ANALISIS PENAWARAN SEMANGKA (Citrullus Vulgaris) DI KABUPATEN SRAGEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENAWARAN SEMANGKA (Citrullus Vulgaris) DI KABUPATEN SRAGEN"

Transkripsi

1 ANALISIS PENAWARAN SEMANGKA (Citrullus Vulgaris) DI KABUPATEN SRAGEN Maryani, Endang Siti Rahayu, Setyowati Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta mryanie_120@yahoo.co.id (Hp : ) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran semangka di Kabupaten Sragen dan menganalisis elastisitas penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Lokasi penelitian dipilih secara purposive yaitu di Kabupaten Sragen. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series selama 15 tahun dari tahun Dari hasil analisis diperoleh nilai koefesien korelasi (R 2 ) sebesar 0,855 dan adjusted R² sebesar 0,747. Dan dari uji F diperoleh nilai F (0,005) signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa variabel harga semangka tahun sebelumnya, curah hujan tahun t, jumlah produksi tahun sebelumnya, luas areal tanam semangka tahun sebelumnya, harga pupuk TSP tahun t dan harga melon tahun sebelumnya merupakan variabel yang tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Berdasarkan nilai koefisien regresi parsial yang paling berpengaruh variabel jumlah produksi tahun sebelumnya mempunyai nilai paling tinggi. Sehingga variabel ini mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Elastisitas penawaran semangka dalam jangka pendek lebih elastis daripada elastisitas penawaran semangka jangka panjang. Kata Kunci : Penawaran, Semangka, Sragen Abstrak : This research aimed to analyze some factors which influence the supply of watermelon in Sragen Regency and to analyze the elasticity supply of watermelon in Sragen Regency. The basic method used in this research is the descriptive analysis. The research location is chosen purposively, namely in Sragen Regency. Whereas the kind of data used in this research is secondary data of time series during 15 years since From the result is of analysis, obtained the value of coefficient correlation (R 2 ) is 0,855 and adjusted R 2 is 0,747. From value of F test, is (0,005) significant with level of trust 95 %. The result of analysis at t test shows that variable price of watermelon at previous year, rainfall, watermelon production at previous year, watermelon wide areal cultivation at previous year, price of TSP fertilizer at year t and honeydue at previous year don t give obvious influence toward the supply of watermelon in Sragen Regency. Based on the most influence value of coefficient regression partial, variable watermelon production at previous year is the highest one. So this variable has the biggest influence toward the supply of watermelon in Sragen Regency. The elasticity of watermelon supply in short terms is more elastic than those in long terms. Key Words: Supply, Watermelon, Sragen 1

2 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian merupakan sektor andalan bagi sebagian masyarakat dan sektor penumpu kehidupan perekonomian bangsa karena hampir sebagian penduduk bermata pencahariaan sebagai petani. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kehidupan pangan dan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha, sehingga diharapkan pertanian dapat mensejahterakan masyarakat. Pertanian Indonesia tidak hanya tergantung pada komoditas penghasil bahan makanan pokok saja tetapi juga pada produk hortikultura. Pengembangan produk hortikultura merupakan salah satu aspek pembangunan pertanian. Hortikultura meliputi tanaman buah, tanaman sayur, tanaman hias dan tanaman obat-obatan (Djafar et al, 1996). Salah satu tanaman hortikultura adalah tanaman semangka. Semangka merupakan buah yang enak untuk dikonsumsi juga kaya akan vitamin. Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Watermellon. Berasal dari daerah kering tropis dan sub tropis Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai negara seperti: Afrika selatan, Cina, Jepang dan Indonesia. Semangka termasuk dalam keluarga buah labulabuan (Cucurbitaceae), pada daerah asalnya sangat disukai oleh manusia dan binatang yang ada di benua tersebut, karena banyak mengandung air sehingga penyebarannya menjadi cepat. Tanaman semangka dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai buah segar. Daya tarik untuk menanamnya adalah karena tanaman semangka berumur pendek; kurang lebih dalam jangka 3 bulan sudah menghasilkan dan bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat. Semangka merupakan tanaman semusim yang dapat dibudidayakan di daerah dataran rendah dan mempunyai arti penting bagi perkembangan sosial ekonomi rumah tangga maupun negara. Pengembangan budidaya komoditas ini mempunyai prospek cerah karena dapat mendukung upaya peningkatan pendapatan petani, pengentasan kemiskinan, perbaikan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengurangan impor dan peningkatan ekspor non migas (Rukmana, 1994). Kabupaten Sragen merupakan salah satu penghasil buah semangka. Keadaan tanah dan topografi yang sesuai membuat semangka cocok untuk dibudidyakan di Kabupaten Sragen. Semangka merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Sragen. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Dimana data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data berkala (time series atau trend) yaitu data tahun 1995 sampai dengan tahun Teknik pengumpulan data dengan metode pencatatan, data diperoleh dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sragen dan Biro Pusat Statistik Kabupaten Sragen. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive sampling, dalam penelitian ini dipilih Kabupaten Sragen, dengan pertimbangan Kabupaten Sragen merupakan salah satu daerah penghasil semangka terbesar di Jawa Tengah terutama di Eks-Karisidenan Surakarta.

3 Metode analisis data yang digunakan adalah dengan analisis regresi linear berganda dengan model analisis yaitu Model Nerlove Respon Penawaran, secara matematis dirumuskan : A t = b 0 + b 1 Pt -1 + b 2 Wt + b 3 Qt-1 + b 4 At-1+ b 5 P tsp t + b 6 Ps-1 + e..(1) Dimana At adalah penawaran semangka pada tahun t (Kw), bo adalah konstanta, b1-b6 adalah nilai koefesien regresi dari masing-masing variabel, Pt-1 adalah harga semangka pada tahun sebelumnya (Rp/Kg), Wt adalah rata-rata curah hujan pada tahun t (mm/tahun), Qt-1 adalah produksi semangka pada tahun sebelumnya (Kw), At-1 adalah luas areal panen semangka pada tahun t (Ha), Ptsp t adalah harga pupuk TSP pada tahun t (Rp/Kg), Pst-1 adalah harga melon pada tahun sebelumnya (Rp/Kg) dan e adalah error / kesalahan pengganggu. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel penduga terhadap penawaran semangka, sekaligus menguji ketepatan model digunakan koefesien determinasi (R 2 ). Nilai (R 2 ) berkisar antara 0 sampai dengan 1, semakin besar nilai (R 2 ) semakin besar pula pengaruh variabelvariabel penduga terhadap jumlah penawaran. Untuk mengetahui apakah variabel - variabel yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh tehadap jumlah penawaran semangka digunakan uji F dengan tingkat kepercayaan 95 % dengan rumus sebagai berikut : 2 R / (k -1) Fhit 2 (1- R ) /( n 1). (2) Dimana R 2 adalah koefesien determinasi, n adalah banyaknya sampel, k adalah jumlah koefesien yang ditaksir. Kriteria pengambilan keputusan (1) Jika F hitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima, berarti variabel secara bersama-sama (minimal salah satu) berpengaruh terhadap jumlah penawaran semangka (Qt). (2) Jika F hitung F tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak berarti semua variabel secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah penawaran semangka (Qt). Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel penduga terhadap jumlah penawaran semangka digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut : bi t hitung Se(bi)..(3) varian(bi) dimana Se(bi) = Dimana bi adalah koefisien regresi variabel penduga ke-i, Se(bi) adalah standart error koefisien regresi ke-i. Dengan kriteria pengambilan keputusan (1) Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima berarti variabel (Xi) berpengaruh nyata terhadap jumlah penawaran semangka. (2) Jika t hitung t tabel maka Ho diterima dan Hi ditolak berarti variabel (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah penawaran semangka. Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap jumlah penawaran semangka digunakan nilai standart koefesien regresi parsial dari hasil analisis uji t. Untuk mengetahui elastisitas jangka pendek pada penawaran semangka digunakan rumus : X Epd bi Y..(4) Dimana Epd adalah elastisitas penawaran jangka pendek, bi adalah koefesien regresi variabel bebas ke-i, X adalah rata-rata variabel bebas ke-i, Y adalah rata-rata variabel tak bebas. Sedangkan elastisitas jangka panjang diperoleh dari : Epj Epd..(5)

4 Dimana Epj adalah elastisitas jangka panjang, Epd adalah elastisitas jangka pendek, adalah koefesien penyesuaian (0< <1). Nilai : 1-b2, dimana b2 adalah koefisien Qt-1 Apabila nilai E > 1 maka elastisitas penawaran terhadap variabel bebas ke-i dikatakan elastis. Apabila nilai E < 1 maka elastisitas penawaran terhadap variable bebas ke-i dikatakan tidak elastis (inelastis). Pendekatan matrik korelasi digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas, dimana matrik korelasi adalah hubungan berbagai variabel yang dipakai regresi. Bila terjadi matrik korelasi serius (lebih besar atau sama dengan 0,8) maka variabel tersebut perlu dipertimbangkan apakah diikutkan atau tidak dalam model (Sumodiningrat, 1999). Statistik d durban watson digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi. Menurut Gujarati (1978) jika nilai d lebih kecil daripada dl maka hipotesis nol ditolak, jika nilai d lebih besar daripada nilai du maka hipotesis nol diterima yang berarti tidak terjadi autokorelasi dan jika nilai d terletak antara dl dan du (dl d du) maka pengujian tidak meyakinkan. Uji Park digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas. Jika hasil uji F, uji t dan koefisien determinasi tidak signifikan maka hal ini menunjukkan bahwa kesalahan pengganggu mempunyai varian yang sama (homoskedastis) sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas (Sumodiningrat, 1999). HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian yang berjudul Analisis Penawaran Semangka di Kabupaten Sragen ini menggunakan data time series selama 15 tahun, yaitu tahun Analisis penawaran dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan model Nerlove sehingga luas areal panen semangka pada daerah penelitian sebagai variabel dependen. Sebagai variabel independen yaitu harga semangka pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, produksi semangka pada tahun sebelumnya, luas areal tanam semangka pada tahun sebelumnya, harga pupuk TSP pada tahun t dan harga melon pada tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data : Luas areal tanam semangka dari tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1. Luas Areal Tanam Semangka di Kabupaten Sragen, Tahun At (ha) Sumber:Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa luas tanam semangka mengalami perubahan setiap tahunnya, dimana luas areal tanam terbesar yaitu pada tahun 1997 sebesar 938 Ha, sedangkan luas tanam semangka terkecil yaitu tahun 2006 sebesar 63 Ha. Adapun perkembangan harga semangka di Kabupaten Sragen selama tahun dapat dilihat pada Tabel 2.

5 Tabel 2. Harga Semangka di Kabupaten Sragen, Tahun Harga Semangka Sebelum Terdeflasi (Rp/kg) Harga Semangka Setelah Terdeflasi (Rp/kg) Perkem bangan (Rp/kg) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah 22, , Ratarata 1, , Sumber: Diolah dari Data Sekunder Tingkat harga semangka yang diterima petani merupakan harga yang sudah dideflasikan yang bertujuan untuk menghilangkan pengaruh inflasi. Di dalam pendeflasian tersebut digunakan indeks harga konsumen dengan tahun dasar 2002 (2002=100). Perkembangan harga semangka di Kabupaten Sragen fluktuatif. Ratarata harga semangka sebelum terdeflasi yaitu sebesar Rp 1.476,01 sedangkan rata-rata harga semangka setelah terdeflasi yaitu sebesar Rp 1.289,45. Harga semangka setelah terdeflasi tertinggi yaitu pada tahun 1998 sebesar Rp 2.308,52 dan harga semangka setelah terdeflasi terendah yaitu pada tahun 2004 sebesar Rp 476,93. Curah hujan berpengaruh terhadap produksi tanaman semangka. Tanaman semangka merupakan tanaman yang peka terhadap perubahan curah hujan. Curah hujan di Kabupaten Sragen pada tahun dapat dilihat dalam Tabel 3. Tahun Tabel 3. Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Sragen, Tahun Rata-rata Curah Hujan (mm/th) Perkembangan , , , , , , , , , , , , , , , Sumber:BPS Kabupaten Sragen, 2009 Curah hujan terendah di Kabupaten Sragen terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 1508 mm/th. Rendahnya curah hujan pada tahun 2002 ini terjadi karena adanya musim kemarau yang lebih panjang dibandingkan musim penghujan. Sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar 2952 mm/th. Produksi semangka di Kabupaten Sragen pada tahun dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4. Produksi Semangka di Kabupaten Sragen Tahun Luas Areal (Ha) Produksi (Kw) Produktivitas (Kw/Ha) Perkem bangan (Kw) , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah 4, ,279 2, Ratarata , Sumber:Dinas Pertanian Kabupaten Sragen Rata-rata produksi semangka di Kabupaten Sragen yaitu sebesar kwintal. Produksi semangka

6 terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar kwintal dan produksi tertinggi yaitu pada tahun 1997 sebesar kwintal. Penentuan melon sebagai barang substitusi didasarkan pada kondisi dimana melon dan semangka membutuhkan tempat budidaya dan iklim yang hampir sama. Adapun perkembangan harga melon di Kabupaten Sragen selama tahun dapat dilihat pada tabel. Tabel 5. Harga Melon di Kabupaten Sragen, Tahun Harga Melon Sebelum Terdeflasi (Rp/kg) Harga Melon Setelah Terdeflasi (Rp/kg) Perkem bangan , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah 46, , Rata-rata 3, , Sumber: Diolah dari Data Sekunder Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui harga melon sebelum dan sesudah terdeflasi tahun Rata-rata harga melon, sebelum terdeflasi adalah Rp. 759,34. Sedangkan rata-rata harga melon setelah terdeflasi adalah Rp. 619,22. Rata-rata harga melon setelah terdeflasi lebih rendah dari pada harga sebelum terdeflasi dikarenakan pengaruh inflasi sudah dihilangkan dengan menggunakan tahun dasar 2000 dimana tahun ini keadaan perekonomian cenderung stabil. Analisis Regresi Penawaran Semangka Berdasarkan hasil analisis data diperoleh model fungsi penawaran semangka di Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut: At = 436,105 0,164 P t-1 + 0,12 W t + 0,20 Q t-1-2,530 A t-1 0,114 Ptsp t-1 + 0,004 Ps t-1 Dimana A t adalah penawaran semangka pada tahun t, P t-1 adalah harga semangka pada tahun sebelumnya, W t adalah rata-rata curah hujan pada tahun t, Q t-1 adalah jumlah produksi semangka pada tahun sebelumnya, A t-1 adalah luas areal tanam semangka pada tahun sebelumnya, Ptsp t-1 adalah harga pupuk TSP pada tahun t, Pst- 1 adalah harga melon pada tahun sebelumnya Pengujian Asumsi Klasik Nilai Matrik Pearson Correlation yang ditunjukkan pada Lampiran 2 diketahui bahwa korelasi antar variabel bebas ada yang bernilai lebih dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi multikolinearitas diantara variabel bebas yang mempengaruhi penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi digunakan angka D-W (Durbon- Watson). Berdasarkan Lampiran 2, diketahui bahwa nilai D-W sebesar 2,329 yaitu berada disekitar -2 hingga +2, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model terjadi autokorelasi. Scatterplot digunakan untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil Lampiran 2, diketahui bahwa grafik terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 dan sumbu Y, hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

7 regresi, sehingga model regresi layak untuk digunakan dalam memprediksi penawaran semangka berdasarkan masukan variabel independennya. Pengujian Model Koefisien determinasi (R 2 ), berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai adjusted R 2 sebesar 0,747. Hal ini berarti 7,47 persen penawaran semangka di Kabupaten Sragen dapat dijelaskan oleh variabel bebas yang digunakan dalam model yaitu harga semangka pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, produksi semangka pada tahun sebelumnya, luas areal tanam semangka pada tahun sebelumnya, harga pupuk TSP pada tahun t, dan harga melon pada tahun sebelumnya, sedangkan sisanya sebesar 2,53 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen antara lain harga input, tingkat teknologi yang digunakan oleh petani dan jumlah petani yang membudidayakan semangka. Uji F, hasil analisis uji F dapat di lihat pada Tabel 6. Tabel 6. Analisis Varian Faktor-Faktor yang Bepengaruh terhadap Penawaran Semangka di Kabupaten Sragen Model Jumlah d Kuadrat F Sig Kuadrat f Rata-Rata Hitung Regresi a Residu Total Sumber : Diolah dari Lampiran Berdasarkan analisis uji F yang dilakukan dapat diketahui bahwa signifikansi sebesar 0,005. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel yang diamati yaitu harga semangka pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, produksi semangka pada tahun sebelumnya, luas areal tanam pada tahun sebelumnya, harga pupuk TSP pada tahun t, dan harga melon pada tahun sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Uji t, hasil analisis dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 7. Pengaruh Masing-masing Variabel Bebas Terhadap Penawaran Semangka di Kabupaten Sragen Model Koefisie t Sig Hitung Regresi Konstanta ns Harga semangka ns tahun sebelumnya (P t-1) Rata-rata curah ns hujan tahun t (W t) Produksi semangka ns tahun sebelumnya (Q t-1) Luas areal tanam ns tahun sebelumnya (A t-1) Harga pupuk TSP ns tahun t (Ptsp t-1) Harga melon tahun sebelumnya (Ps t-1) ns Sumber : Diolah dari Lampiran Dimana * adalah signifikansi pada tingkat kepercayaan 90%, ** adalah signifikansi pada tingkat kepercayaan 95%, *** adalah signifikansi pada tingkat kepercayaan 99%, ns adalah tidak signifikan. Berdasarkan uji t pada Tabel 7 menunjukkan bahwa harga semangka tahun sebelumnya, ratarata curah hujan tahun t, produksi semangka pada tahun sebelumnya, luas areal tanam tahun sebelumnya, harga pupuk TSP pada tahun sebelumnya dan harga melon tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Variabel yang Paling Berpengaruh Nilai koefisien regresi parsial menunjukkan variabel yang paling berpengaruh terhadap penawaran semangka. Semakin besar nilai koefisen regresi parsial maka semakin

8 besar pengaruh variabel bebas tersebut terhadap penawaran semangka. Tabel 8. Nilai Standar Koefisien Regresi Parsial Faktor yang Berpengaruh Terhadap Penawaran Semangka di Kabupaten Sragen Variabel Produksi semangka tahun sebelumnya (Q t-1) Rata-rata curah hujan tahun t (W t) Harga pupuk TSP tahun t (Ptspt) Harga semangka tahun sebelumnya (Pt-1) Luas areal tanam tahun sebelumnya (A t-1) Koefisien Regresi Parsial Peringkat Sumber : Diolah dari Lampiran Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa variabel yang mempuyai nilai koefisien regresi parsial terbesar adalah variabel produksi semangka pada tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa produksi semangka pada tahun sebelumnya merupakan variabel yang paling respon terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Elastisitas Penawaran Nilai elastisitas variabel yang berpengaruh signifikan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini : Tabel 9. Elastisitas Penawaran Semangka dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang di Kabupaten Sragen Variabel Harga semangka pada tahun sebelumnya Rata-rata curah hujan tahun t Produksi semangka pada tahun sebelumnya Luas areal tanam tahun sebelumnya Harga pupuk TSP tahun t Harga melon pada tahun sebelumnya Elastisitas Jangka Pendek Elastisitas Jangka Panjang -0,164 0,0465 0,012-0,0034 0,020-0,0057-2,530 0,7167-0,114 0,0323 0,004-0,0011 Sumber : Diolah dari Lampiran Berdasarkan Tabel 9, nilai elastisitas penawaran untuk variabel harga semangka tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, jumlah produksi semangka tahun sebelumnya, luas areal tanam pada tahun sebelumnya, harga pupuk TSP pada tahun t, harga melon pada tahun sebelumnya bersifat elastis. Artinya perubahan variabel-variabel tersebut berpengaruh pada perubahan penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis uji t, analisis penawaran semangka di Kabupaten Sragen dipengaruhi secara nyata oleh harga semangka pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, produksi semangka pada tahun seblumnya, luas areal tanam pada tahun sebelumnya, harga pupuk TSP pada tahun t dan harga melon pada tahun sebelumnya. Respon penawaran merupakan reaksi yang timbul karena adanya perubahan variabel bebas yang berpengaruh terhadap penawaran. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh hasil bahwa variabel yang tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen adalah variabel harga semangka tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, jumlah produksi pada tahun sebelumnya, luas areal tanam semangka tahun sebelumnya, harga pupuk TSP tahun t dan harga melon tahun sebelumnya. Nilai elastisitas jangka pendek dan elastisitas jangka panjang pada penawaran semangka di Kabupaten Sragen (1) Harga Semangka Tahun Sebelumnya, berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa nilai elastisitas harga semangka pada tahun sebelumnya dalam jangka pendek sebesar 0,164 dengan nilai negatif. Nilai elastisitas negatif artinya dalam jangka pendek penawaran semangka akan menurun 0,164% apabila harga semangka tahun t naik 1%, dan dalam jangka panjang penawaran semangka akan menurun sebesar 0,0465% apabila harga

9 semangka tahun t naik 1%. (2) Ratarata Curah Hujan pada Tahun t, nilai elastisitas jangka pendek maupun jangka panjang untuk rata-rata curah hujan tahun t bersifat elastis. Besarnya nilai elastisitas jangka pendek yaitu 0,012 dan dalam jangka panjang yaitu -0,0034. Artinya bahwa persentase perubahan penawaran lebih kecil dari persentase perubahan rata-rata curah hujan tahun t. Nilai elastisitas negatif artinya dalam jangka pendek penawaran semangka akan menurun 0,012% apabila rata-rata curah hujan tahun t naik 1%, dan dalam jangka panjang penawaran semangka akan menurun sebesar 0,0034% apabila rata-rata curah hujan tahun t naik 1%. Hal ini disebabkan karena dalam penanaman semangka, curah hujan mempengaruhi bahkan dapat menjadi faktor penentu keberhasilan atau kegagalan usaha tani semangka. (3) Luas Areal Tanam Semangka pada Tahun Sebelumnya, nilai elastisitas jangka pendek maupun jangka panjang untuk luas areal tanam semangka pada tahun sebelumnya bersifat inelastis. Besarnya nilai elastisitas jangka pendek yaitu - 2,530 dan dalam jangka panjang yaitu 0,7167. Nilai elastisitas negatif artinya dalam jangka pendek penawaran semangka akan menurun 2,530% apabila luas areal tanam semangka tahun sebelumnya naik 1%, dan dalam jangka panjang penawaran semangka akan meningkat 0,7167% apabila luas areal tanam semangka tahun sebelumnya naik 1%. Berdasarkan penelitian, petani semangka di Kabupaten Sragen membudidayakan semangka berdasarkan pengalaman petani untuk mengetahui waktu yang tepat dalam membudidayakan semangka. (4) Harga Melon pada Tahun Sebelumnya, nilai elastisitas jangka pendek maupun jangka panjang untuk harga melon pada tahun sebelumnya bersifat elastis. Besarnya nilai elastisitas jangka pendek yaitu 0,004 dan dalam jangka panjang yaitu -0,0011. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka pendek penawaran semangka akan meningkat 0,004% apabila harga melon tahun sebelumnya naik 1%, dan dalam jangka panjang penawaran semangka akan menurun 0,0011% apabila harga melon tahun sebelumnya naik 1%.Nilai elastisitas yang negatif menunjukkan bahwa harga semangka pada tahun sebelumnya mempunyai hubungan berbanding terbalik terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Menurut Kartasapoetra (1988), penyebab inelastisnya penawaran produk pertanian adalah (1) Produk pertanian dihasilkan secara musiman, (2) Kapasitas usaha produksinya cenderung mencapai tingkatan yang tinggi, tidak terpengaruh oleh perubahan permintaan, (3) Panenan terhadap tanaman yang dibudidayakan memerlukan cukup waktu yaitu sampai musim panen tiba. Adanya time lag dalam produk pertanian yang bersifat musiman menyebabkan dalam jangka pandek petani belum mampu melakukan pengaturan dan penyesuaian kembali dalam penyaluran faktor-faktor produksi yang dimilikinya. Namun nilai elastisitas jangka pendek lebih elastis daripada elastisitas jangka panjang. Hal ini dikarenakan dalam jangka panjang, petani mempunyai cukup waktu untuk menambah atau mengurangi penggunaan faktor-faktor produksi yang akan menambah atau mengurangi kapasitas produksi sesuai dengan kenaikan dan penurunan permintaan yang terjadi di pasar.

10 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa harga semangka tahun sebelumnya, harga melon tahun sebelumnya, harga pupuk TSP tahun t, curah hujan tahun t, produksi semangka tahun sebelumnya serta produksi melon tahun sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Harga semangka tahun sebelumnya, harga pupuk TSP tahun t, dan produksi semangka tahun sebelumnya secara individual berpengaruh nyata terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Sedangkan harga melon tahun sebelumnya, curah hujan tahun t dan produksi melon tahun sebelumnya secara individual tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Nilai elastisitas jangka panjang lebih elastis dari elastisitas jangka pendek untuk variabel harga semangka pada tahun sebelumnya,, rata-rata curah hujan tahun t, luas areal tanam semangka pada tahun sebelumnya, dan harga melon pada tahun sebelumnya. Saran Petani diharapkan untuk menambah pengetahuan dan keterampilanya tentang cara budidaya semangka sehingga pada saat panen diperoleh produksi yang yang lebih baik melalui penyuluhan dari Dinas Pertanian dan kelompok tani. Pemerintah di Kabupaten Sragen diharapkan untuk lebih memperhatikan usaha tani semangka ke depannya, mengingat usaha tani semangka mempunyai prospek yang menjanjikan dan semangka menjadi salah satu icon Kabupaten Sragen. DAFTAR PUSTAKA BPS Kabupaten Sragen Dalam Angka BPS Kabupaten Sragen. Sragen. Dinas Pertanian Data Produksi Hortikultura Kabupaten Karanganyar Karanganyar. Djafar, TF dan M Thamrin Inventarisasi Beberapa Jenis Salak Pondoh di Kabupaten Sleman Propinsi DIY. Disampaikan Dalam Apresiasi Program Pembangunan Pertanian Tingkat Propinsi DIY. Yogyakarta November hal. Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta. Kartasapoetra, A.G Teknologi Budidaya Tanaman Pangan Di Daerah Tropik. Bina Aksara. Jakarta. Rukmana, R Budidaya Semangka Hibrida. Kanisius. Yogyakarta Sumodiningrat, Gunawan Pengantar EkonometrikaI. BPFE. Yogyakarta.

THE ANALYSIS OF HONEYDUE SUPPLY IN SRAGEN REGENCY

THE ANALYSIS OF HONEYDUE SUPPLY IN SRAGEN REGENCY Ikhsan Aminudin Analisis Penawaran Melon... THE ANALYSIS OF HONEYDUE SUPPLY IN SRAGEN REGENCY Ikhsan Aminudin *, Suprapti Supardi ** Mahasiswa *, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret ** Abstract

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO Vica Tri Ariyani, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENAWARAN TOMAT DI KABUPATEN SEMARANG

ANALISIS PENAWARAN TOMAT DI KABUPATEN SEMARANG ANALISIS PENAWARAN TOMAT DI KABUPATEN SEMARANG Nicolaus Eko Nugroho, Sri Marwanti, Setyowati Program Studi Agribisnis - Universitas Sebelas Maret Surakarta Jalan Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta

Lebih terperinci

ANALISIS PENAWARAN KOPI ROBUSTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS PENAWARAN KOPI ROBUSTA DI PROVINSI JAWA TENGAH ANALISIS PENAWARAN KOPI ROBUSTA DI PROVINSI JAWA TENGAH Nifka Nisarafika, Endang Siti Rahayu, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami No. 36

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995-

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995- BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995-2015.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan ialah metode penelitian eksplanatoris. Penelitian eksplanatoris merupakan penelitian yang bersifat noneksploratif,

Lebih terperinci

ANALISIS PENAWARAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS PENAWARAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI KABUPATEN KARANGANYAR AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal. 469-475 ISSN 2302-1713 ANALISIS PENAWARAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI KABUPATEN KARANGANYAR Dewi Novitasari Andriani Purwadi, Minar Ferichani, Susi Wuri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank 53 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank Indonesia selaku bank sentral berdasarkan pasal 4 ayat 1 UU RI No. 23 tahun

Lebih terperinci

ANALISIS PENAWARAN BELIMBING DEWA (Averrhoa carambola) SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DI KOTA DEPOK S K R I P S I

ANALISIS PENAWARAN BELIMBING DEWA (Averrhoa carambola) SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DI KOTA DEPOK S K R I P S I ANALISIS PENAWARAN BELIMBING DEWA (Averrhoa carambola) SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DI KOTA DEPOK S K R I P S I Oleh: Rahardyan Fajar Winaldi H0810093 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA Indria Ukrita 1) ABSTRACTS Coffee is a traditional plantation commodity which have significant role in Indonesian economy,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi jagung manis dilakukan di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar petani sebagai indikator kesejahteraan petani padi di Kabupaten Sragen menggunakan metode

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN WONOGIRI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN WONOGIRI Eftah Putri Hapsari, Joko Sutrisno, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendapatan margin pembiayaan murabahah dan pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah terhadap NPM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba Bersih dan Arus Kas Operasi sebagai variabel independen (X) dan Dividen Kas sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian ini menggunakan metode descriptive analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran atau penegasan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. daerah yang prosfektif untuk mengetahui ketersediaan dan konsumsi pangan strategis

METODE PENELITIAN. daerah yang prosfektif untuk mengetahui ketersediaan dan konsumsi pangan strategis Metode Penentuan Daerah Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Daerah penelitian ini dipilih secara sengaja dengan mempertimbangkan bahwa daerah ini merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JERUK PAMELO (Citrus grandis) DI KABUPATEN PATI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JERUK PAMELO (Citrus grandis) DI KABUPATEN PATI Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA) Volume 2, Nomor 3 (2018): 179-186 ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JERUK PAMELO (Citrus grandis)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan 37 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan Semadam dan Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara Propinsi Aceh Dimana

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN STRATEGIS DI SUMATERA UTARA ABSTRACT

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN STRATEGIS DI SUMATERA UTARA ABSTRACT FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN STRATEGIS DI SUMATERA UTARA Lisa Lestari 1), Dr.Ir.Satia Negara Lubis,MEc 2) dan Ir.M. Jufri MSi 3) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis,

Lebih terperinci

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA Tria Rosana Dewi dan Irma Wardani Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta Email : triardewi@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai pengaruh pertumbuhan variabel PMTDB, pertumbuhan variabel angkatan kerja terdidik, pertumbuhan variabel pengeluaran pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2014 dan mengambil data yang berasal dari situs resmi Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO (Studi Kasus di Desa Arjasa, Kec. Arjasa, Kab. Situbondo) Oleh : Yoki Hendra Sugiarto*), Yohanes

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research) BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research) dilakukan dengan mempelajari berupa catatan yaitu melakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1 46 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel independen. Tabel 4.1 Sumber : output SPSS Dari tabel diatas dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode regresi linier berganda sebagai alat analisis data. Dalam

Lebih terperinci

Davidson (MWD) yang bertujuan untuk menentukan apakah model yang

Davidson (MWD) yang bertujuan untuk menentukan apakah model yang 83 BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis 6.1.1. Pemilihan Model Regresi Pemilihan model regresi ini menggunakan uji Mackinnon, white and Davidson (MWD) yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA Chairia*), Dr. Ir Salmiah, MS**), Ir. Luhut Sihombing, MP**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakutas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang pertambangan. Perusahaan yang terdaftar

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang pertambangan. Perusahaan yang terdaftar BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang pertambangan. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari 46 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainya. Dari satu periode ke periode lainnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka penyusunan laporan dari suatu penelitian.

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 45 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum 1. Letak Geografis Secara geografis Kabupaten Grobogan memiliki posisi daerah yang terletak di antara 110 15 BT - 111 25 BT dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 2 variabel atau lebih dengan mencari pengaruh variabel independen terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN. 2 variabel atau lebih dengan mencari pengaruh variabel independen terhadap BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Bentuk penelitian ini merupakan penelitian kausalitas. Penelitian kausalitas merupakan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara 2 variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Gambaran Umum Subyek penelitian Penelitian ini tentang pertumbuhan ekonomi, inflasi dan tingkat kesempatan kerja terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) 159 ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) Analysis of Sugarcane and Sugar Production in PT. Perkebunan Nusantara VII (PERSERO) Derry Candia Apriawan 1, Irham 1, Jangkung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO 71 Buana Sains Vol 11 No 1: 71-76, 2011 KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO Ana Arifatus Sa diyah dan Rikawanto Eko Muljawan PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, ratarata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek pada penilitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. B. Jenis Data Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang telah berhasil dikumpulkan, serta permasalahan dan hipotesis yang telah ditetapkan pada bab bab sebelumnya, maka penulis akan membahas variabel variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa penjualan, piutang usaha, dan arus kas operasional pada laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA Rudi Hartono Purba, HM Mozart B Darus dan Tavi Supriana Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof.

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA Rosalina Berliani, Dyah Mardiningsih, Siwi Gayatri Program Studi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time-series data) bulanan dari periode 2004:01 2011:12 yang diperoleh dari PT.

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE 1995-2010 Fitri Suciani Jaka Pratama Tetiyeni Dwi Lestari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Teknik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Negara Indonesia dari tahun 1985 sampai tahun 2014. Penentuan judul penelitian didasarkan pada pertumbuhan produksi beras Negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup ekspor mebel di Kota Surakarta, dengan mengambil studi kasus di Surakarta dalam periode tahun 1990-2014. Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR PANILI (Vanilla planifolia Andrews) DI INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR PANILI (Vanilla planifolia Andrews) DI INDONESIA 1 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR PANILI (Vanilla planifolia Andrews) DI INDONESIA Program Studi Agribisnis Oleh : Rosalina Dwi Rahmawati H 0808196 FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH KODE : Sosial Humaniora ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH Zaenul Laily 1*, Wahyu Dyah Prastiwi 2 dan Hery Setiyawan 3 1 2 3 Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. BRI Syariah, dan Syariah Mandiri) di Indonesia periode

BAB III METODE PENELITIAN. BRI Syariah, dan Syariah Mandiri) di Indonesia periode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Bank Umum Syariah BUMN (BNI Syariah, BRI Syariah, dan Syariah Mandiri) di Indonesia periode 2010-2013. 3.2 Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan 49 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup seluruh pengertian yang digunakan untuk keperluan analisis dan menjawab tujuan yang telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang menganalisis data-data secara kuantitatif kemudian menginterpretasikan hasil analisis

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) Muhammad Febri Anggian Siregar, Iskandarini, Hasman Hasyim Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Maret mewakili sebagai pusat kegiatan universitas. Pengumpulan data kuesioner

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Maret mewakili sebagai pusat kegiatan universitas. Pengumpulan data kuesioner digilib.uns.ac.id 46 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Data primer didapat dengan menyebar kuesioner kepada para pejabat di Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, dan Kantor Pusat Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Hal

BAB III METODE PENELITIAN. belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Hal 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Indonesia merupakan negara agraris yang mana sebagian besar dari penduduknya bekerja disektor pertanian. Namun, sektor pertanian ini dinilai belum mampu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005:01 2012:12 yang diperoleh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, dan faktorfaktor tersebut adalah

Lebih terperinci

Analisis pengaruh biaya promotional mix terhadap volume penjualan pada PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta. Indah Wulansari F BAB I

Analisis pengaruh biaya promotional mix terhadap volume penjualan pada PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta. Indah Wulansari F BAB I Analisis pengaruh biaya promotional mix terhadap volume penjualan pada PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta Indah Wulansari F 0299059 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data data penelitian seperti jumlah data yang diolah, nilai minimum,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah jadi dari tempat penelitian. Data jumlah deposito mudharabah

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah jadi dari tempat penelitian. Data jumlah deposito mudharabah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Adapun data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan berupa data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id 35 III. METODE PENELITIAN A. Metode dasar penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan adalah penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yang tertuju pada pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang digunakan untuk pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjelaskan sifat dari hubungan tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Januari sampai April 2017 dengan tahun pengamatan dari Januari 2010 sampai Desember 2016 untuk memperoleh data-data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah masing-masing unsur motivasi yang meliputi: motivasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen.

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini berada di dua kecamatan, yaitu di Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA

DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA ANNISA CHAIRINA, ISKANDARINI, EMALISA Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara e-mail : annisa_ca@ymail.com Abstrak

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI DELI SERDANG. Riang Enjelita Ndruru,Marihat Situmorang,Gim Tarigan

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI DELI SERDANG. Riang Enjelita Ndruru,Marihat Situmorang,Gim Tarigan Saintia Matematika Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 71 83. ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI DELI SERDANG Riang Enjelita Ndruru,Marihat Situmorang,Gim Tarigan Abstrak. Penyediaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada CV.Bunda Payakumbuh berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada CV.Bunda Payakumbuh berlokasi di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada CV.Bunda Payakumbuh berlokasi di Jl.Soekarno-Hatta No.108 Parit Rantang, Payakumbuh, Sumatera Barat. Dimana penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Pengolahan data dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini yang menjadi penelitian adalah seluruh perusahaan LQ 45 yang listing di BEI pada tahun 2010-2014, dimana perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel harga saham (Y)

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel harga saham (Y) 54 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. 1. Statistik Deskriptif Hasil statistik deskriptif terhadap variabel penelitian disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 4 Des criptive Statistics Mean Std. Deviation

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kontribusi Sektor Pertanian bagi PDRB di Kabupaten Simeulue Kabupaten Simeulue mempunyai sembilan sektor yang memiliki peranan besar dalam kontribusi terhadap PDRB. Indikator

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (closing price) yang tercatat di indeks LQ 45 periode yang dinyatakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (closing price) yang tercatat di indeks LQ 45 periode yang dinyatakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian 1. Variabel terikat (Dependent variable) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham, harga saham penutupan (closing price) yang tercatat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini giat melakukan pembangunan. Pembangunan yang dilakukan mencakup di segala sektor. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014, yaitu dengan mengambil data di perusahaan manufaktur dengan objek penelitian kebijakan hutang, pertumbuhan

Lebih terperinci