BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan kajian ini. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan kajian ini. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori"

Transkripsi

1 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini akan dibingkai dari beberapa konsep maupun teori yang relevan dengan kajian ini. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori manajemen pelayanan publik. Dalam penelitian ini akan memfokuskan pada pengelolaan pengaduan mengenai pelayanan public yang berbasis e-governmet untuk mengetahui proses pengelolaan pengaduan hingga penyelesaian penanganan pengaduan yang bersifat satu pintu melalui penggunaan media elektronik yang difokuskan pada Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar. Selain itu penelitian ini juga menggunakan konsep e-government, new public service, dan sistem informasi menajemen serta beberapa penelitian yang dijadikan gambaran dalam penelitian. 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Berbasis e- Government (Studi Kasus Pengelolaan Pengaduan Rakyat Online Denpasar pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Denpasar Tahun 2014) belum pernah dikaji sebelumnya. Namun, penulis mengambil beberapa contoh penelitian yang memiliki teori maupun konsep yang sama. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terkait dengan penelitian ini, yaitu : Pertama, penelitian yang dilakukan Dimas Ramdhana Prasetya, Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga (2014) dalam Jurnal Administrasi Publik (JAP) Volume 2, Nomor 1,

2 10 Halaman yang berjudul Analisis Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Dalam Rangka Pelayanan Publik (Studi Pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan pengaduan masyarakat di Kota Malang serta faktor-faktor yang mempengaruhi. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Dimas Ramdhana Prasetya dengan penulis adalah sama-sama memiliki tujuan untuk memaparkan pengelolaan pengaduan publik berbasis pada media online serta menggunakan konsep new public service. Yang membedakan kedua penelitian ini adalah lokasi penelitian yang berbeda. Selain itu, jika penelitian yang dilakukan oleh Dimas Ramdhana Prasetya memfokuskan pada konsep new public service dalam menggambarkan pengelolaan pengaduan online di Kota Malang dan hanya khusus membahas pengelolaan melalui website. Sedangkan penulis selain mengunakan konsep new public service, juga menekankan konsep e-government dalam menganalisa pengelolaan pengaduan pelayanan publik berbasis online pada Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar, baik yang berasal dari media online seperti twitter, website maupun media elektronik lainnya. Dalam penelitian ini penulis juga mengeksplorasi kendala-kendala yang dihadapi dari beberapa SKPD dalam menerapkan pengelolaan Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Sad Dian Utomo (2008) dalam Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, ISSN , Volume 15, Nomor 3 Halaman yang berjudul Penanganan Pengaduan Masyarakat Mengenai Pelayanan Publik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Pusat

3 11 Penanganan Pengaduan Pelayanan Publik (P5) dalam menangani pengaduan masyarakat Kota Semarang. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Sad Dian Utomo dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu sama-sama membahas pengelolaan penanganan keluhan dalam pelayanan publik melalui suatu unit penanganan pengaduan terpadu. Yang membedakan kedua penelitian ini yaitu lokasi penelitian yang berbeda, serta penelitian oleh Sad Dian Utomo lebih menekankan konsep partisipasi masyarakat dan masih menggunakan unit pengaduan secara manual dengan dukungan media electronic namun belum menggunakan sistem online. Sedangkan penulis lebih menekankan pada konsep new public service dalam menjelaskan pengelolaan pengaduan masyarakat yang bersifat satu pintu melalui PRO Denpasar dengan pemanfaatan teknologi berbasis online untuk mempercepat proses penanganannya sehingga dapat dengan mudah diakses masyarakat. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Witra Apdhi Yohanitas dan Teguh Henry Prayitno, Lembaga Administrasi Negara (2014) dalam Jurnal Borneo Administrator, Volume 10, Nomor 3 yang berjudul Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Kota Bekasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengelolaan pengaduan masyarakat yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Bekasi dan kebijakan-kebijakan apa saja yang ditempuh oleh Pemerintah Kota Bekasi agar pengelolaan pengaduan tersebut dapat berjalan dengan optimal. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Witra Apdhi Yohanitas dan Teguh Henry Prayitno dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sama-sama membahas pengelolaan pengaduan masyarakat dan menggunakan

4 12 konsep pelayanan publik. Yang membedakan kedua penelitian ini adalah lokasi penelitian yang berbeda, serta penelitian oleh oleh Witra Apdhi Yohanitas dan Teguh Henry Prayitno menekankan pada model penanganan pengaduan melalui website dan SMS Center yang diterapkan dengan mengaitkannya pada kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kota Bekasi. Sedangkan penulis lebih menekankan pada pengelolaan yang berbasis online (PRO Denpasar) yang dalam hal ini dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Denpasar serta mengaitkannya dengan sudut pandang atau respon dari masyarakat di lapangan. Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Suci Styawan, Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga (2013) yang berjudul Penanganan Pengaduan (Complaint Handling) dalam Pelayanan Publik (Studi Tentang Transparansi, Responsivitas, dan Akuntabilitas dalam Penanganan Pengaduan di Kantor Pertanahan Kota Surabaya II). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana transparansi, responsivitas, dan akuntabilitas penanganan pengaduan di Kantor Pertanahan Kota Surabaya II. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Suci Styawan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sama-sama membahas mengenai pengaduan masyarakat dalam pelayanan publik. Yang membedakan kedua penelitian ini adalah lokasi penelitian yang berbeda, serta penelitian oleh Suci Styawan lebih mengkhusus pada pengaduan terhadap pelayanan di Kantor Pertanahan Kota Surabaya II dengan menggunakan konsep good governance yang menekankan pada aspek transparansi, responsivitas, dan akuntabilitas penanganan pengaduan. Sedangkan penulis membahas mengenai pengaduan pelayanan public secara

5 13 menyeluruh yang bersifat satu pintu di Lingkungan Pemerintah Kota Denpasar dengan mengacu pada pengelolaan yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Denpasar dengan menggunakan konsep new public service yang menekankan pada akuntabilitas sebagai salah satu prinsip di dalamnya. Serta konsep e-government untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan layanan e- Government yang diterapkan. Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Dina Karina Karin, Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (2012) yang berjudul Pengaruh Efektifitas Penanganan Pengaduan Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tangerang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efektifitas penanganan pengaduan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tangerang. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Dina Karina Karin dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sama-sama membahas mengenai pengaduan masyarakat dalam pelayanan public dan menggunakan konsep pelayanan publik. Yang membedakan kedua penelitian ini adalah lokasi penelitian dan metode penelitian yang berbeda, serta penelitian oleh Dina Karina Karin lebih mengkhusus pada efektifitas penanganan pengaduan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tangerang. Sedangkan penulis membahas mengenai pengaduan pelayanan public secara menyeluruh yang bersifat satu pintu di Lingkungan Pemerintah Kota Denpasar dengan dukungan media elektronik.

6 14 Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dapat dilihat bahwa penelitian tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Berbasis e- Government (Studi Kasus Pengelolaan Pengaduan Rakyat Online Denpasar pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Denpasar Tahun 2014) studi kualitatif, mengenai peningkatan pelayanan publik dalam pengelolaan pengaduan berbasis teknologi informasi belum pernah diteliti, namun teori dan konsep dari beberapa penelitian terdahulu yang juga menganalisis tentang pengelolaan pengaduan masyarakat dapat menjadi model acuan untuk mengkaji penelitian mengenai Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Berbasis e-government melalui Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar secara lebih mendalam. Hasil penelitian ini akan menjadi acuan perbaikan bagi Pemerintah Kota Denpasar dalam mengelola pengaduan masyarakat di Kota Denpasar. Penelitian ini penting dilakukan mengingat Kota Denpasar selama ini telah menerapkan beberapa inovasinya dalam pelayanan publik dengan menekankan pada penggunaan teknologi informasi di dalamnya. Penelitian ini juga patut dikaji dan dilakukan guna memperkaya khasanah keilmuan dibidang Administrasi Negara. 2.2 Landasan Teori Manajemen Pelayanan Publik Manajemen pelayanan publik di Indonesia dihadapkan pada pluralitas yang sangat tinggi dalam banyak aspek kehidupan masyarakat. Seperti halnya karakteristik sosial budaya, kemajuan sosial ekonomi, dan kondisi lingkungan yang berbeda-beda antar kelompok masyarakat, menuntut jenis kebutuhan dan manajemen pelayanan yang berbeda-beda.

7 15 Berbicara mengenai manajemen pelayanan publik terkandung beberapa definisi di dalamnya. Definisi manajemen menurut Manullang (1985:17) manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Jadi dapat disimpulkan manajemen adalah suatu rangkaian proses yang dilakukan untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan pelayanan publik menurut Dwiyanto (2012:2) pelayanan publik sebenarnya memiliki kisaran yang sangat luas, yaitu mencakup pelayanan untuk memenuhi kebutuhan barang publik, hak dasar, kewajiban pemerintah dan komitmen nasional. Sedangkan definisi menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik adalah rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa/pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 disebutkan beberapa standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi: (1) dasar hukum, (2) persyaratan, (3) sistem, mekanisme dan prosedur, (4) jangka waktu penyelesaian, (5) biaya atau tarif, (6) produk pelayanan, (7) sarana, prasarana/fasilitas, (8) kompetensi pelaksana, (9) pengawasan internal, (10) penanganan pengaduan, saran dan masukan, (11) jumlah pelaksana, (12) jaminan layanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai standar pelayanan, (13) jaminan

8 16 keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen memberikan rasa aman,bebas dari bahaya dan risiko keragu-raguan, (14) evaluasi kinerja pelaksana. Dalam pasal 36 dan 37 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, dijelaskan pula bahwa organisasi penyelenggara pelayanan publik wajib menyelenggarakan pelayanan publik yang salah satunya harus memiliki pengelolaan pengaduan masyarakat. Dimana dalam pengelolaan pengaduan tersebut penyelenggaran berkewajiban menyediakan sarana pengaduan, menugaskan pelaksana yang kompeten, menindaklanjuti hasil pengaduan, dan menyusun mekanisme pengelolaan pengaduan dari penerima pelayanan dengan mengedepankan asas penyelesaian yang cepat dan tuntas. Jadi, secara keseluruhan definisi manajemen pelayanan publik adalah suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk menyusun rencana, mengimplementasikan rencana tersebut, mengkoordinasikan dan menyelesaikan aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan public (Ratminto dan Atik, 2006:4). Dalam kaitannya dengan penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana proses penggerakkan atau pengelolaan sumber daya manusia dan non sumber daya manusia dalam penerapan Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar mulai dari perencanaan sistem, penginputan pengaduan, pengkordinasian tugas dan penyelesaian penanganan pengaduan apakah sudah sesuai dengan peraturan atau standar pelayanan yang ditetapkan. Manajemen pelayanan publik merupakan tanggungjawab pemerintah, dimana saat ini masyarakat menuntut penyelenggaraan manajemen pelayanan yang lebih responsif atas kebutuhan masyarakat serta penyelenggara manajemen

9 17 pelayanan publik yang transparan, partisipatif dan akuntabel. Untuk merespon tantangan dan permasalahan tersebut serta mendukung peningkatan pelayanan, maka difokuskan upaya pengembangan kapasitas (capacity building) manajemen pelayanan publik yang menyangkut aspek-aspek: (Bappenas, 2010:39) a) Peningkatan efektivitas pengorganisasian pelayanan. b) Pengembangan prosedur pelayanan yang mudah, cepat dan transparan. c) Peningkatan kualitas dan kapabilitas personil penyelenggara pelayanan. d) Pengembangan kebijakan yang mendukung skema tindakan peningkatan pelayanan. Dalam mengoptimalisasikan pelayanan penanganan pengaduan dan penyelenggaraan akuntabilitas pelayanan public di Kota Denpasar maka melalui Dinas Komunikasi dan Informatika, Walikota Denpasar membuka akses ruang partisipasi public melalui pengelolaan pengaduan publik dengan sistem satu pintu yaitu melalui PRO Denpasar. Pengelolaan pengaduan masyarakat mengenai pelayanan publik ini merupakan suatu menajemen pelayanan pada sektor publik dengan berpedoman pada kebijakan pemerintah (Walikota) berupa Peraturan Walikota Denpasar Nomor 45 Tahun 2013 tentang pelayanan penanganan pengaduan masyarakat di lingkungan Kota Denpasar. Sehingga pengelolaan ini perlu kita cermati apakah proses di dalamnya sudah berjalan sesuai tujuan yang ditetapkan atau justru sebaliknya. Hal ini guna memberikan gambaran mengenai proses pengelolaan oleh para aparatur pemerintah yang ditunjuk dan ditugaskan untuk menjalankan dan menangani program tersebut.

10 Kerangka Konsep Electronic Government Di negara maju, hasil dari pemanfaatan teknologi digital (Electronic Digital Service) telah melahirkan bentuk mekanisme birokrasi pemerintahan yang baru, yang diistilahkan dengan Electronic Government (e-government). UNDP (United Nation Development Program) dalam Indrajit (2004:2) mendefinisikan e- Government, yaitu e-government is the application of information and communication technology (ICT) by government agencies. (e-government merupakan aplikasi informasi dan juga komunikasi (ICT) dari pemerintah). Selanjutnya, Bank Dunia (World Bank) dalam Indrajit (2004:2) mendefinisikan e-government sebagai berikut: e-government refers to the use by government agencies of information technologies (such as Wide Area Networks, the internet, and mobile computing) that have the ability to transform relations with citizens, businesses, and other arms og government. (e-government merupakan penggunaan teknologi informasi oleh kantor-kantor pemerintahan untuk pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, dunia usaha dan untuk memfasilitasi kerjasama antar insitusi pemerintah). Berdasarkan pemaparan di atas dapat dipahami e-government merupakan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh pemerintah, yang ditekankan pada penggunaan internet dalam membangun sebuah sistem yang membuka akses informasi kepada masyarakat luas serta memberikan kemudahan pemberian pelayanan publik kepada masyarakat. Sehingga masyarakat dengan

11 19 mudah mengakses berbagai keperluan, khususnya berkaitan dengan pelayanan pemerintahan tanpa harus melalui birokrasi yang lama dan berbelit-belit. Manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya konsep e-governmnet bagi suatu Negara (Indrajit, 2004:5), yaitu: (1) memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholdernya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industri), (2) meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance, (3) mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas seharihari, (4) memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak yang berkepentingan, (5) menciptakan lingkungan masyarakat baru yang secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan sejalan dengan perubahan global dan trend yang ada, (6) memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis. Ruang lingkup dari penggunaan e-government secara menyeluruh mencakup pada: a. Government to Citizens (Pemerintah ke Masyarakat), yaitu pemerintah membangun dan menerapkan berbagai aplikasi teknologi informasi untuk memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat. b. Government to Business (Pemerintah ke Pelaku Usaha), yaitu transaksi elektronik dimana pemerintah menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan bagi kalangan bisnis untuk bertransaksi dengan pemerintah.

12 20 c. Government to Government (Pemerintah ke Pemerintah), yaitu kerjasama negara-negara untuk saling berkomunikasi secara lebih intens baik untuk memperlancar kerjasama antar negara dan kerjasama antar entiti-entiti negara (masyarakat, industri, perusahaan, dan lain-lain). d. Government to Employees (Pemerintah ke Aparat), yaitu memungkinkan komunikasi dan pertukaran informasi online antar departemen atau lembaga pemerintahan melalui basis data yang terintegrasi. Penggunaan e-government dalam penelitian ini termasuk dalam lingkup Government to Citizens (Pemerintah ke Masyarakat), karena Pemerintah Kota Denpasar (Diskominfo) menerapkan aplikasi teknologi informasi berupa Pengaduan Rakyat Online Denpasar yaitu aplikasi berbasis website yang melibatkan partisipasi publik dan bersifat dua arah, yang digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan monitoring dalam meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan pelayanan publik di Kota Denpasar. Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar ini juga termasuk dalam penggunaan pelayanan Government to Employees (Pemerintah ke Aparat), karena membangun dan mewadahi komunikasi serta pertukaran informasi pengaduan secara online antar SKPD di Lingkungan Kota Denpasar melalui basis data yang terintegrasi. Dalam Indrajit (2004:29-32) dipaparkan jenis-jenis pelayanan e- Government dibagi menjadi tiga kelas utama, yaitu: 1. Publish. Dalam tahap ini yang terjadi adalah sebuah komunikasi satu arah, dimana pemerintah mempublikasikan berbagai data dan informasi yang

13 21 dimilikinya untuk dapat secara langsung dan bebas diakses oleh masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan melalui internet. 2. Interact. Berbeda dengan kelas publish yang sifatnya pasif, pada kelas interact telah terjadi komunikasi dua arah antara pemerintah dengan mereka yang berkepentingan. 3. Transact. Pada tahapan ini sudah terjadi perpindahan (transfer) uang dari pihak lain sebagai konsekuensi dari diberikannya layanan jasa pemerintah. Dalam penelitian pengelolaan pengaduan pelayanan publik berbasis online pada Pengaduan Rakyat Online Denpasar, masuk dalam kategori kelas interact, dikarenakan sudah terciptanya komunikasi dan hubungan interaksi dua arah antara pemerintah dengan masyarakat. Dalam hal ini pemerintah Kota Denpasar (Diskominfo) menyediakan sarana pengaduan berbasis online dengan sistem satu pintu yang terintegrasi dengan jajaran SKPD Kota Denpasar sehingga masyarakat dapat melakukan interaksi dengan seluruh kantor pemerintahan yang telah mempunyai pemakaian data base bersama. Menurut hasil kajian dari Harvard JFK Scholl of Government dalam Indrajit (2004:15-18), untuk menerapkan konsep digitalisasi pada sector publik, ada tiga aspek penting sebagai kunci keberhasilan penerapan e-government yaitu: Support, Capacity, dan Value 1. Support merupakan aspek pertama dan paling krusial yang harus dimiliki oleh pemerintah. Hal ini berkaitan dengan keinginan dari berbagai kalangan pejabat publik untuk benar-benar menerapkan konsep e- Government. Dukungan yang dimaksud dalam hal ini adalah :

14 22 a) sumber daya terutama berkaitan dengan sumber daya financial. b) komitmen pemerintah dalam menjalankan program c) infrastruktur dan superstruktur pendukung (seperti adanya Undang- Undang dan Peraturan Pemerintah yang jelas serta ditugaskannya lembaga-lembaga khusus) sangat penting dalam menciptakan lingkungan kondusif dalam pengembangan e-goverment. 2. Capacity dalam hal ini yaitu adanya unsur kemampuan atau keberdayaan dari pemerintah setempat. Ada dua hal minimum yang paling tidak harus dimiliki pemerintah sehubungan dengan aspek ini, antara lain: a) ketersediaan sumber daya yang cukup untuk melaksanakan berbagai inisiatif e-government serta ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan agar penerapan e- Government dapa sesuai dengan asas manfaat yang diharapkan. b) ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang memadai karena fasilitas ini merupakan 50% dari kunci keberhasilan penerapan e- Government 3. Value. Dalam hal ini yang menentukan besarnya manfaat yang diperoleh dengan adanya e-government bukanlah kalangan pemerintah sendiri, melainkan masyarakat dan mereka yang berkepentingan. Untuk itu pemerintah harus benar-benar teliti memilih jenis aplikasi e-government yang harus didahulukan pembangunannya agar benar-benar memberikan value (manfaat) yang secara signifikan dirasakan oleh masyarakatnya.

15 23 Dalam penelitian ini aspek Support, Capacity, dan Value dipilih karena ketiga aspek tersebut merupakan elemen penting dalam penerapan aplikasi pelayanan e-government. Ketiga aspek ini dapat menggambarkan secara menyeluruh keberhasilan maupun kegagalan penerapaan aplikasi e-government. Ketiga aspek dalam pengembangan e-government ini sangat erat kaitannya dengan penelitian tentang pengelolaan pengaduan pelayanan publik dengan berbasis online. Penulis menganggap aspek ini bisa digunakan sebagai alat untuk mengukur sejauh mana keefektivan penerapan e-government dalam penanganan pengaduan masyarakat melalui Pengaduan Rakyat Online Kota Denpasar New Public Service Pada tahun 2003 muncul paradigma baru dalam administrasi publik yaitu New Public Service oleh J.V Denhardt & R. B. Denhardt (2003). Keduanya menyarankan untuk meninggalkan prinsip administrasi klasik dan Reinventing Government atau New Public Management, dan beralih ke prinsip New Public Service. Dalam hal ini New Public Service lebih mengarah pada democracy, pride and citizen daripada market, competition and customers seperti sector privat. Oleh sebab itu nilai demokrasi, kewarganegaraan dan pelayanan kepentingan publik harus dipandang sebagai norma mendasar penyelenggaraan administrasi publik. Adapun prinsip-prinsip New Public Service antara lain yaitu : a) Melayani warga masyarakat, bukan pelanggan (serve citizens, not customers)

16 24 Aparatur pelayanan public tidak hanya merespon keinginan pelanggan (customer), tetapi lebih focus pada pembangunan kepercayaan dan kolaborasi dengan warga Negara (citizen). b) Mengutamakan kepentingan publik (seeks the publik interest) Administrasi public harus memberi kontribusi dalam membangun sebuah kebersamaan, serta membagi gagasan dari kepentingan public. c) Nilai kewarganegaraan lebih berharga dari pada kewirausahaan (value citizenship over entrepreneurship) Dalam hal ini kepentingan public lebih dimajukan oleh komitmen aparatur pelayanan public dan warga Negara, untuk membuat kontribusi lebih berarti dibandingkan dengan gerakan para manajer swasta sebagai bagian dari keuntungan public yang menjadi milik mereka. d) Berpikir strategis, bertindak demokratis (think strategically, act democratically) Pertemuan antara kebijakan dan program agar dicapai secara lebih efektif dengan tanggungjawab mengikuti upaya bersama dan proses kebersamaan. e) Melayani dari pada mengendalikan (service rather than steer) Sangat penting bagi pelayanan public untuk menggunakan andil dan nilainilai kepemimpinan dalam membantu warga mengartikulasikan dan mempertemukan kepentingan yang menjadi hak mereka, dibandingkan dengan berusaha untuk mengontrol atau mengendalikan masyarakat. f) Menyadari bahwa akuntabilitas bukan merupakan hal sederhana (recognize that accountability is not simple)

17 25 Aparatur pelayanan public seharusnya mengikuti peraturan perundangan dan konstitusi, nilai-nilai masyarakat, norma-norma politik, standarstandar profesional dan kepentingan warga Negara. g) Menghargai orang, bukan hanya sekedar produktivitas (value people, not just productivity) Organisasi public dan kerangka kerjanya akan lebih sukses dalam kegiatannya jika berlandaskan kebersamaan dan mendasarkan diri pada kepemimpinan yang menghormati semua orang. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis berpendapat bahwa konsep New Public Service (NPS) menekankan pada partisipasi warga negara dalam merumuskan program-program pelayanan publik yang berpihak pada kebutuhan warga negara, memiliki hak yang sama, memberi ruang bagi partisipasi publik dan transparansi para penyedia layanan, serta akuntabilitas sesuai dengan program yang diterapkan lembaga pemerintah. New Public Service memiliki keterkaitan dengan penelitian Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Berbasis e- Government melalui Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar. Penulis menganggap konsep ini bisa digunakan sebagai alat untuk membedah pelayanan dalam pengaduan publik dengan mengedepankan pada suara publik untuk meningkatkan kualitas pelayanan punlik sehingga terciptanya akuntabilitas penyelenggaraan pelayanan public di Lingkungan Kota Denpasar Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen terdiri dari tiga kata yang berlainan arti yang masing-masing kata tersebut mempunyai pengertian. Sistem adalah kumpulan dari

18 26 elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Jogiyanto, 2005:2). Informasi diartikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 2005:8). Sedangkan definisi manajemen menurut James A.F Stoner (1982:2), manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usahausaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen adalah suatu sistem dimana unit organisasi memiliki suatu kerangka informasi tunggal dan terpadu untuk pengumpulan informasi yang diperlukan bagi kepentingan kegiatan manajemen. Dalam kaitannya dengan penelitian ini Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Denpasar mengembangkan suatu sistem yang terpadu yaitu Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar melalui pemakaian data base bersama. Dimana sistem Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar terintegrasi dengan 55 jajaran SKPD di Lingkungan Kota Denpasar, sehingga mempermudah antar SKPD melakukan interaksi satu sama lain tanpa harus melakukan birokrasi secara manual Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Pengaduan masyarakat merupakan solusi dari munculnya penyimpangan yang terjadi dalam penyelenggaran pelayanan publik. Menurut Anwar Hadi (2000: 67-68) menjelaskan bahwa pengaduan adalah pernyataan secara lisan atau tertulis atau ketidakpuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh suatu sistem pelayanan. Dwiyanto juga menyatakan bahwa tersedianya ruang

19 27 untuk menyampaikan aspirasi (voice) dalam bentuk pengaduan dan protes terhadap jalannya penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan publik akan sangat penting peranannya bagi upaya perbaikan kinerja tata pemerintahan. Penanganan pengaduan pada dasarnya adalah kegiatan penyaluran pengaduan, pemrosesan respon atas pengaduan, umpan balik, laporan penanganan pengaduan. Rangkaian kegiatan ini memiliki elemen: sumber/asal pengaduan, isi pengaduan, unit penanganan pengaduan, respon pengaduan, umpan balik, laporan penanganan pengaduan (Bappenas, 2010: 53-54). Elemen tersebut sangat penting untuk menilai keberhasilan input dan output suatu pengaduan. Namun yang sering terjadi di berbagai organisasi pemerintah yaitu kurangnya dan lambannnya respon untuk menyampaikan hasil tindak lanjut akhir kepada masyarakat (pelapor). Di samping itu masyarakat secara umum hanya menyampaikan pengaduan mereka dan kemudian setelah mendapat respon dari instansi yang ditujukan, mereka enggan untuk menyampaikan umpan balik dari tindak lanjut pengaduan tersebut. Dalam memberikan pelayanan khususnya dalam penanganan pengaduan diperlukan beberapa prinsip agar organisasi bisa memberikan pelayanan yang prima dan sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat yaitu: (Gorton, 2005:6) 1) Quality Improvement (Peningkatan kualitas) Penanganan pengaduan merupakan bagian penting dalam peningkatan kualitas pelayanan dimana secara kontinuitas dievaluasi dan ditingkatkan. 2) Open Disclosure (Keterbukaan menerima pengaduan) Meliputi penjelasan secara factual atas apa yang telah terjadi dan langkah yang diambil dalam mencegah kesalahan tersebut agar tidak berulang.

20 28 3) Commitment (Komitmen) Komitmen yang tinggi dari seluruh anggota organisasi sangat diperlukan untuk mengintegrasikan manajemen pengaduan secara efektif. 4) Accessibility (Aksebilitas) Kemampuan organisasi mendorong masyarakat dan pegawai untuk saling memberikan timbal balik sehingga membuat pelayanan semakin mudah. 5) Responsiveness (Kemampuan bereaksi) Pelayanan dalam organisasi harus berorientasi kepada masyarakat, sebagai pihak yang menerima pelayanan dimana organisasi juga harus menerima pengaduan dan menyelesaikan pengaduan secara serius. 6) Transparency and Accountability (Transparansi dan bertanggungjawab) Proses dalam penanganan pengaduan harus dapat dijelaskan secara baik, terbuka, dan bertanggungjawab kepada pegawai dan masyarakat. 7) Privacy and Confidentially (Pribadi dan Rahasia) Pelayanan dalam penanganan pengaduan mengutamakan pada sifatnya yang pribadi dan rahasia dari masyarakatnya dan informasi yang diterima selama proses pengaduan berlangsung, saat dalam pembuatan keputusan harus terbuka dan bertanggungjawab. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan dalam menyelesaikan pengaduan haruslah berpegang pada prinsip pelayanan yang mengedepankan hakhak warga masyarakat. Dalam hal ini organisasi dituntut untuk lebih tanggap dan bertanggungjawab dalam upaya memberikan pelayanan dalam menangani pengaduan yang disampaikan masyarakat. Sejalan dengan pemaparan tersebut,

21 29 penelitian ini lebih menekankan pada aspek akuntabilitas yaitu bentuk pertanggung jawaban aparat pemerintah selaku pengelola Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar kepada masyarakat sebagai pelapor. Karena yang sering terjadi di lapangan yaitu organisasi/lembaga terkesan tertutup dalam menangani atau menyelesaikan pengaduan yang disampaikan masyarakat. Sangat jarang adanya instansi yang terbuka dalam konteks penanganan pengaduan baik dari input pengaduan sampai dengan output yang disampaikan kepada masyarakat. Disamping itu, pengaduan merupakan komponen penting bagi organisasi dalam meningkatkan kinerja pelayanannya, karena organisasi dapat mengetahui apa yang menjadi kelemahannya dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat Pelayanan Penanganan Pengaduan Masyarakat di Kota Denpasar Demi mewujudkan pelayanan publik yang baik sangat dibutuhkan dukungan sistem yang terintegrasi. Dinas Komunikasi dan Informatika yang ditunjuk sebagai pelaksana penanganan pengaduan masyarakat di Kota Denpasar dengan Surat Keputusan Walikota Denpasar Nomor /206/HK/2013 berinisiatif membuat sistem yang lebih cepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Melalui pengaduan satu pintu berbasis online atau dikenal dengan Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar. Pengaduan ini terintegrasi dengan jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Kota Denpasar. Melalui penanganan pengaduan dengan sistem satu pintu ini, diharapkan dapat menjadi ruang partisipasi publik untuk membantu melakukan monitoring dan verifikasi terkait capaian pelaksanaan program pembangunan dan penyelenggaraan pelayanan publik di Kota Denpasar.

22 Kerangka Pemikiran Penelitian Pengaduan di Lingkungan Pemerintah Kota Denpasar yang belum terakomodir secara cepat, tepat, dan bertanggungjawab Walikota Denpasar berinisiatif untuk mengintegrasikan seluruh pengaduan di jajaran SKPD dengan sistem satu pintu melalui Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar yang dikoordinir oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Denpasar Dengan mengacu pada Peraturan Walikota Denpasar Nomor 45 Tahun 2013 tentang Pelayanan Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kota Denpasar Masyarakat Pengelolaan Center Pengaduan Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar Oleh Diskominfo SKPD Terkait Manajemen Pelayanan Publik Aspek Keberhasilan Electronic Government Analisis Eksploratif. Manfaat bagi masyarakat: 1.Kemudahan akses menyampaikan pengaduan 2.Pengaduan tidak bersifat internal 3.Dapat memantau mekanisme penanganan pengaduan tanpa birokrasi panjang dan berbeli-belit 4.Masyarakat menuntut pengelolaan yang efektif sampai pada pelaporan tindak lanjut penanganan di lapangan Hambatan & Kendala: 1. Dari Instansi Pemerintah 2. Dari Masyarakat Pengelolaan yang pada praktiknya belum optimal Keterangan: = Menghubungkan = Saling berhubungan

23 31 Kota Denpasar telah melakukan berbagai inovasinya dalam pelayanan public khususnya dalam penerapan teknologi informasi dalam bidang pelayanan pemerintahan. Melihat terlalu banyaknya sarana yang disediakan oleh aparatur pemerintah di Kota Denpasar dalam mengakomodir pengaduan dari masyarakat menjadikan pengaduan tersebut tumpang tindih dan tidak ada peraturan yang menyeragamkan dan mengatur secara tegas pelayanan penanganan pengaduan tersebut. Terlebih lagi adanya pengelolaan pengaduan yang tegas merupakan salah satu komponen dari standar pelayanan public. Atas usulan dari Walikota Denpasar, I.B Rai Wijaya Mantra untuk mengintegrasikan segala bentuk pengaduan di Lingkungan Kota Denpasar maka ditunjuklah Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Denpasar melalui Peraturan Walikota Denpasar Nomor 45 tahun 2013 untuk mengkordinir pelayanan penanganan pengaduan di Lingkungan Pemerintah Kota Denpasar. Berkaitan dengan hal tersebut maka dikembangkanlan sistem pengaduan satu pintu yaitu Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar sebagai center pengaduan yang terintegrasi dengan jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Kota Denpasar melalui pemakaian data base bersama. Berdasarkan kondisi inilah maka perlu suatu kajian guna mengetahui pengelolaan pengaduan tersebut. Untuk menganalisa pengelolaan pengaduan tersebut, penulis menggunakan teori manajemen pelayanan public dengan menekankan pada konsep e-government yang meliputi support, capacity, dan value sebagai aspek keberhasilan penerapan layanan e-government.

24 32 Data yang sudah dianalisis tersebut kemudian dieksplorasi sehingga diperoleh kesimpulan bahwa dalam tingkatan praktik pengelolaan yang dilakukan pemerintah (Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Denpasar) belum berjalan optimal. Dari pengelolaan yang sudah berjalan selama ini menghadapi beberapa kendala baik dari Instansi Pemerintah sebagai penyedia layanan dan dari masyarakat sebagai penerima pelayanan. Namun disisi lain adanya Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar telah memberikan kemudahan akses bagi masyarakat umum untuk menyampaikan pengaduannya tanpa perlu harus datang secara langsung ke Instansi yang bersangkutan sehingga tidak perlu menempuh birokrasi yang berbelit-belit. Disamping itu pula melalui Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar masyarakat umum baik yang mengadu maupun tidak mengadu dapat melihat secara langsung terkait permasalahan apa saja yang diadukan masyarakat ke Pemerintah Kota Denpasar, jadi tidak hanya internal masyrakat pengadu dan SKPD terkait saja yang mengetahuinya.

GOOD GOVERNANCE & TRANSPARANSI

GOOD GOVERNANCE & TRANSPARANSI GOOD GOVERNANCE & TRANSPARANSI Ari Wibowo, M.Pd LATAR BELAKANG Reformasi 1998 Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Perkembangan teknologi Informasi dan Komunikasi PRINSIP GOOD GOVERNANCE Partisipasi Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam kehidupan masyarakat. Fenomena ini membuat masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam kehidupan masyarakat. Fenomena ini membuat masyarakat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dewasa ini memberikan dampak yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat. Fenomena ini membuat masyarakat menyadari bahwa

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS E-GOVERNMENT

PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS E-GOVERNMENT 1 PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS E-GOVERNMENT (STUDI KASUS PENGELOLAAN PENGADUAN RAKYAT ONLINE DENPASAR PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA DENPASAR TAHUN 2014) Ni Luh Yuni Lestari

Lebih terperinci

Paradigma New Public Management Paradigma New Public Service

Paradigma New Public Management Paradigma New Public Service TOPIK : Paradigma Governance : Paradigma New Public Management Paradigma New Public Service Governance = Proses atau fungsi kepemerintahan yang melibatkan peran banyak aktor di lingkup negara, bisnis maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik berbasis e-government di Indonesia belum banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik berbasis e-government di Indonesia belum banyak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan publik berbasis e-government di Indonesia belum banyak diterapkan, karena praktik pemerintahan yang memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk

Lebih terperinci

b. Meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan public Konsep E-Government (Electronic Government) dalam Pelayanan

b. Meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan public Konsep E-Government (Electronic Government) dalam Pelayanan Adapun sasarandari pelayanan terpadu yang dilakukan oleh pemerintah adalah sebagai berikut : a. Terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti dan terjangkau b. Meningkatnya hak-hak

Lebih terperinci

Komputer Dan Pemerintahan. Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014

Komputer Dan Pemerintahan. Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014 Komputer Dan Pemerintahan Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014 TUJUAN: Memberi kemudahan dan kesederhanaan prosedur, sehingga penerapannya memerlukan perubahan struktur organisasi pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah merubah tatanan demokrasi bangsa Indonesia dengan diberlakukannya sistem otonomi daerah,

Lebih terperinci

Menuju Akuntabilitas Publik dengan e-government Seminar ICT for Good Governance Paramadina Graduate School Universitas Paramadina 2011

Menuju Akuntabilitas Publik dengan e-government Seminar ICT for Good Governance Paramadina Graduate School Universitas Paramadina 2011 Menuju Akuntabilitas Publik dengan e-government Seminar ICT for Good Governance Paramadina Graduate School Universitas Paramadina 2011 2 E-Government (World Bank) government-owned or operated systems of

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API BERDASARKAN KONSEP PARADIGMA NEW PUBLIC SERVICE (NPS)

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API BERDASARKAN KONSEP PARADIGMA NEW PUBLIC SERVICE (NPS) ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API BERDASARKAN KONSEP PARADIGMA NEW PUBLIC SERVICE (NPS) Irvan Arif K/170720120029 Universitas Padjadjaran Program Magister, Program Studi Administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalahmasalah publik. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi Informasi pada masa sekarang mengalami perkembangan, dan itu merupakan tantangan bagi Pemerintah: kecepatan dan keakuratan informasi dengan menggunakan teknologi

Lebih terperinci

Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan

Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan Nama Inovasi Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan Produk Inovasi Inovasi e-government Untuk Peningkatan

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Pelayanan Akta Kelahiran Gratis (Bebas Bea) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Klaten

Analisis Kualitas Pelayanan Akta Kelahiran Gratis (Bebas Bea) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Klaten Analisis Kualitas Pelayanan Akta Kelahiran Gratis (Bebas Bea) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Klaten Oleh : Dina Aprita Sari, Nina Widowati, Aloysius Rengga*) Jurusan Administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan salah satu upaya guna menciptakan keteraturan dan kesinambungan dalam sistem tata pemerintahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi internet di lingkungan pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting untuk

Lebih terperinci

E-GOVERMENT. 7. Komputer dan Pemerintahan PTSI C. Definisi (Word Bank) :

E-GOVERMENT. 7. Komputer dan Pemerintahan PTSI C. Definisi (Word Bank) : E-GOVERMENT Definisi (Word Bank) : adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah (seperti Wide Artea Network, internet dan mobile computing) yang memungkinkan pemerintah untuk mentransformasikan

Lebih terperinci

Good Governance. Etika Bisnis

Good Governance. Etika Bisnis Good Governance Etika Bisnis Good Governance Good Governance Memiliki pengertian pengaturan yang baik, hal ini sebenarnya sangat erat kaitannya dengan pelaksanaaan etika yang baik dari perusahaan Konsep

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR BAB I

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR BAB I WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR Menimbang : a. bahwa membangun

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merupakan salah satu instansi pemerintah yang mempunyai peranan penting dalam memberikan pelayanan publik terkait dengan penanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas. Penggunaan teknologi yang tidak hanya terbatas pada bidang bisnis dan perdagangan tetapi lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yaitu organizing dan actuating yang berkesinambungan (secara terus

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yaitu organizing dan actuating yang berkesinambungan (secara terus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan masyarakat (Humas) pada dasarnya merupakan salah satu fungsi manajemen yaitu organizing dan actuating yang berkesinambungan (secara terus menerus)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani autos yang berarti sendiri dan namos yang berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan, mengembangkan dan mengambil langkah-langkah kebijakan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan, mengembangkan dan mengambil langkah-langkah kebijakan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peningkatan 2.1.1 Peningkatan Peningkatan Kinerja aparatur yang kuat untuk melaksanakan, memanfaatkan, mengembangkan dan mengambil langkah-langkah kebijakan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paradigma baru yang berkembang di Indonesia saat ini. Menurut Tascherau dan

BAB I PENDAHULUAN. paradigma baru yang berkembang di Indonesia saat ini. Menurut Tascherau dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Good governance atau tata kelola pemerintahan yang baik merupakan paradigma baru yang berkembang di Indonesia saat ini. Menurut Tascherau dan Campos yang dikutip Thoha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pelayanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pelayanan merupakan hal yang penting dalam usaha untuk membuat pelanggan tetap merasa nyaman dan betah dalam menggunakan jasa dari suatu perusahaan, jika

Lebih terperinci

Re R f e ormasi s Ad A m d inistras a i s Publ b i l k Dwi Harsono

Re R f e ormasi s Ad A m d inistras a i s Publ b i l k Dwi Harsono Reformasi Administrasi Publik Dwi Harsono Pengertian Terminologi - reformasi: perubahan, perbaikan penyempurnaan - administrasi: organisasi dan manajemen pemerintahan negara Usaha sadar dan terencana untuk

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Birokrasi merupakan instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi, dimana birokrasi bekerja berdasarkan pembagian kerja, hirarki kewenangan, impersonalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang ditandai dengan tidak adanya batas-batas negara (

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang ditandai dengan tidak adanya batas-batas negara ( 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang ditandai dengan tidak adanya batas-batas negara ( boundary-less world) memberikan peluang sekaligus tantangan bagi seluruh negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjukkan dengan pesatnya perkembangan perangkat komputasi, telekomunikasi, jaringan internet

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merupakan salah satu instansi pemerintah yang mempunyai peranan penting dalam memberikan pelayanan publik terkait dengan penanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kantor Imigrasi Kelas II Karawang adalah salah satu Unit Pelaksana Teknik (UPT) pada Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Jawa Barat yang berada di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS Sesuai tugas dan fungsi Dinas Komunikasi dan InformatikaKabupaten Pacitan berperan melaksanakan uruan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika, bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja instansi pemerintah kini menjadi sorotan dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan administrasi publik. Masyarakat sering

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS

Lebih terperinci

Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government

Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government DEPUTI BIDANG TATALAKSANA 2012 Reformasi Birokrasi merupakan transformasi segenap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia Tenggara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia Tenggara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia Tenggara yang sedang melakukan perbaikan sistem birokrasi pemerintahan. Perbaikan sistem birokrasi merupakan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), sebagaimana dimaksud

Lebih terperinci

P5 Pemanfaatan Komputer Di Berbagai Bidang. A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta

P5 Pemanfaatan Komputer Di Berbagai Bidang. A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta P5 Pemanfaatan Komputer Di Berbagai Bidang A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta Menurut pandangan anda, bidang-bidang apa saja yang sudah menerapkan penggunaan komputer? 2 Dari bidang-bidang

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR... TAHUN.. TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR... TAHUN.. TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR... TAHUN.. TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kota Surabaya sebagai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT INDONESIA

PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT INDONESIA PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT INDONESIA Reza Kurniawan Reza.kurniawan@raharja.info Abstrak Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi informasi begitu cepat, kebutuhan informasi yang cepat, tepat dan akurat,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakkan lagi. Istilah good

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan bentuk penghormatan atas demokrasi di suatu negara, yang nampak dari

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan bentuk penghormatan atas demokrasi di suatu negara, yang nampak dari Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan publik merupakan bentuk penghormatan atas demokrasi di suatu negara, yang nampak dari cara pandang terhadap

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam

Lebih terperinci

KOMPUTER DALAM PEMERINTAHAN

KOMPUTER DALAM PEMERINTAHAN KOMPUTER DALAM PEMERINTAHAN MODUL 5 GANJAR PRAMUDYA WIJAYA - 41811120044 TUGAS KOMPUTER MASYARAKAT Komputer Dalam Pemerintahan Pemerintahan Terkomputerisasi Pemerintah pada dasarnya adalah pelayan masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN ONLINE MASYARAKAT (e-lapor) TERHADAP PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, dengan adanya perubahan yang begitu cepat, suatu organisasi atau lembaga institusi dituntut untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan konsep BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia periode tahun 2014-2019, mengesahkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 dengan konsep membangun Indonesia dari pinggir.

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH JAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis karena di dalamnya berlangsung interaksi yang cukup intensif antara warga negara dengan pemerintah.

Lebih terperinci

PRESS RELEASE. (Hari Kamis tanggal 08 Desember 2014)

PRESS RELEASE. (Hari Kamis tanggal 08 Desember 2014) PRESS RELEASE ACARA PENYERAHAN SERTIFIKAT SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008, PERESMIAN DATA CENTER DAN LAUNCHING SISTEM RKPD ONLINE, SIPPE (SISTEM INFORMASI PEMANTAUAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI), SIMANJA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. publik. Pemahaman mengenai good governance berbeda-beda, namun sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. publik. Pemahaman mengenai good governance berbeda-beda, namun sebagian 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang Masalah Konsep good governance muncul karena adanya ketidakpuasan pada kinerja pemerintahan yang selama ini dipercaya sebagai penyelenggara urusan publik. Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengenai kebijakan otonomi daerah yaitu Pemerintah Daerah memiliki hak, wewenang,

Lebih terperinci

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu prasyarat penting

Lebih terperinci

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Telah ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2007 dan Keputusan Walikota Bandung Nomor 250 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok,

Lebih terperinci

E-Government Capacity Check

E-Government Capacity Check EKOJI999 Nomor 146, 1 Februari 2013 E-Government Capacity Check oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945

Lebih terperinci

Implementasi E-Government Dalam Peningkatan Pelayanan Publik

Implementasi E-Government Dalam Peningkatan Pelayanan Publik Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN 2460-6510 Implementasi E-Government Dalam Peningkatan Pelayanan Publik 1 Angga Riyadipura 1,2 Bidang Kajian Public Relations, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik dan

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN: Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN: 2407-3881 PENGARUH PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN E-KTP PADA KANTOR KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KATINGAN Oleh

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. 127 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Berdasarkan analisis dan hasil pembahasan, dapat diambil kesimpulan umum yaitu secara garis besar, Badan Penanaman Modal dan Perizinan

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN 167 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan (1) Faktor-faktor yang berhubungan dalam manajemen pemerintahan dan pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN

TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN Aplikasi Tata Naskah Dinas Elektronik pada instansi pemerintah sekarang ini menuntut untuk menggunakan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan

Lebih terperinci

Pelayanan Publik yang Berorientasi pada Pelanggan. Oleh: Marita Ahdiyana

Pelayanan Publik yang Berorientasi pada Pelanggan. Oleh: Marita Ahdiyana Pelayanan Publik yang Berorientasi pada Pelanggan Oleh: Marita Ahdiyana Abstrak Salah satu peran strategis aparatur pemerintah dalam mewujudkan good governance adalah memberikan pelayanan prima kepada

Lebih terperinci

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI BESADU.be KECAMATAN PONTIANAK BARAT

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI BESADU.be KECAMATAN PONTIANAK BARAT LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI BESADU.be KECAMATAN PONTIANAK BARAT 1 LAB. INOVASI : KOTA PONTIANAK 2 NAMA INSTANSI : KECAMATAN PONTIANAK BARAT 3 JUDUL INOVASI : BESADU.be 4 TELP. INSTANSI : (0561)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membuat masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengontrol setiap

I. PENDAHULUAN. membuat masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengontrol setiap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan adanya keterbukaan informasi, maka pemerintah harus mulai membuka diri terhadap informasi-informasi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 16 TAHUN 2013

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 16 TAHUN 2013 BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara, peranan Negara dan pemerintah bergeser dari peran sebagai pemerintah (Government) menjadi

Lebih terperinci

BAB VI. Kesimpulan dan Saran. yang dapat ditarik berdasarkan tujuan penelitian bahwa:

BAB VI. Kesimpulan dan Saran. yang dapat ditarik berdasarkan tujuan penelitian bahwa: BAB VI Kesimpulan dan Saran 6.1Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan dan analisis data dalam penelitian maka kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan tujuan penelitian bahwa: 1. Evaluasi efektifitas pemanfaatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan adanya keterbukaan informasi, maka pemerintah harus mulai membuka diri terhadap informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masyarakat mengenai peningkatan kualitas dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masyarakat mengenai peningkatan kualitas dalam pelayanan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan masyarakat mengenai peningkatan kualitas dalam pelayanan publik hingga saat ini belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh pemerintah. Kualitas pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Prov.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Prov. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Prov. NTT a. Visi Visi merupakan cara pandang jauh kedepan, gambaran yang menantang

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK OLEH PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) KABUPATEN INDRAGIRI HULU

PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK OLEH PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) KABUPATEN INDRAGIRI HULU PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK OLEH PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) KABUPATEN INDRAGIRI HULU Oleh : Zhilli Arsyika Email : zhillisyika@gmail.com Pembimbing : Dr. Febri Yuliani,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI E- GOVERNANCE. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I

IMPLEMENTASI E- GOVERNANCE. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I IMPLEMENTASI E- GOVERNANCE Muhammad Bagir, S.E., M.T.I 1 2 E-Government (World Bank) government-owned or operated systems of information and communications technologies (ICTs) that transform relations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pegawai Negeri Sipil (PNS) idealnya merupakan pelayan masyarakat dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para PNS tentunya tak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan Publik adalah suatu kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran dan Belanja Pendapatan Negara (APBN) memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran dan Belanja Pendapatan Negara (APBN) memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anggaran dan Belanja Pendapatan Negara (APBN) memiliki peranan yang sangat penting tidak hanya sebagai instrumen dalam pengambilan kebijakan pemerintah dalam

Lebih terperinci

MEMBANGUN E-LEGISLASI DI INDONESIA Oleh: Arfan Faiz Muhlizi*

MEMBANGUN E-LEGISLASI DI INDONESIA Oleh: Arfan Faiz Muhlizi* MEMBANGUN E-LEGISLASI DI INDONESIA Oleh: Arfan Faiz Muhlizi* Naskah diterima: 20 Juli 2017; disetujui: 1 Agustus 2017 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah membawa dampak

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Komunikasi dan Informatika Visi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pacitan mengacu pada visi Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah desa merupakan simbol formil kesatuan masyarakat desa. Pemerintah desa sebagai badan kekuasaan terendah selain memiliki wewenang asli untuk mengatur

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA MELALUI ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA SEKSI ANGGARAN DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BINTAN

PENINGKATAN KINERJA MELALUI ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA SEKSI ANGGARAN DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BINTAN PENINGKATAN KINERJA MELALUI ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA SEKSI ANGGARAN DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BINTAN Oleh : NAMA : HASIS SARTONO, S.Kom NIP : 19782911 200312 1 010

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mendapatkan pelayanan publik yang memadai dari pemerintah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mendapatkan pelayanan publik yang memadai dari pemerintah merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mendapatkan pelayanan publik yang memadai dari pemerintah merupakan hak asasi bagi seluruh rakyat. Pelayanan publik dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Lebih terperinci

E-Government di Indonesia. E-Government Hubungan Internasional

E-Government di Indonesia. E-Government Hubungan Internasional E-Government di Indonesia E-Government Hubungan Internasional E-Government di Indonesia sudah dicanangkan sejak tahun 2003, hingga saat ini belum optimal Tuntutan akan penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia

Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia Seri Pembelajaran PATTIRO: Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia Oleh: Ahmad Rofik 1 Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia Implementasi UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG 1. LATAR BELAKANG Ringkasan Renja 2015 Seiring dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank, Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Bank, Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat. Pastinya kemajuan teknologi dan informasi menuntut birokrasi untuk beradaptasi dalam menghadapi dunia global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia. Hal ini membuat masyarakat sebagai pengakses maupun pengguna layanan publik semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara sudah mulai meluas pada tahun 1980, dan di Indonesia Good Governance mulai dikenal secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi. Kedua istilah yang sering dipertukarkan penggunaannya ini pada

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi. Kedua istilah yang sering dipertukarkan penggunaannya ini pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah era baru di dalam dunia usaha dan berorganisasi muncul sejalan dengan diperkenalkannya istilah teknologi informasi dan sistem informasi. Kedua istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk perencanaan pembangunan berkelanjutan. Selama ini data

BAB I PENDAHULUAN. untuk perencanaan pembangunan berkelanjutan. Selama ini data BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Data kependudukan merupakan salah satu informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan pembangunan berkelanjutan. Selama ini data kependudukan sebagai data dasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Kualitas Pelayanan Informasi Kependudukan dengan. Menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Kualitas Pelayanan Informasi Kependudukan dengan. Menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan 69 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL 4.1 Kualitas Pelayanan Informasi Kependudukan dengan Menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dalam Pembuatan

Lebih terperinci