Analisis Risiko Pemuatan LNG Pada FSRU Dan Jalur Pipa Gas Menuju ORF
|
|
- Widya Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Risiko Pemuatan LNG Pada FSRU Dan Jalur Pipa Gas Menuju ORF I Made Bayu Sukma Firmanjaya, Ketut Buda Artana, A.A.B Dinariyana DP Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kampus ITS, Gedung WA Lt.2, Keputih, Sukolilo, Surabaya 60 bayusukmafirmanjaya@gmail.com Abstrak Penelitian ini menguraikan tentang analisis risiko (risk assessment) pada FSRU Lampung milik PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Analisis risiko dilakukan untuk menanggulangi bahaya yang mungkin terjadi pada saat pengoperasian FSRU. Terdapat dua lingkup analisis risiko dalam penelitian ini. Lingkup yang pertama merupakan analisis risiko pemuatan LNG pada FSRU yang dapat menyebabkan bahaya kebakaran dan ledakan, yang dilakukan dengan pembuatan fire modeling untuk jenis hazard jet fire, gas dispersion, dan BLEVE. Hasil analisis lingkup pertama akan di representasikan kedalam f-n Curve. Lingkup yang kedua merupakan analisis risiko jalur pipa gas dari FSRU menuju ORF dengan hazard dropped anchor, dragged anchor, dan ship sinking. Hasil analisis lingkup kedua nantinya akan di representasikan kedalam risk matrix sesuai standar DNV-RP-F07 Risk Assessment Of pipeline Protection. Kata kunci : risk assessment, hazard, fire modeling, f-n Curve,risk matrix, I. PENDAHULUAN Liquified Natural Gas (LNG) merupakan sumber energi terbarukan masa kini, setelah sumber energi bahan bakar minyak mulai ditinggalkan. Hal itu dikarenakan keberadaan cadangan minyak bumi telah menipis. Banyak industri yang memanfaatkan LNG sebagai sumber energi, beberapa diantaranya industri power plant dan industri rumah tangga. LNG didapatkan dari gas alam yang telah diproses. Berawal dari gas alam diambil dari kilang minyak, menuju ke liquefaction plant untuk proses pembersihan. Pada liquefaction plant gas alam tersebut didinginkan hingga suhu C hingga berubah fasa menjadi cair. Gas alam yang memiliki suhu C inilah yang disebut LNG. Proses selanjutnya LNG tersebut di transportasikan dengan LNG Carrier menuju terminal penerima di darat yang memiliki fasilitas regasifikasi. Floating Storage And Regasification Unit (FSRU) merupakan fasilitas terminal penerima LNG yang berada di perairan. FSRU merupakan LNG Carrier yang memiliki fasilitas regasifikasi yang hampir sama dengan terminal penerima di darat. Setelah LNG melalui proses regasifikasi, LNG tersebut akan berubah fasa kembali menjadi fasa gas dengan suhu 5 0 C. Hingga akhirnya gas sampai kepada konsumen industriindustri yang memerlukan dengan media transfer menggunakan pipa. Pada saat pengoperasian FSRU, tentunya memiliki bahaya (hazard) yang bisa terjadi diakibatkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud ialah kegagalan peralatan yang berada pada setiap sistem yang berada pada FSRU, terutama pada sistem pemuatan LNG pada FSRU hingga akhirnya LNG tersebut di regasifikasi dan berubah fasa menjadi gas. Bahaya yang mungkin terjadi pada saat proses pemuatan LNG berupa kebakaran dan ledakan, yang dapat berupa jet fire,gas dispersion, dan BLEVE. Faktor eksternal yang dapat menyebabkan bahaya ialah kegagalan yang diakibatkan oleh diluar pengaruh seluruh peralatan yang berada di FSRU. Salah satu contohnya ialah bahaya yang dimiliki pipa yang digelar dibawah laut (subsea pipeline). Bahaya yang mungkin terjadi pada pipa ialah terkena jatuhnya jangkar kapal nelayan (dropped anchor), terseret jangkar kapal nelayan (dragged anchor), ataupun terkena jatuhnya kapal yang tenggelam (ship sinking). Hal ini mungkin terjadi karena pipa berada di daerah alur pelayaran. Analisis risiko (risk assessment) dilakukan untuk mengetahui risiko yang terjadi dari bahaya tersebut dapat diterima atau tidak. Untuk bahaya faktor internal, bahaya dapat diidentifikasi (hazard identification) dengan menggunakan metode HAZOP Jenis bahaya yang dapat menyebabkan kebakaran dan ledakan, yang berupa jet fire, gas dispersion, dan BLEVE dapat dievaluasi dengan menggunakan f-n Curve. Bahaya faktor eksternal terhadap pipa yang dapat disebabkan oleh dropped anchor, dragged anchor, dan ship sinking dapat dievaluasi dengan risk matrix sesuai standar DNV-RP-F07 Risk Assessment Of Pipeline Protection. Dari hasil evaluasi risiko (risk evaluation) dengan menggunakan f-n Curve dan risk matrix, dapat diketahui risiko yang terjadi dari suatu bahaya berada pada daerah acceptable, ALARP, atau unacceptable. Jika risiko berada pada daerah unacceptable maka perlu dilakukan mitigasi, agar risiko berada pada daerah acceptable. Mitigasi dapat dilakukan dengan cara mengurangi frekuensi dari suatu kejadian atau dengan mengurangi konsekuensi dari suatu kejadian. Karena pada dasarnya analisis risiko merupakan perkalian antara frekuensi kejadian dan konsekuensi kejadian. II. DASAR TEORI Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa hal mengenai teori yang berkaitan dengan analisis risiko yang akan diimplementasikan. Hal ini ditujukan untuk memberikan gambaran secara umum terhadap analisis risiko yang akan dibuat.
2 2 A. Analisis risiko (Risk assessment) Analisis risiko adalah metode sistematis untuk menentukan apakah suatu kegiatan mempunyai dampak yang dapat diterima atau tidak. Proses penilaian dilakukan untuk mengidentifikasi seluruh kemungkinan yang dapat membahayakan kesehatan manusia, lingkungan, proses produksi, maupun peralatan karena aktivitas manusia dan teknologi. Risiko umumnya didefinisikan sebagai kemungkinan dari sebuah kejadian yang menyebabkan kerugian dan memiliki potensi atas kerugian yang serius. Secara sistematis definisi dari risiko dapat dirumuskan ke dalam persamaan dibawah ini (W Kent Muhbeuer, 2004). Risk = (event likelihood) x (event consequence) Terdapat empat langkah dalam proses pengerjaan analisis risiko, antara lain :. Identifikasi bahaya (Hazard identification) 2. Analisis frekuensi (Frequence assessment) 3. Analisis konsekuensi (Consequence assessment) 4. Evaluasi (Risk evaluation) B. Identifikasi bahaya (Hazard identification) Bahaya atau hazard merupakan sumber potensi kerusakan atau situasi yang berpotensi untuk menimbulkan kerugian. Sesuatu disebut bahaya jika memiliki risiko dapat menyebabkan hasil yang tidak diinginkan. Hazard identification adalah proses pengenalan terhadap bahaya yang mungkin terjadi, tanpa melihat besar kecilnya risiko yang diakibatkan dari suatu bahaya. Bahaya yang dapat terjadi pada saat supply LNG dari LNG Carrier menuju FSRU dapat diidentifikasi dengan metode HAZOP. Bahaya yang dapat terjadi pada pipa yang digelar di seabed dapat diidentifikasi dengan acuan pada standar DNV-RP-F07. C. Analisis frekuensi (Frequence assessment) Perkiraan frekuensi dimulai dengan melakukan studi literature pada riset-riset yang telah dilakukan sebelumnya dan pada data-data yang pernah ada. Dari studi literature akan dianalisis berapa banyak frekuensi yang akan terjadi pada setiap kejadian. Nilai dari setiap kejadian tersebut, akan dijadikan sebagai acuan frekuensi. Perkiraan frekuensi juga dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan sesuai data yang telah ada. Hasil dari perhitungan, sesuai dengan rangking frekuensi dari standar yang digunakan. D. Analisis konsekuensi (Consequence assessment) merupakan sesuatu yang bias diakibatkan dari potensi bahaya yang bisa terjadi, setelah diketahui bahaya yang mungkin terjadi setelah melakukan hazard identification. Potensi bahaya yang bias ditimbulkan sangat besar, maka dari itu perlu dilakukan analisis konsekuensi. Setelah diketahui dampak yang diperkirakan mungkin terjadi, bias dilakukan pemodelan konsekuensi dengan beberapa metode. Fire modeling merupakan salah satu metode yang bias dilakukan untuk mengetahui konsekuensi yang terjadi pada bahaya kebakaran berupa jet fire, gas dispersion, dan BLEVE. Perkiraan konsekuensi juga bisa dilakukan dengan melakukan perhitungan sesuai standar yang digunakan. Diharapkan agar hasil dari perhitungan konsekuensi sesuai dengan rangking konsekuensi pada standar yang digunakan sebagai acuan. E. Evaluasi (Risk evaluation) Dalam analisis risiko perlu ditentukan kriteria penerimaan risiko. Hal tersebut biasanya dikaitkan dengan peluang terjadinya kecelakaan yang dapat menyebabkan kematian. Hasil dari analisis frekuensi dan hasil dari konsekuensi akan direpresentasikan kedalam kriteria evaluasi berupa f-n Curve dan risk matrix. F. f-n Curve f-n Curve merupakan metode yang menghasilkan informasi secara grafik mengenai frekuensi suatu kejadian dan dapat merepresentasikan jumlah korban jiwa dalam suatu kejadian. Jumlah frekuensi kejadian dinyatakan f dan jumlah korban dinyatakan dengan N, yang kemudian dipasangkan pada tiap frekuensi f. Hasil pasangan f-n ini, selanjutnya akan dimasukkan kedalam f-n Curve sesuai standar UK HSE yang terdapat pada gambar 2.. (UK HSE, 200) Gambar 2. f-n Curve G. DNV-RP-F07 DNV-RP-F07 merupakan standar yang digunakan untuk perlindungan pipa. Standar DNV-RP-F07, memiliki batas nilai rangking frekuensi dan rangking konsekuensi. Yang nantinya akan direpresentasikan kedalam risk matrix. Gambar 2.2 dibawah menunjukkan risk matrix DNV-RP- F07. Tabel 2. dan 2.2 menunjukan rangking frekuensi dan rangking konsekuensi DNV-RP-F07. (Det Norske Veritas, 200) Gambar 2.2 Risk matrix DNV-RP-F07 Tabel 2. Rangking frekuensi Rangking Damage Description Frekuensi Tahunan Frekuensi sangat rendah dimana kejadian dapat diabaikan. <0-5 2 Kejadian diperkirakan jarang terjadi. 0-4 >0-5 3 Kejadian secara individu tidak diperkirakan terjadi, tapi ketika diringkaskan melebihi jumlah yang besar dari saluran pipa dipercayakan terjadi sekali dalam setahun. 0-3 >0-4
3 3 4 5 Lanjutan tabel 2. Kejadian secara individu mungkin diperkirakan terjadi sekali selama usia saluran pipa. 0-2 >0-3 Kejadian secara individu mungkin diperkirakan terjadi lebih dari sekali selama usia saluran pipa. >0-2 Tabel 2.2 Rangking konsekuensi Dent/ Conditional Probability Diameter Damage Description (%) D D2 D3 R0 R R2 < 5 Minor Damage Leakage Anticipated Leakage and Rupture Anticipated Leakage and Rupture Anticipated > 20 Rupture III. METODOLOGI Dalam penelitian ini, terdapat dua lingkup analisis. Lingkup analisis yang pertama mengenai analisis risiko pemuatan LNG pada FSRU dan lingkup analisis kedua ialah analisis risiko jalur pipa gas yang digelar diatas seabed. Tujuan utama dari lingkup analisis pertama ialah mendapatkan risiko dari proses pemuatan LNG pada FSRU dan mendapatkan rekomendasi penurunan tingkat risiko. Tujuan utama dari lingkup analisis kedua ialah mendapatkan tingkat risiko jalur pipa gas dari FSRU menuju terminal penerima didarat karena bahaya dari dropped anchor, dragged anchor, dan ship sinking. Data-data yang berhasil dikumpulkan berupa P&ID pemuatan LNG pada FSRU, data lingkungan, data desain jalur pipa, dan data spesifikasi pipa. Data-data tersebut nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk menganalisis penelitian lebih lanjut. Untuk lingkup analisis pertama, hazard identification dilakukan dengan menggunakan metode HAZOP. Nilai dari analisis frekuensi kegagalan peralatan didapatkan dari datadata OREDA dan HSE. Analisis konsekuensi dilakukan dengan melakukan pemodelan fire modeling berupa skenario jet fire, gas dispersion, dan ship sinking. Hasil evaluasi dari analisis frekuensi dan analisis konsekuensi akan direpresentasikan kedalam f-n Curve. Lingkup analisis kedua, hazard identification dilakukan berdasarkan possible hazard yang tertera pada DNV-RP- F07. Untuk menganalisis frekuensi dan konsekuensi, digunakan rangking frekuensi dan rangking konsekuensi standar DNV-RP-F07 sebagai acuan penentuan tingkat risiko. Hasil analisis frekuensi dan konsekuensi akan direpresentasikan ke dalam risk matrix. IV. ANALISIS DATA 4.. Lingkup analisis I Hazard identification Dari hasil analisis hazard identification dengan metode HAZOP yang telah dilakukan, didapatkan 8 skenario untuk fire modeling. Hasil analisis hazard identification dengan metode HAZOP dapat dilihat pada tabel 4.. SCENARIO. NO Tabel 4. Contoh skenario hasil analisis HAZOP NODE. NO 2 3 POSSIBLE CAUSES blockage (butterfly valve) leakage ( PCV) blockage ( PSV ) CONSEQUENCE Overpressure on pipe, high back pressure, gas release leads to jet fire and BLEVE if exist source of fire Gas dispersion, possibly leads to fire Over preassure on pipe, pipe rupture, possibly leads to jet fire and explosion PROBABILITY OF INITIATING EVENT 9.26E E-05.87E-06 Nilai dari probability of initiating event pada hasil analisis HAZOP, digunakan sebagai nilai dari analisis frekuensi. Analisis Analisis konsekuensi dilakukan dengan melakukan pemodelan fire modeling dengan 8 skenario yang berupa jet fire, gas dispersion, dan BLEVE dengan acuan hasil analisis HAZOP. Dari masing-masing skenario yang dibuat, fire modeling divariasikan kembali dengan lubang (hole) yang berbeda-beda sesuai standar UK HSE. Contoh hasil analisis konsekuensi skenario dapat dilihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.. Tabel 4.2 Contoh hasil analisis konsekuensi Skenario Fatalities No Full rupture 4 Rupture 0. m 2 Rupture 0.05 m 0 Rupture 0.25 m 0 Gambar 4. Fire modeling skenario hole 0.m Risk Evaluation Untuk mengetahui risiko berada pada daerah yang bisa diterima, hasil dari analisis frekuensi dan konsekuensi harus dimasukkan kedalam f-n Curve. Nilai f merupakan nilai frekuensi probability of initiating event dan nilai N merupakan jumlah korban pada setiap variasi lubang masing-masing skenario. Sebagai contoh untuk risiko skenario dapat dilihat pada tabel 4.3 dan gambar 4.2.
4 4 Frequency (f) Tabel 4.3 Nilai frekuensi dan konsekuensi skenario full rupture Skenario No Frequency Fatalities Full rupture 9.26E-06 4 Rupture 0. m 9.26E-06 2 Rupture 0.05 m 9.26E-06 0 Rupture 0.25 m 9.26E-06 0 Gambar 4.2 f-n Curve full rupture skenario 4.2. Lingkup Analisis II Analisis Frekuensi Penilaian frekuensi bertujuan untuk mendapatkan kemungkinan kapal melakukan hazardous event pada waktu tertentu. Dengan keterbatasan data yang dimiliki, diambil beberapa asumsi untuk mempermudah dan memberikan batasan terhadap penilaian tersebut. Asumsi utama untuk mendapatkan frekuensi untuk dropped anchor, dragged anchor dan ship sinking, dapat dituliskan seperti dibawah ini :. Kecepatan kapal 2 knot, 4 knot, 6 knot, 8 knot. 2. Peluang kapal mejatuhkan jangkarpada daerah CADZ pertahun sebesar 5%. 3. Peluang kapal mejatuhkan jangkarpada daerah CADZ pertahun sebesar 4%. 4. Peluang kapal mejatuhkan jangkarpada daerah CSZ pertahun sebesar 0.05%. 5. Critical Anchor Damage Zone (CADZ) = 2 x lebar jangkar + diameter pipa + ketebalan lapisan pipa. 6. Critical Sinking Zone (CSZ) = 2 x panjang kapal + diameter pipa. Hasil dari penilaian frekuensi akibat hazard untuk kecepatan kapal 2 knot, 4 knot, 6 knot, dan 8 knot dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Penilaian Frekuensi dropped anchor, dragged anchor dan ship sinking Ship Speed 2 knot 4 knot 6 knot.0e+00.0e-02.0e-04.0e-06.0e-08 Skenario full rupture Number Of Fatalities (N) FREQUENCY ASSESSMENT SUMMARY Unaccaptable ALLARP Scenario Dropped Anchor Dragged Anchor Sinking Ship type Frequenc Frequenc Ran Ran Rank Frequency y y k k A 7.70E E E-09 B.68E-06.34E-06.68E-08 C.94E-06.55E-06.94E-08 D.8E-06.45E-06.8E-08 E 3.8E E E-08 A 5.2E E E-09 B 8.39E E E-09 C 9.7E E E-09 D 9.06E E E-09 E.90E-06.52E-06.90E-08 A 3.47E E E-09 B 5.59E E E-09 C 6.47E E E-09 D 6.04E E E-09 E.27E-06.02E-06.27E-08 8 knot Lanjutan tabel 4.4 A 2.60E E-07.93E-09 B 4.9E E E-09 C 4.85E E E-09 D 4.53E E E-09 E 9.52E E E-09 Analisis Analisis konsekuensi dilakukan terhadap bahaya yang dapat terjadi untuk menentukan dampak bahaya terhadap jalur pipa. Bahaya yang dianalisis berupa dropped anchor, dragged anchor, dan ship sinking. Dilakukan perhitungan sesuai standar DNV-RP-F07 dan DNV-RP-F dengan acuan data-data yang ada. Setelah hasil dari seluruh perhitungan konsekuensi didapatkan, hasil tersebut dirangking berdasarkan konsekuensi yang ada pada standar DNV-RP-F07. Pada tabel 4.5 dijelaskan energi yang diterima oleh pipa dengan kedalaman kerusakan sesuai standar DNV-RP-F07. Tabel 4.5 Impact energy yang diterima pipa berdasarkan dent/diameter (%) Rangking Dent/diameter Energi (kj) (%) No Coating Coating < 5 < 3.9 < > 20 > > Penilaian konsekuensi akibat dropped anchor Analisis risiko akibat dropped anchor dilakukan dengan menghitung energi yang diberikan oleh jangkar ketika menumbuk pipa secara vertical. Energi tumbukan tersebut diserap oleh tahanan yang dimiliki pipa ditambah dengan kemampuan concrete coating yang melindungi pipa tersebut. Pada tabel 4.6 dapat dilihat besar energi yang diterima pipa dengan berat jangkar tertentu. Tabel 4.6 Energi yang diterima pipa akibat dropped anchor (J) A Fishing <5 GT 7.70E-07 4 B Fishing 5-0 GT.68E-06 5 C Fishing 0-5 GT.94E D Fishing 5-20 GT.8E E PELRA 64 GT 3.8E Penilaiankonsekuensi akibat dragged anchor Pada perhitungan konsekuensi akibat dragged anchor, jalur pipa diasumsikan terseret oleh jangkar. Energi yang dihitung berdasarkan besarnya impact terhadap pipa, pullover, dan hooking. Pada tabel 4.7 dapat dilihat besar energi yang diterima pipa. Tabel 4.7 Energi yang diterima pipa akibat dragged anchor (KJ) A Fishing <5 GT 2.08E B Fishing 5-0 GT 3.35E C Fishing 0-5 GT 3.88E D Fishing 5-20 GT 3.62E E PELRA 64 GT 7.6E
5 5 Penilaian konsekuensi akibat ship sinking Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan besar energi yang dihasilkan oleh kapal yang tenggelam dan menimpa pipa. Pada tabel 4.8 dapat dilihat besar energi yang diterima oleh pia. Tabel 4.8 Energi yang diterima pipa akibat ship sinking (KJ) A Fishing <5 GT.93E B Fishing 5-0 GT 4.9E C Fishing 0-5 GT 4.85E D Fishing 5-20 GT 4.53E E PELRA 64 GT 9.52E Risk Evaluation Dengan mengetahui hasil perhitungan frekuensi dan konsekuensi akibat dropped anchor, dragged anchor, dan ship sinking dapat diketahui tingkat risiko dengan merepresentasikannya kedalam risk matrix. Risk matrix 5 x 5 yang digunakan sesuai dengan standar DNV-RP-F07. Berikut merupakan risk matrix akibat dropped anchor, dragged anchor, dan ship sinking. Risk matrix akibat dropped anchor ABCDE <0-5 dropped anchor dengan pipa yang berada diatas seabed (trench depth 0 m). Dimana tingkat risiko berada pada level yang dapat diterima (acceptable) pada jenis kapal A,B,C,D, dan E. Risk matrix akibat dragged anchor ABCDE <0-5 dragged anchor dengan pipa yang berada diatas seabed (trench depth 0 m) dan variasi kecepatan kapal 2,4,6,8 knot. Tingkat risiko berada pada level yang dapat diterima (acceptable) untuk jenis kapal A,B,C,D,dan E. depth 0 m). Tingkat risiko berada pada level yang dapat diterima (acceptable) untuk jenis kapal A dan B. Sedangkan kapal dengan jenis C,D,dan E berada pada level ALARP. V. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan selama penelitian, didapatkan kesimpulan sebagai berikut : Lingkup analisis I :. Didapatkan 8 skenario kejadian kebakaran dan ledakan dari hasil pengidentifikasian bahaya yang dimodelkan dengan fire modeling. 2. Bahaya yang diakibatkan gas release dalam bentuk cairan bila terkena sumber panas (jet fire dan pool fire) menimbulkan risiko yang lebih berbahaya. 3. Gas release dari PRV (pressure release valve) tidak memiliki bahaya yang signifikan. Lingkup analisis II :. Risiko akibat pipa kejatuhan jangkar (dropped anchor) berada pada daerah dapat diterima (acceptable) untuk semua jenis kapal. 2. Risiko akibat pipa terseret jangkar (dragged anchor) berada pada daerah dapat diterima (acceptable) untuk semua jenis kapal. 3. Risiko akibat pipa terkena beban kapal tenggelam (ship sinking) untuk jenis kapal A dan B berada pada daerah dapat diterima (acceptable), tetapi untuk jenis kapal C,D,dan E berada pada daerah ALARP. DAFTAR PUSTAKA Det Norske Veritas Risk Assessment OF Pipeline Protection HSE Failure Rate And Event Data For Use Within Risk Assessments. Kent, MW Pipeline Risk Management Manual, Third Edition, Ideas, Techniques, and Resources. Elsevier Inc. OREDA Offshore Reliability Data Hadbook 4 th Edition. Sociental Risk : Initial Briefing to Societal Risk Technical Advisory. HSE Risk matrix akibat ship sinking A B CDE <0-5 ship sinking dengan pipa yang berada diatas seabed (trench
Presentasi Ujian Tugas Akhir. Analisis Risiko Pemuatan LNG Pada FSRU Dan Jalur Pipa Gas Menuju ORF
Presentasi Ujian Tugas Akhir Marine Reliability, Availability, Maintenability & Safety Analisis Risiko Pemuatan LNG Pada FSRU Dan Jalur Pipa Gas Menuju ORF Studi Kasus : FSRU Lampung, Kecamatan Labuhan
Lebih terperinci> A BC <10-5
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Pipa Offshore Berdasarkan risk assessment yang telah dilakukan pada pipa gas offshore milik PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, maka dapat diambil
Lebih terperinciPenilaian Risiko Kebakaran Pada FPSO (Floating Production, Storage, and Offloading)
1 Penilaian Risiko Kebakaran Pada FPSO (Floating Production, Storage, and Offloading) Guntur Rhoma Dony, Trika Pitana, AAB Dinariyana DP Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut
Lebih terperinci(Studi Kasus PT. Samator Gas Gresik) Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Oleh : Niki Nakula Nuri
PENENTUAN SKENARIO DAN ANALISIS RESIKO KEGAGALAN PADA INSTALASI PENYIMPANAN GAS HIDROGEN DENGAN MENGGUNAKAN CHEMICAL PROCESS QUANTITATIVE RISK ANALYSIS (Studi Kasus PT. Samator Gas Gresik) Oleh : Niki
Lebih terperinciANALISIS PENILAIAN RISIKO PADA FLOWLINE JALUR PIPA GAS DARI WELLHEAD MENUJU CENTRAL PROCESSING PLANT. (Studi Kasus : Industri Pengolahan Gas Alam)
ANALISIS PENILAIAN RISIKO PADA FLOWLINE JALUR PIPA GAS DARI WELLHEAD MENUJU CENTRAL PROCESSING PLANT (Studi Kasus : Industri Pengolahan Gas Alam) Doni Rahmawan 1*, Adi Wirawan Husodo 2, dan George Endri
Lebih terperinciKata Kunci Desain dasar, risiko, terminal penerima LNG, Fuzzy
1 Desain Dasar Terminal Penerima LNG Berbasis Risiko dengan Metode Fuzzy Studi Kasus: Terminal Penerima LNG di Celukan Bawang, Bali Simon Robianto Wijaya, M. Badruz Zaman dan Ketut Buda Artana Jurusan
Lebih terperinci(Skenario Pada PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama)
PROGRES TA Teknik K3 Analisis Konsekuensi BLEVE pada Tangki LPG dengan Pendekatan Blast Effect Model, Thermal Radiation Effect Model, dan Fragment Effect Model (Skenario Pada PT. Trans Pasific Petrochemical
Lebih terperinciOleh : Achmad Sebastian Ristianto
IDENTIFIKASI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE HAZOP DAN FTA PADA DISTRIBUSI BAHAN BAKAR MINYAK JENIS PERTAMAX DAN PREMIUM (STUDI KASUS : PT. PERTAMINA (PERSERO) UPMS V SURABAYA) Oleh : Achmad Sebastian Ristianto
Lebih terperinciPENILAIAN RISIKO PIPA BAWAH LAUT OLEH FAKTOR KAPAL MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYESIAN NETWORK
J. Math. and Its Appl. E-ISSN: 2579-8936 P-ISSN: 1829-605X Vol. 14, No. 1, Mei 2017, 61 71 PENILAIAN RISIKO PIPA BAWAH LAUT OLEH FAKTOR KAPAL MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYESIAN NETWORK Firda Puspita Devi
Lebih terperinciKata Kunci: Proses Piling, offshore pipeline, risk assessment, trestle construction, Solid Work, DNV RPF 107.
PENILAIAN RISIKO JALUR PIPA-PIPA GAS OFFSHORE PT. PHE-WMO DAN PT. HESS INDONESIA: STUDI KASUS RISIKO AKIBAT PROSES PILING DAN PEMASANGAN GIRDER PADA PEMBANGUNAN TRESTLE PT. BERLIAN MANYAR SEJAHTERA Moh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga kontak terhadap bahaya menjadi lebih dekat. kegagalan dalam transportasi dan penyimpanan diantaranya kecelakaan truk yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan pengiriman barang seperti barang komiditi, bahan kimia dan bahan berbahaya merupakan salah satu faktor pendukung perekonomian suatu negara. Transportasi barang
Lebih terperinciPenilaian Resiko Pipa Gas Bawah Laut Ujung Pangkah-Gresik Dengan Standard D V RP F107
Penilaian Resiko Pipa Gas Bawah Laut Ujung Pangkah-Gresik Dengan Standard D V RP F07 Ketut Buda Artana Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS, Surabaya Jl. Teknik Sipil Blok J-53 Surabaya 60 Telp.:(03)593350,
Lebih terperinciRisk Based Design Receiving Terminal LNG di Teluk Benoa Bali
Presentasi Tugas Akhir (P3) Risk Based Design Receiving Terminal LNG di Teluk Benoa Bali Oleh : Rendy Maulana 4206 100 003 Pembimbing : Prof Dr. Ketut Buda Artana, ST, MSc M.Sc AAB. Dinariyana DP, ST,
Lebih terperinciAnalisa Risiko dan Langkah Mitigasi pada Offshore Pipeline
JURNAL TEKNIK ITS Vol., No. (Sept. 0) ISSN: 30-97 G-80 Analisa Risiko dan Langkah Mitigasi pada Offshore Pipeline Wahyu Abdullah, Daniel M. Rosyid, dan Wahyudi Citrosiswoyo Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas
Lebih terperinciTugas Akhir (ME )
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp. 01 99 1 ext. 110 Fax. 01 99 77 DISTRIBUSI GAS ALAM CAIR (LNG) DARI KILANG MENUJU FLOATING STORAGE
Lebih terperinciSTUDI HAZOP PADA SISTEM DISTRIBUSI BBM BERBASIS FUZZY LAYER OF PROTECTION ANALYSIS DI INSTALASI SURABAYA GROUP (ISG) PT. PERTAMINA TANJUNG PERAK
STUDI HAZOP PADA SISTEM DISTRIBUSI BBM BERBASIS FUZZY LAYER OF PROTECTION ANALYSIS DI INSTALASI SURABAYA GROUP (ISG) PT. PERTAMINA TANJUNG PERAK Nur Ulfa Hidayatullah, Ali Musyafa Jurusan Teknik Fisika,
Lebih terperinciANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.
ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.PETROKIMIA GRESIK Diajukan Oleh: Septian Hari Pradana 2410100020 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciTugas Akhir (MO )
Company Logo Tugas Akhir (MO 091336) Aplikasi Metode Pipeline Integrity Management System pada Pipa Bawah Laut Maxi Yoel Renda 4306.100.019 Dosen Pembimbing : 1. Prof. Ir. Daniel M. Rosyid, Ph.D. 2. Ir.
Lebih terperinciUJIAN P3 TUGAS AKHIR 20 JULI 2010
UJIAN P3 TUGAS AKHIR 20 JULI 2010 ANALISA RISIKO TERHADAP PIPA GAS BAWAH LAUT KODECO AKIBAT SCOURING SEDIMEN DASAR LAUT OLEH : REZHA RUBBYANTO 4306.100.026 DOSEN PEMBIMBING : 1. Dr. Ir. Wahyudi, M. Sc
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gas alam adalah bahan bakar fosil bentuk gas yang sebagian besar terdiri dari metana (CH4). Pada umumnya tempat penghasil gas alam berlokasi jauh dari daerah dimana
Lebih terperinciHAZOP (Hazard and Operability study)
HAZOP (Hazard and Operability study) 5. Penentuan Risk Ranking Berdasarkan MIL-STD-882D Category Significance Description High Component determining actions Acquisition Executive necessary, incidents,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selat Madura merupakan jalur pelayaran paling padat di wilayah Indonesia timur. Tahun 2010 lalu alur selat Madura dilintasi 30.000 kapal per tahun, sementara pada tahun
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR. Studi Kebutuhan dan Kapasitas CNG Carrier pada Distribusi CNG dari FSRU ke End Costumer dengan Pendekatan Simulasi
SIDANG TUGAS AKHIR Studi Kebutuhan dan Kapasitas CNG Carrier pada Distribusi CNG dari FSRU ke End Costumer dengan Pendekatan Simulasi EKO BUDI FEBRIANTO 2509.100.023 Latar Belakang 27 3 nd th rd Sumber
Lebih terperinciANALISIS POTENSI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE HAZOP DAN FUZZY LAYER OF PROTECTION ANALYSIS PADA DESICCANT DEHYDRATION UNIT DI PT LAPINDO BRANTAS.
ANALISIS POTENSI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE HAZOP DAN FUZZY LAYER OF PROTECTION ANALYSIS PADA DESICCANT DEHYDRATION UNIT DI PT LAPINDO BRANTAS. INC Dony Febriyan 1, Galih Anindita 2, Novi Eka Mayangsari
Lebih terperinciPENDEKATAN NUMERIK KAJIAN RESIKO KEGAGALAN STRUKTUR SUBSEA PIPELINES PADA DAERAH FREE-SPAN
PENDEKATAN NUMERIK KAJIAN RESIKO KEGAGALAN STRUKTUR SUBSEA PIPELINES PADA DAERAH FREE-SPAN Ahmad Syafiul Mujahid 1), Ketut Buda Artana 2, dan Kriyo Sambodo 2) 1) Jurusan Teknik Sistem dan Pengendalian
Lebih terperinciTugas Akhir KL 40Z0 Penilaian Resiko Terhadap Pipa Bawah Laut Dengan Sistem Skoring BAB V PENUTUP
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penilaian resiko dilakukan pada tiap zona yang sudah dispesifikasikan. Peta resiko menggunakan sistem skoring yang diperkenalkan oleh W Kent Muhlbauer dengan bukunya yang berjudul
Lebih terperinciAPLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA HELIPAD FSO: STUDI KASUS FSO KAKAP NATUNA
APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA HELIPAD FSO: STUDI KASUS FSO KAKAP NATUNA JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
Lebih terperinciANALISA RESIKO SOSIAL PADA JALUR PIPA LNG TELUK BENOA BALI
Abstrak ANALISA RESIKO SOSIAL PADA JALUR PIPA LNG TELUK BENOA BALI Nur Hayati*, Ir. Dwi Priyanta M.SE,**, Prof. Dr. Ketut Buda Artana, S.T., M.Sc.** *)Mahasiswa Teknik Sistem Serkapalan. **) Dosen Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menejemen Resiko Manajemen resiko adalah suatu proses komprehensif untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan resiko yang ada dalam suatu kegiatan. Resiko
Lebih terperinciRisk Assessment Tanker LNG dalam Studi Kasus Suplai LNG dari Ladang Tangguh ke Teluk Benoa Bali
Risk Assessment Tanker LNG dalam Studi Kasus Suplai LNG dari Ladang Tangguh ke Teluk Benoa Bali Raditya Hendra Pratama 1), Ketut Buda Artana 2 ), Lahar Baliwangi 2 ) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sistem
Lebih terperinciRISK ASSESSMENT JALUR PIPA GAS OFFSHORE LABUHAN MARINGGAI MUARA BEKASI : STUDI KASUS RISIKO AKIBAT DROPPED ANCHOR, DRAGGED ANCHOR, DAN SINKING VESSELS
RISK ASSESSMENT JALUR PIPA GAS OFFSHORE LABUHAN MARINGGAI MUARA BEKASI : STUDI KASUS RISIKO AKIBAT DROPPED ANCHOR, DRAGGED ANCHOR, DAN SINKING VESSELS Gde Wahyu Utama, Lahar Baliwangi, ST, M.Eng, D.Eng,
Lebih terperinciAnalisis Remaining Life dan Penjadwalan Program Inspeksi pada Pressure Vessel dengan Menggunakan Metode Risk Based Inspection (RBI)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-356 Analisis Remaining Life dan Penjadwalan Program Inspeksi pada Pressure Vessel dengan Menggunakan Metode Risk Based Inspection
Lebih terperinciOleh : Raditya Hendra Pratama
Oleh : Raditya Hendra Pratama 4206 100 018 JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 1 Latar Belakang Bali belum mampu menyuplai tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri migas sebagai industry bergerak dalam produksi minyak bumi atau gas alam memiliki sebuah system dalam distribusi produk mereka setelah diambil dari sumur bor
Lebih terperinciAnalisis Potensi Bahaya Dengan Metode Checklist dan What-If Analysis Pada Saat Commissioning Plant N83 Di PT. Gas Industri
Analisis Potensi Bahaya Dengan Metode Checklist dan What-If Analysis Pada Saat Commissioning Plant N83 Di PT. Gas Industri Adhi Sudrajat 1*, Adhi Setiawan 2, dan Nora Amelia Novitrie 3 1,2,3 Program studi
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Analisis Risk (Resiko) dan Risk Assessment Risk (resiko) tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Sebagai contoh apabila seseorang ingin melakukan suatu kegiatan
Lebih terperinciPenilaian Risiko Pipa Onshore Akibat Cacat Korosi : Studi Kasus Jalur Pipa Gas PT. PHE- WMO
1 Penilaian Risiko Pipa Onshore Akibat Cacat Korosi : Studi Kasus Jalur Pipa Gas PT. PHE- WMO Yohan Syah Tiyasa, A.A.B. Dinariyana D.P dan Ketut Buda Artana Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciDisusun Oleh : Firman Nurrakhmad NRP Pembimbing : Totok Ruki Biyanto, PhD. NIP
Disusun Oleh : Firman Nurrakhmad NRP. 2411 105 002 Pembimbing : Totok Ruki Biyanto, PhD. NIP. 1971070219988021001 LATAR BELAKANG Kegagalan dalam pengoperasian yang berdampak pada lingkungan sekitar Pengoperasian
Lebih terperinciPoliteknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya
Analisis Risiko Kebocoran Gas pada Sistem Perpipaan Recycle Gas Hydrofinishing Plant dengan Menggunakan Metode Quantitative Risk Analysis (QRA) (Studi Kasus : Perusahaan Produksi Pelumas) Afra Anindyta
Lebih terperinciKata Kunci Risk Management, boiler, HAZOP, emergency response plan, SIL
1 ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.PETROKIMIA GRESIK Septian Hari Pradana, Ronny Dwi Noriyati, Ali Musyafa Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan salah satu perusahaan dibawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang transportasi
Lebih terperinciANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU Zulkifli A. Yusuf Dosen Program Studi Teknik Sistem
Lebih terperinciKONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040
KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040 Ana Rossika (15413034) Nayaka Angger (15413085) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS RESIKO PADA PIPELINE OIL DAN GAS DENGAN METODE RISK ASSESMENT KENT MUHLBAUER DAN RISK BASED INSPECTION API REKOMENDASI 581
SIDANG TUGAS AKHIR - RL 1585 JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS STUDI ANALISIS RESIKO PADA PIPELINE OIL DAN GAS DENGAN METODE RISK ASSESMENT KENT MUHLBAUER DAN RISK BASED INSPECTION API REKOMENDASI
Lebih terperinciMahasiswa Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK
Studi Pengambilan Keputusan Dalam Pipeline Integrity Management Systems Pada Offshore Pipeline Pertamina Hulu Energy Offshore North West Java (PHE-ONWJ) (Ngurah Gede Santha Dharma 1), Daniel M.Rosyid 2),
Lebih terperinciPENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa?
PENDAHULUAN Korosi yang menyerang sebuah pipa akan berbeda kedalaman dan ukurannya Jarak antara korosi satu dengan yang lain juga akan mempengaruhi kondisi pipa. Dibutuhkan analisa lebih lanjut mengenai
Lebih terperinciANALISIS RISER INTERFERENCE KONFIGURASI STEEL CATENARY RISER AKIBAT PENGARUH GELOMBANG ACAK
ANALISIS RISER INTERFERENCE KONFIGURASI STEEL CATENARY RISER AKIBAT PENGARUH GELOMBANG ACAK Muhammad Aldi Wicaksono 1) Pembimbing : Krisnaldi Idris, Ph.D 2) Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik
Lebih terperinciANALISA RISIKO KEBAKARAN PROSES GAS LIQUEFACTION PADA FLNG
TESIS - ME 142516 ANALISA RISIKO KEBAKARAN PROSES GAS LIQUEFACTION PADA FLNG MUNIR M 4113 204 006 DOSEN PEMBIMBING: Prof. Dr. Ketut Buda Artana., ST., M.Sc. A.A.B. Dinariyana., ST., MES., Ph. D. PROGRAM
Lebih terperinciANALISIS MID-POINT TIE-IN PADA PIPA BAWAH LAUT
ANALISIS MID-POINT TIE-IN PADA PIPA BAWAH LAUT Mulyadi Maslan Hamzah (mmhamzah@gmail.com) Program Studi Magister Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Jl Ganesha
Lebih terperinciSIDANG P3 TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK KELAUTAN 28 JANUARI 2010
SIDANG P3 TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK KELAUTAN 28 JANUARI 2010 Analisa Resiko pada Reducer Pipeline Akibat Internal Corrosion dengan Metode RBI (Risk Based Inspection) Oleh: Zulfikar A. H. Lubis 4305 100
Lebih terperinciANALISA BAHAYA KEBAKARAN DAN LEDAKAN PADA STORAGE TANK BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) JENIS PREMIUM DENGAN METODE DOW S FIRE AND EXPLOSION INDEX
ANALISA BAHAYA KEBAKARAN DAN LEDAKAN PADA STORAGE TANK BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) JENIS PREMIUM DENGAN METODE DOW S FIRE AND EXPLOSION INDEX (Studi Kasus :PT. PERTAMINA (persero) UPMS V, SURABAYA) Oleh :
Lebih terperinciANALISIS PROFIL RISIKO KAPAL TANKER PADA DAERAH PELAYARAN TERBATAS
PRESENTASI UJIAN TUGAS AKHIR MARINE RELIABILITY, AVAILABILITY, MAINTENABILITY & SAFETY ANALISIS PROFIL RISIKO KAPAL TANKER PADA DAERAH PELAYARAN TERBATAS HARRY 4209100015 Marine Reliability and Safety
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG BAB
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA). Sebagian besar dari wilayah kepulauan Indonesia memiliki banyak cadangan minyak bumi dan
Lebih terperinciOPTIMISASI SISTEM RANTAI SUPLAI LNG UNTUK KEBUTUHAN GAS DI PULAU JAWA DAN SUMATERA
OPTIMISASI SISTEM RANTAI SUPLAI LNG UNTUK KEBUTUHAN GAS DI PULAU JAWA DAN SUMATERA Yuswan Muharam 1,Ratna Dewi Verinasari 2 Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus Baru
Lebih terperinciAnalisis Sloshing 2D pada Dinding Tangki Tipe Membran Kapal LNG Akibat Gerakan Rolling di Gelombang Regular
G8 Analisis Sloshing 2D pada Dinding Tangki Tipe Membran Kapal LNG Akibat Gerakan Rolling di Gelombang Regular Ericson Estrada Sipayung, I Ketut Suastika, Aries Sulisetyono Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) MATERIAL UNTUK KAPAL. Budiawan Program Magister Bidang Keahlian Teknik Produksi
PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) MATERIAL UNTUK MEMINIMALKAN RISIKO PADA GALANGAN KAPAL Budiawan Program Magister Bidang Keahlian Teknik Produksi dan Material Kelautan, ITS Surabaya Mei 2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Pada lingkungan industri modern saat ini, kegagalan sistem (failure) akibat korosi adalah hal yang tidak ditolerir, terutama ketika hal tersebut melibatkan penghentian
Lebih terperinciPenilaian Risiko Sosial dan Analisis Geoteknik Terhadap Jalur Pipa LPG Semarang
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-32 Penilaian Risiko Sosial dan Analisis Geoteknik Terhadap Jalur Pipa LPG Semarang Iqba Nurul Rikayanti 1, A.A.B. Dinariyana
Lebih terperinciAPLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA BOATLANDING FSO: STUDI KASUS FSO MT LENTERA BANGSA
APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA BOATLANDING FSO: STUDI KASUS FSO MT LENTERA BANGSA JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI
Lebih terperinciPENILAIAN RISIKO SOSIAL PADA KAPAL PENUMPANG SAAT MELAKUKAN PENGISIAN BAHAN BAKAR LNG
SKRIPSI ME 141501 PENILAIAN RISIKO SOSIAL PADA KAPAL PENUMPANG SAAT MELAKUKAN PENGISIAN BAHAN BAKAR LNG STALLINE PANGESTU NRP 4213 100 084 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ketut Buda Artana, S.T.,M. Sc. Dr.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI BAYESIAN NETWORK UNTUK PERHITUNGAN PROBABILITAS PADA PENILAIAN RISIKO PIPA BAWAH LAUT OLEH FAKTOR KAPAL
TUGAS AKHIR SM141501 IMPLEMENTASI BAYESIAN NETWORK UNTUK PERHITUNGAN PROBABILITAS PADA PENILAIAN RISIKO PIPA BAWAH LAUT OLEH FAKTOR KAPAL FIRDA PUSPITA DEVI NRP 1212 100 090 Dosen Pembimbing Dr. Imam Mukhlash,
Lebih terperinciSistem Offloading Antara FPSO dan Tanker
Sistem Offloading Antara FPSO dan Tanker Aditya Hasmi Nurreza 4312100075 1. PENDAHULUAN Floating Production Storage & Offloading (FPSO) didefinisikan sebagai kapal apung yang digunakan oleh industri lepas
Lebih terperinciPT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Keterbukaan Informasi: PGN dan Hoegh-Rekind Tandatangani Kontrak LO&M dan EPCIC Medan LNG FSRF
No Surat/Pengumuman Nama Perusahaan Kode Emiten Lampiran 2 002200.S/HI.01/SPER/2012 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS Tanggal dan Jam 26 Jan 2012 14:46:26 Perihal Keterbukaan Informasi Yang Perlu
Lebih terperinciLOGO PERBANDINGAN ANALISA FREE SPAN MENGGUNAKAN DNV RP F-105 FREESPANING PIPELINE DENGAN DNV 1981 RULE FOR SUBMARINE PIPELINE
PERBANDINGAN ANALISA FREE SPAN MENGGUNAKAN DNV RP F-105 FREESPANING PIPELINE DENGAN DNV 1981 RULE FOR SUBMARINE PIPELINE DIAN FEBRIAN 4309 100 034 JURUSAN TEKNIK KELAUTAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT
Lebih terperinciANALISIS RISIKO KEBAKARAN PADA UNIT TANGKI CRUDE OIL T-01 STASIUN PENGUMPUL TAMBUN PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD TAMBUN TAHUN 2013
ANALISIS RISIKO KEBAKARAN PADA UNIT TANGKI CRUDE OIL T-01 STASIUN PENGUMPUL TAMBUN PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD TAMBUN TAHUN 2013 Budy Nofrianto*, Chandra Satrya** Abstract Fire risk analysis on crude
Lebih terperinciAnalisa Resiko Tubrukan Kapal Tanker Secara Dinamik Pada Alur. Menggunakan Traffic Based Model. Oleh: Andrew Pradana Putra
Analisa Resiko Tubrukan Kapal Tanker Secara Dinamik Pada Alur Pelayaran Selat Madura Dengan Menggunakan Traffic Based Model Oleh: Andrew Pradana Putra 4208 100 002 Latar Belakang Selat Madura merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disaster Management Disaster Management adalah sekumpulan kebijakan dan keputusan-keputusan administratif dan aktivitas-aktivitas operasional yang berhubungan dengan berbagai
Lebih terperinciANALISA PROTEKSI KATODIK DENGAN MENGGUNAKAN ANODA TUMBAL PADA PIPA GAS BAWAH TANAH PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR DARI STASIUN KOMPRESSOR GAS KE KALTIM-2
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 ANALISA PROTEKSI KATODIK DENGAN MENGGUNAKAN ANODA TUMBAL PADA PIPA GAS BAWAH TANAH PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR DARI STASIUN
Lebih terperinciBAB IV Pengaruh Parameter Desain, Kondisi Operasi dan Pihak Ketiga
BAB IV Pengaruh Parameter Desain, Kondisi Operasi dan Pihak Ketiga Pada bab ini dianalisis pengaruh dari variasi parameter kondisi pipeline terhadap kategori resiko pipeline. Dengan berbagai macam parameter
Lebih terperinciHIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)
HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT. Hazard Identification Pengalaman menunjukkan
Lebih terperinciTugas Akhir KL 40Z0 Penilaian Resiko Terhadap Pipa Bawah Laut Dengan Sistem Skoring BAB III METODOLOGI
BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi Umum Tujuan utama dari studi ini adalah menentukan kedalaman penguburan pipa (jika ada) agar resiko pada pipa dapat memenuhi standard internasional. Ada banyak metodologi
Lebih terperinciFakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih Sukolilo-Surabaya
PENILAIAN RESIKO UNBURIED SUBSEA PIPELINE TERHADAP TRAWL GEAR DENGAN KONDISI HOOKING Oridian Popang (1), Handayanu (2), Mukhtasor (3) 1 Mahasiswa Teknik Kelautan, 2,3 Staf Pengajar Teknik Kelautan Fakultas
Lebih terperinciPenilaian Risiko Menggunakan Metode SWEHI (Safety Weighted Hazard Index) Pada Unit Gas Station PT. Indonesia Power UP Perak Grati
Penilaian Risiko Menggunakan Metode SWEHI (Safety Weighted Hazard Index) Pada Unit Gas Station PT. Indonesia Power UP Perak Grati Fendi Ilham Firmansyah 1*, Agung Nugroho 2, Mey Rohma Dhani 3 1,2,3 Program
Lebih terperinciQuantitative Risk Analysis Kebocoran Hidrogen pada Hydrogent Plant
Quantitative Risk Analysis Kebocoran Hidrogen pada Hydrogent Plant Dian Nur Hanifah *1, Agung Nugroho 2, dan Adhi Setiawan 3 1, 2, 3 Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik
Lebih terperinciEVALUASI KESELAMATAN PADA BOILER FUEL DENGAN METODE LAYERS OF PROTECTION ANALYSIS (LOPA) STUDI KASUS : PT. IPMOMI
EVALUASI KESELAMATAN PADA BOILER FUEL DENGAN METODE LAYERS OF PROTECTION ANALYSIS (LOPA) STUDI KASUS : PT. IPMOMI Aswin Kurniawan Pradana 1*, Novi Eka Mayangsari 2, Aulia Nadia Rachmat 3 Program Studi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA Aan Zainal M 1), Udisubakti Ciptomulyono 2) dan I K Gunarta 3) 1) Program Studi Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciDesain Fasilitas Penerima LNG berdasarkan NFPA 59A Studi Kasus PLTG Gilimanuk, PLTG Pemaron, dan PLTG Pesanggaran
Desain Fasilitas Penerima LNG berdasarkan NFPA 59A Studi Kasus PLTG Gilimanuk, PLTG Pemaron, dan PLTG Pesanggaran DAFTAR ISI Pendahuluan Metodologi Analisa dan Pembahasan PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan
Lebih terperinciKajian Perencanaan Gas Handling System dan Transportation System: Studi Kasus Distribusi di Bali
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-253 Kajian Perencanaan Gas Handling System dan Transportation System: Studi Kasus Distribusi di Bali Muhammad Adam Iqro, A.A.B Dinariyana D.P,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa dekade terakhir manusia mulai berpikir untuk memperoleh sumber energi baru sebagai pengganti sumber energi yang banyak dikenal dan digunakan,
Lebih terperinciC I N I A. Kajian Traffic Separation Scheme di Wilayah Perairan Teluk Bintuni. Abstrak
C I N I A The 2 nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016) Kajian Traffic Separation Scheme di Wilayah Perairan Teluk Bintuni Yeyes Mulyadi1, Taufik Fajar Nugroho2, Kriyo Sambodho1
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo
B117 Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo Raditya Satrio Wibowo dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciTeknik Identifikasi Bahaya Menggunakan Metode HAZOP (Hazard and Operability Study)
Teknik Identifikasi Bahaya Menggunakan Metode HAZOP (Hazard and Operability Study) Olivia marie Caesaria Kesualiya 6512040039 Syaifal Hijazi 6512040045 Adita Hanggara P 6512040059 K3 3B Definisi : Menurut
Lebih terperinciIdentifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy
Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy di Industri Kapal Andri Kurniawan 1, Mardi Santoso 2, Mey Rohma Dhani 1 1 Program Studi Teknik
Lebih terperinciCONSEQUENCES ANALYSIS OF LNG TERMINAL IN BENOA BAY BALI
CONSEQUENCES ANALYSIS OF LNG TERMINAL IN BENOA BAY BALI Nurul Afifah 1, Ketut Buda A 2, AAB Dinariyana 3 Department of Marine Enginnering, Tenth of November Institute of Technology, Surabaya afifahrachim@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB 7 PENUTUP. Universitas Indonesia
90 BAB 7 PENUTUP 7.1 Kesimpulan Variabel yang dapat memicu ledakan pada pipa gas hidrogen adalah karakteristik atau sifat bahan hidrogen yang sangat mudah terbakar (higly flammable), sifat bahan material
Lebih terperinciQUANTITATIVE RISK ASSESSMENT UNTUK EQUIPMENT DALAM GAS PROCESSING UNIT DI TOPSIDE OFFSHORE PLATFORM
QUANTITATIVE RISK ASSESSMENT UNTUK EQUIPMENT DALAM GAS PROCESSING UNIT DI TOPSIDE OFFSHORE PLATFORM TUGAS SARJANA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh Reza Hadyansyah
Lebih terperinciJumlah Anoda (N) Tahanan Kabel (R2) Tahanan Total (Rt) = Ic / Io = 21,62 / 7 = 3,1. R2 = R1 + α (T2 T1) = 0, ,00393 (30-24) = 0,02426 ohm/m
Jumlah Anoda (N) N = Ic / Io = 21,62 / 7 = 3,1 Tahanan Kabel (R2) R2 = R1 + α (T2 T1) = 0,00068 + 0,00393 (30-24) = 0,02426 ohm/m Tahanan Total (Rt) Rt = Tahanan Anoda Rectifier + Tahanan Anoda = 1,02
Lebih terperinci2.5 Persamaan Aliran Untuk Analisa Satu Dimensi Persamaan Kontinuitas Persamaan Energi Formula Headloss...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN TUGAS SARJANA...ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS....iii HALAMAN PENGESAHAN.... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.....v HALAMAN PERSEMBAHAN....vi ABSTRAK...
Lebih terperincinamun metode ini hanya dapat membekali operator kapal yang merupakan subyek langsung dari kecelakaan kapal.
BAB I. PENDAHULUAN Proses terbitnya peraturan-peraturan internasional dalam penanggulangan bencana di laut boleh dikatakan sudah sangat reaktif terhadap pengalaman terjadinya beberapa bencana laut dan
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perser
No.188, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Pemanfaatan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN GAS BUMI UNTUK
Lebih terperinciPROPOSAL TUGAS AKHIR (LK 1347)
PROPOSAL TUGAS AKHIR (LK 1347) Fm : 01 I. RINGKASAN 1. PENGUSUL a. Nama : Kusuma Satya Perdana b. NRP : 4103 100 031 c. Semester / Tahun Ajaran : Genap, 2008 / 2009 d. Semester yg ditempuh : 12 (Dua Belas)
Lebih terperinciAnalisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-153 Analisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique Henki Projo Wicaksono,
Lebih terperinciBAB. 1.1 Umum ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Umum Minyak bumi, gas alam, logam merupakan beberapa contoh sumberdaya mineral yang sangat penting dan dibutuhkan bagi manusia. Dan seperti yang kita ketahui, negara Indonesia merupakan
Lebih terperinciANALISIS KEKUATAN PIPA BAWAH LAUT TERHADAP KEMUNGKINAN KECELAKAAN AKIBAT TARIKAN JANGKAR KAPAL
1 ANALISIS KEKUATAN PIPA BAWAH LAUT TERHADAP KEMUNGKINAN KECELAKAAN AKIBAT TARIKAN JANGKAR KAPAL Muhammad R. Prasetyo, Wisnu Wardhana, Handayanu Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut
Lebih terperinciANALISA DESAIN SISTEM SS IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) PADA OFFSHORE PIPELINE MILIK JOB PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA
ANALISA DESAIN SISTEM SS IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) PADA OFFSHORE PIPELINE MILIK JOB PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA OLEH : Rizky Ayu Trisnaningtyas 4306100092 DOSEN PEMBIMBING : 1. Ir.
Lebih terperinciJUDUL: RISK ASSESSMENT OFFLOADING KAPAL FLNG KE KAPAL SHUTTLE TANKER
TESIS ME 142516 JUDUL: RISK ASSESSMENT OFFLOADING KAPAL FLNG KE KAPAL SHUTTLE TANKER OLEH : MUHAMAD AMRIL IDRUS 4113204001 DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. KETUT BUDA ARTANA, ST., M.Sc A.A.B DINARIYANA D.P,
Lebih terperinci(Badan Geologi Kementrian ESDM, 2010)
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) adalah sebuah power generator yang menggunakan panas bumi (geothermal) sebagai sumber energi penggeraknya. Indonesia dikaruniai
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO K3 PERTEMUAN 3 FIERDANIA YUSVITA KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO K3 PERTEMUAN 3 FIERDANIA YUSVITA KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menguraikan konsep identifikasi potensi bahaya dan
Lebih terperinciPenilaian Risiko dan Penjadwalan Inspeksi pada Pressure Vessel Gas Separation Unit dengan Metode Risk Based Inspection pada CPPG
Penilaian Risiko dan Penjadwalan Inspeksi pada Pressure Vessel Gas Separation Unit dengan Metode Risk Based Inspection pada CPPG Aga Audi Permana 1*, Eko Julianto 2, Adi Wirawan Husodo 3 1 Program Studi
Lebih terperinciAnalisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi
1 Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Muhammad S. Sholikhin, Imam Rochani, dan Yoyok S. Hadiwidodo Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan,
Lebih terperinci