BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Verawati Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Carpal Tunnel Syndrome Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) atau disebut juga Sindrom Terowongan Karpal (STK) adalah kumpulan gejala akibat terjadi penekanan pada nervus medianus ketika melalui terowongan karpal di pergelangan tangan. Manifestasi klinis dari sindroma ini adalah rasa nyeri dan kesemutan (paraesthesia) (Sidharta, 1996). CTS merupakan entrapment neuropathy yang terjadi akibat adanya penekanan nervus medianus pada saat melalui terowongan karpal di pergelangan tangan tepatnya di bawah fleksor retinaculum (Rambe, 2004). Terowongan karpal berada di bagian sentral dari pergelangan tangan di mana berbagai komponen tulang dan ligamen membentuk suatu terowongan sempit yang dilalui oleh beberapa tendon dan nervus medianus (Samuel, 1999). Tulang-tulang karpalia membentuk dasar dan sisi-sisi terowongan yang keras dan kaku sedangkan atapnya dibentuk oleh fleksor retinakulum (transverse carpal ligament dan palmar carpal ligament) yang kuat dan melengkung di atas tulangtulang karpalia tersebut. Setiap perubahan yang mempersempit terowongan ini akan menyebabkan tekanan pada nervus medianus. 6
2 Anatomi dan Biomekanika Pergelangan tangan disusun oleh 3 tulang yaitu tulang radius, ulna dan karpal. Dimana terowongan karpal terletak di pergelangan tangan yang kerangkanya di bentuk oleh 8 tulang carpal yang tersusun atas 2 bagian. Bagian proximal terdiri dari lateral dan medial yaitu tulang navicular, lunatum, triquertum, dan pisiformis. Bagian distal yaitu tulang trapezium, trapezoideum, capitatum dan hamatum. Tulang-tulang karpal tangan susunannya membusur dengan bagian konkaf menghadap ke arah telapak tangan. Ruangan ini tertutup oleh ligamentum karpi transversum sehingga terbentuk suatu terusan yang sempit yang disebut terowongan karpal (Anshar, et,al., 2011). Gambar 2.1 Anatomi Nervus Medianus (Sumber: Netter, Frank H. Atlas of Human Anatomy. Fourth edition. Saunders: Elsevier; 2006)
3 8 Terowongan karpal tersusun secara rapat Musculi antebrachium palmares superficial (m. pronator teres, m. flexor carpi radialis, m. palmaris longus, m. flexor carpi ulnaris, m. flexor digitorum superficialis), Musculi antebrachium palmares profunda (m. flexor digitorum profunda, m. flexor digitorum longus, m. pronator quadratus), Flexor digitorum longus dan nervus medianus (Wichaksana, dkk., 2002) Nervus medianus terbentuk dari fasikulus lateralis asal radiks C5, C6, C7 dan fasikulus medialis C8 dan T1. Saraf medianus di atas siku tidak mempunyai cabang-cabang artikuler menuju sendi siku cabang muskuler mempersarafi pollicis longus, pronator quadratus. Setelah memberi cabang pada otot-otot lengan bawah untuk berbagai gerakan lengan dan jari-jari tangan di bawah ligamentum carpi transversal syaraf medianus bercabang dua, yang lateral (motorik) mempersyarafi otot thenaris yaitu otot abductor pollicis brevis, otot flexor pollicis brevis, otot oponen pollicis dan otot adductor pollicis. Percabangan medial (sensorik) mempersyarafi otot antara ossa metacarpalia yaitu lumbricales, interossei palmaris dan interossei dorsalis bagian polar jari-jari 1, 2, 3 dan ½ jari ke 4 (sisi lateral) serta bagian tengah sampai sisi radial juga dipersyarafi oleh n. Medianus (Sloane, 1994) Klasifikasi Menurut Katz, dkk (2002), kriteria diagnostik dibuat berdasarkan pengalaman klinis para peneliti, banyak gejala pasien ditemukan pada perbatasan dari kelas klasifikasi yang satu dengan yang lainnya. Pada derajat 0 atau disebut juga dengan derajat Asimtomatik yaitu tidak ada gejala dan tanda CTS, namun
4 9 apabila dilakukan pemeriksaan konduksi saraf sensorik dan motorik mungkin ditemukan kelainan pada sekitar 20% populasi. Pada kondisi ini tidak perlu dilakukan terapi. Derajat 1 atau disebut juga derajat Simtomatik Intermiten terdapat parastesia tangan (kesemutan) intermiten, namun tidak terdapat defisit neurologis. Apabila dilakukan tes provokasi dan pemeriksaan konduksi saraf sensorik dan motorik mungkin ditemukan kelainan. Pada derajat 1 sudah dapat dilakukan terapi konservatif. Pada CTS derajat 2 atau disebut juga dengan Simtomatik Persisten terdapat defisit neurologis sesuai dengan distribusi saraf medianus dan bila dilakukan tes provokasi akan didapatkan hasil yang positif serta pada pemeriksaan konduksi saraf sensorik dan motorik tidak normal. Penanganan yang dapat dilakukan pada CTS derajat 2 adalah dengan terapi konservatif atau operatif. Derajat tertinggi yaitu derajat 3 disebut juga dengan derajat Berat. Kondisi CTS derajat berat adalah terdapat atrofi otot thenaris. Apabila dilakukan pemeriksaan dengan elektromiografis terdapat fibrilasi atau neuropati unit motorik. Tindakan yang dapat dilakukan pada derajat ini dengan melakukan terapi operatif. Komplikasi yang mungkin timbul pada CTS oleh karena kompresi antara lain atrofi otot thenaris, gangguan sensorik yang mengenai bagian radial telapak tangan dan sisi palmar dari tiga jari tangan yang pertama, serta terdapat deformitas ape hand, tidak mampu memfleksikan jari tangan, gengggaman tangan
5 10 melemah, terutama ibu jari dan telunjuk, dan jari-jari ini cenderung mengadakan hiperekstensi dan ibu jari abduksi Patofisiologi CTS terjadi apabila saraf medianus mengalami tekanan dalam struktur anatomis terowongan karpal. Tekanan dapat disebabkan oleh meningkatnya volume dalam terowongan karpal, pembesaran saraf medianus, atau berkurangnya area cross-sectional dalam terowongan karpal. Dari ketiga penyebab ini, yang menjadi penyebab terbanyak adalah meningkatnya volume terowongan karpal. Meningkatnya volume terowongan karpal dipengaruhi oleh gerakan yang berulang dengan kontraksi sangat kuat, tekanan mekanis, sikap kerja kaku dan aneh, getaran setempat dan penggunaan sarung tangan sempit dingin. Hal ini akan menyebabkan peradangan tendon pada sendi dan bursa yang akan menekan N. Medianus dan menimbulkan manifestasi klinis seperti nyeri, terdapat kelemahan dan gangguan fisik (Silverstein, dkk., 1987). Teori getaran gejala CTS bisa disebabkan oleh efek dari penggunaan jangka panjang alat yang bergetar pada saraf median di terowongan karpal. Menurut Lunborg dalam Tana (2004) mencatat edema epineural pada saraf medianus dalam beberapa hari terkena paparan alat getar genggam. Edema epineural diakibatkan adanya peningkatan tekanan intrafasikuler yang menyebabkan aliran darah vena melambat sehingga endotel menjadi rusak dan kebocoran protein. Selanjutnya, terjadi perubahan serupa mengikuti mekanik, iskemik, dan trauma kimia.
6 11 Getaran ini merangsang kontraksi tendon, mengurangi kelenturan, mencederai saraf perifer, menyebabkan mati rasa jari-jari atau mengurangi sensasi tangan sebagai akibat konstriksi vaskuler atau vasospasme mikrosirkulasi ke saraf perifer. Cedera mikroskopik, mikrosirkulasi, arteriosklerosis lokal yang menyebabkan pembengkakan lokal berisi cairan dan fibrin yang menekan nervus medianus Diagnosis Diagnosis CTS ditegakkan selain berdasarkan gejala-klinis seperti di atas dan perkuat dengan pemeriksaan yaitu: 1) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada penderita dengan perhatian khusus pada fungsi, motorik, sensorik dan otonom tangan. Menurut Katz, dkk (2002) beberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu menegakkan diagnosis CTS adalah: a) Phalen test : Penderita diminta melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul nyeri, tes positif CTS. Sensitivitas dan spesifisitas tes Phalen dalam mendiagnosis CTS secara berurutan adalah 82% dan 100% (Widodo, 2014).
7 12 Gambar 2.2 Phalen Test (Sumber: Sawaya, Raja A. Journal of Clinical Neurophysiology. 2009) b) Torniquet test : Pada pemeriksaan ini dilakukan pemasangan torniquet dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti CTS, tes ini menyokong diagnosis. c) Tinel sign : Tes ini mendukung diagnosis bila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi nervus medianus jika dilakukan perkusi pada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi. Gambar 2.3 Tinel s Sign (Sumber: Sawaya, Raja A. Journal of Clinical Neurophysiology. 2009)
8 13 d) Flick's sign : Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerakgerakkan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau menghilang akan menyokong diagnosis CTS. Harus diingat bahwa tanda ini juga dapat dijumpai pada penyakit Raynaud. e) Thenar wasting : Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otot-otot thenar. f) Menilai kekuatan dan keterampilan serta kekuatan otot secara manual maupun dengan alat dynamometer. g) Wrist extension test : Penderita diminta melakukan ekstensi tangan secara maksimal, sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti CTS, maka tes ini menyokong diagnosis CTS. h) Pressure test : Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul gejala seperti CTS, tes ini menyokong diagnosis. i) Luthy's sign (bottle's sign) : Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat menyentuh dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan positif dan mendukung diagnosis CTS. j) Pemeriksaan sensibilitas : Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik (two-point discrimination) pada jarak lebih dari 6 mm di daerah nervus medianus, tes dianggap positif dan menyokong diagnosis.
9 14 k) Pemeriksaan fungsi otonom : Pada penderita diperhatikan apakah ada perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas pada daerah inervasi nervus medianus. Bila ada akan mendukung diagnosis CTS. Dari pemeriksaan provokasi diatas Phalen test dan Tinel sign adalah tes yang tepat untuk CTS (Tana, dkk., 2004). 2) Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik) Pemeriksaan elektromiografi (EMG) dapat menunjukkan adanya fibrilasi, polifasik, gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada otot-otot thenar. Pada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada otot-otot lumbrikal. EMG bisa normal pada 31% kasus CTS. Kecepatan Hantar Saraf (KHS) pada 15-25% kasus, bisa normal. Pada yang lainnya KHS akan menurun dan masa laten distal (distal latency) memanjang, menunjukkan adanya gangguan pada konduksi saraf di pergelangan tangan. Masa laten sensorik lebih sensitif dari masa laten motorik (Latov, 2007). 3) Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan sinar-x terhadap pergelangan tangan dapat membantu melihat apakah ada penyebab lain seperti fraktur atau artritis. Foto polos leher berguna untuk menyingkirkan adanya penyakit lain pada vertebra. USG, CT-scan dan MRI dilakukan pada kasus yang selektif terutama yang akan dioperasi. USG dilakukan untuk mengukur luas penampang dari saraf median di carpal tunnel proksimal yang sensitif dan spesifik untuk carpal tunnel syndrome (Wilkinson, 2001). 4) Pemeriksaan Laboratorium
10 15 Bila etiologi CTS belum jelas, misalnya pada penderita usia muda tanpa adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti kadar gula darah, kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap (Rambe, 2004) Pencegahan Berbagai pekerjaan yang banyak menggunakan tangan dalam jangka waktu lama, sering dihubungkan dengan terjadinya CTS. Pekerjaan yang dimaksud umumnya menggunakan kombinasi antara kekuatan dan pengulangan gerakan yang sama pada jari-jari dan tangan, selama periode waktu yang lama. Sindroma terowongan karpal dapat pula tercetus akibat paparan terhadap getaran atau vibration (misalnya pekerjaan pengeboran), atau akibat kesalahan posisi tangan yang tidak ergonomis (misalnya pekerjaan dengan komputer), yang terjadi dalam jangka waktu lama (Astaqaulia, 2010). Panduan yang telah dibuat Silverstein, dkk (2000) mengenai pencegahan untuk mengendalikan risiko penyebab CTS akibat gerakan berulang (repetitive) adalah dengan mengurangi penggunaan gerakan tangan berulang dengan bantuan mesin otomatis dan lakukan rotasi pekerjaan dengan gerakan yang berbeda. Gerakan yang sangat kuat (forceful) dapat dicegah dengan pengurangan berat atau ukuran perkakas yang digunakan disesuaikan dengan kekuatan normal tangan. Pada sikap tubuh yang kaku atau tidak ergonomis dapat dicegah dengan menyesuaikan jenis pekerjaan dengan pekerja dan usahakan posisi pergelangan tangan harus selalu netral dengan membuat pekerjaan lebih mudah dijangkau.
11 16 Tekanan mekanis dapat dicegah dengan memberi bantalan pada pegangan perkakas yang digunakan atau dengan penggunaan sarung tangan. Untuk mengendalikan efek getaran dapat menggunakan isolator (alat peredam) vibrator dan hindari penggunaan perkakas pemutar yang kuat (Silverstein, dkk., 1987). Menurut NIOSH (1997), pencegahan ergonomi yang terpenting untuk mengindari CTS adalah dengan pengendalian sikap tubuh dengan memelihara posisi alamiah pergelangan tangan saat bekerja, mengurangi gerakan berulang, meredam getaran dan melakukan rotasi pekerja untuk meningkatkan kewaspadaan pekerja. 2.2 Getaran Definisi Getaran Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan oleh penggerak, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis (Budiono, 2003). Hal ini dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya (Gabriel, 1996). Getaran adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (osilasi pada satu titik) akibat getaran peralatan mekanis yang di pergunakan dalam tempat kerja (Salim, 2002).
12 Jenis Getaran Getaran Udara Menurut Gierke dan Nixon dalam Gabriel (1996), getaran udara juga disebabkan oleh benda bergetar dan diteruskan melalui udara sehingga akan mencapai telinga. Pengaruhnya terutama pada akustik. Getaran dengan frekuensi 1-20 Hz tidak akan menyebabkan gangguan vestibular seperti gangguan orientasi, kehilangan keseimbangan, dan mual-mual. Akan tetapi dapat menimbulkan nyeri pada telinga, nyeri dada, dan bisa terjadi getaran seluruh tubuh Getaran Mekanis Menurut Wignjosoebroto (2000) dalam Budiono (2005), getaran mekanis dapat diartikan sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh dan mengakibatkan resonansi atau turut bergetarnya tubuh Sumber Getaran Perkakas yang bergetar secara luas dipergunakan dalam industri logam, perakitan kapal, dan otomotif, juga dipertambangan, kehutanan, dan pekerjaan konstruksi. Perkakas yang paling banyak digunakan adalah bor pneumatik. Alat ini menghasilkan getaran mekanis dengan ciri fisik dan efeknya merugikan yang berbeda (Wijaya, 1995).
13 Efek Getaran Getaran Seluruh Tubuh (whole body vibration) Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body vibration) yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja yang bekerja dengan posisi duduk atau berdiri dimana landasannya yang menimbulkan getaran. Biasanya frekuensi getaran ini adalah 5 20 Hz (Salim, 2002). Getaran seperti ini biasanya dialami oleh pengendara traktor, bus, helikopter, atau bahkan kapal. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan Whole Body Vibration yaitu gangguan aliran darah, gangguan syaraf pusat menyebabkan kelemahan degeneratif syaraf, gangguan metabolisme atau pertukaran oksigen dalam paruparu, gangguan pada otot atau persendian (Rohmansyah, dkk., 2013) Getaran lengan tangan (hand arm vibration) Getaran lengan tangan atau hand arm vibration adalah getaran yang merambat melalui tangan akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensi berkisar Hz (Salim, 2002). Frekuensi dapat dikatakan berbahaya apabila sudah mencapai 128 Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada frekuensi ini. Getaran ini berbahaya pada pekerjaan seperti supir bajaj, operator gergaji rantai, tukang potong rumput, pekerja gerinda dan penempa palu.
14 Pekerja Definisi Pekerja Pekerja adalah penduduk yang melakukan kegiatan bekerja. Penduduk dibagi menjadi 3 yaitu penduduk usia kerja, penduduk yang termasuk angkatan kerja dan penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pola kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi (BPS, 2000) Jenis Pekerjaan Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 1990 (BPS, 2009), lapangan usaha dibagi menjadi 9 yaitu pertanian (termasuk didalamnya perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan), pertambangan dan penggalian, industri, listrik (termasuk didalamnya gas dan air minum), konstruksi, perdagangan (termasuk didalamnya rumah makan dan jasa akomodasi), transportasi (termasuk pergudangan dan telekomunikasi), lembaga keuangan (termasuk didalamnya real estate, usaha penyewaan dan jasa perusahaan), jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan. Data statistik yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (2014) menyatakan bahwa jumlah penduduk yang bekerja pada
15 20 lapangan usaha konstruksi menempati urutan ke empat tertinggi di seluruh Indonesia Pekerja Las Pekerja las merupakan pekerja yang bekerja di lapangan usaha bidang konstruksi. Pekerjaan yang dilakukan berupa mengelas, memotong, meratakan dan membelah benda kerja (Riko, 2013). Ketika melakukan pekerjaan las, pekerja melakukan pekerjaan dengan posisi tidak ergonomis, seperti mengelas dengan membungkuk, berjongkok, dan posisi kepala mendongak ke atas. Keadaan seperti itu dapat mempengaruhi posisi kerja tangan saat melakukan pekerjaan menggerinda. Menggerinda adalah bagian dari pekerjaan pengelasan yang menggunakan mesin gerinda (Fatmawati, dkk., 2009). Posisi tangan saat menggunakan mesin gerinda yang tidak sesuai juga akan berisiko menyebabkan terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) yaitu Carpal Tunnel Syndrome. Berdasarkan penelitian Pangestusi, dkk (2014), posisi kerja tangan responden saat menggunakan mesin gerinda sebagian besar dengan lateral pinch. Sedangkan menurut Vienza (2011), posisi lateral pinch merupakan posisi yang tidak normal dan tidak ergonomis karena jari jari tangan tidak menggenggam sempurna sehingga berpotensi menyebabkan cedera pada tangan. 2.4 Mesin Gerinda Mesin gerinda merupakan alat yang digunakan dalam proses menghaluskan atau meratakan permukaan dan memotong benda kerja yang
16 21 digunakan pada tahap finishing dengan daerah toleransi yang sangat kecil sehingga mesin ini harus memiliki konstruksi yang sangat kokoh (Riko, 2013). Bekerja dengan mesin gerinda prinsipnya sama dengan proses pemotongan benda kerja. Pisau atau alat potong gerinda adalah ribuan keping berbentuk pasir gerinda yang melekat menjadi keping roda gerinda. Proses penggerindaan dilakukan oleh keping roda gerinda yang berputar menggesek permukaan benda kerja (Paryanto, 2004). Berdasarkan penelitian Pangestuti, dkk (2014), pengukuran intensitas getaran dengan menggunakan vibration meter pada mesin gerinda adalah sebesar 8 12 m/s 2. Gambar 2.4 Mesin Gerinda (sumber: Keuntungan dari proses menggerinda adalah sebagai berikut (Paryanto, 2004) : 1. Merupakan metode yang umum dari pemotongan bahan seperti baja yang dikeraskan. Besarnya kelegaan tergantung pada ukuran, bentuk, dan kecenderungan suku cadang untuk melengkung selama operasi perlakuan panas.
17 22 2. Disebabkan banyaknya mata potong kecil pada roda, maka menimbulkan penyelesaian yang sangat halus dan memuaskan pada permukaan singgung dan permukaan bantalan. Kekasaran permukaan yang dicapai adalah 0,4 sampai 2200 µm. 3. Penggerindaan dapat menyelesaikan pekerjaan sampai ukuran teliti dalam waktu singkat. Mesin gerinda perlu pengaturan roda halus, sebab hanya jumlah kecil bahan yang dilepas, sampai ± 0,005 mm. Tekanan pelepasan logam dalam proses ini kecil, sehingga memperbolehkan untuk menggerinda benda kerja yang mudah pecah dan benda kerja yang cenderung untuk melenting menjauhi perkakas. Sifat ini memungkinkan memakai pencekam magnetis untuk memegang benda kerja dalam operasi penggerindaan.
Carpal tunnel syndrome
Carpal tunnel syndrome I. Definisi Carpal tunnel syndrome adalah keadaan nervus medianus tertekan di daerah pergelangan tangan sehingga menimbulkan rasa nyeri, parestesia, dan kelelahan otot tangan. Tempat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) 1. Pengertian CTS Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah gangguan pada anggota tubuh bagian tangan yang menyebabkan rasa sakit dan mati rasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Carpal Tunnel Syndrome CTS merupakan suatu penyakit yang timbul dari kompresi intermiten atau terus menerus atau terjadi karena saraf median terjebak saat melewati terowongan
Lebih terperinciKEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI CARPAL TUNNEL SYNDROME OLEH : AMANDA KRISTIN SEMBIRING PEMBIMBING : DR. ANTUN SUBONO, SP.S FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA 2014 Kata Pengantar Puji
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Carpal Tunnel Syndrome (CTS) 1. Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan akibat disfungsi dari saraf medianus yang terjadi karena peninggian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan komputer khususnya di perkotaan sudah sangat lazim, tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari anak-anak, ibu rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak tenaga kerja untuk mengoperasikan peralatan kerja industri.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, akan terjadi perubahan-perubahan yang bertujuan untuk mendapatkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Hal ini didukung dengan adanya perkembangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Gerakan Berulang
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gerakan Berulang a. Pengertian Gerakan Berulang Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan sedikit variasi gerakan. (Budiono,
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. dalam praktek sehari-hari. Istilah terowongan kapal digunakan karena daerah yang
BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI Sindrom terowongan karpal merupakan suatu kumpulan gejala akibat kompresi nervus medianus pada pergelangan tangan. Penyakit ini sering ditemukan dalam praktek sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergelangan tangan terdiri dari persendian ujung distal radius dengan deretan proksimal tulang-tulang karpal. Stabilitas pergelangan tangan disebabkan oleh ligamen-ligamen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terowongan carpal dan penurunan fungsi saraf di tingkat tersebut. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Carpal Tunnel Syndrome 2.1.1 Definisi Carpal Tunnel Syndrome adalah neuropati kompresi simtomatik nervus medianus pada pergelangan tangan berupa peningkatan tekanan di dalam
Lebih terperinciEMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) :
Sindrom Kanalis Cubitalis (Cubital Tunnel Syndrome) Kesemutan atau baal biasanya terjadi di jari manis. Atau terjadi di wilayah saraf ulnaris. Gejalanya seperti sindrom ulnaris. Baal biasanya terjadi tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan merupakan salah satu anggota gerak tubuh yang paling sering digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati terhadap nervus
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Carpal Tunnel Syndrome (CTS) 2.1.1 Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan gangguan umum yang berhubungan dengan pekerjaan yang disebabkan
Lebih terperinciCARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S )
CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S ) N.Medianus dpt tertekan/terdesak swkt melalui bag.bawah retinakulum flexor menuju telapak tangan sebabkan G/sensorik sampai kelemahan ibu jari. Etiologi dan Patologi Terowongan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fascia telapak tangan adalah sinambung dengan fascia punggung
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Pergelangan Tangan 2.1.1. Fascia Telapak Tangan Fascia telapak tangan adalah sinambung dengan fascia punggung tangan ke arah proksimal sinambung dengan fascia lengan
Lebih terperinciBAHAN AJAR III CARPAL TUNNEL SYNDROME
BAHAN AJAR III CARPAL TUNNEL SYNDROME Nama Mata Kuliah/Bobot SKS Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Level Kompetensi Alokasi Waktu : Sistem Neuropsikiatri / 8 SKS : area kompetensi 5: landasan
Lebih terperinciLATIHAN PEREGANGAN OTOT PERGELANGAN TANGAN, TANGAN DAN LENGAN SEBAGAI BENTUK USAHA PENCEGAHAN DAN REHABILITASCARPAL TUNNEL SYNDROME
LATIHAN PEREGANGAN OTOT PERGELANGAN TANGAN, TANGAN DAN LENGAN SEBAGAI BENTUK USAHA PENCEGAHAN DAN REHABILITASCARPAL TUNNEL SYNDROME Sendhi Tristanti Puspitasari, Febrita Paulina Heynoek Fakultas Ilmu Keolahragaan
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH MARNATAL LEO VAKUM SALOM SIHOMBING NIM
HUBUNGAN GETARAN MEKANIS MESIN GERINDA DENGAN GEJALA CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI JALAN MAHKAMAH KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2017 SKRIPSI OLEH MARNATAL LEO VAKUM SALOM SIHOMBING
Lebih terperinciCARPAL TUNNEL SYNDROME
CARPAL TUNNEL SYNDROME ILUSTRASI KASUS Identitas Nama: Ny. D Umur: 63 tahun Alamat: kebocoran 07/01 Kedung Banteng Pekerjaan: IRT Agama: islam Jenis kelamin: perempuan Anamnesis Keluhan Utama: nyeri telapak
Lebih terperinciBAB II CARPAL TUNNEL SYNDROME
BAB I PENDAHULUAN Carpal tunnel syndrome (CTS) atau sindroma terowongan karpal adalah salah satu gangguan pada lengan tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat edema fasia pada
Lebih terperinciHUBUNGAN GETARAN MEKANIS MESIN GERINDA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KOTA DENPASAR.
HUBUNGAN GETARAN MEKANIS MESIN GERINDA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KOTA DENPASAR 1 Grace Pandiangan, 2 Ari Wibawa, 3 Indah Adiputra, 4 I Putu Gede Adiatmika 1,2 Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research yaitu penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan dan menganalisa suatu
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI ULTRA SOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI ULTRA SOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Vega Indra Utama 1 Nur Susanti 2 (1) Program Studi D
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas sehari-hari tidak jarang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat melakukan aktivitas olahraga, mengangkat barang, mencuci, ataupun aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Kesehatan optimal
Lebih terperinciKELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI
KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Oleh: RIYADI J110050041 DIPLOMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,
BAB I PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Carpal Tunnel Syndrome Carpal Tunnel Syndrome adalah sindroma dengan gejala kesemutan dan rasa nyeri pada pergelangan tangan terutama 3 jari pertama yaituibu jari,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Carpal Tunnel syndrome adalah sindroma dengan gejala kesemutan dan rasa nyeri pada pergelangan tangan terutama tiga jari utama yaitu ibu jari telunjuk dan jari tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tangan berfungsi sebagai instruksi gerakan tubuh dan pergelangan tangan sangat sering beraktifitas oleh karena itu perlu diperhatikan kondisi tangan dan pergelangan
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyakit yang paling sering mengenai nervus medianus adalah neuropati tekanan / jebakan (entrapment neuropathy). Di pergelangan tangan, nervus medianus berjalan
Lebih terperinciSINDROM CARPAL TUNNEL. Jeffrey N. Katz, M.D., dan Barry P. Simmons, M.D.
SINDROM CARPAL TUNNEL Jeffrey N. Katz, M.D., dan Barry P. Simmons, M.D. Seorang Wanita pensiunan berumur 64 tahun, kinan (tangan kanan), mengeluhkan mati rasa yang hilang timbul, terasa geli dan nyeri
Lebih terperinciKata kunci : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), pengrajin, batu tatakan.
Al-Sihah : Public Health Science Journal 19-25 Gambaran Faktor Pekerjaan dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pengrajin Batu Tatakan di Desa Lempang Kec.Tanete Riaja Kabupaten Barru Tahun
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Wilayah Semarang Timur memiliki tiga pasar yaitu Pasar Gayamsari, Pasar Pedurungan,dan Pasar Parangkusuma. Pada masing masing
Lebih terperinci2. KLARIFIKASI ISTILAH
1. SKENARIO Linda, seorang wanita berusia 28 tahun, sedang hamil dengan usia kehamilan 5 bulan, mengeluhkan rasa kesemutan di ibu jari, telunjuk, dan jari tengah tangan kanannya sejak 2 bulan yang lalu.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Penyakit Akibat Kerja Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. (13) Penyakit
Lebih terperinciKERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kerangka Teori
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Teori Etiologi: 1. Heriditer 2. Trauma 3. Pekerjaan 4. Infeksi 5. Metabolik 6. Endokrin 7. Neoplasma 8. Penyakit kolagen 9. Degeneratif 10. Iatrogenik 11.
Lebih terperinciCARPAL TUNNEL SYNDROME
CARPAL TUNNEL SYNDROME Disusun oleh ARIS NURZAMZAMI ( 207.315.081 ) Dokter Pembimbing Dr. Bambang Sri Dyatmoko, Sp.S FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA KEPANITRAAN ILMU PENYAKIT SARAF RSUD PROF.DR.MARGONO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah neuropati akibat terjepitnya saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit oleh pembungkus tendon fleksor
Lebih terperincisendi pergelangan tangan dibentuk oleh:
sendi pergelangan tangan dibentuk oleh: sendi radiocarpal, sendi intercarpal dan sendi radioulnar distal. Persendian antara lengan bawah dan tangan terutama melalui sendi radiocarpal dan sendi radioulnar
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang ada di sektor formal
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan tangan kanannya terasa nyeri dan terasa kaku pada 3 jari, juga terasa kebal dan kesemutan pada malam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Ergonomi Istilah ergonomi pertama kali digunakan oleh sekelompok ilmuwan Inggris di tahun 1950, yang berasal dari kata Yunani, yaitu ergos = kerja, nomos = norma,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melakukan aktifitasnya sepanjang hari tentunya akan melibatkan anggota gerak tubuh dan anggota tubuh yang banyak berperan dalam aktifitas kerja
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Status kesehatan masyarakat
Lebih terperinciABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal
ABSTRAK Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal Hendrik Sutopo L., 2005 Pembimbing : Winsa Husin, dr., MSc, M.Kes; Bing Haryono, dr., Sp.S Sindrom Terowongan Karpal (STK) merupakan suatu kelainan terjepitnya
Lebih terperinciCARPAL TUNNEL SYNDROME
CARPAL TUNNEL SYNDROME I. PENDAHULUAN Carpal Tunnel Syndrome (Tardy Median Palsy) adalah suatu keadaan dimana terjadi kompresi nervus medianus dalam terowongan carpal. Carpal Tunnel Syndrome merupakan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai tenaga kerja adalah pelaksana dalam berbagai sektor kegiatan ekonomi. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaian ketentraman
Lebih terperinciFactors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City
Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City Pratiwi TN, Saftarina F, Wahyuni A Faculty Of Medicine
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan untuk mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri dan pertambahan tenaga kerja menimbulkan berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah meningkatnya penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan yang telah kita laksanakan selama ini telah
Lebih terperinciCARPAL TUNNEL SYNDROME
Referat CARPAL TUNNEL SYNDROME Oleh: Dr. Huldani UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEDOKTERAN BANJARMASIN MEI, 2013 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... i ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 BAB
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA DAN MASA KERJA DENGAN POSISI PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA SUPIR BAJAJ di JAKARTA BARAT
HUBUNGAN USIA DAN MASA KERJA DENGAN POSISI PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA SUPIR BAJAJ di JAKARTA BARAT SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
Lebih terperinciCARPAL TUNNEL SYNDROME
CARPAL TUNNEL SYNDROME Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah iritasi yang terjadi pada syaraf median di pergelangan tangan yang dapat menyebabkan tangan menjadi baal, kesemutan, nyeri, sampai dengan lemah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional Bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
Lebih terperinciJST Kesehatan, April 2017, Vol. 7 No. 2 : ISSN
JST Kesehatan, April 2017, Vol. 7 No. 2 : 197 203 ISSN 2252-5416 PERBANDINGAN UKURAN STRUKTUR CARPAL TUNNEL MENGGUNAKAN ULTRASONOGRAFI FREKUENSI TINGGI PADA ORANG NORMAL DAN ORANG YANG DIDIAGNOSIS CARPAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan informasi yang berkembang pesat sekarang ini ternyata membawa dampak positif, namun juga membawa dampak negatif bagi manusia. Lama dan
Lebih terperinciRepository.unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Carpal Tunnel Syndrome () merupakan suatu penyakit yang timbul dari kompresi intermiten atau terus menerus atau terjadi karena saraf median terjebak saat melewati terowongan
Lebih terperinciMANAJEMEN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME. Laporan Kasus
MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME Laporan Kasus Oleh: NAMA NIM TEMPAT PRAKTEK : HANITA PUTRA DJAYA : C13108253 : KLINIK MEDISAKTI PERIODE : 7 MEI 18 MEI 2012 PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan
BAB 1 PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
Lebih terperinciSINDROM TEROWONGAN KARPAL (CARPAL TUNNEL SYNDROME) ALDY S. RAMBE. Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran USU/RSUP. H. Adam Malik ABSTRAK
SINDROM TEROWONGAN KARPAL (CARPAL TUNNEL SYNDROME) ALDY S. RAMBE Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran USU/RSUP. H. Adam Malik ABSTRAK Sindroma Terowongan Karpal adalah entrapment neuropathy yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan dibidang kesehatan adalah penyelenggaran upaya kesehatan mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Hidup sehat pada
Lebih terperinciGETARAN MEKANIS OLEH: SAIFUDDIN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAUBAU 2016 KATA PENGANTAR
Tugas Makalah GETARAN MEKANIS OLEH: SAIFUDDIN 14 640 011 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAUBAU 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja adalah bagian dari kehidupan, dan setiap orang memerlukan pekerjaan untuk mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam melaksanakan pekerjaannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia. Sehat menurut batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
Lebih terperinciGAMBARAN RISIKO KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA WANITA DI PT. BOGATAMA MARINUSA MAKASSAR
GAMBARAN RISIKO KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA WANITA DI PT. BOGATAMA MARINUSA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Sebagai Persyaratan Menyelesaikan
Lebih terperinciCARPAL TUNNEL SYNDROME
CARPAL TUNNEL SYNDROME Disusun Oleh : Yusprasi Kasim 1102110109 Pembimbing : Dr. dr. Nadra Maricar, Sp. S FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2015 Laporan Kasus IDENTITAS PASIEN Nama
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSO. PROF. DR. R SOEHARSO SURAKARTA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSO. PROF. DR. R SOEHARSO SURAKARTA Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan MemenuhiSebagaian Persyaratan Menyelesaikan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN. DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA.
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA. KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kimia, biologi, ergonomi, psikologis. 8 Salah satu jenis lingkungan kerja fisik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang ada di sektor formal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang optimal. Kesehatan optimal yaitu dimana keadaan sejahtera dari badan, jiwa
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN PUBLIKASI ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma III pada
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RS AL dr. RAMELAN SURABAYA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL dr. RAMELAN SURABAYA Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mengobati kecelakaan kerja dan penyakit sudah lama diketahui dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan kesehatan kerja di dalam lingkungan pekerjaan untuk mencegah dan mengobati kecelakaan kerja dan penyakit sudah lama diketahui dan dicantumkan dalam UU RI
Lebih terperinciCARPAL TUNEL SYNDROME
CARPAL TUNEL SYNDROME Liza Salawati dan Syahrul Abstrak. Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada pekerja industri. The National Institute for Occupational Safety
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA KONVEKSI
ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA KONVEKSI Siti Rohmah Politeknik STTT Bandung, Program Studi Teknik Tekstil Jl. Jakarta 31 Bandung Email: sitifirdaus2011@ymail.com
Lebih terperinciGambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna
Anatomi antebrachii 1. Os. Radius Adalah tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus dan membentuk sendi siku. Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerapkan suatu sistem kerja tetap bagi para pekerjanya, yaitu sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri di masa globalisasi saat ini merupakan salah satu faktor penting dari perekeonomian suatu negara. Baik sektor industri formal dan informal dituntut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri sektor Informal merupakan kegiatan yang dikaitkan dengan kerajinan tangan, dagang atau kegiatan ekonomi kecil-kecilan 1. Industri sektor informal tidak memiliki
Lebih terperinciUnnes Journal of Public Health
UJPH 3 (4) (214) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph HUBUNGAN MASA KERJA DAN SIKAP KERJA DENGAN KEJADIAN SINDROM KARPAL PADA PEMBATIK CV. PUSAKA BERUANG LASEM Cris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi tangan dan jari dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik dalam aktifitas kerja, vokasi, olahraga maupun kegiatan hobi dan rekreasi sangatlah penting.
Lebih terperinciHUBUNGAN GETARAN MESIN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (SUBYEKTIF) PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PASAR MEBEL SURAKARTA
HUBUNGAN GETARAN MESIN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (SUBYEKTIF) PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PASAR MEBEL SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar sarjana Sains Terapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sindrom Terowongan Karpal atau Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom Terowongan Karpal atau Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah neuropati kompresi simtomatik nervus medianus pada pergelangan tangan berupa peningkatan tekanan
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) teknologi. Seolah-olah hidup manusia sudah sangat tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah sangat luas, hampir semua kegiatan manusia tidak lepas dari perangkat teknologi. Seolah-olah
Lebih terperinciFAKTOR RISIKOKEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROMEPADA PENGRAJIN TENUN ATBM (ALAT TENUN BUKAN MESIN) DI PEKALONGAN
HALAMAN JUDUL FAKTOR RISIKOKEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROMEPADA PENGRAJIN TENUN ATBM (ALAT TENUN BUKAN MESIN) DI PEKALONGAN Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas kehidupan yang lebih baik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan yang telah kita laksanakan selama ini
Lebih terperinciPEMBELAJARAN X ERGONOMI DAN PRODUKTIVITAS KERJA
PEMBELAJARAN X ERGONOMI DAN PRODUKTIVITAS KERJA A) KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR: 1. Menguasai prinsip kerja yang ergonomis 2. Memahami prinsip peningkatan produktivitas kerja INDIKATOR: Setelah mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut International Labour Organisation (ILO), setiap tahun terjadi masalah-masalah akibat kerja. Setiap tahun ada 270 juta pekerja yang mengalami kecelakaan akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaiaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai tenaga kerja adalah pelaksana dalam berbagai sektor kegiatan ekonomi. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaiaan ketentraman dan
Lebih terperinciCarpal Tunnel Syndrome di Bagian Instalasi Gizi
Hubungan Sikap Kerja dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome di Bagian Instalasi Gizi Rumah Sakit Telogorejo Semarang Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh pendidikan
Lebih terperinciMAKALAH WRIST DROP. Disusun Oleh : BINARTHA UTAMI Pembimbing : dr. Aida Fithrie, Sp.S
MAKALAH WRIST DROP Disusun Oleh : BINARTHA UTAMI 100100241 Pembimbing : dr. Aida Fithrie, Sp.S DEPARTEMEN NEUROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RSUP H.ADAM MALIK MEDAN 2014 2 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menuju Indonesia Sehat 2010 merupakan program pemerintah dalam mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai macam kondisi yang dapat
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA GERINDA DI PT DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA GERINDA DI PT DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA Angelia Ayu Pangestuti, Noeroel Widajati Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lebih terperinci