, A Peningkatan Kemampuan Konselor Profesional, Kajian Materi Diklat Jarak Jauh Guru Bimbingan Konseling. (Online), ( diakses 12 Februari Anni, C. T Need Assesment Model Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Bidang Bimbingan Belajar Berbantuan Sistem Informasi Manajemen Di SMA Negeri Kota Semarang. Educational Management, 1(1). Arikunto, S Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Gibson, R. L., & Mitchel, M. H Bimbingan dan Konseling. Alih Bahasa: Yudi Santoso. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Missouri Department of Elementary and Secondary Education Guidelines for Performancebased Professional School Counselor Evaluation. Jefferson City, MO: Author. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (Online), (unnes.ac.id/wp-content/uploads/permendiknas-no.-27-tahun-.pdf), diakses 12 Februari Schmidt, John J Counseling in Schools : Comprehensive Programs of Responsive Service for All Student. Boston : Pearson. Shertzer, B., & Stone, S. C Fundamental of Counseling. Boston: Houghton Mifflin Company. Supriyanto, A Collaboration Counselor and Parent for Developing Student Spiritual Competency trough Comprehensive Guidance and Counseling Service. Jurnal Fokus Konseling, 2(1). Sutoyo, A., & Supriyanto, A Development Personality/Social Competency of Secondary High School Students trough A Comprehensive Guidance and Counseling Program. Jurnal Fokus Konseling, 1(2). 88

9 Yusuf, Taufik & M. Fatchurahman Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling pada Sekolah Menengah Pertama di Kota Palangka Raya. Pedagogik Jurnal Pendidikan, 2 (9):

GUIDANCE AND COUNSELING COMPREHENSIF PROGRAM IN EARLY CHILDHOOD EDUCATION BASED ON DEVELOPMENTAL TASK

GUIDANCE AND COUNSELING COMPREHENSIF PROGRAM IN EARLY CHILDHOOD EDUCATION BASED ON DEVELOPMENTAL TASK [TI.04.02] GUIDANCE AND COUNSELING COMPREHENSIF PROGRAM IN EARLY CHILDHOOD EDUCATION BASED ON DEVELOPMENTAL TASK Hardi Prasetiawan 1) (Universitas Ahmad Dahlan) hardi.nzangkung@gmail.com Agus Supriyanto

Lebih terperinci

PERAN PENGAWAS BK UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

PERAN PENGAWAS BK UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 137-143 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 PERAN PENGAWAS BK UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang masalah; tujuan penelitian dan pengembangan; spesifikasi produk; pentingnya penelitian dan pengembangan; asumsi dan keterbatasan penelitian dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME KONSELOR ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME KONSELOR ABSTRAK Seminar Nasional Kedua Pendidikan Berkemajuan dan Menggembirakan ISBN: 978-602-361-102-7 PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME KONSELOR Irvan Budhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Marliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Marliani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konselor merupakan salah satu dari kualifikasi pendidik dalam sistem pendidikan nasional yang setara dengan guru, pamong, tutor, fasilitator dan instruktur. Hal ini

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL Irvan Budhi Handaka Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan

Lebih terperinci

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k FOKUS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Suherman, M.Pd. Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KONSELOR PROFESIONAL DALAM LAYANAN RESPONSIF SISWA INKLUSI

EVALUASI KINERJA KONSELOR PROFESIONAL DALAM LAYANAN RESPONSIF SISWA INKLUSI Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 189-198 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 EVALUASI KINERJA KONSELOR PROFESIONAL DALAM

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN DASAR BIDANG PRIBADI-SOSIAL DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA

EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN DASAR BIDANG PRIBADI-SOSIAL DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN DASAR BIDANG PRIBADI-SOSIAL DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA Muya Barida Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Universitas Ahmad Dahlan email: moza_barid@yahoo.com Abstract Program

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG: MODEL KESENJANGAN

EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG: MODEL KESENJANGAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG: MODEL KESENJANGAN Augusto Da Costa Dosen Teologi Seminari Mayor Keuskupan Dili Timor Leste Mahasiswa S3 Prodi Bimbingan dan

Lebih terperinci

Jurnal Bimbingan Konseling

Jurnal Bimbingan Konseling Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016) Jurnal Bimbingan Konseling http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk MODEL EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Lebih terperinci

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR No 1. Pedagogik 1 Menguasai teori dan praksis pendidikan 1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya 1.1.1 Guru BK atau konselor dapat mengaplikasikan ilmu

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 2 (4) (2013) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap-tahap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan dan konseling sangat berperan penting dalam dunia pendidikan, karena tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu untuk mengembangkan diri secara

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS MODEL BRIDGE UNTUK KONSELOR SEKOLAH

AKUNTABILITAS MODEL BRIDGE UNTUK KONSELOR SEKOLAH Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 313-318 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 AKUNTABILITAS MODEL BRIDGE UNTUK KONSELOR

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA SILABUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA SILABUS SILABUS 1. Nama Mata Kuliah : 2. Kode Mata Kuliah : PBK 220 3. SKS : 2 SKS (1 Teori dan 1 Praktik) 4. Dosen : Fathur Rahman, M. Si Sugiyatno, M. Pd 5. Program Studi : Bimbingan dan 6. Prasyarat : Tidak

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA

ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo Program

Lebih terperinci

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. PENDIDIKAN BERMUTU efektif atau ideal harus mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergis, yaitu (1) bidang administratif dan kepemimpinan, (2) bidang instruksional

Lebih terperinci

BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA

BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA Myrick, 1993. (Muro & Kotman, 1995) mengemukakan empat pendekatan dasar dalam Bimbingan dan Konseling, yaitu : 1. Pendekatan

Lebih terperinci

Sigit Sanyata

Sigit Sanyata Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id Komponen Fondation Delivery System Management System Accountability Beliefs and philoshopies Mission Domain, Standards, Competencies and Indicators School Guidance

Lebih terperinci

Sigit Sanyata

Sigit Sanyata #6 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id School guidance curriculum Individual student planning Responsive servise System support proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli penyiapan pengalaman terstruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan proses pendidikan sekolah, tidak lagi menjadi pelengkap, tetapi sudah menjadi satu kesatuan

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM KONSELING DI SMP KOTA MALANG: DISCREPANCY MODEL

EVALUASI PROGRAM KONSELING DI SMP KOTA MALANG: DISCREPANCY MODEL Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling http://ojs.unm.ac.id/index.php/jppk Volume 1 Nomor 2 Desember 2015. Hal 180-187 p-issn: 2443-2202 e-issn: 2477-2518 EVALUASI PROGRAM KONSELING DI SMP KOTA MALANG:

Lebih terperinci

Oleh : Sugiyatno, M.Pd

Oleh : Sugiyatno, M.Pd Oleh : Sugiyatno, M.Pd Dosen PPB/BK- FIP- UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA sugiyatno@uny.ac.id Sugiyatno. MPd Jln. Kaliurang 17 Ds. Balong, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Hp. 08156009227 Beriman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di Sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M.

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA Oleh : Taufik Yusuf * dan M. Fatchurahman ** Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi

Lebih terperinci

DEVELOPMENT PERSONALITY/SOCIAL COMPETENCY OF SECONDARY HIGH SCHOOL STUDENTS TROUGH A COMPREHENSIVE GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM

DEVELOPMENT PERSONALITY/SOCIAL COMPETENCY OF SECONDARY HIGH SCHOOL STUDENTS TROUGH A COMPREHENSIVE GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM DEVELOPMENT PERSONALITY/SOCIAL COMPETENCY OF SECONDARY HIGH SCHOOL STUDENTS TROUGH A COMPREHENSIVE GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM Anwar Sutoyo 1, Agus Supriyanto 2 1 Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

PENGENALAN MODEL JEMBATAN AKUNTABILITAS: SEBUAH KERANGKA EVALUASI PROGRAM UNTUK KONSELOR SEKOLAH

PENGENALAN MODEL JEMBATAN AKUNTABILITAS: SEBUAH KERANGKA EVALUASI PROGRAM UNTUK KONSELOR SEKOLAH PENGENALAN MODEL JEMBATAN AKUNTABILITAS: SEBUAH KERANGKA EVALUASI PROGRAM UNTUK KONSELOR SEKOLAH Wahyu Nanda Eka Saputra Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang email: wahyu.kons@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

KEBUTUHAN PESERTA DIDIK TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 4 KERINCI. Oleh: Andre Setara Dinata

KEBUTUHAN PESERTA DIDIK TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 4 KERINCI. Oleh: Andre Setara Dinata KEBUTUHAN PESERTA DIDIK TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 4 KERINCI Oleh: Andre Setara Dinata Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat The Requirement Of The Student

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPETENSI SUB KOMPETENSI INDIKATOR KOMPETENSI PEDAGOGIK 1. Menguasai teori 1.1 Menguasai ilmu pendidikan 1.1.1. Menguraikan

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk PERSEPSI GURU BK TENTANG KOMPETENSI KONSELOR DI SEKOLAH DASAR SWASTA

Lebih terperinci

PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA DISRUPSI: PELUANG DAN TANTANGAN

PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA DISRUPSI: PELUANG DAN TANTANGAN PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA DISRUPSI: PELUANG DAN TANTANGAN Oleh Dr. Hartono, M.Si. Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Adi Buana Surabaya E-mail: hartono@unipasby.ac.id

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015 KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015 Standar Inti Pedagogik 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan 1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya

Lebih terperinci

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI NASIONAL

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI NASIONAL Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 227-237 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPETENSI SUB KOMPETENSI INDIKATOR KOMPETENSI PEDAGOGIK 1. Menguasai teori 1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan praksis

Lebih terperinci

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd Pendahuluan Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup peserta didik. Melalui pendidikan, peserta

Lebih terperinci

PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina.

PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina. PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina Email:sinthia.rita@yahoo.com Dosen Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI LAYANAN PENGEMBANGAN PRIBADI MAHASISWA Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Sesuai dengan hakikat pekerjaan bimbingan dan konseling yang berbeda dari pekerjaan pengajaran, maka sasaran pelayanan bimbingan

Lebih terperinci

DARI BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN KE KOMPREHENSIF

DARI BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN KE KOMPREHENSIF DARI BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN KE KOMPREHENSIF (Refleksi 21 Tahun Mengawal Perjalanan Bimbingan dan Konseling di Indonesia, 1996-2017) Disarikan oleh Sunaryo Kartadinata Profesor Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 4 (4) (2015) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk STUDI KASUS PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Layanan bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. Layanan bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layanan bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian yang terintegral dari program pendidikan di sekolah. Bukti pengakuan tersebut dengan dicantumkannya layanan

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP. (nama mata kuliah) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP. (nama mata kuliah) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Mata Kuliah : Manajemen Bimbingan dan Konseling Kode Mata Kuliah : PBK 220 Pertemuan ke : 1 Jumlah SKS : Teori 1 dan Praktik 1 (2 SKS) Dosen : Fathur Rahman,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Program Bimbingan & Konseling Perencanaan program BK memberikan manfaat yang penting bagi kelangsungan program (Nurihsan & Sudianto, 2005). Pertama, adanya kejelasan

Lebih terperinci

STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK PENGEMBANGAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA

STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK PENGEMBANGAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK PENGEMBANGAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA Ariadi Nugraha Universitas Ahmad Dahlan email: ariadi.nugraha@bk.uad.ac.id Abstrak Tujuan penulisan artikel ini adalah

Lebih terperinci

Sigit Sanyata

Sigit Sanyata #2 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut

Lebih terperinci

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING Tingkat Penguasaan Kompetensi... (Epi Kurniasari) 38 TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING THE LEVEL OF PEDAGOGICAL AND PROFESIONAL COMPETENCE MASTERY OF

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN KETERAMPILAN BOLAVOLI DI SMPN 16 MALANG DENGAN PENDEKATAN DESCREPANCY EVALUATION MODEL

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN KETERAMPILAN BOLAVOLI DI SMPN 16 MALANG DENGAN PENDEKATAN DESCREPANCY EVALUATION MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN KETERAMPILAN BOLAVOLI DI SMPN 16 MALANG DENGAN PENDEKATAN DESCREPANCY EVALUATION MODEL Denny Pradana (Pendidikan Olahraga Pascasarjana Universitas Negeri Malang)

Lebih terperinci

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah)

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah) ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah) Petunjuk Pengisian : 1. Setiap Pertanyaan hanya bisa diisi satu pilihan 2. Pilihan ditandai dengan Membubuhkan tanda centang

Lebih terperinci

Jurnal Bimbingan Konseling

Jurnal Bimbingan Konseling Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014) Jurnal Bimbingan Konseling http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk MODEL PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (STUDI PADA

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 2 (4) (2017) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk KINERJA KONSELOR DITINJAU DARI KOMPETENSI PROFESIONAL DI SMA NEGERI

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 5 (4) (2016) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk PERSEPSI GURU BK TENTANG PELAYANAN ARAH PEMINATAN PESERTA DIDIK DALAM

Lebih terperinci

Aspek dan Indikator Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan Konseling

Aspek dan Indikator Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan Konseling 1 of 6 3/23/2012 9:56 AM AKHMAD SUDRAJAT: TENTANG PENDIDIKAN Aspek dan Indikator Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan Konseling Posted on 2 Februari 2012 Dalam Permendiknas No. 27 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 4 (2) (2015) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk TINGKAT PEMAHAMAN KONSELOR TENTANG KOMPETENSI PROFESSIONAL DALAM PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen program bimbingan dan konseling merupakan siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Siklus tersebut senantiasa saling berkaitan

Lebih terperinci

DEFINSI MODEL PERANGKAT ASUMSI, PROPORSI, ATAU PRINSIP YANG TERVERIFIKASI SECARA

DEFINSI MODEL PERANGKAT ASUMSI, PROPORSI, ATAU PRINSIP YANG TERVERIFIKASI SECARA DEFINSI MODEL PERANGKAT ASUMSI, PROPORSI, ATAU PRINSIP YANG TERVERIFIKASI SECARA EMPIRIK, DIORGANISASIKAN KEDALAM SEBUAH STRUKTUR (KERJA) UNTUK MENJELASKAN, MEMPREDIKASI DAN MENGENDALIKAN PERILAKU ATAU

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V ini dipaparkan hal-hal yang berkenaan dengan simpulan dan rekomendasi penelitian. Simpulan penelitian dikemukakan secara sistematis sesuai dengan pertanyaan penelitian,

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BIMBINGAN KONSELING (BK)

KISI-KISI UJI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BIMBINGAN KONSELING (BK) KISI-KISI UJI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BIMBINGAN KONSELING (BK) KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU (KSG) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2010 0 KISI-KISI SOAL UJI

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 179 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bab terakhir dalam laporan penelitian, membahas simpulan dan rekomendasi penelitian agar hasil penelitian dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 200 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Bertitik tolak dari masalah penelitian yang ingin dipecahkan dan hasil analisis data penelitian ini, didapatkan lima buah konklusi, sebagai berikut:

Lebih terperinci

Studi Deskriptif tentang Sarana dan Prasarana Bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Pertama

Studi Deskriptif tentang Sarana dan Prasarana Bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Pertama PSIKOPEDAGOGIA 2015 Universitas Ahmad Dahlan 2015. Vol. 4, No. 1 ISSN: 2301-6167 Studi Deskriptif tentang Sarana dan Prasarana Bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Pertama Dwi Putranti Program Studi

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING 10 KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING Kompetensi Utama PEDAGOGIK Kompetensi Inti Kompetensi Guru BK STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR ESENSIAL Menghubungkan

Lebih terperinci

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor Nama : Nella Andriyani NIM : 1002423 Kelas : Biologi B 2010 RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Sigit Sanyata

Sigit Sanyata #1 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id Pengantar Secara yuridis keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru,

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR Nofianti Eka Permadi Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN

GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN Gambaran Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Darussalam Bekasi Selatan 13 GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN Arina Khoirun Nisa 1 Dra.

Lebih terperinci

2015 PROGRAM PENINGKATAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN HASIL ANALISIS KINERJA PROFESIONAL

2015 PROGRAM PENINGKATAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN HASIL ANALISIS KINERJA PROFESIONAL BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini memaparkan latar belakang masalah yang menjadi dasar pijakan peneliti melakukan penelitian, kemudian tujuan penelitian yang menjadi arah pada penelitian ini, selanjutnya

Lebih terperinci

Perspektif Historis Konseling

Perspektif Historis Konseling Perspektif Historis Konseling di Sekolah Oleh : Nandang Rusmana Sejarah School Counseling Periode I : Bimbingan Vokasional, 1900-1925 Periode II : Kesehatan Mental, 1930-1942 Periode III : Penyesuaian

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Aan Purwanto (purwanto.aan29@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Yusmansyah 3 ABSTRACT The purpose of this study is to describe

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA SILABUS 1. Nama Mata Kuliah : Evaluasi` Bimbingan dan Konseling 2. Kode Mata Kuliah : PBK 238 3. SKS : 2 SKS (1 Teori dan 1 Praktik) 4. Dosen : Fathur Rahman, M. Si Agus Basuki, M. Pd 5. Program Studi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN PERSIAPAN PEMINATAN DIREKTORAT P2TK DIKDAS 2014

PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN PERSIAPAN PEMINATAN DIREKTORAT P2TK DIKDAS 2014 PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN PERSIAPAN PEMINATAN DIREKTORAT P2TK DIKDAS 2014 PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN PERSIAPAN PEMINATAN 3.JB (135Menit) 10 Menit PENDAHULUAN Petunjuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di Sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Penelitian tentang program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan di SMP Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di Sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat

Lebih terperinci

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Banyak pertanyaan dari mahasiswa tentang, bagaimana menjadi konselor professional? Apa yang harus disiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Profesi guru Bimbingan dan Konseling sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Profesi guru Bimbingan dan Konseling sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor,

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENGELOLAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 17 KOTA BANDA ACEH

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENGELOLAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 17 KOTA BANDA ACEH ISSN 2302-0156 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 7 Pages pp. 42-48 KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENGELOLAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 17 KOTA

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN FORMAL RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN

Lebih terperinci

Jurnal Bimbingan Konseling

Jurnal Bimbingan Konseling Jurnal Bimbingan Konseling 3 (2) (2014) Jurnal Bimbingan Konseling http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk MODEL PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SMA Daryono, D.Y.P. Sugiharto, Anwar

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN KARIER DISCREPANCY MODEL DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KINERJA KONSELOR

EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN KARIER DISCREPANCY MODEL DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KINERJA KONSELOR Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 292-302 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN KARIER DISCREPANCY

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK) ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK) PENGANTAR Perkembangan dunia di tanah air mendapat momentum yang amat menentukan, yaitu

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA

PERMASALAHAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA Permasalahan Pelaksanaan Layanan ( Ratna Utami Singgih) 358 PERMASALAHAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA IMPLEMENTATION PROBLEMS ON CAREER GUIDANCE

Lebih terperinci

COLLABORATION COUNSELOR AND PARENT FOR DEVELOPING STUDENT SPIRITUAL COMPETENCY TROUGH COMPREHENSIVE GUIDANCE AND COUNSELING SERVICE

COLLABORATION COUNSELOR AND PARENT FOR DEVELOPING STUDENT SPIRITUAL COMPETENCY TROUGH COMPREHENSIVE GUIDANCE AND COUNSELING SERVICE COLLABORATION COUNSELOR AND PARENT FOR DEVELOPING STUDENT SPIRITUAL COMPETENCY TROUGH COMPREHENSIVE GUIDANCE AND COUNSELING SERVICE Agus Supriyanto Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan

Lebih terperinci

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR. Widada Bimbingan dan Konseling FIP Universitas Negeri Malang

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR. Widada Bimbingan dan Konseling FIP Universitas Negeri Malang ISBN: 978-602-70471-1-2 333 Aktualisasi Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar Menuju Peserta Didik yang Berkarakter LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR Widada Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah pesat mengingat perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi dunia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gysbers & Henderson (2006) menjelaskan program Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah sebagai program BK komprehensif. Terdapat empat komponen dalam program BK Komprehensif,

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 1 (2) (2012) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk PERBEDAAN KINERJA KONSELOR TERSERTIFIKASI DAN BELUM TERSERTIFIKASI MENYUSUN

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 3 (4) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk TINGKAT KOMPETENSI KEPRIBADIAN KONSELOR DITINJAU DARI MASA KERJA DAN

Lebih terperinci

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KONTEKS TUGAS

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 2 (1) (2013) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING TANPA ALOKASI JAM PEMBELAJARAN DI

Lebih terperinci

Nurul Atieka & Rina Kurniawati Program Studi Bimbingan dan Konseling UM Metro

Nurul Atieka & Rina Kurniawati Program Studi Bimbingan dan Konseling UM Metro Volume 5 No 1 Juni 2015 Guidena Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling Kompetensi Profesional ISSN 2088-9623 Guru BK 29 CORELATION BETWEEN THE PROFESSIONAL COMPETENCE OF TEACHER GUIDANCE

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS 1. IDENTITAS MATA KULIAH. Nama Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling. Kode Mata Kuliah : KD 302

PETUNJUK TEKNIS 1. IDENTITAS MATA KULIAH. Nama Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling. Kode Mata Kuliah : KD 302 1. IDENTITAS MATA KULIAH PETUNJUK TEKNIS Nama Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Bobot SKS : 3 SKS Kode Mata Kuliah : KD 302 Semester : Genap Prasyarat : Perkembangan Peserta Didik Program Studi : -

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 177-188 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070

Lebih terperinci

Guru BK 2/27/2018 SEMINAR GURU BK MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN MELALUI PEDOMAN DAN PANDUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Guru BK 2/27/2018 SEMINAR GURU BK MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN MELALUI PEDOMAN DAN PANDUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING PPPPTK PENJAS DAN BK SEMINAR GURU BK MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN MELALUI PEDOMAN DAN PANDUAN OPERASONAL PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING oleh Lembaga Bantuan Psikologi Exencia Creativa Surabaya SEMINAR

Lebih terperinci

2015 ANALISIS KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAERAH SUNDA

2015 ANALISIS KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAERAH SUNDA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru terbaik adalah mereka yang mampu mewariskan pengetahuan, keahlian dan pengalaman, serta sikap budi pekerti yang baik kepada peserta didiknya. Berbekal warisan

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN 79 EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN Oleh: Ivani Mirasari 1 Dra. Gantina Komalasari, M.Psi. 2 Dra. Retty Filiani 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan menilai keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ihsan Mursalin, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ihsan Mursalin, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan dan konseling di Indonesia, secara legal tercantum dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran guru sangat strategis pada kegiatan pendidikan formal, non formal maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara pendidik dengan

Lebih terperinci