ANALISIS KOMPARATIF ANGGARAN DAN REALISASI KEGIATAN PADA RUMAH SAKIT JIWA ATMA HUSADA MAHAKAM DI SAMARINDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KOMPARATIF ANGGARAN DAN REALISASI KEGIATAN PADA RUMAH SAKIT JIWA ATMA HUSADA MAHAKAM DI SAMARINDA"

Transkripsi

1 ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (1) : ISSN , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS KOMPARATIF ANGGARAN DAN REALISASI KEGIATAN PADA RUMAH SAKIT JIWA ATMA HUSADA MAHAKAM DI SAMARINDA Ibnu Fadillah 1 Abstrak Dalam penulisan ini yang menjadi objek penelitian adalah dan Realisasi Rumah Sakit Jiwa Atma Husada Mahakam yang berada di samarinda. Yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kejiwaan baik itu rawat jalan. maupun rawat inap. Penelitian yang dilakukan pada Rumah Sakit Atma Husada Mahakam, yaitu dengan melakukan analisis data dengan menentukan selisih (varians) membandingkan anggaran dan realisasi pada tahun 2014 dengan anggaran dan realisasi pada tahun 2015 pada Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Samarinda berdasarkan konsep yang ada, dengan sumber Hansen dan Mowen (2009). Berdasarkan hasil penelitian Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Kota Samarinda dalam penyusunan data dan Realisasi yaitu pada tahun 2014 surplus sebesar Rp ,00 yang didapat dari jumlah realisasi pendapatan sebesar Rp dikurangi jumlah realisasi belanja sebesar Rp ,04, jauh berbeda dengan tahun berikutnya pada tahun 2015 yang mengalami defisit sebesar Rp ( ,10) dilihat dari jumlah realisasi pendapatan sebesar Rp ,92 dikurangi oleh jumlah realisasi belanja sebesar Rp ,00. Dapat dikatakan bahwa terjadi penurunan kinerja keuangan yang mengakibatkan ketidak efektipan dana anggaran terhadap realisasinya. Perbedaan kinerja keuangan pada kegiatan Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda pada tahun 2014 dan 2015 yang menunjukan bahwa pada tahun 2014 Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda dapat dikatakan efektif dalam merealisasikan dana anggaran meskipun pada tahun 2015 juga telah melakukan penghematan. Kata kunci : dan Realisasi Kegiatan. Pendahuluan Latar belakang Dalam perkembangannya, anggaran mempunyai peran sangat penting sebagai perkiraan atas penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang dengan tampilan anggaran, beserta data penerimaan dan pengeluaran yang tersaji di masa lalu. Seperti yang di kemukakan oleh Hansen dan Mowen (2009:432), bahwa adalah rencana keuangan untuk masa depan, rencana tersebut mengidentifikasi tujuan dan tidakan yang diperlukan untuk mencapainya. 1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. ibnufadillah94@gmail.com

2 ejournal Admnistrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017 : Dalam penulisan ini yang menjadi objek penelitian adalah Rumah Sakit Atma Husada Mahakam yang berada di samarinda. Rumah Sakit Atma Husada Mahakam bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan jiwa baik itu rawat jalan, maupun rawat inap, serta penjualan obat-obatan bagi seluruh masyarakat Kaltim yang terbesar di 4 kotamadya dan 10 kabupaten. Dalam mencapai tujuannya tersebut, Rumah Sakit Atma Husada Mahakam membutuhkan perencanaan atau pengendalian keuangan untuk mencapai kinerja yang maksimal. Dalam hal ini menggunakan sistem proses penyusunan anggaran merupakan tahap yang harus dilakukan dalam menyusun anggaran dengan mencatat anggaran dan biaya yang telah direalisasi pada tahun sebelumnya pada tahun 2014, membandingkannya dengan realisasi anggaran dan biaya yang telah direalisasi pada tahun 2015, sehingga dapat diketahui selisih anggaran dan biaya yang terjadi. Untuk itu penulis melakukan perhitungan dengan analisis deskriptif yang menganalisis dengan melihat laporan perbandingan anggaran dan realisasi yang telah dibuat dan mendeskripsikan selisih lebih atau kurang yang telah dianggarkan rumah sakit. Biasanya masalah yang dihadapi oleh rumah sakit yaitu, kurang telitinya dalam memprediksi biaya-biaya yang dianggarkan, selain itu lemahnya pengawasan terhadap realisasi pendapatan dan biaya yang dianggarkan juga dapat membuat selisih menjadi tidak menguntungkan dikarenakan Rumah Sakit Atma Husada Mahakam berfokus pada kewajiban sosial untuk memberikan pelayanan yang optimal. Seharusnya rumah sakit melakukan pengawasan terhadap pencatatan dan pelaporan keuangan atas pendapatan dan biaya yang telah dianggarkan secara ketat sehingga terlaksana dengan baik. Dengan anggaran dan biaya yang diperkirakan sebelumnya, maka perlu mengetahui dan memperhitungkan realisasi anggaran yang telah dikeluarkan pada tahun 2014, 2015 dan seberapa efektifkah penerapan anggaran pada Rumah Sakit Atma Husada Mahakam. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan skripsi ini yaitu, apakah pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda telah efisien terhadap realisasi anggaran yang telah dianggarkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur periode tahun 2014 dan Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis efektifitas anggaran dan realisasi pada Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Samarinda periode tahun 2014 dan Untuk mengevaluasi penyusunan anggaran dan realisasi yang telah diterapkan pada Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda periode tahun 2014 dan

3 Analisis Komparatif dan Realisasi Kegiatan (Ibnu Fadillah) Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Untuk memberikan arahan bagi Rumah Sakit tentang perencanaan kegiatan prioritas pelayanan kesehatan dengan melakukan praktek penyusunan anggaran dan realisasi yang baik. 2. Sebagai sumbangan pemikiran tentang penyusunan anggaran dan realisasi serta memberikan dorongan ke arah pencapaian keunggulan yang kompetitif dalam pelayanan yang maksimal untuk saat ini dan pada masa yang akan datang. Kerangka Dasar Teori Pengelolaan Keuangan Daerah Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah merupakan bagian dari pengelolaan keuangan daerah secara keseluruhan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dengan ini memberikan kewenangan yang cukup besar bagi pemerintah daerah untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Tujuan utama dari kedua Undang-undang tersebut bukan hanya keinginan untuk melimpahkan kewenangan pembiayaan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah, tetapi yang lebih penting adalah peningkatan efisiensi dan efektikitas pengelolaan sumber daya keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Akuntansi Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dalam struktur Pemerintah Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas transaksi-tansaksi yang terjadi di lingkungan satuan kerja tersebut. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam kontribusi keuangan daerah, terdapat dua jenis Satuan Kerja yaitu: 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang. 2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. Laporan Realisasi Laporan Realisasi SKPD menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan yang masing- 69

4 ejournal Admnistrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017 : masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode tertentu (PSAP no.2). Dalam pengertian kerangka konseptual akuntansi pemerintahan, laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006, unsur yang dicakup dalam Laporan Realisasi terdiri dari: 1. Pendapatan Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah daerah. 2. Belanja Belanja adalah semua pengeluaran kas daerah yang mengurangi ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah. 3. Pembiayaan Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah daerah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Manfaat Nafari (2004:15-16) mengungkapkan bahwa anggaran memiliki beberapa manfaat, antara lain: 1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama. 2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. 3. Dapat memotifasi pegawai. 4. Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai. 5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. 6. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. 7. Alat pendidikan bagi para menejer. Definisi Konsepsional adalah rencana operasi keuangan yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu. Pendapatan Pendapatan adalah peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. 70

5 Analisis Komparatif dan Realisasi Kegiatan (Ibnu Fadillah) Belanja Daerah Belanja daerah adalah semua pengeluaran pemerintah daerah pada suatu periode anggaran. Metode Penelitian Jenis penelitian Dalam menganalisa data yang terkumpul penulis menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk memahami data yang diperoleh berupa catatan dan laporan keuangan khususnya anggaran beserta realisasi pendapatan anggaran dan melakukan penelitian dengan menggunakan alat analisis pembanding atau varians. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data dokumenter. Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang antara lain berupa faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk laporan program. Data dokumenter yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pencatatan akuntansi mulai dari dokumen-dokumen sumber, jurnal, buku besar, sampai dengan laporan keuangan Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda. Fokus Penelitian Bertitik tolak pada rincian data yang diperlukan, maka penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda yang berlokasi di Jalan Kakap, Sungai Dama, Kota Samarinda Kalimantan Timur. Penelitian ini memfokuskan kepada cara pelaksanaan penyusunan anggaran pada Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda sehinga dapat mengetahui selisih yang ada antara anggaran dengan realisasinya, penelitian ini hanya difokuskan pada selisih yang terjadi pada anggaran dan realisasi untuk mengetahui apakah terjadi selisih lebih atau kurang dan sebab akibatnya. Sumber Data Sumber data penelitian yang digunakan adalah data sekunder, Data sekuder yang penulis kumpulkan dalam penelitian ini antara lain: 1. Gambaran Umum Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda. 2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda. 3. Laporan Realisasi Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda Tahun Laporan Realisasi Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda Tahun Teknik Pengumpulan Data Adapun data yang diperlukan dalam penulisan ini diperoleh melalui pengumpulan data sebagai berikut: 1. Penelitian lapangan (field work research), yaitu cara penelitian yang dilakukan langsung ke objek penelitian yang akan diteliti guna memperoleh data yang diperlukan. 71

6 ejournal Admnistrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017 : Penelitian kepustakaan (library research), yaitu dimana penulis dalam hal ini mengadakan penelitian melalui atau membaca buku-buku yang ada hubungannya dengan penulisan ini. Teknik Analisis Data Dalam penelitian yang dilakukan pada Rumah Sakit Atma Husada Mahakam, penulis melakukan analisis data dengan menentukan selisih (varians) membandingkan anggaran dan realisasi pada Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda dengan anggaran dan realisasi berdasarkan konsep, dengan sumber Hansen dan Mowen (2009). Dalam analisis ini penulis pemahaman akan kondisi-kondisi yang ada dalam Rumah Sakit Atma Husada Mahakam, kemudian melakukan analisis perbedaan-perbedaan yang terjadi, dan menentukan apakah perbedaanperbedaan itu menyangkut hal-hal yang principal, dari analisis ini penulis dapat menyimpulkan tentang efisiensi dan efektifitas pelaksanaan anggaran serta realisasinya dan kemudian memberikan saran yang tepat mengenai penerapannya yang akan datang. Alat Pengukur Data Perbandingan Pendapatan dan Biaya Item 2014 Realisasi 2014 Selisih Pendapatan : 1. Pemerintah (APBN dan APBD) Belanja : 1. Belanja Operasi 2. Belanja Pegawai 3. Belanja Barang Belanja Modal : 1. Belanja Peralatan dan Mesin 2. Belanja Aset Tetap Lainnya Sumber: Hansen dan Mowan, (2009:175), Modifikasi 72

7 Analisis Komparatif dan Realisasi Kegiatan (Ibnu Fadillah) Persentase Kenaikan atau Penurunan dan Realisasi Pendapatan dan Biaya Pendapatan Realisasi Pendapatan Kenaikan atau Penurunan Realisasi Pendapatan = x 100% Pendapatan Belanja Realisasi Belanja Kenaikan atau Penurunan Realisasi Belanja = x 100% Belanja Sumber: Sutrisno, (2008:212), Modifikasi Hasil Penelitian Analisis dan Pembahasan Terhadap selisih anggaran dan realisasi pengendalian biaya merupakan hal yang paling utama dalam sebuah organisasi, perusahaan, maupun pemerintah yang didalam nya meliputi anggaran dan realisasinya untuk kemudian diketahui apakah anggaran yang telah ditetapkan telah sesuai atau terdapat penyimpangan antara anggaran dan realisasinya data laporan anggaran dan realisasi Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Kota Samarinda pada tahun 2014 dan Berikut adalah perbandingan rincian anggaran dan realisasi pendapatan Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Kota Samarinda pada tahun 2014 dan 2015: Data Pendapatan dan Realisasi pada Tahun 2014 No Pendapatan tahun 2014 (Rp) Realisasi tahun 2014 (Rp) Selisih Lebih/(Kurang) Persentase 1 APBD BLUD 10,000,000, ,065,992, ,065,992, % Sumber data: Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Kota Samarinda Adapun penjelasan tentang pendapatan anggaran yang telah diberikan pemerintah terlebih dahulu untuk dijadikan patokan oleh Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Kota Samarinda sebagai sumber dana sekaligus sebagai anggaran Rumah Sakit untuk kegiatan oprasional Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) sebesar Rp ,00. Ditahun berjalan terdapat lain-lain pendapatan asli daerah yang meliputi pelayanan rawat jalan psikiatri, pelayanan rawat inap psikiatri, pelayanan gawat darurat psikiatri, pelayanan napza, pelayanan rawat jalan dan inap psikologi, sebesar Rp ,04 sehingga melebihi target pendapatan anggaran sebesar Rp dan dapat 73

8 ejournal Admnistrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017 : dikatakan pendapatan Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Kota Samarinda pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebanyak 70%. a. Belanja Rumah Sakit Atma Husada Mahakam pada Tahun 2010 Selanjutnya dapat kita lihat data belanja dan Realisasi belanja pada Rumah Sakit Atma Husada Mahakam tahun 2014 dimana jumlah anggaran belanja disesuaikan dengan anggaran pendapatan APBD BLUD berikut tabel dan realisasi belanja tahun 2014: Data dan Realisasi Belanja pada Tahun 2014 No 1 Item belanja operasional Belanja Pegawai Belanja 2014 (RP) Realisasi Belanja 2014 (RP) Selisih Lebih/(Kurang) Persentase 6,157,550, ,547,663, ,887, ,9% 2 Belanja Barang 3,671,800, ,832,043, ,756, % Jumlah 9,829,350, ,379,706, ,449,643, % 3 4 belanja modal Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Aset Tetap lainnya 170,650, ,455, ,194, % Jumlah 170,650, ,455, ,194, % jumlah Belanja 10,000,000, ,517,161, ,482,838, % Sumber data: Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Kota Samarinda, 2014 Dari data diatas belanja Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Kota Samarinda didanai oleh sumber dana APBD Provinsi Kalimantan Timur dan dari dana Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) yang di kelola langsung oleh Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Kota Samarinda adapun Realisasi belanja pada tahun 2014 sebesar Rp ,04 dibandingkan dengan anggaran yang tersedia sebesar Rp ,00 hal ini menunjukan bahwa dalam melaksanakan APBD anggaran belanja Rumah Sakit Atma Husada Mahakam efektif dalam merealisasikan dana anggaran belanja namun bisa dikatakan bahwa penyerapan anggaran kurang cukup baik. Berikut ini data yang di peroleh dari hasil penelitian pada Rumah Sakit Atma Husada Mahakam yaitu dengan melihat laporan realisasi anggaran untuk tahun anggaran yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 sebagai berikut: a. Pendapatan Rumah Sakit Atma Husada Mahakam pada tahun

9 Analisis Komparatif dan Realisasi Kegiatan (Ibnu Fadillah) No Item Data dan Realisasi Pendapatan pada Tahun 2015 tahun 2015 (Rp) Realisasi tahun 2015 (Rp) Selisih Lebih/(Kurang) Persentase 1 APBD BLUD 15,000,000, ,351,024, ,351,024, % Sumber data: Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Kota Samarinda Adapun penjelasan tentang pendapatan anggaran pendapatan Rumah Sakit Atma Husada Mahakam untuk kegiatan oprasional Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) sebesar Rp ,00. Ditahun berjalan terdapat lain-lain pendapatan asli daerah yang meliputi pelayanan rawat jalan psikiatri, pelayanan rawat inap psikiatri, pelayanan gawat darurat psikiatri, pelayanan napza, pelayanan rawat jalan dan inap psikologi, sebesar Rp ,92, sehingga melebihi target pendapatan anggaran sebesar Rp. 20,351,024, dan dapat dikatakan pendapatan Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Kota Samarinda mengalami peningkatan sebanyak 35%. b. Belanja Rumah Sakit Atma Husada Mahakam pada Tahun 2015 Selanjutnya dapat kita lihat data dan Realisasi Belanja pada tahun 2015 dimana jumlah anggaran belanja disesuaikan dengan anggaran pemerintah atau anggaran pendapatan APBD BLUD (Badan Layanan Usaha Daerah), berikut tabel dan realisasi belanja tahun 2015: Data dan Realisasi Belanja pada Tahun 2015 No Item belanja operasional Belanja 2015 (Rp) Realisasi Belanja 2015 (Rp) Selisih Lebih/(Kurang) Persentase 1 Belanja Pegawai 2,805,300, ,728,157, ,142, ,7% 2 Belanja Barang 18,520,750, ,954,578, ,172, ,0% 3 4 Jumlah 21,326,050, ,682,736, ,314, ,1% belanja modal Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Aset Tetap lainnya ,222,779, ,186,448, ,331, ,6% Jumlah 2,222,779, ,186,448, ,331, ,6% jumlah Belanja 23,548,830, ,869,184, ,646, ,9% Sumber data: Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Kota Samarinda, 2015 Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa belanja Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Kota Samarinda didanai oleh sumber dana APBD 75

10 ejournal Admnistrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017 : Provinsi Kalimantan Timur dan dari dana Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) yang dikelola langsung oleh Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda adapun Pada tahun ditahun 2015, realisasi anggaran belanja Rumah Sakit Atma Husada senilai atau sebesar Rp ,00, atau melakukan penghematan belanja sebesar Rp. 679,646, yang dianggarkan oleh Rumah Sakit Atma Husada Mahakam berkisar Rp ,00, namun Dokumen Pelaksanaan (DPA) APBD Provinsi Kaltim hanya memberikan anggaran sebesar Rp ,00 dengan tambahan pendapatan jasa layanan (BLUD) Badan Layanan Usaha Dearah sebesar Rp ,92, jumlah pendapatan anggaran hanya berkisar Rp ,92, sehingga terjadi kelebihan realisasi belanja dari pada realisasi pendapatan senilai Rp ,10. Berikut adalah data perbandingan kinerja keuangan pada tahun 2014 dan 2015 pada Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda: Data Perbandingan Kinerja Keuangan pada Tahun 2014 dan 2015 Urian Penghematan Tahun 2014 Penghematan Tahun 2015 Selisih Lebih/(Kurang) Jumlah Pendapatan 17,065,992, ,351,024, ,285,031, Jumlah Belanja 8,517,161, ,869,184, ,352,022, Surplus/(Defisit) 8,548,830, ,518,160, ,030,670, Sumber Data: Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda Perbandingan dapat di ukur dari tingkat defisit atau surplus, defisit ialah kekurangan dalam kas keuangan. Defisit biasanya terjadi ketika suatu organisasi (biasanya pemerintah) memiliki pengeluaran lebih banyak dari pada penghasilan. Begitupun sebaliknya surplus terjadi ketika organisasi atau pemerintah memiliki penghasilan lebih banyak dari pada pengeluaran. Dari data diatas dapat kita lihat pada tahun 2014 dan 2015 Rumah Sakit Atma husada Mahakam terjadi penghematan belanja didalam merealisasikan anggaran yang telah tersedia, dengan kata lain Rumah Sakit Atam Husada Mahakam mendapatkan surplus sebesar Rp ,00, akan tetapi pada tahun 2015 meski melakukan penghematan Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda mengalami defisit pada anggaran dan realisasi yaitu pengeluaran lebih banyak dari pada penghasilan yaitu sebesar (Rp ,10). Selisih yang terlihat jauh berbeda pada tahun 2014 dan 2015 yaitu pada sektor pendapatan sebesar Rp ,88 dan pada sektor belanja dengan selisih pada tahun 2014 dan 2015 sebesar Rp ,96, dengan Sisa 76

11 Analisis Komparatif dan Realisasi Kegiatan (Ibnu Fadillah) Lebih Pembiayaan (SILPA) sebesar Rp ,92. Dapat kita lihat dari kedua tahun 2014 dan 2015 mengalami penurunan kinerja keuangan dikarenakan banyaknya kebutuhan belanja barang pada tahun 2015 menyebabkan Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda mengalami defisit sebesar Rp ( ,08). Penutup Terdapat perbedaan kinerja keuangan pada kegiatan Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda pada tahun 2014 dan 2015 yang menunjukan bahwa pada tahun 2014 Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda dapat dikatakan lebih efektif dalam merealisasikan dana anggaran, namun pada tahun 2015 Rumah Sakit Atma Husada Mahakam tidak dapat mempertahankan kinerja keuangan pada tahun sebelumnya dengan mengalami keharusan untuk mengendalikan defisit yang ada sehingga terjadi ketidak efektifitasan dalam menggunakan anggaran yang diberikan oleh Pemarintah Daerah Kalimantan Timur. Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda dalam penyusunan data dan Realisasi yaitu pada tahun 2014 terdapat atau menghasilkan surplus sebesar Rp ,00 yang didapat dari jumlah realisasi pendapatan sebesar Rp dikurangi jumlah realisasi belanja sebesar Rp ,04, jauh berbeda dengan tahun berikutnya pada tahun 2015 yang mengalami defisit sebesar Rp ( ,10) dilihat dari jumlah realisasi pendapatan sebesar Rp ,92 dikurangi oleh jumlah realisasi belanja sebesar Rp ,00. Dapat dikatakan bahwa terjadi penurunan kinerja keuangan yang mengakibatkan ketidak efektipan dana anggaran terhadap realisasinya, tetapi didalam perhitungan Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda belum mengalami defisit pada tahun 2015 di karenakan masih terdapat Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) pada kedua tahun tersebut sebesar Rp ,92 (Surplus pada tahun 2014 sebesar Rp ,00 dikurangi angka Defisit pada tahun 2015 sebesar Rp ,10). Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda sebaiknya lebih berhati-hati dalam merealisasikan pengeluaran belanja, dengan menunda babarapa agenda pembelanjaan yang kurang dibutuhkan Rumah Sakit, lebih baik memfokuskan kinerja keuangan terhadap pelayanan kesehatan masyarakat. Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda sebaiknya lebih berhati-hati dalam merealisasikan pengeluaran belanja, dengan menunda babarapa agenda pembelanjaan yang kurang dibutuhkan Rumah Sakit, lebih baik memfokuskan kinerja keuangan terhadap pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam Pelaksanaan penyusunan anggaran dan realisasi pada kegiatan Rumah Sakit Atma Husada Mahakam di Samarinda sebaiknya mengevaluasi jalannya anggaran dan realisasi sehingga dapat diketahui kekurangannya dan pada periode berikutnya dapat diketahui apa saja yang dapat dibenahi dari sektor pendapatan dan belanja. 77

12 ejournal Admnistrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017 : Daftar Pustaka Sumber Buku : Bastian, Indra Akuntansi Kesehatan, Erlangga. Yogyakarta. Hansen, Don R. & Mowen Akuntansi Manajerial, Edisi Kedelapan. Salemba Empat. Jakarta. Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik, ANDI. Yogyakarta. Mardiasmo, 2004, kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, Jakarta. Mardiasmo, 2002, Elaborasi Reformasi Akuntansi Sektor Publik: Telaah Kritis Terhadap Upaya Aktualisasi Kebutuhan Sistem Akuntansi Keuangan Pemeritah Daerah, Yogyakarta, JAAI. Mardiasmo, 2001, Akutansi Sektor Publik, Yogyakarta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 04 tahun Pedoman Pelaksanaan Review Atas laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Mulyadi, 2005, Akuntansi biaya, Edisi Ke Lima, Cetakan Kesembilan. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta. Nafarin, M, 2004, Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Jakarta Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000, Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, Jakarta. Sutrisno Manajemen Keuangan, Teori Konsep Dan Aplikasi, Edisi I, Cetakan Keenam. Yogyakarta. Soemarso S.R, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta, Salemba Empat. Undang-undang No 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Jakarta. Usry, Milton F. Dan Hammer Lawrence H, Akuntansi Biaya (perencanaan dan pengendalian), Edisi Kesepuluh. Jilid I. Erlangga. Jakarta. Undang-Undang No. 15 tahun 2004, tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara, Jakarta. Sumber Internet : Abdul Halim, 2002, Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah, Jakarta, Salemba Empat. Bagian keuangan SBB sosialisasi Permendagri nomor (diakses 16 September 2016) Pembiayaan Rumah Sakit Jiwa diperundang-undangan pasal 67, ayat 1, No. 18, tahun (diakses 06 Juni 2016) Skripsi Terdahulu : Purwadiningsih, Sri Analisis Selisih dan Realisasi Biaya Produksi Tug Boat Vando III pada PT. Samudra Pratama Abadi di Samarinda. Universitas Mulawaran, Samarinda Rahayu, Heni Analisis Realisasi Kegiatan Pembibitan Dan Budidaya pada Dinas Peternakan Provinsi Kaltim. Universitas Mulawaran, Samarinda 78

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK. Penulis ditempatkan di Bagian Akuntansi dan Pelaporan. Selama

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK. Penulis ditempatkan di Bagian Akuntansi dan Pelaporan. Selama 39 BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek Penulis melaksanakan kerja praktek di Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, Penulis ditempatkan di Bagian Akuntansi dan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) ratarata

BAB VI PENUTUP. pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) ratarata BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) ratarata kemandirian keuangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara seluruh urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi telah membuka wacana baru disetiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Tuntutan masyarakat semakin berani dan secara terbuka menuntut adanya

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu Vol VI, No 2, Juli Desember 2017

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu Vol VI, No 2, Juli Desember 2017 ANALISIS EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DAERAH (BPKAD) KABUPATEN MUSI BANYUASIN Maulan Irwadi, S.E., M.Si., Ak.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2014 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG Sumber gambar span.depkeu.go.id I. PENDAHULUAN Reformasi keuangan negara di Indonesia yang ditandai dengan lahirnya paket

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i)

Lebih terperinci

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Maksud penyusunan Laporan Keuangan Dinas Dikpora Provinsi NTB adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO PERIODE ANALISIS RASIO KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO PERIODE 2005-2009 Muhammad Amri 1), Sri Kustilah 2) 1) Alumnus Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo 2) Dosen

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN B.II : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Adapun bidang pelaksanaan kerja praktek di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, penulis ditempatkan pada bagian keuangan.

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -----------------------------------------------------------

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 7 Tahun 2014 SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA) Oleh : Nathasia dan Susanti

LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA) Oleh : Nathasia dan Susanti LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA) Oleh : Nathasia dan Susanti RUANG LINGKUP & MANFAAT Pernyataan Standar ini diterapkan dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran yang disusun dan disajikan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance Government) telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Lebih terperinci

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun 1 2 IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 2.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Dinas Komunikasi Dan Informatika adalah sebesar Rp5.996.443.797

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Kupang Ditinjau Dari Aktivitas

BAB VI PENUTUP. 1. Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Kupang Ditinjau Dari Aktivitas BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Kupang Ditinjau Dari Aktivitas Operasi

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN II.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN www.djpp.d DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Pergantian kepemimpinan di pemerintahan Indonesia, sebagian besar banyak memberikan perubahan diberbagai bidang. Salah satu perubahan yang

PENDAHULUAN Pergantian kepemimpinan di pemerintahan Indonesia, sebagian besar banyak memberikan perubahan diberbagai bidang. Salah satu perubahan yang ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN PANDEGLANG PROPINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2009-2011 Chitra Ananda (Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma) Ananda_chitra@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Kinerja Keuangan Kinerja (performance) menurut Amin widjaja Tunggal (2010:521) diartikan sebagai dari suatu entitas selama periode tertentu sebagai bagian dari

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik Pengertian Akuntansi Sektor Publik Bastian (2006:15) Mardiasmo (2009:2) Abdul Halim (2012:3)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik Pengertian Akuntansi Sektor Publik Bastian (2006:15) Mardiasmo (2009:2) Abdul Halim (2012:3) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik 2.1.1 Pengertian Akuntansi Sektor Publik Definisi Akuntansi Sektor Publik menurut Bastian (2006:15) adalah sebagai berikut : Akuntansi Sektor Publik adalah

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan A. LATAR BELAKANG. Reformasi pada pemerintahan Indonesia mengakibatkan perubahan

BAB 1. Pendahuluan A. LATAR BELAKANG. Reformasi pada pemerintahan Indonesia mengakibatkan perubahan BAB 1 Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Reformasi pada pemerintahan Indonesia mengakibatkan perubahan paradigma atas seluruh komponen dalam pemerintahan. Berjalan seiring waktu paradigma itu pun berkembang

Lebih terperinci

ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. PENDAHULUAN

ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. PENDAHULUAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) PENDAHULUAN Overview Sesi 1 Anggaran Sektor Publik Copyright 2016 bandi.staff.fe.uns.ac.id. Arah dan cakupan Anggaran Sektor Publik Learning Objective (LO) 1. Memahamkan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Langsung Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten

BAB VI PENUTUP. Langsung Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten BAB VI PENUTUP 6.2 Kesimpulan Dari hasil analisis penelitian mengenai Alokasi anggaran Belanja Langsung Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Ende Tahun Anggaran 2009-2014 dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan pada Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Gedung Djuanda I, Jl. Dr. Wahidin Raya NO.1, Jakarta Pusat 10710. Penelitian

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Belanja Pemerintah daerah Kotamobagu dan Bolaang Mongondow Timur tahun Herman Karamoy

Analisis Kinerja Belanja Pemerintah daerah Kotamobagu dan Bolaang Mongondow Timur tahun Herman Karamoy Analisis Kinerja Belanja Pemerintah daerah Kotamobagu dan Bolaang Mongondow Timur tahun 2009-2012 Herman Karamoy (hkaramoy@yahoo.com) Heince Wokas (heince_wokas@yahoo.com) Abstract Budget Realization Report

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

Sesuai dengan Peraturan Meteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 7, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dapat diterangkan sebagai berikut:

Sesuai dengan Peraturan Meteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 7, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dapat diterangkan sebagai berikut: Laporan Keuangan SKPKD Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan. kepala SKPKD yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Rp ,00 yang merupakan hasil dari biaya-biaya yang

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Rp ,00 yang merupakan hasil dari biaya-biaya yang BAB VI PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Aset tetap Tanah terdapat mutasi penambahan nilai asset sebesar Rp.215.000.000,00 yang merupakan hasil dari biaya-biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggunggjawaban. Salah satu tujuan dari laporan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. pertanggunggjawaban. Salah satu tujuan dari laporan pertanggungjawaban BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan organisasi, manajemen perlu menyusun suatu laporan pertanggunggjawaban. Salah satu tujuan dari laporan pertanggungjawaban tersebut adalah untuk mengukur

Lebih terperinci

APBN & APBN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

APBN & APBN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN APBN & APBN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN TAHUN AJARAN 2016 Slide 2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) suatu daftar yang secara sistematis dan terinci memuat sumber-sumber penerimaan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN IV PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Analisis Rasio untuk Mengukur Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah 333 ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Vidya Vitta Adhivinna Universitas PGRI Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN/KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan penyelenggaraan negara. dilakukan oleh badan eksekutif dan jajaranya dalam rangka mencapai tujuan

BAB II TINJAUAN/KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan penyelenggaraan negara. dilakukan oleh badan eksekutif dan jajaranya dalam rangka mencapai tujuan BAB II TINJAUAN/KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pemerintahan Daerah Dalam arti luas : Pemerintahan adalah perbuatan pemerintah yang dilakukan oleh badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Reformasi tahun 1998 telah membuat perubahan politik dan administrasi, bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Reformasi tahun 1998 telah membuat perubahan politik dan administrasi, bentuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi merupakan suatu langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya pada bidang pemerintahan daerah dan pengelolaan keuangan. Reformasi tahun

Lebih terperinci

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT SALINAN BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 124 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Laporan Keuangan Laporan Keuangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan disusun dan disediakan sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan kebijakan akuntansi Laporan Realisasi Anggaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebijakan otonomi daerah merupakan salah satu agenda reformasi, bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebijakan otonomi daerah merupakan salah satu agenda reformasi, bahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebijakan otonomi daerah merupakan salah satu agenda reformasi, bahkan kebijakan tersebut menjadi agenda prioritas. Guna mewujudkan agenda tersebut, pemerintah

Lebih terperinci

KONSEP DASAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

KONSEP DASAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KONSEP DASAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH PENGERTIAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Akuntansi keuangan daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan)

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR PADA PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diterapkan dalam menyusun dan melaporkan keuangan pemerintah. Sedangkan

BAB II LANDASAN TEORI. diterapkan dalam menyusun dan melaporkan keuangan pemerintah. Sedangkan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Standar Akuntansi Pemerintahan Standar Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan melaporkan keuangan pemerintah. Sedangkan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA KEDIRI TAHUN SKRIPSI

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA KEDIRI TAHUN SKRIPSI ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA KEDIRI TAHUN 2009-2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Pada

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN A. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berkaitan dengan manajemen keuangan pemerintah daerah, sesuai dengan amanat UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. bagaimana pencatatan yang diterapkan pada pemerintahan serta di berikan

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. bagaimana pencatatan yang diterapkan pada pemerintahan serta di berikan BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kerja praktek yang dilaksanakan kurang lebih selama satu bulan, penulis di tempatkan pada bagian

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA A. UMUM 1. Definisi Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan Operasional

Lebih terperinci

KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN

KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN LAMPIRAN II PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN Kebijakan tentang LRA bertujuan untuk menetapkan perlakuan Akuntansi

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BELANJA TIDAK TERDUGA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 08 Tahun 2012 PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG PERTANGGUNG JAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik di Indonesia yang mendapatkan perhatian besar adalah Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Ini dikarenakan pemerintah

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA DINAS PEREKONOMIAN DAN PARIWISATA KABUPATEN TUBAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR

ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA DINAS PEREKONOMIAN DAN PARIWISATA KABUPATEN TUBAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA DINAS PEREKONOMIAN DAN PARIWISATA KABUPATEN TUBAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh: RISNA DWI RAHMAWATI NIM : 2013411048 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 07 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 07 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 07 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR 1 BUPATI OGAN KOMERING ILIR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BUNGO BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (PERATURAN PEMERINTAH NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR 1 PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi daerah

Lebih terperinci

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang :a. bahwa dengan berlakunya Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN Jl. Letjend. S. Parman No. 23 Tep./Fax : (281) 89111 Purbalingga 53317 LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018 GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGELOLAAN AIR LIMBAH DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG GUBERNUR

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN IV PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dibandingkan dengan basis akrual penuh di BPKAD Kota Madiun tahun. ini dibuktikan dengan adanya paket Undang-Undang Keuangan yang

BAB IV PENUTUP. dibandingkan dengan basis akrual penuh di BPKAD Kota Madiun tahun. ini dibuktikan dengan adanya paket Undang-Undang Keuangan yang BAB IV PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, pelaksanaan kegiatan pengaruh penggunaan akuntansi basis kas menuju akrual yang dibandingkan dengan basis akrual penuh di BPKAD

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAPORAN OPERASIONAL KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAPORAN OPERASIONAL KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 1 LAPORAN OPERASIONAL KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN ----------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN Menimbang: a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TENTANG WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

AKUNTANSI PEMBIAYAAN

AKUNTANSI PEMBIAYAAN LAMPIRAN B.VIII : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 08 AKUNTANSI PEMBIAYAAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN Koreksi Kesalahan 332. Kesalahan penyusunan laporan keuangan dapat disebabkan oleh keterlambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Instansi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi non profit yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat umum, seperti peningkatan

Lebih terperinci

L E M B A R A N D A E R A H

L E M B A R A N D A E R A H L E M B A R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2004 NOMOR 4 SERI A NO. SERI 1 P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010- BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 1. Penggunaan Anggaran Belanja yang tercantum dalam APBD Kabupaten Manggarai tahun anggaran 20102014 termasuk kategori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemerintah Daerah Sebagai Entitas Pelaporan Dan Entitas Akuntansi bahwa: Dalam pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (2005:19) menyatakan entitas pelaporan keuangan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal. daerah, yang dikenal sebagai era otonomi daerah.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal. daerah, yang dikenal sebagai era otonomi daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa : 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Anggaran Pendapatan 2.1.1.1 Pengertian Anggaran Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa : Anggaran Publik

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISA PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PADANG WINDA PUSPITA SARI FAKULTAS EKONOMI

SKRIPSI ANALISA PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PADANG WINDA PUSPITA SARI FAKULTAS EKONOMI SKRIPSI ANALISA PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PADANG OLEH : WINDA PUSPITA SARI 07153110 Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP

PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP Mei 2007 1 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR (BAS) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 1 angka

Lebih terperinci

2 2015, No.1413 melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja. 2. UAKPA Dekonsentrasi adalah unit akuntansi yang melakukan kegiatan

2 2015, No.1413 melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja. 2. UAKPA Dekonsentrasi adalah unit akuntansi yang melakukan kegiatan No. 1413, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Laporan Keuangan. Kementerian Negara/Lembaga. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.05/2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60 LAPORAN OPERASIONAL Tujuan Laporan Operasional 284. Tujuan penyusunan Laporan Operasional adalah untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle). Sehingga

Lebih terperinci

> *\ PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN ^UL^pT)

> *\ PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN ^UL^pT) > *\ PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN ^UL^pT) y ^2 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ^ *- ^S^^ Untuk Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 84 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 84 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 84 TAHUN 2015 TENTANG PENGGUNAAN SURPLUS ANGGARAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI USAHA MIKRO KECIL

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN I.1. Tujuan dan Ruang Lingkup Bab ini bertujuan untuk memberikan pemahaman secara garis besar mengenai dasar-dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pembangunan Daerah Pembangunan Daerah merupakan suatu usaha yang sistematik dari berbagai pelaku, baik umum, pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat

Lebih terperinci

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp) LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 NO URAIAN REFF ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 REALISASI 2015 LEBIH/ (KURANG)

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari. penelitian ini adalah:

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari. penelitian ini adalah: BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Analisis Kinerja Pendapatan. a Kinerja pendapatan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -------------------------------------------------------- - Tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Penyajian Laporan Keuangan Daerah Berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah menyatakan bahwa laporan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dalam penyusunan laporan keuangan serta tujuan dari

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan HewanTahun 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Lebih terperinci