ARINA ALFI FAUZIA
|
|
- Ivan Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ARINA ALFI FAUZIA IDENTIFIKASI RESIKO PADA DAPUR INDUKSI MENGGUNAKAN METODE FMEA (FAILURE MODES AND EFFECT ANALYSIS) DAN RCA (ROOT CAUSE ANALYSIS) SERTA EVALUASI MANAJEMEN TANGGAP DARURAT (STUDI KASUS PADA PT BARATA INDONESIA)
2 ABSTRAK PT Barata Indonesia (Persero) Gresik adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha proses produksi pengecoran menggunakan dapur induksi (induction furnace). Dapur induksi ini memiliki kapasitas produksi 10 ton/hari dan beroperasi pada temperatur mencapai 1550 o C 1580 o C. Pada pengoperasiannya, dapur induksi ini memiliki risiko peledakan. Peledakan yang terjadi akan menimbulkan bencana industri yang mengakibatkan banyak kerugian. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko yang mungkin terjadi pada dapur induksi digunakan metode FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) dan RCA (Root Cause Analysis). Sedangkan untuk memberikan evaluasi terhadap manajemen bencana digunakan checklist dari NFPA (National Fire Protection Association) yang memuat 19 elemen. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada satu item komponen yang memiliki nilai risiko sangat tinggi yaitu water cool lead pecah. Dari hasil RCA (Root Cause Analysis) menunjukkan bahwa penyebab water cool lead pecah karena selang yang tersumbat oleh kotoran. Sedangkan dari hasil evaluasi mengenai manajemen tanggap darurat menunjukkan bahwa perusahaan telah melaksanakan 10 item elemen yaitu program administrasi, koordinator program, program evaluasi, hukum dan wewenang, penilaian risiko, pencegahan insiden, pengelolaan sumber daya dan logistik, komunikasi dan peringatan, fasilitas (pusat operasi darurat), pelatihan/ training. Kata kunci : Dapur induksi, Bencana, FMEA (Failure Modes and Effect Analysis), RCA (Root Cause Analysis), Checklist
3 LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN INDUSTRI Konsep Manajemen Bencana Kecelakaan dan bencana merupakan kejadian yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya Contoh bencana industri pada PT. Barata Indonesia
4 PERUMUSAN MASALAH Bagaimana identifikasi resiko pada dapur induksi? Bagaimana penilaian risiko dan identifikasi penyebab kegagalan pada dapur induksi? Bagaimana evaluasi manajemen tanggap darurat pada perusahaan?
5 TUJUAN PENELITIAN Melakukan identifikasi resiko pada dapur induksi dengan menggunakan metode FMEA (Failure Modes and Effect Analysis). Melakukan penilaian dan evaluasi risiko dari hasil metode FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) kemudian dicari penyebab dasar suatu kegagalan bisa terjadi menggunakan RCA (Root Cause Analysis). Melakukan evaluasi manajemen tanggap darurat pada perusahaan untuk mengetahui sampai sejauh mana penerapan manajemen tanggap darurat berbentuk checklist.
6 MANFAAT PENELITIAN Bagi mahasiswa : Dalam penulisan tugas akhir ini peneliti mendapatkan wawasan baru mengenai bencana industri, dampak yang di timbulkannya serta cara memitigasi bencana agar asset perusahaan dapat terlindungi dengan baik pada PT Barata Indonesia (Persero) Gresik. Bagi perusahaan : Memberikan masukan bagi perusahaan PT Barata Indonesia (Persero) Gresik untuk identifikasi resiko bencana dan memberikan gambaran dampak mengenai bencana yang dapat terjadi. Memberikan penilaian dan evaluasi resiko bagi PT Barata Indonesia (Persero) Gresik untuk dicari penyebab dasarnya. Memberikan rekomendasi pengendalian bencana pada PT Barata Indonesia (Persero) Gresik.
7 BATASAN PERMASALAHAN Penelitian dilakukan hanya pada dapur induksi Workshop I. Data kegagalan yang digunakan adalah tahun Untuk identifikasi penyebab dasar menggunakan RCA (Root Cause Analysis) adalah komponen dengan nilai risiko sangat tinggi.
8 DAPUR INDUKSI Prinsip dasar dapur induksi yaitu dapat menimbulkan panas dengan cara mengubah tenaga listrik menjadi panas. Listrik yang dialirkan lewat coil melingkar akan menimbulkan medan magnet pada inti (material) sehingga terjadi induksi listrik yang dapat menimbulkan panas yang digunakan untuk mencairkan logam sekitarnya.
9 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) mengevaluasi bagaimana cara peralatan dapat gagal (atau tidak dapat beroperasi dengan baik) dan efek kegagalan ini pada proses. Deskripsi kegagalan digunakan oleh analis sebagai dasar untuk menentukan perubahan mana yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sistem. (Safety, 1992)
10 RCA (Root Cause Analysis) Root Cause Analysis adalah merupakan suatu proses yang dirancang untuk digunakan dalam menyelidiki akar penyebab dari suatu kejadian dengan keselamatan, kesehatan, lingkungan, kualitas, kehandalan dan dampak produksi
11 Manajemen bencana Manajemen bencana (disaster management) adalah upaya sistematis dan komprehensif untuk menanggulangi semua kejadian bencana secara cepat, tepat dan akurat untuk menekan korban dan kerugian yang ditimbulkannya (Ramli, 2010).
12 NFPA (National Fire Protection Association) NFPA (National Fire Protection Association) edisi 1600 tentang standard pada program bencana/ manajemen darurat dan kelangsungan bisnis diterbitkan oleh standards council pada 1 Desember NFPA (National Fire Protection Association) edisi 1600 ini telah disetujui sebagai American National Standard pada 20 Desember 2006.
13 Mulai Observasi Identifikasi dan perumusan masalah Penetapan tujuan Studi Literatur Studi Lapangan Tahap Pendahuluan Pengumpulan Data : 1. Gambar Proses 2. Komponen dan fungsi 3. Wawancara dengan pihak manajemen Identifikasi dan Penilaian risiko menggunakan FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) Evaluasi sistem tanggap darurat dengan checklist Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data Nilai Risiko tinggi? Tidak Ya Nilai risiko paling tinggi dicari penyebab dasarnya menggunakan RCA (root cause analysis) Tahap analisis dan rekomendasi Analisis dan rekomendasi Kesimpulan dan Saran Selesai
14 HASIL FMEA
15 Penilaian risiko Penilaian likelihood Penilaian consequence
16 RCA (Root Cause Analysis) Berdasarkan hasil Penilaian risiko, ada satu nilai very high yaitu water cool lead pecah yang kemudian dicari akar penyebab dari kejadian tersebut menggunakan RCA (Root Cause Analysis).
17 RCA (Root Cause Analysis)
18 Evaluasi Manajemen Tanggap Darurat Evaluasi manajemen tanggap darurat ini digunakan untuk melakukan penilaian terhadap PT Barata Indonesia (Persero) Gresik tehadap kesiapan dalam menghadapi suatu bencana. Dalam melakukan penilaian manajemen tanggap darurat di siapkan checklist dari National Fire Protection Association 1600, 2007
19 HASIL CHECKLIST NFPA Diagram hasil checklist NFPA Prosentase Jawaban "YA" % % 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Elemen pada checklist NFPA 1600
20 Analisa Aliran Proses Pada Dapur Induksi Dapur induksi berfungsi untuk meleburkan besi atau baja menjadi benda cair dengan kapasitas muat adalah 10 ton/hari Kegagalan dapur dapat mengganggu proses produksi
21 Analisa FMEA (Failure Mode And Effect Analysis) Dari data historis kegagalan yang diperoleh dari bagian maintenance terdapat 17 macam kegagalan komponen pada dapur induksi pada kurun waktu selama 2006 hingga Berdasarkan probabilitas/ kemungkinan yang telah dihitung terdapat 5 probabilitas dengan level Rare, Unlikely, Moderate, Likely, Almost Certain Berdasarkan consequence yang ditimbulkan, diketahui terdapat 5 level consequence yang secara keseluruhan yaitu insignificant, minor, moderate, major, catastrophic
22 Analisa Matriks Risiko Hasil dari nilai risiko didapat dengan mengkombinasikan nilai likelihood dan consequence, didapatkan 4 hasil risiko yaitu low (rendah), medium (sedang), high (tinggi) atau very high (sangat tinggi). Kegagalan komponen dengan level risiko rendah adalah as aus. Untuk level risiko sedang adalah selang air pendingin bocor, busbar rusak, baut kendor, OCB rusak, seal bocor, ulir dol, jarum pengunci lepas, katup berkarat. Untuk level risiko tinggi adalah pompa rusak, v-belt sobek, motor rusak, bearing aus, kontaktor aus, coil bocor, kabel antenna putus. Dan untuk level risiko sangat tinggi adalah water cool lead pecah.
23 Analisa RCA (Root Cause Analysis) Dari hasil risk matriks menunjukkan ada 1 komponen dengan nilai sangat tinggi yaitu water cool lead pecah. Maka dari hasil ini kegagalan komponen di cari penyebab dasarnya dengan menggunakan RCA (root cause analysis).
24 Evaluasi Manajemen Tanggap Darurat Hasil hasil dari evaluasi checklist yang telah dijabarkan dengan diagram batang menunjukkan prosentase jawaban ya. Untuk jawaban prosentase elemen sebesar 100% telah dipenuhi oleh perusahaan yaitu pada elemen program administrasi, koordinator program, program evaluasi, hukum dan wewenang, penilaian risiko, pencegahan insiden, pengelolaan sumber daya dan logistik, komunikasi dan peringatan, fasilitas (pusat operasi darurat), pelatihan/ training
25 KESIMPULAN Dari hasil identifikasi menggunakan FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) terdapat 17 bentuk kegagalan yaitu kegagalan pada komponen coil bocor, selang air pendingin bocor, kerusakan pompa, v belt sobek, motor terbakar, bearing aus, busbar rusak, baut kendor, Asnya aus, kabel antenna putus, OCB rusak, kontaktor aus, seal bocor, ulir dol, jarum pengunci lepas, katup berkarat, water cool lead pecah. Pada hasil penilaian risiko FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) terdapat 7 bentuk kegagalan dengan risiko tinggi yaitu coil bocor, pompa rusak, v-belt sobek, motor rusak, bearing aus, kabel antenna putus, kontaktor aus. Selanjutnya ada 8 komponen dengan risiko sedang yaitu selang air pendingin bocor, busbar rusak, bau kendor, OCB rusak, seal bocor, ulir dol, jarum pengunci lepas, katup berkarat dan 1 komponen dengan risiko rendah yaitu As aus. Selanjutnya didapatkan 1 bentuk kegagalan dengan nilai risiko paling tinggi yaitu water cool lead pecah. Identifikasi penyebab dasar dari water cool lead yang pecah disebabkan karena air kotor yang kemudian menyebabkan selang mengalami kebuntuan. Dari evaluasi manajemen tanggap darurat menggunakan checklist dari NFPA dihasilkan prosentase 100% pada elemen program administrasi, koordinator program, program evaluasi, hukum dan wewenang, penilaian risiko, pencegahan insiden, pengelolaan sumber daya dan logistik, komunikasi dan peringatan, fasilitas (pusat operasi darurat), pelatihan/ training.
26 SARAN Pihak manajemen perlu melakukan tindakantindakan preventif untuk melindungi dapur induksi ini sebagai aset perusahaan. Selain itu, dapur induksi juga memiliki risiko besar sehingga perlu dilakukan maintenance yang baik. Hendaknya dilakukan koordinasi yang baik pada manajemen tanggap darurat untuk kedepannya saat terjadi bencana dapat diatasi dengan baik.
27 SEKIAN MATUR SEMBAH NUWUN
Desy Ambar Yunanta ( )
Penilaian Risiko dan Perencanaan Kegiatan Perawatan Induction Furnace dengan Pendekatan RCM II (Reliability Centered Maintenance) Studi Kasus di PT Barata Indonesia (Persero) Gresik Desy Ambar Yunanta
Lebih terperinciOleh : Achmad Sebastian Ristianto
IDENTIFIKASI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE HAZOP DAN FTA PADA DISTRIBUSI BAHAN BAKAR MINYAK JENIS PERTAMAX DAN PREMIUM (STUDI KASUS : PT. PERTAMINA (PERSERO) UPMS V SURABAYA) Oleh : Achmad Sebastian Ristianto
Lebih terperinciPERENCANAAN KEGIATAN PERAWATAN PADA TOWER CRANE MILIK PT. TATAMULIA NUSANTARA INDAH MENGGUNAKAN RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE)
PERENCANAAN KEGIATAN PERAWATAN PADA TOWER CRANE MILIK PT. TATAMULIA NUSANTARA INDAH MENGGUNAKAN RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE) Oleh: Mirza Imesya Nialda 6506.040.004 ABSTRAK Perusahaan ini sering
Lebih terperinciANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.
ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.PETROKIMIA GRESIK Diajukan Oleh: Septian Hari Pradana 2410100020 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciOleh: Gita Eka Rahmadani
ANALISA KEANDALAN PADA DAPUR INDUKSI 10 TON MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT & CRITICALITY ANALYSIS (FMECA) ( STUDI KASUS PT BARATA INDONESIA (PERSERO) Oleh: Gita Eka Rahmadani 6506.040.040 Latar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disaster Management Disaster Management adalah sekumpulan kebijakan dan keputusan-keputusan administratif dan aktivitas-aktivitas operasional yang berhubungan dengan berbagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Proses Pembuatan Tahu 1. Pencucian 2. Penggilingan 3. Pemasakan 4. Penyaringan 5. Pencetakan 6. Pemotongan 7. Penggorengan Identifikasi Bahaya dengan JSA (Job
Lebih terperinciANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO
ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO Jermias Tjakra Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Freyke Sangari Alumni Pascasarjana Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) Dra. Siti Farida, SpFRS, Apt.
MANAJEMEN RISIKO DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) Dra. Siti Farida, SpFRS, Apt. MANAJEMEN RISIKO Kegiatan berupa identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak diinginkan atau api yang tidak pada tempatnya, di mana kejadian tersebut terbentuk oleh tiga unsur yaitu unsur
Lebih terperinciKata Kunci Risk Management, boiler, HAZOP, emergency response plan, SIL
1 ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.PETROKIMIA GRESIK Septian Hari Pradana, Ronny Dwi Noriyati, Ali Musyafa Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang akan dijabarkan satu persatu, mulai dari perumusan masalah sampai pada pengambilan kesimpulan dan pemberian
Lebih terperinciAnalisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Weta Hary Wahyunugraha 2209100037 Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu penanganan yang tepat sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. dari segi modal maupun sumber daya manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan dunia industri saat ini mendorong berbagai teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. Semakin tinggi teknologi yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan analisis kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan studi kasus ke tiga proyek pembangunan gedung yang
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4.1. Menentukan Nilai Severity, Occurrence, Detection dan RPN 4.1.1 Oli dan Filter Hidrolik Kotor Kerusakan pada oli dan filter hidrolik dapat menyebabkan kenaikan temperature
Lebih terperinciStrategi Minimisasi Potensi Bahaya Berdasarkan Metode Hazard and Operability (HAZOP) di PT. Agronesia
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2013 Strategi Minimisasi Potensi Bahaya Berdasarkan Metode Hazard and Operability (HAZOP)
Lebih terperinciIdentifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy
Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy di Industri Kapal Andri Kurniawan 1, Mardi Santoso 2, Mey Rohma Dhani 1 1 Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB IV AUDIT THERMOGRAPHY PERMATA BANK. Tujuan dengan pendekatan HSE (Health Safety and Environment)
BAB IV AUDIT THERMOGRAPHY PERMATA BANK 4. Tujuan Audit Thermography Tujuan dengan pendekatan HSE (Health Safety and Environment) Tujuan dari audit ini adalah mengidentifikasi bahaya kelistrikan yang tidak
Lebih terperinciAnalisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control
Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control (Studi Kasus : Pada Perusahaan Distributor Minuman) Alverda
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.
BAB 3 Metode Penelitian 1. 3.1 Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan. Kegiatan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan
Lebih terperinciANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY
ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY Pengendalian Bahaya berguna agar terjadinya incident, accident penyakit akibat hubungan kerja ditempat kerja berkurang atau tidak
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO K3 PERTEMUAN 3 FIERDANIA YUSVITA KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO K3 PERTEMUAN 3 FIERDANIA YUSVITA KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menguraikan konsep identifikasi potensi bahaya dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dari pembahasan bab ini nantinya diharapkan dapat
Lebih terperinciFMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1
ISSN 1979-2409 FMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1 Iwan Setiawan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, Kawasan Puspiptek, Serpong ABSTRAK FMEA SEBAGAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan industri digunakan berbagai tingkat teknologi sederhana atau tradisional sampai teknologi maju dan sangat maju. Semakin tinggi teknologi yang digunakan
Lebih terperinciPROSES PERENCANAAN PERAWATAN POMPA LEAN AMINE[STUDI KASUS DI HESS (INDONESIA- PANGKAH)LTD]
PROSES PERENCANAAN PERAWATAN POMPA LEAN AMINE[STUDI KASUS DI HESS (INDONESIA- PANGKAH)LTD] ANDRILA N. AKBAR (2108 100 621) DOSEN PEMBIMBING Ir. Arino Anzip M.Eng.sc JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciIdentifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal)
Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal) Anggita Hardiastuty1 *, Galih Anindita 2, Mades D. Khairansyah
Lebih terperinciOleh : Novita Kurnia Putri
Oleh : Novita Kurnia Putri 6507040036 Boiler System dan Sulfuric Acid Storage Tank System pada plant produksi sulfurid acid di PT. Liku Telaga Gresik merupakan dua sistem yang memiliki resiko. Dikarenakan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan terdiri dari empat langkah utama yaitu pengamatan awal, perumusan masalah, menentukan tujuan penelitan dan menentukan batasan masalah.
Lebih terperinciRisk Analysis : Severity & Likelihood
LOGO Risk Analysis : Severity & Likelihood Proses Kerja Jenis Bahaya Potensi Bahaya Sub Panel 1 bahaya fisik bahaya kimia bahaya mekanis bahaya ergonomi Severity of Harm Likelihood kebisingan Moderate
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. maupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu motode dalam meneliti status kelompok manusia, objek, kondisi, sistem pemikiran, maupun kelas
Lebih terperinciSIDANG PROPOSAL TUGAS AKHIR
SIDANG PROPOSAL TUGAS AKHIR JUDUL : RISK AND HAZARD ANALYSIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA (FAILURE MODES AND EFFECT ANALYSIS) DAN JSA (JOB SAFETY ANALYSIS) PADA MESIN PRODUKSI DI DEPARTEMEN SPINNING
Lebih terperinciRCA / Root Cause Analysis / Analisa Akar Masalah 1. Klasifikasi Insiden
RCA / Root Cause Analysis / Analisa Akar Masalah Analisa akar masalah (Root Cause Analysis / RCA) adalah sebuah alat kerja yang sangat berguna untuk mencari akar masalah dari suatu insiden yang telah terjadi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan usaha pertambangan mempunyai risiko yang tinggi terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan usaha pertambangan mempunyai risiko yang tinggi terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan. Jenis dan tingkat keadaan darurat seperti
Lebih terperinciPerbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya
Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya Andreas Arif Gunawan GO 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT Sumber Rubberindo Jaya is a company that produces
Lebih terperinciBAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI
BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI 4.1 Trafo Step Up 150 kv PT. PLN Durikosambi Gardu Induk Durikosambi berjenis gardu induk Switchyard, yakni gardu induk yang
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut :
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Jenis Cacat Dari pengolahan data yang telah dilakukan, maka diambil 3 jenis cacat terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut : a. Bocor (35,8%) Jenis cacat bocor
Lebih terperinciSIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR ARIE ANDRIYAN 2506 100 174 Dosen Pembimbing Dr. Maria Anityasari, S.T., M.E.
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO BERDASARKAN KONSEP RISK MANAGEMENT DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO)
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO BERDASARKAN KONSEP RISK MANAGEMENT DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) Yuanita Farida Anggraini, Patdono Soewignjo, Stefanus Eko Wiratno Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciPROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01
PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01 Jabatan/ Nama Tanda Tangan Tanggal Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui oleh Catatan REVISI No. Halaman Bagian / Sub Bagian Yang Direvisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kapasitas kecil hingga berkapasitas sangat besar dapat menjadi indikator
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan banyaknya pembangunan gudang-gudang industri, mulai dari gudang dengan kapasitas kecil hingga berkapasitas sangat besar dapat menjadi indikator perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan suatu wilayah perkotaan telah membawa sejumlah persoalan penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun berkembangnya berbagai
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA. Dari hasil pengamatan langsung dan dokumen maintenance didapat datadata
BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA 4.1 Data dan Analisa Hasil Pengamatan Dari hasil pengamatan langsung dan dokumen maintenance didapat datadata sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Hasil
Lebih terperinciPROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO I. PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan merupakan rangkaian kegiatan yang mengandung risiko karena menyangkut keselamatan tubuh dan nyawa seseorang.
Lebih terperinciPANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI
PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI Jl. Raya Serang Km. 5, Kec. Cadasari Kab. Pandeglang Banten DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN
Lebih terperinciANALISIS RISIKO KEGIATAN BONGKAR MUAT SEBAGAI KOMPONEN DWELLING TIME DI PELABUHAN
ABSTRAK ANALISIS RISIKO KEGIATAN BONGKAR MUAT SEBAGAI KOMPONEN DWELLING TIME DI PELABUHAN Minto Basuki, Roni Budi Susanto, Herman Pratama Herianto. Jurusan Teknik Perkapalan, FTMK, ITATS Kegiatan bongkar
Lebih terperinciPERHITUNGAN PLANT RELIABILITY DAN RISIKO DI PABRIK PHONSKA PT.PETROKIMIA GRESIK
PERHITUNGAN PLANT RELIABILITY DAN RISIKO DI PABRIK PHONSKA PT.PETROKIMIA GRESIK IGP Raka Arthama, Patdono Soewignjo, Nurhadi Siswanto, Stefanus Eko Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahap Pendahuluan Penelitian ini dilakukan tahapan-tahapan yang dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Menentukan lokasi Lokasi yang dipilih adalah UKM Bubut Korter Mantep
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menejemen Resiko Manajemen resiko adalah suatu proses komprehensif untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan resiko yang ada dalam suatu kegiatan. Resiko
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ilmu dan teknologi telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perkembangan ini diiringi pula dengan berkembangnya dunia industri yang semakin maju. Pemanfaatan
Lebih terperinciAnalisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA)
Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA) (Studi Kasus : PT Barata Indonesia, Cilegon, Banten) Ade
Lebih terperinciOleh : Achmad Muchdianto NRP :
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO MENGGUNAKAN METODE FAUT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE, EFFECT AND CRITICALLITY ANALYSIS PADA INSTALASI LISTRIK 150 KV DI PLTU PT PJB UP GRESIK Oleh : Achmad
Lebih terperinciPENILAIAN RISIKO OPERASIONAL PEKERJAAN BANGUNAN KAPAL BARU DI PT. ADILUHUNG SARANASEGARA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE MATRIK RISIKO
Inovasi Hasil Riset dan Teknologi Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut PENILAIAN RISIKO OPERASIONAL PEKERJAAN BANGUNAN KAPAL BARU DI PT. ADILUHUNG SARANASEGARA INDONESIA MENGGUNAKAN
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
93 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan diberikan kesimpulan serta saransaran yang diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dipt.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian mempunyai peranan sangat penting sekali dalam penelitian tugas akhir, karena pada metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah secara sistematis
Lebih terperinciPembimbing : Bpk. Ir Arie Indartono MT Bpk. Projek Priyongo SL ST MT
BAB 1 BAB 2 PRESENTASI SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA KEANDALAN PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN METODE FAILURE MODE EFFECT & ANALYSIS (FMEA) DALAM MERENCANAKAN STRATEGI PREVENTIVE MAINTENANCE (Studi
Lebih terperinciAspek Kemanusiaan Aspek Pencegahan Kerugian: Aspek Komersial:
1. Sebuah perusahaan yang tidak memikirkan safety dapat membahayakan karyawan. Selain itu, karyawan di dalam perusahaan merupakan salah satu aset perusahaan. Jika tidak memikirkan tentang safety bisa jadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangmya ilmu dan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Kendaraan bermotor merupakan sarana transportasi yang sangat menunjang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan dengan alur metodologi sebagai berikut pada Gambar 3.1: Identifikasi Bahaya
BAB III METODOLOGI 3.1 Pendahuluan Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan dengan alur metodologi sebagai berikut pada Gambar 3.1: Pengumpulan Data Primer Pengamatan terhadap proses dan kondisi lingkungan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Pabrik Gula Toelangan Sidoarjo didirikan pada tahun 1850 oleh pemerintah Belanda dengan nama NV. Maatschappij Tot Exploitatie de Suider Onder
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dari topik yang akan penulis ambil untuk penelitian ini, penulis mencari beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan untuk dijadikan referensi. Diharapkan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENGUMPULAN, PENGOLAHAN ANALISA DATA PEMETAAN PROSES ALIRAN IMPOR CKD
BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan model House of Risk (HOR) yang merupakan integrasi dari metode Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). Diagram alir penelitian ini dapat ditunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun dunia industri, dapat menimbulkan kecelakaan bagi manusia dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alamnya terutama pada sumber daya minyak dan gas bumi. Pada masa sekarang ini permintaan akan minyak bumi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah perairan dan lautan. Banyak aktifitas yang dilakukan dengan mengandalkan perhubungan melalui
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TINGKAT KEANDALAN ELEMEN-ELEMEN PENANGGULANGAN BENCANA KEBAKARAN GEDUNG PD PASAR JAYA DI DKI JAKARTA
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 2 ISSN (E) : 2540-7589 IDENTIFIKASI TINGKAT KEANDALAN ELEMEN-ELEMEN PENANGGULANGAN BENCANA KEBAKARAN GEDUNG PD PASAR JAYA DI DKI JAKARTA
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING
TUGAS AKHIR PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING, MEDIUM TEMPERING DAN HIGH TEMPERING PADA MEDIUM CARBON STEEL PRODUKSI PENGECORAN BATUR-KLATEN TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN
Lebih terperinci4 BAB IV PEMECAHAN MASALAH
4 BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi penelitian proyek akhir ini disusun untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan penelitian yang berisi tahapan-tahapan kegiatan yang
Lebih terperinciDisusun Oleh : Firman Nurrakhmad NRP Pembimbing : Totok Ruki Biyanto, PhD. NIP
Disusun Oleh : Firman Nurrakhmad NRP. 2411 105 002 Pembimbing : Totok Ruki Biyanto, PhD. NIP. 1971070219988021001 LATAR BELAKANG Kegagalan dalam pengoperasian yang berdampak pada lingkungan sekitar Pengoperasian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemeliharaan Adalah suatu kegiatan untuk memelihara dan menjaga fasilitas yang ada serta memperbaiki, melakukan penyesuaian atau penggantian yang diperlukan untuk mendapatkan
Lebih terperinciAnalisis Prioritas Kecelakaan Kerja dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis di PT. PAL Indonesia (Persero)
Analisis Prioritas Kecelakaan Kerja dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis di PT. PAL Indonesia (Persero) Fifin Dwi Megan Sari *1) dan I Wayan Suletra 2) 1) Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN
BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN 2.1 PENDAHULUAN SAE ARP4761 dikeluarkan oleh SAE (Society for Automotive Engineers) International The Engineering Society for Advancing Mobility Land Sea
Lebih terperinci(STUDIKASUS:PT.PJBUNITPEMBANGKITANGRESIK) Presented by: NOVI MARHAENDRA PUTRANTO ( )
IDENTIFIKASI BAHAYA BEKERJA PADA DAERAH BERTEGANGAN (SWITCHYARD 150 kv) DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DAN HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESMENT AND RISK CONTROL(HIRARC) (STUDIKASUS:PT.PJBUNITPEMBANGKITANGRESIK)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada
Lebih terperinciNurbowo Dwinalto Arindra
ANALISA DAN PERBAIKAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PT. ALISONS DENGAN PENDEKATAN HAZOP (HAZARD AND OPERABILITY STUDY) Dosen Pembimbing Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T. Anny Maryani,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah.keselamatan dan kesehatan
Lebih terperinciPENGELOLAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN ANALISIS RISIKO DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
PENGELOLAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN ANALISIS RISIKO DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN Evi Yuliawati Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya E-mail : evi_y_widodo@yahoo.com
Lebih terperinciOVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU
OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Materi Sebelum UTS Overview konsep hazard, risk dan control
Lebih terperinciAri Wibisono
EVALUASI ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) DAN EMERGENCY RESPONSE PLAN (ERP) BERDASARKAN NATIONAL FIRE PROTECTION ASSOCIATION DALAM UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DI PT. MacGREGOR PLIMSOLL INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan untuk merealisasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Supply Chain Management (SCM) merupakan salah satu faktor kunci strategis untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan untuk merealisasikan tujuan organisasi yang
Lebih terperinciDIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501)
DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501) TOPIK 6: FMEA (FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS) Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA PENGELASAN LOGAM DI BENGKEL LAS LOGAM SIKEMBAR SUKMAJAYA DEPOK DESEMBER 2012
UNIVERSITAS INDONESIA PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA PENGELASAN LOGAM DI BENGKEL LAS LOGAM SIKEMBAR SUKMAJAYA DEPOK DESEMBER 2012 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI
BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI 4.1 Pengerian dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK CV. Kembar Jaya merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengecoran dan menghasilkan berbagai jenis produk berbahan logam (jenis produk yang diproduksi sesuai dengan pesanan). Pengecoran
Lebih terperinciTeknik Identifikasi Bahaya Menggunakan Metode HAZOP (Hazard and Operability Study)
Teknik Identifikasi Bahaya Menggunakan Metode HAZOP (Hazard and Operability Study) Olivia marie Caesaria Kesualiya 6512040039 Syaifal Hijazi 6512040045 Adita Hanggara P 6512040059 K3 3B Definisi : Menurut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Penyusunan naskah tugas akhir ini dapat dilihat secara garis besar dalam bagan alir yang ditunjukkan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Bagan Alir Tahapan Penulisan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ ABSTRACT - Farid Juliyanto 1, Evi Yuliawati Teknik Industri, e-mail 1 : farid.juliyanto@gmail.com
Lebih terperinciANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS
TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Disusun : SUDARMAN NIM : D.200.02.0196 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciUPT PUSKESMAS SAITNIHUTA
PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS SAITNIHUTA Desa Saitnihuta Kecamatan Doloksanggul kode pos : 2457 Email :puskesmassaitnihuta@yahoo.co.id KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS
Lebih terperinciANALISA KERUSAKAN SHAFT PADA TURBOCHARGER ENGINE 3406 S/N:7N7723
ANALISA KERUSAKAN SHAFT PADA TURBOCHARGER ENGINE 3406 S/N:7N7723 Nama NPM Jurusan Pembimbing : Andri Dwi Putra : 2A413704 : Teknik Mesin : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT Latar Belakang Unit Alat Berat
Lebih terperinciNaila Farhana, 2 Sri Widaningrum, 3 Heriyono Lalu 1, 2, 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University
PERANCANGAN SOP MANAGEMENT REVIEW BERDASARKAN INTEGRASI ISO 900:05 (KLAUSUL 9.) DAN ISO 00:05 (KLAUSUL 9.) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN RISIKO MENGGUNAKAN METODE BENCHMARK DI CV XYZ Naila Farhana, Sri Widaningrum,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari
Lebih terperinciPEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK
PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK PEMERINTAHAN KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN PUSKESMAS MONCEK KECAMATAN LENTENG SUMENEP 0 DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN... A DEFINISI... 2 B RUANG
Lebih terperinciPEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG
PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG PEMERINTAH KABUPATEN BERAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SAMBALIUNG JL.Mangkubumi II Rt. VII Sambaliung DAFTAR ISI 0 BAB I MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN... A DEFINISI...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan manusia
Lebih terperinciBAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK
BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi
Lebih terperinciPT. SAAG Utama PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO No: PK.HSE.01 Berlaku : Revisi : 00 Hal.
No: PK.HSE.01 Berlaku : 01 04 2009 Revisi : 00 Hal. : 1 dari 6 1. TUJUAN Prosedur ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya, penilaian dan menentukan pengendalian risiko dari seluruh kegiatan rutin dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang aman, andal dan ekonomis, maka diperlukan beberapa komponen penyusun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kelistrikan merupakan salah satu aspek penting untuk menggerakkan roda perindustrian. Listrik sudah menjadi sarana pendukung yang vital dan tidak terpisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Poros adalah bagian terpenting dari setiap mesin. Peran poros yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Poros adalah bagian terpenting dari setiap mesin. Peran poros yaitu meneruskan tenaga bersama sama dengan putaran. Pada aplikasi di dunia industri, poros digunakan
Lebih terperinci