Pendekatan Tim Multidisiplin Pada Rehabilitasi Paru Komprehensif Pre-operasi dan Pemberian Asupan Gizi Intensif Bagi Pasien Kanker Paru-Paru
|
|
- Yanti Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pendekatan Tim Multidisiplin Pada Rehabilitasi Paru Komprehensif Pre-operasi dan Pemberian Asupan Gizi Intensif Bagi Pasien Kanker Paru-Paru Harada H, Yamashita Y, Misumi K, Tsubokawa N, Nakao J, Matsutani J, YamasakiM, Ohkawachi T, Taniyama K PLoS ONE 8(3): e59566 Abstrak Latar belakang: untuk mengurangi risiko komplikasi pasca-operasi, meningkatkan kondisi umum dan kondisi paru-paru pre-operasi bagi pasien yang akan menjalani operasi paru-paru. Tujuan: untuk mengembangkan program rehabilitasi paru jangka pendek pada pasien preoperasi kanker paru-paru. Metode: dari juni 2009, rehabilitasi paru komprehensif pre-operasi (CHPR), disertai dengan pemberian gizi intensif dilakukan dengan menggunakan pendekatan tim multidisiplin. Rerata jumlah komplikasi post-operasi dan perubahan fungsi paru-paru pada CHPR dibandingkan dengan data hasil rehabilitasi paru pre-operasi yang konvensional (CVPR) sejak juni Populasi penelitian ini terbatas pada pasien yang menjalani lobektomi standar. Hasil: rerata komplikasi post-operasi pada CVPR (n=29) dan CHPR (n=21) adalah 48,3% dan 28,6% (p= 0,2428). Kesimpulan: CHPR efektif sebagai program rehabilitasi pre-operasi, terutama pada pasien pre-operasi dengan kondisi buruk. Latar Belakang Saat ini, terapi yang paling efektif pada pasien kanker paru-paru tahap awal adalah dengan melakukan reseksi. Menurut beberapa penelitian, kematian setelah reseksi bervariasi antara 4 % dan 7 % untuk lobektomi dan antara 8 % dan 14 % untuk pneumonektomi. Selain itu, beberapa penelitian melaporkan bahwa kematian pasca operasi meningkat hingga 11,8% untuk lobektomi dan 16%-20% untuk pneumonektomi pada pasien usia lanjut dibandingkan dengan pasien dengan fungsi paru-paru yang adekuat. Oleh karena itu, pengurangan morbiditas dan tingkat komplikasi pasca operasi, peningkatan kondisi umum dan fungsi paru preoperasi harus diperhatikan pada pasien yang akan menjalankan operasi paru-paru. Rehabilitasi paru sudah banyak dilakukan oleh peneliti sebagai intervensi yang menguntungkan, namun durasi program standar umumnya 6-12 minggu. Karena perlu bagi pasien dengan keganasan untuk menjalani operasi tanpa penundaan, program rehabilitasi paru preoperasi jangka pendek yang efektif perlu dilakukan.
2 Asam amino rantai cabang (BCAAs) merupakan salah satu dari sembilan asam amino esensial bagi manusia. BCAAs berfungsi sebagai substrat esensial dan regulator penting dalam sintesis protein pada tubuh, terutama otot dalam tubuh. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa suplementasi glutamin, yang diproduksi oleh BCAAs, meningkatkan hasil klinis dan fungsi pada beberapa kondisi patologis. Beberapa literatur menunjukkan bahwa supplemensi BCAAs dapat bermanfaat dalam meningkatkan metabolisme protein pada pasien COPD, dan status gizi pre-operasi dapat menjadi prediktor penting dari morbiditas dan mortalitas pada pasien yang menjalani operasi untuk penyakit keganasan. Namun, efek suplementasi BCAAs pada rehabillitasi paru jangka pendek pre-operasi belum pernah dijelaskan. Selain itu, untuk mencapai status gizi yang memadai pada pasien lanjut usia dengan gangguan paru sangatlah sulit. Meskipun beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa fisioterapi jangka pendek pre-operasi dapat menurunkan insiden komplikasi pasca-operasi paru, penelitian ini berhipotesis bahwa pemberian rehabilitasi paru dengan asupan nutrisi yang intensif bisa menjadi sebuah alat yang bermanfaat dalam meningkatkan kondisi umum pasien kanker paru-paru yang akan menjalani operasi. METODE PENELITIAN POPULASI PENELITIAN Kami memulai rehabilitasi paru pra operasi konvensional (CVPR) pada tahun CHPR menggunakan pendekatan tim multidisiplin yang dilakukan secara prospektif sejak Juni Tes fungsi paru spirometri digunakan sebelum operasi untuk menilai keparahan baseline kondisi paru-paru yang mendasarinya. Kriteria inklusi untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) usia 70 tahun; (2) Vital Capacity (VC) / VC yang ideal (% VC), 80%; dan (3) volume ekspirasi paksa dalam satu detik (FEV1) / VC paksa (FEV1%), 70%. Pasien yang memiliki setidaknya satu dari kriteria tersebut terdaftar dalam penelitian ini dari Juni 2006 sampai Juni Persyaratan lainnya termasuk status kinerja Koperasi Timur Onkologi Group of 0-1. Kriteria eksklusi yang meliputi adanya keganasan atau pengobatan keganasan lain aktif yang diperlakukan dalam 1 tahun terakhir, adanya penyakit metastasis, penyakit jantung yang tidak stabil, dan gangguan kognitif. Semua pasien yang terdaftar dalam hal tersebut perlu menjalani reseksi paru setelah rehabilitasi paru praoperasi. Di CVPR, 48 pasien menjalani reseksi paru-paru, dan 29 dari mereka menjalani lobektomi standar. Sembilan belas pasien di CVPR diobati dengan reseksi terbatas (wedge resection atau
3 Segmentectomy) terutama karena FEV1 pasca operasi mereka diperkirakan kurang dari 800 ml atau mereka memiliki kekeruhan perifer ground-glass opacities berukuran kecil pada pencitraan computed tomography. Di sisi lain, 46 pasien menjalani operasi setelah CHPR, dan 21 dari mereka menjalani lobektomi standar untuk tumor paru-paru mereka. Dua puluh lima diperlakukan dengan reseksi terbatas untuk alasan tersebut di atas pada pasien di CVPR. Karena jumlah hasil reseksi pasca operasi parenkim paru itu sendiri sangat dipengaruhi, kelayakan untuk analisis dalam penelitian ini terbatas pada pasien yang menjalani lobektomi standar untuk histologi yang dikonfirmasi stadium I-IIIA NSCLC. Oleh karena itu, populasi penelitian terdiri dari 29 pasien dalam kelompok CVPR dan 21 pasien dalam kelompok CHPR (Gambar 1). Data dari kelompok CVPR yang didominasi dikumpulkan ; Selain itu 11 pasien yang terdaftar dalam kelompok CVPR setelah memulai CHPR (2009) karena mereka menolak dukungan nutrisi (Gambar 1). Data demografi dan klinis dari pasien yang terdaftar dikumpulkan dari database kelembagaan. Informed consent tertulis diperoleh dari semua pasien yang terdaftar, dan protokol penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etika National Hospital Organization Kure Medical Center and Chugoku Cancer Center Institutional Review Board (Nomor Persetujuan Protokol; 21-56). PROTOKOL UNTUK REHABILITASI PARU Pada kelompok CHPR, pasien dilatih untuk menguasai pernapasan yang memadai dan teknik batuk, menginstruksikan latihan pada pernapasan insentif, dan dipraktekkan dengan latihan olahraga otot perifer termasuk siklus ergometer, di bawah arahan terapis fisik pasien perlu membuat jadwal dengan rumah sakit setidaknya dua kali seminggu selama 2-5 minggu. Perbedaan jangka waktu antara pasien karena berbagai alasan, seperti pilihan tanggal operasi yang diputuskan oleh pasien atau untuk kenyamanan kelembagaan. Ahli diet terdaftar menilai harian diet dan diarahkan dioptimalkan terapi diet untuk pasien setidaknya dua kali sebelum operasi. BCAA dan Hochuekkito, obat herbal yang terdiri dari 10 obat alam, diberikan setiap hari dari inisiasi pelatihan fisik untuk sekret
4 setelah operasi. Jumlah harian suplementasi BCAA adalah 6,2 g, yang terdiri dari dua bungkus suplemen. Ahli diet terdaftar memilih salah satu suplemen ini terutama atas dasar status diet intake, karena jumlah total kalori pada masing-masing orang adalah berbeda. Pendekatan tim multidisiplin juga dilakukan dengan membahas penyejuk setiap pasien selama konferensi berkala yang dihadiri oleh ahli bedah, terapis fisik, ahli diet, dan perawat. CVPR hanya terdiri dari konvensional pelatihan fisik yang diarahkan oleh terapis fisik setidaknya seminggu sekali sebelum operasi. Pada dasarnya, fisioterapi konvensional terutama difokuskan pada latihan otot untuk meningkatkan aktivitas kehidupan sehari-hari. Namun, tidak ada perbedaan nyata dalam Program terapi fisik CHPR maupun CVPR, kecuali untuk minimal beberapa kali janji rumah sakit yang diperlukan. Meskipun tingkat intensitas biasanya ditentukan dengan menggunakan skala Borg dan pengerahan tenaga yang dirasakan adalah tujuan tingkat intensitas, tingkat dan kualitas terapi fisik ini tampaknya berubah secara bertahap selama periode waktu penelitian. Terkecuali protokol rehabilitasi paru pra operasi, standar manajemen perioperatif dan obat-obatan tidak berubah selama periode penelitian. Lima pasien di CHPR yang didiagnosis dengan COPD bersamaan dengan kanker paru-paru, dan 3 dari 5 pasien memulai terapi inhalasi (Tiotropium bromida hidrat, Boehringer Ingelheim Co, Jerman) secara simultan dengan protokol CHPR. Dalam Program CHPR, penilaian dan perencanaan dilakukan melalui tim konferensi dan beberapa sesi konseling yang dilakukan untuk setiap pasien. Para peserta pada kedua kelompok masing-masing menerima seragam, pasca operasi standar perawatan pernapasan dan terapi fisik sampai debit. PENILAIAN KONDISI PRA OPERASI Kondisi pra operasi pasien dinilai oleh Comorbidity Indeks Charlson (CCI) dan Perkiraan fisiologis Kemampuan dan Stres Bedah (E-PASS) skor (Gambar 2 dan 3) yang telah terbukti menjadi alat yang dapat diandalkan untuk memprediksi hasil pascaoperasi. Karena kondisi pra operasi menjadi fokus utama dari studi ini, skor risiko pra operasi (PRS) didefinisikan dalam E-PASS diadopsi dan dihitung secara tepat untuk semua pasien yang
5 terdaftar, meskipun E-PASS awalnya terdiri dari PRS, skor risiko bedah, dan skor risiko yang komprehensif. Pasien dengan CCI atau mereka dengan PRS yang ditunjuk sebagai kondisi praoperasi yang buruk. Komorbiditas dinilai oleh ahli bedah dan dokter pleura, dan skor untuk kondisi pra operasi dihitung secara retrospektif di CVPR tapi prospektif di CHPR. Penilaian ini buta untuk intervensi. ANALISIS PASCA OPERASI DAN FUNGSI PARU Dalam literatur, berbagai tingkat komplikasi pasca operasi telah disajikan bahkan pada pasien dengan kondisi preoperatif. Perbedaan ini tampaknya memiliki definisi yang berbeda-beda dari komplikasi pasca operasi pada setiap penyelidikan. Dalam penelitian ini, definisi komplikasi pasca operasi jelas didirikan (Tabel 1), dan catatan medis dari semua pasien yang terdaftar diperiksa dengan teliti. Praktis, komplikasi yang relatif umum dinilai 2 atau lebih tinggi dan relatif komplikasi jarang dinilai 3 atau lebih tinggi sesuai dengan Kriteria umum Terminologi untuk Adverse Event (versi 4), yang terjadi dalam waktu 30 hari dari operasi dicatat. Pasien dengan kebocoran udara berkepanjangan sebesar $ 7 hari atau mereka yang menjalani pleurodesis juga dicatat. Komplikasi pasca operasi dinilai meskipun diskusi berkala oleh ahli bedah pleura dan / atau papan kanker. Untuk menilai dampak rehabilitasi paru pra operasi untuk fungsi paru, spirometri untuk setiap pasien dilakukan di dua titik: sebelum memulai program pra operasi rehabilitasi (pre-intervensi) dan setelah selesai, yang 1 atau 2 hari sebelum operasi (pasca-intervensi sebelum operasi). Transisi dari nilai-nilai VC dan FEV1 setelah selesai rehabilitasi paru praoperasi dianalisis. ANALISIS STATISTIK Perbandingan dilakukan dengan menggunakan JMP untuk Windows (versi 9.0) paket perangkat lunak statistik (SAS Institute, NC, USA). Hasilnya dinyatakan sebagai berarti 6 kesalahan standar untuk parameter. Perbedaan karakteristik antara CVPR dan CHPR ditentukan dengan
6 menggunakan Mann - Whitney U-test. Perubahan fungsi paru setelah rehabilitasi paru pra operasi dinilai menggunakan t-test berpasangan. Perbedaan tingkat komplikasi pasca operasi antara kedua kelompok dianalisis dengan menggunakan uji eksak Fisher. Asosiasi antara faktorfaktor risiko, komplikasi pasca operasi, dan kelompok pasien yang dinilai melalui analisis regresi logistik univariat dan multivariat. Beberapa analisis regresi logistik dilakukan dengan menggunakan variabel ditemukan p, 0,25 dengan analisis univariat. Perbedaan dianggap signifikan secara statistik untuk p, 0,05. HASIL Pengaruh CHPR pada fungsi paru mempunyai efek yang signifikan secara statik pada fungsi paru (VC dan FEV1) yang diamati pada kelompok CHPR, namun pada kelompok CVRP tidak signifikan menurut statistik. DISKUSI Dampak dari rehabilitasi paru pre operasi pada pasien cancer paru yang di rencanakan menjalani reseksi paru, perlu diteliti lebih jelas kususnya pada penenkanan komplikasi pasca operasi. Peningkatan menejemen perioperatif seperti terapi fisik bermanfaat dalam menurunkan komplikasi dan kematian pasca reseksi paru selama beberapa dekade terakhir. Namun menegejem tersebut perlu penyelidikan lebih lanjut agar protokol dari CHPR lebih efektif dan efesien, program CHPR terdiri dari latihan fisik, nutrisi intensif, obat herbal yang dilakukan mengunakan pendekatan multidisiplin. Pada studi ini kami tidak menemukan perbedaan signifikan secara statistik antar kelompok CHPR dan CVPR, kemungkinan karena jumlah sample pasien terdaftar terlalu sedikit. Namun efek menguntungkan mengurangi resiko komplikasi dari kelompok CHPR dapat mempengaruhi hasil. Analisis subkelompok ini menunjukkan bahwa CHPR adalah bermanfaat dalam menurunkan tingkat komplikasi pasca operasi pada pasien dengan kondisi pra operasi yang buruk. Walaupun pasien kami menunjukkan nilai dalam VC dan FEV1 meningkat setelah CHPR dibandingkan dengan CVPR, tidak jelas apakah temuan ini dari sedikit meningkat
7 fungsi paru-paru saja dapat memberikan hasil pasca operasi. Pengembangan program CHPR atas dasar dari gagasan komprehensif dan multidisiplin tim berbasis pendekatan dapat dipertimbangakan untuk keperlukan klinis dan rehabilitasi paru pada pre operasi. Weiner dan rekan melakukan uji coba terkontrol secara acak yang melibatkan pelatihan selama 1 jam per hari selama 2 minggu dan melaporkan bahwa kelompok intervensi lebih baik diprediksi FEV1 pasca operasi daripada kelompok kontrol 3 bulan setelah operasi. Studi-studi ini menunjukkan bahwa terapi fisik rehabilitasi paru pra operasi berbasis ditingkatkan latihan kapasitas bahkan dalam jangka pendek, meskipun data yang tidak konsisten dalam desain studi yang berbeda dan protokol. meskipun literatur tersebut menunjukkan bahwa terapi fisik pra operasi tersedia efek menguntungkan, pengembangan maju dan protokol multidisiplin yang efektif untuk pra operasi jangka pendek rehabilitasi paru masih menjadi masalah penting, terutama untuk pasien dengan kondisi pra operasi yang buruk. Dukungan nutrisi untuk meningkatkan kinerja olahraga memiliki telah diakui sebagai suatu intervensi penting, terutama untuk individudengan kondisi fisik termasuk dengan miskin Baru-baru ini, kami mulai menganalisis transisi kondisi gizi di CHPR. Meskipun ukuran sampel terbatas, sebagian besar pasien menunjukkan berat badan menurun tetapi peningkatan volume otot menggunakan pengukuran cairan tubuh (data tidak ditampilkan). Selain itu, kami mulai menganalisis tingkat serum protein turnover yang cepat dan beberapa asam amino. meskipun Data masih cukup untuk ditunjukkan karena Ukuran sampel yang terbatas, tingkat protein yang mengikat retinol meningkat di 7 dari 10 pasien setelah CHPR. Ada beberapa keterbatasan penelitian ini yang harus dicatat ketika menilai hasil. Pertama-tama, meskipun CHPR Protokol diadopsi prospektif, sebagian besar data CVPR yang dikumpulkan secara retrospektif. Jumlah pasien yang dilibatkan dalam setiap kelompok relatif kecil, dan penugasan pasien untuk kedua kelompok itu tidak acak. Hal ini penting
8 untuk dicatat bahwa data CVPR dan CHPR dikumpulkan pada periode waktu didominasi berbeda, meskipun 11 pasien CVPR didaftarkan setelah memulai program CHPR. Selain itu, berbagai faktor lain termasuk kapasitas latihan, QOL, dan varian gizi perlu dievaluasi untuk menjelaskan manfaat potensial dari protokol CHPR. Selain itu, penelitian ini adalah berdasarkan data pasien di satu lembaga. diambil bersama-sama, kami menunjukkan manfaat klinis CHPR yang protokol dengan rehabilitasi paru jangka pendek pra operasi dalam penelitian ini; Namun, studi prospektif acak harus dilakukan sebelum pengobatan tersebut dapat direkomendasikan dalam praktek klinis rutin. Saat ini, multisenter, prospektif studi kelayakan sedang dilakukan oleh kelompok studi nasional organisasi rumah sakit di Jepang untuk mengevaluasi dampak klinis CHPR melalui pendekatan tim multidisiplin
Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9
Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap
Lebih terperinciKanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurang lebih 21 hari. Albumin mengisi 50% protein dalam darah dan menentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Albumin adalah protein serum yang disintesa di hepar dengan waktu paruh kurang lebih 21 hari. Albumin mengisi 50% protein dalam darah dan menentukan 75% tekanan onkotik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab utama
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas diseluruh dunia. Keganasan ini berkontribusi terhadap 9% seluruh kanker di dunia (World
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inap di rumah sakit. Pada penelitian Kusumayanti dkk (2004) di tiga Rumah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan malnutrisi masih banyak ditemukan pada pasien rawat inap di rumah sakit. Pada penelitian Kusumayanti dkk (2004) di tiga Rumah Sakit Pendidikan, yakni Perjan
Lebih terperinciKanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang ilmu saraf dan rehabilitasi medik 2. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini berlokasi di RSUP
Lebih terperinciKanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. khususnya sub bidang geriatri dan ilmu manajemen rumah sakit. Kariadi Semarang, Jawa Tengah. sampai jumlah sampel terpenuhi.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang ilmu penyakit dalam, khususnya sub bidang geriatri dan ilmu manajemen rumah sakit. 4.2 Tempat dan waktu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pelayanan gizi Rumah Sakit sebagai salah satu dari pelayanan penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan kesehatan paripurna Rumah Sakit
Lebih terperinciVitamin D and diabetes
Vitamin D and diabetes a b s t r a t c Atas dasar bukti dari studi hewan dan manusia, vitamin D telah muncul sebagai risiko potensial pengubah untuk tipe 1 dan tipe 2 diabetes (diabetes tipe 1 dan tipe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyebab mortalitas terbesar kelima di dunia dan menunjukkan peningkatan jumlah kasus di negara maju dan
Lebih terperinciBAB I A. LATAR BELAKANG. morbiditas kronik dan mortalitas di seluruh dunia, sehingga banyak orang yang
BAB I A. LATAR BELAKANG Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) merupakan penyebab utama dari morbiditas kronik dan mortalitas di seluruh dunia, sehingga banyak orang yang menderita akibat PPOK. PPOK merupakan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang.
25 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional). 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penduduk lanjut usia, yang kemudian disebut sebagai lansia adalah penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk lanjut usia, yang kemudian disebut sebagai lansia adalah penduduk berusia 60 tahun ke atas. 1 Proporsi jumlah penduduk lanjut usia tersebut terus mengalami
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Penyakit Dalam, sub ilmu Pulmonologi dan Geriatri. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat peneltian ini adalah
Lebih terperinciPerbandingan Lingkar Leher Dengan Jarak Tiromental : Prediksi Untuk Kesulitan Intubasi Pada Pasien Obesitas
Perbandingan Lingkar Leher Dengan Jarak Tiromental : Prediksi Untuk Kesulitan Intubasi Pada Pasien Obesitas Kesulitan intubasi merupakan perhatian utama bagi ahli anestesi dan menyumbang kecatatan dan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian nefrologi. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang Lingkup Tempat Semarang.
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN. Empat puluh pasien karsinoma mammae stadium III B yang memenuhi kriteria
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Pasien Empat puluh pasien karsinoma mammae stadium III B yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian, selanjutnya dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kontrol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Fungsi utama dari paru-paru adalah untuk proses respirasi. Respirasi merupakan proses
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental dengan desain penelitian (Pre-Post Test
31 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain penelitian (Pre-Post Test Group Design). Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah satunya adalah asma. Serangan asma masih merupakan penyebab utama yang sering timbul dikalangan
Lebih terperinciOleh : Fery Lusviana Widiany
PENGARUH DUKUNGAN GIZI PUDING TEPUNG TEMPE TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PASIEN BEDAH DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Oleh : Fery Lusviana Widiany 01/12/2014 1 Latar Belakang RS SARMILLA 2,89% pasien menurun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasi experiment menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group design. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pascaoperasi (postoperative mortality) adalah kematian yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mortalitas pascaoperasi (postoperative mortality) adalah kematian yang terjadi oleh apapun penyebabnya yang terjadi dalam 30 hari setelah operasi di dalam
Lebih terperincidrg. Muhammad Hamka Maha Putra
drg. Muhammad Hamka Maha Putra Latar Belakang: Diagnosis yang akurat dari tumor muskuloskeletal adalah penting untuk pengobatan yang berhasil. Studi telah melaporkan risiko tinggi komplikasi setelah biopsi
Lebih terperinciHasil. Hasil penelusuran
Pendahuluan Karsinoma hepatoselular (KHS) adalah keganasan kelima tersering di seluruh dunia, dengan angka kematian sekitar 500.000 per tahun. Kemajuan dalam pencitraan diagnostik dan program penapisan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Penelitian dengan analisis bivariat menggunakan Chi square test untuk
BAB V PEMBAHASAN Penelitian dengan analisis bivariat menggunakan Chi square test untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu dari masing-masing faktor risiko terhadap keterlambatan pengobatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia (Anonim, 2008b). Di dunia, 12%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan mengusahakan keamanan dan kenyamanan pasien perioperatif. Resiko
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anestesi diberikan untuk memberikan fasilitas pembedahan yang adekuat dengan mengusahakan keamanan dan kenyamanan pasien perioperatif. Resiko ringan hingga berat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN VOLUME PARU PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN VOLUME PARU PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Fisioterapi Disusun Oleh: LISTYA TRIANDARI J 100050010 DIPLOMA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.
35 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. III.2. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap pasien yang berobat ke rumah sakit memiliki status gizi berbeda-beda, ada yang sangat kurus, kurus, normal hingga pasien yang berbadan gemuk. Pada umumnya,
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu bedah digestif, ilmu bedah onkologi, dan ilmu gizi 4.2 Tempat dan waktu Lokasi penelitian ini adalah ruang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang mempunyai spektrum sangat luas dan kompleks. Penyakit ini dimulai dari neoplasma ganas yang paling jinak sampai neoplasma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Seseorang dengan aktivitas fisik rendah memiliki 20% sampai 30% lebih tinggi risiko
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. - Tempat : RW X Kelurahan Padangsari, Banyumanik, Semarang, Jawa
28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Fisiologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian - Tempat : RW X Kelurahan Padangsari, Banyumanik,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. polusi udara baik dalam maupun luar ruangan, serta polusi di tempat kerja. 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) telah berkembang menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas di dunia yang makin penting. PPOK menjadi penyakit berbahaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta, dimulai pada bulan April - Mei 2016. B. Jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan kesehatan yang merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah (glukosa) akibat kekurangan atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang menggunakan 2 kelompok,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu keganasan yang terjadi karena adanya sel dalam tubuh yang berkembang secara tidak terkendali sehingga menyebabkan kerusakan bentuk dan fungsi dari
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian nefrologi. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang lingkup tempat Penelitian
Lebih terperinciBAB 4. METODE PENELITIAN
BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1.Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bagian Hematologi Onkologi. 4.2.Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. A DENGAN POST APPENDIKTOMI HARI KE II DI RUANG CEMPAKA RSUD PANDANARAN BOYOLALI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. A DENGAN POST APPENDIKTOMI HARI KE II DI RUANG CEMPAKA RSUD PANDANARAN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Mata dan CDC RSUP dr. one group pretest and posttest design.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Mata. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Mata dan CDC
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. variabel yang mempengaruhi penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011).
53 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah sebuah rancangan penelitian yang menjadi pedoman peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. group quasi experimental. Rancangan dalam penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non equivalent control group quasi experimental. Rancangan dalam penelitian ini menggunakan pre dan post control
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Gerontologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas pelayanan kesehatan sangat berkaitan erat dengan kejadian kematian pada neonatus. Penyebab utama kematian neonatus berhubungan secara intrinsik dengan kesehatan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Sub bagian Gastroenterologi bagian Ilmu
BAB IV METODE PENELITIAN IV.1. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah Sub bagian Gastroenterologi bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro / RS Dr. Kariadi Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat. Data GLOBOCAN, International Agency for Research on
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sel tubuh normal mengadakan mutasi menjadi sel kanker yang kemudian. Penyakit kanker saat ini sudah merupakan masalah kesehatan di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan penyakit keganasan yang timbul ketika sel tubuh normal mengadakan mutasi menjadi sel kanker yang kemudian tumbuh cepat dan tidak mempedulikan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
22 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu fisiologi khususnya neurofisiologi dan fisiologi geriatri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nefrologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang lingkup
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL Bab III menguraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan definisi operasional. A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bedah Kepala dan Leher subbagian Neuro-otologi. Perawatan Bayi Resiko Tinggi (PBRT) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU)
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak subbagian Perinatologi dan Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Bedah Kepala
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. yang ditandai oleh progresivitas obstruksi jalan nafas yang tidak sepenuhnya
Bab I Pendahuluan Latar Belakang Penelitian Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) didefinisikan sebagai penyakit yang ditandai oleh progresivitas obstruksi jalan nafas yang tidak sepenuhnya reversibel,
Lebih terperinciAnterior Colporrhaphy versus Transvaginal Mesh for Pelvic-Organ Prolapse
Anterior Colporrhaphy versus Transvaginal Mesh for Pelvic-Organ Prolapse LATAR BELAKANG Penggunaan jaring kit standar untuk perbaikan organ panggul prolaps telah menyebar pesat dalam beberapa tahun terakhir,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu melakukan pengukuran terhadap nilai kapasitas vital
Lebih terperinciEksperimen. Prof. Bhisma Murti
Eksperimen Prof. Bhisma Murti Institute of Health Economic and Policy Studies (IHEPS). Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Eksperimen Efek intervensi diteliti
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah di Rumah Sakit
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
31 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan desain penelitian analitik korelatif. Penelitian ini dilakukan dengan metode
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan neonatal. Kematian neonatus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di lapangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan yang banyak dialami
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan yang banyak dialami pasien sebelum maupun setelah masuk rumah sakit. Salah satu malnutrisi yang sering dijumpai adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh penderita kanker dan penyebab kematian keempat dari seluruh kematian pada pasien kanker di dunia.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian respirologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan anak, sub ilmu 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk
Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malnutrisi semakin diketahui sebagai faktor. prosnosis penting yang dapat mempengaruhi keluaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malnutrisi semakin diketahui sebagai faktor prosnosis penting yang dapat mempengaruhi keluaran klinis pasien penderita penyakit hati tahap akhir. Meskipun faktanya malnutrisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Gagal jantung kronik (GJK) merupakan penyakit yang sering muncul dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Gagal jantung kronik (GJK) merupakan penyakit yang sering muncul dan menjadi penyebab kematian tertinggi pada pasien rawat inap terutama usia lanjut (Croft
Lebih terperinciVENTRICULO PERITONEAL SHUNTING (VPS) : PERBANDINGAN ANTARA VPS TERPANDU LAPAROSKOPI & VPS DENGAN TEKNIK BEDAH TERBUKA KONVENSIONAL
VENTRICULO PERITONEAL SHUNTING (VPS) : PERBANDINGAN ANTARA VPS TERPANDU LAPAROSKOPI & VPS DENGAN TEKNIK BEDAH TERBUKA KONVENSIONAL Dipresentasikan Oleh : Aji Febriakhano Pembimbing : dr. Hanis S,Sp.BS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau karsinoma merupakan istilah untuk pertumbuhan sel abnormal dengan kecepatan pertumbuhan melebihi normal dan tidak terkontrol. (World Health Organization,
Lebih terperinciPAB: Maksud Anestesi, sedasi, dan intervensi bedah adalah sering dilakukan dan kompleks Hal-hal tersebut membutuhkan: Pengkajian yang lengkap dan meny
Perawatan Anestesi dan Bedah (PAB) PAB: Maksud Anestesi, sedasi, dan intervensi bedah adalah sering dilakukan dan kompleks Hal-hal tersebut membutuhkan: Pengkajian yang lengkap dan menyeluruh Perencanaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. rancangan pre post test design with control group, yang akan. mengungkapkan hubungan sebab akibat Active Cycle of Breathing
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment dengan rancangan pre post test design with control group, yang akan mengungkapkan hubungan sebab akibat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre-test and
BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre-test and post-test with control group design. Quasi eksperimen adalah jenis penelitian yang mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penelitian yang dilakukan oleh Weir et al. dari Centers for Disease Control and
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar 23.500 kasus karsinoma tiroid terdiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat. Kejadian penyakit lebih tinggi pada wanita dibanding pria. Sebuah penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. baru atau berulang. Kira-kira merupakan serangan pertama dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Stroke adalah penyebab kematian terbanyak ketiga di seluruh dunia setelah penyakit jantung dan kanker dan setiap tahunnya 700.000 orang mengalami stroke baru
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi kasus-kontrol (case control) yaitu suatu penelitian untuk menelaah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Subbagian Nutrisi dan Penyakit Metabolik serta Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12% seluruh kematian disebabkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini terkait disiplin Ilmu Kesehatan Anak khusunya bagian Respirologi, Alergi & Imunologi, serta Ilmu Fisiologi. 3.2 Tempat
Lebih terperinciPELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI
PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN Standar PAB.1. Tersedia pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Albumin merupakan protein terbanyak dalam plasma, sekitar 60% dari total
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Albumin merupakan protein terbanyak dalam plasma, sekitar 60% dari total plasma protein, dengan nilai normal 3,5 5,5 g/dl. Albumin juga didapatkan pada ruang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatnya angka harapan hidup pada negara negara berkembang, begitu pula
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu catatan penting dalam beberapa dekade terakhir adalah semakin meningkatnya angka harapan hidup pada negara negara berkembang, begitu pula halnya
Lebih terperinciBAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :
BAB I DEFENISI Pelayanan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan kesehatan rumah sakit misalnya haruslah mencakup pelayanan yang komprehensif (bio-psiko-sosial dan spiritual). Disamping itu pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik seperti Glomerulonephritis Chronic, Diabetic
10 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik seperti Glomerulonephritis Chronic, Diabetic Nephropathy, Hypertensi, Polycystic Kidney, penyakit ginjal obstruktif dan infeksi dapat mengakibatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy Experiment meggunakan pendekatan two group pre-test and posttestt design yang terdiri
Lebih terperinciBAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)
BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) GAMBARAN UMUM Memberikan asuhan pasien merupakan upaya yang kompleks dan sangat bergantung pada komunikasi dari informasi. Komunikasi tersebut adalah kepada
Lebih terperincilain rumah sakit atau prosedur hari pusat dicabut, ditangguhkan atau memiliki kondisi tempat
Praktisi status akreditasi sebagai mengunjungi petugas medis (apapun namanya) pada setiap lain rumah sakit atau prosedur hari pusat dicabut, ditangguhkan atau memiliki kondisi tempat praktek mereka. Praktisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru dan telah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasy-experimental (eksperimen semu) dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data menggunakan kuesioner
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN L-CARNITINE TERHADAP % VEP-1 dan SKOR CAT PENDERITA PPOK STABIL
PENGARUH PEMBERIAN L-CARNITINE TERHADAP % VEP-1 dan SKOR CAT PENDERITA PPOK STABIL T E S I S Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar DOKTER SPESIALIS PARU DAN PERNAPASAN Oleh Wahyu
Lebih terperinci