SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF YANG MENGAKOMODASI TEORI VAN HIELE POKOK BAHASAN BALOK DI KELAS VIII E SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Disusun Oleh: Clara Prasetyawati Prabaningrum NIM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN YOGYAKARTA 2016

2 ii

3 iii

4 PERSEMBAHAN Aku persembahkan skripsi ini untuk: Tuhan Yesus Kristus Kedua orang tua dan keluarga Sahabat dan teman-teman tercinta Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma iv

5 MOTTO Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Yeremia 17:7 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa Roma 12:12 The best preparation for tomorrow is doing your best today H. Jackson Brown, Jr v

6 vi

7 vii

8 ABSTRAK Clara Prasetyawati Prabaningrum Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif yang Mengakomodasi Teori Van Hiele Pokok Bahasan Balok di Kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini adalah penelitian yang mengembangkan perangkat pembelajaran matamatika materi balok dengan mengunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan mengakomodasi teori Van Hiele. Latar belakang penelitian ini adalah pembelajaran matematika masih cenderung hanya menekankan aspek kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan produk yang digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran matematika topik balok yang menggunakan PPR mengakomodasi teori Van Hiele. Peneliti menggunakan prosedur penelitian dan pengembangan Sugiyono, yang meliputi: (1) Potensi dan Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain Produk, (4) Validasi Desain, (5) Revisi Desain, (6) Uji Coba Produk dan (7) Revisi Produk. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah silabus, RPP, bahan ajar, LKS, Tes, dan penilaian sikap. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta. Objek penelitian ini adalah semua perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner, wawancara dan tes. Hasil validasi perangkat pembelajaran adalah 4,14 termasuk dalam kategori Baik sedangkan kuesioner respon siswa terhadap proses prmbelajaran PPR mengakomodasi teori Van Hiele memperoleh hasil 123,91 termasuk dalam kategori Bagus. Kata kunci: Perangkat pembelajaran, PPR, Teori Van Hiele, Balok viii

9 ABSTRACT Clara Prasetyawati Prabaningrum Developing Mathematics Learning Set by Using Reflective Pedagogy Paradigm that Accomodates the Theory of Van Hiele in the Subject of Rectangular Solid for Grade VIII E Negeri 1 State Senior High School Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Educiation, Sanata Dharma University. The study was a study that developed a mathematics learning set for the subject of rectangular solid by using the Reflective Pedagogy Paradigm and by accomodating the theory of Van Hiele. The background of the study was that the mathematics learning that still inclined to emphasize the cognitive aspect only. The objective of the study was to generate a product design that might be used for facilitating the mathematics learning in the subject of rectangular solid that used Reflective Pedagogic Paradigm and that accomodated the theory of Van Hiele. The researcher implemented the research and development procedures that had been developed by Sugiyono and these procedures included: (1) Potentials and Problems, (2) Data Gathering, (3) Product Design, (4) Design Validation, (5) Design Revision, (6) Product Testing and (7) Product Revision. The learning sets that had been developed were the syllabus, the lesson plans, the learning materials, the students practice sheet, the test and the attitude assessment. The subjects in the study were the students of Grade VIII E in the Negeri 1 Junior High School Yogyakarta. Then, the objects of the study were all of the learning sets that had been developed by the researcher. The data gathering techniques that the researcher implemented were observation, questionnaire, interview and test. The results of learning sets validation was equal to 4.14 and, therefore, the learning sets belonged to the Good categorty. Then, the results of questionnaire analysis on the students response toward the Reflective Pedagogy Paradigm that accomodated the theory of Van Hiele was equal to and belonged to the Good category. Keyword: Learning sets, Reflective Pedagogy Paradigm, Theory of Van Hiele ix

10 KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia dan penyertaannya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif yang Mengakomodasi Teori Van Hiele Pokok Bahasan Balok di Kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta ini dengan tepat waktu. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung, skripsi ini tidak akan terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Dr. Hongki Julie, M.Si,. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika. 3. Beni Utomo, M.Sc., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Matematika. 4. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan, semangat, dan sumbangan pemikiran dari awal penulisan skripsi hingga selesai. 5. Veronika Fitri Rianasari, S.Pd., M.Sc., Feby Sanjaya, M.Si., dan Niluh Sulistyani M.Pd., selaku dosen ahli yang telah bersedia menjadi validator instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 6. Dra. Y. Niken Ssasanti selaku Kepala SMP Negeri 1 Yogyakarta yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat berlangsung dengan baik. 7. Maria Roostika, S.Pd., selaku guru matematika kelas VIII E SMP N 1 Yogyakarta yang telah bersedia untuk menjadi validator perangkat pembelajaran sekaligus mengujicobakan perangkat pembelajaran yang dirancang oleh peneliti. x

11 8. Siswa kelas VIII E SMP N 1 Yogyakarta yang telah terlibat aktif selama proses penelitian. 9. Kedua orang tua, Prasetyo Sinung Widodo S.Pd dan Fransisca Erlina Sulistyawati, S.Pd yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan doa bagi penulis. 10. Adikku Destian Prasanto yang selalu menemani dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi. 11. Pak Neo dan Bu Tutik yang selalu menyemangati dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi. 12. Sahabat-sahabat terkasih yang selalu memberikan semangat dan motivasi bagi peneliti: Dina, Malla, Christin, Maria, Sekar, Lita, Rara, Galuh, Lina, Seli, Rika, Ika, Mbak Anas. 13. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi: Vita, Ela, Dhian, Raisa, Agnes, Asih, Galuh, dan Beby. 14. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2012 yang telah memberikan bantuan dan dukungan bagi peneliti. 15. Semua pihak yang telah banyak berjasa dalam penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu penulis sangat mnegharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhirnya semoga skripsi ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. xi

12 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah... 6 C. Pembatasan Masalah... 6 D. Rumusan Masalah... 7 E. Tujuan Penelitian... 7 F. Manfaat Penelitian... 8 G. Batasan Istilah... 9 H. Spesifikasi Produk xii

13 BAB II Landasan Teori A. Kajian Pustaka Pembelajaran Matematika Pengembangan Paradigma Pedagogi Reflektif Teori Van Hiele Balok Perangkat Pembelajaran Hasil Belajar B. Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berpikir BAB III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian B. Setting Penelitian C. Prosedur Pengembangan D. Teknik Pengumpulan Data E. Instrumen Penelitian F. Teknik Analisis Data BAB IV Hasil Penelitian, Pembahasan, dan Keterbatasan Penelitian A. Hasil Penelitian B. Pembahasan Pengembangan Perangkat Pengembangan Perangkat Respon Guru dan Siswa C. Keterbatasan Penelitian xiii

14 BAB V Penutup A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiv

15 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Kubus Satuan untuk Menemukan Volume Balok Tabel 3.1. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Desain Produk Tabel 3.2. Kisi-kisi Penilaian Sikap dan Perilaku Siswa Conscience dan Compassion Tabel 3.3. Kisi-kisi Angket Respon Siswa Tabel 3.4. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan Tabel 3.5. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Setelah Uji Coba Produk Tabel 3.6. Kisi-kisi Tes Geometri Balok Tabel 3.7. Kisi-kisi Angket Validasi Produk Tabel 3.8. Kriteria Penilaian Kualitas Tabel 3.9. Kriteria Skor Skala Lima Tabel Tabel Pedoman Penskoran Angket Respon Siswa Tabel Kriteria Respon Siswa Tabel Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Tabel 4.1. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Tabel 4.2. Revisi Desain Perangkat Pembelajaran Tabel 4.3. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Produk Tabel 4.4. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Produk Tabel 4.5. Presentase Kelulusan Ulangan Harian Tabel 4.6. Presentase Nilai Ulangan Harian Tabel 4.7. Presentase Kelulusan Remidiasi Pertama Tabel 4.8. Presentase Nilai Remidiasi Pertama Tabel 4.9. Presentase Kelulusan Remidiasi Kedua Tabel Presentase Nilai Remidiasi Kedua Tabel Penilaian Sikap Ketelitian Siswa Tabel Penilaian Sikap Percaya Diri Siswa Tabel Penilaian Sikap Kerjasama Siswa Tabel Penilaian Sikap Tanggung Jawab Siswa Tabel Penilaian Sikap Saling Membantu Siswa Tabel Penilaian Sikap Saling Menghargai Siswa xv

16 DAFTAR GAMBAR Halaman Bagan 2.1. Skema Penelitian dan Pengembangan Menurut Sugiyono Gambar 2.2. Balok ABCD.EFGH Gambar 2.3. Jaring- jaring Balok ABCD.EFGH Gambar 2.4. Jaring- jaring Balok ABCD.EFGH Gambar 2.5. Jaring- jaring Balok Bagan 3.1. Skema Penelitian dan Pengembangaan Gambar 4.1. Guru dan Siswa Berdiskusi Tentang Kegunaan Balok dalam Kehidupan Sehari-hari Gambar 4.2. Guru dan Siswa Menemukan Unsur-unsur Balok Menggunakan Kerangka Balok Gambar 4.3. Guru dan Siswa Mengidentifikasi Jaring-jaring Balok Gambar 4.4. Siswa Menemukan Rumus Volume Balok dengan Menggunakan Alat Peraga Kubus Satuan xvi

17 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keterangan Sudah Penelitian 154 Lampiran 2 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan 155 Lampiran 3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Setelah Uji Coba 158 Lampiran 4 Hasil Validasi Kuesioner 159 Lampiran 5 Hasil Validasi Pedoman Observasi 160 Lampiran 6 Hasil Observasi Proses Pembelajaran 161 Lampiran 7 Hasil Scanning Lembar Validasi Instrumen Penelitian 166 Lampiran 8 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran 183 Lampiran 9 Hasil Scanning Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran 190 Lampiran 10 Hasil Olah Data Kuesioner Respon Siswa 243 Lampiran 11 Silabus 244 Lampiran 12 RPP 250 Lampiran 13 Bahan Ajar 261 Lampiran 14 Lembar Kegiatan Siswa 270 Lampiran 15 Soal THB dan Pedoman Penskoran 280 Lampiran 16 Penilaian Conscience dan Compassion 285 Lampiran 17 Wawancara Analisis Kebutuhan 288 Lampiran 18 Hasil Observasi Pembelajaran Awal 290 Lampiran 19 Hasil Scanning LKS Siswa 294 Lampiran 20 Hasil Scanning Lembar Jawab Ulangan Harian Balok 305 Lampiran 21 Hasil Scanning Lembar Jawab Ulangan Remedial Balok 306 Lampiran 22 Hasil Scanning Refleksi Siswa 309 Lampiran 23 Transkripsi Uji Coba Produk 312 Lampiran 24 Wawancara Guru Setelah Uji Coba Produk 322 Lampiran 25 Wawancara Siswa 324 Lampiran 26 Daftar Nilai Siswa 327 Lampiran 27 Hasil Penilaian Conscience dan Compassion 328 Lampiran 28 Hasil Scanning Kuesioner Respon Siswa 344 Lampiran 29 Gambar Penelitian 348 xvii

18 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memliki peran yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia, karena pada dasarnya manusia dalam melaksanakan kehidupannya tidak terlepas dari pendidikan. Sebab pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia itu sendiri. Seseorang dapat mengetahui banyak hal atau berwawasan luas melalui pendidikan. Seseorang yang berwawasan luas dapat menentukan langkah terbaik mengambil suatu tindakan dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang bahkan sangat rumit untuk dihadapi. Pendidikan membuat seseorang menjadi unggul dalam berbagai bidang keilmuan, selain itu dapat membentuk karakter-karakter yang kreatif, inovatif dan memiliki keterampilan-keterampilan yang ahli dalam berbagai macam bidang pekerjaan. Masalah utama yang terjadi pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah sekolah lebih cenderung mementingkan aspek kecerdasan otak saja. Banyak program pendidikan yang hanya berpusat pada kecerdasan akal atau Intelligence Quotient (IQ) saja, padahal aspek kecerdasan lain juga diperlukan dalam pribadi seseorang seperti mengembangkan kecerdasan emosi, sosial, 1

19 2 spiritual, linguistik, kinestetis dan interpersonal. Guru sangat berperan dalam mengembangkan kecerdasan siswa agar siswa mampu mengelola aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dengan baik. Oleh karena itu sebaiknya guru dituntut untuk dapat mengembangkan pribadi siswa agar siswa menjadi pribadi yang utuh dan berintegritas. Guru tidak hanya meningkatkan nilai akademik saja dalam menerapkan suatu pembelajaran, melainkan juga harus meningkatkan sikap yang baik dan kepedulian terhadap sesama. Kondisi yang terjadi di SMP Negeri 1 Yogyakarta guru tidak pernah mengajak siswa untuk merefleksikan pengalaman pembelajaran yang telah dipelajari. Hal tersebut membuat siswa kurang mampu memaknai pembelajaran dan nilai yang diajarkan seperti nilai kerjasama, tanggung jawab, peduli, saling menghargai dan saling menolong. Penelitian ini menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), yang menekankan pada pengembangan aspek kompetensi (competence), suara hati (conscience), dan kepedulian (compassion). Menurut Subagya (2008: 39) PPR merupakan pola pikir dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kemanusiaan. Pribadi kemanusiaan adalah pribadi yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan seperti persaudaraan, solidaritas, kerja sama, dll. Pola pikir tersebut berupa siswa diberi pengalaman tentang nilai kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan selanjutnya siswa difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut. Melalui dinamika polapikir tersebut, siswa diharapkan

20 3 mengalami sendiri (bukan hanya mendapat informasi karena diberitahu). Refleksi diharapkan dapat membuat siswa yakin pada diri sendiri (bukan karena patuh pada tradisi atau peraturan). Aksi diharapkan dapat membuat siswa memiliki inisiatif (bukan karena ikut-ikutan atau takut sanksi). Pembentukan kepribadian diharapkan dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa nantinya memiliki komitmen untuk memperjuangkan kehidupan bersama yang lebih adil, bersaudara, bermartabat, melestarikan lingkungan hidup, dan lebih menjamin kesejahteraan umum. Paradigma Pedagogi Reflektif memberikan pengalaman persaudaraan kepada siswa. Pengalaman persaudaraan dapat melalui kerjasama kelompok maupun pengalaman pribadi atau individu. Peneliti menggunakan pengalaman kerjasama kelompok karena guru kurang mengembangkan kegiatan diskusi dan presentasi pada siswa sedangkan kerjasama kelompok lebih mudah dilaksanakan, dan lebih cepat tampak hasilnya. Kerjasama kelompok diharapkan dapat menumbuhkembangkan persaudaraan, solidaritas antarteman, dan saling menghargai yang merupakan aspek-aspek kemanusiaan. Kehidupan manusia tidak terlepas dari persoalaan matematika. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting diajarkan kepada siswa. Namun kenyataannya banyak siswa yang kurang mengerti arti penting matematika bagi kehidupan, sehingga siswa kurang berminat dan kurang termotivasi dalam mempelajari matematika. Menurut pengalaman dan pengamatan yang dilakukan peneliti, matematika cukup sulit dipahami oleh

21 4 siswa karena memiliki objek yang bersifat abstrak dan membutuhkan penalaran yang cukup tinggi untuk memahami konsep-konsep, sehingga perlu menerapkan pembelajaran yang tepat guna membantu pemahaman dan penguasaan materi siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIII SMP Negeri 1 Yogyakarta, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar geometri. Hal tersebut disebabkan karena strategi pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Kurangnya pemahaman pada konsep geometri di sekolah diduga karena pembelajaran geometri tidak mempertimbangkan tingkat perkembangan siswa dan bahan pembelajaran geometri tidak sesuai dengan tingkat berpikir siswa. Menurut Khotimah (2013: 10), salah satu teori yang dapat untuk digunakan dalam pembelajaran geometri adalah teori Van Hiele. Teori Van Hiele membagi tahapan berpikir siswa dalam tahap visualisasi, tahap analisis, tahap deduksi informal, tahap deduksi dan rigor. Sedangkan tahapan dalam pembelajaran Van Hiele membagi dalam tahap inquiri, tahap orientasi terarah, tahap uraian, tahap orientasi bebas dan tahap integrasi. Materi geometri yang dibahas di SMP kelas VIII adalah materi bangun ruang sisi datar. Berdasarkan hasil wawancara awal dengan guru di SMP Negeri 1 Yogyakarta, sebagai tempat untuk melakukan penelitian, ditemukan beberapa permasalahan yang sering dialami dalam proses pembelajaran yaitu mengenai pelaksanaan pembelajaran geometri menggunakan media yang terbatas. Hal

22 5 tersebut juga didukung oleh guru yang tidak menyampaikan materi secara lengkap sehingga membuat siswa kurang memahami materi secara detail. Balok merupakan materi dasar dalam mempelajari geometri karena materi balok digunakan untuk mempelajari materi selanjutnya dan materi ini memiliki keterikatan dengan lingkungan sekitar siswa sehingga siswa harus benar-benar memahami materi balok. Namun berdasarkan hasil wawancara, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep yang digunakan untuk menyelesaikannya, bahkan sering terjadi siswa tidak tahu darimana harus memulai menyelesaikan soal tersebut. Materi ini menjadi semakin sulit dipahami oleh siswa apabila penyampaiannya tidak menggunakan pembelajaran yang menarik, dan efektif. Penelitian ini mengembangkan perangkat pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif yang mengakomodasi teori Van Hiele. Siswa mempelajari geometri melalui fase belajar dalam geometri yang telah dikembangkan Van Hiele. Hal ini bertujuan agar siswa secara bersama-sama mengkaji mengenai bangun-bangun geometri dari bentuk maupun sifat yang dimiliki bangun tersebut. Selain itu, siswa juga bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan yang lebih komplek. Selain latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti juga mengacu pada penelitian dari Wulandari tahun 2015 tentang Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengakomodasi Teori Van Hiele Materi Bangun Ruang Sisi Datar dengan Pendekatan Saintifik pada siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1

23 6 Kalibawang yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Selain itu, penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dari Kurnianingsih tahun 2015 tentang Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Pada Pembelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Competence, Conscience dan Compassion Siswa X-5 SMA Kolese De Britto Yogyakarta. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian dan pengembangan (research and development/ R&D) dengan judul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif yang Mengakomodasi Teori Van Hiele Pokok Bahasan Balok di Kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran matematika, peneliti mengidentifikasi masalah yang muncul yaitu: 1. Alat peraga yang digunakan guru masih terbatas, hanya seputar kerangka bangun ruang. 2. Guru langsung menjelaskan materi serta kurang mengembangkan kegiatan diskusi dan presentasi pada siswa. 3. Siswa kesulitan mempelajari materi geometri dan memahami konsep materi sehingga hanya sekedar menghafalkan rumus. 4. Siswa tidak mampu merefleksikan proses pembelajaran sehingga materi yang diperoleh tidak dikembangkan.

24 7 5. Guru hanya menggunakan aspek kognitif sehingga aspek lain kurang dikembangkan. C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti pada kelas VIII SMP Negeri 1 Yogyakarta. Adapun pembatasan masalah tersebut antara lain: 1. Penelitian ini menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif yang mengakomodasi teori Van Hiele; 2. Peneliti mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dengan cara diskusi kelompok menggunakan alat peraga; 3. Bidang kajian terbatas pada materi dan soal pada materi balok dan dampak penggunaannya dalam proses pembelajaran. D. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran materi balok dengan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang mengakomodasi teori Van Hiele? 2. Bagaimana kualitas dari perangkat pembelajaran materi balok dengan PPR yang mengakomodasi teori Van Hiele?

25 8 3. Bagaimana respon guru dan siswa terhadap pembelajaran materi balok dengan PPR yang mengakomodasi teori Van Hiele? E. Tujuan penelitian Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mendeskripsikan proses pengembangan perangkat pembelajaran materi balok dengan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang mengakomodasi teori Van Hiele. 2. Untuk mendeskripsikan kualitas dari perangkat pembelajaran materi balok dengan PPR yang mengakomodasi teori Van Hiele. 3. Untuk mendeskripsikan respon guru dan siswa terhadap perangkat pembelajaran materi balok dengan PPR yang mengakomodasi teori Van Hiele. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat meliputi: 1. Pihak sekolah Penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai cara mengembangkan pendidikan karakter berupa Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang bermanfaat untuk proses pembelajaran.

26 9 2. Guru matematika Guru dapat menambah pengalaman dari keterlibatan pengembangan dan pengujian pembelajaran matematika berupa PPR yang diharapkan mampu memperluas wawasan dan pengetahuan guru mengenai pendekatan yang tepat dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. 3. Siswa Siswa dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah matematika dalam materi bangun ruang sisi datar sub bab balok dengan teori Van Hiele. Selain itu, sebagai pengalaman baru bagi siswa dalam belajar matematika dengan menggunakan PPR sehingga mampu meningkatkan ketertarikan terhadap matematika. 4. Peneliti Peneliti mendapatkan pengalaman baru secara langsung tentang mengembangkan perangkat pembelajaran dengan menggunakan teori Van Hiele dan PPR. Selain itu peneliti juga menambah wawasan dalam mencari dan mengembangkan teori Van Hiele ataupun PPR untuk materi lainnya. 5. Pembaca Penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi yang ingin meneliti lebih lanjut untuk dapat mengembangkan penelitiannya.

27 10 G. Batasan Istilah Agar tidak menimbulkan penafsiran ganda ataupun kesalahpahaman akan maksud dan isi dari penelitian ini, maka perlu adanya batasan istilah yang digunakan, yaitu: 1. Paradigma pedagogi reflektif adalah pola pikir yang membentuk pribadi siswa menjadi pribadi yang menumbuhkan nilai kemanusiaan. Nilai kemanusiaan yang dimaksud seperti persaudaraan, solidaritas, saling menghargai, kerja sama. 2. Teori Van Hiele adalah suatu teori tentang tahap-tahap berpikir siswa dalam mempelajari geometri. 3. Balok adalah bangun ruang yang memiliki enam sisi yang masing-masing berbentuk persegi panjang yang setiap sepasang-sepasang sejajar dan kongruen. 4. Penelitian Pengembangan adalah metode penelitian yang merancang, mengembangkan produk dan menguji keefektifan produk lalu disempurnakan sehingga dihasilkan produk yang terbaik dan dapat digunakan oleh sekolah. H. Spesifikasi Produk Produk yang dihasilkan berbentuk perangkat pembelajaran berupa Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), bahan ajar, dan penilaian. Berikut adalah penjelasan mengenai spesifikasi produk yang peneliti kembangkan.

28 11 1. Silabus Silabus yang dikembangkan oleh peneliti berpedoman pada silabus yang ada di sekolah dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan fase Van Hiele untuk materi balok. Perbedaan silabus ini adalah dalam kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi fase pembelajaran Van Hiele, menggunakan PPR. Di bawah ini merupakan format silabus yang peneliti susun. SILABUS PEMBELAJARAN BANGUN RUANG SISI DATAR Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas/Semester : Alokasi Waktu : Standar Kompetensi : KD Materi Kegiatan Pembelajaran Konteks Pengalaman Refleksi Aksi Evaluasi Sumber belajar : Karakter Indikator Penilaian Waktu Media Consience Compassion 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP yang dirancang oleh peneliti terdiri dari 2 pertemuan. Perbedaan RPP yang dikembangkan peneliti dengan RPP lainnya adalah pada langkah-langkah pembelajarannya. Langkah-langkah pembelajaran pada RPP ini menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif menggunakan dengan fase pembelajaran Van Hiele pada kegiatan inti. Dalam penelitian ini, 5 komponen dari Paradigma Pedagogi Reflektif yaitu konteks, pengalaman,

29 12 refleksi, aksi dan evaluasi yang akan dikemas dalam 3 tahap kegiatan pembelajaran, yakni pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes, mencakup aspek competence, concsiece dan compassion. Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas/Semester : Alokasi Waktu : Standar Kompetensi : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN A. Kompetensi Inti B. Kompetensi Dasar C. Indikator 1. Competence / Pengetetahuan 2. Consience / Suara Hati 3. Compassion / Kepedulian pada orang lain D. Tujuan Pembelajaran 1. Competence / Pengetetahuan 2. Consience / Suara Hati 3. Compassion / Kepedulian pada orang lain E. Materi Pembelajaran F. Nilai Kemanusiaan G. Pendekatan dan Metode Pembelajaran H. Strategi Pembelajaran/Sekenario 1. Konteks 2. Pengalaman a. Fase informasi b. Fase orientasi terarah atau terpadu c. Fase eksplisitasi d. Fase orientasi bebas e. Fase integrasi 3. Refleksi 4. Aksi 5. Evaluasi I. Media Pembelajaran J. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran K. Penilaian

30 13 3. LKS LKS ini dikembangkan dengan berdasarkan teori Van Hiele sebagai acuan kegiatan-kegiatan siswa dalam pembelajaran matematika. LKS dirancang dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif, dimana LKS dapat memfasilitasi siswa untuk dapat menemukan konsep materi secara mandiri dan selanjutnya membagikannya pada teman yang lain. LKS ini digunakan untuk menunjang proses pembelajaran sehingga setiap pertemuan menggunakan berdasarkan indikator. Materi Pelajaran : Alokasi Waktu : Alat Peraga : Anggota Kelompok : A. Petunjuk B. Tujuan C. Kegiatan belajar Konteks Pengalaman Refleksi Aksi 4. Bahan ajar LEMBAR KEGIATAN SISWA Bahan ajar yang dirancang dibuat berdasarkan kompetensi dasar, indikator dan tujuan yang ingin dicapai, konsep-konsep, dan fakta yang faktual. Bahan ajar juga dikembangkan dengan Paradigma Pedagogi Reflektif dengan mengakomodasi teori Van Hiele.

31 14 Konteks Pengalaman Balok Unsur-unsur balok Sifat-sifat balok Jaring-jaring balok Luas Permukaan balok Volume balok Refleksi Aksi Evaluasi BAHAN AJAR 5. Penilaian Penilaian dirancang berdasarkan penilaian dalam Paradigma Pedagogi Reflektif, dimana terdapat 3 aspek yang dinilai yaitu competence, conscience, dan compassion. Penilaian competence dilihat dari tes tertulis yang diberikan pada siswa seperti tes hasil belajar. Penilaian conscience dan compassion dilihat dari pengamatan pada sikap dan perilaku siswa di dalam kelas. a. Competence No Nama Kriteria Total Skor

32 15 b. conscience No Nama Percaya Diri TB KB C B SB No Nama Tanggung jawab TB KB C B SB No Nama Teliti TB KB C B SB No Nama Kerjasama TB KB C B SB c. compassion No Nama Saling Membantu Saling Menghargai T B K B C B S B T B K B C B S B Keterangan: TB = Tidak Baik KB = Kurang Baik C = Cukup B = Baik SB = Sangat Baik

33 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan landasan teori, yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Pembahasan tentang teori-teori yang mendukung, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka berfikir. A. Kajian Pustaka 1. Pembelajaran Matematika Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Menurut pengertian ini, pembelajaran merupakan proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat serta pembentukan sikap dan keyakinan yang diberikan oleh guru kepada siswa. Artinya pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Menurut Susanto (2013: 185), pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sedangkan belajar dilakukan oleh siswa. Pembelajaran mengandung makna belajar dan mengajar, atau merupakan kegiatan belajar mengajar. Belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan sebagai subyek yang menerima pelajaran sedangkan mengajar berorientasi 16

34 17 pada apa yang harus dilakukan guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa di dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses komunikasi (interaksi) dan kerjasama antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan perolehan ilmu pengetahuan serta pembentukan sikap dan karakter. Berbagai pendapat muncul tentang pengertian matematika, dipandang dari pengetahuan dan pengalaman masing-masing. Menurut Susilo (2001: 54) matematika sebagai ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang dengan amat pesat, baik dari materi maupun kegunaanya. Sehingga dalam pembelajarannya harus mempertimbangkan perkembangan-perkembangannya, baik dimasa lalu, masa sekarang maupun kemungkinan-kemungkinan untuk masa depan. Matematika yang dipelajari di sekolah terdiri atas materi-materi matematika yang menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi siswa serta berpadu pada perkembangan IPTEK. Fungsi mata pelajaran matematika sebagai alat, pola pikir dan ilmu atau pengetahuan. Ketiga fungsi matematika tersebut hendaknya dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika. Guru ataupun pengelola pendidikan matematika diharapkan untuk mengetahui fungsi matematika agar dapat memahami adanya hubungan antara matematika dengan berbagai ilmu lain

35 18 dalam kehidupan. Sebagai tindaklanjutnya siswa diharapkan dapat melihat berbagai contoh penggunaan matematika sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran lain, dalam kehidupan kerja maupun kehidupan sehari-hari. Namun harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, sehingga diharapkan dapat membantu proses pembelajaran matematika di sekolah. Menurut Susanto (2013: 85) matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebutuhan akan aplikasi matematika saat ini dan masa depan tidak hanya untuk keperluan sehari-hari tapi dalam dunia kerja dan untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Peneliti menyimpulkan bahwa matematika memiliki arti yang luas dan dapat ditinjau dari segala sudut karena matematika dapat memasuki seluruh segi kehidupan manusia. Matematika adalah alat, pola pikir dan ilmu atau pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memecahkan masalah mata pelajaran lain, kehidupan kerja maupun kehidupan sehari-hari, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

36 19 Menurut Susanto (2013: 186) pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang telah dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika. Berdasarkan pengertian pembelajaran dan matematika, peneliti membuat kesimpulan bahwa pembelajaran matematika adalah proses komunikasi (interaksi) dan kerjasama antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan perolehan ilmu pengetahuan dalam memecahkan masalah dan memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembentukan sikap dan karakter. 2. Pengembangan Menurut Sukmadinata (2008: 164) penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di dalam keras, tetapi dapat juga berbentuk perangkat lunak (software). Produk perangkat lunak dalam pendidikan yang dimaksud seperti berikut pembelajaran

37 20 di kelas, perpustakaan atau laboratorium ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan evaluasi dan lain-lain. Menurut Sugiyono (2011: 407) penelitian pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk menghasilkan produk tertentu dapat dilakukan dengan menganalisis kebutuhan lalu membuat suatu produk dan menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas. Setyosari (2010: 207) menyatakan penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Tujuan dari penelitian pengembangan adalah ingin menilai perubahan-perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Peneliti menyimpulkan bahwa penelitian pengembangan adalah metode penelitian untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk yang sudah ada dan menguji keefektifan produk tersebut setelah itu disempurnakan sehingga dihasilkan produk yang terbaik. Menurut Sugiyono (2011: 408) langkah-langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu dan untuk menguji keefektifan produk yang dimaksud, adalah :

38 21 Gambar 2.1 Skema Penelitian dan Pengembangan Menurut Sugiyono a. Potensi dan masalah Penelitian ini dapat berawal adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki suatu nilai tambah pada produk yang diteliti. Masalah adalah penyimpangan antara kondisi yang diharapkan dan keadaan yang terjadi. Masalah juga dapat dijadikan sebagai potensi, apabila dapat mendayagunakannya. Potensi dan masalah dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik, data tersebut tidak harus dicari sendiri melainkan dapat berdasarkan laporan penelitian orang lain.

39 22 b. Pengumpulan data Setelah menemukan potensi dan masalah langkah selanjutnya yaitu mengumpulkan berbagai data dan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu untuk mengatasi masalah tersebut. Peneliti mengkaji ruang lingkup produk, kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan keterbatasannya. Pengumpulan data juga diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat serta batasan-batasan dalam pengembangan produk. c. Desain Produk Produk yang dihasilkan dalam penelitian bermacam-macam. Produk yang dikembangkan dalam pendidikan dapat berupa perangkat keras seperti alat bantu pembelajaran, buku, modul atau paket belajar, dan perangkat lunak seperti program-program pendidikan dan pembelajaran, model-model pendidikan, kurikulum, implementasi, evaluasi, dll. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas dan relevan dengan kebutuhan. d. Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Namun validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran tenaga ahli,

40 23 belum berdasarkan fakta lapangan. Setiap pakar atau tenaga ahli diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan keunggulannya. e. Perbaikan Desain Setelah desain produk diketahui kelemahannya, selanjutnya kelemahan tersebut direvisi atau diperbaiki oleh peneliti yang menghasilkan produk tersebut. f. Uji Coba Produk Desain produk yang telah divalidasi dan direvisi selanjutnya dapat diujicobakan pada kelompok yang terbatas. Uji coba tahap awal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai keefektifan dan keefisienan desain produk yang telah dibuat. g. Revisi Produk Jika desain produk diujicobakan pada sampel yang terbatas masih terdapat kelemahan maka peneliti kembali melakukan perbaikan agar desain produk dapat diterapkan dalam lingkup yang lebih luas. h. Uji Coba Pemakaian Setelah pengujian tahap awal sudah dilakukan perbaikan, maka selanjutnya desain produk dapat diterapkan dalam untuk lingkup yang luas. Namun dalam pelaksanaan uji coba pemakaian, peneliti tetap harus menilai untuk mengetahui kekurangan atau hambatan yang muncul.

41 24 i. Revisi Produk Revisi produk dilakukan apabila dalam uji coba pemakaian masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Pada tahap ini bertujuan untuk mengevaluasi, memperbaiki serta menyempurnakan desain produk agar desain produk dapat diproduksi secara masal. j. Pembuatan Produk Masal Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal. Untuk memproduksi masal maka peneliti dapat menyampaikan hasil pengembangan (proses, prosedur, program atau produk) kepada para pengguna atau professional melalui forum pertemuan, menuliskan dalam jurnal, buku atau handbook. 3. Paradigma Pedagogi Reflektif Menurut Subagya (2008: 39) Paradigma Pedagogi Reflektif diartikan sebagai pola pikir (paradigma) dalam menumbuhkembangkan kepribadian siswa yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Pola pikir dalam membentuk pribadi kemanusiaan yakni siswa diberi pengalaman suatu nilai kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, selanjutnya siswa difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut.

42 25 Menurut Suparno (2015: 18) Paradigma Pedagogi Reflektif adalah suatu pedagogi bukan hanya sekedar metode pembelajaran. Pedagogi diartikan sebagai cara guru mendampingi siswa sehingga siswa dapat mengembangkan pribadi secara utuh. Paradigma Pedagogi Reflektif menekankan refleksi sebagai unsur pokok di dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Karena pada saat refleksi siswa menyimak kembali pengalaman pada saat pembelajaran lalu siswa dapat mengambil sikap yang memiliki nilai kemanusiaan dan berbuat sesuai dengan sikap-sikap tersebut. Hal ini yang membedakan PPR dengan pola pikir pendidikan yang selama ini terjadi, yang menganggap bahwa setelah siswa diberitahu atau dinasehati siswa akan mengubah perilakunya. Peneliti menyimpulkan bahwa paradigma pedagogi reflektif adalah pola pikir yang membentuk kepribadian siswa menjadi pribadi yang menumbuhkembangkan dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Nilai kemanusiaan yang dimaksud seperti persaudaraan, solidaritas, saling menghargai, kerja sama, dll. Menurut Suparno (2015: 21) terdapat lima unsur dalam pelaksanaan pembelajaran PPR yaitu sebagai berikut: a. Konteks Konteks merupakan pengenalan pembelajaran yang diangkat dan dikembangkan oleh guru agar siswa menyadari pentingnya nilai-nilai

43 26 kemanusiaan. Tujuan pelaksanaan konteks adalah membantu guru dalam menentukan bentuk dan cara pemberian pengalaman pembelajaran agar siswa dapat menarik makna dari pembelajaran. Kegiatan konteks dapat berupa pengisisan kuesioner, pretes, tanya jawab maupun berbagi pengalaman. b. Pengalaman Berdasarkan konteks-konteks yang telah dikenal pada tahap sebelumnya, guru mengajak siswa untuk menemukan, mengungkapkan, menggunakan dan mengaitkan pengalaman-pengalaman siswa dengan ilmu yang dipelajari. Pengalaman tersebut dapat berupa pengalaman langsung maupun pengalaman tak langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang dialami oleh siswa sendiri baik di dalam maupun diluar kelas yang berkaitan dengan bidang ilmu yang sedang dipelajari. Pengalaman tidak langsung adalah pengalaman yang diperoleh siswa (tidak dialami sendiri) dari mendengar, membaca, dan melihat melalui media. Selanjutnya guru memberi sugesti agar siswa mempergunakan imajinasi mereka untuk mendengar cerita, melihat gambar, bermain peran, atau melihat tayangan film/video. Melalui kegiatan, siswa menemukan pengetahuan baru dari guru maupun siswa lain dan diharapkan siswa mampu menumbuhkan nilai kemanusiaan seperti persaudaraan, solidaritas, saling membantu, dll.

44 27 c. Refleksi Refleksi merupakan unsur pokok yang harus ada di dalam pelaksanaan pembelajaran PPR karena refleksi merupakan tahapan penghubung antara pengalaman dan tindakan. Refleksi dilakukan dengan cara menyimak kembali pengalaman pada saat pembelajaran lalu siswa dapat mengambil sikap yang memiliki nilai kemanusiaan dan berbuat sesuai dengan sikap-sikap tersebut. Melalui refleksi, siswa memaknai nilai yang terkandung dalam pengalamannya dan diharapkan siswa membentuk pribadi sesuai dengan nilai yang terkandung dalam pengalamannya itu. Guru membimbing dan memfasilitasi siswa dengan pertanyaan agar siswa dapat merefleksikan pengalaman dan merencanakan tindakan sesuai dengan nilai kemanusiaan. d. Aksi Aksi dapat dilakukan siswa dengan membangun niat dalam memaknai hasil pembelajaran untuk mewujudkan niat tersebut berdasarkan pengalaman dan hasil refleksinya. Setelah siswa membangun niat dan memaknai pengalaman belajar, siswa membentuk pribadinya menjadi pribadi yang yakin dan berinisiatif untuk berkomitmen dalam mengamalkan nilai kemanusiaan. Peran guru disini membimbing dan memfasilitasi siswa dengan pertanyaan aksi agar siswa terbantu untuk

45 28 membangun niat dan bertindak sesuai dengan pengalaman belajar dan hasil refleksinya. e. Evaluasi Evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam pembelajaran. Kemampuan yang dievaluasi tidak hanya terletak pada kemampuan kognitif melalui soal-soal ulangan, melainkan kemampuan non akademik lewat pengukuran nilai-nilai kehidupan siswa. Adanya evaluasi membuat siswa mampu melihat perkembangan dirinya dalam pemahaman pola pikir, sikap dan tindakan sosial. Untuk menumbuhkan nilai kemanusiaan dapat disesuaikan dengan konteks pembelajaran siswa, lalu memberi siswa pengalaman suatu nilai kemanusiaan, kemudian memfasilitasi dengan pertanyaan agar siswa merefleksikan pengalaman tersebut, selanjutnya membuat pertanyaan aksi agar siswa melakukan niatan untuk berbuat sesuai nilai yang dikembangkan. Terakhir dilakukan evaluasi dari segi intelektual siswa, perubahan pola pikir, sikap dan perilaku siswa. Menurut Pusat Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pembelajaran (P3MP USD) (2012: 39) pembelajaran berbasis PPR mengarahkan siswa untuk meningkatkan aspek competence, conscience dan compassion. Competence mencakup kompetensi pengetahuan, ketrampilan, kognitif, ketrampilan psikomotor dan ketrampilan memecahkan masalah. Conscience dan

46 29 compassion mencakup sikap, perilaku dan nilai. Berikut ini merupakan pengertian dari 3C (competence, conscience dan compassion) menurut Subagya (2008: 23). a. Competence (pengetahuan) Competence yaitu tingkat kecerdasan yang dinilai dalam mengerjakan evaluasi sehingga memperoleh skor yang tinggi (kognitif), ketrampilan siswa yang ditunjukkan dalam proses pembelajaran (psikomotorik). Aspek competence mengharapkan siswa dapat berkembang kompetisinya supaya dapat menjadi siswa yang cerdas dan pandai dalam sisi akademik. b. Conscience (suara hati) Conscience merupakan aspek yang menekankan suara hati yang digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan manusia terutama bagi siswa dalam hal mengembangkan karakter diri. Suara hati digunakan untuk mengetahui bagaimana seseorang bersikap atas apa yang dilakukannya untuk memilih mana yang benar dan mana yang salah, dan diharapkan seseorang tersebut akan memilih sesuatu yang benar. c. Compassion (bela rasa) Compassion merupakan aspek afektif yang dikembangkan sebagai kemampuan untuk berbela rasa pada sesama dan lingkungan. Compassion (bela rasa) sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari untuk mengasah kepekaan sosial pada kehidupan masyarakat. Bela rasa

47 30 pada proses pembelajaran lebih ditunjukkan pada sikap siswa untuk dapat saling membantu satu sama lain apabila ada kesulitan dalam pembelajaran dan menghargai pendapat dan perbedaan antar manusia. 3C (Competence, Conscience dan Compassion) dianggap sebagai sebuah keterpaduan yang harus dikembangkan oleh siswa supaya dapat menjadi pribadi yang berkembang secara utuh baik perstasi maupun suara hati dan bela rasa. Siswa juga memadukan perkembangan unsur kognitif, psikomotorik dan afektif. Competence mengandung unsur kognitif dan psikomotorik. Conscience dan compassion mengandung unsur afektif. 4. Teori Van Hiele Teori Van Hiele pertama kali dikembangkan oleh Pierre Marie van Hiele dan Dina Van Hiele-Geldof, mereka mengadakan penelitian di lapangan melalui observasi dan tanya jawab, kemudian hasil penelitiannya telah diakui secara internasional tahun 1950-an. Menurut Safrina (2014: 9) teori Van Hiele menjelaskan mengenai perkembangan berpikir siswa melalui tahap-tahap kognitif dalam belajar geometri. Mereka berpendapat bahwa siswa mengalami perkembangan kemampuan berpikir dalam mempelajari geometri. Selain mengemukakan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif dalam memahami geometri, teori Van Hiele juga mengemukakan beberapa teori

48 31 berkaitan dengan pembelajaran geometri. Teori yang dikemukakan Van Hiele antara lain adalah sebagai berikut: Tiga unsur yang utama pembelajaran geometri yaitu waktu, materi pembelajaran dan metode penyusun yang apabila dikelola secara terpadu dapat mengakibatkan meningkatnya kemampuan berpikir anak kepada tahap yang lebih tinggi dari tahap yang sebelumnya. Agar siswa memahami geometri, kegiatan belajar siswa harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan atau taraf berpikir siswa sehingga siswa dapat memperkaya pengalaman dan berpikirnya. Menurut teori van Hiele, (dalam Walle, 2008: 151) siswa melalui lima tahap pemahaman berpikir dalam belajar geometri sebagai berikut: a. Tahap Pengenalan Tahap ini siswa mulai belajar mengenai suatu bentuk geometri secara keseluruhan, namun belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya itu. Contoh kegiatan siswa pada tahap pengenalan, siswa sudah mengerti balok itu seperti CPU namun belum mengetahui sifat-sifatnya. Sehingga ketika guru memberikan pertanyaan apakah panjang diagonal ruang bangun balok sama panjang? siswa belum dapat menjawabnya.

49 32 b. Tahap Analisis Tahap ini siswa sudah mulai mengenal sifat-sifat bangun geometri yang diamatinya dan mampu menyebutkan keteraturan yang terdapat pada benda geometri itu seperti pada sebuah balok banyak sisinya ada 6 buah, sedangkan banyak rusuknya ada 12. Seandainya guru menanyakan apakah kubus itu balok? Siswa belum dapat menjawab pertanyaan tersebut karena siswa belum memahami hubungan antara balok dan kubus. c. Tahap Pengurutan Tahap ini siswa sudah mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu bangun geometri dengan bangun geometri lainnya. Siswa sudah memahami pengurutan bangun-bangun geometri. Misalnya, siswa sudah mengetahui kubus itu adalah balok. Pada tahap ini siswa sudah mulai mampu untuk melakukan penarikan kesimpulan secara deduktif, tetapi masih belum berkembang baik. Karena masih pada tahap awal siswa masih belum mampu memberikan alasan yang rinci ketika ditanya mengapa panjang diagonal ruang bangun balok itu sama. d. Tahap Deduksi. Tahap ini siswa sudah dapat memahami deduksi, yaitu mengambil kesimpulan secara deduktif atau khusus. Siswa pada tahap ini telah mengerti pentingnya peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan, di samping unsur-unsur yang didefinisikan, aksioma atau problem, dan

50 33 teorema. Siswa belum memahami kegunaan dari suatu sistem deduktif. Oleh karena itu, pada tahap ini siswa belum dapat menjawab pertanyaan mengapa sesuatu itu disajikan teorema atau dalil. e. Tahap Keakuratan. Tahap terakhir adalah tahap keakuratan yang merupakan tahap tertinggi dalam memahami geometri. Siswa sudah memahami betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian dan memahami mengapa sesuatu itu dijadikan postulat atau dalil. Tahap ini memerlukan tahap berpikir yang kompleks dan rumit. Oleh karena itu, jarang atau hanya sedikit sekali siswa yang sampai pada tahap berpikir ini sekalipun siswa tersebut sudah berada di tingkat SMA. Menurut Nur aeni (2010: 32), kemajuan tahap pemahaman geometri naik ke tahapan berikutnya memerlukan lima fase pembelajaran. Kemajuan dari satu tingkat ke tingkat berikutnya lebih bergantung pada pegalaman pembelajaran daripada usia. Ketika pembelajaran geometri, siswa sendiri yang menentukan waktu untuk naik ke tahapan yang lebih tinggi. Meskipun demikian, siswa tidak akan mencapai kemajuan tanpa bantuan guru. Oleh karena itu, maka ditetapkan fase-fase pembelajaran yang menunjukkan tujuan belajar siswa dan peran guru dalam mencapai tujuan belajar. Kelima fase menurut Nur aeni (2010: 32) adalah fase informasi, orientasi terarah, eksplisitasi, orientasi bebas dan integrasi.

51 34 a. Fase Informasi Guru dan siswa menggunakan tanya-jawab atau diskusi mengenai suatu topik sambil guru mengidentifikasi tentang apa yang sudah diketahui siswa dan bagaimana siswa berorientasi dengan topik tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah: (1) guru mempelajari pengalaman awal yang dimiliki siswa tentang topik yang dibahas, (2) guru mempelajari petunjuk yang muncul dalam rangka menentukan pembelajaran yang diambil. b. Fase Orientasi Terarah atau Terpadu Siswa menggali topik yang dipelajari melalui alat-alat maupun objek-objek yang telah disiapkan guru. Alat-alat ini menjelaskan topik yang dipelajari lalu siswa dapat merespon manfaat alat tersebut. Guru memastikan bahwa siswa mempelajari topik tersebut dengan spesifik. c. Fase Eksplisitasi Siswa mengekspresikan atau meggambarkan apa yang telah dipelajari mengenai topik bahasan dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri. Guru membantu siswa dalam menggunakan kosa kata maupun istilah matematika yang relevan. d. Fase Orientasi Bebas Siswa menerapkan hubungan-hubungan yang sedang dipelajari untuk menyelesaikan masalah, menghadapi tugas-tugas yang lebih kompleks

52 35 berupa tugas yang memerlukan banyak langkah. Siswa memperoleh pengalaman dalam memecahkan soal dan menyelesaikan tugas dengan cara mereka sendiri. e. Fase Integrasi Siswa meninjau kembali, meringkas serta mengintegrasikan apa yang telah dipelajari. Guru dapat membantu siswa dalam membuat kesimpulan dengan melengkapi apa yang telah dipelajari siswa. Hal ini penting, tetapi kesimpulan ini tidak menunjukkan sesuatu yang baru. Setelah selesai fase kelima ini, maka tingkat pemikiran yang baru tentang topik itu dapat tercapai. Pada umumnya, hasil penelitian di Amerika Serikat dan negara lainnya menetapkan bahwa tingkat-tingkat dari Van Hiele berguna untuk menggambarkan perkembangan konsep geometrik siswa dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Peneliti menyimpulkan bahwa teori Van Hiele adalah suatu teori tentang tahap berpikir siswa dalam mempelajari geometri. Terdapat lima tahap pemahaman geometri yaitu tahap pengenalan, analisis, pengurutan, deduksi, dan keakuratan. Untuk meningkatkan suatu tahap pemahaman geometri ke tahap yang lebih tinggi Van Hiele menjelaskan terdapat 5 fase yaitu: informasi, orientasi terpadu, eksplisitasi, orietasi bebas dan intregasi.

53 36 5. Balok Menurut Slavin & Crisoniso (2015: 168) balok adalah bangun ruang yang alasnya berbentuk persegi panjang dan tingginya tegak lurus dengan alas. Menurut Marsigit (2009: 192) balok adalah sebuah prisma segiempat beraturan yang bidang alasnya berbentuk persegi panjang. Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang batas berbentuk persegi panjang yang masing-masing dinamakan bidang sisi atau sisi balok. Menurut Marsigit (2009:192) sebuah balok memiliki unsur-unsur antara lain sisi, rusuk, titik sudut, diagonal sisi, diagonal ruang, bidang diagonal. Berikut ini merupakan penjelasan dari unsur-unsur balok dan pengertiannya menurut Nurmeidina (2014: ): a. Sisi adalah daerah yang membatasi bagian luar dengan bagian dalam dari suatu bangun ruang. Balok mempunyai tiga pasang sisi, yang masing-masing pasang berbentuk persegi panjang yang sama bentuk dan ukurannya. b. Rusuk adalah perpotongan dua sisi yang berupa ruas garis. Sebuah balok mempunyai 12 rusuk. Rusuk- rusuk tersebut terbagi dalam tiga bagian yang masing- masing terdiri atas empat rusuk yang sejajar dan sama panjang.

54 37 c. Titik Sudut adalah perpotongan tiga rusuk. Sebuah balok mempunyai 8 titik sudut. d. Diagonal Sisi adalah garis (bukan rusuk) yang menghubungkan dua titik sudut dalam satu bidang. Balok mempunyai 12 buah diagonal sisi. Diagonal sisi pada balok tidak semuanya mempunyai panjang yang sama, bergantung pada ukuran sisi balok tersebut. e. Diagonal Ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua buah titik sudut yang tidak terletak pada sisi yang sama. f. Bidang Diagonal adalah suatu bidang yang menghubungkan rusuk- rusuk berhadapan sejajar, serta terletak pada sisi yang berbeda. Menurut Madhavi (2014: 166) balok mempunyai ciri khas yang membedakan dengan bangun lain. Berikut ini merupakan sifat- sifat balok menurut Madhavi (2014: 166): a. Mempunyai 6 buah sisi yang terdiri dari 3 pasang sisi yang bentuk dan ukurannya sama (kongruen). b. Mempunyai 12 rusuk yang terdiri dari 3 kelompok rusuk- rusuk yang sama panjang dan sejajajar. c. Mempunyai 8 titik sudut. d. Mempunyai 12 diagonal sisi, namun panjang diagonal sisi pada suatu balok tidak sama, bergantung pada letak diagonal sisi tersebut. e. Mempunyai 4 diagonal ruang.

55 38 f. Mempunyai 6 bidang diagonal yang berbentuk persegi panjang, namun bidang diagonal suatu balok tidak sama, bergantung pada letak bidang diagonal tersebut. Jaring-jaring balok adalah sebuah bidang datar yang terbentuk dari sebuah balok yang dipotong menurut rusuk-rusuknya. Jika balok ABCD.EFGH yang terbuat dari karton diiris sepanjang rusuk- rusuk AE, DH, BF, CG, EF, dan HG kemudian direbahkan sisi- sisinya, maka akan diperoleh jaring- jaring balok seperti terlihat pada gambar di bawah ini. H G E I D C A B Gambar 2.2 Balok ABCD.EFGH Gambar 2.3 Jaring-jaring Balok ABCD.EFGH

56 39 Gambar 2.4 Jaring-jaring Balok ABCD.EFGH Luas permukaan balok adalah jumlah luas seluruh permukaan (bidang) pada bangun ruang tersebut. Untuk menentukan luas permukaan balok, perlu diketahui banyak bidang pada balok dan bentuk dari masing- masing bidang tersebut. t l p l p t t Gambar 2.5 jaring-jaring balok Gambar diatas terlihat bahwa jaring-jaring balok terdiri atas 6 persegi panjang. Jadi, luas permukaan balok merupakan jumlah luas keenam persegi panjang tersebut. Misalkan: p = panjang balok, l = lebar balok dan t = tinggi balok, maka:

57 40 Luas permukaan balok = luas sisi atas + luas sisi bawah + luas sisi depan + luas sisi belakang + luas sisi kanan + luas sisi kiri = ( p l ) +( p l ) + ( p t ) + ( p t ) + ( l t ) + ( l t ) = 2 ( p l ) + 2 ( p t ) + 2 ( l t ) = 2 ( p l + p t + l t) Jadi, luas permukaan balok adalah 2 ( p l + p t + l t) Volume adalah isi dari bangun-bangun ruang. Volume diukur dalam satuan kubik. Untuk memperoleh rumus volume balok, kita menggunakan kubus satuan. Kubus satuan merupakan kubus yang digunakan untuk menghitung volume balok. Cara memperoleh rumus dan menghitug rumus volume balok adalah sebagai berikut. Tabel 2.1 Kubus Satuan Untuk Menemukan Volume Balok Balok Panjang Lebar Tinggi Banyak Kubus 4 kubus 2 kubus 1 kubus satuan satuan satuan 8 = kubus 3 kubus 1 kubus satuan satuan satuan 12 = kubus satuan 3 kubus satuan 2 kubus satuan 24 = Volume 8 kubus satuan 12 kubus satuan 24 kubus satuan 4 kubus satuan 4 kubus satuan 3 kubus satuan 48 = kubus satuan

58 41 Tabel di atas menunjukkan bilangan-bilangan pada kolom volume = hasil kali bilangan pada kolom panjang, lebar, dan tinggi. Dengan demikian, volume balok = panjang lebar tinggi. 6. Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran merupakan hal yang harus disiapkan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran. Dalam Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan RPP yang mengacu pada standar isi. Selain itu, dalam perencanaan pembelajaran juga dilakukan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian, dan skenario pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), instrument evaluasi atau tes hasil belajar, media pembelajaran, serta buku ajar siswa (Ibrahim, 2003:3). Suparno (2002) mengemukakan sebelum guru mengajar (tahap persiapan) seorang guru diharapkan mempersiapkan bahan yang mau diajarkan, mempersiapkan alat-alat peraga/parktikum yang akan digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk memancing siswa aktif belajar,

59 42 mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa, serta mempelajari pengetahuan awal siswa, semua ini akan terurai pelaksanaannya di dalam perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan media atau sarana yang digunakan oleh guru dan siswa sebagai petunjuk dan pedoman yang digunakan dalam proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti membahas mengenai perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar yang berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), bahan ajar, media pembelajaran, dan penilaian. a. Silabus Trianto (2010: 209) Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum berisikan garis-garis besar materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan rancangan penilaian. Dengan kata lain silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

60 43 Peneliti dapat menyimpulkan bahwa silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. b. RPP Trianto (2010: 214) mengemukakan rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan silabus mempunyai perbedaan, meskipun dalam hal tertentu mempunyai persamaan. Silabus memuat hal-hal yang perlu dilakukan siswa untuk menuntaskan suatu kompetensi secara utuh, artinya di dalam suatu silabus adakalanya beberapa kompetensi yang sejalan akan disatukan sehingga perkiraan waktunya belum tahu pasti berapa pertemuan yang akan dilakukan. Sementara itu, rencana pelaksanaan pembelajaran adalah penggalan-penggalan kegiatan yang perlu dilakukan oleh guru untuk setiap pertemuan. Didalamnya harus terlihat tindakan apa yang perlu

61 44 dilakukan oleh guru untuk mencapai ketuntasan kompetensi serta tindakan selanjutnya setelah pertemuan selesai. Rencana pelaksanaan pembelajaran dimaksud adalah rencana pelaksanaan pembelajaran berorientasi pembelajaran terpadu yang menjadi pedoman bagi guru dalam proses belajar mengajar. c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Menurut Trianto (2010: 222) Lembar Kegiatan Siswa adalah panduan yang digunakan oleh siswa untuk menyelidiki dan memecahkan masalah. Komponen dalam LKS terdiri atas: indikator hasil belajar, petunjuk LKS, kegiatan belajar siswa. LKS dirancang dengan menerapkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif, dimana LKS dapat memfasilitasi siswa untuk dapat menemukan konsep materi secara mandiri dan selanjutnya membagikannya pada teman yang lain. LKS ini akan digunakan untuk menunjang proses pembelajaran sehingga pada setiap pertemuan menggunakan LKS dengan kegiatan yang berbeda-beda berdasarkan indikator. d. Bahan ajar Menurut Trianto (2010: 227) Bahan ajar merupakan buku panduaan untuk siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memuat materi, konsep, dan informasi mengenai masalah kehidupann sehari-hari. Bahan ajar digunakan sebagai panduan siswa untuk belajar di kelas maupun secara

62 45 mandiri. Materi ajar berisi istilah materi pelajaran, tujuan belajar, uraian materi yang harus dipelajaran, bagan atau gambar, kegiatan percobaan menggunakan alat dan bahan, uji kompetensi dan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Jadi bahan ajar merupakan pedoman yang berisi tentang materi, konsep maupun informasi yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. e. Penilaian Menurut Sudjana (2009: 3) penilaian merupakan proses memberikan attau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan nilai atau kriteria tertentu. Penilaian dapat dibedakan menjadi dua yaitu penilaian proses belajar dan penilaian hasil belajar. Penilaian proses merupakan pemberian nilai saat proses kegiatan belajar mengajar sedangkan penilaian hasil merupakan proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Penilaian dapat dijadikan sebagai tolok ukur sejauh mana keefektifan dan keefisienan program dalam mencapai tujuan pembelajaran dan perubahan tingkah laku siswa. Penilaian tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan, tetapi sebagai bahan dalam melakukan perbaikan program.

63 46 7. Hasil Belajar Menurut Susanto (2015: 5) hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Karena belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh perubahan perilaku dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Widyoko (2014: 19) penilaian hasil belajar siswa di sekolah mencakup aspek kompetensi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang dilakukan secara seimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi siswa terhadap standar yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengertian hasil belajar, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Perubahan-perubahan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi atau penilaian yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu

64 47 sendiri. Susanto (2015: 12) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut: a. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan serta kondisi fisik dan kesehatan. b. Faktor eksternal yaitu factor yang berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajarnya. Faktor eksternal meliputi: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tes hasil belajar menurut Trianto (2007: 76) adalah butir tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajarmengajar, tes ini dibuat mengacu pada kompetensi dasar yang ingindicapai, dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil belajar dan disusun berdasarkan kisi-kisi penulisan butir soal lengkap dengan kunci jawabannya serta lembar observasi penilaian psikomotor kinerja siswa. Cara menilai hasil belajar matematika bisa menggunakan tes. Maksud tes yang utama adalah mengukur hasil belajar yang dicapai oleh seseorang yang belajar matematika. Di samping itu tes juga dipergunakan untuk menentukan seberapa jauh pemahaman terhadap materi yangtelah dipelajari.

65 48 B. Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Volume Kubus dan Balok Berdasarkan Teori Van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar oleh Budi Astuti tahun 2015 Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, bahan ajar, dan penilaian. Kualitas produk yang dihasilkan memperoleh skor 3,44 dengan kriteria sangat baik. 2. Penelitian yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengakomodasi Teori Van Hiele Materi Bangun Ruang Sisi Datar dengan Pendekatan Saintifik pada siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang oleh Yustina Friska Happy Wulandari tahun Langkah-langkah dalam mengembangkan perangkat pembelajaran menggunakan pengembangan menurut Sugiyono. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian adalah silabus, RPP, LKS, bahan ajar dan penilaian dengan hasil skor validasi 3,29 dengan kategori sangat tinggi. Hasil respon siswa menunjukkan skor 3,39 dengan menunjukkan kategori sangat baik. 3. Penelitian yang berjudul Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Pada Pembelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Competence, Conscience dan

66 49 Compassion Siswa X-5 SMA Kolese De Britto Yogyakarta oleh Nurul Kurnianingsih tahun Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada akhir siklus I dan II mengalami peningkatan sebesar 63 pada awal siklus I dan akhir siklus II meningkat menjadi 79. Berdasarkan hasil ketiga penelitian yang dipaparkan tersebut, relevansi terhadap penelitian ini adalah dalam mengembangkan perangkat pembelajaran dengan menggunakan paradigma pedagogi reflektif dan mengakomodasi teori Van Hiele. C. Kerangka Berpikir Pendidikan memliki peran yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia. Dewasa ini, pendidikan formal (sekolah) lebih cenderung mementingkan aspek kecerdasan akal saja sedangkan aspek kecerdasan lain cenderung diabaikan. Peran guru untuk siswa tidak hanya meningkatkan nilai akademik saja, melainkan juga harus meningkatkan sikap yang baik dan kepedulian terhadap sesama. Untuk itu perlu adanya suatu treatment agar siswa mampu memaksimalkan kecerdasan akal, emosional, sosial dan spiritual. Oleh karena itu peneliti menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), yang menekankan pada aspek kompetensi (competence), suara hati (conscience), dan kepedulian (compassion).

67 50 Materi geometri pada pelajaran matematika cenderung dianggap susah oleh siswa. Cara mengatasi kesulitan siswa dan mengembangkan kemampuan siswa dalam geometri, diantaranya dengan menggunakan teori Van Hiele. Teori Van Hiele adalah suatu teori tentang tahap berpikir siswa dalam mempelajari geometri. Terdapat lima tahap pemahaman geometri dalam teori Van Hiele yaitu tahap pengenalan, analisis, pengurutan, deduksi, dan keakuratan. Teori Van Hiele menjelaskan terdapat 5 fase untuk meningkatkan pemahaman geometri, yaitu: informasi, orientasi terpadu, eksplisitasi, orietasi bebas dan intregasi. Peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran yang dapat mengakomodasi teori Van Hiele pada materi balok dengan menggunakan PPR di kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta. Hal ini dikarenakan peneliti ingin menghasilkan produk yang diharapkan dapat membantu siswa dalam kelancaran dan pemahaman proses pembelajaran serta menerapkan nilai-nilai yang diajarkan. Pengembangan perangkat pembelajaran yang disusun oleh peneliti sudah disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan guru. Peneliti akan mengembangkan perangkat pembelajaran dengan memodifikasi pengembangan menurut Sugiyono. Langkah-langkah pengembangan yang disusun oleh peneliti antara lain potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk dan revisi produk.

68 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas secara lengkap jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data instrumen penelitian dan teknik analisis data. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011:407) penelitian pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk menghasilkan produk tertentu dapat dilakukan dengan menganalisis kebutuhan lalu membuat suatu produk dan menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas. Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan rancangan produk yang digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran matematika topik balok yang menggunakan PPR dan mengakomodasi teori Van Hiele. 51

69 52 B. Setting Penelitian 1. Subjek penelitian Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Yogyakarta. Kelas VIII E adalah kelas yang terdiri dari 35 siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang relatif heterogen. Kelas tersebut dipilih atas rekomendasi guru kelas VIII E. 2. Objek penelitian Objek penelitian adalah perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti. Perangkat pembelajaran yang diujicobakan untuk meyakinkan bahwa perangkat pembelajaran tersebut telah layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. 3. Tempat penelitian Tempat penelitian merupakan tempat dilaksanakannya uji coba produk. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Yogyakarta yang beralamat di Jalan Cik Di Tiro No.29 Yogyakarta tahun pelajaran 2015/ Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu bulan Februari 2016 sampai bulan Juli Penelitian dimulai dari observasi dan wawancara hingga diakhiri ujian skripisi pada bulan Agustus Jadwal uji coba produk dilaksanakan pada bulan April 2016.

70 53 C. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan produk yang digunakan memodifikasi penelitian Research and Development menurut Sugiyono. Peneliti hanya menggunakan tujuh dari sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono. Langkah-langkah pelaksanaan strategi yang dilakukan untuk menghasilkan produk, yaitu: Bagan 3.1 Skema Penelitian dan Pengembangaan 1. Potensi dan Masalah Peneliti menemukan potensi dan masalah dengan cara wawancara dan observasi. Observasi dilakukan di kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta, sedangkan wawancara dilakukan dengan guru untuk menemukan dan memperjelas masalah yang muncul dalam pembelajaran. 2. Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan langkah lanjutan dari potensi dan masalah yang ditemukan. Setelah menemukan masalah, peneliti mencari berbagai

71 54 sumber untuk mengatasi masalah. Informasi yang telah didapat tersebut dapat digunakan untuk menentukan langkah dalam menemukan solusi dari masalah. Hal ini bertujuan sebagai bahan untuk perencanaan desain produk. 3. Desain produk Desain produk yang disusun dalam penelitian dan pengembangan berdasarkan spesifikasi dan kebutuhan suatu masalah yang dipecahkan. Desain produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah silabus, RPP, LKS, bahan ajar, dan penilaian pada materi bangun ruang sisi datar. Perangkat pembelajaran tersebut dikembangkan dengan mengakomodasi teori Van Hiele dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif. 4. Validasi desain Desain produk yang telah dikembangkan, kemudian divalidasi untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada. Tujuan dilakukan validasi adalah untuk memperbaiki kelemahan produk supaya lebih bermutu. Validasi tersebut dilakukan oleh ahli yang sudah berpengalaman. Produk yang dibuat divalidasi oleh 1 guru dan 1 dosen yang sesuai dengan bidangnya. 5. Revisi desain Setelah divalidasi oleh para ahli, peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan produk. Kelemahan produk tersebut kemudian

72 55 diperbaiki oleh peneliti dengan tujuan agar produk lebih bermutu dan berkualitas. Produk yang direvisi meliputi lima bagian prototipe perangkat pembelajaran yaitu silabus, bahan ajar, penilaian, RPP dan LKS. 6. Uji coba produk Perangkat pembelajaran yang telah direvisi kemudian diujicobakan. Uji coba produk dilakukan untuk meyakinkan bahwa produk yang dibuat telah layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti melakukan uji coba produk di kelas VIII E di SMP Negeri 1 Yogyakarta. 7. Revisi produk Revisi produk terus dilakukan jika terdapat kelemahan dalam produk tersebut, tujuan dilakukan revisi produk adalah supaya produk yang dihasilkan dapat digunakan dengan maksimal. Revisi dilakukan berdasarkan masukkan-masukkan terhadap uji coba produk di kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta apabila masih terdapat kekurangan dalam perangkat pembelajaran. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek yang diteliti (Widoyoko, 2014: 64). Teknik ini digunakan untuk melihat dan mengalami

73 56 secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang obyek yang diteliti. Peneliti melakukan observasi guru dengan melakukan pengamatan dan pencatatan setiap kejadian yang mendetail yang dilakukan oleh guru. Peneliti melakukan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui aktivitas siswa dan melihat apakah siswa menerapkan nilai-nilai yang diajarkan oleh guru. Peneliti melakukan observasi kepada guru dan siswa melalui pengamatan langsung dan menuliskan apa yang terjadi dalam lembar pengamatan. Pengisian lembar pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung oleh observer. Peneliti juga menggunakan catatan anekdotal yaitu catatan tentang gejalagejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian. 2. Kuesioner Angket atau kuesioner adalah metode pengumpulan data yang berupa lembaran berisi sejumlah pertanyaan tertulis, tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden tentang apa yang ia alami (Trianto, 2010: 265). Bentuk kuesioner yang dilakukan peneliti berupa kuesioner tertutup, dimana responden (siswa) tinggal memilih jawaban yang disediakan. Kuesioner respon siswa yang dilakukan setelah peneliti melakukan uji coba produk. Kuesioner ini digunakan untuk melihat sejauh mana respon siswa terhadap perangkat pembelajaran.

74 57 3. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang berupa komunikasi langsung antara pencari data dengan sumber untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan mengetahui hal-hal dari respoden yang lebih mendalam dengan catatan jumlah respondennya sedikit (Sugiyono, 2014: 194). Pengumpulan data dengan metode wawancara hanyalah sebagai pelengkap informasi yang belum didapat melalui kegiatan observasi. Peneliti melakukan wawancara kepada guru sebanyak dua kali pada saat sebelum dan setelah melakukan penelitian guna untuk melengkapi hasil observasi pada potensi dan masalah yang terjadi di kelas dan mengetahui respon guru secara langsung terhadap desain produk. Wawancara kepada siswa dilakukan setelah melakukan penelitian untuk melengkapi hasil observasi dan kuesioner siswa secara langsung terhadap desain produk. 4. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2011: 240). Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian. Dokumen dalam penelitian ini berupa video dan rekaman wawancara ketika melakukan uji produk. Melalui cara ini dimaksudkan peneliti memperoleh data belajar siswa, keadaan kelas, kondisi siswa dan pengalaman guru. Data yang sudah

75 58 diperoleh kemudian diolah menjadi transkripsi data yang terdapat pada lampiran (halaman ). 5. Tes Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian (Trianto, 2010: 264). Tes adalah cara yang digunakan untuk mengukur competence (pengetahuan) siswa dan menggunakan penugasan kemudian dilakukan penilaian dan pengamatan. Penugasan diberikan di akhir kegiatan pembelajaran dan tes dalam penelitian ini dilakukan di akhir materi. Bentuk tes yang digunakan adalah tes uraian yang diberikan sesuai indikator materi. E. Instrumen Penelitian 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang berupa angka yang jelas dan tidak menuntut interpretasi mendalam. Sedangkan data kuantitatif merupakan data yang berupa pertanyaan-pertanyaan fakta yang menuntut interpretasi. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Sementara data kuantitatif diperoleh dari hasil observasi, hasil validasi para ahli dan uji respon siswa.

76 59 2. Instrumen Pengumpulan Data Menurut Trianto (2010: 260), instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi lebih mudah dan sistematis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, pedoman wawancara, dan angket respon siswa, alat perekam suara dan gambar, dan soal ulangan. a. Lembar observasi Peneliti melakukan observasi sebanyak dua kali yaitu observasi untuk melihat potensi dan masalah serta observasi keterlaksanaan desain produk. Tujuan observasi untuk melihat potensi dan masalah adalah untuk melihat potensi dan masalah secara umum. Potensi dan masalah dilihat dengan cara observasi guru dan observasi siswa. Lembar observasi tersebut tidak divalidasi oleh ahli karena lembar observasi yang digunakan terdapat dalam Pedoman PPL USD sehingga dianggap sudah valid. Observasi guru secara umum terdapat 17 pernyataan dengan dua alternatif jawaban Ya dan Tidak serta 37 pernyatan dengan 4 alternatif jawaban. Pada observasi siswa secara umum terdapat 5 pernyataan dengan dua alternatif jawaban Ya dan Tidak. Tujuan observasi keterlaksanaan desain produk mengetahui sejauh mana guru menggunakan perangkat yang dikembangkan dapat mengakomodasi

77 60 PPR dan terapan pemahaman fase Van Hiele. Lembar observasi tersebut telah divalidasi oleh ahli dengan hasil 4,33 dan masuk dalam kategori sangat baik menurut Widoyoko (tabel 3.9 halaman 80). Observasi keterlaksanaan desain produk terdapat 43 pernyataan dengan 5 alternatif jawaban. Skala penilaian lembar observasi keterlaksanaan desain produk menggunakan skor 1-5 dengan kriteria 5 = Sangat Baik, 4 = Baik, 3 = Cukup Baik, 2 = Kurang Baik, 1 = Sangat Kurang Baik. Berikut ini merupakan kisi-kisi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Desain Produk NO ASPEK YANG DIAMATI I. PRAPEMBELAJARAN 1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media 2 Memeriksa kesiapan siswa II. MEMBUKA PEMBELAJARAN (Konteks) Melakukan kegiatan apersepsi 1 (Mengingatkan materi bangun ruang sisi datar sebelumnya seperti : kubus) 2 Menyampaikan indikator yang akan dicapai dan rencana kegiatannya ( seperti menunujukkan kerangka balok) Memberikan penguatan yang mengaitkan materi dengan kehidupan 3 sehari-hari ( memberi contoh bentuk balok dengan kehidupan sehari hari contohnya kardus makanan) III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN (Pengalaman) A. Penguasaan materi pelajaran 1 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2 Mengaitkan materi dengan pengetahun lain yang relevan 3 Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar 4 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B. Pendekatan/strategi pembelajaran 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai (competence,conscience,compassion) 2 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4 Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi

78 61 5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 6 Mengkomodasi adanya keragaman budaya Nusantara 7 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif : teliti, kritis, logis (conscience) 8 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai tahapan berfikir anak menurut Van Hiele Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat 10 bekerja dan menumbuhkan sikap peduli dalam kelompok (compassion) 11 Melaksanakan pembelajaran yang memacu siswa untuk menemukan konsep materi secara mandiri. Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan rasa kepercayaan 12 diri siswa (seperti mempresentasikan hasil kerja kelompok atau mengemukakan pendapat) 13 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat mengeksplor atau menggali materi pembelajaran secara detail 14 Melaksanakan pembelajaran yang memacu siswa untuk dapat berfikir aktif dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan C Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar 1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media (Alat peraga : kerangka balok, jaring-jaring, kubus satuan) 2 Memberikan pesan yang menarik (penggunaan jaring-jaring untuk menghitung luas permukaan balok) 3 Menggunakan media secara efektif dan efisien 4 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media (seperti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan unsur-unsur balok) D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2 Merespons positif partisipasi siswa 3 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa 4 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 5 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif (seperti berdiskusi dalam pembimbingan pembelajaran) 6 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar E Penilaian proses dan hasil belajar (Evaluasi) 1 Melakukan penilaian awal 2 Memantau kemajuan belajar (seperti melihat perkembangan siswa melalui soal latihan) 3 Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi 4 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi F Penggunaan bahasa 1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

79 62 3 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai IV PENUTUP (Refleksi) A Refleksi dan rangkuman pembelajaran 1 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa (melakukan refleksi dengan mengaitkan materi balok dengan kehidupan sehari-hari) 2 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa B Pelaksanaan tindak lanjut (Aksi) 1 Memberikan tugas atau kegiatan tindak lanjut dari refleksi siswa Peneliti melakukan observasi kepada siswa untuk melihat nilai kemanusiaan yang diterapkan siswa. Nilai kemanusiaan tersebut merupakan penilaian afektif siswa yang berupa penilaian conscience dan compassion. Penilaian conscience merupakan aspek yang erat yang menekankan suara hati, terutama untuk memahaman mengenai nilainilai teliti, percaya diri, kerjasama dan tanggung jawab. Penilaian Compassion merupakan aspek afektif yang dikembangkan sebagai kemampuan untuk berbela rasa pada sesama dan lingkungan. Penilaian conscience dan compassion dilihat dari pengamatan pada sikap dan perilaku siswa di dalam kelas dengan menggunakan rubrik penilaian. Kriteria penilaian menggunakan Skala penilaian sikap dan perilaku siswa dengan cara memberikan tanda checklist pada kolom skor. Kriteria pemberian penilaian skor 1-5 dengan kriteria 5 = Sangat Baik, 4 = Baik, 3 = Cukup Baik, 2 = Kurang Baik, 1 = Sangat Kurang Baik. Berikut ini merupakan kisi-kisi penilaian sikap dan perilaku siswa Conscience dan Compassion.

80 63 Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian Sikap dan Perilaku Siswa (Conscience dan Compassion) CONSCIENCE 1. PERCAYA DIRI Berani mengutarakan pendapat dalam kelompok maupun kelas Berani membahas materi di depan kelas Berani mengkoreksi atau memberi masukan jika ada sesuatu yang kurang tepat 2. BERTANGGUNGJAWAB (dalam diskusi) Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai tugasnya Mau mempertanggungjawabkan pekerjaannya 3. TELITI Mampu menyelesaikan masalah dengan cermat dan runtut Mampu mengkoreksi sesuatu yang kurang tepat ketika membahas materi 4. KERJASAMA (dalam diskusi) Berniat dan berusaha mengerjakan tugas bersama-sama Berniat dan berusaha mengajak teman kelompok untuk berdiskusi ketika membahas materi COMPASSION 1. SALING MEMBANTU Membantu teman dalam memecahkan masalah Membantu sesama tanpa ragu-ragu 2. SALING MENGHARGAI Mendengarkan pendapat orang lain Menerima pendapat orangt lain Tidak memaksakan pendapatnya b. Angket (kuesioner) Kuesioner respon siswa digunakan untuk melihat sejauh mana respon siswa setelah peneliti melakukan uji coba produk. Angket yang digunakan berupa angket tertutup, yaitu dalam angket tersebut telah disediakan alternatif jawabannya sehingga siswa tinggal memilih

81 64 alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya. Kuesioner ini telah divalidasi oleh 1 dosen dan memperoleh hasil 4,00 termasuk dalam kategori baik. Angket yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 40 pertanyaan yang terdiri dari 20 pertanyaan positif dan 20 pertanyaan negatif dengan opsi jawaban disusun dalam skala SS (Sangat setuju), S (Setuju), TS (Tidak setuju), dan STS (Sangat tidak setuju). Berikut ini merupakan kisi-kisi kuesioner keterlaksanaan uji coba produk. Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Respon Siswa No. Aspek Indikator Nomor pernyataan Positif Negatif 1. Sikap siswa Menunjukkan minat terhadap mata 1, 25 3, 13 terhadap matematika pelajaran matematika Menunjukkan antusiasme terhadap 29, 31 21, 33 mata pelajaran matematika Mengetahui manfaat mempelajari matematika 4, 35 20, Sikap siswa Menunjukkan minat terhadap 2, 9 7, 11 terhadap pembelajaran dengan pendekatan PPR pembelajaran matematika dengan pendekatan PPR Menunjukkan antusiasme terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan PPR 5, 30 14, Keberhasilan pendekatan PPR Mengetahui manfaat mengikuti pembelajaran matematika dengan pendekatan PPR Siswa mampu menguasai materi yang diajarkan Siswa menunjukkan sikap conscience saat pembelajaran Siswa menunjukkan sikap compassion saat pembelajaran 6, 10, 23 8, 24, 26 22, 32 15, 37 16, 12, 18, 17, , 34 27, 39

82 65 c. Pedoman wawancara Pedoman wawancara dengan guru digunakan ketika peneliti ingin mengetahui potensi dan masalah dan mengetahui keterlaksanaan desain produk setelah guru melakukan uji coba produk. Pedoman wawancara potensi dan masalah berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai yang ingin ditanyakan kepada guru untuk melihat potensi dan masalah terkait proses pembelajaran, kesulitan siswa, pendekatan pembelajaran yang digunakan guru, materi dan alat peraga, serta sistem penilaian. Pedoman wawancara uji coba produk berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai keterlaksanaan desain produk yang terdiri dari 20 pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan kurang lebih sama mengenai proses pembelajaran, kesulitan guru, kesulitan siswa, penyampaian materi dan alat peraga serta penilaian proses dan hasil belajar. Pedoman wawancara tersebut telah divalidasi oleh ahli dengan kategori layak digunakan dengan sedikit revisi. Pedoman wawancara analisis kebutuhan telah divalidasi oleh ahli dengan hasil 4,75 termasuk dalam kategori sangat baik (lihat lampiran 7 halaman 166) menurut tabel 3.9 halaman 77. Pedoman wawancara guru setelah uji coba produk telah divalidasi oleh ahli dengan hasil 4,33 termasuk dalam kategori sangat baik (lihat lampiran 7 halaman 166) menurut tabel 3.9 halaman 77. Berikut ini merupakan kisi-kisi lembar wawancara keterlaksanaan desain produk.

83 66 Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan A. Pendekatan/Strategi Pembelajaran 1. Apakah metode yang digunakan oleh guru saat menjelaskan materi Bangun Ruang Sisi Datar? (Kubus, Balok, Prisma dan Limas) 2. Adakah kesulitan yang ditemui ketika menggunakan metode atau strategi pembelajaran tersebut? 3. Bagaimana keefektifan penggunaan metode atau strategi pembelajaran tersebut? 4. Bagaimana respon siswa terhadap metode atau strategi pembelajaran yang diberikan? 5. Apakah pembelajaran sudah sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa? Jika sudah implementasinya seperti apa? Jika belum, apa kendala yang dihadapi? 6. Apakah pembelajaran yang dilaksanakan sudah mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari? B. Materi Pelajaran 7. Apakah ada siswa yang masih kesulitan membedakan Kubus dan Balok? 8. Apakah siswa kesulitan dalam membedakan diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal dalam Kubus dan Balok? Jika iya, kira- kira mengapa hal tersebut bisa terjadi? 9. Apakah ada siswa yang masih kesulitan membedakan Prisma dan Limas? 10. Subbab manakah dari materi Limas yang sulit dipahami siswa? 11. Mengapa siswa kesulitan dalam memahami subbab tersebut? 12. Bagaimana pemahaman siswa mengenai pengertian dan unsur-unsur Limas? 13. Bagaimana pemahaman siswa tentang perbedaan dari Kubus, Balok, Prisma, dan Limas? 14. Apakah guru menggunakan alat peraga (jaring- jaring dan kerangka (kubus, balok, prisma, dan limas)) dalam menjelaskan materi Bangun Ruang Sisi Datar? 15. Apakah guru mengajak siswa untuk membuat jaring- jaring (kubus, balok, prisma dan limas)? 16. Apakah ada kesulitan dalam pembuatan jaring- jaring (kubus, balok, prisma dan limas)? Jika ada, biasanya dibagian apa? 17. Adakah kesulitan siswa mengenai konsep dari luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas? 18. Apakah siswa mampu menggunakan rumus luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas dengan tepat saat mengerjakan soal? C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 19. Apakah guru sudah menggunakan media pembelajaran/sumber belajar saat mengajar? Jika sudah, apa contohnya? JIka belum, mengapa? 20. Apakah media pembelajaran/sumber belajar yang digunakan sudah efektif? 21. Apakah media pembelajaran/sumber belajar yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa? 22. Apakah penggunaan media pembelajaran/sumber belajar melibatkan siswa? 23. Apakah penggunaan media pembalajaran/sumber belajar mampu menumbuhkan

84 67 keceriaan dan antusiasme siswa saat pembelajaran berlangsung? 24. Kapan penggunaan media pembelajaran/sumber belajar tersebut digunakan, pada saat awal subbab (kubus, balok, prisma dan limas) ketika guru menjelaskan sifatsifatnya atau setiap pertemuan menggunakan meskipun masih dalam subbab yang sama? D. Penilaian Proses dan Hasil Belajar 25. Bagaimana sistem penilaian yang dilakukan oleh guru? 26. Apakah guru sudah melakukan penilaian authentic? 27. Apakah guru pernah melakukan penilaian awal? 28. Apakah guru memantau kemajuan belajar siswa? 29. Sudahkan guru memberikan tugas sesuai dengan kompetensi? Jika sudah, apa contohnya? 30. Apakah penilaian akhir sesuai dengan kompetensi? 31. Apakah penilaian bersifat transparan dan reflektif? Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Setelah Uji Coba Produk No Aspek yang diamati A. Pendekatan/Strategi Pembelajaran 1. Adakah kesulitan yang Bapak/Ibu temui ketika menggunakan pendekatan PPR? 2. Bagaimana respon siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan PPR? 3. Apakah proses pembelajaran menggunakan pendekatan PPR sudah dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari? 4. Bagaimana Bapak/Ibu menyampaikan konteks untuk mengawali materi yang akan diajarkan? B. Materi Pelajaran 5. Apakah materi yang diajarkan kepada siswa sudah sesuai dengan pendekatan PPR? 6. Apakah siswa dapat menerima penyampaian bahan yang diajarkan Bapak/Ibu? 7. Apakah siswa mampu mencapai tujuan dalam PPR? 8. Adakah kendala yang dialami oleh siswa saat proses pembelajaran? C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 9. Apakah alat peraga yang digunakan sudah efektif? 10. Apakah sumber belajar yang digunakan sudah efektif? 11. Apakah alat peraga yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa? 12. Apakah sumber belajar yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa? 13. Apakah penggunaan alat peraga mampu menumbuhkan keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung? 14. Apakah penggunaan sumber belajar mampu menumbuhkan keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung? D. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

85 Apakah guru mengalami kesulitan dalam melaksanakan penilaian conscience dan compassion (seperti ketelitian, percaya diri, bertanggung jawab, dan bekerjasama)? 16. Apakah guru mengalami kesulitan dalam melaksanakan penilaian hasil belajar (competence)? 17. Apakah siswa mengalami kesulitan saat tes hasil belajar (competence)? E. Refleksi dan Aksi 18. Apakah siswa dapat merefleksikan kegiatan pembelajaran? 19. Apakah Bapak/Ibu memberikan arahan untuk melakukan aksi setelah pembelajaran berakhir? 20. Apakah siswa memanfaatkan aksi yang sudah dibuat dalam kehidupan sehari-hari? d. Alat perekam suara dan gambar Alat perekam gambar dan suara ini berupa kamera untuk mengambil video dan merekam suara selama uji coba produk. Data-data ini nanti akan ditranskripkan sebagai data hasil pembelajaran uji coba produk yang dihasilkan. e. Penilaian Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memeproleh dan menganalisis tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi dalam mengambil keputusan. Penilaian dikembangkan menjadi 3 instrumen yaitu penilaian competence, conscience dan compassion. Penilaian tersebut serupa dengan penilaian kognitif, psikomotorik dan afektif. Competence mengandung unsur kognitif dan psikomotorik. Conscience dan compassion mengandung unsur afektif.

86 69 1) Penilaian Competence Penilaian Competence menggunakan butir soal atau instrument soal unuk mengukur hasil belajar siswa (competence) berupa soal uraian. Tes hasil belajar bertujuan untuk memperoleh data tentang penguasaan materi yang diberikan setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan perangkat berbasis PPR yang mengakomodasi teori Van Hiele mengenai materi balok. Berikut adalah kisi-kisi dari tes geometri balok yang diberikan. Tabel 3.6 Kisi-kisi Tes Geometri Balok KD Indikator Soal No Soal Mengidentifikasi sifat balok Mengidentifikasi bagian dan sifat balok Bangun balok: a. Diagonal sisi b. Diagonal ruang 1.a 1.b Membuat jaringjaring dan melukis balok Luas permukaan dan volume balok Menentukan dan melukis jaringjaring balok Menentukan luas permukaan balok Menentukan volume balok c. Bidang diagonal 1.c Jaring-jaring balok 2 Penerapan luas permukaan balok dalam kehidupan sehari-hari Penerapan volume balok dalam kehidupan sehari-hari 3 4 f. Lembar validasi Lembar validasi yang digunakan yaitu lembar validasi perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, bahan ajar, LKS dan penilaian. Lembar validasi digunakan untuk mengetahui kevalidan perangkat

87 70 pembelajaran (produk awal yang telah didesain). Instrumen penelitian ini sudah divalidasi oleh 1 dosen dan 1 guru matematika. Lembar validasi berisi komponen penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan produk yang dibuat. Pengisian lembar penilaian perangkat pembelajaran dalam bentuk checklist yang disertai saran serta kesimpulan penilaian secara umum. Skala penilaian ini menggunakan skor 1-5 dengan kriteria 5 = Sangat Baik, 4 = Baik, 3 = Cukup Baik, 2 = Kurang Baik, 1 = Sangat Kurang Baik. Jika perangkat pembelajaran telah dikatakan valid dan telah direvisi, maka peneliti siap untuk mengujicobakannya di kelas. Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket Validasi Produk NO KOMPONEN PENILAIAN SILABUS 1 Kelengkapan unsur-unsur silabus 2 Kesesuaian antara SK, KD dan Indikator 3 Kualitas perumusan kegiatan pembelajaran 4 Kualitas perilaku yang dituntun dalam indikator mencerminkan keutuhan perkembangan pribadi siswa 5 Tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan 6 Ketepatan dalam memilih media 7 Kesesuaian teknik penilaian yang digunakan dengan indicator 8 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku NO KOMPONEN PENILAIAN RPP A Komponen RPP Ketercukupan komponen-komponen RPP sebagai penunjang ketercapaian kompetensi. B Identitas RPP Kelengkapan identitas RPP Kecukupan waktu yang dialokasikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. C Rumusan tujuan/ indikator Kesesuaian rumusan tujuan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar

88 71 D E F G H I Ketepatan penyusunan kata kerja operasional yang dapat diukur Keterwakilan standar kompetensi dan kompetensi dasar Ketercakupan syarat minimum tiga indikator tiap kompetensi dasar Ketercakupan pengetahuan, sikap, dan keterampilan Pemilihan materi Keluasan (memuat fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan skil) yang sesuai dengan tujuan pembelajaran Keakuratan atau kebenaran fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan skill Keseuaian materi dengan perkembangan kognitif siswa Keruntutan dan kesistematikaan susunan materi Kedalaman materi (minimal mencapai indikator) Kebermanfaatan materi dalam menambah wawasan pengetahuan siswa Metode pembelajaran Kesuaian metode dan strategi yang digunakan dengan indikator siswa Kesesuaian metode dan strategi dengan nilai kemanusiaan yang akan dikembangkan. Kegiatan pembelajaran Terjadinya interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, dan siswa dengan lingkungan sekitar Penyiapan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. Pengaitan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Penjelasan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Kegiatan konteks tampak dalam pembelajaran Kegiatan pengalaman tampak pada pembelajaran Kegiatan refleksi tampak pada pembelajaran Kegiatan aksi ditumbuhkan pada pembelajaran Kegiatan evaluasi diterapkan pada pembelajaran Penutup Penyimpulan materi dalam setiap tatap muka Penyampaian rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Pemilihan sumber belajar Kesesuaiain sumber belajar dengan materi pembelajaran Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan pembelajaran Keefektifan penggunaan sumber belajar Kecocokan sumber belajar dengan tingkat perkembangan fisik dan intelektual siswa Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan fisik dan sosial siswa Penilaian hasil belajar Ketepatan pemilihan teknik penilaian dengan indikator Kesesuaian butir instrumen dengan indikator Keterwakilan setiap indikator Keberadaan dan kejelasan petunjuk pengerjaan soal

89 72 Keberadaan instrumen penilaian, kunci jawaban, dan rubrik penilaian Kesesuaian penilaian dengan alokasi waktu yang tersedia J Kebahasaan Ketepatan bahasa yang digunakan dalam kaidah bahasa Indonesia Bahasa yang digunakan komunikatif Kejelasan bahasa yang digunakan sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda NO KOMPONEN PENILAIAN BAHAN AJAR 1 Materi sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 2 Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur 3 Susunan materi pelajaran sistematis, logis, dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. 4 Penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan sederhana 5 Menuliskan sumber bahan ajar NO KOMPONEN PENILAIAN LKS I FORMAT Kejelasan pembagian materi Rumusan petunjuk LKS sederhana sehingga mudah dipahami siswa Tampilan LKS yang menarik Kesesuaian jenis dan ukuran huruf Pengaturan ilustrasi / gambar II BAHASA Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan kaidah Bahasa Indonesia Kesederhanaan struktur kalimat Kalimat soal tidak mengandung arti ganda Kejelasan petunjuk dan arahan. Sifat komunikatif bahasa yang digunakan III ISI. Kesesuaian dengan indikator pencapaian hasil belajar. Kebenaran isi/ materi. Kesesuaian dengan pendekatan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dengan mengakomodasikan teori Van Hiele F. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif apabila data yang diperoleh berbentuk gambar atau wawancara. Data kualitatif kemudian dipilah-pilah menjadi sesuatu yang dapat dikelola, mensintesiskan data, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

90 73 yang penting dan apa yang dipelajari dan menemukan informasi apa yang diperoleh. Analisis dilakukan terhadap data yang diperoleh dari kuesioner, tes, observasi dan wawancara yang telah diperoleh. Analisis kuantitatif yaitu apabila data yang dikumpulkan berupa angka yang dihitung menggunakan analisis statistik untuk memperoleh skor atau rata-rata dari aspek yang diteliti. Teknik analisis data yang dilakukan untuk mengatahui kualitas produk pengembangan perangkat pembelajaran. Analisis data dilaukan dengan dua cara yaitu: 1. Analisis data kualitatif Data penelitian kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Hasil wawancara tersebut dideskripsikan secara kualitatif berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat. Sedangkan hasil observasi dideskripsikan sesuai indikator-indikator pengamatan. a. Hasil wawancara Hasil wawancara dianalisis dengan cara kualitatif yaitu mendeskripsikan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru dan siswa kemudian menjadi kesimpulan secara umum. b. Observasi Hasil observasi dianalisis dengan cara kualitatif yaitu mendeskripsikan hasil observasi yang dilakukan dengan guru dan siswa kemudian menjadi kesimpulan secara umum.

91 74 2. Analisis data kuantitatf Data penelitian kuantitatif diperoleh dari hasil observasi, hasil validasi oleh ahli, hasil angket respon siswa dan penilaian. Data penelitian tersebut diuraikan masing-masing menurut hasil yang diperoleh. a. Hasil observasi Hasil observasi dianalisis dengan cara kuantitatif yaitu diperoleh berdasarkan skala yang sudah terdapat pada instrument penilaian. Penilaian lembar observasi keterlaksanaan desain produk memuat 43 pertanyaan dengan skala penilaian 1-5. Nilai maksimal yang dicapai adalah 215. Penelitian hasil observasi bermanfaat untuk mengetahui kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Skala penilaian lembar observasi keterlaksanaan desain produk menggunakan skala dengan kriteria 5 = Sangat Baik, 4 = Baik, 3 = Cukup Baik, 2 = Kurang Baik, 1 = Sangat Kurang Baik. b. Hasil validasi oleh ahli Hasil validasi oleh ahli dianalisis dengan cara kuntitaif yaitu diperoleh berdasarkan skala yang sudah terdapat pada instrument penilaian. Validasi dilakukan oleh 1 dosen ahli dan 1 guru matematika. Validasi tersebut mencakup perangkat pembelajaran (silabus, RPP, LKS, bahan ajar dan penilaian) dan instrumen (observasi, kuesioner dan wawancara). Pada tahap ini, data skor penilaian validasi telah ditabulasi

92 75 kemudian dihitung rata-ratanya untuk setiap aspek. Rata-rata tiap aspek penilaian kevalidan tersebut dihitung menggunakan rumus sebagai berikut. Keterangan: x = n i=1 x i n x = rata-rata tiap aspek penilaian kevalidan produk n i=1 x i = jumlah skor tiap aspek penilaian kevalidan produk n = jumlah butir penilaian tiap aspek penilaian kevalidan produk Selanjutnya rata-rata skor tiap aspek yang telah didapat dinyatakan dalam nilai kualitatif. Cara yang digunakan untuk menyatakan rata-rata skor tiap aspek dalam nilai kualitatif adalah dengan membandingkan dengan kriteria penilaian kualitas tertentu. Kriteria penilaian kualitas yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam menurut Widoyoko (2009: 234). Penilaian kualitas perangkat pembelajaran dikatakan praktis jika minimal kualifikasi tingkat kepraktisan yang diperoleh adalah baik Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Kualitas Interval Rata-rata Skor x > x i + 1,8 sb i x i + 0,6 sb i < x x i + 1,8 sb i x i 0,6 sb i < x x + 0,6 sb i x i 1,8 sb i < x x i 0,6 sb i x X i 1,8 sb i Klasifikasi Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

93 76 Keterangan: x i = rata-rata ideal = 1 2 (skor maksimum ideal + skor minimum ideal) sb i = simpangan baku ideal = 1 6 (skor maksimum ideal - skor minimum ideal) x = skor empiris Penelitian ini menggunakan skor maksimal ideal 5 dan skor minimal ideal 1. Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh pedoman dalam menyatakan rata-rata skor tiap aspek menjadi data kualitatif dengan menerapkan konversi sebagai berikut. Diketahui: Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1 Rerata ideal : 1 (5 + 1) = 3 2 Simpangan baku ideal : 1 (5-1) = 0,67 6 Ditanyakan: Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik Penyelesaian: Kategori sangat baik : x > X i + 1,8 sb i : x > 3 + (1,8 0,67)

94 77 : x > 3 + 1,21 : x > 4,21 Kategori baik : x + 0,6 sb i < x x i + 1,8 sb i : 3 + 0,6 0,67 < x 3 + (1,8 0,67) : 3 + 0,4 < x 3 + 1,21 : 3,4 < x 4,21 Kategori cukup baik : x i 0,6 sb i < x x i + 0,6 sb i : 3 (0,6 0,67) < x 3 + (0,6 0,67) : 3 0,4 < x 3 + 0,4 : 2,6 < x 3,4 Kategori kurang baik : x i 1,8 sb i < x x i 0,6 sb i : 3 (1,8 0,67) < x 3 (0,6 0,67) : 3 1,21 < x 3 0,4 : 1,79 < x 2,6 Kategori sangat kurang : x x i 1,8 sb i : x 3 (1,8 0,67) : x 3 1,21 : x 1,79 Tabel 3.9 Kriteria Skor Skala Lima Interval Rata-rata Skor x > 4,2 Klasifikasi Sangat Baik 3,4 < x 4,2 Baik 2,6 < x 3,4 Cukup 1,8 < x 2,6 Kurang x 1,8 Sangat Kurang

95 78 Setelah mengetahui tabel pedoman perubahan rata-rata skor, maka peneliti melakukan penghitungan rata-rata skor total penilaian produk. Langkah yang terakhir yaitu membandingkan rata-rata skor total dengan kriteria penilaian kualitas lembar validasi produk. Produk dikatakan valid jika memenuhi klasifikasi minimum baik. c. Hasil angket respon siswa Hasil angket respon siswa dinilai berdasarkan respon siswa terhadap perangkat yang dikembangkan pada desain produk yang telah diujikan saat uji coba produk. Tabel 3.10 Tabel Pedoman Penskoran Angket Respon Siswa Pilihan jawaban Pernyataan Positif Negatif Sangat Setuju 4 1 Setuju 3 2 Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4 Setelah melakukan penskoran langkah selanjutnya adalah menghitung skor yang diperoleh masing-masing siswa berdasarkan bobot jawaban pada setiap pernyataan. Untuk menghitung skor total jawaban semua siswa pada setiap item pernyataan yaitu dengan mengalikan banyaknya siswa dengan skor pada setiap jawaban item pernyataan.

96 79 1) Skor total item pernyataan positif adalah jumlah dari: (jumlah siswa menjawab SS x 4) + (jumlah siswa menjawab S x 3) + (jumlah siswa menjawab TS x 2) + (jumlah siswa menjawab STS x 1). 2) Skor total item pernyataan negatif adalah jumlah dari: (jumlah siswa menjawab SS x 1) + (jumlah siswa menjawab S x 2) + (jumlah siswa menjawab TS x 3) + (jumlah siswa menjawab STS x 4) Analisis data respon siswa terhadap pembelajaran matematika dapat dihitung dengan skor total yang diperoleh masing-masing siswa. Hasil respon siswa yang diperoleh, kemudian dibandingkan dengan tabel kriteria respon siswa menurut (Mustafa, 2009 : 149), yaitu: Tabel 3.11 Kriteria Respon Siswa Skor Kriteria Sangat Bagus Bagus Netral Jelek Sangat Jelek Kriteria respon siswa tersebut diperoleh dari perhitungan pendekatan sturges sebagai berikut: Menggunakan skot total (TX) Skor maksimum = 4 x 40 = 160 Skor minimum = 1 x 40 = 40

97 80 Range (jarak) = = 120 Banyak kategori = 5 Panjang kelas setiap kategori adalah range kategori = = 24 d. Hasil penilaian Presentase penilaian hasil belajar siswa untuk menentukan kualifikasi interpretasi data digunakan pedoman sebagai berikut: presentase ketuntasan (n) = jumlah siswa yang tuntas x 100% jumlah seluruh siswa Berikut ini adalah pedoman yang digunakan untuk menentukan interprestasi data ketuntasan belajar menurut Widoyoko (2009: 242): Tabel 3.12 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Presentase Ketuntasan Klasifikasi Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang 20-0 Sangat Kurang

98 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas secara lengkap tentang hasil penelitian yang mecakup tentang penjelasan proses pengembangan, dan diskripsi kualitas perangkat pembelajaran serta untuk menjawab tiga pertanyaan tentang 1) pengembangan perangkat pembelajaran materi bangun ruang sisi datar (balok) dengan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang mengakomodasi teori Van Hiele, 2) kualitas dari perangkat pembelajaran materi bangun ruang sisi datar (balok) dengan PPR yang mengakomodasi teori Van Hiele, 3) respon guru dan siswa terhadap pembelajaran materi bangun ruang sisi datar (balok) dengan PPR yang mengakomodasi teori Van Hiele. A. Hasil Penelitian Hasil penelitian pengembangan ini dilakukan peneliti dengan prosedur pengembangan Sugiyono, yang telah dimodifikasi sehingga penelitian ini hanya sampai revisi produk setelah uji coba produk pada sampel terbatas. Prosedur pengembangan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Potensi dan Masalah Penelitian pengembangan terlebih dahulu dilakukan dengan analisis kebutuhan di kelas VIII E di SMP N 1 Yogyakarta. Analisis kebutuhan ini menggunakan metode observasi dan wawancara. Instrumen dalam penelitian 81

99 82 ini menggunakan lembar observasi dan pedoman wawancara. Observasi dilakukan di kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta untuk mencari menemukan informasi mengenai potensi dan masalah yang muncul dalam pembelajaran, sedangkan wawancara dilakukan dengan guru untuk memperjelas hasil observasi. Berdasarkan data observasi dan wawancara yang diperoleh, peneliti dapat melakukan upaya untuk mengatasi permasalahan serta memanfaatkan potensi siswa. Observasi dilakukan saat kegiatan pembelajaran matematika berlangsung pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 kelas VIII E di SMP N 1 Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat bahwa siswa memiliki rasa keingintahuan yang tinggi serta aktif dalam pembelajaran. Hal ini terlihat ketika siswa memahami penjelasan terlebih dahulu dan jika belum paham siswa tidak malu bertanya kepada guru. Namun disamping itu peneliti juga menemukan masalah yaitu siswa kurang mampu merefleksikan dan mengevaluasi proses pembelajaran sehingga materi yang diperoleh tidak dikembangkan dan aspek afektif siswa kurang dikembangkan pada proses pembelajaran. Selain itu, guru terkadang merasa kesulitan dalam mengkondisikan kelas karena kebanyakan siswa cenderung aktif dan banyak bertanya meskipun hal yang ditanyakan tidak berkaitan dengan materi yang diajarkan. Pembelajaran ini menggunakan kurikulum 2006 tetapi proses pembelajarannya sudah mulai menggunakan pendekatan saintifik. Dengan

100 83 demikian, terlihat jika pendekatan saintifik belum dilakukan dengan baik dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Wawancara dilakukan dengan guru matematika kelas VIII E di SMP N 1 Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara tersebut guru menggunakan pendekatan saintifik namun belum sepenuhnya terlaksana karena kegiatan diskusi dan presentasi belum maksimal. Di kelas VIII E SMP N 1 Yogyakarta ada beberapa siswa yang masih kurang dalam memahami materi sehingga harus diberi perhatian khusus untuk memahami materi dan untuk melanjutkan ke pembahasan selanjutnya. Proses pembelajaraan yang dialami siswa sudah sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa namun dalam mewujudkan hal tersebut guru mengalami kesulitan dalam membuat LKS yang berbeda-beda sesuai tingkat perkembangan siswa. Selanjutnya guru juga sudah mengaitkan proses pembelajaran dengan kehidupan di sekitar siswa, sehingga siswa sudah terbiasa untuk mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Materi yang dinilai sulit diajarkan bagi guru adalah materi bangun ruang sisi datar. Siswa masih kesulitan dalam mengaitkan hubungan antara bangun ruang sisi datar. Guru juga menyampaikan bahwa alat peraga yang digunakan guru masih terbatas, sehingga alat peraga hanya digunakan oleh guru dan beberapa siswa yang ingin mencoba saja sedangkan siswa lain hanya memperhatikan. Guru mengatasi kendala keterbatasan alat peraga yang

101 84 dialami oleh siswa dengan cara siswa ditugaskan untuk membuat alat peraga seperti jaring-jaring bangun ruang. Hal tersebut direspon oleh siswa meskipun jaring-jaring yang dibuat masih seadanya. 2. Pengumpulan data Pengumpulan data diperoleh dari potensi dan masalah yang peneliti temukan. Data diperoleh dari hasil wawancara guru, observasi aktivitas guru di kelas, aktivitas siswa di kelas. Wawancara dilakukan terhadap guru kelas untuk melihat pembelajaran yang telah dilaksanakan dari sudut pandang guru. Observasi dilakukan di kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta untuk menemukan dan memperjelas masalah yang muncul dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penelti dapat menemukan beberapa potensi siswa dan guru untuk mengembangkan proses pembelajaran yang dilakukan. Potensi tersebut diantaranya mayoritas siswa tergolong siswa yang aktif, mau bertanya dan kritis ketika menanggapi sesuatu. Hal ini nampak saat banyak siswa yang sering menjawab pertanyaan guru, siswa berani bertanya mengenai materi yang belum paham, siswa berani menyampaikan kritikan jika terdapat sesuatu yang kurang tepat. Siswa terbiasa mengaitkan materi dengan kehidupan di sekitarnya sehingga hal ini akan memudahkan proses pembelajaran. Namun ada beberapa siswa yang masih kurang mampu dalam

102 85 memahami materi sehingga harus diberi perhatian khusus untuk memahami materi dan untuk melanjutkan ke pembahasan selanjutnya. Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam memahami materi bangun ruang sisi datar. Siswa tidak memiliki kendala yang berarti dalam sifat-sifat bangun ruang sisi datar, hanya saja siswa masih merasa kesulitan dalam melukis bangun ruang sisi datar, membedakan dalam menghitung luas permukaan maupun volume bangun ruang sisi datar dan memahami keterikatan antara bangun ruang sisi datar. Guru juga menyampaikan bahwa alat peraga yang digunakan guru masih terbatas, sehingga tidak semua siswa dapat memanfaatkan alat peraga yang tersedia. Untuk mengatasi kendala tersebut guru memberi tugas siswa untuk membuat alat peraga seperti jaring-jaring bangun ruang. Guru sudah menggunakan penilaian kognitif, afektif dan psikomototrik hanya saja guru masih kurang dalam menilai afektif dan psikomotorik karena guru masih merasa kebingungan dalam membuat rubrik dan skala penilaiannya. Siswa masih kurang dilatih untuk merefleksikan dan mengevaluasi proses pembelajaran sehingga materi yang diperoleh tidak dikembangkan dan aspek afektif siswa kurang dikembangkan pada proses pembelajaran. Saat peneliti mengadakan wawancara awal dengan guru, peneliti menanyakan mengenai pengetahuan Paradigma Pedagogi Reflektif dan teori

103 86 Van Hiele yang digunakan ketika proses pembelajaran. Namun guru masih merasa asing dengan PPR maupun teori Van Hiele. Selanjutnya peneliti menjelaskan rangkuman PPR dan teori Van Hiele agar menambah wawasan guru dan guru dapat mempersiapkan diri saat mengajar di dalam kelas. 3. Desain Produk Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, maka peneliti merancang pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dengan mengakomodasi teori Van Hiele pada materi bangun ruang sisi datar topik balok. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan guru dan siswa yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Adapun desain produk perangkat pembelajaran matematka yang dibuat peneliti berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan penilaian. Berikut ini merupakan paparan dari perangkat pembelajaran tersebut. a Silabus Silabus yang dikembangkan oleh peneliti berpedoman pada silabus yang ada di sekolah dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan fase Van Hiele untuk materi balok. Silabus ini terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, karakter, indikator, penilaian yang berupa teknik, bentuk

104 87 dan instrumen, alokasi waktu, sumber belajar. Untuk lebih jelasnya peneliti melampirkan silabus pada lampiran 11 (halaman 244). Indikator dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan melihat dari standar kompetensi dan kompetensi dasar serta mempertimbangkan nilainilai kemanusiaan yang dikembangkan siswa (competence, conscience dan compassion). Indikator tersebut untuk mengukur atau mengobservasi perilaku siswa untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran pada silabus ini menggunakan tata cara pelaksanaan PPR (konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi) yang mengakomodasi fase pembelajaran Van Hiele. Guru membimbing siswa untuk mengembangkan karakter-karakter conscience (percaya diri, tanggung jawab, ketelitian dan kerja sama) dan compassion (saling membantu dan saling menghargai) pada diri siswa. Penilaian pencapaian kompetensi dasar siswa dilakukan berdasarkan indikator. Setiap indikator yang dikembangkan menjadi 3 aspek penilaian yaitu competence mengandung unsur kognitif dan psikomotorik dan conscience serta compassion mengandung unsur afektif. Peneliti menggunakan beberapa buku sebagai sumber belajar yang digunakan untuk menyusun silabus dan kegiatan pembelajaran seperti buku Matematika untuk SMP Kelas VIII dari Wilson dan Sukino, Matematika untuk SMP/ MTS Kelas VIII Semester 2 dari M.Cholik dan

105 88 Sugijono, dan Perangkat Pembelajaran Matematika Bangun Ruang SMP dari Rahmatya Nurmeidina. Alat dan bahan yang dipersiapkan untuk menunjang proses pembelajaran antara lain slide proyektor/lcd, laptop, LKS, balok, kerangka balok, jaring-jaring balok, kubus satuan dan kotak transparan yang berbentuk balok. b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP disusun untuk setiap pertemuan yang terdiri dari dua rencana pembelajaran, masing-masing dirancang selama 80 menit. Kegiatan pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran yang mengacu dari indikator untuk mencapai hasil belajar. Pola pembelajaran ini menggunakan PPR yaitu pembelajaran yang mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan yang disesuaikan dengan konteks siswa, yang dikembangkan melalui dinamika pengalaman, refleksi dan aksi kemudian diakhiri dengan evaluasi. Peneliti merancang RPP dengan berpedoman pada silabus yang telah dibuat. RPP yang dikembangkan memiliki komponen yang terdiri dari: identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, nilai kemanusiaan, pendekatan dan metode pembelajaran, alokasi waktu, skenario pembelajaran, alat dan media pembelajaran, sumber pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.

106 89 Untuk lebih jelasnya peneliti melampirkan RPP pada lampiran 12 (halaman 250). Identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator sesuai dengan silabus yang telah dibuat oleh peneliti. Untuk tujuan pembelajaran dikembangkan berdasarkan indikator dengan melihat dari standar kompetensi dan kompetensi dasar serta mempertimbangkan nilainilai kemanusiaan yang dikembangkan siswa (competence, conscience dan compassion). Penelitian ini tidak menggunakan pendekatan, model ataupun metode pembelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dan mengakomodasi teori Van Hiele dengan diskusi kelompok dan tanya jawab berbantu alat peraga untuk menumbuhkembangkan pribadi siswa. Perbedaan RPP yang dikembangkan peneliti dengan RPP lainnya adalah pada langkah-langkah pembelajarannya. Langkah-langkah pembelajaran pada RPP ini menerapkan PPR menggunakan dengan fase pembelajaran Van Hiele pada kegiatan inti. Penelitian ini menggunakan 5 komponen dari PPR yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi yang akan dikemas dalam 3 tahap, yakni pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Berikut ini merupakan tahap-tahap kegiatan pembelajaran:

107 90 1) Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan guru menunjukkan perwujudan dari PPR yang berupa konteks yang dikemas dalam apersepsi dan motivasi. Kegiatan pendahuluan ini bertujuan untuk mengingatkan siswa pada materi yang sudah dipelajari sebelumnya lalu mengajak siswa untuk melihat contoh atau aplikasi balok dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk memancing rasa ingin tahu siswa mengenai balok dan kaitannya dengan bangun ruang sisi datar yang lain. Selain itu, juga untuk memotivasi siswa agar tertarik mengikuti proses pembelajaran karena aplikasi balok banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Pada kegiatan pendahuluan, guru juga menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian dari kegiatan pembelajaran, rencana kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan didampingi oleh guru serta nilai-nilai afektif yang dicapai dari proses pembelajaran ini. 2) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti guru menunjukkan perwujudan atau implementasi dari PPR yang berupa pengalaman yang mengakomodasi fase Van Hiele berbantu alat peraga dengan tujuan agar siswa dapat memahami konsep balok. Kegiatan ini diantaranya guru menunjukkan benda berbentuk balok yang dapat digunakan dalam

108 91 kehidupan sehari-hari. Selanjutnya siswa diminta untuk memberikan pendapatnya atau dapat menyebutkan contoh aplikasi balok yang lain dalam kehidupan sehari-hari, hal ini diharapkan dapat menarik rasa ingin tahu siswa. LKS diharapkan membantu siswa untuk memahami konsep dengan baik dan tidak hanya sekedar dihafalkan. LKS dikerjakan secara kelompok agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik dalam kelompok. Hal ini dapat ditunjukkan dengan saling membantu satu dengan yang lain. Di akhir proses diskusi, siswa diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya sedangkan siswa yang lain diperbolehkan untuk menanggapi. Guru memfasilitasi siswa untuk membahas hasil diskusi, mengoreksi jika ada kesalahan dalam pengerjaan. 3) Penutup Pada kegiatan penutup guru menunjukkan perwujudan atau implementasi dari paradigma pedagogi reflektif yang berupa refleksi, aksi dan evaluasi. Kegiatan ini meliputi guru mengajak siswa untuk merefleksikan proses pembelajaran yang sudah dilakukan dengan menemukan nilai kemanusiaan yang didapatkan dalam pengalaman. Sebagai aksi, siswa juga diajak untuk membuat, merancang, dan menghasilkan benda yang berbentuk balok yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai evaluasi guru

109 92 dapat memberikan tugas pada siswa mengenai materi balok agar siswa mengaplikasikan pengetahuan dan rumus untuk mengerjakan berbagai soal yang terkait dalam masalah balok. Untuk menunjang proses pembelajaran, peneliti menggunakan beberapa buku sebagai sumber belajar, alat dan bahan ajar yang sudah dijelaskan dalam silabus. Sistem penilaian dikembangkan menjadi 3 instrumen penilaian competence, conscience dan compassion. Mengenai prosedur penilaian dijelaskan lebih lanjut pada tahap penilaian. c Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS dikembangkan dengan berdasarkan teori Van Hiele sebagai acuan kegiatan-kegiatan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan PPR. LKS digunakan untuk menunjang proses pembelajaran sehingga pada setiap pertemuan menggunakan LKS dengan kegiatan yang berbeda-beda berdasarkan indikator yang dikerjakan secara kelompok. Struktur LKS terdiri dari: judul, identitas siswa (nama anggota kelompok, kelas, dan presensi); waktu; alat peraga yang digunakan; tujuan kegiatan; petunjuk umum pengerjaan; langkah kegiatan; dan kesimpulan. Petunjuk umum pengerjaan dan langkah kegiatan disusun dengan bahasa yang tidak ambigu sehingga siswa dapat memahami instruksinya. Untuk lebih jelasnya peneliti melampirkan LKS 1 dan 2 pada lampiran 14 (halaman 270).

110 93 Lembar kerja siswa pada pertemuan pertama menjelaskan tentang sifat-sifat, unsur-unsur dan jaring-jaring balok. Pada tahap konteks, siswa membahas bagian-bagian dan sifat-sifat balok serta diajak untuk menggali nilai kemanusiaan yang nampak pada keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari. Pada tahap pengalaman mengakomodasi fase Van Hiele, pada tahap ini siswa masih membahas bagian-bagian dan sifat-sifat balok. Fase informasi terlihat saat siswa menggali informasi untuk mencari sisi, titik sudut dan rusuk. Fase orientasi terarah atau terpadu siswa mengetahui ciri-ciri dan dapat menyebutkan diagonal sisi, diagonal ruang serta bidang diagonal dengan menggunakan kerangka balok. Fase eksplisitasi membahas jaring-jaring balok dimana siswa diminta untuk membongkar balok dengan cara mengiris bagian rusuk balok. Fase orientasi bebas siswa mengambar jaring-jaring yang telah diiris pada kertas berpetak. Fase yang terakhir adalah fase integrasi, siswa meninjau kembali dan meringkas materi yang telah dipelajari. Refleksi dilakukan siswa dengan menuliskan perasaan, nilai kemanusiaan serta manfaat setelah mempelajari materi pada lembar refleksi yang telah diberikan guru. Aksi dapat berupa niat atau rencana yang dilakukan siswa setelah mempelajari materi, setelah itu siswa membuat benda berbentuk balok yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Tahap

111 94 evaluasi berisikan rangkuman materi yang siswa tulis berdasarkan pemahaman siswa. LKS pada pertemuan kedua menjelaskan tentang luas permukaan dan volume balok. Kegiatan pembelajaran memuat tata cara pelaksanaan PPR yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Tahap konteks nampak ketika siswa mengaitkan banyak kertas kado minimal yang dibutuhkan untuk membungkus sebuah kado dengan luas permukaan balok. Tahap ini siswa juga diajak untuk menggali nilai kemanusiaan yang nampak pada keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari. Fase informasi pada Van Hiele yang terlihat dalam siswa menggali informasi dengan melihat jaring-jaring balok untuk menemukan luas permukaan balok. Selanjutnya pada tahap pengalaman siswa masih membahas luas permukaan balok. Pada fase orientasi terarah atau terpadu siswa menemukan rumus luas permukaan balok dengan menggunakan jaring-jaring balok. Fase eksplisitasi pada LKS membahas volume balok dengan mencermati alat peraga kubus satuan yang dimasukkan kedalam kotak transparan hingga penuh lalu menemukan rumus volume balok. Fase orientasi bebas, siswa mengerjakan latihan soal dengan materi luas permukaan dan volume balok. Pada fase integrasi, siswa meninjau kembali materi yang telah dipelajari serta membahas latihan soal yang telah dikerjakan. Refleksi dilakukan siswa

112 95 dengan menuliskan perasaan, nilai kemanusiaan serta manfaat setelah mempelajari materi pada lembar refleksi yang telah diberikan guru. Aksi dapat berupa niat atau rencana yang dilakukan siswa setelah mempelajari materi, setelah itu siswa membuat benda berbentuk balok yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Tahap evaluasi berisikan rangkuman materi yang siswa tulis berdasarkan pemahaman siswa. d Bahan Ajar dan Media pembelajaran Bahan ajar dikembangkan dengan Paradigma Pedagogi Reflektif dengan mengakomodasi teori Van Hiele. Bahan ajar memuat konteks, pengalaman, evaluasi, refleksi dan aksi. Tahap konteks berisi ajakan bagi siswa untuk mengenal bangun balok dengan memberi contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari serta memotivasi siswa tentang kegunaan dan manfaat mempelajari balok dalam kehidupan sehari-hari. Tahap pengalaman berisi kegiatan yang mempelajari materi balok, unsur-unsur, sifat-sifat, jaring-jaring, luas permukaan balok dan volume balok. Tahap refleksi berisi arahan agar siswa melakukan refleksi dan menuliskan hasil refleksi mengenai pembelajaran hari ini dalam kertas dan dikumpulkan. Tahap aksi berisi arahan agar siswa menuliskan aksi yang mencerminkan nilai kemanusiaan berdasarkan pengalaman belajar, membuat jaringjaring balok, serta membuat benda berbentuk balok yang dapat berguna

113 96 untuk kehidupan sehari-hari. Tahap terakhir yaitu evaluasi berisi ajakan bagi siswa untuk merangkum dan menuliskan ringkasan materi yang mereka pelajari sepanjang pertemuan dengan pemahaman masing-masing siswa. Media yang digunakan dalam pembelajaran materi balok adalah power point dan gambar-gambar benda berbentuk balok. Power point digunakan untuk menjelaskan kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, motivasi, apersepsi maupun kaitan dengan kehidupan sehari-hari. Power point membuat siswa lebih mudah untuk berkonsentrasi dan memahami materi sehingga dapat memperlancar proses pembelajaran. Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran materi balok adalah balok, kerangka balok, jaring-jaring balok, kubus satuan dan kotak transparan yang berbentuk balok. Balok digunakan sebagai contoh benda konkret yang dipelajari. Kerangka balok digunakan untuk menemukan unsur-unsur dan sifat-sifat pada balok. Jaring-jaring balok digunakan untuk menemukan rumus luas balok. Kubus satuan dan kotak transparan yang berbentuk balok digunakan untuk menemukan rumus volume balok. Sumber belajar yang dipakai oleh peneliti berasal dari berbagai sumber, baik dari guru, buku maupun internet. Sumber buku yang digunakan oleh peneliti yaitu Matematika untuk SMP Kelas VIII dari

114 97 Wilson dan Sukino, Matematika untuk SMP/ MTS Kelas VIII Semester 2 dari M.Cholik dan Sugijono, Paradigma Pedagogi Reflektif dari Subagya, van Hiele. Sumber belajar dari internet yang digunakan oleh peneliti yaitu Perangkat Pembelajaran Matematika Bangun Ruang SMP dari Rahmatya Nurmeidina. Untuk lebih jelasnya peneliti melampirkan bahan ajar pada lampiran 13 (halaman 261). e Penilaian Penilaian pencapaian kompetensi dasar siswa dirancang berdasarkan penilaian dalam PPR dan indikator. Setiap indikator yang dikembangkan menjadi 3 instrumen penilaian competence, conscience dan compassion. Penilaian tersebut serupa dengan penilaian kognitif, psikomotorik dan afektif. Competence mengandung unsur kognitif dan psikomotorik. Conscience dan compassion mengandung unsur afektif. Untuk lebih jelasnya peneliti melampirkan penilaian competence pada lampiran 15 (halaman 280) serta conscience dan compassion pada lampiran 16 (halaman 285). Penilaian competence dilihat dari tes tertulis berbentuk tes uraian yang diberikan pada siswa. Tes hasil belajar ini dibuat mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai, dijabarkan ke dalam indikator hasil belajar dan disusun berdasarkan kisi-kisi penulisan butir soal. Tes ini digunakan untuk mengetahui tahap berpikir siswa sesuai tahap berpikir

115 98 geometri Van Hiele mengenai materi balok. Soal tes yang dibuat sebanyak 4 butir berupa soal uraian. Keempat soal tersebut telah disesuaikan dengan indikator-indikator dalam silabus. Penilaian conscience dan compassion dilihat dari pengamatan pada sikap dan perilaku siswa di dalam kelas dengan menggunakan rubrik penilaian. Penilaian conscience merupakan aspek yang erat yang menekankan suara hati, terutama untuk memahaman mengenai nilai-nilai teliti, percaya diri, kerjasama dan tanggung jawab. Penilaian Compassion merupakan aspek afektif yang dikembangkan sebagai kemampuan untuk berbela rasa pada sesama dan lingkungan. Aspek ini merupakan aspek dalam PPR yang menekankan sikap saling menolong dan saling menghargai. Kriteria penilaian conscience dan compassion terlampir dalam lampiran 16 (halaman 285). 4. Validasi Desain Desain perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan perlu diujicobakan. Desain tersebut perlu divalidasi oleh ahli terlebih dahulu sebelum diujicobakan. Validasi ini bertujuan untuk mengetahui perangkat pengajaran yang disusun menjadi valid dan layak untuk diimpelmentasikan. Dalam penelitian ini, validasi dilakukan oleh ahli yang sudah berpengalaman yaitu 1 dosen dan 1 guru.

116 99 Tabel 4.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran DOSEN GURU RATA-RATA KRITERIA SILABUS Baik RPP Baik BAHAN AJAR Baik LKS Baik PENILAIAN Competence Baik Baik Conscience Sangat Baik Baik Compassion Sangat Baik Sangat Baik TOTAL 4.14 Baik Hasil validasi menunjukkan skor rata-rata Artinya perangkat yang telah dikembangkan termasuk kategori BAIK sesuai dengan tabel 3.8 hal 75. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran sudah dirancang oleh peneliti layak untuk diujicobakan pada saat penelitian. Untuk lebih jelasnya peneliti melampirkan hasil validasi perangkat pembelajaran terdapat pada lampiran 8 (halaman 183) 5. Revisi Desain Setelah divalidasi oleh para ahli, peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki produk yang diketahui kekuranganya. Kelemahan produk tersebut kemudian diperbaiki oleh peneliti dengan tujuan produk akan lebih bermutu. Produk yang direvisi meliputi empat bagian prototipe perangkat

117 100 pembelajaran yaitu bahan ajar, penilaian, RPP dan LKS. Tujuan revisi desain adalah untuk memperbaiki produk supaya lebih bermutu dan berkualitas. Tabel 4.2 Revisi Disain Perangkat Pembelajaran Perangkat Sebelum Pembelajaran Silabus Belum menyampaikan aspek conscience dan compassion pada kolom karakter. RPP Bahan Ajar LKS Penilaian Competence Karakter: Percaya diri, Tanggung jawab,ketelitian, Kerja sama, Saling membantu dan Saling menghargai Terdapat kalimat yang kurang tepat pada bagian kegiatan pembelajaran. Guru melibatkan siswa-siswa untuk mengetahui dan menyebutkan unsur-unsur balok dengan menggunakan kerangka balok Terdapat beberapa gambar yang belum jelas dan beberapa gambar belum ada keterangan. Terdapat kalimat yang kurang tepat pada bagian konteks dan terdapat gambar yang kurang sesuai dengan pembelajaran. Bagaimana cara mengukur luas permukaan kertas kado yang dibutuhkan? Terdapat soal yang tidak sesuai dengan kenyataan. Sebuah bak kamar mandi berukuran panjang 120 cm, lebar 100 cm, dan tingginya 80 Sesudah Menambahkan keterangan aspek conscience dan compassion pada kolom karakter. Karakter: -Consience (Percaya diri, Tanggung jawab, Ketelitian, dan Kerja sama) -Compassion (Saling membantu, Saling menghargai) Memperbaiki kalimat menjadi lebih efektif dan sesuai dengan komponen yang dimaksud. Siswa menggali informasi untuk mengetahui dan menyebutkan unsur-unsur balok dengan menggunakan kerangka balok Memperbaiki gambar dan menambahkan keterangan pada gambar. Kalimat pada konteks dibuat lebih efektif agar lebih mudah dipahami oleh siswa dan mengganti gambar yang lebih sesuai dengan bahasan dalam LKS. bagaimana cara mengukur luas permukaan minimal kertas kado yang dibutuhkan? Mengganti soal yang lebih sesuai dengan kenyataan. Sebuah bak kamar mandi berukuran panjang 150 cm, lebar 120 cm, dan tingginya

118 101 Penilaian Concsience Penilaian Compassion cm. Bak tersebut diisi air yang debitnya: 12 liter/menit. Berapa waktu yang diperlukan bak hingga berisi air penuh Terdapat skala penilaian yang kurang jelas Kurang baik jika setengahsetengah dan belum konsisten dalam mengerjakan tugas yang diberikan secara bersama-sama Terdapat skala penilaian yang kurang jelas Sangat baik jika sudah menunjukkan mau mendengarkan pendapat teman dan tidak memaksakan pendapatnya 90 cm. Bak tersebut diisi air yang debitnya: 12 liter/menit. Berapa waktu yang diperlukan bak hingga berisi air penuh Memperbaiki dan memperjelas skala penilaian Kurang baik jika ada usaha untuk mengerjakan tugas kelompok secara bersamasama namun masih diingatkan oleh guru ataupun teman lain Memperbaiki dan memperjelas skala penilaian Sangat baik jika sudah menunjukkan adanya usaha untuk membantu teman dalam memecahkan masalah dengan konsisten 6. Ujicoba produk Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh ahli kemudian direvisi sesuai dengan masukan dan kritik yang diberikan oleh para ahli/vaidator. Setelah peneliti melakukan revisi, selanjutnya perangkat pembelajaran diujicobakan di kelas VIII E SMP N 1 Yogyakarta. Uji coba produk dilakukan untuk meyakinkan bahwa produk yang dibuat telah layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti melakukan uji coba produk di kelas VIII E di SMP Negeri 1 Yogyakarta. Tujuan dari uji produk untuk meyakinkan bahwa produk yang telah dibuat layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Uji coba terbatas dilakukan sebanyak 5 kali yakni 2 kali pembelajaran, 1 kali ulangan harian balok dan 2 kali ulangan remedial. Pembelajaran

119 102 dilakukan dengan alokasi waktu 4 jam perlajaran x 40 menit. Sedangkan untuk ulangan harian dan remedial alokasi waktunya 60 menit. Adapun jadwal pelaksanaan uji coba terbatas adalah sebagai berikut. Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Produk No Hari / Tanggal Waktu Materi 1 Rabu, 30 Maret 2016 Jam 1-2 Unsur dan jaring-jaring balok 2 Jumat, 1 April 2016 Jam 1-2 Luas permukaan dan volume balok 3 Selasa, 12 April 2016 Sepulang sekolah Ulangan harian balok 4 Rabu, 27 April 2016 Sepulang sekolah Remedial 1 balok 5 Rabu, 4 Mei 2016 Jam 1-2 Remedial 2 balok Uji coba produk perangkat pembelajaran dilakukan agar guru lebih memahami desain produk yang telah dibuat dan dapat menerapkannya secara langsung. Sedangkan peneliti menggunakan lembar observasi untuk mengetahui sejauh mana produk yang digunakan guru sesuai dengan rancangan peneliti. Berikut ini merupakan keterangan kegiatan pembelajaran di dalam kelas Pertemuan pertama a. Konteks Guru mengajak siswa mengingat kembali mengenai materi bangun datar persegi, persegi panjang serta materi sebelumnya tentang kubus dan menyatakan bahwa materi tersebut akan berkaitan dengan pelajaran yang akan dipelajari. Sebelumnya telah disediakan powerpoint oleh peneliti untuk menjelaskan kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, motivasi,

120 103 apersepsi maupun kaitan dengan kehidupan sehari-hari, namun karena kondisi proyektor tidak memungkinkan untuk digunakan sehingga penjelasan tersebut disampaikan secara lisan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, nilai kemanusiaan dan cakupan materi tentang unsur-unsur dan jaring-jaring balok pada pertemuan 1 secara lisan. Dalam kegiatan motivasi siswa diajarkan nilai kepedulian lingkungan yaitu menyimpan, membuat ataupun menggunakan sesuatu dari bahan daur ulang agar mengurangi produksi sampah dan membuang sampah pada tempatnya. Tahap konteks terlihat pada transkripsi uji coba pembelajaran pada pertemuan pertama yang membahas mengenai motivasi, apersepsi, tujuan pembelajaran. 1. G : Kalian dulu waktu SD pernah membahas mengenai balok, masih ingat kan? Coba sebutkan benda yang berbentuk balok yang ada di lingkungan sekolah Masih ingat kan pelajaran balok? 2. S4 : Almari 3. S5 : Speaker 4. S6 : Kotak obat 5. S7 : Ini bu, LCD. 6. S8 : Tempat tisu 7. S9 : Kardus handphone 8. G : Iya, ternyata banyak sekali benda yang berbentuk balok di lingkungan sekitar kita. 9. Guru menunjukkan contoh kardus berbentuk balok. 10. G : Barang-barang seperti kardus ini sebenarnya dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat untuk menyimpan, membuat ataupun agar mengurangi produksi sampah dan membuang sampah pada tempatnya. 11. S10 : Kayak apa contohnya bu? 12. G : Contohnya saja tempat pensil kalian dapat memanfaatkan

121 104 dari bungkus bekas makanan lalu dihias terus bisa jadi tempat pensil. 13. S11 : Kreatif yaa 14. S12 : Wah pasti lucu tuh. 15. S13 : Bisa dicoba dirumah itu. 16. G : Iya, kalian bisa coba dirumah selain hemat juga jadi kreatif. Transkripsi uji coba pada petemuan pertama mengindikasikan adanya kegiatan Paradigma Pedagogi Reflektif tahap konteks, yaitu siswa mengamati cotoh yang dijelaskan oleh guru mengenai balok, mengaitkan dengan bendabenda di sekitar dan menyebutkan contoh balok. Dari pembelajaran tersebut siswa dapat mengetahui contoh yang ada di lingkungan sekitar serta mengetahui manfaat dari balok. b. Pengalaman Pelaksanaan pengalaman dalam paragdigma pedagogi reflektif tampak pada kegiatan inti. Pada tahap pengalaman terdapat beberapa kegiatan, yaitu guru menjelaskan materi secara singkat tentang balok. Guru menggunakan metode diskusi untuk menyampaikan materi yang diajarkan. Siswa diharapkan mampu mengembangkan sikap conscience (percaya diri, tanggung jawab, teliti dan kerja sama) serta sikap compassion (saling mebantu dan saling menghargai) dengan menggunakan metode diskusi. Pelaksanaan pengalaman mengakomodasi fase Van Hiele berbantu alat peraga dengan tujuan agar siswa dapat memahami konsep bangun ruang sisi datar topik balok. 1) Fase Informasi

122 105 Fase informasi dalam tahapan pembelajaran Van Hiele ditunjukkan dari kegiatan guru memberikan informasi kepada siswa berupa contoh balok dalam kehidupan nyata. Pada hari itu guru menggunakan benda-benda yang berbentuk balok yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebelumnya siswa diminta untuk membawa benda yang berbentuk balok yang ada di sekitar siswa untuk menggali informasi unsur-unsur balok. Guru membentuk siswa dalam kelompok yang terdiri dari 5 orang dan masing-masing kelompok diberikan LKS 1. Pengalaman fase informasi terlihat pada transkripsi uji coba pembelajaran pada pertemuan 1 yang akan membahas informasi mengenai unsur-unsur balok. 43. G : Kemarin kalian diminta untuk membawa benda yang berbentuk balok, sekarang tolong sebutkan benda yang sudah kamu bawa dari rumah. 44. S14 : Tempat tisu 45. S15 : Kardus handphone 46. S16 : Kardus makanan. 47. Siswa menunjukkan dan menyebutkan benda yang berbentuk balok seperti kardus makanan, kardus handphone, kardus pasta gigi, tempat tisu dll 48. G : Tentunya sangat banyak benda yang berbentuk balok yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. 49. S17 : Banyak banget bu, ini saya sampai bawa tiga. 50. G : Wah semangat sekali Dion, untuk dapat membuat tempat seperti itu, kalian perlu mengetahui panjang, lebar dan tinggi balok. Sekarang ibu membagi kalian dalam kelompok untuk belajar unsur dan jaring-jaring balok dengan menggunakan lembar kerja, kemudian kita diskusikan S : OK. 52. G : Anak-anak apakah kalian sudah masuk dalam kelompok masing-masing?

123 S : Sudah Bu. 54. G : Nah jika sudah, silakan perhatikan benda berbentuk balok yang sudah kalian bawa dari rumah dan LKS yang sudah dibagikan. 55. BS : Siap Bu. 56. G : Bagian-bagian apa saja yang ada pada balok yang kalian miliki? 57. K1 : Rusuk, titik sudut, sisi. Gambar 4.1 Guru dan Siswa Berdiskusi Tentang Kegunaan Balok dalam Kehidupan Sehari-hari 2) Fase Orientasi Terarah Siswa memahami perintah kerja dan pertanyaan yang diajukan dalam LKS 1. Melalui diskusi kelompok, siswa saling membantu memberi pemahaman LKS 1. Alat peraga yang digunakan siswa berupa kerangka balok dan menggunakan benda yang berbentuk balok yang sudah dibawa dari rumah untuk mempermudah menemukan unsur-unsur dan sifat-sifat balok. Siswa diberi bantuan seperlunya dalam memahami maksud LKS pada kelompok yang mengalami kesulitan. Selama mengerjakan LKS

124 107 siswa banyak mengajukan pertanyaan pada guru. Pada tahap ini ditekankan karakter kerjasama, teliti dan tanggung jawab yang nampak ketika siswa berdinamika kelompok untuk menyelesaikan LKS. Guru tetap membimbing siswa untuk menemukan jawaban yang benar. Siswa juga banyak bertanya kepada guru mengenai jawaban yang kurang jelas bagi mereka. Pengalaman fase orientasi terarah terlihat pada transkripsi uji coba pembelajaran pada pertemuan pertama yang akan membahas mengenai mencari dan menemukan unsur-unsur dan sifat-sifat balok dengan menggunakan alat peraga. 58. Siswa melakukan diskusi secara berkelompok untuk mengidentifikasi bagian-bagian balok dengan panduan LKS kegiatan 1, balok dan kerangka balok. 59. G : Silakan kalian secara berkelompok berdiskusi dan mengidentifikasi bagian balok. 60. S18 : Bu cari panjang diagonal sisi itu a 2? 61. K2 : Itu kan kalau kubus 62. S18 : Beda ya bu, trus rumusnya gimana? 63. G : Iya, karena panjang rusuk kubus berbeda. 64. K2 : Cara mencarinya pakai Pythagoras kan, bu? 65. G : Tepat sekali, coba dihitung menggunakan Pythagoras tiap sisinya sama apa tidak? 66. K2 : Gak sama ya, bu, kan ada 3 sisi yang beda ukurannya. Selama mengerjakan LKS siswa banyak berdisukusi dan tidak malu bertanya pada guru mengenai jawaban yang kurang jelas bagi mereka. Guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan rumus panjang diagonal sisi, diagonal ruang maupun bidang diagonal.

125 108 Gambar 4.2 Guru dan Siswa Menemukan Unsur-unsur Balok Menggunakan Kerangka Balok 3) Fase Eksplisitasi Siswa secara berkelompok membongkar balok dengan cara mengiris bagian rusuk balok lalu menggambarkan jaring-jaring sesuai petunjuk pada LKS 1. Alat peraga yang digunakan siswa berupa balok yang dipotong sehingga membentuk jaring-jaring balok. Siswa diberi bantuan seperlunya dalam memahami maksud LKS pada kelompok yang mengalami kesulitan. Selama mengerjakan LKS siswa banyak mengajukan pertanyaan pada guru. Pada tahap ini ditekankan karakter percaya diri, kerjasama, teliti dan tanggung jawab yang nampak ketika siswa bedinamika kelompok untuk menyelesaikan LKS Pengalaman fase eksplisitasi terlihat pada transkripsi uji coba pembelajaran pada pertemuan 1 dalam melakukan kegiatan membongkar balok lalu menggambarkannya pada kertas berpetak.

126 G : Apakah kalian sudah selesai mengidentifikasi bagian dan unsur balok? 68. SS : Sudah Bu. 69. G : Ya baik. Bagaimana apakah kalian menemukan kesulitan dalam mengidentifikasi unsur-unsur balok? 70. BS : Ada Bu. Kami awalnya kesulitan dalam menentukan banyak bidang diagonal balok dan rumusnya bu. 71. G : Nah kalau diagonal sisi dan diagonal ruang sudah paham belum? 72. S : Sudah bu 73. S19 : Bu saya sudah menggunting balok yang saya bawa, tapi kok beda bentuknya sama punyanya Faris. 74. G : Balok memang mempunyai 54 jaring-jaring yang berbeda bentuknya namun jika dijadikan bangun tetap jadi bangun balok. 75. S20 : Wah banyak sekali ya bu, ini saya potongnya juga beda sama Faris dan Salsa. 76. K3 : Setelah di potong jadi jaring-jaring trus digambar, bu? 77. G : Iya, kalau sudah gambarkan jaring-jaring itu di kertas berpetak. 78. S21 : Ukurannya gimana bu? Kan punya saya jaring-jaringnya besar banget. Gak cukup ini. 79. G : Ukurannya menyesuaikan kertas berpetak saja, asalkan gambarnya sama. 80. K3 : Terimakasih bu 4) Fase Orientasi Bebas Fase orientasi bebas pada pertemuan pertama terlihat dari kegiatan prsesntasi hasil diskusi mengenai pengertian, unsur-unsur, jaring-jaring balok yang telah dipelajari dengan menggunakan kerangka dan jaringjaring balok yang dilakukan oleh siswa. Pada tahap ini ditekankan karakter percaya diri yang nampak ketika siswa diminta untuk mepresentasikan jawaban di depan kelas. 81. Siswa menyusun laporan hasil diskusi untuk dipresentasikan dan dikumpulkan di akhir pembelajaran sebagai evaluasi. Guru

127 110 memberikan arahan saat siswa akan menyusun laporan sehingga siswa mudah menyusun laporan diskusi tersebut. 82. G : Anak-anak jika kalian sudah selesai mengerjakan LKS, maka selanjutnya laporan tersebut silakan dipresentasikan. Ibu akan memilih kelompok secara random untuk mempresentasikan hasil diskusinya. 83. S : Oke siap Bu. 84. G : Oke kesempatan diberikan pada kelompok Kemudian kelompok 4 maju untuk menjelaskan diagonal ruang dengan menggunakan kerangka balok. 86. G : Coba kalian tunjukkan ke teman-teman ada berapa diagonal ruang pada balok? 87. K4 : Ada 4 bu. Satu, dua, tiga, empat. Siswa menunjukkan diagonal ruang menggunakan kerangka balok. 88. G : Panjang tiap diagonal ruang itu sama apa beda? 89. BS : Sama, 90. G : Sama apa beda anak-anak? 91. S22 : Beda bu 92. K4 : Eh sama ya, kan panjang, lebar, tinggi yang berhadapan kan sama? 93. G : Makasih kelompok 4, siapa yang setuju dengan jawaban kelompok 4? 94. Beberapa siswa mengangkat tangannya menyatakan persetujuan. 95. G : Iya, panjang diagonal pada diagonal ruang memiliki panjang yang sama. 96. Setelah kelompok mempresentasikan hasil diskusi, siswa yang lain boleh untuk memberikan tanggapan yang berupa peertanyaan, mengkonfirmasi, melengkapi jawaban ataupun informasi yang berkaitan dengan materi tersebut. Saat kelompok lain presentasi, kelompok yang tidak presentasi memperhatikan jawabanya dan melakukan penilaian pada laporan tersebut, dengan menandai jawaban yang kurang tepat. Berdasarkan transkripsi uji coba fase orientasi bebas diatas, terlihat bahwa siswa membahas LKS yang sudah dikerjakan dan siswa yang lain memberikan tanggapan atas presentasi yang disajikan, meliputi: bertanya, mengkonfirmasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya. 5) Fase integrasi

128 111 Siswa diberi kesempatan untuk mengkonfirmasikan materi yang telah didiskusikan. Guru membimbing siswa untuk menarik rangkuman mengenai pembelajaran unsur balok dan jaring-jaring balok. Pada tahap ini ditekankan karakter percaya diri yang nampak ketika siswa menanyakan dan mengkonfirmasi materi yang belum dimengerti. Siswa sudah berani mengutarakan hal yang belum dia ketahui sehingga dapat menambah informasi baru. 97. G : Anak-anak tadi kita telah belajar apa saja? 98. BS : Unsur-unsur dan jaring-jaring, 99. G : Ada berapa bidang diagonal pada balok, Dandy? 100. S15 : Ada enam bu G : Benar sekali Dandi, apa ada pertanyaan dari materi yang sudah kita pelajari? 102. S7 : Bu diagonal bidang dan bidang diagonal itu sama apa beda? 103. G : Pertanyaan yang bagus Raihan, jadi diagonal bidang itu suatu bidang yang menghubungkan rusuk- rusuk yang berhadapan kalau bidang diagonal itu diagonal atau garis yang menghubungkan dua titik sudut dalam satu bidang tapi bukan rusuk Guru menjelaskan perbedaan diagonal bidang dan bidang diagonal dengan menggunakan kerangka balok BS : Jadi kalau bidang diagonal itu bentuknya garis? 106. SS : Berarti bidang diagonal itu diagonal sisi bu? 107. G : Tepat sekali anak-anak. c Refleksi Refleksi terihat ketika guru mengajak siswa untuk berefleksi, dengan memberikan pertanyaan tentang pengalaman yang telah dialami dalam proses pembelajaran. Guru dan siswa bersama-sama melakukan refleksi atas materi yang sudah dipelajari dengan menemukan nilai-nilai kemanusiaan dan makna dari materi balok dan dinamika pembelajaran yang terjadi. Guru memberi

129 112 panduan pertanyaan refleksi supaya siswa lebih mudah untuk mengambil nilai dan maknanya. Siswa berefleksi selama pembelajaran dengan menuliskan pengalaman yang telah dirasakan dengan menuliskan hasil pengalamannya di kertas Guru memfasilitasi siswa untuk berefleksi dengan memberikan pertanyaan tentang pengalaman yang telah dialami dalam proses pembelajaran G : Anak-anak setelah kalian mempelajari balok hari ini kalian diminta untuk menuliskan perasaan kalian waktu mengikuti pelajaran, serta manfaat dari mempelajari bangun balok tadi. Bagaimana perasaan kalian setelah mengikuti pelajaran? 110. SS : Menyenangkan bu BS : Menambah pengetahuan baru BS : Pelajarannya santai tapi bisa dipahami G : Nilai kemanusiaan apa saja yang diperoleh? 114. S8 : Kerja sama, kekompakan 115. S13 : Tanggung jawab. d Aksi Guru membimbing siswa untuk menggali nilai kemanusiaan yang telah dipelajari selama proses pembelajaran hari ini dengan memberikan pertanyaan aksi yang berkaitan dengan nilai kemanusiaan yang mereka dapatkan dari pengalaman hari ini. Siswa diberi tugas untuk memanfaatkan balok yang telah dibuat untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari Guru mengarahkan siswa untuk merencanakan aksi yang berkaitan dengan nilai kemanusiaan dan materi yang mereka peroleh dari proses pembelajaran G : Setelah mempelajari balok, apa manfaat yang kalian dapatkan? 118. S5 : Mengetahui manfaat penggunaan balok S9 : Ternyata balok banyak digunakan di lingkungan sekitar.

130 G : Sudah mengerti unsur-unsur dan jaring-jaring balok? 121. SS : Mengerti bu G : Sekarang tugas kalian membuat jaring-jaring balok menggunakan kertas asturo. Jaring-jaring tersebut nantinya akan digunakan untuk membantu kita dalam menemukan rumus luas permukaan balok BS : Ukurannya berapa bu? 124. G : Panjang 15 cm, lebar 10 cm dan tingginya 8 cm. e Evaluasi Pada kegiatan evaluasi guru dan siswa membuat rangkuman tentang materi yang diajarkan serta nilai kemanusiaan yang didapatkan dalam pengalaman. Di akhir pembelajaran guru menyampaikan pesan untuk mempelajari materi dan mengamalkan nilai kemanusiaan yang telah didapatkan dalam pengalaman 125. Siswa mengumpulkan LKS hasil diskusi selain itu, guru menanyakan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan sehingga guru bisa mengetahui sejauh mana penangkapan siswa terhadap materi G: Jadi hari ini kita sudah belajar apa saja anak-anak? 127. SS : Jaring-jaring balok 128. BS : Unsur-unsur balok juga bu G : Apa saja unsur-unsur balok? 130. SS : Sisi, titik sudut, rusuk, diagonal sisi, diagonal ruang, bidang diagonal. Pertemuan kedua a. Konteks Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya mengenai unsur-unsur dan jaring-jaring balok. Sebelumnya telah

131 114 disediakan powerpoint oleh peneliti untuk menjelaskan kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, motivasi, apersepsi maupun kaitan dengan luas permukaan dan volume balok, namun karena kondisi proyektor tidak memungkinkan untuk digunakan sehingga penjelasan tersebut disampaikan secara lisan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, nilai kemanusiaan dan cakupan materi tentang luas permukaan dan volume balok pada pertemuan 2 secara lisan. Untuk memotivasi siswa, guru menjelaskan kepada siswa bahwa untuk dapat memanfaatkan kardus bekas untuk keperluan lain, misalnya kardus sepatu tersebut setelah dilapisi dengan kertas kado dapat digunakan menjadi tempat tisu. Konteks terlihat pada transkripsi uji coba pembelajaran pada pertemuan kedua yang membahas mengenai motivasi, apersepsi, tujuan pembelajaran. 6. G : Langsung kita mulai pelajaran saja, ya, masih ingat kemarin kita belajar apa? 7. BS : Unsur-unsur dan jaring-jaring balok. 8. G : Hari ini kita akan melanjutkan materi kemarin tentang menemukan luas dan permukaan balok. Proyektornya sudah bisa digunakan? 9. BS : Masih belum bisa, bu. 10. G : Yasudah ibu bacakan saja kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran. 11. Guru membacakan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran. 12. G : Kemarin ibu lihat ada yang membawa kardus susu, kardus sepatu, kardus tersebut sebenarnya dapat digunakan jadi benda yang lebih bermanfaat lho. Ada yang pernah memanfaatkan kardus bekas? 13. S1 : Bungkus kado 14. S2 : Celengan

132 S3 : Dulu pernah bikin pigura dari kardus bekas bu. 16. G : Nah banyak sekali manfaat dari kardus bekas yang kita dapat. 17. S4 : Coba diperhatikan dulu, yang akan kita pelajari hari ini adalah menemukan rumus dan menghitung luas permukaan serta volume balok. Untuk jaring-jaring sudah kita pelajari pada pertemuan kemarin kan ya? 18. SS : Iya Bu. 19. G : Oke selajutnya kalian akan mengerjakan dalam kelompok lagi seperti kemarin, sekarang silahkan kalian masuk ke kelompok masing- masing 20. SS : Siap Bu Transkripsi uji coba pada petemuan kedua mengindikasikan adanya kegiatan konteks, yaitu siswa mengamati cotoh yang dijelaskan oleh guru mengenai balok, mengaitkan dengan benda-benda di sekitar dan menyebutkan contoh balok. Dari pembelajaran tersebut siswa dapat mengetahui contoh yang ada di lingkungan sekitar serta mengetahui manfaat dari balok. b. Pengalaman 1) Fase informasi Siswa menunjukkan jaring-jaring balok yang telah dibuat dirumah serta mengidentifikasi jaring-jaring balok. Selanjutnya siswa menemukan informasi untuk menentukan luas permukaan balok. Selama siswa mengerjakan LKS, siswa banyak bertanya kepada guru mengenai informasi jaring-jaring balok. Guru membimbing siswa untuk menemukan rumus luas permukaan balok dan siswa berusaha untuk mencari tahu cara untuk menemukan rumus luas permukaan balok.

133 116 Gambar 4.3 Guru dan Siswa Mengidentifikasi Jaring-jaring Balok Pengalaman pada fase informasi terlihat pada transkripsi uji coba pembelajaran pada pertemuan 2 yang membahas informasi mengenai luas permukaan balok. 21. Guru meminta siswa untuk masuk dalam kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya dan masing-masing kelompok diberikan LKS G : Kemarin kalian diberi tugas untuk membuat jaring-jaring balok, sudah kalian buat dirumah kan? 23. SS : Sudah Bu. 24. G : Coba tunjukan jaring-jaring tersebut. 25. Guru berkeliling dan siswa menunjukan jaring-jaring yang sudah dibuat dari rumah. 26. G : Ibu sudah melihat jaring-jaring yang sudah kalian buat, jaring-jaring tersebut akan kita gunakan untuk menemukan konsep luas permukaan balok. Balok memiliki berapa sisi? 27. BS : Enam bu 28. G : Dari jaring-jaring yang sudah kalian bawa, kalian dapat menentukan luas permukaan balok. Ada yang tau bagaimana menemukan luas permukaan balok? 29. BS : Gimana yaaa? 30. S5 : Sisi-sisinya dijumlahkan. 31. S6 : Cuman 6 berarti? 32. G : Masih kurang, ada pendapat lain? 33. S7 : Jumlah sisi-sisinya dijumlahkan

134 S8 : Weh pie kuwi? 35. S9 : Luas sisi-sisinya dijumlahkan. 36. S10 : Iyaaa luas 6 sisi trus dijumlahkan. 37. G : Iya, benar cara mencari luas permukaan balok yaitu menjumlahkan luas keenam persegi panjang tersebut. 2) Fase orientasi bebas Siswa memahami perintah kerja dan pertanyaan yang diajukan dalam LKS 2. Melalui diskusi kelompok, siswa saling membantu memberi pemahaman LKS 2. Siswa mencermati alat peraga kubus satuan yang dimasukkan kedalam kotak transparan hingga penuh. Pada fase ini siswa diminta untuk menemukan volume balok seperti menentukan banyak kubus satuan yang dimasukkan ke dalam kotak transparan. Siswa mengamati alat peraga kubus satuan dan menemukan rumus volume balok. Guru tetap membimbing siswa untuk menemukan jawaban yang benar. Siswa juga banyak bertanya kepada guru mengenai jawaban yang kurang jelas bagi mereka. Gambar 4.4 Siswa Menemukan Rumus Volume Balok dengan Menggunakan Alat Peraga Kubus Satuan

135 118 Pengalaman pada fase orientasi terarah terlihat pada transkripsi uji coba pembelajaran pada pertemuan 2 yang membahas mengenai mencari dan menemukan volume balok dengan menggunakan alat peraga. 38. Guru membimbing siswa untuk melakukan percobaan pada LKS kegiatan 2 dengan memperagakan dengan alat peraga yang dipersiapakan untuk guru. 39. K1 : Bu, ini apa gunanya kotak-kotak di wadah ini? 40. G : Itu untuk menemukan volume balok 41. K1 : Wah bisa ya, bu? 42. K1 : Gimana caranya? 43. G : Coba kalian cermati, wadah itu berbentuk balok. Untuk mencari rumus volume balok berarti kalian harus memenuhi isi dari wadah tersebut. 44. K1 : Isinya kubus kotak-kotak ini, bu? 45. G : Iya, kalian sudah mengenal panjang, lebar dan tinggi. Berdasarkan pengetahuan yang sudah kalian pelajari, coba kalian penuhi wadah balok tersebut untuk menemukan volume balok. 3) Fase eksplisitasi Siswa menuliskan rumus permukaan dan volume berdasarkan percobaan. Jika ada siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan maka guru memberikan bimbingan dan arahan, guru juga memberikan arahan kepada siswa untuk mengajari teman sekelompoknya yang belum mengerti. Siswa juga dilatih peduli terhadap teman yang belum memahami pelajaran yang diajarkan. 46. S10 : Bu Tika, kok bisa menemukan rumus volume dengan menggunakan kubus satuan? 47. K2 : Kan tadi kita udah coba bareng-bareng, Dan. 48. S10 : Tadi aku gak perhatiin hehe. 49. K2 : Piye to Dan, tadi kita udah suruh coba bareng kok. 50. G : Volume itu apasih?

136 K2 : Volume itu isi, ya bu? 52. G : Benar anak-anak, volume itu isi dari wadah ini. Jika kalian sudah mengisi penuh wadah, dengan memperhatikan panjang lebar dan tingginya coba kalian jumlahkan kubus satuan yang masuk dalam wadah. 53. K2 : Oh jadi panjang, lebar dan tingginya dijumlahkan? 54. S11 : Loh kok dijumlahkan? Bukannya dikalikan ya bu? 55. G : Iya, Dika, kalau panjang, lebar dan tingginya di kalikan tapi kalau kubus satuannya dijumlahkkan. 56. S11 : Oh paham bu, jadi rumus volume itu panjang X lebar X tinggi. 57. Siswa menuliskan penemuaan rumus volume balok secara runtut di papan tulis. Lalu siswa yang lain mengoreksi jawaban kelompoknya dengan jawaban yang ada di papan tulis. 58. Setelah selesai melakukan percobaan tersebut, ada perwakilan kelompok yang menuliskan dan memahami penemuan rumus balok dari percobaan yang sudah dilakukan dengan bahasa mereka sendiri. Guru memotivasi siswa untuk saling mengajari teman sekelompoknya yang belum mengerti. Dalam hal pembelajaran ini, siswa diajak untuk menumbuh kembangkan rasa peduli terhadap teman dan lingkungan sekitarnya. 4) Fase orientasi bebas Fase orientasi bebas pada pertemuan 2 terlihat dari kegiatan presentasi hasil diskusi mengenai luas permukaan dan volume balok serta penyelesaian masalahnya. Siswa yang lain memberikan tanggapan atas presentasi yang disajikan, meliputi: bertanya, mengkonfirmasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya. Pada tahap ini ditekankan karakter percaya diri yang nampak ketika siswa diminta untuk mepresentasikan jawaban di depan kelas. 59. Siswa menjelaskan hasil pekerjaannya di depan kelas. 60. K3 : Cara menemukan rumus luas balok adalah menjumlahkan luas seluruh permukaan pada jaring-jaring balok ini. 61. K4 : Kalau sudah berbentuk balok gimana? Bukan jaring-jaring

137 120 lagi? 62. G : Siapa yang mau mencoba menjawab pertanyaan kelompok 4? 63. K5 : Saya bu 64. G : Iya coba perwakilan kelompok 5, Rani. 65. S12 : Bangun balok kalo dibongkar menjadi jaring-jaring balok, nah jadi sama saja cara mencari luas permukan balok dengan menjumlahkan luas sisi-sisi balok. 66. G : Tepat Rani, sebenarnya cara menghitung permukaan balok sama saja dengan menghitung luas permukaan pada jaringjaring balok. 5) Fase integrasi Fase integrasi pada pertemuan 2 terlihat dari kegiatan membahas soal latihan yang sudah dikerjakan mengenai luas permukaan dan volume balok serta penyelesaian masalahnya. Guru dan siswa membuat rangkuman tentang pembelajaran hari ini. 67. Guru mengajak siswa untuk menyelesaikan pertanyaan pada bagian akhir dari LKS 2 dan membahasnya bersama dengan kelompok lain. 68. G : Anak-anak coba perhatikan pekerjaan yang sudah kerjakan - teman-temanmu, ada yang beda apa tidak? 69. K6 : Bu kami belum tau cara merubah satuan liter menjadi volume. 70. G : Kalian dulu sudah pernah mempelajarinya waktu SD kan 71. K6 : Lupa bu hehe. 72. G : Gimana caranya merubah liter ke volume? 73. S13 : Liter itu dm 3 kan bu? 74. G : Iya, Raihan. 75. K6 : Berarti cara hitung volume bak mandi itu kecepatan airnya dijadiin dm 3? 76. G : Betul sekali, jadi satuan kecepatan air kan liter sedangkan volume itu dm 3 trus kecepatan airnya dijadiin satuan volume baru dibagi antara volume air dengan kecepatan air per menit baru ditemukan waktu yang diperlukan untuk mengisi air. 77. K6 : Owalah gitu to

138 G : Oke, bagaimana yang lain apakah masih ada pertanyaan dari materi balok? 79. BS : Sejauh ini belum Bu. 80. G : Belum itu karna sudah benar-benar paham atau malah bingung apa yang mau ditanyakan? 81. S14 : InsyaAllah paham kok Bu. 82. G : Wah oke berarti udah pada siap ulangan balok nih.. c. Refleksi 83. Guru memfasilitasi siswa untuk berefleksi dengan memberikan pertanyaan tentang pengalaman yang telah dialami dalam proses pembelajaran. 84. G : Bagaimana perasaan kalian setelah mengikuti pelajaran? 85. K7 : Senang bu, alat peraganya menarik. 86. S15 : Mengasah kreatifitas. 87. G : Nilai apa saja yang diperoleh? 88. S16 : Berani menjawab eh percaya diri bu. 89. S17 : Membantu teman yang belum paham. 90. S18 : Tekun berlatih. d. Aksi 91. Guru memberi tugas kebada siswa berupa aksi atau perbuatan yang berupa membuat benda berbentuk balok yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. 92. G : Anak-anak untuk aksi dari pembelajaran balok kalian secara berkelompok diminta untuk membuat barang berbentuk balok yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. 93. K1 : Waah apa dong Bu? 94. G : Banyak sekali, setelah mempelajari balok, apa manfaat yang kalian dapatkan? 95. S19 : Mengetahui manfaat penggunaan balok. 96. S20 : Ternyata balok banyak digunakan di lingkungan sekitar. 97. G : Ternyata banyak sekali manfaat balok dalam kehidupan sehari-hari, sekarang tugas kalian membuat benda yang berbentuk balok dari kertas astro. Coba kalian manfaatkan pengetahuan kalian dengan mengolah kertas asturo mejadi benda yang berbentuk balok yang bermanfaat. 98. S21 : Seperti kotak pensil, bu? 99. G : Iya, kan banyak sekali contoh benda yang berbentuk balok S22 : Kotak obat juga bisa ya bu 101. G : Oyaa jangan lupa selain mengumpulkan hasil karya tersebut, kalian

139 122 juga menyertakan laporannya S22 : Lalu kapan bu pengumpulannya? 103. G : Pengumpulannya besok bersamaan dengan saat kalian ulangan harian balok. Oleh karena itu, masih cukup waktunya untuk kalian membuatnya. e. Evaluasi 104. Siswa dan guru membuat kesimpulan mengenai balok Guru: Jadi hari ini kita sudah belajar apa saja anak-anak? 106. Siswa: Luas permukaan dan volume balok 107. Guru: Bagaimana rumus luas permukaan dan volume balok? 108. Siswa: luas permukaan 2 ( p l + p t + l t) 109. Siswa: volume p x l x t 7. Revisi produk Revisi produk akan terus dilakukan jika terdapat kelemahan dalam produk tersebut, tujuan dilakukan revisi produk adalah supaya produk yang dihasilkan dapat digunakan dengan maksimal. Revisi dilakukan berdasarkan masukkan-masukkan terhadap uji coba produk di kelas VIII E di SMP Negeri 1 Yogyakarta apabila masih terdapat kekurangan dalam perangkat pembelajaran. Siswa mengisi kuesioner respon siswa pada uji coba produk. Hasil respon siswa tersebut menunjukkan skor yang tergolong kategori baik. Berikut paparan pelaksanaan uji coba produk yang telah dilaksanakan. Tabel 4.4 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Produk No Hari / Tanggal Waktu Materi 1 Rabu, 30 Maret 2016 Jam 1-2 Unsur dan jaring-jaring balok 2 Jumat, 1 April 2016 Jam 1-2 Luas permukaan dan volume balok 3 Selasa, 12 April 2016 Sepulang sekolah Ulangan harian balok 4 Rabu, 27 April 2016 Sepulang sekolah Remedial 1 balok 5 Rabu, 4 Mei 2016 Jam 1-2 Remedial 2 balok

140 123 B. Pembahasan Bagian ini membahas mengenahi hasil penelitian untuk menjawab rumusan masalah yang ada sesuai sesuai pertanyaan penelitian yang telah dibuat peneliti sebelumnya. Peneliti melakukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran dengan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang mengakomodasi teori van Hiele pada materi balok kelas VIII. Peneliti menggunakan prosedur penelitian dan pengembangan dari Sugiyono untuk mengembangkan perangkat pembelajaran. Akan tetapi, penelitian yang digunakan oleh peneliti hanya sampai tahap uji coba produk karena adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang dimiliki oleh peneliti. Peneliti melakukan uji coba produk di kelas VIII E di SMP N 1 Yogyakarta pada tanggal 30 Maret dan 1 April 2016 dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sebanyak dua pertemuan, sedangkan pertemuan ketiga untuk ujian selanjutnya petemuan keempat dan kelima dilaksaakan remediasi. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan selama 2x40 menit setiap pertemuannya. Karena keterbatasan waktu, pemberian soal tes akhir dilaksanakan di luar jam belajar pada tanggal 12 April 2016 dengan waktu 1x40 menit. Pelaksanaan remedial dilaksanakan diluar jam belajar pada tanggal 28 April 2016 peneliti memberikan remidal karena masih terdapat 11 siswa yang tidak tuntas dalam tes akhir materi balok, dan remedi yang kedua dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2016 dengan jumlah siswa sebanyak 3 siswa.

141 124 Penelitian ini dilakukan karena peneliti ingin melihat secara langsung pengembangan pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif mengakomodasi teori Van Hiele pada bateri bangun ruang sisi datar pokok bahasan balok. Guru matematika bertindak sebagai pelaksana uji coba produk karena guru ingin mengetahui dan mempraktikan secara langsung produk yang telah dibuat oleh peneliti. Selama pembelajaran peneliti bertindak sebagai observer untuk mengamati guru dan siswa dalam melakasanakan pembelajaran berlangsung. Obsever sudah mengetahui pembelajaran menggunakan paradigma pedagogi reflektif dan teori Van Hiele. Berikut ini adalah pembahasan dari hasil penelitian pengembangan Paradigma Pedagogi Reflektif dengan mengakomodasi teori Van Hiele ada materi balok kelas VIII untuk menjawab rumusan masalah yang ada terkait tiga pertanyaan penelitian. 1. Pengembangan perangkat Peneliti menggunakan langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono, tetapi peneliti memodifikasi penelitian ini sehingga hanya menggunakan tujuh langkah pengembangan. a. Potensi dan masalah Peneliti menggunakan teknik observasi dan wawancara untuk menemukan potensi dan masalah di kelas VIII di SMPN 1 Yogyakarta. Observasi dilakukan di kelas VIII E SMPN 1 Yogyakarta, sedangkan wawancara dilakukan dengan guru untuk mendukung hasil observasi.

142 125 Hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 17 (halaman 288). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan, peneliti dapat menemukan potensi dan masalah yang dimiliki siswa. Potensi yang ada di kelas VIII E SMPN 1 Yogyakarta adalah siswa memiliki rasa keingintahuan yang tinggi serta aktif dalam pembelajaran. Hal ini terlihat ketika siswa belum paham materi siswa tidak malu bertanya kepada guru. Sedangkan masalah yang dihadapi oleh siswa di kelas VIII E SMPN 1 Yogyakarta adalah alat peraga yang digunakan guru masih terbatas dan siswa kurang mampu merefleksikan dan mengevaluasi proses pembelajaran sehingga materi yang diperoleh tidak dikembangkan. Setelah peneliti memperoleh potensi dan masalah di kelas VIII E SMPN 1 Yogyakarta berdasarkan observasi dan wawancara, selanjutnya peneliti mulai merancang desain perangkat pembelajaran. b. Pengumpulan data Selanjutnya peneliti mencari berbagi informasi atau sumber yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Berdasarkan potensi dan masalah yang ada, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif yang mengakomodasi teori Van Hiele pada materi bangun ruang sisi datar topik balok. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancara, observasi pada analisis kebutuhan, observasi pada uji coba produk, soal tes akhir,

143 126 kuesioner respon siswa, lembar validasi dan dokumentasi yang berupa video hasil penelitian serta rekaman wawancara. c. Desain produk Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, maka peneliti merancang pembelajaran menggunakan Paradigma pedagogi reflektif dengan mengakomodasi teori Van Hiele pada materi bangun ruang sisi datar topik balok. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan guru dan siswa yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Adapun desain produk perangkat pembelajaran matematka yang dibuat peneliti berupa silabus (lampiran 11 halaman 244), RPP (lampiran 12 halaman 250) bahan ajar (lampiran 13 halaman 261), Lembar Kerja Siswa (lampiran 14 halaman 270), dan penilaian. d. Validasi desain Desain produk yang telah dibuat oleh peneliti kemudian divalidasi oleh ahli yaitu yang sudah berpengalaman yaitu 1 dosen dan 1 guru. Hal yang dinilai dalam validasi tersebut adalah apakah perangkat pembelajaran yang dirancang sudah mengakomodasi teori Van Hiele dengan Paradigma Pedagogi Reflektif, apakah peilaian sudah sesuai dengan aspek competence, conscience dan compassion dan apakah perangkat tersebut layak untuk digunakan. Hasil validasi menunjukan kategori dengan skor 4.14 dengan kategori Baik sesuai dengan tabel 3.9 halaman 77 (lampiran 8 halaman 183).

144 127 e. Revisi desain Setelah melakukan validasi desain, terdapat beberapa perangkat yang perlu diperbaiki. Untuk itu, peneliti memperbaiki perangkat pembelajaran sesuai masukkan-masukkan yang diberikan oleh para ahli. Hal ini bertujuan agar perangkat pembelajaran menjadi lebih bermutu dan berkualitas. Peneliti tidak melakukan uji keterbacaan karena tidak menemukan subjek yang sudah membahas materi balok. Namun peneliti sudah melaksanakan validasi oleh para ahli sehingga soal tes akhir sudah layak digunakan untuk siswa. f. Uji coba produk Desain yang sudah direvisi diujcobakan untuk meyakinkan bahwa pembelajaran yang dibuat layak digunakan. Uji coba produk dilakukan oleh 35 siswa di kelas VIII E SMPN 1 Yogyakarta. Guru matematika kelas VIII E bertindak sebagai pelaksana uji coba produk dengan mengajarkan materi balok menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti. Paradigma Pedagogi Reflektif dan fase Van Hiele telah terlihat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Hal tersebut terlihat dari observasi yang dilakukan pada saat uji coba produk. Pada uji coba produk juga dilakukan dokumentasi berupa video kemudian ditranskripsikan.

145 128 g. Revisi produk Setelah uji coba produk dilakukan, peneliti masih perlakukan perbaikan karena terdapat beberpa kekurangan yang ada pada produk perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang telah direvisi tersebut menjadi bentuk prototype. 2. Kualitas perangkat pembelajaran Produk yang telah selesai diujicobakan dan direvisi telah menjadi bentuk prototype. Berikut ini merupakan pembahasan mengenai prototype perangkat pembeajaran dan prosesnya. a. Silabus Silabus dibuat dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan fase Van Hiele untuk materi bangun ruang sisi datar topik balok dan menjelaskan karakter competence, conscience dan compassion Silabus yang dikembangkan juga telah divalidasi ole para ahli yaitu 1 dosen dan 1 guru. Hasil dari validasi silabus ini menunjukkan skor 4.19 dengan kategori baik sesuai dengan tabel 3.9 halaman 77 (lampiran 8 halaman 183). b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dirancang untuk 2 kali pertemuan. Materi yang dikembangkan dalam RPP adalah Balok.

146 129 Langkah-langkah pembelajaran pada RPP ini menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif menggunakan dengan fase pembelajaran Van Hiele pada kegiatan inti. Penelitian ini memuat 5 komponen dari Paradigma pedagogi reflektif yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi yang akan dikemas dalam 3 tahap kegiatan pembelajaran, yakni pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup RPP yang dikembangkan juga telah divalidasi oleh para ahli yaitu 1 dosen dan 1 guru. Hasil dari validasi RPP ini menunjukkan skor 4.01 dengan kategori baik sesuai dengan tabel 3.9 halaman 77 (lampiran 8 halaman 183). Peneliti menggunakan lembar observasi untuk melihat keterlaksanaan tahapan pembelajaran sesuai dengan produk pada uji coba produk. Pelaksanaan RPP ini sudah baik hal ini dapat dilihat pada hasil observasi uji coba produk pada (lampiran 6 halaman 161). Selain itu peneliti juga membuat uji coba produk yang berisi kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir. Transkripsi uji coba produk ini ada pada lampiran 23 halaman 312. c. Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS digunakan untuk menunjang proses pembelajaran sebagai panduan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran. LKS ini dikembangkan dengan berdasarkan teori Van Hiele dan Paradigma Pedagogi Reflektif. RPP yang dikembangkan juga telah divalidasi oleh

147 130 para ahli yaitu 1 dosen dan 1 guru. Hasil dari validasi LKS ini menunjukkan skor 3.96 dengan kategori baik sesuai dengan tabel 3.9 halaman 77 (lampiran 8 halaman 183). d. Bahan Ajar Bahan ajar digunakan untuk mempermudah siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Bahan ajar berisi tentang materi bangun ruang sisi datar topik balok. Bahan ajar yang telah divalidasi oleh para ahli dengan memperoleh skor 4.2 dengan kategori baik sesuai dengan tabel 3.9 halaman 77 (lampiran 8 halaman 183). Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dilihat lebih lengkapnya pada lampiran 13 halaman 261. e. Penilaian Penilaian dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran. Penilaian dirancang berdasarkan penilaian dalam Paradigma pedagogi reflektif, dimana terdapat 3 aspek yang dinilai yaitu competence, conscience, dan compassion. Penilaian competence dilihat dari tes tertulis yang diberikan pada siswa. Soal tes yang dibuat sebanyak 4 butir berupa soal uraian yang merepresentasikan tahap berpikir siswa berdasarkan Teori Van Hiele. Tes bangun ruang sisi datar ini telah divalidasi oleh para ahli yang memperoleh skor 4 dengan kategori baik sesuai dengan tabel 3.9 halaman

148 (lampiran 8 halaman 183). Penilaian dan hasil jawaban siswa dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 327). Penilaian conscience dan compassion dilihat dari pengamatan pada sikap dan perilaku siswa di dalam kelas pada saat uji coba produk. Penilaian conscience merupakan aspek yang erat yang menekankan suara hati, sedangkan penilaian Compassion merupakan aspek afektif yang dikembangkan sebagai kemampuan untuk berbela rasa pada sesama dan lingkungan. Hasil validasi penilaian conscience dan compassion ini dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 183. Penilaian conscience dan compassion siswa dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 285. Penilaian conscience ini telah divalidasi oleh para ahli memperoleh skor 4,09 dengan kategori baik sesuai dengan tabel 3.9 halaman 77. Penilaian compassion ini telah divalidasi oleh para ahli memperoleh skor 4,43 dengan kategori sangat baik sesuai dengan tabel 3.9 halaman 77. Kualitas belajar juga dapat diukur dengan hasil belajar siswa selama pembelajaran yangt terdapat 3 aspek penilaian yaitu competence, conscience, dan compassion. Ketiga aspek ini dirancang berdasarkan penilaian dalam paradigma pedagogi reflektif yang telah disesuaikan dengan materi yang disampaikan.

149 132 a. Aspek competence Untuk mengetahui penilaian competence dapat dilihat pada tes tertulis yang diberikan pada siswa. Soal tes yang dibuat sebanyak 4 butir berupa soal uraian. Materi yang digunakan dalam pengambilan tes ini adalah balok. Hasil tes digunakan untuk mengetahui tahap berpikir siswa sesuai tahap berpikir geometri Van Hiele mengenai materi balok. Berikut rincian hasil perhitungan nilai akhir pada tes tertulis. 1) Ulangan Harian Ulangan harian dilaksanakan pada tanggal Selasa, 12 April 2016 di kelas VIII E SMP N 1 Yogyakarta. Sebanyak 35 siswa yang mengikuti ulangan harian materi balok. Berikut ini merupakan daftar nilai tes tertulis siswa materi balok: Tabel 4.5 Persentase Ketuntasan Ulangan Harian Kriteria Jumlah Siswa Persentase TUNTAS 24 68,6% REMEDI 11 31,4 TOTAL % Tabel tersebut menjelaskan tentang persentase ketuntasan siswa saat ulangan harian balok. Siswa yang sudah tuntas atau mencapai KKM sebanyak 24 siswa atau 68,6% dengan kategori baik berdasarkan tabel 3.12 halaman 80. Siswa yang belum tuntas atau remedi sebanyak 11 siswa atau 31,4% (lampiran 26 halaman 327).

150 133 Tabel 4.6 Persentase Nilai Ulangan Harian Kriteria Jumlah Siswa Persentase % % % % % < %% TOTAL % Tabel tersebut menjelaskan tentang persentase nilai siswa saat ulangan harian balok. Siswa yang mendapat nilai sebanyak 5 siswa atau 14,29%. Siswa yang mendapat nilai sebanyak 5 siswa atau 14,29%. Siswa yang mendapat nilai sebanyak 8 siswa atau 22,89%. Tidak ada siswa yang mendapat nilai antara Siswa yang mendapat nilai sebanyak 6 siswa atau 31,4%. 2) Remedi Pertama Remedi pertama kali dilaksanakan pada tanggal Rabu, 27 April 2016 di kelas VIII E SMP N 1 Yogyakarta. Sebanyak 11 siswa yang mengikuti remedi materi balok. Berikut ini merupakan daftar nilai remedi pertama siswa materi balok: Tabel 4.7 Persentase Ketuntasan Remedi Pertama Kriteria Jumlah Siswa Persentase TUNTAS 8 72,7% REMEDI 3 27,3 TOTAL %

151 134 Tabel tersebut menjelaskan tentang persentase ketuntasan siswa saat remedi pertama balok. Jumlah total siswa yang masih harus remedi adalah 11 orang. Siswa yang sudah tuntas atau mencapai KKM sebanyak siswa atau 72,7% dengan kategori baik berdasarkan tabel 3.12 halaman 80. Siswa yang belum tuntas atau masih remedi sebanyak 3 siswa atau 27,3%. Tabel 4.8 Persentase Nilai Remedi Pertama Kriteria Jumlah Siswa Persentase ,2% ,2% % % ,2% < ,3% TOTAL % Tabel tersebut menjelaskan tentang persentase nilai siswa saat remedi pertama balok. Siswa yang mendapat nilai sebanyak 2 siswa atau 18,2%. Siswa yang mendapat nilai sebanyak 2 siswa atau 18,2%. Siswa yang mendapat nilai sebanyak 1 siswa atau 9%. Siswa yang mendapat nilai antara sebanyak 1 siswa atau 9%. Siswa yang mendapat nilai sebanyak 3 siswa atau 27,3%. 3) Remedi Kedua Remedi kedua kali dilaksanakan pada tanggal Rabu, 4 Mei 2016 di kelas VIII E SMP N 1 Yogyakarta. Sebanyak 3 siswa yang mengikuti

152 135 remedi materi balok. Berikut ini merupakan daftar nilai remedi kedua siswa materi balok: Tabel 4.9 Persentase Ketuntasan Remedi Kedua Kriteria Jumlah Siswa Persentase TUNTAS 3 100% REMEDI 0 0% TOTAL 3 100% Tabel tersebut menjelaskan tentang persentase ketuntasan siswa saat remedi kedua balok. Jumlah total siswa yang masih harus remedi adalah 3 orang. Siswa yang sudah tuntas atau mencapai KKM sebanyak siswa atau 100% dengan kategori sangat baik berdasarkan tabel 3.12 halaman 80. Namun semua siswa sudah tuntas semua atau mencapai KKM sehingga tidak perlu adanya remedi lagi. Tabel 4.10 Persentase Nilai Remedi Kedua Kriteria Jumlah Persentase Siswa % ,3% ,3% ,3% % <75 0 0% TOTAL % Tabel tersebut menjelaskan tentang persentase nilai siswa saat remedi kedua balok. Tidak ada siswa yang mendapat nilai Siswa yang mendapat nilai sebanyak 1 siswa atau 33,3%. Siswa yang

153 136 mendapat nilai sebanyak 1 siswa atau 33,3%. Siswa yang mendapat nilai antara sebanyak 1 siswa atau 33,3%. Tidak ada siswa yang mendapat nilai dibawah 80. b. Aspek conscience Penilaian conscience merupakan aspek yang tekankan suara hati, terutama untuk memahamani mengenai nilai-nilai teliti, percaya diri, kerja sama dan tanggung jawab. Aspek conscience juga dinilai pada saat di dalam kelas dengan menilai sikap dan perilaku siswa. Aspek conscience diukur menggunakan kuesioner yang diberikan saat akhir pembelajaran. Kuesioner menggunakan pengukuran dengan skala lima. Penilaian conscience dan compassion dapat dilihat pada lampiran 16 halaman ) Penilaian ketelitian Penilaian ketelitian dalam pembelajaran dilakukan dengan penilaian sikap dan perilaku siswa di kelas. Hasil penilaian sikap ketelitian disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.11 Penilaian Sikap Ketelitian Siswa Kriteria Jumlah Siswa Persentase Tidak Baik 0 0% Kurang Baik 3 8,6% Cukup Baik 25 71,4% Baik 7 20% Sangat Baik 0 0% TOTAL %

154 137 Tabel tersebut menjelaskan penilaian ketelitian siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran materi balok. Tidak ada siswa yang berkelakuan tidak baik maupun sangat baik dalam aspek ketelitian. Sebanyak 3 siswa atau 8,6% yang berkelakuan cukup baik dalam pembelajaran. Sebanyak 25 siswa atau 71,4% yang berkelakuan baik dalam pembelajaran. Sebanyak 7 siswa atau 20% yang berkelakuan baik dalam pembelajaran. 2) Penilaian percaya diri Penilaian percaya diri dalam pembelajaran dilakukan dengan penilaian sikap dan perilaku siswa di kelas. Hasil penilaian sikap percaya diri disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.12 Penilaian Sikap Percaya Diri Siswa Kriteria Jumlah Siswa Persentase Tidak Baik 0 0% Kurang Baik 0 0% Cukup Baik 25 71,4% Baik 10 28,6% Sangat Baik 0 0% TOTAL % Tabel tersebut menjelaskan penilaian sikap percaya diri siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran materi balok. Tidak ada siswa yang berkelakuan tidak baik, kurang baik maupun sangat baik dalam aspek percaya diri. Sebanyak 25 siswa atau 71,4% yang berkelakuan cukup

155 138 baik dalam pembelajaran. Sebanyak 10 siswa atau 28,6% yang berkelakuan baik dalam pembelajaran. 3) Penilaian kerja sama Penilaian kerja sama dalam pembelajaran dilakukan dengan penilaian sikap dan perilaku siswa di kelas. Hasil penilaian sikap kerja sama disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.13 Penilaian Sikap Kerja Sama Siswa Kriteria Jumlah Siswa Persentase Tidak Baik 0 0% Kurang Baik 0 0% Cukup Baik 16 45,7% Baik 19 54,3% Sangat Baik 0 0% TOTAL % Tabel tersebut menjelaskan penilaian sikap kerja sama siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran materi balok. Tidak ada siswa yang berkelakuan tidak baik, kurang baik maupun sangat baik dalam aspek kerja sama. Sebanyak 16 siswa atau 45,7% yang berkelakuan cukup baik dalam pembelajaran. Sebanyak 19 siswa atau 54,3% yang berkelakuan baik dalam pembelajaran. 4) Penilaian tanggung jawab Penilaian tanggung jawab dalam pembelajaran dilakukan dengan penilaian sikap dan perilaku siswa di kelas. Hasil penilaian sikap

156 139 tanggung jawab disajikan pada tabel berikut. Tabel 4.14 Penilaian Sikap Tanggung Jawab Siswa Kriteria Jumlah Siswa Persentase Tidak Baik 0 0% Kurang Baik 3 8,6% Cukup Baik 20 57,1% Baik 8 22,9% Sangat Baik 4 11,4% TOTAL % Tabel tersebut menjelaskan penilaian sikap tanggung jawab siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran materi balok. Tidak ada siswa yang berkelakuan tidak baik dalam aspek tanggung jawab. Sebanyak 3 siswa atau 8,6% yang berkelakuan kurang baik dalam pembelajaran. Sebanyak 20 siswa atau 57,1% yang berkelakuan cukup baik dalam pembelajaran. Sebanyak 8 siswa atau 22,9% yang berkelakuan baik dalam pembelajaran. Sebanyak 4 siswa atau 11,4% yang berkelakuan sangat baik dalam pembelajaran. c. Aspek compassion Penilaian Compassion merupakan aspek afektif yang dikembangkan sebagai kemampuan untuk berbela rasa pada sesama dan lingkungan. Aspek ini merupakan aspek dalam PPR yang menekankan sikap saling menolong dan saling menghargai. Penilaian conscience dan compassion dapat dilihat pada lampiran 27 halaman 328.

157 140 1) Penilaian saling membantu Penilaian saling membantu dalam pembelajaran dilakukan dengan penilaian sikap dan perilaku siswa di kelas. Hasil penilaian sikap saling membantu disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.15 Penilaian Sikap Saling Membantu Siswa Kriteria Jumlah Siswa Persentase Tidak Baik 0 0% Kurang Baik 0 0% Cukup Baik 13 37,1% Baik 22 62,9% Sangat Baik 0 0% TOTAL % Tabel tersebut menjelaskan penilaian sikap saling membantu siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran materi balok. Tidak ada siswa yang berkelakuan tidak baik, kurang baik maupun sangat baik dalam aspek saling membantu. Sebanyak 13 siswa atau 37,1% yang berkelakuan cukup baik dalam pembelajaran. Sebanyak 22 siswa atau 62,9% yang berkelakuan baik dalam pembelajaran. 2) Penilaian saling menghargai Penilaian saling menghargai dalam pembelajaran dilakukan dengan penilaian sikap dan perilaku siswa di kelas. Hasil penilaian sikap saling menghargai disajikan pada tabel berikut:

158 141 Tabel 4.16 Penilaian Sikap Saling Menghargai Siswa Kriteria Jumlah Siswa Persentase Tidak Baik 0 0% Kurang Baik 0 0% Cukup Baik 13 37% Baik 19 54,2% Sangat Baik 3 8,8% TOTAL % Tabel tersebut menjelaskan penilaian sikap saling menghargai siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran materi balok. Tidak ada siswa yang berkelakuan tidak baik dan kurang baik dalam aspek saling membantu. Sebanyak 13 siswa atau 37% yang berkelakuan cukup baik dalam pembelajaran. Sebanyak 19 siswa atau 54,2% yang berkelakuan baik dalam pembelajaran. sebanyak 3 siswa atau 8,8% yang berkelakuan sangat baik dalam pembelajaran. 3. Respon guru dan siswa a. Respon Guru 1) Respon guru saat pembelajaran Berdasarkan hasil observasi secara keseluruhan guru terlihat sudah mampu menerapkan PPR dan mengakomodasi teori Van Hiele. Hal itu terlihat dari guru sudah melaksanakan dengan baik aspek-aspek penilaian yang diamati oleh peneliti (Lampiran 6 halaman 161).

159 142 Terlihat dari lembar observasi, guru sudah melakukan aktivitas di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-mengajar sesuai dengan desain produk. Guru sudah melakukan kegiatan prapembelajaran seperti memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media serta kesiapan siswa dengan cara mengingatkan kebersihan kelas, mengingatkan tugas dari pertemuan sebelumnya, serta mengabsen siswa. Selanjutnya guru membuka pembelajaran dengan melakukan kegiatan apersepsi, menyampaikan indikator, tujuan pembelajaran dan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.guru juga sudah menunjukkan penguasaan terhadap materi pembelajaran serta melaksanakan pembelajaran sesuai dengan indikator yang akan dicapai (competence, conscience, compassion). Pelaksanaan pembelajaran tidak berlebih atau cukup dari waktu yang telah dialokasikan. Guru sudah menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media seperti kerangka balok, jaring-jaring dan kubus satuan. Namun guru tidak menggunakan power point karena proyektor kelas tersebut sedang rusak. Bahasa yang digunakan guru cenderung santai dan sering menggunakan bahasa daerah. 2) Respon guru saat wawancara Peneliti kembali melakukan wawancara setelah uji coba produk agar peneliti mengetahui kendala, manfaat, dan respon yang dialami oleh guru (lampiran 24 halaman 322). Menurut pendapat guru, pelaksanaan

160 143 pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang mengakomodasi teori Van Hiele mirip dengan kurikulum 2013 tetapi kurikulum 2013 tidak menggunakan refleksi. Dahulu guru mengalami kesulitan saat pengadaan alat peraga karena guru merasa kesusahan dalam menyiapkan alat peraga dalam jumlah banyak. Sekarang guru merasa alat peraga yang digunakan pada saat penelitian digunakan sudah efektif, sudah bagus dan sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga dapat memancing antusiasme siswa. Kendala yang dialami guru saat menilai conscience dan compassion seperti menilai ketelitian dan tanggung jawab siswa. Guru memberi masukan kepada peneliti agar siswa diberi pertanyaan tentang keinginannya mengikuti pembelajaran yang semacam apa. Hal ini dapat digunakan refleksi juga oleh guru sehingga yang melakukan refleksi bukan hanya murid saja. b. Respon siswa 1) Respon siswa pada saat pembelajaran Siswa terlihat senang dan antusias saat pembelajaran balok berlangsung. Saat melakukan kegiatan pengalaman siswa terlihat saling membantu dan saling menghargai satu dengan yang lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan siswa saling berdisukusi membagi tugas dan mengambil peran dalam kegiatan kelompok. Ada yang berperan sebagai

161 144 sekretaris, ada yang mencari materi yang berkatian di buku, ada yang membongkar balok utuk mengetahui jaring-jaring balok, ada pula yang menggambar jaring-jaring balok pada kertas berpetak. Selain itu, siswa semangat dalam berdiskusi menemukan rumus luas permukaan dan volume balok yang difasilitasi dengan alat peraga. Ketika ada salah satu kelomok presentasi, kelompok lain menghargai dengan mendengarkan dan mencermati presentasi tersebut. Seletah dipersilahkan guru untuk menyampaikan pendapatnya, siswa terlihat aktif dan mulai menanggapi presentasi kelompok jika memiliki jawaban yang berbeda atau ingin melengkapi jawaban dari kelompok yang baru saja presentasi. Pada saat menuliskan refleksi, siswa nampak antusias karena siswa dapat menuliskan pengalaman dan perasaan saat pembelajaran. Hasil refleksi sangat menyenangkan bagi peneiti karena rata-rata siswa merasa senang saat pembelajaran berlangsung dan siswa paham dengan materi yang diajarkan. Saat mengisi kuesiner siswa terlihat bersungguh-sungguh dan tidak mengeluhkan apapun. Berdasartkan data penghitungan kuesioner yang telah diisi oleh siswa, rata-rata respon siswa terhadap pelajaran balok adalah 123,91% dengan kategori skala bagus. Hal ini menunjukkan bahwa siswa merespon pembelajaran balok dengan baik. Kuesioner respon siswa dapat dilihat pada lampiran 28 halaman 344

162 145 sedangkan hasil olah data kuesioner respon siswa dapat dilihat pada lampiran 10 halaman ) Respon siswa melalui wawancara Setelah pembelajaran berakhir, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelas VIII E SMP 1 Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara, siswa merasa senang selama proses pembelajaran. Hal itu disebabkan karena pembelajaran yang menyenangkan dan santai. Siswa dapat memahami materi dengan mudah karena siswa merasa tertarik dengan alat peraga yang diperagakan oleh guru dan masing-masing siswa dapat mencoba alat peraga tersebut. Sebelumnya siswa jarang menggunakan alat peraga karena keterbatasan alat, namun sekarang siswa bisa mencoba, bereksperimen dan mempraktikan alat tersebut secara langsung. Siswa merasa tertantang dan berekspresi ketika guru meminta siswa untuk membawa benda berbentuk balok, hal tersebut mendorong imajinasi siswa untuk memikirkan benda-benda berbentuk balok. Siswa membawa beraneka macam benda berbentuk balok, bahkan ada yang membawa lebih dari satu benda. Siswa diberi tugas sebagai aksi untuk membuat jaring-jaring balok, pada tugas kali ini siswa tidak merasa kesulitan karena siswa sudah pernah dilatih untuk menggambar jaringjaring kubus. Tugas kelompok kedua yang diberikan kepada siswa yaitu siswa membuat aksi berupa membuat benda berbentuk balok yang dapat

163 146 dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Siswa membuat macammacam benda yang berbentuk balok seperti tempat tisu, kotak pensil, kotak obat dan lain-lain. Sebenarnya mereka ingin lebih bereksperimen membuat tugas tersebut namun karena keterbatasan waktu sehingga siswa membuat tugas aksi menjadi lebih sederhana. Secara keseluruhan siswa merasa senang dan paham dengan pembelajaran yang diberikan karena banyak aspek yang mendukung, siswa menjadi semakin solid dengan teman sekelas karena kebersamaan yang dilakukan. Transkripsi wawacara siswa dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 324. C. Keterbatasan Penelitian Dalam proses pengembangan perangkat pembelajaran balok, terdapat beberapa keterbatasan penelitian diantaranya: 1. Media yang berupa power point dan gambar-gambar tidak dapat ditayangkan karena di kelas tersebut proyektornya rusak dan peneliti baru mengetahui pada saat pelaksanaan uji coba karena kelas tersebut bukan kelas biasanya. 2. Penelitian ini hanya diberi waktu 2 jam pelajaran x 2 pertemuan sehingga ulangan harian dan remedi harus dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar berakhir. 3. Siswa yang nilainya kurang dari KKM tidak diberi kesempatan untuk

164 147 mengulang kembali pembelajaran materi balok sehingga mengakibatkan ada siswa yang masih harus remedi setelah remedi pertama. 4. Peneliti tidak melakukan uji keterbacaan karena peneliti tidak menemukan subjek lain yang sudah pernah mempelajari materi balok sehingga peneliti hanya menggunakan validasi oleh para ahli.

165 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengembangan perangkat pembelajaran terdiri dari 7 tahap, berikut ini merupakan penjelasan tahap tersebut: a. Peneliti menemukan potensi dan masalah melalui observasi dan wawancara kepada guru dan siswa di SMP N 1 Yogyakarta. b. Peneliti mengumpulkan data c. Peneliti membuat desain produk untuk memenuhi kebutuhan guru dan siswa berupa silabus, (1) Silabus dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan fase Van Hiele untuk materi balok. (2) RPP dengan menggunakan PPR dan fase Van Hiele untuk materi balok. (3) LKS dengan berdasarkan fase Van Hiele dan menerapkan PPR secara berkelompok. (4) Bahan ajar dengan menerapkan PPR. (5) Penilaian dirancang menggunakan PPR dengan 3 aspek penilaian competence yang mengandung unsur kognitif dan psikomotorik, conscience dan compassion yang mengandung unsur afektif. 148

166 149 d. Desain produk yang telah dibuat kemudian divalidasi oleh ahli yaitu 1 guru dan 1 dosen dengan hasil skor 4,14 kategori baik. e. Revisi desain dilakukan setelah validasi desain agar desain produk lebih bermutu dan berkualitas. f. Uji coba produk dilakukan oleh 35 siswa dan 1 guru sebagai pelaksana uji coba di kelas VIII E SMP N 1 Yogyakarta. g. Revisi produk masih dilakukan karena terdapat beberapa keurangan pada saat melakukan uji coba produk. 2. Kualitas dari perangkat pembelajaran memperoleh skor 4,14 dengan kategori baik. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa silabus memperoleh skor 4,19 (baik), rencana pelaksanaan pembelajaran memperoleh skor 4,01 (baik), lembar kerja siswa memperoleh skor 3,96 (baik), bahan ajar memperoleh skor 4,2 (baik), penilaian dibagi menjadi 3 aspek yaitu competence (pengetahuan) memperoleh skor 4,00 (baik), conscience (suara hati) memperoleh skor 4,09 (baik) dan compassion (bela rasa) memperoleh skor 4,19 (baik). Kualitas perangkat pembelajaran juga diperlihatkan dari hasil uji coba 35 siswa di SMP N 1 Yogyakarta, persentase ketuntasan siswa terhadap materi balok yaitu 69% atau sebanyak 24 siswa yang dinyatakan tuntas dan 31% atau sebanyak 11 siswa yang diyatakan tidak tuntas atau remedi dengan nilai ketuntasan 75.

167 150 Remedi dilakukan sebanyak dua kali hingga semua siswa mencapai nilai minimal ketuntasan. 3. Penelitian ini mendapat respon siswa dengan nilai 3,1 dengan kategori sangat baik. Sedangkan guru tertarik terhadap pengembangan perangkat ini dan berminat untuk menggunakannya pada materi lain. B. SARAN Berdasarkan keterbatasan penelitian, peneliti memberi saran kepada guru dan peneliti selanjutnya yaitu: 1. Guru Perlu adanya pelatihan kepada guru supaya guru dapat menerapkan pembelajaran yang didesain oleh peneliti 2. Peneliti selanjutnya Sebelum melakukan uji coba peneliti perlu mempersiapkan produk secara detail agar pada saat melakukan uji coba dapat berjalan dengan baik dan lancar. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang dibuat sampai tahap revisi produk. Peneliti selanjutnya dapat melanjutkan sampai tahap produk masal.

168 151 DAFTAR PUSTAKA Abdussakir Pembelajaran Geometri Sesuai Teori Van Hiele. Malang: El- Hikmah. Arifin, Zainal Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Bafadal, Ibrahim Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar : dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara Dudeja, Ved & V. Madhavi. 2014, Jelajah Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira Eko Putro Widoyoko Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Eko Putro Widoyoko Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hamzah, Ali Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hamzah, Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hudoyo, Herman Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang. Khotimah, Husnul Mengaitkan Hasil Belajar Geometri Dengan Teori Van Hiele. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. Marsigit Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira.

169 152 Muhassanah, Nur aini dkk. Analisis Ketrampilan Geometri Siswa dalam Memecahkan Masalah Geometri Berdasarkan Tingkat Berfikir Van Hiele. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. (diakses pada 13 Maret 2016, pukul 10:46) Mustafa, Zainal Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Nana Syaodih Sukmadinata Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nur aeni, E Teori Van Hiele dan Komunikasi Matematika (Apa, Mengapa, dan Bagaimana). Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar. UPI Kampus Tasikmalaya. Nur aeni, E Pengembangan Kemampuan Komunikasi Geometris Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Berbasis Teori Van Hiele. Jurnal Sang Guru: Vol. 1 No 2 : UPI Kampus Tasikmalaya. Nurmeidina, Rahmatya Perangkat Pembelajaran Matematika Bangun Ruang SMP. Yogyakarta: UNY. P3MP-LPM USD Pedoman Model Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasian. Yogyakarta: USD. Safrina, Khusnul Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van Hiele. Jurnal Didaktik Matematika. Universitas Syiah Kuala. (diakses pada 26 Februari 2016, pukul 15:09) Setyosari, Punaji Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana. Slavin, Steve & Ginny Crisonino Geometry, A Self-Teaching Guide. USA: John Wiley & Sons, Inc. Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

170 153 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :Alfabeta. Suharjana, Agus Pengenalan Bangun Ruang dan Sifat-Sifatnya di SD. Yogyakata: P4TK. Suharjana, Agus Geometri Datar dan Bidang. Yogyakata: P4TK. Sukino Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta :Erlangga. Suparno, Paul Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah : Suatu Tindakan Umum. Yogyakarta: Kanisius. Suparno, Paul Pembelajaran Di Perguruan Tinggi Bergaya PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKSI (PPR). Yogyakarta :Universitas Sanata Dharma. Susanto, Ahmad Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :Prenada Media Group. Tim MGMP Matematika SMP Kab. Sleman Materi Pengayaan MATEMATIKA Untuk SMP/MTs. Yogyakarta : CV. MeDaSejati. Tim MKPBM Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. JPMIPA UPI Tim Penerbit Kanisius Paradigma Pedagogi Refleksi. Yogyakarta : PENERBIT KANISIUS. Trianto Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implikasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta :Bumi Aksara. Trianto Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Van De Walle, John A Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta : Erlangga. Winkel, W.S Psikologi Mengajar. Yogyakarta : Media Abadi.

171 154 Lampiran 1 Surat Keterangan Sudah Penelitian

172 155 Lampiran 2 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan No A Aspek yang diamati Pendekatan/Strategi Pembelajaran 1. Metode apa yang digunakan oleh Bapak/Ibu saat menjelaskan materi Bangun Ruang Sisi Datar? (Kubus, Balok, Prisma, dan Limas) 2. Adakah kesulitan yang ditemui ketika Bapak/Ibu menggunakan metode atau strategi pembelajaran tersebut? Skor Bagaimana keefektifan penggunaan metode atau strategi pembelajaran tersebut? 1 4. Bagaimana respon siswa terhadap metode atau strategi pembelajaran yang diberikan? 1 5. Apakah pembelajaran sudah sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa? Jika sudah contohnya seperti apa? Jika belum, apa kendala yang dihadapi? 1 B 6. Apakah pembelajaran yang dilaksanakan sudah dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari? 1 Materi Pelajaran 7. Bagaimana pemahaman siswa mengenai pengertian dan unsur-unsur Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus, Balok, Prisma, dan Limas)? 8. Apakah ada siswa yang masih kesulitan membedakan kubus dan balok? 1 9. Apakah siswa kesulitan dalam membedakan diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal dalam kubus dan balok? Jika iya, kira-kira mengapa hal tersebut bisa terjadi? Apakah ada siswa yang masih kesulitan membedakan prisma dan limas? Dari materi pengertian limas, melukis limas beraturan, luas permukaan limas dan volume limas. 1 Materi manakah yang paling sulit dipahami oleh siswa? 12. Berdasarkan pertanyaan no 11 mengapa siswa kesulitan dalam memahami materi tersebut? 1

173 Bagaimana pemahaman siswa mengenai pengertian dan unsur-unsur limas? Bagaimana pemahaman siswa tentang perbedaan dari kubus, balok, prisma, dan limas? Adakah kesulitan siswa mengenai konsep dari luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas? 1 C 16. Apakah siswa mampu menggunakan rumus luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas dengan tepat saat mengerjakan soal? Pemanfaatan Alat Peraga/Sumber Belajar 17. Apakah Bapak/Ibu menggunakan alat peraga (jaring-jaring dan kerangka ((kubus, balok, prisma, dan limas)) dalam menjelaskan materi Bangun Ruang Sisi Datar? 18. Apakah ada kesulitan dalam pembuatan jaringjaring (kubus, balok, prisma, dan limas)? Jika ada, biasanya di bagian apa? 19. Apakah Bapak/Ibu sudah menggunakan media pembelajaran/sumber belajar saat mengajar? Jika sudah, apa contohnya? Jika belum, mengapa? Apakah alat peraga/sumber belajar yang digunakan sudah efektif? Apakah alat peraga/sumber belajar yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa? Apakah Bapak/Ibu mengajak siswa untuk membuat jaring-jaring (Kubus, balok, prisma, dan limas)? 23. Apakah penggunaan alat peraga/sumber belajar mampu menumbuhkan keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung? 24. Kapan penggunaan alat peraga tersebut digunakan: a) Pada saat menjelaskan unsur-unsur Bangun Ruang Sisi Datar (kubus, balok, prisma dan limas) b) Setiap tatap muka D Penilaian Proses dan Hasil Belajar 25. Bagaimana sistem penilaian yang dilakukan oleh Bapak/Ibu (tugas, ulangan, kuis, keaktifan)? Apakah Bapak/Ibu sudah melakukan penilaian (kognitif, afektif, psikomotorik)? 1

174 Apakah Bapak/Ibu pernah melakukan pretest, tanya jawab di awal pelajaran? Apakah Bapak/Ibu memantau kemajuan belajar siswa? Sudahkan Bapak/Ibu memberikan tugas sesuai dengan tujuan pembelajaran? Jika sudah, apa contohnya? 30. Hasil belajar siswa selalu dikembalikan dan diketahui oleh orang lain? Apakah di akhir pembelajaran, siswa diajak untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran? Apakah penilaian akhir sesuai dengan tujuan pembelajaran? 1 Jumlah Jumlah x skala penilaian Jumlah total 152 Rerata

175 158 Lampiran 3 No A 1 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Setelah Uji Coba Indikator Komponen pedoman wawancara Ketercukupan komponen-komponen pedoman wawancara sebagai penunjang penelitian Skala Penilaian B Identitas pedoman wawancara 2 Kelengkapan identitas pedoman wawancara 1 C 3 D 4 Rumusan Kesesuaian rumusan pedoman wawancara dengan tujuan penelitian Kebahasaan Ketepatan bahasa yang digunakan dalam kaidah bahasa Indonesia 5 Bahasa yang digunakan komunikatif 1 6 Kejelasan bahasa yang digunakan sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda Jumlah Jumlah x skala penilaian Jumlah total 26 Rerata

176 159 Lampiran 4 No A 1 Lembar Observasi Hasil Validasi Kuesioner Indikator Ketercukupan komponen-komponen observasi sebagai penunjang ketercapaian keterlaksanaan pembelajaran Skala Penilaian B Identitas Lembar Observasi 2 Kelangkapan identitas lembar observasi 1 C 3 D 4 Rumusan Kesesuaian rumusan lembar observasu dengan tujuan penelitian Kebahasaan Ketepatan bahasa yang digunakan dalam kaidah bahasa Indonesia 5 Bahasa yang digunakan mudah dipahami 1 6 Kejelasan bahasa yang digunakan sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda Jumlah Jumlah x skala penilaian Jumlah total 24 Rerata

177 160 Lampiran 5 No A 1 Lembar Observasi Hasil Validasi Pedoman Observasi Indikator Ketercukupan komponen-komponen observasi sebagai penunjang ketercapaian keterlaksanaan pembelajaran Skala Penilaian B Identitas lembar Observasi 2 Kelengkapan identitas lembar observasi 1 C Rumusan 3 Kesesuaian rumusan lembar observasi dengan tujuan penelitian 1 D Kebahasaan 4 Ketepatan bahasa yang digunakan dalam kaidah bahasa Indonesia 1 5 Bahasa yang digunakan mudah dipahami 1 Kejelasan bahasa yang digunakan sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda 1 6 Jumlah Jumlah x skala penilaian Jumlah total 26 Rerata

178 161 Lampiran 6 1. Pertemuan 1 (Rabu, 30 Maret 2016) Hasil Observasi Proses Pembelajaran NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR I PRA PEMBELAJARAN 1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media 1 2 Memeriksa kesiapan siswa 1 II MEMBUKA PEMBELAJARAN (Konteks) 1 Melakukan kegiatan apersepsi (Mengingatkan materi bangun ruang sisi datar sebelumnya seperti: kubus) Menyampaikan indikator yang akan dicapai dan rencana kegiatannya (seperti menunjukkan kerangka balok) 1 Memberikan penguatan yang mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari (memberi contoh bentuk limas dengan kehidupan seharihari contohnya tempat tisu) 1 III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN (Pengalaman) A Penguasaan materi pelajaran 1 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 3 Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar 1 4 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 B 1 2 Pendekatan/strategi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dicapai (competence, conscience, compassion) 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 4 Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi 1 5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 6 Mengakomodasi adanya keragaman budaya Nusantara 1 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya 7 kebiasaan positif: percaya diri, tanggung jawab, teliti, kerja sama (conscience) 8 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai tahapan berfikir anak menurut Van Hiele 1 1 1

179 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif: saling membantu dan saling menghargai (compassion) Melaksanakan pembelajaran yang memacu siswa untuk menemukan konsep materi secara mandiri 1 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa (seperti mempresentasikan hasil kerja kelompok atau mengemukakan pendapat) Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat mengeksplor atau menggali materi pembelajaran secara detail Melaksanakan pembelajaran yang memacu siswa untuk dapat berpikir aktif dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan 1 C 1 2 Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media (Alat peraga: kerangka balok, jaring-jaring, dan power point) 1 Memberikan pesan yang menarik (penggunaan jaring-jaring untuk menghitung luas permukaan balok) 1 3 Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media (seperti memberikan 4 kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan unsur-unsur balok) 1 D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 Merespons positif partisipasi siswa 1 3 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa 4 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 1 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif (seperti 5 berdiskusi dalam pembimbingan pembelajaran) 1 6 Menumbuhkan keceriaaan dan antusiasme siswa dalam belajar E Penilaian proses dan hasil belajar (Evaluasi) 1 Melakukan penilaian awal 1 2 Memantau kemajuan belajar (seperti melihat perkembangan siswa melalui soal latihan) 1 3 Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi 1 4 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi 1 F Pengunaan bahasa 1 1

180 163 1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancer 1 2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 3 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 IV A 1 PENUTUP (Refleksi) Refleksi dan rangkuman pembelajaran Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa (melakukan refleksi dengan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari) 1 2 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 1 B Pelaksanaan tindak lanjut (Aksi) 1 Memberikan tugas atau kegiatan tindak lanjut dari refleksi siswa 1 Jumlah Jumlah x skala penilaian Jumlah total 194 Rerata 4.51 NO I 2. Pertemuan 2 (Jumat, 15 April 2016) ASPEK YANG DIAMATI PRA PEMBELAJARAN SKOR Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media 1 2 Memeriksa kesiapan siswa 1 II MEMBUKA PEMBELAJARAN (Konteks) 1 Melakukan kegiatan apersepsi (Mengingatkan materi bangun ruang sisi datar sebelumnya seperti: balok) 1 2 Menyampaikan indikator yang akan dicapai dan rencana kegiatannya (seperti menunjukkan kerangka balok) 1 3 Memberikan penguatan yang mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari (memberi contoh bentuk balok dengan kehidupan seharihari contohnya tempat tisu) 1 III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN (Pengalaman) A Penguasaan materi pelajaran 1 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 3 Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar 1

181 164 4 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 B 1 2 Pendekatan/strategi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dicapai (competence, conscience, compassion) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 4 Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi 1 5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 6 Mengakomodasi adanya keragaman budaya Nusantara 1 7 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif: percaya diri, tanggung jawab, teliti, kerja sama (conscience) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan Melaksanakan pembelajaran sesuai tahapan berfikir anak menurut Van Hiele Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif: saling membantu, saling menghargai (compassion) Melaksanakan pembelajaran yang memacu siswa untuk menemukan konsep materi secara mandiri Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa (seperti mempresentasikan hasil kerja kelompok atau mengemukakan pendapat) Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat mengeksplor atau menggali materi pembelajaran secara detail C 1 Melaksanakan pembelajaran yang memacu siswa untuk dapat berpikir aktif dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media (Alat peraga: kerangka limas, jaring-jaring, dan power point) Memberikan pesan yang menarik (penggunaan jaring-jaring untuk menghitung luas permukaan bangun ruang sisi datar) 3 Menggunakan media secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media (seperti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan unsur-unsur bangun ruang sisi datar) 1

182 165 D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 Merespons positif partisipasi siswa 1 3 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa 1 4 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 1 5 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif (seperti berdiskusi dalam pembimbingan pembelajaran) 6 Menumbuhkan keceriaaan dan antusiasme siswa dalam belajar 1 E Penilaian proses dan hasil belajar (Evaluasi) 1 Melakukan penilaian awal 1 2 Memantau kemajuan belajar (seperti melihat perkembangan siswa melalui soal latihan) 3 Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi 1 4 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi 1 F Pengunaan bahasa 1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 1 2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 3 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 IV A PENUTUP (Refleksi) Refleksi dan rangkuman pembelajaran Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa (melakukan refleksi dengan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari) 1 2 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 1 B Pelaksanaan tindak lanjut (Aksi) 1 Memberikan tugas atau kegiatan tindak lanjut dari refleksi siswa 1 Jumlah Jumlah x skala penilaian Jumlah total 206 Rerata 4.79

183 166 Lampiran 7 Hasil Scanning Lembar Validasi Instrumen Penelitian 1. Observasi

184 167

185 Pedoman Wawancara a. Analisis Kebutuhan

186 169

187 170

188 171

189 172

190 173

191 174

192 175 b. Setelah Uji Coba Produk

193 176

194 177

195 178

196 179

197 180

198 Kuesioner

199 182

200 183 Lampiran 8 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran 1. Silabus Komponen Penilaian Skor Kelengkapan unsur-unsur silabus Kesesuaian antara SK, KD dan Indikator Kualitas perumusan kegiatan pembelajaran Kualitas perilaku yang dituntun dalam indikator mencerminkan keutuhan perkembangan pribadi siswa 5 Tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan Ketepatan dalam memilih media Kesesuaian teknik penilaian yang digunakan dengan indikator 8 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku Jumlah Jumlah x skala penilaian Jumlah total 67 Rerata Rencana Pelaksanaan Pembelajaran No Indikator Skala Penilaian A Komponen RPP 1 Ketercukupan komponen-komponen RPP sebagai penunjang ketercapaian kompetensi. B Identitas RPP 2 Kelengkapan identitas RPP Kecukupan waktu yang dialokasikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. C Rumusan tujuan/ indikator 4 Kesesuaian rumusan tujuan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar 5 Ketepatan penyusunan kata kerja operasional yang dapat diukur 6 Keterwakilan standar kompetensi dan kompetensi dasar Ketercakupan syarat minimum tiga indikator tiap kompetensi dasar 8 Ketercakupan pengetahuan, sikap, dan keterampilan D Pemilihan materi 9 Keluasan (memuat fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan

201 184 skil) yang sesuai dengan tujuan pembelajaran 10 Keakuratan atau kebenaran fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan skill 11 Keseuaian materi dengan perkembangan kognitif siswa Keruntutan dan kesistematikaan susunan materi Kedalaman materi (minimal mencapai indikator) Kebermanfaatan materi dalam menambah wawasan pengetahuan siswa E Metode pembelajaran 15 Kesuaian metode dan strategi yang digunakan dengan indikator siswa 16 Kesesuaian metode dan strategi dengan nilai kemanusiaan yang akan dikembangkan. F Kegiatan pembelajaran 17 Terjadinya interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, dan siswa dengan lingkungan sekitar 18 Penyiapan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. 19 Pengaitan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. 20 Penjelasan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Kegiatan konteks tampak dalam pembelajaran Kegiatan pengalaman tampak pada pembelajaran Kegiatan refleksi tampak pada pembelajaran Kegiatan aksi ditumbuhkan pada pembelajaran Kegiatan evaluasi diterapkan pada pembelajaran G Penutup 26 Penyimpulan materi dalam setiap tatap muka Penyampaian rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. H Pemilihan sumber belajar 28 Kesesuaiain sumber belajar dengan materi pembelajaran Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan pembelajaran Keefektifan penggunaan sumber belajar Kecocokan sumber belajar dengan tingkat perkembangan fisik dan intelektual siswa 31 Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan fisik dan sosial siswa I Penilaian hasil belajar 32 Ketepatan pemilihan teknik penilaian dengan indikator Kesesuaian butir instrumen dengan indikator Keterwakilan setiap indikator Keberadaan dan kejelasan petunjuk pengerjaan soal Keberadaan instrumen penilaian, kunci jawaban, dan rubrik penilaian 37 Kesesuaian penilaian dengan alokasi waktu yang tersedia J Kebahasaan 38 Ketepatan bahasa yang digunakan dalam kaidah bahasa Indonesia

202 Bahasa yang digunakan komunikatif Kejelasan bahasa yang digunakan sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda Jumlah Jumlah x skala penilaian Jumlah total 325 Rerata LKS No. Aspek yang Dinilai Skala Penilaian I FORMAT 1. Kejelasan pembagian materi Rumusan petunjuk LKS sederhana sehingga mudah dipahami siswa 3. Tampilan LKS yang menarik Kesesuaian jenis dan ukuran huruf Pengaturan ilustrasi / gambar II BAHASA 1. Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan kaidah Bahasa Indonesia 2. Kesederhanaan struktur kalimat Kalimat soal tidak mengandung arti ganda Kejelasan petunjuk dan arahan III 5. Sifat komunikatif bahasa yang digunakan ISI 1. Kesesuaian dengan indikator pencapaian hasil belajar Kebenaran isi/ materi Kesesuaian dengan pendekatan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dengan mengakomodasikan teori Van Hiele Jumlah Jumlah x skala penilaian Jumlah total 103 Rerata Bahan Ajar Skor No Komponen Penilaian Materi sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran

203 186 yang akan dicapai 2 Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur 3 Susunan materi pelajaran sistematis, logis, dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. 4 Penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan sederhana Menuliskan sumber bahan ajar Jumlah Jumlah x skala penilaian Jumlah total 42 Rerata 4.20 No. Soal Penilaian a. Penilaian Competence Indikator Validitas Isi Bahasa dan Penulisan Soal SV V CV KV TV SDP DP CDP KDP TDP Mengidentifikasi bagian dan sifat balok Menentukan dan melukis jaring-jaring balok Menentukan luas permukaan balok Menentukan volume balok Jumlah Jumlah X skala Jumlah total 64 Rerata 4 b. Penilaian Conscience No. 1 Pernyataan Pengamatan PERCAYA DIRI Tidak baik jika masih terlihat banyak kesalahan dalam memecahkan masalah (langkahlangkahnya); Kurang baik jika sesekali ada usaha untuk mencoba memecahkan masalah namun tidak cermat dalam pengerjaannya Validitas Isi Bahasa dan Penulisan SV V CV KV TV SDP DP CDP KDP TDP

204 187 Cukup baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk mencoba mengutarakan pendapat dalam proses pembelajaran namun masih ragu Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk mencoba mengutarakan pendapat dan bersedia mengerjakan di depan namun bukan inisiatif sendiri dalam proses pembelajaran 2 2 Sangat baik jika memiliki inisiatif sendiri untuk mengutarakan pendapat atau mengerjakan di depan dengan semangat dalam proses pembelajaran BERTANGGUNGJAWAB (dalam diskusi) Tidak baik jika sama sekali tidak ambil bagian dalam mengerjakan tugas yang diberikan dan acuh tak acuh pada saat berdiskusi Kurang baik jika sesekali ambil bagian dalam mengerjakan tugas yang diberikan namun masih acuh tak acuh pada saat berdiskusi Cukup baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk ambil bagian dalam menyelesaikan tugas namun terkadang masih acuh tak acuh pada saat berdiskusi Baik jika menunjukkan sudah sering menunjukkan usaha untuk mencoba ambil bagian dalam mengerjakan tugas yang diberikan tetapi belum konsisten pada saat berdiskusi Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas yang diberikan pada saat berdiskusi dengan konsisten TELITI Tidak baik jika masih terlihat banyak kesalahan dalam memecahkan masalah (langkah-langkahnya)

205 188 Kurang baik jika sesekali ada usaha untuk mencoba memecahkan masalah namun tidak cermat dalam pengerjaannya Cukup baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk mencoba memecahkan masalah namun belum cermat dalam pengerjaannya Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk mencoba mengerjakan secara cermat dalam memecahkan masalah, namun masih terdapat sedikit kesalahan Sangat baik jika menunjukkan sudah mengerjakan dengan cermat sesuai perintah dan memperoleh hasil yang akurat KERJASAMA (dalam diskusi) Tidak baik jika tidak ada usaha untuk mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama Kurang baik jika ada usaha untuk mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama namun masih diingatkan oleh guru ataupun teman lain. Cukup baik jika sudah menunjukkan ada usaha untuk mengerjakan tugas secara bersama-sama namun masih mendominasi Baik jika sudah menunjukkan usaha untuk mencoba mengerjakan tugas yang diberikan bersama-sama, namun belum konsisten Sangat baik jika sudah menunjukkan usaha untuk mengerjakan tugas yang diberikan bersama-sama dengan konsisten Jumlah jumlah X skala jumlah total 340

206 189 Rerata 4.25 c. Penilaian Compassion No. Pernyataan Pengamatan Validitas Isi Bahasa dan Penulisan SV V CV KV TV SDP DP CDP KDP TDP SALING MEMBANTU Tidak baik jika siswa tidak bersedia membantu teman dalam memecahkan masalah Kurang baik jika siswa kurang bersedia membantu teman dalam memecahkan masalah Cukup jika siswa ragu-ragu membantu teman dalam memecahkan masalah Baik jika siswa sudah menunjukkan ada usaha untuk mencoba membantu teman, namun belum konsisten Sangat baik jika sudah menunjukkan adanya usaha untuk membantu teman dalam memecahkan masalah dengan konsisten SALING MENGHARGAI Tidak baik jika siswa tidak mendengarkan pendapat teman dan memaksakan pendapatnya di dalam kelompok Kurang baik jika siswa tidak mendengarkan pendapat teman atau memaksakan pendapatnya di dalam kelompok Cukup jika siswa terlihat terpaksa 2 2 mendengarkan dan mengikuti pendapat teman Baik jika siswa sudah menunjukkan mau mendengarkan pendapat teman, namun belum konsisten Sangat baik jika sudah menunjukkan mau mendengarkan pendapat teman dan tidak memaksakan pendapatnya Jumlah jumlah X skala jumlah total 177 Rerata 4.425

207 190 Lampiran 9 Hasil Scanning Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran 1. Validator 1 a. Sialbus

208 191

209 192

210 193 b. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

211 194

212 195

213 196

214 197 c. Bahan Ajar

215 198

216 199

217 200 d. Lembar Kegiatan Siswa

218 201

219 202

220 203 e. Penilaian 1) Competence atautes Hasil Belajar (THB)

221 204

222 205

223 206 2) Conscience (Suara Hati)

224 207

225 208

226 209

227 210

228 211

229 212

230 213 3) Compassion (Bella Rasa)

231 214

232 215

233 216

234 Validator 2 a. Silabus

235 218

236 219

237 220 b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

238 221

239 222

240 223

241 224 c. Bahan Ajar

242 225 d. Lembar Kerja Siswa

243 226

244 227

245 228 e. Penilaian Tes Hasil Belajar

246 229

247 230

248 231 f. Penilaian Sikap Conscience

249 232

250 233

251 234

252 235

253 236

254 237

255 238 g. Penilaian Sikap Compassion

256 239

257 240

258 241

259 242

260 243 Lampiran 10 Hasil Olah Data Kuesioner Respon Siswa Pertanyaan Sis wa Total rata-rata 143

261 244 Lampiran 11 SILABUS Sekolah : SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA Kelas : VIII Mata Pelajaran : Matematika Semester : 2 (dua) Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar Materi Pokok 5.1Mengidentifika si sifat-sifat balokserta bagianbagiannya Bagianbagian dan sifat- sifat balok, Kegiatan Pembelajaran Konteks Siswa mengingat kembali materi sebelumnya tentang kubus dan menyatakan kaitannya dengan balok Siswa menyebutkan contoh bendabenda yang berbentuk balok dalam kehidupan sehari-hari Karakter Consience Percaya diri, Tanggung jawab, Ketelitian, dan Kerja sama Compassio n Saling membantu Saling menghargai Indikator Menyebutkan bagian-bagian balok: rusuk, sisi, titik sudut, diagonal sisi, diagonal ruang, bidang diagonal. Menyebutkan sifat-sifat balok. Penilaian Tekni k Tes Bentu k Tes uraian Instrumen Sebutkan dan jelaskan bagianbagian balok beserta jumlahnya Alokas i Waktu (JP) Media Pembelajara n 1 LKS, Balok, Kerangka balok, dan PPT Pengalaman Siswa mencermati bangun balok

262 Membuat jaring-jaring balok 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume balok Jaringjaringbalo k Luas permukaa n dan volume balok dalam kehidupan sehari-hari. Siswa menyebutkan bagian-bagian dan sifat- sifat balok. Competence Siswa membahas, membentuk atau menyusun berbagai jaringjaring balok Siswa mengamati jaringjaring balok untuk menemukan konsep luas permukaan balok. Competence Konteks Siswa mengingat kembali materi sebelumnya mengenai unsurunsur, jaringjaring dan luas permukaan balok Pengalaman Siswa membahas, cara menemukan dan Consience Percaya diri, Tanggung jawab, Ketelitian, dan Kerja sama Compassio n Saling membantu Saling menghargai Consience Percaya diri, Tanggung jawab, Ketelitian, dan Kerja sama Compassio n Saling membantu Saling Menyebutkan rumus luas permukaan balok Menentukan luas permukaan balok Menyelesaikan masalah seharihari yang berkaitan dengan luas permukaan balok Tes Tes Tes uraian Tes uraian Menggamba r jaringjaringbalok dengan pola berbeda Sebutkan rumus luas permukaan balok jika panjang, lebar, dan tingginya berukuran x, y dan z cm. Sebutkan rumus volume: Balok 1 LKS, Balok, dan Jaring-jaring balok 2 Jaring-jaring balok, kubus satuan, kotak transparan berbentuk balok, dan LKS

263 246 menghitung luas permukaan balok Siswa membahas, cara menemukan dan menghitung volume balok Siswa berlatih menentukan luas, volume ataupun unsur lainnya yang berkaitan dengan balok Guru memperlihatkan kubus satuan yang dimasukkan ke dalam kotak transparan berbentuk balok. Lalu siswa mengamati kotak transparan untuk menemukan konsep volume balok Refleksi Guru mengajak siswa menuliskan hasil refleksi mengenai pembelajaran hari ini dalam menghargai Menyebutkan rumus volume balok Menentukan volume balok Menyelesaikan masalah seharihari yang berkaitan dengan volume balok dengan panjang, lebar dan tingginya berukuran x, y dan z cm

264 247 kertas dan dikumpulkan Guru dan siswa bersama-sama melakukan refleksi atas materi yang sudah dipelajari dengan menemukan nilai-nilai dan makna dari materi balok dan dinamika pembelajaran yang terjadi Aksi Guru meminta Siswa menuliskan aksi yang mencerminkan nilai kemanusiaan berdasarkan pengalaman belajar Guru meminta siswa membuat jaring-jaring balok Guru meminta siswa untuk

265 248 merencanakan hal yang akan dilakukan berdasarkan nilai kemanusiaan dari pengalaman pembelajaran Guru memberi tugas pada siswa untuk membuat benda yang berbentuk balok yang dapat digunakan dalam kehidupan seharihari Guru meminta siswa untuk membuat laporan berdasarkan balok yang telah dibuat siswa. Evaluasi Guru mengajak siswa untuk merangkum dan menuliskan ringkasan materi yang mereka pelajari sepanjang pertemuan dengan

266 249 pemahaman masing-masing siswa Guru meminta siswa membuat rangkuman tentang materi yang diajarkan Sumber belajar: Simangunsong, Wilson dan Sukino Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga. Adinawan, M.Cholik dan Sugijono Matematika untuk SMP/ MTS Kelas VIII Semester 2. Jakarta: Erlangga. Nurmeidina, Rahmatya Perangkat Pembelajaran Matematika Bangun Ruang SMP. Yogyakrta: UNY. Subagya, Y Paradigma Pedagogi Refektif Alternatif Menuju Idealisme Pendidikan Kristiani. Yogyakarta: Kanisius. Van De Walle, John A Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta : Erlangga.

267 250 Lampiran 12 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Topik Waktu : SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA : VIII/2 (dua) : Matematika : Bangun Ruaang Sisi Datar : Balok : 2 x 3 Jam Pelajaran A. Kompetensi Inti 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya B. Kompetensi Dasar 5.1. Mengidentifikasi sifat-sifat balokserta bagian-bagiannya 5.2. Membuat jaring-jaring balok 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume balok C. Indikator 1. Competence / Pengetetahuan a. Mengidentifikasi sifat-sifat dan unsur-unsur balok b. Menentukan panjang rusuk dan panjang diagonal balok c. Menggambar balok d. Membuat jaring-jaring balok e. Menentukan luas permukaan balok f. Menentukan volume balok g. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan balok h. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume balok

268 Consience / Suara Hati a. Teliti dalam menentukan panjang rusuk dan panjang diagonal balok b. Teliti dalam menggambar balok dan jaring-jaringnya c. Percaya diri dalam menyampaikan pendapat dan mempresentasikan hasil pekerjaannya d. Mampu bekerjasama dalam memecahkan persoalan bersama kelompok e. Mampu bertanggungjawab menyelesaikan tugas 3. Compassion / Kepedulian pada orang lain a. Bersedia saling membantu satu sama lain dalam proses pembelajaran dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Bersedia saling menghargai pendapat satu sama lain dalam proses pembelajaran dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. D. Tujuan 1. Competence / Pengetetahuan a. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat dan unsur-unsur balok b. Siswa dapat menentukan panjang rusuk dan panjang diagonal balok c. Siswa dapat menggambar balok d. Siswa dapat membuat jaring-jaring balok e. Siswa dapat menentukan luas permukaan balok f. Siswa dapat menentukan volume balok g. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume balok h. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume balok 2. Consience / Suara Hati a. Siswa dapat menentukan panjang rusuk dan panjang diagonal balok dengan teliti b. Siswa dapat menggambar balok dan jaring-jaringnya dengan teliti c. Siswa dapat menyampaikan pendapat dan mempresentasikan hasil pekerjaannya dengan percaya diri d. Siswa mampu bekerjasama dalam memecahkan persoalan bersama kelompok e. Siswa mampu bertanggungjawab menyelesaikan tugas

269 Compassion / Kepedulian pada orang lain a. Siswa bersedia saling membantu satu sama lain dalam proses pembelajaran dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Siswa bersedia saling menghargai pendapat satu sama lain dalam proses pembelajaran dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. E. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar : BALOK Dalam materi ajar akan membahas: Konteks Berisi ajakan bagi siswa untuk mengenal bangun balok dengan memberi contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari serta memotivasi siswa tentang kegunaan dan manfaat mempelajari balok dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman Berisi kegiatan yang akan mempelajari materi 1. Balok Adalah 2. Unsur-unsur balok Sebuah kubus memiliki unsur-unsur yang meliputi a. Sisi balok b. Rusuk balok c. Titik sudut balok d. Diagonal sisi balok e. Diagonal ruang balok f. Bidang diagonal balok 3. Sifat-sifat balok a. Jumlah sisi ada 6 buah yang berbentuk persegi panjang b. Mempunyai 3 kelompok sisi yang saling sejajar c. Mempunyai 8 titik sudut d. Mempunyai 12 rusuk yang memiliki 3 ukuran berdasarkan panjang, lebar dan

270 253 tinggi, setiap ukuran memiliki panjang yang sama e. Mempunyai 3 kelompok rusuk yang saling sejajar f. Mempunyai 4 diagonal ruang dan 12 diagonal bidang g. Mempunyai 6 bidang diagonal yang berbentuk persegi panjang. 4. Jaring-jaring balok 5. Luas permukaan balok Cara mencari luas permukaan balok adalah menghitung semua luas sisisisinya atau semua luas jaring-jaringnya. Luas Permukaan Balok = 2 ((p l) + (l t) + (p t)) 6. Volume balok Cara mencari volume balok adalah menentukan satu balok satuan yang dijadikan acuan untuk balok yang lain. Volume Balok = p x l x t dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dan fase van Hiele berbantu alat peraga. Refleksi Berisi arahan agar: 1. Melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini. 2. Menuliskan hasil refleksi mengenai pembelajaran hari ini dalam kertas dan dikumpulkan.

271 254 Aksi Berisi arahan agar siswa : 1. Menuliskan aksi yang mencerminkan nilai kemanusiaan berdasarkan pengalaman belajar serta refleksi sepanjang pelajaran hari ini 2. Membuat jaring-jaring balok 3. Membuat benda berbentuk balok yang dapat berguna untuk kehidupan sehari-hari. Contoh : kotak tisu, tempat kado, celengan Evaluasi Berisi ajakan bagi siswa untuk merangkum dan menuliskan ringkasan materi yang mereka pelajari sepanjang pertemuan dengan pemahaman masing-masing siswa F. Nilai Kemanusiaan Percaya diri, bertanggung jawab, ketelitian dan kerja sama G. Pendekatan dan metode pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif Metode pembelajaran: Diskusi kelompok Tanya jawab H. Strategi Pembelajaran/Sekenario NO PERTEMUAN PERTAMA 120 menit (3 jam pelajaran) KEGIATAN 1 PENDAHULUAN a. Guru memberi salam, berdoa (apabila jam pertama) dan mengajak siswa untuk memeriksa kebersihan kelas. b. Guru mengecek kehadiran siswa, dan menanyakan alasan siswa yang tidak hadir. Siswa dan guru bersama-sama mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit supaya cepat sembuh. c. Apersepsi Guru mengingatkan siswa mengenai bangun datar persegi dan persegi panjang dan menyatakan bahwa materi tersebut akan berkaitan dengan pelajaran yang akan dipelajari ALOKASI WAKTU / NILAI KEMANUSIAAN (10 menit) Bertanggung jawab, ketelitian dan kerja sama

272 255 d. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan dalam silabus Konteks e. Motivasi Guru menunjukkan kardus berbentuk balok dan gambar tempat sampah (berbentuk balok) menanyakan kepada siswa bentuk bangun apakah itu? Untuk dapat membuat wadah seperti itu kita perlu mengetahui panjang rusuk dan luas permukaannya. Untuk mengetahui panjang sisi atau luas permukaan terlebih dahulu siswa perlu mempelajari bagian-bagian balok. Dalam kegiatan motivasi ini siswa juga diajarkan nilai kepedulian lingkungan yaitu membuat sesuatu dari bahan daur ulang agar mengurangi produksi sampah dan membuang sampah pada tempatnya. f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan nilai kemanusiaan 2 KEGIATAN INTI Pengalaman Van Hiele fase informasi c. Guru mengelompokkan siswa dalam 4-5 orang dan membagikan LKS 1 d. Guru memancing rasa ingin tahu siswa dengan pertanyaan, apa saja benda-benda di sekitar kita yang berbentuk balok? e. Guru memperkenalkan bangun balok dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan pertanyaan kepada siswa, sebenarnya mengapa kita harus mempelajari materi balok f. Guru melibatkan siswa-siswa untuk mengetahui dan menyebutkan unsur-unsur balok dengan menggunakan kerangka balok Van Hiele fase orientasi terarah atau terpadu g. Siswa memahami perintah kerja dan pertanyaan yang diajukan dalam LKS 1. Melalui diskusi kelompok, siswa saling membantu memberi pemahaman LKS 1 h. Guru memberi bantuan seperlunya dalam memahami maksud LKS pada kelompok yang mengalami kesulitan. i. Siswa secara berkelompok menyelesaikan permasalahan terkait dengan balok pada LKS 1 Van Hiele fase eksplisitasi f. Siswa secara berkelompok membongkar balok dengan cara mengiris bagian rusuk balok sesuai petunjuk pada LKS 1 g. Masing-masing siswa menggambarkan jaring-jaring yang terbentuk sesuai petunjuk pada LKS 1 (10 menit) Percaya diri, bertanggung jawab, ketelitian dan kerja sama (20 menit) Kerja sama Ketelitian Bertanggung jawab Percaya diri (20 menit) Kerja sama, ketelitian Kerja sama, ketelitian Bertanggung jawab, ketelitian, kerja sama (15 menit) Kerja sama, bertanggung jawab Ketelitian, percaya diri Van Hiele fase orientasi bebas h. Siswa mempresentasikan hasil diskusi mengenai pengertian, unsur-unsur dan jaring-jaring balok yang telah dipelajari dengan menggunakan kerangka balok dan (20 menit) Percaya diri, bertanggung jawab, ketelitian, kerja sama

273 256 jaring-jaring balok i. Siswa yang lain memberikan tanggapan atas presentasi yang disajikan, meliputi: bertanya, mengkonfirmasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya. Van Hiele fase integrasi k. Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran hari ini l. Guru memberi kesempatan siswa untuk mengkonfirmasi materi yang telah didiskusikan. 3 PENUTUP a. Setiap kelompok diberikan perolehan penghargaan berkaitan dengan aktivitas kelompok. Refleksi Guru mengajak siswa untuk berefleksi, dengan memberikan pertanyaan tentang pengalaman yang telah dialami dalam proses pembelajaran. 1) Bagaimana perasaanmu? Berikan alasan 2) Nilai (yang berupa sikap) apa saja yang dapat diambil dari pembelajaran materi balok? 3) Manfaat apa yang dapat kalian rasakan setelah mempelajari balok? Aksi Guru membimbing siswa untuk menggali nilai kemanusiaan yang telah dipelajari selama proses pembelajaran hari ini dengan memberikan pertanyaan aksi yang berkaitan dengan nilai kemanusiaan yang mereka dapatkan dari pengalaman hari ini 1) Niat atau rencana tindakan yang akan saya lakukan setelah mendapatkan pengalaman pembelajaran materi balok topik sifat-sifat, unsur-unsur dan jaringjaring balok 2) Siswa ditugaskan untuk membuat jaring-jaring balok berukuran sedang dengan menggunakan kertas asturo Evaluasi Guru dan siswa membuat rangkuman tentang materi yang diajarkan serta nilai kemanusiaan yang didapatkan dalam pengalaman Guru menyampaikan pesan untuk mempelajari materi dan mengamalkan nilai kemanusiaan yang telah didapatkan dalam pengalaman Percaya diri, bertanggung jawab, ketelitian, kerja sama (10 menit) Percaya diri, bertanggung jawab, ketelitian, kerja sama Percaya diri (5 menit) Bertanggung jawab, ketelitian (5 menit) Percaya diri, bertanggung jawab (5 menit) Percaya diri, bertanggung jawab, ketelitian, kerja sama PERTEMUAN KE DUA 80 menit (2 jam pelajaran) NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU / NILAI KEMANUSIAAN 1 PENDAHULUAN a. Guru memberi salam, berdoa (apabila jam pertama) dan (5 menit)

274 257 mengajak siswa untuk memeriksa kebersihan kelas. b. Guru mengecek kehadiran siswa, dan menanyakan alasan siswa yang tidak hadir. Siswa dan guru bersama-sama mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit supaya cepat sembuh. Konteks c. Apersepsi Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya mengenai unsur-unsur balok d. Motivasi Guru memperlihatkan kardus bekas sepatu yang berbentuk balok apabila kardus akan dibungkus dengan kertas kado, maka luas kertas kado paling sedikit yang diperlukan untuk membungkus adalah luas permukaan kemasan makanan tersebut. Guru juga menjelaskan kepada siswa bahwa kita dapat memanfaatkan kardus bekas untuk keperluan lain, misalnya kardus kemasan biskuit tersebut setelah dilapisi dengan kertas kado dapat digunakan menjadi tempat tisu. e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, nilai kemanusiaan dan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan dalam silabus 2 KEGIATAN INTI Pengalaman Van Hiele fase informasi a. Guru meninta siswa masuk dalam kelompok seperti pertemuan sebelumnya, menunjukkan jaring-jaring balok yang telah dibuat oleh siswa dan membagi LKS 2 b. Berdasarkan jaring-jaring balok yang telah dibuat oleh siswa pada pertemuan sebelumnya, siswa diajak mengidentifikasi jaring-jaring balok untuk menentukan luas permukaan balok. Van Hiele fase orientasi terarah atau terpadu c. Secara berkelompok, siswa mengamati jaring-jaring balok dan menemukan rumus luas permukaan balok. d. Secara berkelompok, siswa mengamati alat peraga kubus satuan dan menemukan rumus volume balok. e. Masing-masing siswa menuliskan rumus permukaan dan volume berdasarkan percobaan. Van Hiele fase eksplisitasi f. Secara berkelompok, siswa mengaplikasikan pengetahuan dan rumus untuk mengerjakan berbagai soal yang terkait dalam masalah balok g. Siswa diajak menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume balok h. Jika ada siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan maka guru memberikan bimbingan dan arahan, guru juga memberikan arahan kepada siswa untuk mengajari teman Bertanggung jawab, ketelitian dan kerja sama (10 menit) Percaya diri Bertanggung jawab, ketelitian dan kerja sama Kerja sama (10 menit) Kerja sama Ketelitian (10 menit) Kerja sama, ketelitian Kerja sama, ketelitian Bertanggung jawab (15 menit) Kerja sama, ketelitian Ketelitian, kerja sama, percaya diri, bertanggung jawab Kerja sama, bertanggung jawab, percaya diri

275 258 sekelompoknya yang belum mengerti. Dalam pembelajaran ini siswa juga dilatihkan peduli terhadap teman yang belum memahami pelajaran yang diajarkan. Van Hiele fase orientasi bebas i. Siswa perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi mengenai luas permukaan dan volume balok serta penyelesaian masalahnya. j. Siswa yang lain memberikan tanggapan atas presentasi yang disajikan, meliputi: bertanya, mengkonfirmasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya. Van Hiele fase integrasi k. Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran hari ini l. Guru memberi kesempatan siswa untuk mengkonfirmasi materi yang telah didiskusikan. 3 PENUTUP Refleksi Guru dan siswa bersama-sama melakukan refleksi atas materi yang sudah dipelajari dengan menemukan nilainilai dan makna dari materi balok dan dinamika pembelajaran yang terjadi Guru memberi panduan pertanyaan refleksi supaya siswa lebih mudah untuk mengambil nilai dan maknanya. Aksi Siswa bisa diberikan panduan pertanyaan aksi seperti: sumbangan apa yang akan kamu berikan untuk masyarakat dan negara agar lebih baik? Siswa diberi tugas untuk memanfaatkan balok yang telah dibuat untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Evaluasi Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang diajarkan serta nilai kemanusiaan yang didapatkan dalam pengalaman Guru menyampaikan pesan untuk mengamalkan nilai kemanusiaan yang telah didapatkan dalam pengalaman dan mempelajari materi serta mengingatkan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan mengenai balok (10 menit) Ketelitian, kerja sama, percaya diri, bertanggung jawab Ketelitian, kerja sama, percaya diri, bertanggung jawab (10 menit) Percaya diri, bertanggung jawab, ketelitian, kerja sama (5 menit) Bertanggung jawab, ketelitian (5 menit) Percaya diri, bertanggung jawab (5 menit) Percaya diri, bertanggung jawab, ketelitian, kerja sama I. Media Pembelajaran a. White board dan spidol b. Benda berbentuk balok c. Gambar balok d. Alat peraga balok (kerangka, bangun balok (benda nyata), jaring-jaring)

276 259 J. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran a. Sumber Dewi N dan Tri W, (2008), BSE Matematika VIII SMP dan Mts hal , Jakarta: Pusbuk Depdiknas Sukino Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Erlangga b. Alat White Board, LCD, Laptop c. Bahan Spidol, video, kerangka balok, susunan kubus, lembar kerja K. Penilaian 1. Teknik Penilaian : tes tertulis (uraian), pengamatan 2. Bentuk Instrumen (terlampir) : soal dan kunci jawaban dan rubrik penilaian 3. Prosedur Penilaian No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian 1. Competence / Pengalaman a. Mengidentifikasi unsur-unsur balok b. Menentukan panjang rusuk dan panjang diagonal balok c. Menggambar balok d. Membuat jaring-jaring balok e. Menentukan luas permukaan balok f. Menentukan volume balok g. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan balok h. Menyelesaika masalah yang berkaitan dengan volume balok 2. Conscience / Suara hati a. Teliti dalam memecahkan persoalan yang diberikan. b. Percaya diri berbicara di depan umum c. Bekerjasama dalam memecahkan Tes Tertulis Pengamatan Hasil dari tes tertulis Saat menyelesaikan soal-soal latihan (baik individu maupun

277 260 persoalan bersama kelompok d. Bertanggungjawab menyelesaikan tugas 3. Compassion / Peduli a. Bersedia untuk saling membantu satu sama lain dalam proses pembelajaran dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Bersedia untuk saling menghargai pendapat satu sama lain dalam proses pembelajaran dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengamatan kelompok) dan saat diskusi Saat pembelajaran dan saat diskusi serta dari hasil refleksi dan niat aksi

278 261 Lampiran 13 BAHAN AJAR A. Konteks Guru memberikan contoh benda-benda yang berbentuk balok dalam kehidupan sehari-hari. Contoh : kotak makanan, speaker, kardus sepatu, kulkas, CPU. B. Pengalaman Guru memfasilitasi siswa belajar materi dengan menggunakan pendekatan PPR yang mengakomodasi fase Van Hiele berbantu alat peraga. Materi sebagai berikut : 1. Balok Balok adalah bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh tiga pasang persegi panjang yang masing- masingnya mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Gambar (a) adalah kotak yang berbentuk balok. H G E F D C A B Gambar (b) adalah balok yang diberi nama balok ABCD.EFGH

279 Unsur- unsur Balok a. Sisi Sisi adalah daerah yang membatasi bagian luar dengan bagian dalam dari suatu bangun ruang. Balok mempunyai tiga pasang sisi, yang masingmasing pasang berbentuk persegi panjang yang sama bentuk dan ukurannya. Sisi balok dapat dikelompokkann dalam dua bagian yaitu: Sisi datar, terdiri atas sisi alas (ABCD) dan sisi atas (EFGH) yang saling sejajar. Sisi tegak, terdiri atas sisi depan (ABFE) sejajar dengan sisi belakang (DCGH), sisi kiri (ADHE) sejajar dengan sisi kanan (BCGF). b. Rusuk Rusuk adalah perpotongan dua sisi yang berupa ruas garis. Sebuah balok mempunyai 12 rusuk. Rusuk- rusuk tersebut terbagi dalam tiga bagian yang masing- masing terdiri atas empat rusuk yang sejajar dan sama panjang. Bagian pertama terdiri atas rusuk- rusuk terpanjang, yaitu rusuk AB, DC, EF, dan HG, bagian ini disebut panjang balok. Bagian kedua terdiri atas rusuk- rusuk tegak, yaitu AE, BF, CG, dan DH, bagian ini disebut tinggi balok. Bagian ketiga terdiri atas rusuk- rusuk miring (rusuk nonfrontal), yaitu AD, BC, EH, dan FG, bagian ini disebut lebar balok. c. Titik Sudut Titik sudut adalah perpotongan tiga rusuk. Sebuah balok mempunyai 8 titik sudut. Titik-titik sudut balok adalah titik sudut A, B, C, D, E, F, G, dan H.

280 263 d. Diagonal Sisi Diagonal sisi adalah garis (bukan rusuk) yang menghubungkan dua titik sudut dalam satu bidang. Balok mempunyai 12 buah diagonal sisi. Diagonal sisi pada balok tidak semuanya mempunyai panjang yang sama, bergantung pada ukuran sisi balok tersebut. Dari gambar terlihat bahwa balok ABCD.EFGH mempunyai 12 buah diagonal sisi, yaitu AF, BE, CH, DG, AC, BD, EG, FH, AH, DE, BG, dan CF. Untuk mencari panjang diagonal sisi, menggunakan Teorema Pythagoras, diperoleh hubungan berikut. AC 2 = AB 2 + BC 2 D C l A E p B F AF 2 = AB 2 + BF 2 t A p B E H t AH 2 = AD 2 + DH 2 A l D Dengan demikian, diperoleh bahwa panjang diagonal sisi pada suatu balok tidak sama, bergantung pada letak diagonal sisi tersebut.

281 264 e. Diagonal Ruang Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua buah titik sudut yang tidak terletak pada sisi yang sama. Dari gambar terlihat bahwa balok ABCD.EFGH mempunyai 4 buah diagonal ruang yaitu AG, BH, CE, dan DF. Panjang diagonal CE dapat kamu tentukan sebagai berikut. CE 2 = AC 2 + AE 2 AC merupakan diagonal sisi balok ABCD.EFGH. Nilai dari AC 2 adalah AC 2 = AB 2 + BC 2 = p 2 + l 2. Sehingga, Jadi, panjang diagonal ruang CE adalah dengan p, l, dan t berturut- turut adalah panjang, lebar, dan tinggi balok ABCD.EFGH. Dengan demikian, diagonal- diagonal ruang pada suatu balok sama panjang. f. Bidang Diagonal

282 265 Bidang diagonal adalah suatu bidang yang menghubungkan rusukrusuk berhadapan sejajar, serta terletak pada sisi yang berbeda. Dari gambar terlihat bahwa balok ABCD.EFGH mempunyai 6 buah bidang diagonal yaitu ABGH, DCFE, BCHE, AFGD, ACGE, dan DBFH. Untuk mencari luas bidang diagonal CDEF, terlebih dahulu harus mencari panjang CF dengan menggunakan teorema pythagoras CF 2 = BC 2 + BF 2 Luas bidang diagonal CDEF dapat dicari dengan rumus persegi panjang yakni: Luas CDEF = CD CF Dengan demikian, diperoleh bahwa bidang diagonal suatu balok tidak sama, bergantung pada letak bidang diagonal tersebut. 3. Sifat- sifat Balok H G E F D C A B a. Mempunyai 6 buah sisi yang terdiri dari 3 pasang sisi yang bentuk dan ukurannya sama(kongruen). b. Mempunyai 12 rusuk yang terdiri dari 3 kelompok rusuk- rusuk yang sama panjang dan sejajajar. c. Mempunyai 8 titik sudut (titik sudut A, B, C, D, E, F, G, dan H). d. Mempunyai 12 diagonal sisi, namun panjang diagonal sisi pada suatu balok tidak sama, bergantung pada letak diagonal sisi tersebut (AF, BE, CH, DG, AC, BD, EG, FH, AH, DE, BG, dan CF). e. Mempunyai 4 diagonal ruang (AG, BH, CE, dan DF).

283 266 f. Mempunyai 6 bidang diagonal yang berbentuk persegi panjang, namun bidang diagonal suatu balok tidak sama, bergantung pada letak bidang diagonal tersebut (ABGH, DCFE, BCHE, AFGD, ACGE, dan DBFH). 4. Jaring-jaring Balok Jaring- jaring balok adalah sebuah bidang datar yang terbentuk dari sebuah balok yang dipotong menurut rusuk- rusuknya. Jika balok ABCD.EFGH yang terbuat dari karton diiris sepanjang rusuk- rusuk AE, DH, BF, CG, EF, dan HG kemudian direbahkan sisi- sisinya, maka akan diperoleh jaring- jaring balok seperti terlihat pada gambar di bawah ini. (a) balok (b) Balok dengan beberapa sudut terpotong H G H D C G H E A E B F F E (c) Jaring- jaring balok

284 Luas Permukaan Balok Luas permukaan balok adalah jumlah luas seluruh permukaan (bidang) pada bangun ruang tersebut. Untuk menentukan luas permukaan balok, perlu diketahui banyak bidang pada balok dan bentuk dari masing- masing bidang tersebut. Kemudian kita gunakan rumus- rumus luas bangun datar yang telah dipelajari, yaitu luas persegi panjang. t l p l p t t Dari gambar diatas terlihat bahwa jaring-jaring balok terdiri atas 6 persegi panjang. Jadi, luas permukaan balok merupakan jumlah luas keenam persegi panjang tersebut. Jika kita misalkan: p = panjang balok, l= lebar balok dan t= tinggi balok, maka: Luas permukaan balok = luas sisi atas + luas sisi bawah + luas sisi depan + luas sisi belakang + luas sisi kanan + luas sisi kiri = ( p l ) +( p l ) + ( p t ) + ( p t ) + ( l t ) + ( l t ) = 2 ( p l ) + 2 ( p t ) + 2 ( l t ) = 2 ( p l + p t + l t) Jadi, luas permukaan balok adalah 2 ( p l + p t + l t) 6. Volume Balok Volume adalah isi dari bangun- bangun ruang. Volume diukur dalam satuan kubik. Untuk memperoleh rumus volume balok, kita menggunakan kubus satuan.

285 268 Balok Panjang Lebar Tingg i Banyak Kubus Volu me 4 kubus satuan 2 kubus satuan 1 kubus satuan 8 = kubus satuan 4 kubus satuan 3 kubus satuan 1 kubus satuan 12 = kubus satuan 4 kubus satuan 3 kubus satuan 2 kubus satuan 24 = kubus satuan 4 kubus satuan 4 kubus satuan 3 kubus satuan 48 = kubus satuan Pada tabel di atas, bilangan- bilangan pada kolom ke-6= hasil kali bilangan pada kolom ke-2, ke-3, dan ke-4. Dengan demikian, volume balok = panjang lebar tinggi. C. Refleksi Guru mengajak siswa untuk berefleksi, melalui refleksi siswa diharapkan meyakini makna nilai yang terkandung dalam pengalaman. Guru memfasilitasi siswa dengan memberikan pertanyaan tentang pengalaman yang telah dialami dalam proses pembelajaran. 1) Bagaimana perasaanmu? Berikan alasan! 2) Nilai (yang berupa sikap) apa saja yang dapat kamu ambil dari pembelajaran materi balok ini? 3) Manfaat apa yang dapat kalian rasakan setelah mempelajari balok?

286 269 D. Aksi Guru mengarahkan siswa untuk menuliskan aksi yang berkaitan dengan nilai kemanusiaan yang mereka dapatkan dari pengalaman. 1) Niat atau rencana apa yang akan kalian lakukan yang mencerminkan nilai kemanusiaan?(ditulis alam kertas secara individu). 2) Guru memberi pekerjaan rumah kepada siswa untuk membuat jaring-jaring balok secara individu. (pertemuan pertama). 3) Guru memberi pekerjaan rumah kepada siswa untuk membuat balok yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari (pertemuan kedua). E. Evaluasi Guru mengajak siswa untuk menuliskan rangkuman materi pertemuan ini berdasarkan pemahaman masing-masing. Daftar Pustaka Adinawan, M.Cholik dan Sugijono Matematika untuk SMP/ MTS Kelas VIII Semester 2. Jakarta: Erlangga. Marsigit Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira. Simangunsong, Wilson dan Sukino Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga. Nurmeidina, Rahmatya Perangkat Pembelajaran Matematika Bangun Ruang SMP. Yogyakrta: UNY. Van De Walle, John A Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta : Erlangga.

287 270 Lampiran 14 LEMBAR KERJA SISWA A. LKS 1 LKS 1 Materi: sifat-sifat, unsur-unsur dan jaring-jaring balok Waktu: 2 x 40 menit Alat peraga: balok, kerangka balok, jaring-jaring balok Nama Kelompok: Petunjuk: 1. Semua anggota kelompok harus saling bekerja sama 2. Kerjakanlah LKS ini dengan sungguh-sungguh dan kumpulkan tepat waktu 3. Apabila ada hal-hal yang belum dimengerti, tanyakanlah atau carilah dari sumber lain. 4. Bantulah temanmu yang masih kesulitan dalam memahami pelajaran ini Tujuan: 1. Competence / Pengetetahuan a. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat dan unsur-unsur balok b. Siswa dapat menentukan panjang rusuk dan panjang diagonal balok c. Siswa dapat menggambar balok d. Siswa dapat membuat jaring-jaring balok 2. Consience / Suara Hati a. Teliti dalam memecahkan permasalahan yang diberikan. b. Siswa dapat menyampaikan pendapat dan mempresentasikan hasil pekerjaannya dengan percaya diri c. Siswa mampu bekerjasama dalam memecahkan persoalan bersama kelompok d. Siswa mampu bertanggungjawab menyelesaikan tugas 3. Compassion / Kepedulian pada orang lain a. Siswa bersedia saling membantu satu sama lain dalam proses pembelajaran b. Siswa bersedia saling menghargai pendapat satu sama lain dalam proses pembelajaran

288 271 Konteks Bagian-bagian dan sifat-sifat balok 1. Perhatikan gambar dan ilustrasi berikut. Buanglah sampah pada tempatnya, kalimat anjuran tersebut sering kita temukan di tempat-tempat umum. Agar lingkungan menjadi bersih dan sehat perlu kesadaran dan kepedulian kita semua. Berbentuk apakah bak sampah tersebut? 2. Selain kotak sampah di atas, benda apa saja di sekitarmu yang berbentuk seperti bangun diatas? Pengalaman 3. Perhatikan model balok tersebut dan jawablah pertanyaan di bawah ini bersama dengan teman sekelompokmu. a. Berapa banyak sisi balok tersebut? Tuliskan sisi apa saja! b. Berapa banyak rusuk balok tersebut?

289 272 Tuliskan rusuk apa saja! c. Berapa banyak titik sudut balok tersebut? Tuliskan titik-titik sudutnya apa saja! d. Berapa banyak diagonal sisi balok tersebut? Apakah panjang diagonal sisi tiap sisi sama? Jelaskan mengapa! Jika tidak sebutkan ada berapa diagonal sisi yang berbeda! Tuliskan diagonal-diagonal sisinya apa saja! Tentukan panjang BG, AF dan EG e. Berapa banyak diagonal ruang balok tersebut?

290 273 Apakah panjang diagonal pada diagonal ruang memiliki panjang yang sama? Jelaskan alasanmu! Jika tidak sebutkan ada berapa diagonal ruang yang berbeda! Tuliskan diagonal-diagonal ruangnya apa saja! Tentukan panjang EC! f. Berapa banyak bidang diagonal balok tersebut? Apakah bidang diagonal tersebut berpasangan, sama dan sebangun? Jika tidak, sebutkan ada berapa diagonal sisi yang berbeda! Tuliskan bidang diagonalnya apa saja? Tentukan luas bidang diagonal ABGH!

291 274 Jaring-jaring balok 1. Perhatikan gambar berikut! Ibu memesan snack di sebuah toko camilan untuk syukuran ulang tahun adik. Makanan dibungkus di dalam kotak makanan seperti gambar diatas. Setelah selesai makan, kotak makan tersebut tidak dibuang, tapi disimpan untuk didaur ulang. Kamu diminta untuk membantu membuka rangkaian kotak tersebut untuk memudahkan penyimpanan. Pola kotak makanan tersebut merupakan bentuk bangun datar dari kotak makanan yang berbentuk balok yang telah digunting beberapa rusuknya. Disebut apakah pola irisan balok tersebut dalam matematika? 2. Cobalah membuat jaring-jaring balok dari kardus bekas berbentuk balok yang kamu bawa. Caranya: Guntinglah tiga buah rusuk alas dan atasnya serta satu buah rusuk tegaknyakemudian rebahkan pada bidang datar. Usahakan dalam kelompokmu mengiris/menggunting baloknya dari rusuk yang berbeda agak memperoleh bentuk jaring-jaringyang berbeda pula. Kemudian gambarkan semua bentuk jaring-jaring yang kaliandapatkan pada kertas berpetak.

292 Ukurlah jaring-jaring balokmu, berilah keterangan ukuran balok tersebut pada gambar jaring-jaringyang dibuat. Ukurlah gambar balok sesuai dengan kertas berpetak yang disediakan.tunjukkan pula yang mana panjang, lebar dan tinggi balok. B. LKS 2 LKS 2 Materi: Luas Permukaan dan Volume balok Waktu: 2 x 40 menit Alat peraga: jaring-jaring balok, kubus satuan Sekolah Nama Kelompok: Petunjuk: 5. Semua anggota kelompok harus saling bekerja sama 6. Kerjakanlah LKS ini dengan sungguh-sungguh dan kumpulkan tepat waktu 7. Apabila ada hal-hal yang belum dimengerti, tanyakanlah atau carilah dari sumber lain. 8. Bantulah temanmu yang masih kesulitan dalam memahami pelajaran ini Tujuan: 4. Competence / Pengetetahuan e. Siswa dapat menentukan luas permukaan balok f. Siswa dapat menentukan volume balok g. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan balok h. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume balok 5. Consience / Suara Hati e. Teliti dalam memecahkan permasalahan yang diberikan. f. Siswa dapat menyampaikan pendapat dan mempresentasikan hasil pekerjaannya dengan percaya diri g. Siswa mampu bekerjasama dalam memecahkan persoalan bersama kelompok h. Siswa mampu bertanggungjawab menyelesaikan tugas 6. Compassion / Kepedulian pada orang lain c. Siswa bersedia saling membantu satu sama lain dalam proses pembelajaran d. Siswa bersedia saling menghargai pendapat satu sama lain dalam proses Konteks pembelajaran

293 276 LUAS PERMUKAAN BALOK Perhatikan gambar dan ilustrasi berikut. Alya akan memberikan kado untuk ulang tahun Mira. Kado yang akan diberikan telah dimasukkan kedalam kotak yang berbentuk balok seperti pada gambar disampung. Jika Alya akan membungkus kado tersebut dengan kertas kado, bagaimana cara mengukur luas permukaan minimal kertas kado Sebelum menjawab permasalahan di atas, marilah kita lakukan kegiatan di bawah ini untuk menemukan luas permukaan balok. 1. Perhatikan gambar di samping, gambar apakah itu? 2. Berbentuk bangun datar apakah sisi balok? 3. Balok memiliki pasang sisi yang memiliki bentuk dan berukuran sama. Pengalaman Dari gambar diatas terlihat bahwa jaring-jaring balok terdiri atas 6 persegi panjang. Jadi, luas permukaan balok merupakan jumlah luas keenam persegi panjang tersebut. Jika kita misalkan p = panjang balok, l = lebar balok dan t = tinggi balok maka Luas permukaan balok = luas sisi... + luas sisi... + luas sisi... + luas sisi... + luas sisi... + luas sisi... = (... X...) + (... X...) + (... X...) + (... X...) + (... X...) + (... X...) = = Jadi luas permukaan balok adalah... Luas Permukaan Balok =

294 277 Volume Balok SMP Negeri 1 Yogyakarta akan mengadakan acara ulang tahun sekolah dan makan bersama seluruh warga SMP Negeri 1 Yogyakarta. Damar bertugas untuk mengangkut nasi kotak. Untuk memudahkan dalam pengangkutan, kotak nasi berukuran 15 cm 20 cm 8 cm dimasukkan dalam kardus bekas air mineral berukuran 30 cm 20cm 24cm, jika nasi kotak berjumlah 120 buah. Bagaimana cara menentukan banyaknya kardus seperti pada permasalahan di atas? Sebelum menjawab permasalahan di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini untuk menemukan volume balok. (a) (b) (c) 1. Perhatikan gambar balok (gambar (a)) di atas. Apabila kita mengisi balok tersebut dengan kubus satuan. Berapa Banyak kubus satuan yang diperlukan untuk memenuhi bagian alas balok (gambar (b))? 2. Berapa banyak lapisan kubus satuan yang digunakan untuk mengisi penuh balok pada gambar? Banyak lapisan kubus satuan merupakan tinggi balok. Jadi, berdasarkan gambar tersebut berapa satuan ukuran tinggi balok? Berapa satuan ukuran panjang balok? Berapa satuan ukuran lebar balok? 3. Berapa banyak kubus satuan yang diperlukan untuk memenuhi balok besar pada gambar (c)? Lengkapilah tabel di bawah ini. Balok Panjang Lebar Tinggi Banyak Kubus Volume kubus satuan kubus satuan kubus satuan... x... x... =... kubus satuan

295 278 kubus satuan kubus satuan kubus satuan... x... x... =... kubus satuan kubus satuan kubus satuan kubus satuan... x... x... =... kubus satuan kubus satuan kubus satuan kubus satuan... x... x... =... kubus satuan Volume Balok = Latihan Soal 1. Diki ingin membuat sebuah jaring-jaring balok dari plastik transparan dengan ukuran panjang 25cm, lebar 20cm, dan tinggi 10 cm. Berapa luas plastik yang dibutuhkan untuk membuat jaring-jaring balok tersebut? 2. Berapakah lebar balok, jika diketahui luas permukaannya 856 cm 2, panjang 14 cm dan tinggi 12 cm? 3. Bak kamar mandi berbentuk balok dengan ukuran panjang 90 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 60 cm. Jika bak itu diisi air yang mengalir dengan kecepatan rata-rata 3 liter per menit, berapa lamakah bak tersebut akan penuh berisi air? 4. Kotak permen berukuran 20 cm x 6 cm x 3 cm diisi permen berukuran 2 cm x 2 cm x 1 cm. Berapa banyak permen yang dibutuhkan untuk memenuhi kotak tersebut?

296 279 Refleksi 1. Bagaimana perasaanmu mengikuti pembelajaran hari ini? Berikan alasan! 2. Nilai (yang berupa sikap) apa saja yang dapat kamu ambil dari pembelajaran materi balok? 3. Manfaat apa yang dapat kalian rasakan setelah mempelajari balok? Aksi Niat atau rencana apa yang akan kalian lakukan yang mencerminkan nilai kemanusiaan? Pekerjaan rumah :manfaatkan balok yang telah dibuat untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan kumpulkan pada pertemuan selanjutnya Evaluasi Tuliskan rangkuman materi pertemuan ini berdasarkan pemahaman kalian masingmasing!

297 280 Lampiran 15 Soal THB dan Pedoman Penskoran (Competence) Kisi-kisi ulangan harian balok KD Indikator Soal No Soal Mengidentifikasi sifat balok Mengidentifikasi bagian dan sifat balok Bangun balok: a. Diagonal sisi b. Diagonal ruang 1.a 1.b Membuat jaringjaring dan melukis balok Luas permukaan dan volume balok Menentukan dan melukis jaringjaring balok Menentukan luas permukaan balok Menentukan volume balok c. Bidang diagonal 1.c Jaring-jaring balok 2 Penerapan luas permukaan balok dalam kehidupan sehari-hari Penerapan volume balok dalam kehidupan sehari-hari 3 4 SOAL ULANGAN HARIAN COMPETENCE 1. Perhatikan gambar balok di bawah ini. a. Berapa jumlah diagonal sisi pada balok di atas? Sebutkan! b. Berapa jumlah diagonal ruang pada balok di atas? Sebutkan! c. Berapa jumlah bidang diagonal pada balok di atas? Sebutkan! 2. Di antara rangkaian- rangkaian persegi panjang berikut, mana saja yang merupakan jaring- jaring balok? Gambarkan! a. b. c. d.

298 Wulan akan membungkus kado berisi sebuah buku untuk adiknya yang berulang tahun. Jika panjang, lebar dan tinggi buku berturut-turut adalah 20 cm, 13,5 cm dan 2,5 cm. Berapa luas permukaan buku yang akan ditutupi kertas kado? 4. Sebuah bak kamar mandi berukuran panjang 150 cm, lebar 120 cm, dan tingginya 90 cm. Bak tersebut diisi air yang debitnya: 12 liter/menit. Berapa waktu yang diperlukan bak hingga berisi air penuh? KUNCI JAWABAN DAN PENSKORAN No Penyelesaian Skor Total Skor 1. a. Banyak diagonal sisi pada balok di atas adalah 12 buah Diagonal sisi tersebut: KP, OL, PM, LQ, NQ, RM, ON, KR, OQ, RP, KM, dan LN b. Banyak diagonal ruang pada balok di atas adalah 4 buah Diagonal ruang tersebut : KQ, LR, MO dan NP. c. Banyak bidang diagonal pada balok di atas adalah 6 buah Bidang diagonal tersebut : KNPQ, LMOR, OPMN, RQKL, KOMQ, dan LPNR 5 2. a d Diketahui= Panjang = 20 cm Lebar = 13,5 cm 10

299 282 Tinggi = 2,5 cm Ditanyakan= Luas permukaan buku? 1 1 Jawab= L. permukaan buku = 2 ( pl + pt + lt ) = 2 (20 13, ,5 + 13,5 2,5 )cm = 2 ( ,75 )cm 2 = 2 353,75 cm 2 = 707,5 cm 2 Jadi, luas permukaan buku yang akan ditutupi kertas kado adalah 707,5 cm Diketahui= Panjang = 150 cm 1 Lebar = 120 cm Tinggi = 90 cm Ditanyakan= Waktu yang diperlukan hingga bak penuh? 1 Jawab= Volume bak kamar mandi = p l t = 150 cm 120 cm 90 cm = cm 3 = dm 3 = liter Debit rata- rata setiap menitnya 12 liter Waktu = volume debit = 1.620l 12l / m 2 = 135 menit = 2 jam 15 menit Jadi, waktu yang diperlukan bak hingga berisi air penuh adalah 135 menit atau 2 jam 15 menit Total 50

300 283 REMEDIASI 1 1. Perhatikan gambar balok di bawah ini. Z Y W X V U S T A a. Berapa jumlah diagonal sisi pada balok di atas? Sebutkan! b. Berapa jumlah diagonal ruang pada balok di atas? Sebutkan! c. Berapa jumlah bidang diagonal pada balok di atas? Sebutkan! 2. Di antara rangkaian- rangkaian persegi panjang berikut, manakah yang merupakan jaring- jaring balok? a. b. b. c. d.. 3. Yohana akan membungkus kado berisi sebuah buku untuk adiknya yang berulang tahun. Jika panjang, lebar dan tinggi buku berturut-turut adalah 18 cm, 12,5 cm dan 2,5 cm. Berapa luas permukaan buku yang akan ditutupi kertas kado? 4. Sebuah bak kamar mandi berukuran panjang 130 cm, lebar 80 cm, dan tingginya 75 cm. Bak tersebut diisi air yang debit rata- rata 12 liter/menit. Berapa waktu yang diperlukan bak hingga berisi air penuh?

301 284 REMEDIASI 2 1. Perhatikan gambar balok di bawah ini. H G E F D C A B a. Berapa jumlah diagonal sisi pada balok di atas? Sebutkan! b. Berapa jumlah diagonal ruang pada balok di atas? Sebutkan! c. Berapa jumlah bidang diagonal pada balok di atas? Sebutkan! 2. Di antara rangkaian- rangkaian persegi panjang berikut, mana saja yang merupakan jaring- jaring balok? Gambarkan! a. b. c. d. 3. Wulan akan membungkus kado berisi sebuah buku untuk adiknya yang berulang tahun. Jika panjang, lebar dan tinggi buku berturut-turut adalah 20 cm, 15 cm dan 25 cm. Berapa luas permukaan buku yang akan ditutupi kertas kado? 4. Sebuah bak kamar mandi berukuran panjang 150 cm, lebar 100 cm, dan tingginya 120 cm. Bak tersebut diisi air yang debitnya: 12 liter/menit. Berapa waktu yang diperlukan bak hingga berisi air penuh?

302 285 Lampiran 16 Penilaaian Conscience dan Compasion A. PENILAIAN CONSCIENCE Sikap yang dikembangkan dalam proses pembelajaran adalah percaya diri, tanggung jawab, kerjasama dan teliti Indikator perkembangan sikap PERCAYA DIRI a. Tidak baik jika sama sekali tidak mengutarakan pendapat dan diminta mengerjakan didepan tidak mau dalam proses pembelajaran; b. Kurang baik jika tidak mengutarakan pendapat atau diminta mengerjakan didepan tidak mau dalam proses pembelajaran; c. Cukup baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk mencoba mengutarakan pendapat dalam proses pembelajaran namun masih ragu; d. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk mencoba mengutarakan pendapat dan bersedia mengerjakan di depan namun bukan inisiatif sendiri dalam proses pembelajaran; e. Sangat baik jika memiliki inisiatif sendiri untuk mengutarakan pendapat dan mengerjakan di depan dengan semangat dalam proses pembelajaran. Indikator perkembangan sikap BERTANGGUNGJAWAB (dalam diskusi) a. Tidak baik jika sama sekali tidak ambil bagian dalam mengerjakan tugas yang diberikan dan acuh tak acuh pada saat berdiskusi; b. Kurang baik jika sesekali ambil bagian dalam mengerjakan tugas yang diberikan namun masih acuh tak acuh pada saat berdiskusi; c. Cukup baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk ambil bagian dalam menyelesaikan tugas namun terkadang masih acuh tak acuh pada saat berdiskusi; d. Baik jika menunjukkan sudah sering menunjukkan usaha untuk mencoba ambil bagian dalam mengerjakan tugas yang diberikan tetapi belum konsisten pada saat berdiskusi; e. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas yang diberikan pada saat berdiskusi dengan konsisten.

303 286 Indikator perkembangan sikap TELITI a. Tidak baik jika masih terlihat banyak kesalahan dalam memecahkan masalah (langkah-langkahnya); b. Kurang baik jika sesekali ada usaha untuk mencoba memecahkan masalah namun tidak cermat dalam pengerjaannya; c. Cukup baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk mencoba memecahkan masalah namun belum cermat dalam pengerjaannya; d. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk mencoba mengerjakan secara cermat dalam memecahkan masalah, namun masih terdapat sedikit kesalahan; e. Sangat baik jika menunjukkan sudah mengerjakan dengan cermat sesuai perintah dan memperoleh hasil yang akurat. Indikator perkembangan sikap KERJASAMA (dalam diskusi) a. Tidak baik jika tidak ada usaha untuk mengerjakan tugas kelompok secara bersamasama; b. Kurang baik jika ada usaha untuk mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama namun masih diingatkan oleh guru ataupun teman lain; c. Cukup baik jika sudah menunjukkan ada usaha untuk mengerjakan tugas secara bersama-sama namun masih mendominasi; d. Baik jika sudah menunjukkan usaha untuk mencoba mengerjakan tugas yang diberikan bersama-sama, namun belum konsisten e. Sangat baik jika sudah menunjukkan usaha untuk mengerjakan tugas yang diberikan bersama-sama dengan konsisten.

304 287 B. PENILAIAN COMPASSION Sikap yang dikembangkan dalam proses pembelajaran adalah saling membantu dan saling menghargai Indikator perkembangan sikap SALING MEMBANTU 1. Tidak baik jika siswa tidak bersedia membantu teman dalam memecahkan masalah; 2. Kurang baik jika siswa kurang bersedia membantu teman dalam memecahkan masalah; 3. Cukup jika siswa ragu-ragu membantu teman dalam memecahkan masalah; 4. Baik jika siswa sudah menunjukkan ada usaha untuk mencoba membantu teman, namun belum konsisten; 5. Sangat baik jika sudah menunjukkan adanya usaha untuk membantu teman dalam memecahkan masalah dengan konsisten; Indikator perkembangan sikap SALING MENGHARGAI 1. Tidak baik jika siswa tidak mendengarkan pendapat teman dan memaksakan pendapatnya di dalam kelompok; 2. Kurang baik jika siswa tidak mendengarkan pendapat teman atau memaksakan pendapatnya di dalam kelompok; 3. Cukup jika siswa terlihat terpaksa mendengarkan dan mengikuti pendapat teman; 4. Baik jika siswa sudah menunjukkan mau mendengarkan pendapat teman, namun belum konsisten; 5. Sangat baik jika sudah menunjukkan mau mendengarkan pendapat teman dan tidak memaksakan pendapatnya.

305 288 LAMPIRAN 17 Wawancara Analisis Kebutuhan Daftar Pertanyaan Metode apa yang digunakan oleh Bapak/Ibu saat menjelaskan materi Bangun Ruang Sisi Datar? (Kubus, Balok, Prisma dan Limas) Adakah kesulitan yang ditemui ketika Bapak/Ibu menggunakan metode atau strategi pembelajaran tersebut? Bagaimana keefektifan penggunaan metode atau strategi pembelajaran yang diberikan? Bagaimana respon siswa terhadap metode atau strategi pembelajaran tersebut? Apakah pembelajaaran sudah sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa? Jika sudah contohnya seperti apa? Jika belum, apa kendala yang dihadapi? Apakah pembelajaran yang dilaksanakan sudah dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari? Bagaimana pemahaman siswa mengenai pengertian dan unsur-unsur Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus, Balok, Prisma, dan Limas)? Apakah ada siswa yang masih kesulitan membedakan Kubus dan Balok? Apakah siswa kesulitan dalam membedakan diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal dalam Kubus dan Balok? Jika iya, kira-kira mengapa hal tersebut bisa terjadi? Dari materi pengertian Balok, melukis Balok, luas permukaan Balok dan volume Balok. Materi manakah yang paling sulit dipahami oleh siswa? Berdasarkan pertanyaan no 10 mengapa siswakesulitan dalam memahami materi tersebut? Bagaimana pemahaman siswa mengenai pengertian dan unsur-unsur Balok? Bagaimana pemahaman siswa tentang perbedaan dari kubus, balok, prisma, dan limas? Adakah kesulitan siswa mengenai konsep dari luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas? Apakah siswa mampu menggunakan rumus luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas dengan tepat saat Jawaban Metodenya dengan alat peraga, berdiskusi, sesekali menggunakan pendekatan saintifik, dan pemberian tugas yang berbeda-beda. Guru harus mengkondisikan kelas dengan ekstra. Efektif karena siswa mau membaca materi secara pribadi baru bertanya. Siswa merasa senang sekali. Sudah sesuai, karena guru pernah memberikan siswa LKS dengan 3 jenis sesuai kemampuan siswa. Iya dalam soal-soal dan pengantar materi. Sudah baik, siswa lumayan memahami materi tersebut. Tidak. Siswa sudah mampu membedakan kubus dengan balok. Tidak, akan tetapi siswa masih kesulitan menentukan bidang diagonal dari kubus maupun balok. Melukis Balok dan pembuktian volume Balok. Siswa mengalami kesulitan dalam melukis balok karena perlu imajinasi Sudah paham, hanya beberapa siswa belum dapat menentukan bidang diagonal. Hubungan antara bangun ruang sisi datar belum paham. Siswa kurang memahami konsep volume bangun ruang. Sudah paham, namun ada beberapa siswa yang masih salah dalam menggunakan rumus.

306 289 mengerjakan soal? Apakah Bapak/Ibu menggunakan alat peraga (jaring-jaring dan kerangka (Kubus, balok, prisma, dan limas)) dalam menjelaskan materi Bangun Ruang Sisi Datar? Apakah ada kesulitan dalam pembuatan jaringjaring (kubus, balok, prisma, dan limas)? Jika ada, biasanya di bagian apa? Apakah Bapak/Ibu sudah menggunakan media pembelajaran/sumber belajar saat mengajar? Jika sudah, apa contohnya? Jika belum, mengapa? Apakah alat peraga/sumber belajar yang digunakan sudah efektif? Apakah alat peraga/sumber belajar yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa? Apakah Bapak/Ibu mengajak siswa untuk membuat jaring-jaring (Kubus, balok, prisma, dan limas)? Apakah penggunaan alat peraga/sumber belajar mampu menumbuhkan keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung? Kapan penggunaan alat peraga tersebut digunakan: a. Pada awal menjelaskan unsur-unsur Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus, balok, prisma, dan limas)? b. Setiap tatap muka Bagaimana sistem penilaian yang dilakukan oleh Bapak/Ibu (tugas, ulangan, kuis, dan keaktifan)? Apakah Bapak/Ibu sudah melakukan penilaian (kognitif, afektif, dan psikomotorik)? Apakah Bapak/Ibu pernah melakukan pretest, tanya jawab diawal pelajaran? Apakah Bapak/Ibu memantau kemajuan belajar siswa? Sudahkan Bapak/Ibu memberikan tugas sesuai dengan tujuan pembelajaran? Jika sudah, apa contohnya? Hasil belajar siswa selalu dikembalikan dan diketahui oleh orang lain? Apakah di akhir pembelajaran, siswa diajak untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran? Apakah penilaian akhir sesuai dengan tujuan pembelajaran? Setiap kali pembelajaran. Siswa kurang kreatif dalam pembuatan jaringjaring sehingga hanya meniru yang sudah ada di buku. Sudah memahami. Iya sudah efektif. Iya, siswa menjadi senang dan mudah dalam memahami materi. Iya, untuk nilai keterampilan siswa. Iya tetapi alat peraga masih terbatas. Setiap tatap muka. Tugas rumah, ulangan, dan latihan. Kesusahan dalam membuat rublik penilaian afekif. Sering, hanya saja mayoritas siswa tidak siap jika diadakan pretest. Iya. Sudah, membuat jaring-jaringbangun ruang untuk memahami pembuktian luas permukaan. Selalu dikembalikan. Sudah, hanya secara lisan. Iya.

307 290 LAMPIRAN 18 Hasil Observasi Pembelajaran Awal INSTRUMEN OBSERVASI AKTIVITAS GURU DI KELAS SECARA UMUM Sekolah : SMP Negeri 1 Yogyakarta Kelas : VIII E Jam ke : 1 dan 2 Pokok Bahasan/topik : Kubus Guru Pamong : Ibu Roostika Hari, tanggal : 23 Maret 2016 PETUNJUK: 1. Amati aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-mengajar: 2. Tuliskan tanda cek ( ) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang Anda amati! NO BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK 1 Guru membuka pelajaran 2 Guru mengabsen/menyebut nama 3 Suara guru jelas 4 Guru memakai media 5 Guru memakai alat peraga 6 Guru sering bertanya kepada siswa 7 Pertanyaan guru diajukan ke perorangan 8 Pertanyaan guru diajukan kepada kelas 9 Guru memanfaatkan penguatan 10 Guru memberi tugas rumah 11 Sikap guru serius 12 Sikap guru santai 13 Guru menulis di papan tulis 14 Guru umumnya duduk di kursi 15 Guru sering berjalan ke belakang, ke samping, dan ke tengah 16 Guru membuat rangkuman pelajaran 17 Evaluasi diberikan kepada hal-hal berikut : a. setiap indikator/tujuan pembelajaran b. sekelompok indikator/tujuan pembelajarn

308 291 INSTRUMEN OBSERVASI AKTIVITAS GURU DI KELAS Sekolah : SMP Negeri 1 Yogyakarta Kelas : VIII E Jam ke : 1 dan 2 Pokok Bahasan/topik : Kubus Guru Pamong : Ibu Roostika Hari, tanggal : 23 Maret 2016 PETUNJUK: 1. Amati aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-mengajar 2. Tuliskan tanda lingkaran pada skor yang sesuai dengan keasaan yang Anda amati NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR I. PRAPEMBELAJARAN 1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media Memeriksa kesiapan siswa II. MEMBUKA PEMBELAJARAN 1. Melakukan kegiatan apersepsi Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya 3. Memberikan penguatan yang mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan materi pelajaran 1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahun lain yang relevan Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B. Pendekatan/strategi pembelajaran 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual Mengkomodasi adanya keragaman budaya Nusantara C Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar 1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media Menghasilkan pesan yang menarik Menggunakan media secara efektif dan efisien

309 292 4 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Merespons positif partisipasi siswa Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar E Penilaian proses dan hasil belajar 1 Melakukan penilaian awal Memantau kemajuan belajar Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi F Penggunaan bahasa 1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai IV PENUTUP A Refleksi dan rangkuman pembelajaran 1 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Memberikan arahan untuk melakukan aksi B Pelaksanaan tindak lanjut 1 Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedi 2 Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan Skor Total 128 Berdasarkan observasi Anda, tuliskanlah hal-hal yang berguna bagi Anda sebagai calon guru (Gunakan kertas tersendiri seperlunya.

310 293 INSTRUMEN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DI KELAS SECARA UMUM Sekolah : SMP Negeri 1 Yogyakarta Kelas : VIII E Jam ke : 1 dan 2 Pokok Bahasan/topik : Kubus Guru Pamong : Ibu Roostika Hari, tanggal : 23 Maret 2016 PETUNJUK: 1. Amati aktivitas siswa di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-mengajar: 2. Tuliskan tanda cek ( ) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang Anda amati! NO BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru 3 Siswa menanggapi pembahasan pelajaran 4 Siswa mencatat hal-hal penting 5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik Petunjuk Pengisisan: Pada kolom Pelaksanaan: beri tanda pada subkolom Ya atau Tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Pada kolom Keterangan tuliskan deskripsi hasil pengamatan selama pembelajaran berlangsung. No Kegiatan yang diamati Ya Tidak 1 Siswa siap mengikuti pelajaran 2 Siswa menjawab setiap pertanyaan guru 3 Siswa mencatat hal-hal penting saat pembelajaran berlangsung 4 Siswa menanggapi pendapat teman yang sedang menjelaskan 5 Siswa memperhatikan guru yang mengajar 6 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran dengan baik 7 Siswa aktif dalam diskusi 8 Siswa memperhatikan penjelasan teman 9 Siswa berusaha menjelaskan materi kepada teman di kelompok dengan serius 10 Kelompok dapat bekerja dengan baik 11 Siswa mengajukan pertanyaan 12 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik 13 Siswa menuliskan hasil refleksinya dengan sungguh-sungguh 14 Siswa menuliskan niat-niat/tindakan yang akan dilakukan dengan sungguhsungguh

311 294 LAMPIRAN LKS 1 Hasil Scanning LKS Siswa

312 295

313 296

314 297

315 298

316 299

317 LKS 2

318 301

319 302

320 303

321 304

322 305 LAMPIRAN 20 Hasil Scanning Lembar Jawab Ulangan Harian Balok

323 306 LAMPIRAN Remedial 1 Hasil Scanning Lembar Jawab Ulangan Remedial Balok

324 Remedial 2

325 308

326 309 LAMPIRAN 22 Hasil Scanning Refleksi Siswa

327 310

328 311

329 312 LAMPIRAN 23 Transkrip Uji Coba Produk Pertemuan Pertama 30 April 2016 Keterangan: Guru : G SS : Semua Siswa S : Siswa BS : Beberapa Siswa Sn : Siswa ke-n Kn : Kelompok ke-n 1. [ketua kelas mengetuk meja untuk memimpin teman-temannya mengucapkan selamat pagi kepada guru] 2. S : Selamat pagi, Bu Tika!! 3. G : Selamat Pagi. Yok siapa hari ini yang nggak masuk? 4. S1 : Nihil yang ngga masuk, Bu. 5. G : Masuk semua? 6. BS : Iya Bu. 7. G : Sebelum kita mulai pelajaran, sudah ada yang piket belum ini? 8. S2 : Udah, Bu. 9. G : Dibersihin lagi mejanya, kotoran dibawah meja biar belajarnya nyaman 10. (siswa membersihkan kelas dan membuang sampah yang ada di loker) 11. G : Oke. Yok, sudah bisa dimulai pembelajaranya?kemarin semua udah ulangan kubus toh? 12. BS : Udah. 13. G : Di sini siapa yang belum ulangan kubus? 14. BS : Rafi Bu, Rafi 15. G : Rafi kemarin nggak masuk? 16. S2 : Umroh bu. 17. G : Oke pada hari ini kita akan belajar bentuk bangun ruang yang lain, kemarin kita sudah belajar apa? 18. BS : Kubus G : Yaaak, kubus.sekarang kita melanjutkan materi. Ada yang sudah tau hari ini kita belajar apa? 20. S3 : Balok, kan bu? 21. G : Benar sekali, Faris. Anak-anak hari ini kita akan belajar mengenai balok. 22. [Guru dibantu oleh peneliti menyiapkan powerpoint dan gambar-gambar yang akan diberikan pada siswa sebagai awalan konteks, namun karena viewer sedang rusak sehingga media] 23. G : Karena viewer-nya rusak jadi kita tidak bisa melihat media yang sudah disiapkan. 24. BS : Yaah 25. G : Yasudah ibu bacakan saja KD, indikator dan tujuan pembelajarannya. 26. [Guru membacakan Kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran]

330 313 Konteks 27. G : Kalian dulu waktu SD pernah membahas mengenai balok, masih ingat kan? Coba sebutkan benda yang berbentuk balok yang ada di lingkungan sekolah Masih ingat kan pelajaran balok? 28. S4 : Almari 29. S5 : Speaker 30. S6 : Kotak obat 31. S7 : Ini bu, LCD. 32. S8 : Tempat tisu 33. S9 : Kardus handphone 34. G : Iya, ternyata banyak sekali benda yang berbentuk balok di lingkungan sekitar kita. 35. [Guru menunjukkan contoh kardus berbentuk balok.] 36. G : Barang-barang seperti kardus ini sebenarnya dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat untuk menyimpan, membuat ataupun agar mengurangi produksi sampah dan membuang sampah pada tempatnya. 37. S10 : Kayak apa contohnya bu? 38. G : Contohnya saja tempat pensil kalian dapat memanfaatkan dari bungkus bekas makanan lalu dihias terus bisa jadi tempat pensil. 39. S11 : Kreatif yaa 40. S12 : Wah pasti lucu tuh. 41. S13 : Bisa dicoba dirumah itu. 42. G : Iya, kalian bisa coba dirumah selain hemat juga jadi kreatif. Pengalaman Van Hiele fase informasi 43. G : Kemarin kalian diminta untuk membawa benda yang berbentuk balok, sekarang tolong sebutkan benda yang sudah kamu bawa dari rumah. 44. S14 : Tempat tisu 45. S15 : Kardus handphone 46. S16 : Kardus makanan. 47. [siswa menunjukkan dan menyebutkan benda yang berbentuk balok seperti kardus makanan, kardus handphone, kardus pastagigi, tempat tisu dll] 48. G : Tentunya sangat banyak benda yang berbentuk balok yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. 49. S17 : Banyak banget bu, ini saya sampai bawa tiga. 50. G : Wah semangat sekali Dion, untuk dapat membuat tempat seperti itu, kalian perlu mengetahui panjang, lebar dan tinggi balok. Sekarang ibu membagi kalian dalam kelompok untuk belajar unsur dan jaring-jaring balok dengan menggunakan lembar kerja, kemudian kita diskusikan S : OK. 52. G : Anak-anak apakah kalian sudah masuk dalam kelompok masing-masing? 53. S : Sudah Bu.

331 G : Nah jika sudah, silakan perhatikan benda berbentuk balok yang sudah kalian bawa dari rumah dan LKS yang sudah dibagikan. 55. BS : Siap Bu. 56. G : Bagian-bagian apa saja yang ada pada balok yang kalian miliki? 57. K1 : Rusuk, titik sudut, sisi. Van Hiele fase orientasi terarah atau terpadu 58. [siswa melakukan diskusi secara berkelompok untuk mengidentifikasi bagianbagian balok dengan panduan LKS kegiatan 1, balok dan kerangka balok] 59. G : Silakan kalian secara berkelompok berdiskusi dan mengidentifikasi bagian balok. 60. S18 : Bu cari panjang diagonal sisi itu a 2? 61. K2 : Itu kan kalau kubus 62. S18 : Beda ya bu, trus rumusnya gimana? 63. G : Iya, karena panjang rusuk kubus berbeda. 64. K2 : Cara mencarinya pakai Pythagoras kan, bu? 65. G : Tepat sekali, coba dihitung menggunakan Pythagoras tiap sisinya sama apa tidak? 66. K2 : Gak sama ya, bu, kan ada 3 sisi yang beda ukurannya. Van Hiele fase eksplisitasi 67. G : Apakah kalian sudah selesai mengidentifikasi bagian dan unsur balok? 68. SS : Sudah Bu. 69. G : Ya baik. Bagaimana apakah kalian menemukan kesulitan dalam mengidentifikasi unsur-unsur balok? 70. BS : Ada Bu. Kami awalnya kesulitan dalam menentukan banyak bidang diagonal balok dan rumusnya bu. 71. G : Nah kalau diagonal sisi dan diagonal ruang sudah paham belum? 72. S : Sudah bu 73. S19 : Bu saya sudah menggunting balok yang saya bawa, tapi kok beda bentuknya sama punyanya Faris. 74. Guru : Balok memang mempunyai 54 jaring-jaring yang berbeda bentuknya namun jika dijadikan bangun tetap jadi bangun balok. 75. S20 : Wah banyak sekali ya bu, ini saya potongnya juga beda sama Faris dan Salsa. 76. K3 : Setelah di potong jadi jaring-jaring trus digambar, bu? 77. G : Iya, kalau sudah gambarkan jaring-jaring itu di kertas berpetak. 78. S21 : Ukurannya gimana bu? Kan punya saya jaring-jaringnya besar banget. Gak cukup ini. 79. G : Ukurannya menyesuaikan kertas berpetak saja, asalkan gambarnya sama. 80. K3 : Terimakasih bu

332 315 Van Hiele fase orientasi bebas 81. [Siswa menyusun laporan hasil diskusi untuk dipresentasikan dan dikumpulkan di akhir pembelajaran sebagai evaluasi. Guru memberikan arahan saat siswa akan menyusun laporan sehingga siswa mudah menyusun laporan diskusi tersebut] 82. G : Anak-anak jika kalian sudah selesai mengerjakan LKS, maka selanjutnya laporan tersebut silakan dipresentasikan. Ibu akan memilih kelompok secara random untuk mempresentasikan hasil diskusinya. 83. S : Oke siap Bu. 84. G : Oke kesempatan diberikan pada kelompok Kemudian kelompok 4 maju untuk menjelaskan diagonal ruang dengan menggunakan kerangka balok. 86. Guru : Coba kalian tunjukkan ke teman-teman ada berapa diagonal ruang pada balok? 87. K4 : Ada 4 bu. Satu, dua, tiga, empat. Siswa menunjukkan diagonal ruang menggunakan kerangka balok. 88. G : Panjang tiap diagonal ruang itu sama apa beda? 89. BS : Sama, 90. G : Sama apa beda anak-anak? 91. S22 : Beda bu 92. K4 : Eh sama ya, kan panjang, lebar, tinggi yang berhadapan kan sama? 93. G : Makasih kelompok 4, siapa yang setuju dengan jawaban kelompok 4? 94. Beberapa siswa mengangkat tangannya menyatakan persetujuan. 95. Guru : Iya, panjang diagonal pada diagonal ruang memiliki panjang yang sama. 96. [Setelah kelompok mempresentasikan hasil diskusi, siswa yang lain boleh untuk memberikan tanggapan yang berupa peertanyaan, mengkonfirmasi, melengkapi jawaban ataupun informasi yang berkaitan dengan materi tersebut. Saat kelompok lain presentasi, kelompok yang tidak presentasi memperhatikan jawabanya dan melakukan penilaian pada laporan tersebut, dengan menandai jawaban yang kurang tepat] Van Hiele fase integrasi 97. G : Anak-anak tadi kita telah belajar apa saja? 98. BS : Unsur-unsur dan jaring-jaring, 99. G : Ada berapa bidang diagonal pada balok, Dandy? 100. S15 : Ada enam bu G : Benar sekali Dandi, apa ada pertanyaan dari materi yang sudah kita pelajari? 102. S7 : Bu diagonal bidang dan bidang diagonal itu sama apa beda? 103. G : Pertanyaan yang bagus Raihan, jadi diagonal bidang itu suatu bidang yang menghubungkan rusuk- rusuk yang berhadapan kalau bidang diagonal itu diagonal atau garis yang menghubungkan dua titik sudut dalam satu bidang tapi bukan rusuk [Guru menjelaskan perbedaan diagonal bidang dan bidang diagonal dengan menggunakan kerangka balok.]

333 BS : Jadi kalau bidang diagonal itu bentuknya garis? 106. SS : Berarti bidang diagonal itu diagonal sisi bu? 107. G : Tepat sekali anak-anak. Refleksi 108. [Guru memfasilitasi siswa untuk berefleksi dengan memberikan pertanyaan tentang pengalaman yang telah dialami dalam proses pembelajaran.] 109. Guru: Anak-anak setelah kalian mempelajari balok hari ini kalian diminta untuk menuliskan perasaan kalian waktu mengikuti pelajaran, serta manfaat dari mempelajari bangun balok tadi. Bagaimana perasaan kalian setelah mengikuti pelajaran? 110. SS : Menyenangkan bu BS : Menambah pengetahuan baru BS : Pelajarannya santai tapi bisa dipahami G : Nilai kemanusiaan apa saja yang diperoleh? 114. S8 : Kerja sama, kekompakan 115. S13 : Tanggung jawab. Aksi 116. [Guru mengarahkan siswa untuk merencanakan aksi yang berkaitan dengan nilai kemanusiaan dan materi yang mereka peroleh dari proses pembelajaran] 117. Guru: Setelah mempelajari balok, apa manfaat yang kalian dapatkan? 118. S5 : Mengetahui manfaat penggunaan balok S9 : Ternyata balok banyak digunakan di lingkungan sekitar G : Sudah mengerti unsur-unsur dan jaring-jaring balok? 121. SS : Mengerti bu G : Sekarang tugas kalian membuat jaring-jaring balok menggunakan kertas asturo. Jaring-jaring tersebut nantinya akan digunakan untuk membantu kita dalam menemukan rumus luas permukaan balok BS : Ukurannya berapa bu? 124. G : Panjang 15 cm, lebar 10 cm dan tingginya 8 cm. Evaluasi 125. [Siswa mengumpulkan LKS hasil diskusi selain itu, guru menanyakan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan sehingga guru bisa mengetahui sejauh mana penangkapan siswa terhadap materi.] 126. G: Jadi hari ini kita sudah belajar apa saja anak-anak? 127. SS : Jaring-jaring balok 128. BS : Unsur-unsur balok juga bu G : Apa saja unsur-unsur balok? 130. SS : Sisi, titik sudut, rusuk, diagonal sisi, diagonal ruang, bidang diagonal.

334 317 Pertemuan Kedua, 1 April 2016 Keterangan: Guru : G SS : Semua Siswa S: Siswa BS : Beberapa Siswa Sn : Siswa ke-n Kn : Kelompok ke-n 1. [ketua kelas mengetuk meja untuk memimpin teman-temannya mengucapkan selamat pagi kepada guru] 2. S : Selamat pagi, Bu Tika!! 3. G : Selamat Pagi anak-anak. Siapa hari ini yang nggak masuk? 4. S1 : Masuk semua bu. 5. G : Nah ruang kelas itu seperti ini, bersih biar nyaman buat belajar. Konteks 6. G : Langsung kita mulai pelajaran saja, ya, masih ingat kemarin kita belajar apa? 7. BS : Unsur-unsur dan jaring-jaring balok. 8. G : Hari ini kita akan melanjutkan materi kemarin tentang menemukan luas dan permukaan balok. Viewer-nya sudah bisa digunakan? 9. BS : Masih belum bisa, bu. 10. G : Yasudah ibu bacakan saja kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran. 11. [Guru membacakan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran.] 12. G : Kemarin ibu lihat ada yang membawa kardus susu, kardus sepatu, kardus tersebut sebenarnya dapat digunakan jadi benda yang lebih bermanfaat lho. Ada yang pernah memanfaatkan kardus bekas? 13. S1 : Bungkus kado 14. S2 : Celengan 15. S3 : Dulu pernah bikin pigura dari kardus bekas bu. 16. G : Nah banyak sekali manfaat dari kardus bekas yang kita dapat. 17. S4 : Coba diperhatikan dulu, yang akan kita pelajari hari ini adalah menemukan rumus dan menghitung luas permukaan serta volume balok. Untuk jaringjaring sudah kita pelajari pada pertemuan kemarin kan ya? 18. SS : Iya Bu. 19. G : Oke selajutnya kalian akan mengerjakan dalam kelompok lagi seperti kemarin, sekarang silahkan kalian masuk ke kelompok masing-masing 20. SS : Siap Bu

335 318 Pengalaman Van Hiele fase informasi 21. Guru meminta siswa untuk masuk dalam kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya dan masing-masing kelompok diberikan LKS G : Kemarin kalian diberi tugas untuk membuat jaring-jaring balok, sudah kalian buat dirumah kan? 23. SS : Sudah Bu. 24. G : Coba tunjukan jaring-jaring tersebut. 25. Guru berkeliling dan siswa menunjukan jaring-jaring yang sudah dibuat dari rumah. 26. G : Ibu sudah melihat jaring-jaring yang sudah kalian buat, jaring-jaring tersebut akan kita gunakan untuk menemukan konsep luas permukaan balok. Balok memiliki berapa sisi? 27. BS : Enam bu 28. G : Dari jaring-jaring yang sudah kalian bawa, kalian dapat menentukan luas permukaan balok. Ada yang tau bagaimana menemukan luas permukaan balok? 29. BS : Gimana yaaa? 30. S5 : Sisi-sisinya dijumlahkan. 31. S6 : Cuman 6 berarti? 32. G : Masih kurang, ada pendapat lain? 33. S7 : Jumlah sisi-sisinya dijumlahkan 34. S8 : Weh pie kuwi? 35. S9 : Luas sisi-sisinya dijumlahkan. 36. S10 : Iyaaa luas 6 sisi trus dijumlahkan. 37. Guru : Iya, benar cara mencari luas permukaan balok yaitu menjumlahkan luas keenam persegi panjang tersebut. Van Hiele fase orientasi terarah atau terpadu 38. [Guru membimbing siswa untuk melakukan percobaan pada LKS kegiatan 2 dengan memperagakan dengan alat peraga yang dipersiapakan untuk guru] 39. K1 : Bu, ini apa gunanya kotak-kotak di wadah ini? 40. G : Itu untuk menemukan volume balok 41. K1 : Wah bisa ya, bu? 42. K1 : Gimana caranya? 43. G : Coba kalian cermati, wadah itu berbentuk balok. Untuk mencari rumus volume balok berarti kalian harus memenuhi isi dari wadah tersebut. 44. K1 : Isinya kubus kotak-kotak ini, bu? 45. G : Iya, kalian sudah mengenal panjang, lebar dan tinggi. Berdasarkan pengetahuan yang sudah kalian pelajari, coba kalian penuhi wadah balok tersebut untuk menemukan volume balok.

336 319 Van Hiele fase eksplisitasi 46. S10 : Bu Tika, kok bisa menemukan rumus volume dengan menggunakan kubus satuan? 47. K2 : Kan tadi kita udah coba bareng-bareng, Dan. 48. S10 : Tadi aku gak perhatiin hehe. 49. K2 : Piye to Dan, tadi kita udah suruh coba bareng kok. 50. G : Volume itu apasih? 51. K2 : Volume itu isi, ya bu? 52. G : Benar anak-anak, volume itu isi dari wadah ini. Jika kalian sudah mengisi penuh wadah, dengan memperhatikan panjang lebar dan tingginya coba kalian jumlahkan kubus satuan yang masuk dalam wadah. 53. K2 : Oh jadi panjang, lebar dan tingginya dijumlahkan? 54. S11 : Loh kok dijumlahkan? Bukannya dikalikan ya bu? 55. G : Iya, Dika, kalau panjang, lebar dan tingginya di kalikan tapi kalau kubus satuannya dijumlahkkan. 56. S11 : Oh paham bu, jadi rumus volume itu panjang X lebar X tinggi. 57. [menuliskan penemuaan rumus volume balok secara runtut di papan tulis. Lalu siswa yang lain mengoreksi jawaban kelompoknya dengan jawaban yang ada di papan tulis] 58. [Setelah selesai melakukan percobaan tersebut, ada perwakilan kelompok yang menuliskan dan memahami penemuan rumus balok dari percobaan yang sudah dilakukan dengan bahasa mereka sendiri. Guru memotivasi siswa untuk saling mengajari teman sekelompoknya yang belum mengerti. Dalam hal pembelajaran ini, siswa diajak untuk menumbuh kembangkan rasa peduli terhadap teman dan lingkungan sekitarnya]. Van Hiele fase orientasi bebas 59. [Siswa menjelaskan hasil pekerjaannya di depan kelas] 60. K3 : Cara menemukan rumus luas balok adalah menjumlahkan luas seluruh permukaan pada jaring-jaring balok ini. 61. K4 : Kalau sudah berbentuk balok gimana? Bukan jaring-jaring lagi? 62. Guru: Siapa yang mau mencoba menjawab pertanyaan kelompok 4? 63. K5 : Saya bu 64. G : Iya coba perwakilan kelompok 5, Rani. 65. S12 : Bangun balok kalo dibongkar menjadi jaring-jaring balok, nah jadi sama saja cara mencari luas permukan balok dengan menjumlahkan luas sisisisi balok. 66. G : Tepat Rani, sebenarnya cara menghitung permukaan balok sama saja dengan menghitung luas permukaan pada jaring-jaring balok.

337 320 Van Hiele fase integrasi 67. [Guru mengajak siswa untuk menyelesaikan pertanyaan pada bagian akhir dari LKS 2 dan membahasnya bersama dengan kelompok lain] 68. G : Anak-anak coba perhatikan pekerjaan yang sudah kerjakan temantemanmu, ada yang beda apa tidak? 69. K6 : Bu kami belum tau cara merubah satuan liter menjadi volume. 70. G : Kalian dulu sudah pernah mempelajarinya waktu SD kan 71. K6 : Lupa bu hehe. 72. G : Gimana caranya merubah liter ke volume? 73. S13 : Liter itu dm 3 kan bu? 74. G : Iya, Raihan. 75. K6 : Berarti cara hitung volume bak mandi itu kecepatan airnya dijadiin dm 3? 76. G : Betul sekali, jadi satuan kecepatan air kan liter sedangkan volume itu dm 3 trus kecepatan airnya dijadiin satuan volume baru dibagi antara volume air dengan kecepatan air per menit baru ditemukan waktu yang diperlukan untuk mengisi air. 77. K6 : Owalah gitu to 78. G : Oke, bagaimana yang lain apakah masih ada pertanyaan dari materi balok? 79. BS : Sejauh ini belum Bu. 80. G : Belum itu karna sudah benar-benar paham atau malah bingung apa yang mau ditanyakan? 81. S14 : InsyaAllah paham kok Bu. 82. G : Wah oke berarti udah pada siap ulangan balok nih.. Refleksi 83. [Guru memfasilitasi siswa untuk berefleksi dengan memberikan pertanyaan tentang pengalaman yang telah dialami dalam proses pembelajaran.] 84. G : Bagaimana perasaan kalian setelah mengikuti pelajaran? 85. K7 : Senang bu, alat peraganya menarik. 86. S15 : Mengasah kreatifitas. 87. G : Nilai apa saja yang diperoleh? 88. S16 : Berani menjawab eh percaya diri bu. 89. S17 : Membantu teman yang belum paham. 90. S18 : Tekun berlatih. Aksi 91. [Guru memberi tugas kebada siswa berupa aksi atau perbuatan yang berupa membuat benda berbentuk balok yang berguna dalam kehidupan sehari-hari ] 92. G : Anak-anak untuk aksi dari pembelajaran balok kalian secara berkelompok diminta untuk membuat barang berbentuk balok yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

338 K1 : Waah apa dong Bu? 94. G : Banyak sekali, setelah mempelajari balok, apa manfaat yang kalian dapatkan? 95. S19 : Mengetahui manfaat penggunaan balok. 96. S20 : Ternyata balok banyak digunakan di lingkungan sekitar. 97. G : Ternyata banyak sekali manfaat balok dalam kehidupan sehari-hari, sekarang tugas kalian membuat benda yang berbentuk balok dari kertas astro. Coba kalian manfaatkan pengetahuan kalian dengan mengolah kertas asturo mejadi benda yang berbentuk balok yang bermanfaat. 98. S21 : Seperti kotak pensil, bu? 99. G : Iya, kan banyak sekali contoh benda yang berbentuk balok S22 : Kotak obat juga bisa ya bu 101. G : Oyaa jangan lupa selain mengumpulkan hasil karya tersebut, kalian juga menyertakan laporannya S22 : Lalu kapan bu pengumpulannya? 103. G : Pengumpulannya besok bersamaan dengan saat kalian ulangan harian balok. Oleh karena itu, masih cukup waktunya untuk kalian membuatnya. Evaluasi 104. [Siswa dan guru membuat kesimpulan mengenai balok] 105. Guru: Jadi hari ini kita sudah belajar apa saja anak-anak? 106. Siswa: Luas permukaan dan volume balok 107. Guru: Bagaimana rumus luas permukaan dan volume balok? 108. Siswa: luas permukaan 2 ( p l + p t + l t) 109. Siswa: volume p x l x t

339 322 Lampiran 24 Wawancara Guru Setelah Uji Coba Produk Keterangan: P : Peneliti G : Guru 1. P : Bagaimana pendapat Ibu mengenai pembelajaran PPR kemarin? 2. G : menurut saya, pembelajaran kemarin mirip dengan kurikulum 2013 tetapi jika kurikulum 2013 tidak menggunakan refleksi. Pembelajaran PPR, siswa benar-benar dilatih keterampilannya seperti diminta membuat suatu barang yang berbentuk limas sehingga siswa tahu tentang limas. 3. P : Apakah kesulitan yang Ibu rasakan saat melakukan pembelajaran dengan menggunakan PPR? 4. G : Kendalanya mungkin tentang pengadaan alat peraga Mbak, kalau perangkat pembelajaran bisa dipersiapkan lebih dulu. Masalahnya saya pribadi terkadang kesusahan dalam menyiapkan alat peraganya. 5. P : Menurut Ibu bagaimana tentang materi yang diajarkan kemarin apakah sudah sesuai dengan pembelajaran berpola PPR? 6. G : Sudah Mbak, kalau bangun ruang kan dekat dengan kehidupan siswa jadi siswa dimudahkan dalam memahami materi dan membuat aksi. 7. P : Apakah siswa dapat menerima materi yang disampaikan oleh guru? 8. G : Iya Mbak, terbukti dari respon mereka baik dan aksi pun mau membuat benda yang berbentuk limas dengan baik. 9. P : Sudahkah siswa dapat mencapai tujuan dari pembelajaran PPR ini Bu? 10. G : Ya sudah Mbak. 11. P : Selanjutnya menurut Ibu kendala yang dialami siswa saat mengikuti pembelajaran berpola PPR kemarin apa? 12. G : Menurut saya, siswa mengalami kesulitan saat membuat aksi, hanya saja untungnya aksi dibuat dalam kelompok. 13. P : Apakah alat peraga yang digunakan sudah efektif Bu? 14. G : Saya liat alat peraga yang kemarin digunakan sudah efektif, sudah bagus dan sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga dapat memancing antusiasme siswa. 15. P : Jika mengenai LKS, power point yang digunakan bagaimana Bu? 16. G : Sudah bagus, sudah layak digunakan dan anak-anak juga suka. 17. P : Adakah kesulitan yang Ibu rasakan saat melakukan pembelajaran untuk menumbuhkan sikap conscience dan compassion? 18. G : Saya merasakan kesulitan untuk memperhatikan sikap siswa seperti ketelitian dan kecermatan saat proses pembelajaran berlangsung. Apalagi jika materi yang diajarkan merupakan yang sulit seperti menjelaskan bidang diagonal dan diagonal ruang. 19. P : Apakah guru kesulitan dalam menyampaikan materi? 20. G : Ya enggaklah Mbak, lagian materinya sudah diulang-ulang. 21. P : Menurut Ibu apakah siswa kesulitan dalam menerima materi jika dilihat hasil belajarnya? 22. G : Menurut saya tidak Mbak.

340 P : Bagaimana perbandingan nilai siswa pada ulangan limas dengan materi yang lain? 24. G : Menurut saya, nilai mereka pada ulangan limas meningkat daripada saat ulangan materi lain Mbak. 25. P : Bagaimana refleksi yang dilakukan oleh siswa? 26. G : Refleksi dari siswa sudah bagus Mbak, apalagi mereka senang mengikuti proses pembelajaran kemarin hanya saja siswa tidak ditanyai tentang keinginannya mengikuti pembelajaran yang semacam apa. Hal ini kan dapat digunakan refleksi juga oleh guru. 27. P : Apakah Ibu sudah memberikan arahan pada siswa saat melakukan aksi? 28. G : Ya sudah Mbak, namun masih terbatas karena siswa melakukannya dirumah sehingga saya hanya memantau perkembangannya di sekolah. 29. P : Saya rasa sudah lengkap infomasi yang Ibu berikan. Terimakasih Bu. 30. G : Iya sama-sama. Sukses ya Mbak.

341 324 Lampiran 25 Wawancara Siswa Keterangan P : Peneliti S1 : Siswa pertama (Dikka) S2 : Siswa kedua (Faris) S3 : Siswa ketiga (Supriyati) S : Semua Siswa 1. P : Silakan kalian perkenalkan diri terlebih dahulu. 2. S 1 : Namaku Dikka. 3. S 2 : Namaku Faris. 4. S 3 : Aku Supriyati. 5. P : Nah gini, kemarin kalian sudah mengikuti pembelajaran bangun ruang sisi datar kan? Mulai dari apa saja? Coba sebutkan! 6. S 1 : Iyaa, dari Kubus, Balok, Prisma, dan Limas. 7. P : Kalau bagian saya kemarin kan bangun ruang balok, kira-kira kalian masih ingat tidak pembelajaran balok yang seperti apa? Atau menggunakan alat peraga seperti apa? 8. S 3 : hmmm itu yang kardus.. 9. P : Oke baik, selanjutnya Faris mungkin kamu masih ingat ciri khas yang lain dari pembelajaran balok? 10. S 2 : Itu yang menggunakan kubus kecil-kecil. 11. P : Kubusnya digunakan untuk apa pada pembelajaran balok kemarin? 12. S 2 : Kubus dipakai untuk menentukan rumus volume balok. 13. P : Lalu bagaimana proses refleksinya? 14. S 1 : Proses refleksinya menjawwab pertanyaan tentang pembelajaran balok. 15. P : Selanjutnya menurut kalian pembelajaran balok yang kemarin kita lakukan dengan pembelajaran matematika yang biasa dilakukan oleh Bu Tika ada bedanya atau tidak? 16. S : Ada Mbak. 17. P : Nah bedanya seperti apa? 18. S 3 : Kalau pembelajaran balok yang kemarin itu banyak menggunakan alat peraga. 19. P : Ada lagikah yang membuat asyik? 20. S 2 : Kita bisa belajar dalam kelompok jadi lebih seru Mbak. 21. P : Dikka, apakah mempunyai pendapat yang lain? 22. S 1 : Yaa lebih seru Mbak soalnya kita dikasih alat peraga jadi kita bisa mencoba langsung dan membuktikan rumusnya. Selain itu, kita jadi mempunyai bayangan tentang materi yang sedang dipelajari. 23. S 2 : Oiyaa kita juga disuruh membuat balok gitu, Mbak. 24. S 1 : Heem Mbak, dengan begitu kita jadi lebih kreatif. 25. P : Terus gimana menurut Supriyati? 26. S 3 : Ya sependapat sama Dikka Mbak, kalau ada alat peraganya jadi kita mudah dalam membayangkan bagian-bagian dari bangun ruang tersebut. 27. P : Kemarin kalian membuat aksi apa? 28. S 1 : Membuat tempat pensil. 29. S 2 : Kelompokku bikin tempat tisu. 30. P : Pada pembuatan aksi kalian diminta untuk bekerja dalam kelompok, apakah kalian benar-benar mengerjakan dalam kelompok?

342 S 1 : Iya dong Mbak, cuman kemarin ada salah satu anggota kelompok kami yang tidak ikut pembuatan jadi dia mendapat bagian untuk finishing. 32. P : Oke bagus kalau gitu, nah kemarin kelompok Supriyati kelihatan kurang maksimal dalam pembuatan aksi lalu apakah ada kendala? 33. S 3 : Kendalanya diajakin kerja kelompok pada nggakmau, terus bingung mau membuat apa karna sibuk. 34. P : Lha memangnya kamu sekelompok ada kesibukan apa? 35. S 3 : Sibuk pulang sekolah udah sore-sore terus. 36. P : Oalah begitu, selanjutnya menurut kalian bagaimana LKS yang saya rancang? Kalimat perintah pada LKS mudah dipahami tidak? 37. S 1 : Lumayan kok Mbak. 38. S 3 : Iya gampang Mbak. 39. S 2 : Sebenernya aku seneng sama LKS yang Mbak buat, karena dengan LKS itu kita diajarin buat step by step jadi lebih paham tentang materinya. Biasanya kalau guru lain kan cuman langsung ke rumusnya jadi ngerti nggak ngerti harus dingerti-in. 40. P : Pada saat mengerjakan LKS apakah kalian benar-benar kerja kelompok? 41. S 3 : Enggaaak S 1 : Kalau kami ngerjain LKSnya dibagi-bagi Mbak, jadi semua punya bagiannya masing-masing nanti kalau ada yang tidak bisa menyelesaikan baru dikerjakan bersama. Selain itu, kita juga saling mengoreksi pekerjaan teman Mbak jadi semua bisa selesai dengan baik. 43. P : Oke sip, itu berarti kalian sudah bekerja sama dengan baik. Kalau kelompokmu bagaimana Faris kok tidak bekerja dalam kelompok? 44. S 2 : Ada anak yang mempengaruhi anak lain untuk males-malesan Mbak. 45. P : Siapa? 46. S 2 : Aulia. 47. P : Emang Aulia gimana? 48. S 2 : Jadi dia enggak mau kerja kelompok pas buat aksi, jadi membuat yang lain males nggak peduli sama kerjaannya. 49. P : Kalau begitu, bagaimana dengan teman-teman yang lain? 50. S 2 : Yang lain kesannya juga enggak peduli Mbak jadi susah diajak kerja bareng. 51. P : Selama pembelajaran, apakah kalian merasakan ada nilai kerja sama dengan teman? 52. S : Ada Mbak. 53. P : Lalu adakah kegiatan yang membuat kalian lebih teliti, tanggung jawab, percaya diri? 54. S 1& S 2: Ada S 3 : Kalau percaya dirinya lumayan, Mbak. 56. P : Mengapa kamu merasa lumayan Dek? 57. S 3 : Jadi misalnya ada kelompok yang ditunjuk mesti temen sekelompoknya saling melempar kesempatan gitu. 58. P : Oh jadi temen-temen belum merasa percaya diri gitu ya untuk menyampaikan pendapat. 59. S 1 : Yaa kadang ada takut-takut jawab gitu Mbak, takut kalau jawabannya salah. Ya aku sebisa mungkin jawab setahuku. 60. P : Oke, untuk ulangan balok kemarin siapa yang tidak remedi? 61. S 1 : Aku, Mbak. 62. P : Yaa Dikka, lalu yang lain bagaimana? 63. S 2 : Remediiiiiii S 3 : Aku juga remedi. 65. P : Kenapa kalian bisa remedi?

343 S 3 : Aku salah memahami soal, Mbak. 67. P : Nah menurut kalian bagaimana soal ulangan limas kemarin? 68. S 1 : Menurutku gampang. 69. P : Gampang yang bagaimana? Bisa tolong dijelaskan? 70. S 1 : Soal ulangan balok kemarin jumlahnya sedikit, lalu soal yang dikeluarkan juga sesuai dengan apa yang sudah diajarkan tetapi aku merasa tidak teliti. 71. P : Lalu soal manakah yang kamu merasa kesulitan saat mengerjakan? 72. S 3 : Soal no 4 yang menghitung volume air trus dipindah ke satuan liter. 73. P : Bagian mana yang kamu rasa sulit? 74. S 3 : Aku paham maksud soalnya Mbak, cuman aku lupa kalau volume jadi liter itu gimana. 75. P : Oke, kalau Faris kendala apa yang membuat remedi? 76. S 2 : Aku kurang paham maksud nomor 2, itu suruh milih jaring-jaring balok terus digambar mbak? Temen-temen juga bingung soal nomor P : Oh itu, iya, kalian tinggal pilih jawaban mana yang merupakan jaring-jaring balok lalu kalian gambar jaring-jaring tersebut. 78. S 3 : Aku awalnya bingung mbak, kok ada dua jawaban di nomor 2 itu ternyata jaringjaring balok banyak jenisnya. 79. P : Lalu bagaimana kesan kalian terhadap pembelajaran ini? 80. S 1 : Senang Mbak, karena kita tidak dipaksakan langsung ngerti materinya tetapi kita juga melakukan secara langsung step by step jadi lebih paham. 81. P : Kalian merasa terbebani tidak dengan aksi? 82. S 1 : Sebenernya ya ribet mbak, karena tidak harus menyiapkan alat dan bahannya lalu pas mengerjakan bareng-bareng ada aja kendalanya seperti lupa bawa alatnya, terus keterbatasan bahan tapi kita seneng melakukkannya. 83. P : Oke, terimakasih ya waktunya semoga pembelajaran kemarin bisa membuat kalian lebih paham materi balok dan semakin menyadari jika matematika memiliki banyak kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.

344 327 LAMPIRAN 26 Daftar Nilai Siswa (Competence) NOMOR NILAI TOTAL KET SISWA Lulus Remedi Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Remedi Remedi Lulus Lulus remedi Lulus remedi remedi Lulus Lulus Lulus Remedi Lulus Lulus Lulus Remedi Lulus Lulus Remedi Lulus Lulus Lulus Lulus remedi Lulus Lulus Lulus

345 remedi Total rata-rata

346 329 A. VALIDITAS Nomor Siswa Soal Skor Total

347 330 Validasi soal no 1 No X X^2 Y Y^2 XY X = X^2= Y= Y^2= XY= rxy valid Kesimpulan : instrument soal THB no 1 valid karena rxy > r tabel. Dimana > 0.334

348 331 Validasi no 2 No X X^2 Y Y^2 XY X = X^2= Y= Y^2= XY= rxy valid Kesimpulan : instrument soal THB no 1 valid karena rxy > r tabel. Dimana 0.740> 0.334

349 332 Validasi no 3 No X X^2 Y Y^2 XY X = X^2= Y= Y^2= XY= rxy valid Kesimpulan : instrument soal THB no 1 valid karena rxy > r tabel. Dimana 0.591> 0.334

350 333 Validasi no 4 No X X^2 Y Y^2 XY X = X^2= Y= Y^2= XY= rxy valid Kesimpulan : instrument soal THB no 1 valid karena rxy > r tabel. Dimana 0.655> 0.334

351 334 B. RELIABILITAS Variansi soal no 1 No X X^2 S1^ Total

352 335 Variansi soal no 2 No X X^2 S2^ Total

353 336 Variansi soal no 3 No X X^2 S3^ Total

354 337 Variansi soal no 4 No X X^2 S4^ Total

355 338 No y y^ S^t

356 339 Soal varians r total 31.33

357 340 LAMPIRAN 27 Penilaian Conscience dan Compassion 1. Conscience Percaya Diri Tanggung Jawab Teliti Kerja Sama NO NAMA SISWA TB KB C B SB TB KB C B SB TB KB C B SB TB KB C B SB 1 ADELINA DIFTA AJI PRAKOSO ALFINA NUR ROKHMAH ALIFIA ZAHRA PRAMESTI ALLANIS MOURENA ANDREA MAHARANI ANDRI SEPTIYA ANGGARA PRADANA AULIA WAN TOTOEN DANDY PRADANA EDELWEISS MAHESWARI FRIS ALIF ADITYA FIRMANSYAH ISMUDION GALIH ARDIAN HAFIDH FIRNAS IDHAM KATON IFADA NURCITA INTAN CHAYA JEANY LATIFA KIKI SALWA LARASATI

358 MAWQUF ULUL HARSHAD MUH ADIKKA MUH FAJAR MUH RAFI ODHISTA MAHARANI RADEN MUH ZUFAR RAIHAN ADI RANI DZAKYA RUDI PRASETYO SALSABILA MAYSA SUPRIYATI YULI ASTUTI SYAFA FITRANANDA TARISSA WIDHI VIJNA PUTRI YUSUF FARAS TOTAL

359 342 Compassion Saling Membantu Saling Menghargai NO NAMA SISWA TB KB C B SB TB KB C B SB 1 ADELINA DIFTA AJI PRAKOSO ALFINA NUR ROKHMAH ALIFIA ZAHRA PRAMESTI ALLANIS MOURENA ANDREA MAHARANI ANDRI SEPTIYA ANGGARA PRADANA AULIA WAN TOTOEN DANDY PRADANA 1 1 EDELWEISS 11 MAHESWARI FRIS ALIF ADITYA 1 1 FIRMANSYAH 13 ISMUDION GALIH ARDIAN HAFIDH FIRNAS IDHAM KATON IFADA NURCITA INTAN CHAYA JEANY LATIFA 1 1 KIKI SALWA 20 LARASATI MAWQUF ULUL MUH ADIKKA MUH FAJAR MUH RAFI ODHISTA MAHARANI RADEN MUH ZUFAR RAIHAN ADI RANI DZAKYA RUDI PRASETYO SALSABILA MAYSA 1 1 SUPRIYATI YULI 31 ASTUTI SYAFA FITRANANDA TARISSA WIDHI 1 1

360 VIJNA PUTRI YUSUF FARAS 1 1 TOTAL

361 344 LAMPIRAN 28 Hasil Scanning Kuesioner Respon Siswa

362 345

363 346

364 347

365 348 LAMPIRAN 29 Gambar Pembelajaran Pertemuan 1 Gambar Penelitian

366 349 Gambar Pembelajaran Pertemuan 2

367 350 Gambar aksi siswa

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI-IIS 6 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

ISSN X Elementary School 3 (2016) Volume 3 nomor 1 Januari 2016

ISSN X Elementary School 3 (2016) Volume 3 nomor 1 Januari 2016 108 ISSN 2338-980X Elementary School 3 (2016) 108-119 Volume 3 nomor 1 Januari 2016 IMPLEMENTASI PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Matematika.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Matematika. IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) PADA MATERI BALOK YANG MENGAKOMODASI TEORI VAN HIELE DI KELAS VIII D SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Matematika.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Matematika. PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) YANG MENGAKOMODASI TEORI VAN HIELE PADA TOPIK KUBUS DI KELAS VIII E SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI UNTUK SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI UNTUK SMA KELAS XI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI UNTUK SMA KELAS XI Oleh DWI PUJIASTUTI 12321570 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI TEOREMA PYTHAGORAS BERBASIS PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH YANG MENGACU PADA LEARNING TRAJECTORY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI TEOREMA PYTHAGORAS BERBASIS PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH YANG MENGACU PADA LEARNING TRAJECTORY PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI TEOREMA PYTHAGORAS BERBASIS PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH YANG MENGACU PADA LEARNING TRAJECTORY DAN BERORIENTASI PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SKRIPSI

Lebih terperinci

Diajukan Oleh ANWAR ANSORI A

Diajukan Oleh ANWAR ANSORI A ANALISIS TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI DATAR BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BAKI Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN METODE POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS VII SMPN 2 KAUMAN

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN METODE POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS VII SMPN 2 KAUMAN PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN METODE POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS VII SMPN 2 KAUMAN Oleh : JUNITA SARI NIM 12321583 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT SMP KELAS VII SEMESTER GENAP DENGAN MENGGUNAKAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT SMP KELAS VII SEMESTER GENAP DENGAN MENGGUNAKAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT SMP KELAS VII SEMESTER GENAP DENGAN MENGGUNAKAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) BERDASARKAN ASPEK COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEKANIKA TEKNIK BERBASIS ANIMASI DI SMK TEKNIK GAMBAR BANGUNAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEKANIKA TEKNIK BERBASIS ANIMASI DI SMK TEKNIK GAMBAR BANGUNAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEKANIKA TEKNIK BERBASIS ANIMASI DI SMK TEKNIK GAMBAR BANGUNAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Uji Coba Pengembangan Produk di SMK N 2 Sukoharjo) SKRIPSI Oleh: INAYAH

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL REFLEKSI DALAM PENERAPAN PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X6 SMA KOLESE DE BRITTO YOGYAKARTA

ANALISIS HASIL REFLEKSI DALAM PENERAPAN PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X6 SMA KOLESE DE BRITTO YOGYAKARTA Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 ANALISIS HASIL REFLEKSI DALAM PENERAPAN PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PELAJARAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KALKULUS DI KELAS XI SMA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 SKRIPSI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KALKULUS DI KELAS XI SMA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 SKRIPSI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KALKULUS DI KELAS XI SMA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, KEAKTIFAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER (LT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK LEMBAGA SOSIAL KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

: BERNADETA BEKA FITRI APRIANTI K

: BERNADETA BEKA FITRI APRIANTI K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IIS 2 SMA NEGERI 1 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SMP SKRIPSI. Oleh Dewi Santi NIM

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SMP SKRIPSI. Oleh Dewi Santi NIM PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SMP SKRIPSI diajukan sebagai tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SUHU DAN KALOR SKRIPSI OLEH : FRISKA AMBARWATI K2311029 FAKULTAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii vi viii xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 2 PIYUNGAN TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR VAN HIELE

TEORI BELAJAR VAN HIELE TEORI BELAJAR VAN HIELE A. Pendahuluan Banyak teori belajar yang berkembang yang dijadikan landasan proses belajar mengajar matematika. Dari berbagai teori tersebut, jarang yang membahas tentang pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG Oleh: IIS INDAH WIJAYANTI NIM. 13321698 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) BERDASARKAN UNSUR COMPETENCE-CONSCIENCE-COMPASSION

ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) BERDASARKAN UNSUR COMPETENCE-CONSCIENCE-COMPASSION ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) BERDASARKAN UNSUR COMPETENCE-CONSCIENCE-COMPASSION SISWA (Studi Kasus Tentang Implementasi Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang mendorong para peserta didik untuk mendapatkan prestasi terbaik. Pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan. Oleh ARNIS INDARTI NIM

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan. Oleh ARNIS INDARTI NIM PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI KELAS VIII F SMPN 1 KECAMATAN BUNGKAL TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN. Disetujui pada tanggal: 11 Januari Menyetujui: Pembimbing. Bambang Sumarno H.M, M. Kom. NIP

HALAMAN PERSETUJUAN. Disetujui pada tanggal: 11 Januari Menyetujui: Pembimbing. Bambang Sumarno H.M, M. Kom. NIP HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) PADA SISWA KELAS VIID

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR FORMAL DAN LITERASI SAINS PADA SISWA KELAS X SMA KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : DYAH PUSPITARINI K4310023

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA UNTUK SMA/MA KELAS XI IPA SEMESTER 1 SKRIPSI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA UNTUK SMA/MA KELAS XI IPA SEMESTER 1 SKRIPSI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA UNTUK SMA/MA KELAS XI IPA SEMESTER 1 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA SMA KELAS XI MATERI ASAM BASA UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA SMA KELAS XI MATERI ASAM BASA UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA SMA KELAS XI MATERI ASAM BASA UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK NANANG RAHMAN NIM. 10708251018 Tesis ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW (THINK, TALK, WRITE) PADA MATERI OPTIK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS XI MB SMK NEGERI 2 KARANGANYAR Skripsi Oleh: Uly Azmi

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

HALAMAN JUDUL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING HALAMAN JUDUL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KLATEN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNSUR UNSUR TRANSISI UNTUK SMA/MA KELAS XII SEMESTER I SKRIPSI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNSUR UNSUR TRANSISI UNTUK SMA/MA KELAS XII SEMESTER I SKRIPSI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNSUR UNSUR TRANSISI UNTUK SMA/MA KELAS XII SEMESTER I SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY (SSP) IPA UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS IV SD

PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY (SSP) IPA UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS IV SD PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY (SSP) IPA UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS IV SD AMALIYAH ULFAH NIM 10712251014 Tesis ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI A.

BAB II KAJIAN TEORI A. BAB II KAJIAN TEORI A. Tahap-tahap Berpikir van Hiele Pierre van Hiele dan Dina van Hiele-Geldof adalah sepasang suami-istri bangsa Belanda yang mengabdi sebagai guru matematika di negaranya. Pada tahun

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA UNTUK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATERI POKOK HIMPUNAN KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA UNTUK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATERI POKOK HIMPUNAN KELAS VII SMP PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA UNTUK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATERI POKOK HIMPUNAN KELAS VII SMP SKRIPSI Oleh: DAVID PRATAMA (K1311020) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI Oleh: Sri Kurniawati NIM 090210102048 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAUMAN LOR 01 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN OPEN-ENDED

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN OPEN-ENDED KEEFEKTIFAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DALAM SETTING PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODUL FISIKA KELAS XI SMA PADA MATERI DINAMIKA GETARAN MENGGUNAKAN APLIKASI SPREADSHEET BERBASIS EMPAT PILAR PENDIDIKAN

IMPLEMENTASI MODUL FISIKA KELAS XI SMA PADA MATERI DINAMIKA GETARAN MENGGUNAKAN APLIKASI SPREADSHEET BERBASIS EMPAT PILAR PENDIDIKAN IMPLEMENTASI MODUL FISIKA KELAS XI SMA PADA MATERI DINAMIKA GETARAN MENGGUNAKAN APLIKASI SPREADSHEET BERBASIS EMPAT PILAR PENDIDIKAN Skripsi Oleh: Dwi Prasetyo K2310030 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Maria Melani Ika Susanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Maria Melani Ika Susanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman senantiasa diikuti perubahan unsur-unsur di dalamnya, tak terkecuali perubahan dalam sistem sosial. Pendidikan merupakan kunci dalam perubahan

Lebih terperinci

Oleh: Ibrohim Aji Kusuma NIM

Oleh: Ibrohim Aji Kusuma NIM PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI PROGRAM LINIER UNTUK SMK KELAS X HALAMAN JUDUL SKRIPSI diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS XI MIA 5 SMA NEGERI 3 SURAKARTA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL Skripsi Oleh: Lia Aristiyaningsih

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI Oleh: Yuliana Retnaningsih 09144100067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : HARIS NURHUDA K4312027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

) KELAS VIII SMP SKRIPSI

) KELAS VIII SMP SKRIPSI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI LUAS PERMUKAAN PRISMA TEGAK DAN LIMAS BERORIENTASI METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY LEARNING) KELAS VIII SMP SKRIPSI Oleh SITI NUR JAMILAH

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS XII IPA SKRIPSI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS XII IPA SKRIPSI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS XII IPA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI KELAS X SMA BERSTANDAR NCTM (NATIONAL COUNCIL OF TEACHERS OF MATHEMATICS)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI KELAS X SMA BERSTANDAR NCTM (NATIONAL COUNCIL OF TEACHERS OF MATHEMATICS) PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI KELAS X SMA BERSTANDAR NCTM (NATIONAL COUNCIL OF TEACHERS OF MATHEMATICS) SKRIPSI Oleh : Indah Syurya Ningsih NIM. 090210101010

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Esa Dhuhur Putra Akbar

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Esa Dhuhur Putra Akbar PENGGUNAAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TOPIK BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI SIDOREJO LOR 05 KECAMATAN SIDOREJO KOTA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERORIENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL PADA MATERI PERBANDINGAN DI SMP

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERORIENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL PADA MATERI PERBANDINGAN DI SMP PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERORIENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL PADA MATERI PERBANDINGAN DI SMP SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan JULI TRIHARYANTI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E BERBASIS KARAKTER TELITI DAN PERCAYA DIRI PADA SUB POKOK BAHASAN LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK KELAS VIII

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA PADA MATERI FUNGSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN INTEGRASI NILAI SIKAP UNTUK SMP/MTS

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA PADA MATERI FUNGSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN INTEGRASI NILAI SIKAP UNTUK SMP/MTS PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA PADA MATERI FUNGSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN INTEGRASI NILAI SIKAP UNTUK SMP/MTS Oleh: ENDANG ERNAWATI NIM: 12321556 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI GRUJUGAN BONDOWOSO SKRIPSI Oleh: Benny Satria

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN CONTOH TERAPAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATHEMATICS WORD PROBLEM SISWA SMP

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN CONTOH TERAPAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATHEMATICS WORD PROBLEM SISWA SMP KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN CONTOH TERAPAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATHEMATICS WORD PROBLEM SISWA SMP SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BABADAN TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BABADAN TAHUN PELAJARAN UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BABADAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PARTISIPASI SISWA KELAS VIII.I SMP NEGERI 3 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : Henggar Dimas Pradiva K8411035

Lebih terperinci

EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA

EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA Skripsi Oleh : Anantyas Kusuma D K2311006 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman judul Halaman pengesahan Pernyataan Kata pengantar Halaman persembahan. Daftar tabel Daftar gambar Daftar singkatan

DAFTAR ISI. Halaman judul Halaman pengesahan Pernyataan Kata pengantar Halaman persembahan. Daftar tabel Daftar gambar Daftar singkatan viii DAFTAR ISI Halaman judul Halaman pengesahan Pernyataan Kata pengantar Halaman persembahan Daftar isi Daftar tabel Daftar gambar Daftar singkatan Abstrak Abstract BAB I. PENGANTAR A. Latar Belakang

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN

STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN 2007-2012 SKRIPSI Oleh: ARIS SETIAWAN K4610015 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTUAN MODUL PADA MATERI STOIKIOMETRI SISWA KELAS X-2 SMA ISLAM AHMAD YANI BATANG

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP HIDUP SEDERHANA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PAKEM MATEMATIKA DI SD NEGERI 3 LESMANA SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP HIDUP SEDERHANA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PAKEM MATEMATIKA DI SD NEGERI 3 LESMANA SKRIPSI i UPAYA MENINGKATKAN SIKAP HIDUP SEDERHANA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PAKEM MATEMATIKA DI SD NEGERI 3 LESMANA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI PADA PENDEKATAN REALISTICS MATHEMATICS EDUCATION

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI PADA PENDEKATAN REALISTICS MATHEMATICS EDUCATION PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI PADA PENDEKATAN REALISTICS MATHEMATICS EDUCATION (RME) SUB POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS VII SMP SKRIPSI Oleh : Desi Indriyani NIM.

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBANG

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBANG ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Oleh : REYSA

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh LU LUIN NUR HASANAH K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2013.

SKRIPSI. Oleh LU LUIN NUR HASANAH K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2013. PENERAPAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E DISERTAI DIAGRAM VEE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI SMAN 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID DENGAN PROGRAM CONSTRUCT 2 PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK SISWA SMP KELAS 8 SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID DENGAN PROGRAM CONSTRUCT 2 PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK SISWA SMP KELAS 8 SKRIPSI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID DENGAN PROGRAM CONSTRUCT 2 PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK SISWA SMP KELAS 8 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK BERDASARKAN KEMAMPUAN BERPIKIR GEOMETRIS PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI KELAS VIII SMP NEGERI 39 SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS VIII DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM TEKANAN ZAT CAIR SMP NEGERI 4 PURWANTORO HALAM AN JUDUL

ANALISIS ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS VIII DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM TEKANAN ZAT CAIR SMP NEGERI 4 PURWANTORO HALAM AN JUDUL ANALISIS ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS VIII DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM TEKANAN ZAT CAIR SMP NEGERI 4 PURWANTORO HALAM AN JUDUL SKRIPSI Oleh: CHARLY WAHYU PAMUJI K2308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN KONSEP TEMATIK TERINTEGRASI DAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR SKRIPSI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN KONSEP TEMATIK TERINTEGRASI DAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR SKRIPSI PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN KONSEP TEMATIK TERINTEGRASI DAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen

Lebih terperinci

PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : HARIS NURHUDA K4312027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: ARYNDA PRAMITA SARI NIM

SKRIPSI. Oleh: ARYNDA PRAMITA SARI NIM PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII F SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 RAMBIPUJI TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON (GI) PADA MATERI HIDROLISIS KELAS XI MIA 1 SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BUZZ GROUP

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BUZZ GROUP PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BUZZ GROUP DENGAN AUTHENTIC ASSESSMENT TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI (Siswa kelas X semester genap SMA Negeri 5 Jember tahun ajaran 2011/2012) SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN SIKAP KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PERMAINAN BALOK PECAHAN DI KELAS V B SD NEGERI PANAMBANGAN SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOGNISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X-MIA 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOGNISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X-MIA 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOGNISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X-MIA 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: ANGGRAENI ROSITA DAMAYANTI K4311009

Lebih terperinci

DITA PUTRI HARDANI A

DITA PUTRI HARDANI A PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII Semester Genap SMP Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS VII

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS VII i PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 PONOROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PAKET BAHAN AJAR DENGAN ANALISIS KEJADIAN RIIL DALAM FOTO DAN WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA (Kajian Pada: Konsep Fluida Statis) SKRIPSI

PAKET BAHAN AJAR DENGAN ANALISIS KEJADIAN RIIL DALAM FOTO DAN WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA (Kajian Pada: Konsep Fluida Statis) SKRIPSI PAKET BAHAN AJAR DENGAN ANALISIS KEJADIAN RIIL DALAM FOTO DAN WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA (Kajian Pada: Konsep Fluida Statis) SKRIPSI Oleh Jayanti Oktaviana NIM 090210102064 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY SIMULATIONS

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY SIMULATIONS PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY SIMULATIONS POKOK BAHASAN FLUIDA DINAMIS UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN MENINGKATKAN

Lebih terperinci

UMMU MUSLIHAH K

UMMU MUSLIHAH K PENGGUNAAN MODUL FISIKA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH MATERI ELASTISITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MIA 6 SMA MTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR VIRUS BERBASIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA SKRIPSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR VIRUS BERBASIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA SKRIPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR VIRUS BERBASIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA SKRIPSI Oleh: NANIK PURWATI NIM. 090210103041 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV SN NEGERI 2 BANTARWUNI

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV SN NEGERI 2 BANTARWUNI i PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV SN NEGERI 2 BANTARWUNI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Lebih terperinci

PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR): ALTERNATIF PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN DAN KARAKTER

PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR): ALTERNATIF PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN DAN KARAKTER Universitas Sanata Dharma PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR): ALTERNATIF PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN DAN KARAKTER Oleh: Margaretha Madha Melissa, M.Pd. madha.melissa@usd.ac.id

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII C SMP NEGERI 13 JEMBER SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-A SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA MELALUI MODEL BELAJAR AKTIF TIPE QUIZ TEAM

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-A SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA MELALUI MODEL BELAJAR AKTIF TIPE QUIZ TEAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-A SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA MELALUI MODEL BELAJAR AKTIF TIPE QUIZ TEAM SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA Vidya Chaerunnisa, Siti Gia Syauqiyah, F., Bambang Ekanara Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PBI (PROBLEM BASED INSTRUCTION)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PBI (PROBLEM BASED INSTRUCTION) PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PBI (PROBLEM BASED INSTRUCTION) PADA SUB POKOK BAHASAN JAJAR GENJANG DAN BELAH KETUPAT UNTUK SISWA SMP KELAS VII Skripsi Oleh: Azimatun Ni mah 080210101035

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Rahmad Dwi Priyanto NIM

SKRIPSI. Oleh. Rahmad Dwi Priyanto NIM PENERAPAN PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS TEORI VAN HIELE (PBH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SUB POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT SEGI EMPAT PADA KELAS VII E SMP NEGERI 2 PANTI TAHUN AJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

Oleh Ratna Juwita Fibriyanti NIM

Oleh Ratna Juwita Fibriyanti NIM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DAN PRODUKTIF DISERTAI PRESENTASI TUGAS PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 12 JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI MEMBILANG BENDA 1-10 MELALUI MEDIA GRAFIS PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS DASAR II SEMESTER I DI SLB BC BINADSIH KARANGANOM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP van Hiele) dimensi tiga. : 6.1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam. ruang dimensi tiga.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP van Hiele) dimensi tiga. : 6.1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam. ruang dimensi tiga. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP van Hiele) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester : SMA Negeri 1 Wundulako : Matematika : X / 2 (dua) Standar Kompetensi : 6. Menentukan kedudukan, jarak dan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 3 PANDAK SKRIPSI Oleh: Panggih Marfianto 11144100145

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. Disetujui pada tanggal 22 Oktober Menyetujui, NIP NIP

PERSETUJUAN. Disetujui pada tanggal 22 Oktober Menyetujui, NIP NIP PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul " Pembelajaran Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Numbered-Head-Together untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas X SMA N 1 Imogiri " telah disetujui oleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Diah Anggraini Purwaningsih NIM

SKRIPSI. Oleh : Diah Anggraini Purwaningsih NIM PENERAPAN FASE-FASE PEMBELAJARAN VAN HIELE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS LAYANG-LAYANG DAN TRAPESIUM PADA SISWA KELAS V SDN TEGALSARI 03 AMBULU JEMBER TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SATUAN WAKTU PANJANG DAN BERAT MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI KELAS IV SD N 03 SIKASUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWAKELAS 5 SD NEGERI 01 AMPEL KECAMATANAMPEL KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci