Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia
|
|
- Sonny Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Seri Pembelajaran PATTIRO: Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia Oleh: Ahmad Rofik 1 Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia Implementasi UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) sudah berlangsung empat tahun. Pencapaian rata- rata kepatuhan dasar pembentukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) baru mencapai 48,27%. 2 Rendahnya pencapaian ini bukan hanya terjadi pada pemerintah daerah, khususnya kabupaten yang baru mencapai 170 dari 399 kabupaten (42,61%), namun juga pada lembaga negara setingkat Kementerian/LSN/LPP yang baru tercapai 41 dari 129 lembaga (31,78%). Padahal terbentuknya PPID pada badan publik ini baru tahap awal dari upaya mewujudkan transparansi penyelenggaraan negara. Selain itu, baru sebagian kecil PPID yang sudah berfungsi optimal. Salah satu indikasinya adalah pelaksanaan Instruksi Menteri Dalam Negeri No /1797/SC/2012 Tahun 2012 tentang Transparansi Pengelolaan Anggaran Daerah hanya dilaksanakan oleh 123 dari 434 (28,3%) kabupaten/kota yang memiliki website pada tahun Padahal transparansi dimaksudkan agar mampu mengungkit: (a) peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, pelaku bisnis dan industri, (b) efisiensi terutama biaya administrasi baik yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholder, (c) partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik secara demokratis, (d) kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pemerintah. Pengalaman PATTIRO dalam mengelola program Community Access to Information (CATI) menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis manfaat dari pelaksanaan Undang- Undang KIP bagi masyarakat yaitu: (a) kemudahan mengakses informasi publik 4, (b) masyarakat 1 Program Develompment Unit PATTIRO 2 Sumber: Dit. Komunikasi Publik Ditjen IKP, 23 September Penabulu Aliiance (2014), Kajian Warga atas Informasi Anggaran Daerah: Studi Pelaksanaan Insturksi Menteri Dalam Negeri nomor /179/SJ/2012 tentang Tranparansi Pengelolaan Anggaran Daerah 4 Penerapan aplikasi Sistem Informasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di Provinsi NTB ( ppid.net/index.php/document), Kementerian Dalam Negeri ( 1
2 memperoleh manfaat perbaikan pelayanan publik 5, (c) mencegah terjadinya praktek penyimpangan dan korupsi pada penyelenggaraan pelayanan publik. 6 Derajat manfaat yang diperoleh masyarakat juga dipengaruhi oleh efektifitas pendekatan kolaboratif (colaborative engagement) antara masyarakat dengan badan publik. Informasi publik yang diterima masyarakat akan memunculkan respon berupa tuntutan perbaikan pelayanan publik dan pengawasan penyelenggaraannya. Selanjutnya, feed back badan publiklah yang menentukan apakah masyarakat akan mendapatkan manfaat atau justru sebaliknya. Jika badan publik responsif, maka tanggapan masyarakat akan digunakan untuk mengevaluasi praktik penyelenggaraan pelayanan. Sebaliknya, jika badan publik menutup diri, maka proses bargaining dan saling menekan antara masyarakat dengan badan publik akan terjadi. Perubahan Pada Tingkat Masyarakat Pada penguatan sistem transparansi, PATTIRO juga memfokuskan agar masyarakat mampu mendapatkan manfaat dari akses informasi. Penguatan kelompok masyarakat melalui pengorganisasian masyarakat yang dikenal dengan community center dipilih sebagai strategi untuk memberikan tekanan kepada badan publik (penyelenggara urusan negara) agar transparan terhadap informasi yang dikuasai. Penguatan CC dalam menggunakan hak untuk tahu (right to know) untuk memanfaatkan informasi menjadi materi (amunisi) advokasi perbaikan pelayanan publik maupun mengkonversi menjadi manfaat langsung. Tahap peningkatan kemampuan CC meliputi beberapa level yaitu (a) CC mampu mengidentifikasi permasalahan pelayanan di sekitar untuk dikonversi menjadi jenis informasi yang dibutuhkan, (b) CC mampu mengajukan permintaan informasi, (c) CC mendapatkan informasi yang diminta dan didiskusikan menjadi materi untuk advokasi (dan tindak lanjut lainnya), (d) CC mengajukan komplain/usulan perbaikan pelayanan publik pada unit layanan, sekaligus menyampaikan informasi komplain kepada badan 5 Pengalaman di Puskesmas Kabupaten Manokwari. Dinas pendidikan Lombok Barat juga mengakomodasi usulan CC tentang penanganan siswa miskin yang putus sekolah, bahwa siswa miskin putus sekolah dapat melanjutkan pendidikannya karena pada tahun ajaran baru 2014 mendapatkan tambahan uang saku Rp ,- per siswa per tahun. 6 CC Kabupaten Flotim berhasil melakukan advokasi agar dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang potong di SD Inpres Lewoneda Desa Kemutu Kecamatan Ile Mandiri dikembalikan pada siswa bersangkutan. Sebelumnya, dana BSM dipotong oleh sekolah dan akan digunakanakan biaya administrasi, pemerataan siswa lainnya yang tidak mendapat BSM, biaya komite sekolah dan seragam. Disamping pembatalan pemotongan BSM juga ada komitmen dari pihak sekolah mengenai pengelolaan dana BSM yang lebih transparan. Perubahan perilaku tersebut terutama dihasilkan dari kesadaran CC untuk berinteraksi dengan unit- unit layanan 2
3 publik atau mengkonversi menjadi manfaat langsung;, (e) CC berinisiatif membangun dialog reguler dengan penyelenggara pelayanan. Secara sederhana milestone/ tahapannya seperti dalam skema berikut. Kebutuhan masyarakat akan informasi publik cenderung mengarah kepada jenis informasi yang mampu mengungkit peningkatan kesejahteraan melalui perbaikan pelayanan publik. Pada tingkat tertentu, masyarakat mulai membutuhkan jenis informasi yang mengungkit partisipasi dalam pembuatan keputusan publik. Sementara pada kelompok warga yang telah terpenuhi pelayanan dasarnya, mulai membutuhkan jenis informasi yang mengungkit akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Perubahan Pada Tingkat Penyedia Layanan Pembelajaran lain berkaitan dengan efektifitas fungsi Pejabat Pegelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), dipengaruhi oleh sejumlah faktor, meliputi: (a) komitmen pimpinan daerah, (b) kapasitas PPID dalam memahami peraturan perundangan terkait KIP, (c) keterampilan PPID dalam mengelola dan melayani permohonan informasi publik, (d) dukungan sarana pendukung untuk pengelolaan dan pelayanan informasi publik. Partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak untuk mengetahui informasi publik juga dipengaruhi efektifitas Komisi Informasi baik pada tingkat nasional maupun provinsi. Jika masyarakat keberatan atas penolakan badan publik terhadap informasi yang diminta, 3
4 maka mereka berhak mengajukan sengkata melalui komisi informasi. Keputusan badan publik untuk menutup informasi bisa diuji melalui komisi informasi di tingkat pusat atau provinsi. Pada tataran keberfungsian PPID, program CATI melakukan pendampingan langsung kepada PPID dalam proses pengelolaan dan pelayanan informasi. Pendampingan dilakukan secara intensif dan mandiri oleh staf program CATI PATTIRO di tiap wilayahnya. Dalam melakukan pendampingan ini Level keberfungsian PPID secara sederhana dikategorisasikan menurut empat tingkatan yaitu: (0) PPID Utama belum terbentuk; (1) PPID Utama terbentuk namun belum menyusun regulasi; (2) PPID terbentuk dan sudah menyusun regulasi tentang sistem informasi dan dokumentasi; (3) PPID memberikan pelayanan informasi publik; (4) PPID mampu mengelola informasi publik secara baik, tabel berikut. Tabel Tingkat Kualitas Berfungsinya PPID Nilai Tingkat Kualitas Fungsi PPID Utama 4 PPID mampu mengelola informasi publik secara baik 3 PPID memberikan pelayanan informasi publik 2 PPID Utama dan regulasi tentang sistem informasi dan dokumentasi terbentuk 1 PPID Utama terbentuk 0. PPID Utama belum terbentuk Asistensi transparansi badan publik oleh PATTIRO yang selama ini diorientasikan pada pendekatan akuntabilitas administratif, tidak cukup lagi memenuhi tuntutan masyarakat dan perkembangan teknologi informasi. Kepastian akses informasi yang bersumber pada penyelenggaraan suatu otoritas publik mulai mendapatkan tantangan baru. Komunitas warga/masyarakat mulai mengembangkan argumen hak atas informasi sebagai hak- hak universal yang melekat pada setiap orang (hak asasi). Pendekatan ini dikenal dengan rezim hak atas informasi. Negara tak boleh menghalang- halangi setiap orang untuk mendapatkan informasi tersebut sepanjang tidak mengancam hak- hak orang lain. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dalam pengelolaan negara yang berkorelasi terhadap hubungan antara negara dan masyarakat, informasi juga diposisikan sebagai barang publik, terutama pada informasi yang terkait dengan pelayanan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Pendekatan yang dikenal dengan rezim ekonomi ini meyakini bahwa penyediaan akses terhadap informasi merupakan prasyarat untuk mencapai alokasi sumber daya publik yang lebih efisien dan mendekati kebutuhan masyarakat. Penyediaan sistem dan infrastruktur yang dikenal dengan Open Data telah 4
5 menempatkan akses terhadap data tanpa harus melalui proses permintaan terlebih dahulu. Data yang diperoleh dalam versi masinal dapat diolah kembali oleh pengguna sehingga menginspirasi komunitas lokal dapat mengembangkan inisiatif mereka untuk meperbaiki kualitas pelayanan publik melalui skema- skema kolaboratif. ICT Untuk Transparansi Pembelajaran dengan pemerintah daerah dalam mengelola PPID juga telah menginspirasi PATTIRO untuk mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Publik (SIP) PPID yang sudah diterapkan di Provinsi NTB, Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Malang, Sumba Barat Daya, Ngada, Timor Tengah Utara dan juga di tingkat nasional pada Kementerian Dalam Negeri. Melalui aplikasi ini, permohonan informasi dapat dilakukan secara online sehingga menghemat waktu dan biaya. Publik dapat mengakses secara langsung informasi yang sudah dinyatakan terbuka dalam Daftar Informasi Publik (DIP). Pemerintah Daerah juga merasakan manfaat pengelolaan informasi dan pelayanan informasi publik yang lebih mudah, hemat dan efisien. Pengelolaan dokumen diintegrasikan dengan pelayanan informasi baik secara offline maupun online, update Daftar Informasi Publik (DIP) secara otomatis, konektifitas data antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD: dinas/kantor/badan), pembuatan laporan rekap secara otomotis, serta keterhubungan dengan sistem pelaporan pelayanan informasi dengan Kementerian Dalam Negeri. Arah percepatan pelaksanaan UU KIP pada pemerintah daerah juga didukung oleh pemerintah pusat yang memiliki keterkaitan langsung antara lain Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Komisi Informasi Pusat, dan Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4). Pada level tertentu, UKP4 memiliki tingkat pengaruh yang lebih intensif kepada kementerian dan lembaga pemerintah pusat. Sementara Kementerian Dalam Negeri cukup intensif mendorong pelaksanaan peraturan pada pemerintah daerah. Keterbukaan Informasi dan Open Goverment Partnership Keterlibatan masyarakat sipil pada level nasional telah mengungkit praktik transparansi di Indonesia dalam inisiatif global OGP. Pada tahun 2012, Survey Open Budget Index (OBI) menempatkan Indonesia sebagai peringkat kedua di Asia setelah Korea Selatan dalam transparansi dokumen keuangan negara. Walapun berhasil pencapaian tingkat tranparansi yang tinggi namun tidak secara langsung berdampak pada perbaikan indeks anti korupsi. Skema anti korupsi sejatinya dibangun melalui kerangka logis partisipasi publik secara kolaboratif oleh warga dan sektor privat dalam penyelenggaraan urusan negara. Partisipasi kolaboratif ini tidak saja berhenti pada diakomodasinya aspirasi dalam 5
6 pembuatan keputusan, namun sampai pelaksanaan dan monitoring pembangunan melalui keterlibatan secara kolaboratif atas sumberdaya yang dimiliki antar pihak tersebut. Harus diakui bahwa tatanan pemerintahan terbuka yang diharapkan dari inisiatif global OGP ini baru pada tahap awal. Resistensi dari kalangan masyarakat sipil terutama terkait kesetaraan atas keterlibatan (partisipasi) mengemuka pada masa awal. Bahkan dalam agenda- agenda OGP Indonesia masih belum seimbang posisi pemerintahan dan masyarakat sipil. Beberapa kalangan bahkan memandang OGP lebih sebagai open data saja, padahal hal itu hanya salah satu infrastruktur bagi terciptanya pemerintahan yang terbuka. Dalam perkembangannya resistensi tersebut mulai berganti dengan rasa kepemilikan bersama atas agenda OGP Indonesia. Indonesia juga belum menemukan pola OGP ini pada tingkat sub nasional (provinsi/kabupaten/kota). OGP semestinya menjadi pengungkit bagi terciptanya pemerintahan terbuka yang berdampak pada upaya perbaikan pelayanan publik untuk peningkatan kesejahteraan. Upaya- upaya inovasi harus ditumbuhkan baik pada pemerintahan pusat maupun pemerintah daerah. Inovasi- inovasi tersebut juga penting untuk direplikasi dan di- scalling up baik pada tingkat nasional maupun internasional. 6
BAB V PENUTUP. pemerintahan daerah masih cukup rendah. Komitmen Pemkab Sleman baru hanya
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil kajian ini menunjukkan bahwa komitmen Pemerintah Kabupaten Sleman untuk meningkatkan akses publik terhadap informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah masih cukup rendah.
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI)
RENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI) TENTANG FOINI Freedom of Information Network Indonesia (FOINI) merupakan jaringan organisasi masyarakat sipil dan individu yang intensif
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA IMPLEMENTASI KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DAN OPEN GOVERNMENT PARTNERSHIP (OGP)
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA IMPLEMENTASI KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DAN OPEN GOVERNMENT PARTNERSHIP (OGP) A. Pengantar B. Regulasi Pendukung Pemerintahan Terbuka C. Pelaksanaan
Lebih terperinciPELAYANAN INFORMASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu prasyarat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tesis ini bertujuan menganalisis komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tesis ini bertujuan menganalisis komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman dalam meningkatkan akses publik terhadap informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Lebih terperinciRENCANA AKSI KETERBUKAAN PEMERINTAH
RENCANA AKSI KETERBUKAAN PEMERINTAH 2016-2017 A. Pengantar Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah atau Open Government Indonesia (Renaksi OGI) 2016-2017 adalah Renaksi yang ke-empat sejak Indonesia bergabung
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam
Lebih terperinciPengarusutamaan Gender di Sulawesi Tenggara Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak
PRAKTIK CERDAS Seri Lembaran Informasi BASICS No.18 - Desember 2013 Pengarusutamaan Gender di Sulawesi Tenggara Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak Masalah dan Peluang Provinsi
Lebih terperinciGood Governance. Etika Bisnis
Good Governance Etika Bisnis Good Governance Good Governance Memiliki pengertian pengaturan yang baik, hal ini sebenarnya sangat erat kaitannya dengan pelaksanaaan etika yang baik dari perusahaan Konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan maupun evaluasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam negara demokrasi yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, maka kebebasan untuk memperoleh informasi publik menjadi instrumen untuk menciptakan partisipasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung dalam pemelihan presiden dan kepala daerah, partisipasi. regulasi dalam menjamin terselenggaranya pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan politik demokratik berjalan semenjak reformasi tahun 1998. Perkembangan tersebut dapat dilihat melalui sejumlah agenda; penyelenggaraan
Lebih terperinciKertas Posisi Lima Tahun Pemberlakukan UU KIP di bidang LH SDA, April 2015.
5 Catatan dari 5 Tahun Pemberlakuan UU KIP 1 UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP) telah disahkan sejak tahun 2008 dan mulai berlaku efektif pada Mei 2010. Sepanjang 2010 hingga kini, upaya mengakselerasi
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Tahun 2016
LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Tahun 2016 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun 2016 LAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejak jatuhnya pemerintahan Orde Baru dan digantikan dengan gerakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak jatuhnya pemerintahan Orde Baru dan digantikan dengan gerakan reformasi, istilah Good Governance begitu popular. Salah satu yang cukup penting dalam proses perubahan
Lebih terperinciPengarus-utamaan Open Government dalam Pembangunan Nasional
+ Pengarus-utamaan Open Government dalam Pembangunan Nasional Maryati Abdullah, Anggota Komite Pengarah Open Government Partnership (OGP) Koordinator Nasional Publish What You Pay Indonesia + Open Government
Lebih terperinciLAPORAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN 2015 PPID PPATK
LAPORAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN 2015 PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN 2016 LAPORAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN 2015 PPID PPATK Pengantar
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP PPID PEMBANTU DAN SATKER PENDIDIKAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP PPID PEMBANTU DAN SATKER PENDIDIKAN DI WILAYAH KOTA BANDUNG TAHUN 1 KERANGKA ACUAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP PPID
Lebih terperinciLAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID PEMBANTU BKPMPT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014
LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID PEMBANTU BKPMPT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 I. Gambaran Umum Kebijakan Pelayanan Informasi Publik Kebijakan Pelayanan Informasi Publik Dalam Undang-Undang Dasar Negara
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID)
LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2011-2012 I. Kebijakan Pelayanan Informasi Publik Dalam Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) SEMESTER I PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR
LAPORAN KINERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) SEMESTER I PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2014 I. Kebijakan Pelayanan Informasi Publik Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama tahun 2008-2013 yang telah diuraikan sebelumnya bisa disimpulkan bahwa pelaksanaan UU KIP pada badan publik
Lebih terperinciUndang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
1.1. LATAR BELAKANG Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F disebutkan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh Informasi untuk mengembangkan pribadi
Lebih terperinciMEKANISME UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK Oleh.: Yunus,S.Pd.,M.Si i
MEKANISME UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK Oleh.: Yunus,S.Pd.,M.Si i A. PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F disebutkan bahwa setiap orang berhak untuk
Lebih terperinciPenerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan
Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan Nama Inovasi Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan Produk Inovasi Inovasi e-government Untuk Peningkatan
Lebih terperinciPartnership Governance Index
Partnership Governance Index Mengukur Tata Pemerintahan yang Demokratis Merupakan suatu kesepakatan di kalangan dan di antara akademisi dan praktisi internasional bahwa kualitas tata pemerintahan sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance) menurut LAN-RI (dalam Sujardi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah landasan bagi pembuatan dan penerapan kebijakan negara yang demokratis dalam era globalisasi. Penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah yang dilaksanakan pada tahun 2001 dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah yang dilaksanakan pada tahun 2001 dan undang-undang yang mengatur tentang otonomi daerah dalam UU No. 32 tahun 2004, menjelaskan bahwa definisi
Lebih terperinciLAPORAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI TAHUN 2016
LAPORAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TAHUN 2016 LAPORAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI
Lebih terperinciPertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.
PAPARAN WAKIL MENTERI LUAR NEGERI NILAI STRATEGIS DAN IMPLIKASI UNCAC BAGI INDONESIA DI TINGKAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL PADA PERINGATAN HARI ANTI KORUPSI SEDUNIA JAKARTA, 11 DESEMBER 2017 Yang terhormat
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE ( TOR ) TAHUN ANGGARAN 2015 PROGRAM PENATAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (
KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE ( TOR ) TAHUN ANGGARAN 2015 PROGRAM PENATAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (1.10.1.20.00.00.00.) Budaya Administrasi Kependudukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (1.10.1.20.00.00.00.000)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterbukaan informasi akan mendorong partisipasi publik karena dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keterbukaan informasi akan mendorong partisipasi publik karena dengan adanya partisipasi publik sangat penting dalam mendorong kelancaran proses pemilihan
Lebih terperinciLANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012
draft LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012 Workshop Four Seasons, 26 28 Maret 2012 LATAR BELAKANG Arahan Wakil Presiden Maret 2010 PNPM adalah kebijakan nasional mengenai pemberdayan masyarakat
Lebih terperinciLAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN 2015
LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN 2015 PPID PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN PESISIR SELATAN I. Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan adalah salah satu Badan Publik
Lebih terperinciKOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA TOR & RAB. : Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Sekretariat Komisi Informasi
KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA TOR & RAB KEGIATAN TEMA : Diskusi Terbatas : Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Sekretariat Komisi Informasi TAHUN 2017 1 A. PENDAHULUAN Informasi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK 1 ANATOMI STRUKTUR DEMOKRASI DEMOKRASI YANG TERKONSOLIDASI MEDIA Aturan Main (rules of the law) MASYARAKAT EKONOMI MASYARAKAT POLITIK
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciDESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages
DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages Baseline Study Report Commissioned by September 7, 2016 Written by Utama P. Sandjaja & Hadi Prayitno 1 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Sekilas Perjalanan
Lebih terperinciMEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN Hotel Aryaduta Manado, 10 November 2017
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 39 TAHUN 2011 T E N T A N G
WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 39 TAHUN 2011 T E N T A N G STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA KEDIRI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sektor yang paling strategis dalam. memberdayakan manusia menuju pembangunan adalah pendidikan.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sektor yang paling strategis dalam mendukung pembangunan nasional, sehingga aspek yang penting diperhatikan untuk memberdayakan manusia menuju
Lebih terperinciKementerian PU Termasuk Badan Publik Terbaik dalam KIP
Kementerian PU Termasuk Badan Publik Terbaik dalam KIP Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berhasil masuk menjadi 10 badan publik terbaik dalam Keterbukaan Informasi Publik. Penghargaan yang diberikan dalam
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG
- 1 - BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah menjadi sangat penting. Masyarakat berharap bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era otonomi daerah saat ini, transparansi mengenai pengelolaan keuangan pemerintah menjadi sangat penting. Masyarakat berharap bahwa otonomi daerah menciptakan
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN KOMISI INFORMASI KOTA CIREBON Sekretariat ; Jl. ARAFURU (Komplek TNI-AL Dewa Ruci) Tlp/Fax. (0231) , Kota Cirebon 45131
Kata Pengantar UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik merupakan jaminan hukum bagi setiap orang untuk memperoleh informasi sebagai salah satu hak asasi manusia, sebagaimana diatur dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mencerminkan adanya respon rakyat yang sangat tinggi akan permintaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena yang terjadi dalam perkembangan otonomi daerah di Indonesia saat ini mencerminkan adanya respon rakyat yang sangat tinggi akan permintaan tata kelola pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan salah satu upaya guna menciptakan keteraturan dan kesinambungan dalam sistem tata pemerintahan.
Lebih terperinci16. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia
RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG TRANSPARANSI, PARTISIPASI DAN AKUNTABILITAS DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI BULAN APRIL TAHUN 2016
KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA MADIUN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA MADIUN BULAN APRIL TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan
Lebih terperinciMAKALAH TRANSPARANSI PENGADILAN. Oleh: DR. IBRAHIM, S.H, M.H, LL.M.
PEMERKUATAN PEMAHAMAN HAK ASASI MANUSIA UNTUK HAKIM SELURUH INDONESIA Hotel Santika Makassar, 30 Mei 2 Juni 2011 MAKALAH TRANSPARANSI PENGADILAN Oleh: DR. IBRAHIM, S.H, M.H, LL.M. TRANSPARANSI PENGADILAN
Lebih terperinciMeningkatkan pelayanan informasi publik di lingkungan organisasi / Lembaga publik untuk menghasilkan layanan Informasi publik yang berkualitas
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN A.
Lebih terperinciKERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO
Lampiran A 73 KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2015 2019 TINGKAT MAKRO Sasaran Reformasi A. yang bersih dan akuntabel. 1. Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif. 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya peningkatan kemandirian dan daya saing sebuah negara di dunia internasional. Hal ini dimaksudkan agar
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI
W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan
Lebih terperinciCatatan Terhadap Peraturan DPR tentang Keterbukaan Informasi Publik di DPR RI Oleh: Ronald Rofiandri *
Catatan Terhadap Peraturan DPR tentang Keterbukaan Informasi Publik di DPR RI Oleh: Ronald Rofiandri * Profil Umum Peraturan DPR tentang Keterbukaan Informasi Publik di DPR RI (selanjutnya disingkat menjadi
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1 SERI E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH RESPONSIF GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciLAYANAN INFORMASI PUBLIK 2015
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2016 0 I. Kebijakan Pelayanan Informasi Publik UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan konsep
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia periode tahun 2014-2019, mengesahkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 dengan konsep membangun Indonesia dari pinggir.
Lebih terperinciMETODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) UNTUK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) UNTUK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Nuri Andarwulan SEAFAST Center, IPB Southeast Asian Food & Agr. Sci & Tech Center Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB 23 Oktober
Lebih terperinciLAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN 2014
LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN 2014 PPID PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN PESISIR SELATAN I. Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan adalah salah satu Badan Publik
Lebih terperinciPOLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK
POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK A. PENDAHULUAN Salah satu agenda pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan
Lebih terperinciGOVERNMENT DI INDONESIA. Dadang Trisasongko
CAPAIAN DAN PENGALAMAN OPEN GOVERNMENT DI INDONESIA Dadang Trisasongko OPEN GOVERNMENT PARTNERSHIP (OGP) OGP diluncurkan tahun 2011. Anggotanya mulai 8 negara di tahun 2011 hingga mencapai 68 di tahun
Lebih terperinciPerubahan Peradaban Dunia
1 Perubahan Peradaban Dunia Cyber Space Real Space Steam Telephone Engine (1814) (1873) TV (1920) Computer (1973) Digital Revolution (2010 -... Zaman Batu Analog Electronics Industry Revolution Agricultural
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,
Lebih terperinciBab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG
Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN 2015
LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN 2015 Balai Diklat Industri Surabaya JL.GAYUNG KEBONSARI DALAM NO 12 SURABAYA I. Kebijakan Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik Hak memperoleh informasi
Lebih terperinciPEMBELAJARAN DARI PERENCANAAN PENYEDIAAN LAYANAN
PEMBELAJARAN DARI STUDI P2DTK: PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN PENYEDIAAN LAYANAN MASYARAKAT LATAR BELAKANG Tantangan perencanaan kabupaten dan desa: Tingginya tingkat partisipasi, rendahnya kualitas partisipasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan adanya keterbukaan informasi, maka pemerintah harus mulai membuka diri terhadap informasi-informasi
Lebih terperinciInnovation of Technology and Information. Leading in Innovation PT. LEXION INDONESIA
Innovation of Technology and Information Leading in Innovation PT. LEXION INDONESIA 1. Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan pemreintahan dewasa
Lebih terperinciBAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi
BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan alat manajemen untuk meningkatkan transparansi perencanaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus
Lebih terperinciHAK AKSES INFORMASI PUBLIK. Oleh: Mahyudin Yusdar
HAK AKSES INFORMASI PUBLIK Oleh: Mahyudin Yusdar PENGAKUAN HAK ATAS INFORMASI Pengakuan terhadap hak atas informasi di negara-negara demokrasi sekaligus merupakan sarana untuk: memantau dan mengawasi penyelenggaraan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK I. UMUM Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F disebutkan bahwa
Lebih terperinciKomite Advokasi Nasional & Daerah
BUKU SAKU PANDUAN KEGIATAN Komite Advokasi Nasional & Daerah Pencegahan Korupsi di Sektor Swasta Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat Kedeputian Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Propinsi sebagai Daerah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Reformasi pada tahun 1998 merupakan momentum yang menandai berakhirnya sistem ketatanegaraan Indonesia yang bersifat sentralistik. Pasca runtuhnya rezim orde baru,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciKata Pengantar BAB 4 P E N U T U P. Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi
BAB 4 P E N U T U P Kata Pengantar Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Bab 4 Berisi : Gorontalo di susun sebagai bentuk pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Kesimpulan dari hasil penyusunan Gorontalo
Lebih terperinciBab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG
Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan
Lebih terperinciMengakselerasi Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia FOINI
ROADMAP KOMISI INFORMASI PUSAT Mengakselerasi Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia FOINI ROADMAP KOMISI INFORMASI PUSAT Mengakselerasi Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia Penyusun: Dessy Eko
Lebih terperinciLAPORAN PUBLIKASI INFORMASI PUBLIK
LAPORAN PUBLIKASI INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL 2014 1 1. Pendahuluan Dengan berakhirnya era orde baru dan
Lebih terperinciMendorong Partisipasi dan Akuntabilitas melalui UU KIP
Mendorong Partisipasi dan Akuntabilitas melalui UU KIP Alamsyah Saragih Sentul, Juli 2011 Good Governance Pemerintahan yang baik dapat memenuhi tiga hak politik warga: Warga dapat mengetahui proses pengambilan
Lebih terperinciPenataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government DEPUTI BIDANG TATALAKSANA 2012 Reformasi Birokrasi merupakan transformasi segenap
Lebih terperinciPENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PENGARUSUTAMAAN GENDER Strategi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan dan program
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Semenjak awal, perdebatan mengenai internet dan hak asasi manusia mengerucut pada isu kesenjangan akses dan upaya penciptaan regulasi untuk membatasi atau mengontrol penggunaan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI BALI TAHUN
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI BALI TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a
Lebih terperinciGUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 260 / 25 / VI /2015 TENTANG
GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 260 / 25 / VI /2015 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 GUBERNUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat dan diikuti oleh. perkembangan TI yang semakin modern berpengaruh terhadap kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Perkembangan zaman yang semakin meningkat dan diikuti oleh perkembangan TI yang semakin modern berpengaruh terhadap kehidupan individu maupun kelompok. Perkembangan
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS Sesuai tugas dan fungsi Dinas Komunikasi dan InformatikaKabupaten Pacitan berperan melaksanakan uruan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika, bidang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membuat masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengontrol setiap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan adanya keterbukaan informasi, maka pemerintah harus mulai membuka diri terhadap informasi-informasi
Lebih terperinciRingkasan LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT 2011
Ringkasan LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT 2011 Komisi Informasi (KI) Provinsi Informasi Jawa Barat ditetapkan tanggal 19 April 2011 berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor: 821.2/Kep.566
Lebih terperinciPERAN APIP DALAM MENGAWAL AKUNTABILITAS PEMBANGUNAN DESA
1 THIS IS YOUR PRESENTATI ON TITLE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi PERAN APIP DALAM MENGAWAL AKUNTABILITAS PEMBANGUNAN DESA Jakarta, 18 Mei 2017 ARTI PENTING PEMBANGUNAN DESA
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. terkait dengan judul penelitian serta rumusan masalah penelitian. yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya.
BAB VI PENUTUP Bab ini mengulas tentang kesimpulan dari pembahasan terkait dengan judul penelitian serta rumusan masalah penelitian yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya. Peneliti juga memberikan
Lebih terperinciPelayanan Antidiskriminasi
Pelayanan Antidiskriminasi 07 Jan 2015 Perbaikan Pemberian Pelayanan Kepada Masyarakat Memperkenalkan Pendekatan Baru Meningkatkan Efisiensi Keadilan dan Kemudahan akses pelayanan bagi kelompok rentan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN PELAKSANAAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
PEMBELAJARAN PELAKSANAAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK OSWAR MUNGKASA PELATIHAN PEMANFAATAN SITUS INTERNET DAN MEDIA SOSIAL DALAM MENAMPILKAN KINERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN/LEMBAGA BOGOR, 7 MEI 2013 PROGRAM
Lebih terperinciASSALAMUALAIKUM WARRAHMATULLAHI WABARRAKATUH SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA. YTH. WALIKOTA SAWAHLUNTO BESERTA UNSUR FORUM KOORDINASI
SAMBUTAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN REFLEKSI TUJUH TAHUN UNDANG-UNDANG NO. 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK TANGGAL 24 MEI 2015, DI SAWAHLUNTO ASSALAMUALAIKUM WARRAHMATULLAHI
Lebih terperinciLAPORAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN 2017
LAPORAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN PADANG PARIAMAN 2018 LAPORAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN
Lebih terperinciPUSANEV_BPHN. Overview ANALISIS EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK. Oleh:
Overview ANALISIS EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK Oleh: Kelompok Kerja Analisis dan Evaluasi Hukum Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional Badan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TRANSPARANSI, PARTISIPASI DAN AKUNTABILITAS DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG TRANSPARANSI PENYELENGGARAAN PEMERINTAH KABUPATEN GOWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang Mengingat : : PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG TRANSPARANSI PENYELENGGARAAN PEMERINTAH KABUPATEN GOWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GOWA a. bahwa transparansi
Lebih terperinci