Analisis Riil dalam Poster GRAVITASI BUMI DENGAN KEKONVERGENAN BARISAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Riil dalam Poster GRAVITASI BUMI DENGAN KEKONVERGENAN BARISAN"

Transkripsi

1 Analisis Riil dalam Poster GRAVITASI BUMI DENGAN KEKONVERGENAN BARISAN Wahidin Pendidikan Matematika UHAMKA 2008, Setiap benda yang berada dalam jangkauan atmosfer bumi, maka akan tertarik oleh gaya gravitasi bumi, sehingga mereka akan bergerak menuju ke pusat bumi. Page 1 of 12

2 A. Lapisan Atmosfer Bumi Bumi diselubungi oleh lapisan udara yang disebut atmosfer. Perubahan atmosfer Bumi, dapat mempengaruhi perubahan cuaca dan iklim dan dapat berdampak bagi makhluk hidup di Bumi. Atmosfer terdiri atas berbagai campuran gas yang dipengaruhi dan terikat oleh gravitasi Bumi. Ketebalan lapisannya diperkirakan 1000 km dari permukaan Bumi. Komposisi gas-nya yaitu 78% nitrogen dan 21% oksigen. Dan gas lain dengan jumlah sangat sedikit: karbon dioksida (CO 2 ), Argon (Ar), Neon (Ne), dan uap air (H 2 O). Berdasarkan profil temperatur secara vertikal, lapisan-lapisan atmosfer di bagi menjadi: 1. TROPOSFER (0 10 Km): Merupakan atmosfer terbawah dan dekat dengan Bumi. Pada lapisan ini, terjadi adanya awan, angin, hujan,petir, dan lain-lain. 2. STRATOSFER (10 50 Km): Pada lapisan ini, terjadi peningkatan temperature karena bertambahnya ketinggian. Ozon (O 3 ) terdapat pada lapisan ini dengan ketinggian 25 Km dari permukaan Bumi. 3. MESOSFER (50 85 Km): Lapisan ini mempunyai ion atau udara yang bermuatan listrik (Lapisan D) yang berfungsi untuk memantulkan gelombang radio. Karena adanya muatan listrik tersebut, Kita dapt berkomunikasi dengan orang lain di luar negri. 4. TERMOSFER ( Km): Lapisan ini berfungsi untuk melindungi bumi dari meteor dengan cara membakarnya. Hal ini disebabkan karena lapisan atmosfer mempunyai atom yang bermuatan listrik atau terionisasi radiasi matahari. B. Seputar Gravitasi Bumi 2.1 Gaya Berat Massa adalah jumlah zat yang terkandung dalam suatu benda (selalu tetap di manapun berada). Sedangakan berat suatu benda adalah massa suatu benda yang dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi, di tempat yang gravitasinya berbeda berat benda akan berubah. Berdasarkan Hukum II Newton, berat benda dirumuskan: w = m.g di mana w : gaya gravitasi bumi pada benda atau berat benda dalamnewton m : massa benda, dalam kg g : percepatan gravitasi bumi yang besarnya 9,8 ms -2 kadang-kadang untuk memudahkan dibulatkan menjadi 10 ms -2 Makin jauh dari bumi percepatan gravitasi bumi makin kecil, sehingga berat roket pada saat di A lebih besar dibandingkan roket di B. Page 2 of 12

3 Semua benda yang berada di atas permukaan bumi pada jarak tertentu dari pusat bumi akan mengalami gaya gravitasi yang dinamakan gaya berat w. Gaya berat w kedudukannya pada pusat massa benda itu dan arahnya menuju pusat bumi. 2.2 Hukum Gravitasi Newton Newton menyelidiki gerakan planet-planet dan bulan. Ia selalu bertanya mengapa bulan selalu berada dalam orbitnya yang hampir berupa lingkaran ketika mengitari bumi. Selain itu, ia juga selalu mempersoalkan mengapa benda-benda selalu jatuh menuju permukaan bumi. Wililiam Stukeley, teman Newton ketika masih muda, menulis bahwa ketika mereka sedang duduk minum teh di bawah pohoh apel, Newton melihat sebuah apel jatuh dari pohonnya. Dikatakan bahwa Newton mendapat ilham dari jatuhnya buah apel. Menurutnya, jika gravitasi bekerja di puncak pohon apel, bahkan di puncak gunung, maka mungkin saja gravitasi bekerja sampai ke bulan. Dengan penalaran bahwa gravitasi bumi yang menahan bulan pada orbitnya, Newton mengembangkan teori gravitasi. Pada zaman yunani kuno, persoalan yang selalu dipertanyakan adalah mengapa benda-benda selalu jatuh ke permukaan bumi dan bagaimana gerakan planet-planet, termasuk matahari dan bulan (matahari dan bulan pada waktu itu digolongkan menjadi planet-planet). Orang-orang Yunani pada waktu itu melihat kedua persoalan di atas sebagai dua hal yang berbeda. Yang membedakan Newton dan orang-orang sebelumnya adalah bahwa memandang kedua persoalan dasar di atas (gerak jatuh benda dan gerakan planet) disebabkan oleh satu hal saja dan pasti mematuhi hukum yang sama. Pada abad ke-17, Newton menemukan bahwa ada interaksi yang sama yang menjadi penyebab jatuhnya buah apel dari pohon dan Page 3 of 12

4 membuat planet tetap berada pada orbitnya ketika mengelilingi matahari. Demikian juga bulan, satu-satunya satelit alam kesayangan bumi tetap berada pada orbitnya. Hukum dasar inilah yang menentukan interaksi gravitasi. Ingat bahwa hukum ini bersifat universal; gravitasi bekerja dengan cara yang sama, baik antara diri kita dengan bumi, antara bumi dengan buah mangga ketika jatuh, antara bumi dengan pesawat yang jatuh, antara planet dengan satelit dan antara matahari dengan planetplanetnya dalam sistem tatasurya. Gagasan Newton mengenai gravitasi pada mulanya sulit diterima oleh banyak ilmuwan lainnya. Gaya gravitasi termasuk gaya tak sentuh, di mana bekerja antara dua benda yang berjauhan alias tidak ada kontak antara benda-benda tersebut. Gayagaya yang umumnya dikenal adalah gaya-gaya yang bekerja karena adanya kontak; gerobak sampah bergerak karena kita memberikan gaya dorong, bola bergerak karena ditendang, sedangkan gravitasi, bisa bekerja tanpa sentuhan? Newton mengatakan kepada mereka bahwa ketika apel jatuh, bumi memberikan gaya kepadanya sehingga apel tersebut jatuh, demikian juga bumi mempertahankan bulan tetap pada orbitnya dengan gaya gravitasi, meskipun tidak ada kontak dan letak bumi dan bulan berjauhan. Sebelum mencetuskan Hukum Gravitasi Universal, Newton telah melakukan perhitungan untuk menentukan besar gaya gravitasi yang diberikan bumi pada bulan sebagaimana besar gaya gravitasi bumi yang bekerja pada benda-benda di permukaan bumi. Besar percepatan gravitasi di bumi adalah 9,8 m/s 2. Percepatan gravitasi bulan terhadap bumi 3600 kali lebih kecil dibandingkan dengan percepatan gravitasi bumi terhadap benda-benda di permukaan bumi. Bulan berjarak km dari bumi, sama dengan 60 kali jari-jari bumi (jari-jari bumi = 6380 km). Jika jarak bulan dari bumi (60 kali jari-jari bumi) dikuadratkan, maka hasilnya sama dengan 3600 (60 x 60 = 60 2 = 3600). Angka 3600 yang diperoleh dengan mengkuadratkan 60 hasilnya sama dengan Percepatan bulan terhadap bumi, sebagaimana hasil yang diperoleh melalui perhitungan. Berdasarkan perhitungan ini, Newton menyimpulkan bahwa besar gaya gravitasi yang diberikan oleh bumi pada setiap benda semakin berkurang terhadap kuadrat jaraknya (r) dari pusat bumi. Selain faktor jarak, Newton juga menyadari bahwa gaya gravitasi juga bergantung pada massa benda. Pada Hukum III Newton bahwa jika ada gaya aksi maka ada gaya reaksi. Ketika bumi memberikan gaya aksi berupa gaya gravitasi kepada benda lain, maka benda tersebut memberikan gaya reaksi yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap bumi. Karena besarnya gaya aksi dan reaksi sama, maka besar gaya gravitasi juga harus sebanding dengan massa dua benda yang berinteraksi. Berdasarkan penalaran ini, Newton menyatakan hubungan antara massa dan gaya gravitasi. Setelah membuat penalaran mengenai hubungan antara besar gaya gravitasi dengan massa dan jarak, Newton membuat penalaran baru berkaitan dengan gerakan planet yang selalu berada pada orbitnya ketika mengitari matahari. Newton menyatakan bahwa jika planet-planet selalu berada pada orbitnya, maka pasti ada gaya gravitasi yang bekerja antara matahari dan planet serta gaya gravitasi antara Page 4 of 12

5 planet, sehingga benda langit tersebut tetap berada pada orbitnya masing-masing. Tidak puas dengan penalarannya di atas, ia menyatakan bahwa jika gaya gravitasi bekerja antara bumi dan benda-benda di permukaan bumi, serta antara matahari dan planet-planet maka mengapa gaya gravitasi tidak bekerja pada semua benda? Akhirnya, Newton pun mencetuskan Hukum Gravitasi Universal dan mengumumkannya pada tahun 1687: Semua benda di alam semesta menarik semua benda lain dengan gaya sebanding dengan hasil kali massa benda-benda tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara benda-benda tersebut. 2.3 Kuat Medan Gravitasi dan Percepatan Gravitasi Pada pembahasan mengenai Hukum Newton tentang Gravitasi, kita telah meninjau gaya gravitasi sebagai interaksi gaya antara dua atau lebih partikel bermassa. Partikel-partikel tersebut dapat saling berinteraksi walaupun tidak bersentuhan. Pandangan lain mengenai gravitasi adalah konsep medan, di mana sebuah benda bermassa mengubah ruang di sekitarnya dan menimbulkan medan gravitasi. Medan ini bekerja pada semua partikel bermassa yang berada di dalam medan tersebut dengan menimbulkan gaya tarik gravitasi. Jika sebuah benda berada di dekat bumi, maka terdapat sebuah gaya yang dikerjakan pada benda tersebut. Gaya ini mempunyai besar dan arah di setiap titik pada ruang di sekitar bumi. Arahnya menuju pusat bumi dan besarnya adalah mg. Jadi jika sebuah benda terletak di setiap titik di dekat bumi, maka pada benda tersebut bekerja sebuah vektor g yang sama dengan percepatan yang akan dialami apabila benda itu dilepaskan. Vektor g tersebut dinamakan kekuatan medan gravitasi. Kita dapat mengatakan bahwa kekuatan medan gravitasi di setiap titik merupakan gaya gravitasi yang bekerja pada setiap satuan massa di titik tersebut. C. Konsep Konvergen 3.1. Definisi Barisan Barisan (sequence) pada himpunan S adalah suatu fungsi dengan domain N dan mempunyai range dalam S. (def. 14.1; Bartle, 1975: 91). Konsep definisi tersebut di atas dapat diterapkan pada pembahasan tentang gravitasi bumi, dapat dilihat sebagai berikut: Pada sekumpulan benda dengan massa m n = (m 1, m 2, m 3, ) dengan percepatan gravitasi yang tetap, maka gaya berat benda-benda tersebut memenuhi: w n = (m 1 g, m 2 g, m 3 g, ) w n = (w 1, w 2, w 3, ) Karena percepatan gravitasi g, massa benda m dan berat benda w adalah bilangan riil, dan dapat dipandang sebagai fungsi dengan domain N ke R, maka Page 5 of 12

6 ketiganya memenuhi konsep barisan bilangan bilangan riil. Sebagai catatan, di sini sekumpulan benda tersebut berada pada ketinggan tetap. Suatu benda pada ketinggian berbeda (tetapi masih dalam lingkungan atmosfer bumi) memenuhi h n = (h 1, h 2, h 3, ) dengan efek gravitasi pada benda tersebut berbeda pada setiap ketinggian yaitu g n = (g 1, g 2, g 3, ), sehingga diperoleh gaya berat benda w n = (mg 1, mg 2, mg 3, ). Baik h n, g n, maupun w n di sini memenuhi konsep barisan bilangn riil. Hal tersebut berdasarkan konsep, bahwa setiap benda akan mempertahankan massa-nya pada setiap ketinggian. Misalnya massa seseorang di bumi ataupun di bulan tetap sama, hanya beratnya yang berrubah, sesuai dengan percepatan gravitasi bumi pada bulan Limit Barisan Misalkan X barisan di R P, x R P dikatakan sebagai limit dari X, jika lingkungan V dari x K V N n K V, maka X berada dalam V. (def. 14.3; Bartle, 1975: 92). Bumi sendiri beserta lapisan atmosfer-nya dapat dipandang sebagai himpunan yang terbatas, yakni terbatas di atas oleh dissipasisfer (radius 1000 km) dan terbatas di bawah oleh bumi itu sendiri. Artinya dalam lingkungan ini, setiap benda akan mendapatkan efek dari percepatan gravitasi bumi. Sehingga dalam wilayah ini pula, benda-benda akan tertarik oleh gravitasi bumi (benda jatuh ke bumi), inilah konsep kekonvergenan yang dimaksud di sini. Jadi setiap benda akan konvergen ke bumi, selama ia berada dalam jangkauan atmosfer bumi. Lalau bagaimana dengan benda-benda yang memiliki energi lebih besar untuk melawan efek gravitasi ini? seperti balon gas, pesawat terbang, roket, ataupun burung. Pada prinsipnya sama saja dengan benda-benda lainnya, mereka tetap mendapatkan efek gravitasi selama mereka berada dalam lingkungan atmosfer bumi, hanya saja mereka melawannya, toh kalau mereka kehabisan energi, maka akan jatuh juga ke bumi. Misalkan benda B n, gravitasi bumi g dan bumi b, maka kekonvergenan dapat dipandang sebagai fungsi: g : B n b atau (B n ) b B n konvergen ke b, dapat dilihat pada diagram berikut Benda B n g Gravitasi Bumi b Page 6 of 12

7 Ketunggalan limit; mengatakan bahwa setiap barisan di R P mempunyai tepat satu limit. (theorema. 14.5; Bartle, 1975: 93). hanya dapat Setiap benda yang jatuh pasti akan jatuh tepat pada satu tempat (lubang bekas jatuh), dengan akat lain, tidak ada suatu benda mempunyai lokasi tempat jatuh yang lebih dari satu. Tetapi sangat mungkin bagi beberapa benda (lebih dari satu) mempunyai satu lokasi tempat jatuh yang sama. Jadi konsep benda jatuh konvergen pada satu titik, yang juga memenuhi konsep fungsi (sebagaimana di bilangan riil), dapat dilihat pada (Gbr. i), sementara ilustrasi pada (Gbr. ii) merupakan suatu hal yang tidak mungkin terjadi, juga ia tidak memenuhi konsep fungsi. Sehingga dapat dibuat suatu teorema; Jika benda-benda jatuh ke bumi pada suatu tempat yang sama maka gravitasi tersebut memenuhi suatu fungsi (Gbr. i). Kontraposisi dari pernyataan ini adalah jika gravitasi tidak memenuhi suatu fungsi, maka suatu benda akan jatuh pada beberapa titik yang berbeda (Gbr. ii). B 1 B 2 B n B n g g b b 1 b 2 b n Gbr. i Gbr. ii Lain halnya dengan sebuah benda sebelum jatuh, ia pecah terlebih dahulu di udara, kemudian jatuh di beberapa tempat yang berbeda. Tetapi harus pula dilihat bahwa pecahan-pevahan benda tadi, masing-masing tidak mungkin jatuh pada lebih dari satu tempat di bumi. Sehingga keonsep ketunggalan limit tetap dipenuhi oleh kekonvergenan benda jatuh ke bumi. Suatu barisan konvergen di R P adalah terbatas. (lemma 14.6; Bartle, 1975: 93). Benda-benda yang tertarik oleh gravitasi bumi, dalam artian mereka konvergen ke bumi, tentu saja yang letaknya berada dalam atmosfer bumi. Jadi benda-benda tersebut terbatas oleh atmosfer bumi (dissipasisfer, 1000 km). Efek gravitasi konvergen ke bumi manakala ia terbatas pada atmosfer bumi. Misalkan X = (x n ) suatu barisan di R P yang konvergen ke x, dan misalkan c R, maka lim (cx n ) = cx. (latihan 14.C; Bartle, 1975: 97). Page 7 of 12

8 Misalkan sebuah benda dengan massa m jatuh ke bumi (tanah), akan menyebabkan kedalaman lubang (tanah) sebesar d, sebut saja lim m = d. Jika massa benda tersebut diperbesal k kali menjadi km, dengan k > 0, maka kedalaman kedalaman lubang (tanah) tempat jatuhnya benda tersebut adalah kd, dengan kata lain lim (km) = kd. Jika (m) d, maka (km) kd Misalkan dua buah benda B n1 dan B n2 dengan massa mb n1 < mb n2. Jika B n1 jatuh ke bumi, maka B n2 juga akan jatuh ke bumi. Misalkan massa mb n1 < mb n2 < mb n3, dengan B n1 dan B n2 jatuh ke bumi, maka B n3 juga akan jatuh ke bumi. Hal ini memanfaatkan ketaksamaan segitiga Sub-barisan Jika X = (x n ) suatu barisan di R P dan jika r 1 < r 2 < r 3 < < r n < adalah barisan naik kuat di bilangan asli, maka barisan X di R P yang diberikan oleh x r1, x r2, x r3,, x rn, dinamakan sebagai subbarisan dari X. (def. 15.1; Bartle, 1975: 98). Kita akan memandang hujan sebagai suatu barisan, sebutlah dengan J = (j n ). hujan yang dimaksud di sini adalah hujan yang secara keseluruhan yang jatuh (turun) ke bumi dari awal terciptanya bumi sampai saat ini dan yang akan datang. Kemudian beberapa hujan yang turun di suatu wilayah tertentu (dari bumi), maka dipandang hal tersebut sebagai suatu sub-hujan (sub-barisan), sebutlah dengan J *. Jika suatu barisan X di R P konvergen ke x, maka maka semua sub-barisan dari X juga konvergen ke x. (lemma 15.2; Bartle, 1975: 98). J = (j n ) sebagai hujan yang turun ke bumi (b), maka J * sebagai bagian dari hujan (sub-hujan) akan turun ke bumi (b) juga. Jika J b maka J * b Seandainya ada sebagian hujan (sub-hujan) yang tidak turun ke bumi, maka tidak dapat dikatakan bahwa hujan itu selalu turun ke bumi. Tetapi juga, kalau tidak turun ke bumi, bukan hujan namanya. Karena itu hujan pasti turun ke bumi. Ini adalah ilustrasi dari akibat lemma 15.2 di atas, bahwa jika ada suatu subbarisan dari X yang tidak konvergen ke x, maka barisan X tersebut tidak konvergen ke x. Jika suatu barisan X konvergen ke x di R P, dan jika m N, maka ekorbarisan X = x m+1, x m+2, juga konvergen ke x. (corollary 15.3; Bartle, 1975: 99). Page 8 of 12

9 Sehingga kita pun bisa mengatakan bahwa ekor dari hujan akan turun ke bumi, karena memang hujan itu sendiri merupakan suatu barisan yang konvergen ke bumi. Jika suatu barisan X di R P, maka pernyataan-pernyataan berikut ekivalen: (a) X tidak konvergen ke x (b) V suatu lingkungan dari x n N, maka untuk m n x m V (c) V suatu lingkungan dari x dan X sub-barisan dari X X V =. (theorem 15.4; Bartle, 1975: 99). Jika B n suatu benda ada di alam semesta (angkasa), maka pernyataanpernyataan berikut ekivalen: (a) B n tidak jatuh ke b (bumi) (b) Ada V suatu lingkungan dari b (atmosfer bumi), sedemikian sehingga untuk setiap ketinggian h n, ada ketinggian tertentu yang melebihi h n (h k h n ) sehingga B hk V. (c) Ada V suatu lingkungan dari b dan B n sub-barisan dari B n sedemikian sehingga B n V =. Bukti: (a) (b) : B n tidak jatuh ke b, benda tidak jatuh ke bumi, berarti ada lingkungan V dari b di bumi (pasti berada dalam atmosfer bumi) sedemikian sehingga pada ketinggian tertentu yang melebihi ketinggian lapisan terluar atmosfer (dissipasisfer, 1000 km), yaitu h k h n sehingga benda-benda yang berada pada ketinggian tersebut ( > 1000 km) tidak akan berada di lingkungan V, karena memang V berada di dalam atmosfer bumi. (b) (c) : Ada V suatu lingkungan dari b (atmosfer bumi), sedemikian sehingga untuk setiap ketinggian h n, ada ketinggian tertentu yang melebihi h n (h k h n ) sehingga B hk V. Pada ketinggian h k > 1000 km tersebut ada sub-barisan dari benda yang seluruh anggotanya berada di luar V (atmosfer). Ingat, bahwa atmosfer bumi merupakan himpunan tutup, jadi di luar atmosfer adalah himpunan buka. (c) (a) : Ada V suatu lingkungan dari b dan B n sub-barisan dari B n sedemikian sehingga B n V =. Karena B n V = dan b V, maka jelas bahwa sub-barisan B n tidak konvergen ke b. Sehingga dengan menerapkan kontraposisi dari lemma 15.2, maka B n juga tidak konvergen ke b Kriteria Kekonvergenan Suatu barisan X = (x n ) monoton naik di R, maka X akan konvergen jika dan hanya jika X terbatas. Dalam hal ini lim (x n ) = sup {x n } Page 9 of 12

10 (theorem 16.1; Bartle, 1975: 104). Efek gravitasi bumi terbatas di atas oleh lapisan atmosfer bumi yang paling luar (dissipasisfer, 1000 km), juga kekurangan efeknya monoton naik terhadap ketinggian (h n ). Karena itu kekurangan efek gravitasi konvergen ke dissipasisfer. Artinya benda-benda yang berada di luar atmosfer bumi tidak akan tertarik oleh gravitasi bumi (tidak jatuh ke bumi), terkait dengan lemma Suatu barisan X = (x n ) monoton turun di R, maka X akan konvergen jika dan hanya jika X terbatas. Dalam hal ini lim (x n ) = inf {x n } (corollary 16.2; Bartle, 1975: 105). Pada sisi lain, kekuatan efek gravitasi monoton turun terhadap ketinggian (h n ), dan ia terbatas di bawah oleh permukaan bumi, karena itu ia konvergen ke bumi. Lebih tepanya, seandainya ada jalan (lubang) maka gerakan benda jatuh akan menuju ke pusat (inti) bumi. Jika ketinggian benda monoton turun, maka benda tersebut akan jatuh ke bumi jika ia terbatas di bawah oleh bumi. Konsep ini berlaku untuk semua planet yang mempunyai gravitasi. Kalau saja ketinggian benda tersebut monoton turun dan terbatas di bawah oleh planet mars maka ia akan konvergen ke mars. Suatu barisan terbatas di R P mempunyai sub-barisan yang konvergen (Bolzano-Weierstrass theorem 16.4; Bartle, 1975: 108). Hujan terbatas oleh atmosfer bumi; berada pada lapisan troposfer (0 10 Km), pada lapisan ini, terjadi adanya awan, angin, hujandan petir. Karena itu ada sub-hujan yang akan turun ke bumi. Untuk hal ini kita berangkat dari hujan yang memang turun ke bumi (konvergen ke bumi). Untuk benda yang tidak konvergen ke bumi, misalnya: satelit yang ditempatkan di luar atmosfer bumi, kebanyakan dari satelit tersebut setelah masa aktifnya habis akan menjadi sampah luar angkasa, artinya sangat jarang yang jatuh kembali ke bumi. Tetapi ada satelit yang karena posisinya bergeser masuk ke atmosfer bumi, maka ia tertarik oleh gravitasi bumi, karena itu ia jatuh ke bumi (konvergen ke bumi). Suatu barisan di R P konvergen jika dan hanya jika ia merupakan barisan Cauchy. (Cauchy convergence theorem 16.10; Bartle, 1975: 109). Setiap benda (B n ) akan jatuh ke bumi jika dan hanya jika ia berada dalam lingkungan atmosfer bumi (V). Bahkan benda-benda langit seperti asteroid dan meteor akan jatuh ke bumi jika ia berada pada posisi dekat sekali dengan dissipasisfer. Namun untuk kasus ini, sangat tidak diharapkan, karena akan terjadi ledakan yang luar biasa di permukaan bumi. Kehancuran, bahkan kiamat bisa terjadi karenanya. Sekarang ada meteor yang berada pada posisi dekat sekali dengan bumi, kalau meteor tersebut terus beredar megikuti lintasan system tata Page 10 of 12

11 surya dalam galaksi Bimasakti, maka diperkirakan tahun 2029 ia akan tersedot ke dalam atmosfer bumi, dan ledakannya akan mampu menghancurkan suatu wilayah di permukaan bumi seluas Negara Inggris Barisan Fungsi f n suatu barisan fungsi dengan domain D R P dan range R P, ditulis (f n (x)) (def. 17.1; Bartle, 1975: 113). Suatu benda berupa roket ditembakkan dengan sudut tertentu, tetapi dengan energi tembakkan yang konstan, akan membentuk suatu fungsi parabola, yang lama kelamaan akan konvergen ke bumi (tanah), berikut grafiknya: f 1 f2 f 3 f k f n merupakan fungsi lintasan roket yang ditembakkan, dengan sudut elevasi tertentu, maka f n akan konvergen ke f = 0, yaitu permukaan bumi. Hal ini dikarenakan oleh gravitasi bumi yang bekerja terhadap roket. Seandainya tidak ada gravitasi bumi, maka bom dan roket tidak akan dapat meledakkan permukaan bumi Limit Superior f = 0 Misalkan X = (x n ) suatu barisan terbatas di R. (a) Limit superior dari X dinotasikan oleh lim sup X, lim sup (x n ), atau lim(x n ); adalah infimum dari V = {v : v R} ada berhingga buah n N v < x n. (b) Limit inferior dari X dinotasikan oleh lim inf X, lim inf (x n ), atau lim(x n ); adalah suprimum dari W = {w : w R} ada berhingga buah n N x n < w. (def. 18.1; Bartle, 1975: ). Dalam hal ini, pada konsep gravitasi bumi, yang menjadi limit superior adalah lapisan atmosfer paling luar (dissipasisfer, 1000 km), karena lapisan ini merupakan infimum dari V, sedemikian sehingga ada berhingga buah benda (B n ) Page 11 of 12

12 yang berada pada ketinggian tertentu sehingga v < B n. Artinya benda-benda yang berada di luar himpunan V tidak akan tertarik oleh gravitasi bumi. Untuk limit inferiornya adalah permukaan bumi, yaitu lapisan tanah, lebih tepatnya pada inti bumi. Referensi: Bartle, Robert G The Elements of Real Analysis. New York: John Wiley & Sons Giancoli, Douglas C Fisika Jilid I. (terj). Jakarta: Erlangga Halliday dan Resnick Fisika Jilid I. (terj). Jakarta : Penerbit Erlangga Kanginan, Marthen Fisika untuk SMA kelas X, Semester 1. Jakarta: Erlangga Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terj). Jakarta: Erlangga Young, Hugh D. & Roger A Freedman Fisika Universitas. (terj). Jakarta: Erlangga Page 12 of 12

Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas

Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas ATMOSFER ATMOSFER Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti bulatan bumi. Atmosfir

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen 1. Komposisi gas terbesar di atmosfer adalah gas. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1 argon oksigen nitrogen hidrogen karbon dioksida Komposisi gas-gas di udara

Lebih terperinci

ATMOSFER I. A. Pengertian, Kandungan Gas, Fungsi, dan Manfaat Penyelidikan Atmosfer 1. Pengertian Atmosfer. Tabel Kandungan Gas dalam Atmosfer

ATMOSFER I. A. Pengertian, Kandungan Gas, Fungsi, dan Manfaat Penyelidikan Atmosfer 1. Pengertian Atmosfer. Tabel Kandungan Gas dalam Atmosfer KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian dan kandungan gas atmosfer. 2. Memahami fungsi

Lebih terperinci

Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere

Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere Atmosfer Troposfer Lapisan ini berada pada level yang paling rendah, campuran gasgasnya adalah yang paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Di lapisan

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET Kompetensi Dasar 3.2 Mengevaluasi pemikiran dirinya terhadap keteraturan gerak planet dalam tatasurya berdasarkan

Lebih terperinci

Jaman dahulu Sekarang

Jaman dahulu Sekarang PENGANTAR Meteorologi meteoros: benda yang ada di dalam udara logos: ilmu/kajian ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di lapisan atmosfer (troposfer) Klimatologi klima: kemiringan

Lebih terperinci

BUMI DAN ALAM SEMESTA

BUMI DAN ALAM SEMESTA BUMI DAN ALAM SEMESTA ALAM SEMESTA Universe (alam semesta berasal dari bahasa Perancis kuno (Univers/Universum), dari kata : #Uni yang berarti satu #Vorsum yang berarti sesuatu yang berputar, menggulung,

Lebih terperinci

r 21 F 2 F 1 m 2 Secara matematis hukum gravitasi umum Newton adalah: F 12 = G

r 21 F 2 F 1 m 2 Secara matematis hukum gravitasi umum Newton adalah: F 12 = G Gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik menarik yang besarnya berbanding lurus dengan massa masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya Secara matematis

Lebih terperinci

ATMOSFER BUMI A BAB. Komposisi Atmosfer Bumi

ATMOSFER BUMI A BAB. Komposisi Atmosfer Bumi BAB 1 ATMOSFER BUMI A tmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni. Dengan keberadaan atmosfer, suhu Bumi tidak turun secara drastis di malam hari dan tidak memanas dengan cepat di siang

Lebih terperinci

Pembahasan Soal Gravitasi Newton Fisika SMA Kelas X

Pembahasan Soal Gravitasi Newton Fisika SMA Kelas X Soal Gravitasi Newton Fisika SMA Kelas X http://gurumuda.net Contoh soal hukum gravitasi Newton Pelajari contoh soal hukum Newton tentang gravitasi lalu kerjakan soal hukum Newton tentang gravitasi. 1.

Lebih terperinci

Hukum Newton Tentang Gravitasi

Hukum Newton Tentang Gravitasi Hukum Newton Tentang Gravitasi Kalian tentu sering mendengar istilah gravitasi. Apa yang kalian ketahui tentang gravitasi? Apa pengaruhnya terhadap planet-planet dalam sistem tata surya? Gravitasi merupakan

Lebih terperinci

GRAVITASI B A B B A B

GRAVITASI B A B B A B 23 B A B B A B 2 GRAVITASI Sumber: www.google.co.id Pernahkah kalian berfikir, mengapa bulan tidak jatuh ke bumi atau meninggalkan bumi? Mengapa jika ada benda yang dilepaskan akan jatuh ke bawah dan mengapa

Lebih terperinci

Atmosfer Bumi. Meteorologi. Peran Atmosfer Bumi dalam Kehidupan Kita. Atmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni.

Atmosfer Bumi. Meteorologi. Peran Atmosfer Bumi dalam Kehidupan Kita. Atmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni. Atmosfer Bumi Meteorologi Pendahuluan Peran Atmosfer Bumi dalam Kehidupan Kita Atmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni. Dengan keberadaan atmosfer, suhu Bumi tidak turun secara

Lebih terperinci

GRAVITASI. Gambar 1. Gaya gravitasi bekerja pada garis hubung kedua benda.

GRAVITASI. Gambar 1. Gaya gravitasi bekerja pada garis hubung kedua benda. GAVITASI Pernahkah anda berfikir, mengapa bulan tidak jatuh ke bumi atau meninggalkan bumi? engapa jika ada benda yang dilepaskan akan jatuh ke bawah dan mengapa satelit tidak jatuh? Lebih jauh anda dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1

BAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1 BAB I PENDAHULUAN Klimatologi berasal dari bahasa Yunani di mana klima dan logos. Klima berarti kemiringan (slope) yang diarahkan ke lintang tempat, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi definisi klimatologi

Lebih terperinci

GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA KELAS XI SEMESTER I

GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA KELAS XI SEMESTER I GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA KELAS XI SEMESTER I BAHAN AJAR GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA Sekolah : MAN LUBUK ALUNG Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI IPA / I Topik :

Lebih terperinci

6massa udara yg terdapat pd seluas 1 cm 2 : 1,02 kg6. Massa total atmosfer : 1,02 kg x ( luas permukaan bumi) : kg

6massa udara yg terdapat pd seluas 1 cm 2 : 1,02 kg6. Massa total atmosfer : 1,02 kg x ( luas permukaan bumi) : kg Massa Atmosfer Tekanan di permukaan laut seluas 1 cm 2, dihasilkan oleh berat udara 1,02 kg 6massa udara yg terdapat pd seluas 1 cm 2 : 1,02 kg6 Massa total atmosfer : 1,02 kg x ( luas permukaan bumi)

Lebih terperinci

BAB 8 MOMENTUM LINIER

BAB 8 MOMENTUM LINIER BAB 8 MOMENTUM LINIER 8.1. pendahuluan Apa yang terjadi ketika dua kendaraan bertabrakan? mungkin pengendara atau penumpangnya babak belur dan langsung digiring ke rumah sakit. Kondisi mobil atau sepeda

Lebih terperinci

BAHAN AJAR FISIKA GRAVITASI

BAHAN AJAR FISIKA GRAVITASI BAHAN AJAR FISIKA GRAVITASI OLEH SRI RAHMAWATI, S.Pd SMA NEGERI 5 MATARAM Pernahkah kalian berfikir, mengapa bulan tidak jatuh ke bumi atau meninggalkan bumi? Mengapa jika ada benda yang dilepaskan akan

Lebih terperinci

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016 Hendra Gunawan 3. Topologi Garis Bilangan Real 3.1 Teori Limit Limit, supremum, dan infimum Titik limit 3.2 Himpunan Buka dan Himpunan Tutup 3.3

Lebih terperinci

TUGAS PRESENTASI ILMU PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA ATMOSFER BUMI

TUGAS PRESENTASI ILMU PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA ATMOSFER BUMI TUGAS PRESENTASI ILMU PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA ATMOSFER BUMI ATMOSFER BUMI 6.1. Awal Evolusi Atmosfer Menurut ahli geologi, pada mulanya atmosfer bumi mengandung CO 2 (karbon dioksida) berkadar tinggi

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA ANTIREED KELAS 11 FISIKA Hukum Newton dan ravitasi - Latihan Soal Doc. Name: AR11FIS001 Version: 01-07 halaman 1 01. Perhatikan 3 buah massa yang berinteraksi berikut ini. Resultan gaya gravitasi pada

Lebih terperinci

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER)

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) 1. Pengertian Atmosfer Planet bumi dapat dibagi menjadi 4 bagian : (lithosfer) Bagian padat

Lebih terperinci

BAB 2 GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA

BAB 2 GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA BAB 2 GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA PET AK ONSEP PETA KONSEP Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya Gravitasi Gravitasi planet Hukum Gravitasi Newton Menentukan massa bumi! Fisika XI

Lebih terperinci

BAB 9 T U M B U K A N

BAB 9 T U M B U K A N BAB 9 T U M B U K A N 9.1. Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa menyaksikan bendabenda saling bertumbukan. Banyak kecelakaan yang terjadi di jalan raya sebagiannya disebabkan karena tabrakan

Lebih terperinci

Hukum III Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum III Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Hukum III Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokumen: Copyright 2008 2009 GuruMuda.Com Seluruh dokumen di GuruMuda.Com dapat digunakan dan disebarkan secara bebas

Lebih terperinci

Sistem Tata surya. Maulana Pandudinata 9F/09

Sistem Tata surya. Maulana Pandudinata 9F/09 Sistem Tata surya Maulana Pandudinata 9F/09 Tata Surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri dari Matahari sebagai pusatnya dan planet-planet, asteroid, komet dan meteorid yang mengelilinginya

Lebih terperinci

Kita awali fenomena geosfer dari yang pertama: Atmosfer

Kita awali fenomena geosfer dari yang pertama: Atmosfer Geosfer merupakan satu istilah yang tidak pernah lepas dari ilmu geografi, karena pada dasarnya geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya gejala-gejala maupun fenomena geosfer berdasarkan

Lebih terperinci

Atmosf s e f r e B umi

Atmosf s e f r e B umi Atmosfer Bumi Massa Atmosfer Tekanan di permukaan laut seluas 1 cm 2, dihasilkan oleh berat udara 1,02 kg massa udara yg terdapat pd seluas 1 cm 2 : 1,02 kg6 Massa total atmosfer : 1,02 kg x ( luas permukaan

Lebih terperinci

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM 1.1 Teori Atom Perkembangan teori atom merupakan sumbangan pikiran dari banyak ilmuan. Konsep dari suatu atom bukanlah hal yang baru. Ahli-ahli filsafah Yunani pada tahun

Lebih terperinci

ATMOSFER BUMI A. Pengertian Atmosfer Bumi B. Lapisan Atmosfer Bumi

ATMOSFER BUMI A. Pengertian Atmosfer Bumi B. Lapisan Atmosfer Bumi ATMOSFER BUMI A. Pengertian Atmosfer Bumi Bumi merupakan salah satu planet yang ada di tata surya yang memiliki selubung yang berlapis-lapis. Selubung bumi tersebut berupa lapisan udara yang sering disebut

Lebih terperinci

Inisiasi 5 (BUMI KITA)

Inisiasi 5 (BUMI KITA) Inisiasi 5 (BUMI KITA) Saudara mahasiswa, selamat bertemu lagi dalam kegiatan tutorial online. Kegiatan ke-5 atau kegiatan terakhir dalam Mata Kuliah Pendidikan IPA kali ini, diskusi kita akan menitikberatkan

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Hukum Newton untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

Atmosfer Bumi. Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. 800 km. 700 km. 600 km. 500 km. 400 km. Aurora bagian. atas Meteor 300 km. Aurora bagian. bawah.

Atmosfer Bumi. Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. 800 km. 700 km. 600 km. 500 km. 400 km. Aurora bagian. atas Meteor 300 km. Aurora bagian. bawah. Atmosfer Bumi 800 km 700 km 600 km 500 km 400 km Aurora bagian atas Meteor 300 km Aurora bagian bawah 200 km Sinar ultraviolet Gelombang radio menumbuk ionosfer 100 km 80 km Mesopause Stratopause 50 km

Lebih terperinci

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO i FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO Departemen Fisika Universitas Airlangga, Surabaya E-mail address, P. Carlson: i an cakep@yahoo.co.id URL: http://www.rosyidadrianto.wordpress.com Puji

Lebih terperinci

3. MEKANIKA BENDA LANGIT

3. MEKANIKA BENDA LANGIT 3. MEKANIKA BENDA LANGIT 3.1. ELIPS Sebelum belajar Mekanika Benda Langit lebih lanjut, terlebih dahulu perlu diketahui salah satu bentuk irisan kerucut yaitu tentang elips. Gambar 3.1. Geometri Elips

Lebih terperinci

BAB VII TATA SURYA. STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya.

BAB VII TATA SURYA. STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya. BAB VII TATA SURYA STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya. KOMPETENSI DASAR 1. Mendeskripsikan karakteristik sistem tata surya 2. Mendeskripsikan Matahari sebagai

Lebih terperinci

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani.

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani. GALAKSI Pada malam yang cerah, ribuan bintang dapat kamulihat di langit. Sesungguhnya yang kamu lihat itu belum seluruhnya, masih terdapat lebih banyak lagi bintang yangtidak mampu kamu amati. Di angkasa

Lebih terperinci

Udara & Atmosfir. Angga Yuhistira

Udara & Atmosfir. Angga Yuhistira Udara & Atmosfir Angga Yuhistira Udara Manusia dapat bertahan sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang paling panas, tetapi tanpa udara manusia hanya bertahan beberapa menit saja. Betapa pentingnya

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.9. lithosfer. hidrosfer. atmosfer. biosfer

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.9. lithosfer. hidrosfer. atmosfer. biosfer SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.9 1. Berdasarkan susunan kimianya komposisi permukaan bumi dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu lithosfer, hidrosfer, atmosfer, dan biosfer.

Lebih terperinci

Sabar Nurohman, M.Pd

Sabar Nurohman, M.Pd Sabar Nurohman, M.Pd Sistem yang terdiri dari matahari dan sejumlah benda angkasa yang terikat secara gravitasional dengan matahari, yaitu Planetplanet, satelit, komet, planet minor atau asteroid, meteroida

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA ANTIREED KELAS 11 FISIKA UTS Fisika Latihan 1 Doc. Name: AR11FIS01UTS Version : 2014-10 halaman 1 01. erak sebuah benda memiliki persamaan posisi r = (-6-3t)i + (8 + 4t)j Semua besaran menggunakan satuan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2004 Materi Uji : ASTRONOMI Waktu :

Lebih terperinci

URAIAN POKOK-POKOK PERKULIAHAN

URAIAN POKOK-POKOK PERKULIAHAN Pertemuan ke-: 10, 11, dan 12 Penyusun : Kosim Rukmana Materi: Barisan Bilangan Real 7. Barisan dan Limit Barisan 6. Teorema Limit Barisan 7. Barisan Monoton URAIAN POKOK-POKOK PERKULIAHAN 7. Barisan dan

Lebih terperinci

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B 1. Gaya Gravitasi antara dua benda bermassa 4 kg dan 10 kg yang terpisah sejauh 4 meter A. 2,072 x N B. 1,668 x N C. 1,675 x N D. 1,679 x N E. 2,072 x N 2. Kuat medan gravitasi pada permukaan bumi setara

Lebih terperinci

Mahasiswa memahami konsep gerak parabola, jenis gerak parabola, emnganalisa dan membuktikan secara matematis gerak parabola

Mahasiswa memahami konsep gerak parabola, jenis gerak parabola, emnganalisa dan membuktikan secara matematis gerak parabola BAB 6. Gerak Parabola Tujuan Umum Mahasiswa memahami konsep gerak parabola, jenis gerak parabola, emnganalisa dan membuktikan secara matematis gerak parabola Tujuan Khusus Mahasiswa dapat memahami tentang

Lebih terperinci

MEKANIKA BENDA LANGIT MARIANO N., S.SI.

MEKANIKA BENDA LANGIT MARIANO N., S.SI. MEKANIKA BENDA LANGIT MARIANO N., S.SI. MEKANIKA BENDA LANGIT Adalah ilmu yang mempelajari gerakan benda-benda langit secara kinematika maupun dinamika : Posisi Kecepatan Percepatan Interaksi Gaya Energi

Lebih terperinci

GAYA. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

GAYA. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com GAYA Hoga saragih Hubungan antara gaya dan gerak Mengapa benda bergerak sedemikian rupa? Apa yang membuat benda yang pada mulanya diam mulai bergerak? Apa yang mempercepat dan memperlambat benda? Kita

Lebih terperinci

ALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan?

ALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? ALAM SEMESTA Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? bumi hanyalah sebesar debu jika dibandingkan dengan ukuran alam semesta

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika K13 evisi Antiremed Kelas 10 Fisika Persiapan PTS Semester Genap Doc. Name: K13A10FIS0PTS Version: 017-03 Halaman 1 01. Pada benda bermassa m, bekerja gaya F yang menimbulkan percepatan a. Jika gaya dijadikan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN

SATUAN ACARA PENGAJARAN Pertemuan : 1 A. Tujuan Instruksional 1. Umum memahami konsep besaran pokok dan besaran satuan, dimensi besaran, alat ukur yang memiliki ketelitian. 2. Khusus dapat memahami pengertian konsep besaran pokok

Lebih terperinci

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya Secara Umum, Pengertian Planet adalah benda langit yang mengorbit atau mengelilingi suatu bintang dengan lintasan dan kecepatan tertentu. Contohnya

Lebih terperinci

PENGANTAR ANALISIS REAL

PENGANTAR ANALISIS REAL Seri Analisis dan Geometri No. 1 (2009), -15 158 (173 hlm.) PENGANTAR ANALISIS REAL Oleh Hendra Gunawan Edisi Pertama Bandung, Januari 2009 2000 Dewey Classification: 515-xx. Kata Kunci: Analisis matematika,

Lebih terperinci

KELOMPOK I. Raditya Budi Satria ( ) Imelsa Heni Priyayik ( ) Sergius Prastowo ( ) Rina Metasari ( )

KELOMPOK I. Raditya Budi Satria ( ) Imelsa Heni Priyayik ( ) Sergius Prastowo ( ) Rina Metasari ( ) KELOMPOK I Raditya Budi Satria (101134007) Imelsa Heni Priyayik (101134098) Sergius Prastowo (101134116) Rina Metasari (101134131) BERTAMASYA MENJELAJAHI TATA SURYA KI-KD EVALUASI INDIKATOR BERTAMASYA

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN FISIKA DASAR I. Fakultas Program Studi Modul Kode MK DisusunOleh

MODUL PERKULIAHAN FISIKA DASAR I. Fakultas Program Studi Modul Kode MK DisusunOleh MODUL PERKULIAHAN FISIKA DASAR I DINAMIKA PARTIKEL Fakultas Program Studi Modul Kode MK DisusunOleh Teknik Teknik Industri 04 Abstract Mata kuliah Fisika Dasar memberikan dasar-dasar fisika. Porsi yang

Lebih terperinci

Besaran Fisika pada Gerak Melingkar

Besaran Fisika pada Gerak Melingkar MATERI POKOK BESARAN FISIKA PADA GERAK MELINGKAR I. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan II. Indikator Hasil Belajar Siswa dapat : 1. Mengetahui pengertian

Lebih terperinci

CATATAN KULIAH ANALISIS REAL LANJUT

CATATAN KULIAH ANALISIS REAL LANJUT CATATAN KULIAH ANALISIS REAL LANJUT May 26, 203 A Lecture Note Acknowledgement of Sources For all ideas taken from other sources (books, articles, internet), the source of the ideas is mentioned in the

Lebih terperinci

BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI

BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan struktur bumi. Bila kita berada di suatu tempat yang terbuka, umumnya dataran sekeliling kita akan terlihat rata.

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5 1. Perhatikan peristiwa alam berikut ini! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5 1. Pergantian musim. 2. Perubahan lama waktu siang dan malam.kutub bumi 3. Terjadinya pembelokan

Lebih terperinci

HUKUM GRAVITASI NEWTON

HUKUM GRAVITASI NEWTON BAB 2 HUKUM GRAVITASI NEWTON Telah kita ketahui bersama bahwa jatuhnya benda ke tanah akibat adanya gaya gravitasi. Nah, kali ini kita akan mempelajari hukum Newton tentang gravitasi. Kita akan mempelajari

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap II Semifinal Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap II Semifinal Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap II Semifinal Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika Tingkat SMA yaitu dalam bentuk Essay panjang. 2. Soal essay panjang

Lebih terperinci

Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan

Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan BAB 5 GERAK LURUS BERATURAN DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN A. Tujuan Umum Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan B. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

Gambar tata sury, alam 98

Gambar tata sury, alam 98 TATA SURYA Jika kita terbang mengarungi ruang angkasa meninggalkan bumi. Dari suatu tempat akan dapat melihat bumi bersama delapan planet lainnya bergerak mengedari matahari. Planetplanet (planetai = pengembara)

Lebih terperinci

TEORI ATOM. Awal Perkembangan Teori Atom

TEORI ATOM. Awal Perkembangan Teori Atom TEORI ATOM Awal Perkembangan Teori Atom Teori atom pada masa peradaban Yunani Demokritus, Epicurus, Strato, Carus Materi tersusun dari partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dibagi lagi Partikel

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan pernyataan BENAR atau SALAH. Jika jawaban anda BENAR, pilihlah alasannya yang cocok dengan jawaban anda. Begitu pula jika

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 1. [SDW] Tata Surya adalah... A. susunan Matahari, Bumi, Bulan dan bintang B. planet-planet dan satelit-satelitnya C. kumpulan

Lebih terperinci

Planet-planet dalam sistem tatasurya kita

Planet-planet dalam sistem tatasurya kita Cari planet yuuuk Film-film fiksi ilmiah sering menampilkan impian terpendam akan adanya dunia lain di jagad raya ini. Sejauh mana kebenaran film-film tersebut? Apakah memang ada bumi lain di sistem tatasurya

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Mars, Dewa Perang.

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Mars, Dewa Perang. Mars, Dewa Perang http://www.msss.com/mars/pictures/usgs_color_mosaics/usgs-color.html Planet Merah Dalam cerita Yunani kuno Mars disebut dengan Ares. Ares merupakan Dewa Perang. Mars adalah planet keempat

Lebih terperinci

BAB 13 MOMEN INERSIA Pendahuluan

BAB 13 MOMEN INERSIA Pendahuluan BAB 13 MOMEN INERSIA 13.1. Pendahuluan Pada pembahasan mengenai Torsi, gurumuda sudah menjelaskan pengaruh torsi terhadap gerakan benda yang berotasi. semakin besar torsi, semakin besar pengaruhnya terhadap

Lebih terperinci

BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS

BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS SISTEM MATAHARI Bumi dan planet-planet yang beredar sekitar matahari merupakan suatu alam yang teratur yang dimensinya sangat besar bagi ukuran

Lebih terperinci

Assalamualaikum Wr. Wb.

Assalamualaikum Wr. Wb. Assalamualaikum Wr. Wb. bumi Oleh Alinatul Khusna Litosfer Litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan padat. Litosfer tersusun atas dua lapisan yaitu kerak dan selubung yang tebalnya

Lebih terperinci

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI. Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM :

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI. Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM : BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM : 1201437 Prodi : Pendidikan Fisika (R) JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika Hukum Newton Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinematika Mempelajari gerak materi tanpa melibatkan

Lebih terperinci

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Satuan Besaran dalam Astronomi Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar X.3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsipprinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian dan aturan angka penting) X.4.1 Menyajikan

Lebih terperinci

Bahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi :

Bahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi : Bahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi : Teori Relativitas Umum Sebelum teori Relativitas Umum (TRU) diperkenalkan oleh Einstein pada tahun 1915, orang mengenal sedikitnya tiga

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Kimia

Pengantar Ilmu Kimia Bab1 Pengantar Ilmu Kimia Kimia : Ilmu Pengetahuan bagi Abad 21 Kesehatan dan Pengobatan Sistem sanitasi Operasi dengan anestesi Vaksin dan antibiotik Energi dan Lingkungan Energi Fosil Energi Surya Energi

Lebih terperinci

Hukum Newton tentang Gerak

Hukum Newton tentang Gerak Hukum Newton tentang Gerak PETA KONSEP Gerak Aristoteles Galileo Newton hasil Hukum I Newton Hukum II Newton Hukum III Newton tentang tentang tentang Kelembaman Gaya Aksi-Reaksi aplikasi pada Gerak Lurus

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB 2 GRAVITASI A. Medan Gravitasi B. Gerak Planet dan Satelit Rangkuman Bab Evaluasi Bab 2...

DAFTAR ISI. BAB 2 GRAVITASI A. Medan Gravitasi B. Gerak Planet dan Satelit Rangkuman Bab Evaluasi Bab 2... DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v BAB 1 KINEMATIKA GERAK... 1 A. Gerak Translasi... 2 B. Gerak Melingkar... 10 C. Gerak Parabola... 14 Rangkuman Bab 1... 18 Evaluasi

Lebih terperinci

Ruang Lingkup IPA. Ilmu alamiah dasar -4. Dini Rohmawati

Ruang Lingkup IPA. Ilmu alamiah dasar -4. Dini Rohmawati Ruang Lingkup IPA Ilmu alamiah dasar -4 Dini Rohmawati dini_rohmawati@uny.ac.id Flash back Hakekat IPA Flash back FACTS EVENTS SCIENCE Flash back Flash back Kualitatif Kuantitatif IPA IPA Alam semesta

Lebih terperinci

GERAK PLANET DALAM TATASURYA BERDASARKAN HUKUM NEWTON

GERAK PLANET DALAM TATASURYA BERDASARKAN HUKUM NEWTON GERAK PLANET DALAM TATASURYA BERDASARKAN HUKUM NEWTON SMA Kelas XI Semester 1 Standar Kompetensi 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik Kompetensi Dasar 1. Menganalisis

Lebih terperinci

BAB IV HUKUM NEWTON DALAM GERAK

BAB IV HUKUM NEWTON DALAM GERAK BAB IV HUKUM NEWTON DALAM GERAK Pendahuluan Barangkali anda pernah berpikir, mengapa sebuah benda terkadang begitu mudah didorong, dan benda lain tidak bergerak sekalipun didorong dengan kekuatan yang

Lebih terperinci

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda KEGIATAN BELAJAR 1 Hukum I Newton A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda DINAMIKA PARTIKEL Mungkin Anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan Anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak,

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1. (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata surya

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1. (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata surya 1. Perhatikan ciri-ciri planet pada tabel berikut. SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1 Nama Planet Ciri Ciri (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Raja Kerajaan Tata Surya

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Raja Kerajaan Tata Surya Raja Kerajaan Tata Surya Matahari merupakan salah satu bintang di antara milyaran bintang yang ada di galaksi kita. Seperti bintang yang lainnya, Matahari merupakan bola gas panas raksasa yang sangat terang.

Lebih terperinci

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.

Lebih terperinci

Apakah bintang itu? Jika malam datang dan langit sedang cerah, pergilah ke halaman rumah lalu

Apakah bintang itu? Jika malam datang dan langit sedang cerah, pergilah ke halaman rumah lalu Apakah bintang itu? Jika malam datang dan langit sedang cerah, pergilah ke halaman rumah lalu lihatlah ke langit. Indah bukan? Benda di angkasa yang berkelap-kelip memancarkan cahaya itulah bintang. Apakah

Lebih terperinci

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar STRUKTUR BUMI 1. Skalu 1978 Jika bumi tidak mempunyai atmosfir, maka warna langit adalah A. hitam C. kuning E. putih B. biru D. merah Jawab : A Warna biru langit terjadi karena sinar matahari yang menuju

Lebih terperinci

STRUKTURISASI MATERI

STRUKTURISASI MATERI STRUKTURISASI MATERI KOMPETENSI DASAR 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan 4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan dampaknya

Lebih terperinci

Info Astronomy JELAJAH SEMESTA. Penerbit Info Astronomy

Info Astronomy JELAJAH SEMESTA. Penerbit Info Astronomy Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Penerbit Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Oleh: Info Astronomy Hak Cipta 2013 by Info Astronomy Penerbit Info Astronomy www.infoastronomy.uni.me info.astronomy@gmail.com Desain

Lebih terperinci

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C) Pengaruh Kadar Gas Co 2 Pada Fotosintesis Tumbuhan yang mempunyai klorofil dapat mengalami proses fotosintesis yaitu proses pengubahan energi sinar matahari menjadi energi kimia dengan terbentuknya senyawa

Lebih terperinci

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT Moch. Ramadhan Mubarak 1), Encum Sumiaty 2), Cece Kustiawan 3) 1), 2), 3) Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI *Surel: ramadhan.101110176@gmail.com ABSTRAK.

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) F I S I K A I OLEH : Asnal Effendi, ST, MT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI PADANG 2010 Nama Matakuliah Kode

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Kabupaten/Kota 2010 Waktu : 150 menit Nama Provinsi Tanggal

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI

SOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI SOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI Waktu Jumlah Soal : 150 menit : 30 Soal 1. Bintang A memiliki tingkat kecemerlangan tiga kali lebih besar dibandingkan dengan Bintang B. Bintang

Lebih terperinci

Fisika Dasar. Dinamika Partikel. Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T. Modul ke: Fakultas Teknik

Fisika Dasar. Dinamika Partikel. Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T.   Modul ke: Fakultas Teknik Fisika Dasar Modul ke: Dinamika Partikel Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T. Email : snur.chotimah@gmail.com www.mercubuana.ac.id Outline Hukum Newton I, II, III

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Lampiran 08 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP / MTs Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII / 1 Tema : Hukum-hukum Gaya Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (pertemuan ke-3) A.

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1993

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1993 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1993 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Peluru ditembakkan condong ke atas dengan

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2013 Fisika

UN SMA IPA 2013 Fisika UN SMA IPA 2013 Fisika Kode Soal Doc. Name: UNSMAIPA2013FIS Doc. Version : 2013-05 halaman 1 01. Seorang siswa mengukur ketebalan buku menggunakan mikrometer sekrup yang ditunjukkan pada gambar. Hasil

Lebih terperinci

TEGANGAN PERMUKAAN MATERI POKOK

TEGANGAN PERMUKAAN MATERI POKOK MATERI POKOK 1. Pengertian tegangan permukaan 2. Penyebab tegangan permukaan 3. Metode pengukuran tegangan permukaan 4. Menghitung tegangan permukaan 5. Tegangan di dalam sebuah gelembung 6. Tekanan di

Lebih terperinci